Sifat mekanikal dari logam ditentukan dari percobaan yang dilakukan pada
pengujian perbagian atau dari penyempurnaan tulisan ilmiah.
Pengujian mekanik pada logam dapat bersifat statis, saat pengujian perbagian
dilakukan dengan konstan atau dengan kenaikan secara perlahan pada muatan
tersebut; dinamis saat muatan naik secara cepat, bersamaan dengan adanya pengaruh
besar dan siklik atau tes kejenuhan, ketika besaran dan arah muatan berubah secara
berulang-ulang saat pengujian.
Pengujian mekanikal terhadap logam yang umum dilakukan adalah: (1)
pengujian tegangan, (2) pengujian kekerasan, (3) pengujian tumbukan dan kejenuhan,
(4) pengujian fabrikasi.
Pengujian Tumbukan
Kekuatan tumbukan dari logam ditentukan dari pengujian tumbukan dengan
bahan dengan derajat standar.
Bahan standar dari persegi atau persegi panjang menyilang, ditempatkan untuk
menyokong atau memberi landasan dari mesin pengujian tumbukan tipe pendulum
dan setelah itu retak dengan jatuhnya pendulum Q dari berat G. Pendulum Q jatuh
dari ketinggian h1, meretakkan bahan dan naik kembali oleh ketinggian inersia h2.
dapat dirumuskan:
A = G (h1-h2), kg-m.
Kekuatan tumbukan adalah energi yang diperlukan untuk memecahkan bahan
mewakili bagian menyilang dari bagian derajat menyilang.
Kekuatan tumbukan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Ak = A/Fo, kg-m/cm
Dimana: A = energi yang diperlukan untuk meretakkan bahan, kg-m
F = area menyilang dari bahan, cm
Pengujian Kejenuhan
Kegagalan dari logam dibawah pengulangan getaran atau nilai tegangan yang
berubah menjadi lebih rendah dari kekuatan tensil disebut kejenuhan (fatigue).
Ketahanan dari logam menjadi kegagalan fatigue disebut fatigue atau endurance,
strength ().
Pengujian fatigue menentukan daya tahan dari metal untuk menggetarkan atau
membalikkan beban berulang-ulang. Pengujian ini dibuat pada bahan silindris dengan
membengkokkan beban selama perputarannya. Perkembangan ini membalikkan
tegangan yang akhirnya meretakkan bahan.
Kegagalan fatigue menghasilkan retakan dimana dua daerahnya terlihat
dengan jelas:bagian luar, dekat permukaan bahan, dan bagian dalam di bagian tengah
dari bahan. Bagian luar memiliki permukaan yang halus dan terbentuk sebagai hasil
pecahan mikro dimana selama perkembangannya melemahkan bagian menyilang dari
bahan. Bagian dalam dari retakan memiliki permukaan yang kasar dengan jejak dari
kegagalan kristalin yang rapuh dari logam yang terbentuk setelah perpecahan.
Bahan baja yang memiliki ketahanan lima juta beban putaran tanpa kegagalan
mengindikasikan logam dapat bertahan dengan ketegangan yang sama untuk jumlah
putaran yang jauh lebih banyak.