AKUNTANSI

 PENEMU AKUNTANSI ADALAH LUCA PACIOLI 1494

 SEKUMPULAN STANDAR UMUM DISEBUT GENERALLY ACCEPTED ACCOUNTING PRINCIPLES
(GAAP), STANDAR YG MENGATUR BAGAIMANA PERISTIWA EKONOMI DILAPORKAN
 PSAK dan ISAK DISUSUN OLEH DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (DSAK) , DEWAN
TERSEBUT BERADA DIBAWAH IAI
 TUJUAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGA: UTK KESERAGAMAN LAPKEU,MEMUDAHKAN
PENYUSUSNAN LAP KEU KARNA ADA PEDOMAN, MEMUDAHKA AUDITOR DALAM MENGAUDIT,
MEMUDAHKAN PEMBACA LA KEU UTK MEMBANDINGKAN,
 SAK ADA 4 JENIS: SAK IRFS (SAK UMUM), SAK ETAP, SAK SYARIAH, SAK PEMERINTAH
 PERATURAN PEMERNTAH NO 24 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN.
MENGGUNAKAN BASIS KAS UTK PENGAKUAN TRANSAKSI PENDAPATAN, BELANJA DAN
PEMBIAYAAN. BASIS AKRUAL UNTUK PENGAKUAN ASET, SERTA KEWAJIBAN DAN EKUITAS
DANA. SEKARANG DIGANTI MENJADI PERATURAN PEMERINTAH NO.71 TAHUN 2010 TENTANG
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, YG MENGGUNAKAN BASIS KAS, KAS MENUJU AKRUAL
SAMPAI BASIS AKRUAL.
 PP NO 71 TAHUN 2010 TERDIRI ATAS: LAMPIRAN 1 SAP BERBASIS AKRUAL, LAMP 2 SAP
BERBASIS KAS MENUJU AKRUAL, LAMP 3 PROSES PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI
 LAP KEU MENURUT PP NO 71 TAHUN 2010
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN. (LRA)
2. LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH (SAL)
3. NERACA
4. LAPORAN ARUS KAS
5. LAPORAN OPERASIONAL
6. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
7. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
 REKENING:
1. REKENING RILL : REKENING AKTIVA, UTANG, EKUITAS
2. REKENING NOMINAL : REKENING PENDAPATAN DAN BEBAN
 AKUNTAN PUBLIK : JASA ASURANSI, JASA ASTESTASI, JASA NONASURANSI

 AKUNTAN INTERN: AKUNTAN Y BEKERJA DALAM PERUSAHAAN

 AKUNTAN PEMEIRNTAH: AKUNTAN YG BEKERJA DI INSTANSI PEMERINTAH

 AKUNTAN FORENSIK : AKUNTAN YG MENGUASAI SEGALA BIDANG

 NO REF AKUNTANSI : AKTIVA 1, KEWAJIBAN 2, EKUITAS 3, PENDAPATAN 4, BEBAN USAHA 5,

PENDAPATAN DILUAR USAHA 6, PAJAK PENGHASILAN 7
 PERSAMAAN AKUNTANSI : ASET = LIABILITAS + EKUITAS,
  MET ODE PENCATATAN DALAM AKUNTANSI:
1. KAS BASIS: TRANSAKSI DICATAT PADA SAAT MENERIMA ATAU SAAT MENGELUARKAN KAS.
2. AKRUAL BASIS: TRANSAKSI DICATAT PADA SAAT SEDANG TERJADI, MESKIPUN BELUM ATAU
MENERIMA KAS.
 SIKLUS AKUNTANSI
1. IDENTIFIKASI TRANSAKSI (BUKTI TRANSAKSI)
2. MEMINDAHBUKUKAN TRANSAKSI AKUNTANSI DARI JURNAL KE BUKU BESAR
3. MENYUSUN NERACA SALDO UNTUK MENGECEK KESAMAAN D DAN K TRANSAKSI
AKUNTANSI YANG TELAH DICATAT DAN DIBUKUKAN, MENYUSUN NERACA SALDO
BERDASARKAN DATA DARI AKUN BUKU BESAR.
4. MEMBUAT JURNAL PENYESUAIAN DAN MEMBUKUKAN JURNAL PENYESUAIAN KE BUKU
BESAR
5. MENYUSUN NERACA SALDO SETELAH PENYESUAIAN
6. MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN NERACA SALDO SETELAH
PENYESUAIAN : LAPORAN NERACA, LAPORAN LABA RUGI, LAPORAN PERUBAHAN
MODAL, LAPORAN ARUS KAS, CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
7. MEMBUAT JURNAL PENUTUP DAN MEMBUKUKAN JURNAL PENUTUP KE BUKU BESAR
8. MENYUSUN NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN
9. MEMBUAT JURNAL PEMBALIK KE BUKU BESAR

JIKA TERJADI KESALAHAN DALAM PENCATATAN JURNAL, DIBUAT JURNAL KOREKSI: 1. MEMBUAT
JURNAL PENGHAPUSAN, 2. MEMBUAT JURNAL SEBENARNYA, 3. MEMBUAT JURNAL KOREKSI

PENGHAPUSAN KARNA PIUTANG TAK TERTAGIH

MENGHITUNG PENYUSUTAN

 FUNGSI BUKU BESAR: MERINGKAS SEMUA DATA TRANSAKSI YG SUDAH TERTULIS DIJURNAL
UMUM
 FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN: MENETAPKAN SALDO CATATAN AKUN BUKU BESAR PADA AKHIR
PERIODE DAN MENGHITUNG PENDAPATAN DAN BEBAN YG SEBENARNYA PD PERIODE YG
BERSANGKUTAN
 FUNGSI NERACA LAJUR: MERINGKAS DATA DALAM PENCATATAN KEUANGAN, MEMERIKSA
KEMBALI DATA YANG DICATAT, MEMBANTU PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN,
MENUNJUKKAN PERUSAHAAN TELAH MENJALANKAN PROSEDUR
 FUNGSI JURNAL PENUTUP: MENUTUP SEMUA AKUN SEHINGGA SALDO MENJADI 0,
MENUNJUKKAN SALDO REKENING MODAL YG SESUAI DGN AKHIR PERIODE, MEMISAHKAN
AKUN BEBAN DAN PENDAPATAN DR SALDO SEBELUMNYA,
 FUNGSI JURNAL PEMBALIK: MENGHINDARI KESALAHAN PENCACTATAN DI AWAL PERIODE,
MEMUDAHKAN PENCATATAN, MENGHINDARI TERJADINYA DOUBLE ENTRY, MEMPERMUDAH
PENGAWASAN DALAM MELAKUKAN PENCATATAN
  METODE PENCATATAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG , PERIODIK PERPETUAL:

PENCATATAN PERIODIK:

I. PEMBELIAN TUNAI : PEMBELIAN (D) / KAS (K)

II. PEMBELIAN KREDIT : PEMBELIAN (D) / UTANG DAGANG (K)
III. PENJUALAN TUNAI : KAS (D) / PENJUALAN (K)
IV. PENJUALAN KREDIT: PIUTANG DAGANG (D) / PENJUALAN (K)

PENCATATAN PERPETUAL:

V. PEMBELIAN TUNAI : PERSEDIAAN BRG DGNG (D) / KAS (K)

VI. PEMBELIAN KREDIT : PERSEDIAAN BRG DAGANG (D) / UTANG DAGANG (K)
VII. PENJUALAN TUNAI : KAS (D) / PENJUALAN (K)
HPP (D) / PERSEDIAAN BRG DAGANG (K)
VIII. PENJUALAN KREDIT: PIUTANG DAGANG (D) / PENJUALAN (K)
HPP (D) / PERSEDIAAN BRG DGNG (K)

MENCATAT RETUR PENJUALAN:

MENCATAT DISKON PENJUALAN = DISKON PENJUALAN (D) / PIUTANG DAGANG (K)

MENCATAT RETUR DAN POT PENJUALAN = RETUR DAN POT PENJUALAN (D) / PIUTANG
DAGANG (K) / PERSEDIAAN BRG DGNG (D) / HPP (K)

MENCATAT RETUR DAN POT PEMBELIAN MENGGUNAKAN PERPETUAL

UTANG DAGANG (D) / PERSEDIAAN BARANG DAGANG (K)

MENCATAT RETUR DAN POT PEMBELIAN MENGGUNAKAN PERIODIK

UTANG DAGANG (D) / RETUR DAN POT PEMBELIAN (K)

(PERPETUAL, JIKA SETELAH MEMBELI PERSEDIAAN ADA SYARAT DAN

DIBAYAR)

Maksud dari termin 2/10, n/30 itu adalah ketika pelunasan dilakukan dalam
kurun waktu sepuluh hari, maka pembeli akan mendapatkan diskon 2%. Jika
pelunasan dalam kurun waktu tiga puluh hari, maka pembeli tidak
mendapatkan diskon. Jika lebih dari tiga puluh hari, maka pembeli akan
dikenakan denda keterlambatan pelunasan.

Katakanlah perusahan Sejahtera Abadi melunasi pembelian kredit persediaan

pada poin satu di atas. Karena ada pengembalian persediaan (poin dua),
maka sisa yang harus dilunasi adalah Rp2.700.000. Karena perusahaan
Sejahtera Abadi melunasi di hari kesembilan, maka nilai sisa pelunasan
dikenai diskon 2% (Rp2.700.000 x 2% = Rp54.000). Nilai diskon tersebut
dikurangkan (dikreditkan) pada akun persediaan. Berikut pencatatan
jurnalnya: UTANG USAHA 2.700(D) / KAS 6.646 (K) , PERSEDIAAN 54 (K)
JIKA ADA BIAYA ANGKUT : PERSEDIAAN (D) / KAS (K)

Ketika perusahaan menjual persediaan, maka

terdapat dua pencatatan jurnal. Jurnal pertama
adalah pendebitan kas atau piutang usaha (jika
transaksi kredit) dan pengkreditan akun
penjualan.
PIUTANG USAHA/KAS (D) / PENJUALAN (K) / HPP (D) / PERSEDIAAN (K)

masih terkait dengan transaksi pada poin kelima, pelanggan

melunasi piutang pada hari kedelapan. Perusahaan memberikan
diskon kepada pelanggan sebesar Rp60.000 (Rp3.000.000 x 2%).
Berikut pencatatan jurnalnya:
KAS 2.940 (D) , DISC PENJUALAN 60 (D) / PIUTANG USAHA 3.000 (K)

Jika pelanggan mengembalikan barang yang

dibeli karena terdapat kerusakan dan tidak bisa
dijual kembali, maka jurnal retur penjualan bagi
perusahaan Sejahtera Bersama adalah:
RETUR PENJUALAN (D) / KAS (K)

Sebagai tambahan, jika barang yang dikembalikan bukan barang rusak, yang
berarti masih bisa dijual kembali, maka pencatatan jurnal tambahannya
adalah: PERSEDIAN (D) / HPP (K)

AKUNTANSI PERSEDIAAN
FIFO , LIFO DAN AVEGAR (BOOKMARKS)

 JURNAL KHUSUS: JURNAL YG DIKELOMPOKKAN SESUAI JENIS TRANSAKSI

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH : DIATUR DALAM PP NO 24 TAHUN 2005

SAHAM PREFEREN : SAHAM YG MEMILIKI HAK MELEBIHI SAHAM BIASA

TERBAGI 2 : SAHAM PREFEREN PARTISIPASI = MEMILIKI HAK UNTUK MEMBAGI KEUNTUNGAN

SAHAM PREFEREN NONKUMULATIF: TIDAK MEMILIKI HAK

DEVIDEN : LABA PERUSAHAAN YG DIBAYARKAN KE PEMEGANG SAHAM

TERBAGI 5 :

1. TUNAI (DIBAYARKAN DALAM BENTUK TUNAI,

2. SAHAM
3. PROPERTI
4. SKRIP (SURAT JANJI HUTANG, PERUSAHAAN BERHUTANG DULU)
5. DEVIDEN LIKUIDASI, (PENGEMBALIAN MODA : TERJADI BILA PERUSAHAAN BANGKRUT DAN
MEMILIKI SEDIKIT KEKAYAAN TERSISA)

HAK PEMEGANG SAHAM :

1. HAK UNTUK HADIR DAN MEMBERIKAN SUARA PADA RAPAT UMUM,

2. HAK UNTUK MENDAPATKAN DEVIDEN
3. HAK UNTUK MENDAPATKAN PENJELASAN DARI DIREKSI ATAS KINERJA PERUSAHAAN
4. HAK UNTUK MENDAPATKAN PERLAKUAN YYG SAMA SBAGAI PEMEGANG SAHAM

POSTULAT AKUNTANSI : PERNYATAAN YANG TIDAK MEMERLUKAN PEMBUKTIAN ATAU AKSIOMA.

MANAJEMEN

 FUNGSI MANAJEMEN
1. PLANNING (PERENCANAAN)
2. ORGANIZING (ORGANISASI)
3. LEADING: MENGAMBIL KEPUTUSAN, MENGADAKAN KOMUNIKASI,)
4. DIRECTING/COMMANDING (MEMBERI BIMBINGAN, SARAN, PERINTAH KPD BAWAHAN
AGAR TUGAS DIJALANKAN DGN BAIK
5. MOTIVATING
6. COORDINATING
7. CONTROLLING
8. REPORTING (MELAPORKAN PERKEMBANGAN)
9. STAFFING (EREKUT TENAGA KERJA, MENGURUS PERSONALISA)
10. FORECASTING (MERAMALKAN, MENTAKSIR)
 DALAM MENETAPKAN SUATU RENCANA HARUS MENGANDUNG UNSUR:
1. TUJUAN
2. POLITIK (KEWENANGAN DELEGASI DAN PERTANGGUNGJAWABAN)
3. PROSEDUR
4. ANGGARAN
 5. PROGRAM
 TINGKATAN MANAJER: MANAJEMEN PUNCAK (CEO), MANAJEMEN TINNGKAT MENANGAH
(KEPALA DEPARTEMEN, KEPALA CABANG), MANAJEMEN LINI PERTAMA (MANDOR,
SUPERVISOR)
 ORGANISASI FORMAL DAN NON FORMAL: ORGANISASI FORMAL (PT, CV DSB), ORGANISASI NON
FORMAL (ARISAN IBU2, KEMPING KE GUNUING DSB)
 BENTUK-BENTUK ORGANISASI
1. ORGANISASI LINI : YG MENGUHUBUNGKAN LANGSUNG SECARA VERTIKAL ANTARA
ATASAN DAN BAWAHAN. DIPAKAI HANYA UTK ORGANISASI KECIL. (KEDAI NASI,
BENGKEL DSB)
2. ORGANISASI LINI DAN STAF: SAMA SEPERTI ORGANISASI LINI TAPI IN DIBANTU STAFF
3. ORGANISASI FUNGSIONAL: DIMANA KEKUASAAN PIMPINAN DILIMPAHKAN KE PADA
PEJABAT SATUAN BIDANG DIBAWAHNYA
4. ORGANISASI LINI DAN FUNGSIONAL: ORGANISASI YANG ANGGOTANYA PUNYA
WEWENANG YG SAMA DAN PIMPINANNYA KOLEKTIF (ORGANISASI UNIVERSITAS:
REKTOR, KABAG ADM, BAAK, FAKLUTAS, DSB)

PERPAJAKAN

 TEORI PERPAJAKAN
 ASAS PERPAJAKAN: ASAS DOMISILI, ASAS SUMBER DAN ASAS KEBANGSAAN
 STELSEL PAJAK: SISTEM PEMUNGUTAN YG DIGUNAKAN UTK MENGHITUNG BESARNYA PAJAK YG
HARUS DIBAYARKAN. ADA 3 STELSEL:
1. STELSEL NYATA/RILL : DIDASARKAN PADA OBJEK DAN PENGHASILAN (PPH), DILAKUKAN
PADA AKHIR TAHUN AGAR PENGHASILAN SESUNGGUHNYA DAPAT DIKETAHUI
2. STELSEL FIKTIF : PENGENAAN PAJAK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG.
3. STELSEL CAMPURAN: GABUNGAN ANTARA DUA STELSEL DI ATAS. PD AWAL TAHUN
DIHITUNG PAJAK BRDSRKAN STELSEL FIKTIF DAN DI AKHIR TAHUN STELSEL RILL.
 SISTEM PUNGUTAN PAJAK : ADA 3 : SELF ASSESMENT SYSTEM (MANDIRI), OFFICIAL ASSESMENT
SYSTEM (APARAT), WHITHOLDING SYSTEM ((BENDAHARA/PERUSAHAAN)
 STELSEL PUNGUTAN PAJAK: STELSEL NYATA , STELSEL ANGGAPAN , STELSEL CAMPURAN
 PAJAK LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG : PAJAK LANGSUNG YAITU PAJAK YG DIBAYARKAN
SENDIRI, PAJAK TIDAK LANGSUNG: PAJAK YG BISA DIWAKILKAN
 PERTIMBANGAN PEMUNGUTAN PAJAK: PRINSIP KEADILAN, KEPASTIAN,
KECOCOKAN/KELAYAKAN, EKONOMI
 PAJAK SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF: PAJAK SUBJYEKTIF: PAJAK YG BERORIENTASI PADA SUBYEKNYA
(CONTOH: PPH PENGHASILAN)DIBAYAR JIKA MENGHUNI WILAYAH IDNS, JIKALAU WNI, BILA DIA
PUNYA USAHA). PAJAK OBYEKTIF: PAJAK YG BERORIENTASI PADA OBYEK CONTOH (PPN
PEJUALAN)
 TARIF PAJAK:
1. TARIF PROGRESIF DITERAPKAN UTK PPH
 Lapisan penghasilan kena pajak (PKP) sampai Rp50 juta, tarif
pajaknya 5%.
Lapisan PKP lebih dari Rp50 – Rp250 juta, tarif pajaknya 15%.
Lapisan PKP lebih dari Rp250 -Rp500 juta, tarif pajakya 25%.
Lapisan PKP di atas Rp500 juta, tarif pajaknya 30%.
2. TARIF DEGRESIF : Tarif degresif ini kebalikan dari tarif progresif.
Artinya, tarif pajak ini merupakan tarif pajak yang persentasenya
akan lebih kecil dari jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak
tinggi.
3. TARIF PORPOSIONAL: Tarif tetap atau tarif pajak regresif adalah tarif
pajak yang nominalnya tetap tanpa memerhatikan jumlah yang
dijadikan dasar pengenaan pajaknya.
 NPWP: ADALAH NOMOR YG DIGUNAKAN SEBAGAI SARANA DALAM ADMINISTRASI PERPAJAKAN
SEBAGAI TANDA PENGENAL DIRI ATAU IDENTITAS WAIB PAJAK (15 DIGIT) , MEMILIKI NPWP
MEMPERMUDAH DALAM MEMBAYAR PAJAK
 SPT: SURAT YG DIGUNAKAN UNTUK MELAPORKAN PERHITUNGAN DAN PEMBAYARAN PAJAK
 YG WAJIB MENGISI SPT : SETIAP WARGA NEGARA YG MEMPUNYAI PENGHASILAN LEBIH
FORMULIR 1770 SS UTK PEGAWAI GAJI DIBAWAH 60JT, 1770 S UTK GAJI DIATAS 60JT DAN 1770
UTK ORG YG BUKAN BERSTATUS SEBAGAI PEGAWAI ATAU USAHAWAN.
Bukti potong pajak dapat diterima WP dari bendahara atau bagian keuangan di kantor
tempat mereka bekerja, berupa dokumen lembar 1721-A1 (karyawan swasta) atau lembar
1721-A2 (pegawai negeri sipil).

 SKP: SURAT KETETAPAN PAJAK : catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada
suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan
tersebut
 SURAT TAGIHAN PAJAK: FUNGSI: SEBAGAI KOREKSI, PEMBERIAN SANKSI, MENAGIH PAJAK
SANKSI STP: SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA: 50.000 APABILA TDK BYAR/TERLAMBAT
MENYAMPAIKAN PER MASA, DAN 100.000 BILA PER TAHUN. SELAIN ITU DENDA 2 % DARI
DASAR PENGENAAN PAJAK DALAM HAL: 1 BILA PENGUSAHA TIDAK MELAPORKAN HASIL
USAHANYA UTK DIMINTAI PAJAK,
1. PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN, TIDAK ATAU KURANG BAYAR
2. SURAT PEMBERITAHUAN KEKURANGAN PEMBAYARAN PAJAK, SEBAB SALAH
TULIS/HITUNG
3. WAJIB PAJAK DIKENAKAN SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA/BUNGA
4. PENGUSAHA YG DIKENAKAN PAJAK BERDASARKAN UU PPN TTP TIDAK MELLAPORKAN
KEGIATAN USAHANYA UNTUK DIBAYARKAN PAJAK
 SURAT KEBERATAN DAN KEUPTUSAN BANDING PAJAK: KEBERATAN: DIAJUKAN DALAM JANGKA
WAKTU 3 BULAN DI DIREKTORAT JENDRAL PAJAK. DAN JIKA TIDAK SELESAI WAJIB PAJAK
MENGAJUKAN PERMOHONAN BANDING KPD BADAN PERADILAN PAJAK
 SURAT PAKSA PAJAK : DITERBITKAN SETELAH 21 HARI JATUH TEMPO
 PAJAK PENGHASILAN: PPH 25 DIATUR UU NO 36 TAHUN 2008
  SUBJEK PAJAK DLM NEGERI: ORANG PRIBADI YG BERTEMPAT TINGGAL DI IDNS, ORG YG BERADA
DI IDNS LEBIH 183 DLM JANGKA WAKTU 12 BLN, BADAN YG BERDIRI ATAU BERTEMPAT DI
INDONESIA, WARISAN YG BELUM TERBAGI
 SUBJEK LUAR NEGERI:
 TAHAPAN DAN ISTILAH DALAM MENGITUNG PAJAK
 PPH, PASAL 21 , 24 DAN 25
PPH 21: (GAJI, UPAH, HONORARIUM DAN PEMBAYARAN LAIN YG DITERIMA OLEH PEGAWAI)
HITUNGLAH PPH PASAL 21, 22
CARI TARIF PPH 23 DAN SEMUANYA BELAJAR DI BOOKMARK
 PENYUSUTAN DAN AMORTISASI
 PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK BARANG MEWAH
 OBJEK DAN SUBJEK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
 TARIF OBJEKPERTAMBAHAN NILAI
 TARIF PAJAK PENJUALAN BRG MEWAH
 PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
 BEA MATERAI

TARIF PAJAK PPN :

PPN ADA 2 , PPN MASUKAN (PKP MEMBELI, MEMPEROLEH, MAUPUN MEMBUAT PRODUK)
PPN KELUARAN (BILA PKP MENJUAL PRODUKNYA)

1. Tarif PPN sebesar 10% untuk penyerahan dalam negeri.

2. Tarif PPN sebesar 0% untuk ekspor barang kena pajak
berwujud maupun tidak berwujud, dan ekspor jasa kena pajak.
3. Tarif pajak tersebut dapat berubah minimal sebesar 5% dan
maksimal sebesar 15%.

TARIF PAJAK BER NPWP:S

SAMPAI DENGAN 50.000.000 = 5%
DIATAS 50.000.000-250.000.000 = 15%
DIATAS 250JT-500JT = 25%
DIATAS 500JT = 30%
CARA MENGITUNG YG TIDAK BER NPWP DI BOOKMARKS

TIDAK KAWIN
TK/0 = 54.000.000/TAHUN
TK/1 = 58.500.000
TK/2 = 63.000.000
 TK/3 = 67.500.000

KAWIN
K/0 = 58.500.000
K/1 = 63.000.000
K/2 = 67.500.000
K/3 = 72.000.000

ISTRSI DAN SUAMI BEKERJA

K1/0 = 112.500.000
K1/1 = 117.000.000
K1/2 = 121.500.000
K1/3 = 126.000.000

 EKONOMI MAKRO DAN MIKRO V

EKONOMI MAKRO
POKOK MASALAH EKONOMI: PENGANGGURAN, INFLASI, SIKLUS BISNIS (TAHAP KONTRAKSI,
TAHAP EKSPANSI), SUKU BUNGA, PERTUMBUHAN STAGNAN.
EKONOMI TERBAGI 3 SISTEM:
ISTEM EKONOMI TRADISIONAL, (TEKNOLOGI RENDAH)
SISTEM EKONOMI LIBERAL/KAPITALIS, (KEBEBSAN BAGI MASYARAKAT DALAM BERUSAHA)
SISTEM EKONOMI CAMPURAN, PERAN PEMERINTAH DAN SWASTA SAMA BESAR. DAN MEMILIKI
KEKUASAAN PENUH TERHADAP SDA.
BENTUK PASAR:
1. PASAR KONKRET: (PASAR SWALAYAN, TRADISIONAL) PASAR YG NYATA
2. PASAR ABSTRAK: (ONLINE SHOP, BURSA EFEK)

PASAR MONOPSONI: PASAR YG TERDAPAT BANYAK PENJUAL DAN 1 PEMBELI

PENDAPATAN NEGARA: PENERIMAAN PAJAK, NON PAJAK (BRG MILIK NEGARA DAN
DISEWAKAN OLEH NEGARA, KEUNTUNGAN BUMN, HARTA TERLANTAR, DENDA YG DIJATUHKAN
UTK KEPENTINGAN UMUM, RETRIBUSI DAN IURAN), HIBAH

PENGELUARAN NEGARA:

1. BELANJA PEGAWAI (GAJI, TUNJANGAN, UANGMAKAN)

2. BELANJA BARANG (BRG UTK PENYELENGGARAAN PEMERINTAH)
3. BELANJA RUTIN DAERAH
4. BUNGA DAN CICILAN UTANG
5. SUBSIDI
6. BERBAGAI PENGELUARAN YG BERSIFAT NON DEPARTEMEN
 PENGARUH PENGELUARAN NEGARA BERAKIBAT KE : PRODUKSI, DISTRIBUSI, KONSUMSI,
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN

PEREKONOMIAN DUA SEKTOR: RUMAH TANGGA KONSUMSI DAN RUMAH TANGGA PRODUKSI

PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR: RT KONSUMSI , PRODUKSI DAN PEMERINTAH

PEREKONOMIAN TERBUKA: MELIBATKAN MASYARAKAT LUAR NEGERI

POKOK MASALAH PEMBANGNAN EKONOMI: KEMISKINAN

FAKTOR YG MEMPENGARUHI PERMINTAAN:

1. HARGA BRG DAN JASA

2. PENDAPATAN
3. SELERA KONSUMEN
4. INTENSITAS KEBUTUHAN
5. JUMLAH PENDUDUK
6. HARGA BARANG SUBTANSI
7. HARGA BARANG KOMPLEMENTER
8. PROMOSI
9. ESTIMASI HARGA DI MASA DEPAN
10. ESTIMASI PENDAPATAN DI MASA DEPAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN

1. HARGA BARANG DAN JASA

2. BIAYA PRODUKSI (BAHAN BAKU, ALAT DAN MESIN, GAJI KARYAWAN, DAN SEBBAGAINYA)
3. KEMAJUAN TEKNOLOGI
4. PAJAK
5. JUMLAH PENJUAL ATAU PRODUSEN
6. BENCANA ALAM
7. HARGA BRG PENGGANTI
8. PERKIRAAN HARGA DIMASA MENDATANG
9. KEBIJAKA PEMERINTAH

EKONOMI MIKRO

MEMBAHAS HUKUM PERMINTAAN DAN PENAWARAN

FAKTOR YG MEMENGARUHI ELASTISITAS PERMINTAAN:

 Jenis barang
 Tidak ada barang subtitusi atau barang pengganti
 Harga barang
 Keyakinan dan tradisi
 Frekuensi pembelian barang
 Selera.

faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran adalah :

 Jenis barang
 Tujuan tertentu
 Tingkat teknologi
 Kapasitas produksi
 Jumlah produsen

UNTUK MENILAI TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ATAS PRODUK ATAU JASA DIGUNAKA PENDEKATAN:

KARDINAL DAN ORDINAL: KARDINAL BISA DHITUNG SECARA NUMERIK SEDANGKAN ORDINAL TIDAK

PASAR SAINGAN SEMPURNA: PASAR SEHARI-HARI, PASAR SAYUR, IKAN DSB.

PASAR PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA SPRTI DIBAWAH

PASAR MONOPOLI: SATU PENJUAL DAN BANYAK PEMBELI (PERTAMINA)

PASAR OLIGOPOLI: PASAR YG SEDIKIT PENJUAL DAN BANYAK PEMBELI (INDUSTRI ROKOK, MOBIL,
SEMEN)

PASAR MONOPOLISTIK : PENJUALNYA BERSAING (ADIDAS DAN NIKE DSB)

PASAR MONOPSONI: BANYAK PENJUAL SATU PEMBELI (WARGA YG MENJUAL TERNAKNYA KE

PEMASOK)

PASAR OLIGOPSONI : PENJUAL YG MEMBELI DIPASAR KEMUDIAN DIOLAH KEMBALI UTUK DIJUAL

 AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH V

 BANK & LEMBG KEU LAINNYA
 AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN
 AKUNTANSI BIAYA
 AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
 AKUNTANSI MANAJEMEN V
  AUDITING
 SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
 TEORI AKUNTANSI
 MANAJEMEN KEUANGAN V
 SISTEM INFORMASI AUDITING
 INTERNAL AUDIT
MANAJEMEN
TEORI MANAJEMEN: TEORI MANAJEMEN ILMIAH (FREDERICK W. TAYLOR), ADMINISTRATIF
(HENRI FAYOL), BIROKRASI (MAX WEBER) DAN PERILAKU (ELTON MAYO).
 SISTEM INFORMASI PERUSAHAAN
 ORGANISASI TATA NIAGA
 MANAJEMEN PEMASARAN
 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


AUDITOR INDEPENDEN: AUDITOR YG MENYEDIAKAN JASANYA KE MASYARAKAT, TERUTAMA DLM

BIDANG KEUANGAN

AUDITOR PEMERINTAHAN: AUDITOR YG BEKERJA DI INSTANSI PEMERINTAH YG MELAKUKAN AUDIT

ATAS PERTANGGUNGGJAWABAN KEUUANGAN YG DISAJIKAN UNIT-UNIT ORGANISASI.

AUDITOR INTERNAL : AUDITOR YT BEKERJA DALAM PERUSAHAAN YG TUGAS POKOKNYA ADALAH

MENENTUKAN APAKAH KEBIJAKAN DAN PROSEDUR YG DITETAPKAN OLEH MANAJEMEN SUDAH
DIPATUHI.

STANDAR AUDIT: STANDAR PERIKATA AUDIT ( SPA), STANDAR UMUM, STANDAR PEKERJAAN
LAPANGAN, STANDAR PELAPORAN

AUDIT TERBAGI DALAM 3: YAITU MENGAUDIT KINERJA/KEGIATAN , MENGAUDIT FINANCIAL, DAN

MENGAUDIT SOP

PROSEDUR AUDIT:

1. STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN : INSPEKSI, PENGAMATAN, PERMINTAAN KETERANGAN DAN

KONFIRMASI
2. PENGUMPULAN BUYKTI: PENELUSURAN, PEMERIKSAAN, PENGHITUNGAN, SCANNING,
PELAKSANAAN UKANG, TEKNIK AUDIT BERBANTAUN KOMPUTER
3. INSPEKSI
4. PENGAMATAN
5. KONFIRMASI
6. PERMINTAAN KETERANGAN
7. PENELUSURAN
8. PEMERIKSAAN DOKUMEN PENDUKUNG
 9. PENGHITUNGAN
10. SCANNING
11. PELAKSANAAN ULANG
12. TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER

AUDIT ADALAH PEMERIKSAAN ATAU EVALUASI TERHADAP ORGANISASI BERUPA LAPORAN KEUANGAN
DAN KEGIATAN DI ORGANISASI TERSEBUT, APAKAH WAJAR ATAU TIDAK LAP KEUANGAN DAN KEGIATAN
ORGANISASI TERSEBUT. PENGUMPULAN DAN EVALUASI BUKTI UNTUK MENGUKUR MENGENAI SUATU
ENTITAS EKONOMI. TUJUANNYA MEMBERIKAN PENDAPAT KEPADA PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN YG
TELAH DIPERIKSA AUDITOR DAN DIBERIKAN OPINI, APAK LAP KEUANGAN TELAH DISAJIKAN DENGAN
WAJAR.

TUJUAN AUDIT: TRANSAKSI , SALDO , PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

UNTUK MEMERIKSA LAP KEUANGAN DIBUTUHKAN BUKTI AUDIT

BUKTI AUDIT:

1. STRUKTUR PENGENDALIAN
2. BUKTI FISIK
3. CATATAN AKUNTANSI
4. KONFIRMASI
5. BUKTI DOKUMENTER
6. BUKTI SURAT PERNYATAAN
7. PERHITUNGAN KEMBALI
8. BUKTI LISAN
9. BUKTI ANALITIS DAN PERBANDINGAN

MATERIALITAS: BESARNYA NILAI YG HILANG ATAU SALAH SAJI

TAHAPAN AUDIT:

1. PERENCANAAN AUDIT: MENCARI BUKTI, BIAYA WAJAR, MENGHINDARI KESALAHPAHAMAN DGN

CLIENT
2.

OPINI AUDIT:

1. WAJAR TANPA PENGECUALIAN (MEMENUHI KRITERIA)

2. WAJAR TANPA PENGECUALIAN DENGAN KALIMAT PENJELAS
3. WAJAR DENGAN PENGECUALIAN
4. TIDAK WAJAR
5. MENOLAK MEMBERIKAN PENDAPAT ( TERJADI JIKA TIDAK BISA MEMERIKSA ATAUTIDAK
MEMILIKI BUKTI)