Nomor : Kepada
Lampiran : 1 (satu) berkas Yth. MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
Perihal : Penyampaian Hasil PERUMAHAN RAKYAT
Penyusunan Dokumen RPI2JM Cq. Direktur Jenderal CiptaKarya
Bidang Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum
Kota Kendari Tahun 2016 - 2020 Jln. Pattimura No. 20
Jakarta Selatan
WALIKOTA KENDARI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayah-NYA, sehingga kita diberi
kesehatan, dan kemampuan untuk dapat menyelesaikan penyusunan dokumen Rencana
Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya Kota Kendari
tahun 2016-2020.
Penyusunan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya Tahun 2016-2020 Kota Kendari ini
disusun untuk memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya
Departemen Pekerjaan Umum. Dalam dokumen ini materi yang dicakup secara teknis meliputi
bidang kegiatan Pengembangan Permukiman, bidang Pengembangan Air Bersih,
Pengembangan Drainase Kota, Persampahan, Pengelolaan Limbah, Pembangunan Jalan
Lingkungan, Aspek Pembiayaan dan Aspek Kelembagaan Daerah yang menangani bidang
Cipta Karya Kota Kendari. Dalam Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
(RPI2-JM) ini juga dilengkapi dengan dokumen memorandum atau kesepakatan Rencana
Investasi, terkait dengan alokasi pendanaan yang harus disiapkan oleh masing-masing
stakeholder antara lain Pemerintah Kota, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Pusat dan kontribusi
masyarakat serta sektor swasta dalam pelaksanaannya.
Penyusunan dokumen RPIJM ini merupakan perwujudan dari VISI dan MISI Walikota
dan Wakil Walikota Kendari periode Tahun 2013-2017 yang diharapkan dapat dimanfaatkan
dan menjadi acuan dalam proses perencanaan dan pelaksanaannya, sehingga dapat
memberikan manfaat secara maksimal kepada semua pihak.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dokumen ini masih jauh dari kesempurnaan
oleh sebab itu saran dan masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan guna memberikan
kontribusi dalam penyempurnaan laporan ini. Kami juga menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan bekerjasama dalam
penyusunan dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta
Karya Kota Kendari tahun 2016-2020 ini, semoga ALLAH SWT senantiasa memberikan Rahmat
Hidayah dan Ridha-Nya kepada kita semua.Terima kasih.
WALIKOTA KENDARI,
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Nama Tabel Halaman
TABEL 2.1 : Delapan tujuan dan Sasaran yang disepakati dalam II-29
Millenium Development Goals
TABEL 3.1 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat III-4
Kegiatan Wilayah (PKW) berdasarkan PP Nomor 26
Tahun 2008 tentang RTRWN
TABEL 3.2 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) III-5
Berdasarkan PP Nomor 26 tahun 2008 tentang RTRWN
TABEL 3.3 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan III-7
PP Nomor 26 tahun 2008 tentang RTRWN
TABEL 3.4 : Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan III-31
TABEL 3.5 : Nama Ruas Jalan Arteri Primer III-36
TABEL 3.6 : Nama Ruas Jalan Strategis Nasional III-38
TABEL 3.7 : Rencana Kawasan Budidaya Di Provinsi Sulawesi Tenggara III-46
TABEL 3.8 : Rencana Struktur Ruang III-58
TABEL 3.9 : Rencana Kawasan Lindung III-61
TABEL 3.10 : Rencana Hirarki Jalan III-66
TABEL 3.11 : Rencana Pengembangan Sistem Transportasi III-66
TABEL 4.1 : Luas Wilayah Administrasi Kota Kendari IV-1
TABEL 4.2 : Penduduk Kota Kendari Menurut Kelompok Umur dan Jenis IV-5
Kelamin Tahun 2011
TABEL 4.3 : Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan IV-6
TABEL 4.4 : Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Kendari 5 Tahun IV-6
Terakhir
TABEL 4.5 : Persebaran Penduduk Kota Kendari menurut Kecamatan IV-7
2009 s.d 2011
TABEL 4.6 : Jumlah Kepadatan penduduk Kota Kendari Tahun 2009 s.d IV-7
2011 (Dalam jiwa/km2)
TABEL 4.7 : Penduduk Kota Kendari menurut Kelompok Umur dan Jenis IV-8
Kelamin Tahun 2011
TABEL 4.8 : Penduduk Kota Kendari menurut Jenis Kelamin dan Rasio IV-9
Jenis Kelamin Tahun 2007 s.d 2011
TABEL 4.9 : Penduduk Kota Kendari menurut Kecamatan, Jenis Kelamin IV-9
dan Rasio Jenis Kelamin Tahun 2011
TABEL 4.10 : Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kota IV-9
Kendari Tahun 2011
TABEL 4.11 : Keadaan Penduduk Kota Kendari Berdasarkan Lapangan IV-10
Pekerjaan Utama Tahun 2011
TABEL 4.12 : Luas dan Jenis Tanah di Kota Kendari Tahun 2010 IV-16
TABEL 4.13 : Sebaran Daerah Sangat Rawan Longsor Berdasarkan IV-19
Kemiringan, Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan
TABEL 4.14 : Sebaran Daerah Rawan Longsor Kota Kendari Berdasarkan IV-19
Kemiringan, Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan
TABEL 4.15 : Kondisi Klimatologi Kota Kendari Tahun 2011 IV-23
TABEL 4.16 : Garis Kemiskinan, Jumlah, dan Persentase Penduduk Miskin IV-25
Kota Kendari 2008 – 2010
TABEL 4.17 : Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Menurut Tingkat IV-26
Pendidikan
TABEL 4.18 : Fasilitas Kesehatan di Kota Kendari Tahun 2009 – 2011 IV-28
TABEL 4.19 : Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kota Kendari IV-29
Tahun 2005-2009 (%)
TABEL 4.20 : PDRB Per kapita Kota Kendari Tahun 2005 – 2009 IV-30
(Rp.)
TABEL 4.21 : Rekapitulasi Nilai Investasi PMA dan PMDN Tahun 2008 - IV-32
2010
TABEL 4.22 : Obyek Wisata di Kota Kendari IV-34
TABEL 5.1 : Identifikasi Permasalahan Aspek Teknis, Dalam V-12
Pengembangan SPAM PDAM Kota Kendari
TABEL 5.2 : Data Tingkat Kebocoran PDAM Kota Kendari V-15
TABEL 5.3 : Perbaikan Kebocoran dan Penggantian Meter PDAM Kota V-15
Kendari
TABEL 5.4 : Penyebab Masalah Kebocoran Air PDAM Kota Kendari V-15
TABEL 5.5 : Visi dan Misi Sanitasi Kota Kendari V-16
TABEL 5.6 : Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan V-19
Air Limbah Domestik
TABEL 5.7 : Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan V-31
Persampahan
TABEL 5.8 : Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan V-38
Drainase
TABEL 5.9 : Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian PHBS dan V-43
Promosi Higiene
TABEL 5.10 : Spot Kawasan Watu-watu - Kemaraya V-50
TABEL 5.11 : Spot Kawasan Kendari Beach V-50
TABEL 5.12 : Spot Kawasan Kota Lama V-51
TABEL 5.13 : Spot Kawasan Pantai Mayaria V-51
TABEL 5.14 : Pendekatan Kriteria Pemilihan Kawasan Permukiman V-62
Prioritas Kota Kendari 2010
TABEL 5.15 : Matriks Strategi Pembangunan Kota Kendari V-67
TABEL 5.16 : Matriks Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas V-78
TABEL 6.1 : Isu-isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala VI-01
Kota Kendari
TABEL 6.2 : Perda/Peraturan Gubernur/Peraturan Walikota/Peraturan VI-02
lainnya terkait Pengembangan Permukiman
TABEL 6.3 : Data Kawasan Kumuh di Kota Kendari Tahun 2010 VI-02
TABEL 6.4 : Data Kondisi RSH di Kota Kendari Tahun 2010 VI-03
TABEL 6.5 : Data Kondisi Rusunawa di Kota Kendari VI-05
TABEL 6.6 : Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan VI-06
Permukiman di Kota Kendari
TABEL 6.7 : Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman VI-07
di Kota Kendari Untuk 5 Tahun
TABEL 6.8 : Isu Strategis Sektor PBL di Kota Kendari VI-12
TABEL 6.9 : Peraturan Daerah/Peraturan Walikota terkait Penataan VI-14
Bangunan dan Lingkungan
TABEL 6.10 : Penataan Lingkungan Permukiman VI-14
TABEL 6.11 : Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara VI-18
TABEL 6.12 : Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan VI-19
Kemiskinan
TABEL 6.13 : Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan VI-22
bangunan dan Lingkungan
TABEL 6.14 : SPM Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan VI-26
TABEL 6.15 : Kebutuhan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan VI-27
TABEL 6.16 : Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan VI-29
Penataan Bangunan dan Lingkungan Kota Kendari
TABEL 6.17 : Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman VI-33
Kota Kendari untuk 5 Tahun
TABEL 6.18 : Usulan pembiayaan proyek VI-35
TABEL 6.19 : Usulan Prioritas Kegiatan dan Pembiayaan Pengembangan VI-37
Permukiman Kota Kendari
TABEL 6.20 : Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan VI-40
Penataan Bangunan dan Lingkungan Kota Kendari
TABEL 6.21 : Isu/Permasalahan Yang Ada VI-45
TABEL 6.22 : Diameter dan Panjang Jaringan Pipa PDAM Kota Kendari VI-55
Tahun 2014
TABEL 6.23 : Banyaknya Pelanggan Air Minum Menurut Kategori VI-57
Pelanggan
di Kota Kendari (2011 – 2013)
TABEL 6.24 : Kapasitas Kehilangan Air (Kebocoran) dan Jadwal Layanan VI-57
PDAM Kota Kendari
TABEL 6.25 : Kemampuan masyarakat dalam penyediaan prasarana dan VI-61
sarana air bersih
TABEL 6.26 : Sumber Pendapatan dan Pengeluaran PDAM Kota Kendari VI-62
TABEL 6.27 : Tarif PDAM Menurut Golongan Pelanggan VI-64
TABEL 6.28 : Jumlah Pegawai PDAM Kota Kendari Tahun 2012 VI-66
TABEL 6.29 : Jumlah Karyawan PDAM Kota Kendari Berdasarkan Status VI-67
Karyawan Per-31 Desember 2013
TABEL 6.30 : Kategori PDAM dan indikatornya VI-71
TABEL 6.31 : Kondisi dan Nilai Indikator PDAM Kota Kendari VI-72
TABEL 6.32 : Total nilai dan kategori PDAM Kota Kendari Tahun 2011 – VI-72
2013
TABEL 6.33 : Perhitungan kategori PDAM Kota Kendari Tahun 2006 – 2009 VI-73
TABEL 6.34 : Peraturan Daerah/Peraturan Walikota terkait Pengelolaan VI-73
Air Minum di Kota Kendari
TABEL 6.35 : Kemampuan masyarakat dalam penyediaan prasarana dan VI-74
sarana air bersih
TABEL 6.36 : Kondisi Eksisting Pelayanan SPAM di Kota Kendari VI-75
TABEL 6.37 : Indentifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek VI-77
Kelembagaan
TABEL 6.38 : Indentifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek VI-78
Teknis
TABEL 6.39 : Indentifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek VI-79
Pembiayaan
TABEL 6.40 : Indentifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek VI-80
Peran Serta Masyarakat
TABEL 6.41 : Analisis Kebutuhan SPAM Kota Kendari VI-82
TABEL 6.42 : Analisis Kebutuhan Pengembangan SPAM Kota Kendari VI-83
TABEL 6.43 : Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM Kota VI-85
Kendari
TABEL 6.44 : Proyeksi Kemampuan Keuangan Kota Kendari VI-89
TABEL 6.45 : Laporan Laba Rugi PDAM Kota Kendari VI-86
TABEL 6.46 : Laporan Incian Biaya Tahun 2010 VI-87
TABEL 6.47 : Laporan Rincian Biaya Tahun 2010 VI-88
TABEL 6.48 : Laporan Rincian Biaya Tahun 2010 VI-90
TABEL 6.49 : Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Sub Sektor Air VI-95
Limbah Kota Kendari Tahun 2012
TABEL 6.50 : Kapasitas Pelayanan Eksisting VI-102
TABEL 6.51 : Cakupan Pelayanan On Site VI-103
TABEL 6.52 : Cakupan Pelayanan Air Limbah Komunitas Berbasis VI-103
Masyarakat Tahun 2011 di Kota Kendari
TABEL 6.53 : Cakupan Pelayanan Air Limbah Sistem Off Site VI-104
TABEL 6.54 : Parameter Teknis Wilayah Tahun 2011 di Kota Kendari VI-105
TABEL 6.55 : Realisasi Anggaran Pengelolaan Air Limbah Per SKPD VI-107
Kota Kendari 2007 – 2011
TABEL 6.56 : Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kota Kendari 117
TABEL 6.57 : Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi Kota VI-118
Kendari
TABEL 6.57 : Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah VI-122
TABEL 6.58 : Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi Kota
Kendari
TABEL 6.59 : Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Pengelolaan VI-126
Persampahan
TABEL 6.60 : Teknis Operasional Pelayanan Persampahan Saat Ini VI-130
TABEL 6.61 : Jumlah Fasilitas Pewadahan Sementara/TPS VI-135
dalam Wilayah Kota Kendari
TABEL 6.62 : Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan VI-139
TABEL 6.63 : Ringkasan Pendapatan dan Belanja Sub Sektor VI-141
Persampahan
TABEL 6.64 : Realisasi Anggaran Persampahan di Kota Kendari 2007 - VI-142
2011
TABEL 6.65 : Realisasi Anggaran Sektor Persampahan Per SKPD Kota VI-143
2007 - 2011
TABEL 6.66 : Peraturan Persampahan Kota Kendari VI-148
TABEL 6.67 : Pengelolaan Persampahan di Kelurahan VI-149
TABEL 6.68 Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kota VI-150
TABEL 6.69 : Daftar Program/Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat VI-150
TABEL 6.70 : Permasalahan Pengelolaan Persampahan Yang Dihadapi VI-151
Kota Kendari
TABEL 6.71 : Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Pengelolaan VI-154
Persampahan
TABEL 6.72 : Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase Kota Kendari VI-163
Tahun 2012
TABEL 6.73 : Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Subsektor Drainase VI-166
TABEL 6.74 : Realisasi Anggaran Pengelolaan Drainase Kota Kendari VI-166
TABEL 6.75 : Realisasi Anggaran Pengelolaan Drainase Lingkungan VI-167
Setiap SKPD Kota Kendari
TABEL 6.76 : Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kota Kendari VI-172
TABEL 6.77 : Daftar Program/Proyek Layanan Drainase Lingkungan VI-173
Berbasis Masyarakat
TABEL 6.78 : Permasalahan Pengelolaan Sistem Drainase Yang Dihadapi VI-174
Kota Kendari
TABEL 6.79 : Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Pengelolaan VI-176
Drainase
TABEL 7.1 : Design Program Bidang Cipta Karya VII-1
TABEL 7.2 : Format Kerterpaduan Entitas Program Bidang Cipta Karya VII-3
Ta 2014-2018
TABEL 8.1 : Kriteria Penapisan Usulan Program /Kegiatan Bidang Cipta VIII-1
Karya
TABEL 8.2 : Kebutuhan Analisis Perlindungan Sosial pada Program VIII-3
Bidang Cipta Karya di Kota Kendari
TABEL 8.3 : Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin Kota VIII-8
Kendari
TABEL 8.4 : Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya VIII-15
bagi Pengarusutamaan Gender di Kota Kendari
TABEL 8.5 : Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca VIII-17
Pelaksanaan Pembangunan Bidang CK
TABEL 9.1 : Perkembangan Pendapatan Daerah Kota Kendari Tahun IX-2
2008 - 2012
TABEL 9.2 : Perkembangan Pendapatan Daerah Tahun 2008 sampai IX -3
dengan 2012
TABEL 9.3 : Perkembangan Belanja Daerah Tahun 2008 sampai dengan IX -5
Tahun 2012
TABEL 9.4 : Perkembangan Pembiayaan Daerah Tahun 2008 sampai IX-6
dengan 2012
TABEL 9.5 : Alokasi APBN untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya di IX-9
Kota Kendari Tahun 2008-2012
TABEL 9.6 : Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kota Kendari IX-10
Tahun 2008 - 2012
TABEL 9.7 : Perkembangan Alokasi APBD untuk pembangunan Bidang Cipta IX-12
Karya Tahun 2008 - 2012
TABEL 9.8 : Perkembangan DDUB Kota Kendari Tahun 2008 - 2012 IX-14
TABEL 9.9 : Perkembangan KPS Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2008 IX-16
- 2012
TABEL 9.10 : Proyeksi Pendapatan APBD Kota Kendari dalam 5 tahun IX-19
kedepan
TABEL 9.11 : Proyek Potensial yang Dapat dibiayai dengan KPS dalam 5 IX-22
Tahun Kedepan
TABEL 9.12 : Perkembangan Net Public Saving (NPS) Tahun 2008 IX-24
Sampai Dengan Tahun 2012
TABEL 9.13 : Perkembangan Debt Service Caverage Ratio (Dscr) Tahun IX-25
2008 Sampai Dengan 2012
TABEL 10.1 : Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya di Kota X-8
Kendari
TABEL 10.2 : Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya X-10
TABEL 10.3 : Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya X-12
TABEL 10.4 : Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia Bidang Cipta X-15
Karya
TABEL 10.5 : Matriks Analisis SWOT Kelembagaan X-17
TABEL 11.1 : Matriks Program dan Investasi Jangka Menengah Bidang XI-2
Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2014 – 2018
TABEL 11.2 : Ringkasan Matriks RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2016 XI-16
TABEL 11.3 : Ringkasan Matriks RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017 XI-17
TABEL 11.4 : Ringkasan Matriks RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2018 XI-18
TABEL 11.5 : Ringkasan Matriks RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2019 XI-19
TABEL 11.6 : Ringkasan Matriks RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2020 XI-20
DAFTAR GAMBAR
Nama Gambar Halaman
GAMBAR 1.1 : SK Pembentukan Tugas Pendampingan Penyusunan Randal I-10
Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2013
GAMBAR 2.1 : Diagram Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan II-1
Bidang Cipta Karya
GAMBAR 3.2 : Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara III-47
GAMBAR 3.4 : Konsep Imajiner Pengembangan Struktur Ruang Kota Kendari III-55
GAMBAR 4.6 : Peta Kawasan Rawan Bencana Banjir di Kota Kendari IV-18
GAMBAR 4.7 : Peta Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor di Kota Kendari IV-21
Air limbah warga yang langsung di buang di drainase belakang
GAMBAR 6.8 : VI-102
rumah
GAMBAR 6.9 : Jamban Warga yang menjorok ke tepi teluk Kendari VI-102
DAFTAR SINGKATAN
SR : SAMBUNGAN RUMAH
GSpB/GSbP : GARIS SEMPADAN SAMPING/BELAKANG BANGUNAN
PP : PERPIPAAN PRIBADI
HU : HIDRAN UMUM
BPHTB : BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
1 PENDAHULUAN
Untuk mewujudkan bangsa yang mandiri, adil, dan makmur seperti yang dicita-citakan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, salah satu
caranya adalah dengan mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan
melalui perwujudan permukiman tanpa kumuh. Untuk menunjang lingkungan permukiman di
tanah air, perlu dibangun prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi dan
berkualitas yang dikelola secara profesional, kredibel, mandiri, dan efisien. Di samping itu,
RPJPN juga mengamanatkan bahwa pembangunan bidang air minum dan sanitasi diarahkan
pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat serta untuk menunjang pertumbuhan
ekonomi. Hal ini ditekankan kembali dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 yang menyatakan bahwa salah satu arahan kebijakan dalam
bidang pengembangan perumahan permukiman adalah meningkatkan aksesibiltas
masyarakat terhadap layanan air minum dan sanitasi yang memadai.
Arahan dalam RPJPN dan RPJMN terkait pembangunan infrastruktur permukiman merupakan
amanat yang harus diemban bersama oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan
dan Kawasan Permukiman. Dijelaskan dalam PP 38 Tahun 2007 bahwa Pemerintah
Kabupaten/Kota berperan sebagai pelaksana pembangunan infrastruktur fisik bidang Cipta
Karya, sedangkan Pemerintah Pusat bertindak sebagai pengatur, pembina, dan pengawas
pembangunan infrastruktur permukiman di Indonesia. Hal ini sesuai kebijakan desentralisasi
yang dilakukan di Indonesia saat ini, dimana pemerintah daerah dituntut untuk lebih
berperan aktif dalam melayani dan mensejahterakan masyarakat. Agar dapat memberikan
manfaat yang sebesar- besarnya bagi masyarakat, pemerintah daerah perlu merencanakan
pembangunan infrastruktur permukiman secara terpadu dengan mendayagunakan sumber
daya secara optimal, efisien, dan efektif sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.
Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara,
dalam mengemban tugasnya dalam mendukung program pembangunan infrastruktur
permukiman secara terpadu menyiapkan perencanaan program khusus bidang Cipta Karya
yang diberi nama Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
bidang Cipta Karya. RPI2-JM ini dikembangkan sebagai upaya Pemerintah Kota Kendari
dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara merata di seluruh
wilayah Kota Kendari dengan cara yang lebih terpadu, efisien dan efektif sehingga dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat.
Sedangkan tujuan RPI2-JM adalah sebagai dokumen yang dijadikan acuan dalam
perencanaan program dan anggaran serta pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
yang berasal dari berbagai sumber pendanaan, baik APBN, APBD Propinsi, APBD Kota,
maupun sumber pendanaan lainnya dalam jangka waktu lima tahun yang mencakup sector
Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Sistem Penyediaan Air
Minum, dan Penyehatan Lingkungan Permukiman (air limbah permukiman, persampahan,
dan drainase).
Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya mengacu pada Perangkat peraturan
perundangan sebagai berikut:
Peraturan Daerah
Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 10 Tahun 2001 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Kota Kendari Tahun 2001 - 2020);
Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kendari
Peraturan Daerah Kota Kendari No. 4 Tahun 1996 tentang Kebersihan, Ketertiban, dan
Keindahan.
Peraturan Daerah Kota Kendari No. 15 Tahun 2008 tentang Garis Sempadan.
Peraturan Daerah Kota Kendari No. 1 Tahun 2011 tentang Peraturan Bangunan Gedung.
Peraturan Daerah Kota Kendari No.4 Tahun 2007 Tentang Retribusi Pengangkutan lumpur
tinja.
Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 09 Tahun 2013 Tentang RPJMD Kota Kendari
Tahun 2013-2017.
Peraturan Daerah Kota Kendari No. 4 Tahun 2009 Tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL), Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Perda Daerah Kota Kendari No.3 Tahun 2010 Tentang Organisasi PDAM Kota Kendari;
Perda Daerah Kota Kendari No. 7 Tahun 2010 Tentang Pelayanan Air Minum di Kota
Kendari.
Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 7 tahun 2012 Tentang pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Daerah Kota Kendari tahun 2012 Nomor 7);
Peraturan Walikota Kendari Nomor 9 tahun 2008 Tentang Pengelolaan Ruang Terbuka
Hijau;
Peraturan Walikota Kendari Nomor 10 tahun 2010 Tentang Perlindungan dan Penghijauan
Kota.
Penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya Kota Kendari pada dasarnya melibatkan pemerintah
pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kota. Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen
Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah provinsi berperan sebagai
fasilitator, dan pemerintah kota merupakan penyusun dari dokumen RPI2-JM.
Di dalam mekanisme penyusunanan RPI2-JM Cipta Karya terdapat unit pelaksanaan di Pusat
dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPI2-JM/Randal yang terdiri dari pejabat
yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat
Tata Bangunan dan Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat
Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Dalam Direktorat Bina Program
Cipta Karya juga terdapat Koordinator Wilayah (Korwil).
Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2-JM yang berfungsi memfasilitasi antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPI2-JM. Satgas
Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur
Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta
Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.
Setiap tingkatan Satgas RPI2-JM/Randal mempunyai tugas dan tanggung jawabnya masing-
masing yang diatur dalam SK Dirjen Cipta Karya No. 25/KPTS/DC/2012. Berdasarkan SK
tersebut, Satgas Randal Pusat bersama Korwil berperan sebagai Pembina dengan melakukan
fungsi pengaturan, pembinaan dan pengawasan dalam penyusunan RPI2-JM
Kabupaten/Kota. Satgas Randal Pusat memiliki tugas dan tanggung jawabnya yaitu:
1. Tim Pengarah
a. Menentukan arah kebijakan pelaksanaan pendampingan dan fasilitasi dalam
perencanaan program pengendalian pelaksanaan program di Bidang Cipta Karya; dan
b. Memberikan dukungan dalam perencanaan program Bidang Cipta Karya antara
Kabupaten/Kota, Provinsi, serta mitra kerjasama lainnya baik di dalam dan di luar
Kementerian PU.
3. Koordinator Wilayah
a. Melaksanakan rencana aksi fasilitasi dan pendampingan bagi Kabupaten/Kota melalui
Pemerintah Provinsi untuk meningkatkan kualitas perencanaan Program Bidang Cipta
Karya;
b. Memantau pelaksanaan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta Karya di
daerah, khususnya sampai dengan tataran Provinsi, dan tidak tertutup kemungkinan
bagi Kabupaten/Kota;
c. Memantau kualitas/kelayakan dan sinkronisasi muatan substansi dokumen
perencanaan program Bidang Cipta Karya yaitu RPI2-JM, Memorandum Program,
SPPIP, SSK, RISPAM, dan RTBL;
d. Mendampingi penyusunan pemuktahiran Pedoman Penyusunan Rencana Program
Investasi Jangka Menengah Kabupaten/Kota;
e. Bersama Pemerintah Provinsi menjaring dan mensinkronisasikan usulan program
Bidang Cipta Karya tahun 2015 yang terpadu dengan berbagai sumber pendanaan dan
berbasiskan pada RPI2-JM Kabupaten/Kota;
f. Penajaman dan sosialisasi kualitas muatan substansi RPI2-JM Kabupaten/Kota kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota;
g. Bersama dengan Pemerintah Provinsi mendampingi Kabupaten/Kota dalam menyiapkan
program Cipta Karya yang potensial dibiayai melalui alternatif sumber pembiayaan
Cipta Karya seperti CSR, PHLN, dll;
h. Memonitoring dan mengevaluasi terhadap penyempurnaan/pemuktahiran dokumen-
dokumen perencanaan program Bidang Cipta Karya yang telah disusun oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota;
i. Membina dan mendampingi Provinsi dalam mengevaluasi tahunan dari pelaksanaan
program dan anggaran pembangunan bidang Cipta Karya; dan
j. Membina dan mendampingi Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program
Infrastruktur Permukiman di tingkat pusat.
4. Sekretariat
a. Melaksanakan tugas harian dan operasional dari Satuan Tugas Perencanaan dan
Pengendalian;
b. Mengumpulkan data dan informasi terkait dengan perencanaan dan pengendalian
program Bidang Cipta Karya;
c. Menyusun dan mengelola sistem knowledge management yang mampu memberi
wadah pembelajaran bagi seluruh stakeholder Randal;
d. Memfasilitasi koordinasi antara Randal Pusat dengan Randal Provinsi serta Pemerintah
Kabupaten/Kota;
e. Memfasilitasi dan membina Satuan Tugas Randal Provinsi untuk penyelesaian
permasalahan terkait proses pelaksanaan penyiapan perencanaan program dan
pengendalian pelaksanaan program Cipta Karya;
f. Memfasilitasi pelaksanaan pendampingan perencanaan dan pengendalian Bidang Cipta
Karya kepada Randal Provinsi dan termasuk kepada Pemerintah Kabupaten/Kota;
g. Memberi dukungan teknis, administrasi dan logistik pada Kepala Satuan Tugas dan
Koordinator Wilayah;
h. Menyiapkan sumber data (kearsipan) dari pelaksanaan kegiatan perencanaan dan
pengendalian pelaksanaan program dari tahun yang sedang berjalan atau yang sudah
terlaksana; dan
i. Memberi masukan dan evaluasi hasil dari pelaksanaan perencanaan dan pengendalian
program bidang Cipta Karya kepada Kepala Satuan Kerja Randal Pusat dan Koordinator
Wilayah.
1. Tim Pengarah
a. Memberikan arahan kebijakan untuk kegiatan Pendampingan Penyusunan Rencana
Program Investasi Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya Daerah
Kota/Kabupaten/Propinsi;
b. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan instansi mitra
kerjasama di dalam dan di Propinsi;
c. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada daerah Kota/Kabupaten,dan
Propinsi; dan
d. Menetapkan kebijakan program dan anggaran APBN yang layak mendukung RPI2-JM
Daerah Kota/Kabupaten dan Propinsi.
2. Tim Pelaksana
a. Melaksanakan tugas pendampingan RPI2-JM Daerah Kota/Kabupaten;
3. Tim Sekretariat
a. Melaksanakan tugas untuk memberi dukungan teknis, administrasi, dan logistik pada
Tim Pengarah dan Tim Pelaksana;
b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan RPI2-JM Kota/Kabupaten; dan
c. Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan oleh Tim Pengarah dan Pelaksana.
Peran Satgas RPI2-JM Kota Kendari pada dasarnya adalah sebagai perumus dokumen RPI2-
JM. Pembentukan Satgas Penyusunan RPI2-JM Kota Kendari ditetapkan oleh Keputusan
Walikota. Sebagaimana halnya Satgas provinsi, Satgas Kota Kendari terdiri dari 3 tim
yang memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, yaitu:
1. Pengarah
a. Memberikan arahan kebijakan kegiatan Pendampingan Penyusunan RPI2-JM Bidang
Pekerjaan Umum/Cipta Karya Daerah Kota Kendari;
b. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan instansi
terkait mitra kerjasama; dan
c. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada Daerah Kota Kendari.
2. Pelaksana
a. Melaksanakan tugas pendampingan RPI2-JM Daerah Kota Kendari
b. Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia tingkat
Kota Kendari;
c. Menyusun RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Tahun 2015 – 2019;
d. Melaksanakan tugas evaluasi atas usulan RPI2-JM Daerah Kota Kendari yang akan
dihasilkan dari proses pendampingan;
e. Melaksanakan evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan secara terus menerus
Pendampingan RPI2-JM Kota Kendari.
3. Sekretariat
a. Memberi dukungan teknis administrasi, dan logistik pada Satgas Pengarah dan
Pelaksana;
b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan RPI2-JM Daerah Kota Kendari dan;
Adapun SK Walikota Kendari yang menjadi dasar pembentukan Satgas Randal RPI2-JM Kota
Kendari adalah seperti gambar 1.1 di bawah ini :
Gambar 1.1 SK Pembentukan Satgas Randal RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari
Tahun Anggaran 2015
ARAHAN PERENCANAAN
2 PEMBANGUNAN BIDANG
CIPTA KARYA
Gambar 2.1 Diagram Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya.
Penjabaran rencana pembangunan tersebut akan disusun secara
sistematis dengan berlandaskan pada rencana kerangka jangka menengah
yang menjadi dasar pada penjabaran rencana kerja bidang Cipta Karya, dan
juga mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Cipta Karya. Untuk itu, sesuai
dengan yang telah digariskan pada Rencana Strategis, diperlukan penyusunan
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
rencana yang lebih teknis, yang didasarkan pada skenario pemanfaatan dan
perwujudan struktur dan pola ruang yang diwujudkan dalam strategi
pengembangan wilayah dan strategi pengembangan sektor. Rencana yang
lebih teknis tersebut disusun dalam kerangka jangka menengah dan dijabarkan
pada tataran kegiatan yang lebih rinci dari berbagai macam aspek, seperti
rencana pendanaan, sumber pendanaan dan kerangka
pelaksanaannya.Dokumen perencanaan tersebut diwujudkan dalam bentuk
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) bidang
Cipta Karya.
Dalam pelaksanaannya nanti RPI2-JM Bidang Cipta Karya yang
merupakan perencanaan investasi jangka menengah, akan menjadi salah satu
aspek yang dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran atau rencana kerja
tahunan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota.
Dalam arti bahwa rencana pembangunan dalam RPI2-JM tersebut harus
tertuang dalam rencana kerja/RKP/RKPD.
Dengan demikian jelas bahwa RPI2-JM Bidang Cipta Karya merupakan
perwujudan rencana dari berbagai macam kebijakan yang menyangkut
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan sistem
perencanaan pembangunan nasional yang berlaku Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Penyusunan Program bidang Cipta Karya merupakan rangkaian aktivitas
penyiapan usulan kegiatan ke-Cipta Karya-an di tingkat kabupaten/kota sampai
dengan provinsi yang selaras dengan pencapaian sasaran kinerja DJCK dan
penanganan isu-isu strategis bidang Cipta Karya bersumber pada dokumen
RPI2-JM.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Konsolidasi dokumen
1
RPIJM Kab./Kota
Verifikasi hasil
4 penyaringan usulan
kegiatan
Penyiapan
5 November T-2
Memorandum Program
Penandatanganan
6 Desember T-2
Memorandum Program
Januari T-1
Review Memorandum
7 (di tahun
Program (tahunan)
penganggaran)
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat
dan Daerah. Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya mengacu pada
kebijakan pembangunan nasional dengan mengsinkronkan kebijakan -
kebijakan pembangunan infrastruktur permukiman terhadap arahan program
pembangunan Ditjen Cipta Karya.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
d) menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan, dan
e) mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Maju : Suatu bangsa dikatakan makin maju apabila sumber daya manusianya
memiliki kepribadian bangsa, berakhlak mulia, dan berkualitas pendidikan
yang tinggi.
Adil :Sedangkan Bangsa adil berarti tidak ada diskriminasi dalam bentuk
apapun, baik antarindividu, gender, maupun wilayah.
Makmur :Kemudian Bangsa yang makmur adalah bangsa yang sudah terpenuhi
seluruh kebutuhan hidupnya, sehingga dapat memberikan makna dan arti
penting bagi bangsa-bangsa lain di dunia.
Delapan Misi Pembangunan Nasional adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila adalah
memperkuat jati diri dankarakter bangsa melalui pendidikan yang bertujuan
membentuk manusia yangbertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi
aturan hukum, memeliharakerukunan internal dan antarumat beragama,
melaksanakan interaksiantar budaya, mengembangkan modal sosial,
menerapkan nilai-nilai luhurbudaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai
bangsa Indonesia dalamrangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan
etika pembangunan bangsa.
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing adalah mengedepankan
pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing;
meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui penelitian;
pengembangan, dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan;
membangun infrastruktur yang maju serta reformasi di bidang hukum dan
aparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik berbasis
keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan
membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk
pelayanan jasa dalam negeri.
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum adalah
memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran
masyarakat sipil; memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi daerah;
menjamin pengembangan media dan kebebasan media dalam
mengomunikasikan kepentingan masyarakat; dan melakukan pembenahan
struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum dan menegakkan hukum
secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak rakyat kecil.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu adalah membangun
kekuatan TNI hingga melampaui kekuatan esensial minimum serta disegani di
kawasan regional dan internasional; memantapkan kemampuan dan
meningkatkan profesionalisme Polri agar mampu melindungi dan mengayomi
masyarakat; mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan tindakan
kriminalitas; membangun kapabilitas lembaga intelijen dan kontra-intelijen
negara dalam penciptaan keamanan nasional; serta meningkatkan kesiapan
komponen cadangan, komponen pendukung pertahanan dan kontribusi
industry pertahanan nasional dalam sistem pertahanan semesta.
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan adalah
meningkatkan pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara
menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah
yang masih lemah; menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara
drastis; menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai
pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi; serta menghilangkan
diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender.
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari adalah memperbaiki pengelolaan
pelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan antara
pemanfaaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan
kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui
pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk pemukiman,
kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatan
ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan;
memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk
mendukung kualitas kehidupan; memberikan keindahan dan kenyamanan
kehidupan; serta meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keaneka
ragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan.
7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri,
maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional adalah
menumbuhkan wawasanbahari bagi masyarakat dan pemerintah agar
pembangunan Indonesiaberorientasi kelautan; meningkatkan kapasitas
sumber daya manusia yangberwawasan kelautan melalui pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologikelautan; mengelola wilayah laut nasional untuk
mempertahankan kedaulatandan kemakmuran; dan membangun ekonomi
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015 II - 7
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
kelautan secara terpadu denganmengoptimalkan pemanfaatan sumber
kekayaan laut secara berkelanjutan.
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia
internasional adalah memantapkan diplomasi Indonesia dalam
rangkamemperjuangkan kepentingan nasional; melanjutkan komitmen
Indonesiaterhadap pembentukan identitas dan pemantapan integrasi
internasional danregional; dan mendorong kerja sama internasional, regional
dan bilateralantarmasyarakat, antarkelompok, serta antarlembaga di berbagai
bidang.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Berdasarkan keberhasilan pencapaian program pembangunan dalam
lima tahun sebelumnya (2004-2009), pemerintah akan melanjutkan pendekatan
pembangunan kelembagaan dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan.
Pendekatan yang bersifat kelembagaan ini dimaksudkan sebagai pendekatan
yang menyeimbangkan antara pentingnya proses yang berlandaskan pada
tatakelola yang baik, bersih, transparan, adil, dan akuntabel, dengan hasil yang
baik dan efisien. Pemerintahan tidak seharusnya hanya berorientasi pada hasil
jangka pendek, dengan tidak mengindahkan azas-azas kepatutan, keadilan,
dan keberlanjutan. Pendekatan ini dipandang akan memberikan hasil yang
berkelanjutan karena dibangun di atas fondasi yang lebih kokoh, melewati
proses yang telah disetujui bersama secara demokratis, serta dengan rasa
memiliki yang tinggi dan akuntabel.
Pembangunan kelembagaan ini tidak hanya membangun mekanisme
kelembagaan yang baru, tetapi juga mengembalikan kembali aturan lama yang
dipandang lebih berkelanjutan ke dalam sistem. Sebagai contoh, program BOS
selama ini lebih banyak dilakukan pemerintah pusat, padahal UU Otonomi
Daerah menetapkan bahwa pendidikan merupakan tugas pemerintah
kabupaten/kota, selanjutnya program ini akan lebih mengedepankan dan
mengaktifkan peran pemerintah daerah.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
1. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Sumatera dengan tema “Sentra
Produksi dan pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional” adalah
kelapa sawit, batu bara, karet, dan besi baja. Selain itu ada tambahan satu
kegiatan, yaitu pengembangan kawasan strategis nasional yaitu
pembangunan jembatan selat sunda.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
jaminan/perlindungan sosial.Lalu di Klaster II adalah pemberdayaan
masyarakat, Klaster III tentang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(KUMKM), dan Klaster IV adalah program prorakyat. Kedua, transformasi
perlindungan dan bantuan sosial. Ketiga, pengembangan livelihood,
pemberdayaan, akses berusaha & kredit, dan pengembangan kawasan berbasis
potensi lokal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram dibawah ini:
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Penguatan sustainable livelihood.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Sesuai Undang-undang No. 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi
Khusus, fungsi KEK adalah untuk melakukan dan mengembangkan usaha di
bidang perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan energi, transportasi,
maritim dan perikanan, pos dan telekomunikasi, pariwisata, dan bidang lain.
Sesuai dengan hal tersebut, KEK terdiri atas satu atau beberapa Zona, antara
lain Zona pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi,
pariwisata, dan energi yang kegiatannya dapat ditujukan untuk ekspor dan
untuk dalam negeri.
Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu daerah dapat ditetapkan sebagai
KEK adalah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, tidak berpotensi
mengganggu kawasan lindung, adanya dukungan dari pemerintah
provinsi/kabupaten/kota dalam pengelolaan KEK, terletak pada posisi yang
strategis atau mempunyai potensi sumber daya unggulan di bidang kelautan
dan perikanan, perkebunan, pertambangan, dan pariwisata, serta mempunyai
batas yang jelas, baik batas alam maupun batas buatan.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
2.3. Peraturan Perundangan Pembangunan Bidang PU/Cipta Karya.
Rencana pembangunan infrastruktur permukiman disusun dengan yang
mengacu pada rencana tata ruang maupun rencana pembangunan, baik skala
nasional maupun skala provinsi dan kabupaten/kota.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
pelaksanaannya.Dokumen perencanaan tersebut diwujudkan dalam bentuk
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2-JM) bidang Cipta Karya.
c. meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi
pembangunan perumahan dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi
lingkungan, baik di kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan;
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
e. menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya; dan
c. kondisi dan kualitas prasarana, sarana, dan utilitas umum yang memenuhi
persyaratan dan tidak membahayakan penghuni;
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
penyelenggaraan bangunan gedung perlu diatur dan dibina demi kelangsungan
dan peningkatan kehidupan serta penghidupan masyarakat, sekaligus untuk
mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, andal, berjati diri, serta
seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
gedung ini juga harus berjalan seiring dengan pengaturan jasa konstruksi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
d. meminta pengesahan dari Pemerintah Daerah atas perubahan rencana
teknis bangunan gedung yang terjadi pada tahap pelaksanaan bangunan
mengetahui tata cara/proses penyelenggaraan bangunan gedung;
j. membongkar bangunan gedung yang telah ditetapkan tidak laik fungsi dan
tidak dapat diperbaiki, dapat menimbulkan bahaya dalam pemanfaatannya,
atau tidak memiliki izin mendirikan bangunan, dengan tidak mengganggu
keselamatan dan ketertiban umum.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
sumber daya air tergantung dari banyak aspek yang saling mempengaruhi
saling memberikan dampak baik yang positif maupun negatif. Sejarah terbitnya
Undang-Undang Sumber Daya Air ini merupakan suatu proses yang cukup
panjang. Ada yang pro maupun ada yang kontra untuk diterbitkan. Isu-isu
timbul selama proses penerbitannya, antara lain privatisasi, ekspor air,
peningkatan fungsi ekonomi dan berkurangnya fungsi sosial yang
akanmenimbulkan kerugian bagi masyarakat. Hal ini sekaligus membuktikan
bahwa air merupakan kepentingan semua pihak (water is everyone's business).
Hak guna pakai air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi
perseorangan dan pertanian rakyat yang berada di dalam sistem irigasi dijamin
oleh Pemerintah atau pemerintah daerah. Hak guna pakai air untuk memenuhi
kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan dan pertanian rakyat tersebut
termasuk hak untuk mengalirkan air dari atau ke tanahnya melalui tanah orang
lain yang berbatasan dengan tanahnya. Pemerintah atau pemerintah daerah
menjamin alokasi air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi
perseorangan dan pertanian rakyat tersebut dengan tetap memperhatikan
kondisi ketersediaan air yang ada dalam wilayah sungai yang bersangkutan
dengan tetap menjaga terpeliharanya ketertiban dan ketentraman.
2. Subsidiary principle,
3. Equity principle,
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
8. Principle of participatory development.
Pengaturan kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan sumber daya air
oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota
didasarkan pada keberadaan wilayah sungai yang bersangkutan, yaitu:
c. wilayah sungai yang secara utuh berada pada satu wilayah kabupaten/kota
menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota;
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
timbunan sampah dapat terurai melalui proses alam diperlukan jangka waktu
yang lama dan diperlukan penanganan dengan biaya yang besar.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah, pemerintahan kabupaten/kota
mempunyai kewenangan:
Dalam hal ini Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan Kegiatan
penanganan sampah sebagaimana dimaksud dalam meliputi:
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah
sampah; dan/atau
Tujuan dari Agenda Habitat yang sepenuhnya sesuai dengan tujuan dan
prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional.Sedangkan pentingnya
kekhasan nasional dan regional serta berbagai sejarah, budaya dan latar
belakang agama harus diingat, itu adalah tugas dari semua negara untuk
mempromosikan dan melindungi semua hak asasi manusia dan kebebasan
dasar, termasuk hak untuk pembangunan.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
dan berkelanjutan dapat dipilih secara bebas untuk lapangan kerja yang
produktif dan pekerjaan.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
pada kualitas hidup dari pemukiman. Hal ini sangat penting bagi orang-orang
yang rentan dan kurang beruntung, banyak dari mereka menghadapi hambatan
dalam akses ke tempat penampungan dan berpartisipasi dalam membentuk
masa depan permukiman mereka. Kebutuhan bagi masyarakat dan aspirasi
mereka untuk lingkungan yang mereka tinggali dan permukiman harus terpadu
dengan proses desain, manajemen dan pemeliharaan pemukiman manusia.
Tujuan upaya ini termasuk melindungi kesehatan masyarakat, menyediakan
keselamatan dan keamanan, pendidikan dan integrasi sosial, mempromosikan
kesetaraan dan menghormati keragaman budaya dan identitas, peningkatan
aksesibilitas bagi penyandang cacat, dan pelestarian bersejarah, bangunan
spiritual, agama dan budaya yang signifikan dan kabupaten, menghormati
lanskap lokal dan memperlakukan lingkungan lokal dengan hormat dan
perawatan. Itu pelestarian warisan alam dan sejarah pemukiman manusia,
termasuk situs, monumen dan bangunan, terutama yang dilindungi di bawah
Konvensi UNESCO di Situs Warisan Dunia, harus dibantu, termasuk melalui
kerja sama internasional. Hal ini juga sangat penting bahwa spasial diversifikasi
dan campuran penggunaan perumahan dan jasa akan dipromosikan di tingkat
lokal dalam rangka memenuhi keragaman kebutuhan dan harapan.
Semua orang memiliki hak dan juga harus menerima tanggung jawab
mereka untuk menghormati dan melindungi hak-hak orang lain termasuk
generasi mendatang dan untuk berkontribusi secara aktif untuk kebaikan
bersama. Manusia dengan pemukiman berkelanjutan adalah mereka yang,
antara lain, menghasilkan rasa kewarganegaraan dan identitas, kerjasama dan
dialog untuk kebaikan bersama, dan semangat voluntarisme dan keterlibatan
masyarakat, di mana semua orang didorong dan memiliki kesempatan yang
sama untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan pengembangan.
Pemerintah di semua tingkatan, termasuk otoritas lokal, memiliki tanggung
jawab untuk menjamin akses untuk pendidikan dan untuk melindungi
kesehatan penduduk mereka, keselamatan dan kesejahteraan umum. Hal ini
memerlukan, penetapan kebijakan, hukum dan peraturan untuk kegiatan publik
dan swasta, mendorong kegiatan swasta yang bertanggung jawab di segala
bidang, memfasilitasi partisipasi kelompok masyarakat ', mengadopsi prosedur
yang transparan, mendorong semangat kepemimpinan dan kemitraan dengan
pihak swasta, dan membantu orang untuk memahami dan melaksanakan hak
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
dan tanggung jawab mereka melalui proses partisipatif yang efektif, pendidikan
universal dan penyebaran informasi.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
masing-masing negara. Tambahan sumber daya keuangan dari berbagai
sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan tempat tinggal yang memadai
untuk semua dan pembangunan berkelanjutan untuk pemukiman manusia di
dunia. Sumber daya yang tersedia untuk negara-negara berkembang -
masyarakat, swasta, multilateral, bilateral, domestik dan eksternal - perlu
ditingkatkan melalui mekanisme yang tepat dan fleksibel dan instrumen
ekonomi untuk mendukung tempat tinggal yang memadai untuk semua dan
pembangunan pemukiman manusia yang berkelanjutan. Ini harus disertai
dengan langkah-langkah konkret untuk teknis internasional kerjasama dan
pertukaran informasi.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Reformasi Kerangka Kelembagaan Internasional (penguatan UNEP , dan
bekerja untuk pembentukan Forum Politik Tingkat Tinggi pada
pembangunan berkelanjutan).
2.4.3 Millenium Development Goals (MDGs)
Tabel 2.1 Delapan tujuan dan 18 Sasaran yang disepakati dalam Millenium
Development Goals adalah sebagai berikut:
8 Tujuan 18 Sasaran
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
global untuk pembangunan peraturan, dapat diprediksi dan tidak
diskriminatif. Termasuk komitmen
terhadap pemerintahan yang baik,
pembangunan dan pengurangan
kemiskinan nasional dan internasional
13. Membantu kebutuhan‐kebutuhan
khusus negara‐negara kurang
berkembang, dan kebutuhan khusus bagi
negara‐negara terpencil dan kepulauan‐
kepulauan kecil. Termasuk didalamnya
pembebasan tarif dan kuota untuk
ekspor; meningkatkan pembebasan
hutang untuk negara miskin yang
berhutang besar; pembatalan hutang
bilateral resmi; dan menambah bantuan
pembangunan resmi untuk negara yang
berkomitmen untuk mengurangi
kemiskinan.
14. Memenuhi kebutuhan khusus bagi
Negara‐negara kepulauan kecil yang
sedang berkembang.
15. Penanggulangan Masalah utang negara
berkembang melalui upaya nasional dan
internasional untuk membuat hutang
berkesinambungan dalam jangka
panjang.
16. Dalam kerjasama dengan negara‐negara
berkembang, mengembangkan
pekerjaan yang layak dan produktif bagi
kaum muda.
17. Dalam kerjasama dengan perusahaan
farmasi, menyediakan akses obat‐obatan
penting dengan harga terjangkau di
negara berkembang.
18. Dalam kerjasama dengan pihak swasta,
membangun adanya penyerapan
keuntungan dari teknologi‐teknologi
baru, terutama teknologi informasi dan
komunikasi.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
6. Fokus pada bidang prioritas untuk pencapaian pembangunan
berkelanjutan, yang dipandu oleh dokumen hasil.
7. Alamat dan memasukkan secara seimbang ketiga dimensi pembangunan
berkelanjutan dan saling keterkaitan mereka.
8. Jadilah koheren dengan dan diintegrasikan ke dalam agenda pembangunan
PBB melampaui 2015.
9. Tidak mengalihkan fokus atau usaha dari pencapaian Tujuan Pembangunan
Milenium.
10. Termasuk keterlibatan aktif dari semua pihak terkait, sebagaimana
mestinya, dalam proses.
Aksi-oriented
Singkat
Mudah untuk berkomunikasi
Terbatas jumlahnya
Aspiratif
Global di alam
Universal berlaku untuk semua negara dengan mempertimbangkan realitas
nasional yang berbeda, kapasitas dan tingkat perkembangan dan
menghormati kebijakan dan prioritas nasional.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
2.6.1 Bencana Alam
2.6.2 Perubahan Iklim
2.6.3 Kemiskinan
2.6.4 Reformasi Birokrasi
2.6.5 Kepadatan Penduduk
2.6.6 Perubahan Gender
2.6.7 Green Ekonomi
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
RENCANA TATA RUANG
3 WILAYAH SEBAGAI
ARAHAN SPASIAL RPI2JM
ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa yang melayani skala propinsi atau beberapa kabupaten,
dan/atau,
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
transportasi yang melayani skala propinsi atau beberapa kabupaten.
Tabel. 3.1 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW) berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
No PROPINSI PKN PKW
1. Nanggroe Aceh Lhokseumawe Sabang, banda Aceh, Takengon,
Darusalam Meulaboh
2. Sumatera Utara Kawasan Perkotaan Tebingtinggi, sidakalang,
Medan –Binjai-Deli pematangsiantar,Balige, Rantauprapat,
Serdang-Karo Kisaran, Gunung Balige, padang
Mebidangro sidempuan, sibolga
3. Sumatera barat Padang Pariaman, Sawahlunto, Muarasiberut,
Bukittinggi, Solok
4. Riau Pekanbaru, Dumai Bankinang, Teluk kuantan, Bengkalis,
Bagan Siapi-api, Tembilahan, Rengat,
Pangkalan Kerinci, Pasir pangarayan,
Siak Sri Indrapura
5. Kepulauan Riau Batam Tanjung Pinang, Terempa, Daik Lingga,
Dabo-Pulau singkep, Tanjungbalai
Karimun
6. Jambi Jambi Kuala Tungkai, Sarolangun,
Muarabungo, Muara Bulian
7. Sumatera Selatan Palembang Muara enim, Kayuagung, Baturaja,
Prabumulih, Lubuk Linggau, Sekayu,
Lahat
8. Bengkulu Bengkulu, Manna, Muko-muko, Curup
9. Bangka Belitung Pangkal Pinang, Muntok, Tanjung
Pandan, Manggar
10. Lampung Bandar lampung Metro, Kalianda, Liwa, Menggala,
Kotabumi, Kota Agung
11. DKI Jakarta-Jawa Kawasan Perkotaan
Barat-Banten Jabodetabek
12. Banten Serang, Cilegon Pandeglang, Rangkas Bitung
13. Jawa Barat Kawasan Perkotaan Sukabumi, Cikampek,cikopo,Pelabuhan
Bandung Raya, Cirebon ratu, indramayu, kadipaten,
Tasikmalaya, Pangandaran
14. Jawa Tengah Surakarta,kawasan Boyolali, Klaten, Salatiga, Tegal,
perkotaan semarang- Pekalongan, Kudus, Cepu, Magelang,
kendal-demak-Ungaran- Wonosobo, Kebumen, Purwokerto
Purwodadi
(kedungsepur), cilacap
15. Daerah Istimewa Yogyakarta Bantul, Sleman
Yogyakarta
16. Jawa Timur Kawasan Perkotaan Probolinggo, tuban, kediri, Madiun,
(Gerbangkertosusila), Banyuwangi, Jember, Blitar,
Malang Pamekasan, Bojonegoro, Pacitan
17. Bali Kawasan Perkotaan Singaraja, Semarapura, negara
Denpasar-Bangli-
Gianyar-tabanan
(serbagita)
18. Nusa Tenggara Mataram Praya, Raya, Sumbawa Besar
Barat
PUSAT
No KEGIATAN STATUS PROPINSI
STRATEGIS
NASIONAL
1. Kota Sabang I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap I) Nanggroe Aceh
Darusalam
2 Kota Dumai I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan Riau
Fungsi (Tahap I)
3 Kota Batam I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan Kep. Riau
Fungsi (Tahap I)
4 Ranai (Ibukota I/A/2 : Pengembangan/Peningkatan Kep. Riau
Kab. Natuna) Fungsi (Tahap I)
5 Atambua (ibukota I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan Nusa Tenggara Timur
Kab. Belu) Fungsi (Tahap I)
6 Kalabahi (ibukota I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap II) Nusa Tenggara Timur
Kab. Alor)
7 Kefamenanu I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap I) Nusa Tenggara Timur
(ibukota Kab.
Timur Tengah
Utara)
8 Paloh – Aruk (Kab I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap I) Kalimantan barat
Sambas)
9 Jagoi Babang I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap I) Kalimantan barat
(Kab.
Bengkayang)
10 Nangabadau I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap I) Kalimantan barat
11 Entikong (kab. I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan Kalimantan barat
Sangau) Fungsi (Tahap I)
12 Jasa (Kab. II/A/2 : Pengembangan baru (Tahap II) Kalimantan barat
Sintang)
13 Nunukan (Ibukota I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan Kalimantan Timur
Kab. Nunukan) Fungsi
14 Simanggaris I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap I) Kalimantan Timur
(Kab. Nunukan)
15 Long Midang I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap I) Kalimantan Timur
(Kab. Nunukan)
16 Long Pahangai II/A/2 : Pengembangan baru (Tahap II) Kalimantan Timur
(Kab. Kutai Barat)
17 Long Nawan II/A/2 : Pengembangan baru (Tahap II) Kalimantan Timur
(Kab. Malinau)
18 Melonguane I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap I) Sulawesi Utara
(ibukota Kab.
Talaud)
19 Tahuna (Ibukota I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap I) Sulawesi Utara
Kab. Kep.
Sangihe)
20 Saumlaki (Kab. I/A/2 : Pengembangan baru (Tahap I) Sulawesi Utara
Maluku Tenggara
Barat)
21 Ilwaki (kab. II/A/2 : Pengembangan baru (Tahap II) Maluku
Maluku Barat
Daya)
Kab. Humbang
Hasundutan, Kab.
Dairi, Kab. Karo,
Kab. Simalungun,
Kab. Toba, Kab.
Pakpak Barat
8 Kawasan Stasiun Pengamat Penggunaan Kab. Agam Sumatera Barat
Dirgantara Kototabang Sumberdaya
Alam dan
Teknologi Tinggi
9 Kawasan hutan lindung Lingkungan Kab. Kuantan Riau
Bukit Betabuh Hidup Singingi dan Kab.
Indragiri Hulu
10 Kawasan Hutan Lindung Lingkungan Kab. Rokan Hilir Riau
Mahato Hidup
11 Kawasan Perbatasan laut RI Penggunaan Kab. Bintan, Kab. Kepulauan Riau
termasuk 20 pulau kecil Sumber daya Natuna, Kab. Kep.
terluar (Pulau Sentut, alam dan Anambas, Kab.
Tokong Malang Biru, teknologi tinggi Karimun, Kota
Damar, Mangkai, Tokong Batam
Nanas, Tokong Belayar,
Tokong Boro, Semiun,
Sebetul, Sekatung, Senua,
Subi Kecil, Kepala, batu
mandi, Iyu kecil, Karimun
Kecil, Nipa, Pelampong,
Batu Berhanti, dan Nongsa)
dengan Negara
malaysia/vietnam/singapura
12 Kawasan Batam, Bintan, Ekonomi Kab. Bintan, Kab. Kepulauan Riau Perpres No. 87
dan Karimun Natuna, Kab. Tahun 2011
Karimun, Kota tentang
Batam Rencana Tata
Ruang
Kawasan
Batam, Bintan,
dan Karimun
13 Kawasan Lingkungan Hidup Lingkungan Kab. Kerinci, Kota Jambi,
Taman Nasional Kerinci Hidup padang, Kab Lubuk Sumatera
Sebiat Linggau, Kab. barat,
Rejang Lebong Bengkulu, dan
Sumatera
Selatan
14 Kawasan Taman Nasional Lingkungan Kab. Muara Jambi Jambi
Berbak Hidup
15 Kawasan Nasional Bukit Lingkungan Kab. Indragiri hulu, Jambi dan Riau
Tigapuluh Hidup Kab. Indragiri hilir,
Kab. Tanjung
Jabung Barat, Kab.
Tebo
16 Kawasan Nasional Bukit Lingkungan Kab. Soralanggu, Jambi
Duabelas Hidup Kab. Muaratebo,
Kab. Batanghari
17 Kawasan Selat Sunda Ekonomi Kota Serang, Kota Lampung dan Perpres No. 86
Banjar Lampung banten Tahun 2011
tentang
pengembangan
Kawasan
Strategis dan
Infrastruktur
Sleat Sunda
18 Kawasan Instalasi Penggunaan DKI Jakarta
Lingkungan dan Cuaca Sumber daya
Alam dan
Teknologi tinggi
19 Kawasan Fasilitas Penggunaan DKI Jakarta
Pengolahan data dan satelit Sumber daya
Alam dan
Teknologi tinggi
20 Kawasan Perkotaan Ekonomi Kota Jakarta DKI Jakarta, Perpres No. 54
Jabodetabek-Punjur (Utara, Selatan, Banten dan Tahun 2008
termasuk Kepulauan Seribu Barat, Timur, Jawa Barat tentang
Pusat), Kota Bogor, Penataan
Kab. Bogor, Kota Ruang
Depok, Kota Kawasan
Tangerang, Kab. Jakarta, Bogor,
Tangerang, Kota Tangerang,
Tangerang Selatan, Bekasi,
Kota bekasi, Kab. Puncak,
Bekasi, kab. Cianjur Cianjur
21 Kawasan Perkotaan Ekonomi Kota Bandung, Kab. Jawa Barat
Cekungan Bandung Bandung
22 Kawasan fasilitas uji Penggunaan Kab. Garut Jawa Barat
Terbang roket Pamengpeuk Sumber daya
Alam dan
Teknologi Tinggi
23 Kawasan Stasiun Pengamat Penggunaan Kab. Sumedang Jawa Barat
Dirgantara Pamengpeuk Sumber daya
Alam dan
Teknologi Tinggi
24 Kawasan Stasiun Pengamat Penggunaan Kab. Sumedang Jawa Barat
Dirgantara Tanjung Sari Sumber daya
Alam dan
Teknologi Tinggi
25 Kawasan Stasiun Penggunaan Jawa Barat
Telecomand Sumber daya
Alam dan
Teknologi Tinggi
26 Kawasan Stasiun Bumi Penggunaan Kab. pangandaran Jawa Barat
Penerima Satelit Mikro Sumber daya
Alam dan
Teknologi Tinggi
27 Kawasan Pangandaran – Lingkungan Kab. Pangandaran, Jawa barat dan
Kalipuncang – segara Hidup Kab. Ciamis, Kab. Jawa Tengah
anakan – Nusakambangan Cilacap
(Pacangsanak)
28 Kawasan Perkotaan Kendal Ekonomi Kab. Kendal, Kab. Jawa Tengah
– Demak – Ungaran – Demak, Kab.
Salatiga – semarang - Semarang, Kota
Purwodadi Salatiga, Kota
Semarang, Kab.
Grobogan
29 Kawasan Borobudur dan Lingkungan Kab. Magelang Jawa Tengah
sekitarnya Hidup
30 Kawasan Candi Prambanan Lingkungan Kab. Klaten, Kab. Jawa Tengah
Hidup Sleman
31 Kawasan Taman Nasional Lingkungan Kab. Sleman, Kota Jawa Tengah,
Gunung Merapi Hidup Jogjakarta, Kab dan DIY
Klaten, Kab. Jogjakarta
Boyolali, Kab.
Magelang
32 Kawasan Perkotaan gresik Ekonomi Kab. Gresik, Kab. Jawa Timur
– Bangkalan – Mojokerto – Bangkalan, Kota
Surabaya – Sidoarjo – Mojokerto, Kota
Lamongan Surabaya, Kab.
Sidoarjo, Kab.
Lamongan
pertambangan aspal, nikel, minyak dan gas bumi serta pariwisata berbasis
cagar budaya.
Strategi operasionalisasi perwujudan jaringan jalan nasional antara lain
dilakukan terhadap pengembangan:
a. jaringan jalan lintas barat Pulau Sulawesi untuk meningkatkan keterkaitan
antarkawasan perkotaan nasional di Bagian Barat Pulau Sulawesi dan
mendorong perekonomian di Pulau Sulawesi;
b. jaringan jalan lintas tengah Pulau Sulawesi yang menghubungkan kota
Makassar – Sungguminasa - Takalar – Jeneponto – Bulukumba – Tanete -
Watampone – Sengkang - Tarumpakae – Palopo – Tarengge – Kolaka –
Tinanggea – Kendari untuk meningkatkan keterkaitan antarkawasan
perkotaan nasional di Bagian Tengah Pulau Sulawesi; c. jaringan jalan lintas
timur Pulau Sulawesi yang menghubungkan kota Kendari – Lasolo – Malore –
Bahodopi – Bungku - Kolonodale – Baturube – Luwuk – Balingara – Ampana –
Tagulu - Poso – Toboli – Molosipat - Marisa – Tilamuta – Isimu – Gorontalo –
Molibagu – Bitung untuk meningkatkan keterkaitan antarkawasan perkotaan
nasional di Bagian Timur Pulau Sulawesi; d. pengembangan jaringan jalan
pengumpan yang menghubungkan jaringan jalan lintas barat, lintas timur dan
lintas tengah Pulau Sulawesi, yang menghubungkan kota Manado – Likupang
– Bitung, Tumpaan – Tomohon – Manado, Kairagi – Airmadidi – Kauditan,
Tomohon – Tondano – Belang, Worocitan – Modayag – Kotamobagu –
Molibagu, Molingkaputo – Isimu, Tolango - Paguyaman, Toboli – Tawaeli,
Tagolu – Tentena Taripa – Tidantana – Tarengge, Taripa – Tomata –
Tompira, Barru – Unaaha – Kendari, Tasiu – Dimkang – Sabang, Pare-Pare –
Enrekang – Makale – Palopo, Parepare – Pangkajene – Tarumpakae dan
Maros – Watampone untuk meningkatkan keterkaitan pengembangan
kawasan perkotaan di Bagian Timur, Tengah dan Barat Pulau Sulawesi;
e. mengembangkan jaringan arteri primer yang menghubungkan Kawasan
Perkotaan Manado - Bitung dengan Pelabuhan Bitung dan Bandar Udara Sam
Ratulangi, Kota Melonguane dengan Bandar Udara Melongane, Kota Gorontalo
dengan Pelabuhan Gorontalo dan Bandar Udara Djalaludin, Kota Palu dengan
Pelabuhan Pantoloan dan Bandar Udara Mutiara, Kota Donggala dengan
PelabuhanDonggala, Kota Toli-Toli dengan Pelabuhan Toli-Toli, Kota Luwuk
dengan Bandar Udara Bubung, Kota Mamuju dengan Bandar Udara Tampa
Padang dan Pelabuhan Belang-Belang, Kota Kendari dengan Bandar Udara
Haluoleo, Kawasan Perkotaan Maminasata dengan Pelabuhan Makassar dan
2) Jalur Kereta Api Lintas Barat Pulau Sulawesi Bagian Utara, Lintas Barat
Pulau Sulawesi Bagian Tengah dan Lintas Barat Sulawesi Bagian Barat;
3) Jalur Kereta Api Perkotaan di Kawasan Perkotaan Manado - Bitung dan
Kawasan Perkotaan Makassar; dan/atau
4) Lintas Penyeberangan Sabuk Utara, Sabuk Tengah dan Sabuk Selatan.
c. mendorong pengembangan Pelabuhan Internasional Bitung dan Makassar
untuk melayani konteinerisasi global.
Strategi operasionalisasi perwujudan bandar udara sebagai simpul utama
transportasi udara nasional di Pulau Sulawesi dilakukan dengan:
a. mengembangkan bandar udara yang terpadu dengan pengembangan jaringan
transportasi darat lainnya;
b. mengendalikan pengembangan bandar udara agar tidak mengganggu fungsi
kawasan lindung dan menghindari kawasan rawan bencana alam;
c. mengembangkan bandar udara Sam Ratulangi, Sultan Hasanuddin, Haluoleo,
Djalaludin dan Tampa Padang untuk mendukung kegiatan pariwisata bahari
nasional dan pariwisata cagar budaya; dan/atau
d. memantapkan fungsi bandar udara Melonguane sebagai simpul transportasi
udara di kawasan perbatasan.
Strategi operasionalisasi perwujudan fungsi bandar udara sebagai simpul
utama transportasi udara diantaranya dilakukan terhadap pengembangan bandar
udara pusat penyebaran dengan skala pelayanan sekunder Haluoleo (Provinsi
Sulawesi Tenggara) yang terpadu dengan pengembangan jaringan jalan Lintas
Timur dan jalur kereta api Lintas Selatan Pulau Sulawesi.
ketahanan pangan; dan pertambangan aspal, nikel, minyak dan gas bumi;
dan
c. mengembangkan jaringan telekomunikasi berbasis satelit di pulau-pulau kecil.
Strategi operasionalisasi perwujudan jaringan terestrial antara lain
dilakukan terhadap pengembangan:
a. jaringan terestrial yang melayani pusat pertumbuhan di Pantai Barat Pulau
Sulawesi;
b. jaringan terestrial yang melayani pusat pertumbuhan di Wilayah Utara Pulau
Sulawesi; dan
c. jaringan pengumpan di Bagian Tengah dan Bagian Tenggara Pulau Sulawesi
yang melintasi kota Buol, Toli-Toli, Palu, Poso, Luwuk, Donggala, Pasangkayu
(Sulawesi Tengah), Kolaka, Kendari dan Lasolo (Sulawesi Tenggara).
b. mengendalikan secara ketat alih fungsi peruntukan lahan sawah yang dilintasi
jaringan jalan nasional;
regional
perikanan
43 Mataompana – Sp. 3 Bure Km. 1,40/SP. 3 Jl. Hasanuddin – Jl. Pahlawan 48,028
(Bau-bau)
44 Jl. R.A Kartini Bau-bau 0,707
Total 718,884
Sumber : Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 630/KPTS/M/2009
b. Jalan lintas timur sulawesi : Simpang Pohara – Taipa – Asera – Batas Sulteng
d. Pengembangan Terminal
Pengembangan terminal di Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas terminal
penumpang dan terminal barang. Terminal penumpang terdiri atas terminal tipe
A, terminal tipe B dan terminal tipe C.
Beberapa terminal penumpang tipe B di Provinsi Sulawesi Tenggara secara
fungsional bertipe A karena terminal tersebut melayani trayek Angkutan Kota
Antar Provinsi (AKAP) meskipun dari segi sarana dan prasarana terminal tersebut
dinyatakan sebagai terminal tipe B. Trayek AKAP di Provinsi Sulawesi Tenggara
meliputi :
a. Makassar – Bajoe – Kolaka – Kendari;
Jaringan jalur kereta api terdiri atas jaringan jalur kereta api umum dan
jaringan jalur kereta api khusus. Jaringan jalur kereta api umum terdiri atas
jaringan jalur kereta api antarkota dan jaringan jalur kereta api perkotaan.
Jaringan jalur kereta api antarkota dikembangkan untuk menghubungkan:
a. PKN dengan pusat kegiatan di negara tetangga;
b. antar-PKN;
d. antar-PKW.
WS Pulau Buton meliputi DAS Bungi, DAS Ambe, DAS Wonco, DAS
Baubau, DAS Kabongka dan DAS Winto; dan
WS Pulau Muna meliputi DAS Tiworo, DAS Kancintala, DAS Bone, DAS
Ronta, DAS Jompi dan DAS Kontu.
Upaya pengembangan dan perlindungan wilayah sungai di Provinsi
Sulawesi Tenggara antara lain adalah :
a. perlindungan daerah tangkapan air, sempadan sungai, sempadan waduk
dan danau dari pemanfaatan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
c. pembangunan drainase primer sepanjang jalan nasional dan jalan provinsi yang
tersebar pada seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kendari dan Prov. Sulawesi Tengah (1,65% dari luas wilayah Sulawesi
Tenggara);
d. SWP DAS Muna terletak di Pulau Muna yang meliputi wilayah administrasi
Kabupaten Buton dan Muna;
Kawasan andalan terdiri atas kawasan andalan darat dan kawasan andalan
laut. Kawasan andalan darat terdiri atas kawasan andalan berkembang dan
kawasan andalan prospektif berkembang.
Rencana pengembangan kawasan budidaya provinsi merupakan kawasan
budidaya yang memiliki nilai strategis provinsi. Kawasan budidaya tersebut terdiri
atas kawasan peruntukan hutan produksi, kawasan peruntukan pertanian,
kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan pertambangan, kawasan
peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan peruntukan
permukiman dan kawasan peruntukan lainnya. Lebih jelasnya mengenai rencana
kawasan budidaya di Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada Tabel
dibawah ini :
Tabel 3.7
Rencana Kawasan Budidaya Di Provinsi Sulawesi Tenggara
d. PKIP Pomalaa dengan pusat kawasan Kolaka yang meliputi Kabupaten Kolaka
dan Kabupaten Kolaka Utara bagian selatan; dan
e. PKIP Laiwoi dengan pusat kawasan Kolaka Utara yang meliputi Kabupaten
Kolaka Utara dan Kabupaten Konawe bagian utara.
Untuk operasionalisasi RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara disusun Rencana
Rinci Tata Ruang berupa Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi.
Tujuan dari kebijakan struktur tata ruang ini adalah untuk mewujudkan
pemerataan pertumbuhan, pelayanan dan keserasian perkembangan kegiatan
pembangunan antar wilayah dengan mempertahankan keseimbangan lingkungan
dan ketersediaan sumberdaya daerah.
Pusat Kota akan terintegrasi dengan CBD dan kawasan wisata akan
menjadi inti kota yang terletak dipusat simpul transportasi, dan ditengah-tengah
kawasan teluk sehingga secara lokasi memiliki nilai strategis yang akan
memudahkan untuk dijangkau dari seluruh bagian Kota Kendari.
Pusat-pusat pertumbuhan baru, yang akan berada pada jalur jalan lingkar
yaitu kawasan terminal, kawasan Pemerintahan Provinsi, Kawasan Industri dan
Pelabuhan Kontainer yang berlokasi pada jalan lingkar luar, akan tumbuh sebagai
sebagai kota satelit yang mengelilingi inti kota yaitu Pusat Kota dan CBD.
KL KL
Konsep pengembangan
PR PR
PR kota secara konsentris,
PR
dengan Pusat Kota & CBD
KT
RTH PR Permukiman
sebagai Inti Kota, Pusat‐
PK CBD TELUK KENDARI PL RTH Ruang Terbuka Hijau
Pusat Pertumbuhan Baru
RTH
KL Kawasan Lindung
berfungsi sebagai kawasan
PK Pusat Pemerintahan
satelit.
PR
IN CBD Central Business District
PR PR Jaringan jalan dibentuk
PR Kota Lama
KT
secara radial dengan
KL
TR
KL
PL Pelabuhan
pembangunan jalan utama
IN Industri
TR Terminal
Gambar 3.4
Konsep Imajiner Pengembangan Strukur Ruang Kota Kendari
Kawasan Pusat Pendidikan Tinggi dan Pusat pemerintahan Provinsi telah tumbuh
sebagai pusat pertumbuhan kawasan permukiman di Selatan Kota Kendari.
Bangkitan kegiatan permukiman yang diakibatkan pengembangan kawasan
diperkirakan cukup tinggi sehingga perlu dipersiapkan arahan pengembangan
kawasan permukiman agar tidak terjadi secara sporadis.
4. Kawasan CBD
Lokasi terminal yang berada pada simpul jaringan jalan primer dan berdekatan
dengan lokasi kawasan industri, akan membentuk pusat pertumbuhan di selatan
Kota Kendari ke Arah Bandara. Kegiatan penunjang pada kawasan terminal adalah
kegiatan komersial, permukiman dan industri skala terbatas. Pusat utama adalah
terminal yang terintegrasi dengan kegiatan komersial dan pergudangan.
1. Kota Lama
Kawasan kota lama telah berkembang sebagai kawasan perdagangan dan
permukiman dengan intensitas tinggi. Adanya keterbatasan fisik lahan, Kota Lama
memiliki fungsi perdagangan yang fungsinya direvitalisasi sebagai kawasan
perdagangan khusus.
2. Pusat-Pusat Kecamatan
Pusat Kecamatan diarahkan sebagai pusat pelayanan dengan skala pelayanan
tingkat kecamatan dengan fungsi fasilitas-fasilitas umum tertentu. Fasilitas utama
Tabel 3.8
Rencana Struktur Ruang
Gambar 3.5
Peta Rencana Struktur Ruang Kota Kendari
a. Kawasan Lindung
Kawasan Hutan lindung adalah kawasan yang telah ditetapkan sebagai hutan
lindung. Pada kawasan ini tidak diperkenankan untuk pengembangan kawasan
budidaya.
2. Kawasan Penyangga.
4. Taman Kota.
Taman kota berfungsi sebagai paru-paru kota dan fungsi estetika kota.
Pengembangan taman-taman kota utama terletak pada simpul-simpul pusat
pelayaan utama yaitu pusat kegiatan pemerintahan Kota Kendari, Pusat
Kegiatan Pemerintahan Provinsi, pusat CBD, pusat-pusat pelayanan lokal.
5. RTH lainnya
Areal pemakaman (TPU), jalur hijau, lapangan olah raga, RTH Lingkungan,
RTH RW, RTH Jalur Hijau.
Tabel 3.9
Rencana Kawasan Lindung
b. Kawasan Budidaya
a. Kawasan Permukiman
c. Kawasan Industri
d. Kawasan Pariwisata
3) Wisata Hutan
Kawasan laut sebagai bagian teritorial wilayah kota kendari perlu diatur
pemanfaatan ruangnya karena terdapat beberapa fungsi kegiatan yang
memanfaatkan laut sebagai tempat melakukan aktifitas, ataupun memanfaatkan
laut sebagai objek yang memiliki pengaruh terhadap aktifitas di daratan.
Berdasarkan fungsinya, wilayah laut Kota Kendari dibagi menjadi beberapa zona
yaitu:
Tabel 3.10
Rencana Hirarki Jalan
No Fungsi Jalan
Jl boulevard- Jl Haloleo
Tabel 3.11
Rencana Pengembangan Sistem Transportasi
Rencana Pengembangan Lokasi
Pengembangan jalan lingkar dalam sebelah barat Kec. Kadia, Kec. Wua-
sebagai jalan Kolektor Primer. Wua, Kec. Puwatu
a. Sistem Perpipaan
Pengembangan Sistem Perpipaan meliputi antara lain :
1. Pengembangan Sumber Air Baku
Pemanfaatan S. Sampara sebagai sumber air baku permukaan.
Pemanfaatan sumber air tanah dalam sebagai sumber air baku
melalui tahapan tahapan sebagai berikut:
o Identifikasi potensi sumber air tanah dalam sebagai sumber air
baku, meliputi kajian kapasitas dan strategi eksploitasi sumber air
tanah dalam.
o Pengembangan sistem pengelolaan pemanfaatan sumber air
tanah dalam.
2. Pengembangan Jaringan Perpipaan
Pengembangan jaringan pipa primer(pipa pembawa) untuk melayani
Kota Lama, Kec.Abeli dan P. Bungku Toko.
Pengembangan jaringan pipa distribusi pada masing-masing
kawasan secara bertahap sesuai dengan rencana pengembangan
kawasan.
3. Peningkatan Kelembagaan Pengelolaan Air Bersih Kota Kendari
Pemanfaatan air tanah dalam untuk kebutuhan khusus oleh individu &
swasta diatur dalam mekanisme pengendalian pemanfaatan sumber air
tanah dalam.
3. Prasarana Drainase
a. Drainase Primer
Sistem drainase Primer adalah Sungai Wangu, Sungai Kambu dan Sungai
Sampara. Keberadaan sungai utama tersebut sangat vital dalam mendukung
sistem drainase kawasan perkotaan sehingga perlu dijaga agar tidak terganggu
fungsinya oleh kegiatan perkotaan. Pengendaian sempadan sungai secara
konsisten, untuk dikembangkan sebagai jalur hijau
b. Drainase Sekunder
Sistem drainase sekunder adalah alur-alur sungai, yang bermuara pada sungai
utama atau bermuara langsung ke Teluk Kendari. Untuk menjaga berfungsinya
alur sungai sebagai sistem drainase sekunder, perlu dipelihara agar tidak
terganggu oleh kegiatan permukiman atau fungsi lainnya dengan pembuatan
tanggul-tanggul sungai yang berfungsi sebagai pembatas.
c. Drainase tersier
Sistem drainase tersier adalah saluran tepi jalan, maupun saluran utama dari
lingkungan permukiman yang bermuara ke alur-alur sungai, atau bermuara
langsung ke sungai utama. Rencana Pengembangan sistem drainase terseier
adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan kapasitas dan kualitas saluran drainase yang berada pada
jalur-jalur jalan utama kota.
2. Pengembangan saluran-saluran baru pada daerah rawan banjir di Kec.
Baruga dan Kec. Mandonga.
3. Pemeliharaan berkala saluran tersier.
4. Prasarana Persampahan
Gambar 3.6
Model Tata Letak Pemanfaatan TPS Menjadi Pusat Pengelolaan Sampah
Terpadu
c. Pembuangan Akhir.
Pembuangan Akhir (TPA) merupakan proses akhir pengelolaan sampah untuk
dilakukan proses dengan metode sanitary landfill.
membutuhkan penyediaan ruang yang luas. Kegiatan pusat kota dan CBD akan
mendorong tumbuhnya kegiatan baru pada sektor permukiman dan kegiatan
ekonomi lainnya dalam skala kegiatan yang lebih kecil dan tumbuhnya sektor
informal perkotaan, yang membutuhkan penyediaan ruang yang luas dan
intensif. Pengembangan fungsi-fungsi baru diharapkan dapat dijadikan solusi
bagi permasalahan-permasalahan keruangan yang telah berkembang di kawasan
perkotaan yang telah terjadi yaitu:
yang akan tetap dipertahankan untuk melayani angkutan laut dari Kota Kendari
ke wilayah-wilayah sekitarnya, merupakan faktor pendukung kegiatan ekonomi
masyarakat kota lama.
e. Kawasan Terminal
Kawasan terminal A di Kecamatan Baruga sebagai simpul utama
transportasi darat menjadi magnet pertumbuhan ekonomi di perbatasan selatan
Kota Kendari dengan Kabupaten Konawe Selatan. Fungsi terminal akan
mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi baru di sektor perdagangan dan jasa.
Gambar 3.8
Peta Kawasan Strategis Kota Kendari
PROFIL KOTA
4 KENDARI
Aspek ini memberikan gambaran wilayah Kota Kendari, yang mencakup luas dan
batas wilayah administrasi, karakteristik lokasi dan wilayah, potensi pengembangan
wilayah.
Tabel 4.1
Luas Wilayah Administrasi Kota Kendari
Luas Area
Jumlah Luas Wilayah
Administratif
Kecamatan / Kelurahan Terbangun
RW RT Ha Km2
(Ha) %
TOTAL
347 975 39.512 395 150 0,38
Kecamatan Kendari 1.956
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015 IV - 1
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Luas Area
Jumlah Luas Wilayah
Administratif
Kecamatan / Kelurahan Terbangun
RW RT Ha Km2
(Ha) %
44 112 20 0,66 0,59
Luas Area
Jumlah Luas Wilayah
Administratif
Kecamatan / Kelurahan Terbangun
RW RT Ha Km2
(Ha) %
Kelurahan
4 Tobuuha 8 24 252 2,52 0,25 0,10
Kelurahan Abeli
5 Dalam 2 6 683 6,83 0,02 0,00
Luas Area
Jumlah Luas Wilayah
Administratif
Kecamatan / Kelurahan Terbangun
RW RT Ha Km2
(Ha) %
Dari tabel diatas dapat dilihat wilayah yang paling luas terdapat di
Kecamatan Abeli dengan luas 49,61 Km2 sedangkan wilayah yang paling kecil
terdapat di Kecamatan Kadia dengan luas 9,10 Km2. Luas Wilayah Kota Kendari
dapat dilihat pada gambar 4.1.
Penduduk Laju
Pertumbuhan
No Kecamatan Penduduk per
2009 2010 2011 2012 2013
Tahun (%)
1 Mandonga 37.789 36.163 36.884 38,021 39,177 1,99
2 Baruga 13.469 19.368 19.755 20,363 20,981 2,00
3 Puuwatu 24.062 27.749 28.301 29,175 30,061 1,99
4 Kadia 29.949 39.244 40.026 41,260 42,515 1,99
5 Wua-Wua 20.875 24.407 24.891 25,661 26,441 1,99
6 Poasia 20.231 24.977 25.474 26,260 27,058 1,98
7 Abeli 22.181 22.438 22.884 23,591 24,307 1,99
8 Kambu 20.959 27.135 27.674 28,529 29,395 1,99
9 Kendari 26.861 25.557 26.065 26,870 27,686 1,99
10 Kendari Barat 44.491 42.928 43.783 45,132 46,505 1,99
Jumlah 260.867 289.966 295.737 304,862 314,126 1,99
Sumber : Kota Kendari Dalam Angka 2010-2014
bila dikaitkan dengan sistem aliran sungai (drainage system) dapat mempercepat
gerakan limpasan air dan mempermudah terjadinya erosi tanah pada DAS
Wanggu.
Kondisi DAS Sungai Wanggu pada saat ini sudah cukup kritis. Di daerah up-
stream tumbuhan tahunan yang merupakan ciri khas hutan tropis sudah hampir
hilang. Kondisi semacam ini terlihat pada daerah pegunungan yang merupakan
watershed Sungai Wanggu yang banyak ditumbuhi rumput dan semak. Tumbuhan
semacam ini tidak bisa menahan air selama musim hujan.
Dengan kondisi demikian pada saat terjadi musim hujan air tidak bisa
tertahan, sehingga semua air akan mengalir ke bawah secara bersamaan
akibatnya bisa menyebabkan banjir pada daerah aliran di bawahnya. Namun bila
musim kemarau datang, debit sungai sangat kecil. Kondisi semacam ini hampir
terjadi pada semua anak sungai yang berada di Daerah Aliran Sungai Wanggu,
seperti : Sungai Numanggere, Sungai Lamomea, Sungai Pinesala, Sungai Lapulu,
Sungai Alulua, Sungai Pambula, Sungai Amohalo, Sungai Lambusa dan Sungai
kecil lainnya.
Salah satu sungai yang mengalirkan debit air cukup besar pada saat musim
kemarau adalah sungai Wanggu. Hal ini disebabkan karena hulu sungai yang
berada di pegunungan Wolasi menyediakan sumber air yang cukup. Daerah hulu
sungai Wanggu merupakan kawasan yang sampai saat ini masih terjaga dengan
baik kelestariannya.
Dengan kondisi dan karakteristik wilayah Kota Kendari yang demikian,
maka Kota Kendari diidentifikasi memiliki potensi air tanah dangkal dan air tanah
dalam. Uraian lebih rinci mengenai potensi air tanah di Kota Kendari adalah
sebagai berikut :
1. Potensi air tanah dangkal meliputi :
a. Daerah rawan pasang surut
b. Kedalaman air tanah kurang dari 3 m dengan debit kurang dari 5 liter
c. Kedalaman air tanah antara 3 m sampai 10 m dengan debit antara 3
liter/detik
2. Potensi air tanah dalam diklasifikasi sebagai berikut :
a. Potensi aquifer sangat rendah dengan debit (q) kurang dari 1
liter/detik
b. Potensi aquifer rendah setempat dengan debit (q) 1 liter/detik
c. Potensi aquifer rendah sampai sedang dengan debit (q) antara 1
sampai 3 liter/detik
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015 IV - 11
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
d. Potensi aquifer sedang sampai tinggi dengan parameter debit air (q)
antara 3 sampai 5 liter/detik
Menurut hasil penelitian, kualitas air Sungai Wanggu pada tahun 1994 yang
dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan Departemen
Pekerjaan Umum (Data Tahunan Kualitas Air 1993 – 1994), mengidentifikasikan
adanya penurunan kualitas air. Selain itu, hampir pada semua bagian kota terjadi
pendangkalan saluran dan sungai yang diakibatkan muatan sediment pasir dari
daerah hulu. Hal ini menjadi permasalahan tersendiri terhadap pendangkalan
Teluk Kendari.
Kondisi air tanah dangkal di wilayah Kota Kendari terdiri dari :
baruga, serta sebagian kecil di sebelah utara Kecamatan Mandonga;
Air tanah dangkal dengan kedalaman air tanah 3 – 10 meter dan potensi
aquifer sedang ( 3 – 5 ltr/detik), tersebar di semua kecamatan, Air tanah
dangkal dengan kedalaman air tanah kurang dari 3 (tiga) meter dan
potensi aquifer sedang ( > 5 ltr/detik), tersebar di 3 (tiga) kecamatan,
yaitu di sekitar Teluk Kendari pada Kecamatan Poasia dan yaitu di sekitar
Teluk Kendari pada Kecamatan Kendari, sedangkan di Kecamatan
Mandonga mulai dari sisi timur atau kelurahan Korumba hingga ke arah
selatan Kelurahan Watulondo, untuk di Kecamatan Baruga mulai dari
Kelurahan Kadia ke arah selatan hingga sekitar Kelurahan Baruga dan di
Kecamatan Poasia menyebar ke sebelah utara sebelum Teluk Kendari.
Untuk kondisi air tanah dalam di wilayah Kota Kendari terdiri dari :
Air tanah dalam dengan potensi aquifer rendah setempat-tempatnya (< 1
ltr/detik), tersebar di semua kecamatan dengan penyebaran terluas di
Kecamatan Poasia sekitar pegunungan Nipa-Nipa, serta di sebelah barat
Kecamatan Mandonga dan Baruga, sedangkan di Kecamatan Kendari
hanya bagian timur wilayah pesisir;
Air tanah dalam dengan potensi aquifer rendah (1 – 3 ltr/detik), tersebar
di semua kecamatan. Jenis air tanah ini, mendominasi hampir seluruh
wilayah Kecamatan kendari. Persebarannya di Kecamatan Poasia pada
pegunungan Nipa-Nipa.
Adapun Sungai – sungai yang potensial yang salah satunya adalah sungai
Wanggu yang dapat dimanfaatkan untuk sumber air baku di Kota Kendari
sekaligus potensi menyebabkan banjir dapat dilihat pada peta di bawah ini :
3. Batu Gamping Oral dan Batu Pasir yang tersebar di Pulau Bungkutoko, pesisir
pantai Kelurahan Purirano dan Kelurahan Mata, serta Kecamatan Mandonga
kearah Barat Laut, yang dibatasi Jalan R. Soeprapto Jalan Imam Bonjol dan
batas antara Kota Kendari dengan Kecamatan Sampara.
4. Konglomerat dan Batu Pasir , tersebar disepanjang kiri kanan jalan poros
antara Kota Lama dengan Tugu Simpang tiga Mandonga, bagian tengah
Kecamatan Mandonga dan Bagian Barat Kecamatan Baruga serta bagian
tengah Kecamatan Poasia sampai kearah selatan, yaitu kawasan rencana
kompleks perkantoran 1.000 Ha kearah pegunungan Nanga-Nanga.
5. Filit, Batu Sabak, Batu Pasir Malik Kuarsa Kalsiulit, Napai, Batu Lumpur dan
Kalkarenit Lempung, tersebar di arah tenggara Kecamatan Poasia tepatnya
Kelurahan Talia, Kelurahan Abeli, Kelurahan Anggalomelai, Kelurahan
Tobimeita, Kelurahan Benuanirae dan Kelurahan Anggoeya.
6. Konglomerat Batu Pasir, Batu Lanau dan Batu Lempung, tersebar di
Kecamatan Poasia bagian timur yaitu di Keluahan Petoaha, Kelurahan Sambuli
dan Kelurahan Nambo serta sebagian Kelurahan Tondonggeu.
7. Batu Gamping, Batu Pasir dan Batu Lempung , tersebar dibagian barat
Kecamatan Mandonga sampai dengan batas Kota Kendari dengan Kecamatan
Sampara dan Kecamatan Ranomeeto.
Sedangkan, berdasarkan klasifikasi tanah taxonomy USDA, 1998, maka
kondisi tanah di Kota Kendari cukup beragam, yaitu Endoaquents, Fluaquents,
Epiaquepts, Endoaquaquepts, Haplustepts, Haplustalfs, Sulfaquents, dan
Sulfaquepts. Tekstur tanahnya didominasi oleh pasir.
a. Jenis Tanah
Secara umum, keadaan tanah (soil) kota Kendari ini terdiri dari tanah liat
bercampur pasir halus dan berbatu. Diperkirakan sebagai jenis aluvium berwarna
coklat keputih-putihan dan ditutupi batuan pratersier terdiri dari batuan batu
lempung bergelimer, batu pasir dan kwarsa
Secara spesifik jenis tanah yang terdapat di Kota Kendari diklasifikasi
kedalam tanah resina, gleisol eutrik, alluvial tionik, kambisol destrik, podsolik
plintit dan mediteran hplik. Sebagian besar wilayah Kota Kendari didominasi oleh
jenis tanah Kambisol dan Gleysol. Karakteristik masing-masing jenis tanah
tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Tanah Resina, tergolong tanah muda; tingkat kelapukan rendah,
kedalaman tanah sangat dangkal (kurang dari 50 cm); lapisan tanah
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015 IV - 14
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
langsung berbatasan dengan batu kapur atau sebagian batu kapur muncul
kepermukaan; berstruktur lapis lempung sampai gelu lempung. Ph tanah
agak netral sampai basah; kandungan bahan organik rendah; kejenuhan
basa sedang sampai tinggi dengan kapasitas tukar kation (KTK) lebih dari
16 me/100 lempung.
2. Tanah Geisol Eurik, jenis tanah yang karena kondisi topografinya yang
selalu jenuh air sehingga menghambat proses pelapukan dan pematangan
tanah. Kedalaman tanah umumnya lebih dari 90 cm; warna tanah gelap
dan terdapat ciri-ciri terjadinya gleisasi dengan adanya bercak-bercak
berwarna biru kehijauan; tekstur pasir geluhan; Ph tanah sangat masam
sampai rendah; mempunyai kandungan ion Natrium (Na+) lebih dari
15%; kejenuhan masa basa rendah dan KTK murang dari 16 me/g
lempung.
3. Tanah Alluvial Teonik, jenis tanah yang berkembang dari bahan alluvial
mudah (recent) yang mempunyai susunan yang berlapis-lapis yang
diskontinyu pedologi (multi sekum, warna tanah umumnya gelap dan
metrik tanah terdapat bercak-bercak berwarna kebiruan hingga kehijauan
sebagai ciri adalah proses ngakesasi dari kandungan bahan sulfida yang
cukup tinggi; tekstur tanah sangat (bervariasi) dari tekstur geluhan
sampai lempung; ph tanah antara masam sampai sangat masam;
kandungan organik tergolong rendah sampai tinggi; kejenuhan basa
kurang dari 50% dengan KTK kurang dari 16 me/100 g lempung.
4. Jenis Tanah Kambisol Distrik, jenis tanah dengan tingkat pelapukan
sedang; proses illuvial debulm, tegas; warna coklat tua sampai merah;
tekstur pasir geluhan sampai gelujan; Ph tanah berkisar antara agak
masam sampai netral; kandungan bahan organik tergolong rendah sampai
sedang; kejenuhan basa kurang dari 50% dari KTK kurang dari 16 me/100
g lempung.
5. Tanah Pedsolik Plintit, jenis tanah yang mengalami pelapukan lanjut;
proses pencucian basa sangat intensif sehingga mempunyai kemasaman
yang tinggi; warna tanah coklat kekuningan samapi kemerahan; pada
matriks tanah terdapat bercak-bercak karatan atau plitik yang berwarna
merah lebih dari 5% luas penampang tanah; bertekstur geluh lempung
sampai masam; kejenuhan basa kurang dari 50% dengan KTK kurang dari
16 me/100 g lempung.
Tabel 4. 12
Luas dan Jenis Tanah di Kota Kendari Tahun 2010
Luas Persentase
No. Jenis Tanah
(Ha) (%)
1 A11 = Aluvial 980 3,31
2 B12 = Glisol 1.704 5,76
3 H19 = Recoso Litosol 512 1,73
4 H89 = Gleisolacic 4.184 14,14
5 H49 = Podsoloik 762 2,58
6 P12 = Mediteran Haplik 1.585 5,36
7 T14 = Gleisol Distrik 3.572 12,07
8 A13 = Geliik 1.764 5,96
9 B33 = Aluvial Tidnik 2.481 8,38
10 H31 = Kembisol Distrik 5.303 17,92
11 H16 = Rensina 1.323 4,47
12 H32 = Podsolik plintik 2.069 6,99
13 T19 = Gleisol Evtrik 2.947 9,96
14 P82 = Kembisol Distrik 403 1,36
Jumlah 29.589 100,00
Sumber : Kota Kendari Dalam Angka, 2012
Tabel 4. 13
Sebaran Daerah Sangat Rawan Longsor Berdasarkan Kemiringan,
Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan
Jumlah 145,366
Sumber : Studi Kawasan Rawan Bencana Kota Kendari Tahun 2008 (Data Diolah)
Tabel 4. 14
Sebaran Daerah Rawan Longsor Kota Kendari Berdasarkan Kemiringan,
Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan
Sodohoa 26,760
Benu-Benua 52,016
Punggolaka 85,420
Sanua 38,483
Tipulu 116,955
Watu-Watu 112,327
Dapu-Dapura 3,688
Jumlah 39,948
Sumber : Studi Kawasan Rawan Bencana Kota Kendari Tahun 2008 (Data Diolah)
Gambar 4.7 Peta Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor di Kota Kendari
Kondisi iklim suatu wilayah dapat dilihat dari keadaan curah hujan, hari
hujan, temperatur, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan penyinaran
matahari. Iklim Kota Kendari secara umum beriklim panas, arah angin dipengaruhi
oleh angin barat yang bertiup pada bulan Nopember sampai bulan Agustus
dengan temperatur maksimun rata-rata 31° C.
1. Curah Hujan
Rerata curah hujan di Kota Kendari sepanjang tahun 2011 mencapai 154,62
mm/bulan. Bulan basah/kering terjadi jika jumlah curah hujan yang terjadi
pada bulan tersebut melebihi/kurang dari rerata curah hujan pada tahun
bersangkutan. Berdasarkan rerata curah hujan mengindikasikan bahwa bulan
basah Kota Kendari terjadi pada bulan Januari – bulan September dengan
rerata curah hujan bulanan berada diatas 177 mm, sedangkan bulan
keringnya yaitu bulan Oktober – bulan Desember dengan rerata curah hujan
bulanan kurang dari 86.1 mm.
2. Hari Hujan
Pada tahun 2011 rerata hari hujan dalam satu tahunnya selama 16 hari dalam
tiap bulannya. Pada bulan-bulan tertentu frekuensi turunnya hujan lebih
sedikit dibandingkan dengan bulan lainnya. Frekuensi hujan di bawah rata-
rata terjadi pada bulan Agustus – bulan nopember hal ini mengindikasikan
bahwa pada bulan-bulan tersebut sedang mengalami musim kemarau.
Demikian pula sebaliknya musim hujan terjadi pada bulan Desember – bulan
Juli karena jumlah hari hujan tiap bulannya melebihi rata-rata.
3. Temperatur/suhu udara
Secara umum keadaan temperatur di Kota Kendari mengikuti kondisi suhu
udara di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan wilayah yang lebih luas.
Temperatur rata-rata selama tahun 2011 di Kota Kendari berkisar 23.60°C –
31.39°C. Pada bulan-bulan tertentu temperaturnya berada di atas rata-rata
atau bahkan berada di bawah rata-rata. Temperatur pada bulan Agustus
berada di bawah temperatur rata-rata dengan suhu paling rendah terjadi pada
bulan Agustus mencapai 21.8°C. Sedangkan temperatur bulan Nopember
berada diatas rata-rata mencapai 32.7°C.
4. Kelembaban Relatif
Sepanjang tahun 2011 kelembaban relatif rata-rata 81% - 87% sehingga
dapat dikatakan bahwa Kota Kendari termasuk daerah dengan kelembaban
relatifnya tinggi. Kelembaban relatif wilayah Kota Kendari cukup tinggi dengan
rata-rata mencapai 84.58% pada tahun 2011 Pada bulan Januari – bulan Juli
merupakan bulan-bulan dengan tingkat kelembabannya berada diatas rata-
rata, sedangkan tingkat kelembaban relatif bulan Agustus – bulan Desember
berada di bawah rata-rata.
5. Kecepatan Angin
Rata-rata kecepatan angin di Kota Kendari selama tahun 2011 mencapai
6.6 knot, kecepatan angin diatas kecepatan rata-rata terjadi pada bulan Juli –
Desember yang berkisar 6.8 – 7.5 knot.
6. Penyinaran Matahari
Lama penyinaran matahari menunjukkan banyaknya hari yang mendapatkan
penyinaran matahari pada tiap bulannya. Itensitas penyinaran matahari di
Kota Kendari selama tahun 2011 berkisar 160.30 jam, hal ini berarti efektifitas
lama penyinaran yang terjadi di Kota Kendari berkisar 7 hari tiap bulannya.
Tabel. 4. 15
Kondisi Klimatologi Kota Kendari Tahun 2011
Kondisi Klimatologi
Jumlah Temperatur
Curah Kelemb. Kec. Penyinaran
Bulan Hari Suhu Suhu
Hujan Relatif Angin Matahari
Hujan Min Max
(mm) (%) (knot) (Jam)
(hari) (oC) (oC)
Januari 347.0 13 24.4 33.3 83 1.99 237
Februari 188.0 11 24.2 32.6 84 1.85 144
Maret 152.0 14 24.2 32.6 85 1.50 145
April 143.0 22 24.4 32.5 84 1.55 166
Mei 232.0 17 24.2 32.1 86 1.33 125
Juni 293.0 14 24.1 31.1 87 1.30 144
Juli 770.0 26 23.1 28.4 89 1.01 63
Agustus 45.0 4 22.3 30.3 83 1.82 199
September 29.0 1 22.6 31.5 81 1.93 235
Oktober 18.0 1 23.4 30.0 78 2.11 265
Nopember 113.5 14 24.2 32.7 80 2.12 198
Desember 288.5 29 24.2 32.3 85 1.30 127
Rata-rata 2.619 166 23.80 31.90 83.80 1.7 1.948
Sumber : Stasiun Meteorologi Maritim Kendari. BMKG/ Kota Kendari Dalam Angka 2014
b. Ketenagakerjaan
Pada tahun 2012 diketahui bahwa jumlah angkatan kerja penduduk Kota
Kendari sebesar 128.054 orang yang terdiri dari 79.657 laki-laki (62.20%) dan
48.397 perempuan (37.79%). sedangkan bukan angkatan kerja sebesar 70.055
orang didominasi perempuan sebesar 50.048 Jiwa (71.44%) dan sisanya laki-laki
sebesar 20.007 jiwa (28.56%).
Persentase pekerja terhadap angkatan kerja sebesar 94.36 % sedangkan
persentase angkatan kerja terhadap penduduk berusia 15 tahun ke atas sebesar
64.31 %. Data ketenagakerjaan menurut lapangan pekerjaan utama masyarakat
Kota Kendari adalah sebagai berikut: (1) Pertanian 6.238 jiwa; (2) Pertambangan
1.042 jiwa; (3) Industri 3.893 jiwa; (4) Listrik. Gas dan Air 958 jiwa; (5)
Konstruksi 8.389 jiwa; (6) Perdagangan 33.461jiwa; (7) Keuangan 2.716 jiwa; (8)
Transportasi dan Komunikasi 10.999 jiwa; (9) Jasa-Jasa 47.805 jiwa dan Lainya 0
jiwa. jumlah total yang bekerja 120.827 jiwa. mencari pekerjaan 7.227 jiwa
sehingga pengangguran di Kota Kendari pada tahun 2012 sama dengan 5.64 %
dari jumlah angkatan kerja sebesar 128.054 Jiwa.
c. Kemiskinan
Kemiskinan adalah merupakan masalah yang sangat kompleks. bersifat
multidimensi dan universal karena berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan
masyarakat. Miskin berarti ketidak cukupan; tidak cukup ilmu. tidak cukup tenaga
dan tidak cukup harta. Penanggulangan kemiskinan membutuhkan kebersamaan.
kesabaran. kerja keras dan butuh biaya besar. Adapun data penduduk miskin dan
garis kemiskinan di Kota Kendari dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel. 4. 16
Garis Kemiskinan. Jumlah. dan Persentase Penduduk Miskin Kota Kendari
2008 – 2010
Penduduk Miskin
Garis Kemiskinan
Poor People
Tahun (Rupiah/kapita/bulan)
Jumlah Indeks Indeks
Year Poverty Line Persentase
(000) Kedalaman Keparahan
(Rupiahs/capita/month) Persentage
Total (000) Kemiskinan Kemiskinan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Garis kemiskinan Kota Kendari pada tahun 2010 lebih tinggi 6.75 persen
dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 255.955 rupiah per kapita per
bulan. Dengan kata lain. untuk tidak dikategorikan miskin. seseorang harus
memiliki pengeluaran untuk makanan dan non makanan paling sedikit sebesar
255.955 rupiah per bulan.
Mandiri. P2KP. Bedah Rumah. Bantuan Stimulan Perumahan. BLUD (kredit Mikro).
Bantuan Raskin Gratis dan program Persaudaraan Madani yang merupakan Ide
Cemerlang dari Bapak Walikota dan Wakil Walikota Kendari. mempersaudarakan
keluarga mampu dengan keluarga tidak mampu. Peran keluarga mampu terhadap
keluarga miskin adalah memberikan motivasi. membantu dan menfasilitasi dalam
hal mendapatkan lapangan kerja. meningkatkan kualitas perumahan. aspek
pendidikan. mental dan spiritual. Hingga tahun 2012 capaian dan target program
persaudaraan madani berhasil mempersaudarakan sekitar 717 KK yang telah
“Dipersaudarakan”.
d. Pendidikan
Sebagaimana yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) Nasioanal dan RPJM Nasional serta RPJMD Kota Kendari Tahun
2013-2017 maka sasaran pembangunan pendidikan dititikberatkan pada
peningkatan mutu dan perluasan kesempatan belajar di semua jenjang
pendidikan. yaitu mulai dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi. Upaya
peningkatan mutu pendidikan yang ingin dicapai tersebut dimaksudkan untuk
menghasilkan manusia seutuhnya. Sedangkan perluasan kesempatan belajar
dimaksud agar penduduk usia sekolah yang setiap tahun mengalami peningkatan
sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk untuk dapat memperoleh kesempatan
pendidikan yang seluas-luasnya.
Pelaksanaan pembangunan pendidikan di Kota Kendari selama ini
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Indikator yang dapat mengukur
tingkat perkembangan pembangunan pendidikan di Kota Kendari seperti sekolah
(banyaknya ruang belajar). guru dan murid. guru per sekolah. murid per sekolah.
dan murid perguru. Data-data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Tabel 4. 17
Banyaknya Sekolah. Guru dan Murid Menurut Tingkat Pendidikan
Rata-Rata
Tingkat
Sekolah Guru Murid Guru/ Murid/ Murid/
Pendidikan
Sekolah Sekolah Guru
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
TK
2011/2012 85 609 4 770 7,16 56,12 7,83
2012/2013 87 645 4 891 7,41 56,21 7,58
2013/2014 115 824 6 140 7,17 53,39 7,45
Rata-Rata
Tingkat
Sekolah Guru Murid Guru/ Murid/ Murid/
Pendidikan
Sekolah Sekolah Guru
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
SD
2011/2012 138 2.437 38.896 17,66 281,86 15,96
2012/2013 139 2.424 38.243 17,44 275,13 15,78
2013/2014 142 2.389 40.702 16,82 286,63 17,04
SLTP
2011/2012 46 1.457 15.434 31,67 335,52 10,59
2012/2013 50 1.547 16.684 30,94 333,68 10,78
2013/2014 48 1.496 16.703 31,17 347,98 11,17
SLTA
2011/2012 47 1.839 16.993 39,13 361,55 9,34
2012/2013 30 1.133 11.499 37,77 383,30 10,15
2013/2014 31 1.121 11.547 36,16 372,48 10,30
SMK
2011/2012 17 637 5.346 37,47 297,00 8,39
2012/2013 20 697 5.797 34,85 289,85 8,31
2013/2014 22 730 6.154 33,18 279,73 8,43
Sumber: Kota Kendari Dalam Angka 2014. Dinas Pendidikan Nasional Kota Kendari
disebabkan oleh jumlah sekolah yang bervariatif dan juga ada yang tidak memilih
lagi bersekolah di Kota Kendari tetapi pada daerah lain.. Secara umum terjadinya
penurunan rasio jumlah siswa terhadap jumlah sekolah atau peningkatan rasio
jumlah siswa disebabkan pilihan terhadap sekolah yang bervariatif dan juga
adanya tidak memilih lagi bersekolah di Kota Kendari tetapi pada daerah lain.
peningkatan jumlah usia sekolah khususnya pada sekolah lanjutan di perkirakan
oleh beberapa akibat. antara lain; sarana dan prasarana pendidikan di Kota
Kendari semakin membaik dan adanya beberapa kebijakan yang memudahkan
orang untuk bersekolah di Kota Kendari serta masyarakat yang tinggal di wilayah-
wilayah perbatasan lebih memilih Kota Kendari untuk melanjutkan pendidikan.
e. Kesehatan
Seperti yang diuraikan pada sektor pendidikan. bahwa pada sektor
kesehatan ini sebagaimana yang diamanahkan oleh Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Nasional dan RPJM Nasional serta RPJMD Kota Kendari
Tahun 2013-2017 ditekankan bahwa pemerintah mengupayakan kepada setiap
warganya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dalam upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat secara paripurna. Peningkatan derajat kesehatan
masyarakat memerlukan dukungan pemerintah baik sarana maupun prasarana
kesehatan agar kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan masyarakat berjalan
sesuai dengan tujuan pembangunan kualitas sumberdaya manusia dalam
mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Pada tahun 2011 fasilitas kesehatan yang ada di Kota Kendari berjumlah 47
unit. dengan rincian sebagai berikut: (1) Rumah Sakit 13 unit; (2) Puskesmas 14
unit; (3) Pustu 16 unit; (4) Puskesmas plus 4 unit .
Tabel. 4. 18
Fasilitas Kesehatan di Kota Kendari Tahun 2009 – 2011
dokter umum 28 orang; (3) apoteker 26 orang; (4) S1 kesehatan lain 144 orang;
(5) bidan 150 orang; (6) perawat 181 orang; (7) tenaga kesehatan lainnya
176 orang; (8) pekarya kesehatan 10 orang; dan (9) non kesehatan 54 orang.
Jumlah tenaga kesehatan Tahun 2010 sebanyak 440 orang dan Tahun 2011
sebanyak 571 orang. mengalami peningkatan sebesar 131 orang. Peningkatan
tersebut disebabkan oleh adanya penerimaan pegawai baru dan mutasi pegawai
dari luar Pemerintah Kota Kendari.
Tabel 4. 19
Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kota Kendari
Tahun 2005-2009 (%)
Sektor 2005 2006 2007 2008 2009
1. Pertanian 8.99 1.34 5.19 9.35 7.19
2. Pertambangan dan 8.84 7.22 11.30 23.75 11.13
Penggalian
3. Industri Pengolahan 5.95 3.51 8.24 13.23 19.84
4. Listrik dan Air minum 18.40 8.55 7.90 6.86 18.47
5. Konstruksi/Bangunan 11.50 8.64 9.22 10.21 9.27
6. Perdagangan. Hotel 7.96 3.67 8.58 11.52 12.32
dan Restoran
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015 IV - 29
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Tabel 4. 20
PDRB Per kapita Kota Kendari Tahun 2005 – 2009
(Rp.)
f. Potensi Ekonomi
Potensi ekonomi dibidang pertanian khususnya Tanaman Pangan di Kota
Kendari dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. baik dalam
kualitas maupun dalam jumlah produksi. dan untuk pengembangannya masih
tersedia lahan. Khusus tanaman padi sawah. selain dikembangkan di Kota
Kendari juga mendapatkan pasokan dari berbagai daerah sekitar. seperti dari
Kabupaten Konawe. Konawe Selatan dan bahkan dari luar propinsi Sulawesi
Tenggara. Dari potensi lahan 1379 Ha untuk Padi Sawah masih ada peluang
sebesar 967 Ha yang tersebar di kecamatan Mandonga. Baruga. Poasia. Kambu
dan Abeli.
Jenis tanaman perkebunan rakyat yang diusahakan di Kota Kendari terdiri
dari 13 (tiga belas) jenis. namun yang diusahakan dan dikembangkan. mengingat
produksinya sangat potensial untuk ekspor. baru terbatas pada 5 (lima) jenis
tanaman yaitu kelapa. kopi. lada. jambu mente dan kakao. Berdasarkan Data
Statistik. pada tahun 2009 dari beberapa jenis produksi tanaman perkebunan
rakyat. lima jenis tanaman perkebunan rakyat diatas merupakan lima terbesar
hasil produksinya. yaitu Jambu Mete 510.00 ton. Coklat sebesar 394.00 ton.
Kelapa Dalam sebesar 337.00 ton. Lada sebesar 309.00 ton dan pinang sebesar
96.00 ton. Produksi yang mengalami kenaikan yang sangat signifikan di tahun
2009 adalah Lada dengan peningkatan sebesar 276.51 persen disusul cengkeh
sebesar 263.23 persen.
Untuk sektor Peternakan. permasalahan yang masih sering dihadapi adalah
permintaan hewan potong yang terkadang masih sulit untuk mendapatkannya. hal
ini disebabkan karena pengelolaan peternakan masih sangat tradisional hinngga
permintaan pasar kadang-kadang tidak dapat dipenuhi. Populasi ternak yang
dikembangkan di Kota Kendari terdiri dari ternak besar. ternak kecil. dan ternak
unggas. Untuk ternak besar meliputi Sapi. Kerbau. dan Kuda sedangkan ternak
kecil adalah Kambing. Domba. dan Babi. dan Babi serta serta Ternak Unggas
meliputi Ayam Kampung dan Ayam Ras serta Itik Manila. Populasi ternak besar di
Kota Kendari tahun 2009 adalah sebanyak 2.191 ekor yang terdiri dari ternak Sapi
2173 ekor.ternak Kerbau 16 Ekor dan ternak Kuda sebanyak 2 Ekor.
Adapun Populasi ternak kecil di Kota Kendari sebanyak 3223 ekor yang
terdiri dari 3123 ekor ternak kambing dan 100 ekor ternak Babi. Penduduk
Kecamatan Kendari paling banyak memelihara ternak Kambing yaitu 700 Ekor
atau 22.41 % dari total Ternak Kambing di Kota Kendari. disusul Kecamatan
Poasia dan Abeli masing-masing sebesar 17.61 % dan 14.51 % dari total ternak
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015 IV - 33
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Potensi pariwisata di Kota Kendari sebenarnya cukup besar. jika dilihat dari
data potensi pariwisata yang ada pada tahun 2008 (Tabel 2.13). hanya saat ini
belum semua potensi tersebut dioptimalkan. masih ada beberapa obyek wisata
yang masih belum dapat dikelola dengan baik sehingga hanya dibiarkan alami
sebagaimana yang ada saat ini. Tahura Murhum misalnya. peluang untuk
dijadikan sebagai obyek wisata alam dan pendidikan sangat baik.hny saat ini
upaya untuk menata dan menyediakan sarana infrastruktur untuk mendukung
obyek wisata tersebut belum sepenuhnya dilakukan. Demikian pula dengan
beberapa obyek wisata lainnya yang ada. Pantai Nambo adalah salah satu obyek
wisata pantai yang saat ini dikelola oleh Pemerintah Daerah dan merupakan salah
satu sumber PAD Kota Kendari. sedangkan beberapa obyek wisata lainnya belum
memberikan distribusi sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Potensi Perdagangan di Kota Kendari berupa Kegiatan perdagangan
antarpulau di Kota Kendari memperdagangkan barang-barang yang berasal dari
hasil bumi dan laut. Hasil bumi meliputi barang-barang hasil tanaman pangan.
perkebunan. perikanan. peternakan. dan hasil hutan. sedangkan hasil laut meliputi
ikan dan hasil-hasil lainnya.
Nilai impor pada pelabuhan bongkar Kota Kendari pada tahun 2011.
mengalami peningkatan yang. jika dibandingkan dengan nilai impor tahun 2010
yang mengalami pertumbuhan sebesar (51.85) persen. Impor terbesar oleh kota
Kendari pada tahun 2011 adalah pada komoditas bahan bakar mineral yaitu
mencapai 2.232.103 kilogram dengan nilai 1.305.201 US$. Sedangkan ekspor
terbesar adalah pada bijih logam. terak. dan abu sebesar 3.920.469.877 kilogram
dengan nilai sebesar 79.431.801 US$.
KETERPADUAN STRATEGI
5 PENGEMBANGAN KOTA
KENDARI
5.1.1. Visi
Visi jangka panjang Kota Kendari, berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA)
Kota Kendari Nomor 10 Tahun 2001 adalah “Mewujudkan Kota Kendari Tahun
2020 Sebagai Kota Dalam Taman yang Bertaqwa, Maju, Demokratis dan
Sejahtera”, sedangkan Visi Walikota dan Wakil Walikota Kendari adalah
“Terwujudnya Kota Kendari Tahun 2017 sebagai Kota bersih dan Hijau
yang Berakhlak, Maju, Demokratis dan Sejahtera”.
5.1.2. Misi
Untuk mendukung Visi yang telah ditetapkan maka dijabarkan beberapa Misi
yang dapat mendukung penjabaran Visi tersebut.Misi merupakan pernyataan
yang menetapkan tujuan instansi pemerintah dan sasaran yang ingin
dicapai. Adapun Misi Kota Kendari adalah sebagai berikut:
1. Misi Lingkungan, Mempertahankan dan meningkatkan kualitas,
keseimbangan dan keserasian lingkungan kota yang indah sejuk sehat
dan lestari;
2. Misi SosialKemasyarakatan, mendukung penciptaan suasana kehidupan
masyarakat kota yang agamais, aman, rukun, damai dan harmonis serta
mendorong pemberdayaan lembaga kemasyarakatan untuk semakin
berperan dalam pembangunan kota;
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
3. Misi Pelayanan Prima, mengembangkan sistem pelayanan yang prima
bagi masyarakat secara adil, cepat, dan transparan, terjangkau (layak
harga), mandiri dan dapat dipertanggungjawabkan (accountable);
4. Misi Perekonomian, mendorong pertumbuhan perekonomian kota yang
berbasis pada ekonomi kerakyatan serta menciptakan iklim yang
kondusif bagi pelaksanaan investasi sesuai potensi daerah.
5. Misi Profesionalisme Aparat, mengembangkan kualitas sumberdaya
aparat yang profesional, bermoral dan berdedikasi tinggi dalam
menjalankan tugas dan pelayanan.
6. Misi Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance), menciptakan
tatanan pemerintahan yang bersih, demokrasi, berwibawa dan
bertanggungjawab.
5.1.3 Strategi Pembangunan
Strategi Pembangunan Daerah adalah pilihan-pilihan strategis yang menjadi
payung kebijakan dalam mengimplementasikan program kepala daerah.Strategi
pembangunan diperlukan agar setiap program dan kegiatan dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien.
Proses penentuan strategi pembangunan dilakukan dengan menganalisis
isu-isu pokok yang berkembang secara sistematis, melalui identifikasi berbagai
faktor-faktor dalam lingkungan internal dan eksternal.
Analisis lingkungan ini menggunakan pendekatan SWOT analysis (Strength,
Weakness, Oppurtunity, Threat) yang mengidentifikasikan Kekuatan, Kelemahan,
Peluang dan Ancaman yang dimiliki/dialami Pemerintah Kota Kendari.
Strategi pembangunan yang digunakan mengatasi permasalahan
pembangunan Kota Kendari selama tahun 2013-2017 untuk mencapai visi dan misi
adalah berpijak pada kerangka “3 – 4 – 5”.Kerangka “3 – 4 – 5”, adalah suatu
strategi pendekatan pembangunan yang komprehensif dan berjenjang, dengan
memfokuskan manusia sebagai pusat dan awal dari orientasi pembangunan (3),
kemudian dilanjutkan dengan pembangunan dan pengembangan kelembagaan di
tingkat lingkungan (4) dan selanjutnya harapan sasaran di tingkat kota (5).
Untuk mengimplementasikan kerangka tersebut maka ditetapkan beberapa
strategi sebagai berikut:
1. Strategi Pengembangan Sumberdaya Manusia
Strategi pengembangan sumberdaya manusia berpijak pada pengembangan
Aspek “3”, yakni pendekatan pembangunan manusia paripurna, yang
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
mengembangkan tiga dimensi potensi manusia, yakni (1) potensi akal dan ilmu
pengetahuan (kognitif/head), (2) potensi moral/etik (afektif/hearth) dan (3)
potensi keterampilan dan gerakan (psikomotorik/hand).
Lebih jauh, strategi ini dimaksudkan untuk menciptakan pemerataan kualitas
manusia, serta memberi ruang yang cukup bagi tumbuhnya partisipasi
masyarakat pada berbagai bidang pembangunan, yang bertujuan mewujudkan
pemberdayaan SDM sesuai peran dan fungsinya dalam kelompok masyarakat
dan lembaga pemerintah.
2. Strategi Pengembangan Kelembagaan Masyarakat
Strategi pengembangan kelembagaan masyarakat diarahkan untuk
memperkuat kelembagaan sosial masyarakat dalam aspek ekonomi dan politik
serta memperluas peranserta partisipasi masyarakat baik dalam pengambilan
keputusan kebijakan publik, maupun dalam tahap implementasi dan evaluasi.
Bertolak dari semangat tersebut maka pilihan pendekatannya adalah dengan
“4” (catur) Bina, yakni:
1. Bina Spritual
Yakni sebuah pendekatan pembangunan peningkatan keimanan, mental
dan spritual untuk keluarga dan warga dan keluarga.Bina spritual juga
mencakup pemantapan kelembagaan agama sebagai sarana penguatan
keimanan, persaudaraan bahkan untuk penguatan perekonomian
masyarakat.
2. Bina Sosial Ekonomi
Yakni sebuah pendekatan penguatan kelembagaan masyarakat yang
bermuara pada perluasan kesempatan kelembagaan ekonomi dan sosial
masyarakat untuk barpartisipasi dalam kegiatan pembangunan.Secara
khusus bina ekonomi adalah penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat
agar dapat berfungsi baik untuk pemenuhan kebutuhan dasar maupun
yang bersifat pengembangan produksi dan pemasaran.Sedangkan bina
sosial adalah penguatan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan baik
dalam fungsinya sebagai media persatuan dan komunikasi antar anggota,
maupun penguatan fungsi sebagai wadah perwakilan dan penyaluran
kepentingan dan aspirasi masyarakat.
3. Bina Fisik/Lingkungan
Yakni pendekatan peningkatan kesadaran dan peranserta masyarakat
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
dalam dalam perbaikan, pemeliharaan, peningkatan dan pelestarian
lingkungan fisik (buatan) maupun alam.
4. Bina Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan
Yakni pendekatan peningkatan peranserta masyarakat dalam
pembangunan serta ikut terlibat dalam penanggulangan kemiskinan.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
4. Keadilan yang setara (Equity)
Bahwa seluruh langkah dan gerak pembangunan baik dalam pelaksanaan
dan pemanfaatannya harus mempertimbangkan prinsip keadilan yang
setara.Bahwa setiap warga masyarakat berhak mendapatkan pelayanan,
penghargaan dan manfaat yang setara dan proporsional.
5. Peranserta Masyarakat (Engagement)
Bahwa pemerintah kota akan mengedepankan prinsip-prinsip keterbukaan
dan partisipatif dalam pengambilan keputusan kebijakan publik. Peranserta
masyarakat dimungkinkan untuk semua tahapan pembangunan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
6. Menegakkan Prinsip-Prinsip Kepemerintahan yang baik (good
governance) dan Penegakkan Supremasi Hukum (Ethic, Equity dan
Engagement).
7. Meningkatkan Iklim Usaha yang kondisif dan adil bagi semua pelaku
usaha dalam mengembangkan perekonomian kota yang berbasis
ekonomi kerakyatan, pengentasan kemiskinan dan pengangguran
(Environment, Employment, Engagement dan Equity).
8. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan aparatur daerah (Ethic dan
Engagement).
Selain kebijakan umum, dalam RPJMD juga ditetapkan sejumlah kebijakan
khusus yang diarahkan untuk percepatan pembangunan Kota Kendari dalam
lima tahun kedepan. Kebijakan khusus tersebut dirangkum dalam sebuah
Program Unggulan Strategis, yang penjelasannya sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Kualitas Moral, Akhlak, dan Disiplin.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah:
a. Pengajian Eksekutif
b. Pengentasan buta baca Al-Quran
c. Gerakan shalat fardhu berjamaah
d. Keluarga sakinah.
e. Intensifikasi Majelis Taklim
f. Karakter Building masyarakat
g. Pemberdayaan dan Peningkatan Kesejahteraan RT/RW/Imam
Mesjid/Pendeta
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
3. Program peningkatan pengelolaan DAS dan Teluk Kendari.
a. Normalisasi Sungai Dalam Wilayah Kota Kendari.
b. Lanjutan Pembangunan Jaringan Irigasi di Kawasan Labibia dan
Amohalo.
4. Program Pengelolaan sampah dan kebersihan.
a. Menjaga Kota Kendari Tetap Bersih secara konsisten
b. Optimalisasi Program Bougenville City
5. Program penataan perumahan, permukiman, dan Prasarana Sosial
dan Pendidikan
a. Implementasi dari Perda RTRW.
b. Pembangunan Kawasan Pemuda dan Olahraga Yang Terintegrasi
c. Memfasilitasi Terwujudnya SULTRA CULTURE CENTER (Pusat
Budaya Sulawesi Tenggara)
d. Peningkatan SDM Melalui Pelatihan dan Beasiswa Pendidikan
(CERDAS TRIPLE –H Kota Kendari).
e. Perwujudan Kota Layak Anak dan Keberpihakan Gender
f. Rehabilitasi, Peningkatan dan Pembangunan Sarana dan Prasarana
Pendidikan Tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK.
6. Program pembangunan Sarana dan Prasarana Perekonomian Kota
a. Penuntasan Pembangunan dan Perbaikan Pasar.
b. Optimalisasi Pemanfaatan Pasar Sentral Kota
c. Penyelesaian Pembangunan dan Pemanfaatan Pasar Wua-wua
d. Perbaikan Pasar baruga
e. Peningkatan/Perbaikan Pasar Anduonohu
f. Perbaikan Pasar Lapulu
g. Optimalisasi Pemanfaatan Kawasan PKL
h. Perluasan dan Optimalisasi Kawasan Kuliner Kendari Beach
7. Program kerjasama multipihak/multi stakeholders
a. Kemudahan Investasi Bagi Sektor Swasta, Seperti : Tax Holiday,
Memfasilitasi IMB bertahap.
b. Peningkatan kerjasama antar Sektor Swasta (Reinventing
Government) seperti Perhotelan, Franchise, SPBU,Dll).
8. Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat
a. Pelayanan Kesehatan Dasar Gratis bagi Seluruh Masyarakat Kota
Kendari Melalui JAMKESDA.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
b. Peningkatan Sarana, Prasarana dan Optimalisasi Operasional RSUD
Abunawas.
c. Peningkatan Sarana Prasarana dan Operasional Puskesmas
(Perwujudan Kota Kendari Sebagai Kota Sehat.
d. Pelayanan Prima Bidang Kesehatan (PHBS, CITRA PELAYANAN
PRIMA).
e. Program KOTA SEHAT.
9. Program Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan
a. Pengembangan BLUD menjadi Lembaga Keuangan Mikro
b. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Program Persaudaraan Madani
c. Intensifikasi Program PNPM-MP & Pengembangan P2MK Serta P2KP.
d. Peningkatan Program Bedah Rumah
e. Pemberian Raskin Gratis (Pada Kondisi Darurat)
f. Subsidi Pemasangan Daya Listrik Gratis bagi MBR
g. Sertifikasi Tanah Bagi MBR (Proda)
h. Subsidi Pemasangan Jaringan Air Bersih bagi MBR
i. IMB Gratis Untuk RSS Bagi MBR
j. Pelatihan dan Sertifikasi Keterampilan Tenaga Kerja (Tukang Kayu,
Bangunan, Home Industri, DLL)
k. Akte Kelahiran Gratis
l. Biaya Pemakaman Gratis bagi MBR.
10. Program Perwujudan GREEN CITY (Kota Ramah Lingkungan) dengan 8
Atributnya :
a. Green Planning and Design RTRW; Ruang Terbangun : Ruang
Terbuka (60 : 40)
b. Green Waste; 3R (Reuse, Reduce, Recycle) Menuju Konsep Zero
Waste (Pengolahan Sampah Terpadu, Tidak ada yang Terbuang).
c. Green Community; Kampung Hijau
d. Green Open Space; RTH (Mengatasi Masalah Banjir dan Kawasan
Kumuh melalui Penataan Kawasan Bantaran Sungai + Rusunami)
e. Green Transportation; Orientasi Transportasi Publik, penggunaan
Transportasi Massal, Ramah Lingkungan, mendorong Penggunaan
Transportasi Bukan Kendaraan Bermotor, berjalan kaki, bersepeda
melalui konsep Invitation Planning.
f. Green Building; Green Wall & Green Roof
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
g. Green Water; Konsep Zero Run-Off (Semua air harus bisa diresapkan
kembali ke dalam tanah konsep ekodrainase artinya setiap bangunan
mempunyai sumur resapan, Bio Pori di ruang terbuka.
h. Green Energy; Bahan Bakar Terbarukan (Pemanfaatan Gas Metan,
PLTS) Bio Fuel.
5.3. Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kota Kendari
(RISPAM)
5.3.1. Daerah Pelayanan
Sistem penyediaan air bersih PDAM Kota Kendari dengan sistem jaringan perpipaan
yang meliputi sub sistem pengambilan air baku, sub sistem pengolahan, dan sub
sistem distribusi.
Sub sistem pengambilan air baku dengan memanfaatkan yaitu:
Air permukaan yaitu sungai Konaweha di instalasi sumber air Pohara.
Mata air di instalasi sumber air Anggoeya dan Gunung Jati.
Mata air dan air permukaan yaitu sungai Wanggu di instalasi sumber air
Andounohu.
Air tanah di instalasi sumber air Lepo-lepo Indah
Instalasi sumber air Pohara dan Lepo-Lepo Indah dalam pengambilan air baku
dengan sistem pompa sedangkan instalasi sumber air Andounohu, Anggoeya dan
Gunung Jati dengan sistem gravitasi. Sub sistem pengolahan yang beroperasi yaitu
instalasi pengolahan air Punggolaka yang merupakan instalasi pengolahan air
sumber Pohara, dan memiliki ground reservoar dengan kapasitas 2500 m3. Di
samping itu Anggoeya juga memiliki pengolahan namun masih sangat sederhana.
Sedangkan Gunung Jati, Andounohu dan Lepo-lepo tidak memiliki pengolahan
namun hanya melalui reservoar.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Kota Kendari dibagi menjadi 5 (lima) wilayah zona, dimana setiap zona melayani
suatu kawasan tertentu.
Sebagai satu-satunya perusahaan jasa penyedia layanan air bersih, PDAM Kota
kendari berusaha untuk selalu meningkatkan pelayanan semaksimal mungkin.
Sampai Tahun 2006 PDAM Kota Kendari baru mampu melayani sejumlah 16.489
unit pelanggan di 3 (tiga) Kecamatan, Kendari Barat, Mandonga, dan Baruga yang
berada dalam satu wilayah pengaliran Sungai Pohara. Jumlah penduduk yang baru
terlayani sekitar 98.934 jiwa atau sebesar 40,45% dari total jumah penduduk Kota
Kendari yang berjumlah 244.586 jiwa (Data hasil audit atas kinerja PDAM Kota
Kendari Tahun 2006).
Tingkat pelayanan ini relatif kecil jika dibandingkan perkembangan fasilitas dan
pertumbuhan penduduk yang ada. Karena berdasarkan Standar Nasional Indonesia
(SNI), pelayanan minimum untuk pemenuhan kebutuhan air bersih adalah 55-75
%.
Tingkat kepadatan penduduk yang tidak merata, membuat area pelayanan PDAM
Kota Kendari saat ini hanya dapat menjangkau daerah-daerah tertentu saja, seperti
pemerintahan,perdagangan dan sekitarnya. Di sisi lain topografi perbukitan
bergelombang rendah dengan kemiringan ke arah Teluk Kendari turut
mempengaruhi pendistribusian air pada area pelayanan. Akibat perbedaan wilayah
kerendahan-ketinggian ini PDAM melakukan sistem penggiliran pendistribusian air
setiap 2-3 hari sekali dengan lama pengaliran 6-8 jam.
Namun demikian, dengan segala faktor keterbatasan yang ada, PDAM Kota Kendari
tetap menjadi jasa penyedia utama air bersih yang sangat diharapkan oleh
masyarakat Kota Kendari, mengingat kondisi wilayah yang tidak memungkinkan
bagi masyarakat untuk mendapatkan sumber air lain.
Rencana Pengembangan SPAM PDAM Kota Kendari yang mendesak saat ini
adalah :
1. Pengembangan Daerah Layanan untuk Kecamatan Abeli yag saat ini belum
terlayani oleh PDAM kota kendari, Kecamatan Poasia dengan kondisi
eksisting yang terlayani baru sekitar 40 %, dan pengembangan Jaringan
Kecamatan Kambu yang bersumber dari Unit Anggoeya dengan kapasitas
air baku 40 liter/ dtk. Kualitas air produksi yang semakin menurun menjadi
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
keluhan masyarakat, sehingga di perlukan pembangunan Instalasi
Pengolahan Air dengan kapasitas 40 liter/detik
2. Pengembangan Daerah Layanan untuk Kecamatan Puwatu dengan kondisi
eksisting yang terlayani saat ini baru sekitar 25 %, Kecamatan Kendari yang
saat ini baru terlayani 20 % Melalui Booster Kendari Beach dan
pengembangan Layanan pada kecamatan Kadia yang bersumber dari Unit
Punggolaka/Pohara.
Rencana Pengembangan SPAM Kota Kendari Jangka Menengah dan Jangka
Panjang :
1. Pengembangan Daerah Layanan Kecamatan Puwatu , Kecamatan Wua-
wua, Kecamatan Mandonga Kecamatan Baruga dan Kecamatan Kendari
yang berasal dari Unit Punggolaka/Pohara Melalui Booster Kendari Beach
ditambah Unit Gunung Jati, dengan meningkatkan Kapasitas produksi
menjadi 350 liter/detik
2. Pengembangan Daerah Layanan Untuk Kecamatan Abeli, Kecamatan
Poasia, Kecamatan Kambu dan Kecamatan Baruga yang berasal dari Unit
Anggoeya.
Secara garis besar permasalahan aspek teknis yang dihadapi PDAM Kota
kendari dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM dapat di lihat pada tabel
Berikut :
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Tabel 5.1.
Identifikasi Permasalahan Aspek Teknis, Dalam Pengembangan SPAM PDAM Kota Kendari
Optimalisasi
A.Tidak efektif/optimalnya produksi IPA Punggolaka A
1. Efektifitas
Kap. 400 lt/dt dikarenakan: 1. Sangat perlu diadakan penggantian
Produksi
1. Kondisi beberapa pompa intake yang sudah tua dan pompa intake kap. 200 lt/dt Head 85 Type
kondisi kinerja pompa hanya 60 %, sehingga distribusi : Centrifugal Vertikal 2 unit. Dan Pompa
air dari Intake Pohara sampai ke IPA Punggolaka Tidak Kapasitas 350 lt/dt Head 70 Type :
maksimal Centrifugal Vertikal 1 Unit
2. Kebocoran pipa transmisi dari intake Pohara hingga ke 2. Pembenahan jaringan pipa transmisi dari
booster Puwatu dan umur Pipa yang sudah tua, intake Pohara hingga ke Booster Puwatu
sehingga diameter pipa semakin berkurang akibat Pengadaan Jaringan Pipa transmisi sepanjang
pengapuran dalam pipa 17 km dia 600 mm Material GI
1. Dibutuhkan Pompa cadangan 1. Pengadaan Pompa Boster 50 ltr/Det,
head 40 type Centrifugal Horisontal
Gambar 5.1
Peta Rencana Pengembangan SPAM di Kota Kendari
Tingkat kebocoran yang terjadi di PDAM Kota Kendari tergolong tinggi, yaitu
sebesar 32,57 persen (Data laporan kinerja PDAM Kota Kendari tahun 2009).
Penyebab utama daripada tingginya tingkat kebocoran ini disebabkan oleh usia pipa
yang sudah melampaui usia manfaat (di atas 20 tahun). Hal lain adalah diakibatkan
oleh pencurian air, rusak dan belum terpasangnya sebagian besar meter air
pelanggan. Terdapat ± 5000 unit kerusakan yang terjadi pada meter air
pelanggan.Disamping itu juga faktor human error yang tak kalah turut
mempengaruhi, yaitu ketidakakuratan pencacatan meter air pelanggan oleh
petugas.
Besarnya tingkat kebocoran yang terjadi pada PDAM Kota Kendari ini tidak dapat
ditoleransi, karena telah melampaui batas kriteria atau standar umum yang ada,
yaitu sebesar 20-30 persen. Berikut data kebocoran PDAM Kota Kendari dari tahun
2005 sampai tahun 2009.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Tabel 5.2
Data Tingkat Kebocoran PDAM Kota Kendari
Sumber: PDAM Kota Kendari 2009
Dimana besarnya tingkat kebocoran yang dimaksud adalah disebabkan oleh dua
hal, yaitu kebocoran teknis dan kebocoran non teknis. Kebocoran teknis disebabkan
oleh kerusakan pada pipa-pipa distribusi yang sudah tua dan kerusakan pada
sambungan aksesoris pipa. Sedangkan kebocoran non teknis disebabkan oleh
pencurian air yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Untuk memperbaiki tingkat kebocoran, pihak PDAM Kota Kendari dari tahun 2005
sampai dengan tahun 2009 telah melakukan penggantian water meter pelanggan
dan perbaikan kebocoran, sesuai Tabel VI.6.
Tabel 5.3
Perbaikan Kebocoran dan Penggantian Meter PDAM Kota Kendari
Secara umum penyebab masalah tingkat kebocoran air di PDAM kota kendari yang
sangat tinggi ini dapat di jabarkan sebagai berikut :
Tabel 5.4
Penyebab Masalah Kebocoran Air PDAM Kota Kendari
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Meter Induk Ǿ250 mm (Anggoeya)
Meter Induk Ǿ250 mm (Baruga)
2. Belum maksimalnya sistim 2. Pemasangan Meter distrik pada beberapa
jaringan berbentuk zona lokasi perumahan
(DistrikPelayanan)
3. Belum optimalnya sistim 3. Penggantian water meter pelanggan yang
penggantian meter pelanggan bermasalah sebanyak 7.500 unit
yangBermasalah
4. Kebocoran pipa transmisi dari 4. Pembenahan jaringan pipa transmisi
intake Pohara hingga ke booster dari intake Pohara hingga ke Booster
Puwatu Puwatu
5.4. Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)
Visi dan misi sanitasi Kota Kendari disusun dengan mengacu pada visi misi Kota
Kendari yang tertuang dalam RPJMD Kota Kendari, dengan adanya visi sanitasi
kota, diharapkan pemerintah kota dapat memiliki pandangan, wawasan atau cita-
cita yang akan menjadi acuan bagi pembangunan sanitasi kota Kendari kedepan.
Sedangkan penyusunan misi sanitasi merupakan upaya-upaya yang akan ditempuh
untuk mewujudkan visi, sehingga dengan adanya misi sanitasi diharapkan dapat
membawa pemerintah kota kepada sesuatu yang lebih fokus. Berdasarkan hal
tersebutlah, maka dipendang perlu menetapkan misi sanitasi Kota Kendari
persubsektor yaitu misi pengelolaan Air limbah domestik, misi pengelolaan
persampahan, misi pengelolaan drainase, dan misi perilaku hidup bersih dan sehat.
Adapun visi dan misi sanitasi kota kendari dapat terlihat pada tabel berikut :
Tabel 5.5
Visi dan Misi Sanitasi Kota Kendari
VISI KOTA MISI LINGKUNGAN
VISI SANITASI MISI SANITASI
KENDARI KOTA KENDARI
MISI AIR LIMBAH
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
VISI KOTA MISI LINGKUNGAN
VISI SANITASI MISI SANITASI
KENDARI KOTA KENDARI
salah satu sasaran 3 Meningkatkan Peran media dalam
kebijakan yakni sosialisasi pengelolaan Air Limbah
Meningkatkan
Pengelolaan 4 Meningkatkan peran serta
Sumber Daya Alam masyarakat, dunia usaha dan
dan Lingkungan kelompok peduli dalam pengelolaan
yang air limbah
Berkelanjutan.
Program strategis 5 Meningkatkan kapasitas lembaga dan
dan prioritas SDM dalam pengelolaan air limbah
GREEN CITY MISI PERSAMPAHAN
dengan 8 atribut,
Meningkatkan kegiatan pengelolaan
1). Green Planning 1 persampahan yang ramah lingkungan
And Design dan berkelanjutan
2). Green Waste Meningkatkan akses pelayanan
persampahan melalui peningkatan
3). Green 2
kualitas dan kuantitas layanan
Community
persampahan
4). Green Energy
Mengoptimalkan pelaksanaan
(Pemanfaatan Gas
3 peraturan daerah tentang sistem
Metan di TPA
pengelolaan persampahan
Puuwatu, PLTS)
Meningkatkan Peran media dalam
program lanjutan 4 4
sosialisasi pengelolaan Persampahan
atribut lainnya
yaitu: Meningkatkan peran serta
masyarakat, dunia usaha dan
5). Green Open 5
kelompok peduli dalam pengelolaan
Space
persampahan
6). Green
Meningkatkan kapasitas
Transportation
kelembagaan, SDM dan pendanaan
7). Green Building 6 melalui pengembangan sumber‐
sumber pendanaan alternative dalam
8). Green Water. pengelolaan persampahan
MISI DRAINASE
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
VISI KOTA MISI LINGKUNGAN
VISI SANITASI MISI SANITASI
KENDARI KOTA KENDARI
1 Mengurangi luas area genangan
2 Menyiapkan dan
mengimplementasikan peraturan
daerah tentang sistem pengelolaan
drainase
3 Meningkatkan Peran media dalam
sosialisasi pengelolaan Drainase
4 Meningkatkan peran serta
masyarakat, dunia usaha dan kelp
peduli dalam pengelolaan Drainase
5 Meningkatkan kapasitas
kelembagaan, SDM dan pendanaan
melalui pengembangan sumber‐
sumber pendanaan alternative dalam
pengelolaan drainase
MISI PHBS
1 Meningkatan kemandirian
masyarakat dalam PHBS
2 Menyiapkan dan
mengimplementasikan peraturan
daerah tentang kawasan PHBS
3 Meningkatkan peran media dalam
PHBS
4 Meningkatkan peran serta dunia
usaha dan kelompok peduli dalam
kegiatan sosialisasi PHBS
5 Meningkatkan kapasitas
kelembagaan, SDM dan pendanaan
melalui pengembangan sumber‐
sumber pendanaan alternative dalam
pengelolaan drainase
Sumber: Dokumen RPJMD Kota Kendari, hasil penyepakatan POKJA Sanitasi dan Air Minum Kota Kendari
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Tabel 5.7 : Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
MEWUJUDKAN KEBIJAKAN
BELUM ADANYA KEBIJAKAN SISTEM PENGELOLAAN AIR PENGELOLAAN AIR LIMBAH TERSUSUNNYA DAN
YANG MENGATUR TENTANG
MENGENAI ATURAN UMUM LIMBAH DARI DARI USER INTERFACE TERIMPLEMENTASIK PENYUSUNAN
ATURAN UMUM DAN
DAN ATURAN TEKNIS YANG USERINTERFACE HINGGA HINGGA KE PEMROSESAN ANNYA PERATURAN PERATURAN DAERAH
ATURAN TEKNIS
MENGATUR PENGELOLAAN PERMROSESAN AKHIR AKHIR TELAH MENGACU DAN KEBIJAKAN MENGENAI
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
AIR LIMBAH (USER INTERFACE MENGACU PADA STANDAR PADA ATURAN UMUM DAN MENGENAI AIR PENGELOLAAN AIR
DARI USER INTERFACE
SAMPAI DENGAN ATURAN UMUM DAN ATURAN TEKNIS LIMBAH PADA LIMBAH DOMESTIK
HINGGA KE TEMPAT PROSES
PEMROSESAN AKHIR) ATURAN TEKNIS PENGELOLAAN AIR LIMBAH TAHUN 2014
AKHIR
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
SDM YANG
BERKOMPETEN DI
PENINGKATAN
BIDANG
KAPASITAS SDM DI
PENGELOLAAN AIR
BIDANG AIR LIMBAH
SUMBER DAYA MANUSIA JUMLAH SUMBER DAYA LIMBAH DOMESTIK
MASIH KURANGNYA MENINGKATKAN KUALITAS MELALUI
YANG BERKOMPETEN DI MANUSIA YANG MENGALAMI
SUMBERDAYA MANUSIA DI DAN KUANTITAS SDM DI PENGUATAN
BIDANG PENGELOLAAN AIR BERKOMPETEN DI BIDANG PENINGKATAN BAIK
BIDANG PENGELOLAAN AIR BIDANG PENGELOLAAN AIR KAPASITAS SDM,
LIMBAH DOMESTIK PENGELOLAAN AIR LIMBAH DI INSTANSI
LIMBAH LIMBAH DOMESTIK PELATIHAN DI
MENINGKAT DOMESTIK MENINGKAT PEMERINTAHAN,
BIDANG
SWASTA MAUPUN
PENGELOLAAN AIR
LEMBAGA
LIMBAH
MASYARAKAT DI
TAHUN 2014
11% PENINGKATAN
WARGA JUMLAH SARANA
1. ADANYA POTENSI MENGURANGI RESIKO JAMBAN DAN
BELUM
PENCEMARAN AKIBAT PENCEMARAN AKIBAT SEPTIKTANK
MEMILIKI MENINGKATNYA JUMLAH
WARGA YANG BUANG AIR DATA WARGA YANG BUANG AIR TIDAK ADA LAGI WC 100% WARGA INDIVIDUAL YANG
JAMBAN WARGA YANG MEMILIKI
BESAR SEMBARANGAN STUDI BESAR SEMBARANGAN GANTUNG / WC CEMPLUNG MEMILIKI JAMBAN DI SESUAI STANDAR
(DI JAMBAN SESUAI DENGAN
KARENA TIDAK MEMILIKI EHRA 2012 KARENA TIDAK MEMILIKI / WC TERBANG TAHUN 2015 TEKNIS DAN
KAWASAN STANDAR TEKNIS
JAMBAN (DI KAWASAN JAMBAN (DI KAWASAN KESEHATAN
KEPADATA
KEPADATAN <25 JW/HA) KEPADATAN <25 JW/HA) KHUSUSNYA UNTUK
N <25
JW/HA) KAWASAN DENGAN
KEPADATAN YANG
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
MASIH LAYAK
PENGGUNAAN
SISTEM ONSITE
INDIVIDUAL
7%
WARGA
BELUM
MEMILIKI 100% DARI JAMBAN
2. MASIH TERDAPAT JAMBAN JAMBAN DATA YANG ADA SUDAH
YANG TIDAK SESUAI STANDAR SESUAI STUDI SESUAI DENGAN
TEKNIS/STANDAR KESEHATAN STANDAR EHRA 2012 STANDAR TEKNIS
TEKNIS TAHUN 2015
DAN
KESEHATA
N
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
MENGKOMUNALISAS
IKAN SISTEM
PENGELOLAAN AIR
LIMBAH DENGAN
PEMBANGUNAN IPAL
1. ADANYA POTENSI 11% MENGURANGI POTENSI KOMUNAL (SKALA
PENCEMARAN AKIBAT WARGA PENCEMARAN AKIBAT MENINGKATNYA JUMLAH PERMUKIMAN)
JAMBAN WARGA YANG TIDAK MASIH JAMBAN WARGA YANG TIDAK WARGA YANG MEMILIKI TIDAK ADA LAGI WARGA UNTUK
DATA 100% MUARA TINJA
MEMILIKI/TIDAK BERMUARA BELUM MEMILIKI/TIDAK BERMUARA TANGKI SEPTIK YANG MUARA AKHIR MENANGGULANGI
STUDI WARGA KE TANGKI
KE TANGKI SEPTIK MEMILIKI KE TANGKI SEPTIK (DIKAWASAN YANG TINJANYA BERMUARA WARGA YANG
EHRA 2012 SEPTIK
(DIKAWASAN YANG TANGKI (DIKAWASAN YANG DIPROYEKSIKAN MEMILIKI SELAIN KE TANGKISEPTIK BELUM MEMILIKI
DIPROYEKSIKAN MEMILIKI SEPTIKTAN DIPROYEKSIKAN MEMILIKI KEPADATAN >50 JIWA/HA) TANGKI SEPTIK DAN
KEPADATAN >50 JIWA/HA) K KEPADATAN >50 JIWA/HA) MENCEGAH
PENCEMARAN PADA
WILAYAH DENGAN
PROYEKSI
KEPADATAN > 50
JIWA/HA
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
7%
WARGA
MASIH
MENGURANGI POTENSI
BELUM
1. ADANYA POTENSI PENCEMARAN AKIBAT
MEMILIKI 100% WARGA PENANGANAN
PENCEMARAN AKIBAT JAMBAN WARGA YANG TIDAK MENINGKATNYA JUMLAH
JAMBAN DATA TIDAK ADA LAGI WC PESISIR MEMILIKI KHUSUS SISTEM
WARGA YANG BUANG AIR MEMILIKI/TIDAK BERMUARA WARGA YANG MEMILIKI
YANG STUDI GANTUNG / WC CEMPLUNG SARANA PENGELOLAAN AIR
BESAR SEMBARANGAN KE TANGKI SEPTIK TANGKI SEPTIK
SESUAI EHRA 2012 / WC TERBANG PENGELOHAN AIR LIMBAH UNTUK
KARENA TIDAK MEMILIKI (DIKAWASAN PESISIR) (DIKAWASAN PESISIR)
STANDAR LIMBAH KAWASAN PESISIR
JAMBAN DI DAERAH PESISIR DENGAN TEKNOLOGI YANG
TEKNIS
TEPAT
DAN
KESEHATA
N
2. PERLUNYA PEMILIHAN TIDAK ADA LAGI SARANA
TEKNOLOGI PENGELOLAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH
YANG TIDAK SESUAI
AIR LIMBAH YANG TEPAT
UNTUK KAWASAN PESISIR KARAKTERISTIK KAWASAN
PESISIR, BAIK DARI SEGI
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
TEKNIS MAUPUN NON
TEKNIS
100%
WARGA
MASIH 25 % WARGA YANG
MEMBUA BERMUKIM
ADANYA POTENSI NG GREY MENGURANGI POTENSI BERKURANGNYA POTENSI DIKAWASAN LAYAK
DATA DSS
PENCEMARAN AKIBAT WATER PENCEMARAN AKIBAT PENCEMARAN AKIBAT SISTEM ONSITE
DAN STUDI
WARGA MASIH MEMBUANG (AIR WARGA MASIH MEMBUANG WARGA MASIH MEMBUANG INDIVIDUAL PENANGANAN GREY
TEKNIS WARGA MEMILIKI
GREY WATER (AIR BUANGAN) BUANGAN) GREY WATER (AIR BUANGAN) GREY WATER (AIR MEMILIKI WATER DI KAWASAN
KOTA PENGOLAHAN GREY WATER
KE BADAN TANAH ATAU KE BADAN KE BADAN TANAH ATAU BUANGAN) KE BADAN PENGOLAHAN GREY PERMUKIMAN
KENDARI
BADAN AIR TANPA TANAH BADAN AIR TANPA TANAH ATAU BADAN AIR WATER SEBELUM
2012
PENGOLAHAN ATAU PENGOLAHAN TANPA PENGOLAHAN DILEPAS KE BADAN
BADAN AIR TANAH ATAU BADAN
TANPA AIR
PENGOLAH
AN
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
78 %
WARGA
MEMBUA
NG KE
TANGKI
SEPTIK,
NAMUN
HANYA
1,6% YANG PENDATAAN DAN
TERDATA MENGURANGI POTENSI BERKURANGNYA POTENSI
ADANYA POTENSI PENINGAKATAN
PENCEMARAN AKIBAT PENCEMARAN AKIBAT
PENCEMARAN AKIBAT TANGKI MELAKUK 20% WARGA MUTU TANGKI
AN DATA TANGKI SEPTIK YANG TANGKI SEPTIK YANG BERTAMBAHNYA JUMLAH
SEPTIK YANG BOCOR/TIDAK MELAKUKAN SEPTIK WARGA,
SESUAI STANDAR TEKNIS PENYEDOT STUDI BOCOR/TIDAK SESUAI BOCOR/TIDAK SESUAI PELANGGAN PENYEDOTAN
PENYEDOTAN DI (KHUSUSNYA
AN EHRA 2012 STANDAR TEKNIS STANDAR TEKNIS TINJA
(DIKAWASAN DENGAN TAHUN 2015 DIKAWASAN
SEHINGGA (DIKAWASAN DENGAN (DIKAWASAN DENGAN
KEPADATAN <25 JW/HA) DENGAN KEPADATAN
TERINDIKA KEPADATAN <25 JW/HA) KEPADATAN <25 JW/HA)
<25 JW/HA)
SI BAHWA
LEBIH DARI
50%
TANGKI
SEPTIK
WARGA
MENGALA
MI
KEBOCORA
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
N
(KEPASTIA
N JUMLAH
TANGKI
YANG
BOCOR
MEMERLU
KAN
PENDATAA
N
LANJUTAN
)
PERKIRAA
N JUMLAH
LUMPUR
TINJA 20 % TANGKI SEPTIK
TERANGKU HASIL
DI KAWASAN
T STUDI BERKURANGNYA TANGKI
DENGAN KEPADATAN
SEBANYAK TEKNIS SEPTIK YANG BOCOR
<25 JIWA/HA AMAN
633 2012
DARI KEBOCORAN
M3/TAHU
N
(SUMBER
EHRA
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
2012) DARI
ESTIMASI
LUMPUR
TINJA
KOTA
KENDARI
SELAMA
SETAHUN
SEBANYAK
55.450
M3/TAHU
N
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
2012) DARI
ESTIMASI
LUMPUR
TINJA
KOTA
KENDARI
SELAMA
SETAHUN
SEBANYAK
55.450
M3/TAHU
N
PENAMBAHAN
ARMADA
PENGANGKUT DAN
SARANA
PENDUKUNG
LAYANAN
PENGAKUTAN TINJA
LAINNYA
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
ADANYA POTENSI 1. SELURUH VOLUME
MENINGKATKAN IPLT SESUAI
PENCEMARAN LINGKUNGAN LUMPUR TINJA YANG MELAKUKAN
STANDAR TEKNIS BAIK DARI TEROLAHNYA LUMPUR 1. HASIL OLAHAN AMAN
AKIBAT LUMPUR TINJA YANG MASUK KE IPLT REHABILITASI DAN
PENGOLAHAN LUMPUR TINJA TINJA DI IPLT SESUAI DIGUNAKAN DAN AMAN
MASUK KE IPLT BELUM TEROLAH SESUAI OPTIMALISASI
HINGGA EFLUEN YANG DENGAN STANDAR TEKNIS DIBUANG KE LINGKUNGAN
DIOLAH SESUAI STANDAR STANDAR TEKNIS FUNGSI IPLT
DIHASILKAN
TEKNIS PADA TAHUN 2014
2.
DILAKSANAKANNYA
2. UJI KELAYAKAN HASIL
UJI KELAYAKAN PADA
OLAHAN LUMPUR TINJA
PROSES DAN HASIL
IPLT DILAKUKAN SECARA
OLAHAN IPLT SECARA
RUTIN OLEH DINAS TERKAIT
BERKALA DIMULAI
PADA TAHUN 2013
3. IPLT MEMILIKI LEMBAGA
PENGELOLA
ADANYA RESIKO
ADANYA MENCEGAH POTENSI DILAKSANAKANNYA
PENCEMARAN AIR LIMBAH TERENCANANYA SISTEM ADANYA PERENCANAAN PERENCANAAN
PROYEKSI HASIL PENCEMARAN TANAH DAN PERENCANAAN
AKIBAT PENINGKATAN OFFSITE DALAM UPAYA SISTEM OFFSITE SKALA SISTEM OFFSITE
KEPADATA PROYEKSI AIR TANAH, PENINGKATAN SISTEM OFFSITE
KEPADATAN PENDUDUK MENCEGAH POTENSI KOTA DENGAN TEKNOLOGI TERPUSAT SKALA
N >100 PENDUDU KADAR BOD KHUSUSNYA TERPUSAT SKALA
PROYEKSI JANGKA PANJANG PENCEMARAN TANAH DAN PENGOLAHAN LIMBAH KOTA DENGAN
JIWA/HA K DIKAWASAN DENGAN KOTA DENGAN
DI BEBERAPA KAWASAN DI AIR TANAH, PENINGKATAN YANG LEBIH MAJU TEKNOLOGI
PADA 10 KEPADATAN >100 JIWA/HA TEKNOLOGI
KOTA KENDARI KADAR BOD KHUSUSNYA PENANGANAN
HINGGA PENANGANAN
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
5.4.2. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan Persampahan
DATA DASAR
ISU STRATEGIS
SUMBER TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET STRATEGI
/PERMASALAHAN NILAI &
TAHUN
PERSAMPAHAN
PENGEMBANGAN &
PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN SKALA KOTA PENGEMBANGAN DAN PENYUSUNAN RENCANA
SELURUH KEGIATAN SELURUH KEGIATAN
BELUM TERENCANA PENGELOLAAN INDUK/MASTER PLAN MENYUSUN MASTER
BIDANG PERSAMPAHANN BIDANG PERSAMPAHAN
DENGAN BAIK KARENA PERSAMPAHAN SKALA JANGKA MENENGAH PERSAMPAHAN SKALA
MENGACU PADA MASTER TELAH MENGACU DAN
TIDAK MEMILIKI MASTER KOTA MENGACU PADA PERSAMPAHAN KOTA KOTA
PLAN SESUAI MASTER PLAN
PLAN MASTER PLAN PADA TAHUN 2013
1.SOS &IMPLEMENTASI
PERWALI/PERDA TTG
KURANGNYA SOSIALISASI & MENINGKATKAN PENGOLAHAN
SOSIALISASI DAN
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PERSAMPAHAN
PENERAPAN MANAJEMEN
MANAJEMEN MANAJEMEN
PENGELOLAAN 2. SOS.& IMPLEMETASI
PENGELOLAAN PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
PERSAMPAHAN PERSAMPAHAN MASTER PLAN DAN
MANAJ.PENGELOL.PER
SAMPAHAN
DATA DASAR
ISU STRATEGIS
SUMBER TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET STRATEGI
/PERMASALAHAN NILAI &
TAHUN
PERSAMPAHAN
3PEMANTAUANA DAN
EVALUASI PENERAPAN
PERDA MASTER PLAN
DAN
MANJ.PERSAMPAHAN.
SDM YANG
BERKOMPETEN DI
PENINGKATAN
BIDANG PENGELOLAAN
MENINGKATKAN KAPASITAS SDM DI
SUMBER DAYA MANUSIA JUMLAH SUMBER DAYA AIR LIMBAH DOMESTIK
MASIH KURANGNYA KUALITAS DAN BIDANG AIR LIMBAH
YANG BERKOMPETEN DI MANUSIA YANG MENGALAMI
SUMBERDAYA MANUSIA DI KUANTITAS SDM DI MELALUI PENGUATAN
BIDANG PENGELOLAAN AIR BERKOMPETEN DI BIDANG PENINGKATAN BAIK DI
BIDANG PENGELOLAAN BIDANG KAPASITAS SDM,
LIMBAH DOMESTIK PENGELOLAAN AIR LIMBAH INSTANSI
PERSAMPAHAN PENGELOLAAN PELATIHAN DI BIDANG
MENINGKAT DOMESTIK MENINGKAT PEMERINTAHAN,
PERSAMPAHAN PENGELOLAAN AIR
SWASTA MAUPUN
LIMBAH
LEMBAGA MASYARAKAT
DI TAHUN 2014
DATA DASAR
ISU STRATEGIS
SUMBER TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET STRATEGI
/PERMASALAHAN NILAI &
TAHUN
PERSAMPAHAN
MASIH TERDAPAT TITIK‐
SELURUH DAERAH
TITIK LOKASI PEMBUANGAN AREA PERMUKIMAN
PERMUKIMAN BEBAS DARI
SAMPAH RUMAH TANGGA YANG MASUK DALAM
MENGURANGI TITIK‐ TITIK‐TITIK TIMBUNAN PENINGKATAN
ILEGAL DI PERMUKIMAN SISTEM PENGUMPULAN
TITIK LOKASI SAMPAH ILEGAL DI TAHUN SARANA DAN
DISEBABKAN MASIH TIDAK LANGSUNG,
PEMBUANGAN 2017 TIDAK TERDAPAT LAGI PRASARANA
RENDAHNYA CAKUPAN TERLAYANI ARMADA
SAMPAH RUMAH TIMBUNAN SAMPAH ILEGAL PENGELOLAAN
LAYANAN ARMADA PENGUMPULAN
TANGGA ILEGAL DI SAMPAH DI TINGKAT
PENGUMPULAN SETEMPAT SETEMPAT (GEROBAK
PERMUKIMAN BASIS
(BAIK ITU DI KAWASAN DAN MOTOR SAMPAH)
PRIORITAS 3R MAUPUN DI 2017
KAWASAN NON 3R)
DATA DASAR
ISU STRATEGIS
SUMBER TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET STRATEGI
/PERMASALAHAN NILAI &
TAHUN
PERSAMPAHAN
MENINGKATKAN
CAKUPAN LAYANAN
ARMADA KAWASAN PERMUKIMAN
ADANYA PEMISAHAN
PENGUMPULAN YANG DILAYANI LAYANAN
SAMPAH PADA ARMADA
SETEMPAT TERUTAMA ARMADA PENGANGKUTAN
PENGANGKUTAN SETEMPAT
ARMADA SETEMPAT MENINGKAT
PENGANGKUTAN
SETEMPAT 3R
DATA DASAR
ISU STRATEGIS
SUMBER TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET STRATEGI
/PERMASALAHAN NILAI &
TAHUN
PERSAMPAHAN
TPST YANG ADA BERFUNGSI
SELURUH TPST YANG
MAKSIMAL DALAM
1. TPST YANG TELAH TELAH ADA BERFUNGSI
BELUM MAKSIMALNYA 1. MELAKUKAN PENGOLAHAN DAN
DINAS TERBANGUN DI TINJAU SECARA MAKSIMAL
PENGOLAHAN SAMPAH REVITALISASI FUNGSI PENGURANGAN SAMPAH DI
KEBERSI KEMBALI BAIK DARI SEGI DALAM PENGOLAHAN
PADA TEMPAT TPST YANG ADA TINGKAT KAWASAN
HAN FASILITAS MAUPUN DAN PENGURANGAN
PENGOLAHAN SAMPAH 11 TPST 2. MENAMBAH PENGELOLAANNYA KAWASAN DENGAN SAMPAH
KOTA
TERPADU, KHUSUSNYA DI SARANA PENGOLAHAN TINGKAT KEPADATAN > 50
KENDARI 2. PEMBANGUNAN BARU
DAERAH DENGAN SAMPAH TERPADU JIWA/Ha MEMILIKI
2012 TPST DI BEBERAPA
KEPADATAN > 50 JIWA/hA TINGKAT KAWASAN PENGOLAHAN SAMPAH
KAWASAN ADANYA PENGOLAHAN
SEMENTARA YANG DAN PENGURANGA
BERSIFAT 3R SAMPAH PADA DI
DATA DASAR
ISU STRATEGIS
SUMBER TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET STRATEGI
/PERMASALAHAN NILAI &
TAHUN
PERSAMPAHAN
KAWASAN PADAT PADA
TPST BARU
1. MENGURANGI BIAYA
OM 1. MENURUNKAN 20%
MENINGKATKAN 2. WAKTU 1. MENURUNNYA BIAYA
TERDAPAT WILAYAH‐ BIAYA O & M PEMBANGUNAN
PENGANGKUTAN OM
EFISIENSI DALAM
WILAYAH YANG LETAKNYA MENJADI PENDEK 2. BERKURANGNYA STASIUN PENGELOLA
PENGANGKUTAN 2. MENGURANGI 10%
JAUH DARI TPA 3. EVISIENSI JUMLAH JUMLAH SAMPAH YANG ANTARA (SPA)
SAMPAH JUMLAH SAMPAH YANG
ARMADA MASUK KE TPA
4. MENGURANGI JUMLAH TERANGKUT KE TPA
SAMPAH YANG MASUK
KE TPA
DATA DASAR
ISU STRATEGIS
SUMBER TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET STRATEGI
/PERMASALAHAN NILAI &
TAHUN
PERSAMPAHAN
1. TIDAK ADA TPS YANG
MELUBER SAMPAHNYA
MENGHILANGKAN 2. DIPISAHNYA SAMPAH PENAMBAHAN ARMADA
PENCEMARAN MENINGKATKAN CAKUPAN ORGANIK DAN NON PENGANGKUTAN BARU
MASIH TERDAPAT WILAYAH ORGANIK DI TRUK
LINGKUNGAN AKIBAT LAYANAN PENGANGKUTAN YANG DISESUAIKAN
YANG SAMPAHNYA TIDAK SAMPAH
SAMPAH YANG TIDAK SAMPAH DARI 80% DENGAN KEBUTUHAN
TERANGKUT OLEH ARMADA 3. BIAYA O&M DAPAT
TERANGKUT OLEH MENJADI 100% DI TAHUN SISTEM DAN YANG
TRUK SAMPAH DITEKAN
ARMADA 2015 4. KEGIATAN MENDUKUNG
PENGANGKUT PENGANGKUTAN PEMISAHAN SAMPAH
SAMPAH LEBIH EFISIEN
DAN OPTIMAL
MENINGKATKAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MENINGKATKAN
MENGURANGI
AKHIR TPA AGAR LEBIH TEKNOLOGI YANG
ADANYA INDIKASI PENCEMARAN TIDAK LAGI TERJADI
RAMAH LINGKUNGAN DIGUNAKAN TPA
TERJADIMYA PENCEMARAN LINGKUNGAN YANG PENCEMARAN LNGKUNGAN
MENJADI SANITARY
LINGKUNGAN DI TPA DITIMBULKAN OLEH DI TPA
LANDFILL DI TAHUN
TPA
2014
5.4.3. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan Drainase
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
SUMBER TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN
NILAI DAN PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
DRAINASE
MEWUJUDKAN SISTEM
MASIH BANYAK DRAINASE YANG PERENCANAAN SISTEM PERENCANAAN SISTEM,
TERSUSUNNYA MASTER
PEMBANGUNAN DAN TERENCANA, DRAINASE YANG TAHAPAN, CAKUPAN
PLAN DAN RENCANA
PENGELOLAAN DRAINASE TERINTEGRASI DAN TERENCANA DAN MENGACU LAYANAN, OPSI TEKNOLOGI PENYUSUNAN/REVIEW
JANGKA MENENGAH
YANG BELUM TERENCANA, ‐ SESUAI STANDAR KEPADA DAN KELEMBAGAAN TELAH MASTER PLAN
PENGELOLAAN
TERINTEGRASI DAN BELUM TEKNIS MULAI DARI KERANGKA/GUIDELINE MENGACU PADA MASTER DRAINASE SKALA KOTA
DRAINASE KOTA TAHUN
MEMILIKI ACUAN/STANDAR USER INTERFACE YANG JELAS HINGGA 5 PLAN/RENCANA INDUK
2014
TEKNIS HINGGA (LIMA) TAHUN KEDEPAN. DRAINASE
KEPEMROSESAN AKHIR
MEWUJUDKAN TERSUSUNNYA DAN
SELURUH PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN SISTEM
BELUM ADANYA KEBIJAKAN KEBIJAKAN YANG TERIMPLEMENTASIKANN
SISTEM DRAINASE DRAINASE TELAH MENGACU PENYUSUNAN
MENGENAI ATURAN UMUM MENGATUR MENGENAI YA PERATURAN DAN
MENGACU PADA STANDAR PADA STANDAR ATURAN PERATURAN DAERAH
DAN ATURAN TEKNIS YANG ATURAN UMUM, KEBIJAKAN MENGENAI
‐ ATURAN BAIK ITU ATURAN BAIK ITU ATURAN UMUM, MENGENAI
MENGATUR ATURAN TEKNIS DAN PEMBANGUNAN DAN
UMUM, ATURAN TEKNIS ATURAN TEKNIS DAN PENGELOLAAN
PEMBANGUNAN DAN ATURAN PENGELOLAAN
DAN ATURAN ATURAN PENGELOLAAN DRAINASE
PENGELOLAAN DRAINASE DRAINASE PADA TAHUN
PENGELOLAAN PENGELOLAAN DRAINASE DRAINASE
2014
DRAINASE DARI USER
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
SUMBER TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN
NILAI DAN PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
DRAINASE
INTERFACE HINGGA KE
PEMROSESAN AKHIR
SDM YANG
PENINGKATAN
BERKOMPETEN DI
KAPASITAS SDM DI
MENINGKATKAN BIDANG PERENCANAAN,
JUMLAH SUMBER DAYA BIDANG
KUALITAS DAN SUMBER DAYA MANUSIA PEMBANGUNAN DAN
MASIH KURANGNYA MANUSIA YANG PERENCANAAN,
KUANTITAS SDM DI YANG BERKOMPETEN DI PENGELOLAAN
SUMBERDAYA MANUSIA DI BERKOMPETEN DI BIDANG PEMBANGUNAN DAN
BIDANG BIDANG PERENCANAAN, DRAINASE MENGALAMI
BIDANG PEMBANGUNAN ‐ PERENCANAAN, PENGELOLAAN
PERENCANAAN, PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN BAIK DI
DAN PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DAN DRAINASE MELALUI
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN DRAINASE INSTANSI
DRAINASE PENGELOLAAN DRAINASE PENGUATAN
PENGELOLAAN MENINGKAT PEMERINTAHAN,
MENINGKAT KAPASITAS SDM,
DRAINASE SWASTA MAUPUN
PELATIHAN DI BIDANG
LEMBAGA MASYARAKAT
DRAINASE
DI TAHUN 2014
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
SUMBER TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN
NILAI DAN PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
DRAINASE
MENINGKATNYA PENGELOLAAN DRAINASE
PENGELOLAAN DRAINASE MENINGKAT
SINKRONISASI DAN
INTEGRASI PEMBANGUNAN
DRAINASE MENINGKAT
MENINGKATNYA
SINKRONISASI DAN
INTEGRASI PEMBANGUNAN
DRAINASE
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
SUMBER TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN
NILAI DAN PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
DRAINASE
MASIH KURANGNYA MENINGKATKAN
MENINGKATNYA CAKUPAN CAKUPAN LAYANAN PENINGKATAN
CAKUPAN LAYANAN CAKUPAN LAYANAN
LAYANAN DRAINASE DRAINASE MENINGKAT JARINGAN DRAINASE
DRAINASE DRAINASE
47%
20% JARINGAN
CAKUPAN
DINAS DRAINASE PRIMER
LAYANAN
PU 2011 MENINGKAT HINGGA
DRAINASE
TAHUN 2017
PRIMER
24%
12% JARINGAN
CAKUPAN
DINAS DRAINASE SEKUNDER
LAYANAN
PU 2011 MENINGKAT HINGGA
DRAINASE
TAHUN 2017
SEKUNDER
47%
12% JARINGAN
CAKUPAN
DINAS DRAINASE SEKUNDER
LAYANAN
PU 2011 MENINGKAT HINGGA
DRAINASE
TAHUN 2017
TERSIER
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
SUMBER TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN
NILAI DAN PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
DRAINASE
MENCIPTAKAN MELAKUKAN
MASIH TERDAPAT LINGKUNGAN TIDAK ADA LAGI PENGAWASAN,
7089,41 HA AREA PERMUKIMAN BEBAS
TERDAPAT TITIK‐TITIK DINAS PERMUKIMAN YANG MENGURANGI AREA GENANGAN DI AREA PENGENDALIAN
LUAS AREA DARI GENANGAN TAHUN
GENANGAN DI AREA PU 2011 BERSIH SEHAT DAN GENANGAN PERMUKIMAN PADA TERHADAP SUMBER
GENANGAN 2017
PERMUKIMAN NYAMAN BEBAS TAHUN 2017 GENANGAN DAN
GENANGAN BANJIR
5.4.4. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene
Tabel 5.9. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian PHBS dan Promosi Higiene
DATA DASAR
ISSU STRATEGIS &
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER
NILAI
&TAHUN
P H B S
1. MELAKUKAN
KAMPANYE/EDUKA
SI/SOSIALISASI/ADV
OKASI
PENINGKATAN
PENINGKATAN KEPEDULIAN BAGI
MENINGKATNYA
MASIH KURANGNYA 1. MENINGKATNYA JUMLAH KESADARAN GERAKAN PHBS
KESADARAN WARGA 1. WARGA MENDAPATKAN
INFORMASI DAN SARANA MASYARAKAT SADAR MASYARAKAT DAN (CTPS, STOP BABS
TERHADAP INFORMASI, MEMILIKI
PENDUKUNG TERKAIT PHBS PHBS PENYEDIAAN SARANA DAN MEMBUANG
PENTINGNYA PENGETAHUAN SERTA
DI TEMPAT‐TEMPAT 2. TERSEDIANYA SARANA PENDUKUNG PHBS SAMPAH PADA
PERILAKU HIDUP PENERAPAN PHBS
STRATEGIS PENDUKUNG PHBS DI DAPAT TERCAPAI 50% TEMPATNYA) DI
BERSIH DAN SEHAT 2. PENINGKATAN SARANA SELURUH TEMPAT PADA TAHUN 2017 TEMPAT‐TEMPAT
DALAM KEHIDUPAN PENDUKUNG PHBS STRATEGIS STRATEGIS
SEHARI‐HARI 2. MENGADAKAN
PENYULUHAN DAN
KAMPANYE POLA
HIDUP BERSIH DAN
SEHAT (PHBS)
MELALUI SIARAN
RADIO ATAU TV
LOKAL.
DATA DASAR
ISSU STRATEGIS &
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER
NILAI
&TAHUN
P H B S
3. MENGADAKAN
PENYULUHAN DAN
KAMPANYE POLA
HIDUP BERSIH DAN
SEHAT (PHBS)
MELALUI SIARAN
RADIO ATAU TV
LOKAL.
1. MELAKUKAN
1. TIDAK ADA LAGI SAMPAH SOSIALISASI TERKAIT
YANG DIBUANG PADA TAHUN 2017 PEMBENTUKAN KADER
SEMBARANGAN WARGA YANG TELAH PHBS
2. SETIAP RUMAH MEMILIKI DISIPLIN MEMBUANG
2..MELAKUKAN
MENINGKATNYA JUMLAH KERANJANG SAMPAH SAMPAH PADA
MENINGKATKAN PEMBENTUKAN
WARGA YANG BERPERAN 3. TIDAK ADA LAGI YANG TEMPATNYA DAN
PERAN WARGA DALAM PERAN SERTA KADER PELAKSANA DI
SERTA DALAM PHBS MENIMBUN DAN MELAKUKAN
PHBS MASH MINIM MASYARAKAT DALAM TINGKAT BASIS
MEMBAKAR SAMPAH PEMILAHAN ATAS
PHBS 4. WARGA TELAH SAMPAH RUMAH 3. MELAKUKAN
MELAKSANAKAN TANGGA SEBESAR 50% PENINGKATAN
PEMILAHAN SAMPAH KAPASITAS KEPADA
KADER PHBS
4. MENGADAKAN
PERLOMBAAN
DATA DASAR
ISSU STRATEGIS &
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER
NILAI
&TAHUN
P H B S
KEGIATAN‐KEGIATAN
TERKAIT PHBS
1. MENYUSUN
PERDA YANG
MENDUKUNG
GERAKAN MENDUKUNG PHBS
MEWUJUDKAN TERCIPTANYA LINGKUNGAN 1. MASYARAKAT TELAH 2. MELAKUKAN
KURANGNYA PERDA YANG 1. SELURUH WARGA
SELURUH WILAYAH SEHAT MENJADI KEWAJIBAN SOSIALISASI DAN
MENDUKUNG TERCIPTANYA MENJADI BAGIAN KOTA MENDUKUNG
KOTA SEBAGAI SELURUH MASYARAKAT PENYULUHAN
LINGKUNGAN SEHAT DALAM MEWUJUDKAN TERWUJUDNYA
LINGKUNGAN SEHAT KOTA MELALUI PERATURAN TERKAIT PERDA
LINGKUNGAN SEHAT LINGKUNGAN SEHAT
DAERAH LINGKUNGAN
SEHAT
3. MEMBUAT
KAWASAN
PERCONTOHAN
DATA DASAR
ISSU STRATEGIS &
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER
NILAI
&TAHUN
P H B S
LINGKUNGAN
SEHAT
SELURUH PERANGKAT
DAERAH DAN GURU YANG SELURUH PERANGKAT 1. MELAKUKAN
MASIH KURANGNYA MENINGKATAN TERKAIT DALAM GERAKAN DAERAH DAN GURU PENINGKATAN
PELAKSANAAN PELATIHAN
PERANGKAT DAERAH DAN KAPASITAS SDM BAGI PHBS TELAH MEMILIKI YANG TERKAIT DALAM KAPASITAS
DAN BIMBINGAN TEKNIS
GURU YANG DAPAT PERANGKAT DAERAH PENGETAHUAN YANG GERAKAN PHBS TERHADAP
TERKAIT PENERAPAN PHBS
MELAKUKAN BIMBINGAN DAN GURU TERKAIT MEMADAI TERKAIT MENGIKUTI PELATIHAN PERANGKAT
& HIGIENE DI MASYARAKAT
DAN PELATIHAN TERKAIT PENERAPAN GERAKAN PERILAKU SANITASI YANG DAN BIMBINGAN TEKNIS DAERAH DAN
DAN SEKOLAH
PHBS PHBS BAIK DAN BENAR GURU TERKAIT
PHBS
2. MATERI TENTANG 1. MELENGKAPI
PENINGKATAN 1. MASUKNYA MATERI 1. GURU DAN SISWA TELAH SARANA FASILITAS
PHBS & HIGIENE
PENGETAHUAN DAN TENTANG PHBS & MEMANFAATKAN SARANA SANITASI SEKOLAH
TELAH MASUK KE
KESADARAN SISWA HIGIENE KE DALAM FASLITAS SANITASI SEKOLAH DALAM KURIKULUM
TERHADAP PERILAKU KURIKULUM SEKOLAH 2. MEMASUKKAN
SEKOLAH PADA
SANITASI DI SEKOLAH 2. PELAKSANAAN MATERI TENTANG
TAHUN 2014
YANG BAIK DAN PELATIHAN DAN PHBS & HIGIENE KE
2. SELURUH SISWA TELAH 3. PELATIHAN DAN
BENAR PRAKTEK TERKAIT DALAM KURIKULUM
MENERAPKAN PHBS & PRAKTEK TERKAIT
PERILAKU PHBS & SEKOLAH
PERILAKU PHBS &
DATA DASAR
ISSU STRATEGIS &
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER
NILAI
&TAHUN
P H B S
5.5. Arahan Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
5.5.1 Visi Pembangunan Kota Kendari
Sesuai dengan fungsi utama wilayah Kota Kendari sebagai Pusat Kegiatan
Nasional (PKN), maka Visi pembangunan jangka panjang Kota Kendari,
berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Kota Kendari Nomor 10 Tahun 2001 adalah
“Mewujudkan Kota Kendari Tahun 2020 Sebagai Kota Dalam Taman yang
Bertaqwa, Maju, Demokratis dan Sejahtera”.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
3. Mencapai pemanfaatan ruang dengan pola pemakaian campuran yang sesuai
dengan tujuan konservasi dan revitalisasi kawasan pantai.
4. Mengembangkan kesadaran dan peran serta Pemerintah, swasta dan
masyarakat.
Ruang lingkup rencana tata bangunan dan lingkungan kawasan Kota Kendari
meliputi pengaturan, pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan pengembangan
kawasan/lingkungan kawasan Kota Kendari.
Lokasi perencanaan RTBL Kawasan Kota Kendari adalah meliputi :
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Pengaturan bangunan perlu untuk memperhatikan Kepadatan Bangunan dan
koefisien Dasar Bangunan, pengaturan blok lingkungan, pengaturan kaveling
bangunan serta pengaturan ketinggian elevasi lantai bangunan
Penataan sistem prasarana dan utilitas lingkungan yang meliputi jaringan air
bersih, air limbah, drainase, persampahan, listrik, telepon, pengamanan
kebakaran
b. Spot 2 (Kawasan Kendari Beach)
Secara administrasi kawasan Kendari Beachterletak di Kecamatan Kendari
Barat dan terbagi dalam 4 kelurahan yaitu Kelurahan Watu-watu, Tipulu,
Punggaloba dan Benu-benua. Luas wilayah perencanaan yaitu 0,57 km² yaitu
Kelurahan Watu-watu seluas 0,06 km² dan Kelurahan Tipulu 0,19 km², Kelurahan
Punggaloba 0,23 km2 dan Kelurahan Benu-benua 0,09 km². Adapun komponen
perancangan kawasan di wilayah tersebut sebagai berikut :
Pengaturan bangunan perlu untuk memperhatikan Kepadatan Bangunan dan
koefisien Dasar Bangunan, pengaturan blok lingkungan, pengaturan kaveling
bangunan serta pengaturan ketinggian elevasi lantai bangunan
Penataan sistem prasarana dan utilitas lingkungan yang meliputi jaringan air
bersih, air limbah, drainase, persampahan, listrik, telepon, pengamanan
kebakaran
c. Spot 3 (Kawasan Kota Lama)
Secara administrasi kawasan Kota Lama terletak di Kecamatan Kendari dan
terbagi dalam 2 kelurahan yaitu Kelurahan Sodohoa dan Sanua. Luas wilayah
perencanaan yaitu 0,66 km² yaitu Kelurahan Sodohoa seluas 0,17 km² dan
Kelurahan Sanua 0,49 km². Adapun komponen perancangan kawasan di wilayah
tersebut sebagai berikut :
Pengaturan bangunan perlu untuk memperhatikan Kepadatan Bangunan dan
koefisien Dasar Bangunan, pengaturan blok lingkungan, pengaturan kaveling
bangunan serta pengaturan ketinggian elevasi lantai bangunan
Penataan sistem prasarana dan utilitas lingkungan yang meliputi jaringan air
bersih, air limbah, drainase, persampahan, listrik, telepon, pengamanan
kebakaran
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
d. Spot 4 (Kawasan Pantai Mayaria)
Secara administrasi kawasan Pantai Mayaria terletak di Kelurahan Kasilampe
Kecamatan Kendari. Dari total luas kelurahan Kasilampe yaitu 1,68 km² yang masuk
dalam kawasan Pantai Mayaria yaitu sebesar 0,23 km² Adapun komponen
perancangan kawasan di wilayah tersebut sebagai berikut :
Pengaturan bangunan perlu untuk memperhatikan Kepadatan Bangunan dan
koefisien Dasar Bangunan, pengaturan blok lingkungan, pengaturan kaveling
bangunan serta pengaturan ketinggian elevasi lantai bangunan
Penataan sistem prasarana dan utilitas lingkungan yang meliputi jaringan air
bersih, air limbah, drainase, persampahan, listrik, telepon, pengamanan
kebakaran.
5.5.4 Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya
a. SPOT 1 (Kawasan Watu-watu – Kemaraya)
Tabel 5.10 Spot Kawasan Watu-watu - Kemaraya
No. Konsep Pengembangan Arahan Pengembangan Rencana Pengembangan
1. Dikembangkan menjadi Arahan Rencana pengembangan
kawasan pendidikan pengembangannya yaitu yaitu sebagai tempat
khusus/informal dan menata fungsi parkir, fungsi
kawasan religious pendukung di mulut pengembangan
Main Ent erance Mesjid islamiyah/muamalah dan
Al-Alam dalam kawasan zona pintu masuk
kendali kawasan mesjid terapung
sekaligus berperan
sebagai pengarah yang
memperkuat keberadaan
mesjid terapung
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
c. SPOT 3 (Kawasan Kota Lama)
Tabel 5.12 Spot Kawasan Kota Lama
No. Konsep Pengembangan Arahan Pengembangan Rencana Pengembangan
1. Dikembangkan menjadi Memaksimalkan fungsi Rencana pengembangan
kawasan wisata belanja, pelabuhan perikanan yaitu melakukan
Tourism Zone berbasis (Pelabuhan Tradisional penataan ulang kawasan
Cultural Local yang Phinisi) dan dalam rangka
menandai awal mengembangkan fungsi mengakomodasi
perkembangan Kota komersil yang berskala kebutuhan
Kendari kecil tetapi berbasis pengembangan Jembatan
pariwisata Bahteramas ke bagian
teluk
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
juga dengan penyediaan parasana, sarana, dan utilitas (PSU) yang tidak sesuai dengan
kebutuhan.
5.6.1. KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk Kota Kendari dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Berdasarkan registrasi penduduk, pada tahun 2007 jumlah penduduk Kota Kendari
sebanyak 251.477 jiwa dan pada tahun 2012 mencapai 304.862 jiwa. Kondisi ini
menunjukkan bahwa adanya pertumbuhan yang cukup signifikan perubahannya
dimana dalam kurun waktu 5 tahun mengalami peningkatan sebesar 53.385 jiwa.
Jika dilihat dari jumlah penduduk Kota Kendari dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir, Kota Kendari pada tahun 2012 memiliki penduduk sejumlah 304.862
jiwa, dengan jumlah penduduk terbanyak bermukim di Kecamatan Kendari Barat,
Kadia dan Mandonga. Sedangkan Kecamatan Baruga, Abeli dan Wua-wua memiliki
jumlah penduduk yang relatif kecil.
Pertambahan penduduk terjadi secara eksponensial dengan tingkat pertumbuhan
tertinggi pada Kecamatan Abeli, dengan rata-rata pertumbuhan
10,60%,menyusul kemudian Kecamatan Kadia dan Kambu dengan rata-rata 8,0%
dan 7,77%. Sementara rata-rata pertumbuhan terendah terjadi di Kecamatan
Mandonga yakni 0,93%, kemudian menyusul Kecamatan Kendari Barat dengan
1,26%.
Penduduk Kota Kendari untuk 10 tahun mendatang, yakni di tahun 2023
berjumlah 523.818 jiwa, dan kemudian 10 tahun berikutnya di tahun 2034
berjumlah 1.004.692 jiwa ataun naik hampir 2 kali lipat. Terlihat adanya
perubahan demografi yang signifikan yakni kecamatan- kecamatan dengan luas
yang cukup besar seperti Baruga, Poasia dan Kambu menempati 3 teratas
kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar. Sedangkan kecamatan-kecamatan
yang terletak di kota lama seperti Kendari dan Kendari Barat dapat dibatasi
pertumbuhan jumlah populasinya, demikian pula halnya dengan Kecamatan
Mandonga dan WuaWua.
Yang perlu diperhatikan adalah rendahnya penduduk Kecamatan Abeli untuk 20
tahun mendatang jika dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan besar lainnya
seperti Baruga, Poasia, Puuwatu dan Kambu.Di lain pihak, Kecamatan Kadia masih
menjadi kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak di 20 tahun mendatang.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
5.6.2. PERSEBARAN BANGUNAN DI KOTA KENDARI JUMLAH BANGUNAN DI KOTA
KENDARI
Berdarkan hasil survey diketahui bahwa total bangunan di Kota Kendari berjumlah
58.253 unit dengan didimonasi oleh rumah tinggal dengan jumlah mencapai
52.162 unit. Sedangkan jumlah terendah berupa bangunan Prasarana, Sarana dan
Utilitas berjumlah 2.129.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
berjumlah 3.166 unit dan 1.004 unit bangunan temporer. Kecamatan Kendari dan
Kendari Barat adalah 2 kecamatan dengan jumlah bangunan non-permanen
terbanyak. Sedangkan kecamatan dengan jumlah bangunan permanen terbanyak
adalah Kecamatan Kadia dengan jumlah 8.161 unit.
5.6.3. KLASIFIKASI PERUMAHAN
PERMUKIMAN PADAT HETEROGEN
Total luas kawasan yang terindikasi merupakan permukiman padat heterogen
dengan kemungkinan mengalami penurunan kualitas, atau permukiman padat
heterogen yang tidak mengalami penurunan kualitas, adalah 345.17 Ha, dengan
lokasi terluas berada di Kecamatan Kadia dan menyusul Kecamatan Wua-Wua
dengan luasan masing-masing 83.85 Ha dan 58.87 Ha.
PERMUKIMAN TRADISIONAL
Tidak terdapat permukiman tradisional di Kota Kendari.
KAWASAN KOTA LAMA / KAWASAN HERITAGE
Kawasan Kota Tua saat ini terletak di Kelurahan Kandai, Kecamatan Kendari.
Kawasan ini merupakan salah satu pusat ekonomi untuk Kota Kendari Bagian
Timur. Kelurahan Kandai saat ini masih memegang peranan yang cukup vital bagi
perekonomian di Kota Kendari. Hal ini disebabkan karena di kelurahan ini terletak
simpul transportasi laut utama, yakni terminal kapal laut dan terminal peti kemas.
Bangunan-bangunan yang terletak di Kota Tua Kendari ini didominasi oleh
bangunan pertokoan (Rumah Toko) milik saudagar Cina (Kawasan Pecinan) serta
beberapa bangunan yang didiirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Bangunan- bangunan ini utamanya terbuat dari kayu dengan konstruksi dua
lantai.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Topografi datar sampai bergelombang (kelerengan lahan 0-25%);
Tersedia sumber air, baik air tanah maupun air yang diolah oleh penyelenggara
dengan jumlah yang cukup. Untuk air PDAM suplai air antara 60 liter/org/hari -
100 liter/org/hari;
Tidak berada pada daerah rawan bencana (longsor, banjir, erosi, abrasi);
Drainase baik sampai sedang;
Tidak berada pada wilayah sempadan sungai/pantai/waduk/danau/mata
air/saluran pengairan/rel kereta api dan daerah aman penerbangan;
Tidak berada pada kawasan lindung;
Tidak terletak pada kawasan budi daya pertanian/penyangga;
Menghindari sawah irigasi teknis.
Berada pada fungsi lahan permukiman, sebagaimana ditetapkan dalam RTRW. j.
Tidak berada di luar radius minimal 1,5 Km dari TPA atau IPLT
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Kendari terdapat 100 unit perumahan formal yang tersebar dikecamatan yakni
Kecamatan Baruga, Abeli, Kadia, Kambu dan Wua-Wua.
Pembangunan perumahan formal diarahkan ke Kecamatan Baruga, Kecamatan
Poasia, Kecamatan Kambu dan Kecamatan Abeli dimana untuk kebutuhan
tersebut masih terdapat lahan yang dapat dikembangkan untuk permukiman
formal. Untuk lebih jelasnya lokasi yang diperuntukkan untuk perumahan formal
dapat dilihat pada peta rencana pembangunan perumahan formal.
KEBUTUHAN RUSUNAWA
Rencana pembangunan rumah susun di diprioritaskan pada kawasan permukiman
dengan kriteria kepadatan tinggi, dan pada kawasan permukiman yang
diperuntukkan bagi kegaitan industri. Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa)
dan Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) dikembangkan pada kawasan-
kawasan perumahan yang dikategorikan ke dalam kawasan padat pada RTRW
Kota Kendari Tahun 2010-2030. Kawasan-kawasan Rumah Susun Sewa
Sederhana (Rusunawa) diarahkan pada kawasan:
Kawasan padat penduduk yang tidak sesuai dengan rencana kepadatan penduduk
RTRW Kota Kendari.
Kelurahan yang memiliki ketersediaan lahan untuk pengembangan Rumah Susun
Sewa Sederhana (Rusunawa) Kawasan-kawasan khusus yang karena kondisinya
memerlukan rumah susun seperti kawasan perumahan nelayan, dan kawasan
padat penduduk.
Arahan lokasi pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di
wilayah perencanaan, yaitu kawasan industri di Kecamatan Abeli.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
5.6.5. PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG BERADA DIKAWASAN RAWAN BENCANA
(NEGATIVE LIST)
TANAH LONGSOR
Frekuensi terjadinya bencana tanah longsor di Kota Kendari tidak begitu signifikan,
namun begitu hampir dipastikan setiap Kota Kendari dilanda hujan yang cukup
deras, maka di satu atau dua titik terjadi longsoran, utamanya di daerah
permukiman yang terletak di kaki perbukitan. Kawasan-kawasan yang berpotensi
terjadi bencana longsor meliputi sebagian kelurahan di Kecamatan Kendari,
Kecamatan Kendari Barat, Kecamatan Mandonga, serta daerah-daerah yang
terletak di pinggiran sungai besar.
Selain dikarenakan faktor alam, faktor manusia juga memegang peranan dalam
bencana longsor ini, yakni tidak terkendalinya kegiatan pembangunan di daerah-
daerah yang memiliki tingkat kelerengan tinggi. Oleh karenanya, pembangunan
perumahan di kawasan perbukitan harus dikendalikan secara ketat agar tidak
merambah daerah hutan lindung, dan adapun kegiatan pembangunan di daerah
legal yang terletak di daerah kaki perbukitan harus dipastikan memiliki rekayasa
teknik yang memadai.
ABRASI PANTAI DAN TSUNAMI
Secara spasial, potensi abrasi pantai terdapat pada kawasan-kawasan yang
berbatasan langsung dengan Laut Banda, yakni sebagian kelurahan yang terletak
di Kecamatan Abeli, Pulau Bungkutoko dan Kecamatan Kendari.
BANJIR
Kawasan permukiman di Kota Kendari pada umumnya berada di dataran rendah
di sekeliling Teluk Kendari, tempat bermuaranya sungai-sungai yang melewati
Kota Kendari. Hal ini menyebabkan beberapa kawasan yang terletak di pinggir
Kota Kendari menjadi langganan banjir apabila terjadi curah hujan tinggi terjadi
dalam waktu yang relatif lama dan saat air laut pasang. Daerah-daerah langganan
banjir ini tedapat di Kelurahan Lahundape, Mandonga, Pondambea, Kadia, Bende,
Anduonohu, Rahandouna dan Lapulu. Peristiwa banjir besar yang melanda Kota
Kendari pada tanggal 17 Juni 2013 menunjukkan bahwa daerah rawan banjir
hampir meliputi seluruh dataran rendah Kota Kendari, terlebih pada daerah
sempadan sungai.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Hal ini mengisyaratkan pentingnya pengendalian pembangunan perumahan pada
dataran rendah ( utamanya floodplain), wilayah tangkapan air (catchment) serta
sempadan sungai/kali.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
5.7. Arahan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur
Perkotaan (SPPIP) Kota Kendari
5.7.1 Visi dan Misi Pembangunan Perumahan dan Permukiman Kota Kendari
Pengembangan kawasan industri skala besar di Kecamatan Abeli sebagai
antisipasi tumbuhnya permintaan kawasan industri sejalan dengan berfungsinya
pelabuhan container di Pulau Bungkutoko.
Pengembangan terminal Tipe A, akan mendorong pertumbuhan kawasan
disekitarnya.
Revitalisasi kota lama, untuk menghindari terdegradasinya fungsi ekonomi
kawasan akibat pemindahan pelabuhan container ke Pulau Bungkutoko.
Pengembangan kawasan teluk sebagi pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan
kegiatan perdagangan, jasa dan pariwisata sebagai fungsi yang dikembangkan.
Pengembangan kawasan teluk memperhatikan aspek lingkungan yang memiliki
tingkat sensitfitas tinggi terhadap kegiatan perkotaan.
Mempertahankan kawasan di Kecamatan Puuwatu dan Mandonga sebagai pusat
kegiatan pertanian, dan dikembangkan sebagai pusat kegiatan agrowisata dan
pusat kegiatan wisata alam.
Pengembangan pusat-pusat kegiatan sekunder pada pusat-pusat kecamatan.
5.7.3 Strategi Pengembangan perumahan dan Permukiman Kota Kendari
Skenario Penentuan suatu kebutuhan perumahan
Penentuan suatu kebutuhan perumahan pada masa yang akan datang
diasumsikan bahwa tiap keluarga menempati 1 unit rumah untuk 1 keluarga
terdiri dari 5 jiwa, maka kebutuhan akan perumahan harus dibatasi, dengan
melihat pembagian 40% untuk perumahan dan 60% untuk fasilitas sosial,
ekonomi dan open space. Dengan memperhatikan hal tersebut diatas maka
perincian perumahan adalah :
- Pelayanan dasar bagi kebutuhan penduduk harus mudah dicapai, dengan
kata lain harus mempunyai fasilitas lingkungan yang dapat melayani
kebutuhan penduduk sehari-hari.
- Tersedianya lahan potensial bagi kebutuhan perumahan.
Adapun pola pembangunan perumahan yang harus dilakukan dalam
mengantisipasi permintaan kebutuhan perumahan di Kota Kendari, maka harus
dilakukan skenario pola pembangunan baru perumahan seperti :
Tabel 5.14
Pendekatan Kriteria Pemilihan Kawasan Permukiman
Prioritas Kota Kendari 2010
Skoring
Alternatif Lokasi
Kriteria Variabel Parameter
Kawasan
1 2 3
Sesuai 25%
Sesuai Tata Ruang Sesuai 25% ‐ 50% 30 20 50
Sesuai 50%
Sangat Tinggi
Pertambahan Tinggi 50 50 50
Bangunan Liar Rendah
> 100 unit/ ha
Kepadatan 80 ‐ 100 unit/ ha 30 30 20
Bangunan < 80 unit/ ha
Kondis Fisik > 50 %
Bangunan Bangunan 25% ‐ 50 % 30 30 30
Vitalitas
Ekonomi > 70 %
Coverage < 50 %
< 1,5 m
Bangunan > 3m
> 500 jiwa/ ha
Kependudukan > 2,0 %
50 50 50
Pertambahan 1,7 % ‐ 2,0 %
Skoring
Alternatif Lokasi
Kriteria Variabel Parameter
Kawasan
1 2 3
Penduduk < 1,7 %
Letak Sangat Strategis
Kawasan Tidak Strategis
Jarak Ke > 10 Km
Tempat 1 ‐ 10 Km
50 30 50
Mata
Vitalitas
pencaharian < 1 Km
Ekonomi
Fungsi Pusat bisnis dan perkantoran
Pusat
50 50 50
Kawasan pemerintahan
Sekitar Permukiman dan lainnya
Dominasi Sertifikat hak milik
Tanah Tanah sengketa
Kondisi Sangat buruk > 70%
Lingkungan Baik < 50%
Genangan > 50%
Genangan 25% ‐
30 20 30
Kondisi Kondisi Drainase 50%
Prasarana Genangan < 25%
Sarana
Skoring
Alternatif Lokasi
Kriteria Variabel Parameter
Kawasan
1 2 3
Pelayanan < 30%
Kondisi Air Pelayanan 30% ‐
20 20 30
Minum 60%
Pelayanan > 60%
Pelayanan < 30%
Pelayanan 30% ‐ 60%
30 50 50
Kondisi Air
Limbah Pelayanan > 60%
Pelayanan < 50%
Kondisi Pelayanan 50% ‐
50 30 50
Persampahan 70%
Pelayanan > 70%
Sudah ada
Belum ada
Indikasi Keinginan Sudah ada
Belum ada
Sudah ada
Sudah ada
Upaya
30 30 30
penanganan Pembenahan Fisik Dalam proses
Belum ada
Skoring
Alternatif Lokasi
Kriteria Variabel Parameter
Kawasan
1 2 3
Penanganan
Kawasan Dalam proses
Belum ada
Ket:
1. Kec. Mandonga
2. DAS Wanggu
3. Kecamatan Abeli
Berdasarkan tabel diatas, tiga kawasan yang merupakan kawasan prioritas
dianalisis dengan menggunakan metode skoring. Kriteria yang dipakai sebanyak
lima jenis. Kriteria pertama yaitu vitalitas nonekonomi, yang terdiri dari tiga
variabel.Variabel yang pertama adalah kesesuaian tata ruang.Pada kec.Mandonga
kesesuaian tata ruangnya berkisar 25%-50%, kawasan DAS Wanggu berkisar 25%
dan kec.Abeli berkisar 50%.Variabel kondisi fisik bangunan, tiga kawasan tersebut
mempunyai pertambahan bangunan liar rendah, kepadatan bangunan di dua
kecamatan berkisar 80-100 unit/Ha, kecuali kec.Abeli kepadatannya >100
unit/Ha.Bangunan temporer pada tiga kawasan ini berkisar 25%-50% dari total
keselurahan, dengan Building coverage-nya kurang dari 50% kecuali kec.Abeli
berkisar 50%-75%.Jarak antar bangunan di tiga kawasan ini berkisar 1,5-
3m.Kepadatan penduduk kurang dari 500 jiwa/Ha, dan pertambahan
pendudukkurang dari 1,7%.
Kriteria kedua mengenai vitalitas ekonomi yang terbagi dalam tiga variabel.Variabel
pertama letak strategis kawasan tidak strategis untuk tiga kawsan ini. Jarak
ketempat mata pencarian sejauh kurang dari 1 km, kecuali penduduk yang
bertempat tinggal di sekitar DAS wanggu 1-10 km. Variabel fungsi kawasan sekitar
berupa permukiman dan lainnya untuk tiga kawasan tersebut.
Kriteria status tanah dengan variabel dominasi status tanah pada tiga kawasan ini
merupakan tanah dengan sertifikat hak milik dengan status kepemilikan tanah
merupakan tanah negara.
Kriteria kondisi prasarana sarana dengan variabel kondisi jalan lingkungan sangat
buruk di tiga kawasan ini. Kondisi drainase dengan genangan berkisar 25%-50%
bahakan pada kawasan DAS Wanggugenangan diatas 50%. Kondisi air minum,
pelayanannya sekitar 30%-60% dari total keseluruhan pelayanan bahkan pada kec.
Mandonga dan kawasan DAS Wanggu pelayan air bersih kurang dari 30%.Kondisi
air limbah sudah mencakup 30%-60% luas kawasan dan kondisi persampahan
mencakup 50%-70% masing-masing kawasan.
Kriteria komitmen pemerintah daerah, dengan variabel indikasi keinginan dalam
aspek pembiayaan dan kelembagaan sudah dalam proses untuk semua kawasan.
Variabel upaya penanganan, bentuk rencan untuk semua kawasan belum ada.
Untuk pembenahan fisik dan penangan kawasan sedang dalam proses realisasi
kecuali kec. Abeli.
Berdasarkan tabel hasil skoring dari kriteria-kriteria pemilihan kawasan strategis
Kota Kendari , diperoleh kawasan strategis berdasarkan besarnya akumulasi skoring
dari tiap variabel kriteria. Untuk Kecamatan Mandonga akumulasi skoringnya yaitu
770, DAS Wanggu yaitu 780, dan Kecamatan Abeli 880.Dari hasil di atas, yang
merupakan kawasan permukiman prioritas yaitu Kecamatan Abeli dan kecamatan
Mandonga.
Permukiman kumuh di Kecamatan Abeli merupakan permukiman kumuh nelayan.
Adapun permasalahan kawasan kumuh di Kecamatan ini, yaitu perkampungan
nelayan di sepanjang bibir pantai yang membangun ke laut melanggar garis
sempadan pantai serta merusak ekologi pantai Teluk Kendari, perkampungannya
relatif dekat dari pusat pelabuhan (Bungkutoko), pelabuhan perikanan, zona
rencana kawasan industri Abeli dan Zona Komersial. Dengan ditetapkannya Kota
Kendari menjadi Pusat Kegiatan Nasional(PKN) sebagai pelabuhan nasional yang
mempunyai fungsi simpul utama kegiatan ekspor-impor, akan memberi implikasi
terhadap perkembangan Pemanfaatan Ruang (Tata Ruang) dan permukiman
penduduk. Kondisi perkembangan yang linear menyebabkan infrastruktur
Permukuman sulit diwadahi.
5.8. Integrasi Strategi Pembangunan Kota Kendari
5.8.1 Strategi Pembangunan Kota Kendari
Berdasarkan dokumen rencana yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat
disusun matriks strategi pembangunan pada skala Kota Kendari yang meliputi :
a. RTRW Kota Kendari sebagai acuan arahan spasial;
b. RPJMD Kota Kendari sebagai acuan arahan pembangunan;
c. KSPD sebagai acuan arahan pembangunan multisektor;
d. SPPIP sebagai acuan arahan pengembangan Permukiman;
e. RI-SPAM sebagai arahan Pengembangan Air Minum; dan
f. SSK sebagai acuan arahan pengembangan sektor sanitasi.
Isi dari dokumen rencana tersebut dirangkum dalam tabel 5.15 di bawah ini.
Tabel. 5. 15
Matriks Strategi Pembangunan Kota Kendari
Dokumen
Rencana Visi Misi Kebijakan Strategi
Kota
Kendari
RTRW
Mewujudkan Kota Misi penataan ruang kota Kebijakan pengembangan Arahan strategi
Kendari Tahun kendari dapat diuraikan sebagai struktur tata ruang & Pola Ruang pembentukan struktur
2020 Sebagai berikut: Kota Kendari adalah: ruang & Pola Ruang
Kota Dalam A. Perwujudan kota dalam A. Pengembangan pusat kota diatas adalah sebagai
Taman Yang taman diwujudkan melalui yang diarahkan untuk berikut:
Bertaqwa, Maju, alokasi ruang terbuka yang kegiatan perkantoran, 1. Pengembangan
Demokratis, dan mencukupi serta dapat perdagangan, jasa, dan peningkatan
Sejahtera menjamin kelestarian dan pemerintahan dan kawasan sistem jaringan
keseimbangan lingkungan. permukiman. jalan untuk
B. Pengembangan ruang- B. Pusat pemerintahan provinsi menghubungkan
ruang ekonomi yang dapat dan kawasan perguruan antar pusat primer,
mewadahi kegiatan tinggi sebagai magnet pusat primer dan
ekonomi masyarakat Kota pertumbuhan baru di bagian sekunder.
Kendari yang telah selatan Kota Kendari 2. Pengembangan
berkembang, maupun sebagai pusat kawasan
antisipasi terhadap pengembangan kawasan permukiman di
kegiatan-kegiatan ekonomi permukiman baru di selatan sekitar pusat
baru di Kota Kendari untuk Kota Kendari. utama untuk
masa datang diharapkan C. Pemindahan pelabuhan ke mendukung
dapat mendorong Pulau Bungkutoko yang akan masing-masing
percepatan pertumbuhan memiliki kapasitas pelayanan pusat kegiatan.
ekonomi kota. terhadap barang dan 3. Mendorong
C. Alokasi ruang untuk fungsi- penumpang. Pengembangan pengembangan
fungsi pendukung pelabuhan ini akan memiliki infrastruktur
pelayanan kota serta dampak terhadap pendukung
terjadinya keseimbangan pengembangan kegiatan- pembentuk
antara ruang budidaya dan kegiatan ekonomi skala struktur ruang
fungsi lindung diharapkan besar di sekitar Pulau kota.
akan menciptakan Bungkutoko. 4. Penyediaan dan
kehidupan masyarakat D. Pengembangan kawasan pengembangan
industri skala besar di fasilitas
yang agamis, maju dan Kecamatan Abeli sebagai pendukung
demokratis. antisipasi tumbuhnya sebagai unsur
D. mencapai optimasi dan permintaan kawasan industri pengikat pada
sinergi pemanfaatan sejalan dengan berfungsinya tiap-tiap pusat
sumberdaya secara pelabuhan kontainer di P. sekunder.
berkelanjutan bagi Bungkutoko. 5. Pengembangan
peningkatan kesejahteraan E. Pengembangan terminal Tipe sistem jaringan
masyarakat. A, akan mendorong utilitas air bersih,
pertumbuhan kawasan di energi listrik,
sekitarnya. pengolahan
F. Revitalisasi kota lama, untuk sampah dan
menghindari terdegradasinya limbah yang dapat
fungsi ekonomi kawasan memenuhi
akibat pemindahan kebutuhan
pelabuhan kontainer ke pengembangan.
P.Bungkutoko. 6. Penyiapan
G. Pengembangan kawasan perangkat lunak
teluk sebagai pusat dalam wujud
pertumbuhan ekonomi baru perencanaan
dengan kegiatan teknis yang
perdagangan, jasa dan didukung dengan
pariwisata sebagaifungsi studi-studi terkait
yang dikembangkan. dengan
Pengembangan kawasan pengembangan
teluk memperhatikan aspek fungsi kegiatan
lingkungan yang memiliki yang akan
tingkat sensitifitas tinggi dikembangkan.
terhadap kegiatan perkotaan.
H. Mempertahankan kawasan di
Kecamatan Puuwatu dan
Mandonga sebagai pusat
kegiatan pertanian, dan
dikembangkan sebagai pusat
kegiatan agrowisata dan
pusat kegiatan wisata alam.
I. Pengembangan pusat-pusat
kegiatan sekunder pada
pusat-pusat kecamatan.
3. Misi Pelayanan Dengan arah kebijakan sebagai Pada dasarnya strategi
melaluipengembangansistem berikut: ini dimaksudkan
pelayanan yang prima bagi 1. Meningkatkan potensi untuk
masyarakat secara adil, moral/etik (hearth/dzikir). mengembangkan
cepat, transparan, 2. Meningkatkan potensi akal potensi dalam diri
terjangkau, mandiri dan dan ilmu pengetahuan individu masyarakat
dapat (head/pikir) dengan
dipertanggungjawabkan 3. Meningkatkan potensi memberikan ruang
(accountable). keterampilan (hand/ukir). yang cukup bagi
4. Misi Perekonomian dengan 4. Melakukan pembinaan tumbuhnya
Mendorong pertumbuhan spiritual partisipasi
perekonomian kota yang 5. Melakukan pembinaan Sosial masyarakat pada
berbasis pada ekonomi Ekonomi berbagai bidang
rakyat serta menciptakan 6. Melakukan pembinaan pembangunan
iklim yang kondusif bagi Fisik/Infrastruktur melalui
pelaksanaan investasi di 7. Melakukan pembinaan program/kegiatan
daerah dengan pola pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan
Reinventing Government. dan penanggulangan atau
5. Misi Profesionalisme Kemiskinan diimplementasikan
Aparat melalui 8. Meningkatkan kemandirian oleh SKPD.
Pengembangan kualitas dan jiwa sosial generasi 2. Strategi Daya
sumber daya aparat yang muda di berbagai bidang Saing Komunitas
profesional, bermoral dan pembangunan sehingga Strategi daya saing
berdedikasi tinggi dalam produktif dan berdaya saing komunitas/pengem
tugas dan pelayanan. menghadapi tantangan serta bangan
6. Misi Pemerintahan Yang mampu memanfaatkan kelembagaan
Baik (Good Governance) peluang sebaik-baiknya. masyarakat
denganMenciptakan tatanan 9. Meningkatkan prestasi diarahkan untuk
pemerintahan yang bersih, olahraga di forum regional, memperkuat
demokratis, berwibawa dan nasional maupun kelembagaan sosial
bertanggungjawab. internasional masyarakat dalam
10. Meningkatnya kapasitas aspek ekonomi dan
kelembagaan, koordinasi dan politik serta
jaringan pengurusutamaan memperluas peran
gender dan anak, dalam serta partisipasi
perencanaan pelaksanaan, masyarakat baik
pemantauan dan evaluasi dalam pengambilan
pembangunan di segala keputusan
bidang kebijakan publik,
11. Meningkatkan pelayanan maupun dalam
perlindungan dan tahap implementasi
pemberdayaan terhadap dan evaluasi.
perempuan dan anak Strategi ini bertumpu
12. Meningkatkan pelayanan pada 4 program
kesejahteraan sosial melalui utama yang
penguatan kelembagaan dikemas dalam“4”
dalam upaya menurunkan (Catur) Bina, yaitu :
penyandang masalah 1. Bina Spiritual
kesejahteraan social Yaitu program
13. Meningkatkan sarana dan pembinaan dan
prasarana pendidikan peningkatan
14. Menuntaskan wajib belajar moral/keimanan,
sembilan tahun dan mental dan spiritual.
pendidikan menengah yang Bina spiritual juga
bermutu terjangkau dan dimaksudkan untuk
berwawasan global sehingga meningkatkan
mampu menyediakan peran kelembagaan
sumberdaya manusia yang agama sebagai
berkualitas dan mampu sarana penguatan
berdaya guna dalam
meningkatkan kesejahteraan keimanan
masyarakat relevansi masyarakat.
pendidikan sehingga mampu
menyediakan tenaga kerja
yang dengan keahlian, 2. Bina Sosial
kewirausahaan dan Ekonomi
keterampilan khusus Yaitu program
15. Meningkatkan jumlah dan pendekatan
kualitas guru sehingga terhadap penguatan
mampu mengembangkan kelembagaan
kompetensi dan masyarakat yang
meningkatkan komitmen berorientasi pada
dalam melaksanakan tugas perluasan
pengajaran kesempatan kepada
16. Meningkatkan jaminan kelembagaan
pemerataan kesempatan ekonomi dan sosial
pendidikan pengembangan masyarakat untuk
kecerdasan, minat dan bakat barpartisipasi dalam
anak didik kegiatan
17. Meningkatkan minat dan pembangunan.
budaya baca masyarakat Secara khusus bina
Meningkatkan derajat kesehatan ekonomi adalah
masyarakat melalui penguatan
peningkatan akses dan kelembagaan
kualitas pelayanan ekonomi
kesehatan serta masyarakat agar
pengembangan lingkungan dapat berfungsi baik
sehat dan perilaku sehat untuk pemenuhan
kebutuhan dasar
maupun yang
c. Misi Ketiga bersifat
Dengan arah kebijakan sebagai pengembangan
berikut: produksi dan
1. Meningkatkan kualitas pemasaran.
penyelenggaraan Sedangkan bina
administrasi pemerintahan sosial adalah
dengan penataan fungsi penguatan
kelembagaan, lembaga-lembaga
ketatalaksanaan dan sosial
prosedur yang efektif dan kemasyarakatan
efisien SDM aparatur baik dalam
2. Meningkatnya jalinan fungsinya sebagai
kerjasama antar media persatuan
pemerintahan daerah untuk dan komunikasi
menciptakan integrasi antar antar anggota,
daerah dalam menyelesaikan maupun penguatan
permasalahan lintas sektor fungsi sebagai
3. Meningkatnya tertib wadah perwakilan
administrasi kependudukan dan penyaluran
untuk menjamin ketersediaan kepentingan dan
tata dan informasi penduduk aspirasi
yang akurat dan terpadu masyarakat.
4. Meningkatkan sistem dan 3. Bina
jaringan utilitis kota Fisik/Infrastruktur
5. Meningkatkan sarana dan Yaitu program
prasarana untuk pembangunan fisik
penanggulangan bencana dan infrastruktur
6. Meningkatkan sarana dan dasar dan umum
prasarana sistem drainase dengan
perkotaan mengedepankan
7. Mengembangkan sistem asas prioritas serta
transportasi yang terpadu meningkatkan
dan berkelanjutan berbasis kesadaran dan
angkutan massal perkotaan peranserta
8. Meningkatkan aksebilitas masyarakat
antar wilayah melalui upaya dalamperbaikan,
penambahan kapasitas, pemeliharaandan
peningkatan kinerja jalan dan pelestarian
jembatan lingkungan fisik.
9. Meningkatkan Kualitas dan 4. Bina
kuantitas ruang terbuka hijau Pemberdayaan
dan hutan kota Masyarakat dan
10.Singkronisasi perencanaan Penanggulangan
pembangunan lintas sektor Kemiskinan
Yaitu program
pendekatan
d. Misi Keempat peningkatan
Dengan arah kebijakan sebagai peranserta
berikut: masyarakat dengan
1. Menyederhanakan prosedur memberdayakan
dan birokrasi daerah, masyarakat dalam
kepastian biaya perijinan kegiatan-kegiatan
serta standarnisasi pembangunan dan
pelayanan perijinan untuk penanggulangan
mempermudah pelayanan kemiskinan.
investasi pelaku usaha
2. Pengembangan sistem 3. Strategi Daya
pelayanan investasi yang Saing Kota
berbasis Teknologi informasi Strategi daya saing
dan komunikasi untuk adalah strategi
mendukung perdagangan pertumbuhan
3. Melakukan optimalisasi sektor-sektor
Penerimaan pendapatan strategis dengan
daerah mendorong
4. Meningkatkan pengamanan pengembangan
dan pemanfaatan aset milik sektor-sektor,
pemerintah untuk masing-masing
peningkatan kapasitas untuk bidang
keuangan daerah ekonomi yakni
5. Meningkatkan kesempatan sektor yang secara
kerja serta mendorong signifikan
mobilitas tenaga kerja dalam memberikan efek
rangka mengurangi ganda (multiplier
pengangguran dengan effect) bagi
mendorong pertumbuhan perekonomian
sektor industri, jasa, masyarakat,
perdagangan dan penguatan sedangkan untuk
UMKM bidang sosial
6. Meningkatkan upaya budaya adalah
Perlindungan sektor-sektor yang
ketenagakerjaan serta berfungsi
harmonisasi hubungan meningkatkan
industrial kapasitas dasar
7. Melakukan penguatan manusia seperti
ekonomi kerakyatan melalui pendidikan,
peningkatan kompetensi dan kesehatan dan
daya saing usaha koperasi keterampilan.
dan Usaha Mikro Kecil Secara khusus
8. Melakukan promosi dan sasaran-sasaran
pengelolaan pariwisata serta dari sektor strategis
peningkatan potensi ini adalah bermuara
pariwisata pada “5” sasaran
9. Melakukan percepatan utama yakni :
pengentasan kemiskinan 1. Penegakan
melalui Penyediaan Peraturan (Ethics
kebutuhan dasar dan dan Enforcement)
pengembangan Bahwa seluruh warga
pemberdayaan masyarakat masyarakat
yang berkesinambungan mempunyai
10.Melakukan penguatan kedudukan dan
ekonomi kerakyatan berbasis perlakuan yang
usaha produktif sama di depan
11.Melakukan penguatan hukum. Peraturan
ekonomi kerakyatan melalui yang ada harus
peningkatan kompetensi dan dapat dilaksanakan
daya saing usaha koperasi tanpa pilih kasih.
dan Usaha Mikro Kecil. Meskipun demikian,
peraturan-peraturan
e. Misi Kelima yang telah
Dengan arah kebijakan sebagai dilaksanakan harus
berikut: dapat ditinjau
1. Menyusun dan kembali, dengan
menyelenggarakan Standar memperhatikan
Operasional Pelayanan prinsip-prinsip
(SOP) terhadap tugas dan keadilan, efisiensi
pelayanan aparat guna dan partisipatif.
mendorong profesionalisme 2. Pengembangan
aparat. Perekonomian
2. Melakukan penyederhanaan Masyarakat
birokrasi yang efektif dan (Employment/Econ
efisien. omy)
3. Melakukan penguatan Bahwa sektor-sektor
kompetensi aparat. usaha yang akan
4. Mengembangkan pola dikembangkan
penghargaan kepada aparat adalah sektor-
yang memiliki prestasi yang sektor yang
baik. mempunyai efek
5. Melakukan peningkatan pengganda yang
kualitas aparat melalui besar dalam hal
pendidikan menggerakkan
6. Melakukan peningkatan perekonomian
kualitas aparat melalui masyarakat dan
pelatihan baik teknis maupun penyerapan tenaga
non teknis. kerja. Selanjutnya,
pertumbuhan
f. Misi Keenam perekonomian yang
Dengan arah kebijakan sebagai terjadi, diharapkan
berikut: dapat memberikan
1. Melakukan upaya-upaya dampak yang
yang dapat mendorong seluas-luasnya bagi
peningkatan kualitas peningkatan
organisasi khususnya kesejahteraan
organisasi pelayanan publik masyarakat.
dengan merespon kebutuhan
masyarakat 3. Pelestarian
2. Melakukan pelibatan semua Lingkungan
elemen masyarakat dalam (Environment/Ecolo
proses perencanaan dan gy)
pelaksanaan pembangunan Bahwa implikasi
pembangunan fisik
sesuai kemampuan dan dalam
peran masing-masing pembangunan,
3. Melakukan seharusnya
pertanggunjawaban publik memperhatikan
yang dapat memberikan daya dukung
informasi dan penjelasan lingkungan. Prinsip-
secara cepat dan tepat prinsip pelestarian
sesuai aturan yang berlaku alam dan
4. Meningkatkan kualitas pembangunan yang
penyelenggaraan berkelanjutan,
administrasi pemerintahan menjadi landasan
dengan penataan fungsi pelaksanaan fisik
kelembagaan, pembangunan.
ketatalaksanaan dan Proporsi ruang
prosedur yang efektif dan terbuka hijau dan
efisien. terbangun, sebagai
persyaratan
mewujudkan visi
“Kota dalam
Taman”, menjadi
landasan dalam
pemanfaatan ruang.
4. Keadilan yang
Setara (Equity
/Democratization)
Bahwa seluruh langkah
dan gerak
pembangunan baik
dalam pelaksanaan
dan
pemanfaatannya
harus
mempertimbangkan
prinsip keadilan
yang setara. Bahwa
setiap warga
masyarakat berhak
mendapatkan
pelayanan,
penghargaan dan
manfaat yang setara
dan proporsional.
5. Peran serta
Masyarakat
(Engangement/(Par
ticipation)
Bahwa pemerintah kota
Kendari akan
mengedepankan
prinsip-prinsip
transparansi/keterb
ukaan dan
partisipatif dalam
pengambilan
keputusan
kebijakan publik.
Peran serta
masyarakat
diharapkan untuk
pada setiap tahapan
pembangunan
mulai dari
perencanaan,
pelaksanaan,
pemantauan,
monitoring dan
evaluasi.
KSPD
SPPIP Terwujudnya 4 (Empat) Misi SPPIP Kota Kebijakaan Penataan Kawasan Strategi Pengembangan
perumahan layak Kendari yang utama yaitu; permukiman Kota Kendaridapat perumahan dan
huni dan 1. Terwujudnya perumahan & dikelompokkan menjadi 4 Permukiman Kota
terjangakau bagi permukiman yang layak, tipilogi : Kendari :
penduduk terjangkau dalam lingkungan 1. Kawasan permukiman yang Penentuan suatu
kotaKendari, yang sehat, aman memenuhi perlu dikendalikan dan kebutuhan perumahan
dalam lingkungan kaidah keramahan dibatasi perkembangannya. pada masa yang akan
permukiman yang lingkungan dan bebas kumuh Kawasan ini adalah kawasan datang diasumsikan
Asri, aman, sehat pada tahun 2018, sesuai permukiman yang terlanjur bahwa tiap keluarga
dan berkelanjutan arahan MDGS berkembangan di sebelah menempati 1 unit rumah
dengan dukungan 2. Terselengaranya kawasan utara kota khususnya sekitar untuk 1 keluarga terdiri
kelembagaan permukiman & perumahan kota lama dimana faktor fisik dari 5 jiwa, maka
Yang kondusif yang mendorong merupakan pertimbangan kebutuhan akan
untuk membentuk pertumbuhan wilayah utama. perumahan harus
masyarakat yang perkotaan dalam upaya 2. Kawasan permukiman yang dibatasi, dengan melihat
inovatif, mandiri menciptakan ; perlu ditingkatkan pembagian 40% untuk
dan sejahtera. a. Kawasan permukiman itensitasnya. perumahan dan 60%
yang tersusun atas Kawasan pusat kota masih untuk fasilitas sosial,
satuan-satuan lingkungan dimungkinkan untuk ekonomi dan open
yang dihubungkan dikembangkan secara space. Dengan
jaringan transportasi yang intensif. Sebagai kawasan memperhatikan hal
memberikan berbagai pusat kota, secara alamiah tersebut diatas maka
pelayanan dan akan berkembang kawasan perincian perumahan
kesempatan kerja perumahan secara intensif adalah :
b. Mengintegrasikan dimana pada inti pusat kota - Type A (besar): 20 x
menetapkan kualitas disekitar kawasan 30 meter (20%)
lingkungan perumahan pemerintahan dan komersial, - Type B (sedang): 10 x
yang telah ada di sudah tidak memungkinkan 20 meter (30%)
sekitarnya, serta untuk dikembangkan secara - Type C (kecil): 10 x 15
memenuhi prinsip-prinsip kawasan. Bagian barat pusat meter (50%)
penataan ruang. kota masih terdapat lahan Adapun kepadatan
3. Meningkatkan peran serta kosong yang cukup luas dan bangunan tiap kapling
masyarakat dlm memungkinkan perumahan untuk type A
pembangunan permukiman pengembangan kawasan dengan kepadatan
di dukung oleh kesiapan permukiman secara rendah, untuk type B
kerjasama, swasta, kawasan. dengan kepadatan
masyarakat, pemerintah 3. Kawasan-kawasan sedang dan untuk type C
yang menciptakan sinerji permukiman yang akan dengan kepadatan
pembangunan kelembagaan dikembangkan pada pusat- tinggi. Oleh karena itu
antara pelaku. pusat pertumbuhan baru. konsep perencanaan
4. Pengendalian pemanfaatan Kawasan pertumbuhan baru, menuntut adanya suatu
ruang dan pembangunan yaitu pada kawasan industri, lingkungan perumahan
permukiman yang merambah kawasan terminal dan yang menyediakan
kawasan konservasi dan pelabuhan merupakan suasana yang dapat
daerah aliran sungai wanggu, potensi pengembangan memberikan rasa
sesuai dengan prinsip – kawasan permukiman baru keindahan,
prinsip pembangunan yang akan tumbuh. kenyamanan, sehat dan
berwawasan lingkungan , Pengembangan kawasan aman. Untuk itu perlu
berkelanjutan menuju permukiman dapat diciptakan suatu
lingkungan kota yang indah, dipersiapkan secara dini lingkungan perumahan
sejuk sehat dan lestari. melalui penyiapan yang :
pengembangan kawasan - Mempunyai
permukiman secara kemudahan hubungan
terencana dalam skala dengan kelompok kota
kawasan. atau kegiatan lainnya.
4. Kawasan permukiman - Pelayanan dasar bagi
perdesaan kebutuhan penduduk
Walaupun kota Kendari harus mudah dicapai,
berfungsi sebagai PKN dan dengan kata lain harus
Ibu Kota Provinsi, kegiatan mempunyai fasilitas
pertanian masih merupakan lingkungan yang dapat
kegiatan ekonomi yang melayani kebutuhan
cukup dominan sampai 20 penduduk sehari-hari.
tahun kedepan, khususnya - Tersedianya lahan
pada wilayah bagian barat potensial bagi
Kota Kendari. Kegiatan kebutuhan
permukiman ini dapat perumahan.
disinergiskan dengan konsep Adapun pola
pengembangan kegiatan pembangunan
pertanian yang mengarah perumahan yang harus
pada fungsi argowisata. dilakukan dalam
mengantisipasi
permintaan kebutuhan
perumahan di Kota
Kendari, maka harus
dilakukan skenario pola
pembangunan baru
perumahan seperti :
Pola Cluster
(Mengelompok)
- Tanah yang tersedia
merupakan suatu
hamparan tanah
- Tanah bisa milik
kelompok
masyarakat/hibah
pemda kepada
masyarakat (MBR)
koperasi/LKMD/LNKB
dan lainnya
- Lokasi yang
akandibangun rumah
tersebut peruntukan
sesuai dengan
rencana tata ruang
setempat dan secara
teknis lokasi
memenuhi syarat.
Pola Sprawl
(terpencar)
- Tanah yang tersedia
lokasinya terpencar,
namun masih dalam
satu frame kawasan
permukiman (10 unit
rumah, 5 unit rumah
atau dan lainnya)
- Pemilik tanah bisa
terdiri dari beberapa
anggota masyarakat
(MBR) dan bisa Milik
kelompok
masyarakat/hiba
pemda pada
masyarakat (MBR)
koperasi/LKMD/LNKB
dan lainnya
- Lokasi yang akan
dibangun rumah
tersebut peruntukan
sesuai dengan
rencana tata ruang
setempat
- Secara teknik lokasi
memenuhi syarat
lokasi.
RI-SPAM
SSK Terwujudnya Misi Air Limbah :
Pembangunan 1. Meningkatkan akses layanan
system Sanitasi air limbah
Kota Kendari 2. Menyiapkan dan
Tahun 2017yang mengimplementasikan
berkelanjutan, peraturan daerah tentang
Terpadu menuju sistem pengelolaan air
Kota Hijau (Green limbah
City) 3. Meningkatkan peran media
dalam sosialisasi
pengelolaan air limbah
4. Meningkatkan peran serta
masyarakat, dunia usaha dan
kelompok peduli dalam
pengelolaan air limbah.
5. Meningkatkan kapasitas
lembaga dan SDM dalam
pengelolaan air limbah.
Misi Persampahan :
1. Meningkatkan kegiatan
pengelolaan persampahan
yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan
2. Meningkatkan akses
pelayanan persampahan
melalui peningkatan kualitas
dan kuantitas layanan
persampahan
3. Mengoptimalkan pelaksanaan
peraturan daerah tentang
sistem pengelolaan
persampahan
4. Meningkatkan Peran media
dalam sosialisasi
pengelolaan Persampahan
5. Meningkatkan peran serta
masyarakat, dunia usaha dan
kelompok peduli dalam
pengelolaan persampahan
6. Meningkatkan kapasitas
kelembagaan, SDM dan
pendanaan melalui
pengembangan sumber-
sumber pendanaan
alternative dalam
pengelolaan persampahan
Kampanye Pola
Hidup Bersih Dan
Sehat (Phbs)
Melalui Siaran
Radio Atau Tv
Lokal.
6. Mengadakan
Penyuluhan Dan
Kampanye Pola
Hidup Bersih Dan
Sehat (Phbs)
Melalui Siaran
Radio Atau Tv Lokal
Tabel 5. 16
Matriks Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas
diakibatkan pengembangan kawasan
diperkirakan cukup tinggi sehingga
perlu dipersiapkan arahan
pengembangan kawasan permukiman
agar tidak terjadi secara sporadis.
- BWK VI ( Kec. Puuwatu dan Permukiman Perdesaan, Mempertahankan kawasan di
agrowisata, pertanian Kecamatan Puuwatu dan Mandonga
Kec. Mandonga )
sebagai pusat kegiatan pertanian, dan
dikembangkan sebagai pusat kegiatan
agrowisata dan pusat kegiatan wisata
alam.
- RPKPP Kawasan kumuh Fungsi Kawasan Permukiman, Ada beberapa pendekatan yang dapat
kawasan ekonomi, dan konservasi digunakan dalam mengatasi
Mandonga
permukiman kumuh di Kelurahan
Mandonga yaitu regulasi, relokasi/
resettlement, dan pembuatan
rususnawa. Regulasi dilakukan
dengan menegakkan aturan, dengan
melakukan pelarangan pembangunan
permukiman pada wilayah konservasi
(perbukitan). Relokasi dilakukan
dengan memindahkan seluruh
bangunan yang berada pada kawasan
konservasi. Setelah melakukan
relokasi, kemudian masyarakat yang
tadinya tinggal di kawasan konservasi
dipindahkan ke rusunawa yang telah
direncanakan.
KETERPADUAN STRATEGI
PENGEMBANGAN KOTA KENDARI
Kawasan Strategis Kab/Kota (KSK) diperlukan sebagai dassar
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Pada Pembangunan
infrastruktur skala kawasan, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
diarahkan Pada kawasan KSK, dan diharapkan keterpaduan pembangunan
dapat terwujud. Tabel 5.1 memaparkan identifikasi arahan RTRW Kab/Kota
Untuk Bidang Cipta Karya, Tabel 5.2 memaparkan identifikasi kawasan
Strategis Kab/Kota (KSK), serta tabel 5.3 memaparkan identifikasi indikasi
program khusus untuk Bidang Cipta Karya.
4. Ruang Terbuka Hijau (RTH) sekitarnya.
Areal pemakaman (TPU), jalur hijau, f. Revitalisasi kota lama, untuk
lapangan olah raga, RTH lingkungan, menghindari terdegradasinya fungsi
RTH kelurahan dan RTH Kecamatan. ekonomi kawasan akibat pemindahan
II. Rencana Kawasan Budidaya yang pelabuhan kontainer ke P.Bungkutoko.
Memiliki Nilai strategis. g. Pengembangan kawasan teluk sebagai
Konsep pengembangan kawasan
pusat pertumbuhan ekonomi baru
budidaya yang memiliki nilai strategis
dengan kegiatan perdagangan, jasa dan
diarahkan pada pengembangan
pariwisata sebagai fungsi yang
kawasan :
dikembangkan. Pengembangan kawasan
1. Kawasan Teluk Kendari
teluk memperhatikan aspek lingkungan
Konsep pengembangan kawasan teluk
yang memiliki tingkat sensitifitas tinggi
diarahkan sebagai “Waterfront City”
terhadap kegiatan perkotaan.
dengan fungsi utama yang akan
h. Mempertahankan kawasan di Kecamatan
dikembangkan adalah fungsi komersial,
jasa perhotelan, perkantoran yang akan Puuwatu dan Mandonga sebagai pusat
fungsi-fungsi yang tidak terkait dengan
kegiatan pelabuhan, dipindahkan ke luar
Pulau Bungkutoko yaitu di Kecamatan
Abeli.
b) Pengembangan infrastruktur terutama
jaringan jalan lokal dan jalan lingkar
barat dalam untuk mengarahkan
perkembangan kawasan permukiman;
c) Pengembangan kasawan-kawasan
komersial yang lebih terkonsentrasi pada
satu kawasan;
d) Mempertahankan dan meningkatkan
Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam
wujud taman kota.
6. Kawasan Terminal
Pengembangan kawasan terminal type A
yang telah dialokasikan di jalan lingkar
berdekatan dengan persimpangan jalan
arteri menuju bandara dan terintegrasi
dengan kawasan industri akan
mendorong perkembangan kegiatan
permukiman, komersial dan jasa di
kawasan sekitarnya, sehingga
dibutuhkan langkah-langkah untuk
mengantisipasi perkembangan di
kawasan terminal dengan :
a) Penerapan aturan zonasi
b) Pengembangan jaringan jalan untuk
mengarahkan perkembangan kawasan
permukiman.
minapolitan
Kawasan terminal Transportasi regional dengan di Kecamatan Baruga
tingkat pertumbuhan kawasan
yang cepat.
5.1 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Penyusunan Visi, misi, kebijakan dan program RPJMD Kota Kendari
disusun sebagai penjabaran dari visi dan misi pasangan Walikota dan Wakil
Walikota terpilih. Visi dan misi tersebut kemudian dijabarkan dalam bentuk
dokumen perencanaan dengan memperhatikan kondisi, gambaran umum
daerah serta kebijakan pengembangan pembangunan Kota Kendari.
Penetapan visi dan misi RPJMD adalah untuk menjembatani harapan
yang ingin dicapai pada visi dan misi yang ditetapkan dalam Perda No. 10
Tahun 2001 dengan kondisi yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun masa jabatan Walikota dan Wakil Walikota terpilih.
5.2.1. Visi
Visi jangka panjang Kota Kendari, berdasarkan Peraturan Daerah
(PERDA) Kota Kendari Nomor 10 Tahun 2001 adalah “Mewujudkan Kota
Kendari Tahun 2020 Sebagai Kota Dalam Taman yang Bertaqwa,
Maju, Demokratis dan Sejahtera”, sedangkan Visi Walikota dan Wakil
Walikota Kendari adalah “Terwujudnya Kota Kendari Tahun 2017
sebagai Kota bersih dan Hijau yang Berakhlak, Maju, Demokratis dan
Sejahtera”.
5.2.2. Misi
Untuk mendukung Visi yang telah ditetapkan maka dijabarkan beberapa
Misi yang dapat mendukung penjabaran Visi tersebut.Misi merupakan
pernyataan yang menetapkan tujuan instansi pemerintah dan sasaran
yang ingin dicapai. Adapun Misi Kota Kendari adalah sebagai berikut:
1. Misi Lingkungan, Mempertahankan dan meningkatkan kualitas,
keseimbangan dan keserasian lingkungan kota yang indah sejuk
sehat dan lestari;
2. Misi SosialKemasyarakatan, mendukung penciptaan suasana
kehidupan masyarakat kota yang agamais, aman, rukun, damai dan
harmonis serta mendorong pemberdayaan lembaga kemasyarakatan
untuk semakin berperan dalam pembangunan kota;
3. Misi Pelayanan Prima, mengembangkan sistem pelayanan yang
prima bagi masyarakat secara adil, cepat, dan transparan,
terjangkau (layak harga), mandiri dan dapat dipertanggungjawabkan
(accountable);
4. Misi Perekonomian, mendorong pertumbuhan perekonomian kota
yang berbasis pada ekonomi kerakyatan serta menciptakan iklim
yang kondusif bagi pelaksanaan investasi sesuai potensi daerah.
5. Misi Profesionalisme Aparat, mengembangkan kualitas sumberdaya
aparat yang profesional, bermoral dan berdedikasi tinggi dalam
menjalankan tugas dan pelayanan.
6. Misi Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance), menciptakan
tatanan pemerintahan yang bersih, demokrasi, berwibawa dan
bertanggungjawab.
1. Strategi Pengembangan Sumberdaya Manusia
Strategi pengembangan sumberdaya manusia berpijak pada
pengembangan Aspek “3”, yakni pendekatan pembangunan manusia
paripurna, yang mengembangkan tiga dimensi potensi manusia, yakni (1)
potensi akal dan ilmu pengetahuan (kognitif/head), (2) potensi moral/etik
(afektif/hearth) dan (3) potensi keterampilan dan gerakan
(psikomotorik/hand).
Lebih jauh, strategi ini dimaksudkan untuk menciptakan pemerataan
kualitas manusia, serta memberi ruang yang cukup bagi tumbuhnya
partisipasi masyarakat pada berbagai bidang pembangunan, yang
bertujuan mewujudkan pemberdayaan SDM sesuai peran dan fungsinya
dalam kelompok masyarakat dan lembaga pemerintah.
2. Strategi Pengembangan Kelembagaan Masyarakat
Strategi pengembangan kelembagaan masyarakat diarahkan untuk
memperkuat kelembagaan sosial masyarakat dalam aspek ekonomi dan
politik serta memperluas peranserta partisipasi masyarakat baik dalam
pengambilan keputusan kebijakan publik, maupun dalam tahap
implementasi dan evaluasi.
Bertolak dari semangat tersebut maka pilihan pendekatannya adalah
dengan “4” (catur) Bina, yakni:
1. Bina Spritual
Yakni sebuah pendekatan pembangunan peningkatan keimanan,
mental dan spritual untuk keluarga dan warga dan keluarga.Bina
spritual juga mencakup pemantapan kelembagaan agama sebagai
sarana penguatan keimanan, persaudaraan bahkan untuk penguatan
perekonomian masyarakat.
2. Bina Sosial Ekonomi
Yakni sebuah pendekatan penguatan kelembagaan masyarakat yang
bermuara pada perluasan kesempatan kelembagaan ekonomi dan
sosial masyarakat untuk barpartisipasi dalam kegiatan
pembangunan.Secara khusus bina ekonomi adalah penguatan
kelembagaan ekonomi masyarakat agar dapat berfungsi baik untuk
pemenuhan kebutuhan dasar maupun yang bersifat pengembangan
produksi dan pemasaran.Sedangkan bina sosial adalah penguatan
lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan baik dalam fungsinya sebagai
media persatuan dan komunikasi antar anggota, maupun penguatan
fungsi sebagai wadah perwakilan dan penyaluran kepentingan dan
aspirasi masyarakat.
3. Bina Fisik/Lingkungan
Yakni pendekatan peningkatan kesadaran dan peranserta masyarakat
dalam dalam perbaikan, pemeliharaan, peningkatan dan pelestarian
lingkungan fisik (buatan) maupun alam.
4. Bina Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan
Yakni pendekatan peningkatan peranserta masyarakat dalam
pembangunan serta ikut terlibat dalam penanggulangan kemiskinan.
3. Pelestarian Lingkungan (Environment)
Bahwa implikasi pembangunan fisik dalam pembangunan, seharusnya
memperhatikan daya dukung lingkungan.Prinsip-prinsip pelestarian
alam dan pembangunan yang berkelanjutan, menjadi landasan
pelaksanaan fisik pembangunan.Proporsi ruang terbuka hijau dan
terbangun, sebagai persyaratan mewujudkan visi “Kota dalam Taman”,
menjadi landasan dalam pemanfaatan ruang.
4. Keadilan yang setara (Equity)
Bahwa seluruh langkah dan gerak pembangunan baik dalam
pelaksanaan dan pemanfaatannya harus mempertimbangkan prinsip
keadilan yang setara.Bahwa setiap warga masyarakat berhak
mendapatkan pelayanan, penghargaan dan manfaat yang setara dan
proporsional.
2. Meningkatkan Fungsi Kota Kendari sebagai Kota Pelayanan Skala
Regional dan terpenuhinya tingkat kebutuhan masyarakat
(Environment, Employment, Engagement).
3. Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat sesuai dengan Visi
Indonesia Sehat 2010 (Equity dan Engagement).
4. Meningkatkan Kualitas Pelayanan dan Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah serta Pelestarian Nilai-Nilai Budaya (Ethic,
Employment dan Equity).
5. Meningkatkan Rasa Aman, Sikap Hidup yang tertib dan disiplin bagi
seluruh masyarakat (Ethic, Engagement).
6. Menegakkan Prinsip-Prinsip Kepemerintahan yang baik (good
governance) dan Penegakkan Supremasi Hukum (Ethic, Equity dan
Engagement).
7. Meningkatkan Iklim Usaha yang kondisif dan adil bagi semua pelaku
usaha dalam mengembangkan perekonomian kota yang berbasis
ekonomi kerakyatan, pengentasan kemiskinan dan pengangguran
(Environment, Employment, Engagement dan Equity).
8. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan aparatur daerah (Ethic dan
Engagement).
Selain kebijakan umum, dalam RPJMD juga ditetapkan sejumlah
kebijakan khusus yang diarahkan untuk percepatan pembangunan Kota
Kendari dalam lima tahun kedepan. Kebijakan khusus tersebut
dirangkum dalam sebuah Program Unggulan Strategis, yang
penjelasannya sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Kualitas Moral, Akhlak, dan Disiplin.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah:
a. Pengajian Eksekutif
b. Pengentasan buta baca Al-Quran
c. Gerakan shalat fardhu berjamaah
d. Keluarga sakinah.
e. Intensifikasi Majelis Taklim
f. Karakter Building masyarakat
g. Pemberdayaan dan Peningkatan Kesejahteraan RT/RW/Imam
Mesjid/Pendeta
2. Program peningkatan sarana dan prasarana dasar perkotaan.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah:
a. Lanjutan Pembangunan jalan lingkar luar (outer ring road).
b. Penuntasan Pembangunan Jembatan TALIA – BUNGKUTOKO
c. Penanganan Drainase Kota Secara Komprehensif dan
Terintegrasi.
d. Pembangunan dan Pembukaan jaringan Jalan dan Jembatan
Baru.
e. Penuntasan Pengaspalan Jalan Wilayah Kota
f. Pengaspalan Jalan Dalam Lingkungan Perumahan.
g. Optimalisasi Operasional PDAM Tirta Anoa Kendari.
h. Perbaikan dan Pemasangan Jaringan Distribusi dari Tempat
Penampungan ke Pelanggan.
3. Program peningkatan pengelolaan DAS dan Teluk Kendari.
a. Normalisasi Sungai Dalam Wilayah Kota Kendari.
b. Lanjutan Pembangunan Jaringan Irigasi di Kawasan Labibia dan
Amohalo.
4. Program Pengelolaan sampah dan kebersihan.
a. Menjaga Kota Kendari Tetap Bersih secara konsisten
b. Optimalisasi Program Bougenville City
5. Program penataan perumahan, permukiman, dan Prasarana Sosial
dan Pendidikan
a. Implementasi dari Perda RTRW.
b. Pembangunan Kawasan Pemuda dan Olahraga Yang Terintegrasi
c. Memfasilitasi Terwujudnya SULTRA CULTURE CENTER (Pusat
Budaya Sulawesi Tenggara)
d. Peningkatan SDM Melalui Pelatihan dan Beasiswa Pendidikan
(CERDAS TRIPLE –H Kota Kendari).
e. Perwujudan Kota Layak Anak dan Keberpihakan Gender
f. Rehabilitasi, Peningkatan dan Pembangunan Sarana dan
Prasarana Pendidikan Tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK.
6. Program pembangunan Sarana dan Prasarana Perekonomian Kota
a. Penuntasan Pembangunan dan Perbaikan Pasar.
b. Optimalisasi Pemanfaatan Pasar Sentral Kota
c. Penyelesaian Pembangunan dan Pemanfaatan Pasar Wua-wua
d. Perbaikan Pasar baruga
e. Peningkatan/Perbaikan Pasar Anduonohu
f. Perbaikan Pasar Lapulu
g. Optimalisasi Pemanfaatan Kawasan PKL
h. Perluasan dan Optimalisasi Kawasan Kuliner Kendari Beach
7. Program kerjasama multipihak/multi stakeholders
a. Kemudahan Investasi Bagi Sektor Swasta, Seperti : Tax Holiday,
Memfasilitasi IMB bertahap.
b. Peningkatan kerjasama antar Sektor Swasta (Reinventing
Government) seperti Perhotelan, Franchise, SPBU,Dll).
8. Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat
a. Pelayanan Kesehatan Dasar Gratis bagi Seluruh Masyarakat Kota
Kendari Melalui JAMKESDA.
b. Peningkatan Sarana, Prasarana dan Optimalisasi Operasional
RSUD Abunawas.
c. Peningkatan Sarana Prasarana dan Operasional Puskesmas
(Perwujudan Kota Kendari Sebagai Kota Sehat.
d. Pelayanan Prima Bidang Kesehatan (PHBS, CITRA PELAYANAN
PRIMA).
e. Program KOTA SEHAT.
9. Program Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan
Kemiskinan
a. Pengembangan BLUD menjadi Lembaga Keuangan Mikro
b. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Program Persaudaraan Madani
c. Intensifikasi Program PNPM-MP & Pengembangan P2MK Serta
P2KP.
d. Peningkatan Program Bedah Rumah
e. Pemberian Raskin Gratis (Pada Kondisi Darurat)
f. Subsidi Pemasangan Daya Listrik Gratis bagi MBR
g. Sertifikasi Tanah Bagi MBR (Proda)
h. Subsidi Pemasangan Jaringan Air Bersih bagi MBR
i. IMB Gratis Untuk RSS Bagi MBR
j. Pelatihan dan Sertifikasi Keterampilan Tenaga Kerja (Tukang
Kayu, Bangunan, Home Industri, DLL)
k. Akte Kelahiran Gratis
l. Biaya Pemakaman Gratis bagi MBR.
10. Program Perwujudan GREEN CITY (Kota Ramah Lingkungan)
dengan 8 Atributnya :
a. Green Planning and Design RTRW; Ruang Terbangun : Ruang
Terbuka (60 : 40)
b. Green Waste; 3R (Reuse, Reduce, Recycle) Menuju Konsep Zero
Waste (Pengolahan Sampah Terpadu, Tidak ada yang
Terbuang).
c. Green Community; Kampung Hijau
d. Green Open Space; RTH (Mengatasi Masalah Banjir dan
Kawasan Kumuh melalui Penataan Kawasan Bantaran Sungai +
Rusunami)
e. Green Transportation; Orientasi Transportasi Publik,
penggunaan Transportasi Massal, Ramah Lingkungan,
mendorong Penggunaan Transportasi Bukan Kendaraan
Bermotor, berjalan kaki, bersepeda melalui konsep Invitation
Planning.
f. Green Building; Green Wall & Green Roof
g. Green Water; Konsep Zero Run-Off (Semua air harus bisa
diresapkan kembali ke dalam tanah konsep ekodrainase artinya
setiap bangunan mempunyai sumur resapan, Bio Pori di ruang
terbuka.
h. Green Energy; Bahan Bakar Terbarukan (Pemanfaatan Gas
Metan, PLTS) Bio Fuel.
pelayanan didasarkan pada skala pelayanan yang dimiliki oleh masing-masing
pusat pelayanan.
a. Dukungan studi komprehensif kawasan teluk meliputi aspek
kelayakan fisik, sosial, prospel ekonomi, lingkungan, dan lain-lain.
b. Mempertahankan ekosistem alami yang telah ada yaitu hutan
bakau.
c. Peyusunan masterplan terintegrasi antara kawasan teluk dengan
kawasan sekitarnya.
d. Pengembagan infrastruktur pendukung.
Alasan pemilihan Kecamatan Abeli sebagai pusat kawasan industri karena
pertimbangan kedekatan kawasan terhadap kawasan pelabuhan kontainer.
Tentunya kedekatan ini akan memberikan keuntungan ekonomis terutama
dari aspek pembiayaan transportasi. Selain itu didukung juga oleh
pengembangan jalan lingkar yang akan melewati kawasan ini, dan
ketersediaan lahan yang cukup luas yaitu seluas 500 Ha.
Untuk mengantisipasi pengembangan kawasan pusat kota yang tak
terkendali, maka langkah-langkah yang perlu dilakukan adalaha sebagai
berikut:
a. Pengendalian kawasan komersil, melalui penerapan aturan zonasi.
b. Pengembangan infrastruktur terutama jaringan jalan lokal dan jalan
lingkar barat dalam untuk mengarahkan perkembangan kawasan
permukiman.
c. Pengembangan kawasan-kawasan komersil yang lebih terkonsentrasi
pada suatu kawasan.
d. Mempertahankan dan meningkatkan ruang-ruang terbuka hijau dalam
wujud taman kota.
e. Pengembangan terminal Tipe A, akan mendorong pertumbuhan
kawasan disekitarnya.
f. Revitalisasi Kota Lama untuk menghindari terdegradasinya funsi
ekonomi kawasan akibat pemindahan pelabuhan kontainer ke Pulau
Bungkutoko.
g. Pengembangan kawasan Teluk sebagai pusat pertumbuhan ekonomi
baru dengan kegiatan perdagangan, jasa, dan pariwisata sebagai
fungsi yang akan dikembangkan.
h. Mempertahankan kawasan di Kecamtan Puuwatu dan Mandonga
sebagai pusat kegiatan pertanian, dan dikembangkan sebagai pusat
kegiatan agrowisata dan pusat kegiatan wisata alam.
i. Pengembangan pusat-pusat kegiatan sekunder pada pusat-pusat
kecamatan.
A. Kawasan Peruntukan Lainnya
1. Kawasan Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan utama berupa Rumah Sakit Kota Kendari tersebar
dibeberapa titik mendekati pusat-pusat pertumbuhan baru. Untuk saat
ini Rumah Sakit sudah ada di Kendari dan Kendari Barat, dan
kedepannya akan dikembangkan rumah sakit di Kecamatan Baruga dan
Wua-wua.
2. Kawasan Pelayanan Pendidikan
Kawasan pendidikan perguruan tinggi dipusatkan di Kecamatan Kambu
yang memiliki fungsi sebagai kawasan pendidikan. Sedangkan untuk
pendidikan menengah dan pendidikan dasar tersebar diseluruh wilayah
kota, mengikuti arah-arah pertumbuhan penduduk.
3. Kawasan Pelabuhan
Kawasan Pelabuhan di Kota Kendari terdiri dari dua kawasan, yaitu di
Kecamatan Kendari dan Kecamatan Abeli (Pulau bungkutoko).Di
Kecamatan Kendari merupakan kawasan pelabuhan lama yang terletak
di kawasan Kota Lama. Karena tingkat kepadatan yang sangat tinggi
maka kawasan pelabuhan lama ini perlu dilakukan revitalisasi yang
terintegrasi dengan revitalisasi kawasan kota lama dan pengembangan
kawasan wisata teluk.
Pengembangan kawasan pelabuhan di Pulau Bungkutoko perlu
memperhatikan daya dukung P. Bungkutoko dalam menampung
kegiatan Pelabuhan dan kegiatan pendukungnya. Aspek penting
lainnya yang perlu diperhatikan adalah kondisi sosial, budaya dan
ekonomi masyarakat lokal dimana pada saat ini mayoritas bekerja
sebagai nelayan.Pengendalian pengembangan kawasan P. Bungkutoko
diluar kegiatan pelabuhan harus dilakukan secara ketat.
4. Kawasan Pertahanan Keamanan
Kawasan pertahanan keamanan yang dimaksud merupakan kawasan
yang berfungsi sebagai pusat kegiatan militer.Pusat-pusat kegiatan
militer yaitu di Kecamatan Baruga, Kecamatan Mandonga, dan
Kecamatan Kendari Barat.
5. Kawasan Terminal Baruga
Kawasan terminal Baruga merupakan simpul transportasi darat utama
yang akan menjadi pusat kegiatan transportasi darat di Kota Kendari.
Sejalan dengan pengembangan terminal maka diperkirakan akan
berkembang pula kawasan-kawasan disekitar kawasan terminal
sebagai pusat kegiatan utama dibagian selatan. Untuk itu perlu diambil
langkah antisipasi berbagai dampak yang mungkin muncuk akibat
perkembangan ruang tersebut agar fungsi terminal dan fungsi
pelayanan lainnya tidak terjadi penurunan, sehingga kawasan terminal
Baruga direkomendasikan sebagai kawasan strategis kota.
6. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan
Kawasan pertanian tanaman pangan dikembangkan di Kecamatan
Puuwatu yang memiliki daya dukung cukup baik untuk pengembangan
pertanian tanaman pangan.
7. Kawasan Pertanian Hortikultura
Kawasan Pertanian Hortikultura dikembangkan di Kecamatan Puuwatu
pada kawasan-kawasan yang tidak dapat didukung dengan sistem
pengairan yang kontinyu.
merupakan pusat Pemerintahan Kota kendari dan sebagian pusat
perkantoran Pemerintah Propinsi . Sebagai pusat kawasan
perdagangan, ketiga kecamatan tersebut mengalami
perkembangan yang pesat terutama di Kecamatan Kadia.
b. Kawasan Pemerintahan Provinsi dan Perguruan tinggi
meliputi Kecamatan Poasia dan Kambu.
Kecamatan Poasia merupakan kawasan perkantoran Bumi Praja
Pemerintah Propinsi.Selain itu kawasan perumahan banyak
berkembang di daerah tersebut.Lahan yang datar dan luas
merupakan faktor pendukung berkembangnya kawasan tersebut.
Kecamatan Kambu dijadikan sebagai pusat kawasan Pendidikan,
selain itu kawasan tersebut berkembang beberapa pusat
permukiman dan perdagangan.
c. Kawasan terminal meliputi Kecamatan Baruga.
Rencana Terminal Tipe A ditempatkan di Kecamatan Baruga,
karena letaknya yang berada di jalur Ring Road yang
menghubungkan Pelabuhan Kontainer Bungkutoko, Kabupaten
Konawe Selatan, dan Kabupaten Konawe.
d. Kawasan Industri dan Pelabuhan meliputi Kecamatan
Abeli.
Kecamatan Abeli merupakan daerah yang diarahkan untuk
pembangunan kawasan industri. Beberapa rencana industri yang
akan dikembangkan yaitu Industri Kimia & Logam, Industri
Perikanan di kawasan PPS, dan Industri Pengolahan Rumput Laut.
Untuk mendukung kawasan industri tersebut, maka sekarang
sedang dalam tahap pembangunan Pelabuhan Kontainer
Bungkutoko yang sedang penyelesaian tahap akhir.
e. Kawasan Kota lama yang meliputi kecamatan Kendari dan
Kecamatan Kendari Barat.
Kecamatan kendari dan Kendari Barat merupakan kawasan yang
dibatasi perkembangannya, karena tingkat kepadatan
penduduknya yang tinggi dan ketersediaan lahan yang sudah tidak
tersedia.Letaknya yang diapit oleh Teluk Kendari dan Kawasan
Tahura Murhum membuat kawasan ini merupakan kawasan yang
dibatasi perkembangannya.
f. Kawasan Agrowisata meliputi kecamatan Mandonga dan
Puuwatu.
Selain menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan, sebagian
dari daerah Kecamatan Mandonga dijadikan sebagai kawasan
Agrowisata yaitu di Kelurahan Alolama, Kelurahan Labibia dan
sekitarnya.Dan karena letak dari Kecamatan Puuwatu yang
berbatasan dengan Kecamatan Mandonga membuat Kecamatan
Puuwatu juga dijadikan sebagai pusat kegiatan Agrowisata.Selain
itu daerah Kecamatan Puuwatu juga dijadikan sebagai pusat
Perbengkelan dan Pergudangan.
b. Tanah Longsor
Bahaya tanah longsor dapat terjadi pada daerah-daerah
perbukitan yang memiliki tingkat kecuraman cukup tinggi.Daerah-
daerah yang memiliki peluang yaitu kawasan Kecamatan Kendari,
Kecamatan Kendari Barat, Kecamatan Mandonga, dan Kecamatan
Puuwatu.Khusus untuk Kecamatan Kendari dan Kecamatan
Kendari Barat daerah rawan longsor tersebut menjadi kawasan
permukiman dengan kepadatan tingkat tinggi.Kondisi tersebut
menjadikan upaya-upaya mitigasi bencana longsor perlu
dilakukan pada dua kawasan tersebut.
c. Banjir
Pada umumnya kawasan-kawasan di Kota Kendari merupakan
daerah rawan banjir karena sebagian daerahnya terletak pada
dataran rendah yaitu bekas rawa, dan dekat teluk yang telah
dikembangkan menjadi pusat permukiman.Sistem drainase yang
belum tertata dengan baik membuat banjir sering terjadi bila
terjadi hujan.
d. Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan bencana yang sulit diprediksi baik
tempat maupun waktu kejadiannya. Bila terjadi gempa maka
seluruh kawasan Kota Kendari akan terkena dampak dari gempa
bumi tersebut. Faktor yang membahayakan dari kejadian gempa
bumi yaitu bencana yang terjadi setelahnya seperti tanah longsor
dan tsunami.
Pada lokasi-lokasi yang paling rawan terkena dampak bencana
perlu disiapkan infrastruktur khusus untuk kepentingan evakuasi
dan pencegahan secara dini.Infrastruktur yang penting untuk
dibuat yaitu jalur-jalur evakuasi (escape road).Jalur evakuasi
dapat menggunakan jalur jalan yang sudah ada atau membangun
jalan baru. Adapun pengembangan infrastruktur pendukung
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pada kawasan rawan bencana tsunami seperti di kawasan
Pulau Bungkutoko, Kec. Abeli, dan Kec. Kendari perlu
dibangun escape road dari pusat permukiman ke kawasan
yang memiliki ketinggian tertentu yang dianggap aman dari
ancaman bencana.
b. Untuk tempat penampungan sementara korban bencana
dapat digunakan fasilitas umum milik pemerintah yang berada
di lokasi aman yaitu yang terletak didaerah ketinggian.
c. Khusus pada kawasan-kawasan rawan longsor yang berada di
kawasan perbukitan, dibangun jalan khusus (escape road)
dari pusat permukiman ke daerah aman terdekat. Selain itu
untuk mengurangi bahaya tanah longsor maka akan dibangun
talud pencegah tanah longsor.
Kecamatan Puuwatu, Baruga, Abeli, yang akan terhubung dengan
Kawasan Kota Lama Kecamatan Kendari.
Sebagai satu-satunya perusahaan jasa penyedia layanan air bersih, PDAM Kota
kendari berusaha untuk selalu meningkatkan pelayanan semaksimal mungkin.
Sampai Tahun 2006 PDAM Kota Kendari baru mampu melayani sejumlah
16.489 unit pelanggan di 3 (tiga) Kecamatan, Kendari Barat, Mandonga, dan
Baruga yang berada dalam satu wilayah pengaliran Sungai Pohara. Jumlah
penduduk yang baru terlayani sekitar 98.934 jiwa atau sebesar 40,45% dari
total jumah penduduk Kota Kendari yang berjumlah 244.586 jiwa (Data hasil
audit atas kinerja PDAM Kota Kendari Tahun 2006).
Tingkat pelayanan ini relatif kecil jika dibandingkan perkembangan fasilitas dan
pertumbuhan penduduk yang ada. Karena berdasarkan Standar Nasional
Indonesia (SNI), pelayanan minimum untuk pemenuhan kebutuhan air bersih
adalah 55-75 %.
Tingkat kepadatan penduduk yang tidak merata, membuat area pelayanan
PDAM Kota Kendari saat ini hanya dapat menjangkau daerah-daerah tertentu
saja, seperti pemerintahan,perdagangan dan sekitarnya. Di sisi lain topografi
perbukitan bergelombang rendah dengan kemiringan ke arah Teluk Kendari
turut mempengaruhi pendistribusian air pada area pelayanan. Akibat
perbedaan wilayah kerendahan-ketinggian ini PDAM melakukan sistem
penggiliran pendistribusian air setiap 2-3 hari sekali dengan lama pengaliran 6-
8 jam.
Namun demikian, dengan segala faktor keterbatasan yang ada, PDAM Kota
Kendari tetap menjadi jasa penyedia utama air bersih yang sangat diharapkan
oleh masyarakat Kota Kendari, mengingat kondisi wilayah yang tidak
memungkinkan bagi masyarakat untuk mendapatkan sumber air lain.
Rencana Pengembangan SPAM PDAM Kota Kendari yang mendesak saat ini
adalah :
1. Pengembangan Daerah Layanan untuk Kecamatan Abeli yag saat ini
belum terlayani oleh PDAM kota kendari, Kecamatan Poasia dengan
kondisi eksisting yang terlayani baru sekitar 40 %, dan pengembangan
Jaringan Kecamatan Kambu yang bersumber dari Unit Anggoeya
dengan kapasitas air baku 40 liter/ dtk. Kualitas air produksi yang
semakin menurun menjadi keluhan masyarakat, sehingga di perlukan
pembangunan Instalasi Pengolahan Air dengan kapasitas 40 liter/detik
2. Pengembangan Daerah Layanan untuk Kecamatan Puwatu dengan
kondisi eksisting yang terlayani saat ini baru sekitar 25 %, Kecamatan
Kendari yang saat ini baru terlayani 20 % Melalui Booster Kendari
Beach dan pengembangan Layanan pada kecamatan Kadia yang
bersumber dari Unit Punggolaka/Pohara.
Rencana Pengembangan SPAM Kota Kendari Jangka Menengah dan Jangka
Panjang :
1. Pengembangan Daerah Layanan Kecamatan Puwatu , Kecamatan Wua-
wua, Kecamatan Mandonga Kecamatan Baruga dan Kecamatan Kendari
yang berasal dari Unit Punggolaka/Pohara Melalui Booster Kendari
Beach ditambah Unit Gunung Jati, dengan meningkatkan Kapasitas
produksi menjadi 350 liter/detik
2. Pengembangan Daerah Layanan Untuk Kecamatan Abeli, Kecamatan
Poasia, Kecamatan Kambu dan Kecamatan Baruga yang berasal dari
Unit Anggoeya.
Secara garis besar permasalahan aspek teknis yang dihadapi PDAM Kota
kendari dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM dapat di lihat pada
tabel Berikut :
Tabel 5.4.
Identifikasi Permasalahan Aspek Teknis, Dalam Pengembangan SPAM PDAM Kota Kendari
Optimalisasi
A.Tidak efektif/optimalnya produksi IPA Punggolaka A
1. Efektifitas
Kap. 400 lt/dt dikarenakan: 1. Sangat perlu diadakan penggantian
Produksi
1. Kondisi beberapa pompa intake yang sudah tua dan pompa intake kap. 200 lt/dt Head 85
kondisi kinerja pompa hanya 60 %, sehingga distribusi Type : Centrifugal Vertikal 2 unit. Dan
air dari Intake Pohara sampai ke IPA Punggolaka Pompa Kapasitas 350 lt/dt Head 70 Type
Tidak maksimal : Centrifugal Vertikal 1 Unit
2. Kebocoran pipa transmisi dari intake Pohara hingga ke 2. Pembenahan jaringan pipa transmisi dari
booster Puwatu dan umur Pipa yang sudah tua, intake Pohara hingga ke Booster Puwatu
sehingga diameter pipa semakin berkurang akibat Pengadaan Jaringan Pipa transmisi sepanjang
pengapuran dalam pipa 17 km dia 600 mm Material GI
head 40 type Centrifugal Horisontal
Gambar 5.1
Peta Rencana Pengembangan SPAM di Kota Kendari
5.3.3. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum
Tingkat kebocoran yang terjadi di PDAM Kota Kendari tergolong tinggi, yaitu
sebesar 32,57 persen (Data laporan kinerja PDAM Kota Kendari tahun 2009).
Penyebab utama daripada tingginya tingkat kebocoran ini disebabkan oleh usia
pipa yang sudah melampaui usia manfaat (di atas 20 tahun). Hal lain adalah
diakibatkan oleh pencurian air, rusak dan belum terpasangnya sebagian besar
meter air pelanggan. Terdapat ± 5000 unit kerusakan yang terjadi pada meter
air pelanggan.Disamping itu juga faktor human error yang tak kalah turut
mempengaruhi, yaitu ketidakakuratan pencacatan meter air pelanggan oleh
petugas.
Besarnya tingkat kebocoran yang terjadi pada PDAM Kota Kendari ini tidak
dapat ditoleransi, karena telah melampaui batas kriteria atau standar umum
yang ada, yaitu sebesar 20-30 persen. Berikut data kebocoran PDAM Kota
Kendari dari tahun 2005 sampai tahun 2009.
Tabel 5.5
Data Tingkat Kebocoran PDAM Kota Kendari
Sumber: PDAM Kota Kendari 2009
Untuk memperbaiki tingkat kebocoran, pihak PDAM Kota Kendari dari tahun
2005 sampai dengan tahun 2009 telah melakukan penggantian water meter
pelanggan dan perbaikan kebocoran, sesuai Tabel VI.6.
Tabel 5.6
Perbaikan Kebocoran dan Penggantian Meter PDAM Kota Kendari
Secara umum penyebab masalah tingkat kebocoran air di PDAM kota kendari yang
sangat tinggi ini dapat di jabarkan sebagai berikut :
Tabel 5.7
Penyebab Masalah Kebocoran Air PDAM Kota Kendari
5.4. Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)
Visi dan misi sanitasi Kota Kendari disusun dengan mengacu pada visi misi Kota
Kendari yang tertuang dalam RPJMD Kota Kendari, dengan adanya visi sanitasi
kota, diharapkan pemerintah kota dapat memiliki pandangan, wawasan atau
cita-cita yang akan menjadi acuan bagi pembangunan sanitasi kota Kendari
kedepan. Sedangkan penyusunan misi sanitasi merupakan upaya-upaya yang
akan ditempuh untuk mewujudkan visi, sehingga dengan adanya misi sanitasi
diharapkan dapat membawa pemerintah kota kepada sesuatu yang lebih fokus.
Berdasarkan hal tersebutlah, maka dipendang perlu menetapkan misi sanitasi
Kota Kendari persubsektor yaitu misi pengelolaan Air limbah domestik, misi
pengelolaan persampahan, misi pengelolaan drainase, dan misi perilaku hidup
bersih dan sehat.
Adapun visi dan misi sanitasi kota kendari dapat terlihat pada tabel berikut :
Tabel 5.8
Visi dan Misi Sanitasi Kota Kendari
VISI KOTA MISI LINGKUNGAN
VISI SANITASI MISI SANITASI
KENDARI KOTA KENDARI
MISI AIR LIMBAH
VISI KOTA MISI LINGKUNGAN
VISI SANITASI MISI SANITASI
KENDARI KOTA KENDARI
Meningkatkan 4 Meningkatkan peran serta
Pengelolaan masyarakat, dunia usaha dan
Sumber Daya Alam kelompok peduli dalam pengelolaan
dan Lingkungan air limbah
yang
Berkelanjutan.
Program strategis 5 Meningkatkan kapasitas lembaga dan
dan prioritas SDM dalam pengelolaan air limbah
GREEN CITY MISI PERSAMPAHAN
dengan 8 atribut,
Meningkatkan kegiatan pengelolaan
1). Green Planning 1 persampahan yang ramah lingkungan
And Design dan berkelanjutan
2). Green Waste Meningkatkan akses pelayanan
persampahan melalui peningkatan
3). Green 2
kualitas dan kuantitas layanan
Community
persampahan
4). Green Energy
Mengoptimalkan pelaksanaan
(Pemanfaatan Gas
3 peraturan daerah tentang sistem
Metan di TPA
pengelolaan persampahan
Puuwatu, PLTS)
Meningkatkan Peran media dalam
program lanjutan 4 4
sosialisasi pengelolaan Persampahan
atribut lainnya
yaitu: Meningkatkan peran serta
masyarakat, dunia usaha dan
5). Green Open 5
kelompok peduli dalam pengelolaan
Space
persampahan
6). Green
Meningkatkan kapasitas
Transportation
kelembagaan, SDM dan pendanaan
7). Green Building 6 melalui pengembangan sumber‐
sumber pendanaan alternative dalam
8). Green Water. pengelolaan persampahan
MISI DRAINASE
VISI KOTA MISI LINGKUNGAN
VISI SANITASI MISI SANITASI
KENDARI KOTA KENDARI
1 Mengurangi luas area genangan
2 Menyiapkan dan
mengimplementasikan peraturan
daerah tentang sistem pengelolaan
drainase
3 Meningkatkan Peran media dalam
sosialisasi pengelolaan Drainase
4 Meningkatkan peran serta
masyarakat, dunia usaha dan kelp
peduli dalam pengelolaan Drainase
5 Meningkatkan kapasitas
kelembagaan, SDM dan pendanaan
melalui pengembangan sumber‐
sumber pendanaan alternative dalam
pengelolaan drainase
MISI PHBS
1 Meningkatan kemandirian
masyarakat dalam PHBS
2 Menyiapkan dan
mengimplementasikan peraturan
daerah tentang kawasan PHBS
3 Meningkatkan peran media dalam
PHBS
4 Meningkatkan peran serta dunia
usaha dan kelompok peduli dalam
kegiatan sosialisasi PHBS
5 Meningkatkan kapasitas
kelembagaan, SDM dan pendanaan
melalui pengembangan sumber‐
sumber pendanaan alternative dalam
pengelolaan drainase
Sumber: Dokumen RPJMD Kota Kendari, hasil penyepakatan POKJA Sanitasi dan Air Minum Kota Kendari
Tabel 5.9 : Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
MEWUJUDKAN KEBIJAKAN
BELUM ADANYA KEBIJAKAN SISTEM PENGELOLAAN AIR PENGELOLAAN AIR LIMBAH TERSUSUNNYA DAN
YANG MENGATUR TENTANG
MENGENAI ATURAN UMUM LIMBAH DARI DARI USER INTERFACE TERIMPLEMENTASIK PENYUSUNAN
ATURAN UMUM DAN
DAN ATURAN TEKNIS YANG USERINTERFACE HINGGA HINGGA KE PEMROSESAN ANNYA PERATURAN PERATURAN DAERAH
ATURAN TEKNIS
MENGATUR PENGELOLAAN PERMROSESAN AKHIR AKHIR TELAH MENGACU DAN KEBIJAKAN MENGENAI
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
AIR LIMBAH (USER INTERFACE MENGACU PADA STANDAR PADA ATURAN UMUM DAN MENGENAI AIR PENGELOLAAN AIR
DARI USER INTERFACE
SAMPAI DENGAN ATURAN UMUM DAN ATURAN TEKNIS LIMBAH PADA LIMBAH DOMESTIK
HINGGA KE TEMPAT PROSES
PEMROSESAN AKHIR) ATURAN TEKNIS PENGELOLAAN AIR LIMBAH TAHUN 2014
AKHIR
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
SDM YANG
BERKOMPETEN DI
PENINGKATAN
BIDANG
KAPASITAS SDM DI
PENGELOLAAN AIR
BIDANG AIR LIMBAH
SUMBER DAYA MANUSIA JUMLAH SUMBER DAYA LIMBAH DOMESTIK
MASIH KURANGNYA MENINGKATKAN KUALITAS MELALUI
YANG BERKOMPETEN DI MANUSIA YANG MENGALAMI
SUMBERDAYA MANUSIA DI DAN KUANTITAS SDM DI PENGUATAN
BIDANG PENGELOLAAN AIR BERKOMPETEN DI BIDANG PENINGKATAN BAIK
BIDANG PENGELOLAAN AIR BIDANG PENGELOLAAN AIR KAPASITAS SDM,
LIMBAH DOMESTIK PENGELOLAAN AIR LIMBAH DI INSTANSI
LIMBAH LIMBAH DOMESTIK PELATIHAN DI
MENINGKAT DOMESTIK MENINGKAT PEMERINTAHAN,
BIDANG
SWASTA MAUPUN
PENGELOLAAN AIR
LEMBAGA
LIMBAH
MASYARAKAT DI
TAHUN 2014
PENINGKATAN
11%
1. ADANYA POTENSI MENGURANGI RESIKO JUMLAH SARANA
WARGA
PENCEMARAN AKIBAT PENCEMARAN AKIBAT JAMBAN DAN
BELUM MENINGKATNYA JUMLAH
WARGA YANG BUANG AIR DATA WARGA YANG BUANG AIR TIDAK ADA LAGI WC 100% WARGA SEPTIKTANK
MEMILIKI WARGA YANG MEMILIKI
BESAR SEMBARANGAN JAMBAN STUDI BESAR SEMBARANGAN GANTUNG / WC CEMPLUNG MEMILIKI JAMBAN DI INDIVIDUAL YANG
JAMBAN SESUAI DENGAN SESUAI STANDAR
KARENA TIDAK MEMILIKI (DI EHRA 2012 KARENA TIDAK MEMILIKI / WC TERBANG TAHUN 2015
STANDAR TEKNIS TEKNIS DAN
JAMBAN (DI KAWASAN KAWASAN JAMBAN (DI KAWASAN
KEPADATAN <25 JW/HA) KEPADATAN <25 JW/HA) KESEHATAN
KEPADATA
KHUSUSNYA UNTUK
N <25
KAWASAN DENGAN
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
JW/HA) KEPADATAN YANG
MASIH LAYAK
PENGGUNAAN
SISTEM ONSITE
INDIVIDUAL
7%
WARGA
BELUM
MEMILIKI 100% DARI JAMBAN
2. MASIH TERDAPAT JAMBAN JAMBAN DATA YANG ADA SUDAH
YANG TIDAK SESUAI STANDAR SESUAI STUDI SESUAI DENGAN
TEKNIS/STANDAR KESEHATAN STANDAR EHRA 2012 STANDAR TEKNIS
TEKNIS TAHUN 2015
DAN
KESEHATA
N
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
MENGKOMUNALISAS
IKAN SISTEM
PENGELOLAAN AIR
LIMBAH DENGAN
PEMBANGUNAN IPAL
1. ADANYA POTENSI 11% MENGURANGI POTENSI KOMUNAL (SKALA
PENCEMARAN AKIBAT WARGA PENCEMARAN AKIBAT MENINGKATNYA JUMLAH PERMUKIMAN)
JAMBAN WARGA YANG TIDAK MASIH JAMBAN WARGA YANG TIDAK WARGA YANG MEMILIKI TIDAK ADA LAGI WARGA UNTUK
DATA 100% MUARA TINJA
MEMILIKI/TIDAK BERMUARA BELUM MEMILIKI/TIDAK BERMUARA TANGKI SEPTIK YANG MUARA AKHIR MENANGGULANGI
STUDI WARGA KE TANGKI
KE TANGKI SEPTIK MEMILIKI KE TANGKI SEPTIK (DIKAWASAN YANG TINJANYA BERMUARA WARGA YANG
EHRA 2012 SEPTIK
(DIKAWASAN YANG TANGKI (DIKAWASAN YANG DIPROYEKSIKAN MEMILIKI SELAIN KE TANGKISEPTIK BELUM MEMILIKI
DIPROYEKSIKAN MEMILIKI SEPTIKTAN DIPROYEKSIKAN MEMILIKI KEPADATAN >50 JIWA/HA) TANGKI SEPTIK DAN
KEPADATAN >50 JIWA/HA) K KEPADATAN >50 JIWA/HA) MENCEGAH
PENCEMARAN PADA
WILAYAH DENGAN
PROYEKSI
KEPADATAN > 50
JIWA/HA
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
7%
WARGA
MASIH
MENGURANGI POTENSI
BELUM
1. ADANYA POTENSI PENCEMARAN AKIBAT
MEMILIKI 100% WARGA PENANGANAN
PENCEMARAN AKIBAT JAMBAN WARGA YANG TIDAK MENINGKATNYA JUMLAH
JAMBAN DATA TIDAK ADA LAGI WC PESISIR MEMILIKI KHUSUS SISTEM
WARGA YANG BUANG AIR MEMILIKI/TIDAK BERMUARA WARGA YANG MEMILIKI
YANG STUDI GANTUNG / WC CEMPLUNG SARANA PENGELOLAAN AIR
BESAR SEMBARANGAN KE TANGKI SEPTIK TANGKI SEPTIK
SESUAI EHRA 2012 / WC TERBANG PENGELOHAN AIR LIMBAH UNTUK
KARENA TIDAK MEMILIKI (DIKAWASAN PESISIR) (DIKAWASAN PESISIR)
STANDAR LIMBAH KAWASAN PESISIR
JAMBAN DI DAERAH PESISIR DENGAN TEKNOLOGI YANG
TEKNIS
TEPAT
DAN
KESEHATA
N
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
TIDAK ADA LAGI SARANA
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
2. PERLUNYA PEMILIHAN
YANG TIDAK SESUAI
TEKNOLOGI PENGELOLAAN
KARAKTERISTIK KAWASAN
AIR LIMBAH YANG TEPAT
PESISIR, BAIK DARI SEGI
UNTUK KAWASAN PESISIR
TEKNIS MAUPUN NON
TEKNIS
100%
WARGA
MASIH 25 % WARGA YANG
MEMBUA BERMUKIM
ADANYA POTENSI NG GREY MENGURANGI POTENSI BERKURANGNYA POTENSI DIKAWASAN LAYAK
DATA DSS
PENCEMARAN AKIBAT WATER PENCEMARAN AKIBAT PENCEMARAN AKIBAT SISTEM ONSITE
DAN STUDI
WARGA MASIH MEMBUANG (AIR WARGA MASIH MEMBUANG WARGA MASIH MEMBUANG INDIVIDUAL PENANGANAN GREY
TEKNIS WARGA MEMILIKI
GREY WATER (AIR BUANGAN) BUANGAN) GREY WATER (AIR BUANGAN) GREY WATER (AIR MEMILIKI WATER DI KAWASAN
KOTA PENGOLAHAN GREY WATER
KE BADAN TANAH ATAU KE BADAN KE BADAN TANAH ATAU BUANGAN) KE BADAN PENGOLAHAN GREY PERMUKIMAN
KENDARI
BADAN AIR TANPA TANAH BADAN AIR TANPA TANAH ATAU BADAN AIR WATER SEBELUM
2012
PENGOLAHAN ATAU PENGOLAHAN TANPA PENGOLAHAN DILEPAS KE BADAN
BADAN AIR TANAH ATAU BADAN
TANPA AIR
PENGOLAH
AN
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
78 %
WARGA
MEMBUA
NG KE
TANGKI
SEPTIK,
NAMUN
HANYA
1,6% YANG PENDATAAN DAN
MENGURANGI POTENSI BERKURANGNYA POTENSI
ADANYA POTENSI TERDATA PENINGAKATAN
PENCEMARAN AKIBAT PENCEMARAN AKIBAT
PENCEMARAN AKIBAT TANGKI MELAKUK 20% WARGA MUTU TANGKI
DATA TANGKI SEPTIK YANG TANGKI SEPTIK YANG BERTAMBAHNYA JUMLAH
SEPTIK YANG BOCOR/TIDAK AN MELAKUKAN SEPTIK WARGA,
STUDI BOCOR/TIDAK SESUAI BOCOR/TIDAK SESUAI PELANGGAN PENYEDOTAN
SESUAI STANDAR TEKNIS PENYEDOT EHRA 2012 PENYEDOTAN DI (KHUSUSNYA
STANDAR TEKNIS STANDAR TEKNIS TINJA
(DIKAWASAN DENGAN AN TAHUN 2015 DIKAWASAN
(DIKAWASAN DENGAN (DIKAWASAN DENGAN
KEPADATAN <25 JW/HA) SEHINGGA DENGAN KEPADATAN
KEPADATAN <25 JW/HA) KEPADATAN <25 JW/HA)
TERINDIKA <25 JW/HA)
SI BAHWA
LEBIH DARI
50%
TANGKI
SEPTIK
WARGA
MENGALA
MI
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
KEBOCORA
N
(KEPASTIA
N JUMLAH
TANGKI
YANG
BOCOR
MEMERLU
KAN
PENDATAA
N
LANJUTAN
)
PERKIRAA
N JUMLAH
LUMPUR 20 % TANGKI SEPTIK
TINJA HASIL
DI KAWASAN
TERANGKU STUDI BERKURANGNYA TANGKI
DENGAN KEPADATAN
T TEKNIS SEPTIK YANG BOCOR
<25 JIWA/HA AMAN
SEBANYAK 2012
DARI KEBOCORAN
633
M3/TAHU
N
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
(SUMBER
EHRA
2012) DARI
ESTIMASI
LUMPUR
TINJA
KOTA
KENDARI
SELAMA
SETAHUN
SEBANYAK
55.450
M3/TAHU
N
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
N PENINGKATAN
(SUMBER PELANGGAN
EHRA
2012) DARI
ESTIMASI
LUMPUR
TINJA
KOTA
KENDARI
SELAMA
SETAHUN
SEBANYAK
55.450
M3/TAHU
N
PENAMBAHAN
ARMADA
PENGANGKUT DAN
SARANA
PENDUKUNG
LAYANAN
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
PENGAKUTAN TINJA
LAINNYA
ADANYA POTENSI 1. SELURUH VOLUME
MENINGKATKAN IPLT SESUAI
PENCEMARAN LINGKUNGAN LUMPUR TINJA YANG MELAKUKAN
STANDAR TEKNIS BAIK DARI TEROLAHNYA LUMPUR 1. HASIL OLAHAN AMAN
AKIBAT LUMPUR TINJA YANG MASUK KE IPLT REHABILITASI DAN
PENGOLAHAN LUMPUR TINJA TINJA DI IPLT SESUAI DIGUNAKAN DAN AMAN
MASUK KE IPLT BELUM TEROLAH SESUAI OPTIMALISASI
HINGGA EFLUEN YANG DENGAN STANDAR TEKNIS DIBUANG KE LINGKUNGAN
DIOLAH SESUAI STANDAR STANDAR TEKNIS FUNGSI IPLT
DIHASILKAN
TEKNIS PADA TAHUN 2014
2.
DILAKSANAKANNYA
2. UJI KELAYAKAN HASIL
UJI KELAYAKAN PADA
OLAHAN LUMPUR TINJA
PROSES DAN HASIL
IPLT DILAKUKAN SECARA
OLAHAN IPLT SECARA
RUTIN OLEH DINAS TERKAIT
BERKALA DIMULAI
PADA TAHUN 2013
3. IPLT MEMILIKI LEMBAGA
PENGELOLA
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER &
NILAI PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
AIR LIMBAH DOMESTIK
ADANYA DILAKSANAKANNYA
TERENCANANYA SISTEM PERENCANAAN
ADANYA RESIKO PROYEKSI PERENCANAAN
MENCEGAH POTENSI OFFSITE DALAM UPAYA SISTEM OFFSITE
PENCEMARAN AIR LIMBAH KEPADATA ADANYA PERENCANAAN SISTEM OFFSITE
HASIL PENCEMARAN TANAH DAN MENCEGAH POTENSI TERPUSAT SKALA
AKIBAT PENINGKATAN N >100 SISTEM OFFSITE SKALA TERPUSAT SKALA
PROYEKSI AIR TANAH, PENINGKATAN PENCEMARAN TANAH DAN KOTA DENGAN
KEPADATAN PENDUDUK JIWA/HA KOTA DENGAN TEKNOLOGI KOTA DENGAN
PENDUDU KADAR BOD KHUSUSNYA AIR TANAH, PENINGKATAN TEKNOLOGI
PROYEKSI JANGKA PANJANG PADA 10 PENGOLAHAN LIMBAH TEKNOLOGI
K DIKAWASAN DENGAN KADAR BOD KHUSUSNYA PENANGANAN
DI BEBERAPA KAWASAN DI HINGGA YANG LEBIH MAJU PENANGANAN
KEPADATAN >100 JIWA/HA DIKAWASAN DENGAN LIMBAH YANG LEBIH
KOTA KENDARI 15 TAHUN LIMBAH YANG LEBIH
KEPADATAN >100 JIWA/HA MAJU
KEDEPAN MAJU
5.4.2. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan Persampahan
DATA DASAR
ISU STRATEGIS
SUMBER TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET STRATEGI
/PERMASALAHAN NILAI &
TAHUN
PERSAMPAHAN
PENGEMBANGAN &
PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN SKALA KOTA PENGEMBANGAN DAN PENYUSUNAN RENCANA
SELURUH KEGIATAN SELURUH KEGIATAN
BELUM TERENCANA PENGELOLAAN INDUK/MASTER PLAN MENYUSUN MASTER
BIDANG PERSAMPAHANN BIDANG PERSAMPAHAN
DENGAN BAIK KARENA PERSAMPAHAN SKALA JANGKA MENENGAH PERSAMPAHAN SKALA
MENGACU PADA MASTER TELAH MENGACU DAN
TIDAK MEMILIKI MASTER KOTA MENGACU PADA PERSAMPAHAN KOTA KOTA
PLAN SESUAI MASTER PLAN
PLAN MASTER PLAN PADA TAHUN 2013
DATA DASAR
ISU STRATEGIS
SUMBER TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET STRATEGI
/PERMASALAHAN NILAI &
TAHUN
PERSAMPAHAN
1.SOS &IMPLEMENTASI
PERWALI/PERDA TTG
PENGOLAHAN
PERSAMPAHAN
SDM YANG
MENINGKATKAN PENINGKATAN
SUMBER DAYA MANUSIA JUMLAH SUMBER DAYA BERKOMPETEN DI
MASIH KURANGNYA KUALITAS DAN KAPASITAS SDM DI
YANG BERKOMPETEN DI MANUSIA YANG BIDANG PENGELOLAAN
SUMBERDAYA MANUSIA DI KUANTITAS SDM DI BIDANG AIR LIMBAH
BIDANG PENGELOLAAN AIR BERKOMPETEN DI BIDANG AIR LIMBAH DOMESTIK
BIDANG PENGELOLAAN BIDANG MELALUI PENGUATAN
LIMBAH DOMESTIK PENGELOLAAN AIR LIMBAH MENGALAMI
PERSAMPAHAN PENGELOLAAN KAPASITAS SDM,
MENINGKAT DOMESTIK MENINGKAT PENINGKATAN BAIK DI
PERSAMPAHAN PELATIHAN DI BIDANG
INSTANSI
PENGELOLAAN AIR
PEMERINTAHAN,
DATA DASAR
ISU STRATEGIS
SUMBER TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET STRATEGI
/PERMASALAHAN NILAI &
TAHUN
PERSAMPAHAN
SWASTA MAUPUN LIMBAH
LEMBAGA MASYARAKAT
DI TAHUN 2014
1. MENGURANGI 20%
VOLUME SAMPAH
1. TIMBULAN SAMPAH RUMAH TANGGA
VOLUME MENURUNKAN DOMESTIK BERKURANG YANG DIBUANG KE
PENGURANGAN TIMBULAN SAMPAH VOLUME SAMPAH 20% DARI 2,43 TPA DARI 281,21
SAMPAH DOMESTIK DARI RUMAH DATA RUMAH PENINGKATAN L/ORG/HARI MENJADI M3/HARI
1,944 LITER/ORG/HARI MENJADI224,97 PELAKSANAAN
SUMBERNYA (RUMAH TANGGA DINAS TANGGA/DOMESTIK PELAKSANAAN PRAKTEK 3R,
2. JUMLAH RUMAH M3/HARI PADA PENGELOLAAN
TANGGA) MASIH SANGAT YANG KEBERSI DENGAN KHUSUSNYA DI WILAYAH
TANGGA YANG TAHUN 2017 SAMPAH DARI
MINIM DIBUANG KE HAN MENINGKATKAN KELURAHAN DENGAN MELAKSANAKAN 2. MENGURANGI SUMBERNYA
TPA = 2012 PENGOLAHAN KEPADATAN >50 Jiwa/Ha PRAKTEK 3R BERJUMLAH TIMBULAN SAMPAH
281,21 SAMPAH PADA 50 % PADA TAHUN 2017 RUMAH TANGGA
M3/HARI SUMBERNYA 3. MENINGKATNYA DARI 2,43
PRODUKSI KOMPOS L/ORG/HARI
RUMAH TANGGA MENJADI1,944
L/ORG/HARI
DATA DASAR
ISU STRATEGIS
SUMBER TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET STRATEGI
/PERMASALAHAN NILAI &
TAHUN
PERSAMPAHAN
SELURUH DAERAH
MASIH TERDAPAT TITIK‐ PERMUKIMAN BEBAS DARI
TITIK LOKASI PEMBUANGAN TITIK‐TITIK TIMBUNAN AREA PERMUKIMAN
SAMPAH RUMAH TANGGA SAMPAH ILEGAL DI TAHUN YANG MASUK DALAM
MENGURANGI TITIK‐ 2017 PENINGKATAN
ILEGAL DI PERMUKIMAN SISTEM PENGUMPULAN
TITIK LOKASI SARANA DAN
DISEBABKAN MASIH TIDAK LANGSUNG,
PEMBUANGAN TIDAK TERDAPAT LAGI PRASARANA
RENDAHNYA CAKUPAN TERLAYANI ARMADA
SAMPAH RUMAH TIMBUNAN SAMPAH ILEGAL PENGELOLAAN
LAYANAN ARMADA PENGUMPULAN
TANGGA ILEGAL DI SAMPAH DI TINGKAT
PENGUMPULAN SETEMPAT SETEMPAT (GEROBAK
PERMUKIMAN BASIS
(BAIK ITU DI KAWASAN DAN MOTOR SAMPAH)
PRIORITAS 3R MAUPUN DI 2017
KAWASAN NON 3R)
MENINGKATKAN
CAKUPAN LAYANAN
ARMADA KAWASAN PERMUKIMAN
ADANYA PEMISAHAN
PENGUMPULAN YANG DILAYANI LAYANAN
SAMPAH PADA ARMADA
SETEMPAT TERUTAMA ARMADA PENGANGKUTAN
PENGANGKUTAN SETEMPAT
ARMADA SETEMPAT MENINGKAT
PENGANGKUTAN
SETEMPAT 3R
DATA DASAR
ISU STRATEGIS
SUMBER TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET STRATEGI
/PERMASALAHAN NILAI &
TAHUN
PERSAMPAHAN
ADANYA INDIKASI MENGURANGI
PENCEMARAN POTENSI
LINGKUNGAN YANG PENCEMARAN MENGOPTIMALKAN
DIAKIBATKAN OLEH LINGKUNGAN YANG SELURUH TPS YANG 1. TIDAK ADA TPS YANG
1. SELURUH WILAYAH
SAMPAH DI TPS YANG DIAKIBATKAN OLEH TERINTEGRASI DENGAN MELUBER SAMPAHNYA
2. TIDAK ADA TPS BARU MEMILIKI TPS YANG
MELUBER ATAU TIDAK SAMPAH DI TPS YANG RUTE PENGANGKUTAN MELAKUKAN
TERINTEGRASI
TERANGKUT/TERLAMBAT MELUBER ATAU TIDAK SAMPAH YANG DIBANGUN TANPA PENGELOLAAN
KOORDINASI DENGAN DENGAN RUTE
TERANGKUT OLEH ARMADA /TERLAMBAT PENGANGKUTAN DI SAMPAH PADA
INSTANSI TERKAIT
PENGANGKUTAN SAMPAH TERANGKUT TAHUN 2017 KOMPONEN FUNGSI
3. SELURUH TPS MEMILIKI
SEKAT PEMISAH 2. SELURUH TPS TEMPAT
BADAN MENDUKUNG PENAMPUNGAN
4. TIDAK ADA WARGA
LINGKUN MELAKUKAN PROSES YANG MEMBUANG PEMISAHAN SAMPAH SEMENTARA
BELUM BERJALANNYA TERLAKSANANYA PROSES (ORGANIK & NON
GAN PEMISAHAN SAMPAH SAMPAH DOMESTIK KE
PEMISAHAN SAMPAH PADA PEMILAHAN SAMPAH PADA ORGANIK)
1129 TPS HIDUP PADA TEMPAT TPS SETELAH JAM
TEMPAT PENAMPUNGAN TEMPAT PENAMPUNGAN PENGANGKUTAN
KOTA PENAMPUNGAN
SAMPAH SEMENTARA SEMENTARA
KENDARI SEMENTARA
2012
DATA DASAR
ISU STRATEGIS
SUMBER TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET STRATEGI
/PERMASALAHAN NILAI &
TAHUN
PERSAMPAHAN
SELURUH TPST YANG
TPST YANG ADA BERFUNGSI TELAH ADA BERFUNGSI
MAKSIMAL DALAM SECARA MAKSIMAL
1. TPST YANG TELAH
1. MELAKUKAN PENGOLAHAN DAN DALAM PENGOLAHAN
BELUM MAKSIMALNYA TERBANGUN DI TINJAU
DINAS REVITALISASI FUNGSI PENGURANGAN SAMPAH DI DAN PENGURANGAN
PENGOLAHAN SAMPAH KEMBALI BAIK DARI SEGI
KEBERSI TPST YANG ADA TINGKAT KAWASAN SAMPAH
PADA TEMPAT FASILITAS MAUPUN
HAN
PENGOLAHAN SAMPAH 11 TPST 2. MENAMBAH PENGELOLAANNYA KAWASAN DENGAN
KOTA
TERPADU, KHUSUSNYA DI SARANA PENGOLAHAN TINGKAT KEPADATAN > 50
KENDARI
DAERAH DENGAN 2. PEMBANGUNAN BARU ADANYA PENGOLAHAN
2012 SAMPAH TERPADU JIWA/Ha MEMILIKI
KEPADATAN > 50 JIWA/hA TPST DI BEBERAPA DAN PENGURANGA
TINGKAT KAWASAN PENGOLAHAN SAMPAH
KAWASAN SAMPAH PADA DI
SEMENTARA YANG
BERSIFAT 3R KAWASAN PADAT PADA
TPST BARU
1. MENGURANGI BIAYA
OM 1. MENURUNKAN 20%
MENINGKATKAN 2. WAKTU 1. MENURUNNYA BIAYA
TERDAPAT WILAYAH‐ BIAYA O & M PEMBANGUNAN
PENGANGKUTAN OM
EFISIENSI DALAM
WILAYAH YANG LETAKNYA MENJADI PENDEK 2. BERKURANGNYA STASIUN PENGELOLA
PENGANGKUTAN 2. MENGURANGI 10%
JAUH DARI TPA 3. EVISIENSI JUMLAH JUMLAH SAMPAH YANG ANTARA (SPA)
SAMPAH JUMLAH SAMPAH YANG
ARMADA MASUK KE TPA
4. MENGURANGI JUMLAH TERANGKUT KE TPA
SAMPAH YANG MASUK
KE TPA
DATA DASAR
ISU STRATEGIS
SUMBER TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET STRATEGI
/PERMASALAHAN NILAI &
TAHUN
PERSAMPAHAN
1. TIDAK ADA TPS YANG
MELUBER SAMPAHNYA
MENGHILANGKAN 2. DIPISAHNYA SAMPAH PENAMBAHAN ARMADA
PENCEMARAN MENINGKATKAN CAKUPAN ORGANIK DAN NON PENGANGKUTAN BARU
MASIH TERDAPAT WILAYAH ORGANIK DI TRUK
LINGKUNGAN AKIBAT LAYANAN PENGANGKUTAN YANG DISESUAIKAN
YANG SAMPAHNYA TIDAK SAMPAH
SAMPAH YANG TIDAK SAMPAH DARI 80% DENGAN KEBUTUHAN
TERANGKUT OLEH ARMADA 3. BIAYA O&M DAPAT
TERANGKUT OLEH MENJADI 100% DI TAHUN SISTEM DAN YANG
TRUK SAMPAH DITEKAN
ARMADA 2015 4. KEGIATAN MENDUKUNG
PENGANGKUT PENGANGKUTAN PEMISAHAN SAMPAH
SAMPAH LEBIH EFISIEN
DAN OPTIMAL
MENINGKATKAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MENINGKATKAN
MENGURANGI
AKHIR TPA AGAR LEBIH TEKNOLOGI YANG
ADANYA INDIKASI PENCEMARAN TIDAK LAGI TERJADI
RAMAH LINGKUNGAN DIGUNAKAN TPA
TERJADIMYA PENCEMARAN LINGKUNGAN YANG PENCEMARAN LNGKUNGAN
MENJADI SANITARY
LINGKUNGAN DI TPA DITIMBULKAN OLEH DI TPA
LANDFILL DI TAHUN
TPA
2014
5.4.3. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan Drainase
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
SUMBER TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN
NILAI DAN PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
DRAINASE
MEWUJUDKAN SISTEM
MASIH BANYAK DRAINASE YANG PERENCANAAN SISTEM PERENCANAAN SISTEM,
TERSUSUNNYA MASTER
PEMBANGUNAN DAN TERENCANA, DRAINASE YANG TAHAPAN, CAKUPAN
PLAN DAN RENCANA
PENGELOLAAN DRAINASE TERINTEGRASI DAN TERENCANA DAN MENGACU LAYANAN, OPSI TEKNOLOGI PENYUSUNAN/REVIEW
JANGKA MENENGAH
YANG BELUM TERENCANA, ‐ SESUAI STANDAR KEPADA DAN KELEMBAGAAN TELAH MASTER PLAN
PENGELOLAAN
TERINTEGRASI DAN BELUM TEKNIS MULAI DARI KERANGKA/GUIDELINE MENGACU PADA MASTER DRAINASE SKALA KOTA
DRAINASE KOTA TAHUN
MEMILIKI ACUAN/STANDAR USER INTERFACE YANG JELAS HINGGA 5 PLAN/RENCANA INDUK
2014
TEKNIS HINGGA (LIMA) TAHUN KEDEPAN. DRAINASE
KEPEMROSESAN AKHIR
MEWUJUDKAN TERSUSUNNYA DAN
SELURUH PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN SISTEM
BELUM ADANYA KEBIJAKAN KEBIJAKAN YANG TERIMPLEMENTASIKANN
SISTEM DRAINASE DRAINASE TELAH MENGACU PENYUSUNAN
MENGENAI ATURAN UMUM MENGATUR MENGENAI YA PERATURAN DAN
MENGACU PADA STANDAR PADA STANDAR ATURAN PERATURAN DAERAH
DAN ATURAN TEKNIS YANG ATURAN UMUM, KEBIJAKAN MENGENAI
‐ ATURAN BAIK ITU ATURAN BAIK ITU ATURAN UMUM, MENGENAI
MENGATUR ATURAN TEKNIS DAN PEMBANGUNAN DAN
UMUM, ATURAN TEKNIS ATURAN TEKNIS DAN PENGELOLAAN
PEMBANGUNAN DAN ATURAN PENGELOLAAN
DAN ATURAN ATURAN PENGELOLAAN DRAINASE
PENGELOLAAN DRAINASE DRAINASE PADA TAHUN
PENGELOLAAN PENGELOLAAN DRAINASE DRAINASE
2014
DRAINASE DARI USER
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
SUMBER TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN
NILAI DAN PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
DRAINASE
INTERFACE HINGGA KE
PEMROSESAN AKHIR
SDM YANG
PENINGKATAN
BERKOMPETEN DI
KAPASITAS SDM DI
MENINGKATKAN BIDANG PERENCANAAN,
JUMLAH SUMBER DAYA BIDANG
KUALITAS DAN SUMBER DAYA MANUSIA PEMBANGUNAN DAN
MASIH KURANGNYA MANUSIA YANG PERENCANAAN,
KUANTITAS SDM DI YANG BERKOMPETEN DI PENGELOLAAN
SUMBERDAYA MANUSIA DI BERKOMPETEN DI BIDANG PEMBANGUNAN DAN
BIDANG BIDANG PERENCANAAN, DRAINASE MENGALAMI
BIDANG PEMBANGUNAN ‐ PERENCANAAN, PENGELOLAAN
PERENCANAAN, PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN BAIK DI
DAN PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DAN DRAINASE MELALUI
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN DRAINASE INSTANSI
DRAINASE PENGELOLAAN DRAINASE PENGUATAN
PENGELOLAAN MENINGKAT PEMERINTAHAN,
MENINGKAT KAPASITAS SDM,
DRAINASE SWASTA MAUPUN
PELATIHAN DI BIDANG
LEMBAGA MASYARAKAT
DRAINASE
DI TAHUN 2014
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
SUMBER TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN
NILAI DAN PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
DRAINASE
BELUM OPTIMALNYA
MENINGKATKAN
PENGAWASAN DALAM
PENGAWASAN, SELURUH MELAKUKAN
PEMBANGUNAN DAN
SINKRONISASI PEMBANGUNAN PENGAWASAN DAN
PENGELOLAAN DRAINASE
PEMBANGUNAN MENINGKATNYA JUMLAH JUMLAH SALURAN DRAINASE MELALUI SINKRONISASI
SERTA SINKRONISASI
‐ DRAINASE TERSIER DI SALURAN DRAINASE YANG DRAINASE YANG BERFUNGSI PENGAWASAN SERTA PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN DRAINASE
KAWASAN BERFUNGSI DENGAN BAIK DENGAN BAIK MENINGKAT SINKRON DENGAN DRAINASE
TERSIER DI KAWASAN
PERMUKIMAN RENCANA INDUK
PERMUKIMAN DENGAN
DENGAN RENCANA DRAINASE KOTA
RENCANA INDUK DRAINASE
INDUK DRAINASE KOTA
KOTA
MENINGKATNYA PENGELOLAAN DRAINASE
PENGELOLAAN DRAINASE MENINGKAT
SINKRONISASI DAN
INTEGRASI PEMBANGUNAN
MENINGKATNYA DRAINASE MENINGKAT
SINKRONISASI DAN
INTEGRASI PEMBANGUNAN
DRAINASE
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
SUMBER TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN
NILAI DAN PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
DRAINASE
MASIH KURANGNYA MENINGKATKAN
MENINGKATNYA CAKUPAN CAKUPAN LAYANAN PENINGKATAN
CAKUPAN LAYANAN CAKUPAN LAYANAN
LAYANAN DRAINASE DRAINASE MENINGKAT JARINGAN DRAINASE
DRAINASE DRAINASE
47%
20% JARINGAN
CAKUPAN
DINAS DRAINASE PRIMER
LAYANAN
PU 2011 MENINGKAT HINGGA
DRAINASE
TAHUN 2017
PRIMER
24%
12% JARINGAN
CAKUPAN
DINAS DRAINASE SEKUNDER
LAYANAN
PU 2011 MENINGKAT HINGGA
DRAINASE
TAHUN 2017
SEKUNDER
DATA DASAR SASARAN
ISU STRATEGIS DAN
SUMBER TUJUAN TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN
NILAI DAN PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TAHUN
DRAINASE
47%
12% JARINGAN
CAKUPAN
DINAS DRAINASE SEKUNDER
LAYANAN
PU 2011 MENINGKAT HINGGA
DRAINASE
TAHUN 2017
TERSIER
MENCIPTAKAN MELAKUKAN
MASIH TERDAPAT LINGKUNGAN TIDAK ADA LAGI PENGAWASAN,
7089,41 HA AREA PERMUKIMAN BEBAS
TERDAPAT TITIK‐TITIK DINAS PERMUKIMAN YANG MENGURANGI AREA GENANGAN DI AREA PENGENDALIAN
LUAS AREA DARI GENANGAN TAHUN
GENANGAN DI AREA PU 2011 BERSIH SEHAT DAN GENANGAN PERMUKIMAN PADA TERHADAP SUMBER
GENANGAN 2017
PERMUKIMAN NYAMAN BEBAS TAHUN 2017 GENANGAN DAN
GENANGAN BANJIR
5.4.4. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene
Tabel 5.12. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian PHBS dan Promosi Higiene
DATA DASAR
ISSU STRATEGIS &
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER
NILAI
&TAHUN
P H B S
1. MELAKUKAN
KAMPANYE/EDUKA
SI/SOSIALISASI/ADV
OKASI
PENINGKATAN
MENINGKATNYA PENINGKATAN KEPEDULIAN BAGI
MASIH KURANGNYA 1. MENINGKATNYA JUMLAH KESADARAN GERAKAN PHBS
KESADARAN WARGA 1. WARGA MENDAPATKAN
INFORMASI DAN SARANA MASYARAKAT SADAR MASYARAKAT DAN (CTPS, STOP BABS
TERHADAP INFORMASI, MEMILIKI
PENDUKUNG TERKAIT PHBS PHBS PENYEDIAAN SARANA DAN MEMBUANG
PENTINGNYA PENGETAHUAN SERTA
DI TEMPAT‐TEMPAT 2. TERSEDIANYA SARANA PENDUKUNG PHBS SAMPAH PADA
PERILAKU HIDUP PENERAPAN PHBS
STRATEGIS PENDUKUNG PHBS DI DAPAT TERCAPAI 50% TEMPATNYA) DI
BERSIH DAN SEHAT 2. PENINGKATAN SARANA SELURUH TEMPAT PADA TAHUN 2017 TEMPAT‐TEMPAT
DALAM KEHIDUPAN PENDUKUNG PHBS STRATEGIS STRATEGIS
SEHARI‐HARI
2. MENGADAKAN
PENYULUHAN DAN
KAMPANYE POLA
HIDUP BERSIH DAN
SEHAT (PHBS)
MELALUI SIARAN
RADIO ATAU TV
DATA DASAR
ISSU STRATEGIS &
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER
NILAI
&TAHUN
P H B S
LOKAL.
3. MENGADAKAN
PENYULUHAN DAN
KAMPANYE POLA
HIDUP BERSIH DAN
SEHAT (PHBS)
MELALUI SIARAN
RADIO ATAU TV
LOKAL.
1. TIDAK ADA LAGI SAMPAH 1. MELAKUKAN
YANG DIBUANG PADA TAHUN 2017 SOSIALISASI TERKAIT
SEMBARANGAN WARGA YANG TELAH PEMBENTUKAN KADER
PHBS
2. SETIAP RUMAH MEMILIKI DISIPLIN MEMBUANG
MENINGKATKAN MENINGKATNYA JUMLAH KERANJANG SAMPAH SAMPAH PADA 2..MELAKUKAN
PERAN WARGA DALAM PERAN SERTA WARGA YANG BERPERAN 3. TIDAK ADA LAGI YANG TEMPATNYA DAN PEMBENTUKAN
SERTA DALAM PHBS MENIMBUN DAN MELAKUKAN
PHBS MASH MINIM MASYARAKAT DALAM KADER PELAKSANA DI
PHBS MEMBAKAR SAMPAH PEMILAHAN ATAS TINGKAT BASIS
4. WARGA TELAH SAMPAH RUMAH
MELAKSANAKAN TANGGA SEBESAR 50% 3. MELAKUKAN
PEMILAHAN SAMPAH PENINGKATAN
KAPASITAS KEPADA
KADER PHBS
DATA DASAR
ISSU STRATEGIS &
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER
NILAI
&TAHUN
P H B S
4. MENGADAKAN
PERLOMBAAN
KEGIATAN‐KEGIATAN
TERKAIT PHBS
1. MENYUSUN
PERDA YANG
MENDUKUNG
GERAKAN MENDUKUNG PHBS
MEWUJUDKAN TERCIPTANYA LINGKUNGAN 1. MASYARAKAT TELAH 2. MELAKUKAN
KURANGNYA PERDA YANG 1. SELURUH WARGA
SELURUH WILAYAH SEHAT MENJADI KEWAJIBAN SOSIALISASI DAN
MENDUKUNG TERCIPTANYA MENJADI BAGIAN KOTA MENDUKUNG
KOTA SEBAGAI SELURUH MASYARAKAT PENYULUHAN
LINGKUNGAN SEHAT DALAM MEWUJUDKAN TERWUJUDNYA
LINGKUNGAN SEHAT KOTA MELALUI PERATURAN TERKAIT PERDA
LINGKUNGAN SEHAT LINGKUNGAN SEHAT
DAERAH LINGKUNGAN
SEHAT
3. MEMBUAT
KAWASAN
PERCONTOHAN
DATA DASAR
ISSU STRATEGIS &
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER
NILAI
&TAHUN
P H B S
LINGKUNGAN
SEHAT
SELURUH PERANGKAT
DAERAH DAN GURU YANG SELURUH PERANGKAT 1. MELAKUKAN
MASIH KURANGNYA MENINGKATAN TERKAIT DALAM GERAKAN DAERAH DAN GURU PENINGKATAN
PELAKSANAAN PELATIHAN
PERANGKAT DAERAH DAN KAPASITAS SDM BAGI PHBS TELAH MEMILIKI YANG TERKAIT DALAM KAPASITAS
DAN BIMBINGAN TEKNIS
GURU YANG DAPAT PERANGKAT DAERAH PENGETAHUAN YANG GERAKAN PHBS TERHADAP
TERKAIT PENERAPAN PHBS
MELAKUKAN BIMBINGAN DAN GURU TERKAIT MEMADAI TERKAIT MENGIKUTI PELATIHAN PERANGKAT
& HIGIENE DI MASYARAKAT
DAN PELATIHAN TERKAIT PENERAPAN GERAKAN PERILAKU SANITASI YANG DAN BIMBINGAN TEKNIS DAERAH DAN
DAN SEKOLAH
PHBS PHBS BAIK DAN BENAR GURU TERKAIT
PHBS
DATA DASAR
ISSU STRATEGIS &
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET STRATEGI
PERMASALAHAN SUMBER
NILAI
&TAHUN
P H B S
5.5. Arahan Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
5.5.1 Visi Pembangunan Kota Kendari
Sesuai dengan fungsi utama wilayah Kota Kendari sebagai Pusat
Kegiatan Nasional (PKN), maka Visi pembangunan jangka panjang Kota
Kendari, berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Kota Kendari Nomor 10
Tahun 2001 adalah “Mewujudkan Kota Kendari Tahun 2020 Sebagai
Kota Dalam Taman yang Bertaqwa, Maju, Demokratis dan Sejahtera”.
2. Mengembangkan Kota Kendari sebagai kawasan perkotaan yang hidup
(vibrant) dan memungkinkan untuk kegiatan ekonomi, sosial, budaya dan
pariwisata modern dalam rona arsitektural dan lingkungan.
3. Mencapai pemanfaatan ruang dengan pola pemakaian campuran yang
sesuai dengan tujuan konservasi dan revitalisasi kawasan pantai.
4. Mengembangkan kesadaran dan peran serta Pemerintah, swasta dan
masyarakat.
Ruang lingkup rencana tata bangunan dan lingkungan kawasan Kota
Kendari meliputi pengaturan, pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan
pengembangan kawasan/lingkungan kawasan Kota Kendari.
Lokasi perencanaan RTBL Kawasan Kota Kendari adalah meliputi :
Pengaturan bangunan perlu untuk memperhatikan Kepadatan Bangunan
dan koefisien Dasar Bangunan, pengaturan blok lingkungan, pengaturan
kaveling bangunan serta pengaturan ketinggian elevasi lantai bangunan
Penataan sistem prasarana dan utilitas lingkungan yang meliputi jaringan
air bersih, air limbah, drainase, persampahan, listrik, telepon, pengamanan
kebakaran
b. Spot 2 (Kawasan Kendari Beach)
Secara administrasi kawasan Kendari Beachterletak di Kecamatan Kendari
Barat dan terbagi dalam 4 kelurahan yaitu Kelurahan Watu-watu, Tipulu,
Punggaloba dan Benu-benua. Luas wilayah perencanaan yaitu 0,57 km² yaitu
Kelurahan Watu-watu seluas 0,06 km² dan Kelurahan Tipulu 0,19 km²,
Kelurahan Punggaloba 0,23 km2 dan Kelurahan Benu-benua 0,09 km². Adapun
komponen perancangan kawasan di wilayah tersebut sebagai berikut :
Pengaturan bangunan perlu untuk memperhatikan Kepadatan Bangunan
dan koefisien Dasar Bangunan, pengaturan blok lingkungan, pengaturan
kaveling bangunan serta pengaturan ketinggian elevasi lantai bangunan
Penataan sistem prasarana dan utilitas lingkungan yang meliputi jaringan
air bersih, air limbah, drainase, persampahan, listrik, telepon, pengamanan
kebakaran
c. Spot 3 (Kawasan Kota Lama)
Secara administrasi kawasan Kota Lama terletak di Kecamatan Kendari
dan terbagi dalam 2 kelurahan yaitu Kelurahan Sodohoa dan Sanua. Luas
wilayah perencanaan yaitu 0,66 km² yaitu Kelurahan Sodohoa seluas 0,17 km²
dan Kelurahan Sanua 0,49 km². Adapun komponen perancangan kawasan di
wilayah tersebut sebagai berikut :
Pengaturan bangunan perlu untuk memperhatikan Kepadatan Bangunan
dan koefisien Dasar Bangunan, pengaturan blok lingkungan, pengaturan
kaveling bangunan serta pengaturan ketinggian elevasi lantai bangunan
Penataan sistem prasarana dan utilitas lingkungan yang meliputi jaringan
air bersih, air limbah, drainase, persampahan, listrik, telepon, pengamanan
kebakaran
d. Spot 4 (Kawasan Pantai Mayaria)
Secara administrasi kawasan Pantai Mayaria terletak di Kelurahan
Kasilampe Kecamatan Kendari. Dari total luas kelurahan Kasilampe yaitu 1,68
km² yang masuk dalam kawasan Pantai Mayaria yaitu sebesar 0,23 km²
Adapun komponen perancangan kawasan di wilayah tersebut sebagai berikut :
Pengaturan bangunan perlu untuk memperhatikan Kepadatan Bangunan
dan koefisien Dasar Bangunan, pengaturan blok lingkungan, pengaturan
kaveling bangunan serta pengaturan ketinggian elevasi lantai bangunan
Penataan sistem prasarana dan utilitas lingkungan yang meliputi jaringan
air bersih, air limbah, drainase, persampahan, listrik, telepon, pengamanan
kebakaran.
c. SPOT 3 (Kawasan Kota Lama)
Tabel 5.15 Spot Kawasan Kota Lama
No. Konsep Pengembangan Arahan Pengembangan Rencana Pengembangan
1. Dikembangkan menjadi Memaksimalkan fungsi Rencana pengembangan
kawasan wisata belanja, pelabuhan perikanan yaitu melakukan
Tourism Zone berbasis (Pelabuhan Tradisional penataan ulang kawasan
Cultural Local yang Phinisi) dan dalam rangka
menandai awal mengembangkan fungsi mengakomodasi
perkembangan Kota komersil yang berskala kebutuhan
Kendari kecil tetapi berbasis pengembangan Jembatan
pariwisata Bahteramas ke bagian
teluk
Meningkatkan kemampuan kelembagaan
Mendukung pengembangan kebijakan nasional
Menyediakan perumahan khusus/RUSUNAWA untuk pekerja industry
5.6.3. Strategi Pengembangan perumahan dan Permukiman Kota
Kendari
Skenario Penentuan suatu kebutuhan perumahan
Penentuan suatu kebutuhan perumahan pada masa yang akan datang
diasumsikan bahwa tiap keluarga menempati 1 unit rumah untuk 1 keluarga
terdiri dari 5 jiwa, maka kebutuhan akan perumahan harus dibatasi, dengan
melihat pembagian 40% untuk perumahan dan 60% untuk fasilitas sosial,
ekonomi dan open space. Dengan memperhatikan hal tersebut diatas maka
perincian perumahan adalah :
- Tanah yang tersedia lokasinya terpencar, namun masih dalam satu
frame kawasan permukiman (10 unit rumah, 5 unit rumah atau dan
lainnya)
- Pemilik tanah bisa terdiri dari beberapa anggota masyarakat (MBR) dan
bisa Milik kelompok masyarakat/hiba pemda pada masyarakat (MBR)
koperasi/LKMD/LNKB dan lainnya
- Lokasi yang akan dibangun rumah tersebut peruntukan sesuai dengan
rencana tata ruang setempat
- Secara teknik lokasi memenuhi syarat lokasi.
Tabel 5.17
Pendekatan Kriteria Pemilihan Kawasan Permukiman
Prioritas Kota Kendari 2010
Skoring
Alternatif Lokasi
Kriteria Variabel Parameter
Kawasan
1 2 3
Sesuai 25%
Sesuai 50%
Sangat Tinggi
Bangunan Liar Rendah
Skoring
Alternatif Lokasi
Kriteria Variabel Parameter
Kawasan
1 2 3
> 100 unit/ ha
Bangunan < 80 unit/ ha
Kondis Fisik > 50 %
Bangunan > 3m
> 500 jiwa/ ha
Kependudukan > 2,0 %
Penduduk < 1,7 %
Letak Sangat Strategis
Strategis Kurang Strategis 50 50 50
Kawasan Tidak Strategis
Jarak Ke > 10 Km
Vitalitas
Tempat 1 ‐ 10 Km
50 30 50
Ekonomi
Mata
pencaharian < 1 Km
Skoring
Alternatif Lokasi
Kriteria Variabel Parameter
Kawasan
1 2 3
Fungsi Pusat bisnis dan perkantoran
Pusat
50 50 50
Kawasan pemerintahan
Sekitar Permukiman dan lainnya
Dominasi Sertifikat hak milik
Tanah Tanah sengketa
Kondisi Sangat buruk > 70%
Lingkungan Baik < 50%
Genangan > 50%
Genangan 25% ‐
30 20 30
Kondisi Kondisi Drainase 50%
Prasarana Genangan < 25%
Sarana
Pelayanan < 30%
Kondisi Air Pelayanan 30% ‐
20 20 30
Minum 60%
Pelayanan > 60%
Pelayanan < 30%
Pelayanan 30% ‐ 60%
30 50 50
Kondisi Air
Limbah Pelayanan > 60%
Skoring
Alternatif Lokasi
Kriteria Variabel Parameter
Kawasan
1 2 3
Pelayanan < 50%
Kondisi Pelayanan 50% ‐
50 30 50
Persampahan 70%
Pelayanan > 70%
Sudah ada
Belum ada
Indikasi Keinginan Sudah ada
Belum ada
Sudah ada
Sudah ada
Upaya
30 30 30
penanganan Pembenahan Fisik Dalam proses
Belum ada
Sudah ada
Penanganan
30 30 50
Kawasan Dalam proses
Belum ada
Ket:
1. Kec. Mandonga
2. DAS Wanggu
3. Kecamatan Abeli
Berdasarkan tabel diatas, tiga kawasan yang merupakan kawasan prioritas
dianalisis dengan menggunakan metode skoring. Kriteria yang dipakai
sebanyak lima jenis. Kriteria pertama yaitu vitalitas nonekonomi, yang terdiri
dari tiga variabel.Variabel yang pertama adalah kesesuaian tata ruang.Pada
kec.Mandonga kesesuaian tata ruangnya berkisar 25%-50%, kawasan DAS
Wanggu berkisar 25% dan kec.Abeli berkisar 50%.Variabel kondisi fisik
bangunan, tiga kawasan tersebut mempunyai pertambahan bangunan liar
rendah, kepadatan bangunan di dua kecamatan berkisar 80-100 unit/Ha,
kecuali kec.Abeli kepadatannya >100 unit/Ha.Bangunan temporer pada tiga
kawasan ini berkisar 25%-50% dari total keselurahan, dengan Building
coverage-nya kurang dari 50% kecuali kec.Abeli berkisar 50%-75%.Jarak antar
bangunan di tiga kawasan ini berkisar 1,5-3m.Kepadatan penduduk kurang dari
500 jiwa/Ha, dan pertambahan pendudukkurang dari 1,7%.
Kriteria kedua mengenai vitalitas ekonomi yang terbagi dalam tiga
variabel.Variabel pertama letak strategis kawasan tidak strategis untuk tiga
kawsan ini. Jarak ketempat mata pencarian sejauh kurang dari 1 km, kecuali
penduduk yang bertempat tinggal di sekitar DAS wanggu 1-10 km. Variabel
fungsi kawasan sekitar berupa permukiman dan lainnya untuk tiga kawasan
tersebut.
Kriteria status tanah dengan variabel dominasi status tanah pada tiga kawasan
ini merupakan tanah dengan sertifikat hak milik dengan status kepemilikan
tanah merupakan tanah negara.
Kriteria kondisi prasarana sarana dengan variabel kondisi jalan lingkungan
sangat buruk di tiga kawasan ini. Kondisi drainase dengan genangan berkisar
25%-50% bahakan pada kawasan DAS Wanggugenangan diatas 50%. Kondisi
air minum, pelayanannya sekitar 30%-60% dari total keseluruhan pelayanan
bahkan pada kec. Mandonga dan kawasan DAS Wanggu pelayan air bersih
kurang dari 30%.Kondisi air limbah sudah mencakup 30%-60% luas kawasan
dan kondisi persampahan mencakup 50%-70% masing-masing kawasan.
Kriteria komitmen pemerintah daerah, dengan variabel indikasi keinginan
dalam aspek pembiayaan dan kelembagaan sudah dalam proses untuk semua
kawasan. Variabel upaya penanganan, bentuk rencan untuk semua kawasan
belum ada. Untuk pembenahan fisik dan penangan kawasan sedang dalam
proses realisasi kecuali kec. Abeli.
Berdasarkan tabel hasil skoring dari kriteria-kriteria pemilihan kawasan
strategis Kota Kendari , diperoleh kawasan strategis berdasarkan besarnya
akumulasi skoring dari tiap variabel kriteria. Untuk Kecamatan Mandonga
akumulasi skoringnya yaitu 770, DAS Wanggu yaitu 780, dan Kecamatan Abeli
880.Dari hasil di atas, yang merupakan kawasan permukiman prioritas yaitu
Kecamatan Abeli dan kecamatan Mandonga.
Permukiman kumuh di Kecamatan Abeli merupakan permukiman kumuh
nelayan. Adapun permasalahan kawasan kumuh di Kecamatan ini, yaitu
perkampungan nelayan di sepanjang bibir pantai yang membangun ke laut
melanggar garis sempadan pantai serta merusak ekologi pantai Teluk Kendari,
perkampungannya relatif dekat dari pusat pelabuhan (Bungkutoko), pelabuhan
perikanan, zona rencana kawasan industri Abeli dan Zona Komersial.
Dengan ditetapkannya Kota Kendari menjadi Pusat Kegiatan Nasional(PKN)
sebagai pelabuhan nasional yang mempunyai fungsi simpul utama kegiatan
ekspor-impor, akan memberi implikasi terhadap perkembangan Pemanfaatan
Ruang (Tata Ruang) dan permukiman penduduk. Kondisi perkembangan yang
linear menyebabkan infrastruktur Permukuman sulit diwadahi.
juga memperlihatkan kondisi yang kurang, seperti kondisi dermaga kayu yang
mengalami kerusakan berat.
Permasalahan yang terlihat pada kelurahan Poasia, diantaranya terdapat zona
yang dipengaruhi oleh banjir dan pasang surut air laut.Zona ini terletak pada
area yang berbatasan dengan area sedimentasi.Prasarana berupa jalan yang
menghubungkan kelurahan Poasia dengan kelurahan Talia, kondisinya tidak
begitu baik dikarenakan pada saat waktu pasang tinggi air laut, jaringan jalan
ini terendam oleh air laut.Degradasi lingkungan juga terjadi akibat limbah
industri kayu yang letaknya berada pada area permukiman dan merupakan
daerah pesisir sehingga limbah-limbah yang dihasilkan oleh industri ini
mencemari lingkungan disekitarnya.
Permasalahan tersebut di atas dapat diatasi dengan penyusunan rencana aksi
program yang dalam pelaksanaannya memerlukan keterlibatan berbagai
pihak.Bentuk-bentuk rencana aksi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
TABEL 5. 18
Bentuk-Bentuk Rencana Aksi Pada Kawasan Permukiman
Kumuh Nelayan Abeli
Bentuk-bentuk rencana aksi pada kawasan permukiman nelayan Abeli dibagi
menurut kelurahannya masing-masing. Bentuk rencana aksi tersebut adalah:
1. Untuk mengatasi permasalahan fisik yang terdapat pada kelurahan Pudai,
rencana aksinya berupa pembuatan RTH yang berfungsi sebagai kawasan
hijau, lapangan olah raga, dan arena bermain anak. Pembuatan jembatan
kayu dengan fungsi tempat menambat perahu bagi nelayan serta menjaga
dan mengendalikan perkembangan perumahan yang sporadis yang terjadi
pada kelurahan ini. Meningkatkan kualitas dan pelayanan PSD disertai
penataan ulang perumahan kumuh dengan menggunakan konsep land
sharing dan land consolidation. Menata ruang terbuka hijau dalam bentuk
penataan ruang terbuka hijau jenis mangrove dengan fungsi menjaga garis
pantai agar tetap stabil serta melindungi daerah dibelakang mangrove dari
hempasan gelombang dan angin kencang. Pada beberapa titik
perencanaan, akan dibangun prasarana berupa jembatan kayu yang
letaknya berada dekat dengan pos wisata nelayan, dengan material pada
area perencanaan ini berupa paving blok dan kayu. Untuk meningkatkan
kualitas lingkungan yang mengalami degradasi, akan dilakukan perbaikan
kanal/selokan besar yang letaknya berada dekat dengan area perencanaan
jembatan kayu.
2. Untuk mengatasi permasalahan fisik yang terdapat pada kelurahan Lapulu,
rencana aksinya berupa berupa pembuatan RTH yang berfungsi sebagai
kawasan hijau, lapangan olah raga, dan arena bermain anak. Pembuatan
dermaga tambat perahu sebagai pembatas perkembangan permukiman
yang merambat sampai pada area pasang surut air laut. Untuk
menertibkan pembangunan permukiman, dilakukan penataan ulang
kawasan kumuh dengan mengusung konsep land sharing dan land
consolidation, alih-alih melakukan peningkatan kualitas dan pelayanan PSD
dan menetapkan zona komersil pada kelurahan Lapulu ini. Rencana aksi
selanjutnya mengembangkan dermaga wisata nelayan Lapulu dan
pembuatan pos wisata nelayan.
3. Untuk mengatasi permasalahan fisik yang terdapat pada kelurahan Poasia,
rencana aksinya berupa berupa pembuatan RTH yang berfungsi sebagai
kawasan hijau, lapangan olah raga, dan arena bermain anak. Pembuatan
talud yang berfungsi sebagai tanggul pencegah pengaruh pasang air laut
dan juga berfungsi sebagai dermaga untuk menambatkan perahu nelayan
Poasia. Penataan ulang bangunan, drainase dan jaringan jalan untuk
meningkatkan kualitas lingkungan. Pada area tertentu, terdapat bagian
jalan yang tergenang akibat pasang tinggi air laut, sehingga dapat
memutuskan akses dari dan menuju kelurahan Poasia dan kelurahan Talia.
Untuk itu, rencana aksi untuk mengatasi masalah ini adalah meningkatkan
level jalan menjadi lebih tinggi, sehingga genangan air tidak tampak
apabila pasang air laut terjadi.
Adapun tujuan dari pelaksanaan tiap program yang menjadi rencana aksi yaitu
sebagai berikut.
1. Pudai
a. Pembuatan pos wisata nelayan
Pos wisata nelayan berfungsi sebagai tempat masyarakat khususnya
nelayan untuk melakukan kegitan penyuluhan dan bersosialisasi satu
dengan yang lainnya.Bentuk sosialisasi masyarakat nelayan di tempat
ini dapat berupa bertukar pikiran atau berdiskusi mengenai masalah
perekonomiannya ataupun permasalahan lainnya.
b. Peningkatan kualitas PSD & penataan ulang kumuh di Pudai dengan
konsep land sharing dan land consolidation
Tujuan dari program peningkatan kualitas PSD yaitu memperbaiki
prasarana dasar yang ada di Kelurahan Pudai (jalan, drainase,
persampahan, air bersih, dan air limbah), sehingga kualitasnya
meningkat sehingga dapat berfungsi optimal.
Penataan ulang kawasan kumuh dimaksudkan agar untuk mewujudkan
suatu kawasan permukiman yang tertata, teratur, dan sehat yang
sesuai dengan peraturan dan standar yang ada.Penataannya ini
dilakukan dengan konsep land sharing dan land consolidation.
c. Penataan ruang terbuka hijau (mangrove)
Penataan ruang terbuka hijau (mangrove) bertujuan untuk
mengembalikan kembali fungsi konservasi mangrove pada daerah
pesisir yang telah beralih fungsi menjadi kawasan permukiman
penduduk.
d. Reklamasi dan Pembuatan jembatan kayu
Reklamasi dilakukan di sekitar lahan rencana pembuatan jembatan
kayu.Pembangunan jembatan kayu mempunyai dua tujuan.Tujuan
pertama yaitu sebagai tempat bagi nelayan untuk menambat
perahu.Tujuan kedua yaitu sebagai pembatas fisik agar permukiman
yang terlanjur berkembang pada kawasan pasang surut tidak
mengalami peningkatan, sehingga mengurangi kesemrawutan dan
tercipta keteraturan di kawasan ini.
e. Perbaikan kanal/selokan besar
Kanal/ selokan merupakan jenis dari drainase.Pada dasarnya Drainase
perkotaan bertujuan untuk mengalirkan air lebih dari suatu kawasan
yang berasal dari air hujan maupun air buangan, agar tidak terjadi
genangan yang berlebihan pada suatu kawasan tertentu. Kanal/
selokan besar di kelurahan ini berfungsi untuk mengalirkan air hujan
maupun air buangan lainnya menuju ke laut, sehingga meminimalisir
daerah genanganan.
f. Pembuatan RTH Lingkungan
RTH lingkungan merupakan ruang terbuka hijau yang fungsinya tidak
hanya sebagai kawasan hijau tetapi dapat berfungsi sebagai tempat
berolahraga dan bermain anak.
2. Lapulu
a. Pembuatan dermaga tambat perahu
Sama halnya dengan pembuatan jembatan kayu di Kelurahan Pudai,
pembuatan dermaga tampat perahu di Kelurahan lapulu ini selain
berfungsi sebagai tempat bagi para nelayan untuk menambat perahu,
juga berfungsi sebagai instrument untuk mencegah/ menghalangi
perkembangan permukiman. Permukiman yang dimaksud adalah
permukiman yang terlanjur terbentuk di kawasan pasang surut yang
seharusnya berfungsi sebagai kawasan konservasi mangrove.
Permukiman inilah yang akah dibatasi perkembangannya sehingga
tidak terjadi lagi perkembangan permukiman liar pada daerah pasang-
surut.
c. Peningkatan PSD dan penetapan zona komersil
Tujuan dari program peningkatan kualitas PSD yaitu memperbaiki
prasarana dasar yang ada di Kelurahan Lapulu (jalan, drainase,
persampahan, air bersih, dan air limbah), sehingga kualitasnya
meningkat sehingga dapat berfungsi optimal.
Penetapan zona komersil bertujuan agar tercipta suatu zona yang
berfungsi menampung seluruh kegiatan-kegiatan komersil sehingga
tidak terjadi konflik pemanfaatan lahan antara fungsi permukiman
dengan fungsi komersil.
3. Poasia
a. Pembuatan talud
Tujuan dari pembuatan talud di Kelurahan Poasia yaitu sebagai
pelindung permukiman di tepian air dari bahaya gelombang air laut dan
abrasi. Talud ini juga akan berfungsi sebagai tempat menambat perahu
nelayan.
maka perlu dilakukan penataan ulang bangunan.Penataan bangunan ini
dilakukan secara sinergis dengan penataan jalan dan drainase.Pada
tahap awal dilakukan penataan jaringan jalan dan drainase.Kemudian
pada tahap selanjutnya, permukiman (bangunan rumah) di buat
mengikuti pola jaringan jalan yang telah ditata sebelumnya.
Gambar 5.4 Plot 3 Rencana Pengembangan Kawasan Poasia dan Talia
5.7.2 Tahapan Pelaksanaan Program Penanganan dan Pembangunan
Tahapan pelaksanaan (matriks program) dari rencana aksi program
penanganan dan pembangunan kawasan permukiman prioritas di Kota Kendari
dilakukan di tiga kelurahan yang masuk ke dalam kawasan pengembangan
tahap I.
Paket investasi di Plot 1 (Pudai) yaitu pembuatan pos wisata nelayan,
reklamasi, pambuatan kanal/ selokan besar, pembauatan jembatan kayu,
peningkatan kualitas jalan, peningkatan kualitas drainase/ air limbah, dan
peningkatan kualitas persampahan. Paket investasi di kelurahan pudai dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.19
Paket investasi di Plot 1 (Pudai)
Paket investasi di Plot 2 (Lapulu) yaitu pembuatan jembatan kayu,
pengembangan dermaga wisata nelayan Lapulu, pembauatan pos wisata
nelayan, pembuatan jalan baru, peningkatan kualitas jalan, peningkatan
kualitas drainase/ air limbah,peningkatan kualitas air bersih, peningkatan
kualitas persampahan, dan pembuatan pavin blok di pelataran kaki lima.
peningkatan Paket investasi di kelurahan Lapulu dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 5.20
Paket investasi di Plot 2 (Lapulu)
Paket investasi di Plot 3 (Poasia) yaitu pembuatan talud, pembuatan
dermaga tambat perahu nelayan, peningktan kualitas jalan, peningktana
kualitas drainase/ air limbah, dan peningktan kualitas prasarana persampahan.
Paket investasi di kelurahan Lapulu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5. 21
Paket investasi di Plot 3 (Poasia)
5.8. Integrasi Strategi Pembangunan Kota Kendari
5.8.1 Strategi Pembangunan Kota Kendari
Berdasarkan dokumen rencana yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat
disusun matriks strategi pembangunan pada skala Kota Kendari yang meliputi :
a. RTRW Kota Kendari sebagai acuan arahan spasial;
b. RPJMD Kota Kendari sebagai acuan arahan pembangunan;
c. KSPD sebagai acuan arahan pembangunan multisektor;
d. SPPIP sebagai acuan arahan pengembangan Permukiman;
e. RI-SPAM sebagai arahan Pengembangan Air Minum; dan
f. SSK sebagai acuan arahan pengembangan sektor sanitasi.
Isi dari dokumen rencana tersebut dirangkum dalam tabel 5.22 di bawah ini.
Tabel. 5. 22
Matriks Strategi Pembangunan Kota Kendari
Dokumen
Rencana Visi Misi Kebijakan Strategi
Kota
Kendari
RTRW
Mewujudkan Kota Misi penataan ruang kota Kebijakan pengembangan Arahan strategi
Kendari Tahun kendari dapat diuraikan struktur tata ruang & Pola Ruang pembentukan struktur
2020 Sebagai sebagai berikut: Kota Kendari adalah: ruang & Pola Ruang
Kota Dalam A. Perwujudan kota dalam A. Pengembangan pusat kota diatas adalah sebagai
Taman Yang taman diwujudkan melalui yang diarahkan untuk berikut:
Bertaqwa, Maju, alokasi ruang terbuka kegiatan perkantoran, 1. Pengembangan
Demokratis, dan yang mencukupi serta perdagangan, jasa, dan peningkatan
Sejahtera dapat menjamin pemerintahan dan kawasan sistem jaringan
kelestarian dan permukiman. jalan untuk
keseimbangan lingkungan. B. Pusat pemerintahan provinsi menghubungkan
B. Pengembangan ruang- dan kawasan perguruan antar pusat
ruang ekonomi yang dapat tinggi sebagai magnet primer, pusat
mewadahi kegiatan pertumbuhan baru di bagian primer dan
ekonomi masyarakat Kota selatan Kota Kendari sekunder.
Kendari yang telah sebagai pusat 2. Pengembangan
berkembang, maupun pengembangan kawasan kawasan
antisipasi terhadap permukiman baru di selatan permukiman di
kegiatan-kegiatan ekonomi Kota Kendari. sekitar pusat
baru di Kota Kendari untuk C. Pemindahan pelabuhan ke utama untuk
masa datang diharapkan Pulau Bungkutoko yang mendukung
dapat mendorong akan memiliki kapasitas masing-masing
percepatan pertumbuhan pelayanan terhadap barang pusat kegiatan.
ekonomi kota. dan penumpang. 3. Mendorong
C. Alokasi ruang untuk Pengembangan pelabuhan pengembangan
fungsi-fungsi pendukung ini akan memiliki dampak infrastruktur
pelayanan kota serta terhadap pengembangan pendukung
terjadinya keseimbangan kegiatan-kegiatan ekonomi pembentuk
antara ruang budidaya dan skala besar di sekitar Pulau struktur ruang
fungsi lindung diharapkan Bungkutoko. kota.
akan menciptakan D. Pengembangan kawasan 4. Penyediaan dan
kehidupan masyarakat industri skala besar di pengembangan
yang agamis, maju dan Kecamatan Abeli sebagai fasilitas
demokratis. antisipasi tumbuhnya pendukung
D. mencapai optimasi dan permintaan kawasan industri sebagai unsur
sinergi pemanfaatan sejalan dengan berfungsinya pengikat pada
sumberdaya secara pelabuhan kontainer di P. tiap-tiap pusat
berkelanjutan bagi Bungkutoko. sekunder.
peningkatan E. Pengembangan terminal 5. Pengembangan
kesejahteraan Tipe A, akan mendorong sistem jaringan
masyarakat. pertumbuhan kawasan di utilitas air bersih,
sekitarnya. energi listrik,
F. Revitalisasi kota lama, untuk pengolahan
menghindari terdegradasinya sampah dan
fungsi ekonomi kawasan limbah yang dapat
akibat pemindahan memenuhi
pelabuhan kontainer ke kebutuhan
P.Bungkutoko. pengembangan.
G. Pengembangan kawasan 6. Penyiapan
teluk sebagai pusat perangkat lunak
pertumbuhan ekonomi baru dalam wujud
dengan kegiatan perencanaan
perdagangan, jasa dan teknis yang
pariwisata sebagaifungsi didukung dengan
yang dikembangkan. studi-studi terkait
Pengembangan kawasan dengan
teluk memperhatikan aspek pengembangan
lingkungan yang memiliki fungsi kegiatan
tingkat sensitifitas tinggi yang akan
terhadap kegiatan dikembangkan.
perkotaan.
H. Mempertahankan kawasan
di Kecamatan Puuwatu dan
Mandonga sebagai pusat
kegiatan pertanian, dan
dikembangkan sebagai
pusat kegiatan agrowisata
dan pusat kegiatan wisata
alam.
I. Pengembangan pusat-pusat
kegiatan sekunder pada
pusat-pusat kecamatan.
yang Berakhlak, optimalisasi program pelestarian lingkungan dan pengembangan
Maju, Demokratis bougenville city, serta pengendalian dampak aspek “3” (triple H),
dan Sejahtera perwujudan Green city. lingkungan yakni 3 aspek
2. Misi Sosial 2. Menyelenggarakan penataan kualitas manusia,
kemasyarakatan ruang dengan pendekatan yang
denganMendukung partisipatif mengembangkan
perbaikan moral, akhlak dan 3. Mengembangkan kearifan tiga dimensi, yakni
disiplin serta penciptaan budaya yang berkarakter (1) potensi
suasana kehidupan dan berkepribadian. moral/etik
masyarakat kota yang aman, 4. Meningkatkan promosi, (hearth/dzikir), (2)
rukun, damai dan harmonis pengelolaan dan kerjasama potensi akal dan
serta mendorong kemitraan dalam ilmu pengetahuan
pemberdayaan lembaga pengembangan obyek daya (head/pikir)dan (3)
kemasyarakatan untuk tarik wisata potensi
semakin berperan dalam b. Misi Kedua keterampilan
pembangunan kota. Dengan arah kebijakan sebagai (hand/ukir).
3. Misi Pelayanan berikut: Pada dasarnya strategi
melaluipengembangansistem 1. Meningkatkan potensi ini dimaksudkan
pelayanan yang prima bagi moral/etik (hearth/dzikir). untuk
masyarakat secara adil, 2. Meningkatkan potensi akal mengembangkan
cepat, transparan, dan ilmu pengetahuan potensi dalam diri
terjangkau, mandiri dan (head/pikir) individu masyarakat
dapat 3. Meningkatkan potensi dengan
dipertanggungjawabkan keterampilan (hand/ukir). memberikan ruang
(accountable). 4. Melakukan pembinaan yang cukup bagi
4. Misi Perekonomian dengan spiritual tumbuhnya
Mendorong pertumbuhan 5. Melakukan pembinaan Sosial partisipasi
perekonomian kota yang Ekonomi masyarakat pada
berbasis pada ekonomi 6. Melakukan pembinaan berbagai bidang
rakyat serta menciptakan Fisik/Infrastruktur pembangunan
iklim yang kondusif bagi 7. Melakukan pembinaan melalui
pelaksanaan investasi di pemberdayaan masyarakat program/kegiatan
daerah dengan pola dan penanggulangan yang dilaksanakan
Reinventing Government. Kemiskinan atau
5. Misi Profesionalisme 8. Meningkatkan kemandirian diimplementasikan
Aparat melalui dan jiwa sosial generasi oleh SKPD.
Pengembangan kualitas muda di berbagai bidang 2. Strategi Daya
sumber daya aparat yang pembangunan sehingga Saing Komunitas
profesional, bermoral dan produktif dan berdaya saing Strategi daya saing
berdedikasi tinggi dalam menghadapi tantangan serta komunitas/pengem
tugas dan pelayanan. mampu memanfaatkan bangan
6. Misi Pemerintahan Yang peluang sebaik-baiknya. kelembagaan
Baik (Good Governance) 9. Meningkatkan prestasi masyarakat
denganMenciptakan tatanan olahraga di forum regional, diarahkan untuk
pemerintahan yang bersih, nasional maupun memperkuat
demokratis, berwibawa dan internasional kelembagaan sosial
bertanggungjawab. 10. Meningkatnya kapasitas masyarakat dalam
kelembagaan, koordinasi aspek ekonomi dan
dan jaringan politik serta
pengurusutamaan gender memperluas peran
dan anak, dalam serta partisipasi
perencanaan pelaksanaan, masyarakat baik
pemantauan dan evaluasi dalam pengambilan
pembangunan di segala keputusan
bidang kebijakan publik,
11. Meningkatkan pelayanan maupun dalam
perlindungan dan tahap implementasi
pemberdayaan terhadap dan evaluasi.
perempuan dan anak Strategi ini bertumpu
12. Meningkatkan pelayanan pada 4 program
kesejahteraan sosial melalui utama yang
penguatan kelembagaan dikemas dalam“4”
dalam upaya menurunkan (Catur) Bina, yaitu :
penyandang masalah 1. Bina Spiritual
kesejahteraan social Yaitu program
13. Meningkatkan sarana dan pembinaan dan
prasarana pendidikan peningkatan
14. Menuntaskan wajib belajar moral/keimanan,
sembilan tahun dan mental dan spiritual.
pendidikan menengah yang Bina spiritual juga
bermutu terjangkau dan dimaksudkan untuk
berwawasan global sehingga meningkatkan
mampu menyediakan peran kelembagaan
sumberdaya manusia yang agama sebagai
berkualitas dan mampu sarana penguatan
berdaya guna dalam keimanan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
masyarakat relevansi
pendidikan sehingga mampu
menyediakan tenaga kerja 2. Bina Sosial
yang dengan keahlian, Ekonomi
kewirausahaan dan Yaitu program
keterampilan khusus pendekatan
15. Meningkatkan jumlah dan terhadap penguatan
kualitas guru sehingga kelembagaan
mampu mengembangkan masyarakat yang
kompetensi dan berorientasi pada
meningkatkan komitmen perluasan
dalam melaksanakan tugas kesempatan
pengajaran kepada
16. Meningkatkan jaminan kelembagaan
pemerataan kesempatan ekonomi dan sosial
pendidikan pengembangan masyarakat untuk
kecerdasan, minat dan bakat barpartisipasi dalam
anak didik kegiatan
17. Meningkatkan minat dan pembangunan.
budaya baca masyarakat Secara khusus bina
Meningkatkan derajat kesehatan ekonomi adalah
masyarakat melalui penguatan
peningkatan akses dan kelembagaan
kualitas pelayanan ekonomi
kesehatan serta masyarakat agar
pengembangan lingkungan dapat berfungsi
sehat dan perilaku sehat baik untuk
pemenuhan
kebutuhan dasar
c. Misi Ketiga maupun yang
Dengan arah kebijakan sebagai bersifat
berikut: pengembangan
1. Meningkatkan produksi
kualitas dan
penyelenggaraan pemasaran.
administrasi pemerintahan Sedangkan bina
dengan penataan fungsi sosial adalah
kelembagaan, penguatan
ketatalaksanaan lembaga-lembaga
dan
prosedur yang efektif dan sosial
efisien SDM aparatur kemasyarakatan
2. Meningkatnya baik
jalinan dalam
kerjasama fungsinya sebagai
antar
pemerintahan daerah untuk media persatuan
menciptakan integrasi antar dan komunikasi
daerah antar
dalam anggota,
menyelesaikan maupun penguatan
permasalahan lintas sektor fungsi sebagai
3. Meningkatnya wadah perwakilan
tertib
administrasi kependudukan dan penyaluran
untuk kepentingan
menjamin dan
ketersediaan tata aspirasi
dan
informasi penduduk yang masyarakat.
akurat dan terpadu 3. Bina
4. Meningkatkan sistem dan Fisik/Infrastruktur
jaringan utilitis kota Yaitu program
5. Meningkatkan sarana dan pembangunan fisik
prasarana dan
untuk infrastruktur
penanggulangan bencana dasar dan umum
6. Meningkatkan sarana dan dengan
prasarana sistem drainase mengedepankan
perkotaan asas prioritas serta
7. Mengembangkan sistem meningkatkan
transportasi yang terpadu kesadaran dan
dan berkelanjutan berbasis peranserta
angkutan massal perkotaan masyarakat
8. Meningkatkan dalamperbaikan,
aksebilitas
antar wilayah melalui upaya pemeliharaandan
penambahan pelestarian
kapasitas,
peningkatan kinerja jalan lingkungan fisik.
dan jembatan 4. Bina
9. Meningkatkan Kualitas dan Pemberdayaan
kuantitas ruang terbuka hijauMasyarakat dan
dan hutan kota Penanggulangan
10. Singkronisasi perencanaan Kemiskinan
pembangunan lintas sektor Yaitu program
pendekatan
peningkatan
d. Misi Keempat peranserta
Dengan arah kebijakan sebagai masyarakat dengan
berikut: memberdayakan
1. Menyederhanakan prosedur masyarakat dalam
kegiatan-kegiatan
dan birokrasi daerah, pembangunan dan
kepastian biaya perijinan penanggulangan
serta standarnisasi kemiskinan.
pelayanan perijinan untuk
mempermudah pelayanan 3. Strategi Daya
investasi pelaku usaha Saing Kota
2. Pengembangan sistem Strategi daya saing
pelayanan investasi yang adalah strategi
berbasis Teknologi informasi pertumbuhan
dan komunikasi untuk sektor-sektor
mendukung perdagangan strategis dengan
3. Melakukan optimalisasi mendorong
Penerimaan pendapatan pengembangan
daerah sektor-sektor,
4. Meningkatkan pengamanan masing-masing
dan pemanfaatan aset milik untuk bidang
pemerintah untuk ekonomi yakni
peningkatan kapasitas sektor yang secara
keuangan daerah signifikan
5. Meningkatkan kesempatan memberikan efek
kerja serta mendorong ganda (multiplier
mobilitas tenaga kerja dalam effect) bagi
rangka mengurangi perekonomian
pengangguran dengan masyarakat,
mendorong pertumbuhan sedangkan untuk
sektor industri, jasa, bidang sosial
perdagangan dan penguatan budaya adalah
UMKM sektor-sektor yang
6. Meningkatkan upaya berfungsi
Perlindungan meningkatkan
ketenagakerjaan serta kapasitas dasar
harmonisasi hubungan manusia seperti
industrial pendidikan,
7. Melakukan penguatan kesehatan dan
ekonomi kerakyatan melalui keterampilan.
peningkatan kompetensi dan Secara khusus
daya saing usaha koperasi sasaran-sasaran
dan Usaha Mikro Kecil dari sektor strategis
8. Melakukan promosi dan ini adalah bermuara
pengelolaan pariwisata serta pada “5” sasaran
peningkatan potensi utama yakni :
pariwisata 1. Penegakan
9. Melakukan percepatan Peraturan (Ethics
pengentasan kemiskinan dan Enforcement)
melalui Penyediaan Bahwa seluruh warga
kebutuhan dasar dan masyarakat
pengembangan mempunyai
pemberdayaan masyarakat kedudukan dan
yang berkesinambungan perlakuan yang
10. Melakukan penguatan sama di depan
ekonomi kerakyatan hukum. Peraturan
berbasis usaha produktif yang ada harus
dapat dilaksanakan
11. Melakukan penguatan tanpa pilih kasih.
ekonomi kerakyatan melalui Meskipun demikian,
peningkatan kompetensi dan peraturan-peraturan
daya saing usaha koperasi yang telah
dan Usaha Mikro Kecil. dilaksanakan harus
dapat ditinjau
e. Misi Kelima kembali, dengan
Dengan arah kebijakan sebagai memperhatikan
berikut: prinsip-prinsip
1. Menyusun dan keadilan, efisiensi
menyelenggarakan Standar dan partisipatif.
Operasional Pelayanan 2. Pengembangan
(SOP) terhadap tugas dan Perekonomian
pelayanan aparat guna Masyarakat
mendorong profesionalisme (Employment/Econ
aparat. omy)
2. Melakukan penyederhanaan Bahwa sektor-sektor
birokrasi yang efektif dan usaha yang akan
efisien. dikembangkan
3. Melakukan penguatan adalah sektor-
kompetensi aparat. sektor yang
4. Mengembangkan pola mempunyai efek
penghargaan kepada aparat pengganda yang
yang memiliki prestasi yang besar dalam hal
baik. menggerakkan
5. Melakukan peningkatan perekonomian
kualitas aparat melalui masyarakat dan
pendidikan penyerapan tenaga
6. Melakukan peningkatan kerja. Selanjutnya,
kualitas aparat melalui pertumbuhan
pelatihan baik teknis maupun perekonomian yang
non teknis. terjadi, diharapkan
dapat memberikan
f. Misi Keenam dampak yang
Dengan arah kebijakan sebagai seluas-luasnya bagi
berikut: peningkatan
1. Melakukan upaya-upaya kesejahteraan
yang dapat mendorong masyarakat.
peningkatan kualitas
organisasi khususnya 3. Pelestarian
organisasi pelayanan publik Lingkungan
dengan merespon (Environment/Ecolo
kebutuhan masyarakat gy)
2. Melakukan pelibatan semua Bahwa implikasi
elemen masyarakat dalam pembangunan fisik
proses perencanaan dan dalam
pelaksanaan pembangunan pembangunan,
sesuai kemampuan dan seharusnya
peran masing-masing memperhatikan
3. Melakukan daya dukung
pertanggunjawaban publik lingkungan. Prinsip-
yang dapat memberikan prinsip pelestarian
informasi dan penjelasan alam dan
secara cepat dan tepat pembangunan yang
sesuai aturan yang berlaku berkelanjutan,
4. Meningkatkan kualitas menjadi landasan
penyelenggaraan pelaksanaan fisik
administrasi pemerintahan pembangunan.
dengan penataan fungsi Proporsi ruang
kelembagaan, terbuka hijau dan
ketatalaksanaan dan terbangun, sebagai
prosedur yang efektif dan persyaratan
efisien. mewujudkan visi
“Kota dalam
Taman”, menjadi
landasan dalam
pemanfaatan ruang.
4. Keadilan yang
Setara (Equity
/Democratization)
Bahwa seluruh langkah
dan gerak
pembangunan baik
dalam pelaksanaan
dan
pemanfaatannya
harus
mempertimbangkan
prinsip keadilan
yang setara. Bahwa
setiap warga
masyarakat berhak
mendapatkan
pelayanan,
penghargaan dan
manfaat yang
setara dan
proporsional.
5. Peran serta
Masyarakat
(Engangement/(Par
ticipation)
Bahwa pemerintah kota
Kendari akan
mengedepankan
prinsip-prinsip
transparansi/keterb
ukaan dan
partisipatif dalam
pengambilan
keputusan
kebijakan publik.
Peran serta
masyarakat
diharapkan untuk
pada setiap
tahapan
pembangunan
mulai dari
perencanaan,
pelaksanaan,
pemantauan,
monitoring dan
evaluasi.
KSPD
SPPIP Terwujudnya 4 (Empat) Misi SPPIP Kota Kebijakaan Penataan Kawasan Strategi Pengembangan
perumahan layak Kendari yang utama yaitu; permukiman Kota perumahan dan
huni dan 1. Terwujudnya perumahan & Kendaridapat dikelompokkan Permukiman Kota
terjangakau bagi permukiman yang layak, menjadi 4 tipilogi : Kendari :
penduduk terjangkau dalam lingkungan 1. Kawasan permukiman yang Penentuan suatu
kotaKendari, yang sehat, aman memenuhi perlu dikendalikan dan kebutuhan perumahan
dalam lingkungan kaidah keramahan dibatasi perkembangannya. pada masa yang akan
permukiman yang lingkungan dan bebas Kawasan ini adalah kawasan datang diasumsikan
Asri, aman, sehat kumuh pada tahun 2018, permukiman yang terlanjur bahwa tiap keluarga
dan berkelanjutan sesuai arahan MDGS berkembangan di sebelah menempati 1 unit rumah
dengan dukungan 2. Terselengaranya kawasan utara kota khususnya sekitar untuk 1 keluarga terdiri
kelembagaan permukiman & perumahan kota lama dimana faktor fisik dari 5 jiwa, maka
Yang kondusif yang mendorong merupakan pertimbangan kebutuhan akan
untuk membentuk pertumbuhan wilayah utama. perumahan harus
masyarakat yang perkotaan dalam upaya 2. Kawasan permukiman yang dibatasi, dengan melihat
inovatif, mandiri menciptakan ; perlu ditingkatkan pembagian 40% untuk
dan sejahtera. a. Kawasan permukiman itensitasnya. perumahan dan 60%
yang tersusun atas Kawasan pusat kota masih untuk fasilitas sosial,
satuan-satuan dimungkinkan untuk ekonomi dan open
lingkungan yang dikembangkan secara space. Dengan
dihubungkan jaringan intensif. Sebagai kawasan memperhatikan hal
transportasi yang pusat kota, secara alamiah tersebut diatas maka
memberikan berbagai akan berkembang kawasan perincian perumahan
pelayanan dan perumahan secara intensif adalah :
kesempatan kerja dimana pada inti pusat kota - Type A (besar): 20 x
b. Mengintegrasikan disekitar kawasan 30 meter (20%)
menetapkan kualitas pemerintahan dan komersial, - Type B (sedang): 10 x
lingkungan perumahan sudah tidak memungkinkan 20 meter (30%)
yang telah ada di untuk dikembangkan secara - Type C (kecil): 10 x
sekitarnya, serta kawasan. Bagian barat pusat 15 meter (50%)
memenuhi prinsip-prinsip kota masih terdapat lahan Adapun kepadatan
penataan ruang. kosong yang cukup luas dan bangunan tiap kapling
3. Meningkatkan peran serta memungkinkan perumahan untuk type
masyarakat dlm pengembangan kawasan A dengan kepadatan
pembangunan permukiman permukiman secara rendah, untuk type B
di dukung oleh kesiapan kawasan. dengan kepadatan
kerjasama, swasta, 3. Kawasan-kawasan sedang dan untuk type
masyarakat, pemerintah permukiman yang akan C dengan kepadatan
yang menciptakan sinerji dikembangkan pada pusat- tinggi. Oleh karena itu
pembangunan kelembagaan pusat pertumbuhan baru. konsep perencanaan
antara pelaku. Kawasan pertumbuhan baru, menuntut adanya suatu
4. Pengendalian pemanfaatan yaitu pada kawasan industri, lingkungan perumahan
ruang dan pembangunan kawasan terminal dan yang menyediakan
permukiman yang merambah pelabuhan merupakan suasana yang dapat
kawasan konservasi dan potensi pengembangan memberikan rasa
daerah aliran sungai kawasan permukiman baru keindahan,
wanggu, sesuai dengan yang akan tumbuh. kenyamanan, sehat dan
prinsip –prinsip Pengembangan kawasan aman. Untuk itu perlu
pembangunan berwawasan permukiman dapat diciptakan suatu
lingkungan , berkelanjutan dipersiapkan secara dini lingkungan perumahan
menuju lingkungan kota melalui penyiapan yang :
yang indah, sejuk sehat dan pengembangan kawasan - Mempunyai
lestari. permukiman secara kemudahan
terencana dalam skala hubungan dengan
kawasan. kelompok kota atau
4. Kawasan permukiman kegiatan lainnya.
perdesaan - Pelayanan dasar bagi
Walaupun kota Kendari kebutuhan penduduk
berfungsi sebagai PKN dan harus mudah dicapai,
Ibu Kota Provinsi, kegiatan dengan kata lain
pertanian masih merupakan harus mempunyai
kegiatan ekonomi yang fasilitas lingkungan
cukup dominan sampai 20 yang dapat melayani
tahun kedepan, khususnya kebutuhan penduduk
pada wilayah bagian barat sehari-hari.
Kota Kendari. Kegiatan - Tersedianya lahan
permukiman ini dapat potensial bagi
disinergiskan dengan konsep kebutuhan
pengembangan kegiatan perumahan.
pertanian yang mengarah Adapun pola
pada fungsi argowisata. pembangunan
perumahan yang harus
dilakukan dalam
mengantisipasi
permintaan kebutuhan
perumahan di Kota
Kendari, maka harus
dilakukan skenario pola
pembangunan baru
perumahan seperti :
Pola Cluster
(Mengelompok)
- Tanah yang tersedia
merupakan suatu
hamparan tanah
- Tanah bisa milik
kelompok
masyarakat/hibah
pemda kepada
masyarakat (MBR)
koperasi/LKMD/LNKB
dan lainnya
- Lokasi yang
akandibangun rumah
tersebut peruntukan
sesuai dengan
rencana tata ruang
setempat dan secara
teknis lokasi
memenuhi syarat.
Pola Sprawl
(terpencar)
- Tanah yang tersedia
lokasinya terpencar,
namun masih dalam
satu frame kawasan
permukiman (10 unit
rumah, 5 unit rumah
atau dan lainnya)
- Pemilik tanah bisa
terdiri dari beberapa
anggota masyarakat
(MBR) dan bisa Milik
kelompok
masyarakat/hiba
pemda pada
masyarakat (MBR)
koperasi/LKMD/LNKB
dan lainnya
- Lokasi yang akan
dibangun rumah
tersebut peruntukan
sesuai dengan
rencana tata ruang
setempat
- Secara teknik lokasi
memenuhi syarat
lokasi.
RI-SPAM
SSK Terwujudnya Misi Air Limbah :
Pembangunan 1. Meningkatkan akses layanan
system Sanitasi air limbah
Kota Kendari 2. Menyiapkan dan
Tahun 2017yang mengimplementasikan
berkelanjutan, peraturan daerah tentang
Terpadu menuju sistem pengelolaan air
Kota Hijau limbah
(Green City) 3. Meningkatkan peran media
dalam sosialisasi
pengelolaan air limbah
4. Meningkatkan peran serta
masyarakat, dunia usaha
dan kelompok peduli dalam
pengelolaan air limbah.
5. Meningkatkan kapasitas
lembaga dan SDM dalam
pengelolaan air limbah.
Misi Persampahan :
1. Meningkatkan kegiatan
pengelolaan persampahan
yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan
2. Meningkatkan akses
pelayanan persampahan
melalui peningkatan kualitas
dan kuantitas layanan
persampahan
3. Mengoptimalkan pelaksanaan
peraturan daerah tentang
sistem pengelolaan
persampahan
4. Meningkatkan Peran media
dalam sosialisasi
pengelolaan Persampahan
5. Meningkatkan peran serta
masyarakat, dunia usaha
dan kelompok peduli dalam
pengelolaan persampahan
6. Meningkatkan kapasitas
kelembagaan, SDM dan
pendanaan melalui
pengembangan sumber-
sumber pendanaan
alternative dalam
pengelolaan persampahan
alternative dalam Drainase
pengelolaan drainase 4. Melakukan
Pengawasan Dan
Misi PHBS : Sinkronisasi
1. Meningkatan kemandirian Pembangunan
masyarakat dalam PHBS Drainase
2. Menyiapkan dan 5. Peningkatan
mengimplementasikan Jaringan Drainase
peraturan daerah tentang 6. Melakukan
kawasan PHBS Pengawasan,
3. Meningkatkan peran media Pengendalian
dalam PHBS Terhadap Sumber
4. Meningkatkan peran serta Genangan Dan
dunia usaha dan kelompok Banjir
peduli dalam kegiatan
sosialisasi PHBS Strategi PHBS :
5. Meningkatkan kapasitas 4. Melakukan
kelembagaan, SDM dan Kampanye/Edukasi
pendanaan melalui /Sosialisasi/Advoka
pengembangan sumber-
si Peningkatan
sumber pendanaan
alternative dalam Kepedulian Bagi
pengelolaan drainase Gerakan Phbs
(Ctps, Stop Babs
Dan Membuang
Sampah Pada
Tempatnya) Di
Tempat-Tempat
Strategis
5. Mengadakan
Penyuluhan Dan
Kampanye Pola
Hidup Bersih Dan
Sehat (Phbs)
Melalui Siaran
Radio Atau Tv
Lokal.
6. Mengadakan
Penyuluhan Dan
Kampanye Pola
Hidup Bersih Dan
Sehat (Phbs)
Melalui Siaran
Radio Atau Tv
Lokal
5.8.2 Strategi Pembangunan Kawasan
Adapun strategi pembangunan kawasan mengacu kepada dokumen
perencanaan seperti RTBL dan RPKPP. Dokumen tersebut disusun untuk
memberikan arahan pembangunan lingkungan permukiman di suatu
kawasan prioritas. Oleh sebab itu, perlu dianalisis keterpaduan dokumen
perencanaan kawasan yang ada di Kota Kendari berdasarkan fungsi
Kawasan dan arahan pengembangan kawasan termasuk Kawasan Strategis
Kota Kendari yang diidentifikasi dalam RTRW. Keterpaduan tersebut
dijabarkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 5. 23
Matriks Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas
pertumbuhan di selatan Kota Kendari
ke Arah Bandara. Kegiatan penunjang
pada kawasan terminal adalah
kegiatan komersial, permukiman dan
industri skala terbatas. Pusat utama
adalah terminal yang terintegrasi
dengan kegiatan komersial dan
pergudangan.
dikembangkan sebagai pusat
kegiatan agrowisata dan pusat
kegiatan wisata alam.
- RPKPP Kawasan kumuh Fungsi Kawasan Permukiman, Ada beberapa pendekatan yang
kawasan ekonomi, dan konservasi dapat digunakan dalam mengatasi
Mandonga
permukiman kumuh di Kelurahan
Mandonga yaitu regulasi, relokasi/
resettlement, dan pembuatan
rususnawa. Regulasi dilakukan
dengan menegakkan aturan, dengan
melakukan pelarangan pembangunan
permukiman pada wilayah konservasi
(perbukitan). Relokasi dilakukan
dengan memindahkan seluruh
bangunan yang berada pada
kawasan konservasi. Setelah
melakukan relokasi, kemudian
masyarakat yang tadinya tinggal di
kawasan konservasi dipindahkan ke
rusunawa yang telah direncanakan.
Review RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2013 VI - 110
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
6 ASPEK TEKNIS
PERSEKTOR
Kondisi permukiman dan perumahan yang ada di Kota Kendari saat in masih
memerlukan penataan dan pengaturan yang lebih baik. Berikut ini gambaran
isu-isu mengenai perumahan dan permukiman penduduk yang ada di Kota
Kendari.
Tabel 6.1
Isu-isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala Kota Kendari
No. Isu Strategis Keterangan
1. Isu Back Log Perumahan di tahun-tahun Angka backlog rumah di kota Kendari
sebelumnya dan tahun yang berjalan 14.088 unit rumah ( RP3KP 2013 )
2. 1. Isu kawasan kumuh yang perlu ditangani 1. Kawasan kumuh nelayan di Kel.
2. Isu Permukiman yang berada di bantaran Puday, Lapulu, Poasia, Nambo,
sungai/kali Petoaha
2. Kawasan kumuh DAS Wanggu di
Kec. Kadia, Wua-wua dan Baruga
3. Kawasan Kumuh Perkotaan
utamanya di Kel. Korumba dan
Mandonga
3. Isu Kebutuhan pengembangan Perumahan Asumsi proyeksi jumlah KK dan
di masa akan datang Ketersediaan lahan
Sumber : RP3KP Kota Kendari 2013
Tabel 6.2
Perda/Peraturan Gubernur/Peraturan Walikota/Peraturan lainnya terkait
Pengembangan Permukiman
Selama ini penyediaan perumahan di Kota Kendari tidak hanya dilakukan oleh
pemerintah dan masyarakat sendiri, tetapi juga partisipasi para pengembang
swasta. Sedikitnya terdapat sekitar 55 lokasi kawasan RSH di Kota Kendari yang
perumahannya dibangun oleh para pengembang swasta. Lokasi perumahan
tersebut tersebar di beberapa lokasi baik di kawasan yang diperuntukan bagi
pengembang permukiman hingga sekitar kawasan pingiran kota. Selengkapnya
kondisi RSH di Kota Kendari tersaji pada Tabel dibawah ini :
Tabel 6.4
Data Kondisi RSH di Kota Kendari Tahun 2010
Sumber : Dinas Tata Kota dan Perumahan Kota Kdi, REI Cabang Kendari 2011
Tabel 6.6
Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
di Kota Kendari
6.1.2. Penataan Bangunan
a. Isu Strategis
Untuk dapat merumuskan isu strategis bidang PBL, maka dapat melihat dari
agenda Nasional dan Internasional yang mempengaruhi sektor PBL. Untuk agenda
Nasional, salah satunya adalah Program PNPM Mandiri, yaitu Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, sebagai wujud kerangka kebijakan yang
menjadi dasar acuan pelaksanaan program – program penanggulangan
kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Agenda Nasional lainnya adalah
Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang, khususnya untuk sektor PBL yang mengamanatkan terlayaninya
masyarakat dalam pengurusan IMB di Kab/Kota dan tersedianya pedoman harga
Standar Bangunan Gedung Negara (HSBGN) di Kab/Kota.
Agenda Internasional yang terkait diantaranya adalah pencapaian MDG’s 2015,
khususnya tujuan 7 yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup. Target MDG’s
yang terkait bidang cipta karya adalah target 7C, yaitu menurunkan hingga
separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum layak dan sanitasi
layak pada 2015, serta target 7D, yaitu mencapai peningkatan yang signifikan
dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020.
Agenda Internasional lainnya adalah isu pemanasan global (Global Warming).
Pemanasan Global yang disebabkan bertambahnya karbondioksida CO2 sebagai
akibat konsumsi energi yang berlebihan mengakibatkan naiknya suhu permukaan
bumi hingga 6,4 C antara tahun 1990 dan 2100, serta meningkatnya tinggi muka
laut di seluruh dunia hingga mencapai 10-25 cm selama abad ke-20. Kondisi ini
memberikan dampak bagi kawasan-kawasan yang berada di pesisir pantai, yaitu
menculnya bencana alam seperti banjir, kebakaran serta dampak sosial lainnya.
Agenda habitat juga merupakan salah satu agenda Internasional yang juga
mempengaruhi isu strategis sektor PBL. Konferensi Habitat I yang telah
diselenggarakan di Vancouver, Canada pada 31 Mei – 11 Juni 1976, sebagai dasar
terbentuknya UN Habitat pada tahun 1978, yaitu sebagai lembaga PBB yang
mengurusi permasalahan perumahan dan permukiman serta pembangunan
perkotaan. Konferensi Habitat II yang dilaksanakan di Istanbul, Turki pada 3 – 14
Juni 1996 dengan dua tema pokok, yaitu “ Adequate Shelter for All” dan
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Sustainable Human Settlements Development in an Urbanizing World”, sebagai
kerangka dalam penyediaan perumahan dan permukiman yang layak bagi
masyarakat.
Dari agenda – agenda tersebut maka isu strategis tingkat nasional bidang PBL
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1) Penataan Lingkungan Permukiman
a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL;
b. PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran di perkotaan;
c. Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau
(RTH) di perkotaan;
d. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan
bangunan bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh
kembangnya ekonomi lokal;
e. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan standar
pelayanan minimal;
f. Pelibatan Pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam
penataan bangunan dan lingkungan.
2) Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
a. Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan);
b. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda
bangunan gedung di kab/kota;
c. Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, tertib,
andal dan mengacu pada isu lingkungan berkelanjutan;
d. Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan rumah
negara;
e. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung dan
rumah Negara.
3) Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
a. Jumlah masyarakat miskin pada tahun 2012 sebesar 29,13 juta orang atau
sekitar 11,96 % dari total penduduk Indonesia;
b. Realisasi DDUB tidak sesuai dengan komitmen awal termasuk sharing in
cash sesuai MOU PAKET;
c. Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah dalam
penanggulangan kemiskinan.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Isu Strategis ini terkait dengan dokumen-dokumen seperti RTR, skenario
pembangunan daerah, RTBL yang disusun berdasarkan skala prioritas dan
manfaat dari rencana tindak yang meliputi a) Revitalisasi, b) RTH, c) Bangunan
Tradisional/bersejarah dan d) Penanggulangan kebakaran, bagi pencapaian
terwujudnya pembangunan lingkungan permukiman yang layak huni, berjati diri,
produktif dan berkelanjutan.
Seperti halnya kota-kota lain di Indonesia tentunya isu – isu strategis sektor
penataan bangunan dan lingkungan pasti ada, begitu pula di Kota Kendari.
Adapun gambaran isu strategis sektor PBL dapat dilihat seperti pada tabel berikut
ini :
Tabel 6.8
Isu Strategis Sektor PBL di Kota Kendari
No. Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis Sektor PBL di Kota Kendari
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
b. Kondisi Eksisting
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007 Penataan
bangunan dan lingkungan adalah kegiatan pembangunan untuk merencanakan,
melaksanakan, memperbaiki, mengembangkan atau melestarikan bangunan dan
lingkungan/kawasan tertentu sesuai dengan prinsip pemanfaatan ruang dan
pengendalian bangunan gedung dan lingkungan secara optimal, yang terdiri atas
proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan
pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung dan lingkungan.
Hasil dari proses perencanaan penataan bangunan dan lingkungan yaitu dokumen
RTBL yang memuat panduan-panduan dalam penataan bangunan dan lingkungan.
Kondisi penataan bangunan dan lingkungan di Kota Kendari untuk saat ini masih
mengacu pada RTBL yang lama. Kota Kendari terbagi menjadi beberapa zona
kawasan seperti kawasan perumahan di Kecamatan Baruga, kawasan pendidikan
di Kecamatan Kambu, kawasan Pusat Kota dan komersil di Kecamatan Wua-wua
dan Kadia, serta Kawasan Kota Lama di Kecamatan Kendari dan Kendari Barat.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Adapun Peraturan Daerah atau aturan-aturan yang terkait sektor penataan
bangunan dan lingkungan, informasi tersebut dirangkum dalam tabel seperti
dibawah ini :
Tabel 6.9
Peraturan Daerah/Peraturan Walikota terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan
No Tahun Tentang
1. 15 2008 Peraturan Daerah Kota Kendari tentang Garis Sempadan.
2. 1 2011 Peraturan Daerah Kota Kendari tentang Peraturan
Bangunan Gedung.
3. 4 1996 Peraturan Daerah Kota Kendari tentang Kebersihan,
Ketertiban, dan Keindahan.
4. 2 2013 Perwali Tentang Rencana Induk Sistem Proteksi
Kebakaran (RISPK) Kota Kendari 2013 - 2023
5. 7 2013 Perwali Tentang Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL) Kota Kendari
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
4 Taman Melati Kec.
Depan Lap. - Ya 0,02 Kendari Ada Ada
Benua-benua Barat
5 Taman Samping Kec.
Mesjid Da’wah - Ya 0,03 Kendari Ada Ada
Wanita Barat
6 Taman Samping Kec.
Palem - Ya 0,01 Kendari Ada Ada
Barat
7 Taman Samping
Kec.
Pertokoan Kota - Ya 0,01 ada Ada
Kendari
Lama
8 Taman Samping Kec.
- Ya 0,20 Ada Ada
Kendari Theatre Kendari
9 Taman Samping
Kec.
Mesjid raya - Ya 0,03 Ada Ada
Kendari
kota lama
10 Taman Pintu
Kec.
Gerbang Batas - Ya 0,69 Ada Ada
Baruga
Kota
11 Taman Kec.
- Ya 1,36 Ada Ada
Kecamatan Puuwatu
12 Taman Meohai Kec.
- Ya 0,55 Kendari Ada Ada
Barat
TAMAN
WISATA 65,20 0,22
ALAM
13 Taman Wisata
Kec.
Alam - Ya 14,04 Ada Ada
Puuwatu
Bougenvile
14 Taman Wisata
Kec.
Alam - Ya 0,75 - Ada
Puuwatu
Puulonggida
15 Taman Wisata Kec.
- Ya 3,57 Ada Ada
Alam Mayaria Kendari
16 Taman Wisata
- Ya 19,96 Kec. Abeli Ada Ada
Nambo
17 Taman Wisata Kec.
Alam Air terjun - Ya 26,88 Mandong Ada Ada
ulusoi a
JALUR HIJAU
1.341,99 4,54
JALAN
18 Median jalan Kec. Kdi
- Ya 0,30 Ada Ada
kelapa sawit Barat
19 Median jalan Kec.
- Ya 0,01 Ada Ada
kuncup Pertiwi Kadia
20 Median jalan
Kec.wua-
Pasar baru s/d - Ya 1,28 Ada Ada
wua
lepo-lepo
21 Median jl
Kec.
Boulevard s/d - Ya 0,41 Ada Ada
Baruga
Pintu Gerbang
22 Median jalan
MT. Haryono Kec.
- Ya 0,07 Ada Ada
s/d kampus Kambu
baru
23 Taman Damija
Kec.
Jl. Laute s/d Jl.
- Ya 0,01 Mandong Ada Ada
Nasional
a
Punggolaka
24 Median jalan
- Ya 0,15 Kec. Abeli Ada Ada
Abeli Sawah
25 Median Jalan Kec.
Supu yusuf s/d - Ya 0,05 Mandong Ada Ada
hotel Athaya a
26 Median jl. Kec.
Tapak Kuda s/d - Ya 1,55 Mandong Ada Ada
ktr gub. a
27 Median jln Kec.
- Ya 0,30 Ada Ada
made Sabara Kadia
28 Median jl. PLN
Kec. Wua-
s/d Univ. - Ya 0,18 Ada Ada
wua
Muhammadiyah
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
29 Median jl. Moh Kec.
- Ya 0,21 Ada Ada
Yamin puuwatu
30 Taman Kec.
Bundaran made - Ya 0,01 Mandong Ada Ada
Sabara a
31 Taman Segitiga Kec. Kdi
- Ya 0,01 Ada Ada
Kdi Beach barat
32 Taman Segitiga Kec.
- Ya 0,01 Ada Ada
pasar sentral Kendari
33 Taman Kec.
bundaran - Ya 0,04 mandong Ada Ada
mandonga a
34 Taman Kec.
bundaran malik - Ya 0,01 mandong Ada Ada
raya a
35 Taman Kec.
bundaran tapak - Ya 0,04 mandong Ada Ada
kuda a
36 Taman
Kec.
bundaran - Ya 0,07 Ada Ada
poasia
andunohu
37 Taman
Kec.
bundaran ktr - Ya 0,20 Ada Ada
Poasia
gubernur
38 Taman
bundaran dan Kec.
- Ya 0,22 Ada Ada
segitiga lepo- Baruga
lepo
39 Taman
Kec.
bundaran - Ya 0,07 Ada Ada
Baruga
boulevard
40 Taman segitiga Kec.
- Ya 0,31 Ada Ada
boulevard Baruga
41 Jalur hijau jl. Jl. Arteri
- Ya 1.336,48 Ada Ada
Pejalan kaki primer
JALUR HIJAU Sepanja
PANTAI 102,85 ng teluk 0,35
Kendari
42 JALUR HIJAU Sungai
SUNGAI Wanggu
- Ya 168,89 0,60
dan kali
kadia
43 Lapangan
- Ya 56,78 Tersebar 0,20
Olahraga
44 Lapangan Kec.
Olahraga Benu- - Ya 2,28 Kendari Ada Ada
benua Barat
45 Stadion Kec.
- Ya 3,45 Ada Ada
Lakidende Kadia
46 Lapangan
Kec.
olahraga - Ya 1,3 Ada Ada
Puuwatu
kecamatan
47 Lapangan Golf Kec.
- Ya 46,10 Ada Ada
Sanggoleo Baruga
48 Lapangan Kec.
- Ya 1,10 Ada Ada
Kecamatan Kendari
49 Lapangan
Kec.
Olahraga BTN - Ya 0,35 Ada Ada
Baruga
Beringin
50 Lapangan Kec.
- Ya 1,00 Ada Ada
Olahraga kambu
51 Lapangan
depan Kec.
- Ya 0,62 Ada Ada
perumahan kambu
Kendari Permai
52 Lapangan
Samping Kec.
- Ya 0,58 Ada Ada
Kecamatan Kendari
Kendari
RTH
16,55 0,06
PEMAKAMAN
53 RTH Taman 1,21
Kec.
Makam - Ya Ada Ada
Baruga
Pahlawan
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
54 RTH 14,91
Kec.
Pemakaman - Ya Ada Ada
Puuwatu
Puuwatu
55 Areal 0,43
Kec.
Pemakaman - Ya Ada Ada
Baruga
Raka Sao-sao
RTH Lainnya 56,37
- Ya 0,19
(Privat)
56 RTH Kantor 0,51 Kec.
Koramil - Ya Mandong Ada Ada
a
57 RTH Depan 1,66 Kec.
Mesjid Agung - Ya Mandong Ada Ada
a
58 RTH Rumah 6,05 Kec.
Jabatan - Ya Mandong Ada Ada
Gubernur a
59 RTH MTQ 12,86 Kec.
- Ya Mandong Ada Ada
a
60 RTH Kantor 0,84 Kec.
- Ya Ada Ada
Diklat Puuwatu
61 RTH P2ID Kec. Wua-
- Ya 33,70 Ada Ada
wua
62 RTH Kantor Kec.
Kodim - Ya 0,22 Kendari Ada Ada
Barat
63 RTH Kantor BI Kec.
- Ya 0,81 Kendari Ada Ada
Brt
64 RTH STM
Kec.
Negeri 4 - Ya 0,35 Ada Ada
Kadia
Kendari
TAMAN
KELURAHAN
- Ya 0,64 0,002
DAN
PERUMAHAN
65 Taman Kel.
- Ya 0,14 Ada Ada
Kelurahan PHBS Kambu
66 Taman Kel.
- Ya 0,06 Ada Ada
Kelurahan Padaleu
67 Taman
Kec.
Perumahan - Ya 0,16 Ada Ada
Puuwatu
Graha Asri
68 Taman
Kel.
Kelurahan - Ya 0,16 Ada Ada
Kemaraya
Bunga Kolosua
69 Taman
Kec.
Perumnas - Ya 0,12 Ada Ada
Kadia
Sikala Pidani
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Tabel 6. 11
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Fungsi Agama : 29 unit Pemkot Baik ada
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
9. Tondonggeu Kursus menjahit 6. Program Pelayanan
10. Gunung jati Pelatihan komputer Kesehatan Dasar Gratis
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan
ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage;
Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan
permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran
daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan
SPM.
b. Penyelenggaraan bangunan Gedung dan Rumah Negara
Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi efektif
dan efisien dalam pengelolaan Bangunan dan Rumah Negara;
Masih kurangnya perda bangunan gedung untuk kota Metropolitan, besar,
sedang, kecil di seluruh Indonesia;
Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan
pengelolaan dan penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan,
kenyamanan dan kemudahan);
Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan
Bangunan gedung termasuk daerah-daerah rawan bencana;
Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan
kurang mendapat perhatian;
Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta
rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;
Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan
keselamatan, keamanan dan kenyamanan;
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan
efisien;
Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.
c. Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau
Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau terbuka,
sarana olahraga.
d. Kapasitas Kelembagaan Daerah
Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam
pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan;
Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan
peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;
Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan
gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Adapun permasalahan dan tantangan sektor PBL yang ada di Kota Kendari antara
lain :
Tabel 6.13
Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan bangunan dan Lingkungan
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
persyaratan keselamatan, Gedung dan Peraturan jalan yang memadai
keamanan dan Pemerintah No. 36 ke lokasi Bangunan
kenyamanan. Tahun 2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan Gedung.
UUBG, bahwa semua
Bangunan Gedung harus
layak fungsi pada tahun
2010.
2. Aspek Masih banyaknya aset Amanat Undang-Undang Pelatihan Manajemen
Kelembagaaan negara yang tidak No.28 Tahun 2002 Bangunan gedung
teradministrasikan tentang Bangunan dan Aset Negara
dengan baik. Gedung dan Peraturan
untuk meningkatkan
Penyelenggaran Pemerintah No. 36
Bangunan Gedung dan Tahun 2005 tentang kinerja pengelolaan
Rumah Negara kurang Peraturan Pelaksanaan administrasi negara.
tertib dan efisien. UUBG, bahwa semua
Bangunan Gedung harus
layak fungsi pada tahun
2010.
3. Aspek Pembiayaan Rendahnya pendapatan Pelayanan
masyarakat sehingga sulit Pengurusan IMB bagi
untuk mengurus Perijinan masyarakat
bangunan.
berpenghasilan
rendah di mudahkan.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
III. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
1. Aspek Teknis
2. Aspek Tidak dilibatkannya Adanya Perpres No. 15 Pembentukan
Kelembagaaan komunitas dalam Tahun 2010 tentang organisasi bagi
pengambilan keputusan percepatan masyarakat miskin
pada rapat-rapat.
Penanggulangan sesuai jenis usahanya.
Kemiskinan Dilibatkan komunitas
masyarakat pada
pertemuan-
pertemuan yang
membahas persoalan
orang miskin.
3. Aspek Pembiayaan Rendahnya pendapatan Adanya hak atas Memberikan bantuan
masyarakat miskin untuk perlindungan dan modal usaha atau
memenuhi kebutuhan pemenuhan kesempatan pembiayaan dalam
hidup keluarganya berusaha dan bekerja, skala mikro.
dan SDA. Menigkatkan
keterampilan dan
manajemen usaha.
4. Aspek Peran Serta Belum dilibatkannya Adanya hak bagi setiap Dilibatkan komunitas
Masy/Swasta masyarakat secara aktif warga negara untuk masyarakat pada
dalam proses berkumpul, pertemuan-
perencanaan dan
mengeluarkan pendapat pertemuan yang
penetapan prioritas
pembangunan yang membahas membahas persoalan
diwilayahnya. persoalan orang miskin. orang miskin.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
2. Pendekatan tridaya sebagai upaya pemberdayaan terhadap aspek
manusia, lingkungan dan kegiatan ekonomi masyarakat setempat;
3. Azas “ berkelanjutan” sebagai salah satu pertimbangan penting untuk
menjamin kelangsungan kegiatan;
4. Rembug warga dalam upaya mengali sebanyak mungkin aspirasi
masyarakat, selain itu juga melakukan pelatihan keterampilan teknis
dalam upaya pemberdayaan masyarakat.
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Analisa kebutuhan Program dan Kegiatan juga mengacu pada Permen PU No.
14 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang. Khusus untuk sektor PBL, SPM juga terkait dengan SPM
penataan Ruang dikarenakan kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
yang salah satunya melakukan pengelolaan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau
(RTH) di Perkotaan. Standar SPM terkait dengan sektor PBL yang dijadikan
acuan bagi Kota Kendari untuk menyusun kebutuhan akan sektor Penataan
Bangunan dan Lingkungan sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 6. 14
SPM Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
B. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
Kegiatan penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara meliputi :
1. Menguraikan kondisi bangunan gedung negara yang belum memenuhi
persyaratan keandalan yang mencakup (keselamatan, kenyamanan dan
kemudahan);
2. Menguraikan kondisi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;
3. Menguraikan aset negara dari segi administrasi pemeliharaan.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
4. Bangunan fungsi sosbud Unit 28 56 84 112 140
III Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
1. PNPM
2. Program Persaudaraan Madani
3. Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) ya ya ya ya ya
4. Peningkatan Program Bedah rumah ya ya ya ya ya
5. Bantuan Raskin gratis pada kondisi ya ya ya ya ya
darurat
6. P2MK ya ya ya ya ya
D Program Pelayanan Kesehatan dasar ya ya ya ya ya
gratis melalui jamkesda
8. Program Penanggulangan Kemiskinan ya ya ya ya ya
Perkotaan (P2KP)
9. Subsidi Pemasangan Daya Listrik Gratis ya ya ya ya ya
Bagi MBR
10. Sertifikasi Tanah Bagi MBR ya ya ya ya ya
11. Subsidi Pemasangan Jaringan Air bersih ya ya ya ya ya
bagi MBR
12. IMB Gratis untuk RSS bagi MBR ya ya ya ya ya
13. Pelatihan dan sertifikasi Keterampilan ya ya ya ya ya
Tenaga Kerja
14. Akte Kelahiran Gratis Bagi MBR ya ya ya ya ya
15. Biaya Pemakaman Gratis bagi MBR ya ya ya ya ya
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
8. Dokumen RDTR Kawasan Strategis Kota Kendari Tahun Anggaran 2014 (APBD
PROPINSI SULTRA)
9. RDTR DAN ZONASI Kawasan Strategis CBD Teluk Kendari Tahun 2014 (APBD)
10. RTBL kawasan Pelabuhan Pulau Bungkutoko Kota Kendari Tahun Anggaran
2014,
11. RTBL Kawasan Teluk Kendari, Pusat Kota Kecamatan Mandonga Kendari
Tahun Anggaran 2014
Tabel 6.16
Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Penataan Bangunan dan
Lingkungan Kota Kendari
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
OUTPUT SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- TAHUN
Pembangunan Fisik
Kws. Kendari
Pembangunan PSD Penataan dan Revitalisasi Beach-
1 Kawas 5.000.000 - - 500.000 √
Kawasan Kendari Beach - Pantai Mayaria (Lanjt.) Pantai
an
Mayaria
Kws. Kali
Kadia -
Pembangunan PSD Penataan dan Revitalisasi
Sungai
Kawasan Kali Kadia - Sungai Wanggu - Ex MTQ - 1 Kawas 5.000.000 - - 500.000 √
Wanggu - Ex
Ktr Walikota (Lanjt.) an
MTQ - Ktr
Walikota
Kws.
Pembangunan PSD Penataan dan Revitalisasi Kendari
1 Kawas 4.000.000 - - 400.000 √
Kawasan Kendari Beach - RSU Abunawas (Lanjt.) Beach - RSU
an
Abunawas
Kws.
Pembangunan PSD Penataan dan Revitalisasi
UNSULTRA -
Kawasan UNSULTRA - STAIN - Benu-benua 1 Kawas 3.500.000 - - 350.000 √
STAIN -
(Lanjt.) an
Benu-benua
Kws.
UNHALU
Pembangunan PSD Penataan dan Revitalisasi
Kemaraya -
Kawasan UNHALU Kemaraya - Kompleks KONI -
Kompleks 1 Kawas 4.000.000 - - 400.000 √
Gerbang Kota (Lanjt.)
KONI - an
Gerbang
Kota
Kws. Lapulu
Pembangunan PSD Penataan dan Revitalisasi -
1 Kawas 3.500.000 - - 350.000 √
Kawasan Lapulu - Bungkutoko - Nambo (Lanjt.) Bungkutoko
an
- Nambo
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Kws. Kendari
Pembangunan PSD Penataan dan Revitalisasi Beach-
1 Kawas 5.000.000 - - 500.000 √
Kawasan Kendari Beach - Pantai Mayaria (Lanjt.) Pantai
an
Mayaria
Kws. Kali
Kadia -
Pembangunan PSD Penataan dan Revitalisasi
Sungai
Kawasan Kali Kadia - Sungai Wanggu - Ex MTQ - 1 Kawas 5.000.000 - - 500.000 √
Wanggu - Ex
Ktr Walikota (Lanjt.) an
MTQ - Ktr
Walikota
Kws.
Pembangunan PSD Penataan dan Revitalisasi Kendari
1 Kawas 4.000.000 - - 400.000 √
Kawasan Kendari Beach - RSU Abunawas (Lanjt.) Beach - RSU
an
Abunawas
Kws.
Pembangunan PSD Penataan dan Revitalisasi
UNSULTRA -
Kawasan UNSULTRA - STAIN - Benu-benua 1 Kawas 3.500.000 - - 350.000 √
STAIN -
(Lanjt.) an
Benu-benua
Kws.
UNHALU
Pembangunan PSD Penataan dan Revitalisasi Kemaraya -
Kawasan UNHALU Kemaraya - Kompleks KONI - Kompleks 1 Kawas 4.000.000 - - 400.000 √
Gerbang Kota (Lanjt.) KONI - an
Gerbang
Kota
Kws. Lapulu
Pembangunan PSD Penataan dan Revitalisasi -
1 Kawas 3.500.000 - - 350.000 √
Kawasan Lapulu - Bungkutoko - Nambo (Lanjt.) Bungkutoko
an
- Nambo
Kws. Kendari
Pembangunan PSD Penataan dan Revitalisasi Beach-
1 Kawas - - √
Kawasan Kendari Beach - Pantai Mayaria (Lanjt.) Pantai
an
Mayaria
Kws. Kali
Kadia -
Pembangunan PSD Penataan dan Revitalisasi
Sungai
Kawasan Kali Kadia - Sungai Wanggu - Ex MTQ - 1 Kawas 5.000.000 - - 500.000 √
Wanggu - Ex
Ktr Walikota (Lanjt.) an
MTQ - Ktr
Walikota
Kws.
Pembangunan PSD Penataan dan Revitalisasi Kendari
1 Kawas 4.000.000 - - 400.000 √
Kawasan Kendari Beach - RSU Abunawas (Lanjt.) Beach - RSU
an
Abunawas
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Kws.
Pembangunan PSD Penataan dan Revitalisasi
UNSULTRA -
Kawasan UNSULTRA - STAIN - Benu-benua 1 Kawas 3.000.000 - - 300.000 √
STAIN -
(Lanjt.) an
Benu-benua
Kws.
UNHALU
Pembangunan PSD Penataan dan Revitalisasi Kemaraya -
Kawasan UNHALU Kemaraya - Kompleks KONI - Kompleks 1 Kawas 3.000.000 - - 300.000 √
Gerbang Kota (Lanjt.) KONI - an
Gerbang
Kota
Kws. Lapulu
Pembangunan PSD Penataan dan Revitalisasi -
1 Kawas 3.000.000 - - 300.000 √
Kawasan Lapulu - Bungkutoko - Nambo (Lanjt.) Bungkutoko
an
- Nambo
2. SARANA DAN PRASARANA PENATAAN RTH
Penataan Bangunan Kawasan Hijau Kota Kota Kendari 1 Kawas 6.000.000 - - 600.000 - - - √ - - - -
an
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau Kaw. Kali
1 Kawas 1.000.000 - - 100.000 - - - - √ - - -
(RTH). Lanj. kadia
an
Rencana Tindak Penataan (Ruang Terbuka Hijau) Kaw. RSU
1 Kawas 1.000.000 - - 100.000 - - - - - √ - -
RTH Lanj. Abunawas
an
Kaw.
Rencana Tindak Penataan (Ruang Terbuka Hijau)
Kampus 1 Kawas 1.000.000 - - 100.000 - - - - - - √ -
RTH Lanj.
UNSULTRA an
5. KESWADAYAAN MASYARAKAT
Kota Kelura
BLM Reguler 64 8.360.000 836.000 - - - √ - - - -
Kendari han
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
6.1.3. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman dan
Penataan Bangunan
12 Pembangunan Infrastruktur 2,00 Ha 2.000.000 Kws. Labibia
Permukiman Kumuh Kws. Labibia
Kota Kendari
13 Pembangunan Infrastruktur 5,00 Ha 5.000.000 Kws. Lalodati
Permukiman Kumuh Kws. Lalodati
Kota Kendari
14 Pembangunan Infrastruktur 9,50 Ha 9.500.000 Kws. Lalolara
Permukiman Kumuh Kws. Lalolara
Kota Kendari
15 Pembangunan Infrastruktur 5,00 Ha 5.000.000 Kws. Puday
Permukiman Kumuh Kws. Puday
Kota Kendari
16 Pembangunan Infrastruktur 6,00 Ha 6.000.000 Kws.
Permukiman Kumuh Kws. Kessilampe
Kessilampe Kota Kendari
17 Pembangunan Infrastruktur 5,00 Ha 5.000.000 Kws. Kendari
Permukiman Kumuh Kws. Kendari Caddi
Caddi Kota Kendari
18 Pembangunan Infrastruktur 5,50 Ha 5.500.000 Kws. Kambu
Permukiman Kumuh Kws. Kambu
Kota Kendari
Tabel 6.18
Usulan pembiayaan proyek
8. Pembangunan Infrastruktur 22.500.000 - 4.500.000 - - - 27.000.000
Permukiman Kumuh Kws.
Tipulu Kota Kendari
9. Pembangunan Infrastruktur 4.000.000 - 800.000 - - - 4.800.000
Permukiman Kumuh Kws.
Puuwatu Kota Kendari
10. Pembangunan Infrastruktur 17.500.000 3.500.000 21.000.000
Permukiman Kumuh Kws. - - - -
Bende Kota Kendari
12. Pembangunan Infrastruktur 5.500.000 - 1.100.000 - - - 6.600.000
Permukiman Kumuh Kws. Talia
Kota Kendari
15. Pembangunan Infrastruktur 2.000.000 - 400.000 - - - 2.400.000
Permukiman Kumuh Kws.
Labibia Kota Kendari
16. Pembangunan Infrastruktur 5.000.000 - 1.000.000 - - - 6.000.000
Permukiman Kumuh Kws.
Lalodati Kota Kendari
17. Pembangunan Infrastruktur 9.500.000 - 1.900.000 - - - 11.400.000
Permukiman Kumuh Kws.
Lalolara Kota Kendari
18. Pembangunan Infrastruktur 5.000.000 - 1.000.000 - - - 6.000.000
Permukiman Kumuh Kws.
Puday Kota Kendari
19. Pembangunan Infrastruktur 6.000.000 - 1.200.000 - - - 7.200.000
Permukiman Kumuh Kws.
Kessilampe Kota Kendari
20. Pembangunan Infrastruktur 5.000.000 - - - - - 6.000.000
Permukiman Kumuh Kws.
Kendari Caddi Kota Kendari
21. Pembangunan Infrastruktur 5.500.000 - - - - - 6.600.000
Permukiman Kumuh Kws.
Kambu Kota Kendari
171.100.000 34.100.000 205.200.000
Tabel 6.19 :
Usulan Prioritas Kegiatan dan Pembiayaan Pengembangan Permukiman Kota Kendari
No Output Sumber Dana x Rp. 1000 Tahun
Indikator Output APBN APBD APBD Kota Masy Swa CS 2016 2017 2018 2019 2020
Lokasi Satua
Vol Prov sta R
n
Rincian Murni PHL
N
1. Infrastruktur Kawasan Permukiman Perkotaan
1,1 Infrastruktur kawasan Permukiman Kumuh
Pengawasan dan Evaluasi Bidang Kota 1 Lap 300.000 - -
- - - √ - - -
Pengembangan Kawasan Permukiman Kendari
Pengawasan dan Evaluasi Bidang Kota 1 Lap 300.000 - -
- - - √ - -
Pengembangan Kawasan Permukiman Kendari
Pembangunan Infrastruktur Kws. 18,2 Ha 6.000.000 1.200.000
Permukiman Kumuh Kws. Punggolaka Punggolaka 5 - - - - - √ - - -
Kota Kendari
Pembangunan Infrastruktur Kws. 8,00 Ha 8.000.000 - - 1.600.000
Permukiman Kumuh Kws. Kampung Kampung - - - √ - - -
Salo Kota Kendari Salo
Pembangunan Infrastruktur Kws. Kadia 22,5 Ha 22.500.00 - - 4.500.000 - - - √ - - -
Permukiman Kumuh Kws. Kadia Kota 0 0
Kendari
Pembangunan Infrastruktur Kws. 5,00 Ha 5.000.000 - - 1.000.000
Permukiman Kumuh Kws. Sambuli Kota Sambuli - - - - √ - - -
Kendari
Pembangunan Infrastruktur Kws. 23,0 Ha 23.000.00 - - 4.600.000
Permukiman Kumuh Kws. Mandonga Mandonga 0 0 - - - - √ - - -
Kota Kendari
Pembangunan Infrastruktur Kws. Tipulu 22,5 Ha 22.500.00 - - 4.500.000
Permukiman Kumuh Kws. Tipulu Kota 0 0 - - - - - √ - -
Kendari
Pembangunan Infrastruktur Kws. 4,00 Ha 4.000.000 - - 800.000
Permukiman Kumuh Kws. Puuwatu Puuwatu - - - - - √ - -
Kota Kendari
Pembangunan Infrastruktur Kws. Bende 17,5 Ha 17.500.00 - - 3.500.000
Permukiman Kumuh Kws. Bende Kota 0 0 - - - - - √ - -
Kendari
Pembangunan Infrastruktur Kws. Talia 5,50 Ha 5.500.000 - - 1.100.000
Permukiman Kumuh Kws. Talia Kota - - - - - √ - -
Kendari
Pembangunan Infrastruktur Kws. 2,00 Ha 2.000.000 400.000
Permukiman Kumuh Kws. Labibia Kota Labibia - - - - - - - - √ -
Kendari
Pembangunan Infrastruktur Kws. 5,00 Ha 5.000.000 1.000.000
Permukiman Kumuh Kws. Lalodati Kota Lalodati - - - - - - √ -
Kendari
Pembangunan Infrastruktur Kws. 9,50 Ha 9.500.000 1.900.000
- - - - - - √ -
Permukiman Kumuh Kws. Lalolara Kota Lalolara
Kendari
Pembangunan Infrastruktur Kws. Puday 5,00 Ha 5.000.000 1.000.000
Permukiman Kumuh Kws. Puday Kota - - - - - - √ -
Kendari
Pembangunan Infrastruktur Kws. 6,00 Ha 6.000.000 1.200.000
Permukiman Kumuh Kws. Kessilampe Kessilampe - - - - - - - √
Kota Kendari
Pembangunan Infrastruktur Kws. 5,00 Ha 5.000.000 1.000.000
Permukiman Kumuh Kws. Kendari Kendari - - - - - - - √
Caddi Kota Kendari Caddi
Pembangunan Infrastruktur Kws. 5,50 Ha 5.500.000 1.100.000
Permukiman Kumuh Kws. Kambu Kota Kambu - - - - - - - √
Kendari
Pembangunan Infrastruktur Kws. Lapulu 6,50 Ha 6.500.000 1.300.000 - - - - - - - √
Permukiman Kumuh Kws.Lapulu Kota
Kendari
Pembangunan Infrastruktur Kws. Kandai 12,0 Ha 12.000.000 2.400.000 - - - - - - - √
Permukiman Kumuh Kws. Kandai Kota 0
Kendari
171.100.000 34.100.000
B. Usulan Program dan Kegiatan PBL
Untuk usulan program dan kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan di
Kota Kendari akan dirangkum dalam tabel di bawah ini :
Tabel 6.20
Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Penataan Bangunan dan
Lingkungan Kota Kendari
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
OUTPUT SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- TAHUN
N INDIKATOR OUTPUT LOK VO SATU APBN 2 2 2 2 2
O ASI L. AN APBD APBD MASYA SWAS 0 0 0 0 0
CSR
Rp. PROV. KOTA RAKAT TA 1 1 1 1 2
RINCIAN PLN 6 7 8 9 0
MURNI
PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENYELENGGARAAN DALAM PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN TERMASUK PENGELOLAAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Kws. 1 Kws. 7.000.000
Penataan Bangunan Kawasan Strategis Nasional Mandonga-
- - 1.400.000 √
Kawasan Hijau Bungkutoko
Kota kendari
Penataan RTH
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Penataan Taman Median Bungkutoko Kec. Abeli 627 Ha 300.000
2,95
- - √
Penataan Taman Median BTS Kota Baruga Kec. Baruga 400 Ha 200.000
0
- - √
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
P2KH/Penataan Kota Hijau Kota Kendari Ha 5.000.000 1.000.000
√
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
d Pompa Booster Puwatu - Pipa out let tidak terdapat meter air induk
Pompa Booster Wua-wua - Pada pipa out let tidak terdapat meter air induk
- Belum terdapat alat peredam Water Hammer
- Pompa selalu membutuhkan air pancingan
Pompa Booster Andounohu - Tidak terdapat meter air induk
- Belum terdapat alat peredam Water Hammer
- Pompa selalu membutuhkan air pancingan
Pipa Distribusi - Belum ada pipa in-let dan out-let
- Tidak tersedia pompa cadangan
- Masih banyak jalur pipa yang belum tersambung
c. Aspek Teknis
Kondisi system penyediaan air minum non perpipaan untuk parameter-parameter
teknis yang meliputi antara lain :
1. Tingkat Pelayanan.
Sistem penyediaan air minum non perpipaan di Kota Kendari saat ini dilayani
dari berbagai sumber air yang umumnya berasal dari sumur bor dan sumur
gali. sebagai sumber air alternative bagi masyarakat di Kota Kendari tingkat
pelayanan air bersih sudah cukup baik. Khusus masyarakat yg bermukim di
kelurahan Gunung Jati sumber air non perpipaan berasal dari air pegunungan
Tahura Murhum Gunung Nanga-nanga, penyediaan air menggunakan bak
yang berfungsi sebagai tempat menampung, untuk kemudian di salurkan ke
rumah-rumah warga sedangkan warga yang berada di pesisir teluk kendari,
tingkat pelayanan kurang, masih ada yang belum terlayani air bersih hal ini
disebabkan kurangnya sumber mata air sehingga masyarakat mengunakan air
sumur.
2. Kualitas.
Untuk mengetahui kondisi eksisting pada kualitas air baku, perlu adanya
pemeriksaan di laboratorium namun saat ini belum ada hasil penelitian
mengenai kualitas air bersih dari sumber air non perpipaan (potensi air tanah)
atau dari sumur gali dan sumur bor baik yang dikelola oleh masyarakat
maupun perseorangan hal ini akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat
yang mengkonsumsi air tersebut.
3. Kuantitas.
Kuantitas sumber air yang di manfaatkan oleh masyarakat baik dari air sumur
bor yang dikelola kelompok masyarakat, perseorangan maupun yang berasal
dari sumur gali yang dikelola masyarakat atau dibangun sendiri, pada saat
sekarang kuantitasnya masih cukup. Untuk sumur bor yang dikelola
perseorangan dengan kapasitas debit air 1 liter/detik, hampir di semua
kecamatan terdapat pemakaian air dari sumur bor yang dikelola
perseorangan. Saat ini sumur bor yang dikelola oleh perseorangan di Kota
Kendari berjumlah 559 buah dengan perkiraan mampu melayani 14.068 jiwa.
Sumur Bor yang dikelola kelompok swadaya masyarakat (KSM) saat ini jumlah
yang telah dibangun sebanyak 61 buah yang tersebar di 19 kelurahan, dengan
debit air rata-rata sebesar 1liter/detik mampu melayani 3.591 KK atau
sebanyak 17.955 jiwa, sedangkan sumur yang dibangun perseorangan
berdasarkan data SDA tahun 2010 terdapat sebanyak 115 buah sumur bor
yang diusahakan sendiri oleh masyarakat dengan debit air rata-rata sebanyak
1liter/detik mampu melayani sebanyak 575 jiwa.
4. Kontinuitas sumber air baku dan unit prasarana yang ada.
Kontinuitas sumber air baku untuk air minum non perpipaan di Kota Kendari
pada saat sekarang sangat dipengaruhi oleh sumber air yang berasal dari
keberadaan 2 (dua) pegunungan di sekitar Kota Kendari (Nanga-nanga dan
Nipa-nipa), dan potensi air tanah (Aqualifer) serta pada kondisi musim
pancaroba. Pegunungan Nanga-nanga banyak menghasilkan sumber air yang
beberapa diantaranya mengalir ke sungai-sungai kecil sepanjang tahun
sedangkan pegunungan nipa-nipa banyak memberi kontribusi bagi kebutuhan
air bersih masyarakat setempat. Potensi air tanah berdasarkan karakteristik
morfologi dan vegetasi tanah bagian hulu DAS telah banyak mengalami
kerusakan berat, sehingga diperlukan penanganan secara terpadu untuk
memperbaiki kerusakan lingkungan dan pemeliharaan kawasan lindung yang
merupakan daerah tangkapan air.
5. Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana Penyediaan dan Pengelolaan Air Minum
Pemerintah Kota Kendari telah mengadakan survey (khususnya kondisi
pelayanan air minum) maka selain pelayanan melalui perpipaan PDAM juga
terdapat sumber air minum yang di kelola oleh macam-macam kategori non
perpipaan sebagai berikut :.
1 SDP = SUMUR DALAM PRIBADI
2 SDU = SUMUR DALAM UMUM
3 PP = PERPIPAAN PRIBADI
4 APS = AIR PERMUKAAN SUNGAI
5 PML = PERPIPAAN MILIK LSM ATAU LEMBAGA MASYARAKAT
LAINNYA
Gambaran Infrastruktur Dasar Perkotaan untuk Air Minum sistem non perpipaan di
Kota Kendari dapat digambaran seperti tersebut dibawah ini :
A. Kecamatan Kendari
Pada Kelurahan Dapu-Dapura sebagian warganya masih menggunakan sumur bor
dan sumur gali. Sedangkan di Kelurahan Kandai sebagian warga menggunakan
sumur bor dan mesin air bantuan kecamatan seperti di Jalan Tekaka, Kompleks
Rumah Sakit, dan Jalan Poros Gunung Jati. Di Kelurahan Jati Mekar untuk
pemenuhan kebutuhan air bersih pada umumnya para warga menggunakan air
dari pegunungan Tahura hutan Nanga-Nanga
Untuk kasus di Kelurahan Gunung Jati, adanya bak penampungan air dari sumber
mata air pegunungan merupakan bantuan dari pihak PDAM dan KODIM yang
penggunaannya disalurkan ke Rumah Dinas Tentara dan sesekali untuk mesjid,
sehingga komersialisasi perpipaan pribadi yaitu penjualan air kerumah-rumah
melalui instalasi individu lebih banyak terpakai oleh warga lebih dominan
dibanding dari PDAM.
B. Kecamatan Kendari Barat
Untuk gambaran umum sistem non perpipaan PDAM di Kecamatan Kendari Barat
dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Kelurahan Kemaraya
Pada Kelurahan Kemaraya sebagian warga masih menggunakan sumur bor
dan sumur gali sebagai alternatif palayanan air bersih seperti yang terdapat di
Jalan Bunga Dahlia, Jalan Bunga Kumala, Jalan Bunga Matahari dan Jalan
Nusa Indah.
2. Kelurahan Watu-Watu
Pada Kelurahan Watu-Watu pada Jalan Amarilis, Kodya, Bukit Indah dan Bukit
Mekar sebagian warga yang tinggal di daerah puncak mereka menggunakan
sumber air dari gunung untuk pelayanan air bersih.
3. Kelurahan Punggaloba
Untuk di Kelurahan Punggaloba sebagian warganya masih menggunakan
alternatif lain untuk pemenuhan kebutuhan air bersih seperti menggunakan air
dari gunung.
4. Kelurahan Benu-Benua
Pada Kelurahan Benua-Benua sebagian warganya masih menggunakan air dari
pegunungan untuk pelayanan kebutuhan air bersih seperti pada warga di
Jalan Teplan.
5. Kelurahan Sodohoa
Pada Kelurahan Sodoha sebagian warga yang masih menggunakan air dari
pegunungan untuk pelayanan air bersih seperti pada warga di Jalan Lasolo.
6. Kelurahan Sanua
Untuk kasus di Kelurahan Sanua, warga pada umumnya menggunakan
perpipaan PDAM dari sumber mata air pegunungan namun segala perawatan
dan perbaikan kerusakan ditanggung oleh warga.
C. Kecamatan Baruga
Untuk gambaran umum sistem non perpipaan di Kecamatan Baruga dapat
digambarkan sebagai berikut.
1. Kelurahan Watubangga
Di Kelurahan Watubangga Ada 2 buah Tower dan bantuan Mesin Pompa
berikut instalasi perpipaan, tetapi karena tidak adanya manajemen
masyarakat, sehingga timbul masalah bahan Bakar untuk genset. Pada
akhirnya bantuan tersebut tidak digunakan lagi dan warga masyarakat lebih
memilih membuat sumur pribadi. Secara umum wilayah Kelurahan
Watubangga warga menggunakan alternatif pelayanan air bersih dengan
membuat sumur pribadi, sumur bor dan dari sungai-sungai.
2. Kelurahan Lepo-Lepo
Untuk di Kelurahan Lepo-Lepo ada tower pemberian developer karena
pelayanan PDAM yang kurang maksimal sehingga warga lebih memilih
menggunakan sumur bor dari tower namun anehnya PDAM melakukan
pemungutan atas penggunaan air tower tersebut.
3. Kelurahan Bonggoeya
Sedangkan pada Kelurahan Bonggoeya, disamping menggunakan PDAM dan
sebagian warga pada kelurahan ini menggunakan sumur bor dan Sumur
Dalam Pribadi (SDP) sebagai alternatif untuk pemenuhan kebutuhan air bersih
sehari-hari hal tersebut di karenakan kurang maksimalnya pelayanan PDAM
(pendistribusian air bersih kurang lancar) seperti yang terjadi pada warga BTN
III, Jl. Wulele, BTN Latjinta, dan BTN Magaga.
4. Kelurahan Wua-Wua
Untuk Kelurahan Wua-Wua, sebagian warga mendapatkan air bersih melalui
Sumur Dalam Bantuan Pemerintah (SDBP) seperti di Kompleks BLK dan Baito,
serta sebagian warga pada kelurahan ini menggunakan sumur bor, sumur gali,
dan Sumur Dalam Umum (SDU) untuk pemenuhan kebutuhan air bersih
mereka sehari-hari.
5. Kelurahan Kadia
Pada Kelurahan Kadia sebagian warga masih menggunakan sumur bor dan
sumur gali untuk pemenuhan air bersih mereka sehari-hari seperti pada warga
di Jalan Khairil Anwar, Jalan Makmur dan Jalan Gersamata.
D. Kecamatan Poasia
Untuk gambaran umum sistem non perpipaan di Kecamatan Poasia dapat
digambarkan sebagai berikut.
1. Kelurahan Matabubu
Sedangkan di Kelurahan Matabubu warga sebagian besar menggunakan
Sumur Dalam Bantuan Pemerintah dan jalur perpipaan, tetapi adapula warga
yang sama sekali tidak mendapatkan pelayanan air bersih seperti warga di
Jalan Lamasa RT. 01 (RW 04), Jalan Sakulawu (RW 02/RT 01. RT 02) dan
Jalan Poros Matabubu – Pudai (RW 01 dan RW 02).
2. Kelurahan Anggoeya
Pada Kelurahaan Anggoeya pada daerah Jalan Ruruhi RW 04 sekitar ± 130 KK
sudah memiliki instalasi perpipaan PDAM namun belum mendapatkan
distribusi air bersih dari PDAM (air belum jalan), sehingga warganya masih
menggunakan sumur dan air di sungai untuk pemenuhan air bersih.
3. Kelurahan Padaleu
Untuk di Kelurahan Padaleu, warga pada umumnya menggunakan Sumur
Dalam Pribadi dan Sumur Bor.
4. Kelurahan Mokoau
Sedangkan pada Kelurahan Mokoau sebagian warganya sudah terlayani oleh
PDAM, namun warga pada BTN Asatata sekitar ± 130 KK belum terlayani
PDAM masih sementara perpipaan.
5. Kelurahan Anduonohu
Pada Kelurahaan Anduonohu pada daerah Jalan Rambutan dan Jalan Mekar
sekitar ± 130 KK sudah memiliki instalasi perpipaan PDAM namun belum
mendapatkan distribusi air bersih dari PDAM (air belum jalan), namun adapula
warga yang sudah terlayani PDAM tetap masih ada juga warga yang masih
menggunakan sumur.
Kondisi system penyediaan air minum perpipaan yg dikelola PDAM untuk
parameter-parameter teknis yang meliputi antara lain :
1. Sumber Air Baku
Sumber air baku yang dimanfaatkan oleh PDAM Kota Kendari berasal dari
beberapa sumber air, yaitu :
a. Sungai Konaweha
Terletak di Desa Pohara Kecamatan Sampara berjarak 20 km dari pusat kota
Kendari dan mempunyai debit aliran air sepanjang tahun tidak pernah
mengalami kekeringan, sehingga kontinuitas aliran airnya dapat diandalkan.
Bangunan intake lama menggunakan 3 buah pompa submersible kapasitas
masing-masing Q = 100 lt/det ; H = 60 m. Bangunan pengambilan/intake
baru Sungai Pohara dibangun pada tahun 1990 tetapi mulai dioperasikan
pada tahun 1995 dengan ketinggian 8,4 m, intake ini menggunakan 2 unit
screw pump dengan kapasitas terpasang masing-masing 450 liter/detik.
Jarak antara bangunan intake dengan instalasi air minum ini sejauh 16 Km.
Sistem intake Sungai Pohara ini menggunakan gabungan antara sistem
perpompaan dan sistem gravitasi, yang mana air sungai diambil dengan
melalui screw pump masuk kedalam pipa transmisi jenis pipa ductile (DCIP)
dengan diameter 600 mm dan dipompa dengan menggunakan 3 buah
pompa centrifugal kapasitas masing-masing Q = 200 liter/detik ; H = 80 m
(2 buah operasi dan 1 buah cadangan) menuju ke Water Treatment Plant /
Instalasi Pengolahan Air (WTP/IPA) yang mempunyai kapasitas pengolahan
maksimum sebesar 400 liter/detik dengan panjang pipa transmisi sepanjang
16.000 m yang berlokasi di Punggolaka. Setelah air baku mengalami proses
pengolahan di WTP/IPA., kemudian dialirkan kedalam Ground Reservoir yang
berkapasitan sebesar 2.500 m3 untuk selanjutnya dialirkan kepada
pelanggan secara gravitasi.
Sampai dengan tahun 2002 ini, dari kapasitas intake air baku maupun
kapasitas WTP/IPA. maksimum sebesar 400 liter/detik yang dimanfaatkan
hanyalah sebesar 253 liter/detik saja. Penyebab WTP/IPA. tersebut hanya
beroperasi sebesar 253 liter/detik adalah karena pipa transmisi yang
membawa air baku dari Sungai Pohara saat ini hanya mampu mengalirkan
air sebesar 253 liter/detik.
Daerah yang dilayani meliputi Kecamatan Mandonga, Kecamatan Kendari,
Kecamatan Poasia dan Kecamatan Baruga.
Gambar 6. 1
Sungai Pohara
b. Mata Air Gunung Jati
Terletak di Kelurahan Gunung Jati yang pemanfaatannya dimulai pada tahun
1928 kemudian dilakukan pengembangan pada tahun 1971, dengan
kapasitas sebesar 7,50 liter/detik. Dari intake yang lama menggunakan pipa
transmisi GI. diameter 100 mm sepanjang 3.000 m dan dari intake baru
menggunakan pipa transmisi GI. diameter 150 mm sepanjang 3.000 m
dialirkan menuju ground reservoir kapasitas 150 m3 dan kemudian dialirkan
kepada pelanggan secara gravitasi untuk melayani Kelurahan Kandai,
Kelurahan Gunung Jati dan sebagian Kelurahan Dapu-dapura Kec. Kendari.
c. Sumur Dalam Lepo-lepo
Terletak di Kelurahan Lepo-lepo tepatnya di Komplek Perumahan Lepo-lepo
Indah dan mulai beroperasi pada tahun 1988 dengan kapasitas 2,00
liter/detik dan pelanggan yang dilayani adalah daerah permukiman
perumahan Lepo-lepo Indah
d. Mata Air Andounohu (IKK. Andounohu)
Pembangunan sub-sistem ini dilakukan oleh JICA pada tahun 1993, yang
terdiri dari intake, elevated reservoir, rumah pompa dan pipa transmisi jenis
ductile diameter 150 mm sepanjang 2.000 m dengan kapasitas debit air
sebesar 7 liter/detik.
Pada tahun anggaran 2000 dibangun ground reservoir kapasitas 50 m3
dengan maksud untuk menghindari luapan air yang tidak dimanfaatkan agar
dapat tertampung, sedangkan daerah pelayanannya meliputi sebagian
Kecamatan Poasia. Sistem yang digunakan adalah dengan sistem gravitasi,
sebab air yang masuk kedalam reservoir langsung didistribusikan kepada
pelanggan, sedangkan sistem yang sebelumnya adalah air dari intake masuk
kedalam reservoir kemudian dipompa kedalam elevated reservoir kemudian
baru didistribusikan kepada pelanggan. Jadi pompa yang ada saat ini hanya
dimanfaatkan sebagai penambah tekanan air kepada pelanggan saja.
e. Mata Air Anggoeya
Mata air Anggoeya ini pernah dimanfaatkan untuk air bersih melalui program
IKK Anggoeya, dengan membuat Broncaptering dan pemasangan pipa steel
diameter 50 mm sepanjang kurang-lebih 2.500 m. Tapi akibat pengelolaan
yang kurang baik, maka saat ini instalasi yang ada sudah kurang berfungsi
bahkan hampir tidak berfungsi lagi.
Untuk memanfaatkan kembali mata air yang ada tsb, maka telah dilakukan
pekerjaan pengadaan dan pemasangan pipa transmisi jenis pipa GI, diameter
250 mm panjang 240 m dan diameter 200 mm panjang 870 m ; pembuatan
Ground Reservoir kapasitas 700 m3, Rumah Pompa dan pemasangan pompa
serta pemasangan jaringan pipa distribusi.
Sampai dengan saat ini semua instalasi yang sudah dibangun tersebut masih
belum dapat dimanfaatkan karena daya listrik sebesar 5 KW yang ada belum
cukup untuk mendukung instalasi yang ada, rencana akan dianggarkan pada
tahun 2014 penambahan daya sebesar 120 KW melalui dana APBD Kota
Kendari.
2. Jaringan Pipa
Jumlah panjang jaringan pipa PDAM yang sudah terpasang sampai dengan
tahun 2011 adalah pipa transmisi 26.450 m’ dan pipa distribusi 312.886 m’ dengan
rincian sebagai berikut :
Tabel 6. 22
Diameter dan Panjang Jaringan Pipa PDAM Kota Kendari Tahun 2014
Diameter Panjang
No. Jenis Pipa
Pipa Pipa Keterangan
(mm) (m)
A. Sistem Pohara
1 DCIP 600 16.000 Pipa Transmisi
2 DCIP 500 500 Pipa Distribusi Utama
3 DCIP 400 1.400 Pipa Distribusi Utama
4 DCIP 3500 2.930 Pipa Distribusi Utama
5 DCIP, PVC 300 10.356 Pipa Distribusi Utama
6 DCIP, PVC 250 22.442 Pipa Distribusi Utama
7 DCIP, PVC 200 35.564 Pipa Distribusi Utama
8 DCIP, PVC 150 43.394 Pipa Distribusi Utama
9 DCIP, PVC 100 28.483 Pipa Distribusi
10 (PVC) 75 53.643 Pipa Distribusi
11 (PVC) 50 263.033 Pipa Distribusi
B. Unit Anduonohu
/Anggoeya
1 PVC 250 5.000 Pipa Transmisi Distribusi
2 PVC 200 10.000 Pipa Distribusi
3 PVC,GI 150 12.000 Pipa Transmisi Distribusi
4 PVC 100 20.000 Pipa Distribusi
5 PVC 75 25.000 Pipa Distribusi
6 PVC 50 50.000 Pipa Distribusi
C. Unit Wanggu
3. Tingkat Pelayanan
Jumlah penduduk Kota Kendari pada sensus Tahun 2013 adalah 314.126 Jiwa
dengan estimasi pertambahan penduduk pada tahun 2014 sebesar 319.992 jiwa.
Dengan asumsi 1 SR rata-rata melayani 5 jiwa serta tingkat konsumsi per orang
per hari sebanyak 130 ltr/org/hari (Standar Kebutuhan Air per orang di Kota
Kendari), maka pada tahun 2013 di Kota Kendari seharusnya telah ada 21.777
sambungan rumah dengan tingkat kebutuhan air sebesar 15.666 Liter/detik,
Kondisi sekarang PDAM Kota Kendari telah dapat melayani 19.513 sambungan
rumah atau sekitar 117.078 jiwa, sehingga cakupan pelayanan saat ini baru
mencapai 38,40% mengalami penurunan diakibatkan adanya kenaikan tarif dasar
air dan kualitas air yang kurang baik sehingga pelanggan PDAM berkurang.
Gambar di bawah ini merupakan rencana pembagian wilayah pelayanan dari
PDAM Kota Kendari :
Gambar 6.2 peta Rencana Pembagian Wilayah Pelayanan PDAM Kota Kendari
4. Jenis dan Jumlah Pelanggan
Pada tahun 2013 jenis dan jumlah pelanggan PDAM di Kota Kendari sebanyak
19.513 atau meningkat sebesar 4,54 persen dari tahun sebelumnya. Pelanggan
terbanyak adalah rumah tempat tinggal sebanyak 17.402 pelanggan atau 89,18%
dari total pelanggan di tahun 2013, pelanggan terbanyak kedua adalah toko,
perusahaan dan industri sebanyak 1.553 atau 7,96 persen dari total pelanggan,
disusul instansi pemerintah, badan-badan sosial dan rumah sakit dan umum
masing - masing sebesar 2,17 persen, 0,51 persen dan 0,04 persen dari total
pelanggan tahun 2013, adapun jenis dan jumlah pelanggan PDAM Kota Kendari
dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6. 23
Banyaknya Pelanggan Air Minum Menurut Kategori Pelanggan
di Kota Kendari (2011 – 2013)
NO Kategori Pelanggan Tahun
5. Industri 3 3 2
6. Lain-lain - - -
5. Kebocoran/Kehilangan Air
Tingkat kebocoran air PDAM baik teknis maupun non-teknis rata-rata pada tahun
2012 adalah sebesar 46,60% sedangkan pada Tahun 2013 mengalami
peningkatan sebesar 48,31 % angka ini terhitung masih cukup tinggi, sehingga
pihak PDAM harus berupaya untuk menurunkan tingkat kebocoran tersebut
Berikut ini tabel kapasitas kehilangan air dan Jadwal pelayanan PDAM Kota
Kendari Tahun 2013.
Tabel 6. 24
Kapasitas Kehilangan Air (Kebocoran) dan Jadwal Layanan PDAM Kota
Kendari
Kapasitas lit/det Kapasitas Layanan (SR) Kehilangan (%)
No Sumber Air Jadwal
(Intake) Terpa Reali Reali Toler Reali
Iddle Rencana Iddle Layanan
sang sasi sasi ansi sasi
1 Pohara 400 297 3 24,000 15,157 2 20 48 6,5 Jam
Anggoeya dan
2 45 43 8 3,600 1,450 4 20 48
Rahandouna
3 Gunung Jati 5 2 3 400 1,499 2 20 48
4 S. Wanggu 20 20 - 1600 1.044 84 20 49
5 S. Matabondu 100 50 0,9 80 363 72 20 48
JUMLAH 371 356.1 14.9 29,680 19,513 164 100 48,31
Sumber : PDAM Kota Kendari, 2011
Gambar 6. 03
Intake Pohara
Tabel. 6. 25
Kemampuan masyarakat dalam penyediaan prasarana dan sarana air bersih
Benua Baik
2002 386.172.455 44.786.000 19.786 386 143
Nirae/Anggalomelai
Bungkutoko 2011 433.516.440 56.700.000 6.706 81 0 Baik
Sumber : LSM Sintesa, 2012
Kondisi Eksisting penyediaan air minum Sistem perpipaan yang dikelola PDAM
untuk parameter – parameter dari aspek pendanaan yang meliputi antara lain :
1. Sumber Pendapatan PDAM
Untuk sumber pendapatan PDAM dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6. 26
Sumber Pendapatan dan Pengeluaran PDAM Kota Kendari
Tahun
No Uraian
2012 2013
I Pendapatan PDAM Kota Kendari
1. Tarif Dasar (Rp/m3) 2.866 6.500
2. Harga Jual Rata-Rata (Rp/M3) 3.930 3.935
3. Harga Jual (Rp) 13.292.561.181 14.025.439.591
4. Sambungan Baru (Rp) 790.524.533 841.148.870
5. Pemeliharaan Meter (Rp. 4.166/SR) 912.328.512 950.447.865
6. Jasa Administrasi (Rp. 3.000/SR) 652.500.000 685.668.000
Total Pendapatan (Rp) 15.647.921.021 16.502.711.126
a. Hasil penjualan Air pada tahun 2012 Rp. 13.292.561.181 dan pada tahun
2013 menjadi Rp. 14.025.439.591
b. Biaya pemasangan baru pelanggan tahun 2012 Rp. 790.524.533 dan pada
tahun 2013 berkembang menjadi Rp. 841.148.870.
c. Biaya Pemeliharaan meter pada tahun 2012 Rp. 912.328.512 nilai ini juga
akan berkembang dan dapat di lihat pada tahun 2013 menjadi Rp.
950.447.865.
d. Biaya Administrasi dan Penjualan air mobil tangki pada tahun 2012 Rp.
652.500.000 dan pada tahun 2013 berkembang menjadi Rp. 685.668.000.
e. Dari (4) empat Sumber penerimaan tersebut maka dapat dipastikan
jumlah Total Penerimaan PDAM tahun dasar 2012 Rp. 15.647.921.021
Dan tahun 2013 menjadi Rp. 16.502.711.126 sementara pengeluaran
tahun 2012 Rp. 23.001.256.941, dan pada tahun 2013 sebesar Rp.
18.128.994.348.
2. Efisiensi Penagihan
Efisiensi penagihan (perputaran piutang) pada tahun 2010 adalah 60 hari
termasuk penagihan rekening bulan bejalan, sedangkan penagihan rekening
tunggakan murni 180 hari dan diharapkan pada tahun 2011 mampu
melaksanakan efisiensi penagihan rekening tunggakan murni dari 180 hari
diperpendek menjadi 60 hari.
3. Biaya Operasi dan Pemeliharaan
Besarnya biaya operasi dan pemeliharaan pada tahun 1998 mengalami
kenaikan sebesar 6,30 % (Rp. 1.883.000.000) dibandingkan dengan pada
tahun 1997 yang hanya sebesar Rp. 1.711.000.000, hal ini disebabkan oleh
karena adanya kenaikan harga bahan kimia. Jika dibandingkan dengan pada
tahun 1999, sekalipun sudah dilakukan rasionalisasi terhadap pegawai tetapi
besarnya biaya operasi dan pemeliharaan masih tetap mengalami kenaikan,
kenaikan biaya ini lebih disebabkan karena adanya kenaikan biaya tarif listrik
dari PLN dan jumlah air yang diproduksi.
4. Tarif
Tarif (biaya iuran air bersih) oleh PDAM. dibagi dalam beberapa golongan
pelanggan sebagai berikut :
Tabel 6. 27
Tarif PDAM Menurut Golongan Pelanggan
I SOSIAL UMUM
Hidran Umum HU 2.000 2.500 2.500 2.500
MCK/WC Umum WC 2.000 2.500 2.500 2.500
SOSIAL KHUSUS I
Terminal Air TA 2.000 3.000 3.000 3.000
Rumah Ibadah RI 2.000 3.000 3.000 3.000
SOSIAL KHUSUS II
Yayasan Sosial YS 2.000 3.000 3.000 3.000
Panti Asuhan PA 2.000 3.000 3.000 3.000
II RUMAH TANGGA I
Rumah Sangat Sederhana R1 6.500 10.000 11.000 12.000
Rumah Sederhana R2 6.500 10.000 11.000 12.000
Rumah Tangga Biasa RT 6.500 10.000 11.000 12.000
RUMAH TANGGA II
Rumah Mewah RM 6.500 10.000 11.000 12.000
Kantor Pemerintah, TNI dan KP 6.500 10.000 11.000 12.000
POLRI
Puskesmas, RS. RS 14.000 17.000 20.000 22.000
Pemerintah, TNI, POLRI
Kedutaan, Konsulat Negara KD 6.500 10.000 11.000 12.000
Asing
Mess Pemerintah MP 6.500 10.000 11.000 12.000
Rumah Dinas Pemerintah, RD 6.500 10.000 11.000 12.000
TNI, POLRI
Sekolah Negeri dan Swasta SN 6.500 10.000 11.000 12.000
III NIAGA KECIL I
Warung Makan WM 10.000 11.000 12.000 15.000
Wartel WT 10.000 11.000 12.000 15.000
Rumah Kontrakan RC 6.500 10.000 11.000 12.000
bekerja sama dengan lembaga donor seperti ADB, JICA, AusAID dan lembaga
donor lainnya untuk membantu masyarakat miskin dalam penyediaan air bersih
dengan konsep partisipatif. Dalam pelaksanaannya usulan masyarakat yang
diketahui oleh pemerintah setempat selanjutnya diadakan survey lokasi untuk
mendapatkan data teknis, data sosial ekonomi, kesiapan swadaya masyarakat dan
sosialisasi konsep program kepada pemerintah setempat dan tokoh masyarakat,
kemudian proposal dikirim ke lembaga donor tersebut. Peraturan yang mengatur
penggunaan air non perpipaan (air bawah tanah) saat ini belum ada, untuk di
Kota Kendari pemanfaatan sumber Air Bawah Tanah (ABT) umumnya di
pergunakan untuk kepentingan komersil atau bisnis seperti di hotel, rumah
makan, pencucian mobil dan lain-lain.
Kondisi Eksisting penyediaan air minum Sistem perpipaan yang dikelola PDAM
untuk parameter – parameter dari aspek kelembagaan yang meliputi antara lain :
1. Rasio Pegawai
Jumlah pegawai PDAM. menurut data kepegawaian pada tahun 2013
sebanyak 275 orang pegawai yang terdiri dari 1 Direksi, 320 Pegawai Tetap
dan 118 Honorer serta 5 tenaga kontrak dengan tingkat pendidikan
Pascasarjana 2 orang, Sarjana 60 orang, Diploma 14 orang, SLTA sebanyak
237 orang, SLTP sebanyak 2 orang dan SD sebanyak 5 orang, maka rasio
pegawai terhadap pelanggan adalah sebesar 16 : 1000 satuan sambungan,
berikut ini tabel jumlah pegawai PDAM Kota Kendari berdasarkan golongan.
Tabel 6. 28
Jumlah Pegawai PDAM Kota Kendari Menurut Pendidikan Tahun 2013
2 Sarjana 58 60 +2
3 Diploma 11 14 +3
5 SLTP 2 2 -
6 SD 5 5 -
Gambar 6.6
Bagan Struktur Organisasi PDAM Kota Kendari (Lamp. SK Direktur PDAM
No. 02/6900SK/I tanggal 09 Januari 2008)
Kategori Indikator
PDAM mampu berkembang, meraih untung, mampu mengelola
Sehat pinjaman PDAM sendiri, mampu melakukan penggantian aset,
dan operasi efisien
PDAM kurang berkembang, pendapatan hanya bisa menutup
Kurang Sehat biaya operasi, keuntungan rendah, resiko kegagalan
penyelesaian hutang tinggi
PDAM tidak berkembang, menderita kerugian, operasi
didasarkan sumber daya yang terbatas, penyelesaian pinjaman
Sakit bermasalah, mengalami penurunan sambungan, tidak mampu
membiayai penggantian aset, pelayanan kemasyarakatan
terabaikan
A. Aspek Keuangan
C. Aspek Teknis
1 Kebocoran Air (%) 0.055 32.58% 1 50.39% 1 35.32% 1 27.76% 1
2 Efisiensi Produksi 0.035 81.05% 2 97.98% 3 96.38% 3 88.47% 2
Jam Operasi
3 0.040 24 3 24 3 24 3 24 3
Produksi
Kapasitas Belum
4 Termanfaatkan 0.020 18.94% 3 2.01% 3 3.62% 3 11.53% 3
Jumlah
Sumber : Data diolah
Berdasarkan data pada Tabel 6.30 diatas, maka dapat ditentukan kategori
PDAM Kota Kendari tahun 2011 – 2013 seperti pada Tabel 6.31 dan 6.32 berikut.
Tabel 6.32 Total nilai dan kategori PDAM Kota Kendari Tahun 2011 - 2013
Tabel 6.33 Perhitungan kategori PDAM Kota Kendari Tahun 2006 - 2009
Tahun
2006 2007 2008 2009
No Uraian Bobot
Bobot x Bobot Bobot Bobot
Nilai Nilai Nilai Nilai
Nilai x Nilai x Nilai x Nilai
A. ASPEK KEUANGAN
C. ASPEK TEKNIS
iv Peraturan Perundangan
Adapun Peraturan Daerah atau aturan-aturan yang terkait sektor pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum di Kota Kendari, informasi tersebut dirangkum
dalam tabel seperti dibawah ini :
Tabel 6.34
Peraturan Daerah/Peraturan Walikota terkait Pengelolaan Air Minum
di Kota Kendari
2. 03 2010 Peraturan Daerah Kota Kendari tentang Organisasi PDAM Kota Kendari.
Kemaraya,
Mandonga,
Puuwatu
dan Wua-
wua
Intake VI/ 106.334 76.032 1450 0,49% 4,9% Sungai 35 Tanpa IPA
Anggoeya Kec.Abeli, Anggoeya
Kec.Poasia,
Kec.
Kambu
Intake VI/ 106.334 76.032 9.925 3,35% 33,54% Sungai 3 Tanpa IPA
Anduonohu Kec.Abeli, Anduonohu
Kec.Poasia,
Kec.
Kambu
Intake Gunung I/ Kec. 15.689 26.065 7.495 2,53% 25,33% Gunung 2 Tanpa IPA
Jati Kendari Jati
Intake Lepo- Khusus 3.544 4.938 340 0,11% 11% Lepo-lepo 0,3 Tanpa IPA
lepo Indah Perumahan Indah
Lepo-lepo
Indah
Intake Wanggu Kec. 48.718 19.755 1.220 0,41% 4,12% Sungai 20 Mengunakan
baruga Wanggu IPA
Tabel 6.37
Indentifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek Kelembagaan
Tabel 6.38
Indentifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek Teknis
Tabel 6.39
Indentifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek Pembiayaan
melakukan
pembayaran rekening
air secara cepat dan
efisien.
3. Sumber Pembiayaan - Sumber – sumber - Evaluasi pembiayaan - Penempatan SDM
pembiayaan terbatas; investasi jangka keuangan yang
- Manajemen investasi tidak pendek dan jangka kapable.
jalan; panjang.
Tabel 6.40
Indentifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek Peran Serta
Masyarakat
3. Ketersediaan sumber air baku yang potensial di Kota Kendari masih sangat
minim, sedangkan ada tuntutan pelayanan yang terus meningkat seiring
pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota Kendari;
4. Tingkat kepadatan penduduk yang tidak merata dan kondisi topografi Kota
Kendari berupa perbukitan bergelombang rendah dengan kemiringan ke
arah teluk Kendari yang turut mempengaruhi pelayanan air minum di Kota
Kendari;
5. Banyaknya potensi dalam hal pendanaan pengembangan SPAM yang belum
dioptimalkan. Sedangkan adanya tuntutan penerapan tarif dengan prinsip
full cost recovery merupakan tantangan besar dalam pengembangan SPAM
di Kota Kendari.
b. Tantangan Eksternal :
1. Tuntutan Pembangunan yang berkelanjutan dengan pilar pembangunan
ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup;
2. Tuntutan penerapan Good Governance Development melalui demokratisasi
yang menuntut pelibatan masyarakat dalam proses pembangunan;
3. Komitmen terhadap kesepakatan Millennium Development Goals (MDGs)
2015 dan Protocol Kyoto dan Habitat, dimana pembangunan perkotaan
harus seimbang dengan pembangunan perdesaan.
4. Tuntutan peningkatan ekonomi dengan pemberdayaan potensi lokal dan
masyarakat, serta peningkatan peran serta dunia usaha, swasta;
5. Kondisi keamanan dan hukum nasional yang belum mendukung iklim
investasi yang kompetitif.
6.2.1.3. Analisis kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum
Tabel 6. 41
Analisis Kebutuhan SPAM Kota Kendari
g. Total sambungan non domestik 1.886 2.461 2.707 2.978 3.276 3.603
h. Total sambungan domestik + non 19.288 25.623 28.185 31.004 34.105 37.515
domestik (unit)
i. Jumlah penduduk terlayani (jiwa) 87.010 115.810 127.390 140.130 154.145 169.560
(%)
d. Kebutuhan Air domestik (lt/dtk) 121 175 201 229 262 288
i. Kebutuhan pada hari maksimum 246 342 383 429 480 528
(l/dtk)
j. Kebutuhan pada jam puncak 392 544 609 683 763 840
(l/dtk)
k. Kapasitas produksi eksisting 372 372 372 492 492 492
(lt/dtk)
l. Peningkatan/penambahan 0 0 120 0 0 0
kapasitas Produksi (lt/dtk)
m. Kelebihan kapasitas produksi 148 95 24 102 56 12
(lt/dtk)
n. Kelebihan kapasitas produksi (%) 40 26 6 21 11 2
b.NSPK SPAM - - - - - -
4. SPAM Terfasilitasi - - - - - -
a. - - - - - -
Tabel 6. 43
Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM Kota Kendari
PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGEMBANGAN PELAKSANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
1. SPAM PERKOTAAN
Pembangunan Intake Pulonggida Kota 1 Pkt 30.000.000
- - - √
Kendari
Pemasangan Pipa transmisi Kota 9500 M 29.450.000
- - - √
Kendari
2. SPAM KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
Pembangunan spam Kws. Tobuha, Kaw. Kota 1 ltr/dt 11.000.000 4.400.000 √
Watulondo Kec. Powatu Kendari
3. BANTUAN PROGRAM PDAM
PDAM Kota Kendari Kota 1 PDAM 7.000.000 2.800.000
√
Kendari
PDAM Kota Kendari Kota 1 PDAM 7.000.000 2.800.000 √
Kendari
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Intake 17 km √
Transmisi air baku (PE dia 600 mm) Pohara 119.000.000
Intake Pohara
Pembangunan Intake Baru Tabanggele Tabanggel 1 Unit 33.516.000 √
e
Penambahan IPA PDAM Anggoeya Kel. 20 ltr/dtk 10.000.000 √
Anggoueya
Pengadaan Pompa Centrifugal 400 lpd Intake 1 Unit 1.500.000
√
head 120 + (motor, panel) Pohara
Pengadaan Genset 1000 KVA Intake 1 Unit 1.150.000 √
Pohara
Optimalisasi WTP WTP 1 Ls 8.700.000
√
Punggolaka
Pembuatan Bangunan Filter WTP 3 Unit 2.677.500 √
Punggolaka
Pembuatan Bangunan Pulsator WTP 1 Unit 735.000 √
Punggolaka
150mm Anduonohu
&
Anggoeya
Pengadaan & Pemas. Pipa Distribusi dia Unit 10000 Mtr 4.809.139 √
200mm Anduonohu
&
Anggoeya
Pengadaan & pemasangan Pompa Gunung 2 unit 400.000
√
Centrifugal 50 l/dtk head 60 Jati
Pengembangan SDM Kota 1 Paket 100.000
√
Kendari
Pengembangan SDM Kota 1 Paket 100.000 √
Kendari
Pemasangan Sistem GIS Kota 1 Ls 150.000 √
Kendari
Pengembangan Billing dan Sistem Kota 1 Ls 250.000
√
Informasi Akuntansi Kendari
TOTAL 496.890.276 10.000.000 -
Untuk proyeksi Penerimaan dan Belanja Kota Kendari dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 6. 44
Proyeksi Kemampuan Keuangan Kota Kendari
NERACA
Per 31 Desember 2010
NAMA PERKIRAAN 2010
AKTIVA LANCAR
1 Kas/Bank 438,738,220.00
2 Deposito 45,000,000.00
3 Piutang Rekenng Air 6,239,379,066.00
4 Piutang Rekening Non Air 378,714,733.00
5 Piutang Ragu-ragu 5,291,232,299.00
6 Penyisihan Piutang Usaha (4,912,888,568.00)
7 Piutang Lain-lain 1,916,935,672.00
8 Rupa-rupa Piutang Lainnya 7,850,000.00
9 Persediaan Bahan Operasi Kimia 46,385,690,.00
10 Persediaan Bahan Operasi Lainnya 150,995,460.00
11 Uang Muka Kerja 407,329,014.0
JUMLAH AKTIVA LANCAR 10,009,671,586.00
AKTIVA TETAP
1 Aktiva Tetap Produktif
2 Tanah Dan Penyempurnaan Tanah 304,709,677.00
3 Instalasi Sumber Air 457,294,487.48
4 Instalasi Pompa 3,789,870,137.00
5 Instalasi Pengolahan Air 823,824,000.00
6 Instalasi Transmisi Dan Distribusi 4,785,984,310.29
7 Bangunan/Gedung 234,331,871.00
8 Peralatan Dan Perlengkapan 220,358,025.00
9 Kendaraan/Alat Pengangkutan 1,720,202,999.63
10 Inventaris/Perabot Kantor 1,015,811,442.00
Akumulasi Penyusutan (10,691,613,130.80)
Tabel 6. 45
Laporan Laba Rugi PDAM Kota Kendari
URAIAN 2010
PENDAPATAN USAHA
81.01.00 Pendapatan Penjualan Air 14,126,599,499.00
81.02.00 Pendapatan Non Air 790,524,533.00
81.10.00 Pendapatan Kemitraan
81.20.00 Pendapatan Air Limbah
Jumlah PENDAPATAN USAHA 14,917,124,032.00
BIAYA LANGSUNG
91.09.00 Biaya Sumber Air 4,385,951,436.55
92.09.00 Biaya Pengolahan Air 2,058,509,364.26
93.09.00 Biaya Transmisi dan Distribusi 1,385,005,953.00
94.09.00 Biaya Kemitraan
95.09.00 Biaya Air Limbah
Jumlah BIAYA LANGSUNG 7,829,466,753.67
Laba (Rugi) Kantor Usaha 7,087,657,278.33
BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI
96.01.00 Biaya Pegawai 5,053,586,679.00
96.02.00 Biaya Kantor 502,845,985.00
96.03.00 Biaya Hubungan Langganan 198,884,734.00
96.04.00 Biaya Penelitian 33,715,000.00
96.05.00 Biaya Keuangan 3,946,530,178.00
96.06.00 Biaya Pemeliharaan 186,211,580.00
96.07.00 Biaya Penyiihan dan Penghapusan
96.08.00 Biaya Rupa‐rupa Biaya Umum 1,688,011,147.00
96.09.00 Penyusutan dan Amortisasi 251,824,290.39
Jumlah BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI 11,861,609,539.39
Laba (Rugi) Usaha (4,773,952,315.06)
PENDAPATAN / (BIAYA) DILUAR USAHA
88.01.00 Pendapatan Lain‐lain 12,563,218.00
98.01.00 Biaya Lain‐lain (3,791,864.00)
Jumlah PENDAPATAN / (BIAYA) DILUAR USAHA 8,771,354.00
Laba (Rugi) Sebelum Pos Luar Biasa (4,756,180,961.06)
Laba (Rugi) Bersih (4,765,180,961.06)
Tabel 6. 46
Laporan Incian Biaya Tahun 2010
LEBIH (KURANG)
URAIAN KODE REALISASI ANGGARAN
Jumlah %
Tabel 6. 47
Laporan Rincian Biaya
Tahun 2010
Tabel 6. 48
Laporan Rincian Biaya
Tahun 2010
Tabel 4. 49
Laporan Rincian Biaya
Tahun 2010
LEBIH (KURANG)
URAIAN KODE REALISASI ANGGARAN
Jumlah %
6.2.2. Penyehatan Lingkungan Permukiman (Sanitasi)
6.2.2.1. Air Limbah
6.2.2.1.1. Arah Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan Air Limbah
a. Arahan Kebijakan Pengelolaan Air Limbah
Beberapa peraturan perundangan yang mengatur pengelolaan air limbah, antara
lain :
1. Undang – undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional.
2. Undang – undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene.
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 Tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber
Daya Air
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintah Daerah.
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang
Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan Daerah.
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang.
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.
11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan
dan Kawasan Pemukiman.
12. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang
Pengendalian Pencemaran Air.
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
15. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/I/1998 tentang
Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan
16. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun
2003 tentang Baku Mutu air Limbah Domestik.
17. Peraturan Daerah Kota Kendari No.4 Tahun 2007 Tentang Retribusi
Pengangkutan lumpur tinja.
18. Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 09 Tahun 2013 Tentang RPJMD Kota
Kendari Tahun 2013 - 2017.
19. Peraturan Daerah Kota Kendari No. 4 Tahun 2009 Tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL), Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Standar Operasional Prosedur (SOP),
Lembar
Untuk Gambaran secara umum pengelolaan air limbah di Kota Kendari untuk saat
ini masih sebatas pada pengolahan air limbah rumah tangga dengan pembuatan
MCK sistem Komunal dan MCK++ dengan menggunakan teknologi biogester. MCK
sistem Komunal terdapat di Kelurahan Benu-Benua, Kelurahan Petoaha,
Perumahan PNS Kota Kendari, Perumahan PNS Pemerintah Provinsi, dan di
RUSUNAWA kelurahan Tobuha. Sedangkan untuk MCK++ dengan sistem
teknologi Biogester terdapat di Kelurahan Nambo dan Kelurahan Puday, keduanya
terletak di Kecamatan Abeli. Pemilihan Sistem/Teknologi yang digunakan
tergantung dari kondisi dan kepadatan penduduk selaku pengguna, dan hasil
kesepakatan warga calon pengguna MCK. Sedangkan limbah rumah tangga
berupa air buangan dari dapur/kamar mandi belum ada sistem pengolahan
khusus, dan untuk saat ini limbah rumah tangga tersebut dibuang langsung ke
saluran drainase yang terhubung ke sungai atau bahkan masih terdapat beberapa
rumah tangga yang membuang langsung limbahnya ke tanah. Untuk
perusahan/industri yang sudah mengolah limbahnya sebelum dibuang ke laut
yaitu perusahaan Ikan Samudra Indonesia di Kecamatan Abeli.
Pengelolaan air limbah dapat dibedakan menjadi dua sistem yaitu sistem
pengelolaan limbah domestik dan limbah non domestik. Kebijakan dasar
pengelolaan air limbah adalah limbah domestik maupun non domestik harus
dilakukan pengelolaan/pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke aliran
sungai atau saluran drainase dan memenuhi baku mutu air buangan.
A. Rencana Pengelolaan Limbah Domestik
Pengelolaan limbah domestik dilakukan dengan dua cara yaitu sistem
individu/rumah tangga dan sistem komunal. Sistem individu diterapkan pada
kawasan-kawasan permukiman dengan tingkat kepadatan sedang dan rendah,
dimana masih memungkinkan setiap individu/rumah tangga untuk
membangun sendiri septic tank pengolah air limbah. Sedangkan sistem
komunal diterapkan pada kawasan-kawasan permukiman dengan tingkat
kepadatan tinggi, dimana setiap individu tidak mempunyai lahan untuk
membuat septic tank sendiri. Sistem komunal dilakukan dengan membangun
septic tank bersama yang digunakan oleh beberapa kelompok rumah tangga.
Pengelolaan limbah komunal direncanakan dibeberapa titik di Kecamatan
Kadia, Mandonga, Baruga, Kendari, Kawasan Perumahan PNS Kota Kendari &
Pemerintah Provinsi, dan kawasan RUSUNAWA di Kelurahan Tobuha.
B. Rencana Pengelolaan Limbah Non Domestik
Pengelolaan air limbah non domestik yaitu diperuntukkan bagi kegiatan-
kegiatan non rumah tangga/perumahan, dalam hal ini kegiatan-kegiatan
industri, perdagangan, rumah sakit, dan perkantoran. Setiap kegiatan-
kegiatan non rumah tangga baik berskala besar maupun menengah
diwajibkan untuk memiliki Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) baik berdiri
sendiri maupun dikelola secara terpadu dalam satu kawasan. Sedangkan
kualitas dan tata cara pembangunan IPAL harus memenuhi dengan standar
kajian UKL/UPL untuk kegiatan menengah dan AMDAL untuk kegiatan
bersakala besar.
Rencana pengelolaan IPAL untuk skala kawasan dibeberapa titik yaitu:
i. Lokasi kawasan industri di Kecamatan Abeli dan Kecamatan Baruga.
ii. Pelabuhan Bungkutoko
iii. Kawasan Pusat Bisnis, Perdagangan, dan perkantoran.
iv. Kawasan terminal tipe A di Kecamatan Baruga.
6.2.2.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan Air
A. Isu Strategis Pengembangan Air Limbah Permukiman
Berikut ini adalah isu-isu strategis dalam pengelolaan Air Limbah Permukiman di Kota Kendari antara lain :
Tabel 6. 49 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Sub Sektor Air Limbah Kota Kendari Tahun 2012
Aspek Teknis
- Masih ada warga yang - Masih ada tangki septik yang - Sudah memiliki Armada - Sudah Memiliki IPLT - Belum ada uji
Aspek Teknis
belum memiliki jamban tidak sesuai standar teknis sedot tinja 2 unit - Belum optimalnya mengenai data
pribadi (BABS) sebanyak sebanyak 3,53% - Terdapat beberapa pemanfaatan IPLT buangan limbah dari
6,66 % - masih ada jamban yang tidak usaha sedot tinja dan Puulonggida IPLT yang ada
- Masih ada sarana jamban memiliki tangki septik pengangkutan tinja - Belum ada uji kelayakan (volume, kualitas
pribadi yang tidak sesuai sebanyak 9,65% ilegal yang tidak sesuai IPLT yang ada baik dari hasil pengolahan
standar teknis & Kesehatan - belum ada IPAL skala dangan standar teknis segi Lokasi, Konstruksi, (effluen), efisiensi
sebanyak 9% perumahan untuk grey water dan berkontribusi kapasitas dan sistem pengolahan / IPLT,
- Masih banyak warga yang dalam pencemaran pengelolaan limbah yang hasil
masih membuang grey digunakan. sampingan/lumpur,
water langsung ke badan dll)
air/tanah 100%
- Sistem pengelolaan limbah - Belum optimalnya
padat dari user interface pemanfaatan hasil
hi k b
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015 VI - 95
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Tabel 6. 49 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Sub Sektor Air Limbah Kota Kendari Tahun 2012
Tabel 6. 49 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Sub Sektor Air Limbah Kota Kendari Tahun 2012
- Sudah ada SKPD yang - Rendahnya kemauan dan - Belum optimalnya - Peningkatan
Aspek
fungsi regulator dan pengelolaan O & M
Kelembagaan menangani Air limbah yakni kesadaran masyarakat dalam
operator dalam IPLT belum optimal
/institusi/ BLH dan Dinas kebersihan pembayaran retribusi
pengelolaan air limbah
manajemen pengelolaan sarana umum air
- SKPD sudah melakukan uji - SDM dalam bidang air
limbah
kelayakan lokasi & limbah masih terbatas
kelayakan teknis dalam - Belum optimal adanya
pembangunan sarana air pelatihan KSM, kelompok
limbah (MCK, MCK++, MCK peduli & masyarakat dalam
Komunal dsb) pengelolaan (O&M) sarana
umum air limbah
- Belum optimal adanya
pelatihan KSM, kelompok
peduli & masyarakat dalam
pengelolaan (O&M) sarana
umum air limbah
Tabel 6. 49 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Sub Sektor Air Limbah Kota Kendari Tahun 2012
Tabel 6. 49 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Sub Sektor Air Limbah Kota Kendari Tahun 2012
Tabel 6. 49 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Sub Sektor Air Limbah Kota Kendari Tahun 2012
- Pemerintah belum optimal - Pemerintah belum optimal - Sudah ada biaya - Pemerintah belum - Pemerintah belum
Aspek
menggali potensi-potensi menggali potensi-potensi operasional/perawatan optimal menggali optimal menggali
Keterlibatan
pendanaan dan pelibatan pendanaan dan pelibatan armada sedot tinja potensi-potensi potensi-potensi
Dunia Usaha
dunia usaha /swadaya dunia usaha /swadaya - Pemerintah belum pendanaan dan pendanaan dan
masyarakat (melalui masyarakat (melalui optimal menggali pelibatan dunia usaha pelibatan dunia usaha
kebijakan/regulasi) dalam kebijakan/regulasi) dalam potensi-potensi /swadaya masyarakat /swadaya masyarakat
pembangunan /pengadaan pembangunan /pengadaan pendanaan dan (melalui (melalui
jamban, MCK dsb septiktank pelibatan dunia usaha kebijakan/regulasi) kebijakan/regulasi)
- Peran swasta, BUMN - Peran swasta, BUMN melalui /swadaya masyarakat dalam dalam pemanfaatan
melalui CSR dalam CSR dan swadaya masyarakat (melalui pemeliharaan/pengelolaa buangan akhir IPLT
pembangunan /pengadaan & kelompok peduli dalam kebijakan/regulasi) - Peran swasta, BUMN
n IPLT
jamban, MCK dsb pembangunan /pengadaan dalam pembangunan melalui CSR dan
septiktank /pengadaan armada - Peran swasta, BUMN swadaya masyarakat
pengangkutan melalui CSR dan & kelompok peduli
- Peran swasta, BUMN swadaya masyarakat & dalam pemanfaatan
melalui CSR dan kelompok peduli dalam buangan akhir IPLT
swadaya masyarakat & pemeliharaan/pengelola
kelompok peduli dalam - an IPLT
pembangunan
/pengadaan armada
pengangkutan
Tabel 6. 49 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Sub Sektor Air Limbah Kota Kendari Tahun 2012
Beberapa isu dan permasalahan air limbah di Kota Kendari dapat dilihat pada
foto – foto di bawah ini :
Gbr 6.9 Jamban Warga yang menjorok ke tepi
teluk Kendari
Dari tabel diatas dapat dilihat untuk jumlah truk tinja yang ada di Kota Kendari
sebanyak 2 unit dengan kapasitas masing-masing sebesar 4 M3, sedangkan
IPLT yang ada di Kota Kendari sebanyak 1 lokasi dengan kapasitas 200 M3
yang terletak di Kecamatan Konda, dan untuk IPAL tidak terdapat di Kota
Kendari. Truk tinja berfungsi untuk melayani masyarakat yang septic tanknya
sudah penuh. Hasil dari limbah tinja yang disedot dari masyarakat kemudian
dikumpulkan di IPLT untuk diolah dengan menggunakan teknologi tertentu
agar hasil dari limbah tersebut tidak mencemari lingkungan di sekitarnya.
Tabel 6. 51
Cakupan Pelayanan On Site
Pengumpulan Pengolahan
Jamban MCK Lainnya Septik Cubluk Lainnya
Keluarga Tank
1. Mandonga 5.385 8 - 6 2 -
2. Baruga 3.589 8 - 7 1 -
3. Puuwatu 3.444 29 - 29 - -
4. Kadia 6.758 2 - 2 - -
5. Wua-wua 4.197 6 - 6 - -
6. Poasia 3.776 13 - 13 - -
7. Abeli 3.230 46 - 26 20 -
8. Kambu 3.444 2 - 2 - -
9. Kendari 4.755 30 - 13 17 -
10 Kendari Barat 8.068 12 - 12 - -
.
TOTAL 46.646 156 - 116 40 -
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kota Kendari, 2012
Tabel 6. 52
Cakupan Pelayanan Air Limbah Komunitas Berbasis Masyarakat
Tahun 2011 di Kota Kendari
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk cakupan air limbah komunitas
berbasis masyarakat telah terdapat di Kelurahan Tondonggeu yang dibangun
Tahun 2006 yang cakupan pelayanannya mencakup Kelurahan Tondonggeu
dan sekitarnya, namun sekarang berdasarkan hasil monitoring kami di lokasi
Pembangunan MCK kondisinya kurang terawat dengan baik. Kemudian sistem
komunal mulai dibangun pada tahun 2007 di Kelurahan Benu-Benua, yang
cakupan pelayanannya meliputi perkampungan nelayan di sekitar Kelurahan
Benu-Benua hingga saat ini fasilitas MCK komunal tersebut masih berfungsi
dengan baik. Selanjutnya di Kelurahan Petoaha juga dibangun sistem Komunal
di daerah perkampungan nelayan Bajo, namun karena sedikit mengalami
masalah teknis membuat sistem pengolahan air limbah tersebut belum bisa
difungsikan dengan baik, hal ini dikarenakan terdapat perbedaan elevasi
ketinggian jamban rumah nelayan dengan letak Septictank komunal tersebut.
Untuk Kelurahan Puday dan Kelurahan Nambo sistem yang digunakan yaitu
MCK Plus dengan teknologi Biogester. Limbah dari masyarakat diolah dengan
teknologi tertentu, sehingga limbah tersebut menghasilkan gas yang dapat
dipergunakan untuk kepentingan memasak, saat ini kondisi kedua prasarana
MCK Plus itu masih berfungsi dan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat
sekitarnya.
Tabel 6. 53
Cakupan Pelayanan Air Limbah Sistem Off Site
Tabel 6. 54
Parameter Teknis Wilayah Tahun 2013 di Kota Kendari
Tabel 6.55 Ringkasan Pendapatan dan Belanja Dari Subsektor Pengelolaan Air Limbah Domestik
Subsektor Pertumbuhan
No 2007 2008 2009 2010 2011 Rata‐rata
/SKPD (%)
A Air Limbah 281.800.000 1.015.326.250 200.000.000 1.091.670.000 1.083.418.000 734.442.850,00 156,27
Retribusi Sedot
B 73.000.000 75.500.000 80.250.000 92.100.000 95.750.000 83.320.000 7,11
tinja
Sumber : Studi Keuangan dan Perekonomian 2012
Dari tabel di atas tergambar ringkasan pendapatan dan Belanja Sub sektor Pengelolaan Air limbah, terlihat data sumber PAD yang
bersumber dari retribusi tinja setiap tahunnya cencerung mengalami kenaikan dengan rata-rata pertumbuhan 5,69%, namun jumlah
pendapatan dari retribusi sedot tinja, jika dibandingkan dengan belanja pada subsektor ini, tentunya masih perlu peningkatan yang signifikan,
mengingat pendanaan sub sektor ini membutuhkan pengalokasian dana yang cukup besar setiap tahunnya.
Realisasi anggaran pengelolaan air limbah di Kota Kendari bersumber dari APBN, APBD dan Swasta dapat terlihat dari tabel berikut :
Tabel 6. 56 Realisasi Anggaran Pengelolaan Air Limbah Di Kota Kendari Tahun 2007 – 2011
Realisasi anggaran (Rp.000)
No Sub sektor
2007 2008 2009 2010 2011
A Anggaran APBN
Air Limbah ‐
200.000.000 100.000.000 100.000.000 ‐
Anggaran APBD
B
Prov
Air Limbah 0 0 0 0 0
Anggaran APBD
C
Kab./Kota
Air Limbah
281.800.000 1.015.326.250 200.000.000 1.091.670.000 1.083.418.000
Anggaran Dari
D
Swasta
Air Limbah 0 0 0 0 0
JUMLAH 1.115.326.250 1.091.670.000
481.800.000 300.000.000 1.083.418.000
Sumber : Studi Keuangan dan Perekonomian 2012
Dari tabel diatas, tergambarkan bahwa selama 5 tahun terakhir (2007-2011)
realisasi anggaran pengelolaan air limbah Kota Kendari yang bersumber dari
APBN cenderung mengalami penurunan yakni pada tahun 2007 teranggarkan
sebesar Rp. 200.000.000,- sedangkan pada tahun berikutnya mengalami
penurunan, bahkan tahun 2010 dan 2011 sudah tidak teralokasikan lagi untuk
sub sektor ini. Sedangkan penganggaran yang bersumber dari APBD mengalami
fluktuasi, penganggaran tertinggi terjadi pada tahun 2010 yakni sebesar Rp.
1.091.670.000, dan pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 0,7%
menjadi Rp. 1.083.418.000,-. Dari sumber lainnya seperti pihak swasta
berdasarkan data yang ada belum mengalokasikan dana untuk sub sektor ini.
Secara keseluruhan, pengganggaran air limbah di Kota kendari bersumber dari
dana APBD dan APBN mengalami fluktuasi.
Tabel. 6. 55
Realisasi Anggaran Pengelolaan Air Limbah Per SKPD
Kota Kendari 2007 – 2011
Sanitasi
2. Kelembagaan
Di dalam struktur Pemerintahan Kota Kendari, urusan kewenangan pengelolaan
air limbah berada pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Badan
Lingkungan Hidup. Sesuai dengan Perwali nomor 11 tahun 2009 tentang
penjabaran tupoksi Badan Lingkungan hidup Kota kendari.
Badan Lingkungan hidup Kota kendari mempunyai tugas membantu Walikota
dalam merumuskan kebijakan dan melakukan koordinasi bidang lingkungan
hidup sesuai dengan lingkup kewenangannya.
Bidang yang terkait dengan pengelolaan air limbah domestik yakni Bidang
Pengendalian Pencemaran Lingkungan & Pengelolaan Limbah.
Kepala bidang Pengendalian Pencemaran dan Pengelolaan Limbah
mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan Lingkungan Hidup dalam
melaksanakan dan mengkoordinasikan bidang pengelolaan kualitas air,
pengelolaan limbah domestic dan pengendalian pencemaran air, tanah, udara,
limbah B3 serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
Dalam melaksanakan tugas, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran
Lingkungan dan Pengelolaan Limbah menyelenggarakan fungsi:
Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan pengelolaan kualitas air;
Pelaksanaan kegiatan pengendalian pencemaran lingkungan dan
pengelolaan limbah dengan instansi terkait;
Pelaksanaan inventarisasi permasalahan pengendalian pencemaran
lingkungan dan pengelolaan limbah serta menetapkan langkah-langkah dan
kebijakan pemecahan
Menkoordinasikan dan atau melaksanakan program dan kegiatan
pemberdayaan yang berbasis masyarakat
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan.
Pengawasan penataan instrument pengendalian pencemaran
lingkungan;
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan.
14.
SUB BIDANG
15. SUB BIDANG SUB BIDANG PEMULIHAN/
KONSERVASI DAN TATA 16. PENGENDALIAN PENGENDALIAN
LINGKUNGAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
17.
18. SUB BIDANG SUB BIDANG PENGENDALIAN
SUB BIDANG AMDAL PENCEMARANLINGKUNGAN
19. PENGELOLAAN LIMBAH & PENGELOLAAN LIMBAH
20.
UPTB
Sumber : Bagian Ortala Setda Kota Kendari, 2012
Dinas Kebersihan dalam struktur Pemerintahan Kota Kendari, bertugas
melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang kebersihan, pertamanan
dan pemakaman. Kaitannya dengan sub sektor air limbah domestik, Dinas
kebersihan bertugas dalam operasional pengangkut tinja dan pengelolaan
armada pengangkut tinja, serta bertugas dalam pencatatan retribusi
pengangkutan tinja sesuai dengan Perda no. 4 Tahun 2007. Adapun bidang
yang terkait yaitu Bidang Kebersihan & Persampahan (Seksi Kebersihan
Jalan dan Drainase).
Bidang Kebersihan dan Persampahan mempunyai tugas melaksanakan
perencanaan, pengawasan dan pembinaan di bidang Kebersihan dan
Persampahan.
Bidang Kebersihan dan Persampahan dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
melalui Sekretaris. Adapun tugas dari kepala seksi Kebersihan jalan dan
Drainase mempunyai tugas membantu Kepala Bidang melaksanakan
penjabaran kebijakan teknis di bidang Kebersihan Jalan dan Drainase.
Dalam melaksanakan tugas, Kepala seksi Kebersihan Jalan dan Drainase
menyelenggarakan fungsi :
Pelaksanaan pendataan, pembinaan, penyuluhan dan pengawasan
kebersihan jalan dan lingkungan beserta perlengkapannya.
Pelaksanaan pendataan, penyuluhan dan pengawasan pembersihan
drainase serta perlengkapannya.
Pelaksanaan koordinasi kegiatan kebersihan jalan dan drainase dengan
perangkat Daerah terkait atau pihak ketiga lainnya.
Penyediaan sarana dan prasarana kebersihan jalan dan drainase.
Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kebersihan
dan Persampahan baik didalam maupun diluar organisasi.
Seperti yang terlihat pada Gambar 6.11 Struktur Dinas Kebersihan, Pertamanan
dan pemakaman Kota Kendari :
40. UPTD
Sumber : Bagian Ortala Setda Kota Kendari, 2012
41.
Dinas lainnya yang juga menangani pengelolaan air limbah di Kota
Kendari adalah Dinas Pekerjaan Umum Kota Kendari, khususnya Bidang Cipta
Karya Seksi Penyehatan Lingkungan Permukiman.
a. Seksi Penyehatan Lingkungan dan Permukiman;
Seksi Penyehatan Lingkungan dan Permukiman mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Cipta Karya melaksanakan penjabaran kebijakan
teknis di bidang penyehatan lingkungan dan permukiman.
Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan dan
Permukiman menyelenggarakan fungsi :
Pelaksanaan penyusunan rencana dan program, pembinaan,
pengawasan, pengendalian, penyuluhan, penyehatan lingkungan
permukiman;
Pemantauan evaluasi dan pelaporan perkembangan sarana dan
prasarana penyehatan lingkungan permukiman;
Pengkoordinasian rencana pembinaan dan rencana kegiatan
operasional di bidang penyehatan lingkungan dan permukiman
terhadap satuan-satuan kerja dan lembaga lainnya yang terkait;
Penyusunan perencanaan umum dan pembiayaan penyehatan
lingkungan dan permukiman;
Penyusunan rencana teknis, pemograman dan penganggaran, serta
pelaksanaan penyehatan lingkungan dan permukiman;
Perencanaan dan penyelenggaraan pembangunan kawasan siap
bangun (Kasiba) dan lingkungan siap bangun (Lisiba) bidang
permukiman dan perumahan yang mencakup pengaturan, pembinaan
dan pengawasan;
Pembinaan dan pengaturan pelaksanaan kebijakan dan strategi
penanggulangan permukiman kumuh/nelayan, dan pencegahan
timbulnya permukiman kumuh/ nelayan di wilayah kota;
Penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh/ nelayan serta
pengelolaan peremajaan/perbaikan permukiman kumuh/nelayan di
wilayah kota;
Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Cipta
Karya baik didalam maupun diluar organisasi.
SDM yang ada di bidang Cipta karya khususnya di seksi Penyehatan
Lingkungan Permukiman berjumlah 14 orang PNS yang terdiri – dari Gol. II
sebanyak 7 orang, Gol. III sebanyak 7 orang, dari jumlah tersebut 13
adalah pria dan selebihnya 1 orang wanita.
Untuk lebih Jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6.12 Struktur Dinas
pekerjaan Umum Kota kendari.
Gambar 6.12 42.Struktur
Dinas Pekerjaan Umum Kota Kendari
43.
44.
45. KEPALA DINAS
46.
47.
48. SEKRETARIS
KELP JABATAN
49.
FUNGSIONAL
50.
51. SUB BAG UMUM & SUB BAG PERENCANAAN,
52. KEPEGAWAIAN PELAPORAN & KEUANGAN
53.
54.
BIDANG 55.BIDANG
CIPTA BIDANG PENGAIRAN DAN BIDANG PENGUJIAN DAN
56. KARYA SUMBER DAYA AIR JASA KONSTRUKSI
57.
58.
SEKSI PEMBANGUNAN 59. PENGEMBANGAN
SEKSI
SEKSI PENGUJIAN
PENINGKATAN JALAN 60.
AIR
BERSIH&DRAINASE SEKSI PENGAIRAN
DAN PERALATAN
DAN JEMBATAN
61.
62.SEKSI
PENYEHATAN
SEKSI PEMANFAATAN SEKSI JASA
SEKSI PEMELIHARAAN 63. LINGKUNGAN
DAN
SUMBER DAYA AIR KONSTRUKSI
PERMUKIMAN
JALAN DAN JEMBATAN 64.
65.
66. UPTD
67. Sumber : Bagian Ortala Setda Kota Kendari, 2012
3. Peraturan Perundangan
Peta peraturan Air Limbah Domestik Kota Kendari memberikan gambaran
mengenai Peraturan/sanksi daerah terkait pengelolaan air limbah domestik Kota
Kendari dan sejauh mana implementasi peraturan tersebut di masyarakat.
Peraturan daerah terkait air limbah domestik mengacu pada peraturan yang
ada di atasnya antara lain:
Undang-Undang
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang
Penataan Ruang.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang
Perumahan dan Kawasan Pemukiman.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang
Pengaturan Air.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang
Pengendalian Pencemaran Air
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang
Sungai.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 Tentang
Izin Lingkungan.
Keputusan Menteri
1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih.
2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2001 tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan
AMDAL
3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun
2003 tentang Baku Mutu air Limbah Domestik.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan
Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Pedoman Persyaratan Kualitas Air Minum
Adapun peta peraturan derah mengenai air limbah domestik Kota Kendari
ditampilkan pada tabel berikut ini:
Ketersediaan Pelaksanaan
Peraturan Ada Efektif Di Belum Tidak
Tidak Ada
(Sebutkan) Laksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan
AIR LIMBAH DOMESTIK
Target Capaian Pelayanan
Pengelolaan Air Limbah Domestik di √
Kota Kendari
Kewajiban dan Sanksi bagi
Pemerintah Kota dalam Penyediaan Perwali no.11
Layanan Pengelolaan Air limbah Tahun 2009
√
Domestik
Kewajiban dan Sanksi bagi
Pemerintah Kota dalam
Memberdayakan Masyarakat dan √
Badan Usaha dalam Pengelolaan Air
limbah Domestik
Kewajiban dan Sanksi bagi
Masyarakat dan atau Pengembang
Untuk menyediakan sarana √
Pengelolaan Air Limbah Domestik di
Hunian Rumah
Kewajiban dan Sanksi bagi Industri
rumah tangga untuk menyediakan √
sarana Pengelolaan Air Limbah
Domestik di Tempat Usaha
Tabel di atas menunjukkan bahwa peraturan daerah terkait air limbah domestik
yakni Perda no.4 tahun 2007 tentang retribusi pengangkutan lumpur tinja,
Perda No. 4 tahun 2009 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL), Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Standar Operasional Prosedur (SOP), Lembar Daerah
Kota Kendari Nomor 4 tahun 2009) dan Perwali no.11 tahun 2009 mengenai
tupoksi badan lingkungan hidup dan mengenai retribusi tinja Kota Kendari,
namun dalam implementasinya masih perlu optimalisasi.
Sampai saat ini belum ada dunia usaha yang melirik potensi dari penyediaan
layanan air limbah domestik di Kota Kendari. Sesuai data, menunjukkan belum
ada provider yang menyediakan layanan air limbah. Layanan yang sebatas
penyedia layanan WC mampet, bongkar dan sedot tangki septik, namun usaha
jenis ini tidak memiliki izin dari pemerintah dan pelaksanaannya tidak sesuai
standar kelayakan teknis sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran
lingkungan.
C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Air Limbah
i. Identifikasi Permasalahan Air Limbah
Tabel 6. 57
Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi Kota Kendari
Aspek Non Teknis
Tindakan
No. Aspek Pengelolaan Air Limbah Permasalahan
Yang Dihadapi Yang Sudah Yang Sedang
Dilakukan Dilakukan
A. Kelembagaan
B. Pembiayaan :
- Tarif Retribusi
Aspek Teknis
Tindakan
No. Aspek Pengelolaan Air Limbah Permasalahan
Yang Dihadapi Yang Sudah Yang Sedang
Dilakukan Dilakukan
E. Teknis Operasional
1. Perencanaan
Ketersediaan dokumen perencanaan Belum dilakukannya Belum ada Penyusunan
(master plan, FS, DED) perencanaan yang perencanaan
pneglolaan air
telah disusun
limbah di Kota
Kendari
2. Sanitasi Sistem On-Site
Pembangunan Baru :
pemeliharaan di
IPLT masih kurang
3. Sanitasi Sistem Off-Site :
Pembangunan Baru
2. Adanya Penerapan Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal menekankan tentang target pelayanan dasar
yang ditetapkan dalam permen ini yaitu pasal 5 ayat 2;
3. Adanya Peraturan perundangan yang juga telah mengatur keterpaduan
penanganan air limbah dengan pengembangan sistem penyediaan air
minum;
4. peningkatan ekonomi dengan pemberdayaan potensi lokal dan
masyarakat, serta peningkatan peran serta dunia usaha, swasta;
6.2.2.1.3. Analisis Kebutuhan Pengembangan Air Limbah
A. Analisis Kebutuhan
Untuk mengetahui kebutuhan prasarana air limbah yang diperlukan
maka dapat dilihat komponen pengelolaan air limbah secara teknis dan non
teknis baik sistem setempat, komunal maupun terpusat skala kota yang dapat
dijabarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 6. 58
Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah
Kebijakan Mengenai
standar operasional
kegiatan penyedotan dan
pengangkutan Tinja bagi
masyarakat dan swasta
Kebijakan mengenai
Pengelolaan dan
Pemeliharaan IPLT
Penyusunan Kebijakan
Kerjasama Pengelolaan Air
Limbah
2. Kelembagaan
Masih bergabung
a. Bentuk Organisasi - - - - -
dengan instansi lain
Ketersediaan tata laksana
b. Ada - - - - -
(Tupoksi, SOP, dll)
Kampanye/edukasi/Sosialis
asi Peningkatan 1 1 1 1 -
Pengelolaan Air Limbah
c. Kuantitas dan kualitas SDM Pelatihan Teknis
1 1 - - -
Pengelolaan Air Limbah
Bantek Pengelolaan Air
1 1 1 1 -
Limbah
3. Pembiayaan
Sumber Pembiayaan (APBD
a. APBN. APBD KOTA √ √ √ √ √
Prov/Kota/Swasta/masy)
b. Tarif Retribusi Peningkatan signifikan √ √ √ √ √
Realisasi penarikan retribusi
c.
(% terhadap target)
4. Peran Serta Masyarakat
Penyuluhan dan kampanye
mendorong partisipasi
masyarakat dalam
pengelolaan Air Limbah 1 1 1 1 -
Domestik (pada daerah
yang berpotensi untuk
dibangun Sistem Komunal)
Sosialisasi Rencana
Pembangunan kepada
1 1 1 1 -
masyarakat oleh Dinas
Terkait
(belum ada/bentuk Penyediaan Fasilitator
dalam perencanaan,
kontribusi) 4 4 4 4 4
Pembangunan dan
Pengelolaan
Pembentukan Kelompok
Swadaya Masyarakat 20 20 20 30 32
(KSM)
Pelatihan bagi pengurus
KSM, berupa pelatihan di
20 20 20 30 32
bidang teknis, keuangan,
dan manajerial
Sosialisasi kepada
masyarakat oleh pengurus 20 20 20 30 32
KSM
Aspek Teknis
Kebutuhan
Uraian Kondisi eksisting Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Sistem Setempat
1.
(Onsite)
Ketersediaan dan kondisi
a. Ada ( 1 unit)/rusak 1 - - - -
IPLT
b. Kapasitas IPLT ....M³ - - - - -
Tingkat Cakupan Pelayanan
c. Data tidak tersedia - - - - -
IPLT
Ketersediaan dan kondisi
d. 2 unit/baik - 1 1 1 -
truk tinja
e. Biaya O&P Paket 1 1 1 1 1
Kualitas efluen IPLT (BOD
f. Belum Ada data - - - - -
dan COD)
Ketersediaan Sistem
9 unit/ 1rusak di
g. Pengolahan air limbah skala 8 8 10 10 -
tondonggeu
kawasan/komunitas
Sistem Terpusat
2.
(Offsite)
Ketersediaan dan kondisi
a. Tidak ada data - - - - -
IPAL
b. Kapasitas IPAL Tidak ada data - - - - -
Tingkat Cakupan Pelayanan
c. Tidak ada data - - - - -
IPAL
d. Biaya O& P Tidak ada data - - - - -
Kualitas efluen IPAL (BOD
e. Tidak ada data - - - - -
dan COD)
B. Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah
Kriteria Kesiapan
Dokumen RPI2-JM Kota Kendari 2013-2017 dilaksanakan Tahun 2012;
Dokumen RPI2-JM Kota Kendari 2014-2018 dilaksanakan Tahun 2013;
Dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS) Tahun 2012;
Dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2012;
Dokumen Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) Tahun 2013;
Master Plan Pengelolaan Air Limbah Kota Kendari Tahun 2015
Surat Minat PPSP Tahun 2011;
Kesiapan Institusi Pengelola IPLT yaitu Dinas Kebersihan Kota Kendari.
Tidak terdapat permasalahan dalam penyediaan lahan (lahan sudah
dibebaskan);
Pemerintah Kota Kendari bersedia menyediakan alokasi dana untuk
pembangunan pipa lateral & sambungan rumah dan biaya operasi dan
pemeliharaan.
6.2.2.1.4. Program dan Kriteria Kesiapan Pengelolaan Persampahan
6.2.2.2. Persampahan
6.2.2.2.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
6.2.2.2.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan Persampahan
A. Isu Strategis Pengembangan Persampahan
Tabel 6. 59
Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Pengelolaan Persampahan
4 Aspek - sosialisasi perubahan perilaku, - Sosialisasi PERDA K3 - Sosialisasi PERDA K3 - Sosialisasi PERDA K3
Komunikasi & pembinaan kader lingkungan & - Pembuatan media yang - Pembuatan media yang kreatif - Pembuatan media yang
Media pola hidup 3R di tingkat basis kreatif dan inovatif masih dan inovatif masih kurang kreatif dan inovatif masih
masih kurang kurang kurang
- Sosialisasi PERDA K3 -
- Pembuatan media yang kreatif
dan inovatif masih kurang
5 Aspek - Penyedia layanan - keterlibatan dunia usaha - keterlibatan dunia usaha - keterlibatan dunia usaha - Pemerintah telah
Keterlibatan persampahan tingkat basis dalam layanan dalam layanan persampahan dalam layanan melaksanakan kerjasama
Dunia Usaha masih kurang persampahan sudah cukup sudah cukup baik persampahan sudah cukup dengan pihak swasta
baik baik dalam pendanaan dan
pengelolaan persampahan
- keterlibatan dunia usaha
dalam layanan
persampahan sudah
cukup baik
6 Aspek Ekonomi / Pendanaan sub sektor
Keuangan persampahan sudah cukup
baik untuk 5 tahun terakhir
Berikut ini foto-foto persoalan persampahan yang ada di Kota Kendari seperti terlihat
dibawah ini :
Gbr 13. Beberapa persoalan sampah di Kota Kendari
ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energi, kompos, pupuk ataupun
untuk bahan baku industri. Pengelolaan sampah dilakukan dengan pendekatan yang
komprehensif dari hulu, sejak sebelum dihasilkan suatu produk yang berpotensi
menjadi sampah, sampai ke hilir, yaitu pada fase produk sudah digunakan sehingga
menjadi sampah, yang kemudian dikembalikan ke media lingkungan secara aman.
Pengelolaan sampah dengan paradigma baru tersebut dilakukan dengan kegiatan
pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan
pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang, sedangkan kegiatan
penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan,
dan pemrosesan akhir.
Kondisi eksisting pengembangan persampahan yang telah dilakukan Pemerintah Kota
Kendari diuraikan hal – hal berikut ini :
a. Aspek Teknis
Tabel 6. 60
Teknis Operasional Pelayanan Persampahan Saat Ini
Kelurahan Poasia
Untuk kelurahan yang belum dilayani oleh angkutan sampah Dinas Kebersihan
Pertamanan dan Pemakaman Kota Kendari yaitu :
a. Kecamatan Kendari
Ada pun Kelurahan yang belum terlayani yaitu :
Kelurahan Mangga Dua
Kelurahan Purirano
b. Kecamatan Puwatu
Ada pun Kelurahan yang belum terlayani yaitu :
Kelurahan Lalodati
Kelurahan Abeli Dalam
c. Kecamatan Abeli
Ada pun Kelurahan yang belum terlayani yaitu :
Kelurahan Nambo
Kelurahan Bungkutoko
Kelurahan Tondonggeu
Kelurahan Anggalomelai
Kelurahan Benua Nirai
Hal yang terpokok dalam penanganan sampah di basis masyarakat dapat dilakukan
dengan cara :
Reduce (mengurangi), dengan cara :
Memilih produk kemasan yang cenderung menimbulkan sampah paling sedikit
(dikemas di okasi produksi).
Membeli produk-produk dengan tidak perlu meminta bungus ganda.
Menyediakan jaringan infromasi da tenologi yang hemat produk sampah seperti
komputer.
Re Use (menggunakan kembali), dengan cara :
Menghindari pemakaian produk sekai pakai.
Menggunakan kembali botol-botol tempat minyak atau bahan makanan.
Menggunakan wadah yang dapat dipakai berulang kali.
Memakai halaman belakang untuk surat menyurat.
Re Cycle (mendaur ulang), antara lain :
Memisahkan sampah basah dengan sampah kering.
Menjual atau menyumbangkan barang-barang yang tidak dipakai kepada orang
lain yang membutuhkan.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015 VI - 134
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Jergen, Tersebar
TPS Tong
No Kecamatan Drum Ban, Kontainer Tanpa
Permanen Kayu
Kerang Wadah
1 Baruga 29 5 4 - 1 11
2 Wua-Wua 69 13 4 - - 21
3 Kadia 173 50 22 - - 26
4 Mandonga 195 64 42 - - 28
5 Kambu 29 - - - - 1
6 Poasia 29 - - - - -
7 Abeli 67 71 4 - - -
8 Puwatu 58 4 22 - - 17
9 Kendari 73 22 11 13 1 7
10 Kendari Barat 257 88 32 37 - 27
Jumlah 979 317 11 50 2 138
Sumber : Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Kendari 2011
Dari tabel diatas dapat dilihat untuk fasilitas TPS permanen paling banyak terdapat di
Kecamatan Kendari Barat dengan Jumlah 257 unit sedangkan yang paling sedikit
terdapat di Kecamatan Kambu, Poasia dan Baruga dengan jumlah masing-masing
sebanyak 29 unit, untuk Fasilitas tong kayu paling banyak terdapat di Kecamatan
Kendari Barat dengan jumlah sebanyak 88 unit dan yang paling sedikit terdapat di
Kecamatan Puwatu dengan jumlah sebanyak 4 unit, fasilitas pewadahan dengan
menggunakan drum yang paling banyak terdapat di Kecamatan Mandonga dengan
jumlah 42 unit dan yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Baruga, Wua-Wua dan
Abeli masing=-masing sebanyak 4 unit, untuk fasilitas pewadahan sampah dengan
menggunakan jerigen, ban dan kerang hanya terdapat di 2 Kecamatan yaitu
Kecamatan Kendari dan Kendari Barat dengan jumlah untuk Kecamatan Kendari
sebanyak 13 unit dan untuk Kecamatan Kendari Barat sebanyak 37 unit, sedangkan
Fasilitas pewadahan sampah dengan menggunakan kontainer untuk di Kota Kendari
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015 VI - 135
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
(umur pakai habis). Sistem pembuangan sampah masih dilakukan dengan sistem
semi open dumping dan controlled land fill, dikatakan demikian karena fasilitas
prasarana TPA sama sekali belum ada tetapi sampah yang dibuang di TPA ini juga
telah ditutup menggunakan tanah penutup yang diambil di lokasi TPA Puwatu,
namun demikian di beberapa titik juga masih terlihat timbulan sampah yang
dibuang secara open dumping.
Gambar 6.16 Peta Pengembangan Persampahan di Kota Kendari
Tabel 6. 62
Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan
Sistem Pengadaan
Kapasitas per Lokasi
Pengelolaan/ Prasarana dan Sarana Satuan Jumlah Tahun Sumber Jumlah Biaya Kondisi Ket.
unit Layanan
Sub Sistem Dana (Rp)
DIKELOLA OLEH MASYARAKAT
1. Pewadahan a. Tong Sampah Unit - - - - - - - -
b. Pendanaan
Tabel 6. 63
Ringkasan Pendapatan dan Belanja Sub Sektor Persampahan
Pertumbuh
No Subsektor/SKPD 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata
an (%)
Dari tabel di atas diketahui bahwa belanja sub sektor persampahan dalam 5 tahun rata-rata mencapai Rp. 5.908.634.294,-, dengan
tingkat pertumbuhan 21,8%, namun pendapatan yang ada yang bersumber dari retribusi sampah, selama 5 tahun rata-rata Rp. 492.682.520,-
.dari data di atas diperoleh perbandingan yang sangat tinggi anta pendapatan dan biaya di sub sektor persampahan, sehingga pemerintah
daerah perlu mendorong agar pendapatan dari sub sektor ini dapat meningkat sehingga dapat menambah Pendapatan daerah.
Tabel 6. 64
Realisasi Anggaran Persampahan di Kota Kendari 2007 - 2011
Persampahan 0 0 0 0 0
B Anggaran APBD Prov
Persampahan 0 0 0 0 0
C Anggaran APBD
Kab./Kota
Persampahan 3.755.586.100 6.875.405.131 5.157.333.699 5.731.110.500 8.023.736.040
D Anggaran Dari Swasta
persampahan 0 0 0 0 0
Dari tabel diatas, tergambarkan bahwa selam 5 tahun (2007-2011) mengalami fluktuasi,alokasi penganggaran tertinggi berada pada
tahun 2011 yakni Rp. 8.023.736.040,-. Penganggaran sub sektor drainase mengalami pertumbuhan sebesar 21,84%
Tabel 6. 65
Realisasi Anggaran Sektor Persampahan Per SKPD Kota 2007 - 2011
1 Bappeda - - - - -
3 Dinas Kesehatan 0 0 0 0 0
SEKSI KEBERSIHAN SEKSI
SEKSI PERALATAN
JALAN DAN PERTAMANAN
DRAINASE
BIDANG
BIDANG TATA BIDANG PENGENDALIAN PEMULIHAN/PENGENDALIAN
LINGKUNGAN PENCEMARAN LINGKUNGAN & LINGKUNGAN & KOMUNIKASI
DAN AMDAL PENGELOLAAN LIMBAH LINGKUNGAN
SUB BIDANG SUB BIDANG PENGENDALIAN
SUB BIDANG AMDAL PENGELOLAAN LIMBAH PENCEMARANLINGKUNGAN &
PENGELOLAAN LIMBAH
UPTB
d. Peraturan Perundangan
Tabel 6. 66
Peraturan Persampahan Kota Kendari
KETERSEDIAAN PELAKSANAAN
PERATURAN
EFEKTIF BELUM EFEKTIF TIDAK EFEKTIF
ADA (SEBUTKAN) TIDAK ADA KET
DILAKSANAKAN DILAKSANAKAN DILAKSANAKAN
Persampahan
• Target Capaian Pelayanan Pengelolaan
√
Persampahan di Kota Kendari
• Kewajiban dan Sanksi bagi Pemerintah Kota
dalam Penyediaan Layanan Pengelolaan √
Sampah
• Kewajiban dan Sanksi bagi Pemerintah Kota
dalam Memberdayakan Masyarakat dan Badan √
Usaha dalam Pengelolaan Sampah
• Kewajiban dan Sanksi bagi Masyarakat untuk
mengurangi Sampah, Menyediakan tempat
√
Sampah di Hunian rumah, dan Membuangnya ke
TPS
• Kewajiban dan Sanksi bagi kantor/Unit Usaha di
Kawasan Komersial/ fasilitas sosial/ fasilitas PERDA K3 NO. 16 Kurangnya Sosialaisasi Serta
√
Umum untuk Mengurangi Sampah, Menyediakan TAHUN 2006 Kontrol Dari Pemerintah
tempat Sampah dan Membuang ke TPS
• Pembagian Kerja Pengumpulan Sampah dari
Sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, Pengelolaan
√
di TPA, dan Pengaturan waktu Pengangkutan
Sampah dari TPS ke TPA
• Kerjasama Pemerintah Kota dengan Swasta atau
√
pihak Lain dalam Pengelolaan Sampah
• Perda tersebut merupakan
Perda No 2 Tahun
perda baru sehingga masih
Retribusi Sampah atau Kebersihan 2012 Tentang √
membutuhkan sosialisasi ke
Retribusi Jasa Umum
masyarakat
Tabel. 6. 67
Pengelolaan Persampahan di Kelurahan
Tabel. 6. 68
Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kota
9. Sarana Penunjang TPA - Masih minimnya sarana - Pengadaan Buldozer; - Pengadaan Jembatan
penunjang TPA Puwatu - Pengadaan Excavator; timbang;
- Pengadaan Compactor - Pembangunan Pos
jaga
Tabel 6. 71
Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Pengelolaan Persampahan
Kebutuhan
No Uraian Kondisi Eksisting Ket
2015 2016 2017 2018 2019
I Aspek Non Teknik
A. Peraturan Terkait Sektor
Persampahan
Ketersediaan Peraturan - Belum Ada Perwali tentang - 1 - - -
Bidang Persampahan pengumpulan sampah dari rumah
(Perda, Pergub, ke rumah;
Perbub/Perwali, dsb) - Belum ada Perwali tentang - 1 - - -
penetapan waktu (jam)
pembuangan sampah ke TPS
belum ada;
- Review dan revisi Perda - 1 - - -
Pengelolaan Persampahan Skala
Kota;
- Penyusunan Kebijakan kerjasama - 1 - - -
Pengelolaan Persampahan.
B. Kelembagaan
Bentuk Organisasi - Dinas Kebersihan Kota Kendari
Ketersediaan Tata - Peningkatan TPS Biasa menjadi - 50 50 100 100
Laksana (Tupoksi, SOP, TPS Terpilah
dll)
Kualitas dan Kuantitas - Pelatihan Pengolahan sampah 3R - 200 200 200 100
SDM bagi kader dan aparat
pengelola sampah;
- Pembentukan dan Pelatihan 15 40 25 25 25
Kelompok pengelola Pengumpulan
Sampah setempat (KSM) Tingkat
RT/RW
- Kampanye/edukasi/Sosialisasi - 1 1 1 1
Peningkatan Pengelolaan
Persampahan;
- Bantek Pengelolaan Persampahan - 1 1 1 1
- Pelatihan bagi Operator SPA
Kebutuhan
No Uraian Kondisi Eksisting Ket
2015 2016 2017 2018 2019
ada/bentuk kontribusi, Persampahan;
dll) - Pengadaan tempat sampah terpilah - 5000 5000 5000 5000
untuk rumah tangga
- Penyuluhan dan Bimbingan kepada - 1 1 1 1
masyarakat disekitar TPA
II Aspek Teknis
E. Teknis Operasional
1. Perencanaan (Dokumen - Studi AMDAL bagi TPA belum ada; 1 - - - -
MP, FS, DED) - Penyusunan Master Plan 1 - - - -
Persampahan Skala Kota;
- Studi Manajemen Pengelolaan 1 - - - -
Persampahan
- Penyusunan Rencana Usaha 1 - - - -
(Business Plan) Persampahan
- Fasilitasi Kerjasama dengan Dunia 1 - - - -
usaha/Lembaga;
- Outsourcing Pengelolaan 1 - - - -
Persampahan;
- Pemantauan dan Evaluasi 1 - - - -
Pelaksanaan Pengembangan
Kebijakan dan kinerja Pengelolaan
Persampahan
- Penyusunan studi kelayakan - 1 - - -
Stasiun Pengelola Antara (SPA)
- Pembebasan Lahan SPA - 1 - - -
- Perencanaan Detail (DED) SPA - 1 - - -
- Pengawasan dan Supervisi SPA - 1 - - -
2. Prasana dan Sarana
Pewadahan
- - - - - -
a. Bin/Tong Sampah
Pengumpulan :
a. Gerobak sampah 20 unit/ kondisi baik 10 25 20 20 20
b. Motor sampah 18 unit/ kondisi baik 5 10 5 5 6
Penampungan
Sementara :
a. Transfer depo -
b. Container 8 unit/Kondisi Baik
Pengangkutan :
a. Dump Truck 31 unit/ Kondisi baik 2 2 2 - -
b. Arm Roll Truck 5 unit/kondisi Baik - 1 1 2 2
c. Compactor Truck Belum Ada - - - - 1
Pengolahan :
a. Pengomposan 1 unit/ kondisi baik - - - - -
b. Komposter Skala 38 unit/ Kondisi baik
Rumah Tangga
c. Komposter Komunal 35 unit /Kondisi baik
d. TPST : 11 unit/ Kondisi baik
e. Peningkatan TPS 50 - - - -
Biasa menjadi TPS
Terpilah
f. Pembangunan TPS - 50 50 30 -
Baru
g. Pembangunan TPST 1 4 5 5 5
Baru dan Sarana
Penunjang;
h. Pengawasan dan 1 4 5 5 5
Kebutuhan
No Uraian Kondisi Eksisting Ket
2015 2016 2017 2018 2019
supervisi
Pembangunan TPST
baru
i. Revitalisasi TPST
yang ada 5 6 - - -
TPA
1. Pemerosesan Akhir
a. Alat berat (excavator) 1 unit/ kondisi baik - 1 - - -
b. Loader 1 unit/ kondisi baik - 1 - - -
c. Compactor Landfill 1 unit/ kondisi baik - 1 - - -
d. Lahan TPA 13 ha - - - - 30 Ha
e. Jembatan Timbang Belum Ada - 1 - - -
2. Fasilitas umum
a. Jalan masuk 300 m - - - - -
b. Air bersih Belum Ada - - - - 1
c. Kantor Ada - - - - -
3. Pengendalian
pencemaran di TPA
a. Lapisan kedap air Belum ada - 1 - - -
b. Perpipaan pengumpul Ada - - - - -
lindi
c. Instalasi pengolahan Ada/ 1 unit 1 1 1 1 1
lindi
d. Buffer zone Ada - - - - -
e. Perpipaan gas metan Ada 1 1 - - -
f. Sumur monitoring Ada - 1 1 1 1
g. Drainase air hujan Belum Ada - - 1 - -
4. Sarana penunjang
a. Jalan operasi Ada - - - - -
b. Pos jaga Ada - - - - -
c. Bengkel, garasi, Ada - - - - -
tempat cuci Ada - - - 1 -
kendaraan
d. Tanah penutup Ada - - - - -
e. Ruang Laboratorium Belum Ada 1 - - - -
f. Mesin Pemilah Belum Ada - - 1 1 1
Sampah di TPA
6.2.2.3. Drainase
6.2.2.3.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup
6.2.2.3.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan
Drainase
A. Isu Strategis Pengembangan Drainase
Isu-isu strategis dalam pengelolaan Sistem Drainase Perkotaan di Indonesia
antara lain:
1. Belum adanya ketegasan fungsi sistem drainase
Belum ada ketegasan fungsi saluran drainase, untuk mengalirkan kelebihan air
permukaan/mengalirkan air hujan, apakah juga berfungsi sebagai saluran air
limbah permukiman (“grey water”). Sedangkan fungsi dan karakteristik sistem
drainase berbeda dengan air limbah, yang tentunya akan membawa masalah
pada daerah hilir aliran. Apalagi kondisi ini akan diperparah bila ada sampah
yang dibuang ke saluran akibat penanganan sampah secara potensial oleh
pengelola sampah dan masyarakat.
2. Pengendalian debit puncak
Untuk daerah-daerah yang relatif sangat padat bangunan sehingga
mengurangi luasan air untuk meresap, perlu dibuatkan aturan untuk
menyiapkan penampungan air sementara untuk menghindari aliran puncak.
Penampungan- penampungan tersebut dapat dilakukan dengan membuat
sumur-sumur resapan, kolam-kolam retensi di atap-atap gedung, didasar-
dasar bangunan, waduk, lapangan, yang selanjutnya di atas untuk dialirkan
secara bertahap.
3. Kelengkapan perangkat peraturan
Aspek hukum yang harus dipertimbangkan dalam rencana penanganan
drainase permukiman di daerah adalah:
Peraturan Daerah mengenai ketertiban umum perlu disiapkan seperti
pencegahan pengambilan air tanah secara besar-besaran, pembuangan
sampah di saluran, pelarangan pengurugan lahan basah dan penggunaan
daerah resapan air (wet land), termasuk sanksi yang diterapkan.
Peraturan koordinasi dengan utilitas kota lainnya seperti jalur, kedalaman,
posisinya, agar dapat saling menunjang kepentingan masing-masing.
Kejelasan keterlibatan masyarakat dan swasta, sehingga masyarakat dan
swasta dapat mengetahui tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.
Bentuk dan struktur organisasi, uraian tugas dan kualitas personil yang
dibutuhkan dalam penanganan drainase harus di rumuskan dalam
peraturan daerah.
4. Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta
Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan
saluran drainase terlihat dari masih banyaknya masyarakat yang membuang
sampah ke dalam saluran drainase, kurang peduli dalam perawatan saluran,
maupun penutupan saluran drainase dan pengalihan fungsi saluran drainase
sebagai bangunan, kolam ikan dll.
5. Kemampuan Pembiayaan
Kemampuan pendanaan terutama berkaitan dengan rendahnya alokasi
pendanaan dari pemerintah daerah yang merupakan akibat dari rendahnya
skala prioritas penanganan pengelolaan drainase baik dari segi pembangunan
maupun biaya operasi dan pemeliharaan. Permasalahan pendanaan secara
keseluruhan berdampak pada buruknya kualitas pengelolaan drainase
perkotaan.
6. Penanganan Drainase Belum Terpadu
Pembangunan sistem drainase utama dan lokal yang belum terpadu, terutama
masalah peil banjir, disain kala ulang, akibat banjir terbatasnya masterplan
drainase sehingga pengembang tidak punya acuan untuk sistem lokal yang
berakibat pengelolaan sifatnya hanya pertial di wilayah yang
dikembangkannya saja.
Sedangkan isu-isu strategis dalam pengelolaan sistem drainase di Kota
Kendari meliputi :
A. Aspek Teknis
1. Belum Adanya Target Pengelolaan drainase skala kota
2. Pembangunan Drainase tidak sesuai standar kelayakan teknis, lingkungan
dan ekonomi;
3. Pembangunan drainase tersier tidak terintegrasi dengan drainase
sekunder dan primer;
B. Aspek Non Teknis
1. Aspek Kebijakan, Belum adanya perda mengenai kewajiban dan sanksi
bagi Pengembang atau masyarakat dalam menyediakan sarana drainase
tersier dan belum ada aturan/sanksi bagi masyarakat dalam memelihara
drainase;
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015 VI - 159
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Gbr. 6.19 Drainase yang tersumbat, sehingga Gbr. 6.20 Drainase yang penuh dengan kotoran
meluap sampah dan bahan bangunan
Secara garis besar kapasitas tampung saluran drainase di Kota Kendari tidak
mampu untuk menampung debit banjir yang terjadi, terdapat beberapa saluran
eksisting yang perlu mendapat perhatian serius karena sudah tidak mampu
menampung debit banjir yang terjadi, memang ada beberapa kasus yang terjadi
karena saluran terjadi pendangkalan/penimbunan lumpur/sampah, kerusakan
saluran maupun karena pada beberapa tempat di sepanjang bantaran
sungai/saluran drainase dimanfaatkan untuk keperluan sosial kemasyarakatan dan
keperluan pribadi. Beberapa titik banjir atau daerah rawan genangan di Kota
Kendari seperti terlihat pada gambar berikut.
Tabel 6. 72
Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase Kota Kendari Tahun 2012
P2ID RT 01 Ada
RW 06
Pemb. Saluran
sekunder jl. Data
Mekar lrg. 60 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 30.360.000
Rama Ada
(lanjutan)
Pemb. Saluran
sekunder Data
belakang 150 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 75.900.000
SMKN 01 Ada
Kendari
Pemb. Saluran Data
sekunder jl. 200 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 101.200.000
kelapa Ada
Pemb. Saluran Data
sekunder jl. 100 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 50.600.000
rambutan Ada
Pemb. Saluran
Data
sekunder jl.
169 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 85.514.000
Klengkeng
Ada
Lrg. Durian
Pemb. Saluran Data
sekunder jl. 120 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 60.720.000
Kelinci Ada
Pemb. Saluran Data
sekunder jl. 204 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 103.224.000
Durian Ada
Pemb. Saluran
Data
sekunder jl.
120 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 60.720.000
Durian Samp.
Ada
Lap. Bola
Data
Pemb. Saluran
100 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 50.600.000
sekunder
Ada
Pemb. Saluran
Data
sekunder Jl.
100 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 50.600.000
Lapambai RT
Ada
16 RW 06
Pemb. Saluran
sekunder BTN Data
Kehutanan 100 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 50.600.000
Depan Pasar Ada
Baruga
Pemb. Saluran
sekunder Jl.
Data
Boulevard RT
453.5 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 229.471.000
14 RW 04
Ada
(Belakang
Polda)
Pemb. Saluran
sekunder Jl.
Kampus Baru Data
Perum Dosen 100 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 50.600.000
Blok C,D dan Ada
E RT 06 & 07
RW 03
Pemb. Saluran Data
110 1 1 Permanen Baik 2012 APBD 55.660.000
sekunder Jl. Belum
B. Aspek Pendanaan
Sub bab ini menggambarkan Pendanaan dan pembiayaan yang digunakan terkait
sub sektor drainase bersumber dari dana APBN dan APBD Kota Kendari. Dari tabel
berikut tergambar ringkasan pendapatan dan belanja sub sektor drainase, tercatat
tidak ada pendapatan yang bersumber dari retribusi drainase, sedangkan
pendanaan pada subsektor ini dalam 5 tahun terakhir (2007-2011) rata-rata
sebesar Rp. 4,613,679,342.40,- dengan pertumbuhan mencapai 33,57%
2 Retribusi Drainase - - - - - - -
Sumber : Kajian Keuangan & Perekonomian 2012
Tabel berikut menggambarkan bahwa selama 5 tahun terakhir (2007-2011) realisasi anggaran pengelolaan drainase Kota Kendari cenderung
mengalami fluktuasi, pengganggaran terbesar terjadi pada tahun 2009 yakni sebesar Rp.6.880.814.112,-. Rata-rata penganggaran selama 5
tahun sebesar Rp 5.472.238.274,- dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 24%.
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2007-2011), besaran realisasi pengelolaan drainase mengalami fluktuasi dari tahun ketahun, pada tahun
2011, terjadi kenaikan yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya yakni sebesar 57,6%. Seluruh kegiatan dilaksanakan oleh SKPD Dinas
Pekerjaan Umum Kota Kendari.
Tabel 6.75 : Realisasi Anggaran Pengelolaan Drainase Lingkungan Setiap SKPD Kota Kendari
Realisasi anggaran (Rp.000)
No Satuan Kerja Perangkat Daerah
2007 2008 2009 2010 2011
1 Dinas PU Cipta Karya/lainnya
4.229.996.000 5.834.199.612 4.057.383.250 6.396.305.050
2.086.238.000
JUMLAH 2.086.238.000 4.229.996.000 5.834.199.612 4.057.383.250 6.396.305.050
Sumber : Kajian Keuangan & Perekonomian 2012
C. Kelembagaan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Kendari yang menangani dan terkait dalam pengelolaan drainase adalah Dinas Pekerjaan Umum
dan Dinas Kebersihan. Pada Dinas Pekerjaan Umum, penanganan drainase lingkungan melekat pada Bidang Cipta Karya yang membawahi Seksi
Pengembangan Air Bersih dan Drainase sedangkan pada Dinas Kebesihan terdapat pada Bidang Kebersihan dan Persampahan yang membawahi
Seksi Kebersihan Jalan dan Drainase.
Dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum memiliki tanggung jawab untuk menyediakan sistem drainase lingkungan yang layak bagi masyarakat
Kota Kendari. Adapun Bidang yang terkait adalah Bidang Cipta Karya, Seksi Pengembangan Air Bersih dan Drainase Dinas Pekerjaan Umum
Kota Kendari.
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
KELP JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAG UMUM & SUB BAG PERENCANAAN,
KEPEGAWAIAN PELAPORAN & KEUANGAN
SEKSI PENGEMBANGAN
SEKSI PEMBANGUNAN SEKSI PENGUJIAN
PENINGKATAN JALAN SEKSI PENGAIRAN
AIR BERSIH DAN DRAINASE DAN PERALATAN
DAN JEMBATAN
UPTD
Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Pengembangan Air Bersih dan Drainase
menyelenggarakan fungsi :
Pelaksanaan penyusunan rencana program, pengaturan, pembinaan,
pembangunan, pengawasan, dan pengelolaan air bersih dan drainase;
Pengkoordinasian rencana pembinaan dan rencana kegiatan operasional di
bidang pengembangan air bersih dan drainase terhadap satuan-satuan kerja
dan lembaga lainnya yang terkait;
Penyusunan perencanaan umum dan pembiayaan Pengembangan Air Bersih
dan Drainase;
Penyusunan rencana teknis, pemograman dan penganggaran, serta
pelaksanaan Pengembangan Air Bersih dan Drainase;
Penetapan pemenuhan kebutuhan air baku untuk kebutuhan pengembangan
SPAM;
Pengembangan SPAM untuk pemenuhan SPM;
Fasilitasi penyelenggaraan (bantuan teknis) kepada kecamatan, kelurahan,
serta kelompok masyarakat di wilayahnya dalam penyelenggaraan
pengembangan SPAM;
Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM;
Penyediaan PS air minum untuk daerah bencana dan daerah rawan air;
Penanganan Air Bersih dan/atau Drainase akibat bencana alam;
Penyelesaian masalah dan permasalahan operasionalisasi sistem drainase dan
penanggulangan banjir;
Penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan PS drainase;
Penyusunan rencana induk PS drainase;
Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. Cipta Karya
baik didalam maupun diluar organisasi.
SDM yang ada di bidang Cipta Karya berjumlah 29 orang PNS yang terdiri – dari
Gol. II sebanyak 12 orang, Gol. III sebanyak 17 orang, dari jumlah tersebut 27
orang adalah pria dan 2 orang wanita.
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
KELP
JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAG UMUM & SUB BAG PERENCANAAN,
KEPEGAWAIAN PELAPORAN &
KEUANGAN
SEKSI SEKSI
KEBERSIHAN SEKSI
JALAN DAN
PERTAMANAN
PERALATAN
DRAINASE
SEKSI SEKSI
SEKSI PEMAKAMAN PENGAWASAN
PENGANGKUTAN
& PENGOLAHAN
SAMPAH
UPTD
Gambar 6.25 Struktur Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Kendari
Sumber : Bagian Ortala Setda Kota Kendari 2012
D. Peraturan Perundangan
Dalam pengelolaan drainase lingkungan Pemerintah Kota Kendari berpijak pada
beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku baik di tingkat nasional
atau pusat, propinsi maupun daerah.
Petunjuk Teknis
1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk
Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan.
2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis Saluran
Irigasi.
Tabel 6. 76
Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kota Kendari
KETERSEDIAA
PELAKSANAAN
N
BELUM TIDAK KE
PERATURAN ADA TIDA EFEKTIF
(SEBU K DILAKSA
EFEKTIF EFEKTIF T
DILAKSA DILAKSA
TKAN) ADA NAKAN
NAKAN NAKAN
•
Target Capaian Pelayanan
Pengelolaan Drainase √
Lingkungan di Kota Kendari
Drainase 2003
1 NUSSP BKM √ - - √ √ √
Lingkungan s/d 2010
Drainase PNPM Mandiri 2006
2 BKM √ - - √ √ √
Lingkungan Perkotaan s/d 2012
Sumber : Data Kelurahan
Tabel 6. 78 :
Permasalahan Pengelolaan Sistem Drainase Yang Dihadapi
Kota Kendari
Tindakan
Aspek Pengelolaan Permasalahan Yang
No Yang Sudah
Air Limbah Dihadapi Yang Sedang Dilakukan
Dilakukan
I Aspek Non Teknis
A. Kelembagaan
- Bentuk Organisasi - Dinas Setingkat Eselon Dinas Setingkat Dinas Setingkat Eselon II
II Eselon II
- SKPD terkait belum
maksimal dalam
melakukan
perencanaan,
pengadaan sarana,
pengelolaan,
pengaturan dan
pembinaan serta
monitoring dan evaluasi
kegiatan pembangunan
drainase
- Tata Laksana Belum spesifiknya tugas Pembagian Tugas Program
(Tupoksi, SOP dll) dan fungsi antara Dinas dan fungsi pada pembersihan/normaliasasi
kebersihan dan Dinas PU SKPD terkait yaitu Kali/sungai diseluruh
berkaitan dengan Dinas Kebersihan lokasi yang rawan
Drainase dan Dinas PU Drainase
- Kualitas dan Belum Memadai Mengikuti pelatihan Mengikuti pelatihan
Kuantitas SDM perencanaan dan perencanaan dan
pengawasan pengawasan
B. Perundangan Terkait Belum adanya penerapan Sosialisasi Denda Penerapan sanksi denda
Sektor Air Limbah sanksi yang tegas bagi bagi yang bagi masyarakat yang
(Perda, Pergub, masyarakat yang membuang sampah membuang sampah
Perbub/Perwali, dst) membuang sampah
C. Pembiayaan
- Sumber-sumber Anggaran Pembangunan - Mengalokasikan Mencari sumber – sumber
Pembiayaan & pengelolaan drainase dana APBD untuk pembiayaan dari (APBN)
terbatas kegiatan dan dari dunia usaha
Drainase melalui CSR.
- Mencari sumber –
sumber
pembiayaan dari
pusat (APBN)
D. Peran Serta - Perilaku warga yang Sosialisasi tentang Program kebersihan
Masyarakat masih sering membuang hidup sehat dengan jumat bersih yang
sampah dan air limbah membuang sampah dilakukan oleh seluruh
ke drainase pada tempatnya lapisan masyarakat
Tindakan
Aspek Pengelolaan Permasalahan Yang
No Yang Sudah
Air Limbah Dihadapi Yang Sedang Dilakukan
Dilakukan
Prasarana
a. Saluran
- Primer - Masih banyak yang - Pengerukan - Pengerukan Normalisasi
belum di normalisasi; Normalisasi kali/ kali/ sungai;
- Pendanaan Program sungai; - Permanenkan
Drainase yang masih - Dikerjakan Biaya
terbatas APBD
- Sekunder - Pembangunan drainase Re design ulang Pembangunan Drainase
sekunder tidak sistem
terintegrasi dengan perencanaan
drainase primer drainase yang ada
b. Turap
c. Bangunan Pelengkap Tidak Ada Telah ada yang Mendata kawasan yang
(gorong-gorong, dibangun gorong- perlu dibangun gorong-
pintu air, pompa gorong secara gorong baru.
talang, dst) permanen
d. Waduk, Kolam Belum Ada waduk yang Mengalokasikan Tetap Mengalokasikan
Retensi, Sumur berfungsi untuk Program Program pembuatan
Resapan menampung kelebihan air pembuatan sumur sumur resapan warga
hujan, begitu pula sumur resapan warga
resapan masih kurang
Tabel 6. 79 :
Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Pengelolaan Drainase
Kondisi Kebutuhan
No Uraian Ket
Eksisting 2015 2016 2017 2018 2019
I Aspek Non Teknik
A. Peraturan Terkait Sektor Drainase
Penyusunan Perda tentang Belum 1 - - - -
Pengelolaan, Pengawasan dan Ada
Pengendalian Sistem Drainase yang
Berwawasan Lingkungan
Sosialisasi Perda Pengelolaan Sistem Belum 1 1 1 - -
Drainase yang Berwawasan Ada
Lingkungan
B. Kelembagaan
- Ketersediaan Tata Laksana
(Tupoksi, SOP, dll)
- Kualitas dan Kuantitas SDM :
1. Pelatihan Teknis Pengelolaan 1 1 1 1 1
Belum
Drainase;
Ada
2. Bantek Pengelolaan Drainase 1 1 1 1 1
C. Pembiayaan
- Sumber Pembiayaan
D. Peran Serta Masyarakat dan Swasta :
a. Melakukan kegiatan-kegiatan dalam 1 1 1 1 -
rangka penyadaran masyarakat
dalam pemanfaatan dan
pemeliharaan drainase;
Kondisi Kebutuhan
No Uraian Ket
Eksisting 2015 2016 2017 2018 2019
Saluran dan Gorong-gorong
Drainase Primer yang Berwawasan
Lingkungan;
2. Sosialisasi Rencana Pembangunan 1 1 1 1 -
Saluran dan Gorong-gorong
Drainase Primer yang Berwawasan
Lingkungan
3. Pembebasan lahan 1 1 1 1 -
4. Pembangunan Saluran dan Gorong- 1 1 1 1 -
gorong Drainase Primer yang
Berwawasan Lingkungan
5. Supervisi Pembangunan Saluran 1 1 1 1 -
dan Gorong-gorong Drainase Primer
yang Berwawasan Lingkungan
6. Monitoring dan evaluasi 1 1 1 1 -
Rehabilitasi Saluran Drainase Primer
1. Perencanaan Teknis Rehabilitasi 1 1 1 1 -
Saluran dan Gorong-gorong
Drainase Primer yang Berwawasan
Lingkungan
2. Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi 1 1 1 1 -
Saluran dan Gorong-gorong
Drainase Primer yang Berwawasan
Lingkungan
3. Supervisi Pelaksanaan Pekerjaan 1 1 1 1 -
Rehabilitasi Saluran dan Gorong-
gorong Drainase Primer yang
Berwawasan Lingkungan
b. Saluran Sekunder :
Pembangunan Saluran Drainase
Sekunder :
1. Perencanaan Teknis Pembangunan 1 1 1 1 1
Saluran dan Gorong-gorong
Drainase sekunder yang
Berwawasan Lingkungan;
2. Sosialisasi Rencana Pembangunan 1 1 1 1 -
Saluran dan Gorong-gorong
Drainase Sekunder yang
Berwawasan Lingkungan
3. Pembebasan lahan 1 1 1 1 -
4. Pembangunan Saluran dan Gorong- 1 1 1 1 1
gorong Drainase Sekunder yang
Berwawasan Lingkungan
5. Supervisi Pembangunan Saluran 1 1 1 1 1
dan Gorong-gorong Drainase
Sekunder yang Berwawasan
Lingkungan
6. Monitoring dan evaluasi 1 1 1 1 1
Rehabilitasi Saluran Drainase
Sekunder
1. Perencanaan Teknis Rehabilitasi 1 1 1 1 -
Saluran dan Gorong-gorong
Drainase Sekunder yang
Berwawasan Lingkungan
2. Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi 1 1 1 1 -
Saluran dan Gorong-gorong
Drainase Sekunder yang
Berwawasan Lingkungan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015 VI - 177
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Kondisi Kebutuhan
No Uraian Ket
Eksisting 2015 2016 2017 2018 2019
3. Supervisi Pelaksanaan Pekerjaan 1 1 1 1 -
Rehabilitasi Saluran dan Gorong-
gorong Drainase Sekunder yang
Berwawasan Lingkungan
c. Saluran Tersier :
Pembangunan Saluran Drainase
Tersier/Lingkungan
1. Perencanaan Teknis Pembangunan 1 1 1 1 1
Saluran Drainase Lingkungan
2. Pembangunan Saluran Drainase 1 1 1 1 1
Lingkungan
3. Supervisi Pembangunan Saluran 1 1 1 1 1
Drainase Lingkungan
4. Monitoring dan evaluasi 1 1 1 1 1
Rehabilitasi Saluran Drainase Tersier
1. Perencanaan Teknis Rehabilitasi 1 - - - -
Saluran dan Gorong-gorong
Drainase Tersier yang Berwawasan
Lingkungan
2. Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi 1 1 1 1 -
Saluran dan Gorong-gorong
Drainase Tersier yang Berwawasan
Lingkungan
3. Supervisi Pelaksanaan Pekerjaan 1 1 1 1 -
Rehabilitasi Saluran dan Gorong-
gorong Drainase Tersier yang
Berwawasan Lingkungan.
3. Sarana dan Prasarana Pemeliharaan
Sungai/Kali dan Pengendalian Banjir
1. Pembuatan Bozzom dan Kolam 1 1 1 1 -
Retensi
2. Pembuatan Sumur dan Kolam 50 50 50 50 -
Resapan
3. Pemasangan Trash rack 1 1 -
4. Pembuatan Pompa dan Rumah 1 1 -
Pompa
5. Pembuatan pintu Air 1 1 -
6. Pembuatan Bio Pori 100 100 150 150 -
7. Pembuatan Bangunan penangkap 1 1 -
pasir
Sumber : Strategi Sanitasi Kota Kendari 2012
Tabel 6. 80 :
Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan PLP Kota Kendari
Kec.Kambu Kali
Hidayatullah
Pembangunan Infrastruktur Kali Samping
Drainase Primer Kawasan Bengkel 1 Kws 625.000 - - 62.500 - - - - - - √ -
Kec.Kambu Ocean
Pembangunan Infrastruktur Kali Asrama
Drainase Primer Kawasan Haji – Sungai 1 Kws 2.395.000 - - 239.500 - - - - - - - √
Kec.Wua – wua Wanggu
Pembangunan Infrastruktur
Drainase Primer Kawasan Kali Labibia 1 Kws 625.000 - - 62.500 - - - - - - - √
Watulondo
Pembangunan Infrastruktur
Jalan Sao –
Drainase Primer Kawasan 1 Kws 3.063.000 - - 306.300 - - - - - - - √
sao
Kec.Kadia
Pembangunan Infrastruktur Kali BTN
Drainase Primer Kawasan Kendari 1 Kws 625.000 - - 62.500 - - - - - - - √
Kec. Kambu Permai
Pembangunan Infrastruktur
Kali Samping
Drainase Primer Kawasan 1 Kws 563.000 - - 56.300 - - - - - - - √
Ktr BPN
Kec.Kambu
Pembangunan Infrastruktur Kawasan
Drainase Primer Kawasan Jalan 1 Kws 4.594.000 - - 459.400 - - - - - - - √
Kec.Wua – wua Sorumba
Pembangunan Infrastruktur
Labibia/Man
MCK Komunal ++ 1 Kws - - - 28.000 - 280.000 - - √ - - -
donga
(DAK)/Pendamping DAK
Pembangunan Infrastruktur
MCK Komunal ++ Lapulu/Abeli 1 Kws - - - 28.000 - 280.000 - - √ - - - -
(DAK)/Pendamping DAK
Pembangunan Infrastruktur
Bungkutoko/
MCK Komunal ++ 1 Kws - - - 56.000 - 560.000 - - √ - - - -
Abeli
(DAK)/Pendamping DAK
Pembangunan Sistem
Jaringan Air Limbah Mataiwoi/Wu
1 Kws - - - 32.000 - 320.000 - - √ - - - -
Komunal a-wua
(DAK)/Pendamping DAK
Pembangunan Sistem
Jaringan Air Limbah
Kadia/Kadia 1 Kws - - - 32.000 - 320.000 - - √ - - - -
Komunal
(DAK)/Pendamping DAK
Pembangunan Infrastruktur
Watubangga
Tangki Septik Komunal 1 Kws - - - 25.000 - 250.000 - - √ - - - -
/Baruga
(DAK)/Pendamping DAK
Pembangunan Infrastruktur
Puunggolaka
Tangki Septik Komunal 1 Kws - - - 25.000 250.000 - - √ - - - -
/puuwatu
(DAK)/Pendamping DAK
Peningkatan Kapasitas SDM dalam
Pengelolaan Air Limbah
3. Infrastruktur Tempat Pemrosesan
Akhir Sampah
- Pengecatan Bangunan Kawasan TPA
1 Kws - - - - - - - √ - - - -
TPA Puuwatu 9.240
Kawasan TPA
- Pembersihan Kolam Lindi Puuwatu
2 Unit - - -
6.600
- - - - √ - - - -
Puuwatu 50.000
Kawasan TPA
Area Landfill TPA Puuwatu
1 pkt - - -
270.000
- - - - √ - - - -
6.2.2.3. Drainase
6.2.2.3.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup
6.2.2.3.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan
Drainase
A. Isu Strategis Pengembangan Drainase
Isu-isu strategis dalam pengelolaan Sistem Drainase Perkotaan di Indonesia
antara lain:
1. Belum adanya ketegasan fungsi sistem drainase
Belum ada ketegasan fungsi saluran drainase, untuk mengalirkan kelebihan air
permukaan/mengalirkan air hujan, apakah juga berfungsi sebagai saluran air
limbah permukiman (“grey water”). Sedangkan fungsi dan karakteristik sistem
drainase berbeda dengan air limbah, yang tentunya akan membawa masalah
pada daerah hilir aliran. Apalagi kondisi ini akan diperparah bila ada sampah
yang dibuang ke saluran akibat penanganan sampah secara potensial oleh
pengelola sampah dan masyarakat.
2. Pengendalian debit puncak
Untuk daerah-daerah yang relatif sangat padat bangunan sehingga
mengurangi luasan air untuk meresap, perlu dibuatkan aturan untuk
menyiapkan penampungan air sementara untuk menghindari aliran puncak.
Penampungan- penampungan tersebut dapat dilakukan dengan membuat
sumur-sumur resapan, kolam-kolam retensi di atap-atap gedung, didasar-
dasar bangunan, waduk, lapangan, yang selanjutnya di atas untuk dialirkan
secara bertahap.
3. Kelengkapan perangkat peraturan
Aspek hukum yang harus dipertimbangkan dalam rencana penanganan
drainase permukiman di daerah adalah:
Peraturan Daerah mengenai ketertiban umum perlu disiapkan seperti
pencegahan pengambilan air tanah secara besar-besaran, pembuangan
sampah di saluran, pelarangan pengurugan lahan basah dan penggunaan
daerah resapan air (wet land), termasuk sanksi yang diterapkan.
Peraturan koordinasi dengan utilitas kota lainnya seperti jalur, kedalaman,
posisinya, agar dapat saling menunjang kepentingan masing-masing.
Kejelasan keterlibatan masyarakat dan swasta, sehingga masyarakat dan
swasta dapat mengetahui tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.
Bentuk dan struktur organisasi, uraian tugas dan kualitas personil yang
dibutuhkan dalam penanganan drainase harus di rumuskan dalam
peraturan daerah.
4. Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta
Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan
saluran drainase terlihat dari masih banyaknya masyarakat yang membuang
sampah ke dalam saluran drainase, kurang peduli dalam perawatan saluran,
maupun penutupan saluran drainase dan pengalihan fungsi saluran drainase
sebagai bangunan, kolam ikan dll.
5. Kemampuan Pembiayaan
Kemampuan pendanaan terutama berkaitan dengan rendahnya alokasi
pendanaan dari pemerintah daerah yang merupakan akibat dari rendahnya
skala prioritas penanganan pengelolaan drainase baik dari segi pembangunan
maupun biaya operasi dan pemeliharaan. Permasalahan pendanaan secara
keseluruhan berdampak pada buruknya kualitas pengelolaan drainase
perkotaan.
6. Penanganan Drainase Belum Terpadu
Pembangunan sistem drainase utama dan lokal yang belum terpadu, terutama
masalah peil banjir, disain kala ulang, akibat banjir terbatasnya masterplan
drainase sehingga pengembang tidak punya acuan untuk sistem lokal yang
berakibat pengelolaan sifatnya hanya pertial di wilayah yang
dikembangkannya saja.
Sedangkan isu-isu strategis dalam pengelolaan sistem drainase di Kota
Kendari meliputi :
A. Aspek Teknis
1. Belum Adanya Target Pengelolaan drainase skala kota
2. Pembangunan Drainase tidak sesuai standar kelayakan teknis, lingkungan
dan ekonomi;
3. Pembangunan drainase tersier tidak terintegrasi dengan drainase
sekunder dan primer;
B. Aspek Non Teknis
1. Aspek Kebijakan, Belum adanya perda mengenai kewajiban dan sanksi
bagi Pengembang atau masyarakat dalam menyediakan sarana drainase
tersier dan belum ada aturan/sanksi bagi masyarakat dalam memelihara
drainase;
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015 VI - 159
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Gbr. 6.19 Drainase yang tersumbat, sehingga Gbr. 6.20 Drainase yang penuh dengan kotoran
meluap sampah dan bahan bangunan
Secara garis besar kapasitas tampung saluran drainase di Kota Kendari tidak
mampu untuk menampung debit banjir yang terjadi, terdapat beberapa saluran
eksisting yang perlu mendapat perhatian serius karena sudah tidak mampu
menampung debit banjir yang terjadi, memang ada beberapa kasus yang terjadi
karena saluran terjadi pendangkalan/penimbunan lumpur/sampah, kerusakan
saluran maupun karena pada beberapa tempat di sepanjang bantaran
sungai/saluran drainase dimanfaatkan untuk keperluan sosial kemasyarakatan dan
keperluan pribadi. Beberapa titik banjir atau daerah rawan genangan di Kota
Kendari seperti terlihat pada gambar berikut.
Tabel 6. 72
Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase Kota Kendari Tahun 2012
P2ID RT 01 Ada
RW 06
Pemb. Saluran
sekunder jl. Data
Mekar lrg. 60 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 30.360.000
Rama Ada
(lanjutan)
Pemb. Saluran
sekunder Data
belakang 150 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 75.900.000
SMKN 01 Ada
Kendari
Pemb. Saluran Data
sekunder jl. 200 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 101.200.000
kelapa Ada
Pemb. Saluran Data
sekunder jl. 100 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 50.600.000
rambutan Ada
Pemb. Saluran
Data
sekunder jl.
169 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 85.514.000
Klengkeng
Ada
Lrg. Durian
Pemb. Saluran Data
sekunder jl. 120 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 60.720.000
Kelinci Ada
Pemb. Saluran Data
sekunder jl. 204 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 103.224.000
Durian Ada
Pemb. Saluran
Data
sekunder jl.
120 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 60.720.000
Durian Samp.
Ada
Lap. Bola
Data
Pemb. Saluran
100 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 50.600.000
sekunder
Ada
Pemb. Saluran
Data
sekunder Jl.
100 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 50.600.000
Lapambai RT
Ada
16 RW 06
Pemb. Saluran
sekunder BTN Data
Kehutanan 100 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 50.600.000
Depan Pasar Ada
Baruga
Pemb. Saluran
sekunder Jl.
Data
Boulevard RT
453.5 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 229.471.000
14 RW 04
Ada
(Belakang
Polda)
Pemb. Saluran
sekunder Jl.
Kampus Baru Data
Perum Dosen 100 1 1 Belum Permanen Baik 2012 APBD 50.600.000
Blok C,D dan Ada
E RT 06 & 07
RW 03
Pemb. Saluran Data
110 1 1 Permanen Baik 2012 APBD 55.660.000
sekunder Jl. Belum
B. Aspek Pendanaan
Sub bab ini menggambarkan Pendanaan dan pembiayaan yang digunakan terkait
sub sektor drainase bersumber dari dana APBN dan APBD Kota Kendari. Dari tabel
berikut tergambar ringkasan pendapatan dan belanja sub sektor drainase, tercatat
tidak ada pendapatan yang bersumber dari retribusi drainase, sedangkan
pendanaan pada subsektor ini dalam 5 tahun terakhir (2007-2011) rata-rata
sebesar Rp. 4,613,679,342.40,- dengan pertumbuhan mencapai 33,57%
2 Retribusi Drainase - - - - - - -
Sumber : Kajian Keuangan & Perekonomian 2012
Tabel berikut menggambarkan bahwa selama 5 tahun terakhir (2007-2011) realisasi anggaran pengelolaan drainase Kota Kendari cenderung
mengalami fluktuasi, pengganggaran terbesar terjadi pada tahun 2009 yakni sebesar Rp.6.880.814.112,-. Rata-rata penganggaran selama 5
tahun sebesar Rp 5.472.238.274,- dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 24%.
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2007-2011), besaran realisasi pengelolaan drainase mengalami fluktuasi dari tahun ketahun, pada tahun
2011, terjadi kenaikan yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya yakni sebesar 57,6%. Seluruh kegiatan dilaksanakan oleh SKPD Dinas
Pekerjaan Umum Kota Kendari.
Tabel 6.75 : Realisasi Anggaran Pengelolaan Drainase Lingkungan Setiap SKPD Kota Kendari
Realisasi anggaran (Rp.000)
No Satuan Kerja Perangkat Daerah
2007 2008 2009 2010 2011
1 Dinas PU Cipta Karya/lainnya
4.229.996.000 5.834.199.612 4.057.383.250 6.396.305.050
2.086.238.000
JUMLAH 2.086.238.000 4.229.996.000 5.834.199.612 4.057.383.250 6.396.305.050
Sumber : Kajian Keuangan & Perekonomian 2012
C. Kelembagaan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Kendari yang menangani dan terkait dalam pengelolaan drainase adalah Dinas Pekerjaan Umum
dan Dinas Kebersihan. Pada Dinas Pekerjaan Umum, penanganan drainase lingkungan melekat pada Bidang Cipta Karya yang membawahi Seksi
Pengembangan Air Bersih dan Drainase sedangkan pada Dinas Kebesihan terdapat pada Bidang Kebersihan dan Persampahan yang membawahi
Seksi Kebersihan Jalan dan Drainase.
Dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum memiliki tanggung jawab untuk menyediakan sistem drainase lingkungan yang layak bagi masyarakat
Kota Kendari. Adapun Bidang yang terkait adalah Bidang Cipta Karya, Seksi Pengembangan Air Bersih dan Drainase Dinas Pekerjaan Umum
Kota Kendari.
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
KELP JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAG UMUM & SUB BAG PERENCANAAN,
KEPEGAWAIAN PELAPORAN & KEUANGAN
SEKSI PENGEMBANGAN
SEKSI PEMBANGUNAN SEKSI PENGUJIAN
PENINGKATAN JALAN SEKSI PENGAIRAN
AIR BERSIH DAN DRAINASE DAN PERALATAN
DAN JEMBATAN
UPTD
Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Pengembangan Air Bersih dan Drainase
menyelenggarakan fungsi :
Pelaksanaan penyusunan rencana program, pengaturan, pembinaan,
pembangunan, pengawasan, dan pengelolaan air bersih dan drainase;
Pengkoordinasian rencana pembinaan dan rencana kegiatan operasional di
bidang pengembangan air bersih dan drainase terhadap satuan-satuan kerja
dan lembaga lainnya yang terkait;
Penyusunan perencanaan umum dan pembiayaan Pengembangan Air Bersih
dan Drainase;
Penyusunan rencana teknis, pemograman dan penganggaran, serta
pelaksanaan Pengembangan Air Bersih dan Drainase;
Penetapan pemenuhan kebutuhan air baku untuk kebutuhan pengembangan
SPAM;
Pengembangan SPAM untuk pemenuhan SPM;
Fasilitasi penyelenggaraan (bantuan teknis) kepada kecamatan, kelurahan,
serta kelompok masyarakat di wilayahnya dalam penyelenggaraan
pengembangan SPAM;
Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM;
Penyediaan PS air minum untuk daerah bencana dan daerah rawan air;
Penanganan Air Bersih dan/atau Drainase akibat bencana alam;
Penyelesaian masalah dan permasalahan operasionalisasi sistem drainase dan
penanggulangan banjir;
Penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan PS drainase;
Penyusunan rencana induk PS drainase;
Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. Cipta Karya
baik didalam maupun diluar organisasi.
SDM yang ada di bidang Cipta Karya berjumlah 29 orang PNS yang terdiri – dari
Gol. II sebanyak 12 orang, Gol. III sebanyak 17 orang, dari jumlah tersebut 27
orang adalah pria dan 2 orang wanita.
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
KELP
JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAG UMUM & SUB BAG PERENCANAAN,
KEPEGAWAIAN PELAPORAN &
KEUANGAN
SEKSI SEKSI
KEBERSIHAN SEKSI
JALAN DAN
PERTAMANAN
PERALATAN
DRAINASE
SEKSI SEKSI
SEKSI PEMAKAMAN PENGAWASAN
PENGANGKUTAN
& PENGOLAHAN
SAMPAH
UPTD
Gambar 6.25 Struktur Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Kendari
Sumber : Bagian Ortala Setda Kota Kendari 2012
D. Peraturan Perundangan
Dalam pengelolaan drainase lingkungan Pemerintah Kota Kendari berpijak pada
beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku baik di tingkat nasional
atau pusat, propinsi maupun daerah.
Petunjuk Teknis
1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk
Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan.
2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis Saluran
Irigasi.
Tabel 6. 73
Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kota Kendari
KETERSEDIAA
PELAKSANAAN
N
BELUM TIDAK KE
PERATURAN ADA TIDA EFEKTIF
(SEBU K DILAKSA
EFEKTIF EFEKTIF T
DILAKSA DILAKSA
TKAN) ADA NAKAN
NAKAN NAKAN
•
Target Capaian Pelayanan
Pengelolaan Drainase √
Lingkungan di Kota Kendari
Drainase 2003
1 NUSSP BKM √ - - √ √ √
Lingkungan s/d 2010
Drainase PNPM Mandiri 2006
2 BKM √ - - √ √ √
Lingkungan Perkotaan s/d 2012
Sumber : Data Kelurahan
Tabel 6. 74 :
Permasalahan Pengelolaan Sistem Drainase Yang Dihadapi
Kota Kendari
Tindakan
Aspek Pengelolaan Permasalahan Yang
No Yang Sudah
Air Limbah Dihadapi Yang Sedang Dilakukan
Dilakukan
I Aspek Non Teknis
A. Kelembagaan
- Bentuk Organisasi - Dinas Setingkat Eselon Dinas Setingkat Dinas Setingkat Eselon II
II Eselon II
- SKPD terkait belum
maksimal dalam
melakukan
perencanaan,
pengadaan sarana,
pengelolaan,
pengaturan dan
pembinaan serta
monitoring dan evaluasi
kegiatan pembangunan
drainase
- Tata Laksana Belum spesifiknya tugas Pembagian Tugas Program
(Tupoksi, SOP dll) dan fungsi antara Dinas dan fungsi pada pembersihan/normaliasasi
kebersihan dan Dinas PU SKPD terkait yaitu Kali/sungai diseluruh
berkaitan dengan Dinas Kebersihan lokasi yang rawan
Drainase dan Dinas PU Drainase
- Kualitas dan Belum Memadai Mengikuti pelatihan Mengikuti pelatihan
Kuantitas SDM perencanaan dan perencanaan dan
pengawasan pengawasan
B. Perundangan Terkait Belum adanya penerapan Sosialisasi Denda Penerapan sanksi denda
Sektor Air Limbah sanksi yang tegas bagi bagi yang bagi masyarakat yang
(Perda, Pergub, masyarakat yang membuang sampah membuang sampah
Perbub/Perwali, dst) membuang sampah
C. Pembiayaan
- Sumber-sumber Anggaran Pembangunan - Mengalokasikan Mencari sumber – sumber
Pembiayaan & pengelolaan drainase dana APBD untuk pembiayaan dari (APBN)
terbatas kegiatan dan dari dunia usaha
Drainase melalui CSR.
- Mencari sumber –
sumber
pembiayaan dari
pusat (APBN)
D. Peran Serta - Perilaku warga yang Sosialisasi tentang Program kebersihan
Masyarakat masih sering membuang hidup sehat dengan jumat bersih yang
sampah dan air limbah membuang sampah dilakukan oleh seluruh
ke drainase pada tempatnya lapisan masyarakat
Tindakan
Aspek Pengelolaan Permasalahan Yang
No Yang Sudah
Air Limbah Dihadapi Yang Sedang Dilakukan
Dilakukan
Prasarana
a. Saluran
- Primer - Masih banyak yang - Pengerukan - Pengerukan Normalisasi
belum di normalisasi; Normalisasi kali/ kali/ sungai;
- Pendanaan Program sungai; - Permanenkan
Drainase yang masih - Dikerjakan Biaya
terbatas APBD
- Sekunder - Pembangunan drainase Re design ulang Pembangunan Drainase
sekunder tidak sistem
terintegrasi dengan perencanaan
drainase primer drainase yang ada
b. Turap
c. Bangunan Pelengkap Tidak Ada Telah ada yang Mendata kawasan yang
(gorong-gorong, dibangun gorong- perlu dibangun gorong-
pintu air, pompa gorong secara gorong baru.
talang, dst) permanen
d. Waduk, Kolam Belum Ada waduk yang Mengalokasikan Tetap Mengalokasikan
Retensi, Sumur berfungsi untuk Program Program pembuatan
Resapan menampung kelebihan air pembuatan sumur sumur resapan warga
hujan, begitu pula sumur resapan warga
resapan masih kurang
Tabel 6. 75 :
Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Pengelolaan Drainase
Kondisi Kebutuhan
No Uraian Ket
Eksisting 2015 2016 2017 2018 2019
I Aspek Non Teknik
A. Peraturan Terkait Sektor Drainase
Penyusunan Perda tentang Belum 1 - - - -
Pengelolaan, Pengawasan dan Ada
Pengendalian Sistem Drainase yang
Berwawasan Lingkungan
Sosialisasi Perda Pengelolaan Sistem Belum 1 1 1 - -
Drainase yang Berwawasan Ada
Lingkungan
B. Kelembagaan
- Ketersediaan Tata Laksana
(Tupoksi, SOP, dll)
- Kualitas dan Kuantitas SDM :
1. Pelatihan Teknis Pengelolaan 1 1 1 1 1
Belum
Drainase;
Ada
2. Bantek Pengelolaan Drainase 1 1 1 1 1
C. Pembiayaan
- Sumber Pembiayaan
D. Peran Serta Masyarakat dan Swasta :
a. Melakukan kegiatan-kegiatan dalam 1 1 1 1 -
rangka penyadaran masyarakat
dalam pemanfaatan dan
pemeliharaan drainase;
Kondisi Kebutuhan
No Uraian Ket
Eksisting 2015 2016 2017 2018 2019
Saluran dan Gorong-gorong
Drainase Primer yang Berwawasan
Lingkungan;
2. Sosialisasi Rencana Pembangunan 1 1 1 1 -
Saluran dan Gorong-gorong
Drainase Primer yang Berwawasan
Lingkungan
3. Pembebasan lahan 1 1 1 1 -
4. Pembangunan Saluran dan Gorong- 1 1 1 1 -
gorong Drainase Primer yang
Berwawasan Lingkungan
5. Supervisi Pembangunan Saluran 1 1 1 1 -
dan Gorong-gorong Drainase Primer
yang Berwawasan Lingkungan
6. Monitoring dan evaluasi 1 1 1 1 -
Rehabilitasi Saluran Drainase Primer
1. Perencanaan Teknis Rehabilitasi 1 1 1 1 -
Saluran dan Gorong-gorong
Drainase Primer yang Berwawasan
Lingkungan
2. Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi 1 1 1 1 -
Saluran dan Gorong-gorong
Drainase Primer yang Berwawasan
Lingkungan
3. Supervisi Pelaksanaan Pekerjaan 1 1 1 1 -
Rehabilitasi Saluran dan Gorong-
gorong Drainase Primer yang
Berwawasan Lingkungan
b. Saluran Sekunder :
Pembangunan Saluran Drainase
Sekunder :
1. Perencanaan Teknis Pembangunan 1 1 1 1 1
Saluran dan Gorong-gorong
Drainase sekunder yang
Berwawasan Lingkungan;
2. Sosialisasi Rencana Pembangunan 1 1 1 1 -
Saluran dan Gorong-gorong
Drainase Sekunder yang
Berwawasan Lingkungan
3. Pembebasan lahan 1 1 1 1 -
4. Pembangunan Saluran dan Gorong- 1 1 1 1 1
gorong Drainase Sekunder yang
Berwawasan Lingkungan
5. Supervisi Pembangunan Saluran 1 1 1 1 1
dan Gorong-gorong Drainase
Sekunder yang Berwawasan
Lingkungan
6. Monitoring dan evaluasi 1 1 1 1 1
Rehabilitasi Saluran Drainase
Sekunder
1. Perencanaan Teknis Rehabilitasi 1 1 1 1 -
Saluran dan Gorong-gorong
Drainase Sekunder yang
Berwawasan Lingkungan
2. Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi 1 1 1 1 -
Saluran dan Gorong-gorong
Drainase Sekunder yang
Berwawasan Lingkungan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015 VI - 177
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Kondisi Kebutuhan
No Uraian Ket
Eksisting 2015 2016 2017 2018 2019
3. Supervisi Pelaksanaan Pekerjaan 1 1 1 1 -
Rehabilitasi Saluran dan Gorong-
gorong Drainase Sekunder yang
Berwawasan Lingkungan
c. Saluran Tersier :
Pembangunan Saluran Drainase
Tersier/Lingkungan
1. Perencanaan Teknis Pembangunan 1 1 1 1 1
Saluran Drainase Lingkungan
2. Pembangunan Saluran Drainase 1 1 1 1 1
Lingkungan
3. Supervisi Pembangunan Saluran 1 1 1 1 1
Drainase Lingkungan
4. Monitoring dan evaluasi 1 1 1 1 1
Rehabilitasi Saluran Drainase Tersier
1. Perencanaan Teknis Rehabilitasi 1 - - - -
Saluran dan Gorong-gorong
Drainase Tersier yang Berwawasan
Lingkungan
2. Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi 1 1 1 1 -
Saluran dan Gorong-gorong
Drainase Tersier yang Berwawasan
Lingkungan
3. Supervisi Pelaksanaan Pekerjaan 1 1 1 1 -
Rehabilitasi Saluran dan Gorong-
gorong Drainase Tersier yang
Berwawasan Lingkungan.
3. Sarana dan Prasarana Pemeliharaan
Sungai/Kali dan Pengendalian Banjir
1. Pembuatan Bozzom dan Kolam 1 1 1 1 -
Retensi
2. Pembuatan Sumur dan Kolam 50 50 50 50 -
Resapan
3. Pemasangan Trash rack 1 1 -
4. Pembuatan Pompa dan Rumah 1 1 -
Pompa
5. Pembuatan pintu Air 1 1 -
6. Pembuatan Bio Pori 100 100 150 150 -
7. Pembuatan Bangunan penangkap 1 1 -
pasir
Sumber : Strategi Sanitasi Kota Kendari 2012
KETERPADUAN PROGRAM
7 BERDASARKAN ENTITAS
Keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya sudah seharusnya dilakukan sejak
tahap perencanaan. Peran keterpaduan SPPIP, RPKPP, RISPAM, SSK, RTBL, dan RPI2-
JM menjadi sangat penting sebagai dasar pelaksanaan pembangunan fisik infrastruktur
bidang CK di tingkat Kabupaten/Kota.
Tabel 7.1.
Design Program Bidang Cipta Karya
ENTITAS PERKOTAAN PERDESAAN
Perikanan – Infrastruktur Rawan
Kawasan Bencana Kawasan
Perkotaan Perdesaan
– Air Limbah – Infrastruktur di Kawasan
Komunal Perbatasan
– Rusunawa – RISE/PISEW
– RPKPP – Agropolitan/Minapolitan
– Infrastruktur
permukiman
kumuh
– Infrastruktur di
Rusuna
– PNPM Perkotaan
Plus
– Infrastruktur
Rawan Bencana
Kawasan
Perkotaan
– RTBL
– RTH
– PSD Permukiman
tradisional/berseja
rah
– Bangunan dan
Lingkungan
Strategis
Pembinaan dan Pembinaan dan Pengembangan
Pengembangan Lingkungan/Komunitas Perdesaan
Lingkungan/Komunitas :
Perkotaan : – PLP‐BK/ND
Lingkungan/
– PLP‐BK/ND – SPAM Desa Rawan
Komunitas
– PNPM‐MP (P2KP) Air/Pesisir/Terpencil
– SANIMAS – PAMSIMAS
– 3R – PPIP
– RIS PNPM
Keterangan :
Program/kegiatan yang di cetak tebal (bold) adalah program/kegiatan yang bisa didanai oleh
APBN.
Tabel 7.2 FORMAT KERTERPADUAN ENTITAS PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA TA 2015-2019
Primer Kawasan Kec.Kambu Hidayatullah 125.000
TPA Puuwatu
19 Kab/Kota - Pengecatan Bangunan TPA PLP 1 Kaw 2015 - - - - 9.240 - - -
TPA Puuwatu
20 Kab/Kota - Pembersihan Kolam Lindi PLP 1 Kaw 2015 - - - - 6.600 - - -
TPA Puuwatu
21 Kab/Kota - Sewa sarana mobilitas darat PLP 1 Kaw 2015 - - - - 24.000 - - -
27.244
TPA Puuwatu
23 Kab/Kota - Pembuatan Talud TPA PLP 1 Kaw 2015 - - - - 75.000 - - -
TPA Puuwatu
24 Kab/Kota - Pengadaan Tanah urug PLP 1 Kaw 2015 - - - - 50.000 - - -
TPA Puuwatu
25 Kab/Kota Area Landfill TPA PLP 1 Kaw 2015 - - - 270.000
- - -
TPA Puuwatu
26 Kab/Kota - Pembuatan Instalasi gas Metan PLP 1 Kaw 2015 - - - 20.000
- - -
TPA Puuwatu
27 Kab/Kota - Pemeliharaan Instalasi PLP 1 Kaw 2015 - - - 30.000
- - -
TPA Puuwatu
28 Kab/Kota Gas Metan TPA Puuwatu PLP 1 Kaw 2015 - - - 50.000
- - -
TPA Puuwatu
29 Kab/Kota - Pengadaan Dinamo dan Rekayasa PLP 1 Kaw 2015 - - - 50.000
- - -
TPA Puuwatu
30 Kab/Kota Mesin Penggerak Dinamo PLP 1 Kaw 2015 - - - 50.000
- - -
TPA Puuwatu
31 Kab/Kota - Pemeliharaan Jembatan Timbang PLP 1 Kaw 2015 - - - 50.000
- - -
TPA Puuwatu
32 Kab/Kota - Pembuatan Komposter PLP 1 Kaw 2015 - - - 60.000
- - -
Pelatihan Pengelola Kebersihan
Kab/Kota Lingkungan Kota Kendari PLP 1 Kaw 2015 - - - 300.000
33 - - -
Workhop Bank Sampah
Kab/Kota Kota Kendari PLP 1 Kaw 2015 - - - 600.000
35 - - -
Bimbingan Teknis Pembuatan
Kab/Kota Kompos Kota Kendari PLP 1 Kaw 2015 - - - 200.000
36 - - -
Penyediaan PSD Kawasan
Kws. Kumuh Lalolara
Pemukiman Kumuh Lalolara Kambu 2015
Kawasan Kambu BANGKIM 1 Kawasan 2.500.000 - - - 250.000 - - -
Kota Kendari (Lanjt.)
46
Penyediaan PSD Kawasan
Kws. Kumuh Poasia
Pemukiman Kumuh Poasia Abeli 1 Kawasan 2015
47 Kawasan Abeli BANGKIM 2.000.000 - - - 200.000 - - -
Kota Kendari
Kendari (Lanjt.)
Sungai Wanggu - Ex MTQ - Ktr MTQ - Ktr Walikota
Walikota (Lanjt.)
Revitalisasi Kawasan UNSULTRA - STAIN - Benu-benua 3.000.000 300.000
STAIN - Benu-benua (Lanjt.)
Komunal ++ (DAK)/Pendamping DAK
Peningkatan Infrastruktur Tempat
Pengolahan Sampah Terpadu Mataiwoi 2017
89 Lingk/Kom PLP 1 Kws 1.000.000 - - - 100.000
Dengan Sistem 3R
- - -
Peningkatan Infrastruktur Tempat
Pengolahan Sampah Terpadu Watulondo 2018
90 Lingk/Kom PLP 1 Kws 1.000.000 - - - 100.000
Dengan Sistem 3R
- - -
Pembangunan SANIMAS Kec. Abeli
91 Lingk/Kom Abeli PLP 1 Kaw 2016 400.000 40.000
8 ASPEK LINGKUNGAN
DAN SOSIAL
8.1 Aspek Perlindungan Lingkungan
8.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Penilaian
Kesimpulan
No Kriteria
Uraian Pertimbangan *) (signifikan/Tidak
Siginifikan)
1. Perubahan Iklim - Tidak terdapat jenis
kegiatan Yang dapat
mempengaruhi perubahan
iklim secara signifikan
2. Kerusakan, kemerosotan, Pembangunan dan Pengaruh yang ditimbulkan
dan/kepunahan keanekaragaman peningkatan Drainase Pri-mer Tidak signifikan.
hayati di kawasan perkotaan akan
menyebabkan terjadinya
penebangan pohon
penghijauan di beberapa
bagian Damija.
3. Peningkatan intensitas dan - Tidak terdapat jenis
cakupan wilayah bencana banjir, kegiatan Yang dapat
longsor, kekeringan, dan/atau mempengaruhi Peningkatan
kebakaran hutan dan lahan. intensitas dan cakupan
wilayah bencana banjir,
longsor, kekeringan,
dan/atau kebakaran hutan
dan lahan.
4. Penurunan mutu dan kelimpahan - Tidak terdapat jenis
sumber daya alam kegiatan yang dapat
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015 VIII - 1
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Penilaian
Kesimpulan
No Kriteria
Uraian Pertimbangan *) (signifikan/Tidak
Siginifikan)
menyebabkan Penurunan
mutu dan kelimpahan
sumber daya alam.
5. Peningkatan alih fungsi kawasan Pembangunan dan Pening- Pengaruh yang ditimbulkan
hutan dan/atau lahan. katan Tempat Pemrosesan bersifat sementara dan
Akhir Sampah dan Tidak signifikan.
Infrastruktur Di TPA Puwatu
akan merubah 1/3 bagian
kawasan alami yang
dimanfaatkan sebagai sabuk
hijau dan perlindungan flora
fauna di kawasan TPA.
Catatan: Luas areal kawasan
TPA Puwatu (Eksisting) 12,4
ha.
6. Peningkatan jumlah penduduk - Tidak terdapat jenis
miskin atau terancamnya kegiatan yang dapat
keberlanjutan penghidupan menyebabkan Peningkatan
sekelompok masyarakat jumlah penduduk miskin
atau terancamnya
keberlanjutan penghidupan
sekelompok masyarakat.
7. Peningkatan resiko terhadap - Tidak terdapat jenis
kesehatan dan keselamatan kegiatan yang dapat
manusia menyebabkan Peningkatan
risiko terhadap kesehatan
dan keselamatan manusia.
*) didukung data dan informasi yang menjelaskan apakah kebijakan, rencana
dan/atau program yang ditapis menimbulkan risiko/dampak terhadap lingkungan
hidup
Tahap selanjutnya setelah penapisan terdapat dua kegiatan. Jika melalui proses
penapisan di atas tidak teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPI2-JM tidak
berpengaruh terhadap kriteria penapisan di atas maka berdasarkan Permen
Lingkungan Hidup No.9/2011 tentang Pedoman Umum KLHS, Tim Satgas RPI2-JM
Kabupaten/Kota dapat menyertakan Surat Pernyataan bahwa KLHS tidak perlu
dilaksanakan, dengan ditandatangani oleh Ketua Satgas RPI2-JM dengan
persetujuan BPLHD, dan dijadikan lampiran dalam dokumen RPI2-JM.
Tabel- 8.2:
Kebutuhan Analisis Perlindungan Sosial pada Program Bidang Cipta Karya
di Kota Kendari
Perlindungan Lingkungan
No. Komponen/Kegiatan Lokasi
Amdal UKL/UPL SPPLH
I Pengembangan Permukiman
1. Penyediaan PSD Kawasan Pemukiman Kws.
Kumuh Lalowara Kambu Kota Kendari Kumuh √
- -
(Lanjt.) Lalowara
Kambu
2. Lalolara √
Pengaspalan : Lorong Praja - -
Kambu
3. Lalolara √
Pengaspalan Lorong Mata Air I - -
Kambu
4. Lalolara √
Pengaspalan Lorong Patah - -
Kambu
5. Lalolara √
Pengaspalan Jalan (Jln. Perkasa) - -
Kambu
6. Lalolara √
Pengaspalan Jalan Gelatik (Lanjutan) - -
Kambu
7. Lalolara √
Pengaspalan Lr. Olala - -
Kambu
8. Lalolara √
Pengaspalan Jl. Refalina Kel. Lalolara - -
Kambu
9. Lalolara √
Pengaspalan Jl. Belibis Kel. Lalolara - -
Kambu
10. Penyediaan PSD Kawasan Pemukiman Kws.
Kumuh Lalowara Kambu Kota Kendari Kumuh √
- -
(Lanjt.) Lalowara
Kambu
Kws.
Penyediaan PSD Kawasan Pemukiman √
11. Kumuh - -
Kumuh Poasia Abeli Kota Kendari
Poasia Abeli
Penyediaan PSD Kawasan Pemukiman Kws.
12. Kumuh Lapulu Abeli Kota Kendari (Lanjt.) Kumuh
√
Lapulu - -
Abeli Kota
Kendari
13. Penyediaan PSD Kawasan Pemukiman Kws.
Kumuh Lalowara Kambu Kota Kendari Kumuh √
- -
(Lanjt.) Lalowara
Kambu
14. Kws.
Penyediaan PSD Kawasan Pemukiman √
Kumuh - -
Kumuh Poasia Abeli Kota Kendari
Poasia Abeli
Kws.
Penyediaan PSD Kawasan Pemukiman √
15. Kumuh - -
Kumuh Lapulu Abeli Kota Kendari (Lanjt.)
Lapulu
√
45. Peningkatan TPST dengan Sistem 3R Watulondo - -
Kota √
46. Pelatihan Pengelola Kebersihan Lingkungan Kendari - -
Kota √
47. Pelatihan Daur Ulang Sampah Kendari - -
Kota √
48. Workhop Bank Sampah Kendari
- -
Kota √
49. Bimbingan Teknis Pembuatan Kompos Kendari
- -
IV Air Minum
√
1. Banpro SPAM Punggolaka Punggolaka - -
Peangadaan & Pemasangan Pompa + √
2. Punggolaka - -
Panel Kav. 200 Ltr/Dtk
Pengadaan & Pemasangan Tudung √
3. Punggolaka - -
Pulsator
Pengad. & Pemasangan Pompa Tawas √
4. Punggolaka - -
Kav. 1000 Ltr/Jam
√
5. Pengadaan Spectro Foto Meter Punggolaka - -
Kws.
√
7. SPAM MBR Kws. Lapulu Abeli Lapulu - -
Abeli
Kws. √
8. SPAM MBR Kws. Poasia - -
Poasia
Pembangunan Saluran Primer Sumber Intake √
9. - -
Mata Air Pulonggida
Pembangunan Intake Polonggida Kav. Intake √
10. - -
250 l/dtk Pulonggida
Pengadaan Pompa Centrivugal Vertical + Intake √
11. - -
Panel Intake Pulonggida Pulonggida
Pengad. Pompa Centrivugal Horisontal + Intake √
12.
Pulonggida
- -
Panel Intake Pulonggida
Peng./Pemas. Pipa Transmisi dia 600mm Intake √
13.
Pulonggida-WTP Pulonggida
- -
Pembangunan Reservoir Air Baku Intake √
14. Puloggida Pulonggida
- -
Intake √
15. Pengadaan Generator Set - -
Pulonggida
Tabel- 8.3:
Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin Kota Kendari
No Lokasi Jumlah Penduduk Kondisi Umum Permasalahan Bentuk Penanganan yang Kebutuhan Penanganan
Miskin Sudah Dilakukan
1. Kawasan Kumuh Jml Penddk miskin Kondisi Sosial dan Permukiman kumuh di Kecamatan 1. Program Peningkatan Kel Puday :
Nelayan tahun 2011 di kawasan ekonomi : Abeli merupakan permukiman Kualitas Perumahan kaw. Pembuatan Pos wisata
Kel. Puday, kel. prioritas kec. Abeli Secara umum pada kawasan kumuh nelayan. Adapun Petoaha dan nambo, nelayan
Lapulu, kel. yaitu 960 KK Miskin, prioritas digolongkan dalam permasalahan kawasan kumuh di Tahun 2008. Pembuatan pos wisata
Poasia, Kel. yang terdiri dari : ekonomi menengah ke Kecamatan ini, yaitu perkampungan Bentuk Penanganan : nelayan
Petoaha, Kel. Kel Puday : 122 kk bawah, Mata pencaharian nelayan di sepanjang bibir pantai - Rehabilitasi rumah tidak Peningkatan PSD &
Nambo Kel Lapulu : 330 kk mayoritas warga sebagai yang membangun ke laut layak huni penataan ulang kumuh di
Kecamatan : Kel Poasia : 180 kk nelayan, sebagian lagi melanggar garis sempadan pantai - Pembangunan prasarana Pudai dengan konsep
Abeli Kel Petoaha : 290 kk bekerja di sektor industri serta merusak ekologi pantai Teluk jalan lingkungan land sharing dan land
Kel Nambo : 160 kk perikanan, pertanian, Kendari, perkampungannya relatif consolidation
konstruksi, perdagangan dan dekat dari pusat pelabuhan 2. Penyediaan infrastruktur Penataan ruang terbuka
dll. (Bungkutoko), pelabuhan permukiman kumuh hijau (mangrove)
Kond. Lingkungan : perikanan, zona rencana kawasan kawasan Lapulu, Tahun Reklamasi/ditutup
Drainase banyak yang industri Abeli dan Zona Komersial. 2012. menggunakan paving
tersumbat karena sampah Dengan ditetapkannya Kota Kendari Bentuk Penanganan : blok
dan juga rusak; menjadi Pusat Kegiatan Peningkatan jalan Perbaikan kanal/selokan
Kondisi jalan sebagian besar Nasional(PKN) sebagai pelabuhan lingkungan besar
cukup baik, namun masih nasional yang mempunyai fungsi Pembuatan RTH
ada yang belum di aspal; simpul utama kegiatan ekspor- 3. Pembangunan MCK lingkungan
Sebagian besar warga tidak impor, akan memberi implikasi Komunal di kelurahan
memiliki tempat terhadap perkembangan Petoaha tahun 2012 (Dana Kel Lapulu :
pembuangan sampah pribadi Pemanfaatan Ruang (tata ruang) DAK) Pembuatan dermaga
sehingga membuang dan permukiman penduduk. Kondisi tambat perahu sebagai
sampah pada bak sampah perkembangan yang linear 4. Program PNPM Mandiri pembatas perkembangan
komunal tetapi apabila bak menyebabkan Infrastruktur Tahun 2008 di kawasan permukiman
sampah komunal agak jauh prioritas. Penataan ulang kawasan
Kel Nambo :
Penyediaan prasarana
dasar berupa, drainase,
air limbah dan
persampahan.
Peningkatan kualitas
PSD berupa jaringan
jalan dan air bersih
Refungsionalisasi
Lingkungan
Peningkatan vitalitas
ekonomi kawasan
Capacity building
3. Kawasan Kumuh Jml Penddk miskin Kondisi Sosial dan Permukiman kumuh di Kecamatan Kel Korumba :
Perkotaan tahun 2011 di kawasan ekonomi : Mandonga merupakan squatter 1. Program PNPM Mandiri Untuk mengatasi
Kel. Korumba prioritas kel. Korumba Sebagian besar bekerja di settlements dan kota desa Tahun 2008 di kawasan permukiman kumuh di
kec. Mandonga yaitu 697 KK Miskin sektor perdagangan, jasa, (periphery zone). Adapun prioritas. kawasan ini dilakukan
dengan tiga pendekatan
dari 2.665 kk yang ada perkantoran, dan sektor permasalahan kawasan kumuh di Bentuk Penanganan :
yaitu regulasi,
di Kelurahan Korumba, informal lainnya. Kecamatan ini, yaituKonsentrasi - Penimbunan jalan
resettlement/ relokasi,
sedangkan di Kel. Permukiman yang kurang terkendali lingkungan;
dan rusunawa. Regulasi
- Pembuatan sumur bor
Mandonga yaitu 645 Kond. Lingkungan : dan relatif padat dan aksesibilitas dilakukan dengan
dan sumur gali ;
kk dari 2.361 kk yang Fungsi lahan utama dalam sangat sempit. permukiman ini menegakkan aturan,
- Pembuatan drainase;
ada di kel. Mandonga kawasan prioritas merambah sepanjang bantaran dengan melakukan
- Pembuatan TPS
permukiman kumuh sungai/ kanal pada derah pelarangan pembangunan
- Pembuatan Deuker Plat
permukiman pada wilayah
perkotaan kelurahan perbukitan (kawasan konservasi) - Pembangunan SPAL
konservasi ( tepian sungai/
Korumba ditetapkan sebagai dimana pemanfaatan ruang tdk - Dana bergulir
kanal dan perbukitan).
fungsi komersil. Terdapat sesuai dengan peruntukkannya. - Pelatihan menjahit
Relokasi dilakukan dengan
- Kursus komputer
dibeberapa area yang Perkembangan permukiman linear memindahkan seluruh
ditetapkan peruntukannya mengikuti pola jalan, sehingga bangunan yang berada
2. Program PNPM Tahun
bukan untuk permukiman infrastruktur permukiman sulit pada kawasan konservasi.
2009 di kawasan Setelah melakukan relokasi,
pada kenyataannya wilayah diwadahi.Kondisi permukiman prioritas. kemudian masyarakat yang
tersebutlah yang kumuh tidak layak huni yang Bentuk Penanganan : tadinya tinggal di kawasan
berkembang menjadi berdekatan dengan fungsi ekonomi - Pembangunan drainase konservasi dipindahkan ke
lingkungan hunian yang (pasar kota). - Rehab rumah rusunawa yang telah
kumuh. Hal ini menjadi sulit - Pemb. Deuker Plat direncanakan.
akibat tata letak permukiman - Pemb. Tower
kumuh tersebut terintegrasi Kel Mandonga :
- Pemb. Sumur Bor
dengan dengan permukiman Ada beberapa pendekatan
- Pemb. Talud
penduduk. Akibatnya yang dapat digunakan
- Pemb. Jalan lingkungan
munculah apa yang disebut dalam mengatasi
- Jalan setapak/rabat
sebagai hunian liar(Squatter permukiman kumuh di
- Dana bergulir
Settlement). Kelurahan Mandonga yaitu
- Pelatihan komputer
regulasi, relokasi/
Status kepemilikan
hunian secara umum :
Sebagian besar status
kepemilikan rumah
merupakan milik sendiri.
b. Pengarusutamaan Gender
Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya terhadap gender.
Menindaklanjuti hal tersebut maka diperlukan suatu pemetaan awal untuk mengetahui bentuk responsif gender dari masing-masing kegiatan,
manfaat, hingga permasalahan yang timbul sebegai pembelajaran di masa datang seperti yang tertuang pada Tabel- 8.4
Tabel- 8.4 :
Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya bagi Pengarusutamaan Gender di Kota Kendari
Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi di Kota Kendari tidak
banyak mengalami kendala dan hambatan terhadap masyarakat. Hal ini
dikarenakan lokasi pembangunan kegiatan cipta karya sebagian besar milik
Pemerintah Kota Kendari, dan tidak ada masalah yang berarti kalaupun ada lahan
yang bukan milik Pemerintah Kota Kendari itu sudah dibebaskan dengan cara
dibayarkan kepada pemilik lahan tersebut. Hanya saja Untuk meminimalisir
terjadinya konflik dengan masyarakat penerima dampak maka Pemerintah Kota
Kendari melakukan sosialisasi melalui pemerintah kelurahan setempat dimana
lokasi kegiatan Cipta Karya dilaksanakan dan melibatkan warga setempat yang
belum mendapatkan pekerjaan untuk bekerja sesuai keahliannya.
Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya harus memberi manfaat bagi
masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat
mata dan secara sederhana dapat terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi
pelayanan infrastruktur, waktu tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga
pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan
akses pelayanan tersebut. Hasil identifikasi aspek social pasca pelaksanaan
pembangunan bidang Cipta Karya di Kota Kendari tertuang pada Tabel- 8.5.
Tabel- 8.5:
Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan
Bidang CK
Jml Pend.
Tahun
yg
No Sektor Program/ Kegiatan Lokasi Pelaksana Ket
Memanfaat
an
kan
1. Pengembangan Permukiman
Penyediaan PSD Kawasan
Kaw. Kumuh
Pemukiman Kumuh Lalowara 2015 ± 180 kk APBN
lalolara kambu
Kambu Kota Kendari (Lanjt.)
Lalolara
Pengaspalan : Lorong Praja 2015 ± 330 kk APBD
Kambu
Lalolara
Pengaspalan Lorong Mata Air I 2015 ± 100 kk APBD
Kambu
Lalolara
Pengaspalan Lorong Patah 2015 ± 330 kk APBD
Kambu
Lalolara
Pengaspalan Jalan (Jln. Perkasa) 2015 ± 330 kk APBD
Kambu
Pengaspalan Jalan Gelatik Lalolara
2015 ± 330 kk APBD
(Lanjutan) Kambu
Lalolara
Pengaspalan Lr. Olala 2015 ± 330 kk APBD
Kambu
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015 VIII - 17
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Pengaspalan Jl. Refalina Kel. Lalolara
2015 ± 210 kk APBD
Lalolara Kambu
Pengaspalan Jl. Belibis Kel. Lalolara
2015 ± 210 kk APBD
Lalolara Kambu
Penyediaan PSD Kawasan Kaw. Kumuh
Pemukiman Kumuh Lalowara lalolara kambu 2016 ± 93 kk APBN
Kambu Kota Kendari (Lanjt.)
Penyediaan PSD Kawasan Kws. Kumuh
Pemukiman Kumuh Poasia Abeli Poasia Abeli 2016 ± 210 kk APBN
Kota Kendari
Penyediaan PSD Kawasan Kws. Kumuh
Pemukiman Kumuh Lapulu Abeli Lapulu Abeli 2016 ± 210 kk APBN
Kota Kendari (Lanjt.) Kota Kendari
Penyediaan PSD Kawasan Kws. Kumuh
Pemukiman Kumuh Lalowara Lalowara 2017 ± 210 kk APBN
Kambu Kota Kendari (Lanjt.) Kambu
Penyediaan PSD Kawasan Kws. Kumuh
Pemukiman Kumuh Poasia Abeli Poasia Abeli 2017 ± 250 kk APBN
Kota Kendari
Penyediaan PSD Kawasan Kws. Kumuh
Pemukiman Kumuh Lapulu Abeli Lapulu Abeli 2017 ± 130 kk APBN
Kota Kendari (Lanjt.) Kota Kendari
Penyediaan PSD Kawasan Kws. Kumuh
Pemukiman Kumuh Lalowara Lalowara 2018 ± 130 kk APBN
Kambu Kota Kendari (Lanjt.) Kambu
Penyediaan PSD Kawasan Kws. Kumuh
Pemukiman Kumuh Poasia Abeli Poasia Abeli 2018 ± 250 kk APBN
Kota Kendari
Penyediaan PSD Kawasan Kws. Kumuh
Pemukiman Kumuh Lapulu Abeli Lapulu Abeli 2019 ± 250 kk APBN
Kota Kendari (Lanjt.) Kota Kendari
2. Penataan Bangunan dan Lingkungan
Pembangunan PSD Penataan dan Kws. Kendari
Revitalisasi Kawasan Kendari Beach Beach-Pantai 2016 ± 50 kk APBN
- Pantai Mayaria (Lanjt.) Mayaria
Kws. Kali Kadia
Pembangunan PSD Penataan dan
- Sungai
Revitalisasi Kawasan Kali Kadia -
Wanggu - Ex 2016 ± 250 kk APBN
Sungai Wanggu - Ex MTQ - Ktr
MTQ - Ktr
Walikota (Lanjt.)
Walikota
Pembangunan PSD Penataan dan Kws. Kendari
Revitalisasi Kawasan Kendari Beach Beach - RSU 2016 ± 250 kk APBN
- RSU Abunawas (Lanjt.) Abunawas
Kws.
Pembangunan PSD Penataan dan
UNSULTRA -
Revitalisasi Kawasan UNSULTRA - 2016 ± 250 kk APBN
STAIN - Benu-
STAIN - Benu-benua (Lanjt.)
benua
Pembangunan PSD Penataan dan Kws. UNHALU
Revitalisasi Kawasan UNHALU Kemaraya -
2016 ± 550 kk APBN
Kemaraya - Kompleks KONI - Kompleks KONI
Gerbang Kota (Lanjt.) - Gerbang Kota
Pembangunan PSD Penataan dan Kws. Lapulu -
Revitalisasi Kawasan Lapulu - Bungkutoko - 2016 ± 250 kk APBN
Bungkutoko - Nambo (Lanjt.) Nambo
Pembangunan PSD Penataan dan Kws. Kendari
Revitalisasi Kawasan Kendari Beach Beach-Pantai 2017 ± 250 kk APBN
- Pantai Mayaria (Lanjt.) Mayaria
Kws. Kali Kadia
Pembangunan PSD Penataan dan
- Sungai
Revitalisasi Kawasan Kali Kadia -
Wanggu - Ex 2017 ± 550 kk APBN
Sungai Wanggu - Ex MTQ - Ktr
MTQ - Ktr
Walikota (Lanjt.)
Walikota
Pembangunan PSD Penataan dan Kws. Kendari
Revitalisasi Kawasan Kendari Beach Beach - RSU 2017 ± 30 kk APBN
- RSU Abunawas (Lanjt.) Abunawas
RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2015 VIII - 18
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA KENDARI
TAHUN 2016-2020
Kws.
Pembangunan PSD Penataan dan
UNSULTRA -
Revitalisasi Kawasan UNSULTRA - 2017 ± 30 kk APBN
STAIN - Benu-
STAIN - Benu-benua (Lanjt.)
benua
Pembangunan PSD Penataan dan Kws. UNHALU
Revitalisasi Kawasan UNHALU Kemaraya -
2018 ± 30 kk APBN
Kemaraya - Kompleks KONI - Kompleks KONI
Gerbang Kota (Lanjt.) - Gerbang Kota
Pembangunan PSD Penataan dan Kws. Lapulu -
Revitalisasi Kawasan Lapulu - Bungkutoko - 2018 ± 30 kk APBN
Bungkutoko - Nambo (Lanjt.) Nambo
Pembangunan PSD Penataan dan Kws. Kendari
Revitalisasi Kawasan Kendari Beach Beach-Pantai 2018 ± 30 kk APBN
- Pantai Mayaria (Lanjt.) Mayaria
Kws. Kali Kadia
Pembangunan PSD Penataan dan
- Sungai
Revitalisasi Kawasan Kali Kadia -
Wanggu - Ex 2018 ± 250 kk APBN
Sungai Wanggu - Ex MTQ - Ktr
MTQ - Ktr
Walikota (Lanjt.)
Walikota
Pembangunan PSD Penataan dan Kws. Kendari
Revitalisasi Kawasan Kendari Beach Beach - RSU 2018 ± 250 kk APBN
- RSU Abunawas (Lanjt.) Abunawas
Kws.
Pembangunan PSD Penataan dan
UNSULTRA -
Revitalisasi Kawasan UNSULTRA - 2019 ± 250 kk APBN
STAIN - Benu-
STAIN - Benu-benua (Lanjt.)
benua
Pembangunan PSD Penataan dan Kws. UNHALU
Revitalisasi Kawasan UNHALU Kemaraya -
2019 ± 1000 jiwa APBN
Kemaraya - Kompleks KONI - Kompleks KONI
Gerbang Kota (Lanjt.) - Gerbang Kota
Pembangunan PSD Penataan dan Kws. Lapulu -
Revitalisasi Kawasan Lapulu - Bungkutoko - 2019 ± 1000 jiwa APBN
Bungkutoko - Nambo (Lanjt.) Nambo
Penataan Bangunan Kawasan Hijau
Kota Kendari 2015 ± 1000 jiwa APBN
Kota
Sarana dan Prasarana RTH Kawasan RSU
2016 ± 250 kk APBN
Kawasan RSU Abunawas Abunawas
Kawasan
Sarana dan Prasarana RTH
Kampus 2017 ± 250 kk APBN
Kawasan Kampus Unsultra
Unsultra
3. Penyehatan Lingkungan Permukiman
Pembangunan PS Air Limbah IPAL
Kendari 2015 ± 250 kk APBN
Kawasan
Peningkatan IPLT Kendari 2015 ± 250 kk APBN
Peningkatan IPLT (Lanjutan) Kendari 2015 ± 250 kk APBN
Pembangunan PS Air Limbah IPAL
Poasia 2015 ± 250 kk APBN
Kawasan Poasia
Pembangunan SANIMAS Kec. Abeli Kec. Abeli 2015 ± 250 kk APBN
Pembangunan Infrastruktur MCK
Labibia/Mandon
Komunal ++ (DAK)/Pendamping 2015 ± 250 kk APBN
ga
DAK
Pembangunan Infrastruktur MCK
Komunal ++ (DAK)/Pendamping Lapulu/Abeli 2015 ± 250 kk APBN
DAK
Pembangunan Infrastruktur MCK
Bungkutoko/Ab
Komunal ++ (DAK)/Pendamping 2015 ± 250 kk APBN
eli
DAK
Pembangunan Sistem Jaringan Air
Mataiwoi/Wua-
Limbah Komunal (DAK)/Pendamping 2015 ± 250 kk APBN
wua
DAK
Pembangunan Sistem Jaringan Air
Limbah Komunal (DAK)/Pendamping Kadia/Kadia 2015 ± 250 kk APBN
DAK
Pembangunan Infrastruktur Tangki
Watubangga/Ba
Septik Komunal (DAK)/Pendamping 2015 ± 250 kk APBN
ruga
DAK
ASPEK
9 PEMBIAYAAN
9.1 Profil APBD Kota Kendari
Didalam pelaksanaan kebijakan pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah
Daerah tetap berpedoman pada Undang-Undang nomor 17 tahun 2003 dan
Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara serta
Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2006 tentang Pengelolaan keuangan
Daerah serta di tindak lanjuti dengan Petunjuk Pelaksanaannya melalui Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, dimana Pemerintah Daerah dalam pengelolaan keuangan
dituntut untuk lebih efisien, efektif, transparan dan akuntabel.
Arah kebijakan Keuangan Daerah Pemerintah Kota Kendari direfleksikan
dari praktek dan pengalaman kebijakan pengelolaan keuangan daerah pada lima
tahun terakhir, yang berfokus pada aspek : (1) Pendapatan; (2) Belanja; (3)
Pembiayaan Daerah dan (4) Capaian Kinerja yang diorientasikan dalam rangka
pencapaian Visi dan Misi Walikota Kendari sebagai mana yang tertera dalam
Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 1 tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Kendari. Kebijakan
Pengelolaan Keuangan daerah berfokus pada upaya mengoptimalisasikan
sumber-sumber pendapatan melalui strategi intensifikasi dan ekstensifikasi
pendapatan daerah, optimalisasi aset dan kekayaan pemerintah daerah serta
pengembangan potensi pendapatan BUMD.
Jika dilihat dari struktur anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yang diukur melalui struktur penerimaan
daerah menunjukkan bahwa penerimaan pendapatan daerah Pemerintah Kota
Kendari dari tahun ke tahun cenderung menunjukkan peningkatan, namun
kontribusi PAD terhadap penerimaan masih relatif kecil dibanding dengan sumber
penerimaan dari dana perimbangan. Diakui bahwa proporsi pendapatan daerah
masih didominasi oleh sumber-sumber pendapatan yang diperoleh dari dana
perimbangan baik pos bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak, Dana Alokasi
Umum (DAU) maupun Dana Alokasi Khusus (DAK). Hal ini menunjukkan bahwa
ratio kemandirian keuangan daerah masih rendah atau rata-rata baru mencapai
10,56 %.
Struktur APBD Kota Kendari selama kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat
pada tabel-tabel berikut :
Tabel – 9.1 :
Perkembangan Pendapatan Daerah Kota Kendari Tahun 2010 - 2014
Tabel : 9.2
PERKEMBANGAN PENDAPATAN DAERAH TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2014
KOTA KENDARI
2010 2011 2012 2013 2014
No PENDAPATAN DAERAH
(Rp. Juta) % (Rp. Juta) % (Rp. Juta) % (Rp. Juta) % (Rp. Juta) %
I Pendapatan Asli daerah 47,323,407,195.60 8.10 62,800,131,070.43 9.01 70,857,916,205.44 9.51 94,796,395,222 9.01 292,211,900,000 9.51
1 Pajak daerah 14,998,887,936.00 2.57 31,463,703,715.00 4.52 36,563,070,418.00 4.91 35,733,843,622 4.52 73,497,700,000 4.91
2 Retribusi daerah 16,982,487,011.00 2.91 23,542,260,317.00 3.38 25,233,997,337.00 3.39 34,400,476,837 3.38 36,094,659,637 3.39
3 Hasil pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan - 1,590,250,335.00 0.23 2,508,479,673.00 0.34 2,500,000,000 0.23 2,500,000,000 0.34
4 Lain-lain PAD 15,342,032,248.60 2.63 6,203,916,703.43 0.89 6,552,368,777.44 0.88 22,162,074,763 0.89 180,119,540,363 0.88
II Dana Perimbangan 412,609,470,319.00 70.60 464,241,014,867.00 66.62 562,952,415,359.00 75.53 653,187,795,908 66.62 698,285,010,547 75.53
1 Dana bagi Hasil 38,159,475,319.00 6.53 33,428,943,867.00 4.80 41,940,591,359.00 5.63 43,235,544,908 4.80 31,751,501,547 5.63
2 Dana Alokasi Umum 345,765,495,000.00 59.17 399,485,271,000.00 57.33 478,763,604,000.00 64.24 555,693,881,000 57.33 611,179,529,000 64.24
3 Dana Alokasi Khusus 28,684,500,000.00 4.91 31,326,800,000.00 4.50 42,248,220,000.00 5.67 54,258,370,000 4.50 55,353,980,000 5.67
4 Dana Perimbangan Dari Propinsi -
III Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Syah 124,460,284,077.00 21.30 169,763,628,225.00 24.36 111,486,114,891.00 14.96 141,097,711,374 24.36 154,254,432,519 14.96
1 Pendapatan hibah - - - - 5,710,436,000.00 0.77 - - - 0.77
2 Dana Darurat - - - - - - - - - -
3 DBH Pajak & Retrib. dr Prov.& Pemda lainnya 4.56 3.45 4.32 44,989,574,374 3.45 23,581,748,519 4.32
26,673,261,618.00 24,034,605,539.00 32,227,987,331.00
4 Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus 6.37 19.97 9.65 94,748,137,000 19.97 130,672,684,000 9.65
37,199,310,000.00 139,152,367,750.00 71,949,779,000.00
5 Bantuan Keuangan Provinsi & Pemda lainnya 2,100,000,000.00 0.36 5,205,341,000.00 0.75 - - 1,335,000,000 0.75 - -
6 Pendapatan lainnya 4.15 1,371,313,936.00 0.20 1,597,912,560.00 0.21 25,000,000 0.20 - 0.21
24,245,897,000.00
Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan
7 5.86 - - - - - - - -
Pembangunan daerah (DPDF dan PPD) 34,241,815,459.00
Total Pendapatan 584,393,161,591.60 100.00 696,804,774,162.43 100.00 745,296,446,455.44 100.00 889,081,902,504 100.00 1,144,751,343,066 100.00
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Kendari, Tahun 2013
Secara umum kondisi keuangan daerah selama kurun waktu 5 (lima) tahun
terakhir jika dilihat dari komponen pendapatan daerah, dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan walaupun peningkatan itu tidak secara signifikan akan
dapat membiayai seluruh pembangunan yang ada di Kota Kendari, apalagi terkait
dengan pembangunan infrastruktur. Dengan melihat komponen pendapatan
daerah, yang masih didominasi oleh sumber-sumber pendapatan yang diperoleh
dari dana perimbangan baik pos bagi hasil pajak, Dana Alokasi Umum (DAU)
maupun Dana Alokasi Khusus (DAK) maka arah kebijakan belanja daerah lebih
diprioritas pada pos belanja yang wajib dikeluarkan, antara lain belanja
pegawai/aparatur, belanja bunga, belanja subsidi serta belanja barang dan jasa.
Prioritas selanjutnya adalah belanja untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang
terkait dengan pembangunan Kota Kendari yang meliputi pembangunan dibidang
Keciptakaryaan, kesehatan, pendidikan serta program-program lain yang akan
mendukung perkembangan Kota Kendari sesuai dengan Visi Misi Walikota Terpilih.
Untuk memenuhi kebutuhan investasi program Ke-PU an/Cipta Karya,
Selain dana yang bersumber dari APBD Kota Kendari, juga didukung sumber-
sumber pendanaan yang bersumber dari APBD Propinsi dan APBN, sebab untuk
membiayai program dibidang keciptakaryaan tentu membutuhkan biaya yang
tidak sedikit, sehingga dibutuhkan adanya sharing pendanaan antara Pemerintah
Kota, PropinsidanPusat.
Tabel : 9.3
PERKEMBANGAN BELANJA DAERAH TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2014
KOTA KENDARI
II Belanja Langsung 249,612,048,139.00 41.59 281,927,021,632.00 41.21 246,596,232,388.00 34.49 404,277,513,597,50 41.21 495,630,532,100 41.59
1 Belanja Pegawai 22,292,705,289.00 3.71 33,849,147,660.00 4.95 30,497,743,148.00 4.27 40,875,642,145 4.95 38,580,758,000 3.71
2 Belanja Barang & Jasa 81,548,708,902.00 13.59 102,966,245,936.00 15.05 104,899,811,423.00 14.67 147,214,723,189 15.05 149,690,665,088 13.59
3 Belanja Modal 145,770,633,948.00 24.29 145,111,628,036.00 21.21 111,198,677,817.00 15.55 216,187,148,263,50 21.21 307,359,109,012 24.29
Total Belanja 600,138,394,650.00 100.00 684,117,220,811.00 100.00 715,044,891,194.00 100.00 918,051,809,231,04 100.00 1,202,054,645,873,17 100.00
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Kendari, Tahun 2013
Tabel : 9.4
PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN DAERAH TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2014
KOTA KENDARI
II Pengeluaran Pembiayaan 15,159,423,060.00 22.32 16,066,679,620.00 40.58 24,295,109,761.00 45.75 5,798,222,176 40.58 698,222,176 45.75
1 Pembentukan Dana Cadangan
2 Penyertaan Modal 2,185,000,000.00 3.22 1,400,000,000.00 3.54 15,524,029,040.00 29.23 5,600,000,000 3.54 - 29.23
3 Pembayaran Pokok Pinjaman 160,080,720.00 160,080,720.00 0.40 160,080,721.00 0.30 198,222,176 0.40 198,222,176 0.30
0.24
4 Pemberian Pinjaman Daerah 4,377,422,340.00 - - 8,611,000,000.00 16.21 - - 500,000,000 16.21
6.45
5 BLUD 500,000,000.00 - - - - - - - -
0.74
6 Pemberian Piutang BLUD - - - - - - - - - -
Pemberian Pinjaman Kembali
7 7,936,920,000.00 - 14,506,598,900.00 - - - - - - -
Pinjaman/Pihak Ketiga
Total Pendapatan 100.00 100.00 100.00 28,969,906,727,04 100.00 57,303,302,807,17 100.00
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Kendari, Tahun 2013
Pendapatan Daerah
1,200,000,000,000
1,000,000,000,000
800,000,000,000 PAD
600,000,000,000 Dana perimbangan
400,000,000,000 lain‐lain pendapatan
yang sah
200,000,000,000 Total Pendapatan
‐
2010 2011 2012 2013 2014
Gambar – 11.1 : Grafik Perkembangan Proporsi Pendapatan dan Belanja dalam APBD
Belanja Daerah
1,400,000,000,000
1,200,000,000,000
1,000,000,000,000
Belanja Tidak Langsung
800,000,000,000
Belanja Langsung
600,000,000,000 Total Belanja
400,000,000,000
200,000,000,000
‐
2010 2011 2012 2013 2014
Tabel – 9.5 :
Alokasi APBN untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Kendari Tahun 2010 - 2014
Alokasi (X Rp 1.000)
SEKTOR 2010 2011 2012 2013 2014
Pengembangan - 6.658.780 - - 10.422.200
Air Minum
Pengembangan - 10.592.740 12.629.226 18.856.333 11.574.131
PLP
Pengembangan - 5.757.100 3.152.015 4.500.000 3.855.642
Permukiman
Penataan
Bangunan dan - 8.312.679 4.233.415 7.681.000 14.266.000
Lingkungan
Total - 31.321.299 20.014.656 31.037.333 40.117.973
Di samping dana APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di
daerah, untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman
juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana
APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan
khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.
Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah
pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk
memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat
berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk
daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan
untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan
drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di
perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat.
Perkembangan DAK untuk air minum dan Sanitasi Kota Kendari selama 5
tahun terakhir terlihat pada tabel – 9.6 berikut :
Tabel – 9.6 :
Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kota Kendari
Tahun 2010 - 2014
Dari tabel tersebut diatas bahwa perkembangan DAK untuk kedua sektor
tersebut (Air Minum dan Sanitasi) mengalami peningkatan. DAK air minum Tahun
2010 sebesar Rp. 638.900.000 dan tahun 2014 meningkat menjadi Rp.
1.365.570.000 atau rata-rata meningkat sebesar 53,21 %. Rata-rata komposisi
DAK untuk sektor Air Minum sebesar 48% sedangkan DAK untuk sektor Sanitasi
tahun 2010 sebesar 793.200.000 dan tahun 2014 meningkat menjadi
1.398.530.000 atau meningkat menjadi 43,28% begitu pula dana pendamping dari
APBD disesuaikan besarnya DAK sebesar 10% dari Total DAK.
Tabel – 9.7 :
Perkembangan Alokasi APBD untuk pembangunan Bidang Cipta Karya
Tahun 2010 - 2014
Pengembangan Air Minum 243,890,000 0.04 827.790.000 1.846.824.000 0.12 7.612.798.000 2.26 4.628.939.000 0.25
0.48
Pengembangan PLP 4.198.760.000 2.00 6.976.487.000 3.936.920.000 1.46 11.505.515.000 1.74 13.779.933.000 0.94
1.78
Pengembangan Permukiman 4.403.101.000 - 7.181.698.000 4.853.345.000 0.02 11.227.804.000 0.07 19.649.134.000 0.03
0.04
Penataan Bangunan dan
150.000 .000 - 1.231.568.000 993.494.000 - 1.066.248.000 - 1.922.000.000 -
Lingkungan -
Total Belanja APBD 8.995.751.000 2.04 16.217.543.000 11.630.583.000 1.61 31.412.365.000 4.07 39.980.006.000 1.22
2.30
Gambar – 9.3 :
Grafik Proporsi Belanja Cipta Karya Terhadap APBD
1,400,000,000,000
1,200,000,000,000
1,000,000,000,000
800,000,000,000
Belanja APBD
600,000,000,000 Belanja Cipta Karya
400,000,000,000
200,000,000,000
‐
2010 2011 2012 2013 2014
Tabel – 9.8 :
Perkembangan DDUB Kota Kendari Tahun 2010 - 2014
(X 000,-)
Alokasi DDUB Alokasi DDUB Alokasi DDUB Alokasi DDUB Alokasi DDUB
APBN APBN APBN APBN APBN
Pengembangan - - - - - - 6.658.700 1.150.000 - -
Air Minum
Pengembangan - - - - - - 10.567.049 200.000 12.629.226 1.286.212
PLP
Pengembangan - - - - - - 5.726.820 200.000 3.152.015 437.231
Permukiman
Penataan - - - - - - 8.312.679 755.000 4.233.415 581.469
Bangunan dan
Lingkungan
Total Belanja - - - - - - - 2.105.000 - 2.304.912
DDUB
KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan
Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun
2014 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk
pelaksanaan CSR tercantum dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (PT) dan UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Dalam rangka menunjang pembangunan Cipta karya di daerah, Pemerintah
Daerah Kota Kendari hingga saat inibelum melakukan KPSkhususnya untuk
kegiatan pembangunan Kecipta karyaan seperti tersebut pada Tabel- 9.8 berikut :
Tabel – 9.9 :
Perkembangan KPS Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2010 - 2014
Komponen Skema
Kegiatan Tahun Satuan Volume Nilai (Rp) Ket
KPS Pembiayaan
Pengembangan Air - - - - - - -
Minum
- ……………. - - - - - - -
- ……………. - - - - - - -
Pengembangan PLP - - - - - - -
- ……………. - - - - - - -
- ……………. - - - - - - -
Pengembangan - - - - - - -
Permukiman
- ……………. - - - - - - -
- ……………. - - - - - - -
Penataan Bangunan - - - - - - -
dan Lingkungan
- ……………. - - - - - - -
- ……………. - - - - - - -
n = tahun ke n (1-5)
Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut dapat ditampilkan pada Tabel-
11.9 berikut :
Tabel- 9.10
Proyeksi Pendapatan APBD Kota Kendari dalam 5 tahun kedepan
Dari data proyeksi APBD tersebut dapat dinilai kapasitas keuangan daerah
dengan metode analisis Net Public Saving dan Kemampuan pinjaman daerah
(DSCR)
Tabel- 9.11:
Proyek Potensial yang Dapat dibiayai dengan KPS dalam 5 Tahun Kedepan
Biaya Kelayakan
Nama Deskripsi
Kegiatan Finansial Keterangan
Kegiatan Kegiatan
(Rp) (IRR=….)
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
Tabel 9.12
PERKEMBANGAN NET PUBLIC SAVING (NPS) TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN TAHUN 2014
KOTA KENDARI
Prosenta
REALISASI se PROYEKSI
No Uraian
pertumb
2010 2009 2010 2011 2014 uhan (%) 2015 2016 2017 2018 2019
432,616,410,88 459,932,877, 527,041,145,937. 1,221,063,491,41 1,694,836,126,081 2,352,432,543,001. 3,265,176,369,686.
I Penerimaan Daerah 451,004,495,387.76 633,810,331,564.44 0.388 879,728,740,211.44
8.06 514.60 43 3.48 .91 70 35
Pendapatan Asli 30,371,489,557 47,323,407,1 62,800,131,070.4 267,781,702,016. 520,567,628,720.9 1,011,983,470,233. 1,967,295,866,134.
1 33,848,814,815.76 70,857,916,205.44 0.944 137,747,789,103.38
Daerah .06 95.60 3 96 7 57 06
325,337,878,00 345,765,495, 399,485,271,000. 918,376,314,282. 1,271,951,195,281 1,761,652,405,465. 2,439,888,581,569.
2 Dana Alokasi Umum 339,094,211,000.00 478,763,604,000.00 0.385 663,087,591,540.00
0.00 000.00 00 90 .82 32 46
31,032,943,085 38,159,475,3 33,428,943,867.0 75,646,105,664.0 101,592,719,906.8 136,439,022,834.8
3 Dana Bagi Hasil 30,602,469,572.00 41,940,591,359.00 0.343 56,326,214,195.14 183,237,607,667.26
.00 19.00 0 7 5 9
45,874,100,246 28,684,500,0 31,326,800,000.0 46,136,112,445.5
4 Dana Alokasi Khusus 47,459,000,000.00 42,248,220,000.00 0.045 44,149,389,900.00 48,212,237,505.55 50,381,788,193.30 52,648,968,662.00
.00 00.00 0 0
84,752,076,569 104,111,138, 137,066,047,210. 286,341,896,893. 416,054,776,186.3 604,527,589,798.8
II Belanja wajib 98,918,067,912.00 135,629,346,452.00 0.453 197,069,440,394.76 878,378,587,977.66
.00 535.00 00 58 7 0
84,589,550,170 103,951,057, 136,905,966,490. 299,142,690,710. 444,526,038,395.2 660,565,693,055.3
a Belanja mengikat 98,757,987,192.00 135,469,265,731.00 0.486 201,307,328,876.27 981,600,619,880.25
.00 815.00 00 13 6 5
20,889,383,555 22,292,705,2 33,849,147,660.0 55,171,179,798.3
- Belanja Pegawai 20,302,501,698.00 30,497,743,148.00 0.345 41,019,464,534.06 74,205,236,828.73 99,806,043,534.64 134,239,128,554.09
.00 89.00 0 1
63,515,541,620 81,548,708,9 102,966,245,936.
- Belanja Barang 78,326,771,145.00 104,899,811,423.00 -0.705 30,945,444,369.79 9,128,906,089.09 2,693,027,296.28 794,443,052.40 234,360,700.46
.00 02.00 00
- Pembayaran Pokok
160,080,720. 0.015 162,481,931.82 164,919,160.79 167,392,948.20 169,903,842.43 172,452,400.06
Pinjaman 162,526,399.00 160,080,720.00 160,080,720.00 160,080,721.00
00
- Pembayaran
- - - - - - - - -
kegiatan lanjutan - -
- Kewajiban daerah
- - - - - - - - -
lain-lain - -
347,864,334,31 355,821,738, 389,975,098,727. 1,272,156,956,30 2,032,906,816,178
III Net Public Saving (Rp) 352,086,427,475.76 498,180,985,112.44 0.598 796,093,214,209.68 3,248,585,092,253. 5,191,238,977,421.
9.06 979.60 43 7.07 .69
55 17
Net Public Saving (%)
Tabel 9.13
PERKEMBANGAN DEBT SERVICE CAVERAGE RATIO (DSCR) TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2014
DAN PROYEKSI DSCR TAHUN 2013 SAMPAI DENGAN 2018
KOTA KENDARI
REALISASI Prosenta PROYEKSI
se
No Uraian
2010 2011 2012 2013 2014 pertumb 2015 2016 2017 2018 2019
uhan
I Penerimaan Daerah 386,742,310,642.06 403,545,495,387.76 431,248,377,514.60 495,714,345,937.43 591,562,111,564.44 0.429 362,206,180,609. 739,220,115,18 1,056,045,75
845,102,351,548.69 517,445,740,683.43
69 6.13 6,554.24
Pendapatan Asli
1 30,371,489,557.06 33,848,814,815.76 47,323,407,195.60 62,800,131,070.43 70,857,916,205.44 0.944 130,001,099,516. 491,210,786,69 954,834,999,
Daerah 137,736,426,492.39 252,701,290,784.68
09 2.93 909.37
2 Dana Alokasi Umum 325,337,878,000.00 339,094,211,000.00 345,765,495,000.00 399,485,271,000.00 478,763,604,000.00 0.385 255,459,065,998. 490,170,204,28 678,984,253,
663,183,819,740.23 353,862,151,928.38
91 5.96 784.70
3 Dana Bagi Hasil DBH) 31,032,943,085.00 30,602,469,572.00 38,159,475,319.00 33,428,943,867.00 41,940,591,359.00 0.343 19,354,315,989.4 34,933,698,065 46,932,958,3
56,346,626,167.82 26,002,265,882.67
8 .10 04.87
4 DBH Dana Reboisasi - - - - - - - -
(DBHDR) - - -
II Belanja wajib 84,752,076,569.00 98,918,067,912.00 104,111,138,535.00 137,066,047,210.00 135,629,346,452.00 0.451 88,781,326,434.4 186,945,607,69 271,276,444,
196,811,507,241.93 128,830,427,393.43
5 6.32 113.76
a Belanja mengikat 84,589,550,170.00 98,757,987,192.00 103,951,057,815.00 136,905,966,490.00 135,469,265,731.00 -0.205 (22,066,223,667.0 (13,951,619,08 (11,093,610,3
107,718,196,636.46 (17,545,926,798.68)
1) 4.01) 46.07)
- Belanja Pegawai 20,889,383,555.00 20,302,501,698.00 22,292,705,289.00 33,849,147,660.00 30,497,743,148.00 1.987 181,033,262,478. 1,615,380,485, 4,825,397,10
91,101,584,277.89 540,774,998,948.81
66 796.39 4,089.82
- Belanja Barang 63,515,541,620.00 78,326,771,145.00 81,548,708,902.00 102,966,245,936.00 104,899,811,423.00 -1.664 115,850,890,555. 51,045,126,965 (33,882,991,3
(69,630,924,813.87) (76,900,087,239.91)
35 .86 00.54)
ASPEK
10 KELEMBAGAAN
ASS. PEM. & KESRA ASS. PEREKONOMIAN & PEMB. ASS. ADM. UMUM
BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN
ADMINISTRASI ADMINISTRASI ADM. KEMASY. ADMINISTRASI ADM. SUMBER ADMINISTRASI HUKUM & ORGANISASI & UMUM KEUANGAN
PEM. UMUM KESRA & HUMAS PEMBANGUNAN DAYA ALAM PEREKONOMIAN PER. UU TATALAKSANA
WALIKOTA KENDARI
DINAS INSPEKTORAT DAERAH KELURAHAN PO. PASAR
BIDANG PEMERINTAHAN & Ttd
KERJASAMA PENDIDIKAN NASIONAL
BIDANG KEMASYARAKATAN
DAN SUMBER DAYA MANUSIA DINAS BADAN KESATUAN BLUD
PEKERJAAN UMUM BANGSA,
BIDANG EKONOMI
DAN KEUANGAN DINAS BADAN
TATA KOTA & PERUMAHAN KEPEGAWAIAN DAERAH
BIDANG POLITIK, HUKUM, &
HAK ASASI MANUSIA
DINAS BADAN PEMBERDAYAAN
PERHUBUNGAN MASYARAKAT & PM
KEJAKSAAN NEGERI
DINAS BADAN KB &
KEBERSIHAN PEMBERDAYAAN
PENGADILAN NEGERI
DINAS KEPENDUDUKAN BADAN PELAKS.
DAN CATATAN SIPIL PENYULUHAN
KANTOR DEPARTEMEN
AGAMA DINAS SOSIAL, TENAGA BADAN PENGELOLA
KERJA KEUANGAN DAERAH
BADAN PERTANAHAN
NASIONAL DINAS BADAN PENAGGULANGAN
PERTANIAN & KEHUTANAN BENCANA DAERAH
DINAS KANTOR
PERINDAGKOP & UMKM PEMADAM KEBAKARAN
SEKRETARIAT DEWAN
PENGURUS KORPRI
SATUAN POLISI
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
KELP JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAG UMUM & SUB BAG PERENCANAAN,
KEPEGAWAIAN PELAPORAN & KEUANGAN
SEKSI PENGEMBANGAN
SEKSI PEMBANGUNAN SEKSI PENGUJIAN
PENINGKATAN JALAN SEKSI PENGAIRAN
AIR BERSIH DAN DRAINASE DAN PERALATAN
DAN JEMBATAN
UPTD
Tabel-10.1:
Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya di Kota Kendari
Unit/Bagian
yang
Peran Instansi dalam
No Instansi Menangani
Pembangunan Bidang CK
Pembangunan
Bidang CK
1. Bappeda 1. Pengkoordinasian penyusunan Bidang Fisik dan
perencanaan pembangunan Prasarana
4. Pengendalian pembangunan.
2. Dinas PU Bidang Cipta
1. Perumusan kebijakan teknis
Karya
dibidang Cipta Karya;
2. Penyusunan rencana dan program
pembinaan dan bimbingan teknis
dibidang Cipta Karya;
3. Penanggulangan bencana alam
dana usaha-usaha pengendalian
dan rehabilitasi;
4. Pengelolahan gedung-gedung
pemerintah dan rumah dinas;
5. Pengendalian pelaksanaan
pembangunan dibidang Cipta
Karya;
6. Pengumpulan data dan laporan
dibidang Cipta Karya.
3. Dinas 1. Pelaksanaan penyusunan program Bidang
Kebersihan teknis dibidang kebersihan dan Kebersihan dan
Persampahan
persampahan termasuk perizinan.
2. Pelaksanaan bimbingan dan
pengendalian kebersihan dan
segala perlengkapannya.
Tabel-10.2:
Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya
Instansi yang Tugas dan Fungsi
No Nama SOP
Terlibat Instansi dalam SOP
I Pengembangan Permukiman
1. SOP Penanganan Bappeda, Dinas Bappeda :
Kawasan Kumuh PU, Dinas Tata Mengkoordinasikan
Kota penyusunan
perencanaan kawasan
kumuh
Pengendalian
pembangunan
Dinas PU:
Menyusun program-
program pada kawasan
kumuh,
Melaksanakan
pekerjaan fisik pada
lokasi kawasan kumuh
Dinas Tata Kota :
Mensinergikan dengan
kebijakan – kebijakan
terkait bangunan dan
lingkungan seperti
GSB, GSJ.
2. …….dst
II Penataan Bangunan dan Lingkungan
1. SOP Pencegahan Bahaya Kantor Pemadam Kantor Pemadam :
Kebakaran Kebakaran, Dinas Menyeleksi setiap
Tata Kota dokumen perencanaan
teknis bangunan
gedung terkait
pemenuhan
persyaratan proteksi
kebakaran.
Dilakukan
pemeriksaan dan
pengujian oleh tim
teknis dari kantor
pemadam setiap
pelaksanaan
pemasangan instalasi
proteksi kebakaran
pada bangunan
gedung.
Dinas Tata Kota :
Menerbitkan IMB
setelah ada
persetujuan dari
instansi pemadam
kebakaran.
2.
III Pengembangan Air
Minum
1. Tidak ada data
IV Pengembangan PLP
1. SOP penanganan Dinas Kebersihan Dinas Kebersihan :
Pengelolaan IPLT Kota Kendari Menindaklanjuti
laporan dari warga
yang septik tanknya
sudah penuh,
Lumpur tinja yang ada
pada septik tank
diambil dengan cara
disedot ke dalam
tangki truck tinja,
Mobil tangki tersebut
kemudian mengangkut
endapan lumpur tinja
untuk kemudian diolah
di instalasi pengolahan
lumpur tinja (IPLT).
Tabel-10.3:
Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya
Unit Kerja Golongan Jenis Kelamin Latar Belakang Jabatan
Pendidikan Fungsio
nal
Dinas PU Kota Gol II : Pria : 27 orang SMA : 7 orang
Kendari 12 orang Wanita: 2 orang Diploma : 6 orang
(Bidang Cipta S1 : 12 orang
karya) Gol III :
S2 : 4 orang
17 orang
Gol IV :
1 orang
Dinas Tata Kota Gol II : Pria : 6 orang SMA : 2 orang
dan Perumahan 2 orang Wanita : 5 orang S1: 8 orang
(Bidang S2: 1 orang
Perumahan) Gol III :
8 orang
Gol IV :
1 orang
Dinas Kebersihan Gol I : Pria : 70 orang SD : 14 orang
(Bidang 18 orang Wanita : 5 orang SMP : 3 orang
Kebersihan dan SMA : 52 orang
Persampahan) Gol II :
S1: 6 orang
52 orang
Gol III :
4 orang
Gol IV :
1 orang
1. Struktur organisasi
a. Struktur organisasi perangkat kerja daerah yang menangani
bidang Cipta Karya di Kota Kendari sudah sesuai untuk
mendukung pembangunan bidang cipta karya di Kota Kendari.
1. Ketersediaan SDM
Tabel-10.4 :
Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya
Jumlah
N Jumlah Pegawai
Instansi Tingkat Pendidikan Pegawai
o yang Diperlukan
Yang Ada
1. Bappeda
(Bidang S1/Sederajat :
Fisik dan - S1 Teknik 1 orang
Prasarana) - S1 Ilmu Komunikasi 1 orang
- S1 Ekonomi 1 orang 2 orang
S2 :
- S2 Manajemen Aset 1 orang
- S2 Perencanaan Wilayah 2 orang
- S2 perencanaan Prasarana 1 orang
- S2 Adm. Pembangunan 1 orang
- S2 Teknik Sipil 2 orang
2. Dinas PU SMA/Sederajat : 6 orang 3 orang
Bidang Diploma :
Cipta - D3 Teknik 5 orang 4 orang
karya)
S1/Sederajat :
S2 4 orang cukup
3. Dinas SD/Sederajat 14 orang
Kebersihan SMP/Sederajat 3 orang
(Bidang SMA/Sederajat 52 orang 25 orang
Kebersihan
S1/Sederajat :
dan
Persampa - S1 Sistem informasi 1 orang 2 orang
han) - S1 Ekonomi 2 orang 3 orang
- S1 Sosial 3 orang 2 orang
Sumber : Data SKPD Teknis
Tabel-10.5:
Matriks Analisis SWOT Kelembagaan
KEKUATAN (S)
a. Struktur organisasi perangkat kerja daerah yang a. Memberikan kesempatan kepada aparat a. Sinkronisasi antar peraturan terkait dengan
menangani bidang Cipta Karya di Kota Kendari daerah untuk mengikuti pelatihan/bimtek bidang keciptakaryaan;
sudah sesuai untuk mendukung pembangunan terkait dengan bidang keciptakaryaan; b. Pengendalian dan pengawasan terhadap
bidang cipta karya di Kota Kendari. b. Meningkatkan disiplin dan motivasi kerja peraturan daerah yang telah dibuat;
b. Tersedianya personil yang cukup aparatur Pemerintah Daerah; c. Penambahan sarana dan prasarana kerja dan
c. Adanya struktur organisasi & Job discription yang c. Menempatkan personil yang telah latihan;
jelas mengikuti pelatihan pada pembagian
d. Sarana dan Prasarana kerja yang memadai kerja yang jelas
e. Terjalinnya kekompakan kerja
KELEMAHAN (W)
a. Belum optimalnya manajemen bidang cipta karya a. Mengoptimalkan manajemen bidang a. Mengintensifkan pertemuan antara aparat pusat
mengikuti sistem perencanaan, pelaksanaan dan ciptakarya dalam hal perencanaan, dengan aparat pemkot guna mendapatkan
Monev. pelaksanaan dan monev; pemahaman yang jelas mengenai
b. Koordinasi dan kerjasama instansi sektor terkait b. Meningkatkan fungsi koordinasi dengan penyelenggaraan RPI2-JM.
dalam bidang cipta karya masih sangat rendah. instansi terkait kegiatan dalam bidang b. Menyediakan sarana dan prasarana kerja guna
c. Masih terbatasnya personil yang mengikuti cipta karya; mendukung penyelenggaraan RPI2-JM.
pelatihan/bimtek terkait bidang keciptakaryaan. c. Meningkatkan jumlah aparat bidang cipta c. Menyediakan data base bidang keciptakaryaan
d. Keterbatasan anggaran APBD di sektor cipta karya untuk mengikuti pelatihan dan guna menarik minat investor menanamkan
karya bimtek keciptakaryaan; modalnya.
e. Adanya aparat daerah yang berprestasi pindah d. Mengalokasikan dana APBD yang ada
ke Instansi lain dengan didukung sumber pendanaan dari
APBN.
Berdasarkan tabel usulan program dan kegiatan pada setiap aspek teknis,
maka dapat disusun sebuah tabel ringkas rencana program dan investasi bidang
Cipta Karya. Rencana ini harus menjabarkan skenario pengembangan kota dan
pengembangan sektor bidang Cipta karya, usulan kebutuhan investasi yang
disusun dengan berbasis demand ataupun target pencapaian sesuai dengan
tujuan dan sasaran pembangunan daerah, mekanisme pendanaan atau
pembiayaan, skala prioritas penanganan, dan rencana pelaksanaan program
investasi. Selengkapnya matriks program dan investasi jangka menengah bidang
Cipta Karya Kota Kendari tersaji pada Tabel-11.1
Tabel-11.1:
Matriks Program dan Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Kendari Tahun 2016 – 2020
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,-
VOLUME SATUAN
APBN
OUTPUT OUTPUT TAHUN
NO OUTPUT / SUB OUTPUT
/ SUB / SUB APBD APBD ANGGARAN
DETAIL LOKASI PDAM SWASTA MASYARAKAT
OUTPUT OUTPUT PROV. KAB/KOTA
Rp. MURNI PLN HLN
Pembangunan
Infrastruktur Permukiman
7 Kws. Mandonga 23,00 Ha 2017
Kumuh Kws. Mandonga 23.000.000 4.600.000
Kota Kendari
Pembangunan
Infrastruktur Permukiman
8 Kws. Tipulu 22,50 Ha 2018
Kumuh Kws. Tipulu Kota 22.500.000 4.500.000
Kendari
Pembangunan
Infrastruktur Permukiman
9 Kws. Puuwatu 4,00 Ha 2018
Kumuh Kws. Puuwatu 4.000.000 800.000
Kota Kendari
Pembangunan
Infrastruktur Permukiman
10 Kws. Bende 17,50 Ha 2018
Kumuh Kws. Bende Kota 17.500.000 3.500.000
Kendari
Pembangunan
Infrastruktur Permukiman
11 Kws. Talia 5,50 Ha 2018
Kumuh Kws. Talia Kota 5.500.000 1.100.000
Kendari
Pembangunan
Infrastruktur Permukiman
12 Kws. Labibia 2,00 Ha 2019
Kumuh Kws. Labibia Kota 2.000.000 400.000
Kendari
Pembangunan
Infrastruktur Permukiman
13 Kws. Lalodati 5,00 Ha 2019
Kumuh Kws. Lalodati 5.000.000 1.000.000
Kota Kendari
Pembangunan
Infrastruktur Permukiman
14 Kws. Lalolara 9,50 Ha 2019
Kumuh Kws. Lalolara 9.500.000 1.900.000
Kota Kendari
Pembangunan
Infrastruktur Permukiman
15 Kws. Puday 5,00 Ha 2019
Kumuh Kws. Puday Kota 5.000.000 1.000.000
Kendari
Pembangunan
Infrastruktur Permukiman
16 Kws. Kessilampe 6,00 Ha 2020
Kumuh Kws. Kessilampe 6.000.000 1.200.000
Kota Kendari
Pembangunan
Infrastruktur Permukiman
17 Kws. Kendari Caddi 5,00 Ha 2020
Kumuh Kws. Kendari 5.000.000 1.000.000
Caddi Kota Kendari
Pembangunan
Infrastruktur Permukiman
18 Kws. Kambu 5,50 Ha 2020
Kumuh Kws. Kambu Kota 5.500.000 1.100.000
Kendari
Pembangunan
Infrastruktur Permukiman
19 Kws. Lapulu 6,50 Ha 2020
Kumuh Kws.Lapulu Kota 6.500.000 1.300.000
Kendari
Pembangunan
Infrastruktur Permukiman
20 Kws. Kandai 12,00 Ha 2020
Kumuh Kws. Kandai Kota 12.000.000 2.400.000
Kendari
Penataan Bangunan dan Lingkungan
Bimbingan
1 Pendampingan Kota Kendari 1 lap. 2017
350.000
Penyusunan RAKH
Kws. Abeli
Penyusunan Desain dan
Bungkutoko, Kec.
2 DED Kawasan Strategis 2 lap. 2016
Mandonga, Teluk 1.000.000
Nasional
Kendari Kota Kendari
Penataan Bangunan Kws. Mandonga-
3 Kawasan Strategis Bungkutoko Kota 1 Kws. 2016
7.000.000 1.400.000
Nasional Kawasan Hijau kendari
Pembangunan PSD
Penataan Bangunan
4 Kawasan Hijau Kawasan Kota Kendari Ha 2017
5.000.000 1.000.000
Kendari Beach - Pantai
Mayaria (lanjt)
Pembangunan PSD
Penataan Bangunan
Kawasan Hijau Kawasan
5 Kota Kendari Ha 2017
Kali Kadia - Sungai 5.000.000 1.000.000
Wanggu - Ex.MTQ - Ktr
Walikota (lanjt)
Pembangunan PSD
Penataan Bangunan
6 Kawasan Hijau Kawasan Kota Kendari Ha 2017
4.000.000 800.000
Kendari Beach - RSU
Abunawas (lanjt)
Pembangunan PSD
Penataan Bangunan
7 Kawasan Hijau Kawasan Kota Kendari Ha 2017
3.500.000 700.000
UNSULTRA - STAIN -
Benu-benua (lanjt)
Pembangunan PSD
Penataan Bangunan
8 Kota Kendari 4 Ha 2018
Kawasan Hijau Kawasan 1.500.000 300.000
Hutan Baruga
Penataan Bangunan
Kws. Wanggu Kota
9 Skala Besar/ Penataan 1 2016
Kendari Kab./kota 6.000.000 1.200.000
RTH
Pemeliharaan Taman
13 Ktr Walikota 4 Ha 2018
Kota 250.000
Pengadaan Mobil
15 Kota Kendari 2 Unit 2017
Penyiram Tanaman 1.000.000
Pengadaan Mobil
16 Kota Kendari 1 Unit 2017
Pemangkas Pohon 500.000
P2KH/Penataan Kota
17 Kota Kendari Ha 2017
Hijau 5.000.000 1.000.000
P2KH/Penataan Kota
18 Kota Kendari Ha 2018
Hijau 5.000.000 1.000.000
P2KH/Penataan Kota
19 Kota Kendari Ha 2019
Hijau 5.000.000 1.000.000
P2KH/Penataan Kota
20 Kota Kendari Ha 2020
Hijau 5.000.000 1.000.000
Pembangunan Pagar
9 Kota Kendari 2017
Keliling IPLT 1.200.000 120.000
Pengawasan Teknik/
10 Supervisi Optimalisasi Kota Kendari 1 pkt 2016
241.667
IPLT Kota Kendari
Pengawasan Teknik/
11 Supervisi Peningkatan Kota Kendari 1 pkt 2017
75.000
IPLT Kota Kendari
Pengawasan Teknik/
12 Supervisi Peningkatan Kota Kendari 1 pkt 2018
75.000
IPLT Kota Kendari
Pembangunan PS Air
13 Kota Kendari 200 KK 2016
Limbah Skala Kawasan 2.200.000 200.000
Pembangunan Sanimas
14 Kota Kendari 2 Unit 2016
Kota Kendari 800.000 100.000
Pembangunan PS Air
15 Kota Kendari 200 KK 2017
Limbah Skala Kawasan 600.000 60.000
Pembangunan PS Air
16 Kota Kendari 200 KK 2018
Limbah Skala Kawasan 600.000 60.000
Review Masterplan
17 Kota Kendari 1 Lap. 2017
Drainase 1.200
Drainase Lingkungan
18 Kota Kendari 1 Kws 2016
Kawasan Kota Kendari 3.000.000 285.000
Drainase Lingkungan
19 Poasia, Wua-Wua 2 Kws 2017
Kawasan Kota Kendari 6.000.000 570.000
Drainase Lingkungan
20 Padaleu, Lalolara 2 Kws 2018
Kawasan Kota Kendari 6.000.000 570.000
Drainase Lingkungan
21 Korumba, Kadia 2 Kws 2019
Kawasan Kota Kendari 6.000.000 570.000
Drainase Lingkungan
22 Kambu, Baruga 2 Kws 2020
Kawasan Kota Kendari 6.000.000 570.000
Pembangunan Area
23 Landfill Baru Konstruksi TPA PUUWATU 1 unit 2019
7.000.000 570.000
Membran dan Geo Textil
Pembangunan Kolam
24 TPA PUUWATU 1 unit 2019
Lindi 1.000.000 100.000
Pengaspalan Jalan
26 TPA PUUWATU 2017
Operasi TPA 350.000
Pengadaan Street
27 TPA PUUWATU 2 unit 2018
Sweper 5.000.000
Pembangunan Jalan
30 TPA PUUWATU 1 Unit 2020
Lingkar TPA 6.000.000
Pengadaan Coppektor
31 TPA PUUWATU 2 unit 2020
Truck 5.000.000
Pembangunan Transfer
34 Depo dan Sarana Kota Kendari 1 Unit 3.000.000 2019
Pendukung
Pengawasan dan
35 Kota Kendari 1 KK 2019
Supervisi Transfer Depo 250.000
Pemasangan Pipa
2 Kota Kendari 9500 M 2018
transmisi 29.450.000
Pembangunan spam
3 Kws. Tobuha, Kaw. Kota Kendari 1 ltr/dt 2017
11.000.000 4.400.000
Watulondo Kec. Powatu
Pembuatan Bangunan
12 WTP Punggolaka 3 Unit 2019
Filter 2.677.500
Pembuatan Bangunan
13 WTP Punggolaka 1 Unit 2019
Pulsator 735.000
Pengadaan &
14 Pemasangan Pompa WTP Punggolaka 2 Unit 2017
73.500
Tawas 1.000 liter perjam
Pengadaan Alat
Laboratorium
15 WTP Punggolaka 1 Unit 2017
Spektrophotometer 315.000
(lengkap)
Pengadaan Alat
16 Laboratorium Jartest (6 WTP Punggolaka 1 Unit 2017
26.250
mixer)
Pengadaan dan
23 Kota Kendari 7500 Mtr 2017
Pemasangan Pipa JDU 2.021.906
Pembuatan reservoir
29 WTP Wanggu 1 Unit 2016
1500 m3 2.625.000
Pengad&pemas pompa
30 bahan kimia tawas kap WTP Wanggu 1 Unit 2016
26.250
500 l/jam
Pengad&pemas. Pompa
31 bahan kimia kaporit 500 WTP Wanggu 1 Unit 2016
26.250
l/jam
Pengad&pemas travo 100
32 WTP Wanggu 1 Unit 2016
kva 262.500
Pengadaan & Pemas.
Unit Anduonohu &
33 Pipa Transmisi dia 2000 Mtr 2017
Anggoeya 539.175
150mm
Pengadaan & Pemas.
Unit Anduonohu &
34 Pipa Distribusi dia 10000 Mtr 2019
Anggoeya 4.809.139
200mm
Pengadaan &
pemasangan Pompa
35 Gunung Jati 2 unit 2016
Centrifugal 50 l/dtk head 400.000
60
Pengembangan Billing
39 dan Sistem Informasi Kota Kendari 1 Ls 2016
250.000
Akuntansi
Tabel-11.2:
Ringkasan Matriks RPI2-JM Bidang Cipta Karya Tahun 2016
APBN
NO KODE AKUN
APBD APBD
PDAM SWASTA MASYARAKAT
PROV. KAB/KOTA
Rp. MURNI PLN HLN
Tabel-11.3:
Ringkasan Matriks RPI2-JM Bidang Cipta Karya Tahun 2017
APBN
NO KODE AKUN
APBD APBD
PDAM SWASTA MASYARAKAT
PROV. KAB/KOTA
Rp. MURNI PLN HLN
Tabel-11.4:
Ringkasan Matriks RPI2-JM Bidang Cipta Karya Tahun 2018
APBN
NO KODE AKUN
APBD PROV. APBD KAB/KOTA PDAM SWASTA MASYARAKAT
Rp. MURNI PLN HLN
PENGEMBANGAN KAWASAN
1 49.800.000 - - - 9.900.000 - - -
PERMUKIMAN
PENATAAN BANGUNAN DAN
2 6.750.000 - - - 1.300.000 - - -
LINGKUNGAN
PENYEHATAN LINGKUNGAN
3 21.025.000 - - - 830.000 - - -
PERMUKIMAN
4 PENGEMBANGAN AIR MINUM 251.838.600 - - - 2.800.000 - - -
Tabel-11.4:
Ringkasan Matriks RPI2-JM Bidang Cipta Karya Tahun 2019
APBN
NO KODE AKUN
APBD PROV. APBD KAB/KOTA PDAM SWASTA MASYARAKAT
Rp. MURNI PLN HLN
Tabel-11.5:
Ringkasan Matriks RPI2-JM Bidang Cipta Karya Tahun 2020
APBN
NO KODE AKUN
APBD PROV. APBD KAB/KOTA PDAM SWASTA MASYARAKAT
Rp. MURNI PLN HLN