PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan Umum
2
BAB II
VICO mengambil peran penting dalam industri Liquid Natural Gas (LNG)
Indonesia dengan pengembangan pada plant LNG di Bontang. VICO juga
menangani Gathering and Transportation Syatembagi Total, Chevron, Pertamina
dan PT. Badak dengan perjanjian yang disebut POMA atau Opeartion Maintenance
Agreement. Sebagai koordinator dan operator gas pada Pipeline Network Sytem
Kalimantan Timur, VICO bertanggung jawab atas lebih dari 1000 km pipa
transportasi untuk hampir 2 BCF gas per harinya.
3
menandatangani Production Sharing Contract (PSC) dengan Pertamina untuk
menangani 631.000 hektar delta sungai Mahakam. Dengan menggandeng
perusahaan Ultramar Indonesia Limited, Union Texas East Kalimantan Limited
dan Universe Tankships, Inc., mereka memulai kegiatan eksplorasi dan pada bulan
Februari 1972 HUFFCO menemukan daerah Badak, sebagai salah satu cadangan
minyak dan gas terbesar di Kalimantan-Timur.Semenjak penemuannya pada 1972,
VICO telah membor lebih dari 1000 sumur.
4
dihasilkannya disalurkan melalui pipa ke terminal yang dioperasikan Chevron
Indonesia di Tanjung Santan untuk didistribusikan ke pembeli.
Pada dekade terakhir ini, oil dan gas industri diwarnai dengan merger dan
pegambil-alihan kepemilikan VICO. Perusahaan joint-venture yang tergabung
dalam Sanga-Sanga PSC adalah : BP p.l.c melalui "BP East Kalimantan Ltd."; Eni
SpA melalui "LASMO Sanga-Sanga Limited"; CPC melalui Opicoil Houston, Inc.;
dan Universe Gas and Oil Company Inc.Produksi VICO (data tahun 2004) sekitar
870 MMSCFD gas dan 30.000 barrel cairan (minyak dan kondensat) per
hari.Produksi VICO (data tahun 2007) sekitar 465 MMSCFDgas per hari.Pada
tanggal 7 Januari 2008, VICO berhasil membukukan rekor 25 juta jam kerja tanpa
kecelakaan.
2.3.1. Conventional
Vico bertanggung jawab atas produksi gas dan minyak bumi dari sumur-
sumur di empat lapangan utama yaitu Badak, Semberah, Nilam, dan Mutiara.
Minyak dan gas tersebut dikumpulkan dalam fasilitas satelit dan dialirkan ke
fasilitas central di setiap lapangan tempat hidrokarbon tersebut di proses. Gas yang
telah diproses akan dialirkan ke Badak Export Manifold (BEM) dan didistribusikan
melalui empat pipa pengeluaran utama ke plant LNG Bontang dan EK Industrial
Estate. Sedangkan minyak yang telah di proses untuk sementara disimpan sebelum
dialirkan ke Santa nil Export Terminal yang dioperasikan oleh Chevron. Pada tahun
2013, VICO memproduksi sekitar 340 MMSCFD gas dan 11500 BOEPD minyak
bumi.
5
2.3.1.1. Lapangan Badak
6
2.3.1.3. Lapangan Semberah
Lapangan Mutiara ditemukan pada 1974 yang terdiri dari tiga akumulasi
yang terletak pada bagian selatan area kontrak yaitu Mutiara, Beras, dan Pamaguan.
Mutiara merupakan lapangan yang terbesar yang berlokasi pada bagian selatan
sungai Mahakam. Lapangan Beras yang memiliki reservoir minyak terbesar VICO
berlokasi pada bangain selatan lapangan Mutiara. Sedangkan lapangan Pamaguan
berlokasi pada bagian utara lapangan Mutiara pada batang sungai Dondang. Hingga
saat ini sekitar 208 sumur telah dibor di Mutiara dan Beras dan 55 sumur di
Pamaguan. Produksi gas yang signifikan merupakan hasil dari peningkatan
aktivitas pemboran konvensional dengan 4 rig pada 2010, peningkatan menjadi 8
rig pada 2014 merupakan hasil dari strategi untuk memaksimalkan recovery
lapangan.
2.3.2. Unconventional
Coal Bed Methane adalah energi yang ramah lingkungan dan merupakan
salah satu sumber energi yang dijanjikan yang dapat memenuhi kebutuhan energi
masa depan. CBM PSC bagi VICO berlaku hingga 2039 dan menempati area yang
sama dengan PSC konvensional. Sejak penandatanganan PSC ini pada tahun 2009,
VICO memulai program appraisal pada tahun 2010 dan berhasil membuat program
kerja eksplorasi potensi CBM. Lapangan Mutiara menjadi target pertama yang
dipilih dalam program ini karena memiliki potensi secara teknis maupun
infrastruktur. Hingga saat ini terdapat 16 sumur baru CBM dan 2 sumur
konvensioanl yang dialihfungsikan menjadi sumur CBM pada tahun 2010. Dari 18
sumur tersebut, 16 diantaranya telah berada pada periode dewatering dan 9 sumur
telah memproduksi gas selama periode ini.
7
VICO turut membantu merealisasikan goal pemerintah untuk melaunching
gas CBM menjadi energi listrik pada April 2013 ketika VICO mengalirkan
produksi gas dari sumur CBM ke fasilitas pembangkit listrik di Mutiara. Hal ini
merupakan yang di Indonesia dimana fasilitas CBM diproduksi dan dijual dan juga
merupakan momen penting dalam pengeksplorasian potensi CBM di Indonesia.
8
Operation Suport Integrity
Safety and environment
9
Arti logo VICO INDONESIA :
Bentuk, susunan dan komposisi warna Merah, Hijau, dan Biru yang
proporsional pada sisi kiri dan kanan yang SIMETRIS dan MELENGKUNG
KEATAS menunjukkan KEHARMONISAN dan DINAMIS.
Bentuk Bola Dunia yang berada di tengah, berwarna Hijau muda dikelilingi
oleh logo berbentuk Huruf “V” mencerminkan standar Internasional yang ingin
diraih VICO dan dengan tolak ukur terhadap proses bisnis, bidang-bidang operasi
dan khususnya keselamatan kerja dan lingkungan. Bentuk ini juga menggambarkan
dua tangan yang sedang menopang dunia untuk memberikan perlindungan VICO
Indonesia terhadap planet ini serta komunitasnya.
Simbol “Tetesan” masih nampak namun lebih mencerminkan Gas, dengan
posisi yang terbalik dan transparan. Masih adanya penggambaran tetesan tersebut
menunjukan sejarah tentang prestasi-prestasi yang telah dicapai dan asal mula
VICO Indonesia. Tetapi, simbol ini sekarang menjadi transparan, terbalik dan lebih
mencerminkan gas sebagai produk utama, sumber pendapatan dan kemakmuran
untuk VICO dan pemerintah Indonesia.
Susunan dan posisi warna Merah (paling atas), Hijau (di tengah) dan Biru
(paling bawah) menunjukkan kandungan setiap reservoar dari semua lapangan
produksi VICO INDONESIA, dimana :
Merah : Gas, sebagai produksi utama VICO.
Hijau : Minyak, sebagai produksi sekunder VICO.
Biru : Air, secara alamiah selalu ada disetiap Reservoir
10
Etnical (sikap/perilaku etis)
Mutual respect and team work ( saling menghargai dan bekerja sama)
3. Commitment (komitmen)
Trustworthy ( dipercaya)
Reliable (diandalkan)
Accountable ( bertanggung jawab)
Misi Perusahaan
VICO INDONESIA akan selalu mengembangkan, menghasilkan dan
mengirimkan gas dan minyak bumi dari Kab. Kutai Kartanegara Prop. Kalimantan
Timur dengan cara yang dapat diandalkan untuk kemakmuran bagi Indonesia dan
pemegang saham melalui:
1. Penerapan teknologi yang tepat guna dan standar HSE Internasional yang
tertinggi
2. Menciptakan lingkungan kerja yang terbaik bagi para professional untuk
mengembangkan potensinya secara maksimal
3. Meningkatkan kualitas hidup bagi semua pihak yang terkait termasuk
masyarakat disekitarnya.
4. Melaksanakan efektifitas biaya melalui perbaikan yang berkesinambungan
di segala proses bisnis.
11
2.5.2. Safety Golden Rules
Think First
Setiap pekerja wajib memikirkan dengan seksama resiko pekerjaan
yang akan dilakukan dan wajib melakukan perencanaan yang terperinci
sebelum pekerjaan dimulai. Para pekerja juga wajib mengenakan
perlengkapan perlindungan kerja (PPE) dengan benar dan lengkap sehingga
pekerjaan dapat dilakukan dengan baik,aman,tepat waktu dan efisien.
Stop Immediately
Setiap pekerja wajib menghentikan pekerjaanya yang dianggap dapat
membahayakan dirinya dan orang lain, keputusan ini akan didukung
sepenuhnya oleh pihak manager.
Report Immediately
Setiap pekerja wajib melaporkan setiap kecelakaan atau hal-hal yang
mendekati kecelakaan. Melaporkan hal-hal berbahaya tersebut berarti
menyelamatkan jiwanya dan jiwa rekan-rekan kerjanya.
12
BAB III
DESKRIPSI UNIT
Tipe komplesi konvensional ini terdiri dari single atau dual completion
maupun single atau dual selective completion yang menggunakan tubing 2-3/8
inch, 2-7/8 inch, maupun 3-1/2 inch. Dalam sebuah casing dapat dipasang dua
tubing (short string dan long string) untuk memungkinkan produksi pada zona yang
berbeda. Sedangkan dalam satu string, zona potensial diproduksikan secara terpisah
dengan memisahkan zona potensial tersebut dengan packer dan valve. Valve dapat
dibuka ketika zona ingin diproduksikan dan akan ditutup jika zona lain akan di
produksikan pada string yang sama.
13
3.1.2. Monobore Completion
14
3.2. Surface Facility
3.2.1. Well Head dan Flowline
Skema wellhead dan flowline untuk dual string ditunjukkan oleh Gambar 59.
Beberapa komponen yang terdapat dalam wellhead dan flowline ialah sebagai
berikut.
15
utama yang mengalirkan fluida dari sumur ke well head. Dalam operasi normal
lower master valve akan terbuka dan upper master valve digunakan untuk mejaga
kondisi sumur tetap aman yang dapat menutup secara otomatis dengan hidraulik
atau pneumatic control system.
Jumlah valve dan lokasinya pada christmas tree tidak tetap disesuaikan dengan
kebutuhan produksi dan keamanan tiap lapangan. Untuk lapangan high pressure
biasanya membutuhkan dua atau bahkan tiga master valve.
16
a. b.
c.
3.2.1.3 Choke
Choke merupakan bagian dari christmas tree yang memiliki bukaan yang
dapat diatur untuk mengontrol aliran dari sumur. Bukaan pada choke
mempengaruhi besarnya pressure drop yang dihasilkan. Untuk sumur yang
memiliki tekanan sangat tinggi, choke diatur memiliki bukaan yang kecil untuk
17
memperbesar pressure drop agar tekanan aliran tidak membahayakan fasilitas
lainnya. Choke terdiri dari dua jenis yaitu fixed choke dan adjustable choke.
a. b.
Adjustable choke memiliki bukaan yang dapat diatur sedangkan fixed choke
memiliki diameter bukaan yang tetap sehingga untuk mengganti besarnya diameter
perlu dilakukan pembongkaran choke.
18
3.2.1.5 Valve
Setelah melalui chrismas tree aliran akan masuk ke flowline dan dialirkan
ke manifold. Di sepanjang flowline terdapat berbagai komponen. Test valve
digunakan untuk mengalirkan aliran dari flowline ke well test unit. Gauge Root
Valve ialah valve yang memiliki slot untuk pamasangan pressure gauge dan
temperature gauge yang terhubung langsung ke sistem RTWS. Sedangkan check
valve ialah valve yang digunakan untuk menahan arus balik (back pressure)
sehingga aliran selalu mengarah dari sumur ke separator. Shut down valve ialah
valve yang digunakan untuk memberhentikan aliran ketika keadaan berbahaya
terdeteksi.
19
Gambar 9. Orifice Plate
Barton dan RTWS ini cocok dengan tipe fluida gas dan satu fasa karena jika
terdapat liquid salam alira gas tersebut maka pada pembacaan temperatur akan
mengalami kenaikan karena heat capacity dari liquid lebih besar daripada gas.
Sedangkan pada pembacaan differential pressure, jika fluida bersih dari liquid
maka pembacaan differential pressure akan menunjukkan nilai yang stabil. Jika
terdapat kandungan liquid maka liquid akan memberikan hentakan pada orifice
plate dan akan tampak kenaikan tekanan.
Surface facility pada lapangan VICO dikelola mulai dari perencanaan dan
desain sistem untuk menghasilkan produksi yang optimum sesuai dengan kondisi
well dan permintaan produksi. Dari sumur fluida akan dialirkan ke satelit atau
langsung central plant sesuai
dengan jarak yang ditempuh. Untuk tiap wilayah (central, south dan north)
difasilitasi sistem plant berupa satelit yang kemudian akan dialirkan menuju central
plant. Hal ini dilakukan karena jika aliran langsung dialirkan ke central plant makan
pressure drop akibat friksi akan semakin besar dan aliran mungkin tidak dapat
sampai ke central plant karena lemahnya tekanan.
20
Gambar 10. Sitem Perpipaan VICO
21
banyak maka akan memberikan efek yang negatif kepada kompresor seperti banyak
baling-baling atau menggerus dinding kompresor.
Setelah dilakukan pemisahan primer dan sekunder dan terpisah dengan kadar
tertentu yang diizinkan, fluida tersebut di treatmen secara terpisah antara gas, oil,
dan water.
Terdapat beberapa sistem pressure pada well yaitu sistem Very Low
Pressure (VLP), Low Pressure (LP), Medium Pressure (MP), dan High Pressure
(HP). Sistem ini merupakan sistem manifold dimana terdapat rangkaian susunan
katup dan pipa yang menjadi menjadi pertemuan dari berbagai flowline dari
beberapa sumur. Ketika tekanan sumur rendah, maka valve pada sistem VLP akan
terbuka dan aliran masuk melalui pipa VLP. Aliran tidak akan bisa mengalir jika
sumur bertekanan rendah dialirkan pada sistem pressure yang tinggi. Range
22
pressure untuk masing – masing sistem pressure ialah sebagai berikut: VLP kurang
dari 100 psi, LP 150 psi, dan MP lebih dari 300 psi.
Aliran gas akan masuk ke separator sesuai dengan sistem tekanan yang
dimilikinya. Sebagai contoh sumur bertekanan rendah akan memasuki sistem
separator VLP. Dalam separator dilakukan pemisahan fasa gas dan liquid. Setelah
gas dipisahkan, gas akan dialirkan ke scrubber yaitu failitas pemisah kotoran,
partikel asing, atau liquid yang tidak diinginkan dari gas untuk melindungi
peralatan downstream. Setelah itu gas akan mengalami proses kompresi dengan
kompresor VLP. Sebelum mengalami kompresi harus dipastikan bahwa gas telah
bersih dari liquid sebab liquid dapat merusak peralatan kompresi gas. Proses
kompresi ini bertujuan mengkompres gas untuk memberikan tekanan agar gas
dapat ditransportasikan ke faslitas produksi selanjutnya maupun ke pembeli.
Setelah gas dari sistem VLP dikompres, gas telah memiliki tekanan yang cukup
untuk memasuki sistem MP yang telah mengalami sistem separasi pada separator
MP. Gas akan memasuki scrubber dan dikompres dengan MP compressor lalu
masuk ke sistem HP. Gas akan memasuki scrubber dan dikompres dengan HP
compressor lalu mengalami pengeringan gas dengan gas dehydration.
a. b.
23
TEG (Triethylene Glycol) untuk menghasilkan gas dengan kandungan air
maksimal 20 ppm pada dew point. Lean glycol akan dipompakan melalui inlet pada
bagian atas sedangkan wet gas akan dipompakan melalui inlet bagian bawah. Gas
akan mengalir ke gas outlet pada bagian atas dan selama pergerakan naiknya gas
akan bertemu dengan glycol yang mengalir ke bawah dan pada saat itulah gycol
menyerap kandungan air pada gas. Gycol yang sudah digunakan akan diproses
lebih lanjut untuk dapat digunakan kembali pada proses selajutnya. Pembersihan
glycol dari air menggunakan reboiler dan dipanaskan hingga 300oF dengan
menguapkan prinsip perbedaan titik didih.
24
3.2.2.1.2 Water Treatment
Untuk air yang terproduksi maupun hasil pemisahan pada separator gas
akan memasuki skimmer tank. Skimmer ada yang memiliki baffle plate yang
didesain agar droplet minyak dapat saling menumbuk pada baffle plate dan
terakumulasi pada bagian atas lalu terpisah dari air. Gas yang masih terkandung
dalam air akan terpisah melalui mist extractor yang akan dialirkan ke VLP gas
separator. Minyak akan dialirkan ke heater treater dan air akan memasuki break
drum. Selain dari skimmer air juga dapat berasal dari hasil pemisahan air dan water
pada heater treater dan memasuki break drum.
Break drum merupakan vessel pelepas tekanan. Gas sisa yang terbebaskan dari air
pada break drum ini akan dialirkan ke burning pit sementara water akan diproses
lebih lanjut pada CPI. Corrugated Plate Interceptor merupakan fasilitas pemisah air
dan minyak yang menggunakan plat bergelombang agar droplet minyak dapat
saling menumbuk pada baffle plate dan terakumulasi pada bagian atas lalu terpisah
dari air. Lapisan minyak tumpah dan keluar melalui outlet minyak dan air dialirkan
ke Gas Flotation Unit (GFU) sedangkan kotoran dan sand akan terpisah pada bagian
bawah vessel.
25
Gambar 16. CPI
Gas Flotation Unit (GFU) merupakan fasilitas pemisah minyak dan air dengan
bantuan gas. Metode ini sering digunakan dan paling efektif untuk membersihkan
dan memisahkan minyak residu dan solid dari air produksi sebelum air tersebut
dibuang. Dengan gas flotation pemisahan minyak dari fasa air dapat menurunkan
retention time, dimana ini merupakan hal yang penting dalam proses pemisahan
fluida dengan jumlah yang besar. Pada dasarnya kerja dari gas flotation adalah
mempercepat pemisahan gravitasi antara droplet minyak atau padatan dari air
disposal. Menurut hukum stoke, persamaan pergerakan partikel minyak atau
padatan ke atas di dalam fasa air dapat dituliskan sebagai berikut:
Persamaan diatas menunjukkan bahwa kecepatan droplet minyak atau padatan akan
semakin cepat dengan membesarnya diameter droplet dan membesarnya perbedaan
densitas minyak dan air. Dengan adanya gelembung gas yang menempel pada
butiran atau droplet minyak akan mengurangi densitasnya dan memperbesar
diameter droplet. Maka metoda gas flotation, dalam hal ini, dapat untuk
mempercepat pemisahan minyak dan air. Disamping itu, air yang dipisahkan dapat
lebih bersih untuk memenuhi persyaratan pembuangan air. Gas flotation
memerlukan kondisi dengan tingkat turbulensi rendah agar gelembung gas dapat
menempel ke partikel, memerlukan desain yang tepat untuk mendapatkan ukuran
gelembung gas yang optimum, serta jumlah gas yang optimum yang dimasukkan
ke dalam fasa air agar tidak mengurangi effisiensi pemisahan. Setalh melalui GFU
air akan dialirkan ke API separator.
26
Gambar 17. Gas Flotation Unit
API separator merupakan alat pemisah air dan minyak dengan prinsip gravitasi.
Pada lapangan VICO bagian atas separator ini terbuka sehingga terhubung dengan
tekanan atmosfer yang dapat memicu lepasnya kandungan gas BTX (benzen,
toluene, dan xiluene) dari air. Minyak dari hasil pemisahan ini digabungkan dengan
minyak hasil pemisahan CPI
dan GFU yang kemuadian alirkan ke heater treater. Sedangkan air akan di treatment
lebih jauh dengan dapat meninjeksikannya kembali pada sumur injeksi pada
lapangan Nilam, Badak, dan Semberah atau ada pula yang langsung dibuang ke
alam dengan terlebih dahulu di treatment dengan fenol untuk mengurangi kadar
hidrokarbon yang terdapat pada water seperti yang dilakukan pada lapangan
Mutiara.
27
Heater treater ialah fasilitas pemisah yang menambah panas pada
sistem fluida minyak dan air akan dapat memisahkan droplet emulsi yang lebih
kecil dimana proses pemisahan secara gravitasi tidak mampu memisahkannya.
Pada dasarnya pemisahan suatu emulsi sistem water-in-oil yaitu dengan cara
memberikan panas pada aliran minyak tersebut sehingga butiran butiran emulsi
tersebut pecah. Dengan menaikan temperature terhadap fluida yang tidak saling
melarut tersebut (immiscible fluid) akan mempercepat terjadinya benturan
(koalisi). Terjadinya koalisi droplet ini akan mengakibatkan membesarnya ukuran
droplet dan pengendapan (settling) droplet lebih cepat. Jika desain ini dilakukan
dengan baik maka air akan mengendap pada dasar treating vessel karena perbedaan
density.
Setelah memasuki heater treater oil akan dialirkan ke degassing boot dimana liquid
ditenpatkan pada low pressure sehingga sebagian besar gas keluar dari liquid. Oil
lalu akan disimpan pada stirage tank sebelum dijual.
28
Sejalan dengan perkembangan yang pesat dalam industry perminyakan itu
sendiri, teknik dan peralatan wireline modern pun turut berkembang dengan pesat
pula. Pada mulanya sekali, tali tambang dipergunakan sebagai suatu metode untuk
mengukur kedalaman sumur yang dibor, namun tambang ini belum cukup
memuaskan karena adanya kelemahan - kelemahan. Maka lahirlah ide untuk
menggantinya dengan cara mengulur dan menarik semacam alat ukur, terbuat pita
baja yang diberi skala dan pipih (gambar kanan), kedalam sumur dengan
menggunakan gulungan yang digerakkan dengan tangan manusia.
Semakin lama sumur-sumur yang digali (bor) semakin bertambah dalam,
tingkat kesulitan yang timbul bersamaan dengan teknik pengeboran inipun
berdatangan, hingga penggunaan teknik ini tidak aman dan tidak praktis lagi.
Pitapun kemudian digantikan dengan kawat circular (gambar kiri) atau disebut
dengan “measuring line”, yang mempunyai keistimewaan lebih dari sekedar alat
ukur, namun mampu menahan tekanan sumur, ketika melakukan survey pada sumur
yang bertekanan. Measuring line (selanjutnya kita pakai saja istilah “wire”), juga
diberi bertanda skala, dan “measuring wheel” yang dikalibrasi pun sudah
diperkenalkan. “Veeder Root” counter ini sangat mirip dengan yang kita pakai
dewasa ini. Wire ukuran lebih besar pun dibuat dan diperkenalkan untuk
memenuhi kebutuhan seperti untuk mengambil timbunan kotoran dalam sumur
(deposits, debris removal), instalasi dan pencabutan flow control devices. Wire
terbuat dari baja berkualitas pun terus berlanjut hingga menjadi wire modern seperti
dapati sekarang dengan panjang hingga 30,000 ft. dan berdaya tahan tegang sangat
tinggi. Downhole equipment pada dewasa inipun dirancang sesuai dengan daya dan
kemampuan yang diberikan pada wire.
Winch pun berkembang dari yang digerakkan dengan tangan (hal. 28,
gambar kiri bawah) atau dengan roda belakang mobil, hingga menjadi “Skid
Mounted” yang modern, Self-Contained Module, baik dengan tenaga elektrik,
mekanis atau hidrolis, bahkan sekalian diperlengkapi penuh dengan peralatan
wireline dan well head. Wireline biasa dirujuk dengan sejumlah sebutan seperti
Slickline & Wireline.
29
3.4. Wireline Unit
Wireline winch telah mengalami banyak pengembangan sejak mulai
digerakkan dengan tangan, diputar oleh sebuah pulley yang dipasang pada roda
belakang mobil pick-up dihubungkan dengan belt hingga sekarang, ada yang “Skid
Mounted” dan ada pula “Truck Mounted” wireline unit. Pengoperasian wireline
hari ini sangatlah pelik dan banyak tuntutannya dengan semakin bertambah
dalamnya sumur-sumur yang dikerjakan. Sejalan dengan meningkatnya tuntutan
itu, wireline unit modern pun berkembang dengan semakin meningkatnya tenaga
dengan kemudahan mobilisasi, sementara itu tetap tunduk pada ketentuan
keamanan dan keselamatan yang berlaku.
Peruntukan wireline wich adalah untuk menurunkan alat wireline kedalam
sumur dan atau membawanya atau mengambilnya kembali kepermukaan, pada
sumur yang memrlukan jasa pelayanannya. Wireline winch terdiri dari komponen-
komponen utama seperti:
• Reel Pack / Wireline Drum,
• Alat control,
• Power pack.
Reel Pack bisa terdiri dari single drum (S/D) atau double drum (D/D). Pada
D/D memberikan failitas untuk pemakaian dua ukuran wire 0.108” disatu drum dan
braided line 3/16 pada drum lainnya, ada juga dengan 0.108” disatu drum dan mono
conductor cable (electric line) 7/32” pada drum lainnya. Measuring Head sebagai
bagian dari drum disertakan disini dan dirancang sesuai dengan ukuran dan jenis
wire.
Power Pack sebagai penggerak tenaga hidrolik dibangkitkan oleh mesin
bertenaga diesel. Sebagian ada juga dengan tenaga listrik. (Kita akan diskusikan
secara khusus pada bagian tersendiri nanti tentang kedua power pack ini). Tenaga
hidrolik untuk mendukung reel pack yang terisi dengan wire yang sangat panjang,
haruslah memadai untuk menopang kegiatan jarring action, yang kadang berlama
lama. Konstruksinya harus kompak untuk pemakaian offshore, dan memenuhi
ketentuan untuk pemakaian daerah (zoning) berbahaya (hazardous area). Power
pack dan winch kadang dibangun dalam satu skid , disebut single atau one piece
unit, dan ada yang terpisah yang memerlukan hydraulic hose untuk
30
menghubungkannya. Terlepas dari bagaimana unit-unit itu dirancang, pada
dasarnya memiliki kesamaan yang lazim dalam hal alat controlnya. Beberapa
intrumentasi bisa ditambahkan demi kenyamanan pengoperasiannya, akan tetapi
tergantung pada tipe unit yang dipakai.
Alat control dan instrumen yang lazim:
• Drum brake (rem) - agar drum dapat stasioner atau ketika dipakai untuk
jarring.
• Tuas Pengarah (direction lever) - untuk memilh kearah mana putaran drum
yang dikehendaki.
• Gear Box (persnelling) - untuk memilih kecepatan putaran drum yang
dikehendaki (kebanyakannya 4 persnelling).
• Weight Indicator - untuk mengukur tegangan pada wire, dan terakhir
• Counter /Odometer - untuk mengetahui dimana keberadaan alat wireline
didalam sumur, atau kedalaman.
Wireline unit juga banyak yang dilengkapi dengan fasilitas “spool-off
device” untuk mengganti wire lama dengan yang baru, atau untuk menarik putusan
wire yang telah dapat terpancing keluar dari sumur. Alat ini digerakkan dengan
tenaga hidrolik.
31
BAB IV
TUGAS KHUSUS
Optimasi Produksi
Tujuan utama dari workover dan well Intervention pada sumur minyak
atau gas adalah untuk melaksanakan program perawatan sumur, reparasi
sumur, pengambilan sample dan untuk mengoptimalkan produksi suatu sumur,
perbaikan sumur dll.
Saat ini sebagian besar produksi gas lapangan VICO menemuin reservoir
yang sudah sangat depleted dengan tekanan bottom hole berkisar 2 sampai 3 ppg
sehingga tekanan permukaan yang sangat rendah dibutuhkan untuk dapat
memproduksikan reservoir. Banyak sumur yang mengalami masalah liquid loading
walaupun sistem kompresi Very Low Pressure (VLP) telah diterapkan. Liquid
loading berhubungan dengan velocity dari gas dan liquid dalam tubing yang
dipengaruhi oleh jumlah liquid yang terbawa bersama gas, ukuran tubing, tekanan
permukaan, dan rate produksi. Peristiwa liquid loading sering terjadi pada sumur
32
gas. Pada kondisi awal saat sumur masih mangalir secara natural, gas memiliki
kecepatan yang cukup untuk membawa liquid ke permukaan (mist flow pattern)
sehingga back pressure yang dihasilkan dari efek gravitasi kolom fluida sangat
kecil. Namun seiring penurunan tekanan reservoir karena produksi (depletion),
kecepatan alir gas juga menurun. Ketika kecepatan gas mencapai titik kritisnya
(kecepatan minimum gas agar mampu membawa droplet liquid) atau bahkan di
bawah titik kritisnya maka flow pattern mulai berubah menjadi annular atau slug
yang membuat droplet liquid mengalami fall back dan mulai terakumulasi pada
dasar sumur. Akumulasi liquid pada lubang sumur ini akan menaikkan tekanan
bottom hole dan membuat tekanan drawdown semakin kecil. Semakin banyak
akumulasi liquid pada sumur akan semakin menaikkan gradien tekanan pada sumur
dan dapat menurunkan atau bahkan menghentikan aliran gas dari reservoir ke
bottom hole.
Liquid loading dapat diidentifikasi melalui gradien tekanan yang lebih tinggi
pada daerah terakumulasinya kondensat (Gambar 19). Produksi gas akan terhenti
secara tiba-tiba saat tekanan hidrostatis dari liquid pada dasar sumur melebihi
tekanan formasi sehingga terjadi penurunan flowrate gas yang drastis. Setelah itu
tekanan reservoir akan terbuild up seperti sedang dishut-in dan jika tekanan
reservoir telah melebihi tekanan hidrostatik liquid maka akan terjadi kick dan gas
dapat terproduksi kembali. Selain itu peristiwa liquid load up juga dapat
diindikasikan dengan kecepatan alir gas di bawah kecepatan kritik (menurut
persamaan Turner dan Coelman).
33
Gambar 19. Grafik Pembacaan Gradient Tekanan
34
memproduksikan sumur gas. Deliquification dilakukan dengan beberapa prinsip
diantaranya mengurangi tekanan well head untuk mengurangi abandonment
pressure, meremove akumulasi liquid yang terbentuk pada dasar sumur, dan
memperkecil inside diameter tubing agar dapat menaikkan kecepatan alir gas untuk
mencegah peristiwa liquid load up. Teknik deliquification yang digunakan
diantaranya Well Reactivation, Capillary String, Well Head Compressor, Velocity
String, Cyclic Well dan Plunger Lift.
35
4.1.1.2 Reactivation to Burning Pit
36
rendah. Capillary string merupakan coiled tubing 1/4 inch yang elastis. Injector
head digunakan untuk menaikkan dan menurunkan capillary string. Sedangkan
injector valve digunakan untuk mencegah backpressure sehingga foaming agent
tetap dapat mengalir keluar capillary string.
- Salinitas : semakin tinggi salinitas height dan halflife time foam akan berkurang.
- Temperatur : semakin tinggi temperatur foam height akan berkurang.
- Bacteria : efek dari chemical terhadap bacteria perlu diamati untuk mencegah
reaksi merugikan dalam reservoir.
Dalam memilih chemical perlu dilakukan uji lab kecocokan foaming agent terhadap
parameter tesebut agar didapatkan height dan half life time dari foam yang
optimum.
Hasil dari penerapan metode capillary string pada sumur dengan produksi rata-rata
0.85 MMscf dapat meningkatkan produksi hingga 2 MMscf. Namun masalah yang
dapat timbul dalam injeksi foaming agent ialah foam carryover serta treatment
terhadap emulsi yang terbentuk.
37
4.1.1.5 Plunger Lift
Plunger lift ialah metode untuk mengangkat fluida yang terakumulasi pada
dasar sumur dengan memanfaatkan energi dari sumur itu sendiri. Plunger lift
menggunakan plunger yang dapat bergerak naik turun dalam sumur untuk
membawa fluida ke permukaan. Surface equipment terdiri dari lubricator (rod dan
spring), plunger lift controller, magnetic sensor, dan solar panel sebagai power
suply. Sedangkan downhole equipment terdiri dari plunger dan bumper spring.
Dalam operasinya, terdapat dua periode yaitu periode shut in dan flow
(periode unload dan flow). Two-piece plunger digunakan untuk mengefisiensikan
operasi selama periode shut in yang dapat meminimalkan waktu plunger jatuh
melawan aliran. Periode shut in dimulai ketika silinder piston jatuh ke dasar sumur,
dimampatkan oleh ball dan membentuk seal. Dengan tekanan reservoir yang sudah
di build up saat periode shut in, ball dan silinder piston terangkat dengan liquid
pada bagian atas silinder dan diunload (periode unload). Sampai di permukaan rod
mendorong bola jatuh sehingga seal terbuka dan gas mengalir melalui plunger yang
masih tertahan oleh tekanan gas (periode flow). Periode ini akan berulang
tergantung pengaturan pada control valve. Proses unload liquid ini akan
mengurangi back pressure ke resevoir dan sumur akan lebih mudah
memproduksikan gas.
38
Plunger lift sangat baik diterapkan pada sumur yang memliki inside
diameter yang memungkinkan plunger bergerak bebas pada sumur. Namun
sebagian sumur pada lapangan VICO tidak cocok dengan metode ini karena adanya
perubahan inside diameter karena aksesoris komplesi sehingga penerapan metode
ini terbatas hanya pada beberapa sumur.
39
Strategi pegembangan minyak di lapangan VICO difokuskan pada metode Rigless
(PCTGL dan drilling new well) dan New technology.
Rangkaian PCTGL ini terdiri dari coil tubing 1.5 inch dan BHA (CT connector,
nipple, check valve, centralizer dan nozzle). Coil tubing connector digunakan untuk
menghubungkan coil tubing dengan BHA, check valve digunakan untuk mencegah
40
backflow dari annulus ke coil tubing, centralizer digunakan untuk menjaga posisi
BHA tetap di tengah lubang sumur untuk efisiensi arlift, dan nozzle untuk
mensirkulasikan gas injeksi ke annulus (Gambar 89).
41
4.2. Workover & Well Intervention (WWI)
4.2.2.1 Slickline
Slickline merupakan peralatan untuk melakukan intervensi terhadap sumur
yang menggunakan diameter kawat yang kecil. Dalam melakukan pekerjaannya
slick line tidak mampu berputar, hanya naik turun saja, dan slickline tidak
menghasilkan data real time. Maka dari itu pekerjaan dari slick line terbatas,namun
pekerjaan yang dilakukan dengan slick line unit merupakan pekerjaan dasar untuk
42
melakukan intervensi sumur yang lebih jauh atau sering disebut prework.
43
a b
1. Power Pack
Merupakan bagian yang memberikan tenaga dalam pengoperasian
alat – alat. Power pack menggunakan mesin diesel untuk memberikan
tenaga hidrolik dengan hydraullic oil dengan SGE 10 untuk memutarkan
drum pada slick line sehingga drum dapat berputar sehingga kawat dapat
ditarik dan diulur.
44
2. Winch Slickline Unit
Komponen dasar dari winch adalah drum besar yang digunakan
sebagai gulungan kawat slick line. Drum ini dapat berputar karena
adanya tenaga dari power pack melalui gear box sehingga kawat dapat
masuk ke dalam sumur dan dapat ditarik kembali. Winch unit dilengkapi
dengan pengukur kedalaman dan pengukur beban sehingga operator
mengetahui beban pada kawat dan juga kedalaman yang ditempuh. Pada
pengukur kedalaman, kedalaman nol ditunjukkan saat alat yang paling
bawah berada tepat pada tubing hanger. Saat itu, operator membuat
penunjuk kedalaman menjadi nol. Fungsi indikator berat adalah untuk
menunjukkan beban yang dirasakan oleh kawat sehingga operator harus
menjaga agar beban yang dialami tidak melebihi kemampuan kawat.
Selain itu, dari indikator berat operator dapat mengetahui apakah ada
halangan atau gesekan pada lubang dan perubahan fluida yang dilewati
(permukaan gas/fluida). Jika saat masuk ke dalam sumur indikator berat
menunjukkan beban berkurang dari biasanya, dapat diperkirakan bahwa
ada halangan untuk masuk sehingga bebannya berkurang. Hal – hal yang
perlu diperhatikan adalah sudut antar kawat yang terbentuk pada hay
pulley harus 90°, karena sistem inidikalibrasi untuk sudut 90°. Jika tidak,
maka ketelitiannya berkurang.
45
sehingga tekanan ditahan oleh PCE. PCE pada slick line terdiri dari
stuffing box, lubricator, quick union, blow out preventer (BOP), dan tree
connection.
Stuffing box
Stuffing box terdiri dari bagian – bagian yang fungsi utamanya
adalah mencegah kebocoran fluida dengan menyekat daerah di sekitar
kawat. Pada bagian stuffing box terdapat plunger yang akan menekan
bottom gland secara otomatis sehingga packing akan terjepit dan
menutup stuffing box apabila line putus dan terpaksa keluar dari packing
sehingga jika ada fluida tidak bocor. Dengan adanya plunger ini, sumur
akan terisolasi sampai BOP atau swab valve tertutup untuk melindungi
sumur. Packing berada di tengah stuffing box. Packing berfungsi untuk
menggenggam kawat saat operasi berlangsung.
46
Lubricator
Quick union
Quick union merupakan alat penyambung rangkaian lubricator.
Quick union terdiri dari 3 bagian, yaitu box, pin, dan collar. Jika tekanan
47
masuk ke dalam lubricator, seal yang terdapat di pin akan ditekan ke arah
dinding boxnya agar bisa menahan tekanan.
48
Gambar 37. Susunan tool sring slick line
Rope socket
Rope Socket merupakan tempat ikatan kawat slick line. Rope socket
kemudian disambungkan dengan alat – alat dibawahnya sehingga kawat
dapat menarik ataupun menurunkan alat ke dalam sumur. Badan rope
socket dilengkapi dengan external fishing neck agar mudah dipancing
bila kawat putus.
Stem
Stem adalah alat yang digunakan untuk memberi berat pada tool
string agar dapat membantu sewaktu jarring serta memperberat alat untuk
49
terus meluncur ke dalam sumur. Pemilihan stem harus memperhatikan
berat yang diperlukan untuk memberi tumbukan.
Jar
Jar berfungsi memberikan efek sentakan pada suatu operasi yang
memerlukan tenaga hentak ke bawah atau ke atas (jar down & jar up).
Knuckle joint
Alat yang digunakan untuk memberikan fleksibilitas pada tool string
khususnya untuk sumur yang berdeviasi. Maksimal elevasi yang
memungkinkan adalah 15º. Knuckle joint biasanya dipasang setiap 5 ft.
50
Gambar 41. Knuckle Joint
51
Gauge Cutter ( GC )
Tool ini adalah yang pertama kali diturunkan saat well intervention.
Fungsi utama alat ini adalah untuk memastikan bahwa tubing bersih (
tidak ada restriksi ) sehingga alat yang akan digunakan untuk intervensi
sumur selanjutnya dapat masuk dan mencapai target kedalaman.
Impression Block ( IB )
Merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui benda apa yang
ada di dalam sumur yang menghalangi alat untuk dapat masuk ke
kedalaman tertentu, atau menggambarkan bentuk dari alat yang terjatuh
atau stuck sehingga kita mengetahui plant untuk mengangkat fish
tersebut. Bagian bawah impression block terbuat dari timah sehingga
dapat mencetak bentuk dari benda yang ada di bawah. Saat operasi
fishing, alat ini diturunkan saat awal sehingga dapat diketahui alat yang
akan dicabut. Bisa juga untuk mengetahui level fluida karena permukaan
bawahnya yang datar.
52
Swaging
Riggid Dummy
Merupakan alat yang digunakan sebagai tubing clear yaitu dalam hal
panjang dan diameter. Sehingga alat selanjutnya yang akan dimasukkan
aman dari stuck, contohnya saja alat perforasi bisa diturunkan setelah
melakukan tubing clear menggunakan riggid dummy. Riggid dummy
ibarat duplikat bagi peralatan selanjutnya yang akan di turunkan.
53
Gambar 47. Coiled Tubing Unit
54
4.2.2.2.2 Bagian-bagian CTU
1. Winch Unit
Unit ini berfungsi untuk menarik ulur coiled tubing, terdapat control
room pada winch guna mengatur coiled tubing dan juga melihat
parameter parameter yang dicontrol.
55
rangkaian, dan nozzle yang menghadap keatas guna tempat keluarnya
fluida yang diinjeksikan.
56
Gambar 51. Tangki Nitrogen
2. Converter
Converter adalah suatu alat perubahan fasa dimana nitrogen liquid
dari tangki dirubah menjadi gas. Converter ini berbentuk spiral.
3. Compressor
Compressor berguna untuk mendorong gas nitrogen masuk ke dalam
sumur melalui flow line.
57
Gambar 53. Electric Line Unit
4.2.2.4.1 Operasi-operasi E-Line
1. Perforasi Badak - 214
Tujuan dari perforasi adalah membuat komunikasi antara sumur
dengan formasi yang mengandung hidrokarbon sehingga gas atau
minyak dapat mengalir ke permukaan melalui lubang sumur. Perforasi
dapat dilakukan dengan kondisi sumur overbalance maupun
underbalance. Overbalance adalah kondisi dimana tekanan lubang sumur
(Pwellbore) lebih besar dibandingkan tekanan formasi (Pf), sedangkan
underbalance adalah kondisi dimana tekanan lubang sumur (Pwellbore)
lebih kecil dibandingkan tekanan formasi (Pf). Kondisi yang umumnya
diciptakan saat perforasi adalah kondisi underbalance karena mengacu
pada prinsip fluida yang mengalir dari tekanan lebih besar ke tekanan
lebih rendah, Pressure didapat dari Nitrogen yang diinjeksikan dan
menjaga tekanan sumur agar menghasilkan kondisi yang underbalance.
Pada wellservice, perforasi dikelompokan menjadi dua tipe yaitu initial
perforation dan additional perforation. Initial perforation adalah perforasi
saat awal, yaitu setelah sumur baru selesai komplesi, belum ada aliran
produksi sebelumnya. Additional perforation adalah perforasi yang
bertujuan untuk meningkatkan produksi sumur. Alat yang digunakan
dalam perforasi adalah gun. Terdiri dari stripped gun dan spiral atau
casing gun. Perbedaannya dari kedua jenis gun itu adalah jika stripped
gun hanya menembak ke satu arah sedangkan casing gun menembak ke
segala arah. Susunan tool string untuk melakukan perforasi yaitu rope
socket, weight bar, stabilizer, Magnetic Orienting Tool, Detonator, dan
58
stripped gun atau casing gun.
Rope Socket
Merupakan suatu alat yang berfungsi menghubungkan kawat
Electric Line dengan tool string yang sedang di turunkan. Sama halnya
pada Slick Line Unit, hanya saja pada rope socket Electric Line terdapat
kabel kabel yang harus diatur agar dapat mengalirkan arus listrilk.
Stabilizer
Fungsi alat ini adalah untuk menstabilkan rangkaian string, agar
sejajar tetap ditengah tengah dari lubang bor.
59
Gambar 56. Magnetic Orienting Tool
Detonator
Alat ini berfungsi sebagai sumber ledakan, arus listrik dari surface
sampai ke detonator dan detonator akan memberi ledakan hingga
mengalir ke rangkaian dibawahnya. Sebelum diturunkan detonator
dikalibrasi terlebih dahulu, dipastikan apakah alat ini berfungsi atau
tidak, sehingga apabila sudah diturunkan ke bawah tidak terjadi
kegagalan ledakan.
Stripped Gun
Merupakan tempat yang berisi peledak, jadi alat inilah yang
memberi ledakan dan menembakan ke formasi hingga berlubang.
Stripped gun terdiri dari primacord yaitu sumbu< jadi sumbu ini
meneruskan sumber ledakan pada detonator menuju charge. Charge
ibarat peluru yang mengandung bahan peledak, aliran dari detonator
kemudian ke primacord kemudian meledakkan charge yang berisi
peledak yang akan menembus formasi.
60
Gambar 58. Stripped Gun
61
4.2.2.4.2 Bagian-bagian E-Line
1. Power Pack dan Winch
Fungsi power pack dan winch pada electric line sama dengan slick
line. Power pack berfungsi sebagai pemberi tenaga untuk drum electric
line, dan pada winch terdapat drum electric line dan cabin untuk operator
dan engineer.
62
BAB V
KESIMPULAN
63
11. Well Head Compressor bertujuan menurunkan tekanan pada well head
seminimal mungkin agar diferintial pressure meningkat, kemudian menaikkan
pressure outlet agar hidrokarbon tetap dapat mengalir hingga di plant.
12. Permanent Coiled Tubing Gas Lift dengan cara menginjeksikan gas bertekanan
tinggi melalui coiled tubing yang dipasang secara permanen agar densitas
minyak menurun sehingga minyak terangkat ke permukaan.
13. Pada kondisi lapangan yang sudah sangat depleted, deliquification dilakukan
untuk mengoptimalkan produksi terutama pada sumur gas. Sedangkan pada
sumur minyak dilakukan artificial lift dengan metode PCTGL yang terbukti
dapat meningkatkan rate produksi.
14. Well Service atau well intervention merupakan upaya upaya untuk merawat
sumur, memperbaiki, serta mengatasi masalah masalah yang ada.
15. Slick line merupakan suatu unit well service menggunakan tali baja untuk
menaikkan dan menurunkan peralatan service.
16. Coiled Tubing unit merupakan suatu unit well service dengan menggunakan
coiled tubing.
17. Nitrogen unit merupakan unit well service dimana dalam penggunaannya untuk
unload maupun push down dengan cara menginjeksikan Nitrogen ke dalam
sumur.
18. Electric Line merupakan suatu unit yang hampir sama dengan Slick Line,
perbedaannya adalah E-line memiliki arus listrik pada kawat baja yang
dirangkai dengan konduktor didalamnya, sehingga dapat memberikan
informasi bawah permukaan secara real time.
64