Anda di halaman 1dari 42

KESEHATAN, KESELAMATAN DAN ETIKA

KERJA KONSTRUKSI
(HEALTH, SAFETY AND ETHICS IN CIVIL ENGINEERING PROJECT)

SISTEM MANAJEMEN K3 (SMK3)

Oleh :
Adinda Saraswati

(03011181320088)

Merry Oktavia

(03011281320034)

Nailatul Fadhilah

(03011181320085)

Riswana

(03011181320061)

Sabrina Maudy

(03011281320033)

Dosen Pembimbing :

Heni Fitriani, P.hD

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik

Universitas Sriwijaya
2016

KATA PENGANTAR
Assalammualaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah swt., yang sampai saat ini selalu
melimpahkan berkah dan karuniaNya yang tak terhingga bagi kita semua sehingga
masih diberi kesempatan untuk berkarya hingga saat ini. Shalawat serta salam
selal tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad saw., beserta keluarga, sahabat
dan para pengikutnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
K3 Teknik Sipil Universitas Sriwijaya, Ibu Heni Fitriani, PhD yang telah banyak
menyampaikan pengetahuan tentang mata kuliah ini dengan sangat jelas dan
menarik. Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak PT.
Nindya Karya yang sangat terbuka menyambut kehadiran kami untuk
mempelajari unsur-unsur K3 di proyek Jembatan Musi VI. Pada kesempatan kali
ini, penulis telah menyelesaikan sebuah makalah kelompok dengan judul Sistem
Manajemen K3 (SMK3) yang membahas definisi, regulasi, serta penerapan K3
di proyek Jembatan Musi VI. Harapannya, makalah yang telah disusun ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran akan sangat penulis terima dengan
senang hati, demi penulisan yang lebih baik lagi.
Wassalammualaikum wr.wb
November 2016

Penulis

DAFTAR ISI
BAB 1 (LATAR BELAKANG)
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2

Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3

Tujuan..............................................................................................

1.4

Pengenalan PT. Nindya Karya dan Proyek Jembatan Musi VI.................... 3


1.4.1 Produk-produk PT Nindya Karya................................ ......................3

..........2

1.4.2 Data Umum Proyek Jembatan Musi VI Palembang..............................4


1.4.3 Data-Data Teknis Proyek......................................................................5
1.4.4 Struktur Organisasi Proyek.................................................................. 5
1.4.5 Lokasi proyek Jembatan Musi VI.........................................................6
1.4.6 Pembangunan Proyek Musi VI dan Kebermanfaatannya.....................6
1.5

Kasus-Kasus yang Terjadi pada Pembangunan Jembatan Musi VI


1.5.1 Permasalahan pada pemukiman warga..................................................7
1.5.2 Kecelakaan yang terjadi pada pekerja ..................................................8

1.6

Lampiran Foto................................................................................................9

BAB 2 (TINJAUAN PUSTAKA)


2.1

Definisi SMK3
2.1.1 Definisi sistem.....................................................................................12
2.1.2 Definisi manajemen.............................................................................12
2.1.3 Definisi kesehatan dan keselamatan kerja...........................................13
2.1.4 Definisi SMK3.....................................................................................13

2.2

Tujuan dan Fungsi SMK3.............................................................................14

2.3

Sasaran Penerapan SMK3.............................................................................15

2.4

Manfaat SMK3.............................................................................................16

2.5

Dasar Hukum SMK3


2.5.1 UU no. 1 tahun 1970............................................................................17
2.5.2 Permenaker no 5 men 1996.................................................................21

2.6

SMK3 Internasional
2.6.1 OHSAS (Occupational Health and Safety Management Systems)....22

2.7

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


pada Konstruksi............................................................................................25

BAB 3 (PEMBAHASAN)
3.1

Penerapan SMK3 pada Proyek Jembatan Musi VI Palembang................... 30


3.1.1 Prinsip Dasar SMK3 PT. Nindya Karya............................................ 30
3.1.2 Potensi bahaya di proyek jembatan Musi VI serta
penanggulangannya.............................................................................31

3.2

Rutinitas Pembinaan K3 dan Penerapan Sanksi...........................................33

BAB 4 (KESIMPULAN DAN SARAN) ............................................................37

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Kesehatan dan keselamatan di tempat kerja merupakan hak bagi seluruh

pekerja yang harus dipenuhi oleh perusahaan karena pekerja merupakan aset
penting dalam sebuah perusahaan. Perusahaan seharusnya sadar bahwa pekerja
merupakan makhluk sosial yang harus dijaga keselamatannya, mengingat
banyaknya resiko bahaya yang dapat terjadi di tempat kerja.
Penggunaan tenaga kerja di dunia industri mencapai puncak dan
terkonsentrasi di tempat kerja atau lokasi proyek yang relatif sempit. Terlebih
dengan adanya pekerjaan yang dapat menjadi penyebab kecelakaan seperti arus
listrik, pemindahan alat-alat yang berat, dan lain-lain, yang beresiko menyebabkan
kecelakaan. Menyadari pentingnya aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam
pelaksanaan proyek, umumnya perusahaan membuat organisasi atau bidang
dengan tugas khusus menangani masalah keselamatan kerja.
Dalam rangka menghadapi era globalisasi, kesehatan dan keselamatan kerja
merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi antar
negara yang harus dipenuhi oleh setiap negara yang ikut didalamnya, termasuk
Indonesia. Oleh sebab itu, Pemerintah yang diwakili oleh Departemen Tenaga
Kerja dan Transmigrasi telah menetapkan sebuah peraturan perundang-undangan
mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05 Tahun 1996.
Penulis menyadari pentingnya penerapan SMK3 dalam pekerjaan proyek,
baik proyek konstruksi maupun manufaktur. Maka dari itu, penulis tertarik untuk
membahas materi tentang SMK3 yang selanjutnya dapat dipelajari bersama-sama
dan dipahami pelaksanaannya.

1
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

1.2

Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penulisan makalah ini antara lain:
1) Apa yang dimaksud dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) secara umum?
2) Apa tujuan dan fungsi SMK3?
3) Apa saja dasar hukum yang mendasari penerapan SMK3?
4) Bagaimana penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) pada Proyek Pembangunan Jembatan Musi VI
Palembang?

1.3

Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain :
1) Untuk mengetahui Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) secara umum.
2) Untuk mengetahui tujuan dan fungsi SMK3.
3) Untuk mengetahui dasar hukum yang mendasari penerapan SMK3.
4) Untuk mengetahui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) pada Proyek Pembangunan Jembatan Musi VI
Palembang.

2
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

1.4

Pengenalan PT. Nindya Karya dan Proyek Jembatan Musi VI


PT. Nindya Karya (Persero) adalah perusahaan BUMN Jasa Konstruksi

yang saat ini berperan sebagai kontraktor dalam proyek pembangunan Jembatan
Musi VI Kota Palembang. PT. Nindya Karya memiliki sejarah dan pengalaman
panjang pada jalur bisnis utamanya di bidang jasa konstruksi. Perusahaan yang
beralamat di Jalan Mt Haryono kav.22 Cawang, Jakarta Timur ini memulai
perusahaan dari hasil nasionalisai perusahaan Belanda NV Nederlands
Aannemings Maatschappy (NEDAM) Vorheen Firma H.F.Boersma, berdasar PP.
59 tahun 1961. Kemudian berdasarkan PP No. 11/1972 dan Kepmenkeu No.
91/MK/IV/3/1973 serta akta notaris Kartini Moeljadi S.H. No. 76 tanggal 15
Maret 1973 PT NINDYA KARYA (Persero) ditetapkan sebagai Perusahaan
Persero yaitu menjadi PT NINDYA KARYA (Persero).
1.4.1 Produk-produk PT Nindya Karya
Adapun produk-produk yang telah dihasilkan PT. Nindya Karya adalah
sebagai berikut.
a. Prestressed Concrete Spunpile;
b. Prestressed Concrete Square Pile;
c. Prestressed Concrete Sheet Pile;
d. Corrugated Concrete Sheet Pile.

Gambar 1. Produk PT. Nindya Karya (sumber: website Nindya Karya)

3
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

1.4.2 Data Umum Proyek Jembatan Musi VI Palembang


Adapun data umum dan data teknis proyek Jembatan Musi VI dapat
dijelaskan pada poin-poin di bawah ini.
Nama Proyek

: Pembangunan Jembatan Musi VI

Lokasi

: Jl. Sultan Moh. Mahsyur- Jl. KH Faqih


Usman, Palembang

Pemilik Proyek

: Dinas PU Bina Marga Sumatera


Selatan

Nilai Kontrak

: Rp. 344.320.805.000,00 ( Incl. PPN )

Nomor Kontrak

: 631/1390/WIL.II/PU-BM/X/2015

Tanggal Kontrak

: 7 Oktober 2015

Nomor Kontrak AD1

: 631/1390.A/WIL.II/PU-BM/XII/2015

Tanggal Kontrak

: 17 Desember 2015

Nomor Kontrak ADD1

: 631/1390.B/WIL.II/PU-BM/I/2016

Tanggal Kontrak

: 29 Januari 2016

Sumber Dana

: APBD Provinsi Sumatera Selatan

Anggaran

: Tahun 2015 = 10 M
Tahun 2016 = 290 M
Tahun 2017 = 45 M

Jenis Kontrak

: Tahun Jamak

Sifat Kontrak

: Unit Price

Konsultan Perencana

: PT. Maratama Cipta Mandiri

Konsultan Pengawas

: PT. Yodya Karya - PT. Indra Karya, KSO

Kontraktor

: PT. Nindya Tanjung Raya, JO.

4
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

1.4.3 Data-Data Teknis Proyek


Data-data teknis proyek Jembatan Musi VI dapat dilihat pada poin-poin di
bawah ini.
Panjang jembatan

: 710 m

Panjang jembatan pendekat ilir

: 80 m

Panjang jembatan pendekat ulu

: 40 m

Panjang jembatan utama

: 350 m

Pondasi

: Pondasi Tiang Pancang

Tipe Diameter Tiang Pancang

:1000 mm

Tebal Tiang Pancang Jembatan Utama

: 18 mm

Tebal Tiang Pancang Jembatan Pendekat

: 16 mm

Bentuk Penampang

: Lingkaran

Mutu Beton Isian Tiang Pancang

: fc 20 Mpa

Mutu Beton Struktur Bawah

: fc 30 Mpa

Tipe Struktur Atas Bentang Utama

: Rangka Baja Pelengkung Menerus

Tipe Struktur Atas Bentang Pendekat

: Baja Komposit

1.4.4

Struktur Organisasi Proyek


Owner
DINAS PU BINA MARGA
PROVINSI SUMATERA
SELATAN

Konsultan Perencana

Konsultan Pengawas

PT. MARATAMA CIPTA


MANDIRI

PT. YODYA KARYA


Kontraktor

PT. NINDYA KARYA- JO


RAYAJembatan Musi VI (Sumber : PT.
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Proyek TANJUNG
Pembangunan
Nindya Karya-JO Tanjung Raya)

5
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

1.4.5 Lokasi proyek Jembatan Musi VI


Lokasi pembangunan proyek Jembatan Musi VI dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.

32 ILIR, KEC.ILIR BARAT II


TANGGA BUNTUNG-BUKIT
BESAR
JEMBATAN
MUSI 2

JEMBATAN
AMPERA

KELURAHAN 2 ULU, KEC.ULU


I
TANGGA RAJA - KERTAPATI

Gambar 2. Lokasi Pembangunan Proyek Jembatan Musi VI Kota Palembang (sumber: Google maps)

Gambar 3. Peta lokasi proyek Jembatan Musi VI (sumber: website PT. Nindya Karya)

1.4.6 Pembangunan Proyek Musi VI dan Kebermanfaatannya


Pada Pembangunan Proyek Musi VI yang berperan sebagai Kontraktor
Pelaksana adalah PT.Nindya Karya dan Konsultan adalah PT.Maratana Cipta
Mandiri. Sumber dana didapat dari APBD tahun anggaran 2015-2018 dengan
Pelaksanaan konstruksi jembatan itu memerlukan waktu selama 780 hari dan
6
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

masa pemeliharaan 1.080 hari. Rencana pre hand over (PHO) Musi VI sampai 2
Februari 2018, sedang rencana final hand over (FHO) 16 Januari 2021.
Secara keseluruhan, di wilayah Kecamatan IT II ada 53 persil lahan yang
dibebaskan dengan luas tanah 6.088,6 meter persegi dan luas bangunan 3.622,6
meter persegi. Sedangkan di wilayah Kecamatan Seberang Ulu II, ada 20 persil
lahan dengan luas tahan 10.558 meter persegi dan luas bangunan 2.297,13 meter
persegi yang terkena proyek Musi VI ini.
Penambahan jembatan yang membelah Sungai Musi untuk menghubungkan
wilayah Seberang Ulu dan Seberang Ilir sangat dibutuhkan karena Jembatan
Ampera yang berada di tengah-tengah Kota Palembang sudah sangat padat arus
lalu lintasnya bahkan sering terjadi kemacetan. Pertimbangan lain, pembangunan
Jembatan Musi IV dipandang penting untuk meringankan beban Jembatan
Ampera yang umurnya saat ini sudah mencapai 50 tahun. Dengan adanya dua
jembatan alternatif, diharapkan kendaraan tidak lagi menumpuk di Jembatan
Ampera, karena warga kota yang akan melakukan aktivitas di wilayah Seberang
Ulu dan Seberang Ilir dapat menggunakan Jembatan Musi VI dan Musi IV.

1.5

Kasus-Kasus yang Terjadi pada Pembangunan Jembatan Musi VI

1.5.1 Permasalahan pada pemukiman warga


Sejumlah warga yang bermukim disekitar lokasi pembangunan proyek
jembatan musi VI mulai mengkhawatirkan karena dampak pembangunan dari
Jembatan Musi VI membuat sebagian rumah warga di dekat lokasi proyek Jalan
Pangeran Sido Ing Lautan Lorong Nur RT 04 Kelurahan 32 Ilir Kecamatan IB II
Palembang mengalami kerusakan dan keretakan. Sementara itu, pihak PT Nindya
Karya dan Dinas PU Bina Marga mengatakan tidak perlu khawatir karena proses
teknis pemancangan akan disesuaikan oleh pihak kontraktor.
Masyarakat sekitar meminta agar pemasangan tiang pancang dilakukan
dengan cara di bor bukan ditumbuk, hal tersebut akan dipertanggung jawabkan
oleh pihak kontraktor. Dan jika ada kerusakan maka akan diperbaiki dan akan
dilakukan sesudah pemasangan tiang pancang selesai.

7
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

1.5.2 Kecelakaan yang terjadi pada pekerja


Pada kasus yang terjadi dalam proyek musi VI ini ada beberapa pekerja
yang mengalami tertusuk kawat atau besi, pada kejadian tersebut tidak langsung
ditangani karena pekerja menganggap kejadian tersebut sangatlah sederhana atau
hanya luka ringan akan tetapi dalam beberapa hari kemudian luka yang tadinya
dianggap sebagai suatu hal yang remeh malah menyebabkan infeksi. Solusi yang
dilakukan pihak kontraktor adalah langsng mengobati dan mengantarkan ke
rumah sakit dan mengingat para pekerja telah ada asuransi kesehatan dan
keselamatan nya maka hal tersebut ditangani dengan cepat.
Kasus selanjutnya terjadi pada salah satu pekerja, saat itu pekerja ini sedang
berada pada ketinggian. Untuk mencapai lantai dasar dengan cepat, pekerja
tersebut seketika melompat ke lantai dasar dan menyebabkan tangannya terkilir
dan hal itu menghambat kinerja dari salah satu pekerja tersebut.
Kasus yang terakhir dianalisis yaitu

pada saat pekerja dikabarkan

tenggelam ke sungai akibat dari kelalaian pekerja tersebut. Kejadian berlangsung


tidak dalam waktu kerja. Tetapi masih tetap berada dalam ruang lingkup
pekerjaan pembangunan proyek Jembatan Musi VI dan menjadi tanggung jawab
pihak PT Nindya Karya.

8
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

1.6

Lampiran Foto

Gambar 4. Penerapan Sistem Manajemen K3 (sumber: dokumen pribadi)

Gambar 5. Rambu Tanda Bahaya (sumber: dokumen pribadi)

9
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

Gambar 6. Rambu untuk Lingkungan (sumber: dokumen pribadi)

Gambar 7. Tanda Peringatan bagi Masyarakat (sumber: dokumen pribadi)

10
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

Gambar 8. Jalur Evakuasi bagi Warga (sumber: dokumen pribadi)

Gambar 9. Motto K3 di direksi keet PT. Nindya Karya (sumber: dokumen pribadi)

11
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Definisi SMK3

2.1.1 Definisi sistem


Sistem merupakan seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan
sehingga membentuk suatu totalitas. (KBBI, 2012-2016).
Menurut Azhar Susanto (2013:22) dalam bukunya yang berjudul Sistem
Informasi

Akuntansi,

sistem

adalah

kumpulan/group

dari

sub

sistem/bagian/komponen apapun baik phisik ataupun non phisik yang saling


berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai
satu tujuan tertentu.
Mulyadi (2010:5) dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi
menyatakan bahwa sistem adalah jaringan prosedur yang dibuat menurut pola
yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem
merupakan satu kesatuan unsur/komponen/bagian yang saling berkaitan satu sama
lain menurut pola terpadu yang dibuat dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
2.1.2

Definisi manajemen
Manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai

sasaran. (KBBI, 2012-2016).


Manajemen merupakan suatu fungsi untuk mencapai sesuatu melalui
kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan
bersama. (Haimann).
Suatu sistem

manajemen merupakan sekumpulan elemen-elemen yang

saling terkait yang digunakan untuk menetapkan kebijakan dan tujuan dan untuk
mencapai tujuan tersebut. (OHSAS 18001:2007).

12
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

Menurut David A. Colling dalam bukunya yang berjudul Industrial Safety


Management and Technology, manajemen merupakan fungsi, posisi sosial,
kedudukan bagi mereka yang mempelajari, sebuah lapangan pembelajaran dan
profesional. Manajemen merupakan jiwa keefektifan suatu organisasi dan
menyediakan kebutuhan yang memberi nyawa organisasi.
Secara ringkas, manajemen dapat diartikan sebagai suatu tindakan/usaha
yang dilakukan dengan tujuan mengefektifkan penggunaan sumber daya secara
optimal melalui langkah-langkah strategis dan penetapan kebijakan dalam
mencapai sasaran serta mengawasi usaha-usaha individu agar tidak keluar dari
aturan pekerjaan.
2.1.3

Definisi kesehatan dan keselamatan kerja


Occupational Health and Safety Management Systems (OHSAS)

18001:2007 menyebutkan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja merupakan


suatu kondisi-kondisi atau faktor-faktor yang mempengaruhi atau dapat
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lainnya
(termasuk pekerja sementara dan kontraktor), tamu, atau orang lain di tempat
kerja.
Catatan : Organisasi dapat dikenakan peraturan perundangan untuk kesehatan
dan keselamatan personel di luar tempat kerja yang langsung terkait atau
siapapun yang terkena dampak aktivitas di tempat kerja.
2.1.4 Definisi SMK3
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) merupakan
bagian dari suatu sistem manajemen organisasi yang digunakan untuk
mengembangkan dan menerapkan kebijakan K3 dan mengelola risiko-risiko K3.
(OHSAS 18001:2007). Organisasi dalam hal ini meliputi perusahaan, operasi,
firma, kelompok usaha, institusi atau asosiasi, atau bagian, baik kelompok atau
tidak, publik atau pribadi, yang memiliki fungsi dan administrasi sendiri.

13
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara


keseluruhan dalam pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. (Peraturan
Pemerintah RI No.50 Tahun 2012, Pasal 1).
Berdasarkan PERMEN No.5 Tahun 1996, SMK3 adalah bagian dari sistem
manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

2.2

Tujuan dan Fungsi SMK3


Menurut Permennaker No.05 / 1996, tujuan penerapan SMK3 adalah untuk

menciptakan suatu sistem K3 di tempat kerja dengan melibatkan unsur


manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam
rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya tempat kerja yang aman, effisien, dan produktif. Usaha keselamatan
dan kesehatan kerja pada dasarnya mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus.
a. Tujuan umum, yaitu:
1) Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada di tempat kerja agar selalu
terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan
peningkatan produksi dan produktivitas kerja.
2) Perlindungan terhadap setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja
agar selalu dalam keadaan selamat dan sehat.
3) Perlindungan terhadap material dan peralatan produksi agar dapat dipakai
dan digunakan secara aman dan efisien.
b. Tujuan khusus, yaitu:
1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan dan
penyakit akibat kerja.

14
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

2) Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan
hasil produksi.
3) Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan
penyesuaian antara pekerja dengan pekerjaannya.

Adapun menurut Peraturan Pemerintah No.50 / 2012, tujuan penerapan


SMK3 antara lain :
1) Meningkatkan efektivitas perlindungan K3 yang terencana, terukur dan
terintegrasi;
2) Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan PAK dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau SP/SB;
3) Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk
mendorong produktivitas.
Adapun fungsi dari penerapan SMK3 adalah sebagai berikut.
1) Sebagai alat manajemen.
2) Sebagai agen pemenuhan persyaratan.
3) Sebagai konsultan keselamatan.
4) Sebagai pengendali rugi.

2.3

Sasaran Penerapan SMK3


Adapun sasaran penerapan SMK3 dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai manusia.
2) Meningkatkan komitmen pimpinan dalam melindungi tenaga kerja.
3) Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menghadapi
globalisasi.
4) Proteksi terhadap industri dalam negeri.
5) Meningkatkan daya saing dalam perdagangan internasional.
6) Mengeliminir boikot LSM internasional terhadap produk ekspor
nasional.
7) Meningkatkan pencegahan kecelakaan melalui pendekatan sistem.
15
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

8) Pencegahan terhadap problem sosial dan ekonomi terkait dengan


penerapan K3L.

2.4

Manfaat SMK3
Berikut ini beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan SMK3:

a) Melindungi pekerja
Tujuan utama dari penerapan SMK3 adalah untuk melindungi pekerja dari
segala bentuk kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Karena pekerja merupakan
asset penting bagi setiap perusahaan. Dengan menerapkan K3 angka kecelakaan
kerja dapat dikurangi atau bias juga dikatakan dapat ditiadakan. Hal ini tentu akan
menguntungkan bagi perusahaan, karena pekerja yang merasa aman dari ancaman
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja akan bekerja lebih produktif.
b) Patuh terhadap peraturan dan undang-undang
Perusahaan-perusahaan yang mematuhi peraturan yang berlaku pada
umumnya terlihat lebih sehat. Karena peraturan tersebut dibuat dengan tujuan
untuk kebaikan semua pihak. Dengan mematuhi peraturan yang berlaku, maka
perusahaan akan lebih tertib dan hal ini dapat meningkatkan citra baik perusahaan
itu sendiri.
c) Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan
Penerapan SMK3 secara baik akan berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan. Betapa banyak pelanggan yang mensyaratkan para pemasok atau
supplier mereka untuk menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001. Karena penerapan
SMK3 akan dapat menjamin proses yang aman, tertib dan bersih sehingga bisa
meningkatkan kualitas dan mengurangi produk cacat. Para pekerja akan bekerja
secara lebih baik, karena mereka terlindungi dengan baik sehingga bisa lebih
produktif. Kecelakaan dapat dihindari sehingga bisa menjamin perusahaan
beroperasi secara penuh dan normal untuk menjamin kontinuitas supplai kepada
pelanggan.
d) Membuat sistem manajemen yang efektif
Dengan menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001 maka sistem manajemen
keselamatan akan tertata dengan baik dan efektif karena didalam SMK3 ataupun
OHSAS 18001 dipersyaratkan adanya prosedur yang terdokumentasi, sehingga
16
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

segala aktivitas dan kegiatan yang dilakukan akan terorganisir, terarah, berada
dalam koridor yang teratur dan dilakukan secara konsisten. Rekaman-rekaman
sebagai bukti penerapan sistem disimpan untuk memudahkan pembuktian
identifikasi akar masalah ketidaksesuaian. Sehingga analisis atau identifikasi
ketidaksesuaian tidak berlarut-larut dan melebar menjadi tidak terarah, yang pada
akhirnya memberikan rekomendasi yang tidak tepat atau tidak menyelesaikan
masalah.
Selain itu, penerapan SMK3 juga mempunyai banyak manfaat bagi industri
antara lain:
a) Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.
b) Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.
c) Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga
kerja merasa aman dalam bekerja.
d) Meningkatkan image market terhadap perusahaan.
e) Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan.
f) Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga
membuat umur alat semakin lama.

2.5

Dasar Hukum SMK3

2.5.1 UU no. 1 tahun 1970


Pasal 1 Ayat 1
"Tempat Kerja" ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki tempat
kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumbersumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2; termasuk tempat kerja ialah
semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagianbagian atau berhubung dengan tempat kerja tersebut;

17
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

Pasal 2 Ayat 1
Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala
tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air
maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia.
Pasal 2 Ayat 2p
Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset
(penelitian) yang menggunakan alat teknis.
Pasal 3 Ayat 1
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
untuk:
a) mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b) mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c) mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d) memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e) memberi pertolongan pada kecelakaan;
f) memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g) mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar, radiasi, suara dan getaran;
h) mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.
i) memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j) menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k) menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l) memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m) memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya;
n) mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang;
18
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

o) mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;


p) mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan
dan penyimpanan barang;
q) mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r) menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

Pasal 9
1. Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga
kerja baru tentang :
a) Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam
tempat kerja;
b) Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan
dalam tempat kerja;
c) Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
d) Cara-cara

dan

sikap

yang

aman

dalam

melaksanakan

pekerjaannya.
2. Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan
setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syaratsyarat tersebut di atas.
a) Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua
tenaga kerja yang berada
pencegahan

kecelakaan

peningkatan

keselamatan

di

bawah

pimpinannya,

dalam

dan pemberantasan kebakaran serta


dan

kesehatan kerja, pula dalam

pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.


b) Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat
dan ketentuan- ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja
yang dijalankan.

19
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

Pasal 14
Pengurus diwajibkan :
a)

Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya,


semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undangundang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi
tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat tempat yang mudah
dilihat dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja;

b)

Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar


keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan
lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

c)

Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang


diwajibkan pada tenaga kerja berada di bawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja
tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut
petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja.

Pasal 15
1. Pelaksanaan ketentuan tersebut pada pasal-pasal di atas diatur lebih lanjut
dengan peraturan perundangan.
2. Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1) dapat memberikan ancaman
pidana atas pelanggaran peraturannya dengan hukuman kurungan selamalamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,(seratus ribu rupiah).
3. Tindak pidana tersebut adalah pelanggaran.

20
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

2.5.2 Permenaker no 5 men 1996


BAB III (PENERAPAN SMK3) pasal 3 :
1)

Setiap perusahaan yang memperkerjakan karyawan di atas seratus orang


atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh
karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran, dan penyakit
akibat kerja wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan kerja.

2)

Sistem manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 wajib


dilaksanakan oleh pengurus, pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai
suatu kesatuan.
Pasal 4

1)

Dalam penerapan sistem manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam


pasal 3, perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
a.

Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan


menjamin komitmen terhadap penerapan Sistem Manajemen K3

b.

Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan


keselamatan dan kesehatan kerja.

c.

Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif


dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung
yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran
keselamatan dan kesehatan kerja.

d.

Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan,


kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.

e.

Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem


Manajemen

K3

secara

berkesinambungan

dengan

tujuan

meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.


2)

Pedoman penerapan sistem manajemen K3 sebagaimana dimaksud oleh


ayat 1 sebagaimana tercantum dalam lampiran 1 peraturan menteri ini.

21
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

BAB IV ( AUDIT SMK3) pasal 5


1)

Untuk pembuktian penerapan SMK3 sebagaimana dimaksud pasal 4


perusahaan dapat melakukan audit melalui badan audit yang ditunjuk oleh
Menteri.

2)

Audit sistem manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 meliputi


unsur-unsur sebagai berikut :
a. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen
b. Strategi pendokumentasian
c. Peninjauan ulang disain dan kontrak
d. Pengendalian dokumen
e. Pembelian
f. Keamanan bekerja berdasarkan sistem manajemen K3
g. Standar pemantauan
h. Pelaporan dan Perbaikan kekurangan
i. Pengelolaan material dan perpindahannya
j. Pengumpulan dan penggunaan data
k. Pemeriksaan sistem manajemen
l. Pengembangan keterampilan dan kemampuan

3)

Penambahan atau perubahan sesuai perkembangan unsur-unsur sebagaimana


dimaksud dalam ayat 2 diatur oleh Menteri.

4)

Pedoman teknis audit sistem manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam


ayat 2 sebagaimana tercantum dalam lampiran II peraturan menteri ini.

2.6

SMK3 Internasional

2.6.1 OHSAS (Occupational Health and Safety Management Systems)


Occupational Health and Safety Management Systems ialah standar
internasional dalam (untuk) membangun dan menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam suatu organisasi (perusahaan) di
tempat kerja. Standar OHSAS ialah standar yang secara umum paling banyak
dianut (dirujuk) oleh banyak perusahaan (organisasi) dalam melaksanakan
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam
manajemen organisasi (perusahaan) yang bersangkutan. Standar OHSAS 18001
22
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

merupakan standar yang mudah digunakan serta mudah diterapkan dan


dikembangkan pada berbagai macam organisasi dan tingkatannya (misal :
organisasi

pendidikan,

perusahaan,

rumah

sakit

maupun

organisasi/bisnis/perusahaan lainnya). Standar OHSAS 18001 juga merupakan


standar yang disusun selaras untuk diterapkan dengan standar lainnya (ISO
9001,

ISO

14001,

dsb)

sehingga

mudah

untuk

mengintegrasikan

(menggabungkan) penerapan Standar OHSAS 18001 dengan standar-standar


lainnya (khususnya Standar ISO).
Standar OHSAS 18001 disusun berdasarkan metode PDCA (Plan-DoCheck-Act) yang dijabarkan sebagai berikut :
1. Plan (Perencanaan) : membangun tujuan-tujuan dan proses-proses yang
diperlukan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan Kebijakan
K3 suatu organisasi.
2. Do (Pelaksanaan) : Menerapkan proses-proses yang telah direncanakan.
3. Check (Pemeriksaan) : Memantau dan mengukur proses-proses terhadap
Kebijakan K3 organisasi.
4. Act (Tindakan) : Mengambil tindakan untuk peningkatan kinerja K3
secara berkelanjutan.
Konsep (Plan-Do-Check-Act) dapat dilihat pada gambar 10 di bawah ini.

23
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

OH & S Policy

Planning

Implementation and
Operation

Checking and
Corrective Action

Management Review

Continual
Improvement

Gambar 10. Model Sistem Manajemen OH&S untuk Standar


OHSAS (sumber: OHSAS 18001:2007)

24
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya

2.7

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(SMK3) pada Konstruksi
Ada beberapa strategi yang harus dilakukan dalam menerapkan Sistem

Manajemen K3 (SMK3) agar SMK3 tersebut menjadi efektif, karena SMK3


mempunyai elemen-elemen atau persyaratan-persyaratan tertentu yang harus
dibangun di dalam suatu organisasi atau perusahaan. Sistem Manajemen K3 juga
harus ditinjau ulang dan ditingkatkan secara terus menerus di dalam
pelaksanaanya untuk menjamin bahwa sistem itu dapat berperan dan berfungsi
dengan baik serta berkontribusi terhadap kemajuan perusahaan. Untuk lebih
memudahkan penerapan standar Sistem Manajemen K3, berikut ini dijelaskan
Strategi Penerapan K3 di Proyek Konstruksi, yakni :
1. Kebijakan K3
a) Merupakan landasan keberhasilan K3 dalam proyek.
b) Memuat

komitment

dan

dukungan

manajemen

puncak

terhadap

pelaksanaan K3 dalam proyek.


c) Harus disosialisasikan kepada seluruh pekerja dan digunakansebagai
landasan kebijakan proyek lainnya.
2. Administratif dan Prosedur
a) Menetapkan sistim organisasi pengelolaan K3 dalam proyek.
b) Menetapkan personal dan petugas yang menangani K3 dalam proyek.
c) Menetapkan prosedur dan sistim kerja K3 selama proyek berlangsung
termasuk tugas dan wewenang semua unsur terkait Organisasi dan SDM.
d) Kontraktor harus memiliki organisasi yang menangani K3 yang besarnya
sesuai dengan kebutuhan dan lingkup kegiatan.
e) Organisasi K3 harus memiliki asses kepada penanggung jawab projek.
f) Kontraktor harus memiliki personel yang cukup yang bertanggung jawab
mengelola kegiatan K3 dalam perusahaan yang jumlahnya disesuaikan
dengan kebutuhan.
g) Kontraktor harus memiliki personel atau pekerja yangcakap dan kompeten
dalam menangani setiap jenis pekerjaan serta mengetahui sistim cara kerja
aman untuk masing-masing kegiatan.
h) Kontraktor harus memiliki kelengkapan dokumen kerja dan perijinan
25
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.

yang berlaku.
i) Kontraktor harus memiliki Manual Keselamatan Kerja sebagai dasar
kebijakan K3 dalam perusahaan.
j) Kontraktor harus memiliki prosedur kerja aman sesuai dengan jenis
pekerjaan dalam kontrak yang akan dikerjakannya.
3. Identifikasi Bahaya
a) Sebelum memulai suatu pekerjaan,harus dilakukan identifikasi bahaya
guna mengetahui potensi bahaya dalam setiap pekerjaan.
b) Identifikasi bahaya dilakukan bersama pengawas pekerjaan dan Safety
Departement.
c) Identifikasi bahaya menggunakan teknik yang sudah baku seperti Check
List, What If, Hazops, dan sebagainya.
d) Semua hasil identifikasi bahaya harus didokumentasikan dengan baik dan
dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan.
4. Project Safety Review
a) Sesuai perkembangan proyek dilakukan kajian K3 yang mencakup
kehandalan K3 dalam rancangan dan pelaksanaan pembangunannya.
b) Kajian K3 dilaksanakan

untuk meyakinkan bahwa proyek dibangun

dengan standar keselamatan yang baik sesuai dengan persyaratan.


c) Kontraktor jika diperlukan harus melakukan project safety review untuk
setiap tahapan kegiatan kerja yang dilakukan, terutama bagi kontraktor
EPC (Engineering-Procurement-Construction).
d) Project Safety Review bertujuan untuk mengevaluasi potensi bahaya dalam
setiap tahapan project secara sistimatis.
5. Pembinaan dan Pelatihan
a) Pembinaan dan Pelatihan K3 untuk semua pekerja dari levelterendah
sampai level tertinggi.
b) Dilakukan pada saat proyek dimulai dan dilakukan secara berkala. Pokok
Pembinaan dan Latihan :Kebijakan K3 proyek:
c) Cara melakukan pekerjaan dengan aman
d) Cara penyelamatan dan penanggulangan darurat

26
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.

6. Safety Committee (Panitia Pembina K3)


a) Panitia Pembina K3 merupakan salah satu penyanggakeberhasilan K3
dalam perusahaan.
b) Panitia Pembina K3 merupakan saluran untuk membinaketerlibatan dan
kepedulian semua unsur terhadap K3
c) Kontraktor harus membentuk Panitia Pembina K3 atau KomiteK3 (Safety
Committee).
d) Komite K3 beranggotakan wakil dari masing-masing fungsi yang ada
dalam kegiatan kerja.
e) Komite K3 membahas permasalahan K3 dalam perusahaan serta
memberikan

masukan

dan

pertimbangan

kepada

manajer

untuk

peningkatan K3 dalam perusahaan.


7. Promosi K3
a) Selama kegiatan proyek berlangsung diselenggarakan program- program
Promosi K3.
b) Bertujuan

untuk

mengingatkan

dan

meningkatkan awareness para

pekerja proyek.
c) Kegiatan promosi

berupa poster,spanduk, buletin,

lomba K3dan

sebagainya.
d) Sebanyak mungkin keterlibatan pekerja.
8. Safe Working Practices
Harus disusun pedoman keselamatan untuk setiap pekerjaan berbahaya di
lingkungan proyek misalnya pekerjaan pengelasan, scaffolding, bekerja di
ketinggian, Penggunaan bahan kimia berbahaya, bekerja di ruangan tertutup dan
bekerja di peralatan mekanis, dan sebagainya
9. Sistem Ijin Kerja
a) Untuk mencegah kecelakaan dari berbagai kegiatan berbahaya, perlu
dikembangkan sistim ijin kerja.
b) Semua pekerjaan berbahaya hanya boleh dimulai jika telahmemiliki ijin
kerja yang dikeluarkan oleh fungsi berwenang(pengawas proyek atau K3).
c) Ijin Kerja memuat cara melakukan pekerjaan, safety precaution dan
peralatan keselamatan yang diperlukan.
27
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.

10. Safety Inspection


a) Inspeksi dilakukan secara berkala.
b) Dapat dilakukan oleh Petugas K3 atau dibentuk Joint Inspection semua
unsur dan Sub Kontraktor.
11. Equipment Inspection
a) Semua peralatan (mekanis,power tools,alat berat dsb) harus diperiksa oleh
ahlinya sebelum diijinkan digunakan dalam proyek.
b) Semua alat yang telah diperiksa harus diberi sertifikat penggunaan
dilengkapi dengan label khusus.
c) Pemeriksaan dilakukan secara berkala
12. Keselamatan Kontraktor (Contractor Safety)
a) Harus disusun pedoman Keselamatan Konstraktor/Sub Kontraktor.
b) Subkontraktor harus memenuhi standar keselamatan yang telah ditetapkan.
c) Setiap sub kontraktor harus memiliki petugas K3.
d) Pekerja Subkontraktor harus dilatih mengenai K3 secara berkala.
e) Perusahaan harus menerapkan Contractor Safety Management System
(CSMS) CSMS adalah suatu sistem manajemen untuk mengelola
kontraktor yang bekerja di lingkungan perusahaan. CSMS merupakan
sistim

komprehensif

dalam

pengelolaan

kontraktor

sejak

tahap

perencanaan sampai pelaksanaan pekerjaan.


13. Keselamatan Transportasi
a) Kegiatan Proyek melibatkan aktivitas transportasi yang tinggi.
b) Pembinaan dan Pengawasan transportasi diluar dan didalam lokasi Proyek.
c) Semua kendaraan angkutan Proyek harus memenuhi persyaratan yang
ditetapkan.
14. Pengelolaan Lingkungan
a) Selama proyek berlangsung harus dilakukan pengelolaan lingkungan
dengan baik mengacu dokumen Amdal/UKL dan UPL.
b) Selama proyek berlangsung dampak negatif harus ditekan seminimal
mungkin untuk menghindarkan kerusakan terhadap lingkungan.

28
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.

15. Pengelolaan Limbah dan B3


a) Kegiatan proyek menimbulkan limbah dalam jumlah besar,dalam berbagai
bentuk.
b) Limbah harus dikelola dengan baik sesuai dengan jenisnya.Limbah harus
segera dikeluarkan dari lokasi proyek.

16. Keadaan Darurat


a) Perlu disusun Prosedur keadaan darurat sesuai dengan kondisi dan sifat
bahaya proyek misalnya bahaya kebakaran, kecelakaan, peledakan dan
sebagainya.
b) SOP Darurat harus disosialisasikan dan dilatih kepada semua pekerja.

17. Accident Investigation and Reporting System


a) Semua kecelakaan dan kejadian selama proyek harus diselidiki oleh
petugas yang terlatih dengan tujuan untuk mencari penyebab utama agar
kejadian serupa tidak terulang kembali.
b) Semua kecelakaan/kejadian harus dicatat dan dibuat analisaserta statistik
kecelakaan.
c) Digunakan sebagai bahan dalam rapat komite K3 Proyek.

18. Audit K3
a) Secara berkala dilakukan audit K3 sesuai dengan jangka waktu proyek.
b) Audit K3 berfungsi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan
pelaksanaan K3 dalam proyek sebagai masukan pelaksanaan proyek
berikutnya.
c) Sebagai masukan dalam memberikan penghargaan K3

29
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1

Penerapan SMK3 pada Proyek Jembatan Musi VI Palembang


Dalam setiap jenis kegiatan pekerjaan konstruksi khususnya di lapangan,

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang baik harus
dterapkan, dimana SMK3 tersebut harus memenuhi standar dan ketentuan yang
berlaku.
3.1.1 Prinsip Dasar SMK3 PT. Nindya Karya
Prinsip-prinsip dasar SMK3 di PT. Nindya Karya terdiri dari 5 elemen
sebagai berikut:
1) Penetapan Kebijakan dan Penjaminan Komitmen K3;
2) Perencanaan Pemenuhan Kebijakan, Tujuan dan Sasaran Penerapan K3;
3) Penerapan

Rencana

Kemampuan dan

K3

secara

Efektif

dengan

Mengembangkan

Mekanisme Pendukung yang Diperlukan untuk

Mencapai Kebijakan, Tujuan dan Sasaran K3;


4) Pengukuran, Pemantauan, dan Pengevaluasian Kinerja K3;
5) Peninjauan Secara Teratur dan Peningkatan Penerapan SMK3 secara
berkesinambungan.
Pada proyek pembangunan Jembatan Musi VI, SMK3 yang diberlakukan
sudah cukup sesuai standar. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya rambu-rambu
dan plank peringatan resiko bahaya yang terdapat disekitar lokasi kegiatan
konstruksi tersebut. Para pekerja pun diwajibkan untuk menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) dengan lengkap untuk menghindari resiko bahaya yang
dapat terjadi saat kegiatan konstruksi berlangsung. Selain itu, lokasi kegiatan
konstruksi juga diberi batas dengan pagar seng untuk menghindari kegiatan
masyarakat sekitar yang dapat masuk dan mengganggu kegiatan konstruksi.

30
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.

3.1.2 Potensi bahaya di proyek jembatan Musi VI serta penanggulangannya


Beberapa potensi bahaya yang dapat dijumpai pada pekerjaan proyek Musi
VI diantaranya sebagai berikut:
1. Potensi bahaya di area fabrikasi rebar :
a. Jalan licin / berlumpur saat hujan hati-hati saat melangkah / berjalan
di antara tumpukan besi rebar;
b. Debu saat area Fabrikasi panas / tidak hujan;
c. Tertusuk besi rebar, paku, kawat saat bawa besi rebar Hati-hati dan
pakai sarung tangan;
d. Tertabrak kendaraan saat keluar area Fabrikasi;
e. Bahaya tersetrum arus listrik Pakailah striker dan plug, jangan pakai
kabel langsung;
f. Terpeleset saat berjalan di tumpukan besi rebar;
g. Terjepit mesin Bar Bending - Hati-hati saat menggunakan mesin ini;
h. Tangan terjepit dan terpotong oleh mesin Bar Cutter;
i. Kaki tertusuk benda tajam, kawat, ujung besi dll - Perhatikan saat
melangkah dan lakukan house keeping pada area kerja

2. Potensi bahaya di area Piling Work di tengah sungai Musi:


a.

Bahaya tercebur ke sungai Musi saat menyeberang ke arah Ponton Gunakan selalu pelampung.

b.

Terjatuh dari ketinggian saat melakukan pekerjaan di pile Hammer Gunakan body harness dan dicantolkan dengan baik.

c.

Berpotensi tercebur ke sungai saat ada pekerjaan di tepi ponton Wajib pakai pelampung

d.

Terjatuh dari elevasi berbeda saat bekerja di ketinggian - Wajib pakai


Body Harness

e.

Tersandung benda tajam, potongan besi, kawat dll Hati-hati saat


melangkah dan lakukan House Keeping secara rutin.

f.

Bahaya terpeleset saat melangkah di atas pipa pancang Hati-hati saat


berjalan di atas pipa pile dan gunakan jalur aman.

31
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.

g.

Terkena percikan api las dan terjadi kebakaran - Pakai proteksi badan
seperti Appron dan APAR selalu tersedia di area kerja.

h.

Bahaya terjepit saat melintas di antara pipa pancang, saat adjusting dll
- Lewati jalan yang aman dan hati2 saat adjust pipa di ponton.

Setiap jenis kegiatan pekerjaan konstruksi pastinya tidak terlepas dari resiko
terjadinya kecelakaan kerja, begitu juga pada proyek pembangunan Jembatan
Musi VI. Pada proyek ini terjadi beberapa kasus kecelakaan kerja, antara lain
pekerja mengalami kaki terkilir akibat melompat dari ketinggian saat bekerja,
pekerja terluka akibat terkena kawat saat bekerja, dan lain sebagainya. Para
pekerja yang mengalami kecelakaan tersebut kemudian harus melapor untuk
diobati atau dibawa ke rumah sakit oleh pihak yang bertanggung jawab.
Agar kasus kecelakaan kerja pada proyek tidak terjadi lagi dan penerapan
K3 di lapangan dapat berjalan dengan maksimal, maka pihak K3 dari PT. Nidya
Karya membentuk sebuah tim tersendiri yang khusus menangani SMK3 dan
memberlakukan peraturan untuk memberi hukuman kepada para pekerja yang
melanggar aturan, seperti menyuruh push up jika tidak menggunakan APD
dengan lengkap. Apabila pekerja tersebut masih melanggar, maka pekerja yang
melanggar tersebut akan mendapat surat peringatan, dan apabila masih terus
melanggar, maka pekerja tersebut akan dikeluarkan dan dipecat dari proyek. Hal
tersebut menunjukkan bahwa pihak manager K3 PT. Nindya Karya telah disiplin
dan berkomitmen dalam meregulasi pekerja agar mematuhi peraturan K3 yang
telah ditetapkan.
Secara keseluruhan, penerapan SMK3 pada proyek pembangunan Jembatan
Musi VI ini sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi dalam penerapannya, SMK3
pada proyek Musi VI belum 100% terpenuhi karena berbagai faktor, seperti
keterbatasan alat, perilaku para pekerja, dan kondisi lingkungan proyek. Untuk
menerapkan SMK3 dengan maksimal dibutuhkan juga kerja sama yang baik
antara pihak K3, para pekerja, dan masyarakat di sekitar lingkungan proyek.

32
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.

3.2

Rutinitas Pembinaan K3 dan Penerapan Sanksi


Dalam rangka terlaksananya Sistem Manajemen K3 yang baik pada proyek

Jembatan Musi VI Palembang, PT. Nindya Karya selaku kontraktor membentuk


tim khusus atau safety committee yang bertugas dalam menerapkan kebijakan
rutin K3 setiap harinya dengan cara pembinaan, pengawasan dan pemantauan
pekerja. Pihak manajemen K3 PT.Nindya Karya sepenuhnya menyadari bahwa
keselamatan kerja adalah prioritas utama, seperti motto K3 mereka yaitu
Keluarga Menanti Anda dengan Selamat Tanpa Cedera Apapun.
Pada pagi hari sebelum memulai aktivitas pekerjaan, para pekerja dan staff
K3 melakukan apel pagi dan pembinaan berupa safety talk. Setelah sesi safety
talk berakhir, para staff

K3 melakukan safety inspection atau pemeriksaan

keselamatan para pekerja sebelum pekerjaan dimulai.

Gambar 11. Safety Talk di Lingkungan Ker ja (sumber: dokumentasi PT. Nindya Karya)

33
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.

Gambar 12. Apel pagi di Kantor (sumber: dokumentasi PT. Nindya Karya)

Gambar 13. Safety talk dan inspeksi (sumber: dokumentasi PT. Nindya Karya)

34
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.

Gambar 14. Equipment Inspection (sumber: dokumentasi PT. Nindya Karya)

Bagi para pekerja yang melanggar aturan K3 yang telah diberlakukan


(contohnya pekerja tidak memakai APD), maka hukuman (punishment) ringan
yang diterapkan adalah dengan memerintahkan push up bagi pekerja yang
melanggar.

Gambar 15. Pemberian punishment (sumber: dokumentasi PT. Nindya Karya)


35
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.

Gambar 16. Pemberian punishment karena APD tidak lengkap(sumber: dokumentasi PT. Nindya Karya)

Apabila pekerja tersebut masih melanggar, maka pekerja yang melanggar


tersebut akan mendapat surat peringatan, dan apabila masih terus melanggar,
maka pekerja tersebut akan dikeluarkan dan dipecat dari proyek. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pihak manager K3 PT. Nindya Karya telah disiplin dan
berkomitmen dalam meregulasi pekerja agar mematuhi peraturan K3 yang telah
ditetapkan. Di PT. Nindya Karya sendiri, pekerja-pekerja telah cukup patuh
dengan aturan SMK3 yang ditetapkan, walaupun terkadang masih ada sedikit
pekerja yang tidak memakai APD lengkap.

36
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Salah satu ciri yang dapat dilihat dari sebuah proyek yang sukses adalah
Sistem Manajemen K3 (SMK3) yang diterapkan secara disiplin dan diterima
dengan baik oleh seluruh staff dan pekerja. Menurut PP No.50 Tahun 2012,
Sistem Manajemen K3 (SMK3) merupakan bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan

dalam

pengendalian

resiko yang berkaitan

dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif. Adapun dasar hukum diterapkannya SMK3 tertuang dalam UU No.1
Tahun 1970, PERMEN No.5 Tahun 1996, Peraturan Pemerintah RI No.50 Tahun
2012 dan Occupational Health and Safety Management Systems (OHSAS).
PT. Nindya Karya selaku kontraktor pelaksana proyek pembangunan
Jembatan Musi VI Kota Palembang telah menerapkan SMK3 dengan cukup
baik. Hal tersebut terlihat dari pembentukan safety committee yang solid dan
kedisiplinan safety committee tersebut dalam penerapan aturan SMK3 dengan
secara rutin melakukan pembinaan berupa safety talk setiap pagi, inspeksi
peralatan dan kelengkapan pekerja, serta pemberian sanksi baik ringan maupun
berat bagi pekerja yang telah melanggar aturan yang telah ditetapkan. Pihak
safety committee juga cukup cekatan dalam hal keselamatan pekerjanya, dimana
komite tersebut mengganti APD yang kurang cocok diterapkan di lokasi proyek
dengan alternatif lain yang lebih aman. Selain itu, dalam rangka menjaga
keselamatan warga sekitar, pihak K3 juga membuat plank dan rambu peringatan
yang cukup jelas sehingga warga terhindar dri kemungkinan resiko yang terjadi.
Agar penerapan SMK3 dapat lebih maksimal, penulis menyarankan agar pihak
safety committee PT. Nindya Karya juga mengadakan weekly atau monthly safety
committee agar persiapan dapat lebih matang. Penulis juga menyarankan agar
pihak safety committee lebih memperhatikan pengelolaan lingkungan di lokasi
proyek karena di lokasi tersebut banyak sampah menumpuk yang mengganggu
pelaksanaan pekerjaan dan estetika lokasi proyek.

37
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.

DAFTAR PUSTAKA
Asrori. 2016. Diwawancara oleh Azmi Derizqi. (20 November 2016). List
pertanyaan koleksi pribadi.
Fitriadi, Boyke. 2014. Tinjauan Atas Sistem Informasi Akuntansi pada Transaksi
Pembelian Bahan Baku pada PT. Bumi Bersama. Bandung, Jawa Barat:
Universitas Komputer Indonesia. Diterbitkan pada 3 November 2014, dari
eLibrary UNIKOM.
Hendra, Pakpahan. Makalah Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan.
Occupational Health and Safety Management Systems (OHSAS) 18001:2007.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.PER-05/MEN/1996 tentang SMK3.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3.
Putri, Eka Cempaka. 2009. Pengembangan Sistem Manajemen K3. Depok,
Indonesia: Universitas Indonesia. Diterbitkan pada tahun 2009, dari digital
database UI Library.
Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
OHSAS 18001.
Setiawan, Ebta. http://kbbi.web.id/sistem (18 November 2016)
Setiawan, Ebta. http://kbbi.web.id/manajemen (18 November 2016)
Suardi, Rudi. 2007. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja.
http://www.nindyakarya.co.id

Anda mungkin juga menyukai