Anda di halaman 1dari 52

Pertamina (dahulu bernama Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara) adalah

sebuah BUMN yang bertugas mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia. Pertamina
masuk urutan ke 122 dalam Fortune Global 500 pada tahun 2013.[3][4].

Pertamina pernah mempunyai monopoli pendirian SPBU di Indonesia, namun monopoli tersebut telah
dihapuskan pemerintah pada tahun 2001. Perusahaan ini juga mengoperasikan 7 kilang minyak dengan
kapasitas total 1.051,7 MBSD, pabrik petrokimia dengan kapasitas total 1.507.950 ton per tahun dan
pabrik LPG dengan kapasitas total 102,3 juta ton per tahun.[5]

Pertamina adalah hasil gabungan dari perusahaan Pertamin dengan Permina yang didirikan pada tanggal
10 Desember 1957. Penggabungan ini terjadi pada 1968

Pengusahaan minyak dan gas melalui operasi sendiri dilakukan di 7 (tujuh) Daerah Operasi Hulu (DOH).
Ketujuh daerah operasi tersebut adalah DOH Aceh (NAD) Sumatera Bagian Utara yang berpusat di
Rantau, DOH Sumatera Bagian Tengah berpusat di Jambi, DOH Sumatera Bagian Selatan berpusat di
Prabumulih, DOH Jawa Bagian Barat berpusat di Cirebon, DOH Jawa Bagian Timur berpusat di Cepu,
DOH Kalimantan berpusat di Balikpapan, dan DOH Papua berpusat di Sorong.

Pengembangan usaha

Dalam hal pengembangan usaha, Pertamina telah mulai mengembangkan usahanya baik di dalam dan luar
negeri melalui aliansi strategis dengan mitra. Pertamina juga memiliki usaha yang prospektif di bidang
jasa pemboran minyak dan gas melalui Pertamina Drilling (PDSI) yang memiliki 42 unit rig pemboran
darat serta anak perusahaan PT Usayana yang memiliki 7 rig pemboran darat. Dalam kegiatan transmisi
gas, Pertamina memiliki jaringan pipa gas dengan panjang total 3800 km dan 64 stasiun kompresor.

Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum – minyak),
dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah
terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari
campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi
dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya.

Quote:
Quote:
1.seismic
Spoiler for :

Quote:
proses ini bertujuan untuk mencari t4 yang memiliki kandungan gas/ minyak bumi. Dengan menggunakan
gelombang akustik (acoustic waves) yang merambat ke lapisan tanah. Gelombang ini direfleksikan dan
ditangkap lagi oleh sensor. Dari proses perambatan gelombang ini akan diolah dan terlihatlah lapisan-
lapisan tanah untuk diolah manakah lapisan yang berpotensi mengandung gas/oil.

Spoiler for :

Quote:
2.drilling and well construction
Spoiler for :

Quote:
proses ini disebut juga proses "pengeboran minyak". Biasanya pake rig (tempat untuk mensupport proses
pengeboran, dsb).simpel nya, kita membuat lubang di tempat yang diidentifikasi ada kemungkinan
sumber minyak/gas di tempat tersebut.

Perlu di ketahui dalam proses ini ada kemungkinan blow out (pressure yang ga bisa di kontrol, langsung
ke surface), jadi harus ada pengendalian pressure dari dalam tanah.

Pressure downhole / dalam tanah lebih besar dari pressure atmosferik, untuk mengimbanginya biasanya
pake mud a.k.a lumpur dengan spesific gravity (berat jenis) tertentu. Mud ini akan menciptakan
hydrostatic pressure yang bisa menahan pressure dari dalam.

Setelah "lubang" siap, maka selanjutnya akan di cek apakah ada kandungan minyak/ gas nya.

Quote:
3.well logging
Spoiler for :
Quote:
proses ini yang paling mahal. Tool nya mahal, karena harus tahan pressure dan temperature yang tinggi.
Di samping memetakan lapisan tanah, proses ini juga mengambil sample untuk nantinya d cek
kandungannya (minyak, gas, ato cuma air).

Spoiler for :

Quote:
Dari sini ketahuan lapisan tanah dan batuan. Mana yang mengandung air, mana yang ada gas, dan lapisan
tanah mana yang "mungkin" ada kandungan minyaknya.

Quote:
4. Well testing
Spoiler for :

Quote:
proses ini adalah proses dimana lapisan yang diperkirakan mengandung oil/gas di "tembak", dengan
explosif. Setelah itu minyak yang terkandung diantara pori-pori batuan akan mengalir menuju tempat
yang pressure nya lebih kecil (ke atmosferik a.k.a ke permukaan tanah).

Untuk mengontrol pergerakan ini, sumur diisi dengan liquid tertentu untuk menjaga under balance (sumur
masih bisa di "kendalikan" dan tidak blow out), contoh liquid: Brine, diesel, ato air aja.

Gas, minyak, air, ataupun berbagai macam zat yang keluar akan dicari rate nya. Untuk minyak berapa
bopd(barrell oil per day) yang bisa dihasilkan. Untuk gas, berapa mmscfmm/d (million metric standart
cubic feet per day atau berapa juta cubic feet) yang bisa dihasilkan sumur tersebut.

Proses testing ini juga mengambil sample liquid maupun gas, dan juga data-data tentang pressure,
temperature, specific grafity, dll untuk selanjutnya diolah oleh reservoir engineer. Data ini akan
menunjukan seberapa besar dan seberapa lama kemampuan berproduksi dari reservoir sumur tersebut.

Quote:
gas/minyak dibakar agar tidak mencemari lingkungan. Sistem pembakarannya sudah sangat maju, dengan
mixture gas, minyak, angin, dan air untuk menjadikan pembakaran yang optimal.

Quote:
5. Well completion
Spoiler for :

Quote:
proses ini adalah proses instalasi aksesoris sumur sebelum nantinya sumur siap diproduksi. Fungsi
utamanya adalah menyaring "pasir" yang dihasilkan setelah proses penembakan dalam well testing.

Pasir yang sampai ke surface dengan pressure diibaratkan "peluru" yang nantinya akan membahayakan
line produksi. Pipa produksi akan terkikis oleh pasir dan akhirnya burst (pecah).

Quote:
dengan completion ini (alatnya gravel pack), akan menangkap pasir di dalam sumur dan menyaringnya
sehingga tidak ikut ke surface.
Quote:
6. Production
Spoiler for :

inilah proses yang membahagiakan, dimana sumur siap untuk berproduksi dan nantinya akan diolah lagi
ke tempat penyulingan untuk diolah dalam berbagai bentuk. Contoh: Minyak tanah, bensin, solar,kerosin,
lpg, dll.

GARIS BESAR

Secara garis besar, proses penambangan minyak dimulai dengan penggalian sumur, memisahkan minyak,
gas dan air, lalu mengekspornya dalam bentuk minyak mentah atau diolah menjadi bahan bakar siap
pakai.

Saat ini hanya Pertamina yang berhak mengolah minyak mentah menjadi siap pakai karena UUD 1945
mengatur bahwa yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Hasil olahan
minyak mentah dengan mutu tertinggi adalah avtur, sementara yang terendah adalah aspal. Diantara
keduanya masih ada bensin, solar dan minyak tanah.

Kelihatannya sederhana ya, tetapi sesungguhnya memerlukan kerjasama tim yang terdiri dari para sarjana
geologi, pertambangan, teknik kimia, teknik sipil, elektro, mekanikal dan sebagainya. Para sarjana
geologi bertanggung jawab terhadap pemetaan kemungkinan kandungan minyak bumi. Sarjana
pertambangan bertanggung jawab dalam pengeboran atau eksplorasi. Sarjana teknik kimia bertanggung
jawab dalam proses pengolahan. Sarjana teknik sipil menyediakan fasilitas dan pembuatan sumur.
Sarjana elektro bertanggung jawab terhadap suplai power. Sedangkan sarjana mekanikal bertanggung
jawab terhadap fasilitas pemipaan dan kilang. Ya, pertambangan minyak perlu banyak keahlian untuk
menaikkan minyak dari dalam tanah, lalu mengolahnya agar bisa digunakan masyarakat.

MINYAK RIAU

Pertambangan minyak Riau yang merupakan pertambangan pertama di Sumatra yang berhasil diekspor
dan Minas merupakah ladang minyak yang terbesar yang pernah ditemukan di Asia Tenggara. Minas
terkenal dengan jenis minyak terbaik karena memiliki kadar belerang yang rendah.

Meski sudah didirikan NPPM (N.V Nederlansche Pacific Petroleum Maatschaapij) sejak tahun 1924, tapi
baru pada tahun 1950 lah minyak Minas diekspor melalui Sungai Siak di Perawang melalui PT Caltex
Pacific Oil Company (CPOC).

Masa keemasan minyak di daerah ini mulai tampak dengan ditemukannya ladang-ladang minyak baru.
Peta baru dibuat dengan nama Kangaroo Block karena bentuknya yang seperti Kanguru. Diluar itu, CPOC
yang berubah menjadi PT Caltex Pacific Indonesia (CPI) juga mengeksplorasi Coastal Plains Pekanbaru
Block (CPP Block) dan Mount Front Kuantan Block (MFK Block).
Saat ini, Caltex sudah berubah lagi menjadi PT Chevron Pacific Indonesia. Selain itu ada beberapa
perusahaan pertambangan minyak lain seperti PT Siak Bumi Pusako, Kondur Petroleum, PT Pertamina,
dan sebagainya.

Kapal pengangkut minyak. Dokumen pribadi.

ALUR PERTAMBANGAN MINYAK

Ketika sumur pertama kali dioperasikan, yang berarti cadangan minyaknya masih banyak, menaikkan
minyak dari perut bumi itu mudah saja, dibor biasa seperti mengebor sumur, hanya saja dengan
kedalaman yang berbeda. Minyak yang dihasilkan disebut sebagai primary recovery.

Setelah lama ditambang, cadangan minyak menipis sehingga perlu usaha lebih keras dengan
menggunakan sistem injeksi sampai kedalaman reservoir. Cadangan minyak didalam bumi itu menempel
di bebatuan atau kerak sehingga dengan injeksi diharapkan minyak bisa terangkat ke permukaan. Ada dua
jenis injeksi. Untuk light crude oil di Minas cukup menggunakan air panas. Sedangkan untuk heavy crude
oil seperti di Duri harus menggunakan injeksi uap (steam). Duri Steam Flood adalah sistem injeksi uap
terbesar didunia. Hasil dari sistem injeksi ini disebut dengan secondary recovery.

Minyak yang naik dari sumur itu masih berupa campuran minyak (10-15%), air dan gas. Campuran itu
lalu dikirim menggunakan pipa raksasa ke gathering station untuk dipisahkan. Gas masih dipakai,
ditampung dan dikompresi, untuk menaikkan kadar oktan. Jika sudah tidak terpakai gas akan dibakar.
Kobaran api diatas pipa itu sering bisa kita lihat dari jalan umum. Sedangkan airnya akan digunakan
untuk proses injeksi berikutnya.

Karena masih mengandung berbagai bahan campuran yang berbahaya, pipa berbahan carbon steel ini
dilengkapi dengan jalan pemeliharaan sepanjang pipa. Proses tersebut menggunakan banyak bahan kimia,
karenanya limbah proses itu tidak boleh dibuang sembarangan. Limbah tersebut ditampung di kolam-
kolam, diproses lagi sampai tidak berbahaya untuk dibuang.

Setelah proses pemisahan selesai, minyak mentah dialirkan ke Dumai, kota pelabuhan Riau di tepi selat
Malaka. Sebagian dari minyak mentah itu diolah oleh Pertamina disana dan sebagian lagi langsung
diekspor menggunakan kapal-kapal tanker ke seluruh dunia.

Perlu diketahui, panjang pipa minyak mentah di Riau ini sekitar 1000 kilometer. Pipa minyak mentah
inilah yang sering diberitakan dirusak orang dengan maksud mencuri minyak mentah tersebut. Pipa ini
sesungguhnya sangat berbahaya karena bertekanan tinggi. Jika ada oil spill sedikit saja, langsung seluruh
kegiatan di-shut down untuk perbaikan. Apa yang dilakukan orang-orang tak bertanggung jawab itu dapat
merugikan masyarakat sekitar. Beberapa waktu lalu ada yang terbakar karena kegiatan ilegal tersebut.

Kilang minyak. Dokumen pribadi.

NEXT RECOVERY

Cadangan minyak Riau bersiap memasuki penurunan produksi untuk kedua kalinya, karena itu perlu
teknologi baru untuk menggantikan sistem injeksi. Eksplorasi sumur baru selain memerlukan investasi
yang sangat besar, juga mempercepat kerusakan lingkungan. Memperpanjang usia sumur-sumur yang
telah ada, diharapkan mampu menaikkan produksi minyak kembali.

Saat ini tengah diujicoba pengeboran minyak menggunakan sistem surfactant. Sistem ini akan merupakan
yang pertama kali didunia. Prinsipnya seperti sabun, yang memisahkan antara minyak dan zat lainnya.
Surfactant bertindak sebagai semacam sabunnya. Semoga ujicoba tersebut berhasil.

Dengan sedemikian kompleksnya proses produksi pertambangan minyak, semoga artikel ini
membuat kita semua hemat bahan bakar, tidak hanya ribut-ribut soal harga.
Minyak Bumi dengan bahasa inggrisnya "petroleum", berasal dari bahasa latin, petrus: karang dan oleum:
minyak, biasanya dijuluki sebagai emas hitam(karena cara mendapatkankan nya yang terbilang susah,
karena harus melewati berbagai tahapan proses). Minyak Bumi adalah suatu bahan mentah dengan cairan
kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, berada di lapisan atas dari beberapa area di
kerak bumi. Minyak bumi juga terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar
seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Minyak Bumi merupakan
campuran rumit dari ratusan rantai hidrokarbon yang umumnya tersusun atas 85% karbon(C) dan
15%Hidrogen(H). Selain itu, juga terdapat bahan organik dalam jumlah kecil dan mengandung
Oksigen(O), sulfur(S), Nitrogen(N).

Bagaimana pembentukan Minyak Bumi ????

Banyak ahli ilmuwan mengatakan bahwa minyak bumi berasal dari pelapukan sisa kehidupan pada zaman
purba yang terendapkan dan terakumulasi bersama air laut dan masuk dalam batuan sedimen, berupa batu
pasir, batu lempung, gamping yang terdapat di dalam lapisan kerak bumi selama berjuta-juta tahun
dengan mengalami proses fisika dan kimia. Secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. saat zaman purba, di darat dan di laut hidup beraneka ragam binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Lalu punah dan tertimbun di bawah endapan lumpur, dan terbawa arus sungai menuju lautan
bersama bahan organik lainnya dari daratan.
2. dengan terkumpulnya pasir dan lumpur tersebut ke dasar laut selama berjuta-juta tahun, akibatnya
terbentuklah suatu lapisan batuan yang bercampur dengan fosil-fosil binatang dan tumbuh-
tumbuhan.
3. akibat peristiwa alam ini, lapisan dan permukaan bumi mengalami perubahan besar pergeseran-
pergeseran, sehingga fossil hewan dan tumbuhan yang terendapkan di perut bumi masuk ke celah
lapisan bumi dengan suhu dan tekanan tinggi. Akibat pengaruh waktu dan temperatur tinggi, dan
tekanan beban lapisan batuan diatasnya menyebabkan binatang dan tumbuh-tumbuhan yang mati
tadi mengalami proses penguraian berupa perubahan kimia, berubah menjadi bintik-bintik dan
gelembung minak yang berbentuk cairan kental dan gas. Akibat pengaruh yang sama, maka
endapan lumpur berubah menjadi batuan sedimen. Batuan lunak yang berasal dari lumpur yang
mengandung bintik-bintik minyak dikenal sebagai batuan induk atau SOURCE ROCK.
4. karena ringan, minyak bumi akan terdorong dan terapung, lalu bermigrasi ke tekanan yang lebih
rendah untuk berhenti dan terangkap dalam batuan sedimen yang kedap atau kadang-kadang
merembes ke luar permukaan bumi. Batuan sedimen tersusun atas fragmen-fragmen atau butiran
mineral dari yang halus sampai yang kasar(Skala WentWorth), dengan antar fragmen terjadi
suatu pengikatan dengan ukuran yang berbeda tiap fragmen, berfungsi sebagai segmen, sehingga
diantaranya terdapat pori-pori. Pada kondisi tertentu, pori-pori ini dapat mengandung cairan
minyak, gas atau air.

Untuk mengenai berapa lama proses pembentukan minyak bumi masih terdapat bermacam-macam
pendapat. Ada yang megatakan ribuan tahun, ada yang mengatakan jutaan tahun, bahkan ada yang
berpendapat lebih dari itu. Tetapi, diduga kuat, minyak bumi terbentuk paling sedikit 2juta tahun yang
lalu.
Namun, tahukah anda saat ini, terdapat bukti ilmiah yang sangat bertentangan dengan keterbatasan suplai
minyak, baru-baru ini diperbarui dalam paper Ilmiah yang dimuat dalam Energia menunjukkan bahwa
minyak adalah zat abiotik, dan bukanlah produk yang berasal dari materi biologi yang mengalami
pembusukan berjuta-juta tahun lalu. Minyak Bumi, bukan sumber daya non-terbarukan, seperti batubara
dan gas alam, yang bisa terisi kembali dari sumber dalam perut bumi.
Rusia berhasil membuktikan bahwa minyak bumi ternyata bukan dari fosil dan dapat diperbaharui karena
berasal dari lapisan magma, yang berada lebih di kedalaman 30.000 kaki dan tidak ditemukan lapisan
organik. Tidak kebetulan kemudian Rusia, yang mempelopori penelitian ini kemudian melakukan
serangkaian proyek penggalilan minyak bumi dengan kedalaman yang lebih jauh dari 30.000kaki. Bukan
tidak mungkin di perut bumi Indonesia, juga terdapat suatu cadangan minyak yang bukan hanya berasal
dari fosil-fosil makhluk hidup, namun berasal dari lapisan magma.

Lalu, cara penentuan ada atau tidaknya suatu daerah mengandung minyak bumi???
Biasanya, untuk melakukan suatu proses lebih lanjut, kita harus tahu dimana kandungan minyak bumi itu
berada. Proses pencarian(eksploitasi) minyak dari perut bumi dilakukan oleh ahli geologi/tambang. Cara
modern yang digunakan dalam mencari minyak bumi dengan menggunakan pencarian satelit dan
menganalisa permukaan batuan. Setelah melakukan serangkaian analisa dan menyatakan bahwa di lokasi
tersebut ada minyak, maka tugas selanjutnya biasanya diserahkan kepada ahli Geofisika. Para ahli
geofisika mempelajari sifat-sifat fisik dari lapisan tanah. Berbagai metode digunakan dalam tahapan ini
untuk mendukung hasil yang telah didapatkan oleh ahli geologi/tambang sebelumnya.
Gambar berikut, merupakan penentuan kandungan suatu minyak bumi dengan menggunakan
sinyal/gelombang radio dari suatu kapal ke dasar lautan. Biasanya penambangan minyak bumi tersebut di
lakukan dalam air, biasa disebut offshore. Peralatan yang digunakan untuk pencarian minyak bumi ini
seperti Gravimetry(untuk mengukur adanya aliran minyak karena adanya sedikit perbedaan grafitasi
bumi), Magnetometry(untuk mengukur perubahan medan magnetik akibat adanya aliran minyak), dan
Sniffers yang berupa alat elektronik yang digunakan untuk mendeteksi bau hidrokarbon. Yang paling
sering digunakan adalah seismologi.

Element atau unsur minyak bumi dapat dibagi menjadi 6 bagian:

 Batuan

Induk(Source): batuan yang mempunyai banyak kandungan material organik. Batuan ini biasanya batuan
yang mempunyai sifat mampu mengawetkan kandungan material organik seperti batu lempeng atau
batuan yang punya banyak kandungan material organik seperti batu gamping.

 Batuan Penyimpan(Reservoir)

Batuan yang mempunyai kemampuan menyimpan fluida seperti batu pasir, dimana minyak atau gas dapat
berada diantara butiran batu pasir. Atau bisa juga dibatu gamping yang banyak rongga-rongganya. Intinya
batu yang punya rongga dan rongga-rongga tersebut terhubung satusama lain.

 Batuan Penutup(Seal)

Batuan yang impermeabel atau batuan yang tidak gampang tembus, karena berbutir sangat halus dimana
minyak dan gas bumi tidak dapat berpindah lagi.

 Migrasi(Migration)

Berpindahnya minyak atau gas bumi yang terbentuk daru batuan induk ke batuan penyimpan sampai
dimana minyak dan gas bumi tidak dapat berpindah lagi.

 Jebakan(Trap)
Bentuk dari suatu geometri yang mampu menahan minyak dan gas bumi untuk dapat berkumpul. Jika
perangkap ini tidak ada, maka minyak dan gas bumi dapat mengalir ketempat lain yang berarti
ekonomisannya akan berkurang atau tidak ekonomis sama sekali. Jebakan dalam minyak bumi terbagi
atas jebakan struktur dan jebakan stratigrafi.

 Tekanan dan Temperatur

Untuk mengubah fosil makhluk hidup menjadi minyak bumi, tekanan dan temperatur yang tinggu
sangatlah diperlukan. Hal ini bertujuan untuk mengubah ikatan kimia karbon yang ada di baatuan menjadi
rantai hidrokarbon(minyak bumi).

Trus, gimana caranya kita agar bisa mengambil minyak ke permukaan bumi ????
Dari proses pematangan minyak bumi didalam batuan sumber(SOURCE ROCK) minyak akan bermigrasi
naik ke atas karena adanya tekanan bouyancy. Proses migrasi ini akan mengisi batuan reservoir yaitu
batuan yang berpori(struktur batuan sedimen). Kemudian akan terjebak dan terakumulasi karena diatas
batuan reservoir tersebut terdapat batuan penyekat atau sealing. Setelah itu, kita dapat mengambilnya
dengan cara mengebor tepat pada posisi jebakan/perangkap tersebut. Karena pengaruh tekanan dari dalam
bumi yang besar maka minyak dan gas yang berbentuk cair akan mengalir keluar melewati lubang bor
tersebut. Minyak bumi yang keluar tersebut masih mengandung bermacam-macam material seperti air
dan lempung, maka harus dipisahkan dahulu sebelum dikirm ke kilang-kilang minyak. Proses
pemindahan minyak dan gas bumi dari daerah ditemukan sampai ke kilang minyak dapat dilakukan
dengan cara mengalirkan lewat pipa-pipa yang di pasang.

Bagaimana kita mengambil Minyak dari perut Bumi??????


Setelah mengevaluasi reservoir, selanjutnya taham mengembangkan reservoir. Yang pertama dilakukan
adalah membangun sumur(well-construction)meliputi pemboran(drilling), memasang tubular
sumur(casing) dan penyemenan(cementing). Lalu proses completion untuk membuat sumur siap
digunakan. Proses ini meliputi perforasi yaitu perlobangan dinding sumur, pemasangan seluruh pipa-pipa
dan katup produski beserta asesorisnya untuk mengalirkan minyak dan gas ke permukaan, pemasangan
kepala sumur(well head) dipermukaan, pemasangan berbagai peralatan keselamatan, pemasangan pompa
kalau diperlukan,dsb. Jika dibutuhkan metode stimulasi juga dilakukan dalam fase ini. Selanjutnya well-
evaluation untuk mengevaluasi kondisi sumur dan formasi didalam sumur. Teknik yang paling umum
dinamakan logging yang dapat dilakukan pada saat sumur masih dibor ataupun sumurnya sudah
jadi. Sumur - sumur perminyakan umumnya dikenal 3 macam, yaitu:

1. Sumur eksplorasi(wildcat) adalah sumur yang dibor untuk menentukan apakah terdapat minyak
atau gas disuatau tempat yang sama sekali baru.
2. Sumur konfirmasi(confirmation well), sumur tersebut dibuat setelah sumur eksplorasi telah
menemukan minyak dan gas. Biasanya sumur tersebut digunakan unutk memastikan apakah
kandungan hidrokarbonnya cukup untuk dikembangkan.
3. Sumur pengembangan(development-well) adalah sumur yang dibor di suatu lapangan minyak
yang telah ada. Bertujuan untuk mengambil hidrokarbon semaksimal mungkin dari lapangan
tersebut.

Berikut kita akan bicarakan tentang Pengolahan Minyak Bumi!!!!!!Minyak bumi biasanya berada 3-
4km dibawah permukaan air laut. Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumur bor. Minyak mentah
yang diperoleh ditampung dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau kilang
minyak. Minyak mentah(Crude oli) berbentuk cairan kental hitam, kehijauan dan berbau kurang sedap.
Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi
harus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500jenis hidrokarbon dengan sejumalh
atom C-1 sampai 50. Titik didih hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C yang
berada di dalam molekulnya. Oleh karena oti, pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi
bertingkat, dimana minyak mentah yang berasal dari bumi dipisahkan kedalam kelompok-kelompok
dengan titik didih yang mirip.

Secara Umum Proses Pengolahan Minyak Bumi digambarkan sebagai berikut :

Berikut penjelasan bagan atas diatas:

 Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran
pipa dalam tanur(fumace) sampai dengan suhu kira-kira 370 derajat Celcius. Minyak mentah
yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk ke dalam kolom fraksinasi pada bagian
flashcamber(biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga
suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam(uap air panas dan tekanan
tinggi).
 Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besarnya menjadi
moleku hidrokarbon senyawa yang kecil. Contoh cracking ini adalah pengolahan minyak solar
atau minyak tanah menjadi bensin. Proses ini terutama ditujukan unutk memperbaiki kualitaas
dan perolehan fraksi gasolin(bensin).
 Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik(rantai karbon
lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik(rantai karbon bercabang). Reforming juga dapat
merupakan pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon parafin menjadi senyawa aromatik
dengan bilangan oktan tinggi.
 Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang lebih
panjang dan bercabanga. Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat seperti H2SO4, HCl,
AlCl3.
 Pemurnian adalah pemisahan minyak bumi dengan pengotor-pengotornya. Biasanya dengan cara:
o Coppersweetening: proses penghilangan pengotor yang dapat menimbulkan bau tidak
sedap
o Acidtreatment: proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna
o Dewaxing: proses penghilangan parafin dengan berat molekul tinggi dari fraksi minyak
pelumas untuk menghasilkan minyak pelumas dengan point rendah.
o Desalphalting: penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk minyak pelumas
o Desulfurizing: proses penghilangan unsur belerang
 Proses Blending adalah penambahan atau pencampuran bahan-bahan adiktif ke dalam fraksi
minyak bumi dalam rangka unutk meningkatkan kualitas produk tersebut. Diantara bahan
pencampur yang terkenal, yaiut Tetraethyllead(TEL), yang berfungsi untuk menaikkan bilangan
oktan bensin, tetapi dapat meimbulkan pencemaran udara.

Setelah mengalami proses yang sangat panjang, akhirnya hasil pengolahan Minyak Bumi dapat
digunakan, misalnya:

1. Sebagai bahan bakar kendaraan


2. Bahan ekstraksi pelarut dan pembersih
3. Bahan bakar penerangan dan pemanasan
4. Pelarut dry cleaning
5. Pelarut karet
6. Pembuat lilin
7. Bahan awal etilen
8. Minyak tanah
9. Sebagai pelumas mesin
10. pemanas dan pembangkit listrik

Tahap Lengkap Pengolahan Minyak MentahMinyak mentah (crude oil) yang diperoleh dari hasil
pengeboran minyak bumi belum dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk berbagai keperluan secara
langsung. Hal itu karena minyak bumi masih merupakan campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon,
khususnya komponen utama hidrokarbon alifatik dari rantai C yang sederhana/pendek sampai ke rantai C
yang banyak/panjang, dan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon.

Untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon, maka pada minyak mentah
ditambahkan asam dan basa.

Minyak mentah yang berupa cairan pada suhu dan tekanan atmosfer biasa, memiliki titik didih
persenyawan-persenyawaan hidrokarbon yang berkisar dari suhu yang sangat rendah sampai suhu yang
sangat tinggi. Dalam hal ini, titik didih hidrokarbon (alkana) meningkat dengan bertambahnya jumlah
atom C dalam molekulnya.

Dengan memperhatikan perbedaan titik didih dari komponen-komponen minyak bumi, maka
dilakukanlah pemisahan minyak mentah menjadi sejumlah fraksi-fraksi melalui proses distilasi
bertingkat. Destilasi bertingkat adalah proses distilasi (penyulingan) dengan menggunakan tahap-
tahap/fraksi-fraksi pendinginan sesuai trayek titik didih campuran yang diinginkan, sehingga proses
pengembunan terjadi pada beberapa tahap/beberapa fraksi tadi. Cara seperti ini disebut fraksionasi.

Minyak mentah tidak dapat dipisahkan ke dalam komponen-komponen murni (senyawa tunggal). Hal itu
tidak mungkin dilakukan karena tidak praktis, dan mengingat bahwa minyak bumi mengandung banyak
senyawa hidrokarbon maupun senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon. Dalam hal ini senyawa
hidrokarbon memiliki isomerisomer dengan titik didih yang berdekatan. Oleh karena itu, pemisahan
minyak mentah dilakukan dengan proses distilasi bertingkat. Fraksi-fraksi yang diperoleh dari destilat
minyak bumi ialah campuran hidrokarbon yang mendidih pada trayek suhu tertentu.
a. Pengolahan tahap pertama (primary process)

Pengolahan tahap pertama ini berlangsung melalui proses distilasi bertingkat, yaitu pemisahan minyak
bumi ke dalam fraksi-fraksinya berdasarkan titik didih masing-masing fraksi.

Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang
titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut
menara gelembung. Makin ke atas, suhu dalam menara fraksionasi itu makin rendah. Hal itu
menyebabkan komponen dengan titik didih lebih tinggi akan mengembun dan terpisah, sedangkan
komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian seterusnya,
sehingga komponen yang mencapai puncak menara adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas.

Perhatikan diagram fraksionasi minyak bumi pada gambar 2 di atas.

Hasil-hasil frasionasi minyak bumi yaitu sebagai berikut.

1) Fraksi pertama

Pada fraksi ini dihasilkan gas, yang merupakan fraksi paling ringan. Minyak bumi dengan titik didih di
bawah 30 oC, berarti pada suhu kamar berupa gas. Gas pada kolom ini ialah gas yang tadinya terlarut
dalam minyak mentah, sedangkan gas yang tidak terlarut dipisahkan pada waktu pengeboran.

Gas yang dihasilkan pada tahap ini yaitu LNG (Liquid Natural Gas) yang mengandung komponen utama
propana (C3H8) dan butana (C4H10), dan LPG (Liquid Petroleum Gas) yang mengandung
metana (CH4)dan etana (C2H6).

2) Fraksi kedua

Pada fraksi ini dihasilkan petroleum eter. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil 90 oC, masih berupa
uap, dan akan masuk ke kolom pendinginan dengan suhu 30 oC – 90 oC. Pada trayek ini, petroleum eter
(bensin ringan) akan mencair dan keluar ke penampungan petroleum eter. Petroleum eter merupakan
campuran alkana dengan rantai C5H12 – C6H14.

3) Fraksi Ketiga

Pada fraksi ini dihasilkan gasolin (bensin). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 175 oC ,
masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 90 oC – 175 oC. Pada trayek ini,
bensin akan mencair dan keluar ke penampungan bensin. Bensin merupakan campuran alkana dengan
rantai C6H14–C9H20.

4) Fraksi keempat

Pada fraksi ini dihasilkan nafta. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 200 oC, masih berupa
uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 175 oC - 200 oC. Pada trayek ini, nafta (bensin
berat) akan mencair dan keluar ke penampungan nafta. Nafta merupakan campuran alkana dengan
rantai C9H20–C12H26.

5) Fraksi kelima

Pada fraksi ini dihasilkan kerosin (minyak tanah). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari
275 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 175 oC - 275 oC. Pada
trayek ini, kerosin (minyak tanah) akan mencair dan keluar ke penampungan kerosin. Minyak tanah
(kerosin) merupakan campuran alkana dengan rantai C12H26–C15H32.

6) Fraksi keenam

Pada fraksi ini dihasilkan minyak gas (minyak solar). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari
375 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 250 oC - 375 oC. Pada
trayek ini minyak gas (minyak solar) akan mencair dan keluar ke penampungan minyak gas (minyak
solar). Minyak solar merupakan campuran alkana dengan rantai C15H32–C16H34.

7) Fraksi ketujuh

Pada fraksi ini dihasilkan residu. Minyak mentah dipanaskan pada suhu tinggi, yaitu di atas 375 oC,
sehingga akan terjadi penguapan.

Pada trayek ini dihasilkan residu yang tidak menguap dan residu yang menguap. Residu yang tidak
menguap berasal dari minyak yang tidak menguap, seperti aspal dan arang minyak bumi. Adapun residu
yang menguap berasal dari minyak yang menguap, yang masuk ke kolom pendingin dengan suhu 375 oC.
Minyak pelumas (C16H34–C20H42) digunakan untuk pelumas mesin-mesin, parafin (C21H44–
C24H50) untuk membuat lilin, dan aspal (rantai C lebih besar dari C36H74) digunakan untuk bahan bakar
dan pelapis jalan raya.

b. Pengolahan tahap kedua

Pengolahan tahap kedua merupakan pengolahan lanjutan dari hasil-hasil unit pengolahan tahapan
pertama. Pada tahap ini, pengolahan ditujukan untuk mendapatkan dan menghasilkan berbagai jenis
bahan bakar minyak (BBM) dan non bahan bakar minyak (non BBM) dalam jumlah besar dan mutu yang
lebih baik, yang sesuai dengan permintaan konsumen atau pasar.

Pada pengolahan tahap kedua, terjadi perubahan struktur kimia yang dapat berupa pemecahan molekul
(proses cracking), penggabungan molekul (proses polymerisasi, alkilasi), atau perubahan struktur molekul
(proses reforming).

Proses pengolahan lanjutan dapat berupa proses-proses seperti di bawah ini.

1) Konversi struktur kimia

Dalam proses ini, suatu senyawa hidrokarbon diubah menjadi senyawa hidrokarbon lain melalui proses
kimia.

a) Perengkahan (cracking)

Dalam proses ini, molekul hidrokarbon besar dipecah menjadi molekul hidrokarbon yang lebih kecil
sehingga memiliki titik didih lebih rendah dan stabil.

Caranya dapat dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:

• Perengkahan termal; yaitu proses perengkahan dengan menggunakan suhu dan tekanan tinggi saja.
• Perengkahan katalitik; yaitu proses perengkahan dengan menggunakan panas dan katalisator untuk
mengubah distilat yang memiliki titik didih tinggi menjadi bensin dan karosin. Proses ini juga akan
menghasilkan butana dan gas lainnya.
• Perengkahan dengan hidrogen (hydro-cracking); yaitu proses perengkahan yang merupakan kombinasi
perengkahan termal dan katalitik dengan "menyuntikkan" hidrogen pada molekul fraksi hidrokarbon tidak
jenuh.

Dengan cara seperti ini, maka dari minyak bumi dapat dihasilkan elpiji, nafta, karosin, avtur, dan solar.
Jumlah yang diperoleh akan lebih banyak dan mutunya lebih baik dibandingkan dengan proses
perengkahan termal atau perengkahan katalitik saja.

Selain itu, jumlah residunya akan berkurang.

b) Alkilasi

Alkilasi adalah suatu proses penggabungan dua macam hidrokarbon isoparafin secara kimia menjadi
alkilat yang memiliki nilai oktan tinggi. Alkilat ini dapat dijadikan bensin atau avgas.

c) Polimerisasi

Polimerisasi adalah penggabungan dua molekul atau lebih untuk membentuk molekul tunggal yang
disebut polimer. Tujuan polimerisasi ini ialah untuk menggabungkan molekul-molekul hidrokarbon
dalam bentuk gas (etilen, propena) menjadi senyawa nafta ringan.

d) Reformasi

Reformasi adalah proses yang berupa perengkahan termal ringan dari nafta untuk mendapatkan produk
yang lebih mudah menguap seperti olefin dengan angka oktan yang lebih tinggi. Di samping itu, dapat
pula berupa konversi katalitik komponen-komponen nafta untuk menghasilkan aromatik dengan angka
oktan yang lebih tinggi.

e) Isomerisasi

Dalam proses ini, susunan dasar atom dalam molekul diubah tanpa menambah atau mengurangi bagian
asal. Hidrokarbon garis lurus diubah menjadi hidrokarbon garis bercabang yang memiliki angka oktan
lebih tinggi. Dengan proses ini, n-butana dapat diubah menjadi isobutana yang dapat dijadikan sebagai
bahan baku dalam proses alkilasi.

2) Proses ekstraksi

Melalui proses ini, dilakukan pemisahan atas dasar perbedaan daya larut fraksifraksi minyak dalam bahan
pelarut (solvent) seperti SO2, furfural, dan sebagainya. Dengan proses ini, volume produk yang diperoleh
akan lebih banyak dan mutunya lebih baik bila dibandingkan dengan proses distilasi saja.

3) Proses kristalisasi

Pada proses ini, fraksi-fraksi dipisahkan atas dasar perbedaan titik cair (melting point) masing-masing.
Dari solar yang mengandung banyak parafin, melalui proses pendinginan, penekanan dan penyaringan,
dapat dihasilkan lilin dan minyak filter. Pada hampir setiap proses pengolahan, dapat diperoleh produk-
produk lain sebagai produk tambahan. Produk-produk ini dapat dijadikan bahan dasar petrokimia yang
diperlukan untuk pembuatan bahan plastik, bahan dasar kosmetika, obat pembasmi serangga, dan
berbagai hasil petrokimia lainnya.
4) Membersihkan produk dari kontaminasi (treating)

Hasil-hasil minyak yang telah diperoleh melalui proses pengolahan tahap pertama dan proses pengolahan
lanjutan sering mengalami kontaminasi dengan zat-zat yang merugikan seperti persenyawaan yang
korosif atau yang berbau tidak sedap. Kontaminan ini harus dibersihkan misalnya dengan menggunakan
caustic soda, tanah liat, atau proses hidrogenasi.

Proses pengolahan minyak mentah menjadi fraksi-fraksi minyak bumi yang bermanfaat dilakukan di
kilang minyak (oil refinery). Di Indonesia terdapat sejumlah kilang minyak, antara lain:

1. kilang minyak Cilacap, Jawa Tengah (Kapasitas 350 ribu barel/hari);


2. kilang minyak Balongan, Jawa Tengah (Kapasitas 125 ribu barel/hari);
3. kilang minyak Balikpapan, Kalimantan Timur (Kapasitas 240 ribu barel/hari);
4. kilang minyak Dumai, Riau;
5. kilang minyak Plaju, Sumatra Selatan;
6. kilang minyak Pangkalan Brandan, Sumatra Utara; dan
7. kilang minyak Sorong, Papua.
8. Pemasaran Dan Niaga
9. Pemasaran BBM Retail merupakan salah satu fungsi di Direktorat Pemasaran dan Niaga yang
menangani pemasaran BBM retail untuk sektor transportasi dan rumah tangga. Pertamina
melakukan pemasaran BBM Retail melalui lembaga penyalur Retail BBM/BBK yang saat ini
tersebar diseluruh Indonesia, seperti SPBU (Statiun Pengisian BBM Untuk Umum), Agen
Minyak Tanah (AMT), Agen Premium & Minyak Solar (APMS), serta Premium Solar Packed
Dealer (PSPD).
10. Saat ini Pertamina sedang berbenah untuk melakukan transformasi di segala bidang, termasuk di
fungsi Retail Outlet SPBU. Upaya yang dilakukan dalam perubahan tersebut adalah pemberian
standarisasi pelayanan SPBU Pertamina. Pertamina berkomitmen memberikan pelayanan terbaik
dengan istilah Pertamina Way. Penjabaran Pertamina Way adalah STAF, KUALITAS DAN
KUANTITAS, PERALATAN DAN FASILITAS, FORMAT FISIK dan PRODUK DAN
PELAYANAN. Pertamina Way merupakan standar baru yang diterapkan untuk seluruh Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU Pertamina) di seluruh Indonesia kepada konsumen
baik dari segi pelayanan, jaminan kualitas dan kuantitas termasuk kenyamanan di lingkungan
SPBU.
11.
SPBU yang telah sukses menerapkan Pertamina Way berhak mendapatkan Sertifikasi Pasti Pas,
setelah dinyatakan lolos oleh auditor independen bertaraf Internasional.
12.

URL : http://pastipas.pertamina.com
http://spbu.pertamina.com

13.
14. BBM Industri & Marine
15. Merupakan satu Divisi di Direktorat Pemasaran dan Niaga, Divisi Pemasaran BBM dengan tugas
pokok menangani semua usaha marketing dan layanan jual Bahan Bakar Minyak kepada
konsumen Industri dan Marine. BBM yang tersedia meliputi Minyak Solar (High Speed Diesel),
Minyak Diesel (Industrial/Marine Diesel Oil), dan Minyak Bakar (Industrial/Marine Fuel Oil).
16.
17. Saat ini konsumen BBM Pertamina di sector Industri dan marine mencapai lebih dari 4500
konsumen, tersebar diseluruh daerah di Indonesia. Beberapa Pelanggan utama kami adalah PT.
PLN (Persero), TNI/POLRI, Industri Pertambangan, Industri Besi Baja, Industri Kertas, Industri
Makanan, Industri Semen, Industri Pupuk, Kontraktor Kontrak Kerja Sama, transportasi lair dan
industri lainnya
18.
19. Di bidang Marine, kami fokus dalam meningkatkan volume penjualan. Dan memperluas area dan
lokasi layanan BBM Pertamina di semua Pelabuhan penting di Indonesia.
20.
21. Kelebihan utama BBM Pertamina adalah adanya jaminan ketersediaan dan supply BBM.
Pertamina memiliki jaringan yang luas diseluruh daerah dan pelosok di Indonesia yang didukung
oleh dan 7 kilang milik Pertamina maupun sumber dari luar negeri, sarana dan prasarana
angkutan BBM yang lengkap, serta lebih dari 120 lokasi Depot, Terminal Transit dan Instalasi
yang tersebar di seluruh Indonesia. Mutu produk BBM dan kualitas serta kuantitas layanan yang
terjamin serta memenuhi standard Internasional .
22.
Pelumas
23. Bisnis pelumas adalah usaha yang prospektif mengingat PERTAMINA merupakan Market
Leader pasar pelumas dalam negeri selama lebih dari 30 tahun. Bisnis Pelumas PERTAMINA
terdiri atas bisnis dalam negeri untuk segmen retail maupun segmen industri, dan bisnis pelumas
luar negeri. Di samping produk jadi, Pelumas PERTAMINA juga melayani kebutuhan Base Oil
Group I dan Base Oil Group III (mulai medio 2008). Pangsa pasar kami saat ini mencapai 54% di
segmen retail dan 58% di segmen industri.
24.
25. Untuk segmen retail di dalam negeri, Pelumas PERTAMINA memasarkan lebih dari 17 Brand,
sementara untuk segmen industri sebanyak 18 Brand. Untuk pasar luar negeri, PERTAMINA
memasarkan 3 Brand yang merupakan extension dari Brand di dalam negeri. Untuk Lube Base
Oil, PERTAMINA memasarkan 5 jenis kekentalan untuk LBO Group I, dan 2 jenis kekentalan
untuk LBO Group III.
26.
27. Pemasaran Pelumas PERTAMINA di dalam negeri, didukung oleh 7 Sales Region, 180 Agen
Pelumas, dan 45 OliMart, tersebar dari Sabang sampai Merauke.
28.
29. URL : http://pelumas.pertamina.com/
30.
Gas Domestik
31. Sejak 1968, Unit Gas Domestik telah berkomitmen untuk melayani seluruh masyarakat Indonesia
dengan menyediakan LPG sebagai bahan baku dan bahan bakar untuk keperluan rumah tangga,
komersial dan industri dengan menggunakan brand "Elpiji". Akhir-akhir ini, Elpiji menjadi lebih
dikenal dan dekat dengan masyarakat dengan adanya program Pemerintah untuk mengkonversi
Minyak Tanah ke Elpiji, yang ternyata telah terbukti lebih ekonomis, efisien dan ramah
lingkungan dibanding Minyak Tanah.
32.
33. Dalam era "Langit Biru", Unit Gas Domestik memegang peranan penting dalam menyukseskan
program ini. Disamping Elpiji, sejak tahun 1987 Unit Gas Domestik juga telah mensuplai bahan
bakar gas dengan menggunakan CNG (Compressed Natural Gas), dibawah brand "BBG".
"Musicool", hidrokarbon refrigerant yang ramah lingkungan, yang telah diluncurkan pada tahun
2004, menjadi satu bukti dari komitmen kami untuk mewujudkan lingkungan hidup yang lebih
baik dengan menjaga lapisan ozon dari kerusakan dan Efek Pemanasan Global.
34.
35. Saat ini, diversifikasi energi merupakan suatu keharusan dalam rangka mengantisipasi krisis
minyak bumi yang disebabkan adanya kecenderungan penurunan cadangan minyak bumi.
Bersama dengan Penelitian dan Laboratorium PT. Pertamina (Persero), Unit Gas Domestik
mengembangkan LPG untuk transportasi atau LGV (Liquefied Gas for Vehicle) dibawah brand
"Vi-Gas" dan GPC (Gassified Petroleum Condensat), yang juga dapat dipakai sebagai bahan
bakar untuk memasak seperti Elpiji. Perbaikan yang berkelanjutan terus menerus selalu dilakukan
oleh Unit Gas Domestik dalam mengembangkan produk-produknya, didukung oleh infrastruktur
yang handal dan keinginan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik serta memberikan
dukungan terbaik bagi pemerintah Indonesia, masyarakat, dan lingkungan. Pelayanan dan
produk-produk yang terbaik dapat diartikan sebagai kepuasan pelanggan yang diharapkan akan
mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang berkualitas.
36.
Niaga
37. Divisi Niaga adalah divisi yang bernaung dibawah Direktorat Pemasaran & Niaga dengan bisnis
inti melakukan ekspor-impor dan penjualan domestik untuk Minyak mentah, BBM, dan produk
Petrokimia, dengan nilai uang atau revenue yang dikelola sekitar 135 trilyun rupiah pertahun.
Bisnis ekspor-impor dan penjualan domestik tersebut dikelola melalui 3 (tiga) Fungsi
dibawahnya, yakni Unit Usaha Minyak Mentah & BBM, Unit Usaha Niaga Non BBM, dan
fungsi perencanaan, evaluasi dan pengembangan serta koordinasi yakni Fungsi Reneval Niaga.
38.
39. Bisnis inti Niaga Minyak mentah & BBM adalah melakukan trading dibidang impor BBM sekitar
120.000.000 (seratus duapuluh juta) Barrel per tahun dan ekspor Minyak mentah sekitar
7.000.000 (tujuh juta) Barrel per tahun, serta mengekspor produk minyak 33.000.000 Barrel per
tahun, yang terdiri dari produk Naphta 3.600.000 Barrel per tahun, produk Decant Oil sekitar
2,600.000 (dua juta enam ratus ribu) Barrel per tahun dan sekitar 26.800.000 (dua puluh enam
juta delapan ratus ribu) Barrel pertahun, yang bersumber dari kilang Unit Pengolahan
PERTAMINA.
40.
41. Sedangkan bisnis inti Niaga Non BBM adalah menjual produk NBBM baik di pasar dalam negeri
maupun ekspor yang bersumber dari kilang Unit Pengolahan PERTAMINA sendiri, dengan
volume penjualan per tahun mencapai sekitar 2 (dua) juta mt dengan memperoleh revenue sekitar
11 (sebelas) trilyun rupiah dan profit sekitar 1,65 trilyun rupiah.
42.
43. Sejalan dengan berubahnya PERTAMINA menjadi PT PERSERO yang mulai fokus pada
orientasi profit, Niaga Non BBM mulai menjalankan trading (jual-beli) produk NBBM dengan
melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri terutama untuk produk yang
mengalami shortage of supply/production dalam rangka untuk meningkatkan profit sekaligus
untuk meningkatkan pangsa pasar PERTAMINA.
44.
45. Adapun Reneval Niaga adalah Fungsi yang melakukan perencanaan, evaluasi, pengembangan
serta koordinasi untuk mendukung bisnis ke dua Fungsi Unit Usaha diatas yakni Fungsi Niaga
Minyak Mentah & BBM dan Fungsi Niaga Non BBM.
46.
Aviasi
47. Sebagai salah satu unit bisnis PERTAMINA - perusahan nasional yang bergerak di bidang energi,
minyak, gas dan petrokimia - yang melakukan usaha pemasaran serta penyediaan produk dan
layanan bahan bakar penerbangan di Indonesia dan Timor Leste, PERTAMINA Aviasi memiliki
aspirasi untuk menjadi pemasar dan penyedia layanan bahan bakar penerbangan kelas dunia
dengan jaringan global. Hal ini tertuang pada Visi PERTAMINA Aviasi, dan telah menjadi
komitmen dan tujuan kami untuk senantiasa mengembangkan value propositions perusahaan bagi
pelanggan dan stakeholders lainnya.
48.
49. Dalam penyediaan produk dan layanan, kami memiliki kebijakan, sistem dan prosedur yang ketat
dengan perhatian utama pada keselamatan penerbangan melalui pengimplementasian standar
internasional tentang persyaratan kualitas dan penanganan produk dengan memperhatikan
persyaratan pelanggan, industri dan peraturan lindungan lingkungan.
50.
51. URL : http://aviation.pertamina.com
52.
Perkapalan
53. PERTAMINA Perkapalan hadir melayani dengan menjunjung tinggi dan mengunggulkan nilai
budaya dan citra perusahaan. Merupakan suatu kebanggaan bagi PERTAMINA untuk
memberikan pelayanan di bidang pelayaran, menjadi perusahaan perkapalan yang maju dan
terpandang di era baru.
54.
55. Keunggulan kami terletak pada pengalaman luas dan keahlian yang tinggi dalam distribusi
minyak mentah, gas, petrokimia, dan produk lain sejenisnya melalui jalur laut di negara
kepulauan. Berkantor pusat di Tanjung Priok, Jakarta, kami akan senantiasa memberikan
pelayanan terbaik untuk pelanggan di seluruh pelosok tanah air Indonesia.
56.
57. Dengan Misi menjadi penyedia layanan logistik yang professional untuk produk minyak, gas,
petrokimia, dan produk - produk kilang lainnya, PERTAMINA Perkapalan saat ini mengelola dan
mengoperasikan lebih dari 130 kapal charter dengan berbagai tipe kapal dari Bulk Lighter hingga
VLCC (Very Large Crude Carrier). Tiap tahun, kami mendedikasikan diri untuk mengangkut
sekitar 70 juta Long Ton. Armada kami mencakup lebih dari 135 pelabuhan di segala penjuru
tanah air.
58.
59. Kami senantiasa menjunjung tinggi budaya perusahaan , membangun citra perusahaan yang lebih
baik, menerapkan prinsip kerja yang transparan, dan good corporate governance

ADARO

Adaro Energy
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

PT Adaro Energy Tbk


Adaro Energy Tbk.(Kode saham pada BEI:ADRO.JK) adalah Perusahaan Indonesia yang merupakan
produsen batu bara terbesar di belahan bumi selatan dan keempat terbesar di dunia. CEO Garibaldi Thohir
(orang indonesia) memiliki kira-kira seperenam saham dari Adaro, senilai lebih dari $ 1 miliar. Tahun ini
keuntungan bersih perusahaan ini membaik kembali setelah jatuh 47% tahun lalu menjadi $ 245.000.000
(pada penurunan 4% dalam pendapatan menjadi $ 2,7 miliar). Pada semester pertama tahun ini Adaro
sudah mendapatkan keuntungan bersih mencapai $ 268 juta, naik 113% dibandingkan periode yang sama
tahun sebelumnya. Pendapatan naik 36% menjadi $ 1,8 miliar.[

Menciptakan Energi Positif dari Batubara Indonesia

Selamat datang di laman PT Adaro Energy Tbk (Adaro). Adaro adalah kelompok perusahaan energi di
Indonesia yang berfokus pada bisnis pertambangan batubara yang terintegrasi melalui anak-anak
perusahaan. Lokasi operasional Adaro yang utama terletak di provinsi Kalimantan Selatan, dimana
anak perusahaannya, PT Adaro Indonesia, mengoperasikan tambang batubara tunggal terbesar di
bumi bagian selatan. Adaro beroperasi di bawah di bawah naungan PKP2B (Perjanjian Karya
Pengusaha Batubara) generasi pertama yang berlaku sampai tahun 2022.
Batubara dan Konsumen Adaro

Dari tiga lokasi penambangan di provinsi Kalimantan Selatan, Adaro memproduksi salah satu batubara
terbersih di dunia yang dikenal dengan nama Envirocoal. Batubara ini merupakan batubara jenis
subbituminus dengan nilai kalori sedang dan kandungan sulfur, abu dan NOx yang sangat rendah.

Adaro dapat berbangga dengan catatan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam sejarah penambangannya
di Kalimantan yang telah berjalan lebih dari dua dekade. Pada tahun 2014, kami mengirimkan 56,2 juta
ton batubara, dan pada tahun 2015 Adaro berencana untuk menambang batubara dengan skala produksi
56-58 juta ton.

Sebagian besar batubara Adaro dijual kepada perusahaan pembangkit listrik, dan secara rata-rata, 25%
penjualan batubara Adaro adalah untuk konsumen domestik di Indonesia dan 75% untuk konsumen luar
negeri yang sebagian besar berada di wilayah Asia.
Dalam lima tahun terakhir ini, Adaro telah mengakuisisi kepemilikan atas lima properti batubara di
Sumatera dan Kalimantan, yang saat ini tengah dipersiapkan untuk penambangan dan akan memproduksi
batubara dengan kualitas ramah lingkungan yang serupa dengan Envirocoal.

Dengan adanya konsesi-konsesi baru tersebut serta tambang utamanya yang berada di Tabalong, Adaro
sebagai kontraktor pemerintah Indonesia memiliki kendali atau opsi terhadap 12.8 miliar ton sumber daya
batubara termal (berdasarkan kajian JORC). Dari sumber daya tersebut, 1,1 miliar ton batubaranya
merupakan cadangan terbukti menurut JORC.

Struktur Perusahaan

Adaro Energy didirikan pada tahun 2004 sebagai perseroan terbatas dengan nama PT Padang Karunia.
Pada bulan April 2008, nama perusahaan berubah menjadi PT Adaro Energy Tbk dalam persiapan untuk
menjadi perusahaan publik dalam penawaran perdana yang dilakukan dengan hasil yang memuaskan pada
bulan Juli di tahun yang sama.

Adaro merupakan perusahaan grup yang terintegrasi secara vertikal. Selain anak perusahaan
pertambangan utamanya yang bernama PT Adaro Indonesia, Adaro juga memiliki anak-anak perusahaan
lainnya yang beroperasi di sepanjang rantai pasokan batubara mulai dari tambang ke pelabuhan dan
berlanjut ke pembangkit listrik, yang meliputi penambangan, tongkang, pemuatan kapal, pengerukan, jasa
pelabuhan, pemasaran dan ketenagalistrikan.

Anak-anak perusahaan Adaro bersama dengan para kontraktor memproduksi batubaranya dengan tingkat
efisiensi yang tertinggi di sektornya dan biaya yang rendah.

Strategi Adaro

Salah satu karakteristik Adaro yang unik adalah kondisi dimana perusahaan ini tidak dimiliki atau
dikendalikan oleh satu keluarga saja, melainkan oleh satu kelompok yang terdiri dari lima keluarga yang
sangat terkemuka di Indonesia, yaitu Edwin Soeryadjaya, Theodore Permani Rachmat, Garibaldi Thohir,
Ir. Subianto dan Sandiaga S. Uno, yang secara keseluruhan memegang kepemilikan atas sekitar 65% dari
total saham Adaro, dimana tidak ada satu pun dari mereka yang memegang kendali utama.

Karena masing-masing pihak beroperasi secara individual, secara alami tercipta suatu sistem checks and
balances yang menjamin supaya semua keputusan diambil dengan pertimbangan yang matang demi
kepentingan Adaro Energy dan penciptaan nilai jangka panjang.

Adaro Energy beroperasi dengan visi untuk menjadi perusahaan energi dan tambang batubara terbesar
dan terefisien di Asia Tenggara. Perusahaan menjalankan strategi untuk berfokus pada produksi batubara
yang tumbuh secara organik, meningkatkan efisiensi dan pengendalian biaya dan mengembangkan dan
melanjutkan integrasi divisi ketenagalistrikan.

Laman ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana dan mengapa Adaro menjadi perusahaan yang
istimewa dan merupakan prospek yang sangat baik bagi para investor.

Adaro menjalankan strategi untuk menciptakan nilai maksimal dari batubara Indonesia. Fokus
perusahaan diarahkan pada pengembangan bisnis di Indonesia. Strategi ini didasarkan pada
pertumbuhan, yakni pertumbuhan Indonesia, Asia Tenggara, Cina dan India. Adaro meyakini bahwa
permintaan listrik negara-negara ini akan terus meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk dan
pertumbuhan ekonomi, sehingga pilihan bahan bakar akan tetap jatuh pada batubara dengan
harganya yang terjangkau dan jumlahnya yang melimpah.

Dengan demikian, Adaro memiliki pendekatan yang solid dan proaktif untuk menumbuhkan sumber daya
batubara (deposit yang berpotensi layak untuk dikeluarkan) dan cadangan (bagian sumber daya batubara
yang telah teridentifikasi, yang dapat ditambang secara ekonomis dengan teknologi yang ada).

Pendekatan yang dilakukan Adaro memerlukan adanya peningkatan sumber daya dan cadangan batubara
baik di operasional tambang yang sudah berjalan di Kalimantan Selatan serta dengan mengakusisi dan
mengembangkan properti batubara yang baru.

Gabungan hal-hal tersebut telah menopang pertumbuhan Adaro sampai memiliki kendali atas 12.8 miliar
ton sumber daya batubara, sehingga saat ini Adaro telah menjadi salah satu dari segelintir produsen
batubara di dunia yang dapat memberikan pasokan batubara yang handal dan dalam jangka waktu yang
panjang kepada perusahaan-perusahaan listrik terkemuka yang sedang membangun pembangkit listrik
berbahan bakar batubara di seluruh wilayah Asia.

Perjanjian pasokan jangka panjang dengan perusahaan-perusahaan ini akan memungkinkan Adaro untuk
mencapai target produksi jangka menengahnya yang telah ditetapkan sebesar 80 juta ton per tahun,
dibandingkan dengan skala produksi saat ini yang masih sekitar 56 juta ton per tahun.

Dalam hal pertumbuhan dari basis cadangan yang ada saat ini di konsesi Adaro Indonesia di Kalimantan
Selatan, Adaro berupaya untuk terus tumbuh secara organik dengan membuat perencanaan penambangan
yang terperinci. Dengan semakin bertambahnya usia tambang Tutupan, tambang Wara diharapkan akan
menjadi pendorong Utah pertumbuhan organic, didukung dengan kontribusi dari tambang Paringin.

Per akhir tahun 2014, Adaro Indonesia memiliki sumber daya sebesar 4,9 Bt dengan cadangannya yang
mencapai 862 Mt, yang dilaporkan menurut JORC.

Memperluas Konsesi Sampai ke Luar Kalimantan Selatan

Upaya untuk memperbesar basis cadangan dan sumber daya batubara melalui akusisi terhadap deposit
batubara yang belum dikembangkan (greenfield) di Indonesia sangat penting bagi keberlangsungan
perusahaan. Karena itu, selama lima tahun terakhir telah berhasil menjalankan program untuk
peningkatan cadangan melalui diversifikasi produk, lokasi dan perizinan pertambangan.

Tim geologi yang berpengalaman didorong untuk menelusuri potensi batubara di Indonesia, yang
kemudian dinilai dengan seksama berdasarkan kualitas aset, ukuran dan lokasinya. Adaro hanya akan
mengakusisi deposit berkualitas tinggi dengan cadangan yang cukup besar untuk dikembangkan dengan
strategi yang sama seperti yang dijalankan di Adaro Indonesia: biaya rendah, pertumbuhan belanja modal
yang rendah, dengan kendali atas rantai pasokan dan pertumbuhan berkelanjutan yang sesuai dengan
kebutuhan konsumen.

Secara keseluruhan, perusahaan telah menginvestasikan AS$744 juta untuk program akusisi selama tiga
tahun terakhir, yang sebagian besar telah rampung per akhir tahun 2012.

Program akuisisi ini telah meningkatkan total potensi sumber daya batubara secara signifikan dan artinya
Adaro telah meminimalisir risiko yang dapat ditimbulkan oleh ketergantungan pada satu tambang tunggal
karena saat ini telah memiliki operasi di empat provinsi utama di Indonesia yang kaya akan kandungan
batubara: Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.

Lokasi-lokasi baru ini sedang dipersiapkan untuk kegiatan penambangan, dan informasi lebih lanjut
mengenai proyek ini dapat dilihat pada bagian Investasi untuk Masa Depan di laman ini.

Selama dua dekade terakhir, Adaro telah dikenal dengan konsistensi dalam kualitas dan kehandalan
batubaranya. Merek dagang Adaro Indonesia yaitu Envirocoal, dengan karakteristik polutan yang
rendah, telah menciptakan reputasi sebagai bahan bakar padat yang paling ramah lingkungan.

Para pelanggan Adaro juga menikmati standar pelayanan yang sangat tinggi, dimana Adaro mengirimkan
teknisi pembakaran ke lokasi mereka untuk memberikan panduan teknis dalam penggunaan Envirocoal.

Upaya penjualan batubara terus difokuskan pada pasar termal utama di Asia, termasuk Indonesia, dan
Asia meliputi kira-kira 90% penjualan Adaro pada tahun 2014. Sisanya dipasok ke pasar Atlantis dan
negara-negara di Amerika. Dalam hal volume penjualan, 87% di konsumennya merupakan perusahaan-
perusahaan pembangkit listrik dan 11% merupakan produsen semen.

Adaro menawarkan kontrak berdasarkan volume dengan negosiasi harga yang dilakukan per tahun. Harga
dapat berupa harga tetap atau mengacu kepada indeks harga, sementara biaya dapat dikelola secara efektif
melalui model bisnis unik yang terintegrasi secara vertikal. Adaro tidak berencana untuk menggunakan
banyak variasi harga, dalam rangka mengurangi risiko fluktuasi harga.

Meskipun kondisi pasar sedang sulit karena kelebihan pasokan dan kondisi ekonomi yang stagnan di
tahun 2014, Adaro Indonesia bertahan sebagai salah satu produsen batubara tambang tunggal terbesar
dengan rekor baru untuk penjualan yang tercapai sebesar 56 juta ton, atau naik sekitar 7% dari penjualan
tahun 2013 yang tercatat sebesar 52,2 juta ton. The increase was supported by consistent demand from
India and the domestic Indonesian market.

India

India masih bertahan sebagai pasar ekspor terbesar Adaro, dengan total penjualan 9,2 Mt atau 15% dari
total penjualan tahun 2014. Sekitar 50% penjualan batubara Envirocoal 4000 Adaro ditujukan ke India,
yang terus menjadi konsumen terbesar batubara peringkat rendah lintas samudera.

Walaupun permintaan batubara dari India tetap kuat di angka estimasi 160 Mt per tahun, kelebihan
pasokan global, khususnya untuk batubara peringkat rendah dari Indonesia, berpengaruh besar terhadap
harga yang dapat diterapkan terhadap pembeli asal India. Masalah kepadatan pelabuhan dan logistik di
pelabuhan pesisir timur India mendorong pembeli untuk meminta harga yang lebih rendah sebagai
kompensasi terhadap demurrage dan biaya penyimpanan.

Terlepas dari kesulitan yang dihadapi akibat kelebihan pasokan di pasar India, Adaro tetap bertahan
sebagai pemasok pilihan karena kinerja dan kualitas batubaranya yang solid.

China

Di tengah pasar yang sulit, Adaro dapat menjaga pangsa pasarnya dan China tetap menjadi pasar ekspor
terbesar kedua bagi Adaro di tahun 2014. Perusahaan menjual 6,3 Mt ke China sepanjang tahun 2014,
atau meliputi 11% dari total penjualan. Produk utama yang dijual Adaro adalah Envirocoal 4900, yang
memiliki karakteristik kadar abu dan sulfur yang sangat rendah seperti Envirocoal 5000, masing-masing
dengan porsi 2,5% dan 0,12%. Spesifikasi E4900 sesuai dengan kebutuhan pembangkit listrik di pesisir
China karena memenuhi persyaratan nilai kalori bersih. Envirocoal 4900 juga digunakan sebagai bahan
campuran untuk menurunkan kadar abu dan sulfur dari batubara dalam negeri dan batubara impor
lainnya.

Hingga tahun 2013, banyak dari mitra kerja Adaro di China merupakan pelaku perdagangan batubara
(trader). Namun pada tahun 2014, Adaro berhasil menjalin penjualan langsung dengan pembangkit-
pembangkit listrik milik negara berskala besar. Mekanisme penjualan secara langsung ini selaras dengan
strategi penambahan nilai yang diterapkan perusahaan karena bersifat lebih transparan, yang merupakan
aspek penting untuk membangun hubungan yang kokoh. Mitra Adaro di China pada umumnya
merupakan para importir batubara terbesar dengan kondisi keuangan yang kuat dan rekam jejak kinerja
yang telah terbukti. Portofolio penjualan Adaro di China meliputi 14 perusahaan di provinsi Guangxi,
Guangdong, Fujian, Shanghai, Shandong dan Zhejiang.

Asia Utara

Penjualan Adaro ke para pelanggan yang terkemuka dan berjangka panjang di Jepang, Hong Kong, Korea
Selatan dan Taiwan tumbuh sebesar 2 Mt y-o-y menjadi lebih dari 17,3 Mt, yang meliputi 31% dari total
penjualan. Penjualan ke seluruh kawasan Asia Utara tetap meningkat walaupun persaingan di pasar ini
semakin ketat.

Walaupun merupakan produk yang relatif baru, penjualan Envirocoal 4900 tumbuh sekitar 4,5 Mt
menjadi 4,6 Mt. Pelanggan di Hong Kong, Korea, Taiwan dan Jepang dapat menikmati manfaat yang
dihasilkan oleh kualitas Envirocoal 4900. Para konsumen produk ini juga dapat menikmati manfaat yang
diperoleh dari biaya keseluruhan (biaya produksi FOB beserta biaya angkut sampai ke lokasi pelanggan)
yang lebih murah, dan biaya operasional yang lebih rendah karena kandungan abunya yang sangat rendah
mengurangi biaya pembuangan abu, dan kandungan sulfurnya yang juga sangat rendah membantu
mengurangi ketergantungan para pelanggan terhadap alat desulfurisasi yang berbiaya tinggi.

Penundaan terhadap jadwal pengaktifan kembali pembangkit listrik tenaga nuklir di Jepang dan
ketidakpastian mengenai dimulainya pembangkit nuklir baru di Taiwan mendukung permintaan di
sepanjang tahun ini. Pembangkit listrik bertenaga batubara tetap menjadi basis sumber daya listrik yang
paling andal dan efisien di wilayah ini.

Indonesia

Pada tahun 2014, konsumsi batubara termal Indonesia meningkat 6 Mt menjadi 78 Mt. Rencana Umum
Penyediaan Tenaga Listrik milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) tahun 2013 -2022 menyatakan bahwa
total kapasitas pembangkit listrik Indonesia mencapai 47 GW di tahun 2014 dengan 25 GW di antaranya
merupakan pembangkit listrik bertenaga batubara. Populasi yang terus meningkat dan pertumbuhan
ekonomi yang stabil mendorong ekspansi kapasitas pembangkit listrik Indonesia oleh pemerintah. Untuk
memenuhi permintaan peningkatan kapasitas ini, PLN memperkirakan bahwa total kapasitas pembangkit
listrik akan meningkat dua kali lipat menjadi 100 GW sampai tahun 2022.

Adaro telah mempertahankan komitmennya untuk menjadi pemasok utama di pasar domestik. Penjualan
dalam negeri sebesar 11,6 Mt merupakan porsi terbesar dari penjualan tahun 2014. Adaro tetap
merupakan pemasok pilihan karena jarak yang relatif dekat ke para pelanggan di pulau Jawa yang
memiliki populasi penduduk terpadat di Indonesia. Biaya transportasi yang lebih rendah dan kualitas yang
konsisten mendorong terciptanya kerjasama jangka panjang yang saling menguntungkan. Adaro juga
dapat memenuhi berbagai persyaratan kualitas dengan spesifikasi nilai kalori rendah sampai sedang.
Kadar panas Envirocoal umumnya berkisar antara 4.000 kkal/kg hingga 5.000 kkal/kg, dan kadar sulfur,
abu serta nitrogennya yang sangat rendah menjadikan Envirocoal sebagai komponen utama permintaan
bahan bakar di pasar domestik. Dari pasokan Adaro untuk pasar domestik, 90% dipasok ke sektor
ketenagalistrikan dan sisanya untuk pelanggan industri.

Kredibilitas finansial dan rekam jejak pasokan jangka panjang Adaro yang andal akan menjadi aspek
penting dalam mendukung proyek pembangkit listrik baru di Indonesia. Dengan didukung oleh
keuntungan strategisnya di Indonesia, Adaro akan terus berfokus pada pengembangan sektor
ketenagalistrikan di dalam negeri.

Metode Penambangan Batubara

METODE PENAMBANGAN BATUBARA

Dalam
BATUBARA DAN GAMBUT

Oleh
Ir. Sukandarumidi,MSc., Ph.D
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Metode penambang batubara sangat tergantung pada :


– Keadaan geologi daerah antara lain sifat lapisan batuan penutup, batuan lantai batubara dan
struktur geologi.
– Keadaan lapisan batubaradan bentuk deposit.
Pada dasarnya dikenal dua cara penambangan batubara yaitu :
Cara tambang dalam, dilakukan pertama-tama dengan jalan membuat lubang persiapan baik
berupa lubang sumuran ataupun berupa lubang mendatar atau menurun menuju ke lapisan
batubara yang akan ditambang. Selanjutnya dibuat lubang bukaan pada lapisan batubaranya
sendiri.
Cara penambangnnya dapat dilakukan :
a. Secara manual, yaitu menggunakan banyak alat yang memakai kekuatan tenaga
manusia.
b. Secara mekanis, yaitu mempergunakan alat sederhana sampai menggunakan sistem
elektronis dengan pengendalian jarak jauh.
Cara tambang terbuka, dilakukan pertama-tama dengan mengupas tanah penutup. Pada saat ini
metode penambangan mana yang akan digunakan dipilih dan kemungkinan mendapatkan
peralatan tidak mengalami masalah. Peralatan yang ada sekarang dapat dimodifikasikan sehingga
berfungsi ganda . Perlu diketahui pula bahwa berbagai jenis batubara memerlukan jenis dan
peralatan yang berbeda pula. Mesin-mesin tambang modern sudah dapat digunakan untuk
pekaerjaan kegiatan penambangan dengan jangkauan kerja yang lebih luas dan mampu
melaksanakan berbagai macam pekerjaan tanpa perlu dilakukan perubahan atau modifikasi yang
besar.
Pemilihan metode penambangan batubara baik yang akan ditambang secara tambang dalam
ataupun tambang terbuka.

1. METODE PENAMBANGAN SECARA TAMBANG DALAM


Pada penambangan batubara dengan metode penambangan dalam yang peting adalah bagaimana
mempertahankan lubang buka seaman mungkin agar terhindar dari kemungkinan :
– Keruntuhan atap batuan
– Ambruknya dinding lubang (rib spalling)
– Penggelembungan lantai lapisan batubara (floor heave)
Kejadian tersebut diatas disebabkan oleh terlepasnya energi yang tersimpan secara alamiah
dalam endapan batubara. Energi yang terpendam tersebut merupakan akibat terjadinya
perubahan atau deformasi bentuk endapan batubara selama berlangsungnya pembentukan deposit
tersebut. Pelepasan energi tersebut disebabkan oleh adanya perubahan keseimbangan tegangan
yang terdapat pada massa batuan akibat dilakukannya kegiatan pembuatan lubang-lubang bukaan
tambang. Disamping itu kegagalan yang disebabkan batuan dan batubara itu tidak mempunyai
daya penyanggaa di samping faktor-faktor alami dari keadaan geologi endapan batubara tersebut.
Penambangan batubara secara tambang dalam kenyatannnya sangat ditentukan oleh cara
mengusahakan agar lubang bukaan dapat dipertahankan selama mungkin pada saat
berlangsungnya penambangan batubara dengan biaya rendah atau seekonomis mungkin.
Untuk mencapai keinginan tersebut maka pada pembuatan lubang bukaan selalu diusahankan
agar :
– Kemampuan penyangga dari atap lapisan
– Kekuatan lantai lapisan batubara
– Kemampuan daya dukung pilar penyangga.
Namun apabila cara manfaat sifat alamiah tersebut sulit untuk dicapai, maka beberapa cara
penyanggan buatan telah diciptakan oleh ahli tambang.
Metode penambangan secara tambang dalam pada garis besarnya dapat dibedakan yaitu :
a. Room and Pillar atau disebut Bord and Pillar
b. Longwall
Kedua metode tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri terutama pada
keadaan endapan batubara yang dihadapi di samping faktor lainnya yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan metode penambangan tersebut.
a. Metode Room and Pillar
Cara penambangan ini mengandalkan endapan batubara yang tidak diambil sebagai penyangga
dan endapan batubara yang diambil sebagai room. Pada metode ini penambangan batubara sudah
dilakukan sejak pada saat pembuatan lubang maju. Selanjutnya lubang maju tersebut dibesarkan
menjadi ruangan–ruangan dengan meninggalkan batubara sebagai tiang penyagga. Besar bentuk
dan ruangan sebagai akibat pengambilan batubaranya harus diusahakan agar penyangga yang
dipakai cukup memadai kuat mempertahankan ruangan tersebut tetap aman sampai saatnya
dilakukan pengambilan penyangga yang sebenarnya yaitu tiang penyangga batubara (coal pillar).
Metode ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam besaran jumlah batubara yang dapat
diambil dari suatu cadangan batubara karena tidak semua tiang penyangga batubara dapat
diambil secara ekonomis maupun teknik.
Dari seluruh total cadangan terukur batubara yang dapat diambil dengan cara penambangan
metode Room and Pillar ini paling besar lebih kurang 30-40% saja. Hal ini disebabkan banyak
batubara tertinggal sebagi tiang-tiang pengaman yang tidak dapat diambil. (Gambar…Sketsa
sistem penambangan dengan cara Room and Pillar.)
b. Metode Longwall
Ada dua cara penambangan dengan menggunakan metode Longwall yaitu :
– Cara maju (advancing)
– Cara mundur (retreating)
Pada penambangan dengan metode advancing Longwall terlebih dahulu dibuat lubang maju yang
nantinya akan berfungsi sebagi lubang utama (main gate) dan lubang pengiring (tail gate), dibuat
bersamaan pada pengambilan batubara dari lubang buka tersebut.
Kedua lubang bukaan tersebut digunakan sebagai saluran udara yang diperlukan untuk
menyediakan udara bersih pada lubang bukaannya di samping untuk keperluan transportasi
batubaranya dan keperluan penyediaan material untuk lubang bukannya.
Metode ini akan memberikan hasil lebih cepat karena tidak memerlukan waktu menunggu
lubang yang diperlukan yaitu lubang utama dan lubang pengiring.
Pada metode retreating Longwall merupakan kebalikan dari metode advancing longwall karena
pengambilan batubara belum dapat dilakukan sebelum selesai dibuat suatu panel yang akan
memberikan batasan lapisan batubara yang akan diekstraksi (diambil)
Pemilihan salah satu metode tersebut harus memperhatikan keadaan dan kondisi alami yang
diremukan pada endapan batubara itu sendiri agar nantinya tidak menghadapi kesulitan-kesulitan
selama dilakukan ekstraksi yang pada akhirnya tentu bertujuan mencari biaya serendah mungkin.
(gambar ….Skema sistem penambangna Longwall)
Selain kedua metode tersebut terdapat pula beberapa variasi metode penambangan yang dapat
diterapkan. Hal ini tergantung pada macam dan jenis serta ketebalan lapisan disamping
kemiringan lapisan batubara yang perlu juga diperhatikan.
Peralatan yang digunakan pada penambangan tambang dalam dapat dibagi dalam dua kategori
yaitu :
– Peralatan untuk pekerjaan persiapan
– Peralatan untuk pengambilan batubara.
Pada saat ini kemampuan peralatan tambang dalam sudah demikian maju sehingga seluruih
kegiatan pekerjaan fisik yang dilakukan oleh manusia, praktis sudah dapat digantikan oleh mesin
atau alat batu mekanis.

2. METODE PENAMBANGAN SECARA TAMBANG TERBUKA


Kelebihan dari tambang terbuka dibandingkan dengan tambang dalam adalah :
– Relatif lebih aman
– Relatif lebih sederhana
– Mudah pengawasannya
Pada saat ini sebagian besar penambangan batubara dilakukan dengan metode tambang terbuka,
lebih-lebih setelah digunakannya alat-alat besar yang mempunyai kapasitas muat dan angkut
yang besar untuk membuang lapisan penutup batubara menjadi lebih murah dan menekan biaya
ekstraksi batubara.
Selain itu prosentase batubara yang diambil jauh lebih besar dibandingkan dengan batubara yang
dapat diekstraksi dengan cara tambang dalam. Penambangan batubara dengan metode tambang
terbuka saat ini diperoleh 85% dari total mineable reserve, sedang dengan metode tambang
dalam paling besar hanya 50% saja.
Walaupun demikian penambangan secara tambang terbuka mempunyai keterbatasan yaitu :
– Dengan peralatan yang ada pada saat sekarang ini keterbatasan kedalaman lapisan batubara
yang dapat ditambang.
– Pertimbangan ekonomi antara biaya pembuangan batuan penutup dengan biaya pengambilan
batubara.
Beberapa tipe tambang terbuka :
Tipe penambangan batubara dengan metode tambang terbuka tergantung pada letak dan
kemiringan serta banyaknya lapisan batubara dalan satu cadangan. Disamping itu metode
tambang terbuka dapat dibedakan juga dari cara pemakain alat dan mesin yang digunakan dalam
penambangan.
Beberapa tipe penambangan batubara dengan metode tambang terbuka adalah :
a. Contour Mining
Tipe penambangan ini pada umumnya dilakukan pada endapan batubara yang terdapat di
pegunungan atau perbukitan. Penambangan batubara dimulai pada suatu singkapan lapisan
batubara dipermukaan atau crop line dan selanjutnya mengikuti garis kontur sekeliling bukit atau
pegunungan tersebut.
Lapisan batuan penutup batubara dibuang kearah lereng bukit dan selanjutnya batuan yang telah
tersingkap diambil dan diangkut. Kegiatan penambangan berikutnya dimulai lagi seperti tersebut
diatas pada lapisan batubara yang lain sampai pada suatu ketebalan lapisan penutup batubara
yang menentukan batas limit ekonominya atau sampai batas maksimum ke dalaman dimana
peralatan tambang tersebut dapat bekerja. Batas ekonomi ini ditentukan oleh beberapa variabel
antara lain :
– Ketebalan lapisan batubara
– Kualitas
– Pemasaran
– Sifat dan keadaan lapisan batuan penutup
– Kemampuan peralatan yang digunakan
– Persyaratan reklamasi
(gambar tambang terbuka tipe Contour Mining ….)
Peralatan yang digunakan untuk cara penambangan ini pada umumnya memakai peralatan yang
mempunyai mobilitas tinggi atau dikenal sebagai mobil equipment.
Alat-alat besar seperti :
– Sebagai alat muat : Wheel Loader
Track Loader
Face Shovel
Backhoe
– Sebagai alat angkut jarak jauh : Off Highway Dump Truck
– Sebagai alat angkut jarak dekat : Scraper
Alat-alat tersebut dipergunakan untuk pekerjaan pembuangan lapisan penutup batubara
sedangkan untuk pengambilan batubaranya dapat digunakan alat yang sama atau yang lebih kecil
tergantung tingkat produksinya. Kapasitas alat angkut berupa Off Highway Dump Truck antara
18 ton sampai 170 ton.
Mengingat batuan penutupnya sangat keras maka digunakan sistem peledakan ( Blasting
system), dengan menggunakan beberapa unit alat bor drill blasthole Machine yang mempunyai
kemampuan bor berdiameter sampai 6 inches, sedangkan bahan peledaknya digunakan
Ammonium Nitrate dan Solar ANFO.
b. Open Pit Mining
Open Pit Mining adalah penambangan secara terbuka dalam pengertian umum. Apabila hal ini
diterapkan pada endapan batubara dilakukan dengan jalan membuang lapisan batuan penutup
sehingga lapisan batubaranya tersingkap dan selanjutnya siap untuk diekstraksi. Peralatan yang
dipakai pada penambangan secara open pit dapat bermacam-macam tergantung pada jenis dan
keadaan batuan penutup yang akan dibuang. Dalam pemilihan peralatan perlu dipertimbangkan :
– Kemiringan lapisan batubara
Pada lapisan dengan kemiringan cukup tajam, pembuangan lapisan penutup dapat menggunakan
alat muat baik berupa face shovel, front end loader atau alat muat yang lainnya.
– Masa operasi tambang
Penambangan tipe open pit biasanya dilakukan pada endapan batubara yang mempunyai lapisan
tebal atau dalam dan dilakukan dengan menggunakan beberapa bench. Peralatan yang digunakan
untuk pembuang lapisan penutup batubara dibedakan sebagai berikut:
1. Peralatan yang bersifat mobil antara lain Truck Shovel, Front end loader, Bulldozer, Scrapper.
2. Peralatan yang bersifat bekerja secara kontinu membuang lapisan penutup tanpa dibantu alat
angkut antara lain :
a. Dragline
Baik yang dengan scrawler maupun walking dragline. Alat ini mengeruk dan langsung
membuang sendiri. Kapasitasnya bervariasi mulai dari yang kecil kurang dari 5 m dan jarak
buang lebih dari 75 m.
b. Face Shovel
Ada dua tipe yaitu :
1. Stripping Shovel
Mempunyai kapasitas mangkok (bucket) yang besar dan jangkauan yang panjang digunakan
sebagai alat pembuangan lapisan penutup batubara tanpa perlu bantuan alat angkut yang lain.
Pada umumnya kapasitas mangkok berukuran lebih besar dari 20 m , dengan jangkauan buang
lebih dari 25 m.
2. Loading Shovel
Yang dipergunakan sebagai alat muat yang umunya kapasitas isi mangkok dan panjang
jangkauan lebih pendek.
c. Bucket Wheel Excavator
Adalah alat penggali dan pengangkut sekaligus. Alat ini dapat bekerja sendiri atau dibantu alat
lain berupa belt conveyor dan dapat dibantu dengan alat yang dinamakan belt transfer, dan
selanjutnya pada ujung belt conveyor dipasang alat yang dinamakan belt spreader yang
digunakan untuk menyebarkan hasil galian batuan penutup ketempat pembuangan dumping
disposal area.
c. Stripping Mining
Tipe penambangan terbuka yang diterapkan pada endapan batubara yang lapisannya datar dekat
permukaan tanah. Alat yang digunakan dapat berupa alat yang sifatnya mobil atau alat
penggalian yang dapat membuang sendiri. Penambangan batubara khususnya di Kalimantan
akan dimulai dengan cara tambang terbuka yang memakai alat kerja bersifat mobil.

TEKNIK PENAMBANGAN LAPISAN BATUBARA TIPIS


Penyebaran batubara tidak selalu diiringi oleh kualitas dan ketebalan yang menggembirakan,
karena sering dijumpai kualitas batubara di suatu daerah cukup tinggi sementara ketebalannya
kurang dari 1 m atau sebaliknya.
Ketebalan lapisan batubara berhubungan erat dengan teknik penggaliannya yang sudah barang
tentu diarahkan pada efisiensi sistem penambangan yang secara ekonomi layak diterapkan.
Sampai saat ini untuk menggali lapisan batubara dengan ketebalan kurang dari 1 m, baik pada
tambang bawah tanah maupun terbuka, terbentur pada masalah pemilihan sistem penambangan
yang ekonomis. Misalnya pada sistem longwall, alat pemotong batubara (shearer) paling kecil
yang diproduksi mempunyai ketinggian 0,81 m, tentu alat ini tidak dapat digunakan menambang
lapisan batubara yang lebih tipis dari 0,81 m. pada penambangan terbuka, lapisan penutup yang
tebal umumnya menjadi kendala untuk menambang lapisan batubara yang tipis, bila ditinjau dari
aspek ekonomi. Tetapi kendala pemilihan alat penggali lapisan batubara tipis telah dapat diatasi
berkat kemajuan teknologi untuk merancang suatu alat pembajak batubara (plow) yang dapat
digunakan untuk mengekstrak lapisan batubara dengan ketebalan 0,46 m. Masalah yang timbul
kemudian adalah bagaimana memanfatkan alat bajak ini pada suatu sistem penambangan
batubara tipis.
Cara penambangan batubara tipis yang sedang beroperasi saat ini secara ekonomi sulit dapat
diterima, tetapi cara tersebut terus dilakukan karena setiap pemerintahan mempunyai kebijakan
berbeda dalam mengelola sumberdaya alam yang strategis yang dimilikinya. Ada beberapa
sistem penambangan lapisan batubara tipis yaitu :
a. Sistem Tarik Kabel-Rantai
Sistem penambangan ini telah diterapkan di Korea untuk mengekstrak lapisan batubara dengan
ketebalan antara 0,3 – 0,5 m dengan kemiringan 45 . Tahap persiapan penambangannya , bagian
yang penting yang harus dibuat disamping komponen lain adalah pilar-pilar berdimensi 15.2 x
30,5 m diantara dua raise yaitu pilar-pilar batubara yang akan dipotong menggunakan gesekan
rantau penggali.
Pilar-pilar ini juga berfungsi sebagai penyangga sementara pada saat salah satu pilar sedang
dipotong. Disamping itu harus dirancang pula dua corong di bagian bawah pilar untuk
menampung serpihan batubara.
Rantai pemotong batubara disambung dengan kabel yang dihubungkan ke mesin penggerak yang
dapat menjalankan rantai pemotong tersebut maju mundur. Mesin penggerak diletakkan pada
level atas, sedangkan pada level bawah tersedia kendaraan penampung serpihan batubara hasil
pemotongan. Penggalian dimulai dari bagian bawah pilar bergerak ke atas sehingga serpihan
batubara mengalir karena gravitasi menuju dua buah corongan yang dapat menampung serpihan
batubara tersebut dan siap dimuatkan secara periodik kedalam kendaraan penampung.Diameter
nominal rantai pemotong berkisar antara 100 sampai 200 mm yang sangat efektif digunakan
untuk menggali lapisan batubara dengan ketebalan 0,5 meter.
b. Sistem Backfilling
Konsep sistem backfilling dipersiapkan untuk lapisan batubara tipis yang relatif datar, untuk itu
harus dipersiapkan suatu sistem pengangkutan yang sesuai dengan ketebalan lapisan
batubaranya.
Teknik penggalian dan penyanggaan yang akan diterapkan mengacu pada sistem longwall, yaitu
suatu sistem dengan proses penambangan dan pengangkutan bergerak maju dan meninggalkan
runtuhan lapisan atap diatap dibelakang penyangga. Dengan mempertimbangkan tipisnya lapisan
batubara dan penyangga yang harus dapat bergerak maju, maka sistem penyangga bertekan udara
diharapkan sebagai jawaban yang tepat. Dasar konsep ini menggunakan seoptimal muingkin
teknik pengontrolan jarak jauh, baik terhadap mobilitas penyangga maupun penggalian, sehingga
tidak diperlukan personil yang bekerja di dalam tambang.
c. Sistem Roof-Fall Tolerant
Seperti halnya sistem backfilling, sistem roof-fall tolerant juga merupakan konsep yang sasaran
utamanya tidak memerlukan adanya karyawan yang bekerja didalam tambang. Bahkan dalam
sistem ini dirancang tidak memerlukan penyangga sama sekali. Konsep sistem Roof-fall tolerant
dibuat atas dasar hipotesis sisipan tipis, yaitu akan terbentuknya rongga dibelakang alat
pemotong secara bertahap dan runtuhan atap terjadi pada toleransi jarak yang cukup aman.
Adanya toleransi jarak runtuhan tersebut merupakan keuntungan karena alat potong dan alat
angkut tidak akan terjepit oleh runtuhan atap. Konsep sisipan tipis ini meliputi seluruh perangkat
penambangan yang diperlukan antara lain rantai pemotong yang panjang dan bergerak memutar
(looping) serta sistem pengangkutnya. Penggalian batubara bergerak dari satu arah sampai jarak
tertentu, kemudian berbalik ke arah yang berlawanan, begitu seterusnya sampai lapisan
batubaranya habis.

Pgolahan

Proses Pengolahan Batubara

Pendahuluan

Pada tulisan saya terdahulu yang berjudul “Indonesia di Persimpangan Jalan-Artikel tentang
prospektif energi Indonesia” dikemukakan mengenai batubara sebagai salah satu alternative
energi di masa sekarang dan yang akan datang. Lebih daripada itu, batubara bagi Indonesia
adalah salah satu pilihan dalam menentukan strategi energi. Bila kita membandingakn dengan
negara China sebagai kekuatan baru dunia yang memusatkan lebih dari 70% sumber energinya
dari batubara1). Sementara aktivitas penelitian di asia untuk pemanfaatan batubara berpusat di
Jepang, Australia dan China sendiri.

Apakah Batubara itu?

Adalah kekayaan alam yang dikategorikan sebagai energy fossil terbentuk dari proses
metamorfosa yang sangat lama. Strukturnya kimia batubara samasekali bukan rangkaian kovalen
karbon sederhana melainkan merupakan polikondensat rumit dari gugus aromatik dengan fungsi
heterosiklik2,3). Jumlah polikondensat yang banyak ini saling berikatan sering disebut dengan
“bridge-structure”. Secara optis batubara sering merupakan bongkahan berporus tinggi dengan
kadar air yang sangat berfariasi.
Proses pengolahan batubara sudah dikenal sejak seabad yang lalu, diantaranya:

Gasifikasi (coal gasification)

Secara sederhana, gasifikasi adalah proses konversi materi organik (batubara, biomass atau
natural gas) biasanya padat menjadi CO dan H2 (synthesis gases) dengan bantuan uap air dan
oksigen pada tekanan atmosphere atau tinggi. Rumus sederhananya:

Coal + H2O + O2 à H2 + CO

Fisher Tropsch proses

Fisher Tropsch adalah sintesis CO/H2 menjadi produk hidrokarbon atau disebut senyawa
hidrokarbon sintetik/ sintetik oil. Sintetik oil banyak digunakan sebagai bahan bakar mesin
industri/transportasi atau kebutuhan produk pelumas (lubricating oil).

(2n+1)H2 + nCO → CnH(2n+2) + nH2O

Hidrogenasi (hydrogenation)

Hidrogenasi adalah proses reaksi batubara dengan gas hydrogen bertekanan tinggi. Reaksi ini
diatur sedemikian rupa (kondisi reaksi, katalisator dan kriteria bahan baku) agar dihasilkan
senyawa hidrokarbon sesuai yang diinginkan, dengan spesifikasi mendekati minyak mentah.
Sejalan perkembangannya, hidrogenasi batubara menjadi proses alternativ untuk mengolah
batubara menjadi bahan bakar cair pengganti produk minyak bumi, proses ini dikenal dengan
nama Bergius proses, disebut juga proses pencairan batubara (coal liquefaction).

Pencairan Batubara (coal Liquefaction)

Coal liquefaction adalah terminologi yang dipakai secara umum mencakup pemrosesan batubara
menjadi BBM sintetik (synthetic fuel). Pendekatan yang mungkin dilakukan untuk proses ini
adalah: pirolisis, pencairan batubara secara langsung (Direct Coal Liquefaction-DCL) ataupun
melalui gasifikasi terlebih dahulu (Indirect Coal Liquefaction-ICL). Secara intuitiv aspek yang
penting dalam pengolahan batubara menjadi bahan bakar minyak sintetik adalah: efisiensi proses
yang mencakup keseimbangan energi dan masa, nilai investasi, kemudian apakah prosesnya
ramah lingkungan sehubungan dengan emisi gas buang, karena ini akan mempengaruhi nilai
insentiv menyangkut tema tentang lingkungan. Undang-Undang No.2/2006 yang mengaatur
tentang proses pencairan batubara.

Efisiensi pencairan batubara menjadi BBM sintetik adalah 1-2 barrel/ton batubara4). Jika
diasumsikan hanya 10% dari deposit batubara dunia dapat dikonversikan menjadi BBM sintetik,
maka produksi minyak dunia dari batubara maksimal adalah beberapa juta barrel/hari. Hal ini
jelas tidak dapat menjadikan batubara sebagai sumber energi alternativ bagi seluruh konsumsi
minyak dunia. Walaupun faktanya demikian, bukan berarti batubara tidak bisa menjadi jawaban
alternativ energi untuk kebutuhan domestik suatu negara. Faktor yang menjadi penentu adalah:
apakah negara itu mempunyai cadangan yang cukup dan teknologi yang dibutuhkan untuk meng-
konversi-kannya. Jika diversivikasi sumber energi menjadi strategi energi suatu negara, pastinya
batubara menjadi satu potensi yang layak untuk dikaji menjadi salah satu sumber energi, selain
sumber energi terbarukan (angin, solar cell, geothermal, biomass). Tetapi perlu kita ingat bahwa
waktu yang dibutuhkan untuk mempertimbangkannya tidaklah tanpa batas, karena sementara
negara2 lain sudah melakukan kebijakan-kebijakan konkret domestik maupun luar negeri untuk
mengukuhkan strategi energi untuk kepentingan negaranya.

Pencairan batubara metode langsung (DCL)

Pencairan batubara metode langsung atau dikenal dengan Direct Coal Liquefaction-DCL,

dikembangkan cukup banyak oleh negara Jerman dalam menyediakan bahan bakar pesawat
terbang. Proses ini dikenal dengan Bergius Process, baru mengalami perkembangan lanjutan
setelah perang dunia kedua.

DCL adalah proses hydro-craacking dengan bantuan katalisator. Prinsip dasar dari DCL adalah
meng-introduksi-an gas hydrogen kedalam struktur batubara agar rasio perbandingan antara C/H
menjadi kecil sehingga terbentuk senyawa-senyawa hidrokarbon rantai pendek berbentuk cair.
Proses ini telah mencapai rasio konversi 70% batubara (berat kering) menjadi sintetik cair. Pada
tahun 1994 proses DCL kembali dikembangkan sebagai komplementasi dari proses ICL terbesar
setelah dikomersialisasikan oleh Sasol Corp.

Tahun 2004 kerjasama pengembangan teknologi upgrade (antara China Shenhua Coal
Liquefaction Co. Ltd. dengan West Virginia University) untuk komersialisasi DCL rampung,
untuk kemudian pembangunan pabrik DCL kapasitas dunia di Inner Mongolia. Dalam Phase
pertama pabrik ini akan dihasilkan lebih dari 800.000 ton bahan bakar cair pertahunnya.

Berikut adalah kapasitas produksi Shenhua DCL Plant, Inner Mongolia5)

Phase I:
Plant Cost Estimate : 800 mio. USD

Coal Input estimate : 2,1 mio. MT/a

Yield of oil products : 845.300 MT/a

Estimate production cost : USD 24/bbl

Komposisi oil products yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Diesel : 591.900 (MT/a)

Naphtha : 174.500 (MT/a)

LPG : 70.500 (MT/a)

Liquid Ammonia : 8.300 (MT/a)

Total : 845.300 (MT/a)

Dari table di atas dapat dilihat bahwa perkiraan harga produksi tiap-tiap produk BBM sintetik
adalah sebesar USD 24 per barrel, jauh lebih rendah dibandingkan harga minyak mentah dunia
saat ini yang berkisar di atas USD 60/barrel. Dengan beberapa data penunjang saja, maka break
event point-nya sudah dapat dihitung.

Yang menjadikan proses DCL sangat bervariasi adalah beberapa faktor dibawah:

 Pencapaian dari sebuah proses DCL sangat tergantung daripada jenis feedstock /(spesifikasi
batubara) yang dipergunakan, sehingga tidak ada sebuah sistem yang bisa optimal untuk
digunakan bagi segala jenis batubara.

 Jenis batubara tertentu mempunyai kecenderungan membentuk lelehan (caking perform),


sehingga menjadi bongkahan besar yang dapat membuat reaktor kehilangan tekanan dan
gradient panas terlokalisasi (hotspot). Hal ini biasanya diatasi dengan mencampur komposisi
batubara, sehingga pembentukan lelehan dapat dihindari.

 Batubara dengan kadar ash yang tinggi lebih cocok untuk proses gasifikasi terlebih dahulu,
sehingga tidak terlalu mempengaruhi berjalannya proses.

 Termal frakmentasi merupakan phenomena yang terjadi dimana serpihan batubara mengalami
defrakmentasi ukuran hingga berubah menjadi partikel-partikel kecil yang menyumbat jalannya
aliran gas sehingga menggangu jalannya keseluruhan proses. Hal ini dapat diatasi dengan proses
pengeringan batubara terlebih dahulu sebelum proses konversi pada reaktor utama (Lihat
skema Brown Coal Liquefaction di bawah).

Proses Pencairan Batubara Muda rendah emisi (Low Emission Brown Coal Liquefaction)
Tahapan proses pencairan batubara muda (Brown Coal Liquefacion):


1. Pengeringan/penurunan kadar air secara efficient
2. Reaksi pencairan dengan limonite katalisator
3. Tahapan hidrogenasi untuk menghasilkan produk oil mentah
4. Deashing Coal Liquid Bottom/heavy oil (CLB)
5. Fraksinasi/pemurnian light oil (desulfurisasi,pemurnian gas,destilasi produk)

Cooperative Study of Development of Low Grade Coal Liquefaction Technology, 2003

Landasan dalam mengembangkan ujicoba produksi (pilot scale) proses pencairan batubara
adalah:

 Produk liquid oil yang dihasilkan harus mencapai lebih dari 50%
 Proses pengoperasian harus berjalan dengan kontinuitas lebih daripada 1500 jam.
 Tahapan proses deashing harus mencapai kadar ash (abu) < 500 ppm.
 Optimalisasi/pengembangan proses pengeringan (dewatering) baru.

Aneka Tambang

PT Aneka Tambang Tbk. atau yang biasa disebut dengan PT Antam merupakan perusahaan
pertambangan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (65%) dan
masyarakat (35%). PT Antam didirikan pada tanggal 5 Juli 1968. Kegiatan Antam mencakup
eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari sumber daya mineral.
Pendapatan PT Antam diperoleh melalui kegiatan eksplorasi dan penemuan deposit mineral,
pengolahan mineral tersebut secara ekonomis, dan penjualan hasil pengolahan tersebut kepada
konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia. Kegiatan ini telah dilakukan semenjak
perusahaan berdiri tahun 1968. Komoditas utama Antam adalah bijih nikel kadar tinggi atau
saprolit, bijih nikel kadar rendah atau limonit, feronikel, emas, perak dan bauksit. Jasa utama
Antam adalah pengolahan dan pemurian logam mulia serta jasa geologi

Lokasi

Lokasi Tambang Emas Cibaling

Tambang emas Cibaliung terletak di ujung Barat Daya Pulau Jawa, di sebelah Timur Taman
Nasional Ujung Kulon dan secara administratif berada di wilayah Desa Mangku Alam -
Padasuka Kecamatan Cimanggu Kabupaten Pandedglang

Lokasi tambang berjarak ± 197 km dari Jakarta dan dapat dicapai dengan menggunakan
kendaraan roda empat selama ± 4 jam perjalanan melalui jalan beraspal menuju Kecamatan
Cibaliung dan Cimanggu

Kondisi topografi daerah tambang dan sekitarnya pada umumnya bergelombang (undulating)
sampai berbukit dengan kisaran ketinggian 30-300 m di atas permukaan air laut. Perbukitan yang
lebih tinggi terletak di sebelah Barat lokasi proyek (di luar WIUP) yaitu Gunung Honje ± 620 m
yang masuk dalam Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon

Sebagian besar sungai mengalir ke arah selatan menuju Samudera Hindia dan hanya sebagian
kecil sungai mengalir ke arah Barat Laut yang bermuara di Selat Sunda

Seperti kebanyakan daerah di Indonesia, daerah Tambang Emas Cibaliung memiliki dua musim
utama, yaitu musim penghujan yang berlangsung dari bulan Oktober sampai bulan Maret dengan
kisaran suhu 25-30 derajat celcius dan musim kemarau berlangsung dari bulan April sampai
bulan September dengan kisaran suhu 30-32 derajat celcius

Geologi Tambang Emas Cibaliung

Tambang Emas Cibaliung terletak di bagian tengah dari busur magmatik Sunda-Banda yang
berumur Neogene. Batuan asal (host rock) pembawa bijih emas-perak adalah batuan Honje
Volcanic dengan umur Akhir Miosen yang diterobos oleh subvolcanic andesit-diorit berupa
"plug" atau "dike" dan kadang terpotong oleh "diatreme breccia". Menumpang tidak selaras di
atas batuan asal ini berupa dacitic tuff, sediment muda, dan aliran lava basalt yang berumur
Miosen Kuarter

Secara struktur geologi, prospek emas di Cibaliung terletak dalam koridor struktur yang berarah
Barat-Barat Laut dengan lebar 3,5 km dan panjang 6 km. Dua struktur arah Utara-Barat Laut
yang kaya cadangan emas dengan posisi relatif tegak sebagai sistem urat kuarsa, adalah
Cikoneng di sebelah Utara dan Cibitung di sebelah Selatan yang berjarak 400 m. Tubuh yang
kaya cadangan emas ini memiliki ukuran tebal 1-10 m, panjang 140-200 m, kedalaman sampai
lebih 300 m dan masih menerus ke bawah. Tubuh yang kaya cadangan emas Cikoneng-Cibitung
ini berupa "dilational jogs" dan "sigmoid bends" yang terbentuk dari perpotongan patahan Barat-
Barat Laut, Utara-Barat Laut, dan Utara-Timur Laut. Bijih emas dan perak di Cikoneng-Cibitung
terjadi oleh beberapa fase urat kuarsa "low sulfidation adularia-sericite" dalam sistem epitermal

Terdapat 2 group Gold Deposit di P. Jawa


1. Low-sulphidation ephitermal veins, seperti : Pongkor, Cikidang-Ciawitali, Cisolok, Cibaliung
2. Transitional ephitermah-mesothermal vein breccia, seperti : Cirotan, Cikotok, Cisungsang,
Lebak Sembada

Pengelola Tambang Emas Cibaliung

Pengelola Tambang Emas Cibaliung adalah PT. Cibaliung Sumberdaya (PT. CSD), adalah anak
perusahaan PT. Aneka Tambang Tbk. (Antam) dengan kepemilikan saham sebesar 99,15% dan
0,85 Antam Resourcindo (ARI). Dalam perjalanannya mengelola Tambang Emas Cibaliung ini
mengalami beberapa fase kerjasama, yaitu :

1. 1996-1999, PT Antam dengan patner Palmer Resource Ltd (Kanada), PT Sitrade


Nusaglobus.
2. 1999-2008, PT Aneka Tambang dengan patner Austindo Resource Corporation NL
(“ARX”), membentuk perusahaan PT.CSD dalam pelaksanaanya
3. 2009 – sekarang, PT Aneka Tambang, memiliki saham 99.15% pada PT. CSD, setelah
mengakuisisi saham kepemilikan dari Austindo Resource Corporation NL (“ARX”), pada
bulan Juli 2009. Pengoperasian Tambang emas Cibaliung dilakukan oleh PT. Cibaliung
Sumberdaya, sebagai anak perusahaan Antam tbk.
4. 01 Nopember 2010 – sekarang, penyerahan IUP Operasi produksi dari PT. Aneka Tambang Tbk.
kepada PT. Cibaliung Sumberdaya. SK Bupati Pandeglang No. 541/118-BPPT/XI/2010 tanggal
01-11-2010, berlaku hingga 28-07-2015

Cadangan dan endapan

NTISARI : Endapan nikel laterit merupakan hasil pelapukan dari batuan ultramafik berupa
peridotit atau dunit sebagai pembawa unsur Ni, umumnya terjadi di daerah tropis sampai
subtropis. Pembentukan endapan nikel laterit secara umum dikendalikan oleh beberapa faktor
yakni; morfologi, litologi dan struktur geologi. Penelitian ini difokuskan pada geologi dan
estimasi cadangan dengan metode ordinary kriging pada endapan nikel laterit. Daerah penelitian
terletak di daerah Tambang Tengah Bukit TLC4 Pomalaa, wilayah konsesi penambangan PT.
Aneka Tambang,Tbk. Kondisi daerah berupa perbukitan dengan ketinggian 205 m sampai 235 m
dari permukaan laut. Secara megaskopis maupun petrografis satuan ini didominasi oleh batuan
beku ultramafik berupa dunit dan peridotit dari jenis harzburgite . Daerah penelitian seluas 300 x
325 m telah dibor secara reguler dengan spasi 25 m terdapat 112 blok, diantaranya ada 101 blok
yang tersampel dan 11 blok tidak tersampel. Dengan menggunakan salah satu tools pada
program ArcGIS 9.3, yakni geostatistical analyst, data titik bor tersebut diestimasi menggunakan
metode ordinary kriging yang bertujuan untuk mengoreksi kadar-kadar conto sampel titik bor,
dan memprediksi nilai titik bor pada blok yang tidak tersampel. Hasil semivariogram kadar nikel
menghasilkan anisotropi geometri yang menggambarkan daerah pengaruh (range) sebaran
endapan nikel sepanjang 197, 6 m berarah N 296,4o E, searah dengan struktur kekar pada lokasi
penelitian yang berarah Tenggara-Barat Laut. Untuk ketebalan memiliki daerah pengaruh atau
range sepanjang 172, 5 m berarah N 135o E. Kadar nikel mula-mula yang masuk dalam kategori
cut off grade sebanyak 56 blok, namun setelah melalui estimasi dengan metode ordinary kriging
jumlah blok yang masuk kategori cut off grade sebanyak 71 blok. Dalam hal ini nilai cut off
grade yang ditetapkan adalah 1,4 %. Nilai simpangan baku dari data sampel titik bor sebesar
0,39, setelah proses kriging diperoleh simpangan baku sebesar 0,24. Sedangkan koefisien variasi
dari sampel data titik bor sebelum proses kriging sebesar 0,26 dan setelah proses kriging sebesar
0,17. Jumlah cadangan atau tonase nikel yang diperoleh sebelum dilakukan kriging sebesar
4.279,006 ton dan setelah dilakukan kriging diperoleh tonase nikel sebesar 4.267,280 ton.
Estimasi kriging merupakan metode pendekatan dari nilai sebenarnya dengan tujuan utama untuk
menghindari kesalahan sistimatis dalam estimasi yang terlalu besar atau terlalu kecil dalam
menaksir cadangan. Kata Kunci : Geologi, Nikel laterit, geostatistik, ordinary kriging,
semivariogram, estimasi cadangan.

Penambangan Emas

Home Kegiatan Kami Emas Penambangan Emas

Produksi utama emas dan perak ANTAM berasal dari tambang bawah tanah Pongkor, Jawa
Barat dan Cibaliung, Banten. Indikasi adanya deposit emas di Pongkor ditemukan oleh Unit
Geomin pada tahun 1981 dan produksi dimulai pada tahun 1994 setelah ijin diperoleh pada tahun
1992. Tambang Cibaliung diakuisisi dari perusahaan Australia, Arc Exploration pada tahun 2009
dan mulai beroperasi pada tahun 2010. Tambang Cibaliung dioperasikan oleh entitas anak
ANTAM, PT Cibaliung Sumberdaya. ANTAM juga memiliki 25% PT Nusa Halmahera
Minerals yang mengoperasikan tambang emas Gosowong di Maluku Utara. Pada awal bulan Juni
2013, ANTAM telah memperoleh perpanjangan ijin pinjam pakai kawasan hutan untuk tambang
emas Pongkor sampai dengan tahun 2021.

Tambang emas Pongkor memiliki tiga urat emas utama yakni Ciguha, Kubang Cicau dan Ciurug.
Metode penambangan menggunakan conventional cut and fill stoping pada urat emas Ciguha dan
Kubang Cicau. Pada urat emas Ciurug ANTAM menggunakan metode penambangan
mechanised cut and fill dengan peralatan hydraulic jumbo drill dan load haul dump (LHD) sejak
tahun 2000. Penggunaan metode mechanised cut and fill tidak hanya bertujuan untuk
meningkatkan produksi namun juga menurunkan biaya produksi untuk meningkatkan efisiensi.
Tambang emas Cibaliung dioperasikan dengan metode penambangan mekanis cut and fill dan
undercut and fill. Setelah bijih emas di Pongkor dan Cibaliung ditambang, bijih emas kemudian
diolah melalui beberapa proses seperti crushing, milling, cyanidation, carbon leaching dan
stripping, electro winning dan casting untuk memproduksi bullion/dore. Limbah dari pabrik
diolah di pabrik detoksifikasi untuk menurunkan kandungan sianida di tailing menjadi di bawah
batas 0,5 ppm. Setelah diolah, tailing kembali dimasukkan ke tambang di dalam sistem total
tailing backfill system dengan kombinasi semen.

Cadangan dan sumber daya emas ANTAM per 31 Desember 2012 berjumlah 9 juta dmt dengan
kandungan logam emas 1,6 juta ounces emas, sementara PT Nusa Halmahera Minerals memiliki
cadangan dan sumber daya emas sebesar 9,3 juta dmt dengan kandungan logam emas 3,6 juta
ounces.

Dore/bullion yang berasal dari Pongkor dan Cibaliung dikirimkan untuk dimurnikan menjadi
emas di UBPP Logam Mulia di Jakarta. Silakan melihat bagian Pengolahan Logam Mulia untuk
informasi lebih lanjut mengenai operasi pemurnian dan pengolahan logam mulia

Metode

Metode dan Pengolahan Tambang Emas


Posted by Rachmat Risejet Monday, 17 February 2014 0 comments

Pengolahan tambang emas diperoleh dengan cara mengisolasinya dari batuan bijih emas
(ekstraksi). Bijih emas dikategorikan dalam 4 ( empat ) kategori :

 Bijih tipis dimana kandungannya sebesar 0.5 ppm


 Bijih rata-rata ( typical ) dengan mudah digali, nilai biji emas khas dalam galian
terowongan terbuka yakni kandungan 1 -5 ppm
 Bijih bawah tanah/harrdrock dengan kandungan 3 ppm
 Bijih nampak mata ( visible ) dengan kandungan minimal 30 ppm

Menurut Greenwood dkk (1989), batuan bijih emas yang layak


untuk dieksploitasi sebagai industri tambang emas, kandungan emasnya sekitar 25 g/ton (25
ppm).
Di dunia pertambangan mengenal dua metode eksplorasi tambang, pertama metode tambang
bawah tanah (underground mining) dan kedua metode tambang terbuka (surface mining).
Kedua metode penambangan emas tersebut sangat dipengaruhi oleh karakteristik cebakan
emas.
Berdasarkan proses terbentuknya, endapan emas dikatagorikan menjadi dua
type.

1. Endapan primer / Cebakan Primer

Pada umumnya emas ditemukan dalam bentuk logam (native) yang terdapat di dalam
retakan-retakan batuan kwarsa dan dalam bentuk mineral yang terbentuk dari proses
magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk
karena proses metasomatisme kontak dan aktifitas hidrotermal, yang membentuk
tubuh bijih dengan kandungan utama silika. Cebakan emas primer mempunyai bentuk
sebaran berupa urat/vein dalam batuan beku, kaya besi dan berasosiasi dengan urat
kuarsa.

2. Endapan plaser / Cebakan Sekunder

Emas juga ditemukan dalam bentuk emas aluvial yang terbentuk karena proses
pelapukan terhadap batuan-batuan yang mengandung emas (gold-bearing rocks, Lucas,
1985). Proses oksidasi dan pengaruh sirkulasi air yang terjadi pada cebakan emas
primer pada atau dekat permukaan menyebabkan terurainya penyusun bijih emas
primer. Proses tersebut menyebabkan juga terlepas dan terdispersinya emas. Terlepas
dan tersebarnya emas dari ikatan bijih primer dapat terendapkan kembali pada
rongga-rongga atau pori batuan, rekahan pada tubuh bijih dan sekitarnya, membentuk
kumpulan butiran emas dengan tekstur permukaan kasar. Akibat proses tersebut,
butiran-butiran emas pada cebakan emas sekunder cenderung lebih besar
dibandingkan dengan butiran pada cebakan primernya (Boyle, 1979). Dimana
pengkonsentrasian secara mekanis melalui proses erosi, transportasi dan sedimentasi
(terendapkan karena berat jenis yang tinggi) yang terjadi terhadap hasil disintegrasi
cebakan emas pimer menghasilkan endapan emas letakan/aluvial (placer deposit).

Cebakan emas primer dapat ditambang secara tambang terbuka (surface mining)
maupun tambang bawah tanah (underground minning). Sementara cebakan emas sekunder
umumnya ditambang secara tambang terbuka.

Cebakan Primer
Cebakan primer merupakan cebakan yang terbentuk bersamaan dengan proses pembentukan
batuan. Salah satu tipe cebakan primer yang biasa dilakukan pada penambangan skala kecil
adalah bijih tipe vein ( urat ), yang umumnya dilakukan dengan teknik penambangan bawah
tanah terutama metode gophering / coyoting ( di Indonesia disebut lubang tikus ).
Penambangan dengan sistem tambang bawah tanah (underground), dengan membuat lubang
bukaan mendatar berupa terowongan (tunnel) dan bukaan vertikal berupa sumuran (shaft)
sebagai akses masuk ke dalam tambang. Penambangan dilakukan dengan menggunakan
peralatan sederhana ( seperti pahat, palu, cangkul, linggis, belincong ) dan dilakukan secara
selektif untuk memilih bijih yang mengandung emas baik yang berkadar rendah maupun yang
berkadar tinggi.

Terhadap batuan yang ditemukan, dilakukan proses peremukan batuan atau penggerusan,
selanjutnya dilakukan sianidasi atau amalgamasi, sedangkan untuk tipe penambangan
sekunder umumnya dapat langsung dilakukan sianidasi atau amalgamasi karena sudah dalam
bentuk butiran halus.

Beberapa karakteristik dari bijih tipe vein ( urat ) yang mempengaruhi teknik penambangan
antara lain :

1. Komponen mineral atau logam tidak tersebar merata pada badan urat.
2. Mineral bijih dapat berupa kristal-kristal yang kasar.
3. Kebanyakan urat mempunyai lebar yang sempit sehingga rentan dengan pengotoran (
dilution ).
4. Kebanyakan urat berasosiasi dengan sesar, pengisi rekahan, dan zona geser
(regangan), sehingga pada kondisi ini memungkinkan terjadinya efek dilution pada
batuan samping.
5. Perbedaan assay ( kadar ) antara urat dan batuan samping pada umumnya tajam,
berhubungan dengan kontak dengan batuan samping, impregnasi pada batuan samping,
serta pola urat yang menjari ( bercabang ).
6. Fluktuasi ketebalan urat sulit diprediksi, dan mempunyai rentang yang terbatas, serta
mempunyai kadar yang sangat erratic ( acak / tidak beraturan ) dan sulit diprediksi.
7. Kebanyakan urat relatif keras dan bersifat brittle.

Dengan memperhatikan karakteristik tersebut, metode penambangan yang umum diterapkan


adalah tambang bawah tanah ( underground ) dengan metode Gophering, yaitu suatu cara
penambangan yang tidak sistematis, tidak perlu mengadakan persiapan-persiapan
penambangan ( development works ) dan arah penggalian hanya mengikuti arah larinya
cebakan bijih. Oleh karena itu ukuran lubang ( stope ) juga tidak tentu, tergantung dari
ukuran cebakan bijih di tempat itu dan umumnya tanpa penyanggaan yang baik.

Cara penambangan ini umumnya tanpa penyangga yang memadai dan penggalian umumnya
dilakukan tanpa alat-alat mekanis. Metode tambang emas seperti ini umum diterapkan di
berbagai daerah operasi tambang rakyat di Indonesia, seperti di Ciguha, Pongkor-Bogor;
Gunung Peti, Cisolok-Sukabumi; Gunung Subang, Tanggeung-Cianjur; Cikajang-Garut;
Cikidang, Cikotok-Lebak; Cineam-Tasikmalaya; Kokap-Kulonprogo; Selogiri-Wonogiri; Punung-
Pacitan; Tatelu-Menado; Batu Gelas, RataTotok-Minahasa; Bajuin-TanahLaut; Perenggean-
Palangka Raya; Ketenong-Lebong; dan lain-lain. Penambangan dilakukan secara sederhana,
tanpa development works, dan langsung menggali cebakan bijih menuruti arah dan bentuk
alamiahnya. Bila cebakan bijih tersebut tidak homogen, kadang-kadang terpaksa ditinggalkan
pillar yang tak teratur dari bagian-bagian yang miskin.
Konsumen Kami

Home Sekilas ANTAM Konsumen Kami

Komitmen perusahaan adalah memastikan produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan
konsumen serta pengirimannya tepat waktu. Komitmen ini menjadikan ANTAM memiliki
hubungan bisnis jangka panjang dengan perusahaan-perusahaan terkemuka d Asia dan Eropa.
ANTAM memiliki basis konsumen yang terdiversifikasi secara geografis dan terus berupaya
untuk menambah jumlah konsumen untuk memperluas basis pemasaran produknya.

Volume penjualan ANTAM pada dasarnya adalah sama dengan volume produksi. Hampir
seluruh produk ANTAM diekspor dengan pengecualian komoditas emas dan perak, sehingga
99% penjualan berdenominasi atau didasarkan pada dolar Amerika. Konsumen utama ANTAM
adalah perusahaan internasional terkemuka yang tersebar di Eropa dan Asia. Untuk membantu
hubungan pemasaran, ANTAM memiliki kantor perwakilan di Tokyo, Jepang untuk melayani
pasar Asia Timur Laut. ANTAM lebih menyukai untuk memiliki kontrak jangka panjang dengan
volume penjualan tetap dan skema harga yang mengacu pada harga pasar. Tenor kontrak
penjualan perusahaan adalah antara satu hingga sepuluh tahun. Karena bentuk produk ANTAM
berupa komoditas, sulit untuk membedakan produk perusahaan dengan produk kompetitor lain.
Perusahaan juga berusaha membedakan dirinya melalui pengiriman produk berkualitas tinggi
secara tepat waktu.

Feronikel diekspor dengan kontrak jangka panjang dengan konsumen di Eropa dan Asia,
termasuk Thyssen Krupp (www.thyssenkrupp.com), Arcelor Mittal (www.arcelormittal.com),
Pohang Iron & Steel Co (Posco) (http://www.posco.co.kr/) dan Mitsubishi Corporation
(www.mitsubishicorp.com/jp/en/index.html). Bijih nikel kadar tinggi diekspor diantaranya ke
Pacific Metals Co., Sumitomo Metals Mining Co. Ltd. (www.smm.co.jp/E/) dan Nippon Yakin
Kogyo Co. Ltd. (www.nyk.co.jp/en/). Bijih nikel kadar rendah diekspor ke Nippon Yakin Kogyo
Co. Ltd dan Minsources International dari China.

Emas dan perak ANTAM dijual ke konsumen dalam negeri dan juga internasional. Bijih bauksit
tercuci ANTAM diekspor ke konsumen Jepang seperti Showa Denko K.K.
(www.sdk.co.jp/english/) dan ke China.

 Pemasaran dan penjualan

penguasaan pasar (market share) dalam upaya pemasaran dan penjualan PT Antama dihitung dari
besarnya pasar atau jumlah konsumen yang berhasil dikuasai oleh Antam dibandingkan dengan
total pasar atau jumlah konsumen potensial dalam binis pertambangan, Antam memeasrkan
produknya keberbagai negara Dalam kegiatan pemasaran agar kegiatan penjualan dapat dicapai
semaksimal mungkin maka perusahaan akan melakukan berbagai usaha untuk

mencapainya. Usaha tersebut bisa berupa produk, harga, distribusi dan promosi (marketing mix).
Bukit Asam
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk

Logo Bukit Asam

Jenis BUMN / Publik

Simbol
IDX: PTBA
saham

Industri/jasa Batu bara

Didirikan 1950

Tanjung Enim, Sumatera Selatan,


Kantor pusat
Indonesia

Pemilik Pemerintah Indonesia

Situs web ptba.co.id

PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk atau lebih dikenal dengan nama Bukit
Asam adalah Perusahaan Pertambangan yang dimilik oleh Pemerintah Indonesia yang didirikan
pada tahun 1950

Daftar isi

 1 Sejarah Perusahaan
 2 Unit Bisnis
o 2.1 Merk
 3 Penghargaan & Pencapaian
 4 Lihat pula
 5 Pranala luar
Sejarah Perusahaan

Sejarah pertambangan batu bara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman kolonial Belanda tahun
1919 dengan menggunakan metode penambangan terbuka (open pit mining) di wilayah operasi
pertama, yaitu di Tambang Air Laya. Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode
penambangan bawah tanah (underground mining) hingga 1940, sedangkan produksi untuk
kepentingan komersial dimulai pada 1938.

Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para karyawan Indonesia
kemudian berjuang menuntut perubahan status tambang menjadi pertambangan nasional. Pada
1950, Pemerintah RI kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang
Bukit Asam (PN TABA).

Pada 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, yang selanjutnya disebut Perseroan. Dalam
rangka meningkatkan pengembangan industri batu bara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah
menetapkan penggabungan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan.

Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional, pada 1993 Pemerintah
menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket batu bara.

Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek
Indonesia dengan kode “PTBA”.

Geologi Daerah PT Bukit ASam UPO Sawahlunto


II.1. Geomorfologi Daerah

Bentang alam makro sebagai produk kegiatan Tektonik Global.

 Pegunungan: Gunung api, Plateau, Kubah, Lipatan (fold), Patahan (fault) dll.
 Dataran : Dataran Pantai, delta, rawa, danau, Banjir, Sungai dsb.
 Pantai: Pantai Landai, Berlumpur, Berpasir, Terumbu Karang, terjal, Teluk, dsb

II.2. Ikim dan Cuaca

Factor iklim dan cuaca sangat berpengaruh dalam pertambangan terutama pada pertambangan
terbuka. Pada dasarnya iklim bukanlah komponen lingkunga yang terkena dampak, melainkan
factor terbesar intensitas dampak seperti erosi lahan dan kestabilan tanah. Diantara factor iklim
yang harus dikemukakan adalah faktro curah hujan . Wilayah kota sawahlunto umumnya
mempunyai curah hujan tahunan . Selama tahun 2009 mencapai 2.008,50 mm, kompilasi dari
hasil penelitian curah hujan selama tahun 2009 dapat dilihat pada table berikut: :

Apabila musim hujan tiba, maka kegiatan penambangan akan menjadi terhmbat dan harus
dihentikan ketika hujan turun deras, karena kondisi jalan di daerah pertambangan yang licin dan
berbahaya.

II.2 Geologi Regional

Seacara umum geologi daerah ini berupa perbukitan yang memanjang dari arah barat laut –
Tenggara dengan ketinggian berkisar antara 200- 900 meter di atas permukaan laut.

Kota Sawahlunto terletak pada formasi sawahlunto, batuan yang terbentu pada zaman Eochen
sekitar 40-60 juta tahun yang lalu. Para ahli geologi erpendapat bahwa kepulauan nusantara yang
kita kenal sekarang ini terbentuk sekitar 4 juta tahun yang lalu. Mereka menduga ketika formasi
sawahlunto terbentuk, pulau Sumatra belum ada seperti yang kita kenal saat ini.
Batuan dari zaman pra- terisier yang terangkat ke pemukaan dengan cara struktur garben lalu
diendapkan dengan batuan-batuan sedimen yang berumur terisier pada cekugan dan
menghasilkan batuan intrusi terisier. Hasil erosi dari batuan intrusi terbawa dan mengendap di
sekitar aliran sungai lalu menghasilkan endapan alluvial. Satuan batuan tersebut terdiri dari:

1) Batu Gamping – Argit


2) Batu Granit
3) Konglomerat
4) Batu Lempung- Batu Pasir
5) Batu Lempung- Batu Lanau
6) Batu Pasir
7) Tufa Batu Apung
Dari bentuk topografi yang berkembang dapat ditafsirkan bahwa daerah ini dipengaruhi
oleh aktifitas tektonik baik lipatan maupun sesar. Hal ini dapat dilihat dari bentuk sungai yang
Menyiku, menandakan bahwa sungai tersebut terbentuk akibat terjadinya celah atau rekahan
yang relative merupakan zona lemah. Kemudian air mengerosi sepanjang rekahan. Perbukitan
yang terjadi menggambarkan daerah ini telah terjadi pengangkatn dan keudian terbentuk lipatan.

Tanah formasi sawahlunto mengandung butiran pasir yang dapat mengalirkan air. Akan
tetapi berdasarkan penampang geologi ombilin diduga air tersebut lolos ke tempat yang lain.
Aspek geologi yang sangat perlu mendapat perhatian sangat serius dalam perencanaan dan
pengembangan kota Sawahlunto adalah sesar dan Gempa.

II.3. Stratiografi Daerah

Seperti di daerah lain di Indonesia, iklim pada daerah ini adalah tropis dengan suhu berkisar
antara 22°C sampi 33°C. Daerah sawahlunto juga berhubungan dengan penujaman lempeng di
daerah busur kepulauan, penujaman lempeng terjadi di sebelah barat pulau Sumatra yaitu
lempeng Samudra Hindia yang masuk ke lempeng Eurasia. Akibat dari kegiatan tektonik ini
terjadi perlipatan ( Fold ), patahan ( Fault ), intrusi dan terbentuknya cekungan Ombilin yang
merupakan cekungan antar pegunungan ( inter mountain basin ). Proses selanjutnya batuan
terisier mengisi bagian tengah dan atas cekungan iniyang termasuk dalam formasi Brani, formasi
sangkawerang, formasi sawahlunto, formasi sawahtambang, formasi ombilin, dan formasi ranau,

Statigrafi sawahlunto berdasarkan umurnya dapat dibagi menjadi dua bagian utama, dapat dilihat
pada penjelasan di bawah ini.

1) Komplek batuan pra terisier terdiri dari :

a) Formasi Silungkang

Formasi ini dibedakan menjadi 4satuan, yaitu lava andesit, lava basalt, tufa
andesit, dan tufa basalt.

b) Formasi Tuhur
Formasi ini dicirikan oleh lempung abu-abu kehitaman berlapisan baik, dengan
sisipan-sisipan batu pasir dan batu gamping hitam.

2) Komplek batuan Terisier terdiri dari :

a) Formasi Brani 7

Formasi ini terdiri dari konglomerat dan batu pasir kasar yangberwarna coklat
keunguan dengan kondisi terpilah baik ( well sorted ), padat, keras dan umumnya
memperlihatkan adanya suatu perlapisan

b) Formasi Sangkarewang

Formasi ini terdiri dari serpih gampingan sampil napal berwarna coklat
kehitaman, berlapis halus dan mengandung fosil ikan serta tumbuhan yang
diendapkan pada lingkungan air tawar.

c) Formasi Sawahlunto

Formasi ini merupakan formasi paling penting karena mengadung batubara yang
dicirikan oleh batu Lanau, Batu lempung, dan berselingan dengan batubara. Formasi
ini diendapkan pada lingkungan sugai.

d) Formasi Sawahtambang

Bagian bawah formasi ini dicirikan oleh beberapa siklus endapan yang terdiri dari
batu pasir konglomerat tanpa adanya sisipan lempung atau batu lanau.

e) Formasi Ombilin

Formasi ini terdiri dari lempung gampingan, napal, dan pasir gampingan yang
berwarna abu-abu kehitaman, berlapis tipis, dan mengandung fosil.

f) Formasi Ranau

Formasi ini terdiri dari tufa, breksi, batu apung berwarna abu-abu kehitaman.

Proses penambangan batubara pada saat ini terletak di bagian barat cekungan ombilin dan
terdapat pada formasi sawahlunto yang terdiri dari batu lempung ( clay stone ), batu pasir ( sand
stone ), dan batu Lanau ( silkstone ) dengan sisipan batubara. Formasi sawahlunto ini terletak
pada dua jalur yang terpisah yaitu jalur yang menjurus dari Sawahlunto sampai ke Sawahrasau
dan dari Tanah Hitam terus ke timur dan kemudian kea rah utara yang disebut Parambahan.

II.5. Cadangan dan Kualitas batubara

a. Cadangan Batubara
Endapan batubara yang terdapat di Ombilin terbagi menjadi 3 lapisan, yaitu lapisan A, B, dan C
dengan susunan sebagai berikut :

1. Lapisan A, Mempunyai ketebalan antara 1,5 – 2,7 meter dengan kemiringan 3° sampai 18° dan
ketebalan overburden antara 40-300 meter

2. Lapisan B1, mempunyai ketebalan antara 0,6- 1,5 meter dengan kemiringan 3° sampai 23° dan
tebal interburden 10-15 meter 9

3. Lapisan B2, mempunyai ketebalan antara 0,8- 1,5 meter dengan kemiringan 3° sampai 23° dan
tebal interburden 0,8- 3 meter

4. Lapisan C, mempunyai ketebalan antara 5,0- 7,0 meter dengan kemiringan 3° sampai 24° dan
tebal inteburden 14- 20 meter

Cadangan batubara yang ada sekarang merupakan hasil perhitungan cadangan bagian
eksplorasi PT. Tambang Batubara Bukit Asam ( Persero ) Tbk, Unit Penambangan Ombilin
tahun 2002. Cadagan batubara terdiri dari cadangan batubara tambang terbuka, meliputi daerah-
daerah Tanah Hitam, Kandi, Sawahluwung, Sawah Rasau V, dan Sigalut, keterangan lebih
lengkap lihat table di awah ini :

b. Kualitas Batubara

Menurut klasifikasi ASTM ( American Society for Testing Material ) Batubara ombilin
termasuk dalam Bituminous High Volatile B dengan nilai kalori 6.800 – 7200 kcal/kg. Hasil ini
didapat dari analisa Proximate dan analisa Ultimate yang menunjukan kadar belerang dan kadar
abu yang rendah sedangkan bobot isi rata-rata batubara dari hasil eksplorasi adalah 1,30 tom/m

Tambang batubara PT Bukit Asam.,persero.tbk

Kegiatan pertambangan adalah kegitan yang vital dalam perekonomian bangsa indonesia. Selain
sebagai sumber energi, hasil dari pertambangan juga bisa dijual dan meningkatkan pendapatan
masyarakat dan negara. Salah satu perusahaan pertambangan Nasional yang berlabel BUMN
adalah PT Bukit Asam.
Tambang batubara di PT. Bukit Asam di muara enim palembang terbagi atas :

1. Tambang air laya yang pertama kali dibuka pada tahun 1919 dengan metode open pit. Alat
yang digunakan pada tambang air laya adalah BWE (bucket wheel excavator ). Sehingga metode
penambangan pada Tambang air laya adalah Continous Mining, dengan produksi kira-kira 4 Juta
ton pertahun.
2. Tambang Muara Tiga besar utara metode open pit menggunakan alat konvensional seperti
shovel dan dumptruck, rencana kedepan juga memakai BWE ( bucket wheel excavator )
3. Tambang Muara Tiga besar selatan menggunakan metode open pit, tapi cadangannya relatif
lebih sedikit dibanding yang lainnya. Menggunakan alat alat yang konvensional seperti shovel,
backhoe dan dumptruck.
4. Tambang banko Barat
metode penambangan adalah open pit dengan cara konvensional. Rencanaya akan memakai
Auger mining untuk mendapatkan lapisan batubara yang tipis dan kadar recovery yang tinggi
secara keseluruhan, karena jumlah batubara yang tinggal sedikit.

Open Pit mining activities in PT Bukit Asam

Lapisan batubara di PT Bukit Asam terdiri atas lapisan A1, A2, B1, B2, C. Diantara lapisan A1
dan A2 terdapat lapisan putih dan pada lapisan A1 dan A2 terdapat lapisan pengotor yang
disebut pita pengotor. Pada tambang batubara PT Bukitb Asam terjadi intrusi batuan beku diatas
lapisan batubara yang berpengaruh terhadap kualitas batubara. dengan adanya lapisan ini,
batubara di PT Bukit Asam di-upgrade oleh lapisan itu, sehingga kualitasnya menjadi lebih baik.

Hasil dari penambangan batubara di PT Bukit Asam dibawa untuk kebutuhan dalam negeri
seperti untuk PLTU suralaya, banten dan diekspor keluar negeri.

Strategi PTBA Mempertahankan Bisnis Batubara


17 Mar 2015

Di awal tahun 2015, PTBA telah menetapkan beberapa langkah srategis agar bisa bertahan di
bisnis batubara. Untuk mengantisipasi pasar batubara saat ini, PTBA melakukan koordinasi yang
intens mulai dari hulu ke hilir, dari personil pemasaran hingga ke pekerja tambang. PTBA juga
melirik pasar China dan India. Bukit Asam Prima (BAP) dan Internasional Prima Coal (IPC)
adalah dua anak perusahaan PTBA yang serius menggarap pasar India. Dari segi kualitas,
batubara yang dihasilkan oleh BAP dan IPC sangat sesuai untuk pasar India dan Asia Selatan.

PTBA juga melakukan peningkatan di bidang sistem dengan CNF (cost and freight) untuk
penjualan batubara ke PT PLN. PTBA akan menjadi yang paling diminati dibandingkan
perusahaan batubara lainnya. Karena jarak antara PTBA dan PLN Area Banten adalah yang
terdekat dibandingkan dengan perusahaan batubara lainnya. Dalam pengembangan energi, PLTU
Banjarsari akan beroperasi secara komersial di bulan Maret 2015. Kemudian akan dilanjutkan
dengan PLTU Banjarsari II dan Pemasangan PLTU Banko Tengah berkapasitas 2 x 620
Megawatt dengan investasi senilai USD 1,6 miliar. Di bidang bisnis CBM, PTBA sudah
mematenkan teknologi untuk mengubah batubara menjadi minyak sintetis di Indonesia.

PTBA juga mengembangkan dan memanfaatkan produk berbahan bakar bio fuel yang berasal
dari perkebunan kelapa sawit dan menjajaki potensi produksi pembangkit listrik bio mass yang
listriknya dapat dijual ke PT PLN. Langkah strategis lainnya adalah untuk memperbaiki PT
Bukit Asam Medis (BAM) melalui sinergi dengan program BPJS Kesehatan. Tujuannya adalah
untuk memberikan manfaat kesehatan karyawan yang efisien dan mengurangi benefit dalam
bentuk uang tunai. Optimasi pengendalian biaya pengobatan dilakukan dengan mengelola
program perawatan yang disesuaikan dengan BPJS.

Prinsip kehati-hatian menjadi kebijakan dalam menentukan langkah-langkah strategis di bidang


sumber daya manusia (SDM). Selain itu, pasar batubara dalam keadaan yang tidak
menguntungkan bagi produsen batubara. PTBA telah menggunakan peralatan berat yang besar di
Pelabuhan Tarahan dan Tanjung Enim Pelabuhan. Dibutuhkan karyawan untuk melakukan
menjalankan operasional peralatan tersebut. Selama 2015-2016 diperkirakan lebih dari 600
karyawan akan pensiun dari Perusahaan. Lebih dari 500 karyawan pensiun di periode
sebelumnya (2013-2014). PTBA akan memperbaiki kebijakan SDM untuk melakukan evaluasi
terhadap organisasi dan pengembangan SDM secara komprehensif. Hal ini dilakukan untuk
membentuk organisasi yang efisien dan efektif sesuai dengan tujuan dan visi perusahaan.

Langkah strategis terakhir adalah di bidang Corporate Social Responsibility (CSR). Di tahun
2015, PTBA akan meningkatkan kegiatan untuk mendukung masyarakat dengan meletakan CSR
ke biaya operasional. Sebelumnya anggaran CSR berasal dari laba perusahaan yang telah
dipotong pajak. PTBA akan mensinergikan masyarakat ke dalam bisnisnya untuk
mempertahankan PROPER kategori Emas. Peningkatkan efektivitas Sentra Industri Bukit Asam
(SIBA) dan diversifikasi dilakukan untuk mendukung operasional PTBA secara efektif agar
terjadi perluasan pasar dan penurunan harga pokok produksi.

Anda mungkin juga menyukai