Analisa Fluida Reservoir adalah tahapan analisis terhadap minyak mentah
atau crude oil setelah diambil dari sumur. Dalam crude oil yang dihasilkan dari sumur tidak seluruhnya mempunyai kompisisi minyak murni, tetapi juga terdapat kandungan zat-zat lainnya yang mempengaruhi kualitas minyak itu sendiri. Tujuan dari Analisa Fluida Reservoir ini adalah untuk menentukan kualitas minyak yang nantinya akan berpengaruh terhadap harga dari minyak yang dihasilkan pada suatu reservoir produksi tersebut. Minyak bumi adalah campuran senyawa hidrokarbon yang terbentuk di alam berasal dari bahan organik lalu mengalami pengendapan serta pemanasan dan mengalami sedimentasi didalam bumi. Senyawa hidrokarbon dapat berupa gas, zat cair atau zat padat bergantung pada komposisi, tekanan dan temperatur yang mempengaruhinya. Endapan minyak bumi dalam bentuk gas disebut sebagai gas alam, yang berbentuk liquid disebut minyak mentah atau crude oil, sedangkan yang berbentuk padatan disebut tar dan aspal. Senyawa hidrokarbon dapat digolongkan menjadi beberapa golongan diantaranya: a. Golongan Hidrokarbon Jenuh (Parafin). b. Golongan Hidrokarbon Tidak Jenuh c. Golongan Hidrokarbon Naftena (Sikloparafin) d. Golongan Hidrokarbon Aromatik Fluida formasi dari suatu lapisan produktif punya nilai ekonomis adalah minyak bumi atau crude oil, yang sering disebut dengan Fluida Reservoir. Fluida reservoir merupakan cairan yang terperangkap dalam suatu trap dimana cairan tersebut berasal dari source rock yang bermigrasi ke lapisan yang lebih porous (misalnya sandstone, carbonat). Cairan yang terperangkap tersebut terhalang oleh suatu cap yang menghalangi minyak bermigrasi kepermukaan. Cairan formasi dapat juga berasal dari kubah garam yang mempunyai kadar air formasi NaCl yang lebih tinggi. Tekanan statik dan temperatur reservoir merupakan faktor penentu besarnya fluida reservoir yang didapat jika lapisan diproduksikan. Dengan teknik analisa dan perhitungan yang baik pada proses pengolahan minyak akan didapatkan hasil yang baik pula. Hasil analisa Crude Oil juga sangat dipengaruhi oleh cara atau metoda pengambilan sample fluida, karena fluida yang dihasilkan oleh sumur produksi dapat berupa gas, minyak, dan air. Adapun metoda pengambilan sample tersebut ada dua cara, yaitu: 1. Bottom hole sampling; contoh fluida diambil dari dasr lubang sumur, hal ini bertujuan agar didapat sample yang lebih mendekati kondisi di reservoir. 2. Surface sampling (sampling yang dilakukan dipermukaan), cara ini biasanya dilakukan pada well head atau pada separator. Pemisahan zat padat, cair, dan gas dari minyak mutlak dilakukan sebelum minyak mencapai refinery, karena dengan memisahkan minyak dari zat-zat tersebut di lapangan akan dapat dihindari biaya-biaya yang seharusnya tidak perlu. Dari sini juga dapat diketahui perbandingan-perbandingan minyak dan air (WOR), minyak dan gas (GOR), serta persentase padatan yang terkandung dalam minyak. Oleh karena itu, dalam memproduksi minyak, analisa fluida reservoir sangat penting dilakukan guna menghindari hambatan-hambatan dalam operasinya. Hal itu juga dapat membantu dalam pencapaian produktifitas secara maksimum dengan baik. Studi dari analisa fluida reservoir ini sangat bermanfaat untuk mengevaluasi atau merancang peralatan produksi yang sesuai dengan keadaan di suatu reservoir, meningkatkan efisiensi, serta guna menunjang kelancaran proses produksi. Analisa terhadap fluida reservoir (antara lain minyak dan air) perlu dilakukan dilaboratorium karena hal ini berkaitan erat dengan metode produksi yang kita terapkan. Analisa dan pembahasan yang dilakukan dilaboratorium meliputi : 1. Penentuan kandungan air dengan Dean & Stark Method. 2. Penentuan kandungan air dan endapan (BS & W) dengan Centrifuge tabung besar dan tabung kecil. 3. Penentuan specific gravity. 4. Penentuan titik kabut, titik beku, dan titik tuang. 5. Penentuan flash point dan fire point dengan Tag Closed Tester. 6. Penentuan vapour pressure. 7. Penentuan viscositas kinematik secara coba-coba (Tentaive Method). 8. Analisa kimiawi air formasi. Agar dihasilkan suatu produk reservoir yang sesuai dengan yang kita harapkan, maka pada fluida tersebut perlu dilakukan beberapa analisa atau pengukuran terhadap air, endapan, berat jenis, titik kabut, titik beku, titik tuang, flash point, fire point, viscositas, tekanan uap, dan analisa terhadap air formasi. Penentuan kandungan air dan endapan sedimen pada minyak berpengaruh terhadap penentuan kualitas minyak. Dalam produksi minyak bumi kita tentunya menginginkan kandungan minyak bumi yang semurni mungkin namun dalam minyak bumi sendiri komposisinya tidak murni minyak. Oleh karena itu semakin sedikit kandungan air dan endapan sedimen dalam minyak maka kualitasnya semakin baik. Air dan endapan ini dapat menyebabkan masalah produksi baik di formasi, tubing maupun flowline. Penentuan SG (Spesific Gravity) berperan dalam menentukan jenis minyak yang diproduksi. Dapat berupa minyak berat, minyak sedang, minyak ringan atau gas. Setiap jenis fluida diberi perlakuan yang berbeda juga dalam proses produksinya. Penentuan titik kabut,titik tuang, titik beku, fire point dan flash point memegang peranan penting dalam hubungannya dengan temperatur fluida ketika di produksi dari flowline sampai tangki penampungan. Dengan mengetahui titik suhu tertentu maka sifat dan karakteristik minyak dapat diketahui sehingga hambatan pembekuan minyak dapat dihindari. Penentuan viskositas sangat penting karena untuk mengetahui laju alir minyak dari suatu sumur dan untuk mengetahui besarnya tekanan yang diperlukan agar minyak dapat mengalir dengan lancar di flowline. Tekanan uap erat kaitannya dengan viskositas. Analisa kimia air formasi sangat penting karena untuk mengetahui tingkatan korosif atau endapan dari air formasi tersebut. Analisa Fluida Reservoir sangat penting dilakukan guna menghindari hambatan-hambatan dalam proses produksinya. Jika hambatannya semakin minim maka pencapaian produktivitas dapat maksimum. Studi dari analisa fliuda reservoir ini dapat digunakan untuk mengevaluasi peralatan produksi yang digunakan.