Anda di halaman 1dari 129

RE-DESAIN SUCKER ROD PUMP SUMUR RND 03 DI JOB PERTAMINA-

TALISMAN (OK) ltd.LAPANGAN AIR SERDANG

RE-DESAIN SUCKER ROD PUMP SUMUR RND 03

DI JOB PERTAMINA-TALISMAN (OK) ltd.LAPANGAN AIR

SERDANG

TUGAS AKHIR

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma Iii

Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas

Politeknik Akamigas Palembang

Oleh:

RENDI MOHAZAR

NPM 1103006

PROGRAM STUDI TEKNIK EKSPLORASI PRODUKSI MIGAS

POLITIKNIK AKAMIGAS PALEMBANG

2014
LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

REDESAIN SUCKER ROD PUMP SUMUR RND 03 DI JOB

PERTAMINA-TALISMAN (OK) ltd.LAPANGAN AIR SERDANG

Dibuat Untuk Persyaratan Mendapatkan Gelar Diploma Iii

Pada Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas

Politeknik Akamigas Palembang

Oleh :

RENDI MOHAZAR NPM : 1103006

Palembang,juli 2014

Pembimbing I, pembimbing II,

Roni Alida,ST Hendra Budiman,S,Si

Direktur, Ketua Program Studi

Politeknik akamigas Palembang Teknik Ekplorasi Produksi Migas

H.Muchtar Luthfie,S.,MM Azka Roby Antari,,ST


HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI

khir : RE-DESAIN SUCKER ROD PUMP SUMUR RND 03 DI JOB PERTAMINA-TALISMAN


(OK) ltd.LAPANGAN AIR SERDANG

Nama Mahasiswa/NPM : Rendi Mohazar NPM : 1103006

Hari : jumat

Tanggal : 11 juli 2014

Tim Penguji

Nama Jabatan Tanda Tangan

1.Azka Roby Antari,ST Penguji I ( )

2.Edwin Harsiga,ST Penguji II ( )

3.A.Faisal F.ST.,M.eng Penguji III ( )

Palembang , Juli 2014

Ketua Program Studi

Teknik Eksplorasi Poduksi Migas

Azka Roby Antari,ST


ABSTRAK

Redesain Sucker Rod Pump Sumur RND 03 Lapangan Air Serdang

Di JOB Pertamina-Talisman (ok) Ltd. Field Air Serdang

Re-desain sumur sucker rod pump dilakukan untuk mengoptimalkan produksi dari pompa sehingga laju
poduksi yang diharapkan dapat tercapai. Setelah dilakukan analisa sucker rod pump sumur RND 03
Lapangan Air Serdang,penggunaan type pumping unit c-228-246-86 sebelum redesain dikatakan tidak
memenuhi syarat sehingga perlu dilakukan desain ulang pumping unit.setelah redesain Sucker Rod Pump
N di setting menjadi 144 in,a menjadi 0.10 dan N 7spm pada sumur RND 03 lapangan Air Serdang dilakukan
dengan analisa pump displacement.setelah dilakukan upaya analisa dan perhitungan perubahan beberapa
paramenter pompa ini sesuai untuk dipakai pada sumur yang memiliki laju produksi 672 Bfpd pada
efisiensi volumetric 171.29 %.
Kata Kunci :suckerrodpump,redesain,pump DisplacementDanefesiensi volumetri
ABSTRAK

Redesain Sucker Rod Pump Sumur RND 03 Lapangan Air Serdang

Di JOB Pertamina-Talisman (ok) Ltd. Field Air Serdang

Re-design of sucker rod pump wells is done to optimize the production of the pump so that the rate-
producing plant which is expected to be achieved. After analysis sucker rod pump wells 03 RND Air Field
Serdang, use type c-228-246-86 pumping unit before redesigning said not qualify so we need a re-design
of the pumping unit.setelah Sucker Rod Pump N redesign in the setting to 144 in, a becomes N 7spm at
0:10 and 03 wells field RND Water pump Serdang done by analysis displacement.setelah analysis and
calculation efforts paramenter change some of this pump suitable for use in wells that had 672
production rate Bfpd at 171.29% volumetric efficiency.
Keywords: suckerrodpump, redesigning, volumetric pump DisplacementDanefesiensi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

-jadilah orang yang besar agar kesuksesan mengiringi dibelakang mu.


-usaha tidak pernah sia-sia karena setiap yang dikerjakan pasti ada hasilnya.
-ingat 5 perkara sebelum 5 perkara
Dengan mengucapkan alhamdulilah hirobbil alamin karya ini ku persembahan kepdada :
-allah swt yang tidak memberikan berkah,rahmat dan hidayah serta karuianya kepada saya dan
keluarga saya sampai dengan saat ini
- kedua orang tua saya,ayah dan ibu yang selalu medoakan serta memberikan kasih saying yang begitu
besar dan tak kan pernah bisa terbalaskan.
- kepada kakak perempuan saya (yusi yana) dan kakak saya ( adi marta) yang selalu memberikan saya
semangat serta motivasinya kepada saya.
-sahabat perjuangan seluruh TEP V yang luar biasa gilanya
- Bidadari syurga ku yang masih dirahasiakan allah.
-teman terdekat Giska(jjing), Nurul(BI), Rohmat(al), jumadi(el), riyan(dul), ardi(talonte), Ginta(garuk),
Bilsan(putih), Muslim(latah), Ando(pellet), Eska(tukul), Fajar(tobo), fredi(kenok), duin(petak),
wira(panjang), Ami(berock), puar(landak),chairul(cingak)dll.
-Perusahaan tempat kerja bagiku nantinya.
-Dosen pembimbing(bpk.roni alida,ST) yang super gokil memberikan strtegi sidang bebas bantai, dan
(bpk.hendra budiman,s,si)yang telah membantu saya dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
-Seluruh Dosen Politeknik Akamgas Palembang.
-Almamater yang sangat ku banggakan POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,atas rahmat dan karunianya jualah
Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan judulre-Desain Sucker Rod Pump pada
sumur RND 03yang disusun guna memenuhi syarat untuk menyelesaikan program diploma III pada
Program Studi Eksplorasi Produksi Migas di Politeknik Akamigas Palembang. Di dalam penyusunan tugas
akhir ini,Penulis menyadari sepenuhnya masih jauh dari sempurna, maka dari itu Penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini.

Pada kesempatan ini penulis secara khusus mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak h.Muchtar Luthfie,SH,M.M, selaku Direktur Politeknik Akamigas Palembang.

2. Bapak/ibu wakil direktur di Lingkungan Politeknik Akamigas Palembang.

3. Bapak Azka Roby Antari,ST selaku Ketua Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas Politeknik
Akamigas Palembang.

4. Bapak roni Alida,ST selaku pembimbing I yang telah membimbing dan membantu Penulisan dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Bapak hendra Budiman S,SI selaku pembimbing II yang telah membimbing dan membantu Penulisan
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Bapak joko Susilarso dan bapak achmad Khoiri,selaku pembimbing lapangan yang telah membimbing dan
membantu Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini di JOB pertamina-Talisman (OK)Ltd,Field Air
serdang

7. Seluruh staff dan karyawan JOB pertamina-talisman (ok)ltd,field Air serdang

8. Seluruh staff Politeknik Akamigas Palembang.

9. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan doa dak dukungannya.
10. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas politeknik Akamigas Palembang.

Akhir kata,semoga amal baik yang diberikan mendapatkan imbalan yang sesuai drai allah swt.Semoga
tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi Penulis sendiri dan bagi mahasiswa politeknik akamigas
Palembang,khususnya bagi Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas Politeknik Akamigas
Palembang.

Palembang , Juli 2014

Penulis
DAFTAR ISI

MAN JUDUL .................................................................... i

ABSTRAK..................................................................................... ii

ABSTRACK.................................................................................. iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................... iv

KATA PENGANTAR.................................................................. v

DAFTAR ISI.................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR.................................................................... ix

DAFTAR TABEL......................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN................................................................. xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................... 1

1.2 Batas Masalah............................................................ 3

1.3 Tujuan........................................................................ 3

1.4 Manfaat..................................................................... 3

1.5 Sistematika Penulisan................................................ 4

BAB II DASAR TEORI

2.1 Artificial lift............................................................... 5

2.2 Sucker Rod Pump...................................................... 5

2.2.1 Sucker Rod Pump tipe konvensional........... 6

2.2.2 Sucker Rod pump tipe Mark II7................. 7


2.2.3 Sucker Rod Pump tipe Air Balanced............. 8

............... 2.3 Peralatan Atas Permukaan Pompa SRP..................... 9

2.4 Peralatan Bawah Permukaaan pompa SRP............... 13

2.5 Prinsip Kerja SRP...................................................... 16

2.6 Langkah-langkah Me-redesain SRP.......................... 17

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian................................... 20

3.2 Metode Pengumpulan data........................................ 20

3.2.1 Studi Literatur............................................. 20

3.2.2 Pengamatan Langsung................................. 20

3.3 Pengolahan Data........................................................ 21

3.4 Tahap Pembahasan.................................................... 21

3.5 identifikasi Masalah................................................... 21

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Tinjauan Lapangan.................................................... 23

4.2 Re-Desain SRP.......................................................... 29

4.3 Pembahasan .............................................................. 37

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan................................................................................ 39

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1Tipe Konvensional...................................................................... 7

2.2 Tipe Mark II............................................................................... 8

2.3 Tipe Air Balanced...................................................................... 8

2.4 stuffing Box............................................................................... 9

2.5 Ppolishead Rod.......................................................................... 10

2.6 Carrier Bar.................................................................................. 10

2.7 Polishead Rod Clamps............................................................... 11

2.8 Horse Head................................................................................ 10

2.9 Warking Barrel........................................................................... 14

2.10 Plungger................................................................................... 14

4.1 Standing Valve Bocor................................................................ 23

4.2 Plunger Rusak/Haus................................................................... 24

4.3 Tubing bocor.............................................................................. 24

4.4 Gas Pound.................................................................................. 25

4.5 Scale Parafin.............................................................................. 26

4.6 Sandded Up............................................................................... 26


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Data Awal Redesain SRP.......................................................... 30

4.2 Data Setelah Redesai................................................................. 38


DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HAL

A1.komponen atas permukaan sucker rod pump............................. A-1

A2.komponen bawah permukaan sucker rod pump......................... A-2

A3.gas Anchor................................................................................. A-3

A4.Ball And Seat.............................................................................. A-4

A5.Plug Seat .................................................................................. A-5

A6.valve Rod .................................................................................. A-6

A7.Metal Plunger............................................................................. A-7

A8.barrel coupling........................................................................... A-8

A9.Barrel coupling And Road Coupling.......................................... A-9

A10.Barrel Assembly....................................................................... A-10

A11.Seating Asssembly.................................................................... A-11

A12.Analysis Plot............................................................................. A-12

A13.Raw Data................................................................................. A-13

A14.Tourqe .................................................................................. A-14

A15.Dyna cards............................................................................... A-15

A16.Overlay .................................................................................. A-16

A17.Valve Analysis......................................................................... A-17

A18.Simbol Gas Pound................................................................... A-18

A19.Simbol Fluid Pound................................................................. A19

A20.Simbol Undertravel.................................................................. A20


A21. Simbol Overtravel................................................................... A-21

A22.Simbol Gas Lock...................................................................... A-22


A23.Simbol Plunger Tersentak........................................................ A-20

A24. Plunger Numbuk .................................................................... A-21

A25. Sucker Rod Lepas/Putus......................................................... A-21


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketika sumur minyak telah lama berproduksi akan mempunyai tekanan reservoir tidak cukup lagi
untuk memproduksi fluida pada laju air yang ekonomis maka metode artificial lift dapat diterpakan untuk
membantu mengangkat fluida rproduksi ke permukaan,salah satunya dengan menggunakan sucker
rodpump.

Setelah sumur berproduksi dalam kurun waktu tertentu akan terjadi penurunan tekanan dan
peningkatan kandungan air dalam fluida produksi.apabila jumlah fluida yang diprodusikan dari sumur
tersebut sudah tidak ekonomis lagi maka dilakukan penutupan terhadap sumur tersebut.

Dengan melambungnya harga minyak saat ini,sering dilkukan kaian ulang untuk sumur yang telah
mengalami proses abandonment untuk diproduksikan lagi.biasa nya dilakukan proses swabbing untuk
melihat potensi sumur tersebut.jika potensi sumur nya masih cukup maka akan dilakukan proses desain
peralatan produksi untuk mengangkat fluida produksi kepermukaan,salah satunya adalah dengan
menggunakan sucker rod pump.

Sucker rod pump merupakan salah satu metoda pengankatan buatan,dimana untuk
mengangkat minyak kepermukaan digunakan pompa dengan dimana untuk mengangkat minyak
kepermukaan digunakan pompa dengan rangkai roda(rod).pompa ini digunakan untuk sumur-sumur
dengan viskositas rendah-medium,tidak ada problem kepasiran,GOR tinggi,sumur-sumur lurus dan fluid
level tinggi.Prinsip kerja sucker rod merupkan perpaduan gerak antara perlatan di permukaan dan
dibawah permukaan.

Pada proses operasi sistem pengangkatan pompa sucker rod pump terdapat beberapa masalah-
masalah diantaranya gas pounding,fulid punding,plunger tertumbuk pompa kepasiran,sucker rod
putus,pompa terendam cairan,diameter pompa,SPM Pompa sertakebocoran flunger.
Fenomena tersebut terlihat dan tergambar dari hasil pembacaan data sonolog dan dynagrafh
sehingga apabila salah satu problem terjadi pada sumur produksi maka akan mengalami hambatan dan
masalah dalam memproduksikan dan mengangkat crude oil kepermukaan.

Salah satu cara yang dapat dilakukan ialah reflacing,yaitu menumbuhkan atau menumburkan bola
pada standing valve dan travelling valve yang pada umum nya sering bermaslah akibat
kepasiran,scale,basic sedimen ataupun paraffin pada standing valve.Upaya pemecahan masalah tersebut
takala sering dilakukan apabila sumur masih dapat di raflace dan apabila hal tersebut tidak memunginkan
lagi maka akan dilakukan well servicing atau perawatn sumur serta dengan mengganti peralatn produksi
bawah permukaan tanah yang rusak,termasuk diantaranya membersihkan dasar sumur,dengan peralatan
baru atau reconditioned agar produksi sumur tersebut mencapai target produksi yang telah di ttapkan.

Dalam melakukan optimasi produksi dengan menggukan sucker rod pump,diaman cara yang
dilakukan adalah merancng kembali pompa dengan mengubah parlementer-parlemeter pompa yaitu
mencari harga kecepatan pemompaan (N) yang optimum dan panjang sroke (S) optimum pompa dari
perpotongan kurva pump intake sehingga didapatkan laju air yang optimal.dimana tujuan optimasi adalaj
mengoptimalkan kinerja pompa unuk mendapatkan laju produksi yang sebesar-besarnya tanpa
menimbulkan kerusakan dan masalah,baik pada sumur maupun pada pompa itu sendiri.

Dalam optimasi produksi sumur sering kali timbul beberapa masalah-masalah umu diantaranya
tekanan reservoir kerap kali berubah yang berdampak pada ketidaksesuian terhadap kecepatan pompa
dan panjang langkah pompa sehingga produksi tidak sesuai dengan target yang dinginkan.ketika
kecepatan pompa dan pangjang langkah (stroke length) pompa tidak sesuai terhadap tekanan
sumur,porositas,,dan permebailitas reservoir,kedalam sumur serta sifat fluida yang mencangkup
viskositas fluida yang berdampak akan timbul masalah diantaranya tubing pecah atau bocor bola-
bola pada standing valve dan travelling valve pecah,penyumbatan kotoran travelling valve dan standing
valve serta terjadi kerusakan pada peralatan rangkain pompa
.

1.2 Batasan Masalah

Sumur yang mempunyai tekanan reservoir rendah sehingga tekanan tersebut tidak mampu lagi
untuk mendorong dan mengangkat fluida ke permukaan maka tenaga dorong buatan (artificial lift) sangat
lah berperan dalam proses produksi,salah satunya ialah sucker rod pump.

Dalam upaya untuk mengoptimalkan produksi sumur dengan sucker rod pump,tidak hanya
dipengaruhi oleh jenis pompa,ukuran ataupun diameter dari pompa,ukuran ataupun diameter dari
pompa yang diguakan pada sumur tersebut.

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian Tugas Akhir adalah:

1. Mengetahui prinsip kerja SRP

2. Mengetahui permasalahan yang kerap terjadi dan penanggulangannya

3. Mengetahui dilakukan nya RE-Desain pompa SRP

4. Dapat membuat desain SRP

1.4 Manfaat

Manfaat dari optimasi produksi sumur dengan sucker rod pump diantarnya:

1. Mengetahui desain pompa yang sesuai dengan keadaan sumur

2. Mengetahui jenis-jenis pompa SRP

3. Mengetahui prinsip kerja SRP

4. Megetahui problem-problem sumur sucke rod pum yang digunakan pada lapngan migas
1.5 Sistemaika Penulisan

untuk memudahkan memahami Laporan Tugas Akhir maka penulis mebuat sistematika pnulisan
laporan sebagai berikut:

BAB I : Merupakan Bab pendahuluan mengenai latar belakang,batasan masalah

maksud dan tujuan,dan sistematika penulisan.

BAB II : Merupakan Bab dasar teori yang berisikan tentang sucker rod pump.

BAB III : Merupakan Bab mtodelogi penelitian mengenai tempat dan waktu

pelaksanaan tugas akhir dan metoda pengumpulan data untuk tugas

akhir.

BAB IV : Merupakan Bab hasil dan pembahasan yang berisikan perhitungan

Optimimasi sumur menggunakan sucker rod pump.

BAB V : Merupakan Bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.


BAB II

DASAR TEORI

2.1 Artificial Lift

Artificial lift adalah metode yang digunakan untuk mengangkat hidrokarbon dari dalam sumur ke
permukaan yang di sebabkan oleh tekanan reservoir tidak cukup tinggi untuk mendorong fluida sampai
ke atas ataupun tidak ekonomis jika mengalir secara ilmiah.Artificial Lift umumnya terdiri dari 5 macam
yang digolongkan menurut jenis peralatan nya :

1. Gas lifting ialah jenis artificial lift yang menggunakan gas ke dalam kolom minyak di dalam sumur sehingga
berat minyak menjadi lebih ringan dan dapat mengalir ke permukaan.

2. Sucker rod pump ialah jenis ariticial lift yang menggunakan pompa electikcal mechanical yang dipasang
di permukaan dengan prinsip menggunakan katup searah,yang pergerakan nya naik turun seperti
menggangguk

3. Electrikcal submersible pump ialah jenis artifial lift yang menggunakan pompa sentrifugal bertingkat
(stages) yang digerakan oleh motor listrik dan di pasang di dalam sumur.

4. Jet jump ialah jenis artificial lift mneggunakan fluida yang nantinya akan di pompakan kedalam sumur lalu
di semprotkan lewat nozle ke dalam kolom minyak..

5. Progressive cavity pump ialah jenis artificial lift menggunakan pompa yang dipasang di dalam sumur tetapi
motor di pasang di permukaan yang proses pemompaannya menggunakan sucker rod sebagai
penghubung antara motor dengan pompa di bawah permukaan.

2.2 Sucker Rod Pump

Sucker rod pump merupakan salah satu metoda pengangkatan buatan,dimana untuk mengangkat
minyak ke permukaan digunakan pompa dengan tangkai pompa(rod).pompa ini digunakan pada sumur
dengan viskositas
Rendah-medium,tidak ada problem kepasiran,GOR tinggi,sumur-sumur harus dan fluid level tinggi.

Pemasangan pompa angguk (sucker rod pump) pada suatu sumur minyak meciptakan salah sautu
metoda pengangkatan buatan (Artificial lift) yang telah digunakan secara meluas pada lapangan
minyak.Pada saat ini dikenal 3(tiga) macam pompa sucker rod,yaitu : conventional unit,Air Balance,dan
mark II.Memperlihatkan fluida dari dasar sumur ke permukaan didasarkan pada gerakan mekanik dari
sejumlah peralatan pompa sucker rod,mulai dari bawah permukaan,sepanjang tubing,di kepala
sumur,dan diatas permukaan.

Pada dasarnya metode ini mengangkat fluida dari dasar sumur sampai kepermukaan yang
dilakukan oleh unit pompa (subsurface pump) yang ditenggelamkan di bawah dynamic fluid level,dan unit
pompa tersebut dirangkaikan dengan unit stering (rangkain sucker rod) dimana rangkaian sucke rod
tersebut,beruhubungan denga peralatan diatas tanah (surface equipment) atau pompa angguk yang
bergerak naik turun (gerak pemompaan).

Prinsip kerja sucker rod pump adalah merubah gerak putar dari motor penggerak menjadi gerak
naik turun oleh pumping unit dan diteruskan sucker rod string ke plunger pompa di bawah permukaan.

Berdasarkan gerak naik turun pompa angguk maka pada saat up stroke (gerak naik) travelling valve
pada pompa dibawah permukaan akan menutup yang diakibatkan oelh adanya tekanan disepanjang
kolom tubing,sehingga fluida yang berada disepanjang kolom tubing,sehingga fluida yang berada
disepanjang kolom tubing tersebut akan terangkat kepermukaan oleh gerakan naik plunger.karena
gerakan plunger naik keatas terjadi pembesaran pada ruang barrel,akibatnya tekanan di ruang barrel akan
turun pada kondisi tertentu tekanan dasar sumur sehingga dar dasar sumur fluida mendorong standing
valve membuka dan masuk ke ruang pompa.

2.2.1 Sucker Rod Tipe Konvensional

Pompa angguk tipe konvensional adalah pompa yang paling banyak di pakai di perusahaan
perminyakan,titik mampu pompa konvensional adalah

Di dekat denga pusat walking beam dan pit-man yang berfungsi


mengangkat dengan menarik kebawah di bagian belakang walking beam.jenis pumping unit ini adalah
jenis desain terbaru dalam pumping unit.dalam unit ini adalah jenis desain terbaru dalam pumping
unit.dalam unit,titik tumpu dekat dengan pusat Center dari walking beam dan memiliki gerak up
strokeyang tinggi (lebih dari 1860).

Dengan kondisi tersebut mengakibatkan beban torsi lebih rendah yang diterima pompa angguk dan
dengan kapasitas angkat yang lebih tinggi.

Gambar 2.1 Tipe Convertional

Dua komponen yang paling mungkin sering terjadi kerusakan adalah pitman arm yang longgar atau
kendor dan ausnya roda gigi pada gear box.Jika mur pengunci wrist pin kendor pada saat pompa angguk
hidup maka lubang crank pin akan membesar yang mengakibatkan kerusakan pada wirst pin.

2.2.2 Sucker Rod Pump Tipe Mark II

Pompa angguk jenis Mark II adalah pompa yang fungsinya agar gaya yang dihasilkan pada saat up
stroke lebih besar dari pada down stroke akan tetapi pompa tipe ini tidak dapat membuat walking beam
Bergerak lebih dari 160o

Gambar 2.2 Tipe Mark II

2.2.3 Sucker Rod Tipe Air Balanced

Air Balanced Unit Dengan kompresi udara lebih cepat pada counter weight yang berbuat dari baja
tuang dan dapat menunjukkan control yang akurat dari counter balanced .Disamping itu berat dari unit
dapat dikurangi biaya dan transportasi serta isntalasi dapat ditekan lebih rendah.Air Balanced unit
memiliki kuntungan pada skala yang lebih besar dengan langkah (stroke) yang panjang. pumping unit jenis
ini memiliki ciri yaitu adanya kompresi (tabung udara) yang berfungsi sebagai counter balanced.
2.3 Peralatan Atas Permukaan Sucker Rod Pump

Peralatan yang utama dari pompa sucker rod dapat dikelompokan berdasarkan letakannya,yaitu
peralatan sucker rod pump di atas permukaan dan fungsinya adalah sebagai berikut :

1.surffing box

Dipasang di atas kepala sumur (casing/tubing head) untuk mencegah atau menahan minyak agar
tidak ikut keluar bersama dengan naik turunnya polished rod.Tetapi stuffing box seal harus di setting bocor
agar minyak dapat keluar perlahan melumasi polished rod agar tidak aus karena gesekan ke stuffing
box.Dengan demikian seluruh minyak hasil pemompaan akan mengalir ke flow line lewat cross
tree.Disamping itu juga stuffing box berfungsi sebagai tempat kedudukan polished rod sehingga polished
rod dapat bergerak naik turun tegak lurus dengan leluasa.stuffing box memilik 2 step sekat seal yang
fungsinya jika terjadi kebocoran yang berlebihan masih dapat di cegah oleh salah suatu suffing box seal.

Gambar 2.4 stuffing box


2.polished rod

Merupakan bagian dari tangki atau string pompa yang terletak paling atas.Fungsinya adalah untuk
menghubungkan anatra rangkaian sucker rod dengan peralatan-peralatan.

Gambar 2.5 polished rod

3.carrie bar

Merupkan alat yang berfungsi sebagai penyangga plished rod clamp.dan pada carrie bar ini
dikaitkan dengan wire line hangger yang selanjutnya dihubungkan dengan horse head.

Gambar.2.6 carrie bar


4.polished rod pump

Komponen yang terletak di atas crrie bar yang berfungsi untuk mengeraskan kaitan polished rod
dengan komponen-komponen diatasnya agar tidak dapat lepas selama operasi pemompaan minyak
nerlangsung.

Gambar 2.7 polished rod clamps

5.Bridlle

Merupakan nama lain dadri wire line hanger,yaitu merupakan sepasang kabel baja yang
dihubungkan pada carrie bar,dengan demikian carrier bar bergantung pada brindle dan bridle kemudian
dihubngkan dengan horse head.

6.horse head

Fungsinya meneruskan gesekan dari walking beam ke unit pompa di dalam sumur melalui
bridle,polished rod dan sucker rod string atau merupukan kepala dari walking beam yang menyerupai
bentuk kepala kuda.
Gasmbar2.8 Horse Head
7.walking beam

Merupakan tagkai horizontal di belakang horse head.

Walking beam berfungsi untuk :

a. Mengubah gerak putar dari prime mover menjadi gera naik turun.

b. Meneruskan energy prime mover rangkaian pompa didalam sumur melalui polished rod dan sucker rod
string .

8.pitman

Merupakan sepasang tangkai yang menghubungkan antara crank pada pitman bearing dengan
ujung belakang dari walking beam pada tail bearing.fungsinya mengubah dan meneruskan gerak berputar
menjadi gerak bolak- balik naik turun dan pitman ini akan menggerakna walking beam.

9.crank

Merupakan sepasang tangkai yang menghubungkan crank shaft pada gear reducer dengan counter
balance.pada crank ini terdapata lubang-lubang tempat kedudukan pada pitman bearing dan ujung bawah
dari pitman.Besar kecil nya langkah atau stroke pemompaan yang diinginkan dapat diatur dari sini dengan
mengubah-ubah letak ujung bawah pitman,bila mendekatkan atau kearah counter balance maupun
menjauhi counter balance.apabila kedudukan ujung bawah pitman di geser keposisi lubang mendekati
counter balance,maka langkah pemompaan menjadi bertambah besar,demikian pula sebaliknya apabila
menjauhi counter balance yaitu kearah crank shaft maka pemompaan menjadi kecil.

10.Gear Reducer

Merupakan transmisi yang berfunsgsi untuk mengubah kecepatan putar dari prime mover.gerak
putaran dari prime mover di teruskan ke gear reducer dengan menggunakan belt.

11.crank shaft

Merupakan poros dari crank.gerakan berputar yang telah di perlambat oleh gear reducer akan
menggerakan crank shaft dan crank

12.counter balance
Adalah sepasang pemberat yang berfungsi untuk :

a. Mengubh gerakan berputar dari prime mover menjadi gerakan bolak-balik naik turun.

b. Menyimpan tenaga prime mover pada saat down-stroke atau pada saat counter balance menuju keatas
yaitu pada saat kebutuhan tenaga kecil atau minimum.

c. Membantu tenaga prime mover pada saat up-stroke atau saat counter balance bergerak kebawah,sebesar
tenaga potensial nya,karena kerja prime mover terbesar yang dibutuhkan adalah pada saat up-
stroke,,dimana minyak itu terangkat keatas atau kepermukaan .

d. Sampson post Merupakan kaki-kaki penyangga atau penopangan walking beam.

e. Saddle bearing adalah tempat kedudukan dari walking beam pada sampson post bagian atas

f. Equalizer adalah bagian atas dari pitman yang dapat bergerak seacar leluasa menurut kebutuhan pada
saat operasi pemompaan minyak berlabgsung

g. Brake berfungsi untuk mengerem gerakan pompa jika dibutuhkan,misalnya pada saat dilakukan reparasi
sumur atau unit pompa nya sendiri.

2.4 Peralatan Bawah Permukaan Sucker Rod Pump

Seperti telah dijelaskan bahwa,funsi pompa adalah untuk menaikan fludia dari formasi kedalam
tubing dan mengangkat nya kepermukaan.untuk maksud tersebut suatu pompa harus terdiri 4 komponen
utama,yaitu :

1. Working barrel

Merupakan tempat dimana plunger dapat bergerak naik turun sesuai dengan langkah pemompaan
dan penampung minyak yang terhisap oleh plunger pada saat bergerak keatas
Gambar 2.9 working barrel

2.plunger

Merupakan bagian dari pompa yang terdapat didalam barrel yang dapat bergerak naik-
turun.plunger ini berfungsi sebagai penghisap minyak dari formas masuk kedalam barrel dan
mengangkat minyak yang telah terakumulasi dalam barrel kepemukaan melalui tubing

Gambar 2.10 plunger

3.standing valve

Merupakan suatu komponen katup yang terdapat dibagian bawah dari working barrel yang
berfunsgi untuk mengallirkan minyak dari formasi masuk ke working barrel dan hal ini terjadi pada saat
plunger bergerak keatas,kemudian standing valve membuka.Disamping itu untuk menahan minyak agar
tidak dapat
keluar dari working barrel pada saat plunger bergerak kebawah .standing valve terdiri dari sebuah bola
besi dan tempat dudukan nya.

Standing valve memiliki peran yang sangat penting dalam sistem pemompaan ,karena efisinsi volumetric
pompa sangat tergantung pada saat kerja dan bentuk dari ball dan seat nya.

4.travelling valve

Travelling valve terdiri dari ball dan seat yang terletak pada bagian bawah dari plunger dan akan
ikut bergerak keatas dan kebawah mengikuti gerakan dari gerak plunger nya.travelling valve ini berfunsgi
untuk mengalirkan minyak dari working barrel masuk menuju plunger,hal seperti ini terjadi pada saat
plunger bergerak kebawah.selain itu akan menahan keluarnya minyak dari plunger pada saat plunger
bergerak keatas (up-storke) sehingga minyak tersebut dapat diangkat ke tubing yang seterus nya
kepermukaan .

5.Gas anchor

Komponen ini dipasang pada bagian bawah pompa,fungsinya adalah memisahkan gas dari minyak
agar gas tersebut tidak ikut masuk kedalam pompa bersama-sama dengan minyak,karena dengan adanya
gas akan mengurangi efisien pompa.

6.Tangki Pompa

Tangki pompa atau sucker rod string terdiri dari :

a. sucker rod

Merupakan bagian dari unit pompa yang sangat penting,karena merupakan penghubung antara
plunger dengan peralatan-perlatan penggerak yang ada di permukaan. Sedangkan fungsinya adalah
melanjutkan gerak lurus naik turun dari horse head ke plunger pompa. Umumnya panjang satu single dari
sucker rod yang sering digunakan berkisar antara 25 sampai 30 ft,dan untuk menghubungkan antara dua
buah sucker rod digunakan sucker rod coupling.

b.pony rod

merupakan sucker rod yang mempunyai ukuran panjang lebih panjang pendek dari pada sucker
rod nya sendiri. Fungsinya untuk melengkapi panjang
drai sucker rod apabila sucker rod tidak mencapai target yang dituju. Umumnya memiliki ukuran panjang
2,4,6,8,10 dan 12 ft.

c.polishead rod

adalah tangkai yang menghubungkan sucker rod string dalam carrier (wire line hanger pada horse
head) yang naik turun di dalam stuffing box.

Pada saat up-stroke (langkah pompa ke atas fluida membebani plunger yang menyebabkan
travelling valve terbuka dan fluida dari formasi mausk ke dalam pompa. Pada saat down-stroke (langkah
pompa ke bawah) ,plunger akan turun dan pada saat ini travelling valve akan terbuka dan standing valve
akan tertutup sehingga fluida akan bergerak dari plunger ke dalam tubing

2.5 Prinsip Kerja Sucker Rod Pump

Prinsip kerja pompa sucker rod dapat dijelaskan sebagia berikut:

1. Gerak rotasi drai prime mover diubah menjadi gerak naik turun oleh pumping unti terutama oleh sitem
pitman crank assembly. Kemudian gerak angguk (naik turun) ini oleh horse head dijadikan gerak lurus naik
turun untuk menggerakan plunger. Instalansi pumping unit di permukaan dihubungkan dengan pompa
yang ada dalam sumur oleh sucker rod sehingga gerak lurus naik turun dari horse head dipindahkan ke
plunger pompa dan plunger bergerak naik turun dalam barrel pompa.

2. Pada saat up-stroke,plunger bergerak ke atas,di bawah plunger terjadi penurunan tekanan . karena
tekanan dasar sumur lebih besar dari tekanan dalam pompa maka akibatnya standing valve terbuka dan
minyak mausk ke dalam pompa. Pada saat down-stroke,standing valve,tertutup karena tekanan minyak
dalam barrel pompa,sedangkan pada bagian atas nya yaitu travelling valve terbuka oleh tekanan minyak
akbat dari turun nya plunger,selanjutnya minyak akan masuk kedalam tubing. Proses ini dilakukan secara
berulang-ulang sehingga minyak akan sampai ke permukaan dan terus ke operator melalui flow line.
2.6 Langkah-Langkah Me-Redesain Pompa Sucker Rod Pump

Untuk melakukan redesain pompa sucker rod,maka di perlukan perhitungan dengan langkah sebagai
berikut :

1. Menghitung kandungan air (WC):

2. Menghitung specific gravity (SG)

SGliquid = SGoil (1-WC)+SGw(WC)

3. Setelah itu perhitungan untuk Gradient fluida :

Gr =0,433 x SGliquid

4. Menghitung tekanan static (ps):

Pwf =(D-SFL) (GF)

5. Menghitung Tekanan Alir Dasar Sumur (pwf):\

pwf = (D-SfL)(0,433 SGliquid)

6. Menghitung: Ap,Atr dan K

2
a. Ap =0,25 .d : diameter plunger atau diameter pompa

2
b. Atr = 0,25 ....d : diameter rod string

c. K = 0,1484 Ap

Keterangan :

Ap : Luas penampang plunger,in2

Atr : luas penampang top rod,in2

7. Menentukan besarnya berat rod string (wr) dan berat fluida (wf) dengan persamaan :
a. Wr =M1L1 + M2L2

Dimana : L1=r1.L dan L2=R2.L

b. Wf =0,433 G (L Ap 0,294)

Keterangan :

Wr :berat Rod di udara,Lb

Wf : Berat fluidaa,Lb

G : Spesific Gravity Fluida


L : Panjang Rod String,Ft

M1 : Berat Rod Atas,Lb/ft

M2 : Berat Rod Bawah,Lb/ft

L1 : Panjang Rod Bagian Atas,Lb/Ft

L2 : Panjang Rod Bagian Bawah,Lb/Ft

1. Menentukan peak polishead rod maximum (PPRL) dan peak polishead rod minimum (MPRL):

A 1=

Keterangan :

S : Stroke Length,in

N : stroke permenit,spm

2. Menentukan strees maximum dan stress minimum dengan persamaan :


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian tugas akhir berjudul optimasi produksi sumur RND 03 Lapangan Air Serdang
Menggunkan Sucker Rod Pump di JOB Pertamina-Talisman (OK)ltd.dilakukan dengan berbagai tahap
kegiatan.

3.1 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Data yang di peroleh oleh penulis dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dimulai pada tanggal 28 April-
12 Mei 2014 pada jam 07.00-16.00. tempat pengambilan data di lakukan di sumur RND 03 lapangan air
serdang job pertamina-talisman (ok)Ltd.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu dengan cara mengumpulkan data dari
studi litelatur dengan pengamatan dilapangan secara langsung.

3.2.1 Studi Literatur

Tahap studi literature dilakukan dengan pengumpulan sumber informasi yang berasal dari referensi
maupun data perusahaan yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Studi literature ini dilakukan sebelum
dan selama penelitian ini berlangsung,

3.2.2 Pengamatan Langsung

pengamatn ini dilakukan untuk mencari data yang berkaitan dengan permasalahan yng akan
dibahas,anatar lain pengamatan da pencatatan secara langsung dilapangan terhadap alat-alat yang
digunakan dalam melakukan pengujian sumur
3.3 Tahap Pengolahan Data

Dari survey yang dilakukan secara langsung dilapangan,data atau pengetahuan yang bisa didapat
yaitu data hasil swabbing test yang nantinya akan di pakai dalam mengevaluasi produksi sumur yang
sangat penting untuk dipahami guna menjamin laju produksi optimal sesuai dengan spesifikasi pompa
yang dipakai,serta mengetahui bagaimana cara-cara penanggulanganya. Pada tahapan ini data-data yang
telah dikumpulkan dari lapangan sebagaimana telah dijelaskan dan dibahas meliputi instalasi sucker rod
pump di sumur RND 03 tersebut.

3.4 Tahap Pembahasan

Metodologi yang digunakan dalam tahap pembahasn dalam laporan tugas akhir ini dalah metode
analisis pustaka terkait tentang evaluasi prukdi sumur rendah yang sesuai dengan spesifikasi pompa yang
digunakan pada sumur RND 03. Analisis pustaka yang disampaikan adalah mengenai pengamatan sasil
evaluasi sumur yang menggunkan sucker rod pump agar sesuai denngan ppotensi sumur tersebut.

3.5 Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil penelitian disumur RND 03 masih terbilang optimal dengan pump displacement
(v) 392.20 bbl/d dan efisiensi volumetric pompa 171.29 %.
Mulai

Pelaksanaan tuags pada tanggal 28 April- 12 Mei 2014

Studi lapangan

Penelitian yang dilakukan di lapangan secara langsng di sumur RND 03 job


Pertamina-Talisman

Pengumpulan data

Pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat,mengutip catatan,dokumen


serta buku yang berhubungan dengan tugas akhir

Pengolahan data

Data yang telah di dapat kemudian dikumpul dan dilakukan pemilihan untuk
menghasilkan sebuah dat tugas akhir.

Analisa dan kesimpulan

Dari semua kegiatan yang telah dilakukan dapat dibuat sebuah analisa dan
ditarik sebuah kesimpulan dimana itu dapat menunjang laporan tugas akhir.
BAB IV

HASSIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinjauan Lapangan

Sumur RND 03 adalah sumur produksi yang menggunakan sucker rod pump yang laju produksi nya
rendah yaitu 192 bfpd. Berdasarkan data test produksi,pada sumur ini ada terbentuk scale sehingga untuk
meningkatkan laju produksi sumur ini harus dilakukan stimulasi acidizing terjadi peingkatan produksi
sumur ini menjadi 672 bfd.dengan produksi 672 bfpddan dengan spesifikasi pompa sucker rod harus
dilakukan redesain

Selain masalah scale,permaslahan yang sering terjadi pada sumur produksi minyak seprti RND 03
yang menggunakan sucker rod pump adalah :

1) Travelling valve bocor

Pada waktu up stroke,travelling valve tidak menutup rapat dan fluida akan kembali turun.

2) Standing valve bocor

Pada waktu down stroke,standing valve tidak menutup rapat dan fluida kembali ke well bore.

Gambar 4.1 standing valve bocor


3. flunger rusak atau Aus

Sehingga fluid yang siap dihantar flunger dari pump barrel sebagian turun dari celah-celah antar
flunger dan barrel ketika flunger da barrel nergerak lurus.

Gambar 4.2 plungerrusak/haus

4. Tubing Bocor

Apabila tubing bocor fluida akan keluar dan masuk lagi dalam ruangan casing.

Gambar 4.3 Tubing Bocor

5.Gas lock

Gas yang terkurung dalam barrel

6.Gas pound
Ketika pompa begerak ke atas ( up stroke ) fluida akan mengisi barrel dan tidak menyentuh
bagian bawah plunger dan akan terdapat ruang kosong
Sehingga akan diisi oleh gas,ketika pompa kembali bergerak kebawah (downstroke) gas akan
terkompresi,sehingga gas tersebut mampu mendorong travelling valve (membuka) secara berlahan
(seharusnya membuka penuh dari fluida) atau adanya permukaan fluida yang terisi oleh foaming (busa)
kejadian inilah yang disebut gas pound.

Gambar 4.4 gas pound

7.pump stuck

Pada umumnya terjadi karena adanya pasir yang terbawa sehingga mengisi celah-celah antar
plunger dan barrel.temperatur sumur yang terlampau tinggi, maka terjadi pemuaian pda plunger dari
barrel pump,adanya scale dan paraffin.

8.scale dan paraffin deposite

Scale dan paraffin,hambatan dan pergerakan flunger pada saat up stroke dan down stroke,scale
dan paraffin akan menempel pada dinding barrel sehingga memperkecil diameternya.
Gambar 4.5 scale & paraffin

9. sanded up

Pompa gerak keatas up stroke dimana fluida membawah pasir dan mengisi pump barrel sehingga
terjadi penyempitan antara plunger dan pump barell sehingga plunger terjepit dan tidak dapat bergerak.

Gambar 4.6.sanded Up

Analisis Korelasi Permasalahan pompa sucker rod diantara nya:

4.1.1 pumping unit berjalan tapi tidak ada aliran penyebabnya adalah:

a. Batang Isap Putus

b.Gas Lock atau Gas pounding

c. Standing valvr bocor

d.pumped off

4.1.2. Produksi kecil atau efisiensi pompa terlalu rendah penyebabnya kemungkinan:
a.Terlalu banyak gas yang mempegaruhi kerja pompa.

b.Fit atau clearance antara plunger dan barrel pompa terlalu besar

c. flunger aus

d. tubing bocor

4.1.3 Suara dan putaran mesin tidak teratur penyebabnya kemungkinan :

a. Sumur tidak berproduksi,sehingga pada waktu up stroke top tidak ada cairan yang terangkat. Tindakan
yang diambil stop pumping unit

b. letaknya counter weight tidak tepat,sehingga tidak ada keseimbangan dengan beban sumur,tindakan
yang diambil hentikan pmping unit. Bila counter weight terletak diatas berarti counterfect terlalu kecil
geser counter weight menjauh crank shaft

4.1.4 Sentakan di bridle ( cable penggantung )

Penyebab kemungkinan :

Gerakan batag isap mengalami gesekan yang berlebihan akibat dengan polishead rod scale,pasir,paraffin
dsb

4.1.5. pada maximumnya down stroke ada sedikit loncatan pada polishead rod dan bunyi tumbukan :

Penyebab kemungkinan :

Travelling valve/plunger numbuk standing valve.

4.1.6. Getaran pada pumping unit

Penyebabnya kemungkinan :

a. Baut pondasi longgar

b. Pompa kepasiran

c. Kerusakan gear box

d. Kerusakan pada bantalan,fitman,counter bearing

4.1.7.polish rod hangus kehitaman penyebabnya kemungkinan :


a. Tidak ada aliran cairan yang melumasi polish rod dengan stuffing boxpacking.

b.stufing box packing terlaku kuat menjepit polish rod.


Alternative yang diambil untuk mengatasi dan memecahkan masalah agar sumur-smuru tetap berproduksi
secara optimal dan efisien adalah:

4.1.8 Pumping unit bergerak tapi tidak ada aliran

Penyebabnya :

a. Batang siap putus, alternative yang diambil adalah mengganti batang isap dengan kuwalitas yang lebih
baik.

b.Gas Lock atau gas pounding,tindakan yang diambil adalah buang tekanan dari annulus,gunakan gas
anchor,atau perdalam letak pompa bila memungkinkan.

c. standing valve tidak duduk pada tempat nya,tindakan yang diambil dudukan kembali standing valve.

c. Pumped off,tindakan yang diambil perkecil ukuran pompa dan bila mungkin akan perdalam letak pompa,
turunkan SPM dan SL.

4.1.9 produksi terkecil atau efisien pompa terlalu rendah

Penyebabnya :

a. Terlalu banyak gas yang mempengaruhi kerja pompa,tindakan yang diambil adalah: perbaiki sistim
pemisahan gas di dalam sumur,perbesar ukuran pipa isap ibawah pompa.

b. clearance antar plunger dan barrel pompa terlalu besar tindak yang dimabil adalah perkecil clearance

c. kebocoran pada travelling valve,standing valve,atau pada ulit tubing. Tindakan yang diambil perbaiki
bagian yang rusak atau di ganti.

4.1.10 Suara atau putara mesin tidak teratur

Penyebabnya :

a. sumur tidak produksi, sehingga waktu up stroke tidak ada cairan yang terangkat. Tindakan yang diambil
stop pumping unit.

b. letak counter weight tidak tepat, sehingga tidak ada keseimbangan denga beban sumur. Tindakan yang
diambil hentikan pumping unit bila counter weight terletak diatas,berarti counter effect terlalu kecil, geser
counter weight menjauh crank shaft
4.1.11 sentakan di bridle dalam kurung (kabel penggantung )

Penyebabnya:

Gerakan batang isap mengalami gesekan yang berlebihan akibat adanya scale,pasir,paraffin dsb. Tindakan
yang diambil :

a. Bersihkan sumur,tubing dan pompa.

b. Jika penyebabnya scale atau paraffin gunakan inhibitor

c. jika penyebabnya pasir naikan setting defth. Pada yang lebih parah lakukan sand control.

4.1.12 Pada maximum stroke down ada loncatan pada polish rod dan bunyi tumbukan.

Penyebabnya :

Travelling valve menumbuk standing valve, tindakan yang diambil jauhkan ttravelling valve dari standing
valve/spacing ulang.

4.1.13 Getaran pada pumping unit

Penyebabnya :

a. Baut pondasi longgar tindakan yang diambil,kencangkan baut pondasi/ikat kembali.

b. pompa pepasiran,tindakan yang diambil/lihat butir 4a

c. Kerusakan gear box, tindakan yang diambil perbaiki gear box

d. Kerusak pada bantalan,pitman,counter bearing,tindakan yang diambil danti bantalan.

4.2. Re-Desain Sucker Rod Pump

Redesain pompa adalah merancang kembali pompa dengan mengubah parameter-parameter


pompa yaitu mencari harga kecepatan pemompaan (N) yang optimum dan panjang storke (S) optimum
pompa dari pump intake sehingga didapatkan lajut alir yang optimal.

Berikut adalah data awal dari sumur RND 03 sebelum dilakukan Re-Desain pada sucker rod pump
yang digunakan di sumur tersebut. Data-data nya meliputi data sift fisik fluida dan data mekanis pompa.
Tabel 4.1. Data awal Re-Desain sucker rod pump

Perhitungan redesain yang dilakukan adalah dengan merubah panjang langkah pompa (S) dan
kecepatan pemompaan (N) untuk mendapatkan laju produksi optimum yang sesuai dengan potensi
sumurnya, sehingga diperoleh efisien volumetric pompa yang lebih baik lagi tanpa melakukan perubahan
pada
Unit pompa terpasang. Pompa dilakukan bekerja efisien secara teoritis apabila efisien volumetric pompa
besarnya sama dengan atau lebih besar dari 70%.

Tujuan optimasi pompa adalah mengoptimalkan kinerja pompa untuk mendapatkan laju produksi
yang sebesar-besarnya tanpa menimbulkan kerusakan dan masalah, baik pada maupun pada pompa itu
sendiri. Berikut adalah langkah-langkah perhitungan optimasi pompa :
1.mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam proses desain

Data data pompa sucker rod sumur RND 03 Lapangan Air Serdang :

a. Total kedalaman sumur = 5715 ft

b. Kedalaman pompa (L) = 5210 ft

c. Statis Fluid Level (SFL) = 4150 ft

d. Dynamis Fluid Level (DFL) = 4311 ft

e. Kedalam perforasi = (5536-5546)ft

f. Kedalaman Mid Perfforasi (D) = 5541ft

g. Kedalaman Tubing (Lt) = 51522 ft

h. Spesfic Gravity Oil (SGO) = API@300f=0.9

i. specific gravity water (SGW) = 1.02

j. SG liquid = 0.911

Data produksi :

A. Laju Produksi Total (qt) = 672 BFPD

B. Laju Produksi Minyak (qo) = 13 BOPD

C. Laju Produksi Air (qw) = 659 BWPD

D. Kadar Air ( water cut )(WC) = 0.98=98%

Data-data pompa dan peralatan :

A. Jenis pompa = THC 2x12

B.Tipe pompa = 25-225 THM

C. Diameter casing = 5,5 in


D. Diameter Tubing = 27/8 in
2.875 (OD) dan 2.441 (ID)

- Atas = in maka R1 = 0.52=52%


M1 = 1.63 Lb/Ft

-Bawah = 5/8 in maka R2=0.42=42%

M2 = 1.13 Lb/Ft

E. Pump Bore (bssic) =21/4 in

F. Kedalaman Tubing = 5152,2 ft

G. Diameter plunger = 2.25 in

H. Panjang Barell = 25 ft

I. Diameter Rod = 5/8 in

J. Panjang Langkah = 144 in

K.Kecepatan Pemompaan = 7 spm

L. Service Faktor = 0.65

M.Crank Pitman Ratio (c/p) = 0.33

N. Tensile Strenght Minimum (T) = 90000 psi

2. Menghitung kandunga air WC

3. Menghitung specific gravity (SG) cairan:

SGliquid = SGoil (1-WC)+SGw9)(WC)

= 0.9 (1-0.98) + 1.02 (0.89)

= 1.017

4. Setelah itu perhitungan untuk gradient fluida :

Gr = 0.433 x SGliquid

= 0.433 x 1.017

= 0.440

5. Menghitung tekanan static (ps):

Ps = ( D- SFL) (GF)
= (5541 4150) (0.440)

= 612.04 psi
6.menghitung tekanan alir dasar sumur (pwf) :

Pwf =(D-SFL)(0.433 SGliquid)

= (5541 4150) (0.433 x 1.017)

= 612.54 psi

7. Menghitung beberapa nilai Ap,Atr,dan K dengan persamaan :

Ap = 0.25 dp2

Atr = 0.25 dt2

K = 0.1484.Ap

Maka :

Ap = 0.25 d2.:diameter plunger atau diameter pompa

= 0.25 x 3.14x(2.25)2

= 3.97 in2

Atr = 0.25 d2. : diameter rod string

= 0.25 x 3.14 x (5/8)2

= 0.30 in2

K = 0.1484 Ap

= 0.1484 x 3.97

= 0.589 bpd/spm

Keterangan :

Ap : Luas Penampang Plunger,in2

Atr : Luas Penampang Top Rod,in2

8. Menentukan besarnya berat rod string (wr) dan berat fluida (wf) dengan persamaan :

Wr =M1.L1+M2.L2

L1=R1.L L2=R2.L

= 0.48 x 5210

= 2709.2 ft = 2188.2 ft

Wr = (1.63 x 2709.2)=(1.31 x 2188.2)

= 6888.6 lb
Wf = 0.433 G (L Ap-0.294 Wr)

= o.433 x 1.017 ( 5210 x 3.97-0.294 x 6888.6)

= 8216.45 lb

Keterangan :

Wr : Berat Rod di udara,lb

Wf : Berat Fluida,lb

G: Spesific gravity fluuida

L : panjang rod string,lb

M1 : berat rod atas,Lb/ft

M2 : berat rod bawah,lb/ft

L1: panjang rod bagian atas,Lb/ft

L2 : panjang rod bagian bawah,Lb/ft

9. menentukan peak polsihead rod maximum (PPRL) dan peak ppolishead rod minimum (MPRL) dengan
Pwf 612.54 psi

A1=sw/70500 ( 1 + c/p)

= 144 x 49/70500 (1 + 0.33)

= 0.13

a1

a2 =

= 0.067

Keterangan :

S : stroke length,in

N : stroke permenit,spm
PPRL = wf +(0.9 + a1)Wr-Pwf Ap

= 7360. 06 + (0.9 + 0.13 ) 688,6 612.54 x 3.97

= 12023.53 lb

MPRL = ( 0.9 a2) Wr

= ( 0.9 0.067 ) x 6888.6

= 5738.25 lb

10. Menentukan stress maximum dan stress minimum dengan persamaan :

Max =

Min =

= 19127.5 psi

11. Menentukan counter balance effect ideal ( Ci) dengan persamaan :

Ci =

= 14892.65 lb

12. Menentukan torsi maximum ( peak stroke = Tp)

Tp = ( PPRL 0.95 Ci) x S/2

= ( 12023.53 0.95 x 1489.65) x 144/2

= 763763.94 in-lb

13. Efesiensi volumetric pompa (Ev) dengan persamaan :

a. Net lift pompa

L=L-
= 5210

= 3819.00 ft

b. Factor percepatan (a)

a=

= 0.10

c. plunger over travel (ep)

Ep =

= 3.69 in

d. Rod strectch dan tubing strechth :

Er =

= x

= 52.53 in

Et =

= 0.003 in

Et + er = 52.53 + 0.003

= 52.533 in

e. Menentukan stroke plunger effectif ( Sp) :

Sp = S + Ep ( et + er )

= 144 + 3.69 52.533

= 95,15 in
f. pump displacement ( V)

v = K Sp N

= 0.589 x 95.15 x 7

= 392.30 bbl/d

g. Menentukan effisiensi volumetric pompa ( Ev) :

ev =

= 58.38 %

14. Menentukan Hh,Hf dan BHP

Hydraulic horse power 9 Hh)

Hh = (7.36 x 106)q G L

= ( 7.36 x 106) x 672x1.017 x 5210

= 26.20 hp

Friction horse power (Hf)

Hf = ( 6.31 x 107) Wr S N

= ( 6.31 x 107) x 672 x 1.017x 5210

= 4.38 hp

Brake horse power ( BHP )

BHP = 1.5 ( Hh + Hf )

= 1.5 ( 26.20 + 4.38 )

= 45.87 hp

4.3 pembahasan

Sumur RND 03 adalah sumur produksi yang menggunakan sucker rod pump jenis convesional PU
LUFKIN C-288-246-86. Sumur ini terletak di lapangan air serdang di job Pertamina-Talisman yang total
produksinya 672 bfpd dari data yang didapat dari total kedalam sumur ini 5717 ft dengan kedalaman
pompa 5210 ft. sumur RND 03 ini akan dilakukan uji coba optimasi guna mengetahui efisiensi pompa
sucker rod pump apakah masih optimal atau tidak. Selain redesain sumur, juga harus dilakukan nya
pengecekan terhadap pumping unit sumur tersebut agar sewaktu proses produksi tidak ada lagi
permasalahan-permasalahan yang nantinya dapat menghambat laju produksi
Tabel 4.1. Data hasil akhir Re-Desain sucker rod pump
BAB V

KESIMPULAN

1. Pada sumur RND 03 menggunakan SRP dengan merk LUFKIN C-228-246-86

Dimana pompa ini bekerja dengan prinsip mengubah gaya putar dari prime mover menjadi gaya naik
turun.

2. permasalahn yang kerap terjadi pada SRP di sumur RND 03 adalah sering terjadinya scale

3. Efek dari scale pada sumur RND 03 mengakibatkan turun nya laju produksi, setelah dilakukan srimulasi
didapatkan laju air yang lebih besar dari sebelumnya sehingga perlu dilakukan redesain pompa
sebelumnya.

4. hasil redesain SRP pada sumur RND 03 adalah :

S = 144 in a=0.10 N= 7spm Qt= 672 bfpd

sumur Type Q total Efisiensi volumtric keterangan


pompa

RND THC 672 bpd 58.38% Pompa sesuai


2x14 untuk digunakan
03
pada sumur RND
03
BAB V

KESIMPULAN

1. Pada sumur RND 03 menggunakan SRP dengan merk LUFKIN C-228-246-86

Dimana pompa ini bekerja dengan prinsip mengubah gaya putar dari prime mover menjadi gaya naik
turun.

2. permasalahn yang kerap terjadi pada SRP di sumur RND 03 adalah sering terjadinya scale

3. Efek dari scale pada sumur RND 03 mengakibatkan turun nya laju produksi, setelah dilakukan srimulasi
didapatkan laju air yang lebih besar dari sebelumnya sehingga perlu dilakukan redesain pompa
sebelumnya.

4. hasil redesain SRP pada sumur RND 03 adalah :

S = 144 in a=0.10 N= 7spm Qt= 672 bfpd

sumur Type Q total Efisiensi volumtric keterangan


pompa

RND THC 672 bpd 58.38% Pompa sesuai


2x14 untuk digunakan
03
pada sumur RND
03
DAFTAR PUSTAKA

Technology Of Artifialif Methods Tulsa,1983 Pennwell Book publisher.

Kermit brown

Hand Outteknik Produksi II.Fakultas Teknik Perminyakan,UPN Veteran

Yogyakarta,1988. Sukarno,pudjo.,

Echometer company,well Analyz and TWM Software,Wichita Falls,

Texas,USA,2003
OPTIMASI PRODUKSI MENGGUNAKAN SUCKER ROD PUMP
SUMBER ABB 130 DENGAN METODE VOGEL
DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 FIELD ADERA PENGABUAN

TUGAS AKHIR
Disusun untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Politeknik Akamigas Palembang

OLEH :
AGUS PRIONO
NPM 1003013

PROGRAM STUDI TEKNIK EKSPLORASI PRODUKSI MIGAS


POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
2013

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

OPTIMASI PRODUKSI SUMUR MENGGUNAKAN SUCKER ROD


PUMP DENGAN PERSAMAAN METODE VOGEL

Dibuat untuk Memenuhi Syarat Mendapat Gelar Diploma III


Pada Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Politeknik Akamigas palembang

Oleh :
Agus Priono
NPM. 1003013
Palembang,
Pembimbing I Pembimbing II

Hendra Budiman,S.Si Ir. Muchammad Yani

Direktur, Ketua Program Studi


Teknik Eksplorasi Produksi Migas

H. Muchtar Luthfie, S.H., M.M. Azka Roby Antari, S.T


HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Tugas Akhir : Optimasi Produksi Sumur Menggunakan


Sucker Rod Pump Dengan Persamaan Metode
Vogel
Nama Mahasiswa / NPM : Agus Priono / 1003013
Program Studi : Teknik Ekplorasi Produksi Migas
Telah di Uji dan Lulus Pada : 27 Juli 2013
Tim Penguji

Nama Jabatan Tanda Tangan


1. Hendra Budiman, S.Si Ketua ( )
2. Ir. Muchammad Yani Sekretaris ( )
3. Ana Asmina Penguji I ( )
4. Ir. H. Ekariza, M.M. Penguji II ( )
5. Ir. Rusman Syafriadi Penguji III ( )

Palembang, Juli 2013


Ka. Prodi. Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Politeknik Akamigas Palembang

Azka Roby Antari, S.T.

ABSTRAK
Oprimasi Produksi Sumur Menggunakan Suckerr Rod Pump
Untuk Meningkatkan Laju Produksi Sumur ABB 130 Lapangan Abab Pengabuan
Dengan Menggunakan Metode Vogel
Di PT. Pertamina EP Asset 2 Field Adera Pengabuan
Secara umum teknik pengangkatan fluida reservoir dari dalam sumur ke permukaan dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu sembur alam (natural flow) dan metode pengangkatan buatan
(artificial lift). Metode sembur alam diterapkan apabila tenaga alami reservoir masih mampu untuk
mendorong fluida ke permukaan. Sedangkan metode pengangkatan buatan diterakan apabila
tenaga alami reservoir sudah tidak mampu lagi untuk mendorong fluida ke permukaan atau untuk
maksud-maksud peningkatan produksi. Konsep harus sesuai dengan kemampuan laju produksi
optimal dari sumur tersebut. Apabila kemampuan pompa jauh lebih besar dari laju optimal sumur,
maka akan terjadi kerusakan alat lebih cepat. Jika kemampuan pompa lebih kecil dibandingkan
dengan laju produksi sumur maka laju produksi sumur yang optimal tidak tercapai. Sumur ABB
130 lapangan Abab Pengabuan merupakan sumur migas dengan menggunakan metode artificial
lift yaitu Sucker Rod Pump. Optimasi produksi sumur Sucker Rod Pump dilakukan untuk
mengetahui performance dari pompa sehingga laju produksi yang diharapkan dapat tercapai.
Setelah dilakukan analisa Sucker Rod Pump sumur ABB 130 lapangan Abab Pengabuan,
penggunaan type pumping unit 456-305-168 masih dikatakan memenuhi syarat karena harga torsi
maksimum nyata seelum dan setelah optimasi ialah sebesar 265406.4 Lb dan 221503.2 Lb masih
relatif kecil dibandingkan dengan harga torsi maksimum teoritis sebesar 640.000 Lb, sehingga
tidak perlu dilakukan pergantian pumping unit. Optimasi produksi Sucker Rod Pump pada sumur
ABB 130 lapangan Abab Pengabuan dilakukan dengan analisa kurva IPR dan Kurva pump
displacement. Sebelum dilakukan optimasi, panjang langkah pemompaan 144 inch dan kecepatan
pompa 7 SPM dengan laju produksi 138 Vfpd dan setelah dilakukan upaya optimasi dengan
merubah panjang langkah 120 dan kecepatan pompa 9 SPM maka didapatkan laju produksi 177.2
Bfpd

ata Kunci : Sucker Rod Pump, Optimasi Produksi, Pump Displacement dan Rate Produksi.

ABSTACT

Sucker Rod Pump Production Optimization Well


For Optimization of the Production Well ABB 130 field AbabPengabuan
At PT. Pertamina EP Asset 2 Field Adera Pengabuan
In general reservoir fluid lifting technique from within well to surface can be conducted with two
way of that is natural flow and artificial lifth method. The natural flow method applied if natural
energy of reservoir still can to push fluid to surface. While lifthing method applied if natural energy
of reservoir have unable to again to push fluid to surface or for the pupose production optimization.
Elementary concept at Sucker Rod Pump planning is attached pump size measure have to as
according to fast ability of optimal production from the well. If ability pump much more big from
acelerating is optimal of well, hence will happened damage of quicker appliance. If ability of faast
compared to smaller pump of well production hence accelerateing optimal well production do not
reach. ABB well 130 field Abab Pengabuan is migas well by using lift artificial method that is
know performance from pump so that accelerate expected production can reach. After to analyse
Sucker Rod Pump ABB well 130 field Abab Pengabuan, usage of unit pumping type 456 305
168 still told up to standard because maximum price of reality before and after optimization is
equal to 265406.4 Lb and 221503.2 Lb still compared to small relatife of theoretical maximum
price equal Production Optimization Suckeer Rod Pump at ABB well 130 field Abab Pengabuan
conducted with IPR curve analysis and Curve displacement pump. Before done by optimization,
stroke lenght 144 inch and pump speed 7 SPM which productio rate 138 Vfpd and after to strive
optimization with canging stroke length 120 and speed pump 9 SPM hance got is proction rate
177.2 Bfpd.

eyword : Sucker Rod Pump, Production Optimization, Pump Displacement and Production Rate

Motto :
Berpeganglah pada pengalaman yang telah terjadi, baik pengalaman baik maupun buruk,
karena dari pengalaman tersebut kita mendapatkan suatu pembelajaran yang berarti
Perbaiki kepribadian menjadi yang terbaik dan tekadkan usaha dan niatmu untuk menjadi orang
sukses di kemudian hari
Yakinlah atas segala cobaan, celaan maupun hinaan yang datang menghampirimu sesungguhnya
Allah SWT mempunyai maksud dan tujuan sendiri demi untuk menguji dn meninggikan derajat
kita di mata-NYA
orang yang berputus asa sesungguh nya orang yang membodohi diri sendiri karena dia tak mau
berusaha untuk bisa

Laporan akhir ini kupersembahkan kepada :


Allah SWT yang menjamah dan mendengar doa hamba serta selalu menberikan kemudahan
dalam berbagai macam masalah.
Ibu dan Ayah yang tercinta dan tersayang
Keluarga dan sanak saudaraku
Pembimbing, staff maupun operator tempat dimana saya melakukan tugas akhir
Teman-teman sejatiku yang memberikan semangat dan dukungan untuk menjalani penyelesaian
tugas akhir
Almamaterku

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah yang maha esa, karena berkan dan atas
ridhonya sehigga penulis diberika kesehatan serta kesempatan untuk menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir ini dalam rangka untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Tugas Akhir pada semeste
VI pada program studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas Politeknik Akamigas Palembang.
Dalam proses penulisan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, baik berupa moril maupun materil. Sehubungan dengan hal tersebut penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak H. Muchtar Luthfie, SH,MM, selaku direktur politeknik akamigas palembang
2. Bapak/ibu pembantu direktur dilingkungan politeknik akamigas palembang
3. Bapak Azka Roby Antari ST,selaku ketua Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas
4. Bapak Hendra Budiman,S,Si, selaku pembimbing I yang telah membimbing dan membantu
penulisan tugas akhir ini
5. Bapak Ir. Muchamad Yani selaku pembimbing II yang telah membimbing dan membantu
penulisan tugas akhir
6. Bapak Taufik Hidayat ST, dan ibu Atrid Ambar sari St, selaku pembimbing lapangan pada saat
mengadakan tugas akhir ini
7. Field Manager PT. Pertamina EP asset 2 adera pengabuan
8. Asst. Man Operasi Produksi asset 2 field adera pengabuan
9. Asst. Man Perencanaan dan Enginering asset 2 field adera pengabuan
10. Asst. Man ESDM asset 2 field adera pengabuan
11. Asst. Man Pemeliharaan asset 2 field adera pengabuan
12. Para Kepala Fungsi Penunjang Asset 2 Field Adera Pengabuan
13. Para pembimbeing dan instruktur lapangan
14. Segenap pekerja dan pekarya keluarga besar PT. Pertamina asset 2 field adera pengabuan yang
tidak dapat di sebutkan satu petsatu
15. Bapak dan ibu staf dosen pada program studi teknik eksplorasi produksi migas politeknik akamigas
palembang
16. Semua teman-teman yang telah mendukung penulis untuk membuat laporan ini.

Penulis mendoakan semoga Allah yang maha esa akan membalas jasa baik bapak/ibu dan
rekan-rekan mahasiswa dengan pahala yang berlipat ganda. Semoga laporan tugas akhir ini dapat
bermanfaat sekaligus menjadi acuan bagi rekan-rekan sekalian serta bagi program studi teknik
eksplorasi produksi migas politeknik akamigas palembang.
Palembang, Agustus 2013

penulis

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................... ...................... i
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ................................ ...................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN JUDUL .......................................... ...................... iii
ABSTRAK ........................................................................................ ...................... iv
ABSTRACT ...................................................................................... ...................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................. ...................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................... ...................... vii
DAFTAR ISI..................................................................................... ...................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................ ...................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ ...................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... ...................... xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 2
1.2 Batasan Masalah............................................................................. 3
!.3 Tujuan.............................................................................................. 3
1.4 manfaat........................................................................................... 3
DASAR TEORI
2.1 Kurva IPR........................................................................................ 6
2.1.1 Kurva IPR Aliran Satu Fasa................................................... 7
2.1.2 Kurva IPR Aliran Dua Fasa................................................... 8
2.2 Sucker Rod Pump............................................................................ 9
2.2.1 Peralatan Atas Permukaan..................................................... 11
2.2.2 Peralan Bawah Permukaan.................................................... 15
2.2.3 Tipe Pompa Sucker Rod....................................................... 20
2.3 Prinsip Kerja Pompa Sucker Rod................................................... 22
2.4 Operasi Pompa Sucker rod............................................................. 23
2.4.1 Operasi Sebelum Start.......................................................... 23
2.4.2 Operasi star........................................................................... 24
2.4.3 Pemeriksaan atau Perawatan................................................ 24
2.5 Perencanaan pompa Sucker Rod.................................................... 25
2.5.1 Laju Produksi Pemompaan................................................... 25
2.5.2 Kedalam Pompa................................................................... 26
2.5.3 Ukuran Pumping Unit.......................................................... 26
2.5.4 Percepatan Gerak Rod......................................................... 26
2.5.5 effective plunger stroke........................................................ 27
2.5.6 Faktor beban polished rod................................................... 28
2.5.7 Sucker Rod String System.................................................... 29
2.5.8 Desain Counter Balance...................................................... 30

2.5.9 Torsi (Puntiran)..................................................................... 30


2.7 Effesiensi Pompa Sucker rod.......................................................... 31

METEDOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat Dan Waktu Peleksanaan Tugas Akhir................................ 33
3.2 Jenis Data........................................................................................ 33
3.3 Metode Penulisan............................................................................ 33
3.4 Pembuatan Kurva IPR Berdasarkan Metode Vogel....................... 34
3.5 Evaluasi Parameter Desain Sucker Rod......................................... 34
3.6 Optimalisasi Sucker Rod Pump....................................................... 32
3.7 Analisan Sensitivity......................................................................... 35
3.8 Optimalisasi Pompa Angguk........................................................... 35
3.9 Evaluasi pompa Setelah Evaluasi.................................................... 35

PEMBAHASAN
4.1 Analisa Kurva IPR.......................................................................... 36
4.2 Evaluasi Parameter Pompa Sucker Rod.......................................... 38
4.3 Optimalisasi Pompa Angguk........................................................... 38
4.3.1 Analisa Kecepatan Pompa dan Pump Displacement............. 38
4.3.2 Desain Pompa Sucker Rod Setelah Optimasi........................ 39
4.3.3 Amalisa Parameter Pompa Setelah Optimasi........................ 40

PENUTUP
5.1 Kesimpulan...................................................................................... 43
5.2 Saran................................................................................................ 44
DAFTAR TABEL

Halaman
TABEL DASAR TEORI

Tabel 2.1 Spesifikasi Pumping Unit........................................................................... 11

Tabel 2.2 Spesifikasi Plunger...................................................................................... 16

Tabel 2.3 Data Plunger Pompa.................................................................................... 17

Tabel 2.4 Klasifikasi Diameter plunger....................................................................... 17

Tabel 2.5 Ukuran Sucker Rod..................................................................................... 19

Tabel 2.6 Grade Sucker Rod........................................................................................ 20

Tabel 2.7 Klasifikasi Pompa Standart API.................................................................. 21

Tabel 2.8 Kombinasi Fraksi Sucker Rod..................................................................... 29

Tabel 2.9 Effesiensi Pompa.......................................................................................... 31

TABEL PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Analisa Kurva IPR....................................................................................... 36

Tabel 4.2 Hasil Analisa Ukuran Sucker Rod............................................................... 37

Tabel 4.3 Hasil Analisa Sensitivitas Spm 7 Stroke Length 144.................................. 38

Tabel 4.4 Analisa Sensitifitas SPM 8 Stroke Length 168............................................ 39

Tabel 4.5 Speksifikasi Data Pompa.............................................................................. 41

Tabel 4.6 Spesifikasi Data Pumping Unit.................................................................... 41


DAFTAR GAMBAR
Halaman
....................... 7
........................ 8
....................... 10
........................ 10
........................ 10
........................ 12
Gambar 2.7 Peralatan Bawah Permukaan Sucker Rod Pump............................... 15
......................... 21
........................ 22
......................... 42

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A, Anilas Kurva IPR Satu Fasa.................................................................. 47
Lampiran B, Evaluasi Parameter Pompa Sebelum Optimasi..................................... 51
Lampiran C, Analisa Pump Displacement................................................................. 58
Lampiran D, , Evaluasi Parameter Pompa Sesudah Optimasi.................................... 61

BAB I

PENDAHULUAN

Teknik pengangkatan fluida formasi dari dasar sumur ke permukaan dapat dilakukan

dengan cara sembur alam (natural flow) dan metode pengangkatan buatan (articifial lift).

Dua cara memproduksikan fluida ke permukaan:


1. Sembur alam

a. Menggunakan jepitan (choke/bean)

b. Tanpa jepitan

2. Sembur buatan

a. Gas lift

b. Pompa sucker rod

c. Pompa benam listrik (electric submergible pump)

d. HPU (hydraulic pumping unit)

e. PCP (progressive cavity pump)

Semakin lama suatu lapangan diproduksikan maka tekanan reservoir akan semakin turun

dan berdampak terhadap menurunnya kapasitas produksi formasi sehingga kapasitas produksi

pompa yang terpasang tidak sesuai lagi dengan kapasitas produksi formasi tersebut, hal ini.

Berdampak terhadap penurunan efisiensi volumetric pompa terpasang sehingga perlu

dilakukannya upaya optimasi volumetric pompa terpasang dengan menyesuaikan kapasitas

produksi pompa dengan produksi formasi sehingga diharapkan sumur dapat berproduksi secara

maksimum.

Metode artifial lift dapat diterapkan untuk membantu mengangkat fluida produksi ke

permukaan. Sucker rod pump merupakan artifial lift yang digunakan pada sumur ABB 130. Prinsip

kerja sucker rod merupakan perpaduan gerak antara peralatan di permukaan dan di bawah

permukaan.

Pompa sucker rodmerupakan salah satu pengangkat buatan yang paling banyak digunkan

di dunia perminyakan.

Beberapa alasan digunakan sucker rod pump antara lain:


1. Sumur vertikal (sumur lurus)

2. Pada umumnya pompa angguk tidak mudah rusak

3. Perawatan dan perbaikan mudah dilakukan

4. Biaya operasianal murah

5. Flexibel terhadap laju produksi

6. laju produksi dibawah 1000 Bfpd (<10000 Bfpd)

7. viskositas kurang dari 100 Cp (<100 Cp)

8. GLR <500 Scf/Bbl

1.1 Latar Belakang

Ketika sumur minyak telah lama berproduksi akan mempunyai tekanan reservoir tidak cukup

lagi untuk memproduksikan fluida pada laju alir yang ekonomis maka metode artifial ift dapat

diterapkan untuk membantu mangangkat fluida produksi ke permukaan salah satunya dengan

menggunakan sucker rod pump.

Sucker rod pump merupakan salah satu metoda pengangkatan buatan, dimana untuk

mengangkat minyak ke permukaan digunakan pompa dengan tangkai pompa (rod). Pompa ini

digunakan pada sumur-sumur dengan viskositas rendah medium, tidak ada problem kepasiran,

GOR tinggi, sumur-sumur lurus dan fluid level tinggi. Prinsip kerja sucker rod merupakan

perpaduan gerak antara peralatan di permukaan dan di bawah permukaan.

Konsep dasar dalam sucker rod pump adalah sistem kemamuan pemompaan yang akan

digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan laju produksi minyak yang optimal pada sumur.

Apabila kemampuan pemompaan jauh lebih besar dari laju produksi optimal pada sumur akan

terjadi kerusakan alat lebih cepat. Sebaliknya jika kemampuan pemompaan lebih kecil
dibandingkan dengan laju produksi optimal sumur, maka laju produksi minyak optimal yang

diharapkan tidak akan terjadi.

Penggunaan pompa angguk sebagai salah satu metoe pengangkatan buatan, maka perlu

dilakukan beberapa hal diantaranya evaluasi mengenai potensi sumur, tekana static (Ps) dan

tekanan alir dasar sumur (Pwf). Setelah dilakukan evaluasi terhadap potensi sumur, hal yang

dilakukan ialah menccari titik optimal produksi sumur. Dalam menentukan kapasitas pemompaan

tidak boleh melebihi laju produksi maksimum dari sumur tersebut. Apabila kapasitas pemompaan

lebih besar terhadap laju produksi maksimum (Qmax), maka sebagian working barrel terisi oleh

cairan atau kapasitas pompa terpasang terlalu kecil dari (Qmax), hal ini menyebabkan efisiensi

pompa rendah.

1.2 Batasan Masalah

Pada optimasi design sucker rod pump yang dilakukan pada suatu sumur minyak, adapun

beberapa batasan masalah supaya nantinya tidak terjadi salah penafsiran diantaranya:

1. Menggunakan persamaan vogel dengan analisa kurva IPR dua fase.

2. Optimasi produksi sumur haya berdasarkan pada rangkaian pompa yang terpasang di lapangan

tanpa da perubahan beberapa komponen rangkaian pompa.

3. Optimasi dilakukan hanya mengubah kecepatan pompa (SPM) dan pangjang langkah.

4. Optimasi pompa sucker rod berdasarkan stroke maksimum pompa terpasang tanpa merubah pump

setting depth (kedalaman pompa optimum).

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini diantaranya adalah untuk:
a. Menentukan dan mengetahui kemampuan suatu sumur untuk berproduksi.

b. Melakukan optimasi atau peningkatan produksi suatu sumur minyak.

c. Melakukan evaluasi sucker rod pump setelah optimasi.

d. Mengetahui pengaruh perubahan kecepatan pompa dan panjang langkah pada sumur yang berlebih

terhadap kemampuan produksi sumur yang rendah.

1.4 Manfaat

Dengan dilaksanakan penulisan tugas akhir ini,beberapa manfaat adalah:

a. Mengetahui potensi produksi maksimal dari suatu sumur untuk dilakukan optimalisasi produksi.

b. Mengetahui laju alir sumur maksimal setelah dilakukan optimasi.

c. Mengetahui apakah pompa memenuhi syarat sebelum dan sesudah optimasi


BAB II

DASAR TEORI

Teknik pengangkatan fluida reservoir dari dalam sumur kepermukaan dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu sembur alam (natural flow) dan metode pengangkatan buatan (artifial lift)

metode sembur alam diterapkan apabila tenaga alami reservoir masih mampu untuk mendorong

fluida ke permukaan sedangkan metode pengangkatan buatan diterapkan apabila tenaga alami

reservoir sudah tidak mampu lagi untuk mendorong fluida ke permukaan atau maksud-maksud

peningkatan produksi.

Pompa angguk (Sucker rod Pump) merupakan salah satu alat pengangkatan buatan yang

paling umum di gunakan di dunia perminyakan disamping pompa submergible (submergible

pump).

Beberapa alasan digunakannya pompa angguk, diantaranya:

1. Karena pada dasarnya pompa angguk umumnya tidak mudah rusak

2. Mudah diperbaiki dan perawatannya

3. Dikenal banyak orang dilapangan

4. Sangat toleran terhadap fluktuasi laju produksi

Mengingat pentingnya penggunaan pompa angguk tersebut sebagai salah satu sarana

pengangkatan buatan untuk fluida reservoir, maka sebaiknya harus selalu di usahakan untuk

mengevaluasi penggunaan pompa angguk tersebut dengn terlebih dahulu menganalisa potensial

sumur serta perkembangan data tekanan statik (Ps) dan tekanan alir dasar sumur (Pwf). Hal ini

disebabkan karena dalam menentukan kapasitas pemompaan sebaiknya tidak melebihi laju

produksi maksimum sumur tersebut. Sebab apabila kapasitas pemompaan lebih besar dari pada

potensi sumur yang bersangkutan, maka hanya sebagian saja working barrel yang terisi oleh cairan,
sehingga hal ini dapat menyebabkan effesiansi pompa menjadi rendah. Selain itu, dengan

menggambarkan potensi sumur dalam bentuk grafik inflow performance relationship (IPR), maka

akan sangat berguna untuk mengetahui adanya permasalahan didalam sumur dansebagai dasar

untuk mengevaluasi pengoperasian pompa, yaitu dengan cara melihat kapasitas pompa. Terpasang

dan kemampuan maksimal dari sumur tersebut untuk mengalirkan fluida ke formasi ke dalam

lubang sumur (bore),

sehingga akan dapat diketahui apakah pompa yang terpasang tersebut sudah sesuai ukuran

dan penempatan letak ke dalam pompanya, begitu juga parameter operasinya yaitu panjang

langkah dan panjang operasinya. Sehingga dengan demikian maka tinggat effesiensi volumetris

pompa tersebut dapat diketahui atau diperkirakan. Salah satu usaha untuk meningkatkan laju

produksi dan effesiensi volumetris pompa adalah dengan melakukan perencanaan ulang (redesign)

sistem kerja pompa dengan terlebih dahulu melakukan evaluasi terhadap kinerja pompa tersebut.

Dalam usaha untuk mendisain pompa, maka dapat dibagi menjadi dua komponen, yaitu:

1. Komponen kemampuan reservoir yangdiwujudkkan dalam bentuk kurva inflow performance

relationship (IPR)

2. Komponen pompa yang diwakili oleh kurva pump intake.

Metode redisign yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengubah kecepatan pompa

berdasarkan stroke maksimum pompa terpasang. Selanjutnya dilakukan redisign terhadap

perhitungan beban pada sumur yangbersangkutan,dimana apabiila rod stress maksimum masih di

bawah harga rod stress maksimum yang diijinkan, maka redisign dapat diterima.

2.1 Kurva IPR

Kemampuan memproduksi suatu sumur merupakan dasar dalam perencanaan pompa

angguk (Sucker rod Pump). Producivity index merupakan index yang digunakan untuk
menyatakan kemampuan suatu sumur untuk berproduksi pada kondisi tertentu. Inflow

performance relatiaship (IPR) adalah kelakuan atau aliran fluida dari formasi ke dasar sumur yang

dipengaruhi oleh produktivitas index.

Sesuai dengan devinisi produktifitas index secara grafis maka untuk membuat grafik IPR

perlu diketahui beberapa komponen berikut yang meliputi:

1. Laju produksi

2. Tekana aliran dasar sumur

3. Tekana statik sumur

Data yang diperlukan untuk membuat grafik IPR adalah laju produksi (qo), tekanan alir

dasar sumur (pwf) yangdiperoleh dari uji produksi dan tekanan static (Ps) dari uji tekanan.

2.1.1 Kurva IPR Aliran Satu Fasa

Produktivitas index dinyatakan dalam kemiringan kurva, fluida satu fasa berupa garis lurus

yang disebabkan karena minyak saja, tanpa pengaruh skin, reservoir homogeny untuk setiap fisik

batuan, reservoir isotropic (permeabilitas sama besar), formasi di buka pada seluruh ketebalan,

fluida satu fasa, dan arah aliran horizontal.

Q= PI (Ps Pwf) ............................................................................................ (2.2)


Gambar 2.1 Kurva IPR Satu Fasa

2.1.2 Kurva IPR Aliran Dua Fasa

Untuk sumur yang gelah erproduksi dimana tekanan dasar sumur telah turun di bawah

tekanan gelembung sehingga gas bebas ikut terproduksi, maka kurva IPR tidak linier lagi tetapi

berupa garis lengkung.

Vogel menurunkan permsamaan aliran fluida dua fasa:

2.2 Sucker rod Pump

Sucker rod Pump merupakan salah saatu metoda pengangkatan buata, dimana untuk

mengangkat minyak ke permukaan digunakan pompa dengan tangkai pompa (rod). Pompa ini di

gunakan pada sumur-sumur dengan viskositas rendah medium, tidak ada problem kepasiran,

kandungan gas tinggi, sumur-sumur lurus dan fluid level tinggi.

Pemasangan Sucker rod Pump pda suatu sumur minyak merupakan salah satu metoda

pengangkatan buatan (artificial lift) yang telah digunakan secara meluas pada lapangan minyak.

Pada saat ini dikenal tiga maccam pompa Sucker rod Pump, yaitu conventional unit, air balance

dan Mark II. Memperlihatkan fluida dari dasar sumur ke permukaan didasarkan pada gerakan

mekanik dari sejumlah peralatan Sucker rod Pump, mulai dari bawah permukaan, sepanjang

(tubing), di kepala sumur, dan diatas permukaan.

Umumnya suatu unit Sucker rod Pump dituliskan dengan menggunakan simbol-simbol

tertentu, contohnya:

C-160D-173-64

Kode-kode ini menunjukan spesifikasi pompa dipermukaan. Arti dari kode tersebut diatas adalah:
C = Conventional (A = air balance, B = beam counter balance, M = Mark II)

160 = Peak torque rating ribuan in-Ib (torsi puncak yang diijinkan)

D = Double reduction gear reducer

173 = Polished rod load rating, ratusan Lb (beban punck dalam polisher rod)

64 = Panjang langkah stroke macimum, In

Pada dasarnya metode ini mengangkat fluida dari dasar sumur saampai ke permukaan yang

dilakukan oleh unit pompa (subsufvace pump) yang ditenggelamkan di bawah aynamic fluid level,

dan unit pompa tersebut dirangkaikan dengan unit string (rangkaian sucker rod) dimana rangkaian

Sucker rod Pump tersebut berhubungan dengan peralatan atas (surface equpment) atau Sucker rod

Pump yang bergerak naik turun (gerak pemompaan).

2.3 Peralatan Pompa Sucker rod

2.3.1 Peralatan Atas Permukaan Sucker rod Pump

Peralatan diatas permukaan ini berfungsi untuk memindahkan energi dari prime mover ke

pumping unit dimana untuk selanjutnya diteruskan ke pompa bawah permukaan. Peralatan ini juga

berfungsi untuk mengubah gerak putar menjadi gerak naik turun melalui crank, pitman, dan

walking beam, sedangkan gear reducer mengubah kecepatan prime mover menjadi langkah

pemompaan.
Tabel 2.1. spesifikas pumping unit

No. Type pumping Torque (pt),Lbs Polished rod Max stroke

load (PPRL), length (SL),

LBS inch

1 320-213-86 320.000 21.300 86

2 320-256-100 320.000 25.600 100

3 320-305-100 320.000 30.500 100

4 320-213-120 320.000 21.300 120

5 640-216-144 640.000 25.600 144

6 640-305-144 640.000 36.500 144

7 640-305-168 640.000 30.500 168

8 640-305-192 640.000 30.500 192

Komponen-komponen peralatan sucker rod diatas permukaan dan fungsinya adalah sebagai

berikut:
Gambar 2.6 peralaan atas permukaan Sucker rod Pump

1. Stuffing box

Dipasang diatas kepala sumur (casing/tubing head) untuk mencegah atau menahan minyak

agar tidak ikut keluar bersama dengan naik turun nya polished rod. Dengan demikian seluruh

minyak hasil pemompaan akan menglir ke flow line lewat cross tree. Disamping itu juga berfungsi

sebagai tempat kedudukan polished rod sehingga polished rod dapat bergerak naik turun dengan

leluasa.

2. Polished rod

Merupakan bagian dari tangki atau string pompa yang terletak paling atas. Fungsinya adalah

untuk menghubungkan antara sucker rod dengan peralatan-peralatan di atas permukaan.

3. Carier bar

Merupakan alat yang berfungsi sebagai pengangga polished rod clamd, dan pada carier bar ini

dikaitkan dengan wire line hanger yang selanjutnya dihubungkan dengan horse head.

4. Polished rod clamp

Komponen yang terletak diatas carier bar yang berfungsi untuk mengeraskan kaitan polished

rod dengan komponen-komponen diatas nya agar tidak dapat lepas selama operasi pemompaan

minyak berlangsung.
5. Briddle

Merupakan nama lain dari wire line hanger, yaitu merupakan sepasang kabel baja yang di

hubungkan pada carrier bar, dengan demikian carrier bar bergantung pada biddle dan biddle ini

kemudian dihubungkan dengan horse head.

6. Horse head.

fungsinya meneruskan gesekkan dari walking beam ke unit pompa di dalam sumur melalui

briddle, polished rod dan sucker rod string atau merupakan kepala dari walking beam yang

menyerupai bentuk kepala kuda.

7. Walking beam

Merupakan tangkai horizontal di belakang horse head.

Walking beam berfungsi untuk:

-mengubah gerak berputar dari prime mover menjadi gerak naik turun.

-meneruskan energi prime mover ke rangkaian pompa di dalam sumur melalalui polished rod dan

sucker rod string.

8. Pitnam

Merupakan sepasang tangkai yag menghubungkan antara crank pada pitnam bearing dengan

ujung belakang dari walking beam pada tail bearing fungsi nya mengubah dan meneruskan gerak

berputar menjadi gerak bolak-balik naik turun dan pitnam ini akan menggerakkan walking beam.

9. Crank

Merupakan sepasang tangkai yang menghubungkan crank shaft pada gear reducer dengan

counter balance. Pada crank ini terdapat lubang-lubang tempat kedudukan pada pitman bearing

dan ujung bawah dari pitman besar kecilnya langkah atau stroke pemompaan yang diinginkan

dapat diatur dari sini dengan mengubah-ubah letak ujung bawah pitman, bila mendekatkan atau
kearah counter balance maupun menjauhi counter balance. Apabila kedudkan bawah pitman

digeser ke posisi lubang mendekati counter balance, maka langkah pemompaan menjadi

bertambah besar, demikian pula sebaliknya apabila menjauhi counter balance yaitu ke arah crank

sheft maka langkah pemompaan menjadi kecil.

10. Gear reducer

Merupakan transmisi yangberfungsi untuk mengubah kecepatan putar dari prime mover,

gerak putaran dari prime mover diteruskan ke geear mover dengan menggunakan belt.

11. Crank shaft

Merupakan poros dari crank gerakkan berputar yang telah di perlambat oleh gear reducer akan

menggerakkan crank sheft dan crank.

12. Counter balance

Adalah sepasang pemberat yang berfungsi untuk:

- Mengubah gerakan berputar dari prime mover menjadi gerakan bolak-balik naik turun.

- Menyimpan tenaga prime mover pada saat down stroke atau pada saat counter balancemenuju ke

atas yaitu pada saat kebutuhan tenaga kecil atau minimum.

- Membantu tenaga prime mover pada saat up-stroke atau saat counter balance bergerak ke bawah,

sebesar tenaga potensialnya, karena kerja prime mover terbesar yang dibutuhkan adalah pada saat

up-stroke, dimana minyak ikut terangkat ke atas atau ke permukaan.

13. Sampson Post

Merupakan kaki-kaki penyangga atau penompang walking beam.

14. Saddle bearing


Adalah tempat kedudukan dari walking beam pada sampson post bagian atas.

15. Equalizer

Adalah bagian atas dari pitman yang dapat bergerak secara leluasa menurut kebutuhan pada

saat operasi pemompaan minyak berlangsung.

16. Brake

Berfugnsi untuk mengerem gerakan pompa jika dibutuhkan, misalnya pada saat dilakukan

reparasi sumur atau unit pompanya sendiri.

2.3.2 Peralatan Bawah Permukaan Sucker rod Pump

Seperti telah dijelaskan bahwa, fungsi pompa adalah untuk menaikkan fluida dari formasi ke dalam

tubing dan mengangkatnya ke permukaan. Untuk maksud tersebut suatu pompa harus terdiri empat

komponen utama, yaitu:


Gambar 2.7 Peralatan bawah permukaan Sucker rod Pump

1. Working Barrel

Merupakan tempat dimana plunger dapat bergerak naik turun sesuai dengan langkah

pemompaan ddan menampung minyak yang terhisap oleh plunger pada saat bergerak ke atas.

2. Plunger

Merupakan bagian dari pompa yang terdapat di dalam barrel yang dapat bergerak naik turun.

Plunger ini berfungsi sebagai penghisap minyak dari formasi masuk ke dalam barrel dan

mengangkat minyak yang telah terakumulasi dalam barrel ke permukaan melalui tubing.

Tabel 2.2 Spesifikasi Plunger

Diameter Area Pump Content

In Aq-in Bbl/day/in/spm

1 0.785 0.116

11/16 0.886 0.131

1 1.227 0.182

1 1.767 0.262

1 2.405 0.357
1 25/32 2.448 0.369

2 3.142 0.466

2 3.976 0.590

2 4.909 0.728

2 5.940 0.881

3 11.045 1.639

4 17.721 2.630

Sumber: (Brown Kermit, The Techology of Artificial Lift Method, 1984)

Tabel 2.3 data plunger pompa

Diameter Area Pump content

in Aq-in Bbi/day/in/span

1 0.785 0.116

1 1/16 0.886 0.131

1 1.227 0.182

1 1.767 0.262

1 2.405 0.357

1 25/32 2.448 0.369


2 3.142 0.466

2 3.976 0.590

2 4.909 0.728

23/4 5.940 0.881

33/4 11.045 1.639

43/4 17.721 2.630

Sumber: (brown kermit,the technology of artificial lift methid, 1984)

Untuk menggunakan plunger yang optimal dapat di aplikasikan sebagai berikut:

Tabel 2.4 Klasifikasi diameter plunger

Diameter plunger Rate

1 1/4in-1/2 in 100 Bbl

1 in- 13/4 in 200 Bbl

13/4 in-2 in 300 Bbl

2 in 21/4 in 400 Bbl

21/4 in- 21/2 in 500 Bbl

21/2 in- 23/4 in 600 Bbl

3. Standing valve
Merupakan suatu komponen katup yang ter dapat di bagian bawah dari worrking barel yang

berfungsi untuk mengalirkan minyak dari formasi masuk ke working barrel dan hal ini terjadi pada

saat plunger bergerak ke atas, kemudian standing valve membuka. Disamping itu untuk menahan

minyakagar tidak dapat keluar dari working barrel pada saat plunger bergerak ke bawah. Standing

valve terdiri dari sebuah bola besi dan tempat duduk nya. Standing valve memiliki peran yang

sangat penting dalam sistem pemompaan, karena efisiensi volumetris pompa sangat tergantung

dari pola kerja dan bentuk dari ball dan seat-nya.

4. Travveling valve

Travveling valve terdiri dari ball dan seat yang terletak pada bagian bawah dari plunger dan akan

ikut bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti gerkan dari gerak plunger nya. Travveling valve ini

berfungsi untuk mengalirkan minyak dari working barrel menuju plunger, hal seperti ini terjadi

pada saat plunget bergerak ke bawah. Selain itu akan menahan minyak keluar dari plungernya pada

saat punger bergerak ke atas (up-stroke) sehingga minyak tersebut dapat diangkat ke tubing yang

seterusnya ke permukaan.

5. Gas anchor

Komponen ini dipasang pada bagian bawah pompa, fungsinya adalah memisahkan gas dari minyak

agar gas tersebut tidak masuk ke dalam pompa bersama-sama dengan minyak, karena dengan

adanya gas akan mengurangi efisiensi pompa.

Gas ini dialirkan masuk ke annulus dan melepaskan ke permukaan melalui ada dua mamcam type

Gas anchor, yaitu :

1. Poorman type

Larutan gas dalam minyak yang masuk ke dalam anchor akan melepskan diri dari larutan

(bouyancy effect). Minyak akan masuk ke dalam barrel melalui suction pipe, sedangkan gas yang
telah terpisah akan dialirkan melalui annulus. Apabila suction pipe terlalu panjang atau

diameternya terlalu kecil, maka akan terjadi pressure loss yang cukup besar sehingga

mencukupkan sedangkan apabila suction pipe terlalu besar akan menyebabkan annulus antara

dinding anchor dengan suction pipe menjadi lebih kecil, sehingga aliran minyak besar dan akibat

nya gas masih terbawah oleh butiran-butiran minyak. Diameter gas anchor yang terlalu besar akan

menyebabkan penurunan PI sumur pompa.

2. Packer type

Minyak masuk melalui ruang antara dinding anchor dan suction pipe, kemudian minyak jatuh

didalam annulus antara casing dan gas anchor dan ditahan oleh packer, selanjutnya minyak masuk

ke pompa melalui suction pipe. Disini minyak yang masuk kedalam annulus sudah terpisah dari

pompa.

6. Sucker rod Pump string (tangkai Sucker rod Pump)

Tangkai pompa atau sucker rod string terdiri dari :

6.1 sucker rod

Merupakan bagian dari unit pompa yang sangat penting, karena merupakan penghubung

antara plunger dengan peralatan-peralatn penggerak yang ada di permukaan. Sedangkan fungsinya

adalah melanjutkan gerak lurus naik turun dari horse head ke plunger pompa. Umumnya panjang

satu single dari sucker rod yang serig digunakan berkisar antara 25 sampai 30 ft, dan untuk

menghubungkan antara dua buah sucker rod digunakan sucker rod coupling.

Tabel 2.5 Ukuran sucker rod

Rod size, in Area plunger (in2) Rod weight (Ib/ft) Konstanta, K



0.196 0.72

5/8 0.307 1.13 0.046


0.442 1.63 0.066

7/8 0.601 2.22 0.102

1 0.785 2.90 0.117

1 1/8 0.994 3.67 0.148

Sumber: (brown kermit, the technology of artifial lift method, 1984)

Dalam menentukan panjang untuk setiap rod yang digunakan berdasarkan persamaan:

Panjang Rod =fraksi panjang rod


X L.................................................................(2.5)

Dimana : L : kedalaman pompa

Dalam perencanaan sucker rod selalu diusahakan rod yang ringan dengan harga yang

ekonomis tanpa mengabaikan kelebihan stress pada rod. Rod yang digunakan dari permukaan

sampai menuju pompa hisap yang diameter yang berbeda. Sambungan dari beberapa rod string

disebut tapered rod string.

Terdapat dua jenis grade stell sucker rod seperti pada tabel 2.3

Tabel 2.6 Grade sucker rod

No Jenis grade steel sucker rod Tensile stress

1 Grade C 90.000 psi

2 Grade D 115.000 psi

6.2 pony rod

Merupakan sucker rod yang mempunyai ukuran panjang lebih pendek dari pada sucker rod nya

sendiri. Fungsinya untuk melengkapi panjang dari sucker rod apabila sucker rod tidak mencapai

target yang dituju. Umumnya memiliki ukuran panjang 2,4,6,8,10, dan 12 ft.
6.3 polished rod

Adalah tangkai yang menghubungkan sucker rod string dalam carrier (wire line hanger pada

horse head) yang naik turun didalam stuffing box. Pada saat up stroke (langkah pompa ke atas)

fluida yang membebani plunger yang menyebabkan travveling valve tertutup dan fluida akan

mendorong dari tubing ke permukaan. Gerakkan plunger ini menyebabkan penurunan tekanan

diatas standing valve, maka standing valve terbuka dan fluida dari farmasi masuk ke dalam pompa.

Pada saat down stroke (langkah pompa ke bawah), plunger akan turun dan pada saat ini

travveling valve akan terbuka dan standing valve akan tertutup sehingga fluida akan bergerak dari

plunger ke dalam tubing.

2.2.3 Tipe Pompa Sucker rod

a. Tubing pump

Pada tipe ini working barrel dipasang langsung didalam tubing dan diturunkan bersama

tubing, bila terjadi kerusakan pada working barrel atau standing valve maka untuk

memperbaikinya keseluruhan dari tubing harus dicabut. Tipe pompa ini sering digunakan pada

sumur-sumur dangkal dan produktifitas kecil.

b. Rod pump

Pada tipe ini working barrel,plinger,travelling valve, dan standing valve merupakan

satu unit kesatuan yang dipasang langsung pada rod string. Kapasitas pompa yang diperoleh lebih

kecil karena ukuran plunger lebih kecil.

Apabila terjadi kerusakan pada standing valve atau barrel, maka untuk memperbaikinya

tidak perlu dicabut seluruh tubing. Tipe pomp ini sering diguakan pada sumur-sumur dalam dan

dibedakan menjadi 3, yaitu :


1. Tipe stationary barrel-top anchor, minsalnya RWA.

2. Tipe stationary barrel-bottom anchor,misalnya RWB

3. Travveling barrel-bottom anchor, misalnya RWT

Perbedaan tipe pompa tubing pump dan rod pump ditunjukan gambar 3. Sedangkan

klasifikasi peralatan pompa bawah permukaan bawah permukaan berdasar sistem barrelnya

menurut standart API di perlihatkan pada table 1.

Tabel 2.7 Klasifikasi pompa standart API

KLASIFIKASI
TIPE POMPA FULL LINER
BARREL BARREL
Tubing dengan reguler shoe TW TL

Tubing dengan regular shoe dan nipple TWE TLE

Rod, stationary barrel top hold down RWA RLA

Rod, stationary barrel-bottom hold


RWB RLB
down

Rod, travelling barrel RWT RLT

Sumber: (Brown Kermit, The Technology of Artificial Lift Method, 1984)

Huruf-huruf yang terdapat pada Tabel 1 dan Gambar 4 menunjukkan penambahan tipe pompanya.

T : Menyatakan tipe tubing pump

R : Menyatakan tipe rod pump

Kedua huruf yang terdiri dari W dan I, dimana:

W : Menyatakan tipe full barrel

L : Menyatakan tipe linear barrel

Sedangkan huruf ketiga yang terdiri dari E,A,B, dan T adalah:


E : Menyatakan extention shoe dan nippel

A : Menyatakan stationary barrel dengan bagian atas yang disambung

B : Menyatakan stationary barrel dengan bagian atas dan bawah disambung pada

tubing

T : Menyatakan travelling barrel.

Unumnya suatu unit secker rod pump dituliskan dengan menggunakan simbol-simbol tertentu,

contohnya:

C-160D-173-64

Kode-kode ini menunjukkan spesifikasi pompa dipermukaan.

Arti dari kode tersebut diatas adalah :

C =konventional (A =air balance, B=beam counter balance, M=mark II)

160 =peak torque rating-ribuan in-ib (torsi puncak yang diijinkan)

D =double reduction gear reducer

174 =polished road load rating, ratusan ib (beban puncak dalam polished road)

64 =panjang langkah stroke maksimum, in

(biasanya juga bisa diset pada 54 in dan 48 in tergantung pada pabrik).

Umumnya pangjang langkah dapat diatur sampai 4 pada pompa tertentu. Angka diatas

adalah yang terpanjang.

Simbol API bagaimana yang tercantum pada gambar 4 serta gambar 5 merupakan spesifikasi

peralatan bawah permukaan. Sebagai contoh :

20-150-RWBC-20-4-2
Artinya pompa untuk tubing 2 3/8 dengan diameter plunger 1 . pompa tipe rod (insert), dengan

barrel berbanding tipis, bottom hold down (dipegang dibawah) dan menggunakan tipe mangkok

(cup) untuk kedudukannya. Panjang pompa adalah 20 dengan plunger 4 ft dan extention 2 ft.

Gambar

2.8

perbedaan

antara rod pump dan tubing pump

2.3 prinsip kerja Sucker rod Pump

prinsip kerja dari sucker rod dapat dijelaskan sebagai berikut :

gerak rotasi dari prime mover diubah menjadi gerak naik turun oleh pumping unit terutama

oleh sistem pitman crank assembly. Kemudian gerak angguk (naik turun) ini oleh horse head

dijadikankerak lurus naik turun untuk menggerakkan plunger. Instalasi pumping unit dipermukaan

dihubungkan dengan pompa yang ada dalam sumur oleh sucker rod sehingga gerak lurus naik

turun dari horse head di pindahkan ke plunger pompa dan plunger bergerak naik turun dal barrel

pompa.

Pada saat up stroke, plunger bergerak keatas, dibawah plunger terjadi penurunan tekanan.

Kerena tekanan dasar sumur lebih besar dari tekanan bawah pompa max akibat nya standing valve

terbuka dan minyak masuk ke dalam pompa. Pada saat down stroke, standing valve tertutup karena
tekanan dari minyak dalam barrel pompa, sedangkan pada bagian atas nya, yaitu travveling valve

terbuka oleh tekanan minyak akibat dari turun nya plunger, selanjutnya minyak akan masuk

kedalam tubing. Proses ini dilakukan secara berulang-ulang sehingga minyak akan sampai

kepermukaan dan terus keseperator melalui flow line.

Gambar 2.9 prinsip kerja Sucker rod Pump

2.4 operasi sucker rom pump

adapun beberapa prosedur yang harus di perhatikan dalam mengoprasikan Sucker rod Pump,

beberapa prosedur tersebut diantara nya:

2.5.1 pemeriksaan sebelum start

1. periksa v-belt klalau longgar atau putus, Dll


2. periksa polish rod kemungkinan rusak atau kasar permukaannya

3. periksa baut-baut pondasi atau tie down kalau ada yang longgar

4. periksa level minyak pelumas dalam gear box dan grease untuk semua bearing yang ada.

5. periksa semua valve mulai dari well headsampai ke stasiun apakah sudah terbuka.

6. pasang pressure gauge yang baik untuk mengetahui pressure.

7. periksa keseluruhan unit termasuk bridle yang hampir putus.

2.5.2 Operasi Start

Operasi start pompa sucker rod :

1. hidupkan mesin kalau prime movernya menggunakan mesin

2. lepaskan rem dan masukkan hubungan pumping unit dengan mesin

3. atur kecepatan mesin sehingga sesuai dengam spm yang diinginkan. Kalau menggunakan electric

motor, maka untuk mengatur spm dengan menggunakan pulley (driving sheave)

4. atur kecepatan stuffing box sehingga jangan terlalu ketat agar ada sedikit kebocoran pada pelumas

5. periksa dan dengarkan betul-betul keseluruha pumping unit apakah ada baut-baut yang longgar,

bunyi yang tidak wajar, terutama pada bearing-bearing dan gear box

6. periksa apakah well ada memompa atau tidak (cairan yang keluar)

7. periksa keadaan polish rod apakan line up atau tidak

2.5.3 Pemeriksaan berkala

Langkah-langkah yang dilakukan :

1. periksa rate pemompaan kalau berkurang coba apa penyebabnya

2. dengarkan bunyi prime mover yang seharusnya sama pada waktu up stroke dengan down stroke

3. periksa stufffing box jangan terlalu ketat atau longgar

4. fondasi longgar,pumping unit bergetar dan bunyi-bunyi yang asing pada pumping unit itu sendiri
5. periksa keran casing apakah seharusnya terbuka atau tertutup

6. apakah semua bearing yang ada pumping unit ada di grease atau dilumasi menurut yang

seharusnya atau tidak

7. periksa load motor apaka ada seimbang sewaktu up srtoke atau down stroke.

2.6 Perencanaan Sucker rod Pump

Beberapa factor yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan pompa angguk (Sucker

rod Pump) untuk mengangkat fluida dari formasi kepermukaan diantaranya :

1. laju pemompaan harus sesuai dengan potensi sumur atau kemampuan sumur dalam berproduksi

2. tenaga prime mover

3. kedalaman pompa

4. ukuran atau jenis pumping unik

5. kecepaatan pompa, SPM

6. plunger stroke effektive

7. rangkaian pompa

8. beban polished rod

9. counter balance

10. factor torsi gear reducer

2.6.1 laju produksi pemompaan (pump displacement)

Dengan prinsip torak (piston), maka volume teoritis pemomaan (pump displacement)
adalah :
Stroke 1440 menit / hari
PD = A p (in2) x Sp (in / Stroke) x N x
Menit 9702in3 bbl

PD = K Sp N bbl / hari ................................................................................ (2.6)


Dimana :
PD : laju produksi pemompaan, bfpd

Sp :stroke plunger, in

N : luas area plunger, in3

K : konstanta plungern

2.6.2 Kedalaman pompa

Dalam menentukan ke dalaman pompa dapat dievaluasi dengan 3 cara pendekatan

diantaranya :

1. kedalaman pompa mendeati puncak lubang permasi produktif cara ini tanpa memperhatikan tinggi

puncak fluida dengan tujuan mendapat tekanan masuk pompa (pump intake) yang besar sehingga

gas lebih banyak larut dalam fluida atau gas belum terpisah dari fluida pada saat pemomopaan.

2. Kedalaman pompa antara 30-60 meter di bawah puncak cairan.

Cara ini dilakukan untuk mengatasi kehilangan tekanan cairan pada sangingan gas (gas anchor)

dan pipa hisap sehingga aliran seimbang dengan kecepatan plunger pada saat up stroke dan down

stroke.

3. Kedalaman pompa secara percobaan

Cara ini berlangsung cukup lama dengan mengubah letak kedalaman pompa dan pengujian

tekanan sumur pada saat dilakukan perubahan kedalaman pompa

2.6.3 Ukuran Pumping Unit

Ukukran pumping unit yang di gunakan pada suatu sumur minyak dapat ditentukan apabila

laju pemompaan (pump displacement) dan kedalaman pompa. Dapat diperkirakan sebelumnya.

2.6.4 Percepatan Gerakan Rod


Gerakkan yang ditransmisikan dari prime mover ke sucker rod menunjukkan bahwa

gerakan sucker rod hampir merupakan gerak berarturan sederhana.gerak beraturan ini dapat

dinyatakan sebagai proyeksi suatu partikel yang bergerak melingkar pada garis tengah lingkaran

tersebut.

Apabila hal tersebut diatas dihubungkan dengan sistem sucker rod, maka :

1. Diameter lingkaran menyatakan panjang langkah polished rod

2. Waktu untuk satu kali putaran dari partikel yang melikar sama dengan waktu untuk satu kali siklus

pemompaan.

Percepatapan maksimum dari pada sistem sucker rod terjadi pada awal upstroke dan awal

down stroke, faktor percepatan gerak rod tersebut dinyatakan sebagai faktor implus (implus

factor),dimana besarnya daat ditentukan dengan menggunakan persamaan :

S N2
IF = 1 +
70500
Dimana :

IF : faktor implus

SL : stroke length, in

N : kecepatan pompa, SPM

2.6.5 Effiktive Plunger Stroke (Sp)

Jumlah volume minyak yang diperoleh selama pemompaan tidak tergantung pada

panjang polished rod, tetapi tergantung pada gerakan relatif plunger terhadap working barrel yang

disebut effective plunger stroke.

Pada dasarnya langkah ini berbeda dengan polished rod stroke. Perbedaan ini disebabkan oleh:

1. Adanya rod stretch dan tubing stretch

2. Adanya plunger over travel yang disebabkan adanya percepatan


Dengan demikian perlu diperkirakan adaya rod stretch dan tubing stretch serta over travel. Yang

mana hal ini telah dikembangkan oleh Marsh dan Coberly.

Pada saat downstroke, standing valve tertutup dan traveling valve terbuka, beban fluida

bekerja pada tubing yang menyebabkan elongasi pada tubing tersebut.

Pada awal Up-stroke, travvellling valve tertutup, menimbulkan perpanjangan pada rod

dan pembukaan pada standing valve menyebabkan tubing mengalami stretch. Kembalintubing ke

panjang semula menyebabkan working barrel bergerak lebih keatas.

Rumus untuk menghitung plunger stroke effective. Diantaranya;

1. Untuk plunger over travel (inch)

L
Ep = 1,41 x (IF 1) x ( ) ............................................................ (2.8)
1000

2. Menggantung rod stretch (inch)

12 x Wf L1 L2 L3
Er = x( + + ) (2.9)
E Ar1 Ar2 Ar3

3. Untuk tubing stretch (inch)

12 x Wf
Et = ................................................ (2.10)
E x (/4) x (D)2
Dalam menentukan plunger stroke effective digunakan persamaan:

SP = SL +Ep (Er Et) ................................................................... (2.11)

Dimana:

Ep : Plunger Over Travel, In

Er : Rod Stretch, In
Et : Tubing Stretch, In

Dt : Diameter Tubing, In

Wf : Berat Fluida, Ib/ft

IF : Impuls Factor

Ar : Luas penampang rod, In2

L1,L2,L3 : Panjang rod jika diameternya berbeda-beda, ft

E : Modulus Young Besi, 30 x 106

2.2.6 Beban Polished Rod Load (Polished Rod Rod/PRL)

Selama siklus pemompaan terdapat lima faktor yang mempengaruhi beban besih (net load)

polished rod, yaitu:

1. Beban fluida

2. Bobot mati dari pada rod

3. Baban percepatan dari pada sucker rod

4. Gaya keatas pada sucker rod yang tercelup dalam fluida

5. Gaya gesekan

Dalam hal ini yang diabaikan beban getaran dan beban percepatan sehubungan dengan

fluida yang diangkat.

Untuk menentukan besarna beban polished rod menggunakan beberapa persamaan

diantaranya:

Wf = 0.34 x SGmix x L x (Dp)2 .................................................. (2.12)

Ewr1 = Wra x L1 x 0.875 .............................................................. (2.13)

Total EWr = EWr1 + EWr2 + EWr3 + ..................................................... (2.14)


PPRL = Wf + (Total EWr x IF)....................................................... (2.15)

MPRL = EWr x (1.875 IF) ............................................................. (2.16)

2.6.7 Sucker rod String System

Sucker rod string terdiri dari beberapa sistem kombinasi dengan berbagai ukuran. Panjang

fraksi dengan menggunakan perhitungan.

Tabel 2.8 kombinasi ukuran fraksi sucker rod string

Plunger Berat rod, Konstanta, Frekuensi I 7/8


Diameter, Ib per ft In per ib,ft Factor
Inch W E F
D
1.06 1.709 0.957X106 1.237 15.9 17.7 20.1
1.25 1.780 0.191X106 1.250 17.9 19.9 22.5
1.50 1.893 0.858X106 1.242 21.0 23.4 26.5
1.70 2.027 0.786X106 1.218 24.8 27.5 31.0
2.00 2.181 0.703X106 1.180 29.0 32.3 36.3
1.06 2.008 0.757X106 1.127 19.3 21.9 58.8
1.25 2.035 0.748X106 1.136 20.7 23.5 55.8
1.50 2.079 0.733X106 1.148 23.0 26.0 51.0
1.75 2.130 0.716X106 1.157 25.6 29.0 45.4
200 2.190 0.696X106 1.162 28.7 32.5 38.8
2.25 2.257 0.674X106 1.158 32.1 36.5 31.8
2.50 2.334 0.650X106 1.146 32.8 41.6 22.6
2.75 2.415 0621X106 1.125 40.3 45.6 14.1
Sumber : API RP 11L,second edition

2.6.8 Desain Counter Balance

Fungsi utama counter balance adalah penyimpanan tenaga pada waktu upstroke dan

downstroke serta melepaskan tenaga pada waktu upstroke, secara teoris counter balance effect
ideal (CBeff) harus sedemikian rupa sehingga prime mover akan membawa beban rata-rata sama

besarnya baik pada waktu upstroke ataupun pda waktu down stroke (craft-holden, 1962 &brown

kermit,1984),yang dinyatakan :

WF
CBeff =total EWr + (
)....................................................( 2.17)
CBF
Dimana :

CBF :counter balance factor, dengan masing-masing nilai :

=2, jika plunger < 1.5 inch

=3,jika plunger < 1.75 inch 2.25 inch

=4, jika plunger > 2.25 inch

2.6.9 Torsi (piston)

Perhitungan torsi sangat erat hubungannya dengan perencanaan counter balance, karena

pumping unit harus bekerja pada torsi yang diijinkan. Torsi dari pumping unit yang bekerja tidak

boleh melebihi puntaran yang diijinkan pada gear reducer yang telah ditentuka oleh pabrik

pembuatnya.

Piston digabung atau serangkai menurut torsi pada gear reducer, dalam hal ini torsi

maksimum (peak torque).

2.7 Effesiensi Pompa Dengan Berbagai Kondisi Sumur

Beberapa macam effesiensi pompa sucker rod yang dapat dicerminkan pada kondisi sumur

:
Tabel 2.9 Effesiensi pompa

% Effesiensi Kondisi Sumur

50-70 1. Sumur dengan arus dalam

2. Sumur penghasilan gas dan seperator

bekerja dengan baik

70-85 1. Sumur normal

2. Arus cairan dangkal dan pompa yang

dipasang dangkal

85-100 1. Tidak ada interpernsi gas

2. Arus cairan dangkal dan pompa yang di

pasang juga dangkal

BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu peleksanaan tugas akhir


Penelitian dan pengumpulan data tugas akhir inni dilaksanakan pada PT, pertamina EP-

Asset 2 field adera pengabuan, pada tanggal 04 maret s/d 06 april 2013.

3.2 Jenis Data

Dalam penyusunan tugas akhir dengan tema Optimal Produksi Sumur ABB 130 pada

lapangan ABAB pengabungan dengan metode vogel di PT. Pertamina EP-asset 2 field adera

pengabuan jenis data digunakan merupakan data sekunder di mana penulis hanya bisa

mndapatkan data langsung yangbersumber dari perencanaan Engineering (Reng Eng) di PT.

Pertamina EP-asset 2 field adera pengabuan.

3.3 Metode Penulisan

Penulisan laporan tugas akhir didapatkan melalui data yang diperoleh dilapangan serta

teori pada literatur-literatur yang berkaitan. Adapun metode yang dilakukan antara lain :

a. Studi Pustaka

Merupakan pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan pokok pembahasan baik dari

buku, dokumen perusahaan, maupun referensi penunjang lainnya.

b. Observasi lapangan (field research)

Merupakan kegiatan penelitian lapangan dengan cara melakukan pengambilan data-data secara

langsung ke lapangan dan data-data dikantor bagian perencanaan Engineering di PT. Pertamina

EP Asset 2 Field Adera.

c. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan konsultasi secara langsung dengan pembimbing

lapangan, pegewai serta para pekerja yang berada diwilayah kerja asset 2 field adera.
3.4 Pembuatan Kurva IPR Berdasarkan Persamaan Vogel

1. Penentuan laju alir maksimal berdasarkan persamaan (2.3)

qo Pwf Pwf
= 1- 0.2 ( ) -0.8 ( )2 Qo max
Pr Pr
2. Menentukan harha qo pada beberapa asumsi kinerja Pwf

3.5 Evaluasi Paramenter Desain Sucker Rod Pmp

Evaluasi terhadap parameter desain ompa sucker rod dilakukan untuk mengetahui

kemampuan pompa apakah masih memenuhi syarat ataupun tidak memenuhi syarat. Hal ini dapat

diketahui dari beberapa analisa :

1. Berat fluida

2. Berat effective rod yang digunakan

3. Beban maksimum polished rod (PPRL) dan minimum polished rod (MPRL)

4. Beban dan stress rod yang digunakan

5. Minimum stress (Smin) dan maksimal stress yang diijinkan (Smax)

6. Laju produksi pemompaan

7. Counter balance efeective

8. Nilai torsi maksimum pompa

3.6 Optimalisasi sucker rod pump


Optimalisai terhadap pompa sucker rod dilakukan untuk mencapai laju optimal sumur

dengan memanfaatkan equipment (surface dan subsurface), dalam hal tersebut dilakukan analisa

pada sensitivity analisa kecepatan pompa (SPM) terhadap pump displacement, supaya diketahui

lang tepat untuk mengeoptimalkan produksi.

3.6.1 Analisa sensitivity SPM pompa terhadap pum displacement

Dilakukan sebagai parameter metode apa yang akan digunakan dilakukan oleh parameter

metode apa yang akan digunakan supaya bisa menaikkan laju produksi optimal sumur secara tepat.

Apakah dengan hanya menaikkan stroke perminute pompa (SPM), menaikkan stroke length

ataupun menggantikan ukuran plunger.

3.6.2 Optimal pompa angguk

Hal ini dilakukan setelah melakukan analisa pada sensitivity kecepataan pemompaan

(SPM) terhadap ump displacement, supaya mengetahui langkah yang tepat untuk menaikkan laju

produksi optimal sumur.

3.6.3 Evaluasi pompa setelah optimasi

Digunakan sebagai evaluasi parameter pompa untuk memenuhi syarat mengevaluasi

pompa sebelum optimasi, yaitu :

1. berat fluida

2. berat effective rod yang digunakan

3. beban maksimum polished rod (PPRL) dan beban minimum polished rod (MPRL)

4. beban dan stress rod yang digunakan


5. minimum stress (Smin) dan maksimum strees yang diijinkan (Smax)

6. laju produksi pemompaan (pump displacement)

7. counter balance effect

8. nilai torsi maksimum pompa

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Analisa kurva inflow performance relationship

Untuk menganalisa bentuk kurva inflow performance relationship (IPR) pada sumur

ABB 130 langan abab pengabuan di PT. Pertamina EP-asset 2 field adera pengabuan

menggunaakan persamaan vogel (persamaan 2.3)


Penerapan persamaan vogel diatas berdasarkan perhitungan dengan menggunakan dua

fasa. Disamping itu, sumur tidak mengalami kerusakan formasi (formation damage).

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan persamaan vogel aliran dua fasa (persamaan

2.3) mengenai laju alir suatu sumur dan hasil analisa secara rinci ter tera pada (lampiran A) serta

dari hasil analisa kurva IPR di peroleh data seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Hasil AnalisaKurva IPR

Pwf (Psi) Q(Bpd)

400 0

300 70.8

250 99.6

200 124.0

150 143.9

100 159.4

50 170.5

0 177.2

Adapun data dari tabel tersebut maka diperoleh kurva IPR sebagai berikut:
Gambar 4.1. KURVA IPR Dua Fasa Sumur ABB 130

4.2 Evaluasi parameter desain pompa angguk

Evaluasi parameter desain pompa angguk sumur-sumur ABB 130 lapangan abab

pengabuan ini dievaluasi berdasarkan data yang tersedia dilapangan. Berdasarkan analisa

(lampiran B) dapat diketahui bahwa :

1. dimana sucker rod yang digunakan pada sumur ABB 130 di lapangan abab pengabuan 3 ukuran

yaitu:3/4, 7/8 dan 1. Hal ini diketahui dari hasil analisa masing-masing ukuran rod pada table 4.2.

Tabel 4.2 hasil analisa ukuran rod sumur ABB 130


Ukuran Panjang Berat Beban Stress

Rod (ft) (Lb) (Lb) (psi)

2498.8 64.7 5572.8 12608.1

7/8 1596.1 54.8 5633.1 9372.8

1 1409.02 64.5 5704.1 6518.9

2. penggunaan tipe pumping unit 456 -305 -168 memenuhi syarat dikarenakan harga torsi

maksimumm nyata pompa sumur ABB 130 lapangan abab pengabuan sebesar 265406.4 Lbs

(lampiran B-12) masih lebih kecil dibandingkan dengan harga torsi maksimum teoritis adalah

sebesar 640.000 lbs (table 2.1)

3. beban maksimum polished rod load (PPRL) nyata sebesar 5704.1 lbs (lampiran B-6) lebih kecil

dibandingkan dengan beban maksimum teoritis 30.500 lbs (table 2.1)

4.3 Optimasi pompa angguk

Optimasi ini dilakukan untuk mencapai laju produksi optimal sumur, dimana asumsi semua

kompoonen pompa tetap dan hanya mengatur kecepatan pompa (SPM) dan panjang langkah

(stroke lenght).analis ini dievaluasi melaui kurva spesitivity perbandingan dengan kecepatan

pemompaan (SPM) terhadap kapasitas pump displacement (q,bfbd). Desain pompa angguk

sebelum optimasi mempunyai laju produksi 138 bfpd, pump diplacement teoritis 320.6 bfpd dan

efisiensi pompa 43% (lampiran C-1).

4.3.1. Analisan Sensitivitas Kecepatan Pompa Terhadap Pump Displacement


Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang diperoleh dari lampiran B, di dapat data yang

tertera pada tabel 4.3

Tabel 4.3. tabel hasil analisa sensitivitas SPM 7 dan stroke lenght 144

SPM Bfpd Eff = 43%

7 320.6 138

8 366.4 157.5

9 412.2 177.2

10 458.0 196.9

11 503.8 216.6

12 549.6 236.3

13 595.4 256.0

14 641.2 275.7

Gambar 4.2. Kurva

sensitivity SPM 7 & stoke lenght 144 tehadap pump displacement


Setelah menganalisa sensitivity kecepatan pemompaan terhadap pump displacement, untuk

meningkatkan laju produksi sumur ABB 130 lapangan abab pengabuan pada q desain sebesar 43%

dari laju produksi maksimal bisa dilakukan dengan menaikkan kecepatan pompa. Karena

displacement pompa. Karena displacement pompa dengan menaikkan stroke perminute (SPM)

dapat mengangkat fluida lebih 320.6 Bfpd, yaiutu 56% dari laju aliran maksimal sumur qmax :177.2

Bfpd.

4.3.2 Desain pompa angguk setelah optimasi

Tabel 4.4 hasil analisa sensitivitas SPM 9 dan stroke lenght 120

SPM Bfpd Eff = 43%

7 263.8 113.4

8 301.5 129.6

9 339.2 145.8

10 376.9 162.1

11 414.6 178.2

12 452.3 194.4

13 490.1 210.7

14 527.7 226.9
Gambar 4.2. Kurva sensitivity SPM 7 & stoke lenght 168 tehadap pump displacement

Dengan menganalisa kurva sensitivity pada tabel 4.4 disimpulkan bahwa untuk menaikkan

laju produksi optimal sumur bisa dilakukan hanya menaikkan kecepatan pompa (SPM) dan

menurunkan panjang langkah (Sl) tanpa mengganti ukuran plunger pompa. Dengan menaikkan
kecepatan pompa (SPM) menjadi 9 dan menurunkan panjang langkah (SL) menjadi 120 in maka

di dapat pump displacement teoritis 339.2 Bfpd (tabel 4.4) dengan asumsi bahwa effesiensi pompa

sama dengan sebelum dilakukan optimasi sebesar 43% (lampiran C-1) sehingga diharapkan pompa

mampu berproduksi sebesar 145.8 Bfpd.

4.4.1 Analisa Parameter Desain Pompa Angguk Setelah Optimasi

Analisa desain pompa sucker rod sumur ABB 130 lapangan Abab pengabuan ini

dievaluasi berdasarkan data setelah di lakukan optimasi pompa. Berdasarkan hasil analisa

(lampiran D) dapat diketahui bahwa:

1. Sucker rod dengan menggunakan 3 jenis ukuran yang berbeda , 7/8, dan 1 dari keseluruhan

rod memenuhi persyaratan. Hal ini dapat diketahui berdasarkan nilai stress maksimum dari

keseluruhan ukuran rod yang diizinkan sebesar 20329.30 Psi (lampiran D-8) adalah lebih besar

jika dibandingkan dengan nilai stress rod ukuran yang digunakan. (Tabel 4.2.) adalah hasil analisa

dari 3 jenis sucker rod berbeda , 7/8, dan 1 yang digunakan tersebut.

2. Penggunaan type pumping unit 456 305 168 memenuhi syarat dikarenakan harga torsi

maksimum nyata pompa sumur ABB 130 lapangan Abab Pengabuan sebesar 221503.2 (lampiran

D-12) masih kecil dibandinggkan dengan harga torsi maksimum teoritis adalah sebesar 640.000

Ib (tabel 2.1.)

3. Beban maksimum polished rod load (PPRL) nyata sebesar 5709.62 Lb (lampiran D-6) lebih kecil

dibandingkan dengan beban maksimum teoritis 640.000 Ibs (Tabel 2.1)

Tabel 4.5 Spesifikasi Data Pompa

Nama Data Sebelum Optimasi Setelah Optimasi


Pompa Pompa

Stroke Length 144 120

SPM 7 9

PPRL 5704.1 5709.62

Q 138 177.2

Wc 50% 50%

Tabel 4.6 Speksifikasi Data pompa

No Nama Data Pompa Keterangan

1 Kedalaman Pompa 5504 Ft

2 Diameter plunger 1.75 inch

3 Diameter tubing 2.87 inch

4 Kombinasi sucker rod 3/4 , 7/8,1

5 Tipe pumping unit 640 -305 -168


Gambar 4.1 stroke length pompa

Dengan demikian perubahan stroke length yang memperpanjang pangjang langkah

pemompaan pada plunger sehingga volume pemompaan bertambah dan peningkatan produksi

pada sumur.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari beberapa hasil analisa perhitungan desain produksi dan evaluasi pompa sebelum dan

sesudah optimasi pada sumur ABB 130 lapangan Abab pengabuan di area PT. Pertamina EP

Asset 2 field adera pengabuan, dapat di tarik beberapa kesimpulan diantaranya :

1. Pada analisa kurva IPR dengan metode vogel untuk aliran dua fasa didapatkan

2. Produksi aktual 138 vfpd atau hanya 22 % dari qmax sehingga produksi bisa di optimasi lagi.

3. Dari hasil evaluasi didapatkan:

a. Max torsi aktual sebelum optimasi sebesar 265406.4 Lbs (lampiran B-12) dan Max torsi aktual

setelah optimasi sebesar 221503.2 Lbs (lampiran D-12) dari maksimal torsi aktual sebelum dan

setelah optimasi hasilnya masih kecil dibandingkan dengan harga torsi maksimum teoritis adalah

sebesar 640,000 Lbs.

b. Dengan asumsi efisiensi pompa tidak berubah dari kondisi aktual (43%), amaka untuk menaikkan

produksi pada sumur ABB 130 lapangan Abab Pengabuan cukup dengan menaikkan stroke

perminute pommpa (SPM) dari 7 SPM menjadi 9 SPM, dan menaikkan stroke leght dari 144

menjadi 120 yang didapatkan q : 177.2 Bfpd.

4. Dalam menentukan kapasitas pompa tidak boleh melebihi laju produksi optimum dari sumur, hal

ini dikarenakan apabila kapasitas pemompaan terlalu besar dari laju produksi optimum maka

hanya sebagian saja working barrel yang terisi oleh cairan atau kapasitas pompa terpasang terlalu

kecil dari pada (qmax). Hal ini dapat menyebabkan efisiensi pompa menjadi rendah.
5. Efisiensi volumentris pompa yang rendah dapat diakibatkan oleh adanya fluid pound yaitu kondisi

working barrel pompa terisi hanya terisi fluida sebagian saja sehingga fluida yang masuk ke dalam

plunger atau terangkat jumlahnya lebih kecil dari pada kapasitas pemompaannya, oleh karena itu

untuk meningkatkan laju produksi yang sesuai dengan kapasitas pemompaan maka dilakukan

optimasi dengan melakukan perencanaan ulang pompa.

5.2 Saran

1. Setelah dilakukan optimasi pada sumur ABB 130 lapangan Abab pengabuan harga qmax 177.2 Bpd

dengan q 177.2 Bfpd, ada baiknya dilakukan penambahan optimasi dengan mengubah parameter-

parameter lain.

2. Lakukan design sucker rod pump yang baru agar didapatkan Q optimum yang mampu dicapai oleh

sumur.

Anda mungkin juga menyukai