Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN KEUANGAN III

“Kebijakan Investasi dan Penganggaran Modal : Analisis Cashflow, Required


Rate of Return Investasi, Payback Period, Net Present – Value Profitability
Index”

Disusun oleh :
KELOMPOK 1

Yuni Maxi 12010122420127


Kintan Aulia Astari 12010122420146

DOSEN :
Prof. Dr. Mochammad Chabachib, M.Si.
Dr. E. Drs. Hersugondo, M.M.

DEPARTEMEN MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Kebijakan
Investasi & Penganggaran Modal: Analisis Cashflow, Requried Rate Of Return Investasi,
Payback Period, Net Present – Value Profitability Index” dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada bapak. Prof. Dr. Mochammad
Chabachib, M.Si. dan bapak Dr. E. Drs. Hersugondo, M.M. selaku Dosen mata kuliah
Manajemen Keuangan III di Magister Manajemen Universitas Diponegoro yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan tentang Kebijakan Investasi dan Penganggaran Modal. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalaih ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Bapak, demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Semarang, 25 Februari 2023

Tim penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Investasi merupakan kegiatan penanaman modal dalam suatu bisnis untuk mendapatkan
keuntungan dimasa yang akan datang dengan jangka waktu yang relatif panjang. Agar
investasi bisa menghasilkan tingkat pengembalian yang menguntungkan dimasa mendatang,
maka investor perlu melakukan analisis kelayakan investasi. Sebelum melakukan perhitungan
analisis kelayakan investasi, perlu diketahui terlebih dahulu estimasi pendapatan yang
diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dalam bentuk cash flow.
Analisis kelayakan investasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk
mengetahui prospek dari suatu proyek investasi. Tindakan ini digunakan sebagai pendukung
dalam pengambilan keputusan apakah suatu proyek dapat diterima atau tidak. Sebelum
menerima suatu proyek investasi, diperlukan suatu analisis kelayakan investasi untuk
menghindari penerimaan proyek investasi yang tidak menguntungkan bagi investor. Dalam
melakukan analisis kelayakan investasi terdapat beberapa metode yaitu metode Required
Rate of Return, Payback period (PP) dan Net Present Value (NPV).
Arus kas (cashflow) merupakan perhitungan yang didapatkan dengan menghitung
selisih antara pendapatan dan biaya melalui arus kas. Belanja modal adalah pengeluaran
anggaran yang dilakukan perusahaan untuk menambah modal dan pemeliharaan modal yang
dapat menambah aset. Sedangkan modal kerja bersih adalah selisih dari aktiva lancar dan
hutang lancar perusahaan apabila menghasilkan hasil yang positif hal ini mengindikasikan
bahwa perusahaan tersebut dalam kondisi baik atau sehat, demikian yang diungkapkan oleh
(Ross et. al. 2015: 31).
Required rate of return atau tingkat pengembalian yang dibutuhkan adalah
pengembalian yang harus diperoleh dari dana yang diinvestasikan untuk menutupi biaya
pembiayaan investasi tersebut. Kesepakatannya, ini adalah tingkat pengembalian minimum
yang diperlukan untuk berinvestasi. Tingkat pengembalian dari sebuah proyek atau
pembelian aset mungkin lebih kecil dari yang diharapkan. Dalam hal ini, investasi menjadi
layak. Sebaliknya, ketika pengembalian lebih kecil daripada yang diharapkan, pembelian
tidak layak.
Menurut Ibrahim (2009:154) payback period (PP) adalah untuk mengetahui berapa
lama usaha/proyek yang dikerjakan baru dapat mengembalikan investasi. Semakin cepat
dalam pengembalian biaya investasi sebuah proyek, semakin baik proyek tersebut karena
semakin lancar perputaran modal. Maka payback period akan dapat menilai kelayakan
investasi jika payback period lebih kecil dari target yang ditentukan oleh perusahaan.
Net Present Value (NPV) yaitu menghitung selisih antara nilai sekarang investasi
dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash
flow) di masa yang akan datang. NPV merupakan menghitung keuntungan bersih di masa
yang akan datang. Maka net present value akan dapat menilai kelayakan investasi jika hasil
perhitungan net present value adalah positif (Husnan, 2014:209).
Untuk dapat melakukan analisis kelayakan investasi, seorang investor perlu mengetahui
cara perhitungan dengan menggunakan metode – metode tersebut. Berdasarkan latar
belakang tersebut, kami akan menyelesaikan amanah tugas yang membahas tentang :
“Kebijakan Investasi dan Penganggaran Modal : Analisis Cashflow, Required Rate of
Return Investasi, Payback Period, Net Present – Value Profitability Index”

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari analisis cash flow?


2. Apa sajakah jenis-jenis analisis cash flow ?
3. Bagaimana metode rumus cashflow, perhitungan dan analisisnya ?
4. Apa pengertian dari Required Rate of Return ?
5. Apa pengertian dari CAPM (Capital Asset Pricing Model) ?
6. Bagaimana metode required rate of return, perhitungan dan analisisnya ?
7. Apa pengertian dari Payback Period (PP) ?
8. Apa sajakah keunggulan dan kelemahan payback period (PP) ?
9. Bagaimana metode rumus payback period, perhitungan dan analisisnya ?
10. Apa pengertian dan kriteria dari Net Present Value (NPV) ?
11. Bagaimana metode rumus net present value, perhitungan dan analisisnya ?

1.3 Tujuan Pembelajaran

1. Mampu mendeskripsikan pengertian Analisis Cash Flow.


2. Mampu menjelaskan jenis-jenis analisis cash flow.
3. Untuk mengetahui cara menghitung analisis cash flow dengan metodenya.
4. Mampu mendeskripsikan pengertian Required Rate of Return.
5. Mampu mendeskripsikan pengertian CAPM (Capital Asset Pricing Model).
6. Untuk mengetahui cara menghitung required rate of return dengan metodenya.
7. Mampu mendeskripsikan pengertian dari Payback Period (PP).
8. Mampu menyebutkan keunggulan dan kelemahan Payback Period (PP).
9. Untuk mengetahui cara menghitung payback period dengan metodenya.
10. Mampu mendeskripsikan pengertian dan analisis kriteria Net Present Value (NPV).
11. Untuk mengetahui cara menghitung net present value dengan metodenya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisis Cashflow

Analisis cash flow adalah pengukuran jumlah uang tunai yang masuk dan keluar dari
suatu bisnis atau perusahaan dalam periode waktu tertentu. Hal ini menunjukkan jika
perusahaan memiliki cukup uang kas atau dana untuk memenuhi kebutuhan operasional
sehari-hari. Ketika perusahaan memiliki arus kas positif, artinya jumlah uang tunai yang
masuk ke perusahaan lebih banyak daripada yang dikeluarkan. Dengan begitu, perusahaan
tidak akan kesulitan untuk membayar tagihan dan menutupi pengeluaran lainnya. Sebaliknya,
ketika arus kas bisnis menunjukkan tanda negatif, berarti jumlah pengeluaran lebih besar
daripada jumlah pemasukan.
Setiap transaksi yang dilakukan perusahaan secara tunai atau kas ekuivalen ditulis
dalam laporan arus kas. Tujuannya adalah untuk melacak status dana bisnis dan menyimpan
akun saldo kas penutupan pada akhir periode akuntansi. Arus kas sering disalah artikan
sebagai pendapatan. Padahal, dua istilah ini adalah hal yang berbeda. Pendapatan mengukur
jumlah uang yang masuk ke perusahaan, sementara arus kas mengukur jumlah uang yang
masuk yang keluar. Jadi, bisa disimpulkan bahwa arus kas adalah pergerakan uang masuk
dan keluar dari perusahaan selama periode akuntansi tertentu.

Jenis – Jenis Cash Flow


a. Cash Flow dari Operasional
Arus kas operasional mengukur uang tunai yang dihasilkan atau dikonsumsi oleh
aktivitas operasi standar perusahaan, seperti penjualan, tagihan, dan upah pegawai. Kegiatan
operasional bisnis ini bisa mencakup segala aktivitas untuk menghasilkan pendapatan. Mulai
dari memberikan layanan kepada pelanggan, memproduksi dan menjual barang, membayar
biaya, atau mendanai modal kerja. Arus kas dari aktivitas operasional biasanya ditulis di
bagian pertama laporan arus kas. Angka ini menunjukkan di mana dan bagaimana uang
dibelanjakan dan memberitahu Anda tentang operasi perusahaan. Jadi, manajemen bisa tahu
aspek mana saja yang bisa diperbaiki, misalnya memangkas pengeluaran yang tidak perlu,
mengoptimalkan produksi item tertentu, dan sebagainya.
Rumus – Cash Flow dari Operasional

Arus Kas Operasional = (𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 + 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛) − (𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 + 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎)

Contoh Soal – Cash Flow dari Operasional


Perusahaan Gerak pada periode Januari 2022 mendapatkan penjualan produk sebesar Rp
8.000.000, kemudian mendapatkan bunga dari piutang Rp 2.000.000, Kemudian, membayar
pajak sewa Rp 1.000.000 dan membayar gaji karyawan Rp 3.000.000.- Berapa arus kas
operasional anda pada periode Januari 2022 ?
Jawab :
Arus Kas Operasional = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 + 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛) − (𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 + 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎)

= (8.000.000 + 2.000.000) − (1.000.000 + 3.000.000)

𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 = 𝑅𝑝 6.000.000


Jadi, arus kas ativitas operasional Perusahaan Gerak pada periode Januari 2022 adalah Rp
6.000.000

b. Cash Flow dari Investasi


Cash flow investasi adalah kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas investasi yang
dilakukan perusahaan. Mulai dari investasi properti atau peralatan, penjualan aset, hingga
sekuritas. Penting untuk sebuah perusahaan memiliki aktivitas investasi sebagai bentuk
perencanaan jangka panjang. Jenis arus kas ini menunjukkan jumlah uang yang telah
dikeluarkan atau dihasilkan perusahaan Anda melalui aktivitas investasi selama periode
akuntansi tertentu. Aktivitas ini dapat mencakup pembelian aset, seperti peralatan, properti,
pabrik (yang pada dasarnya adalah aset tetap dan aset jangka panjang). Selain itu, arus kas ini
juga mencakup aktivitas merger dan akuisisi perusahaan lain serta investasi dalam surat
berharga seperti saham dan obligasi.

Rumus – Cash Flow dari Investasi

Arus Kas Investasi = Pendapatan Investasi − Pengeluaran Investasi

Contoh Soal – Cash Flow dari Investasi


Perusahaan Gerak mendapatkan dana dari penjualan obligasi sebesar Rp 4.500.00 dan dana
dari penjualan aset sebesar Rp 6.000.000. Kemudian perusahaan tersebut juga membeli
properti investasi sebesar Rp 2.000.000.-. Berapa arus kas investasinya?
Jawab :
Arus Kas Investasi = Pendapatan Investasi − Pengeluaran Investasi

= (6.000.000 + 4.500.000) − 2.000.000

= Rp 8.500.000

Jadi, arus kas aktivitas investasi Perusahaan Gerak adalah Rp 8.500.000.

c. Cash Flow dari Pendanaan


Ada jenis arus kas pembiayaan atau pendanaan, yakni jumlah bersih pendanaan yang
dihasilkan perusahaan selama periode waktu tertentu. Pada dasarnya, arus kas dari aktivitas
pendanaan bermuara pada proses bergeraknya kas perusahaan melalui pemilik saham,
investor, dan kreditur nya. Bagian ini mencakup utang jangka panjang, ekuitas, dan dividen
perusahaan.

Rumus – Cash Flow dari Pendanaan

AK pembiayaan = Kas yg diperoleh dr ekuitas − (pembayaran dividen + pembelian kembali ekuitas)

Contoh Soal – Cash Flow dari Pendanaan


Menggunakan contoh Perusahaan Gerak yang mendapatkan dana dari investor sebesar
Rp15.000.000 dan penjualan saham mencapai angka Rp10.000.000. Kemudian, pelunasan
hutang ke bank sejumlah Rp20.000.000.-. Berapakah net cash flownya ?
Jawab :
AK pembiayaan = Kas yg diperoleh dr ekuitas − (pembayaran dividen + pembelian kembali ekuitas)

= (10.000.000 + 15.000.000) − 20.000.000

= 5.000.000

Rumus – Net Cash Flow

𝑁𝑒𝑡 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐹𝑙𝑜𝑤 = Arus kas operasi + arus kas investasi + alur kas pendanaan

= 6.000.000 + 8.500.000 + 5.000.000


= 19.500.000
Jadi, net cash flow Perusahaan Gerak periode Januari 2022 adalah Rp 19.500.000.
2.2 Required Rate of Return (RRR)

Required rate of return atau tingkat pengembalian yang dibutuhkan adalah


pengembalian yang harus diperoleh dari dana yang diinvestasikan untuk menutupi biaya
pembiayaan investasi tersebut. Kesepakatannya, ini adalah tingkat pengembalian minimum
yang diperlukan untuk berinvestasi. Tingkat pengembalian dari sebuah proyek atau
pembelian aset mungkin lebih kecil dari yang diharapkan. Dalam hal ini, investasi menjadi
layak. Sebaliknya, ketika pengembalian lebih kecil daripada yang diharapkan, pembelian
tidak layak.

Metode Perhitungan yang Dibutuhkan


Ada berbagai metode pengembalian tingkat pengembalian yang dibutuhkan. Jika
seorang investor mempertimbangkan untuk membeli saham ekuitas di perusahaan yang
membayar dividen, model diskon-dividen (disebut juga dengan model pertumbuhan Gordon)
sangat ideal. Cara lain untuk menyimpan tingkat pengembalian yang dibutuhkan adalah
dengan menggunakan model penetapan harga aset modal (capital asset pricing model atau
CAPM), yang biasanya digunakan oleh investor untuk saham yang tidak membayar dividen.

Tingkat pengembalian yang dibutuhkan menggunakan metode CAPM


CAPM (Capital Asset Pricing Model) digunakan untuk memperkirakan required rate of
return dalam nilai sebuah saham biasa. Ketika menggunakan CAPM, investor melihat
keseluruhan pengembalian pasar, tingkat pengembalian risiko bebas, dan volatilitas saham.
Dalam investasi saham, salah satu cara untuk menghitung tingkat pengembalian yang
diperlukan adalah dengan menggunakan metode capital asset pricing model (CAPM).
Caranya, kurangi tingkat pengembalian bebas risiko (risk free rate) dari tingkat pengembalian
pasar (market return) . Ambil hasilnya dan kalikan dengan saham beta. Tambahkan hasilnya
ke tingkat pengembalian bebas risiko saat ini untuk menentukan tingkat pengembalian yang
diperlukan.

Rumus CAPM

𝑘𝑠 = 𝑅𝑓 + 𝛽 (𝑅𝑚 − 𝑅𝑓 )

Keterangan :
ks = required rate of return
Rf = tingkat imbal-hasi investasi bebas risiko (misalnya, Sertifikat Bank Indonesia,
T- Bond, dll)
β = koefisien dari perusahaan
Rm = tingkat imbal – hasil portofolio pasar
Jika ks (required rat of return) sudah dapat ditentukan nilainya, arus kas return di masa
dating harus didiskonto pada nilai ks tersebut.
Dari rumus di atas, Rm - Rf merupakan premi risiko (risk premium) yang ditetapkan atas
saham perusahaan.

Koefisien Beta (β)


Merupakan ukuran sensitivitas atau kepekaan individu saham terhadap pergerakan saham.
β > 1 = Saham dengan koefisien beta > 1, maka lebih agresif dari pasar.
β = 1 = Saham dengan koefisien beta = 1, maka mengikuti arus pasar.
β < 1 = Saham dengan koefisien beta < 1, maka lebih lambat dari pasar.

Contoh Soal – Required Rate of Return


Beta saham PT A adalah 1,5. Tingkat imbal-hasil portofolio pasar adalah 17% dan suku
bunga SBI saat ini 13%. Secara historis, perusahaan tersebut berhasil mempertahankan
pertumbuhan dividennya sebesar 15%. Sebagai investor yang mengharapkan dividen Rp 30,-
per saham untuk tahun depan, pada harga berapakah Anda bersedia membeli saham tersebut ?
Jawab :
𝑘𝑠 = 𝑅𝑓 + 𝛽 (𝑅𝑚 − 𝑅𝑓 )

= 0,13 + 1,50 (0,17 − 0,13)

𝑘𝑠 = 0,19 𝑎𝑡𝑎𝑢 19%


Jika required rat of return (ks) sudah diberikan, dengan mudah kita dapat menggunakan
rumus Dividend Discounted Model :
𝐷1 Rp 30
𝑃0 = = = 𝑅𝑝 750, −
𝑘𝑠 − 𝑔 0,19 − 0,15

2.3 Payback Period (PP)

Payback period adalah metode yang biasa digunakan oleh investor hingga profesional
keuangan, dan perusahaan untuk menghitung hasil investasi. Payback period membantu
menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan biaya awal yang terkait
dengan investasi. Penghitungan payback period juga berguna sebelum membuat keputusan
apa pun. Terutama ketika investor perlu membuat penilaian cepat tentang usaha investasi.
Semakin pendek pengembalian, semakin diinginkan investasi. Sebaliknya, semakin
lama pengembaliannya, semakin tidak diinginkan. Sebagai gambaran, setiap analis keuangan
perusahaan harus bisa menilai berbagai investasi atau proyek operasional untuk menentukan
proyek atau investasi yang paling menguntungkan.

Tabel 1.1 Keunggulan dan Kelemahan Payback Period

No Keunggulan Kelemahan

1. Mudah digunakan dan dimengerti Mengabaikan Nilai Waktu dari Uang


Payback period membutuhkan input Salah satu kelemahan utama dari payback
yang sangat sedikit dan relatif lebih period adalah mengabaikan nilai waktu
mudah untuk dihitung daripada metode uang. Sesuai konsep nilai waktu uang,
penganggaran modal lainnya. Yang uang yang diterima lebih cepat bernilai
Anda butuhkan untuk menghitung dibandingkan dengan yang datang
periode pengembalian adalah biaya kemudian. Karena potensinya untuk
awal proyek dan arus kas tahunan. mendapatkan pengembalian tambahan jika
diinvestasikan kembali. Metode payback
period tidak mempertimbangkan hal seperti
itu, sehingga mendistorsi nilai sebenarnya
dari arus kas.

2. Solusi Cepat Tidak Semua Arus Kas Tercakup


Payback period mudah dihitung dan Metode ini hanya mempertimbangkan arus
membutuhkan lebih sedikit input, kas hanya sampai saat investasi awal
manajer dapat dengan cepat dipulihkan dan mengabaikan arus kas yang
menghitung periode pengembalian datang pada tahun-tahun berikutnya. Ini
proyek. Ini membantu para manajer memaksa Anda untuk mengabaikan proyek
untuk membuat keputusan cepat, yang dapat menghasilkan arus kas yang
sesuatu yang sangat penting bagi menguntungkan pada tahun-tahun
perusahaan dengan sumber daya berikutnya.
terbatas.

3. Preferensi untuk Likuiditas Tidak Realistis


Biasanya, proyek dengan payback Metode ini sangat sederhana sehingga tidak
period yang lebih pendek juga memiliki mempertimbangkan skenario bisnis
risiko yang lebih rendah. Informasi normal. Padahal, investasi modal bukan
tersebut sangat penting untuk usaha hanya investasi satu kali. Sebaliknya
kecil dengan sumber daya terbatas. proyek-proyek semacam itu membutuhkan
Usaha kecil perlu segera memulihkan investasi lebih lanjut pada tahun-tahun
biaya mereka untuk menginvestasikan- berikutnya termasuk yang biasanya
nya kembali dalam peluang lain. memiliki arus kas masuk yang tidak
teratur.

4. Berguna dalam Kasus Tidak Pasti Mengabaikan Profitabilitas


Ketidakpastian membuat sebagian dari Sebuah proyek dengan periode
perusahaan merasa sulit untuk pengembalian yang lebih pendek tidak
memproyeksikan arus kas tahunan menjamin akan menguntungkan. Ada
masa depan. Dengan demikian, potensi arus kas dari proyek berhenti pada
menggunakan dan menjalankan proyek periode pengembalian modal, atau
dengan Payback period pendek berkurang setelah periode pengembalian
membantu mengurangi kemungkinan modal.
kerugian.

Rumus Payback Period


1. Jika jumlah aliran kas per tahun berbeda

𝑎−𝑏
PP = 𝑛 + ( ) 𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑐−𝑏

Keterangan :
PP = Payback Period
n = Syarat periode pengembalian modal investasi
a = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun terakhir (n)
b = Arus kas pada tahun setelah tahun kumulatif arus kas berjalan (n+1)

2. Jika jumlah aliran kas per tahun sama

𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙
PP =
𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠
Contoh Soal – Payback Period
1. Perusahaan Sumber Sukses ingin membeli sebuah mesin produksi untuk meningkatkan
jumlah produksi produk. Diperkirakan untuk harga mesin tersebut adalah Rp220 juta.
Sedangkan keuntungan bersih kas yang masuk pada perusahaan itu diestimasikan
sekitar Rp55 juta per tahun. Lantas, rencana investasi pada pembelian mesin produksi
dengan payback period memerlukan waktu berapa lama?
Diket :
• Total dana investasi = Rp 220.000.000
• Kas masuk bersih = Rp 55.000.000
Jawab :
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
PP =
𝐾𝑎𝑠 𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

220.000.000
=
55.000.000

PP = 4 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

Jadi, payback period yang dibutuhkan agar mesin produksi yang diinvestasikan dapat
kembali dalam waktu 4 tahun.

2. Ada sebuah usulan proyek investasi senilai Rp600 juta dengan umur ekonomis 5 tahun.
Syarat periode pengembalian 2 tahun, dan arus kas per tahun berubah, mulai tahun
pertama sebesar Rp300 juta, tahun kedua sebesar Rp250 juta, tahun ketiga Rp200juta,
tahun keempat Rp150 juta, dan tahun kelima Rp100 juta. Berapa lama payback
periodnya?
Diket :

Tahun Ke - Arus Kas Arus Kas Komulatif


1 300,000,000 300,000,000
2 250,000,000 550,000,000
3 200,000,000 750,000,000
4 150,000,000 900,000,000
5 100,000,000 1,000,000,000

Jawab :
𝑎−𝑏
PP = 𝑛 + ( )
𝑐−𝑏
600 𝑗𝑡 − 550 𝑗𝑡
= 2+( )
750 𝑗𝑡 − 550 𝑗𝑡
= 2 + 0,25 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

PP = 2,25 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

Jadi, payback period nya adalah 2,25 tahun atau 2 tahun 3 bulan. Maka modal yang
dihabiskan (600 juta) bisa Kembali dalam jangka waktu 2 tahun 3 bulan.

2.4 Net Present – Value Profitability Index (NPV)

Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara nilai sekarang dari arus kas yang
akan masuk dengan nilai sekarang dari arus kas yang akan keluar yang terjadi dalam periode
waktu tertentu. Sederhananya, NPV ini merupakan perkiraan arus kas suatu perusahaan pada
masa mendatang yang telah menyesuaikan dengan arus kas pada saat ini. NPV sendiri
memiliki kaitan yang erat dengan time value of money mengenai nilai uang yang akan
mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Oleh karena itu, perhitungan NPV ini biasanya dijalankan oleh seorang manajer yang
sudah ahli atau memiliki memiliki analisis yang tajam terhadap perkiraan pemasukan untuk
beberapa tahun ke depan. Apabila prediksi pemasukan tersebut berbeda jauh dari perkiraan,
maka akan menghasilkan nilai NPV yang tidak akurat. Namun, dengan menggunakan system
akuntansi yang bekerja secara otomatis, kitab isa mendapatkan data yang akurat untuk
membuat perkiraan pemasukan yang tepat.
Kelayakan atas sebuah investasi yang berjalan dapat kita lihat dari hasil perhitungan NPV
yang telah berjalan, yaitu :

Tabel 1.2 Cara Membaca NPV

Jika Berarti Maka

NPV > 0 Investasi yang akan dijalankan, Proyek direkomendasikan untuk dijalankan.
diproyeksikan akan mendatang
keuntungan bagi perusahaan.

NPV = 0 Investasi yang akan dijalankan, Perlu didiskusikan lebih lanjut mengenai
diproyeksikan tidak mendatangkan keuntungan lain yang akan didapatkan jika
keuntungan maupun kerugian bagi investasi tetap dijalankan.
perusahaan.
NPV < 0 Investasi yang akan dijalankan, Investasi pasti menguntungkan. Jika
diproyeksikan akan mendatangkan merugikan maka hal tersebut bukanlah
kerugian bagi perusahaan. investasi. Sehingga proyek direkomendasi-
kan untuk dibatalkan.

NPV memiliki beberapa fungsi atau manfaat yang besar dalam bidang bisnis atau sebuah
usaha. Beberapa fungsi NPV meliputi :
1. Mengukur kemampuan dan peluang sebuah perusahaan dalam mengelola investasi
dalam beberapa tahun mendatang. Jika investasi tersebut menghasilkan keuntungan,
maka rencana tersebut dapat berlangsung. Sebaliknya, jika hasil proyeksi investasi
mendatangkan suatu kerugian masa mendatang, investasi tentu tidak dapat berjalan
meskipun sekilas terlihat menguntungkan.
2. Membantu perusahaan untuk mengetahui kemampuan investasi yang sedang mereka
kelola. Hal ini bertujuan agar pihak manajemen perusahaan dapat memahami nilai
investasi apakah telah sebanding dengan usaha yang sudah perusahaan lakukan.
3. Membantu pihak perusahaan untuk dapat mengaplikasikan pengelolaan anggaran yang
efektif dalam menjalankan suatu bisnis. Maka dari itu, NPV juga dapat dianggap
sebagai nilai perkiraan keuntungan investasi yang akan perusahaan dapatkan.
Rumus NPV

𝐶1 𝐶2 𝐶3 𝐶𝑡
NPV = + 2
+ 3
+⋯+ − 𝐶0
1 + 𝑟 (1 + 𝑟) (1 + 𝑟) (1 + 𝑟 )𝑡

atau

𝑡
𝐶𝑡
𝑁𝑃𝑉 = ∑ − 𝐶0
(1 + 𝑟 )𝑡
𝑡−1

Keterangan :
NPV = Net Present Value (rupiah)
Ct = Arus kas per tahun pada periode t
C0 = Nilai investasi awal pada tahun ke 0 ( rupiah)
R = Suku bunga atau discount rate (%)
Contoh Soal – NPV
Sebuah perusahaan XYZ akan membeli sebuah mesin untuk kebutuhan produksi. Harga
perkiraan mesin tersebut adalah Rp 160 juta dengan aturan suku bunga pinjaman yaitu
sebesar 12% per tahun. Arus kas yang masuk pada perusahaan sekitar Rp 60 juta per tahun
yang akan berjalan selama 5 tahun. Berapakah nilai net present value-nya ?
Diket :
• Ct = Rp 60 juta
• C0 = Rp 160 juta
• r = 12% (0,12)
Jawab :
𝐶1 𝐶2 𝐶3 𝐶4 𝐶5
NPV = + + + + − 𝐶0
1 + 𝑟 (1 + 𝑟)2 (1 + 𝑟)3 (1 + 𝑟)4 (1 + 𝑟)5

60 60 60 60 60
= + + + + − 160
1 + 0,12 (1 + 0,12)2 (1 + 0,12)3 (1 + 0,12)4 (1 + 0,12)5

= 53,7 + 47,83 + 42,71 + 38,13 + 34,05 − 160


NPV = 56,29
Jadi, nilai untuk NPV nya adalah Rp 56,29 juta.
BAB III
KESIMPULAN

Manajemen sangat di perlukan terutama dalam sebuah organisasi atau perusahaan.


Dengan adanya manajemen yang baik, maka kegiatan perencanaan, pelaksanaan, sampai
pada penghasilan suatu tujuan ataupun barang akan di capai dengan baik dan maksimal, dan
dengan adanya manajemen maka perusahaan akan dapat mencapai tujuan yang di inginkan
dengan langkah yang tepat. Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan,
penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana
yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang
semurah-murahnya dan menggunakan seefektif-efektifnya, seproduktif mungkin untuk
menghasilkan laba.
Dalam prakteknya, manajemen keuangan adalah tindakan yang diambil dalam rangka
menjaga kesehatan keuangan organisasi/perusahaan. Kegiatan penganggaran modal
mencakup dua langkah : (1) Bagaimana mengestimasi aliran kas yang dihasilkan dari
investasi tersebut, (2) Bagaimana mengevaluasi aliran kas tersebut sehingga bisa diperoleh
kesimpulan apakah usulan investasi tersebut layak dilakukan atau tidak. Melalui Manajemen
Keuangan, khususnya dalam mempelajari analisis cash flow, required rate of return,
investasi, payback period dan NPV dapat memudahkan perusahaan untuk mengidentifikasi
bagaimana kondisi keuangan perusahaan serta dapat dapat mengatur supaya arus keuangan
perusahaan tetap sehat.
DAFTAR PUSTAKA

A. Ross, Stephen, dkk. 2015. Pengantar Kuangan Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Husnan, Suad., & Muhammad, Suwarsono. (2014). Studi kelayakan proyek bisnis. Unit
penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Ibrahim Yakob, 2009. Studi Kelayakan Bisnis, Rineka cipta, Jakarta.

Wibowo, Andreas. 2011. Metodologi Perhitungan Required Rate of Return berdasarkan


Cumulative Prospect Theory: Studi Kasus Proyek Investasi Jalan Tol, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai