Anda di halaman 1dari 49

PENYELENGGARAAN

DAN PERSYARATAN
AKREDITASI RUMAH
SAKIT
SUMBER : MATERI TOT, MODUL DAN KURIKULUM PELATIHAN SURVEI AKREDITASI
BAGI SURVEIOR AKREDITASI RUMAH SAKIT, KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/1128/2022, TENTANG
STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT

Dr. dr. Khalid Saleh, SpPD-KKV, FINASIM, Mkes


LEMBAGA AKREDITASI MUTU
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (LAM
STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT 2022 KPRS)
Curriculum Vitae
Riwayat Pendidikan:
●Dokter Umum FK Unhas Tahun 1986
●Sp. Penyakit Dalam FK Unhas Tahun 1996
●Konsultan Kardiovaskular FK UI Tahun 2012
●S3 Kesehatan Pasca Sarjana Unhas Tahun 2013
●Magister Kesehatan Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit Pasca Sarjana
Unhas Tahun 2014
IMPLEMENTASI
PENYELENGGAR
AAN DAN
PERSYARATAN Dr. dr. Khalid Saleh, SpPD

AKREDITASI
RUMAH SAKIT
Jakarta, 27 April 2022
RUMAH SAKITMENGAJUKAN
PERMOHONAN SURVEI AKREDITASI AWAL
ATAU
SURVEI AKREDITASI ULANG
KEPADA LEMBAGA INDEPENDEN
AKREDITASI ( LIPA )
PENYELENGGARAAN AKREDITASI RUMAH SAKIT
A. PERSIAPAN AKREDITASI

4
KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG
PERSYARATAN AKREDITASI RUMAH SAKIT

I. KEBIJAKAN PRA SURVEI AKREDITASI

• a. Persyaratan Kelayakan Umum


• b. Tata cara pengajuan survei akreditasi awal (pertama kali) dan survei
akreditasi ulang (re-akreditasi)

2. KEBIJAKAN UMUM PERSYARATAN AKREDITASI RUMAH SAKIT.

• Persyaratan Akreditasi Rumah Sakit (PARS)


KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG
PERSYARATAN AKREDITASI RUMAH SAKIT

A. Persyaratan Kelayakan Umum:

 Rumah sakit berlokasi di wilayah Indonesia


 Rumah sakit umum dan rumah sakit khusus
untuk semua kelas rumah sakit
 Rumah sakit yang didirikan oleh pemerintah,
pemerintah daerah atau swasta
MEMILIKI PERIZINAN BERUSAHA YANG MASIH BERLAKU
DAN TEREGISTRASI
UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit ( Pasal 25 ayat (1)
Setiap penyelenggara rumah sakit wajib memiliki izin.

 PP 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Pasal 20


ayat (1) Setiap penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib
memiliki izin yang diberikan setelah memenuhi persyaratan sesuai
jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan)

 Permenkes No 3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan


Rumah Sakit Pasal 21 (1) Setiap Rumah Sakit wajib memiliki izin
setelah memenuhi persyaratan)
PERSYARATAN PENGAJUAN SURVEY AKREDITASI

Kepala atau direktur RS : tenaga medis yang


mempunyaikemampuan dan keahlian di
bidang perumahsakitan;

UU No 44 Tahun 2009 tentang RS Pasal 34


PERSYARATAN PENGAJUAN SURVEY AKREDITASI

MEMILIKI IZIN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR IPLC YG


MASIH BERLAKU

PMK No 7 Thn 2019: Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit


Fasilitas kesehatan lingkungan RS yang wajib dilengkapi dengan
perizinan adalah Unit/Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),
alat/mesin Insinerator, Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan fasilitas kesehatan lingkungan rumah
sakit lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Kerja sama dengan pihak ketiga yang mempunyai izin sebagai pengolah
dan/atau sebagai transporter limbah B3 yang masih berlaku atau izin
alat pengolah limbah B3

PMK No 7 Thn 2019: Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit


Fasilitas kesehatan lingkungan rumah sakit yang wajib dilengkapi
dengan perizinan adalah Unit/Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),
alat/mesin Insinerator, Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan fasilitas kesehatan lingkungan rumah
sakit lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PERSYARATAN PENGAJUAN SURVEY AKREDITASI

Seluruh tenaga medis di rumah sakit yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan (pemberi
asuhan) memiliki surat tanda registrasi (STR) dan
surat izin praktik (SIP) yang masih berlaku atau
surat tugas sesuai dengan ketentuan.
UU Praktek Kedokteran No 29 Tahun 2004

Pasal 36 : Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik


kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin praktik .
PERSYARATAN PENGAJUAN SURVEY AKREDITASI
Pemenuhan Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan (SPA) minimal 60%
berdasarkan ASPAK dan telah tervalidasi 100% oleh Kementerian
Kesehatan atau dinas kesehatan daerah setempat sesuai dengan
kewenangannya.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


31 TAHUN 2018 TENTANG APLIKASI SARANA, PRASARANA, DAN
ALAT KESEHATAN
PERSYARATAN PENGAJUAN SURVEY AKREDITASI
Rumah sakit bersedia melaksanakan kewajiban dalam
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien. 
Komitmen
 Rumah sakit menyusun surat pernyataan Komitmen terkait
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.

Bila dalam kajian persyaratan yang disampaikan tidak memenuhi kriteria


tersebut diatas maka Lembaga Independen Akreditasi Rumah Sakit dapat
mempertimbangkan penundaan pelaksanaan survei akreditasi sampai dengan
persyaratan tersebut diatas terpenuhi.
B. TATA CARA PENGAJUAN SURVEI AKREDITASI AWAL
(PERTAMA KALI) DAN SURVEI AKREDITASI ULANG (RE-
AKREDITASI)

C. Rumah sakit yang sudah pernah


b. Rumah sakit yang baru pertama
dilakukan survei akreditasi akan
kali mengikuti akreditasi, pengajuan
a. Pelaksanaan survei menerima notifikasi dari Lembaga
permohonan survei akreditasi paling
akreditasi berdasarkan Independen Akreditasi Rumah Sakit
lambat 1 (satu) bulan sebelum
permohonan dari rumah sebanyak 3 (tiga) kali yaitu pada 6
tanggal pelaksanaan survei akreditasi
sakit bulan, 3 bulan dan 1 bulan sebelum
yang diajukan oleh rumah sakit
habis masa berlakunya sertifikat
tersebut.
akreditasi

Su d. Permohonan survei akreditasi/re-


rat
Ak perm akreditasi dapat melalui email ke e. Surat permohonan survei
red oh
ita ona Lembaga Independen akreditasi akreditasi/reakreditasi dilengkapi
si n
rumah sakit.. dengan lampiran

SAMPLE FOOTER TEXT 20XX 14


SURAT PERMOHONAN SURVEI AKREDITASI/REAKREDITASI
DILENGKAPI DENGAN LAMPIRAN SEBAGAI BERIKUT

Daftar perizinan yang dipunyai oleh


 Aplikasi survei yang sudah diisi lengkap dan
ditandatangani oleh Direktur/Kepala rumah rumah sakit
sakit.
 Surat izin pengelolaan air limbah
 Izin operasional rumah sakit yang masih
(IPAL) atau surat izin pembuangan
berlaku
limbah cair (IPLC) yang masih
 Ijazah dokter atau dokter gigi dari berlaku
Direktur/Kepala rumah sakit.  Surat izin incenerator dan surat izin TPS
 Surat pernyataan Direktur/Kepala rumah sakit B-3 yang masih berlaku atau perjanjian
 Daftar tenaga medis yang dilengkapi dengan kerja sama dengan pihak ketiga yang
nomer Surat Tanda Registrasi (STR) dan mempunyai izin pengolah limbah B-3
Surat Izin Praktik (SIP) dan masa berlakunya dan izin tranporter yang masih berlaku

15
• Surat pernyataan Direktur/Kepala rumah sakit yang berisi:
 Menyetujui untuk dilakukan survei  Menyatakan bahwa semua perijinan Rumah Sakit
akreditasi rumah sakit masih berlaku.
 Tidak meninggalkan rumah sakit selama  Menyatakan bahwa pembelian obat, vaksin,
survei akreditasi rumah sakit berlangsung. perbekalan farmasi sudah melalui jalur resmi
 Memberikan akses ke rekam medis untuk yang mempunyai kewenangan untuk menjual
keperluan survei akreditasi rumah sakit obat, vaksin dan perbekalan farmasi tersebut.
 Menyatakan bahwa semua / seluruh  Akan memberikan data (termasuk video dan foto-
dokter yang melakukan praktik kedokteran foto) yang berdasarkan fakta (bukan data yang
di Rumah Sakit sudah mempunyai STR dan palsu). Apabila ternyata ditemukan data tidak
SIP yang masih berlaku. sesuai dengan kenyataan, maka memahami
bahwa Rumah Sakit berisiko untuk tidak
terakreditasi.
B. TATA CARA PENGAJUAN SURVEI AKREDITASI AWAL (PERTAMA KALI)
DAN SURVEI AKREDITASI ULANG (RE-AKREDITASI)

f. Berdasarkan pengajuan permohonan


survei akreditasi pada poin e) maka g. Lembaga Independen Akreditasi
Lembaga Independen Akreditasi Rumah Rumah Sakit memberitahukan jadwal
Sakit akan melakukan evaluasi permohonan survei akreditasi kepada rumah sakit
dan menetapkan sudah atau belum dengan tembusan kepada Dinas
memenuhi persyaratan untuk dilakukan Kesehatan Provinsi.
akreditasi

h. Lembaga Independen Akreditasi i. Rumah sakit melakukan


Rumah Sakit memilih dan menetapkan kontrak komitmen dengan
surveior akreditasi, dengan jumlah Lembaga Independen
dan jenis sesuai ketentuan Akreditasi Rumah Sakit

SAMPLE FOOTER TEXT 20XX 17


B. TATA CARA PENGAJUAN SURVEI AKREDITASI AWAL
(PERTAMA KALI) DAN SURVEI AKREDITASI ULANG
(RE-AKREDITASI)

j. Lembaga Independen Akreditasi


Rumah Sakit mengirimkan nama- k. Lembaga Independen Akreditasi
nama surveior dan rumah sakit Rumah Sakit memberitahu jadwal
dapat menolak nama tersebut bila kedatangan surveior dan jadwal acara
ada conflict of interest antara survei akreditasi dan dokumen- dokumen
surveior dan rumah sakit, yang harus disampaikan kepada surveior.

l. Selama proses pengajuan survei sampai


dilaksanakan survei akreditasi, Rumah
Sakit dapat melakukan komunikasi
dengan sekretariat Lembaga Independen
Akreditasi Rumah Sakit.

20XX 18
1
Surveior pernah bekerja dan atau pernah sebagai
pejabat di rumah sakit tersebut.
Surveior mempunyai hubungan saudara dengan
Rumah sakit dapat 2
Direksi Rumah Sakit.
menolak nama
Surveior bekerja di Rumah Sakit pesaing dari
tersebut bila ada 3 Rumah Sakit yang disurvei
conflict of interest
antara surveior Surveior bekerja di Rumah Sakit yang sedang
4
ada konflik dengan Rumah Sakit yang disurvei.
dan rumah sakit,
antara lain sebagai 5
Surveior pernah melakukan survei akreditasi
berikut pada siklus sebelumnya.
Pernah terjadi konflik antara surveior dengan Rumah
6
Sakit.
C. KEBIJAKAN UMUM PERSYARATAN AKREDITASI
RUMAH SAKIT.
PERSYARATAN AKREDITASI RUMAH SAKIT (PARS)

1. Persyaratan Akreditasi Rumah Sakit Pertama : PARS


1
Rumah sakit memenuhi semua persyaratan informasi dan data kepada
@ Lembaga Independen Akreditasi RS.

Maksud dan tujuan untuk PARS 1


@ Pada waktu mengajukan permohonan survei akreditasi, rumah sakit perlu
memberikan data dan informasi yang dibutuhkan untuk proses akreditasi.
Berdasarkan hal tersebut maka rumah sakit wajib
menginformasikan ke Lembaga Independen Akreditasi
RS bila :
1 Ada perubahan Direktur rumah sakit

2 Ada perubahan kepemilikan rumah sakit

3 Ada perubahan kelas rumah sakit

Renovasi/pembangunan rumah sakit yang cukup luas, misalnya


4 penambahan tempat tidur lebih dari 20 %, penambahan pelayanan atau alat
yang tercantum pada standar akreditasi survei terfokus khusus
5 Penambahan/pengembangan pelayanan berisiko baru
2. Persyaratan Akreditasi Rumah Sakit Kedua:
PARS 2
Rumah sakit menyediakan informasi yang lengkap, akurat,
@ jujur dan berintegritas kepada Lembaga Independen Akreditasi
RS selama keseluruhan fase dari proses akreditasi.

Maksud dan tujuan untuk PARS 2


Lembaga Independen Akreditasi RS menginginkan setiap
rumah sakit yang mengajukan akreditasi atau sudah
@
terakreditasi untuk melaksanakan proses akreditasi secara
jujur, berintegritas dan transparan.
Lembaga Independen Akreditasi RS mendapatkan
informasi tentang integritas dan kejujuran rumah
sakit dapat melalui:
1 Informasi dari media massa dan media
Informasi dari surveior 5 sosial

2 Informasi dari rumah sakit dan Komunikasi secara lisan


karyawan 6

3 Observasi langsung dengan atau melalui


Informasi dari masyarakat
wawancara atau komunikasi lainnya
kepada pegawai Lembaga Independen
4 7 Akreditasi RS Dokumen elektronik atau
Informasi dari pemerintah hard-copy melalui pihak ketiga, seperti
media massa atau laporan pemerintahan
3. Persyaratan Akreditasi Rumah Sakit Kedua:
PARS 3
Rumah sakit melaporkan bila ada perubahan dari profil rumah sakit (data
elektronik) atau informasi yang diberikan kepada Lembaga Independen
@ Akreditasi RS saat mengajukan aplikasi survei dalam jangka waktu
maksimal 10 hari sebelum waktu survei.

Maksud dan tujuan untuk PARS 3


Untuk memahami kepemilikan, perizinan, cakupan dan volume
pelayanan pasien, dan jenis fasilitas pelayanan pasien, serta faktor
lainnya, Lembaga Independen Akreditasi RS memerlukan profil rumah
@ sakit melalui aplikasi survei. Lembaga Independen Akreditasi RS
memerlukan data profil rumah sakit terkini untuk mempertimbangkan
proses pelaksanaan survei.
DATA-DATA TERSEBUT TERMASUK TAPI TIDAK HANYA
TERBATAS PADA INFORMASI DI BAWAH INI:

Perubahan nama rumah sakit

Perubahan kepemilikan rumah sakit

Perubahan bentuk badan hukum rumah sakit

Perubahan kategori rumah sakit

Perubahan kelas rumah sakit

Pencabutan atau pembatasan izin operasional, keterbatasan atau penutupan layanan pasien,
sanksi staf klinis atau staf lainnya, atau tuntutan terkait masalah peraturan dan hukum oleh
pihak Kementerian Kesehatan dan atau Dinas Kesehatan

Penambahan atau penghapusan, satu atau lebih jenis pelayanan kesehatan atau pelayanan
yang berisiko, misal-nya penambahan unit dialisis atau penutupan perawatan traum
4. Persyaratan Akreditasi Rumah Sakit Keempat: PARS
4
Rumah sakit mengizinkan memberikan akses kepada Lembaga
Independen Akreditasi RS untuk melakukan monitoring terhadap
@ kepatuhan standar, melakukan evaluasi mutu dan keselamatan atau
terhadap laporan dari pihak yang berwenang

Maksud dan tujuan untuk PARS 4


Atas hasil akreditasi yang dicapai rumah sakit memiliki arti rumah sakit
memiliki komitmen terhadap pemangku kepentingan seperti, masyarakat,
Kementerian Kesehatan, badan pemerintahan pusat/propinsi/ kabupaten/kota,
@ sumber pendanaan (asuransi kesehatan), dan pihak lainnya bahwa rumah
sakit akan menjaga untuk memenuhi standar nasional akreditasi rumah sakit
edisi 1.1 termasuk kebijakan akreditasi oleh Lembaga Independen Akreditasi
RS
5. Persyaratan Akreditasi Rumah Sakit Kelima : PARS
5
Rumah sakit bersedia menyerahkan data hasil monitoring dari
Kementerian Kesehatan/Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota
@ berupa berkas asli atau fotokopi legalisir kepada Lembaga Independen
Akreditasi RS

Maksud dan tujuan untuk PARS 5


Dalam pelaksanaan survei akreditasi yang menyeluruh, surveior Lembaga
Independen Akreditasi RS dapat meminta informasi dari Ke menterian
Kesehatan/Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota berbagai aspek
@ operasional rumah sakit dan lembaga lainnya yang juga melakukan penilaian
terhadap area yang berhubungan dengan mutu dan keselamatan, sebagai contoh
pemeriksaan keselamatan kebakaran, pemeriksaan sanitasi rumah sakit dan lain
sebagainya
6. Persyaratan Akreditasi Rumah Sakit Keenam :
PARS 6
Rumah sakit mengizinkan pejabat Lembaga Independen Akreditasi RS atau
@ surveior senior yang ditugaskan oleh Lembaga Independen Akreditasi RS
untuk mengamati proses survei secara langsung.

Pejabat Lembaga Independen Akreditasi RS atau surveior senior yang


ditugaskan wajib menggunakan tanda pengenal resmi sebagai identitas dan
@ surat tugas dari Lembaga Independen Akreditasi RS termasuk ketika
melakukan kunjungan tanpa pemberitahuan kepada rumah sakit sebelumnya.

Maksud dan tujuan untuk PARS 6


Pejabat Lembaga Independen Akreditasi RS atau surveior senior dapat
ditugaskan oleh Ketua Eksekutif Lembaga Independen Akreditasi RS untuk
@ mengawasi surveior baru atau magang, melakukan evaluasi standar baru dan
melaksanakan evaluasi terhadap adanya perubahan tersebut selain aktivitas
lainnya
7. Persyaratan Akreditasi Rumah Sakit Ketujuh : PARS 7

Rumah sakit bersedia bergabung dalam sistem penilaian


perkembangan mutu dan keselamatan pasien dengan memberikan
@ hasil pengukuran indikator mutu dan insiden keselamatan pasien
melalui sistem manajemen IT lembaga indipenden akreditasi
rumah sakit.
Dengan demikian direktur rumah sakit dapat membandingkan
dengan capaian indikator mutu tingkat nasional dan tingkat
@ propinsi yang meliputi indikator mutu area klinis, area manajemen
dan sasaran keselamatan pasien dengan rumah sakit lain melalui
sistem manajemen IT lembaga Independen Akreditasi RS.
Maksud dan tujuan untuk PARS 7
Kumpulan indikator mutu Lembaga Independen Akreditasi RS memberikan
keseragaman, ketepatan spesifikasi dan standarisasi data yang dikumpulkan sehingga
@ dapat dilakukan perbandingan di dalam rumah sakit dan dengan data nasional maupun
data propinsi. Pengumpulan, analisis dan penggunaan data merupakan inti dari proses
akreditasi Lembaga Independen Akreditasi RS.

Data dapat menunjang perbaikan yang berkesinambungan bagi rumah sakit. Data juga
bisa menyediakan arus informasi yang berkesinambungan bagi Lembaga Independen
Akreditasi RS dalam mendukung kelangsungan perbaikan mutu dan keselamatan
@ pasien rumah sakit. Pemilihan dan penggunaan kumpulan indikator diintegrasikan ke
dalam prioritas parameter rumah sakit, seperti yang dijabarkan dalam standar
akreditasi rumah sakit. Selain data mutu, data insiden keselamatan pasien juga perlu
dikumpulkan.
8. Persyaratan Akreditasi Rumah Sakit Kedelapan: PARS 8

@ Rumah sakit wajib menampilkan status akreditasi dengan tepat, program


dan pelayanan sesuai dengan tingkatan status akreditasi yang diberikan
oleh Lembaga Independen Akreditasi RS melalui website atau promosi
lainnya.

Maksud dan tujuan untuk PARS 8

@ Situs, iklan dan promosi rumah sakit serta informasi lain yang dibuat
oleh rumah sakit kepada masyarakat harus secara tepat menggambarkan
capaian tingkatan status akreditasi yang diberikan oleh Lembaga
Independen Akreditasi RS serta program dan pelayanan yang diakreditasi
oleh Lembaga Independen Akreditasi RS.
9. Persyaratan Akreditasi Rumah Sakit kesembilan: PARS 9

Rumah sakit menyelenggarakan pelayanan pasien dalam lingkungan yang


@ tidak memiliki risiko atau mengancam keselamatan pasien, kesehatan
masyarakat atau keselamatan staf.

Maksud dan tujuan untuk PARS 9


Rumah sakit yang dipercaya pasien, staf dan masyarakat, dinyatakan
@ berisiko rendah dan merupakan tempat yang aman. Oleh karena itu,
rumah sakit menjaga kepercayaan dengan melakukan peninjauan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan standar keselamatan pasien
PENYELENGGARAAN AKREDITASI RUMAH SAKIT

B. PELAKSANAAN PENILAIAN AKREDITASI


Persiapan dan Penyampaian Telusur dan
penjelasan dan pemeriksaan kunjungan
survei dokumen lapangan

Penilaian Penutupan

33
PERSIAPAN DAN PENJELASAN SURVEI

Pada tahap ini  LIPA menyampaikan seluruh rangkaian


kegiatan akreditasi dimulai dari :
• persiapan survei,
• pelaksanaan survei dan
• setelah survei.
Penjelasan  metode daring  media informasi yang tersedia
dan dapat diakses oleh rumah sakit

34
PENYAMPAIAN DAN PEMERIKSAAN DOKUMEN

Rumah Sakit menyampaikan dokumen kepada lembaga independen


penyelenggara akreditasi melalui sistem informasi yang telah disediakan oleh
lembaga independen penyelenggara akreditasi yang bersangkutan.
Jenis dokumen yang akan disampaikan oleh rumah sakit mengikuti
permintaan dari surveior lembaga independen penyelenggara akreditasi
yang disesuaikan dengan standar akreditasi.
Lembaga independen penyelenggara akreditasi melakukan evaluasi dan
analisis dokumen dan melakukan klarifikasi kepada rumah sakit terhadap
dokumen-dokumen tersebut.
Kegiatan ini dilakukan secara daring menggunakan sistem informasi yang
dapat diakses oleh rumah sakit.

20XX 35
TELUSUR DAN KUNJUNGAN LAPANGAN
Telusur dan kunjungan lapangan dilakukan oleh lembaga independen
penyelenggara akreditasi setelah melakukan klarifikasi dokumen yang
disampaikan oleh rumah sakit.
Telusur dan kunjungan lapangan bertujuan untuk memastikan kondisi
lapangan sesuai dengan dokumen yang disampaikan, serta untuk
mendapatkan hal-hal yang masih perlu pembuktian lapangan oleh
surveior.
Pada saat telusur, surveior akan melakukan observasi, wawancara staf,
pasien, keluarga, dan pengunjung serta simulasi.

Lembaga independen penyelenggara akreditasi menentukan jadwal


pelaksanaan telusur dan kunjungan lapangan

36
JUMLAH HARI DAN JUMLAH SURVEIOR YANG MELAKSANAKAN TELUSUR DAN
KUNJUNGAN LAPANGAN SESUAI DENGAN KETENTUAN SEBAGAI BERIKUT:

37
PENILAIAN
Lembaga independen penyelenggara akreditasi menetapkan tata cara dan
tahapan penilaian akreditasi dengan berpedoman pada standar akreditasi yang
dipergunakan saat survei akreditasi.
Tahapan penilaian ditentukan lembaga independen penyelenggara
akreditasi dengan menerapkan prinsip-prinsip keadilan, profesionalisme,
dan menghindari terjadinya konflik kepentingan. Lembaga independen
penyelenggara akreditasi membuat instrumen, daftar tilik dan alat bantu
untuk surveior dalam melakukan penilaian agar hasil yang diperoleh
objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penentuan skor dari elemen penilaian dilakukan dengan memperhatikan
kelengkapan dokumen, hasil telusur, kunjungan lapangan, simulasi kepada
petugas, wawancara, dan klarifikasi yang ada di standar akreditasi
38
PENUTUPAN

 Setelah dilakukan telusur dan


kunjungan lapangan termasuk  Tujuan tahapan ini adalah
klarifikasi kepada rumah sakit, untuk memberi gambaran
maka surveior dapat kepada rumah sakit bagaimana
menyampaikan hal-hal penting proses akreditasi yang telah
yang berkaitan dengan dilaksanakan dan hal-hal yang
pelaksanaan akreditasi kepada perlu mendapat perbaikan
rumah sakit secara untuk meningkatkan mutu
langsung/luring. pelayanan.

39
PENYELENGGARAAN AKREDITASI RUMAH SAKIT

C. PASCA AKREDITASI
Hasil Akreditasi Penyampaian
Penyampaian
dan Akreditasi Sertifikat
Rekomendasi
Ulang Akreditasi

Umpan Balik
Penyampaian Penyampaian Pelaksanaan Survei
Rencana perbaikan Laporan Akreditasi Akreditasi Oleh
Rumah Sakit

40
HASIL AKREDITASI DAN AKREDITASI ULANG

Lembaga independen penyelenggara akreditasi menyampaikan


hasil akreditasi kepada Kementerian Kesehatan melalui Direktur
Jenderal Pelayanan Kesehatan paling lambat 5 (lima) hari kerja
setelah dilakukan survei

Hasil akreditasi berdasarkan pemenuhan standar akreditasi dalam


Keputusan Menteri

41
HASIL AKREDITASI

Rumah sakit diberikan kesempatan mengulang pada standar yang


pemenuhannya kurang dari 80%. Akreditasi ulang dapat dilakukan
paling cepat 3 (tiga) bulan dan paling lambat 6 (enam) bulan sejak
survei terakhir dilaksanakan. 42
PENYAMPAIAN SERTIFIKAT AKREDITASI

Penyampaian sertifikat akreditasi rumah sakit dilakukan


paling lambat 14 (empat belas) hari setelah survei
akreditasi dilakukan.

Sertifikat akreditasi mencantumkan masa berlaku


akreditasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

43
PENYAMPAIAN REKOMENDASI

Rekomendasi hasil penilaian akreditasi disampaikan oleh


lembaga independen penyelenggara akreditasi kepada
rumah sakit berisikan hal-hal yang harus ditindaklanjuti
atau diperbaiki oleh rumah sakit.

Penyampaian rekomendasi dilakukan bersamaan dengan


penyerahan sertifikat akreditasi.

44
PENYAMPAIAN RENCANA PERBAIKAN

Rumah sakit membuat Perencanaan Penyampaian rencana perbaikan


Perbaikan Strategi (PPS) dilakukan dalam waktu 45 (empat
berdasarkan rekomendasi yang puluh lima) hari sejak
disampaikan oleh lembaga menerima rekomendasi dari
penyelenggara akreditasi. lembaga penyelenggara akreditasi.

Strategi rencana perbaikan disampaikan kepada


lembaga yang melakukan akreditasi, dinas
kesehatan setempat untuk rumah sakit kelas B,
kelas C dan Kelas D, dan untuk rumah sakit kelas
A disampaikan ke Kementerian Kesehatan.

SAMPLE FOOTER TEXT 20XX 45


PENYAMPAIAN LAPORAN AKREDITASI

Lembaga menyampaikan pelaporan kegiatan akreditasi kepada


Kementerian Kesehatan melalui sistem informasi akreditasi
rumah sakit.
Laporan berisi rekomendasi perbaikan yang harus dilakukan
oleh rumah sakit, dan tingkat akreditasi yang dicapai oleh
rumah sakit.
Laporan kegiatan akreditasi dalam sistem informasi tersebut dapat
diakses oleh pemerintah daerah provinsi dan dinas kesehatan
daerah kabupaten/kota.

20XX 46
UMPAN BALIK PELAKSANAAN SURVEI AKREDITASI OLEH
RUMAH SAKIT
Permintaan umpan balik kepada rumah sakit terkait penyelenggaraan survei
akreditasi dan kinerja dan perilaku surveior

Umpan balik disampaikan  LIPA dan Kementerian Kesehatan melalui


system informasi akreditasi rumah sakit.

Umpan balik digunakan sebagai dasar untuk upaya peningkatan kualitas


penyelenggaraan survei akreditasi.

Kementerian Kesehatan dapat memanfaatkan informasi dari umpan balik


tersebut untuk melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan survei
akreditasi kepada LIPA
20XX 47
KESIMPULAN
 RUMAH SAKIT DIHARAPKAN DAPAT MEMAHAMI PENYELENGGARAAN
AKREDITASI RUMAH SAKIT
 SETIAP RUMAH SAKIT YANG INGIN MENGAJUKAN SURVEY AKREDITASI ,
SEBAIKNYA MEMPERHATIKAN PERSYARATAN AKREDITASI RUMAH
SAKIT
 DIHARAPKAN PEMAHAMAN STANDAR, PEMENUHUAN STANDAR DAN
PENILAIAN MANDIRI SUDAH DILAKUKAN
 KOMITMEN DARI SEMUA STAKEHOLDER BAIK DARI SURVEOIR LIPA
MAUPUN MANAJEMEN / STAF RUMAH SAKIT SANGAT DIBUTUHKAN
UNTUK MENCIPTAKAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Terim
a
Kasih DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT
LEMBAGA AKREDITASI MUTU KESELAMATAN
PASIEN RUMAH SAKIT (LAM KPRS)

Anda mungkin juga menyukai