Anda di halaman 1dari 5

Sifat Mekanikal dari Logam dan Logam Campuran

Sifat mekanikal dari logam ditentukan dari percobaan yang dilakukan pada
pengujian perbagian atau dari penyempurnaan tulisan ilmiah.
Pengujian mekanik pada logam dapat bersifat statis, saat pengujian perbagian
dilakukan dengan konstan atau dengan kenaikan secara perlahan pada muatan
tersebut; dinamis saat muatan naik secara cepat, bersamaan dengan adanya pengaruh
besar dan siklik atau tes kejenuhan, ketika besaran dan arah muatan berubah secara
berulang-ulang saat pengujian.
Pengujian mekanikal terhadap logam yang umum dilakukan adalah: (1)
pengujian tegangan, (2) pengujian kekerasan, (3) pengujian tumbukan dan kejenuhan,
(4) pengujian fabrikasi.

Pengujian Tegangan untuk Logam dan Logam Campuran


Untuk pengujian tegangan digunakan bahan berbentuk standar bulat
menyilang dan persegi panjang menyilang.
Bahan pengujian standar memiliki daerah menyilang seluas 314 mm
(d=20mm), dua macam yang digunakan: bahan panjang dimana ukuranpanjangnya
200 mm (perbandingan panjang dan diameter adalah 10) dan bahan pendek dengan
ukuran panjang 100 mm (perbandingan panjang dan diameternya 5).
Daerah menyilang dari bahan percobaan standar dipilih sembarang, tapi
ukuran panjangnya harus memenuhi kondisi berikut untuk panjang dan pendeknya
bahan, berurutan:
Lo = 11.3
Dimana: Fo = daerah menyilang dari bahan dalam mm.
Dalam pengujian ini bahan yang bulat atau persegi panjang dirubah oleh gaya
dari muatan yang meningkat dengan mulus ke titik pecah. Selama pengujian
pembacaan dilakukan untuk mendapat data untuk membuat diagram pengujian
tegangan. Contoh diagram menunjukkan hubungan antara kekuatan yang digunakan
bahan dan hasil perubahan bentuk.
Penentuan Kekerasan dari Logam dan Logam Campuran
Pengujian kekerasan lekukan bola baja. Metode yang paling umum dalam
mengukur kekerasan logam adalah dengan menentukan daya tahan logam yang dilihat
dari lekukan hasil tumbukan bola baja. Sebagai hasil dari pengujian ini, logam akan
membentuk lekukan kedalam berbentuk bulat pada permukaannya.
Angka kekerasan ditentukan dari Bhn (Brinell Hardness Number) dan
didefinisikan sebagai tekanan dalam kg/mm dari lekukan yang tampak pada
permukaan logam.
Bhn = P/F, kg/mm
Dimana: F = area tumbukan dalam mm.
Semakin keras logam, semakin besar angka Brinnel yang dimiliki logam.
Penentuan kekerasan dengan kedalaman lekukan dari penghantam berbentuk
kerucut atau bola baja kecil yang keras. Sering kali tes Rockwell digunakan untuk
menentukan kekerasan dari logam.
Penghantam dalam tes Rockwell untuk material keras adalah berbentuk
kerucut, yang disebut juga brale dengan sudut puncak sebesar 120. Untuk material
yang lebih lunak digunakan diameter bola baja 1.5875 mm.
Rumus angka kekerasan Rockwell adalah sebagai berikut :
R = [K-(h1-h)]/C
Dimana: R = angka kekerasan Rockwell
K = konstanta, 0.26 untuk bola baja dan 0.2 untuk brale
h1 = kedalaman sebelum penetrasi, mm
h = kedalaman setelah penetrasi, mm
C = nilai dari skala pada alat penetrator
Menentukan kekerasan dari lekukan piramid. Pengujian tersebut dilakukan
dalam lekukan dari piramid dengan alas persegi yang bersudut 136 diantara
permukaan yang saling berhadapan. Muatan yang digunakan adalah 5, 10, 30, 50, 100
atau 120 kg. Muatan dipilih berdasarkan ketebalan dan kekerasan dari bahan.
Angka kekerasan Vickers atau DPH (Diamond Pyramid Hardness), ditentukan
dari massa per luas daerah dari kenampakan dan ditentukan dari rumus:
DPH = [2P sin (/2)]/d, kg/mm
Dimana : P = beban yang digunakan piramid
d = diagonal dari kenampakan
= sudut antara permukaan yang berlawanan pada piramid ( = 136)
Pengukuran kekerasan mikro. Dalam kasus tertentu perlu mengetahui
kekerasan bagian mikroskopik bahan logam atau bahkan butiran yang terpisah dari
logam.
Ada dua jenis pengujian, pengujian lekukan dan goresan. Pengujian tersebut
dilakukan untuk menentukan kekerasan mikro.
Dalam pengujian pelekukan kekerasan mikro digunakan pelekuk intan
piramid.
Penentuan kekerasan mikro didasarkan pada pengujian gores meliputi
penggoresan permukaan menggunakan intan dibawah gerakan dari beban tertentu.
Lebar dari goresan dihitung dengan mikroskop khusus. Harga kekerasan dapat
ditetapkan dari lebar goresan yang didapat dari beberapa muatan konstan atau beban
pada lebar goresan yang didapat.

Pengujian Tumbukan
Kekuatan tumbukan dari logam ditentukan dari pengujian tumbukan dengan
bahan dengan derajat standar.
Bahan standar dari persegi atau persegi panjang menyilang, ditempatkan untuk
menyokong atau memberi landasan dari mesin pengujian tumbukan tipe pendulum
dan setelah itu retak dengan jatuhnya pendulum Q dari berat G. Pendulum Q jatuh
dari ketinggian h1, meretakkan bahan dan naik kembali oleh ketinggian inersia h2.
dapat dirumuskan:
A = G (h1-h2), kg-m.
Kekuatan tumbukan adalah energi yang diperlukan untuk memecahkan bahan
mewakili bagian menyilang dari bagian derajat menyilang.
Kekuatan tumbukan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Ak = A/Fo, kg-m/cm
Dimana: A = energi yang diperlukan untuk meretakkan bahan, kg-m
F = area menyilang dari bahan, cm

Pengujian Kejenuhan
Kegagalan dari logam dibawah pengulangan getaran atau nilai tegangan yang
berubah menjadi lebih rendah dari kekuatan tensil disebut kejenuhan (fatigue).
Ketahanan dari logam menjadi kegagalan fatigue disebut fatigue atau endurance,
strength ().
Pengujian fatigue menentukan daya tahan dari metal untuk menggetarkan atau
membalikkan beban berulang-ulang. Pengujian ini dibuat pada bahan silindris dengan
membengkokkan beban selama perputarannya. Perkembangan ini membalikkan
tegangan yang akhirnya meretakkan bahan.
Kegagalan fatigue menghasilkan retakan dimana dua daerahnya terlihat
dengan jelas:bagian luar, dekat permukaan bahan, dan bagian dalam di bagian tengah
dari bahan. Bagian luar memiliki permukaan yang halus dan terbentuk sebagai hasil
pecahan mikro dimana selama perkembangannya melemahkan bagian menyilang dari
bahan. Bagian dalam dari retakan memiliki permukaan yang kasar dengan jejak dari
kegagalan kristalin yang rapuh dari logam yang terbentuk setelah perpecahan.
Bahan baja yang memiliki ketahanan lima juta beban putaran tanpa kegagalan
mengindikasikan logam dapat bertahan dengan ketegangan yang sama untuk jumlah
putaran yang jauh lebih banyak.

Pengujian Fabrikasi untuk Logam


Kemampuan logam untuk bertahan dari perubahan yang mungkin dilakukan
terhadap berbagai jenis prosedur kerja hot dan cold yang ditentukan dari pengujian
fabrikasi pada bahan khusus yang disiapkan.
Hasil dari pengujian ini biasanya dievaluasi pada kondisi permukaan setelah
pengujian. Bahan harus dianggap telah lulus uji walaupun ada kerusakan luar seperti
sobek, pecah, laminasi, atau retak ditemukan pada permukaan.
Pengujian fabrikasi yang paling sering digunakan adalah pembengkokkan
dengan menggunakan las, pembengkokkan dengan pelat dan lembar, dan pelekukkan
lainnya.
Pengujian weld bending dilakukan untuk menentukan sifat perubahan dari
logam yang diuji.
Pengujian pembengkokkan dengan pelat dan lembar panas atau dingin
dilakukan untuk menentukan kemampuan dari lembar logam atau pelat untuk
bertahan dari efek pembengkokan dari bentuk dan ukuran tertent.
Bahan pengujian untuk pengujian ini dipotong dari lembar logam atau pelat.
Pengujian jumping-up dingin menentukan kemampuan logam untuk melalui
perubahan kompresif dari ukuran dan bentuk tertentu tanpa kegagalan. Pengujian ini
digunakan untuk pengujian persediaan logam batangan yang digunakan dalam
tempaan dan operasi cold heading dalam menghasilkan dengan mesin.
Pengujian cupping menentukan keserasian dari lembar logam untuk mencetak
atau menggambar.
Standar keserasian logam adalah kedalaman dimana logam disusun saat retak.
Kedalaman lekukan ini ditentukan oleh spesifikasi berdasarkan material dan ukuran
dari hantaman

Metode untuk Pemeriksaan Susunan dari Logam dan Logam Campuran


Pemeriksaan makrografik dari logam. Makrografi meliputi pembelajaran
mengenai susunan dari logam atau logam campuran seperti yang terlihat dengan mata
telanjang atau dengan pembesaran dengan tenaga rendah (hingga 30x). Susunan
logam yang ditampakkan dari pemeriksaan ini disebut makrostruktur. Makrografi
mempelajari sebagian besar permukaan logam. Ukuran, bentuk, dan perubahan butir
kristalin logam; arah serat pada perubahan logam, dan penyusutan; penyusutan
porositas, pecahan, homogenitas kimia.
Makrostruktur mempelajari secara langsung retakan pada bagian atau
pengujian khusus potongan lembaran dari batang, cetakan atau hasil tempaan besar.
Pemeriksaan mikroskopis pada logam dilakukan dengan mikroskop
metalografi atau elektron.
Mikroskop metalografi umumnya digunakan untuk mempelajari susunan
dalam dari logam. Mikroskop ini memungkinkan logam untuk diteliti dalam cahaya
terrefleksi dengan pembesaran dari 75x sampai 2500x. Mikroskop dapat digunakan
untuk menentukan mikrostruktur dari logam.
Pemeriksaan mikrografi dari logam dan logam campuran digunakan pada
bahan pengujian yang disebut microsection. Bahan kimia khusus yang disebut
etchants digunakan untuk menggores microsection agar menampakkan
mikrostrukturnya.
Mikroskop elektro memungkinkan pembesaran efektif 100000x, sehingga
dapat dilakukan analisis struktural dan fase dari metal dengan akurat.

Anda mungkin juga menyukai