KERJA KONSTRUKSI
(HEALTH, SAFETY AND ETHICS IN CIVIL ENGINEERING PROJECT)
Oleh :
Adinda Saraswati
(03011181320088)
Merry Oktavia
(03011281320034)
Nailatul Fadhilah
(03011181320085)
Riswana
(03011181320061)
Sabrina Maudy
(03011281320033)
Dosen Pembimbing :
Universitas Sriwijaya
2016
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah swt., yang sampai saat ini selalu
melimpahkan berkah dan karuniaNya yang tak terhingga bagi kita semua sehingga
masih diberi kesempatan untuk berkarya hingga saat ini. Shalawat serta salam
selal tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad saw., beserta keluarga, sahabat
dan para pengikutnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
K3 Teknik Sipil Universitas Sriwijaya, Ibu Heni Fitriani, PhD yang telah banyak
menyampaikan pengetahuan tentang mata kuliah ini dengan sangat jelas dan
menarik. Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak PT.
Nindya Karya yang sangat terbuka menyambut kehadiran kami untuk
mempelajari unsur-unsur K3 di proyek Jembatan Musi VI. Pada kesempatan kali
ini, penulis telah menyelesaikan sebuah makalah kelompok dengan judul Sistem
Manajemen K3 (SMK3) yang membahas definisi, regulasi, serta penerapan K3
di proyek Jembatan Musi VI. Harapannya, makalah yang telah disusun ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran akan sangat penulis terima dengan
senang hati, demi penulisan yang lebih baik lagi.
Wassalammualaikum wr.wb
November 2016
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 (LATAR BELAKANG)
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3
Tujuan..............................................................................................
1.4
..........2
1.6
Lampiran Foto................................................................................................9
Definisi SMK3
2.1.1 Definisi sistem.....................................................................................12
2.1.2 Definisi manajemen.............................................................................12
2.1.3 Definisi kesehatan dan keselamatan kerja...........................................13
2.1.4 Definisi SMK3.....................................................................................13
2.2
2.3
2.4
Manfaat SMK3.............................................................................................16
2.5
2.6
SMK3 Internasional
2.6.1 OHSAS (Occupational Health and Safety Management Systems)....22
2.7
BAB 3 (PEMBAHASAN)
3.1
3.2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kesehatan dan keselamatan di tempat kerja merupakan hak bagi seluruh
pekerja yang harus dipenuhi oleh perusahaan karena pekerja merupakan aset
penting dalam sebuah perusahaan. Perusahaan seharusnya sadar bahwa pekerja
merupakan makhluk sosial yang harus dijaga keselamatannya, mengingat
banyaknya resiko bahaya yang dapat terjadi di tempat kerja.
Penggunaan tenaga kerja di dunia industri mencapai puncak dan
terkonsentrasi di tempat kerja atau lokasi proyek yang relatif sempit. Terlebih
dengan adanya pekerjaan yang dapat menjadi penyebab kecelakaan seperti arus
listrik, pemindahan alat-alat yang berat, dan lain-lain, yang beresiko menyebabkan
kecelakaan. Menyadari pentingnya aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam
pelaksanaan proyek, umumnya perusahaan membuat organisasi atau bidang
dengan tugas khusus menangani masalah keselamatan kerja.
Dalam rangka menghadapi era globalisasi, kesehatan dan keselamatan kerja
merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi antar
negara yang harus dipenuhi oleh setiap negara yang ikut didalamnya, termasuk
Indonesia. Oleh sebab itu, Pemerintah yang diwakili oleh Departemen Tenaga
Kerja dan Transmigrasi telah menetapkan sebuah peraturan perundang-undangan
mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05 Tahun 1996.
Penulis menyadari pentingnya penerapan SMK3 dalam pekerjaan proyek,
baik proyek konstruksi maupun manufaktur. Maka dari itu, penulis tertarik untuk
membahas materi tentang SMK3 yang selanjutnya dapat dipelajari bersama-sama
dan dipahami pelaksanaannya.
1
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penulisan makalah ini antara lain:
1) Apa yang dimaksud dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) secara umum?
2) Apa tujuan dan fungsi SMK3?
3) Apa saja dasar hukum yang mendasari penerapan SMK3?
4) Bagaimana penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) pada Proyek Pembangunan Jembatan Musi VI
Palembang?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain :
1) Untuk mengetahui Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) secara umum.
2) Untuk mengetahui tujuan dan fungsi SMK3.
3) Untuk mengetahui dasar hukum yang mendasari penerapan SMK3.
4) Untuk mengetahui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) pada Proyek Pembangunan Jembatan Musi VI
Palembang.
2
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya
1.4
yang saat ini berperan sebagai kontraktor dalam proyek pembangunan Jembatan
Musi VI Kota Palembang. PT. Nindya Karya memiliki sejarah dan pengalaman
panjang pada jalur bisnis utamanya di bidang jasa konstruksi. Perusahaan yang
beralamat di Jalan Mt Haryono kav.22 Cawang, Jakarta Timur ini memulai
perusahaan dari hasil nasionalisai perusahaan Belanda NV Nederlands
Aannemings Maatschappy (NEDAM) Vorheen Firma H.F.Boersma, berdasar PP.
59 tahun 1961. Kemudian berdasarkan PP No. 11/1972 dan Kepmenkeu No.
91/MK/IV/3/1973 serta akta notaris Kartini Moeljadi S.H. No. 76 tanggal 15
Maret 1973 PT NINDYA KARYA (Persero) ditetapkan sebagai Perusahaan
Persero yaitu menjadi PT NINDYA KARYA (Persero).
1.4.1 Produk-produk PT Nindya Karya
Adapun produk-produk yang telah dihasilkan PT. Nindya Karya adalah
sebagai berikut.
a. Prestressed Concrete Spunpile;
b. Prestressed Concrete Square Pile;
c. Prestressed Concrete Sheet Pile;
d. Corrugated Concrete Sheet Pile.
3
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya
Lokasi
Pemilik Proyek
Nilai Kontrak
Nomor Kontrak
: 631/1390/WIL.II/PU-BM/X/2015
Tanggal Kontrak
: 7 Oktober 2015
: 631/1390.A/WIL.II/PU-BM/XII/2015
Tanggal Kontrak
: 17 Desember 2015
: 631/1390.B/WIL.II/PU-BM/I/2016
Tanggal Kontrak
: 29 Januari 2016
Sumber Dana
Anggaran
: Tahun 2015 = 10 M
Tahun 2016 = 290 M
Tahun 2017 = 45 M
Jenis Kontrak
: Tahun Jamak
Sifat Kontrak
: Unit Price
Konsultan Perencana
Konsultan Pengawas
Kontraktor
4
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya
: 710 m
: 80 m
: 40 m
: 350 m
Pondasi
:1000 mm
: 18 mm
: 16 mm
Bentuk Penampang
: Lingkaran
: fc 20 Mpa
: fc 30 Mpa
: Baja Komposit
1.4.4
Konsultan Perencana
Konsultan Pengawas
5
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya
JEMBATAN
AMPERA
Gambar 2. Lokasi Pembangunan Proyek Jembatan Musi VI Kota Palembang (sumber: Google maps)
Gambar 3. Peta lokasi proyek Jembatan Musi VI (sumber: website PT. Nindya Karya)
masa pemeliharaan 1.080 hari. Rencana pre hand over (PHO) Musi VI sampai 2
Februari 2018, sedang rencana final hand over (FHO) 16 Januari 2021.
Secara keseluruhan, di wilayah Kecamatan IT II ada 53 persil lahan yang
dibebaskan dengan luas tanah 6.088,6 meter persegi dan luas bangunan 3.622,6
meter persegi. Sedangkan di wilayah Kecamatan Seberang Ulu II, ada 20 persil
lahan dengan luas tahan 10.558 meter persegi dan luas bangunan 2.297,13 meter
persegi yang terkena proyek Musi VI ini.
Penambahan jembatan yang membelah Sungai Musi untuk menghubungkan
wilayah Seberang Ulu dan Seberang Ilir sangat dibutuhkan karena Jembatan
Ampera yang berada di tengah-tengah Kota Palembang sudah sangat padat arus
lalu lintasnya bahkan sering terjadi kemacetan. Pertimbangan lain, pembangunan
Jembatan Musi IV dipandang penting untuk meringankan beban Jembatan
Ampera yang umurnya saat ini sudah mencapai 50 tahun. Dengan adanya dua
jembatan alternatif, diharapkan kendaraan tidak lagi menumpuk di Jembatan
Ampera, karena warga kota yang akan melakukan aktivitas di wilayah Seberang
Ulu dan Seberang Ilir dapat menggunakan Jembatan Musi VI dan Musi IV.
1.5
7
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya
8
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya
1.6
Lampiran Foto
9
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya
10
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya
Gambar 9. Motto K3 di direksi keet PT. Nindya Karya (sumber: dokumen pribadi)
11
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi SMK3
Akuntansi,
sistem
adalah
kumpulan/group
dari
sub
Definisi manajemen
Manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai
saling terkait yang digunakan untuk menetapkan kebijakan dan tujuan dan untuk
mencapai tujuan tersebut. (OHSAS 18001:2007).
12
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya
13
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya
2.2
14
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya
2) Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan
hasil produksi.
3) Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan
penyesuaian antara pekerja dengan pekerjaannya.
2.3
2.4
Manfaat SMK3
Berikut ini beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan SMK3:
a) Melindungi pekerja
Tujuan utama dari penerapan SMK3 adalah untuk melindungi pekerja dari
segala bentuk kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Karena pekerja merupakan
asset penting bagi setiap perusahaan. Dengan menerapkan K3 angka kecelakaan
kerja dapat dikurangi atau bias juga dikatakan dapat ditiadakan. Hal ini tentu akan
menguntungkan bagi perusahaan, karena pekerja yang merasa aman dari ancaman
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja akan bekerja lebih produktif.
b) Patuh terhadap peraturan dan undang-undang
Perusahaan-perusahaan yang mematuhi peraturan yang berlaku pada
umumnya terlihat lebih sehat. Karena peraturan tersebut dibuat dengan tujuan
untuk kebaikan semua pihak. Dengan mematuhi peraturan yang berlaku, maka
perusahaan akan lebih tertib dan hal ini dapat meningkatkan citra baik perusahaan
itu sendiri.
c) Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan
Penerapan SMK3 secara baik akan berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan. Betapa banyak pelanggan yang mensyaratkan para pemasok atau
supplier mereka untuk menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001. Karena penerapan
SMK3 akan dapat menjamin proses yang aman, tertib dan bersih sehingga bisa
meningkatkan kualitas dan mengurangi produk cacat. Para pekerja akan bekerja
secara lebih baik, karena mereka terlindungi dengan baik sehingga bisa lebih
produktif. Kecelakaan dapat dihindari sehingga bisa menjamin perusahaan
beroperasi secara penuh dan normal untuk menjamin kontinuitas supplai kepada
pelanggan.
d) Membuat sistem manajemen yang efektif
Dengan menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001 maka sistem manajemen
keselamatan akan tertata dengan baik dan efektif karena didalam SMK3 ataupun
OHSAS 18001 dipersyaratkan adanya prosedur yang terdokumentasi, sehingga
16
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya
segala aktivitas dan kegiatan yang dilakukan akan terorganisir, terarah, berada
dalam koridor yang teratur dan dilakukan secara konsisten. Rekaman-rekaman
sebagai bukti penerapan sistem disimpan untuk memudahkan pembuktian
identifikasi akar masalah ketidaksesuaian. Sehingga analisis atau identifikasi
ketidaksesuaian tidak berlarut-larut dan melebar menjadi tidak terarah, yang pada
akhirnya memberikan rekomendasi yang tidak tepat atau tidak menyelesaikan
masalah.
Selain itu, penerapan SMK3 juga mempunyai banyak manfaat bagi industri
antara lain:
a) Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.
b) Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.
c) Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga
kerja merasa aman dalam bekerja.
d) Meningkatkan image market terhadap perusahaan.
e) Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan.
f) Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga
membuat umur alat semakin lama.
2.5
17
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya
Pasal 2 Ayat 1
Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala
tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air
maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia.
Pasal 2 Ayat 2p
Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset
(penelitian) yang menggunakan alat teknis.
Pasal 3 Ayat 1
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
untuk:
a) mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b) mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c) mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d) memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e) memberi pertolongan pada kecelakaan;
f) memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g) mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar, radiasi, suara dan getaran;
h) mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.
i) memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j) menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k) menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l) memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m) memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya;
n) mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang;
18
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya
Pasal 9
1. Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga
kerja baru tentang :
a) Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam
tempat kerja;
b) Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan
dalam tempat kerja;
c) Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
d) Cara-cara
dan
sikap
yang
aman
dalam
melaksanakan
pekerjaannya.
2. Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan
setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syaratsyarat tersebut di atas.
a) Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua
tenaga kerja yang berada
pencegahan
kecelakaan
peningkatan
keselamatan
di
bawah
pimpinannya,
dalam
19
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya
Pasal 14
Pengurus diwajibkan :
a)
b)
c)
Pasal 15
1. Pelaksanaan ketentuan tersebut pada pasal-pasal di atas diatur lebih lanjut
dengan peraturan perundangan.
2. Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1) dapat memberikan ancaman
pidana atas pelanggaran peraturannya dengan hukuman kurungan selamalamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,(seratus ribu rupiah).
3. Tindak pidana tersebut adalah pelanggaran.
20
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya
2)
1)
b.
c.
d.
e.
K3
secara
berkesinambungan
dengan
tujuan
21
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya
2)
3)
4)
2.6
SMK3 Internasional
pendidikan,
perusahaan,
rumah
sakit
maupun
ISO
14001,
dsb)
sehingga
mudah
untuk
mengintegrasikan
23
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya
OH & S Policy
Planning
Implementation and
Operation
Checking and
Corrective Action
Management Review
Continual
Improvement
24
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya
2.7
komitment
dan
dukungan
manajemen
puncak
terhadap
yang berlaku.
i) Kontraktor harus memiliki Manual Keselamatan Kerja sebagai dasar
kebijakan K3 dalam perusahaan.
j) Kontraktor harus memiliki prosedur kerja aman sesuai dengan jenis
pekerjaan dalam kontrak yang akan dikerjakannya.
3. Identifikasi Bahaya
a) Sebelum memulai suatu pekerjaan,harus dilakukan identifikasi bahaya
guna mengetahui potensi bahaya dalam setiap pekerjaan.
b) Identifikasi bahaya dilakukan bersama pengawas pekerjaan dan Safety
Departement.
c) Identifikasi bahaya menggunakan teknik yang sudah baku seperti Check
List, What If, Hazops, dan sebagainya.
d) Semua hasil identifikasi bahaya harus didokumentasikan dengan baik dan
dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan.
4. Project Safety Review
a) Sesuai perkembangan proyek dilakukan kajian K3 yang mencakup
kehandalan K3 dalam rancangan dan pelaksanaan pembangunannya.
b) Kajian K3 dilaksanakan
26
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.
masukan
dan
pertimbangan
kepada
manajer
untuk
untuk
mengingatkan
dan
pekerja proyek.
c) Kegiatan promosi
lomba K3dan
sebagainya.
d) Sebanyak mungkin keterlibatan pekerja.
8. Safe Working Practices
Harus disusun pedoman keselamatan untuk setiap pekerjaan berbahaya di
lingkungan proyek misalnya pekerjaan pengelasan, scaffolding, bekerja di
ketinggian, Penggunaan bahan kimia berbahaya, bekerja di ruangan tertutup dan
bekerja di peralatan mekanis, dan sebagainya
9. Sistem Ijin Kerja
a) Untuk mencegah kecelakaan dari berbagai kegiatan berbahaya, perlu
dikembangkan sistim ijin kerja.
b) Semua pekerjaan berbahaya hanya boleh dimulai jika telahmemiliki ijin
kerja yang dikeluarkan oleh fungsi berwenang(pengawas proyek atau K3).
c) Ijin Kerja memuat cara melakukan pekerjaan, safety precaution dan
peralatan keselamatan yang diperlukan.
27
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.
komprehensif
dalam
pengelolaan
kontraktor
sejak
tahap
28
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.
18. Audit K3
a) Secara berkala dilakukan audit K3 sesuai dengan jangka waktu proyek.
b) Audit K3 berfungsi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan
pelaksanaan K3 dalam proyek sebagai masukan pelaksanaan proyek
berikutnya.
c) Sebagai masukan dalam memberikan penghargaan K3
29
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang baik harus
dterapkan, dimana SMK3 tersebut harus memenuhi standar dan ketentuan yang
berlaku.
3.1.1 Prinsip Dasar SMK3 PT. Nindya Karya
Prinsip-prinsip dasar SMK3 di PT. Nindya Karya terdiri dari 5 elemen
sebagai berikut:
1) Penetapan Kebijakan dan Penjaminan Komitmen K3;
2) Perencanaan Pemenuhan Kebijakan, Tujuan dan Sasaran Penerapan K3;
3) Penerapan
Rencana
Kemampuan dan
K3
secara
Efektif
dengan
Mengembangkan
30
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.
Bahaya tercebur ke sungai Musi saat menyeberang ke arah Ponton Gunakan selalu pelampung.
b.
Terjatuh dari ketinggian saat melakukan pekerjaan di pile Hammer Gunakan body harness dan dicantolkan dengan baik.
c.
Berpotensi tercebur ke sungai saat ada pekerjaan di tepi ponton Wajib pakai pelampung
d.
e.
f.
31
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.
g.
Terkena percikan api las dan terjadi kebakaran - Pakai proteksi badan
seperti Appron dan APAR selalu tersedia di area kerja.
h.
Bahaya terjepit saat melintas di antara pipa pancang, saat adjusting dll
- Lewati jalan yang aman dan hati2 saat adjust pipa di ponton.
Setiap jenis kegiatan pekerjaan konstruksi pastinya tidak terlepas dari resiko
terjadinya kecelakaan kerja, begitu juga pada proyek pembangunan Jembatan
Musi VI. Pada proyek ini terjadi beberapa kasus kecelakaan kerja, antara lain
pekerja mengalami kaki terkilir akibat melompat dari ketinggian saat bekerja,
pekerja terluka akibat terkena kawat saat bekerja, dan lain sebagainya. Para
pekerja yang mengalami kecelakaan tersebut kemudian harus melapor untuk
diobati atau dibawa ke rumah sakit oleh pihak yang bertanggung jawab.
Agar kasus kecelakaan kerja pada proyek tidak terjadi lagi dan penerapan
K3 di lapangan dapat berjalan dengan maksimal, maka pihak K3 dari PT. Nidya
Karya membentuk sebuah tim tersendiri yang khusus menangani SMK3 dan
memberlakukan peraturan untuk memberi hukuman kepada para pekerja yang
melanggar aturan, seperti menyuruh push up jika tidak menggunakan APD
dengan lengkap. Apabila pekerja tersebut masih melanggar, maka pekerja yang
melanggar tersebut akan mendapat surat peringatan, dan apabila masih terus
melanggar, maka pekerja tersebut akan dikeluarkan dan dipecat dari proyek. Hal
tersebut menunjukkan bahwa pihak manager K3 PT. Nindya Karya telah disiplin
dan berkomitmen dalam meregulasi pekerja agar mematuhi peraturan K3 yang
telah ditetapkan.
Secara keseluruhan, penerapan SMK3 pada proyek pembangunan Jembatan
Musi VI ini sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi dalam penerapannya, SMK3
pada proyek Musi VI belum 100% terpenuhi karena berbagai faktor, seperti
keterbatasan alat, perilaku para pekerja, dan kondisi lingkungan proyek. Untuk
menerapkan SMK3 dengan maksimal dibutuhkan juga kerja sama yang baik
antara pihak K3, para pekerja, dan masyarakat di sekitar lingkungan proyek.
32
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.
3.2
Gambar 11. Safety Talk di Lingkungan Ker ja (sumber: dokumentasi PT. Nindya Karya)
33
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.
Gambar 12. Apel pagi di Kantor (sumber: dokumentasi PT. Nindya Karya)
Gambar 13. Safety talk dan inspeksi (sumber: dokumentasi PT. Nindya Karya)
34
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.
Gambar 16. Pemberian punishment karena APD tidak lengkap(sumber: dokumentasi PT. Nindya Karya)
36
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Salah satu ciri yang dapat dilihat dari sebuah proyek yang sukses adalah
Sistem Manajemen K3 (SMK3) yang diterapkan secara disiplin dan diterima
dengan baik oleh seluruh staff dan pekerja. Menurut PP No.50 Tahun 2012,
Sistem Manajemen K3 (SMK3) merupakan bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan
dalam
pengendalian
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif. Adapun dasar hukum diterapkannya SMK3 tertuang dalam UU No.1
Tahun 1970, PERMEN No.5 Tahun 1996, Peraturan Pemerintah RI No.50 Tahun
2012 dan Occupational Health and Safety Management Systems (OHSAS).
PT. Nindya Karya selaku kontraktor pelaksana proyek pembangunan
Jembatan Musi VI Kota Palembang telah menerapkan SMK3 dengan cukup
baik. Hal tersebut terlihat dari pembentukan safety committee yang solid dan
kedisiplinan safety committee tersebut dalam penerapan aturan SMK3 dengan
secara rutin melakukan pembinaan berupa safety talk setiap pagi, inspeksi
peralatan dan kelengkapan pekerja, serta pemberian sanksi baik ringan maupun
berat bagi pekerja yang telah melanggar aturan yang telah ditetapkan. Pihak
safety committee juga cukup cekatan dalam hal keselamatan pekerjanya, dimana
komite tersebut mengganti APD yang kurang cocok diterapkan di lokasi proyek
dengan alternatif lain yang lebih aman. Selain itu, dalam rangka menjaga
keselamatan warga sekitar, pihak K3 juga membuat plank dan rambu peringatan
yang cukup jelas sehingga warga terhindar dri kemungkinan resiko yang terjadi.
Agar penerapan SMK3 dapat lebih maksimal, penulis menyarankan agar pihak
safety committee PT. Nindya Karya juga mengadakan weekly atau monthly safety
committee agar persiapan dapat lebih matang. Penulis juga menyarankan agar
pihak safety committee lebih memperhatikan pengelolaan lingkungan di lokasi
proyek karena di lokasi tersebut banyak sampah menumpuk yang mengganggu
pelaksanaan pekerjaan dan estetika lokasi proyek.
37
Sistem Manajemen K3, FT Sipil Universitas Sriwijaya, 2016.
DAFTAR PUSTAKA
Asrori. 2016. Diwawancara oleh Azmi Derizqi. (20 November 2016). List
pertanyaan koleksi pribadi.
Fitriadi, Boyke. 2014. Tinjauan Atas Sistem Informasi Akuntansi pada Transaksi
Pembelian Bahan Baku pada PT. Bumi Bersama. Bandung, Jawa Barat:
Universitas Komputer Indonesia. Diterbitkan pada 3 November 2014, dari
eLibrary UNIKOM.
Hendra, Pakpahan. Makalah Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan.
Occupational Health and Safety Management Systems (OHSAS) 18001:2007.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.PER-05/MEN/1996 tentang SMK3.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3.
Putri, Eka Cempaka. 2009. Pengembangan Sistem Manajemen K3. Depok,
Indonesia: Universitas Indonesia. Diterbitkan pada tahun 2009, dari digital
database UI Library.
Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
OHSAS 18001.
Setiawan, Ebta. http://kbbi.web.id/sistem (18 November 2016)
Setiawan, Ebta. http://kbbi.web.id/manajemen (18 November 2016)
Suardi, Rudi. 2007. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja.
http://www.nindyakarya.co.id