Deplesi adalah penyusutan yang terjadi pada benda yang bersifat alami dan tidak dapat
diperbaharui.
Depresiasi Deplesi
Jika sumber daya alam, harga perolehannya adalah pengeluaran dimulai sejak mendapatkan izin
sampai sumber daya alam itu dapat diambil hasilnya. Jika pengeluaran itu terlalu kecil, maka
dilakukan penilaian atas sumber daya alam tersebut.
Deplesi dihitung dari tiap unit hasil sumber alam (barrel dan tonase). Simak ilustrasi berikut ini.
Sebidang lahan (tanah) yang terdapat kandungan tambang dibeli seharga Rp20.000.000,00.
Taksiran isinya sebesar 150.000 ton. Tanah tersebut setelah dieksploitasi nilainya ditaksir
sebesar Rp2.000.000,00. Deplesi per ton dihitung sebagai berikut:
Jika di tahun pertama, lahan tersebut bisa di eksploitasi sebanyak 40.000 ton, maka total deplesi
pada tahun tersebut sebesar = 40.000 x Rp. 120.000 = Rp. 4.800.000
Deplesi pada tahun lalu dan masa yang akan datang sudah dicatat dikoreksi. Pada saat
adanya perubahaan. Dihitung lagi deplesi perunit kemudian dilakukan koreksi.
Deplesi tahun lalu sudah dicatat tidak di koreksi, tetapi deplesi tahun yang akan datang
dilakukan dengan data yang terakhir. Deplesi pada tahun lalu tidak dikoreksi, tetapi
deplesi untuk tahun berjalan dan tahun yang akan datang dilakukan revisi.
Contoh biaya pembangunan bertambah sebesar Rp. l.800.000,00. Setelah di eksploitasi dalam
tahun kedua sebanyak 30.000 ton, tambang ditaksir masih mengandung 90.000 ton. Perhitungan
deplesi pada tahun kedua didapat sebagai berikut:
Pada aktiva tetap milik perusahaan yang mengolah sumber daya alam, kegunaan aktiva terbatas
sampai selesainya eksploitasi sumber alam. Maka depresiasi aktiva tetap dapat dihitung dengan
taksiran hasil sumber alam.