Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

CROSS DOCKING
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Supply Chain
Management
Dosen pengampu : Ibu Iis Ismiati, S.Sos., M.Si

Disusun oleh kelompok 1


Rifqi Arya Ramdani (203521019)
Anisa Juwita (203521003)
Muhammad Agis Kurnia (203521026)
Mila Natasya (203521028)
Indri Nurdiyani (203521063)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NIAGA


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI YPPT PRIATIM
TASIKMALAYA
2023
ABSTRAK

Cross docking adalah strategi manajemen rantai pasokan yang melibatkan


transfer langsung barang dari dermaga masuk ke dermaga keluar, melewati
kebutuhan penyimpanan. Proses ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi,
mengurangi biaya penanganan, dan meminimalkan waktu penyimpanan
persediaan. Dengan memungkinkan aliran produk yang mulus, cross docking
memfasilitasi pemrosesan pesanan yang lebih cepat, mengurangi waktu
transportasi, dan mengoptimalkan penggunaan ruang gudang. Abstrak ini mengkaji
manfaat dan tantangan penerapan cross docking dalam operasi logistik, termasuk
peningkatan manajemen inventaris, peningkatan produktivitas, dan peningkatan
kepuasan pelanggan. Namun, implementasi yang berhasil membutuhkan koordinasi
yang efektif, pembagian informasi secara real-time, dan komunikasi yang lancar di
antara pemasok, pengangkut, dan penerima. Penelitian ini bertujuan untuk
memberikan wawasan tentang dampak potensial dari cross docking pada kinerja
rantai pasokan dan memandu organisasi dalam memanfaatkan keunggulannya.
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT. karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, serta berbagai upaya tugas menyusun makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas mengenai “Cross Docking”.

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya,
tugas makalah mata kuliah Supply Chain Management yang membahas tentang
“Cross Docking” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan


hambatan akan tetapi, dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Tasikmalaya, 09 Juli 2023


DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

`1. Latar Belakang ........................................................................................

2. Rumusan Masalah ....................................................................................

3. Tujuan Masalah ........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................

1. Pengertian Cross Docking .......................................................................

2. Macam – macam Cross Docking .............................................................

3. Kapan Cross Docking Berlaku .................................................................

4. Kriteria & Faktor Cross Docking .............................................................

5. Tujuan Cross Docking .............................................................................

6. Pelaksanaan Cross Docking .....................................................................

7. Persyaratan Cross Docking ......................................................................

8. Industri yang ditetapkan Cross Docking ..................................................

9. Keuntungan dan Cross Docking ..............................................................

10. Masalah dan Tantangan Cross Docking .................................................

BAB III PENUTUP .....................................................................................

Kesimpulan ..................................................................................................

Saran ......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pengertian Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasok) dalam
industri manufakturing, kegiatan utamanya adalah mengkonversikan berbagai
bahan mentah serta bahan-bahan penduungny menjadi barang jadi dan
mendistribusikannya kepda pelanggan. Dengan menjalankannya kegiatan tersebut,
maka apa yang disebut dengan Supply Chain atau Rantai Pasokan pada dasarnya
telah terbentuk. Namun bagi sebuah perusahaan manufakturing, kegiatan Supply
chain atau Rantai Pasokan ini perlu dijalankan dengan efektif dan efisisen sehingga
diperlukan Manajemen yang Profesional dalam pelaksanaannya. Manajemen
tersebut biasanya disebut dengan Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain
Management yng sering disingkat dengan singkatan SCM.

Cross docking merupakan salah satu teknik logistik dimana produk dikirim
ke Distribution Center dan segera dikirim ke pelanggan. Sistem cross docking
sudah banyak diaplikasikan di berbagai industri karena sistem ini mampu
meminimalkan biaya distribusi yang secara simultan mampu meningkatkan service
level pelanggan. Dalam perencanaan cross docking, salah satu permasalahan yang
muncul adalah bagaimana penjadwalan truk masuk dan truk keluar secara simultan
sehingga dapat mencapai total waktu operasi.

Sebagai sebuah industri farmasi penyediaan logistik dalam hal ini infus
sangat memerlukan teknik agar dalam proses pendistribusiannya hingga sampai ke
tangan pelanggan dapat berjalan baik. Kemudian sebagai bentuk peningkatan
pelayanan untuk pelanggan yakni rumah sakit atau apotek yang membutuhkan
dengan cepat prihal infus ini. Karena Cross docking secara potensial
dapatmengontrol biaya logistik dan distribusi karena menghilangkan beberapa
proses dalam pergudangan tradisional seperti penyimpanan dan pengambilan
produk ketika pelanggan membutuhkan. Disamping mampu menurunkan biaya
distribusi, cross docking secara simultan meningkatkan service level pelanggan
(Apte & Viswanathan, 2000).

Cukup banyak penelitian cross-docking telah dilakukan dalam beberapa


tahun terakhir. Namun, sebagian besar penelitian tersebut menyelidiki desain fisik
dari crossdocking (Ratliff, et. al. 1999 dan Bartholdi III dan Gue, 2004) dan
lokasinya (Gumus dan Bookbinder, 2004). Sangat sedikit penelitian yang
berhubungan dengan masalah transportasi yang berhubungan dengan masalah
transportasi yang terkait dengan cross docking.

2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:

1. Apa pengertian Cross Docking


2. kapan berlakunya Cross Docking
3. Apa saja kriteria & faktor Cross Docking
4. Apa saja macam-macam Cross Docking
5. Apa tujuan Cross Docking
6. Bagaimana pelaksanaan Cross Docking
7. Apa persyaratan Cross Docking
8. Apa saja Indrustri yang diterapka Cross Docking
9. Apa saja keuntungan dan kerugian Cross Docking
10. Apa saja masalah dan tantangan Cross Docking
3. TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Iis Ismiati, S.Sos.,M.Si yang
mengampu Mata Kuliah Supply Chain Management
2. Mengetahui pengertian Cross Docking
3. Mengetahui kapan berlakunya Cross Docking
4. Mengetahui apa saja kriteria & faktor Cross Docking
5. Mengetahui apa saja macam-macam Cross Docking
6. Mengetahui apa tujuan Cross Docking
7. Mengetahui bagaimana pelaksanaan Cross Docking
8. Mengetahui apa persyaratan Cross Docking
9. Mengetahui apa saja Industri yang yang diterapkan Cross Docking
10. Mengetahui apa saja keuntungan dan kerugian Cross Docking
11. Mengetahui apa saja masalah dan tantangan Cross Docking
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN CROSS DOCKING

Cross docking adalah konsep manajemen warehouse dimana produk dikirim


ke warehouse dengan truk masuk lalu segera dipilah, diatur berdasarkan permintaan
customer, dikirim ke dok pengiriman dan dimuatkan ke truk keluar untuk dikirim
ke customer tanpa dilakukan penyimpanan produk di dalam warehouse (Yu dan
Egbelu 2008). Konsep ini muncul karena meningkatnya tekanan pada sistem
distribusi untuk membuat operasi menjadi lebih efisien sehingga dapat menurunkan
biaya distribusi Selain itu, juga muncul permintaan customer untuk mendapatkan
pelayanan yang lebih baik, meliputi pengiriman yang lebih akurat dan tepat waktu.

Cross-docking menjalankan aktivitas penyimpanan dengan mentransfer


barang secara langsung yang berasal dari penerimaan barang dari dermaga menuju
dermaga pengiriman atau dermaga luar. Operasi cross-docking akan menghindari
penyisihan. penyimpanan dan pengambilan pesanan. Transfer informasi akan
menjadi penting karena diperlukan koordinasi pengiriman.
Pada sistem cross docking, diperlukan proses pemindahan muatan yang
efisien sehingga diperlukan sinkronisasi truk masuk dan truk keluar agar
penyimpanan di dalam terminal tetap rendah dan dapat mencapai pengiriman yang
tepat waktu. Untuk mencapai tujuan ini, beberapa prosedur penjadwalan telah
diperkenalkan beberapa tahun terakhir yang disebut dengan truck scheduling
problem Penelitian ini difokuskan pada tipe sistem cross docking dimana truk
masuk yang dijadwalkan datang di dok penerimaan kemudian produk dibongkar,
lalu dikategorikan dan langsung dimasukkan ke truk keluar yang dijadwalkan di
dok pengiriman atau diletakaan di penyimpanan sementara. Fungsi tujuan dari
sistem ini adalah memindahkan produk dari truk masuk ke truk keluar sesegera
mungkin sehingga dapat meminimalkan total waktu operasi yang disebut
makespan. Penempatan produk dari truk masuk ke truk keluar juga ditentukan
secara simultan bersama dengan urutan truk masuk dan truk keluar.

2. MACAM-MACAM CROSS DOCKING

1. Pre-Packed Cross Docking

Kemasan (misalnya: pallet, peti dll) dipilih oleh supplier berdasarkan


pesanan dari toko, diterima dan dibawa menuju outbound docks untuk
digabungkan dengan kemasan yang sama dari supplier lain untuk dimuat ke dalam
kendaraan pengiriman ke toko tanpa proses handling lebih lanjut.

Proses kerja Cross Docking

1) Pre-Packed Cross docking


Proses ini meliputi persiapan produk sebelum dikirim. Pengiriman
disiapkan oleh pemasok berdasarkan kebutuhan dari setiap took

.
2. Intermediate Handling Cross Docking
Kemasan (Pallet, peti dll) diterima, lalu dibuka kemudian diberi label
kembali kedalam kemasan baru olch distribution center untuk dikirimkan kembali
ke toko. Kemasan baru ini kemudian dikirim ke outbound dock untuk digabungkan
dengan kemasan yang serupa dari supplier lain di dalam kendaraan pengiriman

2) Intermediate Handling Cross docking


Unit distribusi dilakukan sesuai dengan kebutuhan toko. Pemasok
menyiapkan dan mengirim produk ke DC. Selanjutnya, kemasan produk
yang homogen dipecah menjadi beberapa unit distribusi untuk segera
dikirim ke toko sesuai dengan pesanan.

Adapun beberapa macam Cross Docking Seperti ;

1. Cross docking langsung (Straight Cross Docking): Barang-barang yang diterima


langsung dari pemasok langsung dikirimkan ke pelanggan tanpa disimpan di
gudang. Dalam jenis cross docking ini, tidak ada penyimpanan barang dalam jangka
waktu yang signifikan di gudang

2. Cross docking sinkronisasi (Synchronized Cross Docking): Barang-barang yang


tiba dari berbagai pemasok yang berbeda dikonsolidasikan dan disinkronkan dalam
satu operasi cross docking. Barang dikumpulkan, diproses, dan dikirimkan ke
tujuan akhir sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

3. Cross docking penyejajaran (Flow Through Cross Docking): Barang-barang


yang tiba dalam berbagai keadaan dan jumlah dikonsolidasikan dan dipindahkan ke
tujuan akhir. Pada jenis cross docking ini, proses sortasi dan pengepakan dilakukan
untuk mengoptimalkan aliran barang.

4. Cross docking persediaan (Retail Cross Docking): Terutama digunakan dalam


industri ritel, cross docking persediaan melibatkan penggabungan barang langsung
dari pemasok dengan pesanan atau permintaan langsung dari toko atau pengecer.
Barang dikirim secara langsung ke toko dengan meminimalkan penyimpanan di
pusat distribusi atau gudang.

5. Cross docking mencampur (Mixed Cross Docking): Dalam cross docking ini,
berbagai jenis produk dan pesanan yang berbeda dikonsolidasikan untuk dikirim ke
tujuan akhir. Cross docking mencampur menggabungkan berbagai muatan dan
pesanan untuk mengoptimalkan penggunaan kendaraan dan mengurangi biaya
pengiriman.

Pilihan jenis cross docking yang digunakan tergantung pada kebutuhan dan
karakteristik operasional dari setiap rantai pasok. Pemilihan yang tepat dapat
membantu meningkatkan efisiensi dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan
lebih baik.

3. KAPAN CROSS DOCKING BERLAKU


Proses Cross Docking tidak akan sesuai dengan kebutuhan setiap gudang,
oleh karena itu penting untuk membuat keputusan yang tepat apakah cross-docking
akan meningkatkan produktivitas, biaya dan kepuasan pelanggan untuk bisnis
spesifik. Cross docking dapat memajukan rantai pasokan untuk berbagai produk
tertentu. Pertama, barang-barang yang tidak diawetkan atau dikontol suhunya
seperti makanan yang perlu diangkut secepat mungkin dapat diuntungkan oleh
proses ini. Selain itu, produk yang sudah dikemas dan di sortir siap untuk diangkut
kepelanggan tertentu dapat menjadi proses yang lebih cepat dan efisien melalui
cross docking.

Cross docking berlaku dalam skenario di mana barang-barang yang tiba dari
pemasok langsung dikonsolidasikan dan langsung dikirimkan ke tujuan akhir tanpa
disimpan di gudang untuk jangka waktu yang lama. Berikut adalah beberapa faktor
atau persyaratan yang mendukung penerapan cross docking:

1. Pengaturan logistik yang baik: Sistem logistik yang efisien diperlukan untuk
mengoordinasikan dan mengelola proses cross docking dengan baik. Ini termasuk
mengoordinasikan jadwal kedatangan barang dari pemasok, jadwal pemuatan dan
pengiriman ke tujuan akhir, dan pemantauan inventarisasi untuk memastikan
ketersediaan barang yang tepat pada waktu yang tepat.

2. Keandalan dan kerjasama pemasok: Pemasok harus dapat mengirimkan barang


dengan tepat waktu dan sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan. Pemasok yang
dapat diandalkan dan bersedia bekerja sama dengan efektif dapat mengoptimalkan
proses cross docking.

3. Koordinasi yang baik antara pemasok, pengangkut, dan tujuan akhir: Komunikasi
yang lancar dan sinkronisasi waktu antara pemasok, pengangkut, dan tujuan akhir
sangat penting untuk memastikan aliran barang yang lancar dan tepat waktu melalui
proses cross docking.

4. Ketersediaan sarana transportasi yang memadai: Untuk proses cross docking


yang sukses, diperlukan sarana transportasi yang memadai untuk mengangkut
barang dari pemasok ke tujuan akhir. Sarana transportasi perlu efisien dan dapat
menyesuaikan kapasitas dengan volume barang yang dikirimkan.

5. Teknologi informasi yang baik: Sistem yang baik untuk memantau inventarisasi,
melacak pengiriman, dan berbagi informasi antara pemasok, pengangkut, dan
tujuan akhir sangat penting untuk mendukung operasional yang mulus dalam cross
docking. Penerapan cross docking yang berhasil membutuhkan perencanaan dan
koordinasi yang baik antara semua stakeholder terkait dalam rantai pasok.

Tidak hanya itu Cross Docking sendiri dapat digunakan jika :

1. Permintaan Persediaan Tetap Stabil


2. Persediaan waktu yang sensitive
3. Pilihan Produk Bervariasi
4. Pelanggan Akan Menunggu

4. KRITERIA & FAKTOR CROSS DOCKING


➢ KRITERIA CROSS DOCKING

Cross docking diterapkan apabila memenuhi 2 atau lebih kriteria berikut:

Ada beberapa kriteria dan faktor yang harus dipertimbangkan dalam


implementasi cross docking, antara lain:

1. Jumlah pesanan: Cross docking lebih efektif ketika terdapat volume pesanan
yang besar dan konsisten. Semakin banyak pesanan yang masuk, semakin efisien
proses cross docking akan berjalan.

2. Koordinasi dengan pemasok dan transportasi: Penting untuk memiliki hubungan


yang baik dengan pemasok dan perusahaan transportasi. Kerjasama yang efisien
antara semua pihak akan memastikan kelancaran aliran barang dari pemasok ke
pelanggan.

3. Keandalan dan ketepatan pemasok: Pemasok yang dapat diandalkan dan akurat
dalam pengiriman sangat penting dalam cross docking. Penundaan atau kesalahan
pemasok dapat mengganggu proses cross docking dan mengakibatkan penundaan
atau masalah lebih lanjut dalam rantai pasok.

4. Sistem informasi yang canggih: Sistem informasi yang canggih dan terintegrasi
sangat penting dalam cross docking. Ini memungkinkan visibilitas stok yang akurat,
pelacakan pengiriman dan pemrosesan pesanan, serta memungkinkan kolaborasi
yang efisien antara semua pihak yang terlibat.

5. Infrastruktur dan fasilitas yang memadai: Cross docking membutuhkan fasilitas


gudang yang memadai dengan area pengiriman dan penerimaan yang cukup luas.
Ruang gudang yang memadai memungkinkan penyimpanan sementara barang
sebelum diangkut ke penerima akhir.

6. Pengaturan logistik yang efisien: Perencanaan logistik yang efisien sangat


penting dalam cross docking. Proses pengaturan transportasi yang tepat,
penjadwalan pengiriman yang efektif, dan pemilihan rute yang optimal akan
memastikan pengiriman yang tepat waktu.

7. Standar dan prosedur yang jelas: Implementasi cross docking memerlukan


standar dan prosedur yang jelas untuk menghindari kesalahan dan meningkatkan
efisiensi. Ini meliputi penandaan, identifikasi, pengepakan, dan aturan proses
lainnya yang harus diikuti oleh semua pihak yang terlibat.

8. Manajemen kualitas: Penting untuk mengelola kualitas barang yang diterima


dalam cross docking. Pemeriksaan kualitas yang teliti dan penghapusan barang
cacat atau rusak adalah faktor penting dalam menjaga keberlangsungan proses cross
docking. Menyadari dan memperhatikan kriteria dan faktor-faktor ini akan
membantu dalam merancang dan melaksanakan cross docking yang sukses dan
efisien.

➢ FAKTOR CROSS DOCKING

Faktor utama yang mempengaruhi cross docking effectivness adalah sebagai


berikut.

1. Penanganan palet
2. Freight mix
3. Jumlah forklift
4. Jumlah gerbang penerima
5. Gates layout dan ukuran cross dock
5. TUJUAN CROSS DOCKING
Tujuan dari Cross Docking adalah untuk menghilangkan penyimpanan yang
tidak produktif pada distribution center retailer atau wholesaler. Keuntungan yang
diperoleh dari hilangnya biaya dan waktu, dibutuhkan untuk memindahkan produk
kedalam atau keluar lokasi warehouse, termasuk data entry yang dihubungkan
kedalam sistim informasi manajemen inventory Tujuan dari cross docking adalah
untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya dalam rantai pasok. Beberapa
tujuan utama dari cross docking meliputi:

1. Mempercepat waktu pengiriman: Dengan memanfaatkan metode cross docking,


barang dapat langsung dipindahkan dari pemasok ke pelanggan tanpa perlu
penyimpanan jangka panjang di gudang. Hal ini mengurangi waktu yang diperlukan
untuk pengiriman, sehingga mempercepat aliran barang dan memenuhi kebutuhan
pelanggan dengan lebih cepat.

2. Mengurangi biaya persediaan: Dengan menghindari penyimpanan yang lama


dalam gudang, cross docking dapat mengurangi biaya persediaan seperti biaya
penyimpanan, perawatan, dan risiko kerusakan atau kekurangan stok. Pemindahan
langsung barang dari pemasok ke pelanggan mengurangi biaya persediaan yang
tidak perlu.

3. Mengoptimalkan penggunaan ruang gudang: Cross docking mengurangi


kebutuhan untuk menyimpan barang dalam waktu yang lama di gudang. Ini berarti
ruang gudang dapat digunakan secara lebih efisien dan dapat memberikan
fleksibilitas dan skalabilitas yang lebih baik dalam operasi penyimpanan dan
pemenuhan pesanan.
4. Meningkatkan visibilitas dan koordinasi rantai pasok: Cross docking melibatkan
koordinasi yang erat antara berbagai pihak dalam rantai pasok, seperti pemasok,
transportasi, dan pelanggan. Dengan mengintegrasikan sistem informasi dan
berbagi data yang akurat, cross docking meningkatkan visibilitas dan koordinasi
dalam rantai pasok secara keseluruhan.

5. Meminimalkan kerusakan dan kehilangan barang: Dalam cross docking, waktu


tinggal barang dalam gudang diminimalkan sehingga mengurangi risiko kerusakan
atau kehilangan barang. Hal ini membantu dalam menjaga kualitas dan integritas
barang sepanjang rantai pasok. Dengan mencapai tujuan-tujuan ini,

cross docking dapat memberikan manfaat signifikan dalam efisiensi operasional


dan kinerja rantai pasok secara keseluruhan.
6. PELAKSANAAN CROSS DOCKING

1. Waktu pengiriman

Kendaraan yang mengirim barang ke distribution center membutuhkan


koordinasi secara hati-hati. Khususnya sistem jadwal dan booking yang akan
disetujui oleh supplier, dengan demikian waktu kedatangan kendaraan diatur
bergiliran pada hari kerja. Perkembangan lebih lanjut saat ini perusahaan-
perusahaan menggunakan sistem seperti penempatan satelit global untuk mengatur
jadwal iring-iringan kendaraan, dan untuk melacak kendaraan sesuai jadwalnya

2. Keterbatasan Ruang

Ruang untuk trans-shipment atau cross docking di dalam Distribution


Center sering kali terbatas. Pertimbangan yang signifikan harus diberikan untuk
pengaturan waktu padat saat di mana penggunaan ruang yang ada dan bay door
berada di bawah tekanan tinggi.

3. Mechanical Handling Equipment (MHE)

Jumlah dan jenis MHE pada distribution center akan sering kali menentukan
seberapa cepat dan efi siennya muatan kendaraan dapat diproses

4. Human Ressources

Penjadwalan pengiriman, keterbatasan ruang, dan ketersediaan MHE


semuanya akan berpengaruh terhadap jumlah orang yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan fungsi cross docking dari gudang.
7. PERSYARATAN CROSS DOCKING

1. Barang diterima Barang dikirimkan.

Jika seluruh barang yang diterima gudang merupakan barang yang akan
dikirimkan, dengan kata lain, barang yang diorder adalah barang yang sedang
diterima digoods receiving, maka ini adalah kondisi ideal untuk melakukan cross
docking. Untuk mencapai kondisi ini diperlukan kerja sama yang erat antara bagian
order barang, purchasing dan distributor/principal dalam menentukan jenis dan
kuantiti barang yang dikirim. Bagian yang paling 'direpotkan jika kondisi ini akan
dicapai adalah si distributor/principal dalam menyiapkan barangnya. Bisa saja
gudang mengatur untuk 1 truck penerimaan akan di cross dockingkan kepada 2
atau 3 tujuan dengan 2 atau 3 truck yang berbeda, syaratnya adalah barang
disiapkan oleh distributor/principal dalam satuan yang sudah tepat sesuai satuan
ordemya

2. Tersedia Lokasi yang memadai

Lokasi ini digunakan untuk membongkar barang terlebih dahulu digudang.


Barang yang akan dinaikan langsung ke truck keberangkatan ditinggalkan dan
sisanya disimpan dilokasi rak. Dengan cara ini maka gudang setidaknya sudah
menghemat ½ aktifitas picking yang tidak dilakukanya. Disamping itu juga perlu
disiapkan luasan loading dock yang sesuai agar cross docking dapat cepat
dilaksanakan.
3. Kuantitas jenis barang yang terbatas

Cross docking akan semakin efektif jika jenis barang yang akan di cross
dockingkan tidak terlalu banyak, tetapi dalam kuantitas yang banyak.

4. Jadwal kedatangan truck sama dengan jadwal keberangkatan

Hal ini yang terkadang sulit diatur. Untuk mencapai kondisi ini sekali lagi-
diperlukan kerja sama yang erat dengan konsumen dan distributor/principal.
Pengaturan jadual yang sesuai antara kedatangan dan keberangkatan sangat
mungkin Jika outlet yang dikirimkan tidak terlalu banyak.

5. Jenis truck yang sepadan

Bayangkan jika truck kedatangan mempergunakan tronton dengan kapasitas


20 ton, tetapi truck yang tersedia hanya 2 engkel fuso. Jelaslah mustahil melakukan
cross docking dengan baik. Kesepadanan jenis truck merupakan syarat pemercepat
dalam proses cross docking

6. Dokumentasi yang mantap

Ini penting dikarenakan cross docking yang murni adalah pemindahan antar
truck Pastikan bahwa dokumen keberangkatan mempunyai dala kuantitas harang
yang sama dengan barang yang datang, tetapi bertujuan berbeda.
8. INDUSTRI YANG DITERAPKAN CROSS DOCKING
Beberapa industri yang sukses menerapkan sistem cross docking dalam
menghasilkan competitive advantage antara lain: Wal Mart, UPS, Toyota, dan
penyedia jasa less-than-truckload logistic

Suatu teknik yang dinamai dengan "cross-docking" mulai dilaksanakan oleh


Wal Mart pada tahun 1994, sebanyak 10% dari harang-barangnya dikirim dengan
sistem tersebut pada 4 fasilitas yang telah tersedia prasarananya.

9. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN CROSS DOCKING


➢ KEUNTUNGAN CROSS DOCKING
1) Mempercepat aliran produk dari supplier ke toko
2) Menghilangkan buruh dari proses
3) Tidak ada aktivitas penyimpanan dan penanganan
4) Mengurangi inventory barang jadi dalam system
5) Meningkatkan perputaran inventory
6) Mengurangi kebutuhan terhadap fasilitas distribusi

➢ KERUGIAN CROSS DOCKING


1) Lead pesanan masing-masing
2) Kemungkinan beban truk penuh
3) Bagaimana penjadwalan truk masuk dan truk keluar secara simultan sehingga
dapat mencapai total waktu operasi atau makespan yang minimum.
Permasalahan penjadwalan ini menjadi masalah yang sulit diselesaikan karena
banyaknya alternatif solusi.
4) Teknologi yang digunakan mungkin cukup mahal
5) Memerlukan armada transportasi yang besar dan omset saham diperlukan
6) Teknis sistem logistik komputersasi yang dirancang semata-mata unutk
fasilitas kerusakan barang ini dari penanganan tambahan, dan tambahan biaya
kerja
7) Semakin banyak jumlah toko yang suatu organisasi, semakin kecil manfaat
lintas –docking

Meskipun cross docking memiliki banyak keuntungan, ada beberapa kerugian yang
perlu diperhatikan:

1. Ketergantungan pada waktu yang tepat: Cross docking memerlukan waktu yang
sangat tepat dalam pengiriman barang dan koordinasi yang ketat antara pemasok,
transportasi, dan penerima. Jika ada keterlambatan atau ketidaksesuaian dalam
jadwal, dapat mengganggu seluruh proses cross docking dan menyebabkan
kegagalan dalam memenuhi permintaan pelanggan.
2. Kompleksitas koordinasi: Cross docking melibatkan koordinasi yang rumit
antara pemasok, transportasi, dan penerima, serta pengaturan yang cermat untuk
memastikan segala sesuatunya berjalan lancar. Kesalahan dalam koordinasi dapat
mengakibatkan pencampuran atau kehilangan barang, yang dapat menyebabkan
kegagalan dalam penyediaan stok yang tepat dan akurat.

3. Risiko kualitas: Jika ada kegagalan dalam mendeteksi kerusakan atau cacat pada
barang saat proses cross docking, barang cacat atau rusak bisa tetap dikirim ke
pelanggan. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan pelanggan, pengembalian
produk, dan kerugian reputasi bagi perusahaan.

4. Keterbatasan dalam kompatibilitas produk: Tidak semua jenis produk cocok


untuk cross docking. Beberapa produk memerlukan penyimpanan jangka panjang
atau perlakuan khusus yang tidak mungkin dilakukan dalam lingkungan cross
docking. Ini bisa menjadi kendala bagi perusahaan yang ingin menerapkan strategi
ini secara menyeluruh.

5. Investasi awal yang tinggi: Mengimplementasikan sistem cross docking yang


efektif membutuhkan investasi awal yang signifikan. Perusahaan harus
membangun infrastruktur yang tepat, melakukan pelatihan karyawan, mengadopsi
teknologi yang diperlukan, dan menyesuaikan proses internal. Ini bisa menjadi
beban finansial yang signifikan terutama bagi perusahaan yang kecil atau memiliki
keterbatasan anggaran.
Dalam mengadopsi cross docking, perlu dipertimbangkan keuntungan dan kerugian
ini untuk membuat keputusan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan kapabilitas
perusahaan.

10. MASALAH DAN TANTANGAN CROSS DOCKING


➢ MASALAH CROSS DOCKING

Pada level operasional, permasalahan cross docking dibedakan menjadi 5


area (Agustina et al, 2010)

1. Scheduling problem
Scheduling problem (masalah penjadwalan) terjadi ketika suatu organisasi atau
sistem harus menentukan urutan dan alokasi sumber daya untuk menyelesaikan
tugas-tugas atau aktivitas dengan efektivitas dan efisiensi yang maksimal.
Beberapa masalah umum yang mungkin ditemui dalam penjadwalan adalah
sebagai berikut:

1. Penjadwalan produksi: Ketika perusahaan harus menentukan urutan


produksi serta alokasi sumber daya seperti mesin, tenaga kerja, dan bahan baku
untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan waktu yang diinginkan dan
minimalisasi biaya.

2. Penjadwalan transportasi: Ketika perusahaan harus menentukan urutan


pengiriman dan alokasi kendaraan atau rute yang optimal untuk mengirimkan
barang sesuai dengan tenggat waktu dan memaksimalkan penggunaan sumber
daya transportasi.
3. Penjadwalan proyek: Ketika proyek kompleks harus diatur secara sistematis
dengan menentukan urutan kegiatan, alokasi sumber daya, dan waktu
penyelesaian untuk memastikan proyek selesai tepat waktu dan sesuai dengan
batasan yang ada.

4. Penjadwalan tugas: Ketika individu atau tim harus mengatur urutan dan
alokasi waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dengan
efektivitas dan efisiensi yang tinggi.

5. Penjadwalan layanan pelanggan: Ketika perusahaan layanan harus


menentukan waktu janji temu dengan pelanggan dan alokasi sumber daya
(misalnya tenaga kerja, ruang, atau alat) untuk memenuhi permintaan
pelanggan.

Masalah penjadwalan dapat menimbulkan beberapa masalah, seperti:

1. Keterlambatan: Jika penjadwalan tidak dilakukan dengan benar, aktivitas


atau tugas dapat mengalami keterlambatan dalam penyelesaiannya,
mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan atau penalti.

2. Inefisiensi: Jika penjadwalan tidak mengoptimalkan penggunaan sumber


daya, hal ini dapat mengakibatkan pemborosan sumber daya atau biaya yang
lebih tinggi.

3. Konflik sumber daya: Jika sumber daya yang sama diperlukan untuk
melaksanakan beberapa tugas pada waktu yang sama, konflik sumber daya
dapat terjadi, menghasilkan penundaan atau kegagalan dalam menyelesaikan
tugas-tugas tersebut.
4. Complexity: Semakin kompleks jadwal yang harus dibuat, semakin sulit
menemukan solusi optimal yang memenuhi semua persyaratan dan batasan
yang ada.

2. Transshipment problem
Masalah transshipment adalah kasus khusus dari masalah transportasi dimana
jalur pelayaran dapat mencakup titik tengah. Misalnya, pengiriman dari Los
Angeles ke New York melalui Denver mungkin lebih murah daripada
pengiriman langsung (nonstop) ke New York.
3. Dock door assignment problem
Dock assignment problem adalah masalah optimisasi yang terjadi ketika perlu
menentukan aliran barang yang optimal di antara beberapa dok untuk
meminimalkan biaya atau waktu pemrosesan. Dalam masalah ini, terdapat
beberapa dok yang tersedia dan beberapa barang yang harus diproses di dok
tersebut. Tujuan dari masalah ini adalah untuk menentukan penugasan dok
yang optimal untuk setiap barang, dengan mempertimbangkan berbagai faktor
seperti biaya, waktu pemrosesan, jarak, dan kapasitas dok.

Dalam dock assignment problem, setiap barang harus diberi penugasan ke dok
tertentu untuk diproses. Namun, ada batasan kapasitas pada setiap dok, yang
berarti dok tersebut tidak dapat memproses barang lebih dari kapasitasnya.
Selain itu, biaya atau waktu yang diperlukan untuk memindahkan barang dari
satu dok ke dok lain juga perlu dipertimbangkan.
Penyelesaian dock assignment problem melibatkan pencarian penugasan
barang ke dok dengan memperhatikan berbagai kriteria dan batasan yang ada.
Pendekatan yang umum digunakan dalam masalah ini adalah menggunakan
algoritma optimisasi, seperti metode Hungarian atau metode pencocokan yang
menggunakan blok penalti. Selain itu, teknik pemrograman linier dan
pemrograman bilangan bulat juga dapat digunakan untuk merumuskan dan
memecahkan dock assignment problem.

Penyelesaian dock assignment problem yang optimal dapat membantu


perusahaan atau organisasi untuk mengoptimalkan aliran barang, mengurangi
biaya dan waktu pemrosesan, serta meningkatkan efisiensi dan produktivitas
operasional.

4. Vehicle routing problem


Vehicle routing problem (VRP) adalah masalah optimisasi yang melibatkan
perencanaan dan penugasan rute optimal untuk satu atau lebih kendaraan dalam
mengantarkan barang ke serangkaian titik tujuan, mengunjungi setiap titik
tujuan tepat sekali, sambil memenuhi batasan-batasan tertentu seperti kapasitas
kendaraan, waktu layanan, dan jarak tempuh maksimum.

Tujuan utama dari VRP adalah untuk merencanakan rute yang efisien untuk
kendaraan agar dapat mengunjungi semua titik tujuan dengan biaya minimal
atau waktu minimal, sambil memenuhi semua batasan yang ada. VRP termasuk
dalam kelas masalah NP-sulit, yang berarti tidak ada algoritma yang efisien
untuk menyelesaikannya dalam waktu polinomial.

Dalam VRP, faktor-faktor yang menjadi pertimbangan antara lain:


1. Jumlah dan jenis kendaraan yang tersedia.
2. Jumlah lokasi tujuan dan permintaan yang harus dipenuhi di setiap lokasi.
3. Kapasitas kendaraan yang terbatas, seperti berat atau volume maksimum
yang dapat diangkut oleh kendaraan.
4. Waktu layanan, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mengunjungi setiap
lokasi tujuan.
5. Batasan jarak tempuh atau waktu tempuh maksimum yang diperbolehkan.
6. Preferensi routing atau prioritas pengiriman.

Penyelesaian VRP sering melibatkan penggunaan algoritma heuristik atau


metaheuristik, seperti algoritma genetika, simulated annealing, atau tabu
search. Beberapa pendekatan lain yang umum digunakan termasuk
pemrograman linier, pemrograman bilangan bulat, atau pendekatan pemecahan
bertahap.

Penerapan VRP dapat ditemukan di berbagai industri dan bisnis, seperti


logistik, distribusi barang, pengiriman, dan layanan pelanggan.
Mengoptimalisasi rute kendaraan dapat membantu mengurangi biaya
operasional, waktu perjalanan, dan emisi gas rumah kaca, serta meningkatkan
efisiensi dan kepuasan pelanggan.
5. Product allocation problem
Product allocation problem adalah masalah optimisasi yang melibatkan
penentuan alokasi optimal dari produk yang tersedia ke pasar atau pelanggan
yang berbeda. Tujuan utama dari masalah ini adalah untuk memaksimalkan
pendapatan atau keuntungan perusahaan dengan mempertimbangkan setiap
pasar atau pelanggan memiliki permintaan yang berbeda.

Dalam product allocation problem, beberapa faktor yang menjadi


pertimbangan antara lain:
1. Permintaan pasar atau pelanggan: Setiap pasar atau pelanggan memiliki
tingkat permintaan yang berbeda. Tujuan utama adalah untuk memenuhi
permintaan tersebut dengan melakukan alokasi produk yang tepat.

2. Ketersediaan produk: Jumlah produk yang tersedia terbatas dan perlu


dialokasikan secara optimal sesuai dengan permintaan pasar atau pelanggan.

3. Batasan kapasitas: Ada batasan kapasitas dalam jumlah produk yang dapat
diakomodasi dalam setiap pasar atau pelanggan. Ini bisa berkaitan dengan
batasan kapasitas produksi, kapasitas penyimpanan, atau batasan logistik
lainnya.

4. Prioritas: Ada kasus di mana beberapa pasar atau pelanggan memiliki


prioritas yang lebih tinggi daripada yang lain. Hal ini dapat dipertimbangkan
dalam penentuan alokasi produk.

Beberapa teknik dan metode yang digunakan untuk menyelesaikan product


allocation problem adalah menggunakan model matematis seperti
pemrograman linier, pemrograman bilangan bulat, atau algoritma heuristik
seperti simulated annealing, genetik, atau pemecahan bertahap. Pendekatan ini
dapat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan yang tepat dalam
mengalokasikan produk mereka untuk memaksimalkan keuntungan atau
pendapatan.
➢ TANTANGAN CROSS DOCKING

Membutuhkan kapabilitas IT dan pembagian informasi secara real-time


yang baik, Membutuhkan kerjasama dan ketepatan keputusan dari pembeli,
Mungkin memerlukan tata letak fasilitas yang baru, peralatan barcode scanning,
dan Warehouse Management System ($500,000) n Memastikan visibilitas produk
selama produk tersebut bergerak dalam system.

Ada beberapa tantangan yang dapat dihadapi dalam implementasi cross docking,
antara lain

1. Koordinasi yang kompleks: Cross docking melibatkan koordinasi yang kompleks


antara pemasok, transportasi, dan pelanggan. Semua pihak harus bekerja secara
efisien dan sinkron untuk memastikan produk tiba dan dikeluarkan tepat waktu.

2. Kesiapan stok: Keberhasilan cross docking sangat tergantung pada ketersediaan


stok yang tepat pada waktu yang tepat. Jika stok tidak siap atau stok yang tidak
mencukupi, dapat menyebabkan gangguan dalam operasi cross docking.

3. Kesalahan operasional: Cross docking melibatkan pemindahan dan pemrosesan


cepat produk, yang meningkatkan risiko kesalahan operasional. Kesalahan seperti
kesalahan pengiriman, kesalahan pemrosesan, atau kerusakan produk dapat
menyebabkan penundaan dalam pengiriman dan mengurangi efisiensi operasional.

4. Keterbatasan infrastruktur: Implementasi cross docking membutuhkan


infrastruktur yang memadai, termasuk fasilitas pergudangan, sistem informasi, dan
alat bantu lainnya. Jika infrastruktur tidak memadai, operasional cross docking
dapat terhambat.
5. Kompleksitas pengaturan transportasi: Cross docking melibatkan pengaturan
transportasi yang efisien dan tepat waktu. Mengoordinasikan transportasi dari
berbagai sumber dan memastikan pengiriman yang tepat waktu dapat menjadi
tantangan yang rumit.

Pemahaman dan manajemen yang baik terhadap tantangan ini sangat penting untuk
sukses dalam implementasi cross docking.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

sistem cross docking, diperlukan proses pemindahan muatan yang efisien


sehingga diperlukan sinkronisasi truk masuk dan truk keluar agar penyimpanan di
dalam terminal tetap rendah dan dapat mencapai pengiriman yang tepat waktu.
Untuk mencapai tujuan ini, beberapa prosedur penjadwalan telah diperkenalkan
beberapa tahun terakhir yang disebut dengan truck scheduling problem Penelitian
ini difokuskan pada tipe sistem cross docking dimana truk masuk yang dijadwalkan
datang di dok penerimaan kemudian produk dibongkar, lalu dikategorikan dan
langsung dimasukkan ke truk keluar yang dijadwalkan di dok pengiriman atau
diletakaan di penyimpanan sementara. Fungsi tujuan dari sistem ini adalah
memindahkan produk dari truk masuk ke truk keluar sesegera mungkin sehingga
dapat meminimalkan total waktu operasi yang disebut makespan. Penempatan
produk dari truk masuk ke truk keluar juga ditentukan secara simultan bersama
dengan urutan truk masuk dan truk keluar.

B. SARAN

Kami sadar bahwa madih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari tulisan
maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu mohon di berikan sarannya bagi
kita semua, dan menjadi wawasan kita dalam memehami setiap pembahasan
DAFTAR PUSTAKA

https://devrhisetiawan24.wordpress.com/2017/05/31/cross-docking/

https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2017/07/pengertian-proses-dan-tipe-tipe-cross-
docking.hcml

https://merytriani87gmailcom.wordpress.com/cross-docking/

https://id.wikipedia.org/wiki/Cross_dock

https://kargo.tech/artikel/apa-itu-cross-docking-gudang-transit-di-logistik/

https://onkypanduwinata.wordpress.com/2017/05/14/cross-docking/

http://www.lincgrp.com/id/cross_docking

Anda mungkin juga menyukai