Anda di halaman 1dari 19

Makalah Motor Diesel

Syarjio Fajri ( 150102042 )


Teknik Mesin Reg-C

Universitas Muhammadiyah Riau


2019

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘Alamin penulis haturkan sebagai wujud syukur penulis kepada


Al-Khaliq Tuhan Semesta Alam yang memiiki segala ilmu pengetahuan, yang Maha Pengasih
dan lagi Maha Penyanyang. Tidak ada satupun kejadian dan gejala di alam semesta ini yang
dapat terjadi tanpa seizin Allah SWT, termasuk ketika penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Sholawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa perubahan
besar untuk kemajuan ummat. Hakikat penulisan tugas ini adalah ditunjukkan untuk memberi
manfaat untuk masyarakat dengan memberikan sumbangsih terhadap kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, khususnya dengan memperdalam lagi mengenai teknik mesin.

Penulis menyadari bahwa tugas ini tidak sempurna dengan kekurangan dan
keterbatasan yang terdapat didalamnya. Akhirnya penulis hanya berharap tugas ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Pekanbaru, Juni 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ iv
BAB I
MOTOR DIESEL
1.1 Sejarah Motor Diesel .............................................................................................................. 1
1.2 Prinsip Kerja Mesin Diesel ..................................................................................................... 1
1.3 Perbedaan Motor Diesel dan Motor Bensin ............................................................................ 2
BAB II
SISTEM dan KOMPONEN MOTOR DIESEL
2.1 Prinsip Kerja Motor 4 tak ........................................................................................................ 3
2.2 Sistem Ruang Bakar Motor Diesel........................................................................................... 3
2.2.1 Ruang Bakar Kamar Muka ............................................................................................... 4
2.2.2 Ruang Bakar Pusar .......................................................................................................... 4
2.2.3 Ruang Bakar Air Cell ........................................................................................................ 5
2.3 Sisitem Pelumas ...................................................................................................................... 6
2.3.1 Komponen Utama Sisitem Pelumas ................................................................................ 6
2.3.2 Pelumasan pada Komponen-Komponen Mesin ............................................................. 7
2.4 Komponen-komponen Mesin Diesel....................................................................................... 9
BAB III
TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
3.1 Common Rail Direcrt Injection .............................................................................................. 12
3.2 Turbocharged ........................................................................................................................ 13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Saran ..................................................................................................................................... 14


DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Perbedaan Utama Mesin Diesel dan Mesin Bensin ................................................. 2


Gambar 2: Prinsip Kerja Motor Diesel 4 tak ............................................................................. 3
Gambar 4: Ruang Bakar Langsung ............................................................................................ 4
Gambar 5: Ruang Bakar Model Muka ...................................................................................... 4
Gambar 6 : Ruang Bakar model Putar ....................................................................................... 5
Gambar 7 : Ruang Bakar Model Sel Udara ............................................................................... 5
Gambar 12: Oil Pump untuk Engine 4D33 ................................................................................ 6
Gambar 14 Oil Cooller untuk 4D31 dan 4D34 ........................................................................ 7
Gambar 18: Oil Filter ............................................................................................................... 7
Gambar 20: Pelumasan Pada Piston ........................................................................................ 8
Gambar 21 :Pelumasan Pada Mekanisme Katup ....................................................................... 8
Gambar 23 :Pelumasan pada Timing gear ................................................................................. 9
Gambar 24 : Crankcase dan Cylinder Sleeve ............................................................................ 9
Gambar 25 : Piston dan Silender ............................................................................................. 10
Gambar 26 :Connecting Rod dan Connection Bearing............................................................ 10
Gambar27 : Flywheel ............................................................................................................... 11
Gambar 28 : Commonrail ....................................................................................................... 12
Gambar 29 : Turbocharged ...................................................................................................... 12

iv
BAB I
MOTOR DIESEL

1.1 Sejarah Motor Diesel


Diesel berasal dari nama seorang insinyur dari Jerman yang menemukan mesin ini
pada tahun 1893, yaitu Dr. Rudolf Diesel. Ia mendapatkan paten (RP 67207) berjudul
'Arbeitsverfahren und für Ausführungsart Verbrennungsmaschinen'. Pada waktu itu mesin
tersebut tergantung pada panas yang dihasilkan ketika kompresi untuk menyalakan bahan
bakar. Bahan bakar ini diteruskan ke silinder oleh tekanan udara pada akhir kompresi.
Pada tahun 1924, Robert Bosch, seorang insinyur dari Jerman, mencoba
mengembangkan pompa injeksi daripada menggunakan metode tekanan udara yang
akhirnya berhasil menyempurnakan ide dari Rudolf Diesel. Keberhasilan Robert Bosch
dengan mesin dieselnya tersebut sampai saat ini digunakan oleh masyarakat.

1.2 Prinsip Kerja Mesin Diesel

Mesin/motor diesel (diesel engine) merupakan salah satu bentuk motor pembakaran
dalam (internal combustion engine) di samping motor bensin dan turbin gas. Motor diesel
disebut dengan motor penyalaan kompresi (compression ignition engine) karena
penyalaan bahan bakarnya diakibatkan oleh suhu kompresi udara dalam ruang bakar.
Dilain pihak motor bensin disebut motor penyalaan busi (spark ignition engine) karena
penyalaan bahan bakar diakibatkan oleh percikan bunga api listrik dari busi.
Cara pembakaran dan pengatomisasian (atomizing) bahan bakar pada motor diesel
tidak sama dengan motor bensin. Pada motor bensin campuran bahan bakar dan udara
melelui karburator dimasukkan ke dalam silinder dan dibakar oleh nyala listrik dari busi.
Pada motor diesel yang diisap oleh torak dan dimasukkan ke dalam ruang bakar hanya
udara, yang selanjutnya udara tersebut dikompresikan sampai mencapai suhu dan tekanan
yang tinggi. Beberapa saat sebelum torak mencapai titik mati atas (TMA) bahan bakar
solar diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Dengan suhu dan tekanan udara dalam
silinder yang cukup tinggi maka partikel-partikel bahan bakar akan menyala dengan
sendirinya sehingga membentuk proses pembakaran. Agar bahan bakar solar dapat
terbakar sendiri, maka diperlukan rasio kompresi 15-22 dan suhu udara kompresi kira-
kira 600ºC.

1
Meskipun untuk motor diesel tidak diperlukan system pengapian seperti halnya pada
motor bensin, namun dalam motor diesel diperlukan sistem injeksi bahan bakar
yang berupapompa injeksi (injection pump) dan pengabut (injector) serta perlengkapan
bantu lain. Bahan bakar yang disemprotkan harus mempunyai sifat dapat terbakar sendiri
(self ignition).

1.3 Perbedaan Mesin Diesel dan Mesin Bensin

Motor diesel juga mempunyai keuntungan dibanding motor bensin, yaitu:

 Pemakaian bahan bakar lebih hemat, karena efisiensi panas lebih baik, biaya
operasi lebih hemat karena solar lebih murah.
 Daya tahan lebih lama dan gangguan lebih sedikit, karena tidak menggunakan
sistem pengapian.
 Jenis bahan bakar yang digunakan lebih banyak
 Operasi lebih mudah dan cocok untuk kendaraan besar, karena variasi momen
yang terjadi pada perubahan tingkat kecepatan lebih kecil.

2
BAB II
SISTEM & KOMPONEN MOTOR DIESEL

2.1 Prinsip Kerja Motor Diesel 4 tak

1. Langkah isap, yaitu waktu torak bergerak dari TMA ke TMB. Udara diisap melalui
katup isap sedangkan katup buang tertutup.
2. Langkah kompresi, yaitu ketika torak bergerak dari TMB ke TMA dengan
memampatkan udara yang diisap, karena kedua katup isap dan katup buang tertutup,
sehingga tekanan dan suhu udara dalam silinder tersebut akan naik.
3. Langkah usaha, ketika katup isap dan katup buang masih tertutup, partikel bahan
bakar yang disemprotkan oleh pengabut bercampur dengan udara bertekanan dan suhu
tinggi, sehingga terjadilah pembakaran. Pada langkah ini torak mulai bergerak dari
TMA ke TMB karena pembakaran berlangsung bertahap.
4. Langkah buang, ketika torak bergerak terus dari TMA ke TMB dengan katup isap
tertutup dan katup buang terbuka, sehingga gas bekas pembakaran terdorong keluar.

2.2 Sistem Ruang Bakar Motor Diesel


Ruang bakar pada motor diesel lebih rumit disbanding ruang bakar motor bensin. Bentuk
ruang bakar pada motor diesel sangat menentukan kemampuan mesin, sebab ruang bakar
tersebut direncanakan dengan tujuan agar campuran bahan udara dan bahan bakar menjadi
homogen dan mudah terbakar sekaligus.

Ruang bakar motor diesel digolongkan menjadi 2 tipe, yaitu:

3
a. Tipe ruang bakar langsung (direct combustion chamber)

b. Tipe ruang bakar tambahan (auxiliary combustion chamber)


Tipe ruang bakar tambahan terdapat 3 macam, yaitu:

1. Ruang bakar kamar muka (precombustion chamber)


Pada mesin diesel yang memiliki ruang bakar tambahan, maka bahan bakar
yang diinjeksikan oleh nosel injektor akan masuk terlebih dahulu ke ruang bakar
tambahan sebelum masuk ke ruang bakar utama. Pada model ruang bakar tambahan
ini dibagi dalam beberapa tipe, antara lain :
Pada model ruang bakar tambahan
tipe muka, bahan bakar akan diinjeksikan
terlebih dahulu ke ruang bakar muka oleh
nosel injektor. Sebagian bahan bakar yang
tidak terbakar di dalam ruang bakar muka
ini, nantinya akan didorong keluar ke
ruang bakar utama melalui saluran kecil
antara ruang bakar muka dan ruang bakar
utama. Saat bahan bakar tersebut berada pada ruang bakar utama terjadilah
campuran antara bahan bakar dan udara yang baik dan di ruang bakar utama ini
campurn bahan bakar dan udara akan dibakar seluruhnya.

2. Ruang bakar pusar (swirl chamber)


Pada model ruang bakar tambahan tipe pusar ini, bentuk dari ruang bakar
tambahannya berbentuk bulat. Pada saat piston mengkompresikan udara (bergerak
dari TMB ke TMA) maka udara akan masuk keruang bakar pusar melalui saluran.
Ketika udara masuk ke ruang bakar pusar ini maka terjadilah turbulensi. Bahan
bakar akan diinjeksikan ke dalam ruang bakar pusar ini bercampur dengan udara
turbulensi dan akan terbakar di dalam ruang bakar pusar. Sebagian bahan bakar
4
yang belum terbakar di ruang bakar pusar ini akan dikirim ke ruang bakar utama
melalui saluran, sehingga pada ruang bakar utama ini seluruh campuran bahan
bakar dan udara akan dibakar semuanya. Untuk konstruksi dari ruang bakar
tambahan tipe pusar ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

3. Ruang bakar air cell (Air cell combustion chamber)


Pada model ruang bakar tambahan tipe sel udara ini, bahan bakar akan diinjeksikan
ke dalam ruang tambahan sel udara. Sebagian bahan bakar akan terbakar di ruang bakar sel
udara ini sehingga tekanan pada ruang bakar sel udara ini akan meningkat. Bila piston
bergerak ke bawah (TMB), maka campuran bahan bakar dan udara bersih dari sel udara ini
akan keluar ke ruang bakar utama dan nantinya pada ruang bakar utama ini campuran
bahan bakar dan udara yang belum terbakar akan dibakar seluruhnya. Pada model ruang
bakar ini karena pembakaran mulai terjadi di ruang bakar utama, pada umunya untuk
model ini tidak membutuhkan pemanas tambahan. Untuk konstruksi model ruang pakar
tambahan tipe sel udara ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

5
2.3 Sistem Pelumasan

Pelumasan pada Mesin Colt Diesel

Dalam kontruksi mesin banyak sekali terdapat bagian komponen yang bergerak, komponen
tersebut seperti piston, coneccting rod, crank shaft, cam shaft, katup, dan masih banyak
komponen-komponen lain. Pelumasan dimaksudkan untuk mengurangi gesekan langsung
antara dua bagian (komponen) yang berhubungan.
Pada mesin Colt Diesel ini, minyak pelumas dipompakan oleh oil pump. Tipe oil pump yang
digunakan adalah tipe gear. Selain sebagai bahan untuk pelumasan, minyak pelumas
mempunyai fungsi-fungsi lain yaitu :
 Mengurangi panas dengan cara mengambil panas dari komponen-komponen mesin
yang dilaluinya dan mengusahakan gesekan sekecil mungkin.
 Mengeluarkan (mengambil) kotoran-kotoran yang terdapat pada komponen-
komponen mesin yang dilaluinya sehingga dapat mencegah proses korosi.
2.3.1 Komponen Utama Sistem Pelumasan
1. Oil Pump
Oil pump menghisap oli dari crankcase dan
menyalurkan keseluruh komponen mesin. Oil
filter dipasangkan pada lubang masuk pompa oli (oil
pump inlet) untuk menyaring kotoran-kotoran.
Pada Colt Diesel untuk engine 4D31 dan 4D34 oil
pump digerakkan oleh camshaft skew gear.
Sedangkan untuk engine 4D33 oil pumpdigerakkan
oleh camshaft gear. Oil pump yang digunakan adalah
model roda gigi. Pada model ini, terdapat dua buah
roda gigi yang berkaitan. Bila salah satu roda gigi berputar, maka roda gigi lain akan
ikut berputar berlawanan arah. Oleh karena itu, oli yang terdapat diantara celah-celah
dua buah roda gigi didesak dari lubang masuk kelubang buang.
Oil pump jenis ini sangat sederhana tetapi dapat bekerja dengan baik. Oil
pump digerakkan oleh putaran crankshaft melalui crankshaft gear yang putarannya
berlawanan arah dengan putaran oil pump gear. Apabila tekanan oli meningkat
menjadi lebih tinggi dari tekanan standar, oli akan dikembalikan ke oil pump oleh
kerjarelief valve. Hal ini dilakukan untuk mencegah kemacetan pada sistem
pelumasan oleh karena tekanan yang berlebihan. Relief valve dipasang pada oil pump.

6
2. Oil Cooler
Oil cooler adalah alat yang digunakan untuk merubah panas antara coolant dan oli
yang bertekanan. Oil cooler mempunyai sebuah bypass valve. Bypass valve akan
bekerja apabila kekentalan oli tinggi atau saat oil cooler element tersumbat. Hal
tersebut akan menyebabkan tahanan aliran menjadi tinggi, sehingga bypass
valve akan terbuka agar oli kembali secara langsung ke oil filter element tanpa
melalui oil cooler.

3. Oil Filter
Dalam jangka waktu tertentu, oli akan kotor. Hal ini di
sebabkan adanya partikel-partikel logam, kotoran dari
udara, karbon serta bahan-bahan lain yang masuk ke
dalam oli. Bagian-bagian berat akan mengendap,
sedangkan bagian-bagian yang ringan akan ikut terbawa
melumasi mesin yang akan memperbesar keausan dan
kemungkinan panas yang berlebihan (over heating)
Pada oil pump cover terdapat sebuah relief valve yang
berfungsi mengembalikan oli ke oil pan apabila tekanan melebihi nilai standar. Hal
ini di lakukan untuk menghindari overload pada sistem pelumasan.
2.3.2 Beberapa Pelumasan pada Komponen-komponen Mesin
1. Pelumasan pada Conecting Rod, Piston dan Main Bearing
Pada pelumasan ini, terdapat lubang oli yang menghubungkan main oil gallery ke
setiap bearing. Oli mengalir masuk melalui lubang oli yang terdapat
padacrankshaft untuk melumasi connecting rod bearing kemudian masuk melalui
lubang yang terdapat pada connecting rod untuk melumasi connecting rod small

7
end bushing. Oli disemprotkan dari oil jet yang terdapat pada connecting rod
small end untuk melumasi piston.

2. Pelumasan pada Camshaft dan Mekanisme katup

Camshaft bushing dilumasi oleh oli yang


mengalir melalui saluran main oil gallery ke
setiap bushing. Pada bagian ujung depan camshaft
journal terdapat lubang oli yang menyalurkan oli
untuk melumasi camshaft gear dan mekanisme
katup. Oli masuk ke rocker shaft braket bagian
depan, kemudian masuk ke rocker shaft dan
melumasi setiap rocker bushing. Pada saat yang
sama, oli memancar dari lubang yang terdapat
pada bagian atas rocker arm untuk melumasi
permukaan atas dimana terdapat valve
cam dan valve stem. Oli masuk ke lubang push
rod pada cyclinder head dan crankshaft untuk melumasi cam sebelum kembali ke oil
pan.
3. Pelumasan Timming Gear
Oli yang melewati main oil gallery mengalir melalui bagian
dalam camshaft dan idler shaft, untuk melumasi setiap gear selama berputar. Pada
bagian dalam timming gear case terdapat oil jet yang secara otomatis memberikan
tekanan pelumasan secara konstan. Pada idler gear, shaft dilengkapi oil jet untuk
pelumasan auto timmer.

8
Oil jet dipasang pada bagian bawah komponen main oil gallery pada setiap silinder
dan mendinginkan piston dengan menyemprotkan oli kearah bagian dalampiston. Oil
jet dipasang dengan check valve yang membuka dan menutup berdasarkan tekanan
yang ditentukan. Check valve menutup pada putaran rendah, hal ini dilakukan untuk
mencegah meningkatnya tekanan volume oli pada komponen sistem pelumasan.

2.4 Komponen-komponen Mesin Diesel


 . Crankcase dan Cyclinder Sleeve

Crankcase atau bak engkol ditempatkan


dibawah bagian blok silinder. Pada bagian
atasnya dibuat sedemikian rupa untuk tempat
poros engkol (crankshaft) yang ditumpu oleh
bantalan-bantalan. Crankcase dibuat dari cast
iron dan dibentuk rigid dengan konsentrasi
tegangan dan perubahan bentuk yang sangat
kecil. Cyclinder sleeve adalah dinding silinder atau
dinding tempat pembakaran yang mempunyai
permukaan halus.

 Piston dan Ring Piston

Piston adalah komponen yang berfungsi untuk menerima tekanan atau ekspansi
pembakaran kemudian diteruskan ke crankshaft melalui connecting rod. Komponen
yang menghubungkan antara piston dengan connecting rod disebut piston pin. Untuk
mencegah agar tidak terjadi kebocoran antara piston dengan dinding silinder dan
masuknya minyak pelumas keruang bakar, maka pada bagian atas piston dipasang tiga
buah ring piston yaitu dua ring untuk kompresi dan satu ring untuk
pelumasan. Piston harus mempunyai sifat tahan terhadap tekanan tinggi dan dapat
bekerja dalam kecepatan tinggi.

9
Pada mesin Colt Diesel ini, piston dibuat dari bahan alluminium alloys
casting yang mempunyai sisi atau clereance antara piston dengan cyclinder
sleeve. Piston pinyang digunakan adalah full floating, dimana tidak bebas bergerak
terhadap piston pin, tetapi bebas bergerak terhadap conecting rod.

Keterangan gambar 7 :

1. Piston
2. Oil Ring
3. 2 nd Compression Ring
4. 1 st Compression Ring

 Connecting Rod dan Connecting Rod Bearing

Connecting rod adalah bagian yang


menghubungkan
antara piston dengan crankshaft. Connecting
rod ini secara berulang-ulang bekerja dengan
penuh kekuatan menerima beban. Oleh
karena itu connecting rod dibuat dari bahan
baja spesial.
Connecting rod bearing terdiri dari
dua jenis yaitu jenis bearing model sisipan
(insert bearing) dan jenis bearing model
tuangan. Pada umumnya bearing model sisipan banyak digunakan karena dapat
dipasang dengan tepat dan dapat diganti apabila rusak.
 Crankshaft

Crankshaft mempunyai tugas penting mengubah gerak lurus menjadi gerak putar.
Pada Colt Diesel ini, crankshaft yang digunakan adalah highly rigid die forging
integral dengan balance weight. Balance weight dipasang untuk menjamin
keseimbangan perputarannya. Pada ujung depan crankshaft, terdapat crankshaft

10
pulleydan crankshaft gear yang diikat dengan baut. Crankshaft
pulley memutar alternator dan water pump melalui V-Belt.
Pada mesin Colt Diesel ini, bahan main bearing terbuat dari bahan paduan khusus
kelmet, yaitu bahan yang terbuat dari steel backing dengan campuran tembaga dan
timah sebagai lapisannya. Lapisan ini lebih keras dari logam putih dan lebih tahan
terhadap panas. Upper main bearing mempunyai oil groove dan lubang oilyang
segaris dengan lubang oil pada crankshaft.
 Flywheel

Flywheel merupakan piringan yang terbuat dari cast iron dan dibaut pada
ujung crankshaft. Crankshaft hanya mendapatkan tenaga putaran dari langkah kerja
saja. Agar crankshaft dapat bekerja pada langkah lainnya, crankshaft harus dapat
menyimpan daya putaran yang diperolehnya. Bagian yang menyimpan tenaga putaran
ini adalah flywheel. Pada sekeliling flywheel dipasang ring gear yang berhubungan
dengan starter pinion.

11
BAB III
TEKNOLOGI MOTOR DIESEL

3.1 Common Rail Direct Injection

Teknologi Common Rail adalah sistem injeksi bahan bakar langsung pada berbagai
mesin diesel modern yang setara dengan sistem injeksi bahan bakar langsung pada mesin
bensin.Pada mesin diesel biasa, sebuah pompa injeksi, akan diatur oleh mesin, yang
mennyalurkan solar ke injektor, kemudian akan disemprotkan ke dalam ruang bakar mesin.
Dibandingkan dengan common rail, tekanan solar tersebut dianggap belum
tinggi/masih rendah, sehingga pengabutannya pun kurang halus, maka pembakaran yang
dihasilkan pun relatif menjadi kurang sempurna.
Pada engine dengan common rail systems, pompa injeksi tidak akan dipakai lagi,
sebagai gantinya adalah sebuah pompa yang menghasilkan solar yang bertekanan tinggi
hingga mencapai 1.800 kg/cm2, yang akan disimpan dalam sebuah reservoir yang bercabang
dan akan berujung pada tiap-tiap nozzle, hingga solar pun siap untuk disemprotkan.
Pada nozzle ada sebuah solenoid yang siap menunggu perintah dari ECU untuk
menyemprotkan sejumlah solar ke dalam ruang pembakaran.
Dan dalam hal ini, ECU akan mengalirkan sejumlah arus listrik ke solenoid pada
nozzle. Lama atau tidaknya listrik yang dialirkan, juga akan berpengaruh terhadap jumlah
solar yang akan disemprotkan. Sehingga pengabutan dan suara menjadi halus, emisi rendah,
pembakaran bersih, dan efisiensi solar pun meningkat.

12
3.2 Turbocharged

Gas buang dari mesin mengalir menuju ke pembuangan (muffler) dialihkan menuju
sebuah turbin dengan tujuan untuk memutar sudu / baling - baling turbin yang di hubungkan
dengan shaft / poros kompresor. Kompresor berfungsi menghisap udara dari luar dan
meningkatkan tekanan udara kemudian di alirkan menuju intake manifold sehingga udara
dalam ruang pembakaran menjadi bertekanan tinggi sehingga kadar udara yang masuki dalam
ruang silinder menjadi lebih besar dan daya meningkat.
Seringkali mesin bekerja melebihi kapasitas sehingga kemungkinan terjadi kelebihan
kompresi udara oleh karena itu turbocharger di lengkapi dengan pengatur level udara yang
masuk.Jadi pada intinya Turbocharger adalah sebuah instrumen untuk memaksa udara masuk
lebih banyak kedalam ruang bakar sehingga daya yang dihasilkan menjadi lebih besar.

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Saran

Demikian yang dapat saya tulis mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam

makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya

pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan makalah

ini.

Penulis banyak berharap kepada pembaca memberikan kritik dan saran yang

membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di

kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada

khususnya juga para pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

Mitsubishi Motor, 2003, Training Manual , Sole Distribution of Mitsubishi Motors, Jakarta.
Mitsubishi Motor, 2007, Part Sales Training I , Sole Distribution of Mitsubishi Motors,
Jakarta.
Panjaitan M Subaja, 2004, Engine Colt Diesel FE 3 dan 4 Series, Yogyakarta.
Toyota Astra Motor, 1998, Service Division, PT. Toyota Astra Motor, Jakarta.
http://www.karoseri-id.com/2013/04/cara-kerja-turbocharger-pada-kendaraan.html

https://www.autoexpose.org/2015/09/sistem-bahan-bakar-diesel-common-rail.html

15

Anda mungkin juga menyukai