Anda di halaman 1dari 11

TM 6054

METODE PEROLEHAN LANJUT


UTS
Immiscible WAG Pilot in Largest Oil Field In Argentina

Oleh

Pradito Bimantoro
22222004
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


MARET 2023
Water-alternating gas (WAG) adalah metode oil recovery yang digunakan dalam operasi
enhanced oil recovery (EOR). WAG melibatkan injeksi air dan gas secara bergantian (biasanya
karbon dioksida atau nitrogen) ke dalam reservoir untuk meningkatkan oil recovery. Tahap
water injection berfungsi untuk menyapu reservoir dan mendorong minyak menuju sumur
produksi. Hal tersebut diikuti oleh tahap injeksi gas, yang membantu memobilisasi dan
memindahkan minyak yang tersisa ke sumur produksi. Injeksi air dan gas secara bergantian
membantu menjaga tekanan di dalam reservoir, yang dapat membantu mencegah runtuhnya
reservoir dan mengurangi risiko kerusakan sumur. WAG juga dapat meningkatkan efisiensi
proses recovery dengan mengurangi jumlah air dan gas yang dibutuhkan, dibandingkan dengan
injeksi terus menerus dari salah satu fluida. WAG sering digunakan di lapangan minyak tua
dan juga dapat digunakan di unconventional reservoir, seperti shale oil dan tight oil, untuk
meningkatkan tingkat oil recovery. Jenis-jenis WAG antara lain sebagai berikut :

• Miscible WAG Injection (MWAG)


Injeksi Miscible Water Alternating Gas (MWAG) adalah jenis enhanced oil
recovery (EOR) yang menggabungkan manfaat injeksi water-alternating-gas (WAG)
dan gas terlarut. Dalam MWAG, gas terlarut (seperti karbon dioksida) diselingi dengan
injeksi air untuk meningkatkan oil recovery dari reservoir. Tujuan utama MWAG
adalah untuk meningkatkan jumlah minyak yang dapat diperoleh dari reservoir dengan
meningkatkan efisiensi proses displacement fluida. Dengan menggunakan miscible gas,
gas dapat larut dalam minyak dan mengurangi viskositas minyak sehingga lebih mudah
mengalir menuju sumur produksi. Injeksi air dan gas secara bergantian membantu
menyapu reservoir, mendorong minyak menuju sumur produksi.
MWAG sangat efektif di reservoir dengan viskositas minyak tinggi atau dalam
situasi di mana terdapat sejumlah besar minyak yang terperangkap yang tidak dapat
diperoleh kembali menggunakan metode konvensional. MWAG juga dapat membantu
mengurangi jumlah gas yang dibutuhkan untuk proses injeksi, dibandingkan dengan
injeksi gas terus menerus. Keberhasilan MWAG bergantung pada berbagai faktor,
seperti karakteristik reservoir, sifat fluida, dan parameter injeksi. MWAG dapat
menjadi proses kompleks yang memerlukan perencanaan, pemantauan, dan
pengelolaan yang cermat untuk memastikan hasil yang optimal.

• Immiscible WAG Injection (IWAG)


Tidak seperti MWAG, di IWAG, gas yang diinjeksikan tidak bercampur dengan
minyak, melainkan membentuk fasa terpisah di dalam reservoir. IWAG biasanya
digunakan di reservoir di mana minyak memiliki viskositas rendah dan di mana injeksi
gas yang dapat larut tidak efektif atau tidak dapat dilakukan. IWAG juga dapat
digunakan bersamaan dengan teknik EOR lainnya, seperti injeksi steam atau chemical
flooding untuk lebih meningkatkan recovery minyak. IWAG dapat menjadi metode
yang dinilai lebih ekonomis untuk meningkatkan oil recovery di lapangan minyak tua,
dan telah berhasil diterapkan di banyak wilayah penghasil minyak di seluruh dunia.

Pada makalah ini akan dijelaskan mengenai Immiscible WAG Injection (IWAG) pada
Lapangan Chihuido de la Sierra Negra, Cekungan Neuquen, yang terletak di wilayah barat
Argentina. Makalah ini akan membahas field overview dari lapangan tersebut, studi lab yang
dilakukan untuk perencanaan IWAG, microscopic dan macroscopic efficiency dari project
IWAG yang dilakukan, desain dan optimasi dari perencanaan IWAG, dan hasil yang diperoleh
serta permasalahan apa saja yang dihadapi dalam IWAG Project tersebut.
A. Field Overview
Chihuido de la Sierra Negra adalah salah satu lapangan minyak terpenting untuk
Repsol-YPF. Lapangan Chihuido de la Sierra Negra (ChSN) terletak di timur laut
Cekungan Neuquén, di barat-tengah Argentina, 200 km barat laut kota Neuquén.
Lapangan tersebut ditemukan pada tahun 1968 dan produksi primer dimulai pada tahun
1979. Reservoir utamanya adalah Avilé (Formasi Agri), yang telah berproduksi sejak
1979 dan Troncoso Inferior (Formasi Huitrin), ditemukan sembilan tahun kemudian.
Kedua reservoir tersebut adalah Aeolic Sandstone, dengan total lebih dari 1.000 MM
bbl OOIP dalam area seluas kurang lebih 10.000 hektar. Lapangan ini dikembangkan
dengan sekitar 850 sumur produksi dan 500 injektor. Waterflooding dimulai pada tahun
1993. Pada akhir tahun 2002, lapangan ini telah menginjeksi sekitar 90.000 m3/d air
dengan watercut produksi sebesar 87%. Water cut pada tahun 2007 telah mencapai
93%. Produksi minyak kumulatif adalah 82 Mm3 (517 juta bbl) dan injeksi air kumulatif
adalah 325 Mm3 (2 milyar bbl).
Avilé sandstone memiliki saturated oil dengan API gravity sebesar 35°API (5,3
cp) dan mekanisme produksi utamanya adalah solution gas drive, dengan sedikit
pengaruh primary gas cap expansion di bagian North-East lapangan. Reservoir
Troncoso-Agrio mengandung minyak yang slightly undersaturated dengan API gravity
sebesar 33°API (7,5 cp), yang juga dihasilkan oleh solution gas drive mechanism.
Kedua fluida reservoir memiliki viskositas yang rendah dan batuannya water-wet,
sehingga respon terhadap waterflooding secara umum sangat baik. Kedua reservoir saat
ini memiliki tingkat kejenuhan yang penting, yang menjadikannya kandidat yang
menarik untuk immicible gas injection.

Gambar 1. Stratigraphic Regional Cekungan Neuquén (Righi, Esteban


Fernandez, 2007)
B. Lab Evaluation
Sebelum melakukan injeksi WAG skala lapangan, dilakukan eksperimen
laboratorium untuk menentukan kelayakan dari metode EOR. Hal tersebut bertujuan
untuk memberikan gambaran terhadap metode EOR yang akan digunakan dil pangan.
Eksperimen laboratorium yang dilakukan adalah phase behavior test coreflooding
dengan waterflood dan WAG.
Metode laboratorium yang dilakukan untuk phase behavior test menggunakan
Rising Bubbles Apparatus (RBA) Test. Uji RBA didasarkan pada pengamatan
penampakan visual gelembung gas injeksi saat bergerak ke atas sepanjang tabung kaca
yang diisi dengan fluida reservoir pada kondisi temperatur reservoir. Gelembung
dilepaskan melalui jarum tipis di bagian bawah tabung di dalam sel visual dan diamati
saat bergerak naik (dengan gaya apung). Proses ini diulangi pada beberapa tekanan.
Analisis data membutuhkan paramater kelarutan fluida, yang hadir pada tekanan apa
pun untuk mengestimasi minimum miscibility pressure (MMP).
Sampel fluida produksi yang digunakan berasal dari lapangan Chihuido (ChSN)
dan lapangan sebelahnya (GAS 1), Puesto Molina (PMO, 90% CO2), serta CO2 murni.
Hasil dari uji tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hasil RBA Test (Righi, Esteban Fernandez, 2004)

Uji RBA kemudian diverifikasi dengan slimtube test untuk memverifikasi


kondisi miscible atau close-miscible pada displacement yang terjadi dalam media
berpori. Displacement pada slimtube dilakukan pada dua tekanan terpilih, yaitu
mendekati tekanan rekah formasi dan pada tekanan reservoir saat ini. Nilai oil recovery
yang didapatkan adalah 94,7% OOIP pada 1,2 volume pori (PV) yang diinjeksikan pada
tekanan yang mendekati tekanan rekah formasi (2313 psi). Pada displacement lain,
dilakukan pada tekanan reservoir 79,3 bar (1150 psi), recovery yang didapatkan pada
injeksi 1,2 PV adalah 68,4 % OOIP. Hal ini menunjukkan bahwa semakin miscible
fluida injeksi, maka perolehan oil recovery yang didapatkan akan semakin besar.
Kondisi tekanan bawah permukaan berperan penting dalam perencanaan injeksi fluida
untuk meningkatkan perolehan minyak di permukaan.
Uji selanjutnya yang dilakukan pada reservoir Troncoso. Sampel core Troncoso
yang digunakan pada penelitian ini merupakan batupasir kuarsa, berbutir sedang hingga
halus dan well-sorted. Porositas rata-rata bernilai 18% dan air permeability berkisar
antara 25-300 mD. Setiap core composite dirakit dengan tiga core plug dengan
permeabilitas absolut yang sangat mirip (± 10 mD). WAG Cycles yang diterapkan pada
coreflooding adalah 5-12 cycles dengan gas slug size 5-10% PV mennggunakan 90%
CO2. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hasil Coreflooding Sample Core Troncoso (Righi, 2004)

Pada bagian awal kurva, terjadi kenaikan kumulatif minyak secara konstan
dengan waterflooding yang mendapatkan oil recovery sebesar 50-60% OOIP dengan
0,5 sampai 1 PV diinjeksikan pada sampel core. Penambahan oil recovery terlihat jelas
setelah sejumlah WAG cycles diinjeksikan. Respons produksi minyak yang berbeda
terlihat setelah gas sebesar 0,2 PV diinjeksikan sesuai dengan 2-6 siklus WAG
tergantung pada ukuran slug di setiap percobaan. Dari hasil pengamatan, terjadi
peningkatan yang signifikan pada minyak yang terproduksi, yang mencapai puncaknya
sekitar 80% dengan Sor sebesar 13%. Untuk recovery efficiency pada setiap uji
coreflooding dan pengaruh injeksi terhadap produksi fluida dapat dilihat pada Gambar
4.

(a) (b)

Gambar 4. (a) IWAG Coreflood (b) Recovery Efficiency yang Diperoleh


Pada Setiap Uji Coreflooding (Righi, 2004)
C. Design and Optimization
Penerapan immiscible water-alternating-gas pada kedua reservoir dilakukan
pada skala pilot injection. Pola injeksi yang diterapkan pada lapangan pola five-spot.
Peta lapangan untuk IWAG ditunjukkan pada Gambar . Pada bagian sisi kanan
lapangan, injeksi IWAG dilakukan pada Reservoir Troncoso, sedangkan sisi kiri
lapangan dilakukan pada Reservoir Avile.

Gambar 5. Peta Lapangan Chihuido de la Sierra Negra (Righi, 2007)

Rasio WAG yang digunakan adalah 1:1 dengan jumlah injeksi sekitar 5 %
HCPV dari masing-masing 4 titik untuk mencapai total cumulative gas slug sebesar 50
% HCPV dari pola. Perkiraan time schedule untuk pilot injection tersebut adalah 30
hari untuk injeksi gas dan 120 hari untuk injeksi air, sehingga total durasi proyek
percontohan sekitar 4 tahun dengan laju injeksi gas rata-rata 100.000 Sm3/d (3,5 juta
Scf/d) ke dalam setiap sumur. Gas yang diinjeksikan ke dalam reservoir memiliki
komposisi 65% CO2 dan 26% CH4. Kenaikan laju produksi minyak dapat dideteksi
dengan perkiraan waktu sekitar 9 bulan setelah injeksi dilakukan dimana injeksi gas
kumulatif mencapai sekitar 10 % PV dari pola tersebut.

Gambar 6. Water And Gas Slug Volumes (Righi, 2004)


Fasilitas pendukung digunakan untuk pilot project tersebut dengan
memanfaatkan jaringan pipa yang ada. Kompresor memiliki kapasitas maksimum
400.000 Sm3/d (14 juta Scf/d) pada discharge pressure 150 bar (2130 psi). Peralatan
sumur injeksi dimodifikasi untuk meminimalkan risiko kegagalan material karena
adanya gas asam pada tekanan tinggi yang merupakan kondisi baru yang ditimbulkan
oleh proses WAG. Injection tubing String dipasang dengan pelapis internal dan
eksternal, serta mandrel injection menggunakan baja tahan karat. Injektivitas gas yang
diinjeksikan ke dalam reservoir sekitar 1.000 Sm3/d/kg.cm2 (2.500 Scf/d/psi),
sedangkan injektivitas air yang diinjeksikan ke dalam reservoir sekitar 3 Sm3/d/kg.cm2
(2.500 Scf/d/psi).

Gambar 7. Injection Rates Pada reservoir Avile (Righi, 2007)

Gambar 8. Injection Rates Pada reservoir Troncoso (Righi, 2007)

Sebagian besar sumur produksi di area lapangan tersebut memiliki


menggunakan metode pengangkatan ESP. Untuk itu dilakukan pemasangan mechanical
downhole gas separator untuk meningkatkan kemampuan penanganan gas. Beberapa
sumur mengalami early gas breakthrough yang dapat mengakibatkan kerusakan pada
ESP. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan pemasangan downhole pressure sensor
yang dihubungkan dengan variable speed drives dari ESP. Solusi ini memungkinkan
ESP beroperasi dalam kisaran tekanan yang lebih luas.
D. Operational Success and Problem
Problem produksi ditemui pada tahap awal injeksi dalam pola Avilé. Beberapa
hari setelah injeksi dimulai, sejumlah peningkatan produksi gas terjadi pada sumur
ChSN-339, dengan laju produksi yang cukup tinggi untuk menghentikan operasi ESP
karena underload. Laju injeksi gas pada injektor tetangga ChSN-F12 pertama-tama
diturunkan menjadi sekitar setengah dari nilai awalnya, tetapi kemudian harus
dihentikan karena casing failure pada sumur produksi. Dikarenakan alasan operasional,
perlu untuk menjaga laju injeksi gas total ke dalam pola yang konstan, sehingga tiga
injektor yang tersisa dinaikkan laju injeksinya. Dikhawatirkan hal tersebut dapat
menyebabkan gas channeling yang disebabkan injection-withdrawal ratio yang tinggi,
dan mengingat cumulative gas half-cycle volume telah mencapai 2 % PV dari 4 titik,
diputuskan untuk menghentikan first gas half-cycle dan mengubah sumur menjadi
sumur injeksi air.
Sumur produksi yang menjadi target pada pola 5-spot adalah sumur ChSN-217.
Selain itu, sumur-sumur yang terdampak pada IWAG Pilot Project antara lain sumur
ChSN-216 dan ChSN-219. Performa produksi dari tiap-tiap sumur tersebut dapat
dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Sumur Produksi Yang Terpengaruh Dengan IWAG Injector


(Righi, 2007)
Gambar 10. Profil Produksi Reservoir Avile Pada Pilot Project IWAG
(Righi, 2007)
Dari Gambar 10, dapat dijelaskan bahwa injeksi IWAG pada Reservoir Avile
memiliki pengaruh terhadap laju produksi yang cukup signifikan. Peningkatan tersebut
dapat terlihat pada injeksi pertama IWAG dimana laju produksi minyak yang
mengalami peningkatan dari 100 Sm3/d hingga mencapai 180 Sm3/d. Peningkatan
tersebut tidak hanya disebabkan oleh sumur produksi yang menjadi target injeksi,
namun juga didapat dari sumur-sumur offset yang terpengaruh dari injeksi IWAG
tersebut.
Pada studi IWAG ini, data produksi minyak dari Reservoir Tronsoco tidak
dilampirkan, namun hasil yang diperoleh hanya dicantumkan dalam bentuk perolehan
recovery efficiency yaitu sebesar 8% dan injected vs produced gas seperti pada
Gambar 11 menggunakan pendekatan simulasi numerik. Berdasarkan dari Gambar
11, terlihat bahwa produksi gas pada Reservoir Tronsoco lebih rendah dibandingkan
Reservoir Avile. Perilaku yang berbeda dalam produksi gas awal dari kedua pola
tersebut secara tentatif dapat dikaitkan dengan karakteristik reservoir yang berbeda,
yaitu kecenderungan yang lebih besar untuk mengabaikan efek gravitasi di Avilé karena
vertical relation yang tinggi, sedangkan beberapa vertical flow barriers di Troncoso
menyebabkan aliran dalam reservoir menjadi lebih menyebar secara areal.

Different reservoir
characteristics, namely
a greater tendency to
gravity override in
Avilé due to its high
degree of vertical
communication,

Gambar 11. Profil Produksi Gas Kedua Reservoir Menggunakan


Simulasi Numerik
E. Microscopic and Macroscopic Efficiency
Analisa microscopic dan macroscopic dilakukan dengan ketersediaan data yang
ada pada studi yang dilakukan. Dengan menggunakan data dari Reservoir Trancoso,
perhitungan miscroscopic dan macroscopic dapat dilakukan. Untuk total efficiency dari
Reservoir Trancoso didapatkan nilai sebesar 8%. Pada microscopic (displacement)
efficiency, data tersebut didapatkan dari uji coreflood pada laboratorium. Data yang
diperoleh dari sumber penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel I-2 di bawah
berikut.

Tabel I-2
Data Microscopic Efficiency IWAG Dari Coreflood

Sample Recovery Efficiency


1 61
2 65
3 53
4 66
5 55
6 59
Average 59,83

Untuk perhitungan macroscopic efficiency (Vertical Sweep efficiency x Areal


Sweep Efficiency) adalah sebagai berikut.

Etotal =Evertical x EHorizontal x Emicroscopic

Etotal =Emacroscopic x Emicroscopic

Etotal
Emacroscopic =
Emicroscopic

0,08
Emacroscopic =
0,5983

Emacroscopic =0,134
REFERENSI :
1. Righi, Esteban Fernandez, (2007), “Water-Alternating-Gas Pilot in the Largest Oil
Field in Argentina: Chihuido de la Sierra Negra, Neuquen Basin”, SPE Latin
American and Caribbean Petroleum Engineering Conference, Bueonos Aries.
2. Righi, Esteban Fernandez, (2004),” Experimental Study of Tertiary Immiscible WAG
Injection”, SPE/DOE Fourteenth Symposium on Improved Oil Recovery, Tulsa.
3. Holtz, Mark H., 2016, “Immiscible Water Alternating Gas (IWAG) EOR: Current
State of the Art”, SPE Improved Oil Recovery Conference, Tulsa.
4. Juan, E. S, (2005), “Laboratory Screening for Air Injection-Based IOR in Two Waterf
looded Light Oil Reservoirs”, Journal of Canadian Petroleum Technology, Vol. 44
No1.
5. Moresca, Claudio Marcelo, (2004), “Reservoir Study of the Largest Oil Field in
Argentina - A Two Reservoir 2200 Well Simulation Model”, e SPE Annual Technical
Conference and Exhibition, Texas.
6. Brush, Randal M., (2000), “Immiscible CO2 Flooding for Increased Oil Recovery and
Reduced Emissions”, SPE/DOE Improved Oil Recovery Symposium, Tulsa.
7. Christensen, J. R, (2001), “Review of WAG Field Experience”, SPE International
Petroleum Conference and Exhibition of Mexico, Mexico.

Anda mungkin juga menyukai