Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

TINJAUAN KHUSUS

4.1 Definisi Separator

Separator minyak gas (Oil – Gas Separator) adalah peralatan yang digunakan
untuk memisahkan gas dan minyak dari fluida yang berasal dari kepala sumur.
Tekanan kerja separator sangat bervariasi. Pada operasi lapangan, kebanyakan
tekanan sumur diturunkan dengan choke dan tekanan sebesar 125 psi dianggap
cukup untuk separator.

Untuk operasi tekanan lebih tinggi di mana tekanan tidak mungkin untuk
diturunkan karena sifat cairan yang emulsi maka penurunannya dibuat dengan
cara bertingkat (range tekanan antara 230-6000psi).

4.2 Prinsip Pemisahan Gas dan Minyak


Prinsip dasar pemisahan gas dari minyak adalah:
 Gravity
 Gaya sentrifugal
 Efek dari baffle
 Dan saringan (screen)
Pemisahan cairan yang terikut gas berdasarkan efek pengembunan. Titik –
titik cairan yang terikut gas terhalang oleh pelat – pelat lempengan dan cairan
melekat pada baffle tersebut. Titik – titik cairan tersebut menjadi embun dan
makin lama berubah menjadi butiran – butiran cairan yang lebih besar dan
akhirnya jatuh.
Ukuran dan volume separator sangat bervariasi sesuai dengan kebutuhan
lapangan.

1
4.3 Cara Kerja Separator
Secara garis besar separator dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu:
1) Bagian pemisah utama, yang berfungsi sebagai pemisah cairan. Pada
bagian ini akan dipisahkan secara cepat slug cairan yang masuk ke dalam
separator, demikian juga butir cairan yang terbawa oleh aliran gas.
2) Bagian pengumpul cairan yang berfungsi sebagai tempat untuk
menampung cairan yang telah terpisahkan. Bagian ini harus cukup besar
untuk dapat menampung cairan yang telah dipisahkan pada kondisi
operasi yang normal dan harus sedemikian rupa sehingga fluida yang
telah dilepaskan tidak akan terganggu oleh aliran gas.
3) Bagian pemisah kedua, digunakan untuk memisahkan butir-butir cairan
yang sangat kecil yang tidak terpisahkan pada bagian pemisah utama.
Prinsip utama dari pada proses pemisahan pada bagian ini berdasarkan pada
gravity settling dari aliran gas. Oleh karena persyaratan dasar untuk dapat
terjadinya gravity settling adalah tidak ada turbulensi maka kecepatan gas harus
dikurangi pada saat mulai masuk ke dalam separator.

Gambar 4.1
Conventional Vertikal Separator

2
4) Mist Extraction Section
Sisa cairan yang berbentuk kabut dapat dipisahkan secara efektif dari aliran
gas dengan menggunakan mist extractor yang terencana dengan baik.
Meskipun demikian buti cairan yang berbentuk sebagai akibat pengembunan
gas tidak dapat dihilangkan / dipisahkan dengan menggunakan mist extractor.
Pengembunan dari uap tersebut disebabkan oleh penurunan tempertaur yang
terjadi setelah gas keluar dari separator. Dengan adanya pengembunan tersebut
tidak mencerminkan efisiensi dari separator. Untuk dapat terjadi pemisahan
dengan baik antara butiran cairan yang berbentuk kabut dengan gas dipengaruhi
beberapa hal sebagai berikut:
 Perbedaan density antara gas dengan minyak
 Kecepatan aliran gas
 Waktu yang tersedia

Apabila kecepatan aliran gas cukup rendah maka pemisahan butir cairan
dengan gas dapat berlangsung dengan baik tanpa memerlukan mist extractor.
Meskipun demikian penempatan mist extractor dalam separator selalu dilakukan
untuk memperkecil jumlah cairan (kabut) yang terbawa keluar dari separator
bersama dengan gas.

4.4 Klasifikasi Separator


a. Dari segi bentuknya separator dibedakan menjadi:
1) Separator Tegak (Vertical Separator)
2) Separator horizontal (Horizontal Separator)
 Bertabung Tunggal (Single Tube)
 Bertabung Ganda (Double Tube)
3) Separator Bulat (Spherical Separators)
b. Menurut fasa pemisahan:
1) Separator Dua Fasa (Two Phase Separators)
2) Separator Tig Fasa (Three Phase Separators)

3
c. Menurut tingkat (stage) proses pemisahan gas dan minyak:
1) Pemisahan satu tingkat (one stage)
2) Pemisahan dua tingkat (two stage)
3) Pemisahan tiga tingkat (three stage)

Gambar 4.2
Typical vertical oil and gas separator with mist extractor

Gambar 4.3
High-pressure horizontal oil and gas separator

4
Gambar 4.4
Double-tube horizontal oil and gas separator

Gambar 4.5
Low-pressure spherical oil and gas separator

5
4.5 Vessel Internals
- Inlet diverter
- Deflector baffles, cylones
- Defoaming plates
- Add surface area to break foam
- Typically used in CO2 floods
- Vortex breakers
- Mist Extractors
- Wire mesh, vane, arch pl
- ates, centrifugal
- Sand jets

4.6 Mist Extractors


Jenis-jenis mist extractor yang digunakan pada saat ini terdiri dari berbagai
type yang masing – masing type tersebut menggunakan prinsip:
- Tumbukan (impingement)
- Perubahan arah aliran
- Perubahan kecepatan aliran
- Gaya centrifugal
- Coalescing pack
- Filter

Prinsip dari masing-masing mist extractor tersebut adalah sebagai berikut:

a. Impingement
Apabila aliran gas yang mengandung butir-butir cairan tersebut
menumbuk pada suatu bidang, maka butiran tersebut akan tertinggal
dipermukaan tersebut.
Apabila jumlah butiran makin banyak maka akan terbentuk butiran yan
lebih besar maka butir cairan tersebut akan jatuh ke dalam bagian
pengumpul cairan.

6
b. Perubahan arah aliran
Apabila suatu aliran gas yang mengandung butir-butir cairan diubah arahnya
maka butir-butir cairan cenderung untuk tetap bergerak dalam arah aliran
semula sedangkan gas lebih mudah untuk mengikuti arah aliran yang baru.
Sehingga dalam hal ini butir cairan akan tertinggal.
c. Perubahan kecepatan
Pemisahan antara gas dengan butir-butir minyakl dipengaruhi juga oleh
adanya perubahan kecepatan dengan tiba-tiba. Kondisi di atas menggunakan
prinsip perbedaan inertia dari pada gas dan minyak dimana dengan adanya
penurunan kecepatan, maka inertia dari butir minyak yang lebih besar tetap
mendorong arah aliran dengaan demikian akan terpisah.
Butir cairan yang terpisah tersebut akan terkumpul pada bidang tumbukan
dan akan jatuh pada bagian pengumpul dari separator.
d. Gaya centrifugal
Apabila aliran gas yang membawa butir-butir cairan berputar dengan
kecepatan yang cukup tinggi, maka gaya centrifugal akan mendorong butir
cairan kearah luar yaitu pada dinding dari pada container atau mist extractor.
Cara ini merupakan suatu cara yang paling efektif dalam hal pemisahan
butiran dari aliran gas. Efisiensi dari pada metode ini akan bertambah apabila
kecepatan aliran gas bertambah.

7
Gambar 4.6
Mist Extractor Gaya Centrifugal

e. Coalescing pack
Metode ini merupakan gabungan antara metoda-metoda impingement,
perubahan arah aliran dan perubahan kecepatan serta gaya centrifugal. Pack
ini menyediakan tempat yang cukup luas untuk pengumpulan butir-butir
cairan yang merupakan suatu rajutan kawat (knitted wire mesh).

Gambar 4.7
Coalescing type mist extractor

8
f. Filter
Pada penggunaan-penggunaan khusus filter yang poros cukup efektif dalam
memisahkan cairan dari aliran gas. Metode ini menggunakan prinsip-prinsip
impingement, perubahan arah aliran, perubahan kecepatan untuk
memungkinkan terjadinya pemisahan antara butir cairan dengan gas.

4.7 faktor-faktor yang mempengaruhi Pemisahan


1) Tekanan kerja dari pada suatu separator tergantung pada:
 tekanan aliran fluida pada well head
 jumlah minyak dan gas yang dipisahkan
perubahan tekanan mempengaruhi density gas dan minyak,
mempengaruhi kecepatan aliran yang diijinkan dan mempengaruhi
volume aliran sebenarnya. Pengaruh keseluruhan dari pertambahan
tekanan adalah peningkatan kapasitas gas dari separator.
2) Temperature mempengaruhi kapasitas gas-cairan dari pada separator,
dimana penambahan temperature akan menurunkan kapasitas.
Pengaturan temperature termasuk dengan cara pendinginan perlu
dilakukan dimana temperature aliran biasanya diatas temperature
optimum pemisahan.
Pendinginan dapat dilaksanakan dengan salah satu cara berikut ini:
a. Tubular heat exchanger
b. Cooling tower
c. Refrigeration
d. Expantion aliran dari sumur melalui choke
Cara yang terakhir ini paling sering digunakan, selain murah peningkatan
temperature seringkali terjadi pada aliran minyak dan gas yang bertekanan
tinggi.

9
3) Effisiensi dari pemisahan partikel cairan yang tergantung pada density gas
dan cairan.
4) Kemampuan kapasitas separator berdasarkan anggpan bahwa pemisahan
secara gravitasi dari butir cairan yang lebih besar dari 200 micron dapat
terjadi di bagian pemisah kedua. Untuk butir yang lebih kecil 200 micron
dipisahkan oleh mist extractor.
5) Kenaikkan kecepatan gas akan memperbesar ukuran dan volume dari butir
cairan yang mencapai mist extractor, dengn demikian akan timbul
penambahan cairan dalam jumlah banyak dengan tiba-tiba.
6) Kecepatan gas maximum untuk pemisahan partikel cairan dengan diameter
yang jatuh sebagai akibat percepatan gravitasi akan bertambah cepat gerakan
jatuhnya sampai pada suatu saat dimana gesekan pada partikel tersebut
(sebagai akibat tumbukan dengan gas) sama dengan berat dari partikel
tersebut. Apalagi kedua gaya ini sama besarnya maka partikel akan jauh
dengan kecepatan yang konstan. Kecepatan ini disebut sebagai “settling
velocity”. Besarnya settling velocity tersebut digunakan dalam penentuan
ukuran dari separator yaitu tinggi atau diameternya.

4.8 Perlengkapan Pada Separator


Peralatan atau perlengkapan pada separator adalah:
 Liquid Level Control (LLC)
 Gelas Penduga
 Manometer
 Safety valve
 Man Hole atau Hand Hole
 Pressure Control
 Arde

10
Liquid Level Control (LLC)

LLC adalah alat untu mengatur permukaan cairan dalam separator secara
otomatis. Dengan tujuan:

 Agar cairan tidak terikut ke outlet gas


 Agar gas tidak terbuang ke tangki
 Memberi kesempatn cairan berhent sejenak untuk membebaskan gas
Liquid level control terdiri dari floater yan dihubungkan denan valve secar
mekanik atau pneumatic sedemikian rupa sehingga jika permukaan cairan dalam
separator naik (floter naik) maka katup oil outlet membuka. Dan sebaliknya jika
permukan cairan dalam separator turun (floter turun), maka katup oil outlet akan
menutup. Floater (penampung) waktu turun tidak boleh setinggi oil outlet atau
paling rendah harus diats oil outlet agar gas tidak masuk ke tangki.

4.9 API Name Plate


Pada body biasanya terdapat pelat nama yang menyebutkan identitas dari
separator tersebut. Name plate biasanya terbuat dari material yang tahan
karat.
Tulisan pada name plate akan memberikan informasi sebagai berikut:
1) API Monogram
2) Spec 12 J
3) Manufacture’s name
4) Manufacture’s serial number
5) Year built
6) Weight empty, pounds
7) Shell size, OD x length
8) Maximum allowable working pressure, psi at maximum desain
temperature 0F. Juga temperature minimum bila – 20 0F.
9) Informasi tambahan yang diperlukan oleh peraturan bagian.
10) Tulisan-tulisan tambahan yang diinginkan oleh pabrik atau oleh
pembeli selama masih diizinkan.

11
Table 1.
Separator sizes and capacities
Pressure Oil Capacity Gas Capacity
Class Range (PSIG) Size Range (ft)* Range Range
(BBl/Day) (MMSF/Day)
Max. Min. Max. Min Max. Min.
Low Pressure- Vertical 125 7 x 23 2x5 43.000 600 55 3

Low Pressure- Horizontal 125 6 x 20 1 x 10 40.000 150 47 3


0
High Pressure- Vertical 230-6000 7 x 20 1.5 x 5 40.000 250 177 2

High Pressure-Horizontal 230-6000 7x 20 1x5 47.000 230 364 2

B.S. 7 B
 Diameter by height or length of barrel

4.10 Pemisahan Tiga Fasa (Three Phase Separation)


Untuk sumur-sumur yang mempunyai kadar air sedang, minyak dan air
dapat dipisah dari gas di dalam separator tiga fasa.
Minyak dan air yang dipisahkan pada suatu initial gravity chamber,
kemudian masuk ke ruangan yang terpisah. Baik minyak atau air yang
dikeluarkan dikontrol oleh float valve.

Gambar 4.8

12
Horizontal three-phase separator schematic

Gambar 4.9
Vertical three-phase separators

4.11 Multi Stage Separation


1) Two-Stage Separation
 LP Separator (10 - 100 psi)
 Storage Tank
Fluida :
 Low GOR
 Low Flowing Pressure
2) Three-Stage Separation
 HP Separator (100 psi – 500 psi)
 LP Separator (10 psi – 75 psi)

13
Fluida:
 Low to inter mediate gravity oil
 Intermediate to high GOR
 Intermediate wellhead flowing pressure
3) Four – Stage Separation
 HP Separator (500 psi – 1500 psi)
 MP Separator (100 psi – 500 psi)
 LP Separator (10 psi – 100 psi)
Fluida:
 High gravity GOR
 High GOR
 High flwing pressure
 Use of high pressure
 Gas for market or pressure maintenance

4.12 Keuntungan dan Kerugian Type Separator


Keuntungan masing – masing separator:
a. Separator Vertikal
Keuntungan:
1) Tidak memerlukan tempat yang luas
2) Dapat menampung pasir dalam jumlah yang banyak
3) Mudah dibersihkan
4) Mempunyai kapasitas “surge” cairan yang besar
5) Kecenderungan cairan untuk menguap kembali kecil
b. Separator Horizontal
1) Dapat menampung crude dalam bentu foam (busa)
2) Lebih murah dari pda separator vertical
3) Mudah diangkut

14
4) Lebih ekonomis dan efisien untuk memproses gas dalam jumlah
besar
5) Diperlukan diameter yang lebih kecil (dibandingkan dengan
separator dari type yang lain) untuk suatu kapasitas gas tertentu.
c. Separator Spherical
1) Lebih murah dari pada separator vertical dan horizontal.
2) Lebih udah dibersihkan dari pada type vertical.
3) Lebih “kompak” dibandingkan dengan type yng lain.

Kerugian dari pada masing-masing type separator

a. Separator Vertikal
1) Karena bentuknya yang tinggi, maka peralatan-peralatan keselamatan
yang terletak diatas sulit untuk dicapai dan dirawat.
2) Outlet gas yang berada diatas menyebabkan pemasangan lebih sulit.
b. Separator Horizontal
1) Kurang menuntunn apabila fluida mengndung pasir.
2) Sukar dibersihkan.
3) Dalam pemasangan memerlukan ruangan yang lebih luas kecuali kalau
disusun bertingkat.
c. Separator Spherical
1) Kurang ekonomis untuk kapasitas yang besar.

4.13 Pemeliharaan
1) Inspeksi secara periodic, baik bejana maupun pipa-pipanya terhadap
korosi, scale dan paraffin.
2) Pemasangan alat-alat keselamatan, semua dihubungka secara langsung
dengan bejana (tanpa perantara). Dalam pemsangan safety valve harus
diarahkan ke tempat penjaga (yang mudah didengar).
3) Pemasangan safety head langsung pada bejana.
Lubang harus terbuka oenuh dan tidak boleh ada hambatan.
Untuk separatot vertikal arahnya sejajar dengan badan.

15
4) Benda-benda yang biasa mengendap pada mist extractor misalnya scale
dan paraffin. Akibatnya mengurangi efisiensi mist extractor.
5) Kalau separator mengandung cairan korosif, maka harus diadakan
inspeksi visual secara periodic.
Inspeksi visual, ialah meneliti bagian-bagian dari luar pada sambungan-
sambungan yang memungkinkan terdapat kebocoran.
6) Setiap 6 (enam) bulan sekali man hole dibuka untuk mengecek dan
membersihkannya dari scale atau paraffin. Endapan paraffin bisa
terdapat pada inlet, outlet atau dinding tabung.
7) Endapan pasir atau lumpur atau partikel-partikel padatan biasanya
mengendap di bagian bawah dan akan mengurangi kapasitas dari
separator. Untuk itu harus di drain.

4.12 Pemilihan Separator

Prosedur pemilihan separator untuk suatu penggunaan tertentu adalah


sebagai berikut:
1) Pertimbangan biaya
2) Type yang sesuai, ditinjau dari ruang yang tersedia.
3) Apakah biaya keseluruhan dipengaruhi oleh pemasangan intalasi dari
pada type yang dipilih.
4) Apakah adanya penyimpangan kondisi aliran dari sumur (foam, pasir
dan sebagainya) dapat menyebabkan separator yang dipilih menjadi sulit
untuk beroperasi dan dirawat.
5) Apakah tidak ada perencanaan khusus yang menyebabkan type separator
yang dipilih menjadi mahal dan sulit untuk bekerja.

16
Table 3.
Standard Separator Sizes

Length (ft)
OD (in) 5 7 1/2 10 12 ½ 15 20 25 30 35 40 45 50 60 75
12 3/4 * * *
16 * * *
20 * * *
24 * * *
30 * * *
36 * * * *
42 * * * *
48 * * * *
54 * * *
60 * * *
66 * * *
72 * * *
84 * * * * * *
96 * * * *
108 * * * * * *
120 * * * * * *
144 * * *
168 * * *

Dari : Basic surface production operation oil & gas consultans internasional Co.

4.14 Separator Filter


Separator filter desain untuk memisahkan / mengambil cairan kecil-kecil
dan / atau partikel padatan dari aliran gas. Unit didesain khusus untuk menangani
suatu lapangan yang mempunyai masalah-maslah partikel-partikel yang
mempunyai ukuran yang sangat kecil dimana separator biasa tidak dapat efektif.

17
Partikel-partikel ukuran kecil dilewatkan melalui filter yang mempunyai daya
saring yang tinggi. Sehingga dapat menyaring 100 % dari partikel berukuran 5
micron atau 98% dari partikel berukuran 1 micron.

Aplikasi:
 A simple dry –gas filter separator, untuk menyaring padatan-padatan
yang kering.
 A two compartement vessel untuk menyaring / membersihkan gas
yang mengandung padatan dan cairan.
 Filter separator yang di desain untuk fog coalescing dan gas filtering.

Gambar 4.6

Dry-gas Filter Separator

4.15 Pengoperasian Separator Minyak dan Gas.


4.15.1 Proseur Start Up
1) Jika bejana koson, tutup block valve pada saluran outlet cairan
untuk mencegah kebocoran pada katup control (control valve)
pada saluran cairan.

18
2) Jika bejana mempunyai suatu pengontrol tekanan (pressure
controller), maka pressure controller harus diset 75% dari tekanan
control normal dan selanjutnya pelan-pelan dinaikkan hingga ke
suatu tekanan servis.
Hal ini akan memcegah pressure relief devuces membuka bahkan
pressure controller keluar dari yang telah di set dan membiarkan
tekanan naik diatas tekanan operasi.
3) Jika bejana mempunyai low level shut down devices, maka harus
dinon aktifkan atau cairan harus ditambahkan kedalam bejana
supaya mencapai ke suatu titik diatas low level divices.
4) Cek saluran keluar bejana (gas outlet dan liquid outlet) apakah
arah aliran sudah sesuai atau benar.
5) Buka inlet stream pelan-pelan.
6) Jika liquid level mencapai range of level controller, atur level
controller dalam keadaan normal (in service) dan buka block valve
yang ditutup pada langkah 1.
7) Atur permukaan dan pressure controller untuk mendapatkan
operasi yang stabil.

4.16 Prosedur Shut-down


1) Tutup katup pada inlet stream
2) a. tutup katup pada pipa outlet cairan, untuk mencegah cairan bocor
keluar.
b. jika bejana harus dikosongkan, buka saluran by pass pada level
control valve atau mengatur level controller sehngga level control
valve tetap membuka sampai bejana kosong. Tutup block valve pada
saluran cairan keluar setelah cairan dalam bejana habis.
3) Jika bejna perlu dikosongan tekanannya, maka tutup block valve pada
pipa outlet gas.
4) Mengurangi tekanan bejana dengan membuka suatu katup pada pipa
dari bejana ke vent atau blow down system.

19
5) Jika mungkin, sisakan tekanan sedikit didalam bejana, sehinga jika
start-up tidak perlu melakukan purging.

4.17 Operasi Rutin


1) Pengecekan operasi secara rutin adalah observasi perubahan permukaan,
tekanan, temperature, instrument flow control untuk mengetahui apakah
bekerja pada rane yang ditetapkan.
2) Gerak-erakkan diafragma control valve untuk mengetahui control valve
membuka / menutup hambatan.
3) Gauge-glass harus diablas secara periodic untuk membersihkan scale
atau kotoran.
4) Jika bejana mempunyai filter atau coalescing chamber, maka perlu di
cek kenaikkan pressure drop sehingga kalau pressure drop naik akibat
partikel padatan maka perlu dibersihkan atau diganti.

4.18 Trouble Shooting Separator


4.18.1 Cairan Terikut dalam Aliran Outlet Gas

Penyebab Prosedur Trouble Shooting

1. High inlet gas flow 1. Cek gaas flow rate dan


kembalikan ke design rate.
2. High liquid level yang mengurangi 2. cek liquid level. Blow down
ruangan pengembunan kabut. gauge glass. Turunkan level
sesuai design.

20
3. coalescing plates, mist pod atau 3.a. check temperature dan tekanan
centrifugl device tertutup (plugged) kemungkinan terbentuknya
hydrate.
b. uur pressure drop yang melalui
mist pod. Bsnya dibawah 10
kPa ( 2 psi). jika pressure drop
melalui mist pod sama dengan
nol berart banyak cairan
tersebut.

4. excessive wave action in liquid 4. pasang horizontal baffles.

5. operating pressure dibawah design 5. cek tekanan dan naikkan sesuai


desain atau turunkan gas rate.

4.19 Menjaga Agar Liquid Level Konstan

Penyebab Prosedur Trouble Shooting

1. Float masuk ke dalam 1. a. bersihkan gauge glass untuk


cairan seluruhnya. mendapatkan pembacaan yang akurat.
b. jika float cage berada diluar drain
untuk memastikan pipa antara cage
dan bejana (vessel) tidak tersumbat.
c. jika gauge glass dan float cage bersih,
cek dengan melihat apakah float
masuk seluruhnya kedalam cairan.
d. drain secukupnya secara manual
cairan dari dalam bejana sehingga
separuh dari float terbenam.
e. betulkan level controller dengan

21
menyervis.

2. Permukaan cairan berbeda 2. a. lakukan langkah a dan b diatas.


dibawah float. b. jika permukaan dibawah float. Tutup
pipa outlet cairan agar permukaan naik
hingga float setengah terendam.
c. betulkan / service level controller.

3. Liquid flow rate berubah. 3. a. jika level controller tidak normal direset,
maka lain waktu level controller harus
diubah untuk mengatuur flow rate.
b. jika controller telah direset, maka
diubah secara hati-hati terhadap
perubahan liquid flow rate.

4. Cairan masuk bejana 4. a. turunkan set point dalam level controller.


berupa aliran slug. Level b. turunkan proportional band setting.
controller tidak dapat
bereaksi secara cepat.

5. Ombak (wave) yang 5. pasang float shield.


menyebabkan internal float
bergerak-gerak.

6. Level control valve tidak 6. a. cek gerakan valve untuk melihat apakah
operasi / bekerja tidak menutup ketika valve dibuka.
semestinya. b. gerakan valve ke posisi membuka
penuh atau menutup untuk melihat
apakah tegangan per (spring) terlalu
kuat atau terlalu lemah.

22
c. cek liquid flow rate dengan membuka
valve penuh untuk mengetahui ada
hambatan didalam pipa.
7. Level controller 7. a. gerakan / putar float untuk mengecek
menunjukkan taka da bahwa controller ada respon. Jika tidak
respon terhadap perubahan ada respon perbaiki controller.
permukaan cairan. b. cek liquid level seperti tersebut pada
item 1 dan 2.
c. buka dan tutup drain valve secara
manual, sehingga liquid bergerak-gerak
naik dan turun. Jika controller ternyata
tidak ada respon berarti floater lepas.

8. Float pada oil water 8. a. cek emulsi dalam bejana dengan


interface seluruhnya mengablas (drain) saluran drainase
terendam didalam emulsi. dekan float.
b. keluarkan emulsi dari dalam bejana
kalau kedapatan dalam bejana.

9. Adanya perubahan densitas 9. a. cek densitas minyak.


minyak sehingga float tidak b. jika ternyata berbeda dengan desain,
memberikan respon konsultasikan denan level control
terhadap perubahan supplier untuk mendapatkan float yang
permukaan. baru.

23

Anda mungkin juga menyukai