Anda di halaman 1dari 39

ANALISA PERBANDINGAN PENENTUAN UKURAN PADA

SEPARATOR HORIZONTAL TIGA FASA THREE PHASE


SEPARATOR 001
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD JAMBI
Oleh

BAFADHAL BAIHAQI

13010068

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN

INDRAMAYU
2017

i
ANALISA PERBANDINGAN PENENTUAN UKURAN PADA
SEPARATOR HORIZONTAL TIGA FASA THREE PHASE
SEPARATOR 001
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD JAMBI
Oleh

BAFADHAL BAIHAQI

13010068

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN

INDRAMAYU
2017

ii
ABSTRAK

Separator merupakan salah satu unit peralatan yang digunakan untuk

memisahkan gas dan cairan. Separator didefinisikan sebagai suatu tabung

bertekanan dan bertemperatur tertentu yang digunakan untuk memisahkan fluida

sumur ke dalam fasa cairan dan gas. Cairan dan gas dapat terpisah berdasarkan

prinsip kerja separator itu sendiri

Penentuan ukuran separator horizontal tiga fasa lebih spesifik pada

penentuan diameter bejana tekan dan panjang sambungan ke sambungan.

Pertimbangan kapasitas gas dan waktu retensi menjadi dasar penentuan

kombinasi dari diameter dan panjang yang dapat diterima. Kebutuhan untuk

mengendapkan 100 mikron butiran air dari minyak akan menentukan diameter

maksimum.

Berdasarkan metode kapasitas gas dan waktu retensi nya adalah 10 menit,

perbedaan berat jenis cairannya 0.153, ketebalan maksimum lapisan minyak

adalah 11,313 inchi, diameter maksimal 226,26 inchi. Dari hasil perhitungan

tersebut dapat menentukan diameter nilai slenderness ratio yang diasumsikan

adalah 3 sampai 5.hasil selendernnes ratio ukuran separator horizontal tiga fasa d

:88 in (7.33 ft) , Leff : (18.5ft) Lss :(24.7ft) dengan slendernnes ratio 3. d : 84 in (7

ft), Leff : (20.3ft), Lss :(27.1 ft )dengan slenderness ratio 4. d : 78 in (6.5 ft) , Leff :

(23.5ft) Lss : ( 31.3ft) slenderness ratio 5.

iii
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISA PERBANDINGAN PENENTUAN UKURAN

SEPARATOR HORIZONTAL TIGA FASA THREE PHASE

SEPARATOR OO1

PT.PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD JAMBI

Oleh

Bafadhal Baihaqi

NIM 13010068

Disetujui untuk jurusan Teknik Perminyakan

Akademi Minyak dan Gas Indramayu.

Di sahkan

Indramayu, Juli 2017

Dosen Pmbimbing I Dosen Pembimbing II

Mugita Ayu Andriareza Agustina Prihantini S.T

Kepala Prodi Teknik Perminyakan

Ismanu Yudiantoro,

iv
Daftar Riwayat Hidup

 Data Pribadi

Nama : Bafadhal Baihaqi

Tempat, Tanggal Lahir : Sungai Bahar, 31 Desember 1995

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Marital : Belum Menikah

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Sungai Bahar X,RT 05,Ds.Berkah,Jambi

Telepon : 081224310897

Email : Bafadhal Baihaqi17@gmail.com

 Latar Belakang Pendidikan

 Formal

SDN 181 Desa Berkah : 2002 - 2008

SMPN 12 Muaro Jambi : 2008 - 2011

SMAN 8 Kota Jambi : 2011 – 2014

Teknik Perminyakan Akamigas Balongan,

Indramayu : 2014 – sekarang

i
 Non Formal

Bimbingan Belajar Ganesha Operation, Jambi : 2013-2014

 Skills

1. Dapat bekerja di bawah tekanan.

2. Dapat bekerja mandiri atau pun dengan tim.

3. Skills di Bidang Komputer:

 Microsoft Word, Microsoft Excel, Microsoft Project, Microsoft Power

Point.

4. Kemampuan Berbahasa:

 Mampu berbicara, menulis, dan membaca dalam Bahasa Inggris

 Fasih berbicara, menulis, dan membaca dalam Bahasa Indonesia.

 Pengalaman Organisasi

 Anggota Pramuka SMA N 8 Kota Jambi : 2011 – 2013

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Hormat Saya,

Bafadhal Baihaq

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat nikmat

dan hidayah-Nya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan

judul “Analisa Perbandingan Penentuan Ukuran Pada Separator Horizontal Three phase

Separator 001 ”.

Dalam penyusunan dari penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini adalah tidak lepas

dari bantuan berbagai pihak yang telah membantu sehingga penyusun dapat menyelesaikan

laporan ini. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Hj. Hanifah Handayani, M.T selaku Ketua Yayasan Bina Islami.

2. Bapak H. Nahdudin Islamy, M.Si selaku Direktur Akademi Minyak dan Gas

Balongan.

3. Bapak Ismanu Yudiantoro, M.T selaku ketua Program Studi Teknik Perminyakan.

4. Ibu Mugita Ayu Andriarza, M.T selaku Dosen Pembimbing I.

5. Ibu Agustina Prihantini, S.T selaku Dosen Pembimbing II.

6. Bapak Pambayun Budi Priyawan, selaku pembimbing Kerja Praktek di PT. Pertamina

EP Asset 1 Field Jambi.

7. Kedua Orang tua yang telah memberi dukungan baik moril ataupun materil.

8. Teman-teman angkatan XIII Prodi Teknik Perminyakan Akamigas Balongan,

Indramayu.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak

kekurangan, oleh karena itu saran serta kritik yang bersifat membangun sangat penyusun

harapkan agar laporan yang penyusun buat lebih sempurna di

Indramayu,Januari 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

Table of Contents
ABSTRAK ........................................................................................................................ iii

Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Tema Tugas Akhir ............................................................................................ 1

1.3 Tujuan Tugas Akhir ......................................................................................... 2

1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................................... 2

1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................................... 2

1.4 Manfaat Tugas Akhir ....................................................................................... 2

1.4.1 Bagi Perusahaan........................................................................................ 2

1.4.2 Bagi AKAMIGAS BALONGAN ............................................................. 3

1.4.3 Bagi Mahasiswa ......................................................................................... 3

BAB II DASAR TEORI................................................................................................... 4

2.1 Pengertian Separator ........................................................................................ 4

2.1.1 Bagian-bagian Umum Separator ............................................................. 5

2.1.2 Prinsip Pemisahan Oil dari Gas ............................................................... 8

2.2 Klasifikasi Separator ........................................................................................ 8

2.2.1 Separator Horizontal ................................................................................. 9

2.2.2 Separator Vertikal ................................................................................... 11

BAB III METODELOGI PENELITIAN ..................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 30

ii
DAFTAR GAMBAR

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu tahapan produksi adalah dimulai apabila suatu sumur telah

selesai dikomplesi (Well Completion), dan telah selesai ditentukan metode

produksi atau metode pengangkatan fluida sumurnya. Produksi dari sumur

merupakan campuran dari minyak, gas, dan air yang mengalir harus

dipisahkan. Di lapangan produksi, pemisahan tersebut dilakukan dengan

menggunakan alat yang disebut Separator. Pada separator dua fasa,

memisahkan antara cairan (minyak dan air) dan gas atau dalam separator tiga

fasa sekaligus memisahkan antara minyak, air dan gas. Tujuan utama dari

pemisahan tersebut adalah untuk memudahkan dalam pengelolaan selanjutnya

seperti mengumpulkan, mengukur jumlah dan mentransportnya.

Separator merupakan salah satu unit peralatan yang digunakan untuk

memisahkan gas dan cairan. Separator didefinisikan sebagai suatu tabung

bertekanan dan bertemperatur tertentu yang digunakan untuk memisahkan

fluida sumur ke dalam fasa cairan dan gas. Liquid dan gas dapat terpisah

berdasarkan prinsip kerja separator itu sendiri.

1.2 Tema Tugas Akhir

Tema yang diambil untuk Tugas Akhir adalah tentang ” Analisa

Perbandingan Penentuan Ukuran Separator Horizontal Tiga Fasa Three Phase

001 PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD JAMBI”

1
1.3 Tujuan Tugas Akhir

1.3.1 Tujuan Umum

1. Memenuhi tugas yang menjadi kewajiban setiap mahasiswa dalam

menempuh semester enam yang akan dijadikan syarat kelulusan bagi

mahasiwa.

2. Menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama menjalani

perkuliahan.

3. Untuk meningkatkan keahlian dan daya kreatifitas mahasiswa.

4. Melatih kemampuan dan kepekaan mahasiswa untuk mencari solusi

masalah yang dihadapi di dalam dunia industri atau dunia kerja.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui parameter yang digunakan untuk penentuan ukuran

separator horizontal tiga fasa

2. Mengetahui ukuran separator dengan metode kapasitas gas

3. Mengetahui ukuran separator dengan metode kapasitas minyak

1.4 Manfaat Tugas Akhir

1.4.1 Bagi Perusahaan

1. Perusahaan dapat memanfaatkan tenaga mahasiswa yang sedang

mengadakan Tugas Akhir dalam membantu menyelesaikan tugas-

tugas untuk kebutuhan di unit-unit kerja yang relevan.

2. Perusahaan mendapatkan alternatif calon karyawan pada spesialisasi

yang ada pada perusahaan tersebut.

2
3. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat

antara perusahaan tempat mahasiswa melakukan Tugas Akhir dengan

Program Studi Teknik Perminyakan AKAMIGAS BALONGAN.

1.4.2 Bagi AKAMIGAS BALONGAN

1. Terbinanya suatu jaringan kerjasama dengan institusi tempat

mahasiswa melakukan Tugas Akhir dalam upaya meningkatkan

keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik dengan

kegiatan manajemen maupun operasional institusi tempat

mahasiswa melakukan Tugas Akhir.

2. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan dengan melibatkan

tenaga terampil dari lapangan dalam kegiatan Tugas Akhir.

1.4.3 Bagi Mahasiswa

1. Dapat mengenal secara dekat dan nyata kondisi di lingkungan kerja.

2. Dapat mengaplikasikan keilmuan mengenai teknik perminyakan

yang diperoleh di bangku kuliah dalam praktek dan kondisi kerja

yang sebenarnya, khususnya proses industri.

3. Dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap perusahaan

tempat mahasiswa melakukan Tugas Akhir.

4. Dapat mengetahui proses pemisahan fluida produksi.

3
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Separator

2.2

Separator merupakan bagian dari peralatan operasi produksi yang

berperan penting dalam proses pemisahan fluida sumur antara minyak, air dan

gas, dan kandungan partikel – partikel lainnya. Gas yang terlarut di dalam

liquid sebelum disimpan dalam tangki penampung dipisahkan terlebih dahulu

dengan menggunakan separator. Separator didefinisikan sebagai suatu tabung

bertekanan dan bertemperatur tertentu yang digunakan untuk memisahkan

fluida sumur ke dalam fasa cairan dan gas. Liquid dan gas dapat terpisah

berdasarkan prinsip kerja separator itu sendiri.

Pemisahan fluida sumur dalam fasa cairan dan gas pada separator

dilakukan tanpa proses pembakaran. Separator minyak dan gas pada

umumnya terdiri dari beberapa bagian untuk proses pemisahan sehingga

didapat hasil yang maksimum.

Gambar 2 1 Pemisahan Gas dan Minyak Secara Gravitasi

4
(Sumber: Buku Petroleum Production Engineering A Computer-Assisted
Approach)
2.1.1 Bagian-bagian Umum Separator

Secara garis besar, separator dapat dibagi menjadi empat bagian

umum, yaitu :

1. Bagian Pemisah Pertama

Bagian separator yang berfungsi memisahkan fluida yang masuk ke

dalam separator melalui inlet, yang kemudian dengan adanya

tekanan, fluida tersebut menumbuk plate yang terdapat di depan

inlet yang kemudian terpisah antara liquid dengan gas yang masih

berupa tetes liquid dengan ukuran besar. Prinsip kerjanya

berdasarkan aliran tekanan fluida yang masuk ke dalam separator.

2. Bagian Pemisah Kedua

Bagian separator yang berfungsi untuk melanjutkan pemisahan

kedua yang memisahkan tetes liquid dengan ukuran besar menjadi

tetes liquid dengan ukuran yang lebih kecil. Bagian kedua tersebut

juga memisahkan liquid yang berukuran lebih kecil yang tidak

dapat dipisahkan pada bagian pemisah pertama. Pemisahan disini

menggunakan prinsip gravity settling. Karena syarat utama gravity

settling adalah turbulensi yang minimal.

3. Bagian Pengumpul Cairan

Bagian separator yang berfungsi menampung liquid yang telah

terpisah dari gas. Bagian tersebut harus lebih besar karena untuk

menanggulangi gelombang cairan yang dapat terjadi pada kerja

5
normal dan harus diatur sehingga liquid yang dipisahkan tidak

terganggu oleh aliran gas. Bagian separator tersebut juga

menggunakan prinsip gravity settling untuk pemisahan antara

liquid dengan gas

4. Bagian Penyerapan Kabut (Mist Extraction)

Bagian separator yang berfungsi menyerap gas yang membawa

tetes liquid yang berukuran kecil agar pada saat gas tersebut akan

keluar melalui outlet gas dapat terpisah dari liquid, sehingga liquid

tidak terbawa keluar bersama dengan gas. Tetes liquid yang berupa

kabut yang terbawa oleh gas pada saat terjadi penyerapan semakin

lama semakin banyak yang kemudian tetes tersebut menjadi berat

dan jatuh kebawah dan kemudian terkumpul dan keluar melalui

outlet liquid.

Sisa cairan yang berbentuk kabut dapat dipisahkan secara efektif

dari aliran gas dengan menggunakan mist extractor. Meskipun

demikian butir cairan yang terbentuk akibat pengembunan gas tidak

dapat dipisahkan dengan menggunakan mist extractor.

Pengembunan dari pada uap tersebut, disebabkan oleh penurunan

temperatur yang terjadi setelah gas keluar dari separator. Untuk

terjadi pemisahan dengan baik antara butiran cairan yang terbentuk

kabut dengan gas dipengaruhi beberapa hal, yaitu :

- Perbedaan density antara gas dengan cairan.

- Kecepatan aliran gas.

6
- Waktu yang tersedia.

Apabila kecepatan aliran gas cukup rendah maka pemisahan butir

cairan dengan gas dapat berlangsung dengan baik tanpa

memerlukan mist extractor. Meskipun demikian, penempatan mist

extractor dalam separator selalu dilakukan untuk memperkecil

jumlah cairan (Kabut) yang terbawa keluar dari separator bersama

dengan gas.

5. Bagian Safety Control

Bagian separator yang berfungsi mengontrol kerja separator

terutama ketika pada kondisi over pressure. Safety control tersebut

akan memberikan sinyal ketika terjadi kelebihan tekanan pada kerja

separator pada saat dilakukannya proses pemisahan.

Gambar 2.2 Bagian-bagian Umum Separator


(Sumber: Buku Petroleum Production Engineering A Computer-Assisted
Approach)

7
2.1.2 Prinsip Pemisahan Oil dari Gas

Pemisahan cairan yang terikut dari gas terjadi berdasarkan efek

pengembunan, titik-titik cairan yang terikut gas terhalang oleh pelat-

pelat lempengan dan cairan melekat pada baffle tersebut. Titik-titik

cairan tersebut menjadi embun dan makin lama berubah menjadi

butiran-butiran cairan yang lebih besar maka semakin berat dan

akhirnya jatuh ke bagian pengumpul cairan.

Secara umum fungsi utama dari sebuah separator adalah :

 Unit utama pemisah cairan dari gas.

 Melanjutkan proses dengan memisahkan gas ikutan dari cairan.

 Untuk mengontrol penghentian kemungkinan pelepasan gas dari

cairan.

 Memberikan waktu yang cukup untuk pemisahan antara minyak,

air dan gas yang terproduksi.

 Melakukan Treatment lainnya jika memungkinkan.

2.3 Klasifikasi Separator

Dari segi bentuknya separator dibedakan menjadi :

1. Separator Tegak (Vertical Separator)

2. Separator Horizontal (Horizontal Separator)

- Bertabung Tunggal (Single Tube)

- Bertabung Ganda (Double Tube)

8
3. Separator Bulat (Spherical Separator)

Berdasarkan fasa pemisahan :

1. Separator Dua Fasa (Two Phase Separator)

2. Separator Tiga Fasa (Three Phase Separator)

Jenis separator berdasarkan tekanan kerjanya :

1. High Pressure (HP) Separator : 750 – 1600 psi

2. Medium Pressure (MP) Separator : 350 – 700 psi

3. Low Pressure (LP) Separator : 10 – 225 psi

2.2.1 Separator Horizontal

Aliran sumur yang masuk melalui inlet dan langsung

membentur inlet diverter yang menyebabkan terjadinya perubahan

momentum yang mendadak. Initial gross separation dari cairan dan

vapour terjadi pada inlet diverter. Gaya gravity menyebabkan cairan

droplets keluar dari aliran gas dan mengalir ke bawah ke dalam liquid

collection section dari vessel dimana hal ini memberikan retention time

kepada gas untuk keluar dari cairan dan naik ke ruang vapour. Cairan

kemudian mengalir ke bawah melalui liquid collection section ke outlet

cairan, yang kemudian meninggalkan vessel melalui dump valve cairan,

yang diatur oleh level controller. Level controller menerima perubahan

permukaan cairan dan mengontorl dump valve sesuai dengan

keadaannya (untuk membuka atau menutup).

Gas mengalir setelah melalui inlet diverter secara horizontal

melalui gravity settling section di atas cairan. Dimana tetesan cairan

9
yang belum dipisahkan oleh inlet diverter dipisahkan secara gravity dan

jatuh ke dalam gas liquid interface. Tetesan yang diameternya kecil

tidak dapat dipisahkan di dalam gravity settling section. Sebelum

meninggalkan vessel, gas mengalir melalui mist extractor atau

coalescing section. Bagian ini menggunakan element dari vanes, wire

mesh, atau plate untuk mengumpulkan dan mengambil droplets yang

sangat kecil sebelum gas meninggalkan vessel. Tekanan di dalam

separator diatur oleh pressure controller. Pressure controller menerima

perubahan tekanan di dalam separator dan mengirim signal ke pressure

control valve untuk membuka atau menutup sesuai dengan keadaannya.

Dengan mengontrol rate dimana gas meninggalkan ruangan vapour dari

vessel dimana tekanan di dalam vessel diatur secara normal, separator

horizontal bekerja setengah penuh dari cairan untuk memaksimumkan

area permukaan interface gas dan cairan.

Kelebihan separator horizontal :

1. Lebih murah dari separator vertikal .

2. Lebih murah pengiriman bagian – bagiannya.

3. Baik untuk minyak berbuih (Foaming).

4. Lebih ekonomis dan efisien untuk mengolah volume gas yang lebih

besar.

Kelemahan separator horizontal :

1. Memerlukan tempat yang luas.

2. Pengontrolan level cairan lebih rumit dari pada separator vertikal.

10
3. Sukar membersihkan lumpur, pasir dan paraffin.

4. Kurang menguntungkan apabila fluida mengandung pasir.

Gambar 2.3 Skema Separator Horizontal


(Sumber: Buku Petroleum Production Engineering A Computer-Assisted
Approach)

2.2.2 Separator Vertikal

Jenis separator ini adalah yang paling sering digunakan di

lapangan. Fluida formasi masuk ke separator melalui lubang masuk

tangensial yang akan membuat gerak putar pada fluida yang

menyebabkan pemisahan pertama antara gas dan cairan. Suatu deflector

(pembelok aliran) yang memisahkan bagian pengumpul cairan dan

bagian pemisah utama yang dimaksudkan untuk mendapatkan

ketenangan permukaan cairan sehingga pemisahan minyak dan gas

dapat berlangsung dengan baik.

11
Gas yang terpisah bergerak ke atas melalui bagian pemisah

kedua dimana partikel yang lebih berat akan turun. Gas yang bergerak

akan melalui suatu Demister (penyerap kabut) dimana partikel dengan

diameter 10 mikron akan berkumpul dan jika beratnya telah cukup akan

jatuh ke bagian penampung cairan. Endapan pada bagian bawah dapat

dikeluarkan melalui lubang pembuangan.

2.2.3 Separator Spherical

Separator ini dibuat untuk memaksimalkan penggunaan aksi

pemisahan cairan dan gas seperti gravity, kecepatan rendah, gaya

sentrifugal, dan kontak permukaan. Karena ukurannya, separator bulat

mempunyai kemampuan memisahkan gas yang sempurna dan memiliki

kapasitas cairan yang baik. Separator ini tidak seekonomis separator

horizontal untuk kapasitas yang terlalu besar dan kapasitas surgenya

terbatas.

Aliran fluida masuk dengan disemprotkan dan diarahkan ke

dinding separator dengan arah yang berlawanan. Cairan ini kemudian

bertemu setelah berputar 180 derajat sepanjang dinding separator,

kemudian turun pada bagian pengumpul dan tetap di situ sampai dapat

mengalir ke bawah dengan pengaturan klep pelampung. Aliran gas

yang bergerak melalui bagian tengah yang berdiameter lebih besar,

akan kehilangan partikel cairan akibat perubahan kecepatan aliran.

Pemisahan terakhir terjadi pada saatgas mengalir melaluidemister.

12
2.3 Bagian-bagian Internal Separator

2.3.1 Deflector Plate / Inlet Diverter

Deflector Plate / Inlet Diverter merupakan bagian yang

berupa pelat yang dipasang di depan inlet fluida. Pelat tersebut

dapat berbentuk datar / cembung / cekung tergantung dari fungsi

pelat tersebut pada saat melakukan proses pemisahan. Deflector

Plate / Inlet Diverter berguna untuk menghasilkan momentum

tumbukan antara fluida yang masuk dengan pelatnya sendiri,

sehingga dengan momentum tersebut bisa memisahkan antara gas

dan cairan, selain itu pelat ini juga berfungsi memperlambat aliran

fluida di dalam separator.

Gambar 2.4 Deflector Plate


(Sumber: Buku Petroleum Production Engineering A Computer-Assisted
Approach)
2.3.2 Mist Extractor

Mist extractor yang umum digunakan yaitu wire mesh pads,

dan vanes. Wire mesh pads terbuat dari stainless steel wire yang

halus dan dipasang dengan kuat pada silinder. Efektivitas dari wire

mesh tergantung pada range kecepatan yang tepat. Bila kecepatan

13
terlalu tinggi, cairan yang sudah terpisah akan bergabung dengan

gas lagi. Bila kecepatan terlalu rendah, vapour hanya masuk

melalui element mesh tanpa ada droplets cairan yang terpisah dan

terkumpul.

Gambar 2.5 Mist Extractor


(Sumber: Buku Petroleum Production Engineering A Computer-Assisted
Approach)

2.3.3 Centrifugal Devices

Centrifugal devices adalah peralatan yang pada umumnya

digunakan pada separator vertical untuk menimbulkan gaya

sentrifugal pada fluida yang masuk, sehingga dengan adanya gaya

sentrifugal akan menyebabkan fraksi hidrokarbon akan terlempar

ke dinding dan selanjutnya jatuh ke dasar separator, sehingga gas-

gas ringan bergerak kebagian atas bejana melewati bagian tengah

bejana.

14
Gambar 2.6 Centrifugal Force
(Sumber: Buku Petroleum Production Engineering A Computer-Assisted
Approach)

2.3.4 Vortex Breaker

Vortex breaker adalah peralatan yang dipasang pada liquid

outlet yang bertujuan untuk mencegah timbulnya pusaran-pusaran

minyak yang nantinya akan membebaskan gas di dalam minyak.

Gambar 2.7 Vortex Breaker


(Sumber: Buku Petroleum Production Engineering A Computer-Assisted
Approach)
2.3.5 Coalescing Plates

Terdapat berbagai jenis peralatan coalescing (penggumpal),

tetapi yang paling umum digunakan adalah coalescing plates. Pelat

15
ini dipasang pada alur aliran fluida, sehingga dapat memecah

campuran minyak – air. Fluida didesak untuk mengalir dengan arah

aliran berubah. Hal ini menyebabkan butiran – butiran air bersatu

dan jatuh ke dasar separator. Prinsip yang sama digunakan untuk

memisahkan butiran minyak dalam aliran gas.

Gambar 2.8 Coalescing Plates


(Sumber: Buku Petroleum Production Engineering A Computer-Assisted
Approach)
2.3.6 Straightening Vanes

Straightening vanes adalah peralatan yang berupa pelat-

pelat pelurus yang bertujuan untuk menghilangkan turbulensi gas

sesudah terjadinya separasi.

Gambar 2.9 Straightening Vanes


(Sumber: Buku Petroleum Production Engineering A Computer-Assisted
Approach)

16
2.3.7 Float Shield

Internal float digunakan untuk mengontrol level cairan.

Adanya agitasi / pengadukan permukaan cairan atau akibat jatuhnya

titik – titik cairan yang besar pada float / pelampung akan

mengganggu sistem pengontrolan permukaan. Meskipun float shield

dipasang untuk menutupi float, tetapi masih terdapat cairan yang

masuk, sehingga pengontrolan masih dapat berjalan sebagai mana

mestinya.

Gambar 2.10 Float Shield


(Sumber: Buku Petroleum Production Engineering A Computer-Assisted
Approach)

2.3.8 Weir
Weir adalah sebuah dinding yang dipasang didalam

separator. Dinding ini memiliki fungsi untuk menahan cairan sebelum

meninggalkan separator, sehingga membantu meningkatkan

residence time dan pemisahan oil dan water terjadi disini.

17
Gambar 2.11 Weir
(Sumber: Buku Petroleum Production Engineering A Computer-Assisted
Approach)

2.4 Bagian-bagian Eksternal Separator

2.4.1 Drain Valve

Drain Valve dipasang pada bagian bawah separator,

gunanya untuk memisahkan endapan lumpur / pasir yang terkumpul

pada bagian bawah separator. Biasanya harus di drain minimal satu

kali per hari. Apabila terjadi pengumpulan endapan yang jumlahnya

cukup banyak maka akan mengurangi volume ruang pengumpulan

cairan, dan dapat mengganggu kerja separator.

Gambar 2.12 Drain Valve


(Sumber: Buku Petroleum Production Engineering A Computer-
Assisted Approach)

18
2.4.2 Oil Dump Valve
Oil Dump Valve atau juga sering disebut DMV (Dump

Motor Valve), berfungsi untuk mengeluarkan atau menutup aliran

cairan dari oil chamber section dari separator. ODV dibuka atau

ditutup secara otomatis setelah mendapat signal dari LLC pilot.

Gambar 2.13 Oil Dump Valve


(Sumber: Buku Petroleum Production Engineering A Computer-
Assisted Approach)
2.4.3 Gauge Glass (Sight Glass)

Berfungsi untuk melihat tinggi permukaan cairan di dalam

liquid collecting section. Agar supaya alat ini dapat bekerja sesuai

dengan fungsinya maka perlu dibersihkan agar selalu bersih. Untuk

memudahkan pemeliharaan, sight glass dilengkapi dengan dua valve

di bagian atas dan bawah sehingga pekerjaan pemeliharaan dapat

dilakukan walaupun separator dalam kondisi operasi.

19
Gambar 2.14 Sight Glass
(Sumber: Buku Petroleum Production Engineering A
Computer-Assisted Approach)
2.4.4 Well Fluid Inlet

Well Fluid Inlet adalah saluran inlet dari aliran fluida

produksi sumur yang dihubungkan dengan manifold header khusus

untuk separator yang pertama bila ada lebih dari separator yang

dipasang serie.

2.4.5 Safety Relief Valve

Safety Relief Valve berfungsi untuk merelieve tekanan bila

terjadi kenaikan tekanan dan melebihi tekanan operasi maksimum

separator yang telah ditentukan.

2.4.6 Safety Head

Safety Head adalah alat safety yang dilengkapi rupture disk,


berfungsi bila relief valve tidak mampu membuang tekanan lebih di
dalam separator sehingga melebihi tekanan operasi maksimum yang
ditentukan, maka rupture disk akan pecah sebelum tekanan separator
melebihi tekanan kerja separator maksimum yang diijinkan.

2.4.7 Gas Back Pressure Valve

20
Gas Back Pressure Valve berfungsi untuk mengontrol

tekanan kerja operasi separator, GBPV ini akan sekaligus mengatur

aliran gas yang keluar dari separator. Bila tekanan separator turun

maka aliran gas yang keluar dikurangi, sebaliknya bila tekanan

separator naik, aliran gas yang keluar ditambah.

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemisahan

1. Pemisahan Gas dalam Bejana tekan

Pemisahan gas didalam vessel di kondisikan sesuai dengan Mist

Extraction yang terpasang. dengan pengalaman dilapangan ukuran

butiran cairan yang dapat dipisahkan dari Mist Extraction adalah 100

mikron agar Mist Exraction tidak terbanjiri oleh cairan.

2. Pengendapan Minyak atau Air

Aliran sekitar pengendapan butiran didalam air atau pengendapan

air dalam butiran minyak adalah laminar atau teratur.

3. Ukuran butiran Air dalam Minyak

Sulit untuk memprediksi ukuran butiran air yang harus di endapkan

keluar dari fasa minyak sampai bisa di sebut “free oil”. Hasil yang

terbaik yang bisa diperoleh untuk ukuran butiran air yang bisa

mengendap keluar dari minyak adalah sebesar 500 mikron atau lebih.

Dengan tanpa penambahan zat kimia, emulsi minyak yang diperoleh

akan tetap mengandung air sekitar 5% sampai 10% air.

21
4. Ukuran butiran Minyak dalam Air

Bahwa pemisahan butiran minyak dari air lebih mudah daripada

pemisahan butiran air dari minyak. Viskositas minyak sekitar 50 sampai

20 kali dari air. Tujuan utama dari separator tiga fasa adalah untuk

mempersiapkan minyak untuk pengolahan lebih lanjut. Pengalaman

dilapangan menunjukan bahwa kandungan minyak dalam produce

water yang dihasilkan dari separator tiga fasa bisa mencapai 2000mg/l.

5. Waktu retensi

Sejumlah tertentu dari penyimpanan minyak diperlukan untuk

menjamin bahwa minyak mencapai keseimbangannya dan gas

terbebaskan. Penentuan kapasitas penyimpanan air diperlukan untuk

menjamin bahwa:

1. Air memiliki waktu yang cukup untuk bergabung menjadi

butiran yang cukup besar untuk terjadinya proses pengendapan.

2. Sebagian besar butiran besar minyak yang terjebak dalam air

memiliki waktu yang cukup untuk menyatu dan naik ke lapisan

antara air dan minyak.

Penentuan ukuran separator horizontal tiga fasa lebih spesifik pada

penentuan diameter bejana tekan dan panjang sambungan ke

sambungan. Pertimbangan kapasitas gas dan waktu retensi menjadi

dasar penentuan kombinasi dari diameter dan panjang yang dapat

diterima. Kebutuhan untuk mengendapkan 500 mikron butiran air dari

minyak akan menentukan diameter maksimum

22
6. Kapasitas Gas

Batasan kapasitas gas dapat dilihat pada rumus berikut:


1
TZQg ρg CD 2
2
d Leff = 420 [ ] [(ρ ) d ] …….…………………(1-1)
P 1 −ρg m

Keterangan :

d : diameter dalam vessel, inchi

Leff : panjang efektif vessel, ft

T : temperature operasi,°R

Z : kopresibilitas gas

Qg : laju alir gas, MMscfd

ρ : tekanan operasi, psi

ρg : densitas gas, lb/ft 3

ρ1 : densitas cairan, lb/ft 3

CD : drag koefisien

dm : diameter butiran cairan, mikron

7. Waktu retensi

Batasan waktu retensi memberikan persamaan lain yang

menghasilkan kombinasi d dan Leff yang diterima.

d2 Leff = 1.44[(Qw )(t r )w + (Qo )(t r )o ]……...……………(1-2)

Keterangan :

d : diameter dalam vessel, inchi

Leff : panjang efektif vessel, ft

Qw : laju alir air, bpd

23
(t r )w : waktu retensi air, menit

Qo : laju alir minyak, bpd

(t r )o : waktu retensi minyak, menit

8. Persamaan settling

Persyaratan untuk sebesar 500 mikron (asumsi) butiran air yang

mampu keluar dari lapisan minyak menentukan ketebalan maksimum

lapisan minyak yang dapat dihitung oleh persamaan berikut ini:

0.00128(tr )o (∆S.G.)d2m
ho = ………………………………..(1-3)
μ

Keterangan :

ho : ketebalan maksimum lapisan minyak.

(t r )o : waktu retensi minyak, menit

(∆S. G. ) : perbedaan specific gravity fasa minyak dan fasa air.

d2m : ukuran diameter air.

μ : viskositas, cp

Dari waktu retensi minyak, waktu retensi air dan batasan ketebalan

lapisan minyak maksimum yang sudah ditentukan, kita dapat

memperhitungkan maksimum diameter separator dengan mengikuti

prosedur dibawah ini:

1. Menghitung (ho )max

2. Hitung fraksi luas penampang vessel yang ditempati fasa air,

dapat ditentukan dengan cara :

Aw Qw (t r )w
= 0.5
A (t r )o Qo + (t r )w Qw

24
3. Dari gambar 2.15 menentukan koefisien 𝛽

Gambar 2.15 Kurva β vs Aw/A


(Sumber: Buku Petroleum Production Engineering A Computer-
Assisted Approach)
4. Menghitung dmax dari ∶

(ho )max
dm = , dimana β = h0 /d
β

Keterangan :

dm : maksimum diameter separator, ft

(ho )max : ketebalan maksimum lapisan minyak

β : beta, (nilai dari kurva)

Setiap kombinasi dari d dan Leff yang memenuhi ketiga

persamaan 1-1, 1-2 dan 1-3 akan memenuhi kriteria yang

diinginkan.

5. Panjang sambungan ke sambungan dan rasio kewajaran

25
Jika penentuan ukuran separator berdasarkan kapasitas gas,

ratio kewajaran dibatasi di bawah 5 untuk mencegah ikutnya cairan

pada lapisan gas dan cairan. Jika ukuran separator didasarkan pada

kapasitas cairan, rasio kewajaran direkomendasikan untuk

memilih rasio kewajaran kurang dari 4. Untuk separator tiga fasa

umumnya memiliki rasio kewajaran antara 3 sampai 5.

2.6 Prosedur untuk penentuan ukuran separator horizontal tiga fasa

dengan asumsi terisi 50% cairan.

1. Pilih salah satu nilai untuk (t r )o dan (t r )w

2. Menghitung (ho )max . gunakan ukuran 500 mikron butiran jika tidak ada

informasi lain yang tersedia.

(t r )o (∆S. G. )d2m
(ho )max = 1.28 X10−3
μ

(t r )o (∆S. G. )
Untuk 500 mikron, (ho )max = 320
μ

3. Menghitung Aw /A:

Aw Qw (t r )w
= 0.5
A (t r )o Qo + (t r )w Qw

4. Tentukan ho /d dari kurva

5. Menghitung dmax .

(ho )max
dm =
β

Catatan: dmax tergantung pada Qo , Qw , (t r )o , (t r )w

26
6. Menghitung kombinasi untuk d, Leff , untuk d kurang dari dmax yang

memenuhi batasan kapasitas gas. Gunakan 100 mikron butiran jika tidak

ada informasi lain yang tersedia.


1
TZQg ρg CD 2
dLeff = 420 [ ] [( ) ]
P ρ1 − ρg dm

7. Menghitung kombinasi d, Leff , untuk d kurang dari dmax yang memenuhi

batasan waktu retensi minyak dan retensi air.

d2 Leff = 1.42[(t r )o Qo + (t r )w Qw ]

8. Estimasi panjang sambungan ke sambungan.

Leff
Lss =
0.75

d
Lss = Leff +
12

9. Pilih diameter dan panjang yang wajar. Rasio kewajaran (12Lss /d) yang

umum adalah 3 sampai 5.

Untuk separator selain 50% penuh cairan, dapat ditentukan dengan

penurunan rumus perhitungan yang sama, menggunakan area minyak dan

air yang aktual.

27
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Adapun metode penelitian yang dilakukan dalam kegiatan Tugas Akhir

lapangan, yaitu meliputi :

3.1 Orientasi Lapangan

Dimana data yang diperoleh dari penelitian secara langsung tentang pengenalan

peralatan fasilitas produksi permukaan dari sumur gas. Berdasarkan penelitian

itulah penulis mendapatkan data–data yang akan menjadi sumber data dalam

pembuatan laporan.

3.2 Metode Wawancara

Data–data diperoleh dari konsultasi langsung dengan pembimbing

lapangan maupun dengan operator–operator PERTAMINA ASSET 1 FIELD

JAMBI yang berasangkutan. Diskusi yang dilakukan meliputi pengenalan

peralatan fasilitas produksi permukaan dari sumur produksi.

3.3 Study Literatur

Tahap studi literatur yang dilakukan dengan pengumpulan sumber

informasi yang berkaitan dengan kegiatan penelitian yang berasal dari referensi

yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Sehingga data yang ada

dapat mempertegas teori dan keperluan analisa.

28
3.4 Alur Tugas Akhir

Pengumpulan Data

Metode Batasan Kapasitas Metode Batasan Kapasitas


Gas Minyak

Menghitung Perbedaan Menghitung Ketebalan


Berat Jenis Maximum Lapisan Minyak

Menghitung kombinasi Menghitung Fraksi Luas


dLeff Penampang Bejana Tekan
yang Ditempati Fasa Air

Menghitung Maksimum
Diameter

Menghitung
Kombinasi 𝐝𝟐 𝐋𝐞𝐟𝐟 yang
Memenuhi Kebutuhan
Retension Cairan

Menghitung Kombinasi d dan


𝐋𝐞𝐟𝐟

Evaluasi

Selesai

29
DAFTAR PUSTAKA

Arnold, Ken. 1989. Surface Facility Operation Design of Oil-handling Systems


and Facilities. Houston : Gulf Publishing Company
Anonim. 2004. Engineering Data Book. Tulsa : Gas Processors Suppliers
Association

30

Anda mungkin juga menyukai