Anda di halaman 1dari 77

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM ANALISA FLUIDA RESERVOIR

Disusun Oleh :

Nama : Elina Catur Sefiani


NIM : 20.420.410.054
Kelompok : 2
Plug : 2

LABORATORIUM ANALISA FLUIDA RESERVOIR


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini :


Nama : Elina Catur Sefiani
NIM : 20420410054
Judul Praktikum : Analisa Fluida Reservoir
Tanggal Praktikum : 8 – 25 Oktober 2021
Asisten Praktikum :

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan berkat dan kasihnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan praktikum yang berjudul "Analisa Fluida
Reservoir" ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan resmi ini adalah untuk memenuhi
syarat untuk menyelesaikan praktikum "Analisa Fluida Reservoir". Selain itu,
laporan ini juga bertujuan sebagai sumber pengetahuan tentang Penentuan
kandungan air dengan Dean & Stark Method, Penentuan kandungan air dan
endapan ( BS & W ) dengan Centrifuge tabung besar, Penentuan spesifik gravity,
Penentuan titik kabut, titik beku, dan titik tuang, Penentuan flash point dan fire
point dengan Tag Closed Tester, Penentuan viscositas kinematik secara coba-coba
(Tentaive Method), Penentuan Vapour Pressure, Analisa kimiawi air formasi.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih pada :
1. Bpk. Wirawan Widya Mandala S.T.,M.T.
2. Asisten Praktikum Analisa Fluida Reservoir
3. Pihak - pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulisa menyadari, laporan yang penulis buat ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penullis butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Yogyakarta, 27 Oktober 2021

( Elina Catur Sefiani )

3
BAB I
PENDAHULUAN

Analisa Fluida Reservoir adalah tahapan analisa setelah minyak mentah atau
crude oil diambil dari sumur. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan
kualitas minyak yang nantinya akan berpengaruh terhadap harga dari minyak yang
dihasilkan pada suatu reservoir produksi tersebut.
Fluida formasi dari suatu lapisan produktif punya nilai ekonomis adalah
minyak bumi atau crude oil, yang sering disebut dengan Fluida Reservoir.Fluida
reservoir merupakan cairan yang terperangkap dalam suatu trap dimana cairan
tersebut berasal dari source rock yang bermigrasi ke lapisan yang lebih porous
(misal sandstone, carbonat). Cairan yang terperangkap tersebut terhalang oleh
suatu cap yang menghalangi minyak bermigrasi kepermukaan. Cairan formasi
dapat juga berasal dari kubah garam yang mempunyai kadar air formasi NaCl
yang lebih tinggi. Tekanan statik dan temperatur reservoir merupakan faktor
penentu besarnya fluida reservoir yang didapat jika lapisan diproduksikan.
Analisa terhadap fluida reservoir (antara lain minyak dan air) perlu
dilakukan dilaboratorium karena hal ini berkaitan erat dengan metode produksi
yang kita terapkan. Analisa dan pembahasan yang dilakukan dilaboratorium
meliputi :
1. Penentuan Kandungan Air Dengan Dean &Stark Method.
2. Penentuan Kandungan Air dan Endapan ( BS&W ) Dengan Centrifuge
Tabung Besar.
3. Penentuan Spesifik Gravity.
4. Penentuan Titik Kabut, Titik Beku dan Titik Tuang.
5. Penentuan Flash Point dan Fire Point Dengan Tag Closed Tester.
6. Penentuan Viscositas Kinematik Secara Coba-Coba (Tentaive Method).
7. Penentuan Vapour Pressure.
8. Analisa Kimiawi Air Formasi.

4
BAB II
PENENTUAN KANDUNGAN AIR
DENGAN DEAN & STARK METHOD

2.1. TUJUAN PERCOBAAN


Menentukan kandungan air dari minyak mentah atau crude oil.

2.2. TEORI DASAR


Air mempunyai kemampuan untuk melarutkan kebanyakan zat-zat
organik. Sifat-sifat fisika air adalah :
Titik didih = 100 oC
Densitas = 1 gram/ml
Berat molekul = 18
Air permukaan dan air produksi mengandung sejumlah zat yang
dihasilkan oleh kontak air dengan tanah dan batuan formasi sehingga air
melarutkan sejumlah komponen dari tanah dan batuan formasi
tersebut.Selain itu air mengandung padatan yang tersuspensi dari gas yang
terlarut.
Air sering terkandung didalam minyak mentah atau crude oil sebagai
fasa cair bersama-sama dengan minyak atau gas yang terlarut didalamnya.
Elemen minyak bumi atau crude oil antara lain: Carbon, Hidrogen,
Belerang, Nitrogen, dan Oksigen, dimana elemen-elemen ini akan
membentuk minyak bumi maupun air. Kandungan air yang terdapat didalam
minyak bumi atau crude oil akan menyebabkan viskositas minyak bumi
berbeda-beda satu tempat dengan lainnya. Disamping itu gas juga
mempengaruhi terhadap kekentalan minyak bumi.
Kandungan air ini perlu ditentukan agar bisa diketahui berapa
prosentase kandungan air ini didalam minyak bumi melalui percobaan di
laboratorium. Biasanya minyak bumi yang ditentukan kandungan airnya
dengan cara ini berasal dari crude oil yang sudah ada didalam tangki. Salah

5
satu fungsi dari penentuan kandungan air ini yaitu bisa dipakai untukmelihat
kualitas crude oil yang nantinya akan dapat berhubungan dengan harga
jualnya.
Jika kandungan airnya banyak maka mutu dari crude oil tersebut
adalah jelek sehingga harga jualnya semakin rendah ataupun sebaliknya.
Perubahan temperatur dan tekanan menyebabkan beberapa zat yang
terlarut kedalam air mungkin menjadi tidak terlarut lagi sehingga
memisahkan diri dan membentuk scale atau padatan yang tersuspensi.
Jumlah dan kombinasi yang mungkin timbul pada penanganan
masalah ini sangat banyak, diantaranya yaitu :
a. Penghantaran aliran produksi didalam flowline, tubing, maupun pada
formasi.
b. Terjadinya koreksi pada alat bawah permukaan ataupun dipermukaan.
c. Penambahan kerja pada roda Sucker Rod Pump.
Pada proses penginjeksian air kedalam formasi maka kita harus
melakukan operasi tersebut dengan tujuan untuk memperkecil kesulitan
yang mungkin timbul pada operasi tersebut. Operasi penginjeksian ini dapat
menggunakan air buangan atau air produksi atau dapat juga menggunakan
air sisa dari industri.
Tujuan utama dari operasi penampungan air adalah :
a. Menghindari plugging pada formasi, pipa-pipa aliran dan juga pada alat-
alat permukaan.
b. Untuk mencegah korosi pada alat-alat permukaan maupunalat-
alatbawah permukaan.
Hal yang perlu kita lakukan untuk mengatasi masalah air ini adalah
dengan menentukan komposisinya, untuk itu kita perlu melakukan suatu
analisa tentang air dari formasi tersebut.Pengambilan contoh air yang kita
analisa tersebut harus dapat mewakili air yang terdapat pada sistem tersebut.
Pada pengambilan contoh air di lapangan, biasanya dilakukan pada
wellhead atau kepala sumur, dan bukan trater pada tangki penampungan air
tersebut.Air yang diambil tersebut sebaiknya ditempatkan pada suatu jerigen

6
atau botol plastik. Namun apabila contoh yang digunakan tersebut untuk
menentukan oil content atau kandungan dari suatu minyak maka yang kita
gunakan adalah botol gelas.

2.3. ALAT DAN BAHAN


2.3.1. Alat
1. Condensor.
2. Receiver.
3. Ground flask joint.
4. Electrical oven.
5. Beaker Glass.

Gambar 2.1 Peralatan Dean & Stark2)

Gambar 2.2 Electrical Oven2)

2.3.2. Bahan
1. Sample Minyak
2. Solvent

7
Gambar 2.3 Sampel Minyak2)

Gambar 2.4 Solvent2)

2.4. PROSEDUR PERCOBAAN

Mensirkulasikan air ke dalam peralatan.

Alat harus dalam keadaan bersih dan siap dipakai.

Mengambil sample ( minyak ringan / berat ) 50 ml.


8

Menghubungkan electrical oven dengan arus listrik dan setelah beberapa jam
memastikan telah terjadi kondensasi.
Memasukkan campuran tersebut ke dalam flask.

Menambahkan kedalam solvent ( bensin ) 50 ml.

Mengamati proses kondensasi dengan adanya air yang terdapat dalam Water
trap.

Jika pada water trap sudah tidak ada penambahan air lagi, maka melaporkan %
air dengan Dean & Stack Method

2.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

2.5.1 Data Percobaan


Menghitung kandungan air ( % ) dengan rumus :
Volume sampel = 50 ml
Volume solvent = 30 ml
Volume air pada water trap = 19 ml

2.5.2 Perhitungan
 Menghitung % Kadar air dalam sample dengan Dean dan Stark
Method
volume air 19 ml
Kandungan air ( % )= x 100 %= x 100 %
volume sampel 50 ml

¿ 38 %

2.6. PEMBAHASAN

Percobaan Dean & Stark Method bertujuan untuk menentukan kandungan


air dalam minyak mentah atau crude oil. Penentuan kandungan air dalam minyak
perlu dilakukan untuk menentukan kualitas minyak sehingga dapat ditentukan
harga minyaknya. Semakin besar kandungan air dalam minyak, maka semakin
buruk kualitasnya. Begitu pula sebaliknya. Dari percobaan ini diketahui data yaitu
volume sampel 50 ml, volume solvent 30 ml dan volume air yang terapung dalam
water trap yaitu 19 ml.
Hasil percobaan didapatkan volume air yaitu 19 ml, volume sampel 50 ml,
dan setelah dihitung dengan rumus % air, didapatkan hasil 38 %. Penentuan
kandungan air dalam minyak juga bertujuan untuk mengetahui sifat dari air itu
sendiri. Pada saat produksi, air yang larut dalam minyak mempunyai sifat yang
berbeda. Apabila air bersifat basa, dapat menyebabkan scale. Scale adalah
kristalisasi atau pengendapan mineral. Scale dapat ditanggulangi dengan acid
washing (HCI/HF). Metode pigging dan menggunakan scale inhibator. Pigging

9
adalah cara menghilangkan endapan dengan dorongan endapan dalam pipa.
Apabila air bersifat asam dapat menyebabkan korosi. Korosi dapat dicegah
dengan corrosin inhibator, perlindungan katodik dan pelapisan (coating).
Aplikasi lapangan dari methode ini adalah untuk mengetahui kualitas dari
minyak/crude oil. Selain itu juga dijadikan salah satu pertimbangan dalam
menentukan rancangan peralatan produksi. Aplikasi lainnya dapat menentukan
langkah perawatan, pencegahan dan penanggulangan permasalahan produksi.

2.7. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan, maka dapat diambil kesimpulan sabagai berikut:
1. Tujuan percobaan Dean dan Stark Method yakni menentukan kandungan
air dalam minyak mentah.
2. Dari hasil perobaan diperoleh data :
 Kandungan air = 19%
 Volume solvent = 30 %
3. Penentuan kandungan air dalam minyak perlu dilakukan untuk
menentukan kualitas minyak sehingga dapat ditentukan harga minyak.
4. Semakin besar kandungan air dalam minyak mentah, maka kualitas
minyak tersebut semakin buruk, begitu pula seabliknya.
5. Aplikasi lapangannya adalah untuk mengetahui kualitas dari
minyak/crude oil dan menentukan rancangan peralatan produksi.

10
11
BAB III
PENENTUAN KANDUNGAN AIR & ENDAPAN (BS & W)
DENGAN CENTRIFUGE TABUNG BESAR

3.1. TUJUAN PERCOBAAN

Menentukan kandungan air dan sedimen ( BS& W ) dari crude oil atau
minyak mentah dengan Centrifuge Method atau dengan tabung besar.

3.2. TEORI DASAR

Pada dasarnya setiap orang yang ikut dalam proses penanganan


masalah air, penting untuk mengetahui :
 Penyusun atau unsur-unsur yang terkandung dalam air dan sifat-sifatnya.
 Informasi tentang penyusun atau unsur tersebut dan sifat dari air tersebut.
 Metode analisa yang dipakai dalam analisa.
Penyusun utama air dan sifat-sifatnya yang penting untuk dipelajari
adalah ion-ion dan sifat yang berhubungan dengan plugging dan korosi.
Penyusun air serta sifatnya dapat dikemukakan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Penyusun Air Serta Sifatnya


KATION ANION SIFAT-SIFAT pH
Calsium (Ca) Chlorida (Cl) Padatan yang tersuspensi
Magnesium (Mg) Carbonat (CO3) Padatan yang tersuspensi
Iron (Fe) Bicarbonat (HCO3) Turbidity

12
Sumur-sumur minyak atau crude oil yang dapat menghasilkan minyak
yang bersih dengan hanya sejumlah zat-zat tambahan, sedangkan dilain
pihak sumur-sumur dapat menghasilkan air yang relatif besar atau padatan
yang jumlahnya besar pula. Sejumlah sumur akan sedikit sekali
memproduksi gas, sedangkan yang lain banyak sekali memproduksi gas.
Kemungkinan untuk memisahkan air dan padatan yang melayang-layang
(suspensi) terutama karena permintaan dari perusahaan pipa minyak agar
minyak atau crude oil yang dikehendaki ditransport tidak mengandung
lebih dari 2 % - 3 % air dan padatan.
Zat-zat padat yang terdapat dalam minyak atau crude oil biasanya
adalah pasir dan serpih, yang mana pada umumnya terdapat pada minyak-
minyak atau crude oil yang diproduksikan dari formasi-formasi porous yang
tak tersemenkan. Zat-zat padatan ini dapat menyebabkan gangguan dan
kerugian pada produksi minyak atau crude oil. Dalam pemisahan-pemisahan
ini zat padat kadang-kadang dilakukan pula dengan cara seperti centrifuge.
Dalam percobaan ini media yang kita pakai bukanlah filter yang
biasanya digunakan dalam lapangan, akan tetapi yang kita pakai adalah
Centrifuge yang dapat diatur kecepatannya melalui transformer.

3.3. ALAT DAN BAHAN


3.3.1. Alat
1. Centrifuge.
2. Centrifuge 100 ml.
3. Transformer

13
Gambar 3.1 Alat Centrifuge2)

Gambar 3.2 Peralatan Centrifuge 100 ml4)

3.3.2. Bahan
1. Centrifuge 100 ml
2. Sample minyak (crude oil).

Gambar 3.3Sampel Minyak Mentah (Crude Oil)2)

14
3.4. PROSEDUR PERCOBAAN

Menyiapkan sample minyak 50 ml.

Memasukkan kedalam centrifuge dalam posisi berpasangan.

Memasukkan centrifuge tube kedalam centrifuge.

Mengatur regulator pada posisi 8, dan membaca RPM.

Mengukur timer dalam waktu 10 menit.

Menghubungkan dengan transformer

Setelah timer berhenti, menunggu beberapa menit hingga putaran berhenti.

Mengambil centrifuge tube, dan menghitung BS & W dalam prosen

15
3.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

3.5.1 Data Percobaan

Volume sample = 12 ml
Tabung yang digunakan = 4 buah
Volume air sampel I = 0,2 ml
Volume air sampel II = 0,15 ml
Volume padatan sampel I = 0,02 ml
Volume padatan sampel II = 0,007 ml

3.5.2 Perhitungan
0,2 ml+0,1 ml
- Volume rata-rata air sampel I = = 0,15 ml
2
0,15 ml+0,1 ml
- Volume rata-rata air sampel II= = 0,125 ml
2
- Volume rata – rata padatan sampel I
Volume padatan tabung 1+ VolumePadatan 2
=
2
0,02 ml+0
= = 0,01 ml
2

- Volume padatan Sampel II


Volume padatan tabung 1+ Volume padatan 2
=
2
0,07 ml+0,001 ml
= =0,004 ml
2
- BS&W Sampel 1
Volume air rata−rata+Volume padatan rata−rata
= × 100 %
12 ml
0,15 ml+0,001 ml
= × 100 %
12 ml
= 0,23 %
- BS&W Sampel II

16
Volume air rata−rata+Volume padatan rata−rata
- = × 100 %
12 ml
0,125 ml+0,004 ml
= × 100 %
12ml
= 0,16 %
Tabel 3.2 Data Percobaan Penentuan Kandungan Air & Endapan dengan
Centrifuge Tabung Besar
Sampel Volume Air (ml) Volume Padatan (ml) BS&W (%)
I 0,2 dan 0,1 0,02 dan - 0,23 %
II 0,15 dan 0,1 0,007 dan 0,001 0,16 %

3.6. PEMBAHASAN

Percobaan kali ini adalah penentuan kandungan Air dan Endapan


(BS&W) dengan centrifuge. Dalam percobaan ini kami menggunakan
centrifuge tabung besar. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
menentukan kandungan air dan sedimen (BS&W) dari cride oil. Prinsip
dari perccobaan ini adalah gaya gravitasi dan gaya sentrifugal, dimana
fluida yang memilki densitas yang lebih besar akan mengendap dibagian
dasar centrifuge tube sehingga akan terbentuk tiga lapisan yaitu air,
minyak, padatan.
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Alat
dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah cetrifuge, centrifuge
100 ml, transformer, crude oil. Pada centrifuge tabung besar, sampel yang
dibutuhkan adalah volume sampel 4 buah. Masing – masing sample
dimasukan kedalam centrifuge. Kemudian centrifuge digoyangkan selama
10 menit. Didapatlah lapisan minyak, air, padatan.
Dengan menggunakan centrifuge tabung besar didapatkan volume air
0,2 dan 0,1 ml, dan volume padatan sebesar 0,02 pada sampel 1. Setelah
diperhitungkan BS&W pada sampel 1, ditemukan hasil 0,23%. Sedangkan
pada sampel II diperoleh volume air sebesar 0,15 dan 0,1 ml, dan volume
padatan sebesar 0,007 dan 0,001 ml pada sampel II. Setelah diperhitugkan
% BS&W pada sampel II sebesar 0,16 %.
Manfaat dilakukan percobaan ini yaitu untuk menentukan berapa ml
kandungan air dalam minyak tersebut dan padatan yang ada dalam minyak
tersebut.

17
3.7 KESIMPULAN
1. Dari percobaan ini, dapat diketahui hasil kandungan BS&W yaitu
a. Dengan centrifuge sampel 1
0,23 %
b. Dengan centrifuge sampel II
0,16 %
2. Dari kandungan % BS&W percobaan ini dapat disimpulkan bahwa
kualitas crude oil sampel I dan II cukup baik, karena tidak melebihi 2%.
3. Akibat yang ditimbulkan dari banyaknya kandungan air dan padatan
dalam crude oil adalah scale, emulsi dan pengikisan alat – alat produksi.
4. Manfaat penentuan % BS&W dilapangan adalah untuk menentukan
kualitas minyak yang diproduksi dan meminimalisir masalah – masalah
produksi yang diakibatkan dari banyaknya kandungan air dan endapan
dalam crude oil.

18
19
BAB IV
PENENTUAN SPESIFIC GRAVITY

4.1. TUJUAN PERCOBAAN


Menentukan spesific gravity atau berat jenis minyak mentah dan gas
pada temperatur 60 oF dan 1 atm.

4.2. TEORI DASAR


Berat jenis adalah salah satu sifat fisika fluida hidrokarbon yang
dalam Teknik Perminyakan umumnya dinyatakan dalam Spesific Gravity
o
(SG) atau dengan API. Spesific Gravity (SG) didefinisikan sebagai
perbandingan antara densitas minyak dengan densitas air yang diukur pada
tekanan dan temperatur standart (60 oF dan 14,7 psia).
Hubungan antara oAPI dengan Spesific Gravity (SG) adalah :
141. 4
−131. 5
o
API = SG
Sedangkan penulisan SG adalah
BJ min yak
SG minyak = BJair

20
Penentuan berat jenis minyak ( crude oil ) dilakukan dengan alat
hydrometer, dimana penunjuk spesific gravity dapat dibaca langsung pada
alat. Untuk temperatur yang lebih dari 60 oF, perlu dilakukan koreksi dengan
menggunakan chart yang ada. Kualitas dari minyak baik itu (minyak berat
maupun minyak ringan) ditentukan salah satunya oleh gravity.Dan juga
temperatur minyak mentah dapat mempengaruhi viskositas atau kekentalan
minyak tersebut.Hal ini yang menjadikan perlunya ada koreksi terhadap
temperatur standart 60 oF.
Sedangkan untuk menentukan spesific gravity gas, alat yang dipakai
adalah effusiometer, dengan memasukkan gas kedalam alat tersebut dan
menghitung waktunya saat menekan air keluar dalam alat tersebut
setelahsampai batas yang ditentukan, gas dihentikan sedangkan perhitungan
waktunya juga dilakukan untuk kembalinya air didalam alat tersebut.
Kemudian dilihat pula temperaturnya. Untuk waktu yang tercatat T 1
dan T2 dimasukkan rumus T1 / T2 = T (true) dan temperatur oAPI.
Kemudian dikoreksi hingga ketemu SG-nya.Penentuan SG gas sangat perlu
mengingat gas yang terkandung dalam minyak berbeda-beda.Gas tersebut
dapat mempengaruhi kualitas dari minyak mentah tersebut, dan dapat
mempengaruhi harga minyak tersebut.

4.3. ALAT DAN BAHAN


4.3.1. Alat
1. Gelas ukur 500 ml.
2. Hydrometer.
3. Thermometer.

21
Gambar 4.1 Thermometer2)

Gambar 4.2 Gelas ukur4)

4.3.2. Bahan
1. Sample minyak (crude oil).

Gambar 4.3Sampel Minyak (Crude Oil)2)

22
4.4. PROSEDUR PERCOBAAN

Mengambil sample minyak (crude oil) 500 ml.

Memasukkan kedalam measuring glass / gelas ukur.

Memasukkan hydrometer mulai dari harga yang terendah ( 0,7 sampai dengan
1,1 )

Membaca harga Spesific Gravity dan Temperaturnya.

Memasukkan thermometer derajat Fahrenheit kedalamnya.

Dari hasil pembacaan menggunakan tabel untuk mendapatkan gravity API yang
sebenarnya.

4.5. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.5.1 Data Percobaan

Analisa Spesifik gravity ° API


Laboratorium True
(corection) 0,83 3,9

Analisa Spesifik gravity ° API


Laboratorium True

23
( corection ) 0,88 29,2

4.5.2 Perhitungan

1. Temperatur Sampel 32 C : 89,6 ℉

2. Menghitung harga °API analisa


141,5
°API = – 131,5
SG terukur
141,5
= - 131,5 = 38,9
0,83

3. Menghitung koreksi °API pada 60/60°F :

45 45−38,9 30,1−x
=
45−35 30,1−30
38,9
61 30,1−x
=
10 0,1
35 = 30,03 API
°

30,1 X 30 ===

Diperoleh harga °API60/60°F =30,03 °API

4. Menghitung harga SG koreksi pada 60/60°F


141,5 141,5
SG 60/60°F = = = 0,876 ̊API
131,5+ ̊ API 131+ 30,03

5. Menghitung SG dan API true


SG true = SG 60/60°F + [ fcorr x (T - 60°F) ]
= 0,876 + [ 0,00036 x (89,6 oF – 60oF) ]
= 0,88
o 141,5
API true = −131,5

SG true

24
141,5
¿
0,88
– 131,5

= 29,2 ° API

4.6. PEMBAHASAN

Percobaan kali ini adalah penentuan spesific gravity. Diketahui volume


sample 500ml, temperatur 32℃ (dikonverensi ke fahrenheit menjadi 89,6℉
). Nilai SG laboratorium sebesar 0,83, nilai faktor koreksi (f coor) sebesar
0,88. Setelah diketahui data tersebut kita dapat menentukan nilai °API pada
60/60 ℉ sebesar 30,03 °API. Karena diketahui faktor koreksinya, maka kita
dapat melakukan SG true yaitu sebesar 0,88 danType equation here . °API true
sebesar 29,2 °API, setelah mendapatkan °API kita dapat mengelompokan
kedalam minyak ringan atau minyak berat dengan berpatokan deangan prinsip
dibawah ini :
- Jika 10 - 20° API = minyak berat
- Jika 20 - 30°API = minyak sedang
- Jika ¿ 30 °API = minyak ringan
Minyak berat adalah minyak bumi yang mengandung senyawa
hidrokarbon berat lebih banyak daripada senyawa hidrokarbon ringan,
sedangkan minyak ringan adalah minyak bumi yang mengandung senyawa
hidrokarbon berat yang relatif lebih sedikit dibanding minyak berat. Biasanya
temperatur reservoir untuk minyak ringan berada di bawah temperatur kritis
fluida hidrokarbonnya dan warna cairannya gelap, percobaan kali ini dengan
berdasarkan perhitungan sample crude oil ini termasuk kedalam minyak
sedang karena derajat °API ¿ 30°.
Manfaat dalam teknik perminyakan yaitu untuk menentukan kualitas
minyak baik yang berat maupun yang ringan.

4.7 KESIMPULAN

1. Jika harga spesific gravity kecil, maka harga °API semakin besar karena
SG berbanding terbalik dengan °API.
2. Setelah diketahui faktor koreksinya, maka kita dapat melakukan SG true
yaitu sebesar 0,88 dan °API true sebesar 2,92 °API
3. Perhitungan sample crude oil ini termasuk kedalam minyak sedang karena
° API ¿ 30°

25
26
BAB V
PENENTUAN TITIK KABUT, TITIK BEKU
DAN TITIK TUANG

5.1. TUJUAN PERCOBAAN

1. Menentukan titik kabut (cloud point) untuk minyak mentah ( crude oil ).
2. Menentukan titik beku (pour point) untuk minyak mentah (crude oil).
3. Menentukan titik tuang untuk minyak mentah (crude oil).

5.2. TEORI DASAR

Perubahan keadaan suatu zat biasanya digambarkan dengan diagram


fasa. Diagram fasa adalah grafik tekanan yang diplot dengan temperatur,
yang memperlihatkan dalam keadaan bagaimana berbagai fasa itu
terjadi.Untuk titik kabut dan titik tuang tidak menyatakan kandungan
material solid lainnya dalam minyak.Sedang untuk titik beku pendinginan
diteruskan sampai minyak membeku, suhunya dapat dibaca pada
thermometer.Untuk mendapatkan titik tuang, tube kaca diangkat. Jika
minyak mulai mengalir ( mencair ) dicatat sebagai titik tuang sample.
Titik kabut adalah temperatur terendah dimana parafin atau padatan lain
mulai mengkristal atau memisahkan diri dari larutan bila minyak
didinginkan.
Titik beku adalah temperatur terendah dimana minyak mentah sudah
tidak dapat bergerak lagi.
Titik tuang adalah temperatur terendah dimana dimana minyak mentah
masih dapat dituangkan ( sebelum mengalami pembekuan ) atau mengalir
bila minyak tersebut didinginkan tanpa diganggu pada kondisi yang telah
ditentukan.

27
5.3. ALAT DAN BAHAN
5.3.1. Alat
1. Tube kaca sebagai tempat sample.
2. Thermometer.
3. Penutup dari gabus.
4. Bath sebagai tempat untuk mengkondisikan sample.

Gambar 5.1 Thermometer2)

Gambar 5.2. Tube Kaca4)

28
Gambar 5.3 Penutug dari gabus4)

5.3.2. Bahan
1. Sample minyak ( crude oil ).
2. Es batu sebagai pendingin.
3. Garam untuk menjaga agar es batu tidak cepat mencair.

Gambar 5.4Sample minyak ( crude oil )2)

Gambar 5.5. Es batu4)

29
5.4. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Titik Kabut dan Titik Beku

Mengambil sample dan memasukkan kedalam tube sampai garis batas.

Memasukkan es batu kedalam bath dan menambahkan garam secukupnya untuk


menjaga agar es tidak cepat mencair.

Memasukkan thermometer alkohol kedalam bath.

Mengamati temperatur dan kondisi crude oil (sample) setiap tiga menit.

Melaporkan pembacaan temperatur pada saat terjadinya kabut dan kemudian


melanjutkan dengan saat terjadinya pembekuan minyak(sampel).

B. Titik tuang (pour point)

30
Setelah didapatkan titik beku melanjutkan dengan percobaan untuk menentukan
titik tuang.

Mengeluarkan tabung dari bath dalam kondisi minyak yang masih membeku.

Mendiamkan pada suhu kamar.

Mengamati perubahan temperatur pada saat seluruh permukaan minyak dapat


dituangkan.

Melaporkan temperatur tersebut dalam C dan F sebagai titik tuang.

5.5. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

5.5.1 Hasil Percobaan


 Titik Kabut Sampel I = 10o C = 50 ℉
 Titik Kabut Sampel II = 7 o C = 44,6 ℉
 Titik Beku Sampel I = 5 o C = 41 ℉
 Titik Beku Sampel II = 5 o C = 41 ℉
 Titik Tuang Sampel I = 15 o C = 59 ℉
 Titik Tuang Sampel II = 16 o C = 60,8 ℉

5.5.2 Perhitungan

 Titik Kabut Minyak I = 10°C = ( 95 x 10 )+ 32=50 ° F

31
 Titik Kabut Minyak II = 7°C = ( 95 x 7 )+ 32=44,6° F
9
= 5 °C = ( x 5 )+ 32=41 F
o
 Titik Beku Minyak I
5
9
 Titik Beku Minyak II = 5°C =( x 5 )+ 32=41 ° F
5
9
= 15 °C = ( x 15 )+ 32=59 F
o
 Titik Tuang Minyak I
5
9
= 16 °C =( x 16 )+ 32=60,8 F
o
 Titik Tuang Minyak II
5

5.6. PEMBAHASAN

Dari titik kabut, titik tuang, titik beku yang diperoleh, kita dapat
mengetahui pada temperature berapa minyak tersebut masih dapat
mengalir, padatannya mengkristal, hingga saat minyak membeku (tidak
dapat mengalir lagi) sehingga kita dapat mengantisipasinya dengan
memasang heater pada jarak-jarak tertentu pada pita atau dengan
memmasang isolasi pada pita untuk mempertahankan temperaturnnya
dalam kondisi yang diinginkan dan minyak pada flowlen tetp mengalir
lancar.
Pada percobaan ini diketahui dari data awalnya ℃ harus
mengubahnya ke ℉, karena pada standart harus menggunakan satuan ℉.
Dari sampel data umum diatas maka diperoleh, titik kabut sampel 1 yaitu
50℉, titik tuang 59 ℉ dan titik beku 41℉. Sedangkan untuk sampel 2
ditemukan hasilnya yaitu untuk titik kabut 44,6 ℉, titik tuang 60,8℉ dan
titik beku 41℉.
Semakin besar titik kabut, titik beku dan titik tuang maka °API
kecil dan menyebabkan minyak ini tergolong minyak berat. Minyak yang
memiliki titik beku rendah apabila berada dibawah temperatur reservoir
maka akan membeku, pada saat transportasi dan menyebabkan
penyumbatan pipa air dan menyebakan kerugian dalam produksi.

5.7. KESIMPULAN

32
1. Dari sampel data umum diatas maka diperoleh titik kabut sampel 1 50℉,
titik beku 59℉ dan titik tuang 59 ℉, sedangkan sampel 2 yaitu titik
kabutnya 44,6℉ ,titik tuang 60,8 ℉ dan titik beku 41 ℉.
2. Titik tuang adalah temperatur terrendah dimana minyak mentah masih dapat
dituangkan (sebelum mengalami pembekua) atau mengalir bila minyak
tersebut didinginkan tanpa diganggu pada kondisi yang telah ditentukan.
3. Titik kabut adalah temperatur terendah dimana parafin atau padatan lain
mulai mengkristal atau memisahkan diri dari larutan apabila minyak
didinginkan.
4. Titik beku adalah tempertur terendah dimana minyak sudah tidak dapat
bergerak atau mengalir lagi.
5. Semakin besar titik kabut, titik beku, titik tuang maka °API kecil dan
menyebabkan minyak ini tergolong minyak berat.

33
BAB VI
PENENTUAN FLASH POINT &
FIRE POINT DENGAN TAG CLOSED TESTER

6.1. TUJUAN PERCOBAAN


Menentukan titik nyala dan titik bakar dari crude oil untuk
mengantisipasi terbakarnya fluida yang mengalir dalam flowline

6.2. DASAR TEORI


Flash point atau titik nyala adalah suhu terendah dimana minyak (uap
minyak) dan produknya dalam campuran dengan udara akan menyala
apabila terkena percikan api kemudian mati kembali.
Minyak bumi yang mempunyai flash point terendah akan
membahayakan, karena minyak tersebut mudah terbakar. Apabila minyak
tersebut mempunyai titik nyala tinggi juga kurang baik, karena akan susah

34
mengalami pembakaran .Tetapi kalau ditinjau dari segi keselamatan maka
minyak yang baik mempunyai flash point yang tinggi karena tidak mudah
terbakar.
Fire point adalah suhu terendah dimana uap minyak bumi dan
produknya akan menyala dan terbakar secara terus-menerus kalau terkena
nyala api pada kondisi tertentu.
Flash point ditentukan dengan jalan memanaskan sample dengan
pemanasan yang tetap, setelah tercapai suhu tertentu nyala penguji (test
flame) diarahkan pada permukaan sample. Test flame ini terus diarahkan
pada permukaan sample dengan berganti-ganti sehingga mencapai atau
terjadi semacam ledakan karena adanya tekanan dan api yang terdapat pada
test flame akan mati. Inilah yang disebut dengan flash point.
Penentuan flash point ini sebagai kelanjutan dari flash point dimana
apabila contoh akan terbakar / menyala kurang lebih lima detik maka lihat
suhunya sebagai fire point. Penentuan titik nyala tidak dapat dilakukan
padaproduk-produk yang volatile seperti gasolin dan solven-solven ringan,
karena mempunyai flash point dibawah temperatur normal.
Semula penentuan flash point dan fire point ini dimaksudkan untuk
keamanan dimana orang yang bekerja tanpa kuatir akan terjadinya
kebakaran, tetapi perkembangannya yaitu dapat mengetahui mudah tidaknya
minyak tersebut menguap.

6.3. ALAT DAN BAHAN


6.3.1. Alat
1. Tag closed tester.
2. Shield ukuran 46 cm luas dan 61 cm tinggi , terbuka dibagian
depan.
3. Thermometer.
4. Korek api.
5. Tabung gas.

35
Gambar 6.1 Tag closed tester

Gambar 6.2 Thermometer4)


6.3.2. Bahan
1. Sampel minyak.

Gambar 6.3 Sampel minyak (crude oil)

36
Gambar 6.4 Korek Api4)

6.4. PROSEDUR PERCOBAAN

37
Untuk minyak dengan titik nyala 55F atau yang lebih tinggi, mengisi bath dengan
air hingga tumpah, untuk minyak yang mempunyai titik nyala rendah digunakan
cairan yang berupa campuran air dengan etiline glikol atau cairan dengan
viskositas yang rendah dan mempunyai titik beku yang rendah pula. Temperatur
didalam cairan harus berada pada temperatur lebih kurang 20F dibawah
perkiraan titik nyala dari sample.

Mengisi mangkok hingga batas dengan sample kira-kira 50 ml. Membersihkan


minyak yang membasahi dinding mangkok diatas level minyak (sample) dan pada
penutupnya, bila perlu sample mendinginkan /memanaskan hingga kurang lebih
60F atau 20F dibawah titik nyala yang diperkirakan, memasang lid yang telah
diberi thermometer kedalam bath.

Menyalakan test flame, mengatur nyala pada test flame sehingga mencapai
ukuran sebesar bead yang terdapat pada penutup, mengatur pula kenaikan
temperatur sebesar 1 setiap 30 detik.

Jika temperatur sample didalam test cup 10F dibawah titik nyala yang
diperkirakan, maka menyulutkan test flame pada mangkok dengan interval
tertentu hingga penyulutan test flame padam, dan mencatat temperatur pada
termometer.

Menentukan titik bakar, melanjutkan pemanasan dan menyulutkan test flame


hingga sample terbakar lima detik atau ditandai dengan membesarnya api pada
test flame dan mencatat temperaturnya sebagai titik bakar.

6.5. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

38
6.5.1 Data Percobaan
Analisa Temperatur
Flash point 90 ℃ 194 ℉
Fire point 95 ℃ 203 ℉

6.5.2 Perhitungan
a. Penentuan titik nyala (flash point)
T = 90 °C
o


F= ( 59 x 90)+32=194 Fo

b. Penentuan titik bakar (fire point)


T = 95 °C
o


F= ( 59 x 95)+32=203 Fo

6.6. PEMBAHASAN

Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan titik nyala dan titik bakar
dari crude oil untuk mengantisipasi terbakarnya fluida yang megalir dalam
flowline. Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan Ini adalah tag
closed tester, shield, thermometer, korek api, tabung gas, sampel minyak.
Fire point adalah suhu terendah dimana uap minyak bumi dan produknya
akan menyala dan terbakar secara terus menerus kalau terkena nyala api
pada kondisi tertentu. Flash point adalah suhu terendah di mana minyak (uap
minyak) dan produknya dalam campuran dengan udara akan menyala
apabila terkena percikan api kemudian mati kembali.
Dari percobaan kali ini ditemukan hasil dari percobaan yaitu flash point
dengan temperatur 90 °C dan 194 °F. Dan fire point dengan temperatur 95 °
C dan 203 ° C. Flash point ditentukan dengan cara memanaskan sampel
dengan pemanasan yang tetap, setelah tercapai suhu tertentu maka minyak
mentah akan menguap. Fire point ditentukan sebagai kelanjutan dari
penentuan flash point di mana sampel akan terbakar atau menyala selama
lebih kurang lima detik maka suhu pada saat itu disebut sebagai titik bakar
(fire point) suatu minyak mentah.
Pada awalnya penentuan flash point dan fire point ini dimaksudkan
untuk menentukan tingkat keamanan kerja, sehingga orang yang bekerja
tidak merasa kuatir akan terjadinya kebakaran, akan tetapi pada
perkembangannya digunakan untuk mengetahui mudah tidaknya minyak
tersebut bisa menguap.

39
6.7. KESIMPULAN

1. Flash point atau titik nyala adalah suhu terendah di mana minyak/uap
minyak dan produknya dalam campuran dengan udara akan menyala
apabila terkena percikan api kemudian mati kembali.
2. Fire point adalah suhu terendah di mana uap minyak bumi dan
produknya akan menyala dan terbakar secara terus menerus kalau terkena
nyala api pada kondisi tertentu.
3. Ditemukan hasil percobaan yaitu flash point 90 °C dan 194 ° F. Dan fire
point 95 ° C dan 203 ° F.
4. Flash point dan fire point dimaksudkan untuk menentukan tingkat
keamanan kerja, sehingga orang yang bekerja tidak merasa kuatir akan
terjadinya kebakaran

40
BAB VII
PENENTUAN VISCOSITAS KINEMATIK

41
SECARA COBA-COBA (TENTAIVE METHOD)

7.1. TUJUAN PERCOBAAN

Menentukan viskositas kinematik untuk cairan Newtonian pada


berbagai temperatur.

7.2. TEORI DASAR

Viskositas kinematik merupakan waktu aliran atau eflux timer teratur.


Alat ini dikalibrasikan dengansuatu minyak standar yang mempunyai
viskositas yang ditentukan dengan cara referensi terhadap air didalam
Master Viskosimeter atau dengan perbandingan langsung dengan
Viskosimeter yang dikalibrasikan secara teliti. Sample dengan volume
tertentu dan temperatur tertentu dialirkan melalui pipa kapiler yang telah
dikalibrasi dan waktunya telah diukur.
Viskositas dinamis atau viskositas absolut unit cgs dari viskositas
dinamis (Va) adalah poise, yang mana mempunyai dimensi gram / cm /
detik. Viskositas kinematik (Vk) adalah viskositas dinamik dibagi dengan
densitas (Va / d ), dimana keduanya diukur pada temperatur yang sama.
Unit dari viskositas kinematik adalah stoke, yang mempunyai dimensi
cm2 / detik, tetapi dalam industri perminyakan biasanya dinyatakan dengan
centi stoke (stoke / 100). Cairan Newtonian (sample) adalah cairan yang
mempunyai perbandingan yang proposional antara shear rate dengan shear
stressnya.
Hubungan antara tekanan resevoir dengan viscositas minyak pada
temperatur tetap digambarkan dengan grafik berikut

42
Viscositas

Tekanan Reservoir Pb
Gambar 7.1Hubungan Antara Tekanan ReservoirDengan Viscositas Pada
Temperatur Sama

7.3. ALAT DAN BAHAN


7.3.1. Alat
1. Master Viskosimeter.
2. Viskosimeter.
3. Thermometer, yang mempunyai daerah pengukuran (range) seperti
dalam tabel ASTM Kinematik Thermometer.
4. Bath.
5. Timer.
6. Kalibrasi-kalibrasi sesuai dengan salah satu metode dibawah ini :

(Viscometer)

2)
Gambar 7.2 Viscometer

7.3.2. Bahan
1. Crude Oil

43
2. Air

Gambar 7.3 Sampel minyak (crude oil)2)

# Basic Calibration.
Menentukan waktu alir dalam detik dari destilasi air pada master
viscosimeter.Air harus mempunyai waktu alir minimum 200 detik pada
temperatur test. Kemudian hitung konstanta C dengan persamaan:
C = Vh1 / t
Dimana:
Vh 1 = viskositas kinematik (1,0038 cs pada 200C).
C = konstanta viscometer.
t = waktu alir, detik.
maka harga konstanta C dapat ditentukan: C = 1.0038 / t.
Kemudian tentukan viskositas sample hidrokarbon ke-1 yang lebih
viscous daripada air pada viskometer yang sama, kemudian
menggunakan harga viskositas diatas untuk kalibrasi pada viskometer
kedua dengan diameter yang lebih besar.
Gunakan persamaan :
C = Vh2 / t
Dimana :Vh2 = Viskositas kinematik dari hidrokarbon yang digunakan
untuk kalibrasi.
t = Waktu alir, detik.

44
Setelah viskometer kedua dikalibrasi, harga viskositas kinematik
dapat ditentukan untuk sample hidrokarbon dengan viscositas yang lebih
besar.Harga viskositas tersebut digunakan untuk menentukan kalibrasi
viscometer ketiga.Seperti pada viscometer kedua, jadi untuk viscometer
ketiga perlu dua hidrocarbon untuk menentukan konstanta
viscometernya.
# Kalibrasi viscometer dengan minyak standart.
Lihat Tabel 7.2.danTabel 7.3. Mengukur waktu aliran untuk cairan
(air destilasi, Tabel 7.2. dan Tabel 7.3 ). Minimum waktu alir untuk
setiap minyak standar pada setiap tabung yang dikalibrasi harus kurang
dari 200 detik.Koefisien viscometer B adalah koefisien energi kinematik
yang digunakan pada viskometer yang mempunyai aliran kapiler sangat
kecil dan konstanta C berharga 0.05 atau lebih kecil.
( t1+ t2)
B = ————— X { (Vh2 x t1) – (Vh1 x t2 ) }
(t22 x t12)
Dimana :
t1 = Waktu alir (minimum 200 detik) untuk hidrokarbon
yang mempunyai viskositas kinematik Vh1.
T2 = Waktu alir untuk hidrokarbon yang mempunyai viscositas
kinematik Vh2.
Menghitung konstanta :
Vh + (B/t)
C = —————
t
Dimana:
Vh = viscositas kinematik hidrokarbon yang digunakan untuk
kalibrasi.
B = Koefisien viscometer.

45
Terakhir hitung viscositas kinematik dari suatu hidrokarbon yang
diinginkan dalam centistoke, sebagai berikut:Viskositas kinematik (Vh) =
(C x t) – (B/t)

Tabel7.2 Viskositas Minyak Standard


Viscositas Approximate Kinematic Viscosity
Minyak
Standard -65°F 40°F 100°F 122°F 210°F
(ASTM)
S3 340 66 3
S6 6
S 20 20
S 60 60
S 200 200
S 600 600 280 32
S 2000 2000

Tabel 7.3 NBS Viscosity Standard


Viscositas Minyak Approximate Kinematic Viscosity
Standard (ASTM) 66°F 77°F 86°F 100°F 104°F 122°F
D 2.5 2.2 1.8
H 9.1 7.7 5.4
I 15 12 8
J 25 20 12
K 50 39 22
L 110 64 43
M 390 280 130
N 1600 1100 460
3800 2400
OB 7000
0 0
P 30000 22000 10000
7.4. PROSEDUR PERCOBAAN

Mengatur temperatur bath dengan thermometer berketelitian sampai dengan


0.02F, temperatur lebih besar dari 60F, atau dengan thermometer berketelitian
sampai dengan 0.05F untuk temperatur lebih kecil dari 60F.

Menyaring sample secukupnya dengan saringan 200 mesh atau penyaring lain
yang sesuai, untuk membuang partikel-partikel padat, atau air. Bila temperatur
kurang rendah menggunakan obat pengering.
46

Mengambil viscometer yang bersih dan kering dengan waktu alir lebih dari 200
Memasang pemegang viscometer didalam bath sampai viscometer mencapai
temperatur pengukuran yang diinginkan (selama 5 menit untuk mencapai
temperatur 210F).

Menggunakan alat penghisap untuk menaukan sample masuk kedalam pipa


kapiler sampai batas bawah sample kurang lebih 5 mm diatas garis batas atas
sampai dari viscometer (pada awal pengukuran).

Mencatat waktu yang diperlukan (dengan ketelitian 0,1 detik) sample untuk
bergerak (mengalir) dari garis batas atas (awal pengukuran).

Mencatat waktu yang diperlukan (dengan ketelitian 0.1 detik) sample untuk
bergerak (mengalir) dari garis batas atas (awalpengukuran) pada viscometer. Bila
waktu yang diperlukan kurang dari 200 detik, mengganti viscometer dengan
viscometer yang mempunyai pipa kapiler yang lebih kecil, mengulangi prosedur
tersebut.

Melakukan percobaan dua kali, bila hasil yang diperoleh dari kedua percobaan
sesuai dengan repeatabilitas, maka menggunakan harga ratarata untuk
menghitung viscositas kinematiknya.

Menghitung viscositas kinematik dalam centistoke

7.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

7.5.1 Data Percobaan

Sampel Air : 8 ml

47
Sampel Minyak I : 8 ml

Sampel Minyak 2A : 5 ml

Sampel Minyak 2B : 5 ml

Waktu Alir

Air I : 16 detik

Minyak I(TIA) : 43 detik

Minyak 2A(T2A) : 49 detik

Minyak 2B(T2B) : 79 detik

7.5.2 Perhitungan
 Menghitung Koefisien Viscometer (B)
B = T2A x T2B × [(Vh2 x T2A) – (Vh1 x T2B)]
T2B2 x T2A2
= 49 x 79 x [(4,3608 x 49) – (2,6961 x 79)
(79) 2 – (49) 2
= 49 x 79 x [ (213,6792) – (212,9919)]
(79) 2 – (49) 2
3.871 3.871
= x 0,6873 = x 0,6873 = 0,6927
6.241−2.401 3.040

 Menghitung Konstanta Alat Keseluruhan (C)


B
C = CA + CB = [ Vh1 + ¿ ) ] + [Vh2 + ( T 2B)¿

2 T2A T2B
2

0,6927 0,6927
= [2,6961 + ( ) ] + [ 4,3608 + ( )]
49 79
49 79

48
2
= [2,7102] + [4,3695]
49 79
2
= [0,0553] + [4,3695]
2
= 0,0553
 Menghitung Harga Viscositas Kinematik Untuk Saplle Minyak 1
Menentukan B/T
0,6927
B/T2A = = 0,0141
49

Menentukan 0,001 x c x T2A


= 0,001 x 0,0553 x 49 = 0,0027

Jika harga B/T ≥ 0,001 x C x T maka:


Viscositas Kinematik = C x T2A
= 0,0553 x 49
= 2,7097 cs
 Menghitung Harga Viscositas Kinematik Untuk Sample Minyak II
Menentukan B/T
0,6927
B/T2B = = 0,0087
29

Menentukan 0,001 x C x T2B


= 0,001 x 0,0553 x 79
= 0,0043 cs
Jika harga B/T ≥ 0,001 x C x T maka:
Viscositas Kinematik = C x T2B
= 0,0553 x 79
= 4,3687

49
7.6. PEMBAHASAN

Percobaan kali ini yaitu menentukan viskositas kinematika secara coba –


coba. Tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk menentukan
viskositas kinematik untuk cairan Newtonian pada berbagai temperatur.
Viskositas kinematika merupakan waktu aliran atau eflux timer teratur. Dari
percobaan yang dilakukan, diketahui bahwa viskositas minyak sangat
dipengaruhi oleh komposisi dari minyak itu sendiri (berpengaruh terhadap
fluida untuk mengalir). Di mana minyak berat memiliki viskositas yang
lebih tinggi daripada minyak ringan, sehingga dalam viscometer akan
memiliki waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan minyak ringan
(viskositas berbanding terbalik dengan kecepatan air/waktu alir).
Selain itu, waktu alir juga sangat dipengaruhi oleh temperatur sample,
tekanan yang bekerja pada sample, serta banyaknya kandungan gas yang
ada pada sampel (minyak). Dalam percobaan ini praktikkan harus melihat
skala suhu pada termometer dan mempertahankan supaya suhu tetap
konstan seperti yang dinginkan. Selain itu, faktor kebersihan alat perlu
dipertahankan akar tidak mempengaruhi hasil viskositas kinematik minyak.
Pada dasarnya besarnya viskositas kinematik dapat dipengaruhi oleh
beberapa hal, seperti besarnya koefisien viskometer (B), konstanta alat
keseluruhan (C). Dalam percobaan kali ini, terdapat hasil viskometernya (B)
0,6927 dan terdapat hasil konstanta peralatan keseluruhan (C) 0,0553 dan
terdapat harga viskositas kinematik sampel minyak I 0,0027.Jadi, semakin
lama waktu alir yang dibutuhkan oleh fluida maka semakin besar viscositas
kinematiknya dan sebaliknya.

7.7. KESIMPULAN

1. Viscositas kinematik merupakan eflux cairan atau waktu aliran teratur.


2. Ada dua macam viscositas yaitu viscositas dinamik dan kinematik.
3. Viscositas minyak sangat dipengaruhi oleh komposisi dari minyak itu
sendiri (berpengaruh terhadap fluida untuk mengalir)
4. Semakin berat jenis minyak, maka semakin besar viscositas minyak
tersebut, yang berarti minyak tersebut memiliki komposisi yang semakin
kompleks.
5. Viskositas kinematik dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti
besarnya koefisien viscometer(B), konstanta alat keseluruhan (C).

50
BAB VIII
PENENTUAN VAPOUR PRESSURE

51
8.1. TUJUAN PERCOBAAN

Untuk menentukan besarnya uap (vapour pressure) pada temperatur tertentu.

8.2. TEORI DASAR

Penentuan harga tekanan uap (vapour pressure) adalah digunakan


untuk menentukan harga tekanan uap atau gas dari minyak cair yang
digunakan atau diproduksi pada temperatur 100˚F.
Tekanan uap didefinisikan sebagai partikel tekanan uap yang berada
dalam keseimbangan fasa cairannya.Keseimbangan dicapai dalam wadah
tertutup yaitu bila molekul yang meninggalkan fasa cair
tersebut.Keseimbangan ini disebut keseimbangan dinamis.Tekanan uap
sebagai fungsi suhu, dimana suhunya makin tinggi semakinbesar energi
kinetiknya, yang berbanding lurus.Sehingga makin banyak molekul yang
meninggalkan fasa cair tersebut menjadi tekanan uap maka zat cair
bertambah dengan kenaikan temperatur.Karena jumlah molekul uap
bertambah dan molekul uap bertambah besar.Harga tekanan uap dapat
ditentukan dengan beberapa metode salah satunya dengan metode langsung.

8.3. ALAT DAN BAHAN


8.3.1. Alat
1. Pressure gauge.
2. Chamber.
3. Cup.
4. Water bath.
5. Water bath thermometer.
6. Temperatur regulator.

52
Gambar 8.1. Alat – Alat Penentuan Vapour Pressure2)

8.3.2. Bahan
1. Crude Oil
2. Air

Gambar 8.2 Sampel minyak mentah ( Crude oil )2

53
8.4. PROSEDUR PERCOBAAN

Mengambil sample minyak sebanyak yang diperlukan.

Memasukan kedalam cup sampai penuh.

Menggabungkan dengan rangkaian chamber, pressure gauge.

Memasukan air kedalam water bath sampai batas.

Memanaskan dengan menghubungkan pada arus listrik.

Mencatat perubahan tekanan pada pressure gauge pada suhu yang telah
ditentukan (40F, 50F, 60°F dan 70F)

54
8.5 HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
8.5.1 Data Percobaan
Tabel 8.1 Hasil percobaan sampel minyak 1 dan minyak 2
Sampel

8.5.2 Perhitungan

- Sampel minyak 1
30℃ = 1,2 atm x 14,7 = 17,6 psi
50 ℃= 1,5 atm x 14,7 = 22,0 psi
70 ℃= 2,1 atm x 14,7 = 30,8 psi
- Sampel minyak II
30℃ = 0,5 atm x 14,7 = 7,35 psi
50 ℃= 0,9 atm x 14,7 = 13,2 psi
70 ℃= 1,5 atm x 14,7 = 22,0 psi

8.6. PEMBAHASAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan besarnya tekanan


uap (vapour pressure) pada temperatur tertentu. Prinsip kerja dari
percobaan ini adalah pemanasan, dimana sampel yang dipanaskan maka
temperaturnya akan naik dan tekannya bertambah besar. Alat dan bahan
yang digunakan pada percobaan ini adalah pressure gauge, chamber, cup,
water bath, water bath thermometer, temepratur regulator. Percobaan ini
diawali dengan menyiapkan dua sampel minyak, sampel I dan sampel II.
Masing – masing sampel dituang kedalam cup sampai terisi penuh,
kemudian susun rangkaian peralatan vapor pressure. Water bath diisi air
sampai garis batas dan diletakan dalam chumber bersama dengan cup
bersisi sampel. Penambahan air ini bertujuan untuk meratakan panas saat

55
dipanaskan bersama dengan sampel. Hubungkan alat vapour pressure
dengan sumber listrik lalu catat tekanan uap pada suhu 40℃, 50℃, 70 ℃.
Dari percobaan ini didapatkan hasil pada sampel I berturut – turut adalah
17,6 psi, 22,0 psi, 30,8 psi. Sedangkan untuk sampel II didapatkan hasil
berturut – turut yaitu 7,35 psi, 13,2 psi, 22,0 psi. Dari percobaan ini
terlihat bahwa tekanan uap sampel I lebih besar dibandingkan dengan
sampe II, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel I jenis minyak yang
lebih berat dibandigkan sampel II.
Dalam industri perminyakan vapour pressure diguakan dilapangan
untuk mengetahui suhu tekanan dari minyak yang akan memudahkan kita
pada saat proses produksi karena suhu dan tekanan memilki arah tujuan
yang sama.

8.7. KESIMPULAN

1. Prinsip kerja dari percobaan ini adalah pemanasan, dimana sampel yang
dipanaskan maka temperaturnya akan naik dan tekannya bertambah besar.
2. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan besarnya tekanan uap
(vapour pressure) pada temperatur tertentu.
3. Pada sampel I menghasilkan vapour pressure sebesar 17,6 psi, 22,0 psi,
30,8 psi, sedangkan samel II menghasilkan vapour pressure 7,35 psi, 13,2
psi, 22,0 psi.
4. Dari percobaan ini terlihat bahwa tekanan uap sampel I lebih besar
dibandingkan dengan sampel II, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampe
I jenis minyak yag lebih berat dibandingkan sampel II.
5. Dalam industri perminyakan vapour pressure digunakan dilapangan untuk
mengetahui suhu, tekanan.

56
57
BAB IX
ANALISA KIMIAWI AIR FORMASI

9.1. TUJUAN PERCOBAAN


Untuk menentukan besarnya harga indeks stabilitas guna mengetahui
tingkat pengendapan perkaratan yang disebabkan oleh air formasi.

9.2. TEORI DASAR


Air formasi disebut pula dengan oil field water atau connate water
atau interstitial water yaitu air yang terproduksi bersama-sama dengan
minyak dan gas, karena adanya gaya dorong dari air (water drive) yang
mengisi pori-pori yang ditinggalkan minyak. Air formasi hampir selalu
ditemukan didalam reservoir hidrokarbon.Air formasi diperkirakan berasal
dari laut yang ikut terendapkan bersama sengan endapan sekelilingnya,
karena situasi pengendapan batuan reservoar minyak terjadi pada
lingkungan pengendapan laut.
Keberadaan air formasi akan menimbulkan gangguan pada proses
produktifitas sumur, tetapi walau demikian keberadaan air formasi juga
mempunyai kegunaan cukup penting, antara lain :
1. Untuk mengetahui penyebab korosi pada peralatan produksi suatu sumur.
2. Untuk mengetahui adanya scale formation.
3. Untuk dapat menentukan sifat lapisan dan adanya suatu kandungan
yodium dan barium yang cukup besar dan dapat digunakan untuk
mengetahui adanya reservoar minyak yang cukup besar.
Adapun kesulitan yang ditimbulkan karena adanya air formasi adalah :
1. Adanya korosi
2. Adanya solid deposit
3. Adanya scale formation
4. Adanya emulsi
5. Adanya kerusakan formasi

58
9.3. ALAT DAN BAHAN
9.3.1. Alat
1. Pipet
2. Gelas ukur
3. Kertas lakmus
4. Alat titrasi

Gambar 9.1. Alat titrasi2)

9.3.2. Bahan
1. Air suling
2. Air formasi
3. Metyl Orange
4. Larutan buffer
5. KCrO

6.
AgNO 3
7. H2SO4

Gambar 9.2 Larutan buffer4)

59
9.4. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Penentuan pH

Dengan menggunakan pH paper strip dapat langsung menentukan harga pH dari


sample setelah mencocokkan warna pada standart pH paper strip, makan
diperlukan kejelian dalam memilih dan mencocokkan warna paper strip.

Dengan alat ukur elektrolit, kalibrasi alat sebelum digunakan dengan cara :
mengisi botol dengan larutan buffer yang telah diketahui harga pH-nya,
memasukkan elektroda pada botol yang berisi larutan buffer. Memutar tombol
kalibrasi sampai digit menunjukkan harga pH larutan buffer.

Mencuci botol dan elektrodanya sebelum digunakan untuk menguji sample


dengan air destilasi untuk mencegah terjadinya kontaminasi.

B. Penentuan Alkalinitas

Alkali dari suati cairan biasa dilaporkan sebagai ion CO 3 ,


HCO3 , dan OH

, dengan mentitrasiair sample dengan larutan
asam lemah dan larutan indicator. Larutan penunjuk (indicator) yang

digunakan dalam penentuan kebasahan CO 3 dan OH

adalah
Phenolptalein (PP), sedangkan Metyl Orange (MO) digunakan sebagai

indicator dalam penentuan HCO−3 .

60
Prosedur Percobaan

Mengambil contoh air pada gelas titrasi sebanyak 1 cc dan menambahkan


larutan PP sebanyak 2 tetes.

Mentritasi dengan larutan H2SO4 0.02 N sambil digoyang. Warna akan berubah
dai pink menjadi jernih. Mencatat jumlah larutan asam tersebut sebagai Vp.

Menetesi lagi dengan 2 tetes MO, warna akan berubah menjadi orange.

Mentritasi lagi dengan H2SO4 0.02 N sampai warna menjadi merah / merah
muda. Mencatat banyaknya larutan asam total yaitu : jumlah asam (2) + asam 4
sebagai Vm

C. Perhitungan
Kebasahan P = Vp / banyaknya cc contoh air
Kebasahan M = vm / banyaknya cc contoh air
Tabel 9.1 Rumus Perhitungan Dari Hasil P &M

− − −
HCO3 CO 3 OH

61
P=0 M*20 0 0
P=M 0 0 20*P
P=M 0 40*P 0
2P < M 20*(M-2P) 40*P 0
2P > M 0 40*(M-P) 20*(2P-M)

C.1. Penentuan Kalsium dan Magnesium


Untuk menentukan kandungan Ca dan Mg perlu terlebih dahulu
menentukan kesadahan totalnya.

C.1.1.Prosedur Penentuan Kesadahan Total


 Mengambil 20 ml air suling dalam gelas titrasi, tambahkan 2 tetes
larutan buffer kesadahn total, dan 1 tetes larutan indicator. Warnanya
harus biru asli (vivid blue) atau jernih sekali kalau terdapat warna
kemerah-merahan, tetesi sedikit dengan larutan titrasi kesadahan total
(1 ml = 2 epm) sambil digoyang hingga warna biru asli (jernih).
Jangan sampai berlebihan, volume titrasi ini tidak dihitung.
 Menambah 5 ml contoh air, warna akan berubah merah (bila
kesadahan memang ada).
 Mentitrasi dengan larutan kesadahan total (1 ml = 20 epm) tetes demi
tetes sambil digoyang hingga warna berubah menjadi biru asli (jernih).
Catat volume titrasi dan hitung kesadahan totalnya.
Perhitungan :
 Bila menggunakan larutan 1 ml = 2 epm
Kalsium, me/L = vol. Titrasi * 2
Vol. Contoh air
 Bila menggunakan larutan 1 ml = 20 epm
Kesadahan total, me/L = vol. Titrasi * 20
Vol. Contoh air

62
 Kesadahan total sebagai = kesadahan total, me/L*50CaCO3, me/L.

C.1.2. Prosedur Penentuan Kalsium (Ca)


 Mengambil 20 ml air suling, tambah 2 tetes larutan buffer calver dan 1
tepung indicator calcer II, warna akan berubah menjadi cerah. Bila
warnanya kemerahan, titrasi dengan larutan kesadahan total sampai
warna kemerahan hilang.
 Menambahkan 5 cc air yang dianalisa. Bila ada Ca warna larutan
berubah menjadi kemerahan.
 Titer dengan larutan titrasi kesadahan total (1 ml = 20 epm) sambil
digoyang sehingga warna berubah menjadi biru cerah (jernih). Catat
volume titrasi.
Perhitungan :
 Bila menggunakan larutan 1 ml = 2 epm
Kalsium, me/L= ml liter * 2
ml contoh air
 Bila menggunakan larutan 1 ml = 20 epm
Kalsium, me/L= ml liter * 20
ml contoh air
 Konversi kadar Ca dalam mg/L = Ca, mg/L * 20

C.1.3. Prosedur Penentuan Magnesium (Mg)


Magnesium ditentukan dengan cara sebagai berikut:
Magnesium, me/L = (kesadahan total, me/L) – (kalsium, me/L)
Magnesium, me/L = Magnesium, me/L*12,2
C.1.4. Penentuan Klorida
Unsur ion baku ditemukan dalam formasi ialah Cl, yang
konsentrasinya lemah sampai pekat. Metode Mohr selalu digunakan
dalam penentuan kadar klorit, tanpa perbaikan nilai PH. Cara pengujian
dapat ditentukan untuk fluida yang bernilai PH antara 6 sampai 8,5 dan
hanya ion SO yang sering mengganggu.gangguan ini dapat diketahui dari

63
warna setelah titrasi dengan larutan AgNO3warna abu-abu sampai hitam.
Bila hal dapat diketahui sebelumnya, ion ini dapat dihilangkan dengan
cara mengasamkan contoh air yang akan diperika dengan larutan asam
senyawa (HNO) dan dimasak selama 10 menit. Setelah didinginkan,
naikkan PH sampai 6 sampai 8,5 dengan NaOH. Larutan buffer
kesadahan total atau larutan buffer Calver, dan tidak sekali-sekali
mengurangi PH dengan HCl.

Prosedur Percobaan :
 Mengisi 20 ml air sample pada gelas titrasi, tambahkan 5 tetes KCrO,
dan warna larutan akan menjadi bening.
 Titer dengan larutan AgNO31 ml = 0,001g Cl sambil digoyang sampai
warna menjadi cokelat kemerahan. Tunggu sebentar sampai warna
tidak berubah lagi.Catat banyaknya AgNO3yang dipergunakan.
 Jika menggunakan AgNO30,001 N maka:
Kadar Cl, mg/L = ml liter * 1000
ml contoh air
 Jika menggunakan AgNO3 0.01 N maka:
Kadar Cl, mg/L = ml liter * 10000
ml contoh air

C.1.5. Penentuan Sodium


Sodium tidak ditentukan di lapangan, karena nilai sodium tidak
dapat di anggap nilai yang nyata atau absolut.
Perhitungannyaialahdengan pengurangan jumlah anion dengan jumlah
kation dengan me/L. Kesadahan total tidak dimasukkan dalam
perhitungan ini.

Prosedur percobaan :
 Mengkonversikan mg/L anion menjadi me/L dan jumlahkan harganya.
Anion, mg/L = Cl‾ .mg/L + SO‾4 .mg/L+ CO‾3 . mg/L+

64
35,5 48 30
HCO‾3 . mg/L+ OH‾ . mg/L
61 17
 Mengkonversikan mg/L menjadi me/L. jumlahkan harganya.
Kation, mg/L = [ Ca++ . mg/L + Mg++ . mg/L + Fe++ .mg/L+
20 12,2 18,6
Ba++ . mg/L ]
68,7
 Kadar Sodium (Na).mg/L = ( Anion –  Kation) *23

9.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

9.5.1 Data Percobaan


Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
Spesific gravity 1,037 1,037 1,037
( SG )
Derajat 2 8 7
keasaman
( ph)
Total padatan 0,008 gr 0,0072 gr 0,0054
Kandungan zat 3,476 4,74 3,79
organik
Anion Ppm Ppm Ppm
HCO 3 - 200 190
SO -2 133,348 4527,27 2016,69
CI- 5,25 568 475,7

Kation Ppm Ppm Ppm


Mg+2 423 354 421
Fc+2 - - -
Na+2 2,924 2927,8 625,12
Ca+2 153 768 320

9.5.2 Perhitungan
 Air formasi sampel 1

65
Ph = 2
Ca+2 = 153
HCO -3 = 120
Ionic Strength = 0,022462
Nilai k suhu 30℃ = 2,2 @ 50℃ = 2,4
PCa = 4,5977 – 0,4337 ln ( ca+2 )
= 4,5977 – 0,4337 (5,03)
= 2,415
PAIK = 4,139 – 0,4375 ln ( HCO-3 )
= 4,139 – 0,4375 ( 120 )
= 2,72
SI 30℃ = PH – K - Pca – PAIK
= 2 – 2,2 – 2,2145 – 2,72
= -5,335
SI 50℃ = 2 - 2,4 – 2,415 – 2,72
= -5535
 Air formasi sampel 2
Ph = 8
Ca +2 = 768
HCO -3 = 200
Ionic strength = 0,21363
Nilai K suhu 30℃ = 2,2 @ 50 ℃ = 2,4
Pca = 4,5977 – 0,4337 ln ( Ca+2 )
= 4,5977 – 0,4337 (768)
= 1,714
PAIK = 4,859 – 0,4375 ln (HCO -3 )
= 2,495
SI 30℃ = PH – K - Pca – PAIK
= 8 – 2,2 – 1,714 – 2,495
= 1,791
SI 50℃ = 8 – 2,4 – 1,714 – 2,495

66
= 1,391
 Air formasi sampel 3
Ph = 7
Ca +2 = 320
HCO -3 = 190
Ionic Strength = 0,0850
Nilai K suhu 30℃= 2,4 @ 50 ℃ = 1,9
Pca = 4,5972 – 0,4337 ln ( Ca +2 )
= 2,095
PAIK = 4,8139 – 0,4375 ln ( HCO -3 )
= 2,845
SI 30℃ = PH – K - Pca – PAIK
= 7- 2,4 – 2,095 – 2,845
= -0,34
SI 50℃ = 7 – 1,9 – 2,095 – 2,845
= 0,16

9.8. PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini yaitu tentang analisa kimiawi air formasi.
Yang bertujuan untuk menentukan besarnya harga indeks stabilitas guna
mengetahui tingkat pengendapan perkaratan yang disebabakan oleh air
formasi. Jika perhitungan indeks stabilitas (SI) diperhitungkan kali ini
maka menghasilkan suatu angka – angka, maka dapat diketahui sifat –
sifat dari air formasi yang diketahui dengan memperhatikan hubungan
antara pH air formasi, tenaga ion keseluruhan, temperatur serta pca dan
palk, dimana SI menunjukan hasil yang positif, maka pada temperatur
tersebut akan cenderung membentuk scale. Sebaliknya, jika SI
menunjukan hasil negatif maka pada temperatur tersebut air formasi akan
cenderung untuk membentuk korosi pada alat – alat produksi, akan tetapi
jika SI dalam keadaan setimbang dimana tidak terbentuk scale maupun
korosi.
Secara garis besar, penelitian air formasi ini akan dapat memberikan
informasi mengenai seberapa banyak kadar unsur dan ion yang terkandung
dalam air formasi tersebut, sehingga dapat digunakan untuk

67
mengantisipasi, dampak berupa kerusakan terhadap pencegahan scale,
korosi maupun alat – alat produksi lainnya akibat adanya scale dan korosi.
Dari percobaan ini ditemukan hasil perhitungan untuk sampel I yaitu
SI 30℃ -5,335 dan SI 50℃ yaitu -5,535. Sedangkan untuk sampel II
yaitu SI 30℃ 1,791 dan 50 ℃ yaitu 1,391. Dan untuk sampel III pada SI
30℃ yaitu -0,34 dan SI 50℃ yaitu 0,16.

9.9 KESIMPULAN
1. Faktor – faktor yang sangat mempengaruhi dalam penentuan tigkat
pengendapan dan pelarutan dalam air formasi adalah Ph, temperatur, serta
total tenaga ion keseluruhan dari formasi tersebut.
2. Harga SI yang positif menunjukan bahwa masalah pada produksi adalah
difat yang timbul dari air formasi yang bersifat korosif.
3. Harga SI yang negatif menunjukan bahwa masalah pada produksi adalah
sifat yang timbul dari air formasi yang bersifat membentuk scale.
4. Ditemukan hasil perhitungan untuk sampel I yaitu pada SI 30℃ adalah
-5,335 dan SI 50℃ yaitu -5,535,sedangkan untuk sampel II yaitu SI 30℃
1,791 dan 50 ℃ yaitu 1,391. Untuk sampel III pada SI 30℃ yaitu -0,34
dan SI 50℃ yaitu 0,16.

68
BAB X
PEMBAHASAN UMUM
Analisa fluida reservoir adalah tahapan analisa setelah minyak mentah
atau crude oil diambil dari sumur. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
menentuka kualitas minyak yang nantinya akan berpengaruh terhadap harga
minyak yang dihasilkan pada suatu reservoir produksi tersebut. Analisa fluida
reservoir
Meliputi : penentuan kandungan air dengan dean & stark method, penentuan
kandungan air dan endapan (BS&W) dengan centrifuge tabung besar, penentuan
specific grafity, penentuan titik kabut, titik tuang dan titik beku, penentuan titik
nyala dan titik bakar dengan tag closer tester, penentuan viskositas kinematic,
penentuan vapour pressure, dan analisa kimiawi air formasi.
Crude oil yang dihasilkan dari dalam sumur pemboran tidak semua
mengandung minyak, tetapi juga mengandung campuran air dan gas.
Air sering terkandung didalam minyak mentah atau crude oil sebagai fasa
cair bersama-sama dengan minyak atau gas yang terlarut didalamnya. Elemen
minyak bumi atau crude oil antara lain: Carbon, Hidrogen, Belerang, Nitrogen,
dan Oksigen, dimana elemen-elemen ini akan membentuk minyak bumi maupun
air. Kandungan air yang terdapat didalam minyak bumi atau crude oil akan
menyebabkan viscositas minyak bumi berbeda-beda satu tempat dengan lainnya.
Disamping itu gas juga mempengaruhi terhadap kekentalan minyak bumi.
Kandungan air ini perlu ditentukan agar bisa diketahui berapa prosentase
kandungan air ini didalam minyak bumi melalui percobaan di laboratorium.
Biasanya minyak bumi yang ditentukan kandungan airnya dengan cara ini berasal
dari crude oil yang sudah ada didalam tangki. Salah satu fungsi dari penentuan

69
kandungan air ini yaitu bisa dipakai untukmelihat kualitas crude oil yang nantinya
akan dapat berhubungan dengan harga jualnya.
Jika kandungan airnya banyak maka mutu dari crude oil tersebut adalah
jelek sehingga harga jualnya semakin rendah ataupun sebaliknya.
Dari percobaan ini kita dapat mengetahui bahwa kandungan air dalam
sampel minyal suatu sumur ternyata dapat berbeda-beda.Faktor-faktor yang
mempengaruhi kandungan air dan endapan dalam crude oil antara lain :
1. Penyebaran air yang tidak merata dalam batuan reservoir
2. Kondisi dari formasi (kompak atau tidak kompak)
Selain mengandung air, crude oil juga mengandung endapan yang berupa
pasir dan butiran-butiran yang berasal dari reservoir. Endapan tersebut akan
masuk ke lubang bor dan akan ikut naik ke permukaan.
Percobaan Dean & Stark Method bertujuan untuk menentukan kandungan
air dalam minyak perlu dilakukan untuk menentukan kualitas minyak sehingga
dapat ditentukan harga minyaknya. Semakin besar kandungan air dalam minyak,
maka semakin buruk kualitasnya. Begitu pula sebaliknya. Apabila air bersifat
basa, dapat menyebabkan scale. Scale adalah kristalisasi atau pengendapan
mineral. Scale dapat ditanggulangi dengan acid washing (HCI/HF), metode
pigging dan menggunakan scale inhibator. Apabila air bersifat asam, dapat
menyebabkan korosi. Korosi dapat dicegah dengan corrosin inhibator,
perlindungan katodik dan perlapisan (coating). Aplikasi lapangan dari metode ini
adalah untuk mengetahui kualitas dari minyak/crude oil. Selain itu juga dijadikan
salah satu pertimbangan dalam menentukan rancangan peralatan produksi.
Aplikasi lainnya dapat menentukan langkah perawatan, pencegahan dan
penanggulangan permasalahan produksi.
Penentuan kandungan air dan endapan (BS&W) dengan centrifuge. Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk menentukan kandungan air dan sedimen (BS&W)
dari crude oil. Prinsip dari percobaan ini adalah gaya gravitasi dan gaya
sentrifugal, dimana fluida yang memiliki densitas yang lebih besar akan
mengendap dibagian dasar centrifuge tube sehingga akan terbentuk tiga lapisan
yaitu air, minyak, padatan. Manfaat dalam industri migas dari percobaan ini yaitu

70
untuk menentukan berapa ml kandungan air dalam minyak tersebut dan padatan
yang ada dalam minyak tersebut.
Specific gravity cairan hidrokarbon (minyak) didefinisikan sebagai
perbandingan antara densitas minyak dengan densitas air yang diukur pada
tekanan dan temperatur yang sama.Biasanya specific gravity digunakan dalam
pembicaraan sifat cairan yaitu specific gravity pada temperatur 60°F dan tekanan
atmosfer 14,7 psia.
- Jika 10 – 20 °API = minyak berat
- Jika 20 – 30 °API = minyak sedang
- Jika ¿ 30 °API = minyak ringan
Minyak berat adalah minyak bumi yang mengandung senyawa hidrokarbon
berat lebih banyak daripada senyawa hidrokarbon ringan, sedangkan minyak
ringan adalah minyak bumi yang mengandung senyawa hidrokarbon berat yang
relatif lebih sedikit dibandingkan minyak berat. Biasanya temperatur reservoir
untuk minyak ringan berbeda dibawah temperatur kritis fluida hidrokarbonnya
dan warna cairannya gelap, percobaan kali ini berdasarkan perhitungan scale
crude oil ini termasuk kedalam minyak sedang karena, derajat °API ¿ 30 °.
Dari titik kabut, titik tuang, titik beku yang kita peroleh, kita dapat mengetahui
pada temperatur berapa minyak tersebut masih dapat mengalir, padatannya
mengkristal, hingga saat minyak membeku (tidak dapat mengalir lagi) sehingga
kita dapat mengantisipasinya dengan memasang heater pada jarak – jarak tertentu
pada pipa atau dengan memasang isolasi pada pipa untuk mempertahankan
temperaturnya dalam kondisi yang diinginkan minyak pada flowline tetap
mengalir lancar. Semakin berat titik kabut, titik beku, titik tuang maka °API kecil
dan menyebabkan minyak ini tergolong minyak berat. Minyak yang memiliki titik
beku rendah apabila berada dibawah temperatur reservoir maka akan membek,
pada saat transportasi dan menyebabkan penyumbatan pipa air dan menyebabkan
kerugian dalam produksi.
Percobaan ini adalah menentukan titik nyala dan titik bakar dari crude oil untuk
mengantisipasi terbakarnya fluida yang mengalir dalam flowline.

71
Fire point adalah suhu terendah dimana uap minyak bumi dan produknya akan
menyala dan terbakar secara terus - menerus kalau terkena nyala api pada kondisi
tertentu. Flash point adalah shu terendah dimana minyak ( uap minyak ) dan
produknya dalam campuran dengan udara akan menyala apabila terkena percikan
api kemudian mati kembali. Flash point ditentukan dengan cara memanaskan
sample dengan pemanasan yang tetap, setelah tercapai suhu tertentu maka minyak
mentah akan menguap. Fire point ditentukan sebagai kelanjutan dari penentuan
flash point dimana sample akan terbakar / menyala selama kurang lebih lima detik
maka suhu pada saat itu disebut titik bakar (fire point) suatu minyak mentah.
Penentuan fire point dan flash point ini dimaksudkan untuk menentukan tingkat
keamanan kerja, sehingga orang yang bekerja tidak merasa kuatir akan terjadinya
kebakaran, akan tetapi pada perkembangannya digunakan untuk mengetahui
mudah tidaknya minyak tersebut bisa menguap.
Viskositas kinematik merupakan waktu aliran atau eflux timer teratur. Tujuan
dari percobaan ini yaitu untuk menentukan cairan newtonian pada berbagai
temperatur. Dari percobaan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa viskositas
minyak sangat dipengaruhi oleh komposisi dari minyak itu sendiri (berpengaruh
terhadap fluida untuk mengalir). Dimana minyak berat memilki viskositas yang
lebih tinggi daripada minyak ringan, sehingga dalam viscometer akan memilki
waktu alir yang lebih lama jika dibandingakan dengan minyak ringan. Selain itu,
waktu alir juga sangat dipengaruhi oleh temperature sample, tekanan yang bekerja
pada sample, serta banyaknya kandungan gas yang ada pada sample (minyak).
Vapour pressure adalah digunakan untuk menentukan harga tekanan uap atau
gas dari minyak cair yang digunakan atau diproduksi pada temperatur 100 ℉ .
Prinsip kerja dari percobaan ini adalah pemanasan, dimana sample yang
dipanaskan maka temperaturnya naik dan tekanannya bertambah besar. Dalam
industri perminyakan vapour pressure digunakan dilapangan untuk mengetahui
suhu tekanan dari minyak yang akan memudahkan kita pada saat proses produksi
karena suhu dan tekanan memilki arah tujusn yang sama.
Analisa kimiawi air formasi, air formasi disebut pula dengan oil field water
atau connate water atau interstitial water yaitu air yang terproduksi besama – sama

72
dengan minyak dan gas, karena adany gaya dorong dari (water drive) yang
mengisi pori – pori yang ditinggalkan minyak. Diketahui sifat – sifat dari air
formasi yaitu diteliti dengan memperhatikan hubungan antara ph air formasi yang
diteliti dengan memperhatikan hubungan antara ph air formasi, tenaga ion
keseluruhan, temperatur serta pca dan palk, dimana SI menunjukan hasil yang
positif, maka dapat temperatur tersebut akan cenderung untuk membentuk scale.
Secara garis besar, penelitian air formasi ini akan dapat memberikan informasi
mengenai seberapa banyak kadar unsur dan ion yang terkandung dalam air
formasi tersebut, sehingga dapat digunakan untuk mengantisipasi dampak berupa
kerusakan terhadap prncrgahan scale, korosi maupun alat – alat produksi lainnya
akibat adanya scale dan korosi.

BAB XI
KESIMPULAN UMUM
1. Analisa fluida reservoir adalah tahapan analisa setelah minyak mentah atau
crude oil diambil dari sumur.
2. Crude oil yang dihasilkan dari dalam sumur pemboran tidak semua
mengandung minyak, tetapi juga mengandung campuran air dan gas.
3. Elemen minyak bumi atau crude oil antara lain: Carbon, Hidrogen, Belerang,
Nitrogen, dan Oksigen, dimana elemen-elemen ini akan membentuk minyak
bumi maupun air.
4. Selain mengandung air, crude oil juga mengandung endapan yang berupa pasir
dan butiran-butiran yang berasal dari reservoir. Endapan tersebut akan masuk
ke lubang bor dan akan ikut naik ke permukaan.
5. Scale adalah kristalisasi atau pengendapan mineral. Scale dapat ditanggulangi
dengan acid washing (HCI/HF), metode pigging dan menggunakan scale
inhibator.
6. Apabila air bersifat asam, dapat menyebabkan korosi. Korosi dapat dicegah
dengan corrosin inhibator, perlindungan katodik dan perlapisan (coating).

73
7. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kandungan air dan
sedimen (BS&W) dari crude oil.
8. Prinsip dari percobaan ini adalah gaya gravitasi dan gaya sentrifugal, dimana
fluida yang memiliki densitas yang lebih besar akan mengendap dibagian dasar
centrifuge tube sehingga akan terbentuk tiga lapisan yaitu air, minyak, padatan.
9. Specific gravity cairan hidrokarbon (minyak) didefinisikan sebagai
perbandingan antara densitas minyak dengan densitas air yang diukur pada
tekanan dan temperatur yang sama.
10. Minyak berat adalah minyak bumi yang mengandung senyawa hidrokarbon
berat lebih banyak daripada senyawa hidrokarbon ringan, sedangkan minyak
ringan adalah minyak bumi yang mengandung senyawa hidrokarbon berat
yang relatif lebih sedikit dibandingkan minyak berat.
11. Biasanya temperatur reservoir untuk minyak ringan berbeda dibawah
temperatur kritis fluida hidrokarbonnya dan warna cairannya gelap, percobaan
kali ini berdasarkan perhitungan scale crude oil ini termasuk kedalam minyak
sedang karena, derajat °API ¿ 30 °.
12. Dari titik kabut, titik tuang, titik beku yang kita peroleh, kita dapat mengetahui
pada temperatur berapa minyak tersebut masih dapat mengalir, padatannya
mengkristal, hingga saat minyak membeku (tidak dapat mengalir lagi)
sehingga kita dapat mengantisipasinya dengan memasang heater pada jarak –
jarak tertentu pada pipa atau dengan memasang isolasi pada pipa untuk
mempertahankan temperaturnya dalam kondisi yang diinginkan minyak pada
flowline tetap mengalir lancar.
13. Titik kabut adalah dimana padatan mulai mengkristal atau memisahkan diri
dari larutan bila minyak didinginkan.
14. Titik Tuang adalah temperatur terendahlah dimana minyak mentah dapat
tertuang setelah mengalami pembekuan.
15. Titik beku adalah temperatur terendah minyak sudah tidak dapat mengalir lagi.
16. Fire point adalah suhu terendah dimana uap minyak bumi dan produknya akan
menyala dan terbakar secara terus - menerus kalau terkena nyala api pada
kondisi tertentu.

74
17. Flash point adalah shu terendah dimana minyak ( uap minyak ) dan produknya
dalam campuran dengan udara akan menyala apabila terkena percikan api
kemudian mati kembali.
18. Penentuan fire point dan flash point ini dimaksudkan untuk menentukan
tingkat keamanan kerja, sehingga orang yang bekerja tidak merasa kuatir akan
terjadinya kebakaran, akan tetapi pada perkembangannya digunakan untuk
mengetahui mudah tidaknya minyak tersebut bisa menguap.
19. Vapour pressure adalah digunakan untuk menentukan harga tekanan uap atau
gas dari minyak cair yang digunakan atau diproduksi pada temperatur 100 ℉ .
20. Dalam industri perminyakan vapour pressure digunakan dilapangan untuk
mengetahui suhu tekanan dari minyak yang akan memudahkan kita pada saat
proses produksi karena suhu dan tekanan memilki arah tujusn yang sama.
21. Dari percobaan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa viskositas minyak
sangat dipengaruhi oleh komposisi dari minyak itu sendiri (berpengaruh
terhadap fluida untuk mengalir).
22. Air formasi disebut pula dengan oil field water atau connate water atau
interstitial water yaitu air yang terproduksi besama – sama dengan minyak dan
gas, karena adany gaya dorong dari (water drive) yang mengisi pori – pori
yang ditinggalkan minyak.
23. Secara garis besar, penelitian air formasi ini akan dapat memberikan informasi
mengenai seberapa banyak kadar unsur dan ion yang terkandung dalam air
formasi tersebut,

75
DAFTAR PUSTAKA
 Haryono, Sri. 2014. Analisa Fluida Reservoir. Yogyakarta. Universitas
Proklamasi 45.
 Pradana, Andika gusma. Penentuan kandungan air dengan Dean &
Stark Method, vol : 15, ( diunduh pada tanggal 16 oktober 2021 )
https://id.Scibd.com/document/359098637/PENENTUAN-
KANDUNGAN-AIR- DEANGAN- DEAN- STARK-METHOD

 Haryono Sri, ST, 2014. Modul Resmi Praktikum Analisa Fluida


Reservoir. Yogyakarta ; Universitas Proklamasi 45
https://id.scribd.com/document /bab-3-penentuan-kandungan-air-dan-
endapan-BS&W-dengan-centrifuge-method.
https://www.academi.edu/bab-III-penentuan-kandungan-air-and-
endapan-BS&W- dengan-centrifuge- tabung-besar.

 Haryono Sri, ST, 2014. Modul Resmi Praktikum Analisa Fluida


Reservoir. Yogyakarta ; Universitas Proklamasi 45
 Haryono, Sri. “Analisa fluida Reservoir”. Yogyakarta. Universitas
Proklamasi 45. 2014.
 Hendri. Analisa Fluida Reservoir. Jakarta. Blogspot. 2015. (diunduh
pada tanggal 16 oktober 2021).
Https://perminyakan33.blogspot.com/2015/04/penentuan-titik-kabut-
titk-tuang-titik-beku.
 Putrawan, Yudha. Analisa Inti Batuan. SCRIBD. 2016. (diunduh pada
tanggal 16 oktober 2021)
http://id.scribd.com/doc/305631392/titik-kabut-titik-beku-titik-tuang.
 Haryono, Sri, Analisa Fluida Reservoir, Yogyakarta. Universitas
Proklamasi 45. 2014

76
 Pepra. Penentuan Flash Point & Fire Point dengan Tag Close Tester.
Blogger 2012 (diunduh pada tanggal 24 oktober 2021)
https;//pepradewa.blogspot.com/2021/02/penentuan-flash-point-fire-
point-dengan hmtl?m=l.
 Haryono, Sri, Analisa Fluida Reservoir, Yogyakarta. Universitas
Proklamasi 45. 2014.
 Wulandari, suci. Penentuan viskositas secara coba – coba. 2017
(diunduh pada tanggal 24 oktober 2021)
https;//id.scribd.com/document/344840312/bab-7-penentuan-
viskositas-kinematik-secara-coba-coba.
 Haryono, Sri, Analisa Fluida Reservoir, Yogyakarta. Universitas
Proklamasi 45, 2014.
 Toaz. Penentuan Vapour Pressure. Blogspot. 2015.
(diunduh pada tanggal 20 oktober 2021)
https;//pdf coffe.com/bab-7-penentuan-vapour-pressure-pdf-free;html
 Haryono, Sri. Analisa Fluida Reservoir. Yogyakarta. Universitas
Proklamasi 45. 2014
 Wahyudi, Ari. Analisa Kimiawi Air Formasi. Scribe. 2016. (diunduh
pada tanggal 20 Oktober 2021)
https://id.scribd.com/doc/307545397/17-BAB-VIII-Analisa-kimiawi-
air-formasi.

77

Anda mungkin juga menyukai