Anda di halaman 1dari 78

i

LAPORAN AKHIR
PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MEMPELAJARI PERANCANGAN, PERENCANAAN, DAN


PENGENDALIAN PRODUKSI DI PT WIJAYA KARYA
BETON TBK PPB PASURUAN, JAWA TIMUR

BUNGA RIZKY NOVRINA PUTRI


NILA KHOIRUN NAILI
UMI NUR FAUZIAH

PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN INDUSTRI


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN AKHIR DAN
SUMBER INFORMASI

1. Kami menyatakan Laporan Kajian Aspek Umum Mempelajari


Perancangan, Perencanaan, dan Pengendalian Produksi PT Wijaya Karya
Beton Tbk di Pasuruan Jawa Timur adalah benar karya kami dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun.
2. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir laporan ini.

Bogor, April 2018

Bunga Rizky Novrina Putri (J3K115015)


Nila Khoirun Naili (J3K115018)
Umi Nur Fauziah (J3K115025)
iii

RINGKASAN

BUNGA RIZKY NOVRINA PUTRI, NILA KHOIRUN NAILI, dan UMI NUR
FAUZIAH, Mempelajari Perancangan, Perencanaan, dan Pengendalian Produksi
di PT Wijaya Karya Beton Tbk di Pasuruan Jawa Timur. Dibimbing oleh
ANNISA KARTINAWATI,STP,MT.
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan yang bergerak dibidang industri beton pracetak. Tujuan dari Praktik
Kerja Lapangan adalah untuk memahami aspek perancangan, perencanaan, dan
pengendalian.
Aspek perancangan terdiri dari tata letak, penanganan bahan, dan teknik
tata cara kerja. Proses produksi Bantalan Jembatah Rel (BJR) terdiri dari
persiapan cetakan, perakitan tulangan, penarikan (stressing), pengecoran beton,
penguapan, pengeluaran, penandaan, dan finishing produk. Tata letak ruang
produksi berorientasi pada product layout. Alat penanganan bahan yang
digunakan yaitu truck, forklift, belt conveyor, loader, crane, kereta dorong,
handtruck, trolley, pallet, dan scrapper. Kondisi lingkungan kerja pada PT Wijaya
Karya Beton Tbk PPB Pasuruan seperti pencahayaan didesain sebaik mungkin
agar pekerja nyaman dalam melakukan aktifitas. Sedangkan untuk tingkat
kebisingan pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan cukup tinggi. Hal
tersebut dapat diminimalisir dengan mewajibkan penggunaan earplug di area
produksi.
Aspek perencanaan terdiri dari perencanaan produksi, perencanaan
sumber daya manusia, serta kesehatan dan keselamatan kerja. PT Wijaya Karya
Beton Tbk PPB Pasuruan menerapkan sistem make to order. Terdapat 3 jenis
karyawan pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan yaitu PETRA,
POPNO dan THM. Jam kerja karyawan bagian produksi terdiri dari 3 shift. Shift
1 mulai jam 07.00-15.00, shift 2 mulai 15.00-23.00, dan shift 3 mulai jam 23.00-
07.00. Setiap pekerja memiliki APD (Alat Pelindung Diri) sesuai lingkungan
tempat bekerja.
Aspek pengendalian terdiri dari pengendalian persediaan, pengendalian
mutu, manajemen perawatan fasilitas (total productive maintenance), manajemen
logistik dan rantai pasok (supply chain management), serta pengendalian limbah.
Pengendalian bahan baku menggunakan metode FIFO (First In First Out). Dimana
bahan baku yang datang pertama akan dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini
bertujuan agar barang yang disimpan digudang adalah barang yang lebih baru.
Pengendalian mutu yang dilakukan yaitu pengendalian mutu bahan baku,
pengendalian mutu proses, dan pengendalian mutu produk. Kebijakan mutu yang
diterapkan adalah ISO 9001:2015. Manajemen perawatan fasilitas pada PT
Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan menerapkan preventive maintenance,
predictive maintenance, dan corrective maintenance serta penerapan budaya kerja
5R. Dalam rantai pasok terdapat aliran barang, aliran uang dan aliran informasi
yang dikelola oleh perusahaan produk beton maupun wilayah penjualan yang
berada di Surabaya dan Balikpapan. Terdapat 2 limbah yang dihasilkan yaitu
limbah padat dan limbah cair. Pengendalian limbah padat dilakukan dengan
beberapa tahapan mulai dari pengambilan dari bak pengendapan hingga tahap
penimbunan, limbah tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat. Sedangkan untuk
limbah cair dilakukan pengendaliaan dengan filtrasi sebelum dialirkan ke badan
sungai.

Kata kunci : aspek perancangan, aspek perencanaan, aspek pengendalian, PT


Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan.
iii

MEMPELAJARI PERANCANGAN, PERENCANAAN, DAN


PENGENDALIAN PRODUKSI DI PT WIJAYA KARYA
BETON TBK PPB PASURUAN, JAWA TIMUR

BUNGA RIZKY NOVRINA PUTRI


NILA KHOIRUN NAILI
UMI NUR FAUZIAH

Laporan Akhir Kajian Umum


sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya
pada
Program Keahlian Manajemen Industri

PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN INDUSTRI


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
iii

Judul Laporan Akhir : Mempelajari Perancangan, Perencanaan, dan Pengendalian


Produksi PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan Jawa
Timur

Nama : Bunga Rizky Novrina Putri (J3K115015)


Nila Khoirun Naili (J3K115018)
Umi Nur Fauziah (J3K115025)

Disetujui oleh

Annisa Kartinawati, STP, MT


Pembimbing

Diketahui oleh

Ir Pramono D Fewidarto, MS
Koordinator Program Keahlian

Tanggal lulus :
i

PRAKATA

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Akhir Kajian Umum Praktik Kerja Lapangan. Laporan Akhir ini
dibuat untuk memberikan informasi tentang kedaaan perusahaan berdasarkan
Praktik Kerja Lapangan yang telah dilakukan pada bulan Februari sampai
dengan bulan April 2018. Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Laporan Akhir,
diantaranya :
1. Bapak Ir Pramono D. Fewidarto, MS selaku Koordinator Program Keahlian
Manajemen Industri dan seluruh tim dosen Manajemen Industri.
2. Ibu Fanny Apriliani, SE, MT sebagai Satuan Tugas Praktik Kerja Lapangan
Managemen Industri yang telah memberikan pengarahan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan Laporan akhir kajian umum.
3. Ibu Annisa Kartinawati, STP,MT selaku Dosen Pembimbing atas waktu,
ilmu, dan bimbingan yang telah diberikan.
4. Bapak Husridal selaku Pembimbing Lapangan, serta seluruh staf dan
karyawan PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan yang telah membantu
penulis dalam pengumpulan dan pengambilan data.
5. Orangtua dan keluarga yang telah senantiasa mendoakan dan memberikan
dukungan materi dan non-materi.
6. Teman-teman Manajemen Industri 52 yang saling memberikan semangat
dan dukungan dalam menyelesaikan laporan akhir kajian umum.
7. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan laporan akhir kajian umum.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir kajian umum ini masih terdapat
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis butuhkan untuk perbaikan. Semoga laporan ini dapat berguna bagi
penulis dan pembaca, serta perusahaan.

Bogor, April 2018

Bunga Rizky Novrina Putri (J3K115015)


Nila Khoirun Naili (J3K115018)
Umi Nur Fauziah (J3K115025)
ii

DAFTAR ISI
PRAKATA i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR LAMPIRAN iii
1 HASIL DAN PEMBAHASAN 1
1.1 Keadaan Umum Perusahaan 1
1.2 Sejarah Perusahaan 1
1.3 Visi, Misi, Kebijakan Strategis Perusahaan, dan Logo Perusahaan 2
1.4 Struktur Organisasi Perusahaan 3
1.5 Job Description 4
1.6 Hasil Produksi 6
1.7 Proses Produksi 9
2 ASPEK PERANCANGAN 12
2.1 Deskripsi Lingkup Aspek Perancangan 12
2.1.1 Teknik Tata Cara Kerja 12
2.1.2 Tata Letak 16
2.1.3 Penanganan Bahan 16
2.2 Identifikasi Masalah dan Alternatif Solusi Aspek Perancangan 17
3 ASPEK PERENCANAAN 19
3.1 Deskripsi Lingkup Aspek Perencanaan 19
3.3.1 Perencanaan Produksi 19
3.1.2 Manajemen Sumber Daya Manusia 22
3.1.3 Kesehataan dan Keselamatan Kerja (K3) 25
3.2 Permasalahan dan Solusi Aspek Perencanaan 25
4 ASPEK PENGENDALIAN 27
4.1 Deskripsi Lingkup Aspek Pengendalian 27
4.1.1 Pengendalian Persediaan 27
4.1.2 Total Productive Maintenance (TPM) 28
4.1.3 Pengendalian Mutu 32
4.1.4 Manajemen Logistik dan Rantai Pasok 36
4.1.5 Pengendalian Limbah 42
4.2 Identifikasi Masalah dan Alternatif Solusi Aspek Pengendalian 43
5 SIMPULAN DAN SARAN 45
5.1 Simpulan 45
5.2 Saran 47
DAFTAR PUSTAKA 48
LAMPIRAN 49
iii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Logo Perusahaan 3
Gambar 2 Struktur Organisasi PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan 3
Gambar 3 Produk Bantalan Jembatan Rel 7
Gambar 4 Produk Tiang Pancang 7
Gambar 5 Produk Tiang Listrik 7
Gambar 6 Produk Corrugated Concrete Sheet Pile 8
Gambar 7 Produk Box Culvert 8
Gambar 8 Produk U-ditch 8
Gambar 9 Produk Balok Jembatan Beton (Girder) 9
Gambar 10 Bagan Alur Perencanaan Produksi 20
Gambar 11 Bagan Alur Perencanaan Bahan Baku 21
Gambar 12 Bagan Alur Pengendalian Mutu Bahan baku 34
Gambar 13 Bagan Alur Pengendalian Mutu Proses 35
Gambar 14 Bagan Alur Pengendalian Mutu Produk 36
Gambar 15 Skema Jaringan Rantai Pasok 40
Gambar 16 Bagan Alur Pengendalian Limbah 42

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Identifikasi Masalah dan Solusi pada Aspek Perancangan 17
Tabel 2 Identifikasi Masalah dan Solusi pada Aspek Perencanaan 26
Tabel 3 Strategi Rantai Pasok 37
Tabel 4 Identifikasi Masalah dan Solusi pada Aspek Pengendalian 43

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kualifikasi Produk Bantalan Jembatan Rel 50
Lampiran 2 Display Statis 51
Lampiran 3 Display Dinamis 53
Lampiran 4 Peta Proses Operasi Produk Bantalan Jembatan Rel (BJR) 54
Lampiran 5 Peta Aliran Proses Produk Bantalan Jembatan Rel (BJR) 55
Lampiran 6 Diagram Alir Produk Bantalan Jembatan Rel (BJR) 56
Lampiran 7 Layout Pabrik PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan 57
Lampiran 8 Alat Penangan Bahan 58
Lampiran 9 APD dan Kegunaannya 62
Lampiran 10 Surat Permintaan Produk (SPPrb) 66
1

1 HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Keadaan Umum Perusahaan


PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan merupakan salah satu anak
perusahaan dari PT Wijaya Karya Tbk. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang
industri beton pracetak. Perusahaan PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
terletak di Jalan Raya Kejapanan No. 323 Pasuruan, Jawa Timur 67155. PT
Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan dalam pengembangan produknya telah
menciptakan beberapa hasil seperti tiang beton (tiang listrik), tiang pancang,
bantalan jembatan rel kereta api, u-ditch, box culvert dan lain-lain .
PT Wijaya Karya Beton PPB Pasuruan ini memiliki 2 plant. Plant 1 terdiri
dari 6 jalur produksi. Plant 2 terdiri dari 3 jalur produksi. Pabrik ini dibangun
diatas tanah seluas 6 hektar untuk plant 1 (jalur 1-6), sedangkan plant 2 dibangun
diatas tanah seluas 6,5 hektar untuk plant 2 (jalur 7-9) dan pabrik ini telah
melaksanakan “Quality Management System” yang selaras dengan ISO
9001:2015. PT Wijaya Karya Beton Tbk ini memiliki 10 pabrik yang tersebar di
wilayah Indonesia serta 6 wilayah penjualan. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan melayani wilayah penjualan 5 dimana masing-masing berlokasi di
Pasuruan, Boyolali, dan Makassar.

1.2 Sejarah Perusahaan


Jejak PT Wijaya Karya Beton Tbk merupakan suatu Badan Usaha Milik
Negara yang didirikan sejak tahun 1960 sebagai perusahaan yang bergerak dalam
instalasi listrik. PT Wijaya Karya Beton Tbk mulai mengembangkan industri
beton pracetak pada tahun 1980-an yang tumbuh dengan pesat dan kemudian
menjadi produsen tiang listrik dan tiang pancang beton sentrifurgal terbesar di
Indonesia dengan pabrik-pabrik yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara.
Pabrik yang tersebar di beberapa lokasi yaitu:
1. PPB Sumatera Utara di Kabupaten Binjai, Sumatera Utara.
2. PPB Tenggineneng Lampung.
2. PPB Lampung Selatan.
3. PPB Bogor di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
4. PPB Boyolali di Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
5. PPB Pasuruan di Kejapanan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
6. PPB Sulawesi Selatan di Makassar, Sulawesi Selatan.
7. PPB Majalengka di Jatiwanggi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
8. PPB Karawang, Jawa Barat.
9. PPB Subang, Jawa Barat.
2

1.3 Visi, Misi, Kebijakan Strategis Perusahaan, dan Logo Perusahaan


1. Visi :
“Menjadi Perusahaan Terkemuka Dalam Bidang Engineering Production
Installation (EPI) Industri Beton di Asia Tenggara”.
2. Misi :
1. Menyediakan produk dan jasa yang berdaya saing dan memenuhi
harapan pelanggan.
2. Memberikan nilai lebih melalui proses bisnis yang sesuai dengan
persyaratan dan harapan pemangku kepentingan.
3. Menjalankan sistem manajemen dan teknologi yang tepat untuk
meningkatkan efisiensi, konsistensi mutu, keselamatan, dan kesehatan
kerja yang berwawasan lingkungan.
4. Tumbuh dan berkembang bersama mitra kerja secara sehat dan
berkesinambungan.
5. Mengembangkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai.
3. Kebijakan Strategis
Kebijakan strategis perusahaan merupakan pedoman yang diyakini oleh
pemimpin perusahaan untuk suksesnya implementasi strategi dalam
membawa perusahaan menuju tercapainya sasaran.
1. Perusahaan tumbuh dan berkembang sesuai dengan keinginan Pemegang
Saham berdasarkan asas-asas transparasi, keadilan, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, dan kemandirian.
2. Perusahaan mengutamakan pemenuhan persyaratan dan kepuasan
pelanggan dengan selalu meningkatkan mutu atas setiap hasil kerjanya.
3. Kerjasama dengan mitra kerja dilakukan dengan cara yang sehat dan
saling menguntungkan.
4. Profesionalisme menjadi landasan utama dalam pengelolaan Sumber
Daya Manusia.
5. Perusahaan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta
pertimbangan Dampak Lingkungan dalam setiap kegiatan operasi.
4. Logo Perusahaan
PT Wijaya Karya Beton Tbk memiliki logo perusahaan yang digunakan
juga untuk logo produk beton yang diproduksi pada pabrik PT Wijaya
Karya Beton Tbk PPB Pasuruan. Logo perusahaan dapat dilihat pada
Gambar 1.
3

Gambar 1 Logo Perusahaan

1.4 Struktur Organisasi Perusahaan


Setiap perusahaan membutuhkan struktur organisasi guna mencapai visi
dan misinya. Struktur organisasi menggambarkan wewenang dan tanggung jawab
pekerja dalam melaksanakan tugasnya, mengetahui garis perintah, dan
mengetahui klasifikasi jabatan dalam suatu perusahaan. PT Wijaya Karya Beton
Tbk PPB Pasuruan dipimpin oleh Manajer Pabrik yang menaungi beberapa seksi
dari divisi yang berbeda-beda. Masing-masing divisi bertanggung jawab terhadap
masalah yang berbeda dipimpin oleh Kepala Seksi. Adapun struktur organisasi PT
Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan dapat dilihat pada Gambar 2.
MANAJER PABRIK
PRODUK BETON
(Noor Asyik, ST)

MANAJER TEKNIK
MUTU
(Isma Sofianto, ST)

MANAJER
PERENCANAAN
EVALUASI PRODUKSI
(Hendra Prasetyo W, ST)
MANAJER PRODUKSI
(Husridal)

MANAJER PERALATAN
(Eko Nurmawan M.W, ST)

MANAJER KEUANGAN
dan PERSONALIA
(Ahmad Zaenudin)

Garis Intruksi :
Garis Koordinasi :

Gambar 2 Struktur Organisasi PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan


4

1.5 Job Description


1. Manajer Pabrik
a. Tanggung Jawab dan Tugas
1. Terkendalinya rencana kerja dan anggaran biaya Pabrik Produk
Beton.
2. Terkendalinya aktivitas operasional Pabrik Produk Beton.
3. Terkendalinya hasil produksi Pabrik Beton.
4. Terlaksananya pengelolaan pegawai di Pabrik Produk Beton.
5. Terkendalinya kegiatan pendukung operasional di Pabrik Produk
Beton.
b. Wewenang
1. Menandatangani surat/memo internal maupun eksternal sesuai
kewenangan.
2. Menandatangani surat perjanjian kerja, surat perintah kerja,
perjanjian kerja sama terkait Pabrik Produk Beton sesuai
wewenang.
3. Memberikan otorasi atas realisasi anggaran biaya Pabrik Produk
Beton sesuai limit.
4. Memberikan keputusan terkait dengan pengadaan dan biaya
sesuai dengan wewenang.
5. Mengajukan usulan kebutuhan dan pengembangan Human
Resources yang berada di bawah supervisinya.
6. Memberikan penilaian prestasi kerja bagi para pejabat struktural
dalam Pabrik Produk Beton.
7. Bertanggung jawab atas terlaksananya K3 di lingkup tugas dan
tanggung jawabnya.

2. Manager Teknik Mutu


a. Tanggung Jawab dan Tugas
1. Terkendalinya rencana kerja dan anggaran di bagian teknik dan
mutu.
2. Terkendalinya aspek teknis dam mutu untuk mendukung proses
produksi dan purna jual.
3. Memastikan kegiatan pengujian, penelitian dan pengembangan
produk sesuai dengan rencana.
4. Terlaksananya Sistem Management ISO dan K3 di pabrik.
b. Wewenang
1. Mengajukan rencana kerja dan anggaran dibagian teknik dan mutu.
2. Merekomendasikan bahan baku, suku cadang dan material
penunjang diterima dan atau ditolak.
3. Melakukan koordinasi fungsi teknik dan mutu di pabrik.
4. Mengendalikan dokumen dan acuan teknis.
5. Menentukan status produk baik, cacat atau gagal.
6. Merekomendasikan tindak lanjut perbaikan penyimpangan produk.
5

7. Berkoordinasi dengan biro teknik dan litbang terkait program kerja


pengujian, penelitian dan pengembangan produk.
8. Merekomendasikan hasil karya inovasi untuk diterapkan.
9. Merekomendasikan saran-saran yang diperlukan dalam rangka
menjaga kesinambungan penerapan SM ISO dan SMK3 di pabrik.
10. Bertanggung jawab atas terlaksananya K3 di lingkup tugas dan
tanggung jawabnya.

3. Manager Perencanaan Evaluasi Produksi


a. Tanggung jawab dan Tugas
1. Menyusun Rencana Anggaran Biaya Pabrik
2. Terkendalinya rencana produksi dan distribusi.
3. Melakukan evaluasi biaya produksi secara rutin.
4. Terlaksananya koordinasi dengan wilayah penjualan.
b. Wewenang
1. Mengkoordinasikan seluruh fungsi di pabrik dalam penyusunan
RAB beserta evaluasinya untuk mendapatkan efektifitas dan
efisiensi biaya produksi.
2. Berkoordinasi dengan wilayah penjualan dalam bentuk memenuhi
kapasitas produksi.
3. Memastikan perencanaan produksi sesuai dengan kebutuhan
wilayah penjualan.
4. Menginstruksikan untuk memulai produksi sesuai dengan
kebutuhan wilayah penjualan.
5. Bertanggung jawab atas terlaksananya K3 di lingkup tugas dan
tanggung jawabnya.

4. Manager Peralatan
a. Tanggung Jawab dan Tugas
1. Terpenuhinya kebutuhan peralatan produksi.
2. Terpenuhinya kebutuhan cetakan produksi.
3. Melakukan perencanaan dan evaluasi biaya cetakan serta peralatan.
4. Terlaksananya perijinan operasi peralatan.
b. Wewenang
1. Merekomendasikan jenis pemeliharaan peralatan dan fasilitas
produksi yang cocok untuk mendapatkan kinerja yang optimal.
2. Merekomendasikan jenis suku cadang dan bahan penunjang
lainnya yang mendukung kinerja peralatan yang optimal, efektif
dan efisien.
3. Merekomendasikan pembaruan izin alat dan operator.
4. Merekomendasikan penundaan produksi dikarenakan terjadinya
perbaikan alat.
5. Bertanggung jawab atas terlaksananya K3 di lingkup tugas dan
tanggung jawabnya.
6

5. Manager Keuangan dan SDM


a. Tanggung jawab dan Tugas
1. Terpenuhinya kebutuhan SDM.
2. Terpenuhinya kelengkapan perizinan di pabrik.
3. Mengelola keuangan, akuntansi dan pajak sesuai dengan prosedur.
4. Memastikan pengadaan material dan suku cadang sesuai dengan
kebutuhan produksi.
5. Memastikan kegiatan sekretariatan dan umum sesuai dengan yang
di rencanakan.
b. Wewenang
1. Melaksanakan proses rekruitmen pegawai.
2. Mengkoordinasikan penilaian pegawai dengan bagian lain.
3. Membuat usulan RKD.
4. Menyelenggarakan negosiasi dengan mitra kerja.
5. Bertanggung jawab atas terlaksananya K3 di lingkup tugas dan
tanggung jawabnya.

6. Manager Produksi
a. Tanggung jawab dan Tugas
1. Terpenuhinya rencana produksi yang direncanakan.
2. Terpenuhinya pelaksanaan prosedur di bagian produksi.
3. Mengelola sumber daya produksi pada lingkup bagian produksi.
b. Wewenang
1. Mengkoordinasikan kegiatan produksi di pabrik.
2. Merekomendasikan jadwal produksi.
3. Merekomendasikan pemberhentian produksi.
4. Merekomendasikan pemakaian mitra kerja bidang jasa.
5. Bertanggung jawab atas terlaksananya K3 di lingkup tugas dan
tanggung jawabnya.

1.6 Hasil Produksi


Produksi merupakan suatu proses mengubah input menjadi output
sehingga nilai suatu barang tersebut bertambah. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan memproduksi beberapa produk yang mempunyai kegunaan dan tipe
yang berbeda. Berikut adalah produk yang dihasilkan oleh PT Wijaya Karya
Beton Tbk PPB Pasuruan:
1. Bantalan Jembatan Rel (BJR)
Bantalan Jembatan Rel (BJR) merupakan produk yang dihasilkan oleh PT
Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan khususnya pada Plant 1. Produk ini
berfungsi sebagai pengikat rel dengan alat penambat agar laju kereta api selalu
dalam jalurnya. Jenis struktur landasan Bantalan Jembatan Rel (BJR) dapat di
bagi sesusai dengan bahan dan karakteristik penyusunnya, salah satunya bantalan
beton. Produk ini merupakan produk unggulan yang dihasilkan oleh PT Wijaya
Karya Beton Tbk PPB Pasuruan. Sehingga ini mendorong permintaan Bantalan
Jembatan Rel (BJR) meningkat setiap tahunnya. Bantalan Jembatan Rel dapat
dilihat pada Gambar 3.
7

Gambar 3 Produk Bantalan Jembatan Rel


2. Tiang Pancang (Paku Bumi)
Tiang Pancang atau sering disebut paku bumi pada umumnya digunakan
untuk pondasi bangunan yang dipancangkan ke dalam tanah sebagai penyangga
beban utamanya. Tiang pancang yang dihasilkalkan menghasilkan beberapa tipe
berdasarkan besar kecilnya diameter tiang pancang dimulai dari 30 cm hingga 100
cm. Berdasarkan bentuknya tiang pancang dibedakan menjadi tiga yaitu bulat,
kotak, dan segitiga. Tiang pancang dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Produk Tiang Pancang


3. Tiang Listrik (Tiang Beton)
Tiang Listrik merupakan produk yang dihasilkan oleh PT Wijaya Karya
Beton Tbk PPB Pasuruan khususnya pada Plant 1. Tiang Listrik ini sering juga
disebut dengan tiang beton. Tiang listrik terbuat dari material besi ukuran tertentu,
pasir alam, semen, split cor dan bahan campuran penunjang lainnya. Fungsi dari
tiang listrik sebagai penyangga dan penyalur peralatan listrik. Tiang Listrik dapat
dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Produk Tiang Listrik


4. Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP)
Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP) atau sering disebut turap
bergelombang merupakan beton pracetak berguna sebagai pondasi penahan tanah.
Produk ini merupakan beton prategang pretension karena dalam proses
8

pembuatannya, tulangan stranda pada CCSP di stressing terlebih dahulu sebelum


di cor. Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP) dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Produk Corrugated Concrete Sheet Pile


5. Box Culvert
Produk Box Culvert merupakan produk beton pracetak yang berbentuk
persegi atau kotak dengan ukuran yang sudah ditentukan. Box culvert berfungsi
sebagai material dalam proses konstruksi bawah tanah karena sifatnya yang kedap
terhadap air tanah, bukan hanya bisa digunakan menjadi saluran air besar atau
drainase saja. Box Culvert dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Produk Box Culvert


6. U-ditch
U-ditch merupakan produk yang hampir sama dengan produk box culvert,
hanya saja perbedaan keduanya pada bagian tutup atau cover yang terpisah. U-
ditch adalah saluran dari beton bertulang dengan bentuk penampang huruf U.
Produk ini biasanya berfungsi sebagai saluran drainasi air atau irigasi. Dimensi
saluran ini dapat bervariasi sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Kelebihan u-
ditch adalah sangat mudah untuk mengecek aliran arus air dan mudah untuk
diperbaiki jika ada saluran yang terhambat. U-ditch dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Produk U-ditch


7. Balok Jembatan Beton (Girder)
Girder adalah sebuah balok diantara dua penyangga, dapat berupa pier
ataupun abutment pada suatu jembatan atau fly over. Material penyusun girder ini
terdiri dari girder beton dan girder baja. Sistem perancangannya terdiri dari girder
9

precast yaitu girder beton yang telah dicetak di plant 2, selain itu juga dikenal
istilah on-site girder yaitu girder yang dicor di tempat pelaksanaan proyek. Girder
ini dirancang sesuai dengan perancangan beton pada umumnya yaitu
menggunakan bekisting sebagai cetakannya. Girder atau balok jembatan beton
dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Produk Balok Jembatan Beton (Girder)

1.7 Proses Produksi


Proses produksi merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan untuk membuat suatu produk mulai dari bahan baku sampai dengan
produk jadi. Kegiatan produksi di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
terbagi menjadi dua plant yang menghasilkan berbagai produk beton pracetak.
Penulis lebih berfokus pada pengamatan proses produksi produk Bantal Jembatan
Rel (BJR). Berikut ini merupakan penjelasan mengenai proses pembuatan produk
Bantalan Jembatan Rel (BJR) pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan:
1. Persiapan Cetakan
Tahapan pertama dalam proses produksi BJR adalah persiapan cetakan
dimana cetakan yang akan dipakai untuk membuat produk dilakukan pembersihan
terlebih dahulu. Tahap pembersihan cetakan ini untuk menghilangkan sisa-sisa
adukan beton yang masih menempel baik diluar maupun didalam cetakan,
terutama pada bagian lubang baut tarik dan baut tahan, dimana kedua baut ini
yang nantinya sebagai penahan produk BJR. Pembersihan ini bertujuan agar
cetakan selalu dalam keadaan baik setelah proses pengeluaran produk serta
mempermudah pembukaan cetakan. Setelah tahap pembersihan dilakukan tahap
pengolesan menggunakan minyak khusus yang dioleskan ke seluruh bagian
permukaan cetakan. Pengolesan minyak bertujuan untuk memudahkan pelepasan
baut tarik dan baut tahan serta memudahkan pengeluaran beton dari cetakan.
Minyak khusus yang digunakan berupa campuran minyak sawit dan solar.
2. Perakitan Tulangan
Perakitan tulangan merupakan proses dimana beberapa besi prategang
dirakit menjadi sebuah tulangan. Tulangan ini digunakan sebagai rangka produk
BJR. Tahap awal perakitan yaitu pemasangan shoulder atau pendrol. Shoulder
adalah besi yang berada pada produk BJR dimana setiap produk BJR terdapat 4
pendrol atau shoulder. Shoulder ini berfungsi sebagai penahan ataupun dudukan
10

untuk rel. Pada saat pemasangan shoulder juga dilakukan penutupan celah-celah
lubang shoulder dengan selotip kemudian pemberian minyak pada selotip agar
selotip tidak menempel pada beton ketika dilakukan pembukaan cetakan.
Pemasangan selotip ini bertujuan agar adukan beton tidak keluar. Tahap
selanjutnya yaitu pemasangan baut tarik dan baut tahan. Fungsi dari baut tahan
adalah menahan pc wire pada saat di stressing sedangkan baut tarik berfungsi
untuk menarik pada saat stressing.
3. Pengecoran beton
Pada tahapan ini, cetakan BJR diletakkan pada mesin vibrating internal.
Mesin ini berfungsi untuk meratakan volume adukan beton agar tidak terdapat
rongga pada produk. Selanjutnya, proses penerimaan adukan beton dari batching
plant. Dalam waktu pengecoran mesin vibrating internal dinyalakan untuk proses
pemadatan, apabila adukan belum rata dilakukan penggetaran kembali sampai
adukan tersebut rata dan padat.
4. Penguapan
Penguapan pada produk BJR dilakukan dengan dua metode yaitu metode
uap dan non uap. Pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan penguapan
BJR menggunakan metode non uap, proses non uap tersebut dilakukan dengan
cara menyusun cetakan BJR kemudian ditutup dengan terpal. Dibawah tumpukan
cetakan terdapat instalasi uap untuk membantu proses penguapan. Proses
penguapan non uap membutuhkan waktu selama 7 jam.
5. Pengeluaran, Penandaan dan Finishing Produk
Setelah penguapan selama 7 jam baut tarik dan baut tahan dilepas dari
cetakan dan kemudian cetakan dipindahkan untuk dilakukan proses pengeluaran
produk dari cetakan. Pengeluaran produk BJR ini dibantu dengan hoist crane
dimana cetakan tersebut dibalik 360º. Tahap selanjutnya yaitu mengidentifikasi
dan kualifikasi produk sesuai dengan kriteria produk baik, cacat, dan gagal.
Produk dengan kriteria baik langsung dilakukan proses penandaan produk,
sedangkan produk dengan kriteria cacat akan dilakukan perbaikan terlebih dahulu
sebelum ke proses selanjutnya dan apabila terdapat produk gagal langsung masuk
ke barang reject atau tidak di distribusikan. Kualifikasi kriteria produk BJR dapat
dilihat pada Lampiran 1.
Produk yang lolos kualifikasi selanjutnya akan diberikan penandaan atau
pelabelan produk. Pelabelan ini berupa tulisan dari cat minyak di bagian samping
produk dan bagian belakang produk. Untuk penandaan bagian belakang terdiri
dari tanggal diperbolehkan dipasang yakni setelah 28 hari dari tanggal produksi.
Sedangkan penandaan bagian samping terdiri dari tipe produk, tanggal
pengecoran, simbol untuk shift produksi yang mengerjakan, kode lokasi pabrik,
dan yang terakhir urutan nomer produk. Pada tahapan pelabelan akan sekaligus
dilakukan proses finishing. Finishing ini merupakan proses terakhir dalam
pembuatan produk BJR. Pada proses ini menekankan mutu produk secara visual.
Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dalam proses finishing. Pertama yaitu
menambal lubang bekas baut tarik dan baut tahan, kedua menghaluskan
permukaan lubang bekas baut tarik dan baut tahan dan yang ketiga adalah
memoles agar warna produk halus dan rata.
11

6. Penyimpanan dan Penumpukan produk


Setelah proses finishing produk akan dipindahkan ke stockyard. Pada
stockyard produk akan ditumpuk dengan posisi menumpu pada kayu dengan
bagian logo berada diatas. Kemudian untuk tumpukan selanjutnya akan dilapisi
dengan kayu lagi yang diletakkan segaris dengan lapisan kayu dibawahnya.
Produk BJR dapat ditumpuk dengan jumlah maksimal 10 tumpukan dengan jarak
tumpukan antar produk minimal 50 cm.
12

2 ASPEK PERANCANGAN

2.1 Deskripsi Lingkup Aspek Perancangan


Perancangan produksi adalah ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan
prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan yang terbaik dari sistem kerja yang
bersangkutan. Teknik-teknik dan prinsip ini digunakan untuk mengatur
komponen-komponen sistem kerja yang terdiri dari manusia dan sifat
kemampuannya, peralatan kerja, bahan serta lingkungan kerja yang sedemikian
rupa sehingga dicapai tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi bagi perusahaan
(Kusuma 2004). Aspek perancangan di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan yang akan penulis kaji meliputi teknik tata cara kerja, tata letak, dan
penanganan bahan.

2.1.1 Teknik Tata Cara Kerja


Teknik Tata Cara Kerja merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis
untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan
keterbatasan manusia dalam rangka membuat sistem kerja yang EASNE (efektif,
aman,sehat, nyaman dan efisien).
1. Display
Display merupakan alat untuk memberikan informasi kepada operator
ataupun manusia dalam bekerja untuk mencapai suatu lingkungan dimana
operator dapat memahami informasi, dapat menyampaikannya dengan melihat,
dan dapat memperlancar aktivitasnya. Pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan display dipasang diberbagai tempat guna menyajikan informasi-
informasi yang diperlukan pekerja dalam melaksanakan setiap aktivitasnya.
Berikut tipe-tipe display yang diterapkan pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan dapat dilihat pada Lampiran 2.
a. Display Statis
Display statis merupakan display yang menggambarkan informasi tentang
sesuatu yang tidak tergantung waktu.
1) Display Peringatan
PT Wijaya Karya Beton Tbk Pasuruan menerapkan jenis display
peringatan salah satunya terpasang di dinding sebelah barat pada jalur 6. Display
tersebut dipasang dengan maksud untuk memberikan peringatan bahwa area
tersebut area berbahaya. Hal tersebut didukung dengan keberadaan Hoist Crane
yang bolak-balik dan Trolley yang melintas. Penerapan dari segi visual pada
display tersebut sudah tepat, dimana dari segi ukuran dan penggunaan warna
kuning yang menunjukan bahwa display tersebut display peringatan ataupun
perhatian.
13

2) Display Larangan
Display larangan yang diterapkan pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan contohnya dapat ditemui disetiap dinding ruang produksi, salah satu
keberadaannya di jalur 1. Display tersebut menunjukan mengenai informasi
bahwa pada ruang produksi hanya diperbolehkan petugas yang berhak masuk ke
area-area tertentu. Hal itu dikarenakan area produksi memiliki tingkat bahaya
cukup tinggi. Sehingga dengan adanya display larangan tersebut mampu
menguatkan maksud yang ada. Penerapan display tersebut sudah mengikuti
peraturan yaitu warna merah untuk display larangan.
3) Display Anjuran
Display anjuran yang diterapkan pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan salah satunya terletak di berbagai area lingkungan kerja termasuk area
produksi. Display anjuran yang terpasang di dinding produksi contohnya pada
jalur 2. Display tersebut memiliki artian terkait anjuran memakai APD (Alat
Pelindung Diri) di masing-masing area yang dianjurkan. Display tersebut dari segi
visual sudah tepat, dimana display tersebut sudah menggunakan warna hijau yang
memberikan informasi mengenai anjuran atau himbauan.
4) Display Budaya Kerja
Display budaya kerja yang diterapkan pada PT Wijaya Karya Beton Tbk
PPB Pasuruan terdapat di setiap jalur produksi. Display tersebut bertujuan untuk
meningkatkan motivasi kerja karyawaan serta ketaatan dalam menjalankan
pekerjaannya. Dengan adanya display tersebut diharapkan karyawan sadar
mengenai pentingnya penerapan budaya kerja yang positif di lingkungan kerja.
b. Display Dinamis
Display dinamis merupakan display yang menggambarkan perubahan
menurut waktu sesuai variable. Tipe display selain berdasarkan lingkungan ada
halnya display berdasarkan informasi. Berikut merupakan contoh display
berdasarkan informasi yang terdapat pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan dapat dilihat pada Lampiran 3.
1) Display Kuantitatif
Display kuantitatif merupakan display yang memperlihatkan informasi
numeric dan biasanya disajikan dalam bentuk analog ataupun digital untuk visual
display. Salah satu contohnya terdapat pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan yaitu digital penimbangan pasir halus yang berada di laboratorium yang
akan dilakukan quality control.
2) Display Kualitatif
Display kuantitatif merupakan penyederhanaan dari informasi yang
semula berbentuk data numeric. Contoh tipe display kualitatif yaitu adanya
tombol on-off Hoist Crane. Tombol ini yang digunakan untuk mengoperasikan
Hoist Crane secara keseluruhan.
14

3) Display Representatif
Display representatif biasanya berupa sebuah working model dari suatu
mesin. Contoh yang berada pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
adalah cara penggunaan mesin Test Kubus. Display ini tertera guna untuk
meminimalisr penggunaan mesin yang tidak benar.
2. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk
diperhatikan manajemen. Lingkungan kerja yang kondusif akan memberikan rasa
aman dan memungkinkan karyawan untuk dapat bekerja optimal. Berikut
penjelasan mengenai lingkungan kerja yang terdapat di PT Wijaya Karya Beton
PPB Tbk Pasuruan.
a. Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga
manusia dapat mengganggu pendengaran, konsenterasi, dan komunikasi saat
bekerja. Kebisingan dapat menganggu ketenangan operator sehingga pekerjaan
yang dikerjakan tidak maksimal dan dapat menurunkan produktivitas serta
kualitas produk. Dalam jangka panjang kebisingan juga dapat merusak
pendengaran. Kebisingan tertinggi di PT Wijaya Karya Beton Tbk Pasuruan
dirasakan terdapat pada area Plant 1 yaitu pemadatan beton atau Spinning sebesar
85 dB. Kebisingan bersumber pada mesin Spinning Simultan. Sehingga pihak
perusahaan mewajibkan bagi operator maupun bekerja untuk menggunakan APD
berupa earplug untuk melindungi kesehatan pendengaran.
b. Pencahayaan
Cahaya adalah penerangan yang diterima pekerja saat bekerja. Cahaya
sangat mempengaruhi penglihatan operator terhadap suatu objek secara jelas,
cepat, dan dapat meminimumkan terjadinya kecelakaan kerja. Pencahayaan pada
area produksi PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan sudah cukup baik.
Seperti pada area Plant 1, ruangan terlihat terang karena dukungan fasilitas yang
dimiliki adalah semi outdoor dan tingginya bangunan membuat pencahayaan
sudah baik. Cahaya matahari juga dapat masuk melalui setiap pintu masuk ruang
produksi. Sedangkan untuk pencahayaan pekerja shift malam difasilitasi dengan
adanya lampu dari daya cadang instalasi genset sehingga penerangan di area
pabrik khususnya diruang produksi tetap baik.
c. Temperatur
Setiap anggota tubuh manusia dalam keadaan normal mempunyai suhu
yang berbeda-beda. Setiap orang juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda
dalam menerima rangsangan suhu. Hal demikian dapat disebabkan karena usia,
jenis kelamin, suku bangsa, dan lain-lain. Suhu ideal manusia berkisar antara 24º
C. Suhu yang terdapat pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan berada
pada kisaran 25-35º C untuk ruang kantor. Temperatur pada ruang produksi
berkisar pada suhu 28-35ºC. Suhu tertinggi dirasakan pada ruang produksi BJR
karena di area tersebut terdapat proses penguapan beton.
15

d. Sirkulasi Udara
Sirkulasi udara merupakan perputaran keluar masuknya udara. Sirkulasi
udara yang baik disetiap area kerja diperlukan untuk menjaga kandungan oksigen
di udara. Sirkulasi udara di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan secara
keseluruhan sudah baik dengan dukungan adanya pohon rindang yang diberikan
di sekitar perusahan. Hal tersebut memberikan efek psikologis kesejukan dan
kesegaran jasmani yang sangat membantu untuk mempercepat pemulihan akibat
kelelahan kerja. Mengingat kandungan udara kotor di sekitar perusahaan cukup
tinggi. Pada setiap jalur produksi memiliki perputaran yang baik karena keadaan
ruang terbuka. Selain itu bangunan didukung dengan tinggi bangunan sekitar 15-
20 meter. Sedangkan di setiap ruang kantor terdapat AC (Air Conditioner).
e. Bau-bauan
Bau-bauan dalam lingkungan kerja merupakan jenis pencemaran udara
yang dapat mengganggu kepekaan penciuman dan konsentrasi pekerja. Udara
dikatakan tercemar apabila kandungan dari bau-bauan tersebut dapat berbahaya
bagi kesehatan pekerja. Dampak yang dihasilkan dari segi jangka pendek dapat
berupa mual dan pusing. Sedangkan dampak jangka panjang dapat menurunkan
kepekaan indera penciuman pekerja. Bau-bauan yang terdapat pada PT Wijaya
Karya Beton Tbk PPB Pasuruan bersumber dari debu-debu material, pelumas oli,
dan adukan beton. Maka dari itu, setiap karyawan harus menggunakan masker,
selain untuk melindungi dari debu juga untuk melindungi dari bau-bauan tersebut.
f. Warna
Warna ruangan mempengaruhi kemampuan mata dalam melihat dan
memberikan efek psikologis bagi pekerja. Warna tembok pada PT Wijaya Karya
Beton Tbk PPB Pasuruan hampir semua ruangan berwarna putih, biru, dan abu.
Hal tersebut memberikan kesan leluasa dan efek sejuk pada setiap ruangannya.
Sehingga pekerja nyaman dalam melaksanakan aktivitas kerja.
g. Getaran Mekanik
Getaran Mekanik merupakan getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis,
yang sampai ke tubuh dan dapat menyebabkan efek tidak diinginkan. Gangguan
terjadi karena ketidakteraturan getaran mekanis baik dari segi intensitas maupun
frekuensinya. Getaran mekanik di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
bersumber dari proses produksi masing-masing jalur, tidak terkecuali pada jalur 1
pembuatan BJR. Pada jalur tersebut sumber getaran mekanik berasal dari proses
perataan adukan dengan mesin Vibrator dan proses Release menggunakan Impact
Tools. Kedua proses tersebut menimbulkan getaran yang cukup kuat. Getaran
mekanik tersebut dapat berdampak pada penurunan kerja atau kelelahan oleh
pekerja. Sehingga dapat berpengaruh terhadap produktivitas yang dihasilkan.
Pihak perusahaan memberikan pelayanan Medical Check Up setiap tahunnya dan
fasilitas dokter yang terdapat di klinik setiap hari Senin, Selasa, dan Jumat untuk
meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan dari getaran mekanik.
16

3. Peta Proses Operasi


Peta proses operasi adalah suatu diagram yang menggambarkan langkah
dari proses operasi dengan menunjukkan dari bahan baku diproses, diperiksa,
hingga disimpan di stockyard sebagai finished good. Proses produksi yang
dianalisis oleh penulis adalah Bantalan Jembatan Rel (BJR). Peta proses operasi
produk BJR dapat dilihat pada Lampiran 4.
4. Peta Aliran Proses
Peta aliran proses merupakan suatu diagram yang menunjukkan urutan-
urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu, dan penyimpanan serta
membuat informasi tentang waktu yang dibutuhkan (dalam menit) dan jarak
perpindahan (dalam meter) yang terdapat pada proses pembuatan produk Bantalan
Jembatan Rel (BJR). Peta aliran proses pembuatan produk BJR pada PT Wijaya
Karya Beton Tbk PPB Pasuruan dapat dilihat pada Lampiran 5.
5. Diagram Alir
Diagram alir dapat menunjukkan pola aliran bahan baku dari penyimpanan
awal hingga menjadi produk yang siap didistribusikan. Pola aliran bahan yang
penulis analisis adalah pada jalur 1 produk Bantalan Jembatan Rel (BJR).
Diagram alir produk BJR dapat dilihat pada Lampiran 6.

2.1.2 Tata Letak


PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan berlokasi di Jalan Raya
Kejapanan No. 323 Gempol, Pasuruan, Jawa Timur 67155 dengan luas pabrik
Plant 1 adalah 6 Ha dan Plant 2 sebesar 7 Ha yang berlokasi di Winong. Pabrik
ini berada di kawasan industri yang mudah dijangkau karena berada pada tepi
jalan raya. Hal tersebut memudahkan kendaraan besar seperti truk, trailer, tronton
untuk akses distribusi. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan ini juga
memiliki area-area strategis contohnya seperti area parkir yang luas, ruang kantor
berada di depan, dan jalur kendaraan bongkar muat dalam pabrik yang luas.
PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan memiliki tipe perancangan tata
letak jenis product layout. Pabrik dikatakan product layout karena setiap produk
yang diproses melalui proses yang berurutan yang sesuai dengan tahapannya
untuk dijadikan barang jadi dan mesin diletakkan berdasarkan urutan-urutan untuk
memproduksi produknya. Layout PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
dijelaskan pada Lampiran 7.

2.1.3 Penanganan Bahan


Peralatan penanganan bahan merupakan alat untuk mengangkut dan
memindahkan bahan maupun material guna meminimalisir beban operator
sehingga waktu yang diperlukan untuk memindahkan barang atau material lebih
efektif dan efisien. Penggunaan peralatan penanganan bahan pada PT Wijaya
Karya Beton Tbk PPB Pasuruan membantu meningkatkan efektivitas dan
produktivitas kerja. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan memiliki alat
penanganan bahan yang cukup lengkah sebagai penunjang proses produksi. Alat
penanganan bahan banyak digunakan pada area sekitar pabrik khususnya pada
area produksi setiap jalur mulai dari bahan baku sampai menjadi produk jadi.
17

Adapun alat penanganan bahan pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
dijelaskan pada Lampiran 8.

2.2 Identifikasi Masalah dan Alternatif Solusi Aspek Perancangan


Terdapat beberapa masalah mengenai aspek perancangan dan dibutuhkan
pula alternatif solusi. Berdasarkan hasil pengamatan selama Praktik Kerja Lapang.
Berikut identifikasi masalah dan alternatif solusinya pada Tabel 1.

Tabel 1 Identifikasi Masalah dan Solusi pada Aspek Perancangan

NO Permasalahan Lokasi Alternatif Solusi

1 Jalur untuk pejalan kaki tidak Lingkungan Membuat dan


terlihat. Mengingat banyak pabrik mengecat ulang
truk, forklift dan loader yang jalur khusus
melintas. pejalan kaki.
Pengecatan jalur
pejalan kaki
menggunakan
warna yang
terang. Sehingga
dapat
membedakan
jalur pejalan kaki
dan lintasa
transportasi

2 Pada produk BJR alur Bagian Produksi Penataan ulang


produksi belum tertata sesuai tata letak proses
urutan prosesnya sehinga produksi BJR
aktifitas kurang efektif agar aktifitas
dapat berjalan
dengan efektif.

3 Sirkulasi udara di area Bagian Produksi Memasang


produksi kurang sehingga blower pada
dirasakan panas setiap jalur
sehingga ruangan
produksi tidak
panas dan dapat
memperlancar
sirkulasi udara

4 Fasilitas yang ada pada Lingkungan Menyediakan


perusahaan kurang memadai. toilet untuk setiap
18

Contohnya kurangnya toilet perusahaan bagian dan


membedakan
toilet untuk
wanita dan toilet
untuk pria.

5 Kurang kokoh atau kurang Area Stockyard Mengganti atau


kuatnya kayu pengganjal menyediakan
yang digunakan untuk kayu untuk
mengganjal tumpukan produk mengganjal
pada stockyard sehingga produk dengan
menyebabkan tumpukan kayu yang lebih
produk rawan roboh kuat dan lebih
kokoh agar
tumpukan produk
pada stockyard
tidak roboh

6 Licinnya lantai pada area Bagian produksi Pembersihan area


produksi yang disebabkan produksi untuk
oleh tumpahan pelumas dan menghilangkan
oli pelumas dan oli
yang tumpah agar
tidak ada pekerja
yang jatuh atau
terpeleset pada
saat melintas di
area tersebut.
19

3 ASPEK PERENCANAAN

3.1 Deskripsi Lingkup Aspek Perencanaan


Perencanaan adalah usaha–usaha atau tindakan–tindakan yang akan atau
perlu diambil oleh pimpinan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan,
dengan mempertimbangkan masalah–masalah yang mungkin timbul dimasa yang
akan datang (Assauri 2008).Aspek perencanaan di PT Wijaya Karya Beton Tbk
PPB Pasuruan yang penulis kaji meliputi perencanaan produksi, manajemen
sumberdaya manusia, sera kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

3.3.1 Perencanaan Produksi


Perencanaan Produksi merupakan kegiatan merencanakan jumlah yang
akan diproduksi pabrik dengan menggunakan informasi pasar dari wilayah
penjualan. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan memiliki dua perencanaan
yang berbeda yaitu, perencanaan produksi dan perencanaan bahan baku.
1. Perencanaan Produksi
Kegiatan produksi adalah kegiatan mengubah bahan baku menjadi barang
setengah jadi atau barang jadi. Tujuan dari perencanaan produksi adalah
mengusahakan agar pabrik dapat berproduksi sesuai dengan target baik dari segi
kualitas dan produktivitas. Perencanaan produksi di pabrik PT Wijaya Karya
Beton Tbk PPB Pasuruan merupakan perusahaan yang menggunakan sistem make
to order. Dalam artian pabrik akan melalukan aktivitas produksi jika menerima
permintaan. Proses produksi sesuai dengan permintaan konsumen yang diatur di
wilayah penjualan.
Pemesanan pertama kali dilakukan melalui wilayah penjulan dengan
melewati beberapa tahap administrasi, kontrak dan PU (Perjanjian Umum).
Sebelum kontrak dinyatakan sepakat maka langkah awal yang dilakukan wilayah
penjualan mengirimkan formulir Persetujuan Kontrak (PK) atau peninjuan
kontrak kepada pabrik mengenai jadwal dan spesifikasi produk, kesiapan fasilitas
pabrik, kapasitas pabrik, dan lain-lain. Setelah kesepakatan kedua belah pihak
berhasil maka wilayah penjualan akan mengeluarkan SPPrb (Surat Permintaan
Produk Beton) kepada pabrik melalui PEP (Perencanaan Evaluasi Produksi). Surat
tersebut berisikan jumlah pesanan, tipe produk, proses pelaksanaan atau deadline
penyelesaian.
PEP membuat rencana produksi yang menyangkut ketersediaan bahan
baku sekaligus merencanakan produksi, jalur produksinya. Langkah berikutnya
PEP mengkoordinasikan tugas kepada ketiga bagian yakni bagian teknik dan mutu
untuk mengawal proses produksi sesuai dari incoming, inproses hingga outgoing
(terkait melakukan pengecekan aspek terhadap order), bagian perlatan untuk
kesiapan sumber daya alat dan menjaga proses produksi berjalan lancar, bagian
produksi terkait kesiapan jalur dan menentukan jumlah SDM, bagian pengadaan
untuk mengadakan material sesuai jadwal, volume serta spesifikasi yang diminta,
membagi jadwal, dan penyelesain siklus. Hal tersebut dikendalikan guna waktu
penyelesaian sesuai dengan kontrak yang ada. Pernyataan siap oleh ketiga bagian
maka setelah itu PEP memerintahkan produksi dilakukan melalui KKJ
20

(Koordinator Kepala Jalur) yang bertanggungjawab terhadap semua jalur dan


dilanjutkan koordinasi perintah ke KJ (Kepala Jalur) yang bertanggungjawab
setiap plant. Langkah terakhir yaitu pekerja dapat dapat mengetahui jumlah yang
harus diproduksi melalui KJ. Bagan alur perencanaan produksi dapat dilihat pada
Gambar 10.

Order

Wilayah Penjualan

Peninjau Kontrak

Perencana Evaluasi Produksi

Sebelum menerima order Setelah menerima order

TEKNIK PRODUKSI PERALATAN

Koordinator Kepala Jalur

Kepala Jalur

Mandor

Pekerja

Gambar 10 Bagan Alur Perencanaan Produksi


2. Perencanaan Bahan Baku
Perencanaan bahan baku merupakan tahap kedua dalam aktivitas membuat
produk yang akan diproduksi. Perencanaan bahan baku untuk menentukan jenis
material apa yang dibutuhkan dan berapa jumlahnya. Perencanaan bahan baku
bertujuan untuk menjaga ketersediaan material yang nantinya akan berpengaruh
terhadap kelancaraan proses produksi. Pabrik PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan dalam mengatur perencanaan bahan bakunya menggunakan sistem make
to stock. Dalam pengertian, perusahaan melakukan penyimpanan bahan baku
untuk menjaga permintaan yang tidak menentu. Penyimpanan dikhususkan untuk
bahan baku jenis pasir dan split (batu pecah). Dimana kedua jenis bahan baku
tersebut dipengaruhi oleh faktor alam, yaitu sulitnya memperoleh jenis pasir dan
split tertentu (sesuai kualifikasi perusahaan). Selain itu mengadakan untuk bahan
baku utama yaitu besi beton dengan berbagai ukuran, besi prategang, dan semen.
21

Dalam perencaan bahan baku langkah awal adalah membuat atau


menyusun rencana pendatangan material (RPM) setelah itu yang dilakukan adalah
membuat surat permintaan pengadaan material dari pihak PEP (Perencanaan
Evaluasi Produksi) kepada bagian pengadaan. Kemudian dari pihak pengadaan
melakukan berita acara negosiasi dan survey langsung ke pihak supplier untuk
melihat kualifikasi material yang telah ditentukan perusahaan. Apabila pihak
perusahaan menyetujui maka pihak perusahaan membuat rencana kedatangan atau
biasa disebut PO (Purchased Order). Langkah berikutnya adalah untuk
merealisasikan kedatangan pesanan maka perusahaan perlu membuat adanya
RARI (Rencana dan Realisasi) yang ditujukan untuk calon supplier. Langkah
terakhir yaitu mengevaluasi vendor sebagai bentuk penilaian terhadap kinerja
pihak supplier. Bagan alur perencanaan bahan baku dapat dilihat pada Gambar 11.

Pembuatan SPPdn (Surat


Permintaan Pengadaan)

Bagian Pengadaan

Pembuatan rencana dan


realisasi kedatangan
Tidak
Spesifikasi sesuai
Vendor bahan baku Cari vendor lain

sesuai
Bahan baku datang

Tidak
Pengecekan sesuai
Incoming bahan baku Dikembalikan

Pengecekan

sesuai
Pembongkaran

Penyimpanan

Gambar 11 Bagan Alur Perencanaan Bahan Baku


Pemesanan kepada supplier langsung di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan hanya dilakukan untuk bahan baku yang sifatnya sebagai material
penunjang, dengan contoh split, pasir, semen, bahan campuran, dan lain-lain.
Berbeda dengan komponen utama seperti besi, material dikendalikan oleh pihak
PT Wijaya Karya Pusat , sehingga pabrik hanya mengirimkan ke pihak pusat data
jumlah dan jenis bahan baku yang dibutuhkan.
22

3.1.2 Manajemen Sumber Daya Manusia


Tenaga Kerja merupakan faktor penting yang menjadi penggerak
perusahaan baik dalam skala kecil maupun besar yang menghasilkan barang
maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan pribadi maupun masyarakat. Oleh
karena itu PT Wijaya Karya Beton Tbk Pasuruan perlu adanya cara untuk
memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan dari segi ketenagakerjaan menggunakan
sistem penilaian kerja dari perusahaan.
1. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan terdiri dari
dua tipe yaitu direct labour dan indirect labour. Direct labour merupakan pekerja
langsung yang menangani proses produksi, sedangkan indirect labour merupakan
pekerja yang tidak langsung menangani proses produksi. Tenaga kerja pada PT
Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan terbagi menjadi tiga golongan, dimana
masing-masing disebut pegawai organik (POPNO) yang berjumlah 12 orang,
pegawai terampil (PETRA) sebanyak 150 orang, dan tenaga harian mandor
(THM) atau tenaga subkontraktor dengan jumlah kurang lebih 1000 orang.
Dimana jumlah tenaga kerja harian mandor tersebut disesuaikan dengan jumlah
atau volume pekerjaan yang ada. THM dikoordinir oleh beberapa mandor yang
berasal dari berbagai perusahaan outsourching.
Untuk POPNO merupakan pegawai hasil rekrutan dari pusat untuk jajaran
atas yang dapat dimutasi sesuai kebijakan perusahaan pusat. Perekrutan calon
pegawai tersebut disaring dengan berbagai tes yang diberikan oleh pihak
perusahaan pusat. Pegawai yang di nyatakan lolos oleh pihak pusat selanjutnya
mengikuti on the job training (OJT) selama 3-5 bulan di PT Wijaya Karya Beton
Tbk. Kemudian pernyataan lolos atau tidaknya ditentukan oleh pihak perusahaan
tempat dilakukannya OJT tersebut. Setelah itu diumumkan untuk penempatan
kerja selama tiga tahun dari pihak pusat.
Perekrutan tenaga harian mandor dan pegawai terampil diadakan pada PT
Wijaya Karya Beton Tbk wilayah setempat dengan persyaratan calon karyawan
memiliki batas umur minimum 19 tahun dan maksimum 30 tahun yang diambil
dari tenaga harian mandor yang sudah bekerja kurang lebih selama 3 tahun
dengan persyaratan dan seleksi yang ada . Tenaga kerja harian mandor pada PT
Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan bekerjasama dengan 5 perushaan
outsourching yaitu CV Karya Rizky, CV Rizky, CV Anggoro Kasi, CV Trisna
Karya dan CV Bina Graha.
PT Wijaya Karya Beton Tbk menerapkan sistem rotasi kerja tergantung
dari kebijakan dari perusahaan. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan untuk
jam kerja dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Non Shift
Pekerja Non Shift merupakan pekerja yang bekerja pada satu bagian jam
kerja saja seperti pekerja bagian administrasi, manager, karyawan head office, dan
beberapa THM dan terampil .
Hari Jam kerja Jam Istirahat
Senin – Jumat 08.00-17.00 12.15 – 13.00
23

2. Shift
Pekerja shift merupakan pekerja yang bekerja pada dua bagian waktu dan
tergolong ke dalam tenaga kerja harian mandor. Pekerja yang termasuk dalam
golongan ini yaitu pekerja poduksi, satpam, gudang, dan maintenance.

Hari Kerja Jam Kerja Jam istirahat


Shift 1 07.00 – 15.00 12.00 – 13.00
Shift 2 15.00 – 23.00 18.00 – 19.00
Shift 3 23.00 – 07.00 03.00 – 04.00

2. Kesejahteraan Tenaga Kerja


Karyawan merupakan asset perusahaan karena tanpa adanya sumber daya
manusia maka perusahaan tidak akan bisa berjalan. Kesejahteraan tenaga kerja
adalah balas jasa yang diterima oleh perusahaan dalam bentuk selain upah atau
gaji secara langsung. Tujuan dari kesejahteraan tenaga kerja yaitu sebagai bentuk
mempertahankan loyalitas karyawan dan meningkatkan motivasi serta semangat
kerja. Selain itu untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab karyawan dalam
pekerjaannya sehingga berdampak ke produktivitas yang dihasilkan.
Usaha yang dilakukan untuk mencapai kesejahteraan tenaga kerja melalui
fasilitas, kompensasi, dan insentif. Berikut merupakan penjelasan dari masing-
masing usaha kesejahteraan tenaga kerja di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan.
a. Fasilitas
Fasilitas yang diperoleh baik Pegawai Organik (POPNO), Pegawai
Terampil (PETRA), Tenaga Harian Mandor (THM) yaitu berupa seragam,
jaminan kesejahteraan bagi semua karyawan dan jaminan kesehatan/BPJS
kesehatan dan ketenagakerjaan (dalam proses pengajuan) untuk karyawan beserta
keluarga. Fasilitas lain yang didapat yaitu sarana olahraga (futsal, tenis meja,
catur, dan bulutangkis), tempat ibadah, kantin, koperasi serta ruang klinik.
Berbeda dengan PETRA dan THM untuk POPNO selain mendapatkan fasilitas
tersebut PEPNO juga mendapatkan fasilitas berupa kendaraan dan tempat tinggal
dinas. Fasilitas POPNO tersebut diberikan dan merupakan tanggung jawab dari
PT Wijaya Karya Beton Pusat.
b. Kompensasi
Kompensasi yang diberikan PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
kepada karyawan terdiri dari gaji pokok minimal UMR. Gaji tersebut diberikan
setiap satu bulan sekali untuk PETRA dan POPNO. Sedangkan untuk pekerja
THM diberikan setiap dua minggu sekali. Tunjangan tidak tetap yang diberikan
oleh PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan berupa tunjangan hari raya
(THR) setiap setahun sekali menjelang hari raya.
c. Insentif
Insentif merupakan bonus-bonus yang diberikan kepada karyawan.
Terdapat beberapa insentif di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
diantaranya upah lembur. Upah tersebut diberikan berdasarkan jam lembur yang
diberikan sesuai ketentuan Undang-undang yang berlaku. Upah lembur tersebut
diperuntukkan untuk semua bagian kecuali bagian manajemen dengan jabatan
Manajemen Seksi dan diatasnya. Namun untuk bagian tersebut digantikan dengan
24

Tunjangan Jabatan. Kemudian insentif lain yang diberikan pihak pusat Wijaya
Karya atau sering disebut dengan Jasa Produksi merupakan bonus yang diberikan
pihak pusat kepada wilayah pabrik apabila PT Wijaya Karya Beton Tbk
mengalami kenaikan laba. Pembagian Jasa Produksi melihat dari presentase
masing-masing kinerja wilayah pabrik. Sedangkan pembagian di wilayah pabrik
ke pekerja melihat dari masing-masing kinerja pekerja yang sudah diatur rasionya
oleh pihak pusat Wijaya Karya.
3. Penilaian Kerja
Penilaian kerja merupakan dasar dari keberhasilan suatu perusahaan yang
didukung oleh pekerja. Perlu adanya kriteria khusus dalam pedoman untuk
melakukan penilaian dari kemampuan yang dimiliki pekerja. Penilaian kerja pada
PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan memiliki kriteria sendiri dalam
penilaian karyawannya. Terdapat blangko yang berisikan kriteria-kriteria yang
menjadi target dengan aturan-aturan yang sudah ditentukan oleh pihak pusat.
Kriteria tersebut seperti kehadiran dan produktivitas yang dihasilkan oleh
karyawan dengan nilai yang dicapai minimum 70.
4. Program Pelatihan
Program pelatihan merupakan proses yang direncanakan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis ataupun meningkatkan
kinerja karyawan. PT Wijaya Karya Beton Tbk memiliki dua jenis pelatihan yaitu
pelatihan yang dilaksanakan oleh pihak pusat ditujukan untuk pegawai hasil
rekrutan pusat atau POPNO. Sedangkan pelatihan yang kedua yaitu pelatihan
yang dilaksanakan oleh pusat pengelola usaha atau pabrik produk beton di daerah
masing-masing. Pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan pelatihan yang
dilaksanakan meliputi pelatihan mengenai kebakaran, pelatihan huru-
hara,pelatihan P3K, dan pelatihan team work. Pelaksanaan dilakukan setiap
minimal satu tahun sekali sesuai dengan rencana jadwal yang telah ditetapkan.
5. Kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility)
PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan melaksanakan kegiatan CSR
yang merupakan investasi jangka panjang yang berguna untuk meminimalisir
resiko sosial, serta berfungsi meningkatkan citra perusahaan dimata publik. PT
Wijaya Karya Beton memiliki program kegiatan CSR meliputi:
a. Penanaman seribu pohon setiap tahunnya dilakukan bersamaan dengan Dinas
Lingkungan Hidup daerah setempat.
b. Pembuatan sumber air bersih untuk dimanfaatkan masyarakat sekitar.
c. Santunan anak yatim dan doa bersama serta pensiunan pekerja yang
dilaksanakan setiap setahun sekali pada saat HUT PT Wijaya Karya Beton Tbk
PPB Pasuruan.
d. Pelaksanaan Family Gathering dilaksanakan setiap lima tahun sekali untuk
memberikan kesejahteraan dan mempererat PPWB (Perserikatan Pegawai
Wika Beton).
e. Pemberian hewan kurban pada saat perayaan Hari Raya Idul Adha kepada
masyarakat setempat.
25

3.1.3 Kesehataan dan Keselamatan Kerja (K3)


Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan faktor penting yang
harus diperhatikan perusahaan, karena K3 berpengaruh bagi kelancaran dalam
melakukan pekerjaan. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan selain
menerapkan ISO juga menerapkan SMK3 yang setiap tahunnya di audit oleh
SUCCOFINDO. Setiap pekerja berhak memperoleh fasilitas kesehatan dan
keselamatan kerja dari perusahaan. Guna memberikan rasa aman dan nyaman bagi
pekerjanya. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan telah memfasilitasi dokter
di klinik yang dibuka setiap hari Senin, Selasa, dan Jumat. Keberadaan dokter
setiap minggunya diperuntukkan bagi pekerja yang ingin berkonsultasi bahkan
berobat mengenai gangguan kesehataan yang dirasakan. Medical Check Up atau
Pemeriksaan berkala juga merupakan salah satu program rutin yang diadakan
setiap tahunnya oleh PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan.
PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan menyediakan Alat Pelindung
Diri (APD) yang disediakan untuk setiap pekerja. Alat Pelindung Diri (APD)
merupakan suatu alat yang memiliki kemampuan untuk melindungi seseorang
yang fungsinya mengisolasi sebagian maupun seluruh tubuh pekerja dari potensi
bahaya di lingkungan kerja. APD berperan penting terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja secara langsung bagi seseorang khususnya tenaga kerja. Tenaga
kerja memiliki peranan dan kedudukan yang penting sebagai pelaku perusahaan,
maka perlu dilakukan upaya-upaya perlindungan. APD yang disediakan oleh
perusahaan dan dipakai oleh tenaga kerja harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Enak dan nyaman dipakai.
2. Tidak mengganggu tenaga kerja dan tidak membatasi ruang gerak pekerja.
3. Memberikan perlindungan yang efektif terhadap segala macam potensi bahaya.
4. Memenuhi syarat estetika.
5. Memperlihatkan efek samping penggunaan APD.
6. Mudah dalam pemeliharaan, tepat ukuran, tepat penyediaan, dan harga
terjangkau.
Terjadinya kecelakaan kerja dapat mengakibatkan korban jiwa, cacat,
kerusakan peralatan, menurunnya mutu dan hasil produksi, terhentinya proses
produksi, kerusakan lingkungan yang pada akhirnya menyebabkan kerugiaan bagi
perusahaan. Penjaminan K3 bagi pekerja dilakukan pada PT Wijaya Karya Beton
Tbk PPB Pasuruan dalam memenuhi hak pekerja dengan memberikan APD dan
display yang terdapat di beberapa bagian. Penggunaan APD merupakan suatu
keharusan apabila memasuki area yang memiliki potensi kecelakaan salah satunya
pada bagian ruang produksi. Penggunaan APD disesuaikan masing-masing
lingkungan kerja yang ada. Adapun contoh dan penerapann APD di PT Wijaya
Karya Beton Tbk PPB Pasuruan dapat dilihat pada Lampiran 9.

3.2 Permasalahan dan Solusi Aspek Perencanaan


Berdasarkan hasil pengamatan selama Praktik Kerja Lapang. Terdapat
beberapa masalah mengenai aspek perencanan dan dibutuhkan pula alternatif
solusi. Berikut identifikasi masalah dan alternatif solusinya pada Tabel 2.
26

Tabel 2 Identifikasi Masalah dan Solusi pada Aspek Perencanaan

NO Permasalahan Lokasi Alternatif Solusi

1 Ketidakpedulian pekerja Area Produksi Mengadakan


terhadap pentingnya sosialisasi
penggunaan APD. secara berkala
Khususnya penggunaan mengenai
earplug dan safety Glasses pentingnya APD
dalam bekerja
untuk
keselamatan dan
kesehatan
pekerja.

2 Tidak tersedianya Area Produksi Menyediakan


kelengkapan peralatan kelengkapan
P3K disetiap area produksi peralatan P3K di
setiap area
produksi agar
kecelakaan kerja
dapat dilakukan
pertolongan
pertama di
tempat kerja
27

4 ASPEK PENGENDALIAN

4.1 Deskripsi Lingkup Aspek Pengendalian


Pengendalian merupakan aktivitas untuk mengelola sumberdaya yang
dimiliki perusahaan agar selalu terkendali dan berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Aspek Pengendalian di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
yang akan penulis kaji meliputi pengendalian persediaan, total productive
maintenance, pengendalian mutu, supply chain management, dan pengendalian
limbah.

4.1.1 Pengendalian Persediaan


Pengendalian produksi merupakan suatu metode yang digunakan oleh
perusahaan untuk mengolah, mengatur, dan menjamin barang yang diproduksi
sesuai dengan target yang telah direncanakan baik jumlah, kualitas, harga, dan
waktu. Terdapat dua pengendalian produksi pada PT Wijaya Karya Beton Tbk
PPB Pasuruan yaitu pengendalian persediaan bahan baku dan pengendalian
produk jadi.
1. Pengendalian Bahan Baku
Sistem penanganan bahan baku yang diterapkan PT Wijaya Karya Beton
Tbk PPB Pasuruan adalah metode First In First Out (FIFO). Pengertian dari
metode tersebut adalah bahan baku yang datang pertama akan dikeluarkan
pertama kali pula. Prinsip FIFO perlu diterapkan agar barang yang disimpan di
gudang selalu barang yang lebih baru. Pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan jenis bahan baku dikategorikan menjadi 4, yaitu material pokok yang
merupakan barang langsung diproduksi seperti halnya semen, split, pasir, besi
beton, besi prategang dan bahan pengeras, selanjutnya BBM seperti solar, oli,
glease, ketiga ialah suku cadang seperti bering-bering kontraktor, plat sambung,
kawat bendrat dan blok stressing dan terakhir bahan baku penunjang yang
merupakan barang biasa digunakan sehari-hari seperti cat.
Pada sisi penataan, pengelola gudang menetapkan cara peletakan keempat
jenis bahan baku berdasarkan jenis masing-masing barang. Tidak semua bahan
baku diletakan di gudang, seperti bahan baku utama (split cor, semen, pasir, dan
bahan pengeras) diletakkan di area produksi sedangkan bahan yang lain
diletakkan di gudang termasuk jenis bahan baku yang bersifat bulky. Pada setiap
peletakan barang terdapat display nama barang agar memudahkan petugas untuk
proses pengambilan. Selain itu letak gudang yang dekat dengan area produksi
memudahkan monitoring antara pihak produksi dengan gudang, serta luas ruang
gudang yang cukup besar, memudahkan keluar masuknya forklift untuk
memperlancar transportasi barang dari gudang ke produksi atau sebaliknya. Guna
meminimaslisir adanya kerusakan bahan baku maka prosedur penataan dan
penumpukan juga diperhatikan oleh pengelola gudang. Bahan baku yang sifatnya
berbahaya dan mudah terbakar seperti halnya BBM maka peletakannya
disendirikan, dan batas tumpukan barang disesuaikan dengan batas tumpukan
yang telah ditentukan. Tujuannya untuk keamaanan berdasarkan aspek K3.
Pemeriksaan terhadap jumlah persediaan di gudang, pengelola melakukan
pemeriksaan setiap kali setelah barang digunakan. Selain itu dilakukan opname
barang setiap satu bulan sekali yang bertujuan untuk pengecekan atau
28

pengendalian pemakaian bahan baku, apabila terdapat bahan baku yang minus
perlu ditindak lanjuti pemakaiannya apakah bahan baku tersebut sesuai standar
atau volume, serta memastikan untuk penghitungan sisa stock barang untuk
perencanaan bahan baku selanjutnya. Jenis bahan baku yang dilakukan monitoring
setiap kali yaitu semua bahan baku kecuali yang bersifat bulky. Terlepas dari
pemeriksaan, pengelola gudang juga melakukan pembersihan terhadap barang-
barang yang disimpan dengan waktu yang tidak ditentukan. Pembersihan
dilakukan bertujuan agar barang yang disimpan tetap dalam kondisi baik dan
bersih.
Persediaan bahan baku yang berada di gudang disediakan untuk konsumsi
pabrik selama dua minggu kedepan atau stock minimum. Pemesanan dilakukan
jika barang sudah dalam jumlah batas yang ditentukan atau sering dengan Reorder
Point (ROP) atau stock minimum. Bahan baku yang telah dipesan akan datang
sesuai jadwal atau lead time yang telah ditentukan. Pengiriman bahan baku
menggunakan truk. Truk yang digunakan berupa truk besar atau truk kecil
tergantung volume material. Truk yang datang membawa bahan baku harus
diparkirkan terlebih dahulu di area yang telah ditentukan untuk unloading barang,
setelah itu dilakukan pemeriksaan kualitas bahan baku oleh quality control
incoming untuk mengetes kualitas dan volumenya. Jika bahan baku tidak sesuai
kualifikasi, maka bahan baku tersebut akan dikembalikan lagi, sedangkan jika
bahan baku tersebut sudah sesuai dengan yang dibutuhkan maka langsung ke area
transit identitas. Semua bahan baku wajib dilakukan penyimpanan kecuali
penunjang. Barang penunjang dilakukan pemesanan setelah stock barang di
gudang sudah habis.
2. Pengendalian Produk Jadi
Pengendalian produk jadi juga sama pentingnya dengan pengendalian
bahan baku. Produk jadi yang telah selesai diproduksi akan disimpan di stockyard
sesuai tipe, mengingat perusahaan menggunakan sistem make to order. Produk
beton yang akan disimpan sebelumnya akan di Quality Control dan diberi tanda
QC outgoing dan logo bertuliskan WIKA BETON serta kode pembuatan produk
yang berarti produk tersebut telah sesuai spesifikasi. Sebelum produk dikirim ke
konsumen, produk beton harus memenuhi umur produk beton yaitu minimal 7
hari sebelum dikirim. Semakin lama umur produk beton dan maskimal umur 28
hari maka akan semakin kuat kualitas produk beton tersebut.

4.1.2 Total Productive Maintenance (TPM)


Total Productive Maintenance adalah suatu sistem untuk memelihara dan
meningkatkan kualitas produksi melalui perawatan perlengkapan dan peralatan
kerja. TPM bertujuan memastikan semua perlengkapan dan peralatan produksi
dalam kondisi terbaik untuk menghindari kerusakan yang dapat menghambat
proses produksi. Untuk memenuhi tujuan tersebut diperlukan maintenance yang
preventif dan prediktif. Kerusakan mesin yang terjadi disebabkan kurangnya
keterlibatan operator dalam melakukan perawatan mesin dan cenderung
menyerahkan masalah kerusakan ke bagian maintenance. Sehingga diperlukan
membekalan keterampilan maintenance kepada operator agar operator dapat
melakukan perawatan mesin dan mencegah masalah kerusakan mesin.
29

1. Delapan Pilar Utama TPM


Delapan pilar utama TPM adalah landasan yang digunakan untuk
mencapai tujuan Total Productive Maintenance. Delapan pilar yang telah
diterapkan PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan adalah sebagai berikut:
a. Autonomous Maintenance
Autonomous Maintenance adalah memberikan tanggung jawab perawatan
rutin kepada operator seperti pembersihan mesin, pemberian pelumas pada mesin
dan inspeksi mesin. Hal ini menjadikan operator sadar perawatan dan memiliki
rasa kepemilikan yang tinggi terhadap mesin. Penerapan Autonomous
Maintenance pada pabrik PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan dapat
dilihat pada saat mesin mengalami kerusakan secara tiba-tiba, setiap pekerja
mampu menangani kerusakan mesin dengan kategori kerusakan ringan dan
pekerja juga melakukan pengecekan mesin sebelum dan sesudah produksi. Semua
pekerja sudah dibekali keterampilan yang cukup mengenai mesin yang
dioperasikannya. Sehingga pekerja mampu mendeteksi kondisi abnormal pada
mesin sebelum mesin tersebut mengalami kerusakan.
b. Planned Maintenance
Pilar ini menjadwalkan perawatan terencana berdasarkan tingkat resiko
kerusakan mesin. Dengan Planned Maintenance dapat mengurangi kerusakan
mesin secara mendadak serta dapat mengendalikan tingkat kerusakan komponen.
Salah satu penerapan Planned Maintenance pada PT Wijaya Karya Beton Tbk
PPB Pasuruan adalah adanya perawatan mingguan pada batching plant.
Perawatan ini diantaranya pemeriksaan sirip pengaduk dan pemeriksaan kondisi
pintu unloading yang dilakukan setiap seminggu sekali.
c. Focus Improvement
Focus Improvement pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
adalah adanya kewenangan perawatan dan perbaikan terhadap suatu mesin.
Kewenangan tersebut dilakukan oleh bagian peralatan ketika dimana operator
tidak dapat menangani mesin yang mengalami kerusakan. Bagian peralatan juga
memiliki kewenangan untuk melakukan inovasi mesin yang lebih baik.
d. Early Equipment and Product Management
Pilar ini merupakan kumpulan pengalaman dari kegiatan perbaikan dan
perawatan sebelumnya. Tujuan Early Equipment and Product Management
adalah menjaga agar mesin dan peralatan produksi dalam keadaan optimal.
Penerapan pilar ini pada pabrik PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan adalah
disediakannya mesin cadangan di unit workshop. Hal ini bertujuan agar kerusakan
suatu mesin tidak menghambat proses produksi.
e. Quality Maintenance
Quality Maintenance adalah pemeliharan terhadap kualitas dengan
memastikan mesin dan peralatan produksi tanpa menunggu terjadinya kerusakan.
Quality Maintenance berkaitan dengan pilar kedua yaitu Planned Maintenance.
Bagian peralatan pada pabrik PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan bertugas
untuk meningkatkan keoptimalan jalannya suatu proses produksi terhadap mesin.
f. TPM in the office
TPM in the office bertujuan agar semua pihak dalam organisani memiliki
kesadaran pemeliharaan fasilitas kantor. Contoh pemeliharan pada pabrik PT
30

Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan adalah membersihan meja kerja oleh
masing masing pemilik, mengembalikan dokumen ketempat semula, dan lain-lain.
g. Education and Training
Pilar ini adalah program pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan karyawan. Pelatihan yang diadakan oleh PT
Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan yaitu on the job training bagi karyawan
baru. On the job training dilakukan langsung pada bagian dimana sesuai dengan
potensi kemampuan karyawan tersebut. Tujuan dari on the job training adalah
membiasakan atau menyesuaikan calon karyawan dengan pekerjaannya.
h. Safety and Environmental Management
Safety and Environmental Management berhubungan dengan menciptakan
lingkungan kerja yang aman dan sehat. Perusahaan diwajibkan untuk
menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi para pekerja. Hal ini
bertujuan untuk mencapai target tempat kerja yang bebas dari kecelakaan kerja.
Penerapan SMK3 merupakan contoh penerapan Safety and Environmental
Management di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan. Dengan SMK3
(Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja) diharapkan dapat
menekan kecelakaan. Hai ini didukung dengan penggunaan APD dan Inspektor
K3 yang berkeliling di lingkungan produksi.

2. Jenis Teknik Perawatan


Jenis teknik perawatan merupakan cara perawatan perusahaan terhadap
suatu mesin. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan memiliki 3 teknik
perawatan yaitu:
a. Preventive Maintenance
Preventive Maintenance bertujuan untuk menemukan suatu keadaan yang
menunjukkan gejala kerusakan sebelum mesin mengalami kerusakan yang fatal
atau parah. Untuk menghindari hal tersebut PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan membuat perencanaan dan menjadwalan kegiatan perawatan. Contoh
dari kegiatan penjadwalan peralatan adalah pelumasan pada mesin produksi,
pembersihan, dan pengecekan pada mesin yang tergolong Critical Unit. Contoh
mesin Critical Unit yaitu mesin Stressing. Penjadwalan yang dilakukan bertujuan
untuk menjaga agar mesin tetap dalam kondisi baik.
b. Predictive Maintenance
Predictive Maintenance berfungsi mencegah terjadinya kerusakan mesin
dengan melakukan pemeriksaan secara rutin untuk memperbaiki kerusakan kecil
yang ditemukan pada saat pemeriksaan. Contoh penerapan predictive
maintenance pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan adalah perawatan
pada hoist uap. Hal ini bertujuan untuk mencegah motor penggerak hoist terbakar.
c. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance merupakan perawatan yang dilakukan untuk
mengembalikan kondisi mesin ke kondisi semula melalui perbaikan atau repair.
Dengan adanya Corrective Maintenance jumlah downtime dan kerusakan mesin
dapat berkurang. Downtime adalah waktu dimana mesin berhenti karena
mengalami kerusakan. Dengan downtime yang berkurang akan membuat kapasitas
produksi meningkat. Perbaikan pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
dilakukan setiap kali mesin terjadi kerusakan. Perbaikan mesin dengan tingkat
31

kerusakan ringan menjadi tanggungjawab operator atau pekerja, sedangkan untuk


mesin dengan tingkat kerusakan fatal akan menjadi tanggungjawab bagian
peralatan. Perbaikan mesin PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB pasuruan tidak
pernah memanggil teknisi dari luar hal ini dikarenakan teknisi yang dimiliki telah
berkompeten dan perusahaan juga menyediakan berbagai sparepart atau suku
cadang. Penyediaan suku cadang ini untuk penggantian suku cadang apabila
mesin mengalami kerusakan sehingga tidak mengganggu proses produksi.

3. Sikap 5R
Budaya kerja 5R merupakan cara seseorang memperlakukan tempat
kerjanya atau cara mengatur dan mengelola tempat kerja secara berkelanjutan.
Setiap perusahaan tentu mengharapkan lingkungan kerja yang bersih dan rapi.
Dengan tempat kerja yang bersih dan rapi mampu mendukung terciptanya tingkat
efisiensi dan produktifitas yang tinggi. Namun dalam kenyataannya untuk
mewujudkan kondisi tersebut bukan hal yang mudah. Sikap kerja 5R harus
dilaksanakan oleh semua bagian karyawan, dari mulai top management hingga
pekerja disetiap bagian-bagiannya. Penerapan 5R pada PT Wijaya Karya Beton
Tbk PPB Pasuruan yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Penerapan 5R di
WIKA sendiri kurang begitu diperhatikan. Masih terdapat beberapa bagian atau
pekerja yang tidak menerapkan 5R. Hal ini disebabkan karena tidak adanya
pelatihan mengenai sikap kerja 5R untuk semua karyawan. Penjabaran penerapan
budaya kerja 5R pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan adalah sebagai
berikut :
a. Ringkas
Ringkas adalah memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan
menyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat kerja. Penerapan ringkas pada
PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan terdapat di bagian office. Pensortiran
dokumen dilakukan setiap 3 tahun. Dokumen yang masih diperlukan akan
disimpan pada rak dokumen dan untuk dokumen yang sudah tidak diperlukan
akan diletakan di gudang. Tujuan dari sortir dokumen ini untuk meciptakan
ruangan atau tempat kerja yang lebih nyaman.
b. Rapi
Rapi merupakan kegiatan menyimpan barang atau peralatan sesuai
tempatnya. Pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan bagian gudang
adalah salah satu yang menerapkan prinsip rapi. Hal ini terlihat pada
pengelompokan barang barang sesuai jenisnya. Setiap jenis diletakan didalam rak
sesuai nama barangnya.
c. Resik
Prinsip ini adalah membersihkan tempat atau lingkungan kerja, mesin atau
peralatan dan barang barang lain agar tetap dalam kondisi baik. Contoh penerapan
resik pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan terdapat pada bagian
produksi. Bagian produksi diwajibkan melakukan kegiatan pembersihan setelah
proses produksi berakhir. Pembersihan juga dilakukan setiap minggu untuk
menjaga mesin agar tetap pada kondisi baik.
d. Rawat
Rawat merupakan kegiatan mempertahankan hasil yang telah dicapai dari
3R sebelumnya. Kegiatan ini mencakup pemilahan, penataan, dan pembersihan
yang dilakukan secara berulang. Para pekerja yang menggunakan pakaian kerja
32

seperti seragam, safety shoes, dan helm yang berbeda-beda untuk setiap bagian
juga merupakan contoh penerapan rawat pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan.
e. Rajin
Rajin adalah terciptanya kebiasaan karyawan untuk menjaga dan
meningkatkan yang sudah dicapai pada penerapan 4R sebelumnya. Rajin berarti
pengembangan kebiasaan positif di tempat kerja. Contoh penerapan rajin pada PT
Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan adalah penggunaan APD pada saat
berada di area perusahaan. Namun dalam implementasinya masih banyak
karyawan yang melalaikan penggunaan APD.

4.1.3 Pengendalian Mutu


Pengendalian mutu merupakan suatu usaha untuk mempertahankan
kualitas produk yang telah ditentukan. Pengendalian mutu produk menjadi penting
bagi setiap perusahaan demi menjamin kualitas produknya sesuai standar yang
dikehendaki. Sistem pengendalian mutu yang baik tentu akan mampu
menghasilkan produk dengan kualitas baik. Hal ini yang menjadi sebuah prinsip
di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan dalam melaksanakan pengendalian
mutu.
PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan dalam menjaga kualitas
produknya menerapkan sistem manajemen mutu yang akan dievaluasi secara
berkala. Sistem manajemen mutu yang diterapkan oleh PT Wijaya Karya Beton
Tbk PPB Pasuruan ialah ISO 9001 : 2015 yang diterapkan mulai tahun 2015
untuk seluruh pabriknya meliputi struktur bangunan, struktur organisasi
perusahaan, proses produksi, manajemen sumberdaya, manajemen limbah. PT
Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan memiliki laboratorium yang digunakan
untuk menunjang kualitas produknya seperti laboratorium pengujian ketahanan
beton. Pengawasan kualitas yang dilakukan yang dilakukan terhadap produk
dimulai dari bahan baku sampai ke produk jadi dengan menggunakan form
kualifikasi produk. Sistem pengendalian mutu yang diterapkan adalah sebagai
berikut:
1. Kebijakan Mutu
Kualitas atau mutu yang baik merupakan tujuan utama dari PT Wijaya
Karya Beton Tbk PPB Pasuruan. Adanya sertifikat ISO 9001 : 2015, dapat
meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk yang akan dipasarkan. PT
Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan dalam menjalankan sistem manajemen
mutu akan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam sistem manajemen
mutu ISO 9001: 2015, yaitu untuk menambahkan kepuasan pelanggan dan
memberikan nilai tambah kepada stakeholder. Penerapan SMM ISO 9001 : 2015
pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan untuk memastikan penerapan
Sistem Manajemen Mutu (SMM) diterapkan disetiap area kerja, maka disetiap
area kerja tersebut terdapat Instruksi kerja/Work Instruction (WI) yang harus
dilaksanakan oleh setiap karyawan dimasing-masing area kerjanya.
33

2. Pengendalian Mutu Bahan Baku


Bahan baku merupakan komponen penting yang sangat mempengaruhi
mutu produk. Sehingga apabila terdapat mutu bahan baku yang tidak sesuai
dengan standar mutu maka produk yang dikeluarkan juga mempunyai mutu yang
tidak bagus. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perusahaan mengendalikan
bahan baku atau sering disebut dengan kegiatan QC Incoming. Pada tahapan ini
bahan baku dilihat berdasarkan ketentuan-ketentuan dari masing-masing standar
bahan bakunya. Langkah awal yang harus dilakukan pertama adalah pengecekan
surat jalan oleh satpam. Satpam mengecek untuk memastikan bahwa bahan baku
datang sesuai dengan surat jalan yang ada. Baru setelah itu proses selanjutnya
adalah QC Incoming. QC Incoming dilakukan untuk memeriksa dan memastikan
bahwa bahan baku yang datang sesuai permintaan perusahaan dan kriteria yang
dipersyaratkan dalam kontrak dengan vendor.
QC Incoming bahan baku dilakukan dua kali. QC Incoming pertama
dilakukan saat vendor membawa sampel bahan baku ke perusahaan. Apabila
sampel berasal dari vendor potensial, pihak perusahaan akan meninjau ke quarry
secara langsung. Pengertian dari vendor potensial adalah vendor yang memenuhi
semua kriteria yang dimiliki PT Wijaya Karya Beton Tbk Pasuruan. Peninjauan
secara langsung dilakukan terkait kesamaan material aslinya dengan material
sampel, baik visual maupun kualitas. Disamping itu juga kedua belah pihak
membahas mengenai kapasitas pengiriman, moda transportasi yang digunakan
untuk pengiriminan, serta harga. QC Incoming kedua dilakukan berdasarkan
kedatangan bahan baku dari vendor. Perusahaan akan mengecek apakah bahan
baku sesuai dengan permintaan. Penekanan QC Incoming kedua ini bertujuan
untuk mencegah adanya kecurangan dari pihak vendor. Setelah proses QC
Incoming selesai dan mendapat persetujuan dari pihak Incoming, maka
dilanjutkan oleh pihak gudang untuk menimbang, kegiatan administrasi dan
terakhir dilakukan penyimpanan. Bagan alur pengendalian mutu bahan baku dapat
dilihat pada Gambar 12.
34

Pemilihan
Vendor

Spesifikasi Tidak Cari Vendor


produk Baru

Ya
Sampel BB
datang

Pengujian
sampel

Tidak
Peninjauan Cari Vendor
Quarry Baru

Ya
Pembuatan
kontrak

Bahan baku
datang

QC Incoming

Penyimpanan

Gambar 12 Bagan Alur Pengendalian Mutu Bahan baku


3. Pengendalian Mutu Proses
Quality control proses merupakan pengendalian mutu pada saat proses
produksi berlangsung di pabrik PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan. Pada
saat proses produksi bahan baku yang diperlukan untuk membuat adukan beton
harus sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan. QC dilakukan pada adukan
beton yang telah selesai diaduk pada mesin batching plant. Adukan akan diambil
sampel untuk dilakukan pengujian. Proses pengujian berlangsung selama 7-28
hari. Apabila beton yang diuji tidak memenuhi standar maka beton yang
diproduksi pada waktu tersebut akan diperiksa menggunakan mesin tes tekan
beton untuk memastikan kerusakan pada bagian beton. Jika pada semua bagian
tersebut memang terdapat kekeliruan maka produk beton yang dihasilkan
dinyatakan reject.
35

Terlepas dari pengendalian mutu proses secara keseluruhan di PT Wijaya


Karya Beton Tbk PPB Pasuruan, pengendalian mutu yang terdapat di plant 1
dilakukan dengan cara inspeksi. Proses tersebut dilakukan sebelum produk BJR
dilakukan release dengan alat Harmer Test. Tujuannya adalah untuk mengecek
apakah beton sudah siap untuk buka cetakan atau belum. Selain itu juga dengan
alat tersebut diketahui pula besaran mutu produk yang tertera pada digital
tersebut. Bagan alur pengendalian mutu proses dapat dilihat pada Gambar 13.

Sampel uji beton

Proses pengujian

Tidak
Pengetesan beton Reject

Ya
Penyimpanan produk Pemanfaatan Lain

Gambar 13 Bagan Alur Pengendalian Mutu Proses


4. Pengendalian Mutu Produk
Pengendalian mutu produk dilakukan di PT Wijaya Karya Beton Tbk
Pasuruan sebelum produk disimpan di stockyard. Pengecekan atau inpeksi yang
dilakukan diantaranya pada produk BJR dengan cara menghilangkan sisa semen
dan menambal permukaan produk yang tidak rata dengan semen. Hal tersebut
dilakukan untuk mencapai kualitas yang maksimal dari segi visual. Cara
meratakan yakni dengan amplas dan spons yang dibalur dengan adukan semen.
Selain dilakukan cara penghalusan permukaan, untuk mencapai mutu yang
maksimal maka dilakukan inspeksi Inbal yang tertera di permukaan atas produk.
Selain pengendalian dari visual produknya, cara penumpukannya juga
diperhatikan. Cara penumpukan sesuai dengan standar yaitu setinggi maksimal 4
meter dan setiap tumpukan diberi bantalan kayu yang sudah dibungkus plastik.
Alasannya agar kayu tidak membekas di permukaan produk sehingga produk
menjadi bewarna. Pemeriksaan produk oleh pihak perusahaan dibantu
menggunakan form, dimana form tersebut berisi beberapa kriteria dan kualifikasi
yang ditentukan untuk mengendalikan mutu produk. Bagan alur pengendalian
mutu produk dapat dilihat pada Gambar 14.
36

Menghaluskan
Pengecekan Penandaan
permukaan Penyemprotan
produk produk
beton

Gambar 14 Bagan Alur Pengendalian Mutu Produk


5. Gugus Kendali Mutu
Gugus Kendali Mutu (GKM) merupakan suatu kegiatan dimana
sekelompok karyawan bekerjasama dan melakukan pertemuan secara berkala
dalam mengupayakan pengendalian mutu dengan cara mengidentifikasi,
menganalisis, dan melakukan tindakan untuk menyelesaikan masalah. Pada PT
Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan tidak ada tim khusus yang dibentuk
untuk GKM, namun artian GKM di perusahaan tersebut dibawah naungan bagian
teknik dan mutu. Sebutan untuk GKM di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan ialah Rapat Koordinasi (Rakor) Produksi. Pertemuan dilakukan setiap
satu bulan sekali guna membahas permasalahan dalam satu periode yang
berkaitan dengan semua pekerjaan pada masing-masing bagian. Pemecahan
masalah akan diterapkan pada bulan berikutnya. Rakor produksi selanjutnya yakni
membahas review masalah sebelumnya dan membahas permasalahan yang baru.
Apabila masalah sebelumnya belum tercapai batas penyelesaiannya maka akan
diberi batas toleransi hingga tiga kali pertemuan rakor selanjutnya. Apabila
masalah belum tuntas sampai batas waktu yang ditentukan maka langkah terakhir
pihak perusahaan akan menunjuk pihak-pihak yang akan menyelesaikan masalah
tersebut dengan memperhatikan lingkup masalah terkait. Terlepas dari tujuan
rakor untuk memecahkan masalah, tujuan lain rakor yaitu menampung inovasi
baru dari semua pihak yang berkaitan dengan kemajuan perusahaan.

4.1.4 Manajemen Logistik dan Rantai Pasok


Hal yang paling penting dalam menjalin kelangsungan kegiatan produksi
perusahaan adalah manajemen rantai pasok. Manajemen rantai pasok mengatur
mulai dari pemesanan bahan baku, kedatangan bahan baku, produksi,
penyimpanan produk jadi, sampai pendistribusian ke distributor maupun
konsumen. Pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan, manajemen logistik
dan rantai pasok berada pada bagian Perencanaan Evaluasi Produksi (PEP). Peran
bagian PEP adalah melakukan pengadaan untuk bahan baku sekaligus
pendistribusian produk jadi.
1. Strategi Logistik dan Rantai Pasok
Strategi rantai pasok menjadi hal yang penting dalam menentukan
keputusan taktis di dalam perusahaan. Perusahaan dapat meminimasi biaya dan
mengefisiensikan biaya dan kinerja di dalam perusahaan dengan mengatur dan
menerapkan strategi rantai pasok yang efektif dan terintegrasi dengan baik. PT
Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan menerapkan strategi rantai pasok di
dalam perusahaannya dengan mempertimbangkan beberapa aspek sesuai dengan
target dan kebutuhan perusahaan. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
dalam penerapan strategi rantai pasok menggunakan strategi efisiensi meskipun
sistem produksinya make to order. Hal tersebut dikarenakan keputusan yang
37

diambil perusahaan cenderung ke arah strategi efisiensi ditinjau dari beberapa


faktor seperti lokasi pabrik, skala fasilitas, pasokan, transportasi dan
pengembangan produk. Berikut strategi rantai pasok PT Wijaya Karya Beton Tbk
PPB Pasuruan disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3 Strategi Rantai Pasok

Keputusan Strategi Efisien Strategi Responsif Alasan

PT Wijaya Karya
Beton Tbk PPB
Lokasi dekat
Pasuruan terletak
Pabrik di lokasi pasar,akses tenaga
Lokasi √ ditengah-tengah area
yang dekat dengan terampil,teknologi
potensial bahan baku
sumber bahan baku memadai
utama produk
perusahaan.

Ruang penyimpanan
bahan baku terpusat
di setiap pabrik,
bahan baku langsung
dikirim oleh pihak
supplier. Perusahaan
Jumlah banyak
Skala Skala ekonomis tidak memiliki
√ dalam ukuran lebih
Fasilitas harus terpenuhi distributor dan retail,
kecil (desentralisasi)
(sentralisasi) kemudian
pemesanan dan
pendistribusian
dilakukan langsung
oleh wilayah
penjualan

Sistem Produksi
menganut sistem
Sistem Fleksibel & Make To Order,
Tingkat utilitas √
Produksi kapasitas ekstra membutuhkan bahan
tinggi
baku sesuai dengan
kebutuhan konsumen

Persediaan bahan
baku di perusahaan
perlu adanya
Persediaan pengaman yang
Persediaan Minimisasi tingkat pengaman cukup di √ cukup untuk
persediaan lokasi yang tepat memenuhi
permintaan
konsumen. Bahan
baku yang
diperlukan oleh
38

perusahaan
dipengaruhi oleh
faktor alam seperti
pasir dan split
sehingga perusahaan
harus memiliki stock
bahan baku untuk
mengantisipasi
kehabisan stock.
Sedangkan untuk
persediaan barang
jadi, perusahaan
langsung
mendistribusikan
barang ke konsumen
sehingga tidak ada
stok.

Pengiriman bahan
baku dilakukan
dengan ekspedisi
biaya yang murah.
Sedangkan untuk
Transportasi cepat pengririman barang
Pilih transportasi
Transportasi √ jadi dilakukan oleh
lebih murah bila
pihak konsumen
harga prioritas
yang mengambil
sendiri atau sesuai
dengan kontrak yang
dilakukan oleh
wilayah penjualan.

Kriteria dalam
pemilihan supplier di
PT Wijaya Karya
Beton Tbk PPB
Pilih pemasok Pasuruan adalah
berdasarkan dilihat dari segi
Pilih pemasok kecepatan, harga dan kualitas
Pasokan dengan harga & √ fleksibilitas & barang yang sesuai
kualitas sebagai kualitas kebijakan
kriteria utama perusahaan. Semakin
rendah harga dan
tingginya kualitas
bahan baku menjadi
pilihan perusahaan
untuk menjalin kerja
39

sama dengan
pemasok.

PT Wijaya Karya
Beton Tbk PPB
Pasuruan memiliki
Modular banyak variasi untuk
Pengemban Fokus ke
√ design,tunda, produknya dan
gan Produk minimisasi biaya
diferensiasi produk menerima pesanan
khusus berdasarkan
keinginana
konsumen

2. Skema Jaringan Rantai Pasok


Jaringan Rantai Pasok merupakan gambaran umum yang menjadi hal
penting dalam jalannya proses pengadaan dan pendistribusian untuk memenuhi
kebutuhan konsumen dan memastikan produk berada pada tempat dan waktu yang
tepat. Mengenai jaringan yang terkait dengan kedatangan bahan baku, proses
produksi hingga produk jadi sampai ke tangan konsumen. Terdapat tiga aliran di
dalam jaringan rantai pasok di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan, dan
ketiganya harus dikendalikan dengan baik agar didapat aliran yang efektif dalam
struktur perusahaan. Skema Jaringan Rantai Pasok pada PT Wijaya Karya Beton
Tbk PPB Pasuruan dapat dilihat pada Gambar 15.
40

Gambar 15 Skema Jaringan Rantai Pasok


Dalam suatu rantai pasok terdapat tiga macam aliran yang yang harus dikelola
yaitu, aliran barang yang mengalir dari hulu ke hilir, aliran uang dari hilir ke hulu
dan aliran informasi yang terjadi dari hulu ke hilir begitupun sebaliknya.
Penjelasan mengenai aliran barang, uang dan informasi selengkapnya dijelaskan
sebagai berikut:
i. Aliran Barang
Aliran barang yang terdapat pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
adalah aliran barang masuk yaitu bahan baku dan aliran barang keluar yaitu
barang jadi (produk beton), bahan baku didapat dari daerah sekitar perusahaan
yang pengirimannya dilakukan selama periode tertentu tergantung jenis bahan
baku dan lokasi pemasok. Bahan baku terbagi menjadi 4 tipe, yaitu bahan baku
utama, bahan baku minyak, bahan baku suku cadang, dan bahan baku penunjang.
Untuk pengiriman bahan baku dari supplier dilakukan sesuai dengan kesepakatan
yang telah di buat oleh pihak perusahaan dan supplier. Pengiriman bahan baku
tersebut menggunakan moda transportasi truk. Setiap barang atau bahan baku
yang masuk akan diterima oleh bagian teknik mutu akan dilakukan tahapan
quality control yang dilakukan oleh bagian mutu incoming. Setelah kualitas
sesuai bagian gudang memeriksa kesesuaian kuantitas bahan baku yang dipesan.
Apabila kuantitas bahan baku yang diterima sesuai dengan yang dipesan akan
dilakukan tahapan pemindahan ke gudang produksi bahan baku.
41

Proses pengiriman barang jadi, PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
tidak ikut serta dalam proses pendistribusian atau pengiriman, karena dalam
proses pendistribusian barang jadi semuanya diatur oleh pihak Wilayah Penjualan.
PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan hanya melakukan proses produksi
produk beton. Setelah produk selesai di produksi, maka barang di distribusikan
kepada konsumen sesuai dengan kontrak yang dilakukan oleh pihak wilayah
penjualan dengan konsumen. Didalam kontrak menyangkut bahwa barang jadi
akan di ambil oleh konsumen atau dikirim langsung pihak perusahaan. Jika
perusahan yang mengirim barang, maka semua biaya dan transportasi diatur oleh
wilayah penjualan.

ii. Aliran Uang


Aliran uang di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan terbagi menjadi
dua, yaitu aliran uang masuk dan aliran uang keluar. Aliran uang masuk berkaitan
dengan pembayaran yang dilakukan oleh konsumen. Konsumen melakukan
pembayaran secara transfer ke bagian wilayah penjualan, kemudian wilayah
penjualan melakukan transfer ke bagian keuangan. Aliran uang keluar berkaitan
dengan pembelian bahan baku produk, sparepart dan pembelian barang
kebutuhan lainnya oleh perusahaan terhadap pemasok. Pembelian dilakukan
melalui transfer kepada pemasok. Dana yang diperlukan PT Wijaya Karya Beton
Tbk PPB Pasuruan untuk melakukan pembelian bahan baku dibuat anggaran
terlebih dahulu yang diajukan kepada bagian keuangan dan bagian keuangan
melakukan pengiriman keuangan kepada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan yang selanjutnya akan melakukan pembayaran kepada pemasok.

iii. Aliran Informasi


Aliran informasi yang terdapat pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan berupa data delivery order dan surat pengiriman barang. Informasi
melalui media elektronik dan cetak ini memudahkan proses transaksi antara
perusahaan, supplier, wilayah penjualan, dan konsumen, sehingga terciptanya
komunikasi yang baik dari keempat unsur tersebut. Aliran pemesanan dari
perusahaan kepada supplier melalui email yang berbentuk purchase order untuk
memudahkan proses penerimaan barang dari supplier ke pabrik. Informasi yang
diterima perusahaan dari wilayah penjualan berupa Surat Permintaan Produk
Beton (SPPrB) yang berisi banyaknya produk jadi yang akan diproduksi oleh
pihak PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan, untuk informasi yang
diterima pihak Wilayah Penjualan dari konsumen berupa delivery order yang
berisi jumlah pemesanan. Untuk contoh Surat Permintaan Produk (SPPrB) dapat
dilihat di Lampiran 10.
42

4.1.5 Pengendalian Limbah


Limbah produksi merupakan sisa dari suatu proses produksi yang terdapat
di area pabrik. Limbah ini menyebabkan perusahaan mempunyai tanggung jawab
untuk melakukan pengelolaan lingkungan sehingga tidak mencemari lingkungan
sekitar. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan menghasilkan dua jenis
limbah yaitu limbah padat dan limbah cair.

Bak Pemanfaatan
Limbah Padat
Penampungan oleh masyarakat

Jenis Limbah

Limbah Cair Bak


Badan sungai
(Non B3) Penyaringan

Gambar 16 Bagan Alur Pengendalian Limbah


1. Limbat Padat
Limbah padat pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan berasal
dari sisa-sisa pemotongan besi, sisa pengecoran, dan endapan limbah cair dimana
pengelolaan limbah tersebut dikendalikan melalui beberapa tahapan. Pertama,
limbah padat diambil dari bak pengendapan yang terdapat pada setiap jalur
produksi. Pengambilan limbah tersebut dibantu dengan menggunakan loader yang
selanjutnya diangkut menggunakan truk menuju tempat penimbunan. Limbah
padat tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat melalui prosedur
yang diajukan ke perusahaan seperti digunakan untuk penimbunan jalan yang
berlubang.

2. Limbah Cair
Limbah cair pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan bersumber
dari proses produksi seperti sisa air proses spinning dan sisa air dari bak
pengecoran. Limbah cair tersebut memiliki kondisi kadar air yang tinggi, sehingga
perlu adanya penanganan yang khusus. Dalam proses penanganan limbah cair
terbagi menjadi beberapa tahap sehingga air limbah layak untuk dikeluarkan.
Pengendalian pertama berupa pembersihan air dengan cara mengalirkan air
limbah ke bak pengendapan atau sedimentasi, yang dihasilkan dari tahapan
tersebut yaitu dapat membedakan antara limbah padat dan limbah cair. Pada tahap
tersebut limbah padat dipisahkan menuju tempat penimbunan, sedangkan limbah
cair akan dialirkan menuju bak selanjutnya yaitu bak penyaringan atau filtrasi. Di
dalam bak penyaringan tersebut terdapat ijuk untuk membantu proses filtrasi
43

secara periodik sehingga memaksimalkan penggunaan ijuk tersebut. Setelah


proses filtrasi, air limbah dialirkan menuju bak IPAL (Instalasi Pengolahan Air
Limbah) yang berfungsi mengontrol air untuk memastikan kondisi air dalam
keadaan baik, sehingga dapat dialirkan ke luar pabrik seperti sungai atau selokan
serta dapat digunakan kembali oleh pabrik. Air hasil pengelolaan limbah cair
tersebut juga dimanfaatkan untuk menyiram material seperti split agar kadar
lumpur pada split berkurang.

4.2 Identifikasi Masalah dan Alternatif Solusi Aspek Pengendalian


Berdasarkan hasil pengamatan selama Praktik Kerja Lapang. Terdapat
beberapa masalah mengenai aspek pengendaliaan dan dibutuhkan pula alternatif
solusi. Berikut identifikasi masalah dan alternatif solusinya pada Tabel 4

Tabel 4 Identifikasi Masalah dan Solusi pada Aspek Pengendalian

No Permasalahan Lokasi Alternatif


Solusi

1 Implementasi budaya Area lingkungan Perlu


kerja 5R di PT Wijaya Pabrik diadakannya
Karya Beton Tbk PPB sosialisasi atau
Pasuruan belum efektif pelatihan secra
dilaksanakan oleh kontinyu
karyawan di bagian mengenai
office maupun di bagian budaya kerja
produksi. 5R dengan
tujuan untuk
mengenalkan
dan memberi
pengetahuan
pentingnya
bagi
lingkungan
kerja. Sehingga
tumbuh rasa
kesadaran
memiliki
perusahaan.

2 Tidak terdapat divisi Area Pengadaan dan Perlunya


khusus logistik pada Pendistribusian dibentuk divisi
perusahaan,yang dapat logistik untuk
mengakibatkan alur membantu
penerimaan dan kegiatan, untuk
44

pengeluaran barang memperkuat


belum atau tidak keputusan
dipahami dengan jelas diskusi terkait
oleh supplier. Hal pengaturan dan
tersebut dapat pengendalian
mengakibatkan bahan alur barang,
baku telat untuk baik bahan
dibongkar. baku maupun
produk jadi.

3 Kegiatan 5 S yaitu Seiri Area workshop Penambaha


(Ringkas) terdapat peralatan display dan rak
peralatan yang belum untuk
ditempatkan sesuai menyimpan
tempatnya peralatan agar
mudah ketika
akan
digunakan.
45

5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan merupakan salah satu anak
perusahaan dari PT Wijaya Karya Tbk. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang
industri beton pracetak. Berdasarkan pembahasan dalam laporan hasil Praktik
Kerja Lapangan pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan dapat diperoleh
kesimpulan dari aspek perancangan, aspek perencanaan, dan aspek pengendalian.
Kesimpulan yang didapatkan sebagai berikut:
1. Aspek Perancangan
a. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan memproduksi beton pracetak
seperti bantalan jembatan rel (BJR), tiang pancang, tiang listrik, corrugated
concerete sheet pile (CCSP), box culvert, u-ditch, dan balok jembatan beton
(Girder).
b. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan merancang dan memasang
display untuk menunjang karyawan dalam bekerja, diantaranya display statis
dan display dinamis.
c. Kondisi lingkungan yang terdapat pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan masih memerlukan perbaikan khususnya suhu ruangan.
d. Tipe tata letak yang digunakan PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
adalah product layout karena setiap produk yang diproses melalui proses
yang berurutan yang sesuai dengan tahapannya untuk dijadikan barang jadi
dan mesin diletakkan berdasarkan urutan-urutan untuk memproduksi
produknya.
e. Alat penanganan bahan yang dimiliki oleh PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan antara lain hoist crane, kereta dorong, forklift, conveyor, truck,
loader, pallet, screper, handtruck, trolley, kereta sorong, dan handlift.

2. Aspek Perencanaan
a. Perencanaan produksi pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
termasuk kedalam make to order, dimana produksi dilakukan sesuai dengan
pesanan atau permintaan pelanggan. Terdapat 4 bagian yang terkait dengan
perencanaan produksi diantaranya Perencanaan Evaluasi Produksi (PEP),
Produksi, Teknik dan Mutu, serta Peralatan. Keempat bagian tersebut saling
berkesinambungan dan berkoordinasi dalam melakukan perencanaan
produksi. Selain itu, perencanaan bahan baku dikendalikan oleh bagian
pengadaan. Tipe yang digunakan yaitu make to stock karena diharapkan
dapat mengantisipasi ketidakpastian jumlah produksi yang ada.
b. Tenaga kerja yang terdapat pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
terbagi menjadi 3 yaitu pegawai organik (POPNO), pegawai terampil
(PETRA), dan tenaga harian mandor (THM) atau tenaga subkontraktor.
46

c. Waktu kerja di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan dibagi menjadi
dua yaitu non shift dan shift.
d. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan memiliki program kesejahteraan
karyawan yang cukup baik. Program kesejahteraan meliputi fasilitas
karyawan, jaminan kesehatan, kompensasi, dan insentif karyawan.
e. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan telah menerapkan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) dengan cukup baik. Hal tersebut didukung dengan
adanya patrol safety oleh inspektor yang selalu memantau berjalannya K3 di
perusahaan. Namun dalam hal penekanan peraturan masih kurang, sehingga
masih ditemukan banyak pekerja yang belum menggunakan atau melalaikan
APD secara lengkap.

3. Aspek Pengendalian
a. Pengendalian persediaan pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
memiliki prosedur untuk pengendalian bahan baku dan pengendalian produk
jadi. Pengendalian persediaan bahan baku menggunakan sistem ROP
(reorder point) yaitu pemesanan dilakukan ketika berada pada jumlah
minimum persediaan. Penanganan bahan baku menggunakan sistem FIFO
(first in first out) dengan maksud untuk tetap menjaga kualitas bahan baku
itu sendiri. Sedangkan untuk pengendalian produk jadi disimpan di
stockyard dan dilakukan quality control sebelum dilakukan pendistribusian
produk ke konsumen.
b. Sistem perawatan manajemen fasilitas yang dilakukan PT Wijaya Karya
Beton Tbk PPB Pasuruan adalah kegiatan preventive, predictive, dan
corrective maintenance. Untuk menunjang produktivitas pekerja, PT Wijaya
Karya Beton Tbk PPB Pasuruan telah menerapkan budaya kerja 5S namun
belum berjalan sepenuhnya. Delapan pilar TPM yang digunakan sebagai
panduan perusahaan dalam menerapkan TPMnya.
c. Dalam hal mutu dan kualitas PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
telah melakukan pengendalian mutu. Kegiatan pengendalian mutu tersebut
dikategorikan kedalam 3 pengendalian, yaitu pengendalian incoming,
proses, dan mutu outgoing. Secara keseluruhan kegiatan tersebut memiliki
ketentuan yang berbeda-beda dari setiap tahapannya. Kebijakan mutu yang
diterapkan oleh perusahaan yaitu Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015.
d. Supply chain management pada PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
telah berjalan dengan baik karena aliran informasi, aliran barang, dan aliran
uang dijalankan sesuai dengan standard yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan menerapkan strategi
rantai pasok di dalam perusahaanya dengan mempertimbangkan beberapa
aspek sesuai dengan target dan kebutuhan perusahaan.
47

e. Limbah yang dihasilkan oleh PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan
yaitu limbah padat dan limbah cair. Dalam pengelolaan limbah tersebut PT
Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan dikelola sendiri dari pihak
perusahaan dengan baik agar tidak mencemari lingkungan dalam maupun
luar perusahaan.

5.2 Saran
Berdasarkan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada PT Wijaya Karya Beton
Tbk PPB Pasuruan, pembahasan aspek umum masih terdapat beberapa masalah.
Perbaikan secara terus menerus harus selalu dilakukan agar tujuan dapat tercapai
dan dapat bersaing dengan perusahaan lain. Oleh karena itu, penulis memiliki
beberapa saran yang ingin penulis sampaikan untuk perusahaan, diantaranya:
1. Aspek Perancangan
PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan sebaiknya melakukan
pergantian AC pada beberapa ruangan office untuk kenyamanan karyawan.
Menambah fasilitas toilet di setiap bagian agar tenaga kerja lebih mudah,
nyaman, dan cepat. Membuat dan mengecat ulang area bagi pejalan kaki.
Memasang beberapa blower pada area produksi agar pekerja nyaman dalam
melakukan pekerjaannya. Sebaiknya pada jalur 1 produksi Bantalan jembatan
rel (BJR) diberikan penutup atap agar pekerja tidak merasa kepanasan.
2. Aspek Perencanaan
PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan perlu memperhatikan
penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) mengingat potensi bahaya yang
dimiliki sangat tinggi. Maka perusahaan perlu melakukan penekanan dalam hal
K3 pada pekerja yang melanggar ketentuan tersebut, sehingga kecelakaan kerja
dapat diminimalisir. Menyediakan kelengkapan peralatan P3K di setiap area
produksi agar kecelakaan kerja dapat dilakukan pertolongan pertama dengan
segera.
3. Aspek Pengendalian
PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan dalam implementasi atau
penerapan budaya kerja 5R kurang berfungsi dengan baik, baik dari segi
penataan maupun dari segi fungsi display anjuran yang tertera di beberapa
tempat. Kurangnya sosialisasi mengenai budaya kerja 5R sehingga 5R hanya
berjalan sebagaimana mestinya dari masing-masing individu bagian . Oleh
karena itu perlunya perusahaan memberikan pengarahan tentang pentingnya
budaya kerja 5R pada lingkungan kerja untuk menciptakan kondisi kerja yang
nyaman dan berdampak pada peningkatan produktivitas.
48

DAFTAR PUSTAKA
Assauri S. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta (ID): Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Kusuma H. 2004. Manajemen Produksi, Perencanaan dan Pengendalian
Produksi. Yogyakarta (ID): Andi.
49

LAMPIRAN
50

Lampiran 1 Kualifikasi Produk Bantalan Jembatan Rel


51

Lampiran 2 Display Statis

Display Gambar Lokasi Keterangan


Peringatan Area produksi Display
peringatan
dipasang dengan
maksud untuk
memberikan
peringatan bahwa
area produksi
merupakan area
yang berbahaya.
Hal ini didukung
dengan
keberadaan Hoist
Crane yang
bolak-balik dan
Trolley yang
melintas.
Larangan Area produksi Display tersebut
menunjukan
mengenai
informasi bahwa
pada area
produksi hanya
memperbolehkan
petugas/karyawan
yang berhak
masuk ke area-
area tertentu.
Anjuran Area produksi Display anjuran
diterapkan PT
Wijaya Karya
Beton Tbk
Pasuruan salah
satunya Display
anjuran untuk
wajib memakai
APD (Alat
Pelindung Diri) di
masing-masing
area yang
dianjurkan.
52

Budaya Kerja Area produksi Display budaya


kerja yang
diterapkan pada
perusahaan
bertujuan untuk
memotivasi
pekerja.
Contohnya pada
penerapan display
budaya kerja
untuk
mengingatkan
untuk berdoa
sebelum bekerja.
53

Lampiran 3 Display Dinamis


Display Gambar Lokasi Keterangan
Kuantitatif Laboratorium Salah satu
pabrik contoh display
kuantitatif
yamng terdapat
di PT Wijaya
Karya Beton Tbk
PPB Pasuruan
yaitu digital
penimbangan
pasir halus yang
berada di
laboratorium
yang akan di
quality control.
Kualilatif - Area produksi Display kualitatif
- Stock yard yang ada
terdapat pada
tombol on-off
Hoist Crane.
Tombol tersebut
digunakan untuk
mengoperasikan
Hoist Crane
dalam kegiatan
produksi.
Representatif Laboratorium Contoh display
pabrik representatif
yang terdapat PT
Wijaya Karya
Beton Tbk
Pasuruan adalah
cara penggunaan
mesin Test
Kubus. Display
tersebut tertera
untuk
meminimalisir
penggunaan
mesin yang tidak
benar.
54

Lampiran 4 Peta Proses Operasi Produk Bantalan Jembatan Rel (BJR)


PETA PROSES OPERASI
Nama Objek : Bantalan Jembatan Rel
Nomor Peta : 01
Dipetakan Oleh : Bunga, Nila, dan Umi
Tanggal Dipetakan : 02 Maret 2018

Pembuatan Adonan Beton Bantalan Jembatan Rel

Penimbangan dan
3 menit O-4 pencampuran bahan 2 menit O-1 Pembersihan cetakan
baku

6 menit O-5 Pengadukan bahan 7 menit O-2 Perakitan tulangan


baku

0,44 menit O-3 Penarikan atau


stressing

4,20 menit O-6 Pengecoran dan


vibrating internal

420 menit O–7 Penguapan

1,15 menit O-8 Pembukaan baut

0,40 menit O–9 Pengeluaran

18,17 menit O - 10 Pelabelan dan


finishing

0,32 menit I-1 Inspeksi

Stock yard atau


penyimpanan
55

Lampiran 5 Peta Aliran Proses Produk Bantalan Jembatan Rel (BJR


56

Lampiran 6 Diagram Alir Produk Bantalan Jembatan Rel (BJR)


DIAGRAM ALIRAN
Pekerjaan : Pembuatan BJR
Nomor Peta : 03
Dipetakan Oleh : Bunga, Nila dan Umi
Tanggal Dipetakan : 3 Maret 2018
57

Lampiran 7 Layout Pabrik PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Pasuruan


58

Lampiran 8 Alat Penangan Bahan


No. Nama Gambar Keterangan

1 Hoist Crane Hoist Crane di PT Wijaya


Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan digunakan
sebagai alat penunjang
untuk memindahkan
produk jadi di stockyard
pabrik maupun untuk
memindahkan ke truck
yang akan dikirim.
2 Kereta Kereta dorong di PT
dorong Wijaya Karya Beton Tbk
Pasuruan digunakan
sebagai alat transportasi
untuk mengangkut hasil
rakitan tulangan dari
workshop produksi menuju
ke ruang jalur 1. Alat ini
dikendalikan oleh tenaga
manusia dengan cara
didorong atau ditarik oleh
forkflit.
3 Forklift Forklift berfungsi untuk
memindahkan dan
mengangkut barang
kapasitas sedang dengan
kapasitas 2-3 ton seperti
pengangkatan bahan baku
dari gudang ke produksi,
perpindahan produk
bantalan jalan rel ke
tempat pengujian, dan
kegiatan pengangkutan
berat lainnya. PT Wijaya
Karya memiliki 2 unit
forklift
59

4 Conveyor Pada PT Wijaya Karya


Beton Tbk Pasuruan,
conyevor merupakan alat
penunjang adalah untuk
memindahkan material
split cor, pasir dari bucket
material ke mixer batching
plant, serta mengurangi
kadar lumpur yang tinggi.
Jenis yang digunakan ialah
belt conveyor.
5 Truck Di PT Wijaya Karya Beton
Tbk PPB Pasuruan
menggunakan 2 jenis truck
yaitu truck milik
perusahaan dan truck
sewa. Truck milik sendiri
digunakan untuk
mengangkut/memindahkan
material seperti, pasir dan
split cor dari tempat
penyimpanan sementara ke
tempat penyimpanan
bahan baku serta
digunakan untuk
mengangkut padatan
limbah dari bak control ke
tempat penimbunan.
Sedangkan truck sewa
digunakan untuk
transportasi produk jadi
hingga ke tangan costumer
yang telah disediakan oleh
costumer sendiri / wilayah
penjualan. Pabrik tidak
ikut serta menyediakan
truck sewa tersebut.
60

6 Loader PT Wijaya Karya Beton


Tbk Pasuruan
menggunakan Loader
sebagai alat mengangkut
material seperti pasir dan
split ke bak penampungan
Batching Plant. Selain itu
loader juga digunakan
sebagai alat penggalian
dan mengangkut limbah
dari bak control.
7 Pallet Pallet pada PT Wijaya
Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan digunakan untuk
penanganan bahan di
bagian gudang sehingga
mudah untuk dipindahkan
dari suatu tempat ke
tempat lain dan untuk
tempat penyimpanan suku
cadang sementara. Pallet
yang berada di pabrik ini
yaitu jenis kayu.
8 Scraper PT Wijaya Karya Beton
Tbk PPB Pasuruan
menggunakan alat
penanganan bahan scraper
sebagai penarik atau untuk
mengumpulkan material
yang jauh sehingga dapat
didekatkan ke corong
mixer Batching Plant .
Perusahaan memiliki
scraper berjumlah 6 buah
yang diletakkan di masing-
masing jalur. Jenis
scraper tersebut
merupakan modifikasi
perusahaan sendiri karena
dianggap lebih
mempercepat kerja
61

operator.

9 Handtruck Handtruck digunakan


untuk mengangkut tabung
oksigen / gas ke bagian
Workshop untuk proses
pengelasan.

10 Trolley Trolley yang terdapat pada


PT Wijaya Karya Beton
Tbk Pasuruan digunakan
untuk perpindahan produk
jadi dari dalam jalur
ruangan produksi ke
stockyard.
11. Kereta Mengangkut sampah,
Sorong mengangkut besi-besi,
sparepart ke ruang
produksi.

12. Hand lift Mengangkat besi-besi


kecil, besi spiral di dalam
ruangan dan memindahkan
barang kecil berbobot
berat
62

Lampiran 9 APD dan Kegunaannya

No. Nama Gambar Keterangan

1. Safety Helm Penggunaan helm


sangat penting untuk
menjaga/melindungi
bagian kepala pekerja
yang bekerja di
lingkungan yang
dipenuhi alat berat.
Helm ini wajib
digunakan ketika
memasuki area
perusahaan.

2. Sarung tangan Sarung tangan berguna


untuk melindungi
tangan dan menghindari
dari cidera atau luka
pada tangan. Jenis
sarung tangan yang
digunakan PT Wijaya
Karya Beton Tbk PPB
Pasuruan adalah jenis
sarung tangan kain
yang tebal sehingga
nyaman digunakan dan
tahan dari gesekan besi.

3. Earplug Earplug merupakan alat


pelindung diri yang
wajib digunakan oleh
seluruh karyawan yang
bekerja pada area
produksi. Hal ini
berfungsi untuk
melindungi
63

pendengaran pekerja
dari tingginya intensitas
kebisingan.
Berdasarkan hasil
pengujian di lapangan
kelebihan dari ambang
batas adalah ± 18 dB.

4. Apron Apron berfungsi untuk


melindungi badan
sebagian atau seluruh
tubuh dari bahaya
temperature panas atau
dingin yang ekstrim,
percikan api, benda-
benda panas, bahan
kimia, cairan dan logam
panas, uap panas,
benturan (impact)
dengan mesin. Jenis
Apron yang digunakan
pada PT Wijaya Karya
Beton Tbk Pasuruan
yaitu apron berbahan
kulit.

5. Safety glass Safety glass berfungsi


untuk melindungi mata
dari bahaya partikel-
partikel bahan kimia
dan percikan api dari
aktivitas pengelasan.
Wajib digunakan
operator ketika
melakukan aktivitas
pengelasan/pemotongan
besi.
64

6. Masker Masker merupakan alat


pelindung pernafasan
yang berfungsi untuk
melindungi hidung dari
debu, bau-bauan
material, dan partikel
kimia sehingga organ
tubuh terjaga
kesehatannya serta
terhindar rentan
terserang penyakit.

7. Safety shoes Safety shoes berfungsi


melindungi kaki dari
benturan atau tertimpa
benda-benda berat,
tertusuk benda tajam,
terkena cairan panas
atau dingin, terkena
bahan kimia berbahaya
dan menghindari agar
tidak tergelincir. PT
Wijaya Karya Beton
Tbk Pasuruan
menggunakan dua jenis
safety shoes dengan
bahan karet dan kulit.

8. Kap las Kap las digunakan


untuk melindungi mata
dan muka dari bahaya
percikan api serta sinar
ultraviolet yang berasal
dari proses pengelasan.
65

9. Safety Body Safety Body Harness


Harness berfungsi sebagai
pelindung tubuh pada
saat melakukan
pekerjaan di ketinggian
agar terhindar dari
kemungkinan terjatuh.
66

Lampiran 10 Surat Permintaan Produk (SPPrb)

Anda mungkin juga menyukai