Anda di halaman 1dari 111

SKRIPSI

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR NAÏVE BAYES PADA PENDETEKSI


KERUSAKAN PERANGKAT ELECTROCARDIOGRAPH (ECG)

Diajukan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana pada


Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tidar

Disusun oleh :

TRI KUSTINI
1610501007

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TIDAR
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana di Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tidar

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR NAÏVE BAYES PADA PENDETEKSI


KERUSAKAN PERANGKAT ELECTROCARDIOGRAPH (ECG)

Oleh
Tri Kustini
NPM: 1610501007

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Pembimbing I

Bagus Fatkhurrozi, S.T.,M.T Tanggal : 22 Oktober 2020


NIP. 197910122005011001

Pembimbing II

Ika Setyowati, S.T.,M.Eng Tanggal : 22 Oktober 2020


NIK. 198003262006105C127

ii
LEMBAR PENGUJI

Skripsi yang berjudul :

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR NAÏVE BAYES PADA PENDETEKSI


KERUSAKAN PERANGKAT ELECTROCARDIOGRAPH (ECG)

Oleh
Tri Kustini
NPM: 1610501007

Telah berhasil dipertahankan di depan Dewan Penguji dalam ujian skripsi dan
diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana di Jurusan Teknik Elektro Universitas Tidar

Magelang, 02 Oktober 2020


Dihadapan Penguji

1. Bagus Fatkhurrozi, S.T.,M.T. : ………………………………


NIP. 197910122005011001

2. Ika Setyowati, S.T.,M.Eng. : ………………………………


NIK. 198003262006105C127

3. Ibrahim Nawawi, S.T.,M.T. : ………………………………


NIK. 197303282003045C11

iii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Tri Kustini
NPM : 1610501007
Program Studi : S1 Teknik Elektro
Alamat : Jl. Kalinangka No. 15, Doplang, RT 1 RW 9,
Kecamatan. Adipala, Kabupaten Cilacap

1. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang diajukan untuk memperoleh

gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka;

2. Informasi dan materi skripsi terkait hak milik, hak intelektual, dan paten

merupakan milik bersama antara tiga pihak, yaitu penulis, dosen

pembimbing dan Universitas Tidar. Dalam hal penggunaan informasi dan

materi skripsi terkait paten, maka akan didiskusikan lebih lanjut untuk

mendapatkan persetujuan dari ketiga pihak tersebut.

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

taufik dan hidayah-Nya. Atas karunia yang Kau berikan akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada semua orang yeng sangat

kusayangi. Teruntuk kedua orangtuaku, kakak dan adiku, keluarga dan teman-

teman semua yang selalu memberi dukungan dan semangat. Tiada kata yang dapat

menggantikan segala cinta dan kasih sayang atas perhatian, dukungan, semangat

serta doa yang tiada henti sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

Kepada diri saya sendiri yang masih tetap berjuang, kepada teman-teman

maupun sahabat yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang selalu menguatkan,

membantu moril maupun materil, dan tempat bertukar pikir, dan doa yang selalu

dipanjatkan.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulilah saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan berkah, rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR

NAÏVE BAYES PADA PENDETEKSI KERUSAKAN PERANGKAT

ELECTROCARDIOGRAPH (ECG)”.

Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi almamater,

terutama rekan mahasiswa Teknik Elektro, Universitas Tidar. Penulis menyadari

masih banyak hal yang perlu diperbaiki dari penelitian ini yang dapat dijadikan

pembelajaran dikemudian hari.

Penulis juga menyadari bahwa dalam proses penulisan banyak mengalami

kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan

berkat dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat

diatasi dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Mukh Arifin, M.Sc. selaku Rektor Universitas Tidar;

2. Dr. Ir. Sapto Nisworo, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Tidar;

3. Agung Trihasto, S.T., M.Eng. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro


Universitas Tida;

4. Bagus Fatkhurrozi, S.T.,M.T. selaku dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas


Teknik Universitas Tidar sekaligus dosen pembimbing I;

5. Ika Setyowati, S.T., M.Eng., selaku dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Tidar sekaligus dosen pembimbing II;

vi
6. Ibrahim Nawawi, S.T., M.T. selaku dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Tidar;

7. Segenap dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tidar


yang telah memberikan ilmu selama penulis kuliah di Universitas Tidar;

8. Segenap Tenaga Pendidik di lingkungan Universitas Tidar yang telah


memberikan dukungan dan membantu kelancaran administrasi dalam
penyelesaian skripsi ini;

9. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa, semangat dan dukungan yang
tiada henti selama kuliah dan selama proses penyelesaian skripsi ini;

10. Kakak dan adik saya yang selalu mengingatkan dan memotivasi saya untuk
tidak cepat berputus asa dalam menyelesaikan skripsi ini;

11. Sahabat saya, Tiyak, Erna, Dita, Crista dan Putri yang telah memberikan
motivasi dalam penyelesaian skripsi ini;

12. Rekan kos ungu yang senasib dan seperjuangan dalam menyelesaikan
skripsi ini;

13. Faisal Arif selaku teman penulis yang selalu memberikan semangat dan
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini;

14. Rekan Mahasiswa Teknik Elektro angkatan 16 yang telah berjuang bersama
dan membantu kelancaran penulisan skripsi ini;

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu - persatu yang telah
membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii

LEMBAR PENGUJI ..................................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

INTISARI...................................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1


1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
1.5. Batasan Masalah.......................................................................... 4
1.6. Sistematika Penulisan ................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 6

2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................... 6


2.2 Dasar Teori .................................................................................. 8
2.2.1. Electrocardiograph (ECG) ............................................... 8
2.2.2. Bagian-Bagian Electrocardiograph (ECG) ...................... 8

viii
2.2.3. Sistem Pakar ...................................................................... 10
2.2.4. Konsep Umum Sistem Pakar ............................................ 11
2.2.5. Data Flow Diagram (DFD) .............................................. 14
2.2.6. Metode Naïve Bayes .......................................................... 15
2.2.7. Keunggulan dan Kelemahan Metode Naïve Bayes ........... 18
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 20
3.1. Metode Penelitian ...................................................................... 20
3.1.1. Pengumpulan Data ............................................................ 21
3.1.2. Perencanaan ...................................................................... 21
3.1.3. Perancangan Sistem .......................................................... 22
3.1.4. Pengujian .......................................................................... 24
3.1.5. Analisis Perhitungan ......................................................... 24
3.1.6. Kesimpulan ....................................................................... 25
3.2. Metode Naïve Bayes .................................................................. 25
3.3. Perancangan Antar Muka (Interface) ......................................... 26

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................. 30

4.1. Hasil Pengumpulan Data ........................................................... 30


4.2. Implementasi Database .............................................................. 30
4.3. Implementasi Metode Naïve Bayes ............................................ 31
4.4. Implementasi Antarmuka (Interface) ......................................... 35
4.4.1. Hasil Tampilan Halaman Utama ...................................... 36
4.4.2. Tampilan Halaman Tentang ............................................. 36
4.4.3. Tampilan Halaman Petunjuk ............................................ 37
4.4.4. Tampilan Halaman Diagnosa ........................................... 38
4.5. Implementasi pada Sistem .......................................................... 39
4.6. Hasil Perhitungan Data Uji ........................................................ 41
4.7. Analisis Naïve Bayes pada Sistem ............................................. 53
4.8. Pengujia Pendeteksian Kerusakan Electrocardiograph (ECG) 56

ix
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 58

5.1. Kesimpulan................................................................................. 58

5.2. Saran ........................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 60

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tampilan ECG tampak atas...................................................... 9


Gambar 2.2. Tampilan ECG tampak belakang ............................................. 9
Gambar 3.1. Diagram Alir Metode Penelitian .............................................. 20
Gambar 3.2. Data Flow Diagram (DFD) level 0 ......................................... 23
Gambar 3.3. Data Flow Diagram (DFD) level 1 ......................................... 24
Gambar 3.4. Alur Perhitungan Naïve Bayes ................................................. 25
Gambar 3.5. Perancangan pada Matlab......................................................... 27
Gambar 3.6. Perancangan Halaman Utama Sistem Pakar ............................ 28
Gambar 3.7. Perancangan Halaman Tentang ................................................ 28
Gambar 3.8. Perancangan Halaman Petunjuk ............................................... 29
Gambar 3.9. Perancangan Halaman Diagnosa .............................................. 29
Gambar 4.1. Tampilan Halaman Utama ....................................................... 36
Gambar 4.2. Tampilan Halaman Tentang ..................................................... 37
Gambar 4.3. Tampilan Halaman Petunjuk .................................................... 38
Gambar 4.4. Tampilan Halaman Diagnosa ................................................... 38
Gambar 4.5. Proses Pemilihan Gejala ........................................................... 40
Gambar 4.6. Data Latih ................................................................................. 40
Gambar 4.7. Hasil Perhitungan Naïve Bayes ................................................ 41
Gambar 4.8. Hasil Akhir ............................................................................... 41
Gambar 4.9. Hasil Diagnosa Satu Panel Gejala ............................................ 55
Gambar 4.10. Hasil Diagnosa Lebih dari 6 Panel Gejala ............................. 55
Gambar 4.11. Hasil Diagnosa Panel Gejala Sesuai Data Kerusakan ............ 56

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbandingan Sistem Pakar.......................................................... 12


Tabel 3.1. Transformasi Nilai Variabel......................................................... 22
Tabel 4.1. Contoh Data Kerusakan Electrocardiograph (ECG) ................... 32
Tabel 4.2. Contoh Perhitungan Nilai Prior ................................................... 32
Tabel 4.3. Contoh Perhitungan Likelihood ................................................... 33
Tabel 4.4. Perhitungan Nilai Posterior ......................................................... 33
Tabel 4.5. Data Latih ..................................................................................... 35
Tabel 4.6. Keterangan Halaman Utama ........................................................ 37
Tabel 4.7. Keterangan Halaman Diagnosa .................................................... 39
Tabel 4.8. Data Kerusakan yang Diuji .......................................................... 42
Tabel 4.9. Perhitungan Kerusakan Ke-1 ....................................................... 43
Tabel 4.10. Perhitungan Kerusakan Ke-2 ..................................................... 44
Tabel 4.11. Perhitungan Kerusakan Ke-3 ..................................................... 44
Tabel 4.12. Perhitungan Kerusakan Ke-4 ..................................................... 45
Tabel 4.13. Perhitungan Kerusakan Ke-5 ..................................................... 46
Tabel 4.14. Perhitungan Kerusakan Ke-6 ..................................................... 46
Tabel 4.15. Perhitungan Kerusakan Ke-7 ..................................................... 47
Tabel 4.16. Perhitungan Kerusakan Ke-8 ..................................................... 48
Tabel 4.17. Perhitungan Kerusakan Ke-9 ..................................................... 48
Tabel 4.18. Perhitungan Kerusakan Ke-10 ................................................... 49
Tabel 4.19. Perhitungan Kerusakan Ke-11 ................................................... 50
Tabel 4.20. Perhitungan Kerusakan Ke-12 ................................................... 50
Tabel 4.21. Perhitungan Kerusakan Ke-13 ................................................... 51
Tabel 4.22. Perhitungan Kerusakan Ke-14 ................................................... 52
Tabel 4.23. Perhitungan Kerusakan Ke-15 ................................................... 52

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Wawancara dan Pengambilan Data


Lampiran 2. Data Latih Gejala Kerusakan Electrocardiograph (ECG)
Lampiran 3. Data Kerusakan yang Diuji
Lampiran 4. Hasil Uji Akurasi Sistem
Lampiran 5. Kode (coding) program

xiii
INTISARI

Pendeteksian kerusakan pada perangkat Electrocardiograph (ECG) di RSJ Prof.


Dr. Soerojo Magelang masih dilakukan secara manual berdasarkan dengan gejala
kerusakan yang merujuk pada prosedur manual. Pendeteksian secara manual dirasa
kurang efektif mengingat perkembangan zaman yang semakin canggih, selain itu gejala
atau penyebab kerusakan yang berbeda membuat teknisi atau user harus lebih teliti dalam
menentukan suatu keputusan terhadap kerusakan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk
membuat sebuah sistem pendeteksi kerusakan yang terjadi pada perangkat
Electrocardiograph (ECG). Penelitian pada sistem ini menggunakan metode Naïve Bayes
untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan sesuai dengan perhitungan.
Output dari penelitian ini adalah jenis kerusakan yang dialami perangkat
Electrocardiograph (ECG) dan solusi untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Dari hasil
pengujian sistem oleh teknisi, sistem mempunyai nilai akurasi sebesar 86.666 %.

Kata kunci : Electrocardiograph (ECG), sistem pakar, Naïve Bayes.

ABSTRACK

Detection of damage to the Electrocardiograph (ECG) device at RSJ Prof. Dr.


Soerojo Magelang is still done manually based on symptoms of damage that refer to
manual procedures. Manual detection is considered ineffective given the increasingly
sophisticated development of the era, besides the symptoms or different causes of
damage, technicians or users must be more careful in determining a decision regarding
the damage. This research was conducted to create a damage detection system that
occurs in the Electrocardiograph (ECG) device. Research on this system uses the Naïve
Bayes method to assist in the decision-making process according to calculations. The
output of this research is the type of damage suffered by the Electrocardiograph (ECG)
device and a solution to repair the damage. From the results of system testing by
technicians, the system has an accuracy value of 86,666%.

Keywords: Electrocardiograph (ECG), expert system, Naïve Bayes.

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Electrocardiograph (ECG) merupakan alat ukur yang digunakan untuk

mengukur atau mendeteksi kondisi jantung dengan cara memantau irama dan

frekuensi detak jantung. Setiap kontraksi otot jantung menghasilkan implus

kelistrikan dalam bentuk gelombang sinusoidal yang ditampilkan pada layar

electrocardiograph (ECG). Hasil rekaman aktivitas elektrik jantung yang berupa

gelombang sinusoidal disebut dengan Electrocardiogram (Sutanto, 2007).

Kesiapan perangkat Electrocardiograph (ECG) harus tetap terjaga dan

siap digunakan, karena itu wajib dilakukan pemeliharaan oleh para teknisi

elektromedik. Pemeliharaan perangkat Electrocardiograph (ECG) biasanya

dilakukan setiap bulan seperti pengecekan fungsi bagian-bagian alat, penggantian

bahan atau komponen, pengecekan kinerja alat, adjustment, kalibrasi dan

pengukuran aspek keselamatan. Permasalahan atau troubles yang biasanya timbul

pada alat Electrocardiograph (ECG) yaitu pada bagian printer, display, keyboard,

power dan graphic (Mulyatno, 2018)

Sejauh ini proses pendeteksian kerusakan pada perangkat

Electrocardiograph (ECG) di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang masih dilakukan

secara manual berdasarkan dengan gejala kerusakan yang merujuk pada prosedur

manual. Pendeteksian secara manual dirasa kurang efektif mengingat

perkembangan zaman yang semakin canggih, selain itu gejala atau penyebab

1
2

kerusakan yang berbeda membuat teknisi atau user harus lebih teliti dalam

menentukan suatu keputusan terhadap kerusakan tersebut.

Pendeteksian kerusakan suatu alat saat ini telah banyak menggunakan

teknologi komputer dengan menerapkan sistem kecerdasan buatan. Sistem pakar

merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan dengan berbasis komputer yang

menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan

masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang

tersebut (Murdiyanto, 2019).

Sistem pakar telah diimplementasikan untuk mendeteksi beberapa

kerusakan pada perangkat elektronik salah satunya adalah laptop. Penelitian

tersebut bertujuan untuk mendeteksi atau mendiagnosa kerusakan pada perangkat

berdasarkan gejala kerusakan yang terjadi. Metode yang digunakan dalam

penelitian yaitu Naïve Bayes untuk membantu dalam proses pengambilan suatu

keputusan (Pramudia, 2017). Metode Naïve Bayes terbukti memiliki akurasi dan

kecepatan yang tinggi saat diaplikasikan ke dalam database dengan data yang

besar, sehingga peneliti menerapkan metode Naïve Bayes untuk mendeteksi

kerusakan pada perangkat yang berbeda yaitu Electrocardiograph (ECG).

Naïve Bayes merupakan pengklasifikasian dengan metode probabilitas dan

statistic sederhana yang dikemukakan oleh ilmuwan Inggris Thomas Bayes.

Metode Naïve Bayes mampu menjadi solusi dari permasalahan di atas, karena

Naïve Bayes mampu memprediksi peluang dimasa sebelumnya. Sistem yang

dibuat berdasarkan data yang terdiri dari data kerusakan dan data gejala yang
3

kemudian akan dimasukan dalam rumus Naïve Bayes untuk mecari hasil yang

akurat (Ayuningsih, 2018)

Penelitian ini dilakukan untuk membuat sebuah sistem pendeteksi

kerusakan yang terjadi pada perangkat Electrocardiograph (ECG). Penelitian

pada sistem ini menggunakan metode Naïve Bayes untuk membantu dalam proses

pengambilan keputusan sesuai dengan perhitungan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, dapat dirumuskan

masalah yaitu :

a. pendeteksian kerusakan perangkat Electrocardiograph (ECG) masih

dilakukan secara manual;

b. pendeteksian secara manual membutuhkan ketelitian agar mendapatkan

suatu keputusan yang benar;

c. sistem pakar membutuhkan metode yang dapat memberikan solusi untuk

mendeteksi kerusakan perangkat Electrocardiograph (ECG).

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sistem pakar untuk mendeteksi

kerusakan pada perangkat Electrocardiograph (ECG) dan memberikan solusi

terhadap kerusakan yang dialami.


4

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat membantu teknisi atau user

dalam mendeteksi kerusakan dan memberikan solusi terhadap kerusakan

perangkat Electrocardiograph (ECG) sehingga dapat memperbaiki sesuai dengan

hasil yang dideteksi.

1.5 Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak terjadi penyimpangan dan perluasan permasalahan

maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini, yaitu :

a. penelitian ini dilakukan pada perangkat Electrocardiograph (ECG) type

Schiller AG, Nihon Kohden dan Mediana di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.

Soerojo Magelang;

b. sistem dirancang menggunakan metode Naïve Bayes dengan aplikasi

MATLAB;

c. sistem dibatasi dengan mengambil 5 jenis kerusakan berdasarkan data

kerusakan yang diperoleh dari teknisi Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo

Magelang.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini disusun agar pembuatan laporan skripsi

lebih terstruktur, dengan tahapan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan

masalah dan sistematika penulisan.


5

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi tentang tinjauan pustaka dan dasar teori yang menjelaskan tentang

sistem pakar, konsep sistem pakar, perangkat Electrocardiograph (ECG), dan

metode Naïve Bayes.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi rancangan sistem dan metode yang digunakan untuk menyelesaikan

tugas akhir.

BAB IV PEMBAHASAN

Berisi tentang pembahasan dan analisa implementasi sistem pakar Naïve

Bayes untuk mendeteksi kerusakan perangkat Electrocardiograph (ECG).

BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dari penelitian dan saran-saran yang dapat

dijadikan bahan pertimbangan yang bermanfaat bagi pengembangan penelitian

selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Berdasarkan implementasi sistem pakar untuk mendeteksi suatu kerusakan

dibutuhkan beberapa referensi yang sesuai dengan penelitian yang akan

dilakukan. Pada penelitian sebelumnya banyak yang menerapkan metode Naïve

Bayes pada sistem pakar. Beberapa referensi dapat diambil dari penelitian

sebelumnya yang dimanfaatkan sebagai patokan atau dasar yang dapat digunakan

sebagai referensi pada penelitian ini.

Sistem pakar diterapkan pada sistem informasi untuk mendeteksi

kerusakan laptop. Peneliti menggunakan metode Bayesian, metode ini digunakan

sebagai alat kepastian dengan menghitung fakta yang keluar. Berdasarkan

masalah dan metode yang ada, peneliti telah membangun sistem prediksi

kerusakan laptop berbasis web. Hasil yang didapatkan dengan menggunakan

metode Bayesian memiliki tingkat akurasi 100% (Pramudia, 2017).

Klasifikasi Naïve Bayes melibatkan serangkaian perhitungan probabilistik

untuk tujuan menemukan klasifikasi terbaik dari suatu permasalahan berdasarkan

data. Metode Naïve Bayes cocok digunakan untuk ekspektasi klasifikasi umum

dalam kehidupan nyata seperti layanan deteksi kerusakan alat, prediksi cuaca,

evaluasi kredit pelanggan, kategorisasi kondisi kesehatan dan sebagainya. Proses

klasifikasi dengan cara ini mampu menentukan nilai kelayakan tertinggi untuk

menjadi klasifikasi terbaik dari bagian suatu data (Yang Feng-Jen, 2018)

6
7

Perancangan sistem pakar pendeteksi kerusakan komputer menggunakan

metode naïve bayes, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan

observasi. Aplikasi sistem pakar ini dibangun berbasis android dengan bahasa

pemrograman basic. Sistem yang dibuat berfungsi dengan baik dalam

memberikan solusi kerusakan computer secara efisien dan efektif (Suleman,

2018).

Kerusakan pada mesin penggiling padi dapat diketahui dengan sistem

pakar, dimana sistem pakar dapat memberikan kemudahan bagi para pakar dan

masyarakat yang membutuhkan untuk dapat mengetahui gejala kerusakan pada

mesin. Algoritma Naïve Bayes telah berhasil diimplementasikan untuk sistem

pendeteksi kerusakan pada mesin penggilingan padi. Dalam perancangan aplikasi

sistem pakar ini menggunakan pemrograman Eclipse Versi Juno dengan SQLite

Database sebagai pengolah data (Ayuningsih, 2018).

Sistem pakar dirancang untuk medeteksi adanya kerusakan pada printer,

penelitian ini menggunakan metode Naïve Bayes dengan berbasis android.

Implementasi sistem melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan pada fakta

yang ada dengan perhitungan Naïve Bayes. Sistem pakar diagnosa kerusakan

printer yang dirancang mampu mendeteksi jenis kerusakan printer secara cepat

dan akurat (Suleman dkk, 2018).

Berdasarkan penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa sistem pakar

dapat diterapkan untuk memecahkan suatu permasalahan dan metode Naïve bayes

dapat menentukan keputusan dengan akurasi yang cukup baik. Sehingga peneliti

akan menerapkan sistem pakar pada pendeteksian kerusakan perangkat


8

Electrocardiograph (ECG) dan menerapkan metode Naïve Bayes untuk

mengambil suatu keputusan. Sistem ini dirancang dengan menggunakan GUI

Matlab dan kecepatan kerja sistem ditampilkan dalam bentuk waktu.

2.2 Dasar Teori

2.2.1 Electrocardiograph (ECG)

Electrocardiograph (ECG) merupakan alat ukur yang digunakan untuk

mengukur atau mendeteksi kondisi jantung dengan cara memantau irama dan

frekuensi detak jantung. Electrocardiograph (ECG) merupakan suatu gambaran

dari arus elektrik yang dihasilkan oleh otot jantung selama satu denyut jantung.

dan selalu menyediakan informasi kondisi jantung. Penggunaan

Electrocardiograph (ECG) dengan menerapkan electrode pada komponen badan

untuk mengambil sinyal kecil dari tubuh kepada monitoring instrument.

Electrode mendeteksi naik turunnya arus listrik jantung dan mengirimnya

ke electrocardiograph, yang merekam perubahannya sebagai bentuk gelombang

pada gulungan kertas yang bergerak. Rekaman hasil pengukuran ini disebut

electrocardiogram. Setiap kontraksi, otot jantung menghasilkan implus kelistrikan

dalam bentuk gelombang sinusoidal (bentuk gelombang pada gerak harmonis)

yang ditampilkan pada layar electrocardiograph (Sutanto Ahmad dkk, 2007)

2.2.2 Bagian-Bagian Electrocardiograph (ECG)

Bagian-bagian dari Electrocardiograph (ECG) seperti ditunjukan pada

Gambar 2.1 Tampilan ECG tampak atas dan Gambar 2.2 Tampilan ECG tampak

belakang.
9

Gambar 2.1 Tampilan ECG tampak atas


(Sumber : RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang)

Keterangan :

1. Printer berupa jarum stylus berfungsi untuk mencetak hasil sadapan

dari sinyal listrik jantung;

2. Layar display berfungsi untuk menampilkan grafik, angka dan huruf;

3. Tombol menu berfungsi untuk memilih menu dan menuliskan data

pasien;

4. Tombol power berfungsi untuk menyalakan dan mematikan alat;

5. Keyboard berfungsi untuk mengetikan identitas pasien pada menu.

Gambar 2.2 Tampilan ECG tampak belakang


(Sumber : RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang)
10

Keterangan :

1. Grounding adalah pengaman listrik yang terdapat pada alat;

2. Konektor power berfungsi untuk mengkoneksikan mesin dengan kabel

power;

3. Konektor display mengkoneksikan mesin ECG dengan layar monitor.

2.2.3 Sistem Pakar

Sistem pakar adalah salah satu cabang AI (Artificial Intelegence) yang

membuat penggunaan secara luas knowledge yang khusus untuk penyelesaian

masalah tingkat manusia oleh seorang pakar dan dirancang untuk dapat menirukan

keahlian seorang pakar dalam menjawab pertanyaan dan menyelesaikan

permasalahan disemua bidang.. Seorang pakar adalah orang yang mempunyai

keahlian dalam bidang tertentu, yaitu pakar yang mempunyai knowledge atau

kemampuan khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang

yang dimilikinya. Ketika sistem pakar dikembangkan pertama kali sekitar tahun

70 an sistem pakar hanya berisi knowledge yang eksklusif. Namun sekarang ini

istilah sistem pakar sudah digunakan untuk berbagai macam sistem yang

menggunakna teknologi ini. Teknologi sistem pakar ini meliputi bahasa sistem

pakar, program, dan perangkat keras yang dirancang untuk membantu

pengembangan dan pembuatan sistem pakar (Arhami, 2005).

Sistem pakar (expert system) merupakan paket perangkat lunak atau paket

program computer yang ditujukan sebagai penyedia nasehat dan sarana bantu

dalam memecahkan masalah dibidang-bidang spesialisasi tertentu seperti sains,


11

perekayasaan, matematika, kedokteran, pendidikan dan sebagainya. Sistem pakar

merupakan subset dari Artificial Intelegence.

Ada beberapa keunggulan sistem pakar, diantaranya dapat :

a. Menghimpun data dalam jumlah yang besar;

b. Menyimpan data tersebut untuk jangka waktu yang panjang dalam suatu

bentuk tertentu;

c. Mengerjakan perhitungan secara cepat dan tepat serta tanpa jemu mencari

kembali data yang tersimpan dengan kecepatan tinggi.

Sistem pakar mempunyai beberapa kemampuan dalam menyelesaikan

masalah, diantaranya :

a. Menjawab berbagai pertanyaan yang menyangkut bidang keahliannya;

b. Bila diperlukan, dapat menyajikan asumsi dan alur penalaran yang

digunakan untuk sampai ke jawaban yang dikehendaki;

c. Menambah fakta kaidah dan alur penalaran sahih yang baru ke dalam

otaknya.

2.2.4 Konsep Umum Sistem Pakar

Pengetahuan dari suatu sistem pakar mungkin dapat dipresentasikan dalam

sejumlah cara. Salah satu metode yang paling umum mempresentasikan

pengetahuan adalah dalam bentuk aturan (rule) IF … THEN (jika … maka).

Murdiyanto (2019) menyatakan bahwa konsep dari suatu sistem pakar

mengandung beberapa unsur/elemen, yaitu keahlian, ahli, pengalihan keahlian,

inferensi, aturan, dan kemampuan menjelaskan. Terdapat tiga orang yang terlbat

dalam lingkungan sistem pakar, yaitu :


12

a. Pakar

Pakar adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu, yaitu

pakar yang mempunyai knowledge atau kemampuan khusus yang orang lain tidak

mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya. Seorang pakar dengan

sistem pakar mempunyai banyak perbedaan. Perbandingan kemampuan antara

seorang pakar dengan sebuah sistem pakar, perbandingan tersebut dapat dilihat

pada Tabel 2.1.

b. Knowledge Engineer (Perekayasa Sistem)

Knowledge Engineer adalah orang yang membantu pakar dalam menyusun

area permasalahan dengan menginterpretasikan dan mengintegrasikan jawaban-

jawaban pakar atas pertanyaan yang diajukan, menggambarkan analogi,

mengajukan counte example dan menerangkan kesulitan-kesulitan konseptual.

c. User

Sistem pakar memiliki beberapa pemakai, yaitu pemakai bukan pakar,

pembangun sistem pakar yang ingin meningkatkan dan menambah basis

pengetahuan dan pakar.

Tabel 2.1 Perbandingan Sistem Pakar


Factor Human Expert Expert System
Time Availability Hari kerja Setiap saat
Geografis Local / tertentu Dimana saja
Keamanan Tidak tergantikan Dapat digantikan
Perishable / dapat habis Ya Tidak
Performansi Variable Konsisten
Kecepatan Variable Konsisten
Biaya Tinggi Terjangkau
13

Selain terdapat tiga orang yang terlibat dalam lingkungan sistem pakar, menurut

Nastiti (2016) juga terdapat empat buah komponen dasar dari sebuah sistem pakar

yaitu :

a. Basis Pengetahuan (Knowledge base)

Basis Pengetahuan atau knowledge base adalah inti dari sebuah program

computer sistem pakar. Basis pengetahuan terdiri dari dua bentuk yaitu objek

sebagai kesimpulan yang didefinisikan oleh kelompok aturan atau atribut yaitu

suatu kualitas tertentu yang bersama dengan kelompok aturan membantu

mendefinisakan sebuah objek. Basis pengetahuan ini berupa sebuah database atau

kumpulan dari daftar fakta-fakta hasil berupa objek dan kaidah-kaidah (rules)

yang berisikan informasi tentang cara bagaimana menghasilkan fakta baru dari

fakta-fakta yang telah diketahui. Terdapat dua jenis pengetahuan yaitu Tacid

Knowledge (ide, inovasi dan pengalaman pakar belum dalam bentuk naskah) dan

Explicit Knowledge (ide, inovasi dan pengalaman pakar dalam bentuk tulisan).

b. Mesin Inferensi (Inference Engine)

Mesin Inferensi atau Inference Engine adalah bagian sistem pakar yang

melakukan pengolahan terhadap informasi yang diberikan untuk mendefinisikan

objek yang sesuai. Bagian ini mengandung mekanisme fungsi berfikir dan pola-

pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar dalam menganalisis

masalah, memilih pengetahuan yang relevan dan melakukan pencocokan antara

fakta yang ada dengan kaidah (rules) yang telah ditetapkan sehingga mampu

memberikan jawaban definitife terbaik. Mesin inferensi memiliki dua macam

kategori dalam melakukan pengambilan keputusan, yaitu secara deterministik dan


14

secara probabilistic. Sedangkan dalam teknik penalarannya mesin inferensi dibagi

menjadi dua kelompok yaitu pelacakan ke belakang (backward chaining) dan

pelacakan ke depan (forward chaining).

c. Antarmuka Pemakai (User Interface)

Antarmuka Pemakai atau User Interface adalah bagian yang

menghubungkan antara program sistem pakar dengan pemakaian dimana akan

terjadi suatu kegiatan dialog dalam bentuk grafis antarmuka dan sekumpulan

pernyataan dalam bahasa alami yang memungkinkan pengguna dapat memerikan

informasi masukan pada mesin.

d. Mesin Pengembangan (Development Engine)

Mesin Pengembangan atau Development Engine adalah bagian yang

memfasilitasi sistem pakar untuk mengembangkan mesin inferensi dan

mendapatkan tambahan basis pengetahuan untuk dapat memberikan objek hasil

yang lebih baik.

2.2.5. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat pembuatan model yang

memungkinkan professional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu

jaringan proses fungsional yang dibutuhkan satu sama lain dengan alir data atau

dengan kata lain merupakan suatu diagram yang digunakan untuk

menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem yang baru dikembangkan

secara fisik. Dimana data mengalir atau disimpan (tingkatan-tingkatan) yang

terdapat pada DFD adalah (Murdiyanto, 2019):


15

a. Diagram Konteks

Diagram konteks adalah tingkatan tertinggi dalam diagram aliran data dan

memuat suatu proses, menunjukan sistem secara keseluruhan. Proses tersebut

diberi nomor nol semua entitas eksternal yang ditunjukan pada diagram konteks

berikut aliran data-aliran data utama menuju dan dari sistem. Diagram tersebut

tidak memuat penyimpanan data dan tampak sederhana untuk diciptakan, begitu

entitas-entitas eksternal serta aliran data- aliran data menuju dan dari sistem

diketahui penganalisis dari wawancara dengan pengguna dan sebagai hasil

dokumen.

b. Diagram Level n

Diagram level n adalah dekomposisi dari diagram nol atau diagram

konteks. Diagram level nol menjelaskan proses secara lebih terperinci. Diagram

level 1 merupakan turunan langsung dari diagram nol, artinya diagram level 1

berada satu tingkat lebih rendah daripada diagram nol.

2.2.6. Metode Naïve Bayes

Naïve Bayes atau lebih dikenal dengan Naïve Bayes Classifier merupakan

pengklasifikasian dengan metode probabilitas dan statistic sederhana yang

dikemukakan oleh ilmuwan Inggris Thomas Bayes, teorema tersebut

dikombinasikan dengan “naïve” dimana diasumsikan kondisi antar atribut saling

bebas. Naïve Bayes Classifier teknik sangat cocok ketika dimensi dari input yang

tinggi. Meskipun sederhana, Naïve Bayes sering dapat mengungguli metode

klasifikasi yang lebih canggih.Naïve Bayes model memungkinkan setiap atribut


16

untuk memberikan kontribusi terhadap keputusan akhir sama dan independen dari

atribut lainnya (Kurniawan dkk, 2014).

Aturan Bayes adalah dasar untuk mesin pembelajaran (machine-learning)

dan metode dasar data mining. Aturan (algoritma) digunakan untuk membuat

model dengan kemampuan prediksi. Algoritma ini menyediakan cara baru untuk

mengeksplorasi dan memahami data. Naïve Bayes yang digunakan dalam

pengambilan keputusan tidak terlepas dari teori peluang sebagai konsep dasar.

Naïve bayes dikenal sebagai rumus dasar untuk peluang bersyarat yang tidak

bebas. Syarat Naïve Bayes bisa digunakan untuk menentukan pengambilan

keputusan, yaitu :

a. Berada pada kondisi ketidakpastian (adanya alternatif tindakan)

b. Peluang prior diketahui dan peluang posterior dapat ditentukan

c. Peluangnya memiliki nilai antara nol dan satu.

Goraya dkk (2017) Algoritma Naïve Bayes didasarkan pada tiga konsep,

yaitu anteseden, kelayakan dan prediksi. Antaseden berarti beberapa informasi

masa lalu tentang insiden tersebut, kelayakan berarti peluang peristiwa itu terjadi

dimasa depan dan prediksi berarti beberapa ramalan dibuat tentang terjadinya

peristiwa itu berdasarkan dua konsep pertama.

Jalan pikiran dengan Naïve Bayes sangat berguna dalam pengkajian

masalah menuju diagnosis. Kegunaannya adalah memberikan kuantifikasi dari

probabilitas adanya suatu kerusakan bila hasil pengecekan lanjutan positif atau

negative atau analisis gejala dan tanda suatu kerusakan.


17

Secara matematis rumus Bayesian Probability ditulis seperti :

𝑃 𝑋 𝐻 𝑥 𝑃(𝐻)
𝑃 𝐻𝑋 = 𝑃(𝑋)
…………………………………....(2.1)

Keterangan :

X : Data dengan class yang belum diketahui


H : Hipotesis data x merupakan suatu class spesifik
P(H|X) : Probabilitas hipotesis H berdasarkan kondisi X (posterior
probability)
P(H) : Probabilitas hipotesis H (prior probability)
P(X|H) : Probabilitas X berdasarkan kondisi pada hipotesis H
P(X) : Probabilitas dari X

Perlu diketahui bahwa proses klasifikasi memerlukan sejumlah petunjuk

untuk menentukan kelas apa yang cocok bagi sampel yang dianalisis tersebut.

Teorema bayes di atas disesuaikan sebagai berikut :

𝑃 𝐶 𝑃(𝐹1…𝐹𝑛 |𝐶)
𝑃(𝐶|F1 … Fn) = …………………………….(2.2)
𝑃(𝐹1…𝐹𝑛 )

Variable C merepresentasikan kelas, sementara variabel F1… Fn

mempresentasikan karakteristik petunjuk yang dibutuhkan untuk melakukan

klasifikasi. Maka rumus tersebut menjelaskan bahwa peluang masuknya sampel

karakteristik tertentu dalam kelas C (Posterior) adalah peluang munculnya kelas

C (sebelum masuknya sampel tersebut, seringkali disebut prior), dikali dengan

peluang kemunculan karakteristik-karakteristik sampel pada C (likehood), dibagi

dengan peluang kemunculan karakteristik-karakteristik sampel secara global

(evidence). Karena itu, rumus di atas dapat pula ditulis secara sederhana sebagai

berikut
18

𝑃𝑟𝑖𝑜𝑟 𝑥 𝑙𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖 ℎ𝑜𝑜𝑑


𝑃𝑜𝑠𝑡𝑒𝑟𝑖𝑜𝑟 = ……………………………..…(2.3)
𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑐𝑒

Nilai evidence selalu tetap untuk setiap kelas pada satu sampel. Nilai dari

posterior tersebut nantinya akan dibandingkan dengan nilai-nilai posterior kelas

lainnya untuk menentukan ke kelas apa suatu sampel akan diklasifikasikan

(Bustami, 2013).

Naïve bayes digunakan untuk menghitung probabilitas terjadinya suatu

kerusakan alat berdasarkan gejala atau penyebab yang didapat dari pengujian.

Naïve bayes dapat diterapkan dibidang teknisi sebagai perhitungan untuk

memberikan tingkat kepercayaan akan suatu kerusakan berdasarkan bukti-bukti

yang ada (Zulvandri, 2013).

2.2.7. Keunggulan dan Kelemahan Metode Naïve Bayes

Rohmana (2014) Keunggulan metode Naïve Bayes sehingga digunakan

dalam aplikasi ini adalah.

a. Metode Find-S tidak dapat digunakan untuk data yang tidak konsisten dan

data yang bias, sehingga untuk bentuk data semacam ini salah satu metode

sederhana yang dapat digunakan adalah metode Bayes;

b. Metode Bayes ini merupakan metode yang baik di dalam mesin

pembelajaran berdasarkan data training, dengan menggunakan probabilitas

bersyarat sebagai dasarnya.

Sedangkan kelemahan dari metode Naïve Bayes adalah.

a. Metode Bayes hanya bisa digunakan untuk persoalan klasifikasi dengan

supervised learning dan data-data kategorikal;


19

b. Metode Bayes memerlukan pengetahuan awal untuk dapat mengambil

suatu keputusan. Tingkat keberhasilan metode ini sangat tergantung pada

pengetahuan awal yang diberikan.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metodologi penelitian adalah suatu panduan dalam melakukan suatu

penelitian. Metodologi penelitian berisi rencana atau tahapan awal hingga akhir

yang menghasilkan output sesuai yang diharapkan. Berikut metodologi penelitian

yang dilakukan dalam penelitian digambarkan dalam bentuk diagram alir dapat

dilihat pada Gambar 3.1.


Mulai

Pengumpulan data

Perencanaan

Perancangan

Pengujian

Apakah sistem
beroperasi?

Tidak

Ya

Analisis Perhitungan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian

20
21

3.1.1. Pengumpulan Data

Tahapan dalam pengumpulan data merupakan tahapan untuk menganalisa

dan membangun sistem pakar. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini

diperoleh dari hasil wawancara dengan teknisi, mempelajari literature dan dari

buku panduan teknisi Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang. Jumlah

keseluruhan data yang digunakan sebagai data uji berjumlah 15 data. Setelah

mendapatkan rekapitulasi data kerusakan perangkat Electrocardiograph (ECG)

dan mewawancarai teknisi sebagai narasumber serta melakukan observasi

pengamatan dan pemahaman serta mencatat hal-hal penting dalam pengumpulan

data kerusakan, kemudian dilakukan proses perekapan data berdasarkan hasil

yang didapatkan dan sesuai buku pedoman perbaikan pada kerusakan perangkat

Electrocardiograph (ECG).

3.1.2. Perencanaan

Proses perencanaan dibutuhkan untuk mempermudah dalam perancangan

sistem, tahap pelatihan dan pengujian sistem pakar. Perencanaan yang dilakukan

diantaranya yaitu analisa data yang terdapat data masukan dan transformasi data.

a. Data Masukan

Tahap pertama pada proses analisa data adalah melakukan inputan data

dengan cara menentukan variable inputan. Variabel inputan dalam penelitian ini

ada 23 yaitu, pemasangan kertas terbalik, lapisan karbon kering, heater kotor atau

putus, trafo pemanas mati, karet roller menipis, koneksi karet karbon kendor dan

kotor, lampu LED redup atau mati, koneksi kabel kendor dan kotor, power supply

lemah atau error, LCD bocor, grounding listrik jelek, resistensi elektroda tinggi,
22

elektroda kotor, resistensi kabel elektroda tinggi, rangkaian sangkar board faraday

cage error, ada jalur yang putus, board control error, karet karbon sudah keras,

software rusak, grafik dilayar tidak muncul, konektor socket elektroda lepas,

display layar mati dan konektor display kendor atau lepas. Kemudian data diolah

menjadi data latih (training), data inputan ini akan dimasukan ke dalam sistem

kemudian disimpan ke dalam database.

b. Transformasi Data

Pada tahapan transformasi data merupakan tahapan untuk merubah nilai

data gejala menjadi bentuk skala angka 0 dan 1 sehingga dapat digunakan untuk

perhitungan tahap pelatihan dan pengujian pada sistem pakar dengan

menggunakan Naïve Bayes. Data yang ditransformasikan adalah gejala kerusakan

perangkat Electrocardiograph (ECG). Berikut transformasi nilai variabel dapat

dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Transformasi Nilai Variabel


Keterangan Skala Nilai
Data Gejala Kerusakan ECG Ya 1
Tidak 0

3.1.3. Perancangan Sistem

Pada perancangan sistem pakar untuk mendiagnosa kerusakan perangkat

Electrocardiograph (ECG) diperlukan alat dan bahan sebagai berikut :

a. Laptop dengan spesifikasi, Prosesor Intel Celeron dan RAM 4GB;

b. Sistem operasi windows 10;

c. Matrix Laboratory (Matlab);

d. Microsoft Excel;
23

e. Photoshop;

f. Data Kerusakan Electrocardiograph (ECG);

Pada sistem ini pengguna berperan untuk memberikan informasi kepada

sistem mengenai gejala kerusakan perangkat Electrocardiograph (ECG),

kemudian sistem akan bekerja secara otomatis berdasarkan kaidah yang sudah

diterapkan dalam program untuk memperoleh kesimpulan dari pertanyaan yang

diberikan sebagai hasil penentu kerusakan perangkat Electrocardiograph (ECG).

Selain memberikan hasil kerusakan, sistem juga akan memberikan solusi

mengenai kerusakan bagian-bagian tertentu pada perangkat Electrocardiograph

(ECG). Proses aliran data saat dijalankan oleh pengguna (user) digambarkan pada

Data Flow Diagram (DFD) level 0 dan dijabarkan secara terperinci pada level 1 .

a. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) merupakan suatu cara atau metode untuk

membuat rancangan sebuah sistem yang mana berorientasi pada alur data yang

bergerak pada sebuah sistem nantinya. DFD ini digunakan untuk melakukan

proses coding. DFD dari sistem yang akan dibuat dalam skripsi ini dapat dilihat

pada Gambar 3.2. Pada Diagram tersebut memperlihatkan diagram awal user

akan memasukkan data dan akan di proses oleh sistem sehingga menghasilkan

perhitungan data.

Data

USER SISTEM

Perhitungan Data

Gambar 3.2 Data Flow Diagram (DFD) level 0


24

Dari Gambar 3.2 kemudian diperinci pada Gambar 3.3 dalam DFD level 1.

Pada gambar tersebut menperlihatkan bahwa user akan memasukkan data gejala

kerusakan pada perangkat Electrocardiograph (ECG). Dari data tersebut

kemudian diproses menggunakan pengujian metode Naïve Bayes. Dari proses

tersebut dihasilkan kerusakan yang terjadi sesuai dengan perhitungan Naïve Bayes

dan diberikan solusi yang tepat untuk menyelesakan permasalahan tersebut.

Data Gejala KerusakanECG


1
PROSES
Informasi INPUT
DATA
Data Gejala

2
NAÏVE
USER BAYES

Data Hasil Analisis

Gambar 3.3 Data Flow Diagram (DFD) level 1

3.1.4. Pengujian

Pada tahapan ini dilakukan pengujian untuk mengetahui keberhasilan dan

tingkat akurasi dari sistem sudah berhasil atau belum. Pengujian yang dilakukan

yaitu rancangan pengujian, pengujian kecocokan sistem dengan ahli dan

pengujian parameter Naïve Bayes terhadap hasil penelitian.

3.1.5. Analisis Perhitungan

Tahap analisis perhitungan merupakan tahapan yang bertujuan untuk

menganalisis data dan pengujian data dengan perhitungan yang diterapkan.


25

Setelah melakukan pengujian dan analisis terhadap sistem akan diperoleh suatu

kesimpulan dari hasil penelitian

3.1.6. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan tahap terakhir dari penelitian yang dilakukan.

dibagian ini akan memberikan kesimpulan berdasarkan hasil dari penelitian

sekaligus memberikan saran untuk menyempurnakan dan mengembangkan

penelitian ini.

3.2. Metode Naïve Bayes

Langkah-langkah dalam menerapkan perhitungan menggunakan Naïve

Bayes dapat dilihat pada diagram flowchart Gambar 3.4.

Gambar 3.4. Alur Perhitungan Naïve Bayes


26

a. Menginput gejala kerusakan sesuai data kerusakan electrocardiograph

(ECG;

b. Menghitung nilai prior P(H) untuk mengetahui probabilitas kemungkinan

kerusakan;

c. Menghitung nilai likelihood P(X|H) untuk mengetahui probabilitas

kerusakan / gejala berdasarkan total;

d. Menghitung nilai posterior P(H|X), probabilitas berdasarkan pilihan /

kerusakan gejala;

e. Membandingkan hasil perhitungan posterior untuk mendapatkan nilai

tertinggi dan memperoleh keputusan kerusakan electrocardiograph

(ECG).

3.3. Perancangan Antarmuka (Interface)

Perancangan antar muka (interface) digunakan untuk menghubungkan

antar user kepada aplikasi yang telah dibangun sehingga user dapat berinteraksi

dengan aplikasi secara mudah. Perancangan interface pada penelitian ini

menggunakan GUI (Graphical User Interface) yang ada pada matlab dengan

menampilkan empat halaman menu yaitu halaman utama, halaman tentang,

halaman petunjuk, halaman diagnosa dan exit. Perancangan interface dapat dilihat

pada gambar 3.5.


27

Gambar 3.5 Perancangan pada Matlab

3.3.1. Desain Tampilan Halaman Utama

Tampilan halaman utama adalah halaman pertama yang terdiri dari empat

tombol menu. Berikut desain tampilan halaman depan dapat dilihat pada gambar

3.6.
28

Gambar 3.6 Perancangan Halaman Depan

3.3.2. Desain Tampilan Halaman Tentang

Tampilan halaman tentang adalah halaman yang terdapat sebagai menu

pilihan yang menjelaskan tentang perangkat Electrocardiograph (ECG). Berikut

desain tampilan halaman tentang dapat dilihat pada gambar 3.7.

BERISI TENTANG PERANGKAT ELECTROCARDIOGRAPH (ECG)

Gambar 3.7 Perancangan Halaman Tentang

3.3.3. Desain Tampilan Halaman Petunjuk

Tampilan halaman petunjuk adalah halaman yang terdapat sebagai menu

pilihan yang menjelaskan petunjuk atau cara penggunaan diagnosa kerusakan


29

perangkat Electrocardiograph (ECG). Berikut desain tampilan halaman petunjuk

dapat dilihat pada gambar 3.8.

Gambar 3.8 Perancangan Halaman Petunjuk


3.3.4. Desain Tampilan Halaman Diagnosa

Tampilan halaman diagnosa adalah halaman yang menampilkan variabel

gejala kerusakan Electrocardiograph (ECG) dan hasil dari diagnosa tersebut.

Berikut desain tampilan halaman diagnosa dapat dilihat pada gambar 3.9.

Gambar 3.9 Perancangan Halaman Diagnosa


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengumpulan Data

Tahapan awal penelitian ini adalah pengumpulan data kerusakan

Electrocardiograph (ECG) sebagai objek penelitian. Data yang digunakan

diperoleh dari beberapa kerusakan Electrocardiograph (ECG) di RSJ. Prof. Dr.

Soerojo Magelang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah wawancara dan studi literature. Data yang diperoleh berupa gejala

kerusakan dan solusi kerusakan dari perangkat Electrocardiograph (ECG) dapat

dilihat pada lampiran 2.

4.2 Implementasi Database

Perancangan database dilakukan pada Microsoft Excel dengan memasukan

beberapa gejala kerusakan yang disimbolkan dengan variabel G1 – G23 dan data

kerusakan disimbolkan dengan variabel K1 – K5. Data target dapat digantikan

dengan nilai 1 sebagai pernyataan YA dan nilai 0 sebagai pernyataan TIDAK.

Database tersebut menjadi tempat penyimpanan data masukan pengguna yang

akan dikoneksikan pada program sistem pakar pengolahan data. Data latih yang

digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.1.

30
31

Tabel 4.1. Data Latih


No. Gejala K1 K2 K3 K4 K5
1 G1 1 0 0 0 0
2 G2 1 0 0 0 0
3 G3 1 0 0 0 0
4 G4 1 0 0 0 0
5 G5 1 0 0 0 0
6 G6 0 1 0 1 0
7 G7 0 1 0 0 0
8 G8 0 1 1 0 0
9 G9 0 1 0 0 1
10 G10 0 1 0 0 0
11 G11 0 0 1 0 0
12 G12 0 0 1 0 0
13 G13 0 0 1 0 0
14 G14 0 0 1 0 0
15 G15 0 0 1 0 0
16 G16 0 0 0 1 0
17 G17 0 0 0 1 1
18 G18 0 0 0 1 0
19 G19 0 0 0 1 0
20 G20 0 0 0 0 1
21 G21 0 0 0 0 1
22 G22 0 0 0 0 1
23 G23 0 0 0 0 1

4.3 Implementasi Metode Naïve Bayes

Implementasi metode Naïve Bayes menggambarkan inferensi Naïve Bayes

yang diterapkan pada aplikasi yang dibangun. Aplikasi sistem pakar ini memiliki

beberapa tahap untuk menentukan atau mendeteksi kerusakan yang terjadi pada

perangkat Electrocardiograph (ECG). Tahap pertama admin memasukan data


32

latih yang disimpan sebagai database dan menerapkan metode Naïve Bayes untuk

menentukan keputusan dengan membandingkan nilai tertinggi. Tahap kedua

setelah basis aturan tersimpan menjadi sistem, pengguna dapat menjalankan dan

menentukan jenis kerusakan yang terjadi pada perangkat Electrocardiograph

(ECG) yang terdapat pada halaman diagnosa. Berikut dijelaskan langkah-langkah

dalam menerapkan perhitungan Naïve Bayes.

𝑃 𝑋 𝐻 𝑥 𝑃(𝐻)
𝑃 𝐻𝑋 = 𝑃(𝑋)
(4.1)

𝑃 𝐺 𝐾 𝑥 𝑃(𝐾)
𝑃 𝐾𝐺 = 𝑃(𝐺)
(4.2)

𝑃𝑟𝑖𝑜𝑟 𝑥 𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖 ℎ𝑜𝑜𝑑


𝑃𝑜𝑠𝑡𝑒𝑟𝑖𝑜𝑟 = 𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑐𝑒
(4.3)

Rumus di atas dapat diturunkan lagi menjadi :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛𝑎𝑛
𝑃𝑟𝑖𝑜𝑟 𝑃(𝐺|𝐾) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑗𝑎𝑙𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛
(4.4)

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑔𝑒𝑗𝑎𝑙𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛


𝐿𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 𝑃(𝐾) = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑔𝑒𝑗𝑎𝑙𝑎
(4.5)

Perhitungan probabilitas masing-masing kriteria dilakukan dalam masing-

masing kelas diagnosa yaitu nilai P(K|G) dihasilkan dari P(G|K) pada setiap

kemungkinan akan dikalikan dengan hasil perhitungan P(K) pada setiap

kemungkinan. Selanjutnya mengikuti kaidah HMAP (Hypothesis Maximum

Aposteriori Probability) untuk menginferensi hasil akhir keputusan kelas

diagnosis yaitu perhitungan P(G|K).P(K) yang digunakan sebagai hasil keputusan

diagnosa sesuai perhitungan nilai yang paling maksimum (Nastiti, 2016). Setelah

memahami urutan rumus yang akan digunakan, berikut disajikan contoh


33

perhitungan dari kerusakan perangkat Electrocardiograph (ECG). Contoh

kerusakan yang dialami dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Contoh data kerusakan Electrocardiograph (ECG)


Kode Inisialisasi
Nama Gejala
Gejala Ya Tidak
Resistensi elektroda tinggi G12 0 1
Grounding listrik jelek G11 1 0
Koneksi kabel kendor dan kotor G8 1 0
Elektroda kotor G13 0 1
Rangkaian sangkar board faraday cage error G15 1 0

Gejala yang tampak pada kerusakan Electrocardiograph (ECG) terdapat lima

gejala dengan tiga gejala YA dan dua gejala TIDAK.

Langkah pertama adalah mencari nilai prior P(G|K) berdasarkan rumus pada

persamaan (4.4) yang muncul dari masing-masing kerusakan.

Tabel 4.3. Contoh perhitungan nilai prior


Grounding listrik jelek (G11) 0
G11 = 5 = 0
Koneksi kabel kendor dan kotor (G8) 0
Kerusakan 1 G8 = 5 = 0
Rangkaian sangkar board faraday cage 0
G15 = 5 = 0
error (G15)
Grounding listrik jelek (G11) 1
G11 = 5 = 0.2
Kerusakan 2 Koneksi kabel kendor dan kotor (G8) 0
G8 = 5 = 0
Rangkaian sangkar board faraday cage 0
G15 = 5 = 0
error (G15)
Grounding listrik jelek (G11) 1
G11 = 6 = 0.16667
Kerusakan 3 Koneksi kabel kendor dan kotor (G8) 1
G8 = 6 = 0.16667
Rangkaian sangkar board faraday cage 1
G15 = = 0.16667
6
error (G15)
Grounding listrik jelek (G11) 0
G11 = 5 = 0
Kerusakan 4 Koneksi kabel kendor dan kotor (G8) 0
G8 = 5 = 0
Rangkaian sangkar board faraday cage 0
G15 = 5 = 0
error (G15)
Grounding listrik jelek (G11) 0
G11 = 6 = 0
Kerusakan 5 Koneksi kabel kendor dan kotor (G8) 0
G8 = 6 = 0
Rangkaian sangkar board faraday cage 0
G15 = 6 = 0
error (G15)
34

Langkah kedua adalah menentukan nilai likelihood P(K) berdasarkan rumus

pada persamaan (4.5) yang muncul dari masing-masing kerusakan.

Tabel 4.4. Contoh perhitungan likelihood


5
Kerusakan 1 Likelihood1 = 27 = 0.18519
5
Kerusakan 2 Likelihood2 = 27 = 0.18519
6
Kerusakan 3 Likelihood3 = 27 = 0.22222
5
Kerusakan 4 Likelihood4 = 27 = 0.18519
6
Kerusakan 5 Likelihood5 = 27 = 0.22222

Langkah ketiga adalah mencari nilai posterior dengan mengalikan hasil dari

perhitungan masing-masing gejala dan nilai likelihood.

Tabel 4.5. Perhitungan nilai posterior


Kerusakan 1 Posterior1 = 0 x 0 x 0 x 0.18519 0
Kerusakan 2 Posterior2 = 0.2 x 0 x 0 x 0.18519 0
Kerusakan 3 Posterior3 = 0.16667 x 0.16667 x 0.16667 x
0.0010288
0.22222
Kerusakan 4 Posterior1 = 0 x 0 x 0 x 0.18519 0
Kerusakan 5 Posterior1 = 0 x 0 x 0 x 0.22222 0

Setelah nilai posterior dari masing-masing kerusakan didapatkan, untuk

mendapatkan keputusan mengenai kerusakan perangkat Electrocardiograph

(ECG) maka harus membandingkan antara hasil nilai posterior1 sampai dengan

posterior5 dengan mencari nilai yang tertinggi.

Nilai posterior P(H|X) atau P(K|G) atau pada coding ditulis dengan variabel H,

untuk memperoleh suatu keputusan dapat dituliskan sebagai berikut:

IF

H1>=H2 && H1>=H3 && H1>=H4 && H1>=H5

Hasil “tidak dapat menampilkan hasil print out”


35

ELSE IF

H2>=H1 && H2>=H3 && H2>=H4 && H2>=H5

Hasil “tampilan display tidak jelas atau mati”

ELSE IF

H3>=H1 && H3>=H2 && H3>=H4 && H3>=H5

Hasil “grafik tidak teratur”

ELSE IF

H4>=H1 && H4>=H2 && H4>=H3 && H4>=H5

Hasil “keyboard tidak berfungsi”

ELSE IF

H5>=H1 && H5>=H2 && H5>=H3 && H5>=H4

Hasil “power menyala tetapi tidak berfungsi”

Sesuai dengan perhitungan pada tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa nilai

Posterior3 (H3) lebih besar dari pada nilai Posterior1 (H1), Posterior2 (H2),

Posterior4 (H4) dan Posterior5 (H5) sehingga kerusakan terjadi pada “Grafik

tidak teratur”.

4.4 Implementasi Antarmuka (Interface)

Perancangan antar muka (interface) digunakan untuk menghubungkan

antar user kepada aplikasi yang telah dibangun sehingga user dapat berinteraksi

dengan aplikasi secara mudah. Perancangan interface pada penelitian ini

menggunakan GUI (Graphical User Interface) yang ada pada matlab dengan

menampilkan empat halaman menu yaitu halaman utama, halaman tentang,

halaman petunjuk, halaman diagnosa dan exit.


36

4.4.1. Hasil Tampilan Halaman Utama

Tampilan halaman utama merupakan tampilan awal ketika user pertama

kali memasuki aplikasi sistem pakar ini. Tampilan halaman utama dapat dilihat

pada gambar 4.1 dan keterangan gambar terdapat pada tabel 4.6.

Gambar 4.1. Tampilan Halaman Utama

Tabel 4.6. Keterangan halaman utama


No. Keterangan
1. Menampilkan biodata dari si pembuat sistem
2. Menampilkan petunjuk penggunaan atau langkah-
langkah dalam menjalankan program sistem pakar.
3. Menampilkan halaman diagnosa terhadap kerusakan
Electrocardiograph (ECG)
4. Kemballi pada halaman awal

4.4.2. Tampilan Halaman Tentang

Tampilan halaman tentang merupakan bagian yang berisi tentang

penjelasan dari perangkat Elcetrocardiograph (ECG). Perancangan pada halaman


37

ini hanya menggunakan satu jenis komponen sebagai tombol untuk kembali ke

manu awal. Tampilan halaman tentang dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2. Tampilan Halaman Tentang

4.4.3. Tampilan Halaman Petunjuk

Tampilan halaman petunjuk merupakan bagian yang berisi tentang

petunjuk penggunaan atau langkah-langkah dalam menjalankan program sistem

pakar. Perancangan pada halaman petunjuk hanya menggunakan satu jenis

komponen sebagai tombol untuk kembali ke menu awal. Tampilan halaman

petunjuk dapat dilihat pada gambar 4.3.


38

Gambar 4.3. Tampilan Halaman Petunjuk

4.4.4. Tampilan Halaman Diagnosa

Tampilan halaman diagnosa merupakan bagian yang berisi tentang gejala-

gejala dari kerusakan electrocardiograph (ECG) ditunjukan pada Gambar 4.4 dan

keterangan gambar ditunjukan pada tabel 4.7. Setelah memasukan gejala yang

dialami, kemudian akan ditampilkan hasil perhitungan Naïve Bayes untuk

memperoleh keputusan berdasarkan nilai tertinggi.

Gambar 4.4. Tampilan Halaman Diagnosa


39

Tabel 4.7. Keterangan Halaman Diagnosa


No. Keterangan
1. Berisi data gejala-gejala kerusakan Electrocardiograph (ECG)
2. Menampilkan hasil diagnosa kerusakan Electrocardiograph
(ECG)
3. Menampilkan solusi dari kerusakan yang terjadi
4. Menampilkan waktu yang dibutuhkan dalam proses diagnosa
5. Terdapat 3 tombol yang memudahkan dalam proses
pengeksekusian
6. Berisi data latih (training) untuk membantu dalam proses
penentuan diagnosa
7. Menampilkan hasil proses perhitungan Naïve Bayes untuk
mengambil keputusan berdasarkan berdasarkan probabilitas.

4.5. Implementasi Pada Sistem

Proses implementasi pada sistem dilakukan dengan pemilihan gejala

sesuai data kerusakan, proses pemilihan gejala dapat dilihat pada Gambar 4.5,

setelah melakukan proses pemilihan gejala selanjutnya pilih tombol diagnosa

untuk menentukan jenis kerusakan yang dialami. Proses diagnosa berisi

perhitungan dengan metode Naïve Bayes berdasarkan data latih yang sudah

ditetapkan. Gambar 4.6 menunjukan data latih yang digunakan sebagai ketetapan.

Gambar 4.7 menunjukan hasil dari perhitungan Naive Bayes dengan

membandingkan setiap gejala terhadap beberapa kerusakan. Setelah melalui

proses perbandingan perhitungan dengan diperoleh nilai tertinggi, maka dapat

diambil keputusan kerusakan yang dialami perangkat electrocardiograph (ECG).

Gambar 4.8 menunjukan hasil akhir mengenai kerusakan dan solusi untuk

menyelesaikan kerusakan tersebut dan menampilkan waktu yang digunakan untuk

mengambil keputusan.
40

Gambar 4.5. Proses Pemilihan Gejala

Gambar 4.6. Data Latih


41

Gambar 4.7. Hasil Perhitungan Naïve Bayes

Gambar 4.8 Hasil Akhir

4.6. Hasil Perhitungan Data Uji

Proses yang dilakukan oleh metode ini meliputi proses perhitungan dari

setiap inputan data user dengan cara opsional. Data opsional berupa gejala-gejala

kerusakan yang dipilih. Data kerusakan diperoleh dari 3 type Electrocardiograph

(ECG). Data gejala-gejala kerusakan yang akan diujikan terdapat pada Tabel 4.8

dan untuk lebih lengkapnya terdapat pada Lampiran 3.


42

Tabel 4.8. Data Kerusakan yang Diuji

No. Gejala Kerusakan Kode Type


Kerusakan Ke – 1
1. Karet karbon kendor G6
2. Software rusak G19
Mediana
3. Board control error G17
4. Karet karbon keras G18
Kerusakan Ke – 2
1. Grounding jelek G11
2. Elektroda kotor G13
Densi / Cardimax
3. Kabel kendor G8
4. Rangkaian board faraday error G15
Kerusakan Ke – 3
1. Kertas terbalik G1
2. Heater putus, G3
Mediana
3. Karet roller tipis G5
4. Karbon kering G2
Kerusakan Ke – 4
1. Jalur keyboard terputus G16
2. Karet karbon keras, G18 Mediana
3. Software rusak G19
Kerusakan Ke – 5
1. Resistensi elektroda tinggi G12
2. eEektroda kotor G13
Mediana
3. Koneksi kabel kendor G8
4. Resistensi kabel tinggi G14
Sumber : Data Teknisi RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang

Proses perhitungan dengan memasukan gejala yang diganti dengan

variabel G1 – G23 dan kerusakan dengan variabel K1 – K5 untuk mempermudah

dalam proses penghitungan. Hasil perhitungan kerusakan secara manual dengan

metode Naïve Bayes dituliskan pada Tabel 4.9 sampai dengan 4.23
43

Tabel 4.9 Perhitungan Kerusakan Ke – 1


Kode Perhitungan Nilai Prior Pada Kerusakan
Gejala K1 K2 K3 K4 K5
G6 0 0.2 0 0.2 0
G19 0 0 0 0.2 0
G17 0 0 0 0.2 0
G18 0 0 0 0.2 0
Hasil
0.18519 0.18519 0.22222 0.18519 0.22222
Likelihood
Hasil
0 0 0 0.0002963 0
Posterior
Keputusan
Keyboard Tidak Berfungsi
Kerusakan

Tabel 4.9 menjelaskan proses perhitungan pada sistem dengan memasukan

gejala yang terjadi pada kerusakan dan dituliskan sesuai kode pada lampiran 2.

Hasil perhitungan menunjukan kerusakan yaitu Keyboard Tidak Berfungsi.

Proses ini ditunjukan pada Tabel 4.9 bahwa nilai posterior menghasilkan nilai

tertinggi yaitu 0.0002963 dibandingkan nilai posterior pada K1, K2, K3 dan K5.

Nilai tersebut dihasilkan dari nilai probabilitas masing-masing gejala (0.2, 0.2,

0.2, 0.2) dikali dengan nilai likelihood (0.18519).

Tabel 4.10 Perhitungan Kerusakan Ke – 2


Kode Perhitungan Nilai Prior Pada Kerusakan
Gejala K1 K2 K3 K4 K5
G11 0 0 0.16667 0 0
G13 0 0 0.16667 0 0
G15 0 0 0.16667 0 0
G8 0 0.2 0.16667 0 0
Hasil
0.18519 0.18519 0.22222 0.18519 0.22222
Likelihood
Hasil
0 0 0.00017147 0 0
Posterior
Keputusan
Grafik Tidak Teratur
Kerusakan
44

Tabel 4.10 menjelaskan proses perhitungan pada sistem dengan

memasukan gejala yang terjadi pada kerusakan dan dituliskan sesuai kode pada

lampiran 2. Hasil perhitungan menunjukan kerusakan yaitu Grafik Tidak Teratur.

Proses ini ditunjukan pada Tabel 4.10 bahwa nilai posterior menghasilkan nilai

tertinggi yaitu 0.00017147 dibandingkan nilai posterior pada K1, K2, K4 dan K5.

Nilai tersebut dihasilkan dari nilai probabilitas masing-masing gejala (0.16667,

0.16667, 0.16667, 0.16667) dikali dengan nilai likelihood (0.22222).

Tabel 4.11 Perhitungan Kerusakan Ke – 3


Kode Perhitungan Nilai Prior Pada Kerusakan
Gejala K1 K2 K3 K4 K5
G1 0.2 0 0 0 0
G3 0.2 0 0 0 0
G5 0.2 0 0 0 0
G2 0.2 0 0 0 0
Hasil
0.18519 0.18519 0.22222 0.18519 0.22222
Likelihood
Hasil
0.0002963 0 0 0 0
Posterior
Keputusan
Tidak Dapat Menampilkan Hasil Print Out
Kerusakan

Tabel 4.11 menjelaskan proses perhitungan pada sistem dengan

memasukan gejala yang terjadi pada kerusakan dan dituliskan sesuai kode pada

lampiran 2. Hasil perhitungan menunjukan kerusakan yaitu Tidak Dapat

Menampilkan Hasil Print Out. Proses ini ditunjukan pada Tabel 4.11 bahwa nilai

posterior menghasilkan nilai tertinggi yaitu 0.0002963 dibandingkan nilai

posterior pada K2, K3, K4 dan K5. Nilai tersebut dihasilkan dari nilai probabilitas

masing-masing gejala (0.2, 0.2, 0.2, 0.2) dikali dengan nilai likelihood (0.18519).
45

Tabel 4.12 Perhitungan Kerusakan Ke – 4


Kode Perhitungan Nilai Prior Pada Kerusakan
Gejala K1 K2 K3 K4 K5
G16 0 0 0 0.2 0
G18 0 0 0 0.2 0
G19 0 0 0 0.2 0
Hasil
0.18519 0.18519 0.22222 0.18519 0.22222
Likelihood
Hasil
0 0 0 0.0014815 0
Posterior
Keputusan
Keyboard Tidak Berfungsi
Kerusakan

Tabel 4.12 menjelaskan proses perhitungan pada sistem dengan

memasukan gejala yang terjadi pada kerusakan dan dituliskan sesuai kode pada

lampiran 2. Hasil perhitungan menunjukan kerusakan yaitu Keyboard Tidak

Berfungsi. Proses ini ditunjukan pada Tabel 4.12 bahwa nilai posterior

menghasilkan nilai tertinggi yaitu 0.0014815 dibandingkan nilai posterior pada

K1, K2, K3 dan K5. Nilai tersebut dihasilkan dari nilai probabilitas masing-

masing gejala (0.2, 0.2, 0.2) dikali dengan nilai likelihood (0.18519).

Tabel 4.13 Perhitungan Kerusakan Ke – 5


Kode Perhitungan Nilai Prior Pada Kerusakan
Gejala K1 K2 K3 K4 K5
G12 0 0 0.16667 0 0
G13 0 0 0.16667 0 0.16667
G8 0 0.2 0.16667 0 0
G14 0 0 0.16667 0 0
Hasil
0.18519 0.18519 0.22222 0.18519 0.22222
Likelihood
Hasil
0 0 0.00017147 0 0
Posterior
Keputusan
Grafik Tidak Teratur
Kerusakan
46

Tabel 4.13 menjelaskan proses perhitungan pada sistem dengan

memasukan gejala yang terjadi pada kerusakan dan dituliskan sesuai kode pada

lampiran 2. Hasil perhitungan menunjukan kerusakan yaitu Grafik Tidak Teratur.

Proses ini ditunjukan pada Tabel 4.13 bahwa nilai posterior menghasilkan nilai

tertinggi yaitu 0.00017147 dibandingkan nilai posterior pada K1, K2, K4 dan K5.

Nilai tersebut dihasilkan dari nilai probabilitas masing-masing gejala (0.16667,

0.16667, 0.16667, 0.16667) dikali dengan nilai likelihood (0.22222).

Tabel 4.14 Perhitungan Kerusakan Ke – 6


Kode Perhitungan Nilai Prior Pada Kerusakan
Gejala K1 K2 K3 K4 K5
G6 0 0.2 0 0.2 0
G8 0 0.2 0 0 0
G9 0 0.2 0 0 0.16667
Hasil
0.18519 0.18519 0.22222 0.18519 0.22222
Likelihood
Hasil
0 0.0014815 0 0 0
Posterior
Keputusan
Tampilan Display Tidak Jelas Atau Mati
Kerusakan

Tabel 4.14 menjelaskan proses perhitungan pada sistem dengan

memasukan gejala yang terjadi pada kerusakan dan dituliskan sesuai kode pada

lampiran 2. Hasil perhitungan menunjukan kerusakan yaitu Tampilan Display

Tidak Jelas Atau Mati. Proses ini ditunjukan pada Tabel 4.14 bahwa nilai

posterior menghasilkan nilai tertinggi yaitu 0.0014815 dibandingkan nilai

posterior pada K1, K3, K4 dan K5. Nilai tersebut dihasilkan dari nilai probabilitas

masing-masing gejala (0.2, 0.2, 0.2) dikali dengan nilai likelihood (0.18519).
47

Tabel 4.15 Perhitungan Kerusakan Ke – 7


Kode Perhitungan Nilai Prior Pada Kerusakan
Gejala K1 K2 K3 K4 K5
G16 0 0 0 0.2 0
G17 0 0 0 0.2 0.16667
G7 0 0.2 0 0 0
Hasil
0.18519 0.18519 0.22222 0.18519 0.22222
Likelihood
Hasil
0 0 0 0 0
Posterior
Keputusan
Gagal mendefinisi kerusakan
Kerusakan

Tabel 4.15 menjelaskan proses perhitungan pada sistem dengan

memasukan gejala yang terjadi pada kerusakan dan dituliskan sesuai kode pada

lampiran 2. Hasil perhitungan menunjukan gagal mendefinisi kerusakan. Proses

ini ditunjukan pada Tabel 4.15 bahwa nilai posterior menghasilkan nilai 0 semua.

Nilai tersebut diperoleh dari hasil perkalian probabilitas masing-masing gejala

(prior) dan likelihood.

Tabel 4.16 Perhitungan Kerusakan Ke – 8


Kode Perhitungan Nilai Prior Pada Kerusakan
Gejala K1 K2 K3 K4 K5
G7 0 0.2 0 0 0
G9 0 0.2 0 0 0.16667
G10 0 0.2 0 0 0
Hasil
0.18519 0.18519 0.22222 0.18519 0.22222
Likelihood
Hasil
0 0.0014815 0 0 0
Posterior
Keputusan
Tampilan display tidak jelas atau mati
Kerusakan
48

Tabel 4.16 menjelaskan proses perhitungan pada sistem dengan

memasukan gejala yang terjadi pada kerusakan dan dituliskan sesuai kode pada

lampiran 2. Hasil perhitungan menunjukan kerusakan yaitu Tampilan Display

Tidak Jelas Atau Mati. Proses ini ditunjukan pada Tabel 4.16 bahwa nilai

posterior menghasilkan nilai tertinggi yaitu 0.0014815 dibandingkan nilai

posterior pada K1, K3, K4 dan K5. Nilai tersebut dihasilkan dari nilai probabilitas

masing-masing gejala (0.2, 0.2, 0.2) dikali dengan nilai likelihood (0.18519).

Tabel 4.17 Perhitungan Kerusakan Ke – 9


Kode Perhitungan Nilai Prior Pada Kerusakan
Gejala K1 K2 K3 K4 K5
G6 0 0.2 0 0.2 0
G16 0 0 0 0.2 0
G17 0 0 0 0.2 0.16667
Hasil
0.18519 0.18519 0.22222 0.18519 0.22222
Likelihood
Hasil
0 0 0 0.0014815 0
Posterior
Keputusan
Keyboard Tidak Berfungsi
Kerusakan

Tabel 4.17 menjelaskan proses perhitungan pada sistem dengan

memasukan gejala yang terjadi pada kerusakan dan dituliskan sesuai kode pada

lampiran 2. Hasil perhitungan menunjukan kerusakan yaitu Keyboard Tidak

Berfungsi Proses ini ditunjukan pada Tabel 4.17 bahwa nilai posterior

menghasilkan nilai tertinggi yaitu 0.0014815 dibandingkan nilai posterior pada

K1, K2, K3 dan K5. Nilai tersebut dihasilkan dari nilai probabilitas masing-

masing gejala (0.2, 0.2, 0.2) dikali dengan nilai likelihood (0.18519).
49

Tabel 4.18 Perhitungan Kerusakan Ke – 10


Kode Perhitungan Nilai Prior Pada Kerusakan
Gejala K1 K2 K3 K4 K5
G9 0 0.2 0 0 0.16667
G17 0 0 0 0.2 0.16667
G20 0 0 0 0 0.16667
G23 0 0 0 0 0.16667
Hasil
0.18519 0.18519 0.22222 0.18519 0.22222
Likelihood
Hasil
0 0 0 0 0.00017147
Posterior
Keputusan
Power Menyala Tetapi Tidak Berfungsi
Kerusakan

Tabel 4.18 menjelaskan proses perhitungan pada sistem dengan

memasukan gejala yang terjadi pada kerusakan dan dituliskan sesuai kode pada

lampiran 2. Hasil perhitungan menunjukan kerusakan yaitu Keyboard Power

Menyala Tetapi Tidak Berfungsi. Proses ini ditunjukan pada Tabel 4.18 bahwa

nilai posterior menghasilkan nilai tertinggi yaitu 0.00017147 dibandingkan nilai

posterior pada K1, K2, K3 dan K4. Nilai tersebut dihasilkan dari nilai probabilitas

masing-masing gejala (0.16667, 0.16667, 0.16667, 0.16667) dikali dengan nilai

likelihood (0.22222).

Tabel 4.19 Perhitungan Kerusakan Ke – 11


Kode Perhitungan Nilai Prior Pada Kerusakan
Gejala K1 K2 K3 K4 K5
G13 0 0 0.16667 0 0
G8 0 0.2 0.16667 0 0
G15 0 0 0.16667 0 0
Hasil
0.18519 0.18519 0.22222 0.18519 0.22222
Likelihood
Hasil
0 0 0.0010288 0 0
Posterior
Keputusan
Grafik Tidak Teratur
Kerusakan
50

Tabel 4.19 menjelaskan proses perhitungan pada sistem dengan

memasukan gejala yang terjadi pada kerusakan dan dituliskan sesuai kode pada

lampiran 2. Hasil perhitungan menunjukan kerusakan yaitu Grafik Tidak Teratur.

Proses ini ditunjukan pada Tabel 4.19 bahwa nilai posterior menghasilkan nilai

tertinggi yaitu 0.0010288 dibandingkan nilai posterior pada K1, K2, K4 dan K5.

Nilai tersebut dihasilkan dari nilai probabilitas masing-masing gejala (0.16667,

0.16667, 0.16667) dikali dengan nilai likelihood (0.22222).

Tabel 4.20 Perhitungan Kerusakan Ke – 12


Kode Perhitungan Nilai Prior Pada Kerusakan
Gejala K1 K2 K3 K4 K5
G22 0 0.2 0 0 0.16667
G23 0 0 0 0 0.16667
G21 0 0 0 0 0.16667
Hasil
0.18519 0.18519 0.22222 0.18519 0.22222
Likelihood
Hasil
0 0 0 0 0.0010288
Posterior
Keputusan
Power Menyala Tetapi Tidak Berfungsi
Kerusakan

Tabel 4.20 menjelaskan proses perhitungan pada sistem dengan

memasukan gejala yang terjadi pada kerusakan dan dituliskan sesuai kode pada

lampiran 2. Hasil perhitungan menunjukan kerusakan yaitu Power Menyala Tetapi

Tidak Berfungsi. Proses ini ditunjukan pada Tabel 4.20 bahwa nilai posterior

menghasilkan nilai tertinggi yaitu 0.0010288 dibandingkan nilai posterior pada

K1, K3, K4 dan K5. Nilai tersebut dihasilkan dari nilai probabilitas masing-

masing gejala (0.16667, 0.16667, 0.16667) dikali dengan nilai likelihood

(0.22222).
51

Tabel 4.21 Perhitungan Kerusakan Ke – 13


Kode Perhitungan Nilai Prior Pada Kerusakan
Gejala K1 K2 K3 K4 K5
G4 0.2 0 0 0 0
G3 0.2 0 0 0 0
G5 0.2 0 0 0 0
G11 0 0 0.16667 0 0
Hasil
0.18519 0.18519 0.22222 0.18519 0.22222
Likelihood
Hasil
0 0 0 0 0
Posterior
Keputusan
Gagal Mendefinisi Kerusakan
Kerusakan

Tabel 4.21 menjelaskan proses perhitungan pada sistem dengan

memasukan gejala yang terjadi pada kerusakan dan dituliskan sesuai kode pada

lampiran 2. Hasil perhitungan menunjukan gagal mendefinisi kerusakan. Proses

ini ditunjukan pada Tabel 4.21 bahwa nilai posterior menghasilkan nilai 0 semua.

Nilai tersebut diperoleh dari hasil perkalian probabilitas masing-masing gejala

(prior) dan likelihood.

Tabel 4.22 Perhitungan Kerusakan Ke – 14


Kode Perhitungan Nilai Prior Pada Kerusakan
Gejala K1 K2 K3 K4 K5
G7 0 0.2 0 0.2 0
G8 0 0.2 0.16667 0 0
G6 0 0.2 0 0 0
Hasil
0.18519 0.18519 0.22222 0.18519 0.22222
Likelihood
Hasil
0 0.0014815 0 0 0
Posterior
Keputusan
Tampilan Display Tidak Jelas atau Mati
Kerusakan
52

Tabel 4.22 menjelaskan proses perhitungan pada sistem dengan

memasukan gejala yang terjadi pada kerusakan dan dituliskan sesuai kode pada

lampiran 2. Hasil perhitungan menunjukan kerusakan yaitu Tampilan Display

Tidak Jelas atau Mati. Proses ini ditunjukan pada Tabel 4.22 bahwa nilai posterior

menghasilkan nilai tertinggi yaitu 0.0014815 dibandingkan nilai posterior pada

K1, K3, K4 dan K5. Nilai tersebut dihasilkan dari nilai probabilitas masing-

masing gejala (0.2, 0.2, 0.2) dikali dengan nilai likelihood (0.18519).

Tabel 4.23 Perhitungan Kerusakan Ke – 15


Kode Perhitungan Nilai Prior Pada Kerusakan
Gejala K1 K2 K3 K4 K5
G20 0 0.2 0 0 0.16667
G9 0 0 0 0 0.16667
Hasil
0.18519 0.18519 0.22222 0.18519 0.22222
Likelihood
Hasil
0 0 0 0 0.0061728
Posterior
Keputusan
Power Menyala Tetapi Tidak Berfungsi
Kerusakan

Tabel 4.23 menjelaskan proses perhitungan pada sistem dengan memasukan

gejala yang terjadi pada kerusakan dan dituliskan sesuai kode pada lampiran 2.

Hasil perhitungan menunjukan kerusakan yaitu Tampilan Display Tidak Jelas atau

Mati. Proses ini ditunjukan pada Tabel 4.23 bahwa nilai posterior menghasilkan

nilai tertinggi yaitu 0.0061728 dibandingkan nilai posterior pada K1, K2, K3 dan

K4. Nilai tersebut dihasilkan dari nilai probabilitas masing-masing gejala (0.2,

0.16667, 0.16667) dikali dengan nilai likelihood (0.22222).


53

4.7. Analisis Naïve Bayes pada Sistem

Perhitungan Naïve Bayes membutuhkan nilai posterior, prior dan

likelihood, masing-masing berpengaruh dalam proses pengambilan suatu

keputusan.

a. Nilai Prior

Nilai prior merupakan nilai yang diperoleh dari jumlah kemungkinan

akibat gejala dibandingkan dengan jumlah kemungkinan gejala kerusakan.

Perhitungan dilakukan pada masing-masing gejala yang dialami terhadap semua

jenis kerusakan yang ada. Berdasarkan tabel 4.9 – 4.23 dari pengujian 15 data

kerusakan dapat diambil kesimpulan bahwa jika terdapat nilai prior sebesar 0

(nol) dikarenakan tidak semua jenis kerusakan memilki gejala yang sama pada

data latih sehingga kemungkinan yang diperoleh juga akan bernilai 0 (nol). Nilai

prior akan bernilai ≠ 0 (nol) jika gejala yang dialami pada kerusakan sesuai

dengan data latih sehingga kemungkinan memperoleh suatu nilai sangat mungkin.

Nilai prior sangat berpengaruh terhadap hasil akhir dalam menentukan suatu

keputusan yang tepat sesuai dengan perhitungan probabilistik.

b. Nilai likelihood

Nilai likelihood diperoleh dari total gejala kerusakan pada masing-masing

kerusakan dibandingkan dengan total gejala keseluruhan. Berdasarkan tabel 4.9 –

4.23 nilai likelihood tidak diperoleh dari gejala kerusakan yang akan diuji,

melainkan diperoleh dari data latih pada Lampiran 2. Dapat disimpulkan bahwa

nilai likelihood tidak berpengaruh terhadap hasil akhir posterior karena apapun

gejala yang dimasukan, nilai likelihood menghasilkan nilai yang sama


54

berdasarkkan data latih, tetapi nilai likelihood akan berpengaruh jika hasil dari

prior ≠ 0 (nol).

c. Nilai Posterior

Nilai posterior merupakan nilai akhir yang diperoleh dari hasil perkalian

antara nilai masing-masing prior dan likelihood. Berdasarkan tabel di atas

posterior bernilai 0 (nol) karena hasil dari prior sebelumnya adalah 0 (nol) dan

jika dikalikan dengan nilai likelihood maka tetap bernilai 0 (nol). Posterior

bernilai ≠ 0 (nol) jika hasil prior sebelumnya tidak 0 (nol) dan jika dikalikan

dengan nilai likelihood maka nilai akan bertambah besar. Hasil dari posterior

dijadikan sebagai nilai pembanding, nilai yang paling tinggi dijadikan sebagai

penentu dalam mendapatkan suatu keputusan yang tepat.

Proses awal jalannya suatu sistem adalah memilih gejala yang dialami

pada panel gejala kerusakan. Berdasarkan data yang telah diuji, sistem pakar

Naïve Bayes memiliki beberapa perbedaan dalam proses pemilihan gejala pada

panel yang menyebabkan sistem dapat mendeteksi kerusakan maupun tidak.

Proses pemilihan gejala yang hanya dilakukan pada satu panel dapat mendeteksi

kerusakan yang terjadi, hal ini disebabkan perhitungan Naïve Bayes tidak ada

pembanding. Gambar 4.9 menunjukan hasil diagnosa dari pemilihan satu panel

gejala.
55

Gambar 9. Hasil Diagnosa Satu Panel Gejala

Pemilihan pada panel gejala kerusakan yang dilakukan secara acak juga

akan berpengaruh pada proses diagnosa. Sebagai contoh, jika gejala yang dipilih

lebih dari prosedur gejala yang ditentukan yaitu pada panel gejala 1, 2, 3, 8, 9, 19,

20 dan 21, maka sistem akan menampilkan massage box “Maaf Proses Gagal

Mendefinisikan Jenis Kerusakan”. Gambar 4.10 menunjukan proses gagal dalam

mendeteksi kerusakan.

Gambar 4.10. Hasil Diagnosa Lebih dari 6 Panel Gejala


56

Pemilihan pada panel gejala kerusakan yang dilakukan sesuai data

kerusakan akan menampilkan hasil kerusakan yang dialami. Panel gejala

kerusakan yang dipilih yaitu 21, 22 dan 23, Naïve Bayes akan menghasilkan nilai

≠ 0 berdasarkan posterior tertinggi dan data latih yang digunakan. Gambar 4.11

menunjukan hasil diagnosa dari panel gejala yang dipilih sesuai data kerusakan

yang ada.

Gambat 4.11. Panel Gejala Kerusakan Sesuai Data Kerusakan

4.8. Pengujian Perbandingan Pendeteksian Kerusakan Electrocardiograph

(ECG) Menggunakan Sistem dan Secara Manual

Pengujian sistem dilakukan dengan membandingkan kesesuaian antara

hasil diagnosa sistem dan hasil diagnosa pakar secara manual. Berikut hasil

diagnosa pengujian sistem dengan hasil diagnosa pakar yang terlampir pada

Lampiran 4.
57

Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan pada sistem pakar dengan

menerapkan metode Naïve Bayes sudah berjalan dengan baik. Pengujian

dilakukan terhadap 15 data kerusakan yang terjadi pada Electrocardiograph

(ECG). Dari 15 data kerusakan yang diuji, terdapat 2 kerusakan yang tidak sesuai

dengan uji pakar yaitu kerusakan pada data Ke-7 dan data Ke-13. Perhitungan

yang dihasilkan bernilai 0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode Naïve

Bayes akan bernilai 0 jika salah satu dari gejala tidak sesuai dengan data latih.

Dari hasil pengujian dapat diperoleh nilai akurasinya yaitu sebesar 86.666 % yang

ditunjukan pada persamaan

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑡


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑥 100% (4.1)

13
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = 15
𝑥 100% = 86.666% (4.2)
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dapat

disimpulkan sebagai berikut :

a. Berhasil membuat sebuah perangkat lunak (software) baru yaitu sistem

pakar kerusakan perangkat Electrocardiograph (ECG) dengan metode

Naïve Bayes.

b. Metode Naïve Bayes dapat memberikan hasil diagnosa dengan cepat

berdasarkan nilai probabilitas kemunculan setiap jenis kerusakan pada

perangkat Electrocardiograph (ECG).

c. Prior bernilai 0 (nol) jika semua jenis kerusakan tidak memilki gejala

yang sama pada data latih sehingga kemungkinan yang diperoleh juga

akan bernilai 0 (nol). Prior bernilai ≠ 0 (nol) jika gejala yang dialami pada

kerusakan sesuai dengan data latih sehingga kemungkinan memperoleh

suatu nilai sangat mungkin.

d. likelihood tidak berpengaruh terhadap hasil akhir (Posterior) kecuali Prior

bernilai ≠ 0 (nol).

e. Sistem tidak akan menampilkan hasil diagnosa kerusakan jika panel gejala

yang dipilih tidak sesuai dengan prosedur dan data latih yang ditentukan.

f. Metode Naïve Bayes tetap menelusuri perhitungan probabilitas pada

masing-masing gejala sampai menghasilkan suatu nilai sebagai kepastian.

58
59

g. Hasil diagnosa akan lebih akurat jika dilakukan penelusuran pada beberapa

gejala kerusakan Electrocardiograph (ECG).

h. Sistem yang dibangun dengan metode Naïve Bayes memiliki tingkat

akurasi sebesar 86.666 %.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan untuk pengembangan sistem

pakar ini agar lebih efektif antara lain :

a. Sistem pakar kerusakan perangkat Electrocardiograph (ECG) ini hanya

dapat digunakan untuk mendiagnosa 5 jenis kerusakan, untuk penelitian

selanjutnya dapat dikembangkan suatu sistem yang mendiagnosa lebih dari

5 jenis kerusakan pada perangkat Electrocardiograph (ECG).

b. Penelitian bisa dikembangkan lagi dengan menambah metode baru untuk

menyempurnakan kekurangan dari metode Nave Bayes.

c. Tampilan sistem pakar yang dibangun masih sederhana, sehingga dapat

dikembangkan lebih menarik dengan menambahkan lebih banyak gambar,

keterangan maupun menu.


DAFTAR PUSTAKA

Arhami, M., 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Ayuningsih, A & Nelly, H., 2018. Sistem Pakar Mendiagnosa Kerusakan Pada
Mesin Penggilingan Padi Menggunakan Metode Naive Bayes : Jurnal
Riset Komputer , pp. 371-376.

Bustami., 2013. Penerapan Algoritma Naïve Bayes untuk Mengklasifikasikan


Data Nasabah Asuransi : TECHSI Jurnal Penelitian Teknik Informatika,
pp. 128-146

Goraya, V. S. et al., 2017. Artificial Intelligence based Ensemble Model for


Diagnosis of Diabetes : International Journal of Advanced Research in
Computer Science.

Kemenkes., 2015. Pedoman Pengelolaan Peralatan Kesehatan di Fasilitas


Pelayanan Kesehatan.

Mulyatno., 2018. Rancang Bangun Alat Uji Kabel EKG : Jurnal Ilmiah Kesehatan
Vol 10 (1), pp. 97-102
Murdiyanto, T., 2019. Sistem Pakar Diagnosa Kerusakan BTS (Base Transceiver
Station) dengan Metode Bacward Chaining : Universitas Tidar

Nasser, S. S., 2017. Penerapan Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Mata


Menggunakan Software Matlab : Jurnal Ilmiah d'Computare Volume 7 ,
pp. 34-44.

Nastiti, O. A., 2016. Sistem Pakar Klasifikasi Stroke dengan Metode Naïve Bayes
Classifier dan Certainty Factor sebagai Alat Bantu Diagnosis :
Universitas Airlangga.

Pramudia, H & Adi, N., 2017. Sistem Informasi Kerusakan Laptop Menggunakan
Metode Naïve Bayes : Jurnal Teknologi Elektro Universitas Mercu Buana,
pp. 206-214.

Putri, A. et al., 2014. Aplikasi Sistem Pakar Pendeteksi Kerusakan Pada


Smartphone : Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi, pp.
419-428.

Suleman, et al., 2018. Sistem Pakar Diangnosa Kerusakan Printer dengan Meode
Naïve Bayes : Indonesian Journal on Computer and Information
Technologi , pp. 229-233.

60
61

Suleman. S. F. et al., 2018. Sistem Pakar untuk Mendeteksi Keruskan Komputer


dengan Metode Naive Bayes : Jurnal Evolusi Volume 6 No.2 , pp. 66-73.

Sutanto, A., 2010. Desain dan Realisasi Alat Electrocardiograph Berbasis


Mikroprosessor 8-Bit Berserta Sistem Database dan Monitoring yang
Berbasis Online untuk Membantu Pasien Jantung : Sekolah Tinggi
Teknologi Telkom Bandung.

Yang, Fen-Jen., 2018. An Implementation of Naïve Bayes Clasisifier : Department


of Computer Science Florida Polytechnic University Lakeland Florida, pp.
301-306.

Zulvandri, R, et al., 2014. Expert System for Self Diagnosing of Eye Diseases
Using Naive Bayes : International Conference of Advanced Informatics,
pp. 113-116.
Lampiran 1

Dokumentasi Wawancara dan Pengambilan Data


Lampiran 2

Data Latih Gejala Kerusakan Electrocardiograph (ECG)

No. Jenis Kerusakan Kode Gejala Kode


Kerusakan Gejala
Pemasangan kertas G1
terbalik
Tidak dapat Lapisan karbon kering G2
1. menampilkan hasil K1
print out Heater kotor atau putus G3

Trafo pemanas mati G4


Karet roller menipis G5
Koneksi karet karbon G6
kendor dan kotor

Lampu LED redup atau G7


mati
Tampilan display Koneksi kabel kendor dan G8
2. K2
tidak jelas atau mati kotor

Power supply lemah atau G9


error

LCD bocor G10

Koneksi kabel kendor dan G8


kotor

Grounding listrik jelek G11

Resistensi elektroda tinggi G12

3. Grafik tidak teratur K3 Elektroda kotor G13

Resistensi kabel elektroda G14


tinggi

Rangkaian sangkar board G15


faraday cage error

Koneksi karet karbon G6


Keyboard tidak kendor dan kotor
4. K4
berfungsi
Ada jalur yang terputus G16
Board controll error G17

Karet karbon sudah keras G18

Software rusak G19

Power supply lemah atau G9


error

Board control error G17

Grafik dilayar tidak G20


Power menyala muncul
5. K5
tetapi tidak berfungsi
Konektor socket elektroda G21
lepas

Display layar mati G22

Konektor display kendor G23

Sumber : Modul Teknisi Elektromedis, 2010


Lampiran 3

Data Kerusakan yang di Uji


No. Gejala Kerusakan Kode Type
Kerusakan Ke – 1
1. Karet karbon kendor G6
2. Software rusak G19
Mediana
3. Board control error G17
4. Karet karbon keras G18
Kerusakan Ke – 2
1. Grounding jelek G11
2. Elektroda kotor G13
Densi / Cardimax
3. Kabel kendor G8
4. Rangkaian board faraday error G15
Kerusakan Ke – 3
1. Kertas terbalik G1
2. Heater putus, G3
Mediana
3. Karet roller tipis G5
4. Karbon kering G2
Kerusakan Ke – 4
1. Jalur keyboard terputus G16
2. Karet karbon keras, G18 Mediana
3. Software rusak G19
Kerusakan Ke – 5
1. Resistensi elektroda tinggi G12
2. eEektroda kotor G13
Mediana
3. Koneksi kabel kendor G8
4. Resistensi kabel tinggi G14
Kerusakan Ke – 6
1. Karet karbon kendor G6
2. Koneksi kabel kendor G8 Nihon Kohden
3. Power supply lemah G9
Kerusakan Ke – 7
1. Jalur keyboard putus G16
2. Papan/board error G17 Mediana
3. Lampu LED mati G7
Kerusakan Ke – 8
1. LED redup G7
Nihon Kohden
2. Power supply error dan lemah G9
3. LCD bocor G10
Kerusakan Ke – 9
1. Koneksi karet karbon kendor G6
2. Jalur terputus G16 Mediana
3. Board control errror G17
Kerusakan Ke – 10
1. Power supply error G9
2. Grafik dilayar tidak muncul G20
Mediana
3. Board control error G17
Konektor kendor G23
Kerusakan Ke – 11
1. Elektroda kotor G13
2. Koneksi kabel kotor G8 Nihon Kohden
3. Faraday cage error G15
Kerusakan Ke – 12
1. Display mati G22
2. Konektor kendor G23 Mediana
3. Socket elektroda lepas G21
Kerusakan Ke – 13
1. Trafo pemanas mati G4
2. Heater putus G3
Densi / Cardimax
3. Karet roll menipis G5
4. Grounding listrik jelek G11
Kerusakan Ke – 14
1. Lampu LED redup G7
2. Koneksi kabel kendor G8 Densi / Cardimax
3. Koneksi karet karbon kotor G6
Kerusakan Ke – 15
1. Grafik tidak muncul G20
2. Power supply error G9 Nihon Kohden

Sumber : Data Teknisi RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang


Lampiran 4

Hasil Uji Akurasi Sistem

Hasil Hasil Diagnosa


No. Gejala perhitungan
Sistem Pakar
Naïve Bayes
Kerusakan ke - 1
1. Karet karbon kendor
Keyboard Keyboard
2. Software rusak
0.0002963 Tidak Tidak
3. Board control error
Berfungsi Berfungsi
4. Karet karbon keras
Kerusakan ke - 2
1. Grounding jelek
2. Elektroda kotor
Grafik Tidak Grafik Tidak
3. Kabel kendor 0.00017147
Teratur Teratur
4. Rangkaian board faraday
error
Kerusakan ke - 3
1. Kertas terbalik Tidak dapat Tidak dapat
2. Heater putus, menampilkan menampilkan
0.0002963
3. Karet roller tipis hasil print hasil print
4. Karbon kering out out
Kerusakan ke - 4
1. Jalur keyboard terputus Keyboard Keyboard
2. Karet karbon keras, tidak tidak
0.0014815
3. Software rusak berfungsi berfungsi

Kerusakan ke - 5
1. Resistensi elektroda tinggi
2. Elektroda kotor Grafik tidak Grafik tidak
0.00017147 teratur teratur
3. Koneksi kabel kendor
4. Resistensi kabel tinggi
Kerusakan ke - 6
1. Karet karbon kendor Tampilan Tampilan
2. Koneksi kabel kendor display tidak display tidak
0.0014815
3. Power supply lemah jelas atau jelas atau
mati mati
Kerusakan ke - 7
1. Jalur keyboard putus Gagal Keyboard
2. Papan/board error 0 mendefinisi tidak
3. Lampu LED mati kerusakan berfungsi
Kerusakan ke - 8
1. LED redup Tampilan Tampilan
0.0014815
2. Power supply error dan display tidak display tidak
lemah jelas atau jelas atau
3. LCD bocor mati mati
Kerusakan ke - 9
1. Koneksi karet karbon
Keyboard Keyboard
kendor
0.0014815 tidak tidak
2. Jalur terputus
berfungsi berfungsi
3. Board control errror
Kerusakan ke - 10
1. Power supply error Power Power
2. Grafik dilayar tidak muncul menyala menyala
0.00017147
3. Board control error tetapi tidak tetapi tidak
Konektor kendor berfungsi berfungsi
Kerusakan ke - 11
1. Elektroda kotor
Grafik Tidak Grafik Tidak
2. Koneksi kabel kotor 0.0010288
Teratur Teratur
3. Faraday cage error
Kerusakan ke - 12
1. Display mati Power Power
2. Konektor kendor Menyala Menyala
0.0010288
3. Socket elektroda lepas Tetapi Tidak Tetapi Tidak
Berfungsi Berfungsi
Kerusakan ke - 13
1. Trafo pemanas mati Tidak dapat
Gagal
2. Heater putus menampilkan
0 mendefinisi
3. Karet roll menipis hasil print
kerusakan
4. Grounding listrik jelek out
Kerusakan ke - 14
1. Lampu LED redup Tampilan Tampilan
2. Koneksi kabel kendor Display Display
0.0014815
3. Koneksi karet karbon kotor Tidak Jelas Tidak Jelas
atau Mati atau Mati
Kerusakan ke - 15
1. Grafik tidak muncul Power Power
2. Power supply error Menyala Menyala
0.0061728
Tetapi Tidak Tetapi Tidak
Berfungsi Berfungsi
Lampiran 5

Data Sampel Kerusakan Electrocardiograph (ECG)


Lampiran 6

Kode (coding) Program

Halaman Utama

function varargout = FormUtama1(varargin)

gui_Singleton = 1;
gui_State = struct('gui_Name', mfilename, ...
'gui_Singleton', gui_Singleton, ...
'gui_OpeningFcn', @FormUtama1_OpeningFcn, ...
'gui_OutputFcn', @FormUtama1_OutputFcn, ...
'gui_LayoutFcn', [] , ...
'gui_Callback', []);
if nargin && ischar(varargin{1})
gui_State.gui_Callback = str2func(varargin{1});
end

if nargout
[varargout{1:nargout}] = gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});
else
gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});
end
% End initialization code - DO NOT EDIT

% --- Executes just before FormUtama1 is made visible.


function FormUtama1_OpeningFcn(hObject, eventdata, handles,
varargin)
handles.output = hObject;

% Setting Background
ha = axes('units','normalized', ...
'position',[0 0 1 1]);
uistack(ha,'bottom');
I=imread('gambar/GambarUtama.PNG');% gambar background
hi = imagesc(I)
colormap gray
set(ha,'handlevisibility','off', ...
'visible','off')

guidata(hObject, handles);

% UIWAIT makes FormUtama1 wait for user response (see UIRESUME)


% uiwait(handles.figure1);

% --- Outputs from this function are returned to the command line.
function varargout = FormUtama1_OutputFcn(hObject, eventdata,
handles)
% varargout cell array for returning output args (see VARARGOUT);
% hObject handle to figure
% eventdata reserved - to be defined in a future version of
MATLAB % handles structure with handles and user data (see
GUIDATA)

% Get default command line output from handles structure


varargout{1} = handles.output;

function btnTentang_Callback(hObject, eventdata, handles)


close();
FormTentang();

function btnTentang_CreateFcn(hObject, eventdata, handles)


% hObject handle to btnTentang (see GCBO)
% eventdata reserved - to be defined in a future version of
MATLAB
% handles empty - handles not created until after all
CreateFcns called

% Hint: edit controls usually have a white background on Windows.


% See ISPC and COMPUTER.
if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function btnDiagnosa_Callback(hObject, eventdata, handles)


close();
FormDiagnosa();

% --- Executes during object creation, after setting all


properties.
function btnDiagnosa_CreateFcn(hObject, eventdata, handles)
% hObject handle to btnDiagnosa (see GCBO)
% eventdata reserved - to be defined in a future version of
MATLAB
% handles empty - handles not created until after all
CreateFcns called

% Hint: edit controls usually have a white background on Windows.


% See ISPC and COMPUTER.
if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function btnPetunjuk_Callback(hObject, eventdata, handles)


close();
FormPetunjuk();

% --- Executes during object creation, after setting all


properties.
function btnPetunjuk_CreateFcn(hObject, eventdata, handles)
% hObject handle to btnPetunjuk (see GCBO)
% eventdata reserved - to be defined in a future version of
MATLAB
% handles empty - handles not created until after all
CreateFcns called

% Hint: edit controls usually have a white background on Windows.


% See ISPC and COMPUTER.
if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

% --- Executes on button press in btnExit.


function btnExit_Callback(hObject, eventdata, handles)
close();

% --- Executes during object creation, after setting all


properties.
function btnExit_CreateFcn(hObject, eventdata, handles)
% hObject handle to btnExit (see GCBO)
% eventdata reserved - to be defined in a future version of
MATLAB
% handles empty - handles not created until after all
CreateFcns called
Halaman Tentang

function varargout = FormTentang(varargin)

gui_Singleton = 1;
gui_State = struct('gui_Name', mfilename, ...
'gui_Singleton', gui_Singleton, ...
'gui_OpeningFcn', @FormTentang_OpeningFcn, ...
'gui_OutputFcn', @FormTentang_OutputFcn, ...
'gui_LayoutFcn', [] , ...
'gui_Callback', []);
if nargin && ischar(varargin{1})
gui_State.gui_Callback = str2func(varargin{1});
end

if nargout
[varargout{1:nargout}] = gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});
else
gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});
end
% End initialization code - DO NOT EDIT

% --- Executes just before FormTentang is made visible.


function FormTentang_OpeningFcn(hObject, eventdata, handles,
varargin)

% Setting Background
ha = axes('units','normalized', ...
'position',[0 0 1 1]);
uistack(ha,'bottom');
I=imread('gambar/GambarTentang.PNG');% gambar background
hi = imagesc(I)
colormap gray
set(ha,'handlevisibility','off', ...
'visible','off')
handles.output = hObject;

guidata(hObject, handles);

% --- Outputs from this function are returned to the command line.
function varargout = FormTentang_OutputFcn(hObject, eventdata,
handles)
% varargout cell array for returning output args (see VARARGOUT);
% hObject handle to figure
% eventdata reserved - to be defined in a future version of
MATLAB
% handles structure with handles and user data (see GUIDATA)

% Get default command line output from handles structure


varargout{1} = handles.output;

% --- Executes on button press in btnKembali.


function btnKembali_Callback(hObject, eventdata, handles)
close();
FormUtama1();
Halaman Petunjuk
function varargout = FormPetunjuk(varargin)

gui_Singleton = 1;
gui_State = struct('gui_Name', mfilename, ...
'gui_Singleton', gui_Singleton, ...
'gui_OpeningFcn', @FormPetunjuk_OpeningFcn, ...
'gui_OutputFcn', @FormPetunjuk_OutputFcn, ...
'gui_LayoutFcn', [] , ...
'gui_Callback', []);
if nargin && ischar(varargin{1})
gui_State.gui_Callback = str2func(varargin{1});
end

if nargout
[varargout{1:nargout}] = gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});
else
gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});
end
% End initialization code - DO NOT EDIT

% --- Executes just before FormPetunjuk is made visible.


function FormPetunjuk_OpeningFcn(hObject, eventdata, handles,
varargin)
% Setting Background
ha = axes('units','normalized', ...
'position',[0 0 1 1]);
uistack(ha,'bottom');
I=imread('gambar/GambarPetunjuk.PNG');% gambar background
hi = imagesc(I)
colormap gray
set(ha,'handlevisibility','off', ...
'visible','off')

handles.output = hObject;

% Update handles structure


guidata(hObject, handles);

% UIWAIT makes FormPetunjuk wait for user response (see UIRESUME)


% uiwait(handles.figure1);

% --- Outputs from this function are returned to the command line.
function varargout = FormPetunjuk_OutputFcn(hObject, eventdata,
handles)
% Get default command line output from handles structure
varargout{1} = handles.output;

% --- Executes on button press in btnKembali.


function btnKembali_Callback(hObject, eventdata, handles)
close();
FormUtama1();
Halaman Diagnosa

function varargout = FormDiagnosa(varargin)


gui_Singleton = 1;
gui_State = struct('gui_Name', mfilename, ...
'gui_Singleton', gui_Singleton, ...
'gui_OpeningFcn', @FormDiagnosa_OpeningFcn, ...
'gui_OutputFcn', @FormDiagnosa_OutputFcn, ...
'gui_LayoutFcn', [] , ...
'gui_Callback', []);
if nargin && ischar(varargin{1})
gui_State.gui_Callback = str2func(varargin{1});
end

if nargout
[varargout{1:nargout}] = gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});
else
gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});
end

function FormDiagnosa_OpeningFcn(hObject, eventdata, handles,


varargin)

% Setting Background
ha = axes('units','normalized', 'position',[0 0 1 1]);
uistack(ha,'bottom');
I=imread('gambar/GambarKosong.PNG');% gambar background
hi = imagesc(I);
colormap gray;
set(ha,'handlevisibility','off', 'visible','off')

judul={'Gejala ' 'Kerusakan1' 'Kerusakan2' 'Kerusakan3'


'Kerusakan4' 'Kerusakan5'};
load data.mat;
bar=size(data,1);
nom=linspace(1,bar,bar);

set(handles.tbGejala,'data',data,'ColumnName',judul,'RowName',nom)
;

handles.output = hObject;
guidata(hObject, handles);

function varargout = FormDiagnosa_OutputFcn(hObject, eventdata,


handles)
varargout{1} = handles.output;

function edit1_Callback(hObject, eventdata, handles)


function edit1_CreateFcn(hObject, eventdata, handles)
if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit2_Callback(hObject, eventdata, handles)


function edit2_CreateFcn(hObject, eventdata, handles)
if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit3_Callback(hObject, eventdata, handles)


function edit3_CreateFcn(hObject, eventdata, handles)
if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function pushbutton1_Callback(hObject, eventdata, handles)


tic

%disp('Pilihan Anda:');
%if get(get(handles.radiobutton1, 'value')==1

if get(handles.radiobutton1,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton1,'String'));
v1=1;
end

if get(handles.radiobutton2,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton2,'String'));
v2=1;
end

if get(handles.radiobutton3,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton3,'String'));
v3=1;
end

if get(handles.radiobutton4,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton4,'String'));
v4=1;
end

if get(handles.radiobutton5,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton5,'String'));
v5=1;
end

if get(handles.radiobutton6,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton6,'String'));
v6=1;
end

if get(handles.radiobutton7,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton7,'String'));
v7=1;
end
if get(handles.radiobutton8,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton8,'String'));
v8=1;
end

if get(handles.radiobutton9,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton9,'String'));
v9=1;
end

if get(handles.radiobutton10,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton10,'String'));
v10=1;
end
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

if get(handles.radiobutton11,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton11,'String'));
v11=1;
end

if get(handles.radiobutton12,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton12,'String'));
v12=1;
end

if get(handles.radiobutton13,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton13,'String'));
v13=1;
end

if get(handles.radiobutton14,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton14,'String'));
v14=1;
end

if get(handles.radiobutton15,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton15,'String'));
v15=1;
end

if get(handles.radiobutton16,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton16,'String'));
v16=1;
end

if get(handles.radiobutton17,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton17,'String'));
v17=1;
end

if get(handles.radiobutton18,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton18,'String'));
v18=1;
end
if get(handles.radiobutton19,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton19,'String'));
v19=1;
end

if get(handles.radiobutton20,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton20,'String'));
v20=1;
end
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
if get(handles.radiobutton21,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton21,'String'));
v21=1;
end

if get(handles.radiobutton22,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton22,'String'));
v22=1;
end

if get(handles.radiobutton23,'value') == 1
disp(get(handles.radiobutton23,'String'));
v23=1;
end

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

M(1)=v1;
M(2)=v2;
M(3)=v3;
M(4)=v4;
M(5)=v5;
M(6)=v6;
M(7)=v7;
M(8)=v8;
M(9)=v9;
M(10)=v10;
M(11)=v11;
M(12)=v12;
M(13)=v13;
M(14)=v14;
M(15)=v15;
M(16)=v16;
M(17)=v17;
M(18)=v18;
M(19)=v19;
M(20)=v20;

M(21)=v21;
M(22)=v22;
M(23)=v23;

M=M';
if sum(M)==0
msgbox('Anda Belum Memilih Gejala','SIlakan Pilih
Dahulu',help);
else

load data.mat;
b=size(data,1);
c=size(data,2);

H=data(:,2:c);
T=cell2mat(H);

tK1=sum(T(:,1));
tK2=sum(T(:,2));
tK3=sum(T(:,3));
tK4=sum(T(:,4));
tK5=sum(T(:,5));
Total=sum(sum(T));

gab1{1}=['Gejala Terpilih KR1 :'];


gab2{1}=['Gejala Terpilih KR2 :'];
gab3{1}=['Gejala Terpilih KR3 :'];
gab4{1}=['Gejala Terpilih KR4 :'];
gab5{1}=['Gejala Terpilih KR5 :'];

H1=[];
H2=[];
H3=[];
H4=[];
H5=[];

H1=tK1/Total;
H2=tK2/Total;
H3=tK3/Total;
H4=tK4/Total;
H5=tK5/Total;

n1=0;
n2=0;
n3=0;
n4=0;
n5=0;

for i=1:size(M,1) %27


if M(i)==1

P1=T(i,1);
P2=T(i,2);
P3=T(i,3);
P4=T(i,4);
P5=T(i,5);
gab1{n1+1}=['Total Gejala KR1 / Total Gejala =' num2str(tK1)
'/' num2str(Total) '=' num2str(tK1/Total)];
gab2{n2+1}=['Total Gejala KR2 / Total Gejala =' num2str(tK2)
'/' num2str(Total) '=' num2str(tK2/Total)];
gab3{n3+1}=['Total Gejala KR3 / Total Gejala =' num2str(tK3)
'/' num2str(Total) '=' num2str(tK3/Total)];
gab4{n4+1}=['Total Gejala KR4 / Total Gejala =' num2str(tK4)
'/' num2str(Total) '=' num2str(tK4/Total)];
gab5{n5+1}=['Total Gejala KR5 / Total Gejala =' num2str(tK5)
'/' num2str(Total) '=' num2str(tK5/Total)];

n1=n1+1;
n2=n2+1;
n3=n3+1;
n4=n4+1;
n5=n5+1;

gab1{n1+1}=['Hasil Perkalian KR1=' num2str(H1)];


gab2{n2+1}=['Hasil Perkalian KR2=' num2str(H2)];
gab3{n3+1}=['Hasil Perkalian KR3=' num2str(H3)];
gab4{n4+1}=['Hasil Perkalian KR4=' num2str(H4)];
gab5{n5+1}=['Hasil Perkalian KR5=' num2str(H5)];

set(handles.listbox1,'string',gab1);
set(handles.listbox2,'String',gab2);
set(handles.listbox3,'String',gab3);
set(handles.listbox4,'String',gab4);
set(handles.listbox5,'String',gab5);

hasil='?';
solusi='?';

jum=H1+H2+H3+H4+H5;
if jum==0
msgbox('Maaf Proses Gagal Mendefinisikan Jenis
Kerusakan','Gagal ','help');
else
if H1>=H2 && H1 >= H3 && H1 >=H4 && H1>=H5
hasil='Tidak dapat menampilkan hasil print out';
solusi='Jika pemasangan kertas terbalik segera
dibenarkan. Ganti lapisan karbon yang kering, trafo, karet roller
dan heater yang sudah putus. Selalu bersihkan heater yang kotor
menggunakan heater cleaner.';
elseif H2>=H2 && H1 >= H3 && H2 >=H4 && H2>=H5
hasil='Tampilan display tidak jelas atau mati';
solusi='Ganti lapisan karbon yang kering, trafo, karet
roller dan heater yang sudah putus. Selalu bersihkan heater yang
kotor menggunakan heater cleaner';
elseif H3>=H1 && H3 >= H2 && H3 >=H4 && H3>=H5
hasil='Grafik tidak teratur';
solusi='Cek ulang dan benarkan grounding yang
bermasalah, ganti elektroda dan kabel elektroda yang memiliki
resistensi tinggi. Bersihkan elektroda yang kotor, kencangkan dan
bersihkan koneksi kabel yang kendor dan kotor. Ganti rangkaian
sangkar faraday yang error. ';
elseif H4>=H1 && H4 >= H2 && H4 >=H3 && H4>=H5
hasil='Keyboard tidak berfungsi';
solusi='Kencangkan karet karbon yang kendor dan
bersihkan jika kotor, sambung jalur yang terputus, reset atau
ganti board control yang error, ganti karet karbon jika sudah
mengeras dan install ulang software yang bermasalah. ';
elseif H5>=H1 && H5 >= H1 && H5 >=H3 && H5>=H4
hasil='Power menyala tetapi tidak berfungsi';
solusi='Ganti power supply, control board dan display
yang mati. Benarkan atau kencangkan konektor socket dan display
yang kendor atau lepas. ';
end

end

set(handles.edit1,'String',hasil);
set(handles.edit2,'String',solusi);
set(handles.edit3,'String',num2str(toc));

end

function Reset_Callback(hObject, eventdata, handles)

set(handles.radiobutton1, 'Value', 0);


set(handles.radiobutton2, 'Value', 0);
set(handles.radiobutton3, 'Value', 0);
set(handles.radiobutton4, 'Value', 0);
set(handles.radiobutton5, 'Value', 0);
set(handles.radiobutton6, 'Value', 0);
set(handles.radiobutton7, 'Value', 0);
set(handles.radiobutton8, 'Value', 0);
set(handles.radiobutton9, 'Value', 0);
set(handles.radiobutton10, 'Value', 0);

set(handles.radiobutton11, 'Value', 0);


set(handles.radiobutton12, 'Value', 0);
set(handles.radiobutton13, 'Value', 0);
set(handles.radiobutton14, 'Value', 0);
set(handles.radiobutton15, 'Value', 0);
set(handles.radiobutton16, 'Value', 0);
set(handles.radiobutton17, 'Value', 0);
set(handles.radiobutton18, 'Value', 0);
set(handles.radiobutton19, 'Value', 0);
set(handles.radiobutton20, 'Value', 0);

set(handles.radiobutton21, 'Value', 0);


set(handles.radiobutton22, 'Value', 0);
set(handles.radiobutton23, 'Value', 0);

set(handles.tbGejala, 'Data',
cell(size(get(handles.tbGejala,'Data'))));
set(handles.edit1,'String','');
set(handles.edit2,'String','');
set(handles.edit3,'String','');
set(handles.listbox1,'String','');
set(handles.listbox2,'String','');
set(handles.listbox3,'String','');
set(handles.listbox4,'String','');
set(handles.listbox5,'String','');

judul={'Gejala ' 'Kerusakan1' 'Kerusakan2' 'Kerusakan3'


'Kerusakan4' 'Kerusakan5'};
load data.mat;
bar=size(data,1);
nom=linspace(1,bar,bar);

set(handles.tbGejala,'data',data,'ColumnName',judul,'RowName',nom)
;

function pushbutton3_Callback(hObject, eventdata, handles)

mau=questdlg(['Kembali ' get(handles.figure1,'Name')''],['Kembali


' get(handles.figure1,'Name')''],'Ya','Tidak','Ya');
if strcmp(mau,'Tidak')
return;
end
% delete(handles.figure1);%close;
close();
FormUtama1();

% --- Executes on button press in btnImport.


function btnImport_Callback(hObject, eventdata, handles)
[namafile,direktori]=uigetfile({'*.xls;*.xlsx','file
excel(*.xls,*.xlsx)';'*.*','semua file(*.*)'},'buka file excell');

alamatfile=fullfile(direktori,namafile);
[a,b,c]=xlsread(alamatfile);

cek=cell2mat(b(1,1));
if strcmp(cek(1,1:2),'No')==0
myicon(:,:,1) = [0 1; 0 1];
myicon(:,:,2) = [.8 1; 0 .3];
myicon(:,:,3) = [.3 0; .9 .5];
h=msgbox('Salah Membuat Format Data Training','Cek
Master','custom',myicon);
else

bar=size(c,1);
col=size(c,2);

judul=c(1,2:col);
data=c(2:bar,2:col);
nom=linspace(1,bar-1,bar-1);

set(handles.tbGejala,'data',data,'ColumnName',judul,'RowName',nom)
;
set(handles.tbGejala,'Userdata',data);
myicon(:,:,1) = [0 1; 0 1];
myicon(:,:,2) = [.8 1; 0 .3];
myicon(:,:,3) = [.3 0; .9 .5];
h=msgbox('Sukses import','Success','custom',myicon);

end

% --- Executes on button press in pushbutton5.


function pushbutton5_Callback(hObject, eventdata, handles)
ButtonName = questdlg('Apakah Anda mau Generate Ulang Data
Training', ...
'Pilih', ...
'Ya', 'Tidak', 'Tidak');
switch ButtonName,
case 'Ya',

%data=get(handles.tbGejala,'data',data,'ColumnName',judul,'RowName
',nom);
data=get(handles.tbGejala,'Userdata');
save data.mat data;
disp('Generate Ulanag Data traing');

case 'Tidak',
judul={'Gejala ' 'Kerusakan1' 'Kerusakan2'
'Kerusakan3' 'Kerusakan4' 'Kerusakan5'};
load data.mat;
bar=size(data,1);
nom=linspace(1,bar,bar);

set(handles.tbGejala,'data',data,'ColumnName',judul,'RowName',nom)
;
disp('Tetap Menggunakan Data Training Yang Lama')
end % switch

% --- Executes on selection change in listbox1.


function listbox1_Callback(hObject, eventdata, handles)

% --- Executes during object creation, after setting all


properties.
function listbox1_CreateFcn(hObject, eventdata, handles)

% Hint: listbox controls usually have a white background on


Windows.
% See ISPC and COMPUTER.
if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

% --- Executes on selection change in listbox2.


function listbox2_Callback(hObject, eventdata, handles)
% --- Executes during object creation, after setting all
properties.
function listbox2_CreateFcn(hObject, eventdata, handles)

% Hint: listbox controls usually have a white background on


Windows.
% See ISPC and COMPUTER.
if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

% --- Executes on selection change in listbox3.


function listbox3_Callback(hObject, eventdata, handles)

% --- Executes during object creation, after setting all


properties.
function listbox3_CreateFcn(hObject, eventdata, handles)

% Hint: listbox controls usually have a white background on


Windows.
% See ISPC and COMPUTER.
if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

% --- Executes on selection change in listbox4.


function listbox4_Callback(hObject, eventdata, handles)

% --- Executes during object creation, after setting all


properties.
function listbox4_CreateFcn(hObject, eventdata, handles)
% See ISPC and COMPUTER.
if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

% --- Executes on selection change in listbox5.


function listbox5_Callback(hObject, eventdata, handles)

% --- Executes during object creation, after setting all


properties.
function listbox5_CreateFcn(hObject, eventdata, handles)
if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

Anda mungkin juga menyukai