Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

PENGUKURAN SATURASI FLUIDA

4.1 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui pengertian saturasi.
2. Menentukan nilai saturasi fluida.
3. Mengetahui nila Sg, Sw, dan So pada sampel batuan.
4.2 Teori Dasar
Dalam batuan reservoir minyak umumnya terdapat lebih dari satu macam
fluida, kemungkinan terdapat air, minyak, dan gas yang tersebar ke seluruh
bagian reservoir.

Ruang pori-pori batuan reservoir mengandung fluida yang biasanya terdiri


dari air, minyak dan gas. Untuk mengetahui jumlah masing-masing fluida, maka
perlu diketahui saturasi masing-masing fluida tersebut. Saturasi fluida batuan
didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori–pori batuan yang
ditempati oleh suatu fluida tertentu dengan volume pori–pori total pada suatu
batuan berpori.

Saturasi minyak ( So ) adalah :

volume pori−pori yang diisi oleh minyak


S o=
volume pori− pori total

Saturasi air ( Sw ) adalah :

volume pori−pori yang diisi air


Sw=
volume pori− pori total

Saturasi gas ( Sg ) adalah :

volume pori− pori yang diisi oleh gas


S g=
volume pori− pori total

47
Jika pori–pori batuan diisi oleh gas–minyak–air maka berlaku hubungan

Sg + So + Sw = 1

Jika diisi oleh minyak dan air saja maka :

So + Sw = 1

Faktor-faktor yang mempengaruhi saturasi fluida adalah :

1. Pada batuan yang mudah dibasahi oleh air atau water wet, harga saturasi air
cenderung tinggi pada porositas yang lebih kecil.
2. Akibat adanya perbedaan berat jenis gas, minyak dan air. maka umumnya
saturasi gas akan tinggi pada bagian atas dari jebakan (perangkap) reservoir,
begitu juga untuk saturasi air akan tinggi pada bagian bawah dari jebakan
atau perangkap reservoir dengan combination drive.
3. Produksi berlangsung karena adanya perubahan distribusi fluida. Jika
minyak diproduksikan maka tempatnya di dalam reservoir akan digantikan
oleh air atau gas bebas.

Gambar 4.1. Distribusi


saturasi mula-mula dalam
combination drive reservoir
4. Saturasi minyak dan saturasi gas sering dinyatakan dalam istilah ruang pori-
pori yang diisi oleh hidrokarbon. Jika contoh volume batuan adalah V dan
ruang pori-pori adalah Ø x V maka ruang pori-pori yang diisi oleh
hidrokarbon adalah :

So.V.Ø+ Sg.V.Ø = (1 - Sw)V. Ø

Dimana : So = saturasi minyak

Sg = saturasi gas

48
Sw = saturasi gas

Dalam proses produksi selalu ada sejumlah minyak dan gas yang tidak
dapat diambil dengan teknik produksi yang paling maju yang dikenal dengan
istilah residual oil saturation (Sor) atau critical oil saturation (Soc), sedangkan
untuk gas dikenal dengan Sgr atau Sgc.

Air yang selalu terdapat di dalam ruang pori-pori batuan pada reservoir
minyak dan gas di atas zona transisi disebut dengan air connate. Dalam proses
produksi air tersisa disebut Swr atau Swc atau Swir.

Gambar 4.2. Variasi Pc terhadap Sw

a) Untuk Sistem batuan yang Sama denganFluida yang berbeda.


b) Untuk Sistem Fluida yang Sama dengan Batuan yang Berbeda.
(Amyx,J.W., Bass, MD., 1960)
Di dalam suatu reservoir, jarang sekali minyak terdapat 100%
menjenuhi lapisan reservoir. Biasanya air terdapat sebagai interstitial water
yang berkisar dari beberapa persen sampai kadang-kadang lebih dari 50%
tetapi biasanya antara 10 sampai 30%. Dengan demikian batas fluida
antara air dan minyak tidak selalu jelas. Besarnya penjenuhan air di dalam
reservoir minyak menentukan dapat tidaknya lapisan minyak itu
diproduksikan. Penjenuhan air dinyatakan sebagai Sw (water saturation).
Jika Sw lebih besar dari 50%, minyak masih dapat keluar; akan tetapi pada
umumnya harus lebih kecil dari 50%. Penjenuhan air tidak mungkin

49
kurang dari 10% dan dinamakan penjenuhan air yang tak terkurangi
(irreducible watersaturation). Hal ini biasanya terdapat pada reservoir
dimana airnya membasahi butir. Juga harus diperhatikan bahwa
kedudukan minyak terhadap air tergantung sekali daripada apakah
reservoir tersebut basah minyak (oil wet) atau basah air (water wet). Pada
umumnya batuan reservoir bersifat basah air. Pori – pori batuan Reservoir
selalu berisi fluida dan fluida tersebut bisa berupa minyak dan Gas, Gas –
Minyak – Air atau Gas – Air – Minyak. Atau air yang selalu berada
didalam reservoir sebab air lebih dulu ada sebelum minyak atau gas
datang/bermigrasi. Kadar air yang tinggi dalam reservoir minyak
mengurangi daya pengambilannya (recoverability).
4.3 Peralatan dan Bahan
A. Alat
1. Retort
2. Solvent extractor termasuk reflux condensor (pendingin) water
trap dan pemanas listrik
3. Timbangan analisis dengan batu timbangan
4. Gelas ukur
5. Exicator
6. Oven
B. Bahan
1. Fresh core
2. Air
3. Minyak

50
Gambar 3.3 Skema Stark Dean Distilation Apparatur

Gambar 4.4 Solvent Extractor

Gambar 4.5 Oven

51
Gambar 4.6. Retort

Gambar 4.7. Exicator

Gambar 4.8.Gelasukur

4.4 Prosedur Percobaan


A. Metode Destilasi
Prosedur :

1. Ambil fresh core yang telah dijenuhi dengan air dan minyak.
2. Timbang core tersebut, missal beratnya = a gram.
3. Masukkan core tersebut ke dalam labu Dean & Stark yang telah diisi dengan
toluena.
4. Lengkapi dengan water trap dan reflux condenser.
5. Panaskan selama  2 jam hingga air tidak nampak lagi.
6. Dinginkan dan baca air yang tertampung di water trap, misalnya = b cc = b
gram.

52
7. Sampel dikeringkan dalam oven  15 menit (pada suhu 110oC). Dinginkan
dalam exicator  15 menit, kemudian timbang core kering tersebut, misalnya
= c gram.
8. Hitung berat minyak : = a – (b + c) gram = d gram.
9. Hitung volume minyak :
d
V o= =
B .J min yak e cc

10. Hitung saturasi minyak dan air :


e b
S o= Sw=
Vp Vp

4.5 Hasil Percobaan dan Perhitungan


BJ Minyak = 0,793 gr/cc

Timbangan Core Kering = 36 gr

Timbangan Core Jenuh = 39,7 gr

Volume pori = 13,9 gr

(didapat dari metode penimbangan)

Volume air yang didapat = 0,53 cc

Berat air yang didapat = 0,53 gr

Berat minyak = (Berat core jenuh – Berat core kering – Berat air)

= (39,7 – 36 – 0,53)

= 3,17 gr

53
Berat oil
Volume minyak= B .J oil

3,17
= 0,793

= 4 cc

vol . oil 4
x 100% = x100%
So = vol . pori 13,9

= 28,77%

vol . air 0,53


x 100% = x100%
Sw = vol . pori 13,9

= 0,038 %

Sg = 1 – (Sw + So)

= 1 – (28,77 + 0,038 )x100%

= 1 – (28,732) x 100%

= 28 %

4.6 Pembahasan

Saturasi fluida adalah ukuran kejenuhan fluida di dalam formasi batuan atau
dapat juga diartikan sebagai perbandingan antara volume pori batuan yang terisi
fluida terhadap volume pori total batuan. Di dalam suatu batuan reservoir biasanya
terdapat tiga jenis fluida, yaitu oil, water dan gas. Dari data percobaan yang telah
diberikan dan sesuai dengan hasil perhitungan, dapat dilihat bahwa gas memiliki
saturasi paling besar dibandingkan oil dan water. Dari hasil pengamatan yang
telah dilakukan diperoleh berat core kering 32,4 gr dan core jenuh sebesar 36,7 gr
selain itu diperoleh pula volume pori core 15,7 cc. Sedangkan volume air yang
didapat 0,6 cc sama dengan berat air yang didapat yaitu 0,6 gr. Sehingga diperoleh

54
berat minyak 3,7 gr dan volume minyak 3,215 cc dengan menggunakan
perhitungan melalui berat jenis minyak sebesar 0,812 gr/cc.

Dari data tersebut diperoleh saturasi water sebesar 0,03821 dan saturasi oil
sebesar 0,29019. Dari saturasi water dan saturasi oil dapat diukur harga saturasi
gas dengan cara 1 dikurang jumlah saturasi water dan saturasi oilnya sehingga
diperoleh harga saturasi gas sebesar 0,6716. Kemusdian semua saturasi dijadikan
dalam fraksi (%) dimana Sw = 3,821%, So = 29,019% dan Sg = 67,16%. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa saturasi gas memiliki nilai yang paling besar
sehingga reservoir yang diamati digolongkan memiliki kandungan gas yang
mendominasi.

4.7 Kesimpulan
1. Saturasi adalah perbandingan volume pori yang terisi fluida formasi dengan
volume pori total batuan.

volume pori−pori yang diisi air


2.
Sw=
volume pori− pori total

volume pori−pori yang diisi oleh minyak


S o=
volume pori− pori total

volume pori− pori yang diisi oleh gas


S g=
volume pori− pori total

3. Faktor yang mempengaruhi nilai saturasi adalah


a. Pada batuan yang mudah dibasahi oleh air atau water wet, harga saturasi
air cenderung tinggi pada porositas yang lebih kecil.
b. Akibat adanya perbedaan berat jenis gas, minyak dan air. maka umumnya
saturasi gas akan tinggi pada bagian atas dari jebakan (perangkap)
reservoir, begitu juga untuk saturasi air akan tinggi pada bagian bawah
dari jebakan atau perangkap reservoir dengan combination drive.

55
c. Produksi berlangsung karena adanya perubahan distribusi fluida. Jika
minyak diproduksikan maka tempatnya di dalam reservoir akan
digantikan oleh air atau gas bebas.

4. Metode yang digunakan dalam melakukan pengukuran saturasi adalah


metode Destilasi.
5. Dari hasil perhitungan diperoleh:
1. Sw = 3,821 %
2. So = 29,019 %
3. Sg = 67,16 %.
Sehingga pada reservoir tersebut dapat disimpulkan bahwa harga Sg > So >
Sw. Artinya fluida yang mendominasi di reservoir adalah gas.

56

Anda mungkin juga menyukai