LAPORAN AKHIR
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
RINGKASAN
BUNGA RIZKY NOVRINA PUTRI, NILA KHOIRUN NAILI, dan UMI NUR
FAUZIAH, Mempelajari Perancangan, Perencanaan, dan Pengendalian Produksi
di PT Wijaya Karya Beton Tbk di Pasuruan Jawa Timur. Dibimbing oleh
ANNISA KARTINAWATI,STP,MT.
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan yang bergerak dibidang industri beton pracetak. Tujuan dari Praktik
Kerja Lapangan adalah untuk memahami aspek perancangan, perencanaan, dan
pengendalian.
Aspek perancangan terdiri dari tata letak, penanganan bahan, dan teknik
tata cara kerja. Proses produksi Bantalan Jembatah Rel (BJR) terdiri dari
persiapan cetakan, perakitan tulangan, penarikan (stressing), pengecoran beton,
penguapan, pengeluaran, penandaan, dan finishing produk. Tata letak ruang
produksi berorientasi pada product layout. Alat penanganan bahan yang
digunakan yaitu truck, forklift, belt conveyor, loader, crane, kereta dorong,
handtruck, trolley, pallet, dan scrapper. Kondisi lingkungan kerja pada PT Wijaya
Karya Beton Tbk PPB Pasuruan seperti pencahayaan didesain sebaik mungkin
agar pekerja nyaman dalam melakukan aktifitas. Sedangkan untuk tingkat
kebisingan pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan cukup tinggi. Hal
tersebut dapat diminimalisir dengan mewajibkan penggunaan earplug di area
produksi.
Aspek perencanaan terdiri dari perencanaan produksi, perencanaan
sumber daya manusia, serta kesehatan dan keselamatan kerja. PT Wijaya Karya
Beton Tbk PPB Pasuruan menerapkan sistem make to order. Terdapat 3 jenis
karyawan pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan yaitu PETRA,
POPNO dan THM. Jam kerja karyawan bagian produksi terdiri dari 3 shift. Shift
1 mulai jam 07.00-15.00, shift 2 mulai 15.00-23.00, dan shift 3 mulai jam 23.00-
07.00. Setiap pekerja memiliki APD (Alat Pelindung Diri) sesuai lingkungan
tempat bekerja.
Aspek pengendalian terdiri dari pengendalian persediaan, pengendalian
mutu, manajemen perawatan fasilitas (total productive maintenance), manajemen
logistik dan rantai pasok (supply chain management), serta pengendalian limbah.
Pengendalian bahan baku menggunakan metode FIFO (First In First Out). Dimana
bahan baku yang datang pertama akan dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini
bertujuan agar barang yang disimpan digudang adalah barang yang lebih baru.
Pengendalian mutu yang dilakukan yaitu pengendalian mutu bahan baku,
pengendalian mutu proses, dan pengendalian mutu produk. Kebijakan mutu yang
diterapkan adalah ISO 9001:2015. Manajemen perawatan fasilitas pada PT
Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan menerapkan preventive maintenance,
predictive maintenance, dan corrective maintenance serta penerapan budaya kerja
5R. Dalam rantai pasok terdapat aliran barang, aliran uang dan aliran informasi
yang dikelola oleh perusahaan produk beton maupun wilayah penjualan yang
berada di Surabaya dan Balikpapan. Terdapat 2 limbah yang dihasilkan yaitu
limbah padat dan limbah cair. Pengendalian limbah padat dilakukan dengan
beberapa tahapan mulai dari pengambilan dari bak pengendapan hingga tahap
penimbunan, limbah tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat. Sedangkan untuk
limbah cair dilakukan pengendaliaan dengan filtrasi sebelum dialirkan ke badan
sungai.
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Ir Pramono D Fewidarto, MS
Koordinator Program Keahlian
Tanggal lulus :
i
PRAKATA
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Akhir Kajian Umum Praktik Kerja Lapangan. Laporan Akhir ini
dibuat untuk memberikan informasi tentang kedaaan perusahaan berdasarkan
Praktik Kerja Lapangan yang telah dilakukan pada bulan Februari sampai
dengan bulan April 2018. Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Laporan Akhir,
diantaranya :
1. Bapak Ir Pramono D. Fewidarto, MS selaku Koordinator Program Keahlian
Manajemen Industri dan seluruh tim dosen Manajemen Industri.
2. Ibu Fanny Apriliani, SE, MT sebagai Satuan Tugas Praktik Kerja Lapangan
Managemen Industri yang telah memberikan pengarahan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan Laporan akhir kajian umum.
3. Ibu Annisa Kartinawati, STP,MT selaku Dosen Pembimbing atas waktu,
ilmu, dan bimbingan yang telah diberikan.
4. Bapak Husridal selaku Pembimbing Lapangan, serta seluruh staf dan
karyawan PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan yang telah membantu
penulis dalam pengumpulan dan pengambilan data.
5. Orangtua dan keluarga yang telah senantiasa mendoakan dan memberikan
dukungan materi dan non-materi.
6. Teman-teman Manajemen Industri 52 yang saling memberikan semangat
dan dukungan dalam menyelesaikan laporan akhir kajian umum.
7. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan laporan akhir kajian umum.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir kajian umum ini masih terdapat
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis butuhkan untuk perbaikan. Semoga laporan ini dapat berguna bagi
penulis dan pembaca, serta perusahaan.
DAFTAR ISI
PRAKATA i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR LAMPIRAN iii
1 HASIL DAN PEMBAHASAN 1
1.1 Keadaan Umum Perusahaan 1
1.2 Sejarah Perusahaan 1
1.3 Visi, Misi, Kebijakan Strategis Perusahaan, dan Logo Perusahaan 2
1.4 Struktur Organisasi Perusahaan 3
1.5 Job Description 4
1.6 Hasil Produksi 6
1.7 Proses Produksi 9
2 ASPEK PERANCANGAN 12
2.1 Deskripsi Lingkup Aspek Perancangan 12
2.1.1 Teknik Tata Cara Kerja 12
2.1.2 Tata Letak 16
2.1.3 Penanganan Bahan 16
2.2 Identifikasi Masalah dan Alternatif Solusi Aspek Perancangan 17
3 ASPEK PERENCANAAN 19
3.1 Deskripsi Lingkup Aspek Perencanaan 19
3.3.1 Perencanaan Produksi 19
3.1.2 Manajemen Sumber Daya Manusia 22
3.1.3 Kesehataan dan Keselamatan Kerja (K3) 25
3.2 Permasalahan dan Solusi Aspek Perencanaan 25
4 ASPEK PENGENDALIAN 27
4.1 Deskripsi Lingkup Aspek Pengendalian 27
4.1.1 Pengendalian Persediaan 27
4.1.2 Total Productive Maintenance (TPM) 28
4.1.3 Pengendalian Mutu 32
4.1.4 Manajemen Logistik dan Rantai Pasok 36
4.1.5 Pengendalian Limbah 42
4.2 Identifikasi Masalah dan Alternatif Solusi Aspek Pengendalian 43
5 SIMPULAN DAN SARAN 45
5.1 Simpulan 45
5.2 Saran 47
DAFTAR PUSTAKA 48
LAMPIRAN 49
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Logo Perusahaan 3
Gambar 2 Struktur Organisasi PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan 3
Gambar 3 Produk Bantalan Jembatan Rel 7
Gambar 4 Produk Tiang Pancang 7
Gambar 5 Produk Tiang Listrik 7
Gambar 6 Produk Corrugated Concrete Sheet Pile 8
Gambar 7 Produk Box Culvert 8
Gambar 8 Produk U-ditch 8
Gambar 9 Produk Balok Jembatan Beton (Girder) 9
Gambar 10 Bagan Alur Perencanaan Produksi 20
Gambar 11 Bagan Alur Perencanaan Bahan Baku 21
Gambar 12 Bagan Alur Pengendalian Mutu Bahan baku 34
Gambar 13 Bagan Alur Pengendalian Mutu Proses 35
Gambar 14 Bagan Alur Pengendalian Mutu Produk 36
Gambar 15 Skema Jaringan Rantai Pasok 40
Gambar 16 Bagan Alur Pengendalian Limbah 42
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Identifikasi Masalah dan Solusi pada Aspek Perancangan 17
Tabel 2 Identifikasi Masalah dan Solusi pada Aspek Perencanaan 26
Tabel 3 Strategi Rantai Pasok 37
Tabel 4 Identifikasi Masalah dan Solusi pada Aspek Pengendalian 43
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kualifikasi Produk Bantalan Jembatan Rel 50
Lampiran 2 Display Statis 51
Lampiran 3 Display Dinamis 53
Lampiran 4 Peta Proses Operasi Produk Bantalan Jembatan Rel (BJR) 54
Lampiran 5 Peta Aliran Proses Produk Bantalan Jembatan Rel (BJR) 55
Lampiran 6 Diagram Alir Produk Bantalan Jembatan Rel (BJR) 56
Lampiran 7 Layout Pabrik PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan 57
Lampiran 8 Alat Penangan Bahan 58
Lampiran 9 APD dan Kegunaannya 62
Lampiran 10 Surat Permintaan Produk (SPPrb) 66
1
MANAJER TEKNIK
MUTU
(Isma Sofianto, ST)
MANAJER
PERENCANAAN
EVALUASI PRODUKSI
(Hendra Prasetyo W, ST)
MANAJER PRODUKSI
(Husridal)
MANAJER PERALATAN
(Eko Nurmawan M.W, ST)
MANAJER KEUANGAN
dan PERSONALIA
(Ahmad Zaenudin)
Garis Intruksi :
Garis Koordinasi :
4. Manager Peralatan
a. Tanggung Jawab dan Tugas
1. Terpenuhinya kebutuhan peralatan produksi.
2. Terpenuhinya kebutuhan cetakan produksi.
3. Melakukan perencanaan dan evaluasi biaya cetakan serta peralatan.
4. Terlaksananya perijinan operasi peralatan.
b. Wewenang
1. Merekomendasikan jenis pemeliharaan peralatan dan fasilitas
produksi yang cocok untuk mendapatkan kinerja yang optimal.
2. Merekomendasikan jenis suku cadang dan bahan penunjang
lainnya yang mendukung kinerja peralatan yang optimal, efektif
dan efisien.
3. Merekomendasikan pembaruan izin alat dan operator.
4. Merekomendasikan penundaan produksi dikarenakan terjadinya
perbaikan alat.
5. Bertanggung jawab atas terlaksananya K3 di lingkup tugas dan
tanggung jawabnya.
6
6. Manager Produksi
a. Tanggung jawab dan Tugas
1. Terpenuhinya rencana produksi yang direncanakan.
2. Terpenuhinya pelaksanaan prosedur di bagian produksi.
3. Mengelola sumber daya produksi pada lingkup bagian produksi.
b. Wewenang
1. Mengkoordinasikan kegiatan produksi di pabrik.
2. Merekomendasikan jadwal produksi.
3. Merekomendasikan pemberhentian produksi.
4. Merekomendasikan pemakaian mitra kerja bidang jasa.
5. Bertanggung jawab atas terlaksananya K3 di lingkup tugas dan
tanggung jawabnya.
precast yaitu girder beton yang telah dicetak di plant 2, selain itu juga dikenal
istilah on-site girder yaitu girder yang dicor di tempat pelaksanaan proyek. Girder
ini dirancang sesuai dengan perancangan beton pada umumnya yaitu
menggunakan bekisting sebagai cetakannya. Girder atau balok jembatan beton
dapat dilihat pada Gambar 9.
untuk rel. Pada saat pemasangan shoulder juga dilakukan penutupan celah-celah
lubang shoulder dengan selotip kemudian pemberian minyak pada selotip agar
selotip tidak menempel pada beton ketika dilakukan pembukaan cetakan.
Pemasangan selotip ini bertujuan agar adukan beton tidak keluar. Tahap
selanjutnya yaitu pemasangan baut tarik dan baut tahan. Fungsi dari baut tahan
adalah menahan pc wire pada saat di stressing sedangkan baut tarik berfungsi
untuk menarik pada saat stressing.
3. Pengecoran beton
Pada tahapan ini, cetakan BJR diletakkan pada mesin vibrating internal.
Mesin ini berfungsi untuk meratakan volume adukan beton agar tidak terdapat
rongga pada produk. Selanjutnya, proses penerimaan adukan beton dari batching
plant. Dalam waktu pengecoran mesin vibrating internal dinyalakan untuk proses
pemadatan, apabila adukan belum rata dilakukan penggetaran kembali sampai
adukan tersebut rata dan padat.
4. Penguapan
Penguapan pada produk BJR dilakukan dengan dua metode yaitu metode
uap dan non uap. Pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan penguapan
BJR menggunakan metode non uap, proses non uap tersebut dilakukan dengan
cara menyusun cetakan BJR kemudian ditutup dengan terpal. Dibawah tumpukan
cetakan terdapat instalasi uap untuk membantu proses penguapan. Proses
penguapan non uap membutuhkan waktu selama 7 jam.
5. Pengeluaran, Penandaan dan Finishing Produk
Setelah penguapan selama 7 jam baut tarik dan baut tahan dilepas dari
cetakan dan kemudian cetakan dipindahkan untuk dilakukan proses pengeluaran
produk dari cetakan. Pengeluaran produk BJR ini dibantu dengan hoist crane
dimana cetakan tersebut dibalik 360º. Tahap selanjutnya yaitu mengidentifikasi
dan kualifikasi produk sesuai dengan kriteria produk baik, cacat, dan gagal.
Produk dengan kriteria baik langsung dilakukan proses penandaan produk,
sedangkan produk dengan kriteria cacat akan dilakukan perbaikan terlebih dahulu
sebelum ke proses selanjutnya dan apabila terdapat produk gagal langsung masuk
ke barang reject atau tidak di distribusikan. Kualifikasi kriteria produk BJR dapat
dilihat pada Lampiran 1.
Produk yang lolos kualifikasi selanjutnya akan diberikan penandaan atau
pelabelan produk. Pelabelan ini berupa tulisan dari cat minyak di bagian samping
produk dan bagian belakang produk. Untuk penandaan bagian belakang terdiri
dari tanggal diperbolehkan dipasang yakni setelah 28 hari dari tanggal produksi.
Sedangkan penandaan bagian samping terdiri dari tipe produk, tanggal
pengecoran, simbol untuk shift produksi yang mengerjakan, kode lokasi pabrik,
dan yang terakhir urutan nomer produk. Pada tahapan pelabelan akan sekaligus
dilakukan proses finishing. Finishing ini merupakan proses terakhir dalam
pembuatan produk BJR. Pada proses ini menekankan mutu produk secara visual.
Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dalam proses finishing. Pertama yaitu
menambal lubang bekas baut tarik dan baut tahan, kedua menghaluskan
permukaan lubang bekas baut tarik dan baut tahan dan yang ketiga adalah
memoles agar warna produk halus dan rata.
11
2 ASPEK PERANCANGAN
2) Display Larangan
Display larangan yang diterapkan pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan contohnya dapat ditemui disetiap dinding ruang produksi, salah satu
keberadaannya di jalur 1. Display tersebut menunjukan mengenai informasi
bahwa pada ruang produksi hanya diperbolehkan petugas yang berhak masuk ke
area-area tertentu. Hal itu dikarenakan area produksi memiliki tingkat bahaya
cukup tinggi. Sehingga dengan adanya display larangan tersebut mampu
menguatkan maksud yang ada. Penerapan display tersebut sudah mengikuti
peraturan yaitu warna merah untuk display larangan.
3) Display Anjuran
Display anjuran yang diterapkan pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan salah satunya terletak di berbagai area lingkungan kerja termasuk area
produksi. Display anjuran yang terpasang di dinding produksi contohnya pada
jalur 2. Display tersebut memiliki artian terkait anjuran memakai APD (Alat
Pelindung Diri) di masing-masing area yang dianjurkan. Display tersebut dari segi
visual sudah tepat, dimana display tersebut sudah menggunakan warna hijau yang
memberikan informasi mengenai anjuran atau himbauan.
4) Display Budaya Kerja
Display budaya kerja yang diterapkan pada PT Wijaya Karya Beton Tbk
PPB Pasuruan terdapat di setiap jalur produksi. Display tersebut bertujuan untuk
meningkatkan motivasi kerja karyawaan serta ketaatan dalam menjalankan
pekerjaannya. Dengan adanya display tersebut diharapkan karyawan sadar
mengenai pentingnya penerapan budaya kerja yang positif di lingkungan kerja.
b. Display Dinamis
Display dinamis merupakan display yang menggambarkan perubahan
menurut waktu sesuai variable. Tipe display selain berdasarkan lingkungan ada
halnya display berdasarkan informasi. Berikut merupakan contoh display
berdasarkan informasi yang terdapat pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan dapat dilihat pada Lampiran 3.
1) Display Kuantitatif
Display kuantitatif merupakan display yang memperlihatkan informasi
numeric dan biasanya disajikan dalam bentuk analog ataupun digital untuk visual
display. Salah satu contohnya terdapat pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan yaitu digital penimbangan pasir halus yang berada di laboratorium yang
akan dilakukan quality control.
2) Display Kualitatif
Display kuantitatif merupakan penyederhanaan dari informasi yang
semula berbentuk data numeric. Contoh tipe display kualitatif yaitu adanya
tombol on-off Hoist Crane. Tombol ini yang digunakan untuk mengoperasikan
Hoist Crane secara keseluruhan.
14
3) Display Representatif
Display representatif biasanya berupa sebuah working model dari suatu
mesin. Contoh yang berada pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
adalah cara penggunaan mesin Test Kubus. Display ini tertera guna untuk
meminimalisr penggunaan mesin yang tidak benar.
2. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk
diperhatikan manajemen. Lingkungan kerja yang kondusif akan memberikan rasa
aman dan memungkinkan karyawan untuk dapat bekerja optimal. Berikut
penjelasan mengenai lingkungan kerja yang terdapat di PT Wijaya Karya Beton
PPB Tbk Pasuruan.
a. Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga
manusia dapat mengganggu pendengaran, konsenterasi, dan komunikasi saat
bekerja. Kebisingan dapat menganggu ketenangan operator sehingga pekerjaan
yang dikerjakan tidak maksimal dan dapat menurunkan produktivitas serta
kualitas produk. Dalam jangka panjang kebisingan juga dapat merusak
pendengaran. Kebisingan tertinggi di PT Wijaya Karya Beton Tbk Pasuruan
dirasakan terdapat pada area Plant 1 yaitu pemadatan beton atau Spinning sebesar
85 dB. Kebisingan bersumber pada mesin Spinning Simultan. Sehingga pihak
perusahaan mewajibkan bagi operator maupun bekerja untuk menggunakan APD
berupa earplug untuk melindungi kesehatan pendengaran.
b. Pencahayaan
Cahaya adalah penerangan yang diterima pekerja saat bekerja. Cahaya
sangat mempengaruhi penglihatan operator terhadap suatu objek secara jelas,
cepat, dan dapat meminimumkan terjadinya kecelakaan kerja. Pencahayaan pada
area produksi PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan sudah cukup baik.
Seperti pada area Plant 1, ruangan terlihat terang karena dukungan fasilitas yang
dimiliki adalah semi outdoor dan tingginya bangunan membuat pencahayaan
sudah baik. Cahaya matahari juga dapat masuk melalui setiap pintu masuk ruang
produksi. Sedangkan untuk pencahayaan pekerja shift malam difasilitasi dengan
adanya lampu dari daya cadang instalasi genset sehingga penerangan di area
pabrik khususnya diruang produksi tetap baik.
c. Temperatur
Setiap anggota tubuh manusia dalam keadaan normal mempunyai suhu
yang berbeda-beda. Setiap orang juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda
dalam menerima rangsangan suhu. Hal demikian dapat disebabkan karena usia,
jenis kelamin, suku bangsa, dan lain-lain. Suhu ideal manusia berkisar antara 24º
C. Suhu yang terdapat pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan berada
pada kisaran 25-35º C untuk ruang kantor. Temperatur pada ruang produksi
berkisar pada suhu 28-35ºC. Suhu tertinggi dirasakan pada ruang produksi BJR
karena di area tersebut terdapat proses penguapan beton.
15
d. Sirkulasi Udara
Sirkulasi udara merupakan perputaran keluar masuknya udara. Sirkulasi
udara yang baik disetiap area kerja diperlukan untuk menjaga kandungan oksigen
di udara. Sirkulasi udara di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan secara
keseluruhan sudah baik dengan dukungan adanya pohon rindang yang diberikan
di sekitar perusahan. Hal tersebut memberikan efek psikologis kesejukan dan
kesegaran jasmani yang sangat membantu untuk mempercepat pemulihan akibat
kelelahan kerja. Mengingat kandungan udara kotor di sekitar perusahaan cukup
tinggi. Pada setiap jalur produksi memiliki perputaran yang baik karena keadaan
ruang terbuka. Selain itu bangunan didukung dengan tinggi bangunan sekitar 15-
20 meter. Sedangkan di setiap ruang kantor terdapat AC (Air Conditioner).
e. Bau-bauan
Bau-bauan dalam lingkungan kerja merupakan jenis pencemaran udara
yang dapat mengganggu kepekaan penciuman dan konsentrasi pekerja. Udara
dikatakan tercemar apabila kandungan dari bau-bauan tersebut dapat berbahaya
bagi kesehatan pekerja. Dampak yang dihasilkan dari segi jangka pendek dapat
berupa mual dan pusing. Sedangkan dampak jangka panjang dapat menurunkan
kepekaan indera penciuman pekerja. Bau-bauan yang terdapat pada PT Wijaya
Karya Beton Tbk PPB Pasuruan bersumber dari debu-debu material, pelumas oli,
dan adukan beton. Maka dari itu, setiap karyawan harus menggunakan masker,
selain untuk melindungi dari debu juga untuk melindungi dari bau-bauan tersebut.
f. Warna
Warna ruangan mempengaruhi kemampuan mata dalam melihat dan
memberikan efek psikologis bagi pekerja. Warna tembok pada PT Wijaya Karya
Beton Tbk PPB Pasuruan hampir semua ruangan berwarna putih, biru, dan abu.
Hal tersebut memberikan kesan leluasa dan efek sejuk pada setiap ruangannya.
Sehingga pekerja nyaman dalam melaksanakan aktivitas kerja.
g. Getaran Mekanik
Getaran Mekanik merupakan getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis,
yang sampai ke tubuh dan dapat menyebabkan efek tidak diinginkan. Gangguan
terjadi karena ketidakteraturan getaran mekanis baik dari segi intensitas maupun
frekuensinya. Getaran mekanik di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
bersumber dari proses produksi masing-masing jalur, tidak terkecuali pada jalur 1
pembuatan BJR. Pada jalur tersebut sumber getaran mekanik berasal dari proses
perataan adukan dengan mesin Vibrator dan proses Release menggunakan Impact
Tools. Kedua proses tersebut menimbulkan getaran yang cukup kuat. Getaran
mekanik tersebut dapat berdampak pada penurunan kerja atau kelelahan oleh
pekerja. Sehingga dapat berpengaruh terhadap produktivitas yang dihasilkan.
Pihak perusahaan memberikan pelayanan Medical Check Up setiap tahunnya dan
fasilitas dokter yang terdapat di klinik setiap hari Senin, Selasa, dan Jumat untuk
meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan dari getaran mekanik.
16
Adapun alat penanganan bahan pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
dijelaskan pada Lampiran 8.
3 ASPEK PERENCANAAN
Order
Wilayah Penjualan
Peninjau Kontrak
Kepala Jalur
Mandor
Pekerja
Bagian Pengadaan
sesuai
Bahan baku datang
Tidak
Pengecekan sesuai
Incoming bahan baku Dikembalikan
Pengecekan
sesuai
Pembongkaran
Penyimpanan
2. Shift
Pekerja shift merupakan pekerja yang bekerja pada dua bagian waktu dan
tergolong ke dalam tenaga kerja harian mandor. Pekerja yang termasuk dalam
golongan ini yaitu pekerja poduksi, satpam, gudang, dan maintenance.
Tunjangan Jabatan. Kemudian insentif lain yang diberikan pihak pusat Wijaya
Karya atau sering disebut dengan Jasa Produksi merupakan bonus yang diberikan
pihak pusat kepada wilayah pabrik apabila PT Wijaya Karya Beton Tbk
mengalami kenaikan laba. Pembagian Jasa Produksi melihat dari presentase
masing-masing kinerja wilayah pabrik. Sedangkan pembagian di wilayah pabrik
ke pekerja melihat dari masing-masing kinerja pekerja yang sudah diatur rasionya
oleh pihak pusat Wijaya Karya.
3. Penilaian Kerja
Penilaian kerja merupakan dasar dari keberhasilan suatu perusahaan yang
didukung oleh pekerja. Perlu adanya kriteria khusus dalam pedoman untuk
melakukan penilaian dari kemampuan yang dimiliki pekerja. Penilaian kerja pada
PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan memiliki kriteria sendiri dalam
penilaian karyawannya. Terdapat blangko yang berisikan kriteria-kriteria yang
menjadi target dengan aturan-aturan yang sudah ditentukan oleh pihak pusat.
Kriteria tersebut seperti kehadiran dan produktivitas yang dihasilkan oleh
karyawan dengan nilai yang dicapai minimum 70.
4. Program Pelatihan
Program pelatihan merupakan proses yang direncanakan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis ataupun meningkatkan
kinerja karyawan. PT Wijaya Karya Beton Tbk memiliki dua jenis pelatihan yaitu
pelatihan yang dilaksanakan oleh pihak pusat ditujukan untuk pegawai hasil
rekrutan pusat atau POPNO. Sedangkan pelatihan yang kedua yaitu pelatihan
yang dilaksanakan oleh pusat pengelola usaha atau pabrik produk beton di daerah
masing-masing. Pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan pelatihan yang
dilaksanakan meliputi pelatihan mengenai kebakaran, pelatihan huru-
hara,pelatihan P3K, dan pelatihan team work. Pelaksanaan dilakukan setiap
minimal satu tahun sekali sesuai dengan rencana jadwal yang telah ditetapkan.
5. Kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility)
PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan melaksanakan kegiatan CSR
yang merupakan investasi jangka panjang yang berguna untuk meminimalisir
resiko sosial, serta berfungsi meningkatkan citra perusahaan dimata publik. PT
Wijaya Karya Beton memiliki program kegiatan CSR meliputi:
a. Penanaman seribu pohon setiap tahunnya dilakukan bersamaan dengan Dinas
Lingkungan Hidup daerah setempat.
b. Pembuatan sumber air bersih untuk dimanfaatkan masyarakat sekitar.
c. Santunan anak yatim dan doa bersama serta pensiunan pekerja yang
dilaksanakan setiap setahun sekali pada saat HUT PT Wijaya Karya Beton Tbk
PPB Pasuruan.
d. Pelaksanaan Family Gathering dilaksanakan setiap lima tahun sekali untuk
memberikan kesejahteraan dan mempererat PPWB (Perserikatan Pegawai
Wika Beton).
e. Pemberian hewan kurban pada saat perayaan Hari Raya Idul Adha kepada
masyarakat setempat.
25
4 ASPEK PENGENDALIAN
pengendalian pemakaian bahan baku, apabila terdapat bahan baku yang minus
perlu ditindak lanjuti pemakaiannya apakah bahan baku tersebut sesuai standar
atau volume, serta memastikan untuk penghitungan sisa stock barang untuk
perencanaan bahan baku selanjutnya. Jenis bahan baku yang dilakukan monitoring
setiap kali yaitu semua bahan baku kecuali yang bersifat bulky. Terlepas dari
pemeriksaan, pengelola gudang juga melakukan pembersihan terhadap barang-
barang yang disimpan dengan waktu yang tidak ditentukan. Pembersihan
dilakukan bertujuan agar barang yang disimpan tetap dalam kondisi baik dan
bersih.
Persediaan bahan baku yang berada di gudang disediakan untuk konsumsi
pabrik selama dua minggu kedepan atau stock minimum. Pemesanan dilakukan
jika barang sudah dalam jumlah batas yang ditentukan atau sering dengan Reorder
Point (ROP) atau stock minimum. Bahan baku yang telah dipesan akan datang
sesuai jadwal atau lead time yang telah ditentukan. Pengiriman bahan baku
menggunakan truk. Truk yang digunakan berupa truk besar atau truk kecil
tergantung volume material. Truk yang datang membawa bahan baku harus
diparkirkan terlebih dahulu di area yang telah ditentukan untuk unloading barang,
setelah itu dilakukan pemeriksaan kualitas bahan baku oleh quality control
incoming untuk mengetes kualitas dan volumenya. Jika bahan baku tidak sesuai
kualifikasi, maka bahan baku tersebut akan dikembalikan lagi, sedangkan jika
bahan baku tersebut sudah sesuai dengan yang dibutuhkan maka langsung ke area
transit identitas. Semua bahan baku wajib dilakukan penyimpanan kecuali
penunjang. Barang penunjang dilakukan pemesanan setelah stock barang di
gudang sudah habis.
2. Pengendalian Produk Jadi
Pengendalian produk jadi juga sama pentingnya dengan pengendalian
bahan baku. Produk jadi yang telah selesai diproduksi akan disimpan di stockyard
sesuai tipe, mengingat perusahaan menggunakan sistem make to order. Produk
beton yang akan disimpan sebelumnya akan di Quality Control dan diberi tanda
QC outgoing dan logo bertuliskan WIKA BETON serta kode pembuatan produk
yang berarti produk tersebut telah sesuai spesifikasi. Sebelum produk dikirim ke
konsumen, produk beton harus memenuhi umur produk beton yaitu minimal 7
hari sebelum dikirim. Semakin lama umur produk beton dan maskimal umur 28
hari maka akan semakin kuat kualitas produk beton tersebut.
Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan adalah membersihan meja kerja oleh
masing masing pemilik, mengembalikan dokumen ketempat semula, dan lain-lain.
g. Education and Training
Pilar ini adalah program pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan karyawan. Pelatihan yang diadakan oleh PT
Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan yaitu on the job training bagi karyawan
baru. On the job training dilakukan langsung pada bagian dimana sesuai dengan
potensi kemampuan karyawan tersebut. Tujuan dari on the job training adalah
membiasakan atau menyesuaikan calon karyawan dengan pekerjaannya.
h. Safety and Environmental Management
Safety and Environmental Management berhubungan dengan menciptakan
lingkungan kerja yang aman dan sehat. Perusahaan diwajibkan untuk
menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi para pekerja. Hal ini
bertujuan untuk mencapai target tempat kerja yang bebas dari kecelakaan kerja.
Penerapan SMK3 merupakan contoh penerapan Safety and Environmental
Management di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan. Dengan SMK3
(Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja) diharapkan dapat
menekan kecelakaan. Hai ini didukung dengan penggunaan APD dan Inspektor
K3 yang berkeliling di lingkungan produksi.
3. Sikap 5R
Budaya kerja 5R merupakan cara seseorang memperlakukan tempat
kerjanya atau cara mengatur dan mengelola tempat kerja secara berkelanjutan.
Setiap perusahaan tentu mengharapkan lingkungan kerja yang bersih dan rapi.
Dengan tempat kerja yang bersih dan rapi mampu mendukung terciptanya tingkat
efisiensi dan produktifitas yang tinggi. Namun dalam kenyataannya untuk
mewujudkan kondisi tersebut bukan hal yang mudah. Sikap kerja 5R harus
dilaksanakan oleh semua bagian karyawan, dari mulai top management hingga
pekerja disetiap bagian-bagiannya. Penerapan 5R pada PT Wijaya Karya Beton
Tbk PPB Pasuruan yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Penerapan 5R di
WIKA sendiri kurang begitu diperhatikan. Masih terdapat beberapa bagian atau
pekerja yang tidak menerapkan 5R. Hal ini disebabkan karena tidak adanya
pelatihan mengenai sikap kerja 5R untuk semua karyawan. Penjabaran penerapan
budaya kerja 5R pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan adalah sebagai
berikut :
a. Ringkas
Ringkas adalah memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan
menyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat kerja. Penerapan ringkas pada
PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan terdapat di bagian office. Pensortiran
dokumen dilakukan setiap 3 tahun. Dokumen yang masih diperlukan akan
disimpan pada rak dokumen dan untuk dokumen yang sudah tidak diperlukan
akan diletakan di gudang. Tujuan dari sortir dokumen ini untuk meciptakan
ruangan atau tempat kerja yang lebih nyaman.
b. Rapi
Rapi merupakan kegiatan menyimpan barang atau peralatan sesuai
tempatnya. Pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan bagian gudang
adalah salah satu yang menerapkan prinsip rapi. Hal ini terlihat pada
pengelompokan barang barang sesuai jenisnya. Setiap jenis diletakan didalam rak
sesuai nama barangnya.
c. Resik
Prinsip ini adalah membersihkan tempat atau lingkungan kerja, mesin atau
peralatan dan barang barang lain agar tetap dalam kondisi baik. Contoh penerapan
resik pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan terdapat pada bagian
produksi. Bagian produksi diwajibkan melakukan kegiatan pembersihan setelah
proses produksi berakhir. Pembersihan juga dilakukan setiap minggu untuk
menjaga mesin agar tetap pada kondisi baik.
d. Rawat
Rawat merupakan kegiatan mempertahankan hasil yang telah dicapai dari
3R sebelumnya. Kegiatan ini mencakup pemilahan, penataan, dan pembersihan
yang dilakukan secara berulang. Para pekerja yang menggunakan pakaian kerja
32
seperti seragam, safety shoes, dan helm yang berbeda-beda untuk setiap bagian
juga merupakan contoh penerapan rawat pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan.
e. Rajin
Rajin adalah terciptanya kebiasaan karyawan untuk menjaga dan
meningkatkan yang sudah dicapai pada penerapan 4R sebelumnya. Rajin berarti
pengembangan kebiasaan positif di tempat kerja. Contoh penerapan rajin pada PT
Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan adalah penggunaan APD pada saat
berada di area perusahaan. Namun dalam implementasinya masih banyak
karyawan yang melalaikan penggunaan APD.
Pemilihan
Vendor
Ya
Sampel BB
datang
Pengujian
sampel
Tidak
Peninjauan Cari Vendor
Quarry Baru
Ya
Pembuatan
kontrak
Bahan baku
datang
QC Incoming
Penyimpanan
Proses pengujian
Tidak
Pengetesan beton Reject
Ya
Penyimpanan produk Pemanfaatan Lain
Menghaluskan
Pengecekan Penandaan
permukaan Penyemprotan
produk produk
beton
PT Wijaya Karya
Beton Tbk PPB
Lokasi dekat
Pasuruan terletak
Pabrik di lokasi pasar,akses tenaga
Lokasi √ ditengah-tengah area
yang dekat dengan terampil,teknologi
potensial bahan baku
sumber bahan baku memadai
utama produk
perusahaan.
Ruang penyimpanan
bahan baku terpusat
di setiap pabrik,
bahan baku langsung
dikirim oleh pihak
supplier. Perusahaan
Jumlah banyak
Skala Skala ekonomis tidak memiliki
√ dalam ukuran lebih
Fasilitas harus terpenuhi distributor dan retail,
kecil (desentralisasi)
(sentralisasi) kemudian
pemesanan dan
pendistribusian
dilakukan langsung
oleh wilayah
penjualan
Sistem Produksi
menganut sistem
Sistem Fleksibel & Make To Order,
Tingkat utilitas √
Produksi kapasitas ekstra membutuhkan bahan
tinggi
baku sesuai dengan
kebutuhan konsumen
Persediaan bahan
baku di perusahaan
perlu adanya
Persediaan pengaman yang
Persediaan Minimisasi tingkat pengaman cukup di √ cukup untuk
persediaan lokasi yang tepat memenuhi
permintaan
konsumen. Bahan
baku yang
diperlukan oleh
38
perusahaan
dipengaruhi oleh
faktor alam seperti
pasir dan split
sehingga perusahaan
harus memiliki stock
bahan baku untuk
mengantisipasi
kehabisan stock.
Sedangkan untuk
persediaan barang
jadi, perusahaan
langsung
mendistribusikan
barang ke konsumen
sehingga tidak ada
stok.
Pengiriman bahan
baku dilakukan
dengan ekspedisi
biaya yang murah.
Sedangkan untuk
Transportasi cepat pengririman barang
Pilih transportasi
Transportasi √ jadi dilakukan oleh
lebih murah bila
pihak konsumen
harga prioritas
yang mengambil
sendiri atau sesuai
dengan kontrak yang
dilakukan oleh
wilayah penjualan.
Kriteria dalam
pemilihan supplier di
PT Wijaya Karya
Beton Tbk PPB
Pilih pemasok Pasuruan adalah
berdasarkan dilihat dari segi
Pilih pemasok kecepatan, harga dan kualitas
Pasokan dengan harga & √ fleksibilitas & barang yang sesuai
kualitas sebagai kualitas kebijakan
kriteria utama perusahaan. Semakin
rendah harga dan
tingginya kualitas
bahan baku menjadi
pilihan perusahaan
untuk menjalin kerja
39
sama dengan
pemasok.
PT Wijaya Karya
Beton Tbk PPB
Pasuruan memiliki
Modular banyak variasi untuk
Pengemban Fokus ke
√ design,tunda, produknya dan
gan Produk minimisasi biaya
diferensiasi produk menerima pesanan
khusus berdasarkan
keinginana
konsumen
Proses pengiriman barang jadi, PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
tidak ikut serta dalam proses pendistribusian atau pengiriman, karena dalam
proses pendistribusian barang jadi semuanya diatur oleh pihak Wilayah Penjualan.
PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan hanya melakukan proses produksi
produk beton. Setelah produk selesai di produksi, maka barang di distribusikan
kepada konsumen sesuai dengan kontrak yang dilakukan oleh pihak wilayah
penjualan dengan konsumen. Didalam kontrak menyangkut bahwa barang jadi
akan di ambil oleh konsumen atau dikirim langsung pihak perusahaan. Jika
perusahan yang mengirim barang, maka semua biaya dan transportasi diatur oleh
wilayah penjualan.
Bak Pemanfaatan
Limbah Padat
Penampungan oleh masyarakat
Jenis Limbah
2. Limbah Cair
Limbah cair pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan bersumber
dari proses produksi seperti sisa air proses spinning dan sisa air dari bak
pengecoran. Limbah cair tersebut memiliki kondisi kadar air yang tinggi, sehingga
perlu adanya penanganan yang khusus. Dalam proses penanganan limbah cair
terbagi menjadi beberapa tahap sehingga air limbah layak untuk dikeluarkan.
Pengendalian pertama berupa pembersihan air dengan cara mengalirkan air
limbah ke bak pengendapan atau sedimentasi, yang dihasilkan dari tahapan
tersebut yaitu dapat membedakan antara limbah padat dan limbah cair. Pada tahap
tersebut limbah padat dipisahkan menuju tempat penimbunan, sedangkan limbah
cair akan dialirkan menuju bak selanjutnya yaitu bak penyaringan atau filtrasi. Di
dalam bak penyaringan tersebut terdapat ijuk untuk membantu proses filtrasi
43
5.1 Simpulan
PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan merupakan salah satu anak
perusahaan dari PT Wijaya Karya Tbk. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang
industri beton pracetak. Berdasarkan pembahasan dalam laporan hasil Praktik
Kerja Lapangan pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan dapat diperoleh
kesimpulan dari aspek perancangan, aspek perencanaan, dan aspek pengendalian.
Kesimpulan yang didapatkan sebagai berikut:
1. Aspek Perancangan
a. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan memproduksi beton pracetak
seperti bantalan jembatan rel (BJR), tiang pancang, tiang listrik, corrugated
concerete sheet pile (CCSP), box culvert, u-ditch, dan balok jembatan beton
(Girder).
b. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan merancang dan memasang
display untuk menunjang karyawan dalam bekerja, diantaranya display statis
dan display dinamis.
c. Kondisi lingkungan yang terdapat pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan masih memerlukan perbaikan khususnya suhu ruangan.
d. Tipe tata letak yang digunakan PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
adalah product layout karena setiap produk yang diproses melalui proses
yang berurutan yang sesuai dengan tahapannya untuk dijadikan barang jadi
dan mesin diletakkan berdasarkan urutan-urutan untuk memproduksi
produknya.
e. Alat penanganan bahan yang dimiliki oleh PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan antara lain hoist crane, kereta dorong, forklift, conveyor, truck,
loader, pallet, screper, handtruck, trolley, kereta sorong, dan handlift.
2. Aspek Perencanaan
a. Perencanaan produksi pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
termasuk kedalam make to order, dimana produksi dilakukan sesuai dengan
pesanan atau permintaan pelanggan. Terdapat 4 bagian yang terkait dengan
perencanaan produksi diantaranya Perencanaan Evaluasi Produksi (PEP),
Produksi, Teknik dan Mutu, serta Peralatan. Keempat bagian tersebut saling
berkesinambungan dan berkoordinasi dalam melakukan perencanaan
produksi. Selain itu, perencanaan bahan baku dikendalikan oleh bagian
pengadaan. Tipe yang digunakan yaitu make to stock karena diharapkan
dapat mengantisipasi ketidakpastian jumlah produksi yang ada.
b. Tenaga kerja yang terdapat pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
terbagi menjadi 3 yaitu pegawai organik (POPNO), pegawai terampil
(PETRA), dan tenaga harian mandor (THM) atau tenaga subkontraktor.
46
c. Waktu kerja di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan dibagi menjadi
dua yaitu non shift dan shift.
d. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan memiliki program kesejahteraan
karyawan yang cukup baik. Program kesejahteraan meliputi fasilitas
karyawan, jaminan kesehatan, kompensasi, dan insentif karyawan.
e. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan telah menerapkan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) dengan cukup baik. Hal tersebut didukung dengan
adanya patrol safety oleh inspektor yang selalu memantau berjalannya K3 di
perusahaan. Namun dalam hal penekanan peraturan masih kurang, sehingga
masih ditemukan banyak pekerja yang belum menggunakan atau melalaikan
APD secara lengkap.
3. Aspek Pengendalian
a. Pengendalian persediaan pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
memiliki prosedur untuk pengendalian bahan baku dan pengendalian produk
jadi. Pengendalian persediaan bahan baku menggunakan sistem ROP
(reorder point) yaitu pemesanan dilakukan ketika berada pada jumlah
minimum persediaan. Penanganan bahan baku menggunakan sistem FIFO
(first in first out) dengan maksud untuk tetap menjaga kualitas bahan baku
itu sendiri. Sedangkan untuk pengendalian produk jadi disimpan di
stockyard dan dilakukan quality control sebelum dilakukan pendistribusian
produk ke konsumen.
b. Sistem perawatan manajemen fasilitas yang dilakukan PT Wijaya Karya
Beton Tbk PPB Pasuruan adalah kegiatan preventive, predictive, dan
corrective maintenance. Untuk menunjang produktivitas pekerja, PT Wijaya
Karya Beton Tbk PPB Pasuruan telah menerapkan budaya kerja 5S namun
belum berjalan sepenuhnya. Delapan pilar TPM yang digunakan sebagai
panduan perusahaan dalam menerapkan TPMnya.
c. Dalam hal mutu dan kualitas PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
telah melakukan pengendalian mutu. Kegiatan pengendalian mutu tersebut
dikategorikan kedalam 3 pengendalian, yaitu pengendalian incoming,
proses, dan mutu outgoing. Secara keseluruhan kegiatan tersebut memiliki
ketentuan yang berbeda-beda dari setiap tahapannya. Kebijakan mutu yang
diterapkan oleh perusahaan yaitu Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015.
d. Supply chain management pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
telah berjalan dengan baik karena aliran informasi, aliran barang, dan aliran
uang dijalankan sesuai dengan standard yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan menerapkan strategi
rantai pasok di dalam perusahaanya dengan mempertimbangkan beberapa
aspek sesuai dengan target dan kebutuhan perusahaan.
47
e. Limbah yang dihasilkan oleh PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
yaitu limbah padat dan limbah cair. Dalam pengelolaan limbah tersebut PT
Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan dikelola sendiri dari pihak
perusahaan dengan baik agar tidak mencemari lingkungan dalam maupun
luar perusahaan.
5.2 Saran
Berdasarkan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada PT Wijaya Karya Beton
Tbk PPB Pasuruan, pembahasan aspek umum masih terdapat beberapa masalah.
Perbaikan secara terus menerus harus selalu dilakukan agar tujuan dapat tercapai
dan dapat bersaing dengan perusahaan lain. Oleh karena itu, penulis memiliki
beberapa saran yang ingin penulis sampaikan untuk perusahaan, diantaranya:
1. Aspek Perancangan
PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan sebaiknya melakukan
pergantian AC pada beberapa ruangan office untuk kenyamanan karyawan.
Menambah fasilitas toilet di setiap bagian agar tenaga kerja lebih mudah,
nyaman, dan cepat. Membuat dan mengecat ulang area bagi pejalan kaki.
Memasang beberapa blower pada area produksi agar pekerja nyaman dalam
melakukan pekerjaannya. Sebaiknya pada jalur 1 produksi Bantalan jembatan
rel (BJR) diberikan penutup atap agar pekerja tidak merasa kepanasan.
2. Aspek Perencanaan
PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan perlu memperhatikan
penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) mengingat potensi bahaya yang
dimiliki sangat tinggi. Maka perusahaan perlu melakukan penekanan dalam hal
K3 pada pekerja yang melanggar ketentuan tersebut, sehingga kecelakaan kerja
dapat diminimalisir. Menyediakan kelengkapan peralatan P3K di setiap area
produksi agar kecelakaan kerja dapat dilakukan pertolongan pertama dengan
segera.
3. Aspek Pengendalian
PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan dalam implementasi atau
penerapan budaya kerja 5R kurang berfungsi dengan baik, baik dari segi
penataan maupun dari segi fungsi display anjuran yang tertera di beberapa
tempat. Kurangnya sosialisasi mengenai budaya kerja 5R sehingga 5R hanya
berjalan sebagaimana mestinya dari masing-masing individu bagian . Oleh
karena itu perlunya perusahaan memberikan pengarahan tentang pentingnya
budaya kerja 5R pada lingkungan kerja untuk menciptakan kondisi kerja yang
nyaman dan berdampak pada peningkatan produktivitas.
48
DAFTAR PUSTAKA
Assauri S. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta (ID): Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Kusuma H. 2004. Manajemen Produksi, Perencanaan dan Pengendalian
Produksi. Yogyakarta (ID): Andi.
49
LAMPIRAN
50
Penimbangan dan
3 menit O-4 pencampuran bahan 2 menit O-1 Pembersihan cetakan
baku
operator.
pendengaran pekerja
dari tingginya intensitas
kebisingan.
Berdasarkan hasil
pengujian di lapangan
kelebihan dari ambang
batas adalah ± 18 dB.