Anda di halaman 1dari 3

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3

1. PENDAHULUAN
Bahwa dalam upaya meningkatkan dan menerapkan sistem manajemen k3 untuk lebih
memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja RS Sari Asih Ciputat secara
profesional. RS Sari Asih Ciputat telah menetapkan bahwa semua karyawan harus
diberikan perlindungan untuk kesehatan dan keselamatan kerja agar para pekerja
bisa meningkatkan produktifitas dan kompetensinya, mampu memberikan pelayanan
terbaik dan selalu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
Dengan adanya SMK3 diharapkan para pekerja bisa bekerja dengan tenang dan
nyaman.
Dalam menjalankan kebijakan tersebut maka dibentuk panitia K3 yang bisa
memfasilitasi semua kegiatan dan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan perihal
K3
2. TUJUAN
Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki bebrapa tujuan dalam
pelaksanaannya berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja. Di dalamnya terdapat 3 (tiga) tujuan utama dalam Penerapan K3 berdasarkan
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu antara lain :
- Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di
tempat kerja.
- Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
- Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.
3. KEBIJAKAN K3 secara umum, terlampir yang dipergunakan oleh RS Sari Asih
Ciputat.
 Kebijakan K3 secara berkelompok mensyaratkan semua Manajer setempat untuk :
- Mematuhi semua peraturan K3
- Menyediakan tempat kerja yang sehat dan aman bagi semua pekerja ( baik
- pekerja langsung maupun tidak langsung)
- Secara terus menerus meningkatkan praktek K3 industri yang terbaik
 Kebijakan K3 group juga mensyaratkan semua pekerja ( baik langsung maupun
tidak langsung) untuk :
- bekerja dengan cara yang aman & sehat sebagaimana disyaratkan oleh hukum
dan diperintahkan oleh Manajemen.
4. PRINSIP – PRINSIP PANDUAN :
Semua orang yang bekerja di rumah sakit mempunyai hak untuk mendapatkan
lingkungan/kondisi kerja yang aman dan sehat dan mempunyai kewajiban untuk memberikan
kontribusi pada kondisi tersebut dengan berperilaku yang bertanggung jawab. Kami melihat
K3 sebagai nilai bisnis utama yang diintregasikan pada seluruh kinerja bisnis. Setiap cidera
atau kasus sakit akibat hubungan kerja, dapat dihindari dengan sistem kerja , peralatan ,
substansi, training dan supervisi yang tepat. Manajemen K3 yang efektif mencakup penilaian
resiko dari desain lokasi sejak awal - tahap konstruksi, komisioning dan perencanaan secara
keseluruhan dari suatu organisasi dan pemeliharaannya. Semua kegiatan operasinal kami
harus secara kontinyu meningkatkan kinerja K3.
Setiap Manager di semua jenjang, menjamin kesehatan dan keselamatan untuk orang
orang yang ada di tempat kerja di bawah tanggung jawabnya. Manager harus menerapkan
kebijakan dan sistem dalam area kontrol dan pengaruhnya Direktur rumah sakit bertanggung
jawab untuk mengkoordinasi dan mengevaluasi kembali secara keseluruhan kebijakan
K3,memberikan rekomendasikan mengenai hal tersebut kepada Komite Eksekutif.
Semua karyawan memiliki tanggung jawab untuk kesehatan & keselamatan mereka sendiri
dan teman lainnya yang berada dalam lingkup/terpengaruh oleh tindakan mereka.
5. PROSES DAN ALAT UTAMA PADA KORPORASI
Divisi memiliki suatu sistem Manajemen K3 untuk memastikan adanya peningkatan
kinerja secara berkesinambungan. Hal ini didasarkan pada kebijakan K3 yang merefleksikan
kebijakan korporasi dalam hal prinsip-prinsipnya, kerangka kerja, tanggung jawab,
koordinasi dan pengawasan, kewajiban ini juga mencakup Unit baru yang bergabung dengan
Perusahaan. Sumber daya tertentu seperti manusia, keuangan di dedikasikan dan di
identifikasikan guna mencapai target.
6. ANALISA RESIKO
Proses manajemen dipastikan tersedia untuk menjamin resiko telah di
identifikasikansecara baik, terkontrol dalam organisasi, dll.
7. INSTRUKSI PERATURAN DAN PROSEDUR
Instruksi, peraturan dan prosedur dibuat sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara
aman, tanpa resiko pada kesehatan, dan sesuai dengan penilaian resiko, akan bersifat :
- Tertulis
- Selalu disesuaikan / diperbaharui
- Sesuai dengan peraturan hokum/regulasi
- Realistik
- Diketahui dan dimengerti oleh semua pihak yang terlibat
- Ditindaklanjuti dan dihargai
8. PELATIHAN DAN KOMUNIKASI
a. Pelatihan
Rencana dan program yang sesuai harus dibuat untuk menjamin semua
personilmemiliki kompetensi dalam bidang K3, ini mencakup tersedianya pelatihan dan
perlunya pengalaman yang sesuai.
Pelatihan Keselamatan meliputi :
- Pelatihan perilaku selamat dan mengapa K3 merupakan hal yang penting
- Pelatihan Manajemen K3
- Pelatihan penilaian resiko
- Pelatihan mengenai prosedur dan metode
- Pelatihan penggunaan peralatan kerja
- Pelatihan guna mendapatkan otorisasi dan lisensi
Ini menyangkut semua personil seperti :
- karyawan baru dan karyawan tidak tetap
- staff yang telah ada (penempatan kembali, promosi, transfer, mutasi)
- Manajemen ( audit, investigasi, tindakan pencegahan, rapat untuk memfasilitasi, dll)
- kontraktor sesuai keperluan
Semua pelatihan keselamatan terdata, khususnya pada file pribadi secara rutin harus
dikaji ulang.
b. Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu faktor penting dari program keselamatan, harus
mencakup informasi mengenai program keselamatan khusus setiap lokasi, umpan balik dalam
hal kinerja dan tindakan yang diambil, mempelajari hal penting guna mencegah kecelakaan.
Pimpinan di seluruh dunia telah menyadari bahwa sistem keselamatan yang dikelola
dengan baik akan memberikan strategi operasional untuk meningkatkan manajemen secara
keseluruhan. Pada tahun-tahun terakhir organisasi-organisasi utama secara signifikan telah
menemukan bahwa aplikasi dan tehnik manajemen keselamatan bukan hanya mengurangi
cidera dan penyakit namun juga terjadi peningkatan yang dapat terukur dalam hal efisiensi
dan kualitas.

Anda mungkin juga menyukai