Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN Sebelum kita mengetahui tentang penerapan ekoefisiensi pada industry, alangkah baiknya kita untuk memahami mengenai

apa itu ekoefisiensi sendiri. Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan dilakukan dengan memperhatikan aspek ekologi, aspek ekonomi dan juga sosial organisasi, sehingga mampu menjadi pedoman bagi manajemen lingkungan industri yang berkelanjutan. Salah satu instrumen manajemen lingkungan industri yang sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan adalah eko-efisiensi yang mengutamakan adanya efisiensi penggunaan bahan baku, air dan energi dalam proses produksi sehingga limbah produksi yang terbuang ke alam dapat diminimalkan. Salah satu upaya pencapaian eko-efisiensi pada sektor industri adalah melalui penerapan kerjasama antar pelaku usaha, khususnya pada UKM yang pada umumnya memiliki kendala pembiayaan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan. Perhitungan hubungan-hubungan ekologis perlu dilakukan untuk mengurangi akibat-akibat yang merugikan baik bagi kelangsungan pembangunan maupun kelangsungan ekosistem. Itulah gambaran prinsip ekoefisiensi dalam pengelolaan sumber daya alam. Sebelum menerapkan bagaimana ekoefisiensi yang tepat, diperlukan pemahaman mengenai jenis, kondisi, dan nilai setiap sumber daya alam. Bagaimana pun sumber daya alam mempunyai karakteristik khusus terutama dalam hubungannya dengan ekosistem dan pembangunan. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui harus diusahakan keseimbangannya dengan pengelolaan berbasis prinsip ekoefisiensi dan Pembangunan Berkelanjutan. Begitu pula dengan sumber daya alam yang lainnya. Pada hakikatnya kelestarian sumber daya alam bisa dicapai dengan pemanfaatan yang ekoefisien, mengelolanya dengan pedoman berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Dalam prinsip ekoefisiensi, penggunaan sumber daya alam berdasarkan pemilihan peruntukannya menjadi sangat penting. Pemilihan peruntukan tersebut dilaksanakan atas dasar: Efisiensi dan efektivitas penggunaan yang optimal dalam batas-batas kelestarian sumber alam yang mungkin, Tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumber alam lain yang berkaitan dalam suatu ekosistem, dan

Memberikan kemungkinan untuk mempunyai pilihan penggunaan di masa depan, sehingga perombakan ekosistem tidak dilakukan secara dratis.

Dari segi lingkungan hidup karena proporsi energi yang terbuang turun, beban pencemaran per unit produk/layanan berkurang pula. Intensitas energi per unit produk/layanan juga turun sehingga laju deplesi sumber daya energi kita juga turun. Maka pemerintah untung, masyarakat untung, pengusaha untung, dan lingkungan hidup pun untung. Pendekatan ini disebut eko-efisiensi, yaitu efisiensi eko-nomi maupun efisiensi eko-logi. Dengan eko-efisiensi, kinerja ekonomi maupun kinerja lingkungan hidup ditingkatkan. Prinsip Ekoefisiensi dalam Industri Bahan dan energi yang tidak termanfaatkan dalam suatu sistem proses produksi akan terbuang menjadi limbah dan menyebabkan meningkatnya social cost untuk proses lanjutannya. Oleh karena itu, perlu penerapan prinsip ekoefisiensi dalam industri sebagai berikut : Meminimalkan penggunaan bahan baku dan energi Meminimalkan pelepasan limbah beracun ke lingkungan Menghasilkan produk yang dapat didaur ulang Pemanfaatan SDA yang dapat diperbaharui (renewable resources) Mampu menghasilkan produk yang tahan lama.

PENERAPAN EKOEFISIENSI PADA PUPUK Pada tugas ini saya mencari literatur mengenai industri apa saja yang menarik untuk dibahas mengenai penerapan ekoefisiensi dan perkembangannya. Disini saya akan membahas mengenai ekoefisiensi dalam pencapaian kegiatan produksi bersih pada industry pupuk yakni PT. Pupuk Sriwidjaja. Dalam industry pupuk pada PT. Pusri Seluruh proses pembuatan amoniak menggunakan proses MW Kellogg, sedangkan untuk pembuatan urea menggunakan proses TEC Jepang. Setiap unit pabrik terdiri dari 3 pabrik, yaitu amoniak, urea dan utilitas. Utilitas merupakan penyedia fasilitas yang dibutuhkan pabrik amoniak dan pabrik urea, seperti : gas bumi, air bersih, air umpan ketel, air pendingin, listrik, uap, udara bertekanan, gas N2, dan lain-lain..

Berikut ini akan dijelaskan mengenai kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan dalam pencapaian perusahaan untuk ekoefisiensinya. Purge Gas Recovery Unit (PGRU) Pada awalnya Purge Gas dari proses pemurnian produksi NH3 di pabrik amoniak, semula dibuang ke udara, namun sejak tahun 1981 purge gas tersebut telah diolah di PGRU dengan langkah proses sebagai berikut : NH3 yang terkandung dalam Purge Gas dipisahkan dengan cara absorbsi dan stripping. Dengan cara ini diperoleh 12 ton NH3 / hari. Selanjutnya H2 dan N2 dipisahkan berdasarkan perbedaan titik kondensasinya di dalam Cold Box. H2 dan N2 hasil pemisahan dikirim kembali ke pabrik amoniak untuk diproses dan diperoleh NH3 sebanyak 150 ton/hari. CH4 dan argon tidak terkondesasi dan dikirim sebagai bahan bakar di Reformer pabrik amoniak. Dengan demikian semua komponen Purge Gas tidak dibuang dan dapat dimanfaatkan. Pemakaian Kembali NaOH Sisa Regenerasi Setelah dipakai sebagai regenerant pada resin anion, larutan NaOH sisa dipakai kembali sebagai pengatur pH dalam proses pengolahan air. Dengan cara ini tidak ada lagi buangan NaOH sisa dan dapat menghemat pemakaian NaOH 15 ton/bulan di Utilitas PUSRI-II.

Hydrolizer dan Stripper Unit Pada tahun 1994 telah dibangun 2 unit Hydrolizer dan Stripper dengan kapasitas masingmasing 50 m3 /jam, berfungsi melepaskan urea dan NH3 dalam air limbah dari pabrik urea yang masih mengandung urea 9.500 mg/l dan NH3 3.000 mg/l. Di dalam Hydrolizer, CO2. NH3 dan CO2 urea akan terhidrolisa menjadi NH3 dan (off gas) selanjutnya dikirm ke pabrik urea untuk diproses sehingga diperoleh urea 2.058 kg/jam. Masing-masing unit terdiri dari Hydrolizer dan Stripper.

NILAI

EKONOMI

YANG

DIDAPATKAN

DARI

KEGIATAN

EKOEFISIENSI A. Purge Gas Recovery Unit Modal Investasi : US$ 4 juta Nilai tambah yang diperoleh : 162 ton NH3/hari x US$ 210/ton = US$ 11.226.600/tahun 418 MMBTU/hari dari CH4, Ar x US$ 1.5 MMBTU = US$ 206.910.00/tahun B. Larutan NaOH Sisa Modal Investasi : Rp. 1.842.000 Nilai tambah yang diperoleh : 15 ton NaOH/bulan/pabrik = Rp. 675.000/bulan/pabrik

C. Hydrolizer dan Stripper Unit Modal Investasi : US$ 6,98 juta Nilai tambah yang diperoleh : 5.164 ton/tahun NH3 = US$ 1.084.440/tahun 16.300 ton/tahun Urea = US$ 1.926.363/tahun 122 m3/jam air terolah = US$ 463.798,2/tahun PENUTUP Dengan penerapan ekoefisensi ketiga cara diatas oleh PT. Pusri maka dapat diketahui bahwa dalam penerapan kegiatan ekoefisiensi ini bisa dikatakan menguntungkan. Dampak positif yang dirasakan dari penerapan kegiatan ini didapatkan oleh lingkungan, konsumen, perusahaan, serta unit-unit yang melaksanakan kegiatan produksi. Dengan diterapkannya ekoefisiensi di negara kita yang disertai dengan dasar hukum yang jelas, dan hal ini bukannya membuat beban bagi kita tetapi untuk memacu produktifitas, maka diharapkan di masa yang akan datang pencemaran dan perusakan lingkungan akan dapat ditekan seminimal mungkin, sehingga kita samasama untung, yaitu perusahaan untung lingkungan juga untung.

TUGAS MANAJEMEN LINGKUNGAN INDUSTRI PENERAPAN EKOEFISIENSI

DISUSUN OLEH ILHAM ANANTO E1F111007

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2013

Anda mungkin juga menyukai