Disusun Oleh :
NAMA : ABDUL AZIS M. BASRI
NIM : 1914010
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik,
adapun makalah ini merupakan tugas mata kuliah Teknik Otomotif. Pada awalnya saat
pengerjaan, penulis belum sangat mengerti bagaimana pembentukancampuran, penyalaan
dan pembakaran pada bunga api. Namun, berkat canggihnya teknologi dan dosen yang
menunjang wawasan kami, kami bisa memahami materi yang di ajarkan dan mampu
menyusun makalah ini.Penulis berharap makalah ini dapat memberikan hal yang
bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis juga.
Penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penyempurnaan
makalah ini.Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, khususnya terima kasih
kepada Bapak Yandri Pakan, S.Pd dosen yang telah membimbing penulis agar dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..…I
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..…..…II
BAB 1……………………………………………………………………………………..1
PENDAHULUAN…………………………………………………………………..……1
1.1 Latar belakang………………………………………………………….……1
BAB 2………………………………………………………………………………..……2
PEMBAHASAN………………………………………………………………………….2
2.1 Tinjauan umum……………………………………………………………2
2.1.1 Siklus ideal………………………………………………………..………2
2.1.2 Siklus Udara Volume Konstan (Siklus Otto)………………………..……3
2.1.3 Siklus Udara Tekanan Konstan (Siklus Diesel)……………………..……5
2.1.4 Siklus Udara Tekanan Terbatas (Siklus Gabungan)…………………...…6
BAB
3……………………………………………………………………………………………..26
PENUTUP………………………………………….……………………………………….……26
3,1 KESIMPULAN………………………………………………...……………………26
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………29
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Motor bakar ialah suatu pesawat tenaga yang dapat mengubah energi panas
menjadienergi mekanik dengan jalan pembakaran bahan bakar. Dalam kehidupan manusia motor
bakarmemiliki peranan sangat penting, hampir setiap orang menikmati manfaat yang dihasilkan
olehmotor bakar.
Pada tahun 1960 seorang Perancis bernama Lenoir berhasil menciptakan mesin gas
bersiklus dua langkah. Mesin tersebut katup isapnya menutup menjelang akhir gerakan torak
darititik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA) dan justru waktu itu diadakan loncatan
bungaapi listrik untuk menyalakan gas dalam silinder. Oleh karena mesin yang bekerja dengan
sistemtanpa kompresi itu ternyata tidak dapat menghasilkan sistem tanpa kompresi itu ternyata
tidakdapat menghasilkan daya dan efisiensi yang tinggi, maka seorang bernama Beau De Rochas
padatahun 1962 berusaha memperbaiki dengan mengadakan Kompresi lebih dulu sebelum
gastersebut dinyalakan. Teori tersebut kemudian menjadi prinsip kerja dengan siklus empat
langkah.Ide ini dituangkan untuk pertama kalanya pada mesin yang dibuat seorang dari Jerman
bernama Nikolas Otto yang dikenal dengan nama motor bensin .
Sejak diperkenalkan pertama kali oleh Rudolf Diesel pada 1892 di Jerman, mesin
dieseltelah mengalami perkembangan yang sangat pesat mulai penggunaan bahan bakar hingga
peningkatan kinerja yang berhubungan dengan teknologi mekanis hingga improvement
power,dan konsumsi bahan bakar agar lebih bersahabat dengan lingkungan. Motor diesel sebagai
sebuahsumber tenaga penggerak memiliki prinsip yang hampir sama dengan motor bensin
( gasoline engine) dimana energi dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar, Ada beberapa
perbedaan utama antara karakteristik mesin bensin dan mesin diesel. Mesin diesel menggunakan
prinsip auto-ignition (terbakar sendiri). Sedangkan mesin bensin menggunakan prinsip spark-
ignition (pembakaran yang dipicu oleh percikan api pada busi). Oleh karenanya motor diesel
sering juga disebut dengan ”compression ignition engine”. Agar dapat mencapai suhu dan
tekanan pembakaran, tekanan kompresi pada mesin diesel diusahakan mampu mencapai 30-
45kg/cm2,agar temperatur udara yang dikompresikan mencapai 500 derajat celsius, sehingga
bahan bakarmampu terbakar dengan sendirinya tanpa dipicu oleh letikan bunga api dari busi.
Untuk dapat mencapai tekanan dan temperatur yang demikian, pada motor diesel
harusmemiliki perbandingkan kompresi yang lebih tinggi kira-kira mencapai 25:1 dan
membutuhkangaya yang lebih besar untuk memutarnya. Sehingga motor diesel memerlukan alat
pemutarseperti motor starter dan baterai yang berkapasitas besar pula. Disamping itu motor
dieselmemiliki efisiensi panas yang sangat tinggi, hemat konsumsi bahan bakar, memiliki
kecepatanlebih rendah dibanding mesin bensin, getarannya sangat besar dan agak berisik, momen
yangdidapatkan lebih besar, sehingga motor ini umumnya digunakan pada kendaraan
niaga,kendaraan penumpang dan sebagai motor penggerak lainnya
1
BAB II
PEMBAHASAN
Motor bakar torak merupakan salah satu mesin pembangkit tenaga yang
mengubah energi panas (energi termal) menjadi energi mekanik melalui proses
pembakaran yang terjadi dalam ruang bakar sehingga menghasilkan energi
mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi
poros engkol yang untuk selanjutnya di teruskan ke sistem transmisi roda gigi
kemudian di teruskan ke roda penggerak sehingga kendaraan dapat berjalan.
Menurut siklus kerja ideal, motor bakar torak terbagi menjadi tiga yakni
motor bensin (otto) atau yang lebih umum spark ignition engines (SIE), motor
diesel atau yang lebih umum compression ignition engines (CIE), dan siklus
gabungan. Sedangkan menurut langkah yang di tempuh dalam menghasilkan
tenaga, maka motor bakar torak terbagi menjadi motor bakar dua langkah (two
strokes engines) dan motor bakar empat langkah (four strokes engines).
[Arismunandar, Wiranto, 1988]. Salah satu yang membedakan antara motor bensin dan
motor diesel adalah bahan bakarnya, motor bensin seperti halnya namanya menggunakan
bensin (premium) sebagai bahan bakarnya, sedangkan motor diesel menggunakan bahan
bakar solar.selain pada motor bensin terdapa karburator dan busi,sebelum masuk ke
dalam silinder, bensin di campur udara pada karburator, jadi karburator adalah untuk
mengkondisikan (mengkabutkam) campuran bensiin dan udara agar bisa terbakar dalam
ruang bakar. Untuk selanjutnya campuran tersebut akan terbak. dalam ruang bakar
melalui percikan api dari busi (ignition spark). [Arismunandar, Wiranto, 1988].
Proses termodinamika dan kimia yang terjadi dalam motor bakar torak
amat komplek untuk dianalisa menurut teori. Pada umumnya untuk menganalisa
motor bakar torak dipergunakan siklus udara sebagai siklus yang ideal. Siklus
2
udara menggunakan beberapa keadaan yang sama dengan siklus sebenarnya
dalam hal sebagai berikut : [Arismunandar, Wiranto, 1988].
a. Urutan proses.
b. Perbandingan kompresi
c. Pemilihan temperature dan tekanan pada suatu keadaan.
qm
4
Tekanan, p
qk
0 1
A volume spesifik, v B
1. Langkah 0 – 1 adalah langkah hisap, yang terjadi pada tekanan (P) konstan.
η 1
1 ................................................................. (2.1)
th
ε k 1
Dimana :
Vs = Volume sisa
4
2.1.3 Siklus Udara Tekanan Konstan (Siklus Diesel)
Siklus tekanan konstan ini merupakan siklus motor bakar torak yang
terjadi ketika pemasukan dan pengeluaran kalor terjadi pada kondisi tekanan
konstan. Siklus ini terjadi pada jenis motor diesel. Siklus seperti yang terdapat
digambar 2.2 merupakan siklus yang ideal.
qm
2 3
Tekanan, p
4
qk
0
1
A volume spesifik, v B
5
Adapun effisiensi termal dari siklus ini adalah : [ Petrovsky, N ]
1 ρk 1
ηi 1 .............................................................. (2.3)
ε k 1 kρ
1
ρ
V3 ................................................................................ (2.4)
V2
Siklus ini terjadi apabila pemasukan kalor pada suatu siklus dilaksanakan
baik pada volume konstan maupun pada tekanan konstan. Pada gambar 2.3 terlihat
qm2
3a 3
qm1
2
Tekanan, p
4
qk
0
1
A volume spesifik, v B
bahwa proses pemasukan kalor terjadi selama proses (2-3a) dan (3a-3).
6
2.2. SIKLUS AKTUAL MOTOR BENSIN
Silkus udara volume konstan atau siklus otto adalah proses yang ideal.
Dalam kenyataannya baik siklus volume konstan, siklus tekanan konstan dan
siklus gabungan tidak mungkin dilaksanakan, karena dadanya beberapa hal
sebagai berikut : [Arismunandar, Wiranto, 1988]
1. Fluida kerja bukanlah udara yang bisa dianggap sebagai gas ideal, karena
fluida kerja disini adalah campuran bahan bakar (premium) dan udara,
sehingga tentu saja sifatnya pun berbeda dengan sifat gas ideal.
2. Kebocoran fluida kerja pada katup (valve), baik katup masuk maupun katup
buang, juga kebocoran pada piston dan dinding silinder, yang menyebabkan
tidak optimalnya proses.
3. Baik katup masuk maupun katup buang tidak dibuka dan ditutup tepat pada
saat piston berada pada posisi TMA dan atau TMB, karena pertimbangan
dinamika mekanisme katup dan kelembaman fluida kerja. Kerugian ini
dapat diperkecil bila saat pembukaan dan penutupan katup disesuaikan
dengan besarnya beban dan kecepatan torak.
4. Pada motor bakar torak yang sebenarnya, pada saat torak di TMA tidak
terdapat proses pemasukan kalor seperti pada siklus udara. Kenaikan
tekanan dan temperature fluida kerja disebabkan oleh proses pembakaran
campuran udara dan bahan bakar dalam silinder.
5. Proses pembakaran memerlukan waktu untuk perambatan nyala apinya,
akibatnya proses pembakaran berlangsung pada kondisi volume ruang yang
berubah – ubah sesuai gerakan piston. Dengan demikian proses
pembakaran harus dimulai beberapa derajat sudut engkol sebelum torak mencapai
TMA dan berakhir beberapa derajat sudut engkol sesudah TMA menuju TMB.
Jadi proses pembakaran tidak dapat berlangsung pada volume atau tekanan yang
konstan.
6. Terdapat kerugian akibat perpindahan kalor dari fluida kerja ke fluida
pendingin, misalnya oli, terutama saat proses kompresi, ekspansi dan dan
waktu gas buang meninggalkan silinder.
7. Adanya kerugian energi akibat adanya gesekan antara fluida kerja dengan
dinding silinder dan mesin.
8. Terdapat kerugian energi kalor yang dibawa oleh gas buang dari dalam
silinder ke atmosfer sekitarnya.
7
Langkah kerja
Langkah kompresi
Volume
Motor bakar torak 4 langkah adalah jenis motor bakar yang menyelesaikan
satu siklusnya dengan 4 gerakan translasi piston (4kali 180 gerakan poros
engkol) atau dengan kata lain dalam menghasilkan tenaga memerlukan dua kali
putaran poros engkol (2 kali 360).
Inlet
Exhaust Inlet Exhaust Inlet Exhaust Inlet Exhaust
TC Vc
Vt Vd
BC
8
Adapun siklus kerja motor bensin empat langkah, seperti terlihat pada gambar 2.5
adalah sebagai berikut : [Heywood, John B, 1989]
1. Langkah Hisap
Saat langkah hisap, piston bergerak dari TMA ke TMB. Katup masuk (hisap)
terbuka dan katup buang tertupup, sehingga campuran bahan bakar dan udara
dari karburator akan masuk silinder.
2. Langkah Kompresi
Langkah ini adalah gerak piston dari TMB menuju TMA. Saat pergerakan ini
baik katup masuk maupun katup buang pada kondisi tertutup. Akibat
kompresi ini terjadi kenaikan tekanan dan temperature silinder. Pada sekitar
7 - 10 sebelum TMA maka campuran bahan bakar dan udara yang telah
dimampatkan ini akibat dinyalakan oleh percikan api dari busi, sehingga
terjadilah pembakaran. Proses pembakaran ini berlangsung sampai 7 - 10
setelah TMA. Sehingga proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara
ini berlangsung kurang lebih selama 20 putaran poros engkol.
3. Langkah Ekspansi
4. Langkah Buang
9
keluar dari silinder menuju ke saluran gas buang (knalpot).Setelah sampai TMA
maka siklus akan dimulai lagi dari langkah hisap dan seterusnya.
Untuk memperoleh tenaga hanya diperlukan dua langkah piston atau satu
kali putaran poros engkol. Tidak terdapat katup seperti pada mesin empat langkah.
Sistem pemasukan campuran bahan bakar dan udara ke dalam silinder melalui
lubang yang terdapat pada sisi silinder, begitu juga pada sistem pengeluaran gas
sisa pembakaran. Siklus motor bakar dua langkah seperti terlihat pad gambar 2.6
adalah sebagai berikut :
Spark plug
(or fuel injektor)
Exhaust ports
Intake
ports
Reed valve
Compression
Combustion, Exhaust Scavenging
Ports closed expansion Intake port Intake
Air inducted Ports closed closed
into crankcase
Ports open
Reed valve shut
10
1. Langkah Kompresi
2. Langkah Ekspansi
Gas sisa pembakaran menekan piston sehingga akan bergerak kearah TMB,
lubang pembuangan yang relative lebih dekat dengan TMA akan terbuka
menyusul lubang pemasukan juga terbuka. Ketika lubang pembuangan terbuka
maka gas sisa pembakaran akan meuju saluran buang (knalpot), dan ketika lubang
pemasukan terbuka maka campuran bahan bakar dan udara dari crank case akan
masuk silinder. Setelah sampai TMB maka proses (siklus) akan berulang.
Pada siklus mesin dua tak ini, proses pembakaran tidak bisa berlangsung
relative sempurna seperti pada motor empat langkah, karena pada saat piston
menekan campuran bahan bakar dan udara untuk proses pembakaran, saat itulah
sebenarnya campuran tersebut telah tercampur juga dengan gas sisa pembakaran
sebelumnya yang belum sempat keluar lewat lubang pembuangan. Begitu juga
pada saat ekspansi, ketika pembuangan gas sisa pembakaran melalui luba
pembuangan, maka campuran bahan bakar dan udara yang baru masuk silinder
sebagian akan ikut keluar lewat lubang pembuangan tersebut bersama gas sisa
pembakaran.
Kecepatan mesin (engine speed) adalah kecepatan putar dari poros engkol,
yang dinyatakan dengan putaran per menit. Frekuensi mesin (engine freguency)
juga menunjukkan besarnya putaran poros engkol,namun dalam radian perdetik
(radian per second)
11
2.2.4 Kecepatan Putaran Mesin
Kecepatan mesin (engine speed) adalah kecepatan putar dari poros engkol,
yang dinyatakan dengan putaran per menit. Frekuensi mesin (engine freguency)
juga menunjukkan besarnya putaran poros engkol, namun dalam radian per detik
(radian per second).
2.2.5 Daya
Daya yang dihasilkan pada motor bakar besarnya selalu tidak konstan.
Besarnya daya yang dihasilkan salah satunya tergantung pada tinggi rendahnya
putaran mesin. Semalin tinggi putaran mesin maka daya yang dihasilkannya pun
akan bertambah besar, namun putaran tertentu (putaran maksimum) daya akan
mencapai maksimum, dan setelah itu besarnya daya yang dihasilkan akan
menurun.Adapun daya mekanis yang dihasilkan motor adalah: [Petrovsky, N ]
Pi .Vd .n.i
N hp .......................................................................... (2.5)
i
0,45.Z
12
n = Putaran poros engkol (rpm)
i = Jumlah silinder
Z = Perbandingan langkah siklus, untuk mesin dua langkah = 1,
dan untuk mesin empat langkah = 2
Pm.Vd .n.i
Nm hp ....................................................................... (2.6)
0,45.Z
Pc .Vd .n.i
Nb hp(2.7)
0,45.Z
Efisiensi Mekanik
Nb = Ni – Nm
N Nm
η i x100% ........................................................................ (2.8)
m
N
i
Sehingga :
Nb
η x100% ........................................................................ (2.9)
m
N
i
13
menentukan besarnya daya yang dihasilkan oleh sebuah motor bakar, keluaran
motor bakar dihubungkan dengan suatu penyerap daya, dimana pada penelitian
ini digunakan Sistem Prony Breake sebagai penyerap daya roda belakang sepeda
motor.
Prinsip kerja dari prony breake adalah pengereman pada poros output mesin.
Torsi yang bekerja pada rem prony adalah hasil kali besar gaya yang dipakai
untuk menekan dengan panjang lengan dari poros mesin sampai ke tempat
gaya bekerja.
Brake block
Rotating wheel
connected to driver
Force sensor Strap
14
Rem Air (Water Brake)
Prinsip Kerja dari rem air adalah membuang energi buangan melalui gesekan
fluida antara roda dayung yang terpasang pada bagian dalam suatu ruangan
yang berisi air. Ruang tersebut terpasang bebas diatas bantalan sehingga torsi
yang bekerja padanya dapat diukur dengan lengan momen seperti yang
digunakan pada prony breake.
Test Bench
Prinsip kerja dari test bench adalah roda penggerak dari kendaraan diletakkan
diatas suatu silinder. Kemudian mesin dijalankan sehingga roda penggerak
berputar. Roda penggerak akan memutar silinder yang ada dibawahnya dan
menggerakkan silinder beban.
Disebut roda traksi apabila pada roda bekerja gaya traksi (gaya dorong),
seperti nampak pada gambar 2.8 dibawah ini. Gaya dorong ini diperoleh dari
putaran engine yang ditransmisikan keroda penggerak.
Rotation
Torque
W W
P
r r
F1Yi0 F1iY0 P
Prony breake merupakan suatu alat uji torsi dan daya, dimana prinsip
kerjanya adalah dengan melawan torsi yang dihasilkan dengan suatu gaya
pengereman. Besarnya gaya pengereman diukur dengan menambahkan suatu
lengan ayun, kemudian gaya pada ujung lengan ayun diukur dengan timbangan.
15
Besarnya torsi didapat dari mengalikan gaya pengereman dengan panjang lengan
ayun.
Apabila suatu benda berotasi terhadap sumbu tetap, maka semua titik
terkecuali titik yang terdapat pada sumbu tersebut akan bergerak pada lingkaran
konsentris terhadap sumbu terebut akan bergerak pada lingkaran konsentris
terhadapap sumbu tersebut. Adapun kecepatan linier dari titik yang berada sejauh
r dari sumbu merupakan perkalian antara kecepatan sudut () dan jarak (r). Atau
dengan persamaan dapat ditulis : [Sears, Francis W, Mark W Zemansky, 1994]
V = . r , atau
v
ω ............................................................................... (2.10)
r
16
Momen inersia suatu benda menunjukkan daya tahan terhadap percepatan
rotasional benda tersebut. Apabila ada suatu elemen massa dm yang memiliki
percepatan tangensial pada jejak rotasional r, maka menurut hukum Newton II
gaya yang terjadi adalah rdm, momen pada sumbu adalah r2dm, maka jumlah
momen untuk semua elemen adalah r2 dm. Karena untuk semua elemen
adalah sama maka dapat dikeluarkan dari integral, dan integral yang tersisa
disebut momen inersia massa (I). [Sears, Francis W, Mark W Zemansky, 1994]
I = r2 dm....................................................................................(2.12)
Untuk suatu silinder berongga dengan panjang I, radius dalam ri, radius
luar ro dan rapat massa , maka : [Sears, Francis W, Mark W Zemansky, 1994]
dm = . dv = . (2r dr) . l
Massa m seluruh silinder adalah hasil kali rapat massa dengan volumnya.
17
Maka :
m = l (r 2o– r 2)i
I 1 m r2 r 2
......................................................................... (2.13)
2 1 0
Untuk silinder pejal, ri = 0 dan jari-jari luar ro = r, maka momen enersianya adalah
........................................................................................
I = ½ m r2 (2.14)
Apabila suatu benda tegar diputar terhadap suatu sumbu tetap, maka resultan gaya
putar (torsi) terhadap sumbu itu sama dengan hasil kali momen inersia masa
benda itu terhadap sumbu dengan percepatan sudut, sehingga :
T= I .
P=F.v
Pada penelitian ini, alat ukur di letakkan di bawah rol beban yang
dihubungkan dengan spoket, sehingga variabel yang didapat dari alat ukur adalah
kecepatan sudut rol beban dan waktu yang diperlukan rol beban dari keadaan
diam hingga mencapai kecepatan konstan, setelah sepeda motor di hidupkan. Dari
kedua variabel di atas dapat dicari percepatan sudut rol beban sehingga dapat di
cari pula torsi rol beban, yaitu dengan mengalikan percepatan sudut rol beban
dengan momen inersia massa rol beban. Sedangkan daya rol beban di dapat
18
dengan mengalikan torsi rol beban dengan kecepatan sudut rol beban saat beban
mencapai kecepatan konstan. [Sears, Francis W, Mark W Zemansky, 1994].
Percepatan sudut rol beban merupakan slope kecepatan sudut rol beban
terhadap waktu. Sedangkan torsi rol beban merupakan hasil perkalian percepatan
sudut rol beban dengan momen inersia massa rol beban , sehingga dapat
dirumuskan :
Untuk jumlah data yang banyak, maka nilai percepatan sudut rol beban dicari
dengan:
X 2
19
dimana : Prb = daya yang diterima rol beban (Watt)
20
2.3.6 Perhitungan Rugi pada Bantalan
Tb.n
Lb ...................................................................................... (2.19)
9550
Tb = F1 . l . rb..................................................................................(2.20)
2 π. μ b .vb.rb
F ............................................................................ (2.21)
I
c
π.db .n......................................................................................
U (2.22)
b
60
21
2.3.7 Perhitungan Rugi Pada Rantai
A π.μ.F v dB i 1.....................................................
. (2.24)
sek
c 2FF . .
zI t i
A = Fc . v........................................................................................(2.25)
75N 4,5.106 xN
Fc ................................................................... (2.26)
v ztn
G .......................................................................................
F x v2 (2.27)
F
g
t c .z.n
v ....................................................................................... (2.28)
6000
dimana : c = Efisiensi rantai
= Koefisien gesek
22
n = Putaran poros (rpm)
Rugi total menyatakan besarnya kerugian yang terjadi pada saat daya
diteruskan dari roda belakang motor sampai ke rol beban. Adapun rugi total
merupakan penjumlahan dari rugi-rugi diatas, sehingga rugi totalnya adalah :
Ltot = Lb + Lc................................................................................. (2.30)
23
Pw Prb Pp Ltot............................................................................................................................. (2.31)
Daya pada roda belakang juga merupakan hasil kali torsi roda belakang dengan
kecepatan sudut roda belakang, sehingga :
Pw Tw .ωw
Pw
T ......................................................................................... (2.32)
w
ωw
24
Sedangkan selisih antara nilai-nilai terukur dengan x dinamakan deviasi () yang
dapat dituliskan sebagai berikut :
δ x i x ........................................................................... (2.34)
N
δ 2
SX Xi i1
.............................................................................. (2.35)
N
_
x x S _ ; atau
X
x x Sx x100% .................................................................................... (2.36)
x
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
26
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.academia.edu/38164223/
Makalah_Motor_Bakar_Karakteristik_Motor_Bakar_docx
2. https://docshare04.docshare.tips/files/22602/226023179.pdf
3. https://www.youtube.com/watch?v=YBTTZBSkOJU
27