Anda di halaman 1dari 17

3.2.1.3.

Perencanaan Separator
Perencanaan dan perhitungan yang ada dalam separator meliputi perhitungan fasa,
penentuan kapasitas separator serta perhitungan tekanan kerja separator. Perencanaan separator
ini dimaksudkan untuk dapat memilih jenis serta kapasitas separator yang sesuai dengan kondisi
lapangan secara optimum.
Prosedur pemilihan separator untuk suatu penggunaan tertentu adalah sebagai berikut :
a. Mempertimbangkan biaya
b. Menentukan tipe yang sesuai, ditinjau dari ruang yang tersedia
c. Menentukan apakah biaya keseluruhan dipengaruhi oleh pemasangan instalasi dari tipe
yang dipilih
d. Menentukan apakah adanya penyimpangan kondisi aliran dari sumur (contoh adanya
foam dan pasir) dapat menyebabkan separator yang dipilih menjadi sulit untuk beroperasi
dan dirawat
e. Menentukan apakah tidak ada perencanaan khusus yang menyebabkan tipe separator
yang dipilih menjadi mahal dan sulit untuk bekerja

A. Penentuan Kapasitas Separator


Kapasitas separator ditentukan dengan beberapa assumsi sebagai berikut :
Cairan dianggap tidak berbuih dan tidak terjadi surge aliran yang besar
Sistem pipa dan valve dengan kapasitas yang sesuai
Temperatur kerja 60 oF di atas cloud point minyak dan diatas hydrate point dari gas
Partikel cairan terkecil yang dapat dipisahkan berbentuk pola dengan diameter 10 mikron
(0,00039 in)
Pada kondisi assumsi seperti diatas, sisa cairan yang tidak terpisahkan dari aliran gas tidak boleh
lebih dari 0,1 gal/MMSCF.
Kapasitas untuk dapat menampung minyak dari suatu separator sebesar q adalah
berdasarkan hubungan antara volume minyak normal v dan retention time (t), yang biasanya t
tersebut 1 menit untuk memeberi kesempatan air dan gas terpisah dari minyak. Persamaannya
adalah :
V
q cuft/menit (3-89)
t
Oleh karena 1 cuft/menit = 257 bbl/hari, maka :
V
q 257 bbl/hari (3-90)
t
Kapasitas minyak yang dapat digunakan, diambil setengah dari kapasitas sebenarnya,
oleh karena adanya kemungkinan timbulnya aliran heading dari sumur. Persamaan (3-90)
berubah menjadi :
V
q 128 bbl/hari (3-91)
t

1. Separator Vertikal
Volume minyak pada separator vertikal dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
V 0,785d 2 h (3-92)
Tinggi kolom minyak (h) di atas outlet minyak di dasar separator, besarnya tergantung dari
tinggi separator, yaitu :

Tinggi Separator h (ft)


5 ft 2,50
10 ft 3,25
15 ft 4,25

Apabila persamaan (3-92) disubstitusikan ke dalam persamaan (3-91), maka besarnya


kapasitas untuk separator vertikal adalah :
d 2h
q 100,5 (3-93)
t
dimana :
q = kapasitas separator, bbl/hari
d = diameter dalam separator, ft
h = tinggi kolom minyak di atas outlet minyak didasarkan pada tinggi separator, ft
2. Separator Horizontal
Separator horizontal dibedakan menjadi 2, yaitu single barrel dan double barrel. Volume
minyak pada separator horizontal single barrel dapat dihitung menggunakan persamaan
sebagai berikut :
d 2L
V 0,785 (3-94)
2
Apabila persamaan (3-94) disubstitusikan ke dalam persamaan (3-91), maka besarnya
kapasitas pada separator horizontal single barrel dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
d 2L
qr 50,24 (3-95)
t
Untuk separator horizontal yang berbentuk double barrel, besarnya volume minyak dapat
dihitung menggunakan persamaan :
V 0,785d 2 L (3-96)
Sedangkan kapasitas separatornya, dapat diketahui dengan cara menghitung menggunakan
persamaan dibawah ini :
d 2L
qr 100,5 (3-97)
t

3. Separator Spherical
Untuk separator spherical, volume minyak diambil setengah dari volume spherical, yaitu :
1/ 2
d
V 0,2618d 2 (3-98)
2

Bentuk dari separator spherical menyebabkan separator jenis ini mempunyai surge capacity
yang lebih besar. Kapasitas separator spherical ditentukan dengan persamaan :
1/ 2
d3 d2
qr 33,51 (3-99)
t 2

Volume dari separator spherical ini dikalikan dengan (d/2) karena bentuknya spherical.
Selain kapasitas minyak, suatu separator harus ditentukan pula kapasitas gasnya. Kapasitas
gas suatu separator dihubungkan dengan kecepatan masuk ke dalam separator. Kecepatan
aliran gas ke atas yang diperlukan untuk mengendapkan butir-bitur cairan ditentukan dari
besarnya tahanan yang dialami oleh partikel yang disebabkan oleh gerakan gas, serta gaya
yang bekerja terhadap partikel (butir cairan) yang disebabkan oleh gaya gravitasi. Besarnya
tahanan terhadap butir cairan dalam aliran gas, dengan mengabaikan viscositas gas yang
cukup kecil, dikemukakan oleh Souders dan Brown dalam persamaan berikut :
k g d 2 v 2
Fa (3-100)
4
dimana :
Fa = gaya total yang bekerja pada partikel
k = konstanta yang dicari secara empiris
d = diameter partikel
g = densitas gas
v = kapasitas linier
Besarnya gaya gravitasi yang diderita oleh suatu partikel cairan yang berbentuk bola
dikurangi dengan gaya ke atas (buoyancy) adalah :
d 3
Fg o g (3-101)
6
dimana :
o = densitas partikel minyak
g = densitas partikel cairan
Apabila gaya gravitasi sama dengan tahanan terhadap gerakan gas, maka partikel akan tetap
mengambang (mengapung), yaitu :
k g d 2 v 2 d 3
Fa Fg o g g (3-102)
4 6
dan secara teoritis, kecepatan mengambang adalah :

2 gd o g
1/ 2

v (3-103)
3k g
Apabila dalam persamaan (3-103) harga d dan k konstan, maka :
1/ 2
o g
v C (3-104)
g

dimana :
v = kecepatan masuk, ft/sec
C = koefisien pemisahan, ( 2gd/3k)1/2
o = density minyak pada kondisi separator, lb/cuft
g = density gas pada kondisi separator, lb/cuft
Volume gas yang mengalir (q) dalam satuan cuft/sec, adalah :
qsc gsc
q x (3-105)
86400 g

dimana :
qsc = laju aliran gas, SCF/hari
gsc = density gas pada kondisi standard, lb/cuft
g = density gas pada kondisi aliran, lb/cuft
Luas penampang aliran A (ft2) dapat dihubungkan dengan laju aliran gas yang diijinkan, yaitu
:
q d 2
A (3-106)
v 4
dimana :
d = diameter dalam dari separator, ft
Apabila persamaan (3-104) dan (3-105) disubstitusikan ke dalam persamaan (3-106), maka
akan diperoleh :
1/ 2
d 2 qsc g
x gsc x x1 / C (3-107)
4 86400 g
o g
Density gas pada kondisi aliran adalah :
P Tsc 460 1
g gsc x x x (3-108)
Psc T 460 Z
atau :
gsc Psc T 460
xZx (3-109)
g P Tsc 460
dimana :
P = tekanan operasi dari separator, psia
Psc = tekanan pada kondisi standard, psia
Z = faktor compressibilitas gas
Apabila persamaan (3-109) disubstitusikan ke dalam persamaan (3-107), maka akan didapat :
1/ 2
d 2 qsc P T 460 g
x sc xZx x x1 / C (3-110)

4 86400 P Tsc 460 o g
dari persamaan diatas, harga qsc sebesar :
1/ 2
67824Cd 2 P Tsc 460 o g

qsc x x x (3-111)
Z Psc T 460 g

Ukuran separator didasarkan pada diameter luar separator, dengan demikian, dalam
perhitungan perlu dilakukan koreksi terhadap ketebalan dari separator. Dari persamaan (3-
111), qsc berbanding lurus dengan d2 untuk laju aliran tertentu. Dengan demikian, maka :

d12
q1 q2 2
(3-112)
d2
dimana q1 adalah kapasitas yang diinginkan untuk suatu separator dengan diameter d 1,
sedangkan q2 adalah separator yang diketahui kapasitasnya dengan ukuran d2.
Persamaan (3-104) sampai dengan persamaan (3-111) dapat diatur kembali agar dapat
digunakan untuk menentukan diameter separator atau diameter mist extractor untuk berbagai
kondisi operasi. Densitas gas dalam lb/cuft pada kondisi operasi berdasarkan pada specific
gravity gas (), ditentukan dari :
asc . .Tsc .P
g (3-113)
Z .T .Psc
dimana :
asc = densitas udara pada kondisi standard (14,7 psia, dan 520 oF)
= 0,0764 lb/cuft
Sehingga persamaannya berubah menjadi :
2,70 xxP
g (3-114)
ZxT
dimana :
= specific gravity gas (untuk udara = 1)
P = tekanan operasi, psia
Z = faktor compressibilitas
T = temperatur operasi, oR
Kecepatan yang diijinkan adalah :
1/ 2
o g
va C
g

dan volume gas pada kondisi operasi adalah :
Zxqsc x10,73xT
qg (3-115)
379,4 x86400 xP
Penyederhanaan dari persamaan diatas, adalah :
0,3273 xZxqsc xT
qg (3-116)
P
dimana qsc dalam 106 SCF/hari pada 14,7 psia dan 60 oF.
Luas separator atau mist extractor adalah :
qg
As , ft (3-117)
va

dan diameternya adalah :


d s 13,53 As
1/ 2
(3-118)
Kapasitas gas dari separator spherical berdasarkan kapasitas dari mist extractor. Persamaan
empiris untuk menentukan diameter mist extractor adalah :
1/ 2 1/ 2
q gsc TxxZ
d 9,93 (3-119)
C P o

dimana :
d = diameter mist extractor, in
qgsc = laju aliran gas, MMSCF/hari
C = konstanta kecepatan yang diijinkan
= 0,35 untuk knitted wire mesh extractor
= specific gravity gas
T = temperature operasi, oR
Z = faktor kompressibilitas
P = tekanan operasi, psia
o = density minyak pada kondisi operasi, lb/cuft
Pada persamaan (3-111), untuk separator vertikal tanpa mist extractor, konstanta
kecepatan yang diijinkan sebesar 0,117 dan apabila dengan mist extractor sebesar 0,167. Untuk
separator horizontal single barrel dengan mist extractor, maka C = 0,382. Dalam menghitung
kapasitas gas untuk separator horizontal single barrel, untuk mendapatkan diameter ekivalen
berdasarkan pada luas penampang total dikurangi dengan luas bagian yang terisi oleh cairan.
Apabila diameter ekivalen tersebut digunakan pada persamaan (3-106), kapasitas gas separator
horizontal yang diperoleh berdasarkan persamaan (3-111) tersebut harus dikalikan dengan faktor
(0,1 L)0,56, dimana L adalah panjang dari shell dalam feet.
Untuk separator vertikal, jarak antara oil inlet dengan bagian bawah dari mist extractor
paling sedikit harus sama dengan diameter, dan jarak antara oil inlet dengan tinggi permukaan
cairan normal paling sedikit 24 in. Oleh karena persyaratan ini tidak dapat dipenuhi dengan
memuaskan untuk separator 5 ft dan 7,5 ft, maka untuk menentukan kapasitas gas harus
dikalikan dengan faktor 0,80.
Selain dengan menggunakan cara analitis, penentuan kapasitas separator dapat dilakukan
dengan cara grafis, yaitu menggunakan grafik-grafik korelasi. Kapasitas cairan separator dapat
ditentukan dengan menggunakan grafik dibawah ini :

Gambar 3.23. Kapasitas Cairan vs. Diameter Dalam Shell


Untuk Berbagai Jenis Separator10)

Untuk separator vertikal didasarkan pada level cairan diatas oil outlet sebagai berikut :
Panjang Shell Level
5 ft dan 7,5 ft 1,5 ft
10 ft 2,25 ft
15 ft 2,75 ft

Penentuan kapasitas gas separator didasarkan pada kecepatan partikel cairan didalam
aliran gas. Kecepatan partikel cairan ini akan turun, dengan naiknya tekanan separator pada laju
aliran yang sama. Capasity factor (faktor kapasitas) adalah fungsi dari luas penampang aliran,
panjang separator dan beberapa konstanta yang tergantung dari arah aliran partikel cairan.
Sebagai koreksi kapasitas gas untuk berbagai bentuk dan ukuran separator pada berbagai
tekanan, dapat digunakan Gambar 3.24 sampai Gambar 3.26.

Gambar 3.24. Capacity Factor vs. Diameter dalam Separator10)


Gambar 3.25. Koreksi Capacity Factor untuk
Panjang Separator Horizontal10)

Gambar 3.26. Kapasitas Gas vs. Tekanan dan Capacity Factor10)


Gambar 3.27. Faktor Koreksi untuk Berbagai SG gas10)

Gambar 3.28. Faktor Koreksi untuk Berbagai SG Cairan10)

Pada Gambar 3.26, assumsi yang digunakan adalah :


a. Specific gravity gas 0,65
b. Specific gravity partikel minyak dalam aliran gas sebesar 45 oAPI dengan ukuran 10
mikron atau lebih.
c. Specific gravity cairan yang dipisahkan 35 oAPI
d. Temperatur operasi 60 oF, dianggap sudah berada diatas cluod-point minyak dan hydrate-
point gas.
e. Minyak tidak berbuih dan tidak ada kondisi surging
Untuk koreksi harga capacity factor masing-masing terhadap specific gravity gas dan
cairan, dapat digunakan Gambar 3.27 dan Gambar 3.28. Harga capacity factor perlu dikoreksi
terhadap SG gas dan SG cairan, supaya penentuan jumlah kapasitas gas yang dapat diproses oleh
suatu separator perhari dapat lebih akurat.
Langkah-langkah penentuan kapasitas gas separator vertikal adalah :
Tentukan harga capacity factor.
Jika specific gravity gas dan cairan berbeda dengan assumsi yang digunakan pada
Gambar 3.26, maka capacity factor harus dikoreksi dengan cara mengalikan dengan
faktor koreksi yang didapat dari Gambar 3.27 dan Gambar 3.28.
Tentukan kapasitas gas pada setiap tekanan dengan menggunakan Gambar 3.26.
Prosedur penentuan kapasitas gas pada separator horizontal, adalah :
Tentukan harga capacity factor dengan menggunakan Gambar 3.24, berdasarkan diameter
dalam separator.
Jika panjang separator tidak 10 ft, maka capacity factor harus dikoreksi dengan cara
mengalihkannya dengan faktor koreksi panjang separator dari Gambar 3.25.
Kapasitas gas untuk berbagai tekanan diperoleh dengan menggunakan Gambar 3.26. Jika
specific gravity gas maupun cairan tidak sama dengan assumsi dari Gambar 3.26, maka
capacity factor harus dikoreksi dengan hasil yang diperoleh dari Gambar 3.27 dan
Gambar 3.28.
Kapasitas gas dari separator bulat (spherical) dapat langsung ditentukan dengan
menggunakan Gambar 3.26, setelah capacity factor yang diperoleh dari Gambar 3.24 dikoreksi
terhadap specific gravity gas dan cairan seperti pada prosedur penentuan kapasitas gas dari
separator horizontal. Kapasitas gas dari separator bulat pada umumnya diambil sekitar 75 % dari
kapasitas yang diperoleh dari grafik, untuk memberikan ruang yang cukup terhadap surging
condition.

B. Perhitungan Tekanan Kerja Separator


Penentuan tekanan kerja separator yang optimum perlu dilakukan untuk menentukan
effisiensi pemisahan yang maksimal dari cairan dan gasnya. Effisiensi disini adalah bila
didapatkan jumlah cairan sebanyak mungkin, atau hasil minyak dan gas yang dapat dipisahkan
dapat memberikan harga kombinasi yang paling ekonomis.
Tekanan kerja separator tergantung baik dari tekanan aliran tubing, jumlah relatif minyak
mentah dan gas alamnya maupun komposisi fluida sumurnya. Bila gas kondensat tekanan tinggi
yang akan dijual, maka tekanan kerja separator dipasang sedikit lebih tinggi dari sales line
pressure. Sedangkan bila gas dibakar atau tekanan boleh bervariasi maka perlu dicari tekanan
kerja optimum separatornya agar diperoleh jumlah cairan maksimum pada tangki pengumpul.
Penyelidikan telah membuktikan bahwa dengan separasi bertingkat, dapat dihasilkan
produksi minyak yang lebih banyak serta memungkinkan mendapatkan minyak yang lebih
bermutu (oAPI lebih tinggi). Pada umumnya di lapangan minyak digunakan proses pemisahan
dengan jumlah tingkat pemisahan sebagai berikut :
1. Pemisahan Bertingkat Dua
Pada pemisahan bertingkat dua ini, fluida dari sumur dialirkan ke separator sebagai pemisah
pertama untuk dipisahkan cairan dan gasnya, kemudian cairan dialirkan ke tangki pengumpul
(storage tank).
Penentuan tekanan kerja separator dua tingkat didasarkan dengan anggapan bahwa separator
kedua mempunyai tekanan kerja yang sama dengan atmosfir. Prosedur perhitungannya
adalah sebagai berikut :
a) Anggap suatu tekanan kerja tertentu
b) Berdasarkan tekanan kerja tersebut, tentukan komposisi cairan dan gas yang
keluar dari separator pertama.
c) Berdasarkan komposisi cairan yang keluar dari separator pertama atau yang
masuk ke separator kedua, tentukan komposisi cairan dan gas yang dihasilkan oleh
separator kedua.
d) Dari perhitungan langkah (c) , tentukan GOR dan oAPI dari minyak.
e) Ulangi langkah (a) sampai dengan (d), untuk beberapa tekanan kerja yang
lain.
f) Plot antara tekanan kerja separator tersebut dengan oAPI dan GOR.
g) Pemilihan tekanan kerja adalah berdasarkan pada langkah (f), yaitu untuk
grafik antara tekanan kerja versus GOR, tekanan kerja yang dipilih adalah yang
menghasilkan GOR minimum.
h) Sedangkan untuk grafik antara tekanan kerja versus oAPI, tekanan kerja yang
dipilih menghasilkan oAPI yang terbesar.

2. Pemisahan Tiga Tingkat


Pemisahan tiga tingkat ini terdiri dari dua separator pemisahan dan satu tangki pengumpul
(storage tank).
Penentuan tekanan kerja separator untuk pemisahan tiga tingkat yang dianalisa oleh Kenneth
F. Whinnery dan John M. Chambell (transaction of AIME 1958) memberi dua persamaan
masing-masing untuk crude (dengan SG > 1,0) dan condensate (dengan SG < 1,0).
Penentuan tekanan kerja separator kedua, untuk crude dengan SG > 1,0 menggunakan
persamaan sebagai berikut :
P2 A P1
0 , 686
C1 (3-120)
dimana :
P2 = tekanan kerja separator kedua
P1 = tekanan kerja separator pertama
A = konstanta
C1 = dimensionless shifting constant, yang besarnya dapat ditentukan dengan
persamaan :
A 0,057
C1 (3-121)
0,0233

Harga C1 ini, dapat juga dicari dengan menggunakan Gambar 3.29.


Gambar 3.29. Hubungan Antara Konstanta A dengan C1dan C210)
Sedangkan untuk condensate dengan SG < 1,0, tekanan kerja separator ke dua ditentukan
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
P2 A P1
0 , 765
C2 (3-122)
dimana harga C2 ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
A 0,028
C2 (3-123)
0,012

atau dengan menggunakan Gambar 3.29 diatas.


Konstanta A, baik untuk persamaan (3-120) dan persamaan (3-122) ditentukan dengan
mengggunakan grafik hubungan antara konstanta A dengan pseudo SG, yang mana dalam hal
ini perlu diketahui prosentase dari C1,C2 dan C3, serta pseudo Specific Gravity. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.30.

Gambar 3.30. Hubungan Antara Konstanta A dengan Pseudo SG10)

3. Pemisahan Lebih dari Tiga Tingkat


Pada pemisahan lebih dari tiga tingkat ini, terdiri dari separator yang berjumlah lebih dari
tiga dan pada tingkat terakhir adalah tangki pengumpul yang mempunyai tekanan dan
temperatur atmosfer.
Penentuan tekanan kerja dari separator untuk masing-masing tingkat dapat dilakukan
pendekatan dengan menggunakan persamaan-persamaan berikut :
1/ n
P1
R (3-124)
Ps
P1
P2 Ps ( R ) n 1 (3-125)
R
P2
P3 Ps ( R ) n 2
R
dan seterusnya
dimana :
R = perbandingan tekanan kerja separator yang berurutan
P1 = tekanan kerja separator pertama
P2 = tekanan kerja separator kedua
P3 = tekanan kerja separator ketiga
Ps = tekanan kerja pada storage tank (pada kondisi standart)
n = jumlah antara tingkat (jumlah tingkat dikurangi satu)
Persamaan-persamaan diatas hanya digunakan apabila data yang tersedia sangat kurang
sekali dan tekanan kerja yang akan ditentukan berada pada tingkat pertengahan. Pendekatan
yang dilakukan dalam metode ini adalah perbandingan tekanan antara tekanan separator
dengan tangki pengumpul, biasanya lebih kecil sedikit.
Untuk lebih jelas dalam penentuan tekanan kerja separator dari pemisahan bertingkat lebih
dari tiga tingkat, dapat dijelaskan dengan contoh soal dibawah ini :

Contoh Soal :
Proses pemisahan bertingkat empat, dimana separator pertama mempunyai
tekanan kerja 400 psia, dan tekanan kerja pada storage tank sebesar 60 psia (storage tank
merupakan pemisah tingkat 4).
Ditanya :
Tentukan tekanan kerja separator yang lain !
Penyelesaian :
P1 = 400 psia; Ps = 60 psia; n = 4 1 = 3
1/ n 1/ 3
P 400
R 1 1,88
Ps 60

P2 Ps R 601,88
n 1 31
212 psia

P3 Ps R 601,88
n2 3 2
113 psia

Anda mungkin juga menyukai