Oleh :
FATHUR RACHMAN
NIM 15.010.40
BALIKPAPAN
2019
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
Oleh :
FATHUR RACHMAN
NIM 15.01.120
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik
Disetujui oleh :
Mengetahui
Abstrak
Menggunakan system reparasi untuk memisahkan fluida dan gas, salah
satunya dengan menggunakan Dehydration Unit (DHU) berupa contactor,
flashtank, filtercarbon ,filterparticular, heatexchanger, stillcolumn, reboiler,
dan accumulator.
Sistem DHU menggunakan chemical TEG (triethylene
glycol)mengakibatkan banyaknya penggunaan chemical tersebut. Hal ini
dikarenakan tidak sesuainya inlet wet gas (gas basah ) dengan laju air glycol di
contactor. Pada Bulan Oktober tahun 2019 laju air glycol mencapai 4 GPM,
Berdasarkan rumus untuk laju sirkulasi glycol yang diperlukan berkisar 2,32
GPM.
Hal ini menyebabkan sering terjadinya losses pada saat pengontakan di
contactor. Pengguna glycol perharinyamencaoai 12,3 gallon, sedangkan
standard losses yaitu hanya mencapai 0,3 gallon. Dari hasil terdebut diketahui
perbedaan laju air glycol di lapangan dengan hasil perhitungan terdapat
kesalahan dalam laju alir (rate pompa). Di lapangan yang mengakibatkan
ABSTRACT
Use separation system for separating fuild and gas which is one of them use
Dehydration Unit (DHU) which includes a contactor, a flash tank, carbonfilter,
cfilterparticular, heatexchangers, stiilcolumn, reboiler and accumulator. The chemical
used in DHU is Triethylene glycol TEG. Frequent occurrence of losses glycol rsulted
in amountof the chemical use.This is due to the incompatibility of wet inlet gas(wet
gas) with a flow rate in the glycol contactor. In October 2019, a flow rate of glycol
reached 4 GPM, where as based on the formula of losses when contacting in
contactor. The use of glycol achieve 12,3 gallons per day while the standard losses at
only 0,3 gallons. From these results known differences glycol flow rate in the field
with the result of any error in the calculation of the flow rate (pump rate) in the field
that resulted in losses.
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT,atas rahmat dan
karunianya Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini,yang disusun guna
memenuhi syarat kurikulum pada Program Studi S1 Teknik Perminyakan STT
MIGAS Balikpapan.
Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini,penulis menyadari sepenuhnya
masih jauh dari sempurna,maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan dari Laporan Tugas Akhir ini.
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
Akhir kata,Semoga amal baik yang diberikan mendapatkan imbalan yang sesuai dari
Tuhan Yang Maha Esa. Semga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri dan bagi mahasiswa STT MIGAS Balikpapan, khususnya bagi
Program Studi Teknik Perminyakan STT MIGAS Balikpapan.
Balikpapan,
Fathur Rachman
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN . ............................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
ABSRTAK ....................................................................................................... iv
ABSTRACT...................................................................................................... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. I
1.1. Latar Belakang .........................................................................................
1.2. Tujuan ........................................................................................................
1.3. Manfaat ......................................................................................................
1.4. Batasan Masalah ........................................................................................
1.5.Sistematika Penulisan .................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan Tugas Akhir ini adalah:
1.Mampu memahami peralatan pada proses dehidrasi gas.
2.Dapat mengetahui laju alir glycol di contactor.
3.Mampu mengetahui banyaknya penggunaan glycol di lapangan.
4.Memahami pengaruh yang menyebabkan losses pada glycol.
Sumur pertama yang akan dibor di Lapangan Nilam adalah "N-1" pada 8
Juli 1974 menggunakan rig Parker 14. Karena gas tersedia dan siap untuk dialirkan ke
permukaan tetapi produksi tidak dapat dilakukan karena fasilitas pemrosesan yang
tidak mencukupi. Pada bulan Maret 1983, sumur N-1 memiliki produksi string awal
yang lebih rendah yaitu 11,5 MMcfd, 450 BCPD menggunakan choke 32/64 "dengan
tekanan 2300 psig dan string atas 12 MMcfd, 95 BCPD menggunakan choke 32/64"
dengan tekanan 2100 psig.
Pada tahun 1984, Generator Turbin TG-0050 dipasang di Pabrik Pusat
Nilam untuk memenuhi kebutuhan listrik semua peralatan di area Pusat Pabrik Nilam.
Pada tanggal 25 Agustus 1986, unit kompresor, yang saat ini dikenal sebagai C-
2030A ditambahkan di lokasi Pusat Pabrik Nilam untuk memungkinkan pengiriman
gas tambahan dari sumur bertekanan rendah ke Pabrik Bontang.
Ketika kinerja sumur Nilam menurun, pada 22 Maret 1989, sebuah unit
kompresor tambahan (C-5440) dibangun di Satelit 4. Unit kompresor ini mampu
meningkatkan gas Tekanan Rendah (LP) ke Tekanan Menengah (MP) ) gas. Ketika
sumber gas dari sumur minyak meningkat, pada tanggal 26 Juni 1991, kompresor C-
0650 ditambahkan di Pabrik Sentral Nilam, yang memungkinkan semua gas terkait
dari sumur minyak dioptimalkan dan dikirim di Pabrik Bontang.
Pada tahun yang sama (1991), dua kompresor tambahan ditambahkan ke
Nilam Central Plant (C-2030C dan C-2030D), keduanya mampu meningkatkan gas
Tekanan Menengah (MP) menjadi gas Tekanan Tinggi (HP).
Pada tanggal 29 November 1993, unit kompresor C-5240 dipasang di Satellite 2,
yang memiliki kemampuan meningkatkan gas Tekanan Rendah menjadi gas Tekanan
Menengah.
Pada 13 Desember 1995, kompresor C-2030E ditambahkan, yang
memungkinkan Nilam mengoptimalkan produksi untuk semua sumur Tekanan
Menengah.
Lima tahun setelah C-2030E dipasang, kapasitas sumur Tekanan Tinggi mulai
berkurang menjadi Tekanan Menengah. Hingga saat itu, banyak sumur Tekanan
Menengah (MP) tidak dapat diproduksi karena keterbatasan dalam unit kompresor di
Pabrik Pusat Nilam.
Akhirnya, pada 5 Desember 2000, unit kompresor (C-2240) dipasang di Pabrik
Nilam. C-2240 memiliki kemampuan kompresi gas yang tinggi. Selama tahap operasi
awal, Nilam mencatat produksi sebesar 730 MMSCFD.
Pada Desember 2000, sumur produksi Lempake Field dibuka. Sumur
tersebut adalah L-1 dan L-2. Pada bulan November 2005, C-RL01 dipasang untuk
mengakomodasi sumur VLP di Lempake. Kompresor Sangat Rendah Tekanan (VLP)
dipasang pada November 2004 di Satelit 2 (C-5340), Desember 2004 di Satelit 5 (C-
5540), dan Desember 2005 di Satelit 4 (C-5740). Kompresor bolak-balik ini dapat
disesuaikan untuk menerima gas baik dari sistem Tekanan Sangat Rendah atau sistem
Tekanan Rendah, dan melepaskan gas ke dalam sistem Tekanan Menengah.
Kompresor VLP juga dipasang untuk mengakomodasi produksi gas yang berlebihan,
oleh karena itu pada bulan Maret 2009, C-RN01 & C-RN02 dipasang di Satelit 4.
Inovasi dan peningkatan berkelanjutan dilakukan untuk mengantisipasi
hilangnya Down Time of Compressors, khususnya Reciprocating Compressors. Oleh
karena itu, 2 kompresor yang dapat dipindahkan dipasang untuk mengakomodasi
pembakaran dari unit ATGL yang dimatikan, pada Agustus 2009 kompresor yang
dapat dipindahkan C-3500A & C-3500B dipasang di Satellite 2.
1. Satellite 1 1,520 Ha
2. Satellite 2 7,450 Ha
3. Satellite 4 4,600 Ha
4. Satellite 5 3,180 Ha
5. Satellite 6 3,200 Ha
6. Lempake 1,520 Ha
7. Nilam Central Plant 33 Ha.
Wet gas yang sudah dipisahkan dari condenser ikut masuk melalui bagian bawah
gas glycol contactor. Di dalam contractor gas mengalir ke atas melewati tray-tray
atau packing dan bertemu dengan aliran glycol yang mengalir ke bawah .
Pertemuan antara aliran gas dan glycol pada tray atau packing tersebut
menyebabkan terjadinya kontak antara gas dan glycol, sehingga uap air yang
terkandung dalam gas diserap oleh glycol. Glycol yang telah mengandung uap air
akan keluar di bagian bawah untuk diregenerasi.
Pada proses regenerasi glycol, lean glycol (glycol bersih) dengan konsentrasi
tinggi dari surge tank dipompakan ke contactor tower, dilewatkan dahulu ke dalam
glycol gas heat exchanger dan masuk ke dalam tower pada bagian atas yang disebut
intel lean glycol. Cairan lean glycol tercurah mengalir ke bawah didalam contactor
tower melalui tray dan down comer. Lean glycol yang tertahan sementara tersebut
akan bekerja menyerap uap air dari gas yang dikontaknya pada setiap posisi tray.
Lean glycol yang telah banyak menyerap uap air sampai di bagian bawah contactor
berubah menjadi rich glycol (glycol kotor). Rich glycol selanjutnya dialirkan masuk
ke sebuah Low pressure flash tank yang kemudian dialirkan melalui unit-unit filter
(penyaringan) menuju ke coil Pre-heat oleh hot glycol di reboiler. Sebagian besar air
akan menguap dan pre-heated glycol dialirkan ke dalam stripper still, dimana uap air
panas naik dan dikeluarkan ke udara melalui top off the still dari stripper column.
Glycol yang telah kehilangan uap airnya akan mencair dan menjadi lean glycol
yang terkumpul di reboiler, kemudian ditampung di dalam accumulator. Lean glycol
ini dipanasi pada suhu 350 0F – 400 0F untuk membersihkan jika masih ada
kandungan uap air.
3.6.2 Scrubber
Scrubber adalah peralatan yang berfungsi untuk memisahkan gas dari padatan-
padatan dan cairan hidrokarbon cair, pasir, dan lain-lain.
Gambar 3.3. Scrubber
The glycol used to contain liquid within the glycol contactor is a chemical
material that is attracted to water. Glycol has a higher boiling point than water, because of
this, water can easily be oved from saturated glycol by heating. Currently H-1820 is idle.
3.6.7 Accumulator
Accumulator adalah tempat dimana glycol yang telah murni dari hasil regenerasi
yang berasal dari reboiler yang nantinya akan di pompakan kembali ke contactor. Set
point di accumulator untuk level awal atau level normal adalah 50% untuk set point
low itu sebesar 20% sedangkan set point high yaitu 75%. Namun jika melihat set
point cairan di level glass yaitu cairan di accumulator harus tetap berada di atas 20%
dan di bawah 75%. Sesuai dengan set point yaitu 50% sehingga kapasitas operasinya
adalah 50% dari kapasitas penuh (1420 liter) sebesar 710 liter.
3.6.8. Flash tank
Flash tank berfungsi seperti separator yang memisahkan 3 fasa fluida,
memisahkan gas, liquid, dan pengotor lainnya.
No Parameter Keterangan
1 Fase Cair
2 Warna Jernih
3 Rumus molekul HO-((CH2) 2-O) 2-(CH2) 2-OH = C6H14O4
4 Berat molekul 150,17
5 Titik didih 2060C , 4040F
6 Titik beku -4,30C
7 Flash point 3420C
8 Panas pembakaran 23,68 MJ/kg
M.A.W.P : ATM
Nom.capacity :-
Certified no : IN – 1286 - 82
Engineered by : PT. Indospec
4.2.2 Scrubber
Spesifikasi alat :
Nama alat : MB-1-V-3700 HP Scrubber
Code : ASME SECT. VIII DIV. 1 2001
Desain press : 67.49 kg/cm2 G
Desain temp : 600C
Serial number : 28590
M.A.W.P : 7179 kg/cm2 G
Thickness head/Shell : 44 cm/ 50 cm
Date built : 2005
Engineered by : PT. Rekayasa Industri
Serial no : 056905-1-010
Date built : 2005
Enginered by : PT. Rekayasa Industri
4.2.5. Reboiler
Spesifikasi alat :
Nama alat : MB-3-HE-245 Glycol Reboiler
Serial no : E1403-60
Date built : 2005
Tabel 4.3
Sample data operasi DHU Bulan april 2013
Loss
Kadar air Kadar air Rate Gas
Flow gas glycol
Tgl inlet outlet pompa outlet
mmscfd actual
lb/mmscfd lb/mmscfd GPM mmscfd
(gallon)
1 56,76 25,55 5,75 12 36,96 13,2
2 57,38 24,57 4,91 12 37,72 13,2
3 23,58 24,21 4,92 12 34,30 13,2
4 52,71 25,23 5,51 12 32,99 13,2
5 52,18 24,99 5,49 12 32,69 13,2
6 52,18 24,27 5,59 12 33,50 13,2
7 52,23 22,54 4,91 12 34,60 13,2
8 52,33 23,96 4,94 12 33,31 13,2
9 52,44 23,69 5,24 12 33,99 13,2
10 50,19 24,12 5,27 12 31,35 13,2
11 47,39 24,68 4,54 12 27,25 13,2
12 48,37 23,73 4,46 12 29,10 13,2
13 48,80 24,99 4,97 12 28,79 13,2
14 49,03 24,87 5,07 12 29,23 13,2
15 50,76 23,62 4,91 12 32,06 13,2
16 47,89 24,71 4,93 12 28,11 13,2
17 48,67 23,95 4,50 12 29,22 13,2
18 45,60 22,89 4,39 12 27,10 13,2
19 48,34 24,94 4,59 12 27,99 13,2
20 49,52 23,72 4,40 12 30,20 13,2
21 49,75 24,49 4,37 12 29,62 13,2
22 50,22 22,66 4,15 12 31,71 13,2
23 50,58 23,45 4,06 12 31,19 13,2
24 50,61 23,85 4,16 12 30,92 13,2
25 49,75 23,96 4,50 12 30,29 13,2
26 50,31 23,73 4,92 12 31,50 13,2
27 48,37 23,15 4,97 12 30,19 13,2
28 49,38 22,66 4,61 12 31,34 13,2
29 50,78 23,95 4,46 12 31,29 13,2
30 49,96 23,36 5,01 12 31,61 13,2
Rt2 50,54 24,02 4,82 12 31,34 13,2
Penyelesaian :
Nilai G didapatkan dari referensi bahwa ratio TEG dan Air bervariasi antara 2 sampai
5 gallon TEG per 1 lb air. Di industry rule of thumb (kondisi ideal) 3 gallon TEG per
1 lb air.
L(min) = W*G
W = F* ( I – O ) / 24hr/day
W = 50,54 MMcf/d * (24,02 1b/MMcf – 4,82 1b/MMcf) / 24hr/day
W = 40,42 1b/hr
G = 3 gal TEG/1b
L(min) = 40,42 1b/hr *3 gal TEG/1b
= 121,28 gal/hr
= 121,28 gl/hr : 60
= 2,02 GPM
L(opt) = 2,02 x ((100 + 15) / 100)
= 2,02 x 1,15
= 2,32 GPM
Jadi, untuk sirkulasi Kecepatan minimum ditambahkan kelebihan sebesar 15% agar
zona kecepatan sirkulasi glycol optimal dan baik.
Tabel 4.4
Tabel Rata-rata perbandingan konsumsi glycol standar dengan konsumsi actual Bulan
april 2013
Flow Kadar air Kadar air Rate Rate Selisih Loss Loss Selisih
gas inlet Outlet Pompa Pompa Rate Glycol Glycol Loss
mmscf Lb/mmscf Lb/mmscf Actual Perhitungan Pompa Actual Standar (gal/d)
GPM GPM GPM (gal/d) (gal/d)
50,49 24,02 4,82 12 2,32 9,67 13,2 0,3 12,9
4.6. Pembahasan
4.6.1. Losses glycol pada glycol contactor
1. Pada bulan april tahun 2013 berdasarkan rumus untuk laju sirkulasi glycol yang
diperlukan berkisar 2,32 GPM. Sedangkan dibandingkan dengan data yang
dilapangan rate pompa untuk laju sirkulasi glycol mencapai 12 GPM. Hal ini yang
menyebabkan banyak terjadinya losses glycol akibat debit pompa yang terlalu besar
dan rate pompa tidak dapat diatur sesuai kebutuhan.
2. Pada bulan april tahun 2013 data penggunaan glycol mencapai 13,2 gallon, dimana
standar penggunaan glycol menurut pedoman gas treatment PT. Pertamina hulu yaitu
0,3 gallon, jadi losses glycol perhari mencapai 12,9 gallon
3. Penyebab tidak efisiennya proses penyerapan di contactor :
3.1. Luas permukaan penyerapan
Pada luas permukaan juga berpengaruh pada saat pengontakan di contactor karena
jika luas permukaannya besar maka pengontakannya semakin efisien pada saat
pengontakan. Hal ini dikarenakan luas bubble cap tray ada yang tersumbat, salah satu
nya yaitu adanya corosi / karat yang terjadi akibat sering terjadinya kontak dengan
air.
3.2. Tray
Tray pada contactor juga berpengaruh pada saat proses penyerapan. Hal ini
dikarenakan jika jumlah tray sedikit maka akan mengurangi efisiensi penyerapan
glycol di contactor. Minimal jumlah tray pada contactor yaitu 4 tray. Lebih banyak
jumlah tray yang terdapat pada contactor maka akan lebih efisien proses penyerapan
3.3.Waktu
Waktu juga salah satu hal yang harus diperhatikan pada proses penyerapan.
Karena jika pada saat laju alir terlalu lambat maka akan mempengaruhi efisien waktu.
Kemudian glycol akan masuk kelubang bubble cap tray yang akan mengganggu
keluarnya gas dari lubang tray tersebut
3.4.Kecepatan alir
Pada proses pengontakan juga harus diperhatikan laju alir glycol. Karena jika aliran
wet gas nya sedikit maka laju alir glycol nya harus disesuaikan. Dikarenakan jika wet
gas nya sedikit maka laju alir glycol terlalu banyak maka akan terjadi pemborosan
penggunaan glycol dan memperbesar terjadinya losses glycol. Jadi untuk kecepatan
alir glycol yang digunakan tidak banyak yang hilang dan kecepatan alir menyebabkan
terjadinya foaming.
3.5.Suhu di reboiler
Suhu di reboiler yang terlalu tinggi bukan hanya menguapkan air tapi juga glycol ikut
teruap
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa :
1. Sistem DHU di Pertamina EP Asset 2 Field Pendopo menggunakan beberapa unit
peralatan berupa contactor, still column, heat exchanger, flash tank, filter particular,
filter carbon, reboiler dan accumulator
2. Pada bulan april tahun 2013 data penggunaan glycol di Lapangan mencapai 13,2
gallon/d, dimana standar penggunaan glycol menurut Pedoman Gas Treatment PT.
Pertamina Hulu yaitu 0,3 Gallon/d, jadi di lapangan losses glycol perhari mencapai
12,9 gallon/d
3. Pada bulan april tahun 2013 berdasarkan rumus untuk laju sirkulasi glycol yang
diperlukan berkisar 2,32 GPM. Sedangkan dibandingkan dengan data di lapangan
rate pompa untuk laju sirkulasi glycol mencapai 12 GPM
4. Yang mempengaruhi losses glycol yaitu luas permukaan penyerap, jumlah tray,
waktu, kecepatan alir dan suhu
5.2. Saran
1. Cek alat-alat yang ada pada peralatan DHU apakah peralatan tersebut masih
efisien untuk digunakan
2. Operator harus mengecek kondisi di lapangan untuk melihat keadaan pada
peralatan DHU tersebut.
3. Melakukan maintenance / perawatan pada alat contactor
DAFTAR PUSTAKA