PENDAHULUAN
6) Fraksi keenam
Pada fraksi ini dihasilkan minyak gas (minyak solar). Minyak bumi
dengan titik didih lebih kecil dari 3750C, masih berupa uap, dan akan
masuk ke kolom pendingin dengan suhu
2500C - 3750C. Pada trayek ini minyak gas (minyak solar) akan
mencairdan keluar ke penampungan minyak gas (minyak solar). Minyak
solar merupakan campuran alkana dengan rantai C15H32–C16H34.
7) Fraksi ketujuh
Pada fraksi ini dihasilkan residu. Minyak mentah dipanaskan pada suhu
tinggi, yaitu di atas 375oC, sehingga akan terjadi penguapan. Pada trayek
ini dihasilkan residu yang tidak menguap dan residu yang menguap.
Residu yang tidak menguap berasal dari minyak yang tidak menguap,
seperti aspal dan arang minyak bumi. Adapun residu yang menguap
berasal dari minyak yang menguap, yang masuk ke kolom pendingin
dengan suhu 375oC. Minyak pelumas (C16H34–C20H42) digunakan untuk
pelumas mesin-mesin, parafin (C21H44 – C
24H50) untuk membuat lilin, dan aspal (rantai C lebih besar dari C36H74)
digunakan untuk bahan bakar dan pelapis jalan raya.
b. Pengolahan tahap kedua (secondary process)
Pengolahan tahap kedua merupakan pengolahan lanjutan dari hasil-
hasil unit pengolahan tahapan pertama. Pada tahap ini, pengolahan ditujukan
untuk mendapatkan dan menghasilkan berbagai jenis bahan bakar minyak
(BBM) dan non bahan bakar minyak (non BBM) dalam jumlah besar dan
mutu yang lebih baik, yang sesuai dengan permintaan konsumen atau pasar.
Pada pengolahan tahap kedua, terjadi perubahan struktur kimia yang
dapat berupa pemecahan molekul (proses cracking), penggabungan molekul
(proses polymerisasi, alkilasi), atau perubahan struktur molekul (proses
reforming). Proses pengolahan lanjutan dapat berupa proses-proses seperti di
bawah ini. Proses pengolahan lanjutan dapat berupa proses-proses seperti di
bawah ini.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anas I. 1998. Bahan Kuliah Bioteknologi Tanah. Jurusan Ilmu Tanah. IPB. Bogor
Udiharto M. 1992. Aktivitas Mikroba dalam Degradasi Minyak Bumi. Diskusi
Ilmiah VIII. PPPTMGB LEMIGAS. Jakarta