Anda di halaman 1dari 126

PENENTUAN CADANGAN MINYAK SISA DENGAN METODE

DECLINE CURVE PADA LAPISAN “D” FORMASI “W” LAPANGAN “T”

SKRIPSI

Oleh :
OKTARIA GALUHSARI
NIM : 113 04 0100

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2011
PENENTUAN CADANGAN MINYAK SISA DENGAN METODE
DECLINE CURVE PADA LAPISAN “D” FORMASI “W” LAPANGAN “T”

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Perminyakan
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran"
Yogyakarta

Oleh :
OKTARIA GALUHSARI
NIM : 113 04 0100

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2011

i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya menyatakan bahwa judul dan keseluruhan isi dari skripsi ini adalah
asli karya ilmiah saya, dan saya menyatakan bahwa dalam rangka menyusun,
berkonsultasi dengan dosen pembimbing hingga menyelesaikan skripsi ini, tidak
pernah melakukan penjiplakan (plagiasi) terhadap karya orang atau pihak lain
baik karya lisan maupun tulisan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Saya menyatakan bahwa apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi
saya ini mengandung unsur jiplakan (plagiasi) dari karya orang atau pihak lain.
Maka sepenuhnya menjadi tanggungjawab saya, diluar tanggungjawab dosen
pembimbing Dosen Pembimbing saya. Oleh karenanya saya sanggup bertanggung
jawab secara hukum dan bersedia dibatalkan/dicabut gelar kesarjanaan saya oleh
Otoritas / Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, dan
diumumkan kepada khalayak ramai.

Yogyakarta, Agustus 2011


Yang menyatakan

Oktaria Galuhsari

Nomor Telepon : 081328552345


Alamat Email : oktaria.galuhsari@gmail.com
Nama dan Alamat Orang Tua : Idayat Suprasmanto, Dukuh Ngestiharjo
RT 021 RW 009 Wates, Kulonprogo

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul PENENTUAN
CADANGAN MINYAK SISA DENGAN METODE DECLINE CURVE
PADA LAPISAN “D” FORMASI “W” LAPANGAN “T”
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan penulis
dalam integrasi ilmu yang disesuaikan pada kondisi lapangan dan dianggap
menarik bagi penulis untuk dijadikan sebagai judul skripsi.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat akademis untuk mendapatkan
gelar sarjana pada Program Studi Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi
Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta.
Dengan selesainya Skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada :
1. Prof. Dr. H. Didit Welly Udjianto, MS., selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran “ Yogyakarta.
2. Dr. Ir. S. Koesnaryo, M.Sc. IPM,. selaku Dekan Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
3. Ir. Anas Puji Santoso, MT., selaku Ketua Program Studi Teknik Perminyakan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
4. Ir. H. Avianto Kabul Pratiknyo, MT. selaku Sekretaris Program Studi Teknik
Perminyakan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
5. DR. Ir. H. Sudarmoyo, SE, MS., selaku pembimbing I
6. M. Th Kristiati EA., ST, MT., selaku pembimbing II
7. Seluruh Staf pengajar dan pegawai Jurusan Teknik Perminyakan Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
8. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebuttkan satu persatu yang telah
membantu proses pembuatan skripsi ini.

iv
Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih banyak terdapat
kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat
membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Harapan penulis semoga tulisan
ini dapat bermanfaat yang memerlukannya,

Yogyakarta, Agustus 2011

Penulis

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT yang pada akhirnya Skripsi dapat diselesaikan
dan dipresentasikan dengan baik. Ucapan terimakasih ini dipersembahkan untuk beberapa
pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian Skripsi ini, yaitu :

Kedua Orang Tua dan Keluarga yang telah memberi kasih sayang yang tidak
pernah putus dalam bentuk dukungan materi, moral, semangat dan doa.

Kepada kedua motivator saya dan selaku dosen-dosen pembimbing yang sabar
menghadapi saya yaitu Bapak DR. Ir. H. Sudarmoyo, SE, MS. dan Ibu Mth.
Kristiati EA, ST. MT. yang telah memberikan banyak motivasi dan bimbingan
selama proses pembuatan Skripsi.

Kepada teman-teman Minyak Angkatan 02-06 yang telah berbagi ilmu, waktu dan
kebersamaan untuk membantu menyelesaikan Skripsi ini.

Kepada sahabat-sahabat penulis yang telah banyak memberikan dukungan moral,


spiritual dan waktu sampai Skripsi ini selesai.

vi
RINGKASAN

Lapisan “D” Lapangan “T” memiliki data OOIP yang diketahui sebesar
2.938.000 STB. Sumur yang berproduksi pada Lapisan “D” ada 3 sumur yaitu
TA-09, TA-18 dan TA-22. Jumlah sumur aktif sebanyak 2 sumur yaitu TA -09
dan TA-22 yang berproduksi secara commingle dengan lapisan lainnya. Produksi
kumulatif minyak (Np) sampai bulan Juli 2009 sebesar 7.375,75 STB dan
diperkirakan masih terdapat cadangan minyak sisa. Sehingga perlu dilakukan
perhitungan estimasi cadangan minyak sisa yang masih dapat diproduksikan
sampai batas economic limit dengan metode Decline Curve. Permasalahan yang
timbul dalam penelitian ini adalah seberapa besar cadangan minyak sisa pada
Lapisan “D” Lapangan “T”?.
Metode penyelesaian untuk penelitian ini menggunakan Analisa Decline
Curve dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data : harga
OOIP, data reservoir, biaya operasional, harga minyak, pajak untuk pemerintah
dan data produksi minyak. 2. Menentukan RF dan EUR volumetrik. 3.
Menghitung alokasi produksi tiap sumur yang memproduksikan minyak secara
commingle dengan metode kapasitas aliran. 4. Plotting qo vs t tiap sumur. 5.
Menentukan periode penurunan laju produksi. 6. Menentukan tipe Decline Curve
berdasarkan nilai eksponen decline (b) dan Di menggunakan metode trial error
dan x2-chisquare test. 7. Menentukan economic limit rate. 8. Menentukan qoforecast,
Npforecast, EUR tiap sumur, EUR Lapisan “D”, umur produksi, RF Decline,
cadangan minyak sisa (ERR), dan cadangan minyak sisa yang belum bisa
diproduksi dengan metode Decline Curve.
Dengan RF volumetrik sebesar 30,98 % maka diperoleh EUR sebesar
910.304,5 STB. Berdasarkan analisa Decline persumur diperoleh jenis
Exponential Decline (b=0), Di sumur TA-09 = 0,042/Bulan dan Di sumur TA-22
= 0,049/Bulan. EUR untuk Lapisan “D” sampai qlimit (34,54 BOPM) adalah
12.757,40 STB dengan umur produksi 47 bulan dari Agustus 2009 sampai Juni
2013, RF saat Decline sebesar 0,43 %, sehingga cadangan minyak sisa (ERR)
Lapisan “D” sebesar 5.381,65 STB. Cadangan minyak yang belum bisa
diproduksi sebesar 897.547,13 STB atau 30,55 % dari OOIP.

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
RINGKASAN ................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
BAB II. TINJAUAN UMUM LAPANGAN “T” ........................................... 6
2.1. Letak Geografis Lapangan “T” .............................................................. 6
2.2. Keadaan Geologi Lapangan “T” ............................................................. 7
2.2.1. Geologi Umum ................................................................................. 7
2.2.2. Stratigrafi Lapangan “T” .................................................................. 7
2.2.3. Struktur Lapangan “T” ...................................................................... 11
2.3. Kondisi Reservoir Lapisan “D” Lapangan “T” .................................... 12
2.4. Sejarah Produksi Lapisan “D” Lapangan “T” ..................................... 13

BAB III. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 22


3.1. Penentuan Jumlah Minyak Mula-mula Ditempat (OOIP) .................. 22
3.1.1. Penentuan Recovery Factor Volumetrik ..........................................
3.1.1.1. Recovery Factor dengan Tenaga Pendorong Water Drive
Reservoir.............................................................................. 24
3.1.1.2. Recovery Factor dengan Tenaga Pendorong Solution Gas
Drive Reservoir ................................................................... 26
3.1.2. Estimated Ultimated Recovery Volumetrik ..................................... 28
3.2. Penentuan Economic Limit Rate (qlimit) .................................................. 28
3.3. Produksi Kumulatif aktual (Np) ............................................................. 30

viii
3.4. Alokasi Produksi dari Commingle Completion dengan Metode
Kapasitas Aliran ………………………………………………………... 30
3.5. Metode Decline Curve .............................................................................. 33
3.5.1. Exponential Decline ......................................................................... 36
3.5.1.1. Hubungan Laju Produksi Terhadap Waktu ........................... 36
3.5.1.2. Hubungan Laju Produksi dengan Produksi Kumulatif ....... 38
3.5.2. Hyperbolic Decline .......................................................................... 39
3.5.2.1. Hubungan Laju Produksi Terhadap Waktu ........................ 39
3.5.2.2. Hubungan Laju Produksi dengan Produksi Kumulatif ....... 42
3.5.3. Harmonic Decline ............................................................................ 44
3.5.3.1. Hubungan Laju Produksi Terhadap Waktu ........................ 44
3.5.3.2. Hubungan Laju Produksi dengan Produksi Kumulatif ....... 46
3.5.4. Penentuan Tipe Decline Curve ........................................................ 48
3.5.4.1. Metode Loss Ratio .............................................................. 48
3.5.4.2. Metode Trial Error-X2 dan Chisquare Test ....................... 49
3.5.5. Prediksi Laju Produksi Minyak (qo) dan Kumulatif Produksi
Forecast (Npt→limit) …………………………………………………. 51
3.5.5.1. Prediksi Laju Produksi Minyak (qo) ……………………… 51
3.5.5.2. Kumulatif Produksi Forecast (Npt→limit) ………………….. 52
3.5.6. Estimated Ultimate Recovery (EUR) ………………………………. 52
3.5.7. Prediksi Umur Produksi ................................................................... 52
3.5.8. Recovery Factor ……………………………………………………. 53
3.5.9. Estimasi Cadangan Minyak Sisa (ERR) ..………………………..… 53

BAB IV. PERHITUNGAN DAN ANALISA DECLINE CURVE ............... 54


4.1. Penentuan Jumlah Minyak Mula-mula di Tempat (OOIP).................. 54
4.2. Penentuan Economic Limit Rate ............................................................. 56
4.2.1. Biaya Operasional Lapangan ........................................................... 56
4.2.2. Harga Minyak ………………………………………………………. 56
4.2.3. Pajak untuk Pemerintah ................................................................... 56
4.2.4. Perhitungan Harga Economic Limit Rate .......................................... 56
4.3. Pengolahan Data Produksi Lapangan “T” ............................................ 57
4.3.1. Perhitungan Alokasi Produksi .......................................................... 57
4.3.2. Plot Laju Produksi (qo) versus Waktu (t) ........................................ 58
4.4. Penentuan Cadangan Minyak Sisa dengan Decline Curve.................... 60
4.4.1. Pemilihan Periode (Trend) Produksi untuk Analisa Decline ........... 60
4.4.2. Penentuan Nilai Eksponen Decline .................................................. 62
4.4.2.1. Metode Loss-Ratio .............................................................. 62
4.4.2.2. Metode Trial Error dan X2 Chisquare Test ......................... 64
4.4.3. Prediksi Laju Produksi Minyak (qo) dan Kumulatif Produksi
Forecast (Npt→limit) Lapisan “D” ...................................................... 72
4.4.3.1. Prediksi Laju Produksi Minyak (qo) ................................... 73
4.4.3.2. Kumulatif Produksi Forecast (Npt→limit) ............................. 73
4.4.4. Estimated Ultimate Recovery (EUR) Lapisan “D” ........................... 76

ix
4.4.5. Prediksi Umur Produksi Lapisan “D” .............................................. 76
4.4.6. Perhitungan Recovery Factor (RF) Lapisan “D” ............................. 77
4.4.7. Prediksi Cadangan Minyak Sisa (ERR) Lapisan “D” ...................... 77
4.4.8. Prediksi Cadangan Minyak Lapisan “D” yang Belum Terproduksi
dengan analisa Decline Curve ……………………………………... 78
BAB V. PEMBAHASAN ................................................................................ 81
BAB VI. KESIMPULAN ................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR SIMBOL
LAMPIRAN

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Peta Lokasi Lapangan “T” ........................................................ 6


Gambar 2.2. Stratigrafi Cekungan Barito ...................................................... 9
Gambar 2.3. Pembagian Lapisan Pada Formasi Warukin Berdasarkan
Log listrik .................................................................................. 10
Gambar 2.4. Depth Structure Hasil Interpretasi Seismik Lapangan “T” ....... 11
Gambar 2.5. Grafik Sejarah Produksi Minyak Lapisan D Lapangan ”T” ..... 14
Gambar 2.6. Grafik Performance Production Lapisan D Lapangan ”T” ..... 14
Gambar 2.7. Grafik Sejarah Tekanan Lapangan ”T” Lapisan ”D” ................ 15
Gambar 2.8. Profil sumur TA-09 Lapangan “T” ........................................... 17
Gambar 2.9. Profil sumur TA-18 Lapangan “T” ........................................... 19
Gambar 2.10. Profil sumur TA-22 Lapangan “T” ........................................... 21
Gambar 3.1. Akumulasi Minyak dan Gas Bumi pada Perangkap Antiklin .. 23
Gambar 3.2. Water Drive Reservoir ............................................................. 24
Gambar 3.3. Grafik Hubungan Tekanan, Laju Alir Minyak, GOR dan
Water Cut pada Water Drive Reservoir ................................... 25
Gambar 3.4. Solution Gas Drive Reservoir .................................................. 26
Gambar 3.5. Grafik Hubungan Tekanan, Laju Alir Minyak, GOR dan waktu
pada Solution Gas Drive Reservoir ........................................... 27
Gambar 3.6. Commingle Completion dengan Single Tubing Dual Packer...... 31
Gambar 3.7. q vs t pada Analisa Decline Curve .............................................. 34
Gambar 3.8. Hubungan Laju Produksi terhadap Waktu
Pada Tipe Exponential Decline ................................................. 37
Gambar 3.9. Hubungan Laju Produksi terhadap Produksi Kumulatif
Pada Tipe Exponential Decline ................................................. 39
Gambar 3.10. Hubungan Laju Produksi terhadap Waktu
Pada Tipe Hyperbolic Decline .................................................. 41
Gambar 3.11. Hubungan Laju Produksi terhadap Waktu

xi
Pada Tipe Harmonic Decline .................................................... 45
Gambar 3.12. Hubungan Laju Produksi terhadap Produksi Kumulatif
Pada Tipe Harmonic Decline .................................................... 46
Gambar 3.13. Tipe Grafik antara qo vs t dan qo vs Np
Pada Ketiga Jenis Decline Curve .............................................. 47
Gambar 4.1. Grafik qo vs t Sumur TA-09 Lapisan “D” ................................ 59
Gambar 4.2. Grafik qo vs t Sumur TA-18 Lapisan “D” ................................ 59
Gambar 4.3. Grafik qo vs t Sumur TA-22 Lapisan “D” ................................ 60
Gambar 4.4. Grafik qo vs t untuk Pemilihan Trend Analisa Sumur TA-09
Lapisan ”D”............................................................................... 61
Gambar 4.5. Grafik qo vs t untuk Pemilihan Trend Analisa Sumur TA-22
Lapisan ”D”............................................................................... 61
Gambar 4.6. Grafik qo vs t dari Trend Analisa Sumur TA-09 Lapisan “D” . 72
Gambar 4.7. Grafik qo vs t dari Trend Analisa Sumur TA-22 Lapisan “D” . 72
Gambar 4.8. Grafik (qo vs t) dan (Np vs t) Sumur TA-09 Lapisan ”D”........ 79
Gambar 4.9. Grafik (qo vs t) dan (Np vs t) Sumur TA-22 Lapisan ”D”........ 80

xii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II-1. Sifat Fisik Batuan Reservoir Lapisan ”D” .................................. 12


Tabel II-2. Sifat Fisik Minyak Lapisan ”D”.................................................. 12
Tabel III-1. Persamaan Decline Curve ............................................................ 48
Tabel IV-1. Cadangan Minyak Lapisan “D” Lapangan “T”………………… 55
Tabel IV-2. Penentuan Tipe Decline Curve dengan Metode Loss Ratio
Sumur TA-09 Lapisan “D” 63
Tabel IV-3. Penentuan Tipe Decline Curve dengan Metode Loss Ratio
Sumur TA-22 Lapisan “D” 64
Tabel IV-4. Penentuan Nilai b dari Trend dengan Metode Trial Error dan
X2 Chisquare Test Sumur TA-09 Lapisan “D” ……………….. 69
Tabel IV-5. Penentuan Nilai b dari Trend dengan Metode Trial Error dan
X2 Chisquare Test Sumur TA-22 Lapisan “D” 70
Tabel IV-6. Prediksi Laju Produksi Minyak dan Kumulatif Produksi Forecast
Sumur TA-09 Lapisan “D” 74
Tabel IV-7. Prediksi Laju Produksi Minyak dan Kumulatif Produksi Forecast
Sumur TA-22 Lapisan ”D”............................................................ 76

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Riwayat Sumur TA-09


Riwayat Sumur TA-18
Riwayat Sumur TA-22
Lampiran B. Alokasi Data Produksi Sumur TA-09 Lapangan "T"
Alokasi Data Produksi Sumur TA-18 Lapangan "T"
Alokasi Data Produksi Sumur TA-22 Lapangan "T"
Lampiran C. Data Produksi (qo) dan Kumulatif Produksi Aktual (Np) Lapisan D
Lampiran D. Data Gas Oil Ratio dan Water Cut Lapisan D

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Salah satu tugas dari seorang engineer adalah menghitung secara periodik
cadangan minyak yang masih tersisa dan meramalkan umur produksi dimasa yang
akan datang dari suatu reservoir. Hal ini penting dilakukan karena suatu reservoir
yang telah diproduksikan akan mengalami penurunan laju produksi seiring dengan
waktu.
Lapangan “T” merupakan jenis lapangan minyak pada Formasi “W” yang
dikembangkan sampai sekarang oleh Unit Bisnis Pertamina EP (UBEP) Tanjung
di Blok Tanjung Raya – Cekungan Barito, Kalimantan Selatan. Pada Oktober
2009, Lapangan “T” memiliki 25 sumur yang terdiri dari 6 sumur produksi, 13
sumur ditutup sementara serta 6 sumur ditinggalkan. Lapangan “T” terdapat
beberapa lapisan yaitu lapisan Ca, Cb, C1, C2, D, E, F, J dan K. Sumur yang
memproduksikan minyak dari Lapisan “D” ada 3 sumur produksi, yaitu TA-09,
TA-18, TA-22. Ketiga sumur tersebut diproduksikan secara commingle dengan
kondisi saat ini sumur yang aktif 2 sumur, yaitu sumur TA-09 dan TA-22. Lapisan
“D” memiliki data OOIP yang diketahui sebesar 2.938.000 STB dan kumulatif
produksi hingga Juli 2009 sebesar 7.375,75 STB. Sehingga perlu dilakukan
perhitungan estimasi cadangan minyak sisa yang masih dapat diproduksikan
sampai batas economic limit dengan metode Decline Curve.
Analisa Decline Curve merupakan analisa penurunan produksi dengan
menggunakan persamaan-persamaan yang dikembangkan oleh Arps yang telah
banyak digunakan untuk memperkirakan cadangan (reserve) dan meramalkan
performance suatu reservoir. Performance reservoir adalah perubahan
karakteristik reservoir selama masa produksinya, antara lain adalah tekanan, laju
produksi minyak, laju produksi gas, laju produksi air, perbandingan gas-minyak,
prosentase produksi minyak air. Analisa Decline Curve yang digunakan untuk

1
2

menentukan cadangan minyak sisa adalah dengan mengekstrapolasikan perubahan


trend karakteristik reservoir sampai batas ekonomisnya.
Metode Decline Curve memerlukan data-data produksi yang diperoleh dari
suatu reservoir yang telah berproduksi selama selang waktu tertentu dan
mengalami penurunan produksi, sehingga karakteristik-karakteristik reservoir
telah menunjukkan trend penurunan atau decline. Asumsi yang digunakan pada
metode metode Decline Curve adalah performance pada masa yang akan datang
sama dengan performance pada masa lalu.

1.2. Permasalahan
Permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah :
 Berapa harga economic limit pada Lapisan “D” Lapangan “T” ?
 Tipe Decline Curve apa yang sesuai dengan penurunan laju produksi minyak
pada Lapisan “D” Lapangan “T” ?
 Sampai kapan umur Lapisan “D” Lapangan “T” dapat berproduksi ?
 Berapakah besar cadangan minyak sisa dari Lapisan “D” Lapangan “T” ?

1.3. Maksud dan Tujuan


Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperkirakan cadangan minyak
sisa dari Lapisan “D” Lapangan “T” menggunakan Metode Decline Curve,
dengan tujuan memperkirakan EUR (Estimated Ultimate Recovery), umur
produksi, cadangan minyak sisa (Remaining Reserve) dan Recovery Factor
sampai batas laju Economic Limit (qlimit).

1.4. Metodologi
Metode yang digunakan untuk menghitung cadangan minyak sisa dari
Lapisan “D” Lapangan “T” adalah metode analisa Decline Curve. Langkah-
langkah metode ini adalah sebagai berikut : 1. Pengumpulan data harga OOIP,
data reservoir, biaya operasional, harga minyak, pajak untuk pemerintah dan data
produksi minyak, 2. Menentukan RF dan EUR volumetrik, 3. Menghitung alokasi
produksi tiap sumur yang memproduksikan minyak secara commingle dengan
3

metode kapasitas aliran, 4. Plotting qo vs t tiap sumur, 5. Menentukan periode


penurunan laju produksi, 6. Menentukan tipe Decline Curve berdasarkan nilai
eksponen decline (b) dan Di menggunakan metode loss ratio dan metode trial
error dan x2-chisquare test, 7. Menentukan economic limit rate, 8. Menentukan
qoforecast, Npforecast, EUR tiap sumur, EUR Lapisan “D”, umur produksi, RF,
cadangan minyak sisa (ERR) dan cadangan minyak sisa yang belum bisa
diproduksi dengan metode Decline Curve.
Untuk memperjelas metodologi penelitian dapat dilihat pada Flowchart
dibawah ini.
4

FLOW CHART

Data Produksi: q, t, Np

Harga OOIP -Biaya operasional sumur


Data reservoir: Swavg, -Harga minyak/ barrel Alokasi produksi Lapisan ” D” dari
Kavg , Φ, µoi, μob, μwi, -Pajak untuk Pemerintah sumur berproduksi secara commingle
Boi, Bob, Rs, Pi, Pb,Pa

Plotting data qo vs t Lapisan D

Pemilihan periode (trend) penurunan laju produksi

Penentuan tipe Decline Curve


dengan metode loss ratio,trial error dan X2 Chisquare

b= 0, b ≠ 0, b ≠ 1; 0<b<1, b = 1,
Exponential Decline Hyperbolic Decline Harmonic Decline

Prediksi Laju Produksi Minyak (qo) dan


Kumulatif Produksi (Np) Lapisan D

Recovery Factor Volumetrik Penentuan economic limit

Estimasi umur produksi Lapisan D

Cadangan Volumetrik Estimasi Ultimate Recovery (EUR)

Recovery Factor Decline Curve

ERR Volumetric Estimasi Cadangan Minyak Sisa


ERR = Cadangan Volumetric - Np
ERR = EUR - Np

ERR volumetrik yang belum


bisa diproduksi
5

1.5. Hasil Penelitian


Berdasarkan data diketahui harga OOIP Lapisan “D” sebesar 2.938.000 STB.
Harga recovery factor saat volumetrik sebesar 30,98 % maka diperoleh EUR
sebesar 910.304,53 STB. Kumulatif produksi (Np) sampai Juli 2009 sebesar
7.375,75 STB, sehingga minyak sisa (volumetrik) adalah 902.928,78 STB.
Analisa Decline Curve dilakukan untuk sumur TA-09 dan TA-22 dengan
hasil kurva exponential decline pada sumur TA-09 dengan nilai b=0 dan
Di=0,042/Bulan, sedangkan untuk sumur TA-22 nilai b =0 dan Di=0,049/Bulan
sehingga EUR Lapisan “D” sampai qlimit = 34,54 BOPM adalah 12.747,40 STB
dengan umur produksi 47 bulan atau 3 tahun 11 bulan dari Agustus 2009 sampai
bulan Juni 2013, RF saat Decline sebesar 0,43 %, sehingga cadangan minyak sisa
(ERR) Lapisan “D” sebesar 5.381,65 STB. Cadangan minyak yang belum bisa
diproduksi sebesar 897.547,13 STB atau 30,55 % dari OOIP.

1.6. Sistematika penulisan


Sistematika penulisan pada penelitian ini terdiri dari : BAB I. Pendahuluan,
BAB II. Tinjauan Umum Lapangan “T”, BAB III. Tinjauan Pustaka, BAB IV.
Perhitungan dan Analisa Decline Curve, BAB V. Pembahasan, BAB VI.
Kesimpulan.
BAB II
TINJAUAN UMUM LAPANGAN “T”

2.1. Letak Geografis Lapangan “T”


Lapangan “T” merupakan bagian dari area lapangan pengembangan minyak
dan gas bumi (migas) yang dikelola oleh Unit Bisnis Pertamina EP (UBEP)
Tanjung di Blok Tanjung Raya – Cekungan Barito, Kalimantan Selatan. Luas
Lapangan “T” ini kurang lebih 3,5 km2 dari arah Barat Daya - Timur Laut dengan
produksi utama hidrokarbon dari Formasi Warukin. Secara geografis Lapangan
“T” berada pada 1o35 LS dan 115o30 BT dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Daerah Penelitian

Gambar 2.1.
Peta Lokasi Lapangan “T” 7)

6
7

2.2. Keadaan Geologi Lapangan “T”


2.2.1. Geologi Umum
Pulau Kalimantan dibagi menjadi 4 cekungan besar seperti pada Gambar
2.1. Cekungan-cekungan tersebut antara lain :
 Cekungan Barito : Bagian Barat Laut dibatasi Pegunungan Schwaner, bagian
Timur dibatasi Pegunungan Meratus, dan bagian Utara dibatasi Cekungan
Kutai.
 Cekungan Kutai : Cekungan ini dibatasi dataran tinggi Mangkaliat di bagian
Utara, Cekungan Barito di bagian Selatan, dataran tinggi Kuching di bagian
Barat dan Selat Makassar di bagian Timur.
 Cekungan Melawi : Bagian Selatan dibatasi Pegunungan Schwaner, bagian
Utara dibatasi dataran tinggi Semitau yang memisahkan Cekungan Melawi
dengan Cekungan Ketungau.
 Cekungan Ketungau : Cekungan ini pada bagian Utara dibatasi lajur
Kalimantan Tengah, bagian Selatan dibatasi dataran tinggi Semitau, bagian
Timur dibatasi dataran tinggi Kuching dan bagian Barat dibatasi Ketungau
area.
2.2.2. Stratigrafi Lapangan “T”
Stratigrafi Lapangan “T” yang terletak pada Cekungan Barito dapat dilihat
pada Gambar 2.3. Urutan umur batuan dari yang tua sampai yang muda sebagai
berikut :
1. Batuan Pra-Tersier Basement
Basement pra-tersier Cekungan Barito terdiri dari batuan beku andesit dan
batuan metamorf dengan ketebalan kurang dari 200 meter.
2. Formasi Tanjung
Formasi Tanjung terdiri atas batupasir kuarsa berselingan dengan
batulempung dengan sisipan batubara, berumur Eosen, dan diendapkan dalam
lingkungan paralik-neritik. Formasi Tanjung memiliki ketebalan 300-600 m.
3. Formasi Berai
Formasi Berai mayoritas terdiri dari batugamping berwarna putih kelabu,
berlapis baik dengan ketebalan 20-200 meter. Kaya akan koral, foraminifera
8

dan ganggang, bersisipan napal kelabu muda padat dan berlapis baik. Formasi
Berai berumur Oligosen Akhir-Miosen Tengah dengan lingkungan
pengendapan neritik.
4. Formasi Warukin
Secara umum Formasi Warukin disusun oleh batupasir kuarsa, batulempung,
batulanau, dan konglomerat di bagian bawah, serta sisipan batubara dan
batugamping. Formasi ini menunjukkan kisaran umur Miosen Awal-Tengah,
diduga merupakan endapan transisi darat (fluviatil)-laut dangkal (neritik) dan
memiliki ketebalan 300-500 meter.
Formasi Warukin merupakan reservoir utama penghasil hidrokarbon pada
Lapangan “T” dengan lapisan utama yaitu Lapisan C yang terbagi kedalam 4
unit lapisan yaitu Lapisan Ca (38,5 ft), Cb (18,9 ft), C1 unit (3,8 ft), dan C2
(38,5 ft). Lapisan Ca dan Cb berada pada bagian atas (upper), Lapisan C2
berada pada bagian bawah (lower), sedangkan Lapisan C1 merupakan lapisan
sand-shale member yang memisahkan antara bagian upper dan lower.
Evaluasi secara geologi menunjukkan adanya lapisan-lapisan lain yang
bertindak sebagai reservoir yaitu Lapisan D, Lapisan E, Lapisan F, Lapisan J,
dan Lapisan K. Zona reservoir D-sand terdiri atas perselingan batupasir
dengan coal, shale, dan sedikit lapisan tipis limestone. Kehadiran limestone
ini merupakan indikasi bahwa lingkungan pengendapannya lebih mendekati
arah marine. Pembagian lapisan Formasi Warukin dapat dilihat pada
Gambar 2.3.
5. Formasi Dahor
Formasi Dahor terdiri atas batupasir kuarsa dan konglomerat yang
mengandung kepingan kuarsit dan basal, berselingan dengan batupasir
berbutir sedang-sangat kasar, berstruktur silang-siur, sisipan batulempung
dengan karbonat hingga gambut dan batulempung. Ketebalan formasi ini
mencapai 300 m, berumur Pliosen-Plistosen dan berlingkungan endapan
transisi darat (fluviatil).
9

Gambar 2.2.
Stratigrafi Cekungan Barito 8)
10

Gambar 2.3.
Pembagian Lapisan pada Formasi Warukin Berdasarkan Log Listrik 7)
11

2.2.3. Struktur Lapangan “T”


Lapangan “T” berada paling Timur dari area Blok Tanjung Raya dan terletak
kurang lebih 15 km dari Struktur Tanjung. Pemetaan struktur Lapangan “T”
berdasarkan interpretasi seismik dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4.
Peta Depth Structure Hasil Interpretasi Seismik Lapangan “T” 7)

Peta struktur kedalaman tersebut memperlihatkan adanya perangkap closure


antiklin yang dibatasi oleh sesar naik dengan arah Barat Daya-Timur Laut yang
mampu berperan sebagai sebagai perangkap hidrokarbon. Pada peta struktur dapat
dilihat pemetaan lokasi sumur-sumur. Menurut data bulan Oktober 2009
12

Lapangan “T” memiliki 25 sumur dengan 23 sumur berada di sekitar struktur,


yaitu: TA-01, TA-03, TA-04, TA-05, TA-06, TA-07, TA-08, TA-09, TA-10, TA-
11, TA-12, TA-13, TA-14, TA-15, TA-16, TA-17, TA-18, TA-19. TA-21, TA-22,
TA-23, TA-24, TA-25 serta 2 sumur lain yaitu sumur TA-02 dan TA-20 yang
merupakan umur deliniasi dan terletak di luar struktur.

2.3. Kondisi Reservoir Lapisan ”D” Lapangan “T”


Lapisan “D” berada pada Formasi Warukin memiliki tekanan awal reservoir
655 psi dengan temperatur 139˚F dari hasil uji tekanan sumur. Berdasarkan data
Lapisan “D” diketahui OOIP sebesar 2.938.000 STB. Sifat fisik batuan reservoir
pada Lapisan “D” dapat dilihat pada Tabel II-1, dan sifat fisik fluida reservoir
dapat dilihat pada Tabel II-2.
Tabel II-1.
Sifat Fisik Batuan Reservoir pada Lapisan “D” 8)
Parameter Sifat Fisik Batuan Besaran
Porositas rata-rata (Φavg) 20 %
Saturasi awal rata-rata (Swi avg) 40 %
Permeabilitas rata-rata (K avg) 70 mD
Jenis Batuan Batu pasir

Tabel II-2.
Sifat Fisik Minyak pada Lapisan “D” 8)

Parameter Sifat Minyak Besaran


0
API 38
Specific gravity 0,8
Viscositas minyak initial oi  0,24 cp
Viscositas minyak dibawah Pb  o b  1,1 cp
Viscositas air initial wi  1,5 cp
Faktor volume formasi minyak (Boi) 1,14 bbl/stb
Kelarutan gas dalam minyak (Rs) 882 scf/stb
Tekanan gelembung (Pb) 643 psi
Tekanan reservoir awal (Pi) 655 psi
Tekanan reservoir abandon (Pa) 160 psi
13

2.4. Sejarah Produksi Lapisan ”D” Lapangan “T”


Lapangan “T” pertama kali dikelola oleh PERMINA, JOB PERTAMINA
SOUTHERN CROSS, JOB PERTAMINA BOW VALLEY, JOB PERTAMINA
TALISMAN (TANJUNG). Lapangan “T” dilakukan pemboran pertama kali pada
sumur TA-01 pada bulan April 1967 oleh BPM (Shell Indonesia).
Sumur tersebut berhasil menembus lapisan batu pasir formasi Middle-
Warukin dan menemukan oil bearing pada kedalaman kurang dari 1264 m dan
menghasilkan minyak sebesar 799 BOPD dengan kadar air 0 %. Sejak saat itu
Lapangan “T” terus dikembangkan hingga sekarang dan dibagi menjadi beberapa
lapisan yaitu lapisan Ca, Cb, C1, C2, D, E, F, J dan K.
Sejak akhir tahun 2005 Lapangan “T” dikelola sepenuhnya oleh
PERTAMINA EP dalam bentuk Unit Bisnis Pertamina EP Tanjung (UBEP
Tanjung).
Lapangan “T” memiliki 25 sumur yang terdiri dari 6 sumur produksi, 13
sumur ditutup sementara serta 6 sumur ditinggalkan. Sumur yang
memproduksikan minyak dari Lapisan “D” ada 3 sumur produksi, yaitu :
 Sumur TA-09 berproduksi dari Lapisan Cb, C1, C2 dan D secara commingle.
 Sumur TA-18 berproduksi dari Lapisan C1, D, E dan F secara commingle.
 Sumur TA-22 berproduksi dari Lapisan C1, C2, D dan F secara commingle.
Sejarah produksi minyak Lapisan “D” mulai dari awal produksi hingga data
terakhir dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran B, Lampiran C dan Gambar
2.5.
Berdasarkan sejarah performance produksi Lapisan “D” yang dapat dilihat
pada Gambar 2.6 dan Lampiran D serta sejarah tekanan pada Gambar 2.7., dapat
diketahui bahwa Lapisan “D” memiliki penurunan tekanan yang relatif pelan,
perbedaan harga GOR dapat dikatakan kecil, dan harga WOR yang terus
meningkat selama masa produksi. Dari ketiga hal tersebut maka reservoir ini
termasuk golongan reservoir dengan tenaga pendorong water drive.
14

qo vs waktu Lapisan "D"


qo total sumur aktif
10
1000
9
8
100 7

sumur aktif
qo, BOPM

6
10 5
4
3
1 2
1
0 0

waktu, bulan

Gambar 2.5.
Grafik Sejarah Produksi Minyak Lapisan “D” Lapangan ”T” 11)

Grafik (qo vs waktu) dan (GOR & WC vs waktu)


Lapisan "D"
qo GOR WC

100000
1000
GOR,SCF/STB & WC, %

10000
100
1000
qo, BOPM

10 100
10
1
1
0,1
0,1
0,01 0,01

waktu, bulan

Gambar 2.6.
11)
Grafik Performance Production Lapisan “D” Lapangan ”T”
15

Grafik sejarah tekanan Lapisan "D"


tekanan Linear (tekanan)

1000
tekanan, Psi

100

10

1
Jun-91 Dec-91 Jul-92 Jan-93 Aug-93 Mar-94 Sep-94 Apr-95 Oct-95
waktu, bulan

Gambar 2.7.
11)
Grafik Sejarah Tekanan Lapisan “D” Lapangan ”T”

2.4.1. Sejarah Sumur TA-09


Sumur TA-09 pertama kali dilakukan pengeboran pada tanggal 26 Maret
1981. Sumur dibor sedalam 1450 m dan dikomplesi dengan perforated casing.
Pada bulan Mei 1981 dilakukan perforasi pada Lapisan D (1425,5-1427,5
m), C2 (1400-1402 m), C1 (1368-1370 m), Cb (1350-1353 m dan 1357-1360 m),
dan Ca (1324-1327 m). Lapisan yang berpotensi untuk diproduksikan hanya ada
dua lapisan, yaitu lapisan Ca dan Cb. Lapisan “D” diisolasi pada kedalaman 1420
m, lapisan C2 diisolasi pada kedalaman 1395 m, sedangkan lapisan C1 diisolasi
pada kedalaman 1365 m.
Bulan Juli 1981 sumur TA-09 berproduksi dengan dua lapisan secara
bersamaan yaitu lapisan Ca (1324-1327) m dan lapisan Cb (1350-1353, 1357-
1360) m. Sistem yang dipakai untuk produksi adalah dual string, dimana lapisan
Ca dan Cb diproduksikan melalui tubing yang berbeda setelah dipasang packer
pada kedalaman 1341 untuk memisahkan kedua lapisan tersebut.
Tanggal 25 Oktober 1984 pukul 09.30 sumur TA-09 ditutup sementara
karena dilakukan pressure build up test. Sumur kembali berproduksi pada tanggal
13 November 1984 pukul 13.00.
16

Bulan Januari 1986 lapisan Cb diisolasi dengan packer pada kedalaman 1341
m karena hasil produksi lapisan Cb terus menurun sehingga tidak efektif jika
harus diproduksi. Sumur TA-09 hanya memproduksikan lapisan Ca dengan satu
tubing.
Bulan September 1987 sumur TA-09 yang merupakan sumur sembur alam
berubah menjadi sumur articial lift yaitu gas lift. Namun karena hasil produksi
lapisan Ca terus menurun maka dilakukan perubahan metode produksi dari gas lift
menjadi pompa pada bulan Oktober 1987.
Bulan Maret 1996 sumur TA-09 ditutup sementara karena tidak ada minyak
yang mengalir. Kemudian pada bulan Februari 1999 dilakukan squeezed
cementing untuk menutup lapisan Ca. Dilanjutkan pengeboran sampai kedalaman
1365 m dan menambah perforasi lapisan Cb pada kedalaman 1348-1350 m.
Karena tidak ada produksi saat dilakukan tes produksi maka sumur ditutup
sementara. Bulan Maret 1999 dilakukan perforasi tambahan pada lapisan Cb
dengan kedalaman 1350-1353 m sehingga sumur TA-09 memproduksi lapisan Cb
dengan tiga interval kedalaman yaitu 1348-1350 m, 1350-1353 m, dan 1357-1360
m. Bulan Mei 1999 sumur ditutup sementara karena harga water cut 100%.
Bulan Juli 2001 cement retainer di kedalaman 1365 m dan 1395 m
dikeluarkan dan dilakukan pengeboran sampai kedalaman 1420 m. Packer di
kedalaman 1420 m didorong sampai kedalaman 1436 m untuk menambah
perforasi di Lapisan “D” pada kedalaman 1425-1430 m dan menambah perforasi
lapisan C2 pada kedalaman 1375-1405 m. Sumur berproduksi pada Lapisan Cb
(1348-1350, 1350-1353, 1357-1360) m , Lapisan C1 (1368-1370) m, Lapisan C2
(1375-1405) m, dan Lapisan “D” (1425-1430) m. Sumur diproduksi dengan
sistem commingle, dimana keempat lapisan diproduksi secara bersamaan melalui
satu tubing dengan pengangkatan buatan pompa.
Bulan Oktober 2001 sumur ditutup sementara karena harga water cut
mencapai 98% dan minyak yang dihasilkan hanya 1,6 bopd namun sumur kembali
berproduksi pada bulan Januari 2009.
Profil sumur TA-09 dapat dilihat pada Gambar 2.8. dan riwayat sumur
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A.
17

Gambar 2.8.
Profil sumur TA-09 Lapangan “T” 11)

2.4.2. Sejarah sumur TA-18


Sumur TA-18 mulai dilakukan pengeboran pertama kali pada tanggal 11 Juli
1984. Kedalaman total sumur 2350 m dengan maksimal pembelokan 5º pada
kedalaman 2300 m dan dikomplesi dengan perforated casing pada formasi.
Bulan Agustus 1984 dilakukan perforasi di lapisan J dengan kedalaman
1982-1985 m dan diproduksi. Bulan Oktober 1984 diperoleh harga water cut yang
tinggi sehingga lapisan J diisolasi dengan cement retainer pada kedalaman 1980
m. Lapisan J ditambahkan perforasi pada kedalaman 1976-1979 m dan
menghasilkan gas lemah ke permukaan sehingga sumur ditutup sementara.
Bulan November 1987 dilakukan perforasi di lapisan C1 pada kedalaman
1295,5-1298,5 m dan menghasilkan air asin sehingga sumur kembali ditutup.
18

Bulan Mei 1991 lapisan C1 ditutup dengan squeezed cementing dan dilakukan
perforasi pada lapisan C2 dengan tiga interval kedalaman yaitu 1351-1355,5 m,
1360-1366 m, 1370-1377 m. Dilakukan tes produksi dan hasilnya tidak ada
produksi.
Bulan Juni 1991 dilakukan stimulasi pada lapisan C2 dan menghasilkan
minyak 1,12 bbl/d, air 13 bbl/d, dan water cut 91,3%. Bulan Juli 1991 lapisan C2
diisolasi dengan packer pada kedalaman 1340 m, kemudian dilakukan perforasi
pada lapisan C1 dengan kedalaman 1301-1307 m, 1315-1318 m, dan 1324-1335,5
m. Hasil tes produksi menunjukkan bahwa lapisan C1 menghasilkan minyak
sebesar 4 m³/d.
Bulan September 1991 sumur ditutup sementara karena tidak ada produksi
yang dihasilkan. Kemudian pada bulan Mei 1996 dilakukan perbaikan tubing
2⅞”. Bulan Juli 1996 dilakukan perforasi pada lapisan F dengan kedalaman 1720-
1730 m dan dilakukan evaluasi terhadap lapisan F.
Bulan Agustus 1996 dilakukan rigged up dan pemasangan packer pada
kedalaman 1695 m. Sumur berubah metode produksi menjadi pengangkatan
buatan menggunakan pompa dan berproduksi dengan sistem commingle pada
lapisan C1 (1301-1307, 1315-1318, 1324-1335,5) m dan lapisan F (1720-1730) m.
Bulan Mei 1997 lapisan F dilakukan swabbed test selama 7 hari dan menghasilkan
air 1490 bbl dan minyak 10 bbl.
Bulan Oktober 1997 dilakukan penggantian pompa dan sumur berproduksi
kembali. Bulan Januari 1998 sumur ditutup sementara, namun tidak ada riwayat
yang jelas mengenai penyebab penutupan sumur. Bulan Mei 2006 plunger
tersangkut saat dilakukan penggantian pompa dan tidak berhasil dikeluarkan
sehingga sumur ditutup sementara.
Bulan Juni 2006 dilakukan perforasi pada Lapisan “D” dengan kedalaman
1423-1425 m. Sumur beroperasi dengan produksi berasal dari lapisan C1 (1301-
1307, 1315-1318, 1324-1335,5) m, lapisan F (1720-1730) m, dan Lapisan “D”
(1423-1425) m secara commingle.
Bulan Agustus 2006 dilakukan penggantian pompa dan plunger tersangkut.
Plunger berusaha dikeluarkan namun tidak berhasil sehingga sumur ditutup
19

sementara. Bulan Desember 2008 dilakukan perforasi pada lapisan E dengan


kedalaman 1546-1547,5 m. Setelah perforasi dilakukan sumur ditutup sementara
dan dilakukan swabbed test pada bulan Januari 2009 selama 12 jam dan ditutup
sementara.
Sumur TA-18 diaktifkan kembali pada bulan Februari 2009 dan berproduksi
secara commingle pada lapisan C1 (1301-1307, 1315-1318, 1324-1335,5) m,
lapisan F (1720-1730) m, Lapisan “D” (1423-1425) m dan lapisan E (1546-
1547,5) m. Pada bulan Maret 2009 dilakukan penggantian pompa namun mesin
pompa mengalami gangguan pada bulan April 2009 dan dihentikan pada bulan
Mei 2009 sehingga sumur ditutup sementara untuk mengecek kerusakan pada
pompa.
Profil sumur TA-18 dapat dilihat pada Gambar 2.9. dan riwayat sumur
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A.

Gambar 2.9.
Profil sumur TA-18 Lapangan “T” 11
20

2.4.3. Sejarah sumur TA-22


Sumur TA-22 dilakukan pengeboran sedalam 1923 m dan diselesaikan pada
bulan Maret 1975 dengan produksi dari lapisan J yang diperforasi pada kedalaman
1805-1810 m secara sembur alam.
Pada bulan September 1985 dilakukan penggantian metode produksi yang
semula berupa sembur alam menjadi sucker rod pump. Bulan September 1987
sumur ditutup sementara karena terjadi problem kepasiran. Problem kepasiran
diatasi dengan cara squeezed cementing pada bulan April 1988 dan dilakukan
perforasi ulang pada lapisan J dengan kedalaman 1805-1810 m dan menambah
perforasi dengan kedalaman 1789-1802 m.
Bulan Juni 1988 sumur ditutup sementara karena harga water cut mencapai
100%. Bulan Maret 1989 lapisan J diisolasi dengan packer pada kedalaman 1735
m. Kemudian dilakukan perforasi pada lapisan F dengan kedalaman 1671-1674,5
m dan berproduksi kembali.
Bulan Agustus 1989 dilakukan penambahan perforasi pada lapisan F dengan
kedalaman 1638-1642 m. Bulan Januari 1990 dilakukan perforasi pada lapisan
C2, Lapisan D, dan menambah perforasi di lapisan F. Lapisan C2 diperforasi
dengan kedalaman 1381-1383 m dan 1388-1391 m. Lapisan “D” diperforasi
dengan kedalaman 1433,5-1436,5 m. Lapisan F ditambahkan perforasi dengan
kedalaman 1643-1646 m. Ketiga lapisan tersebut diproduksikan secara commingle
sampai bulan Juli 1997.
Bulan September 1999 ditambahkan perforasi pada lapisan C2 dengan
kedalaman 1365-1375 m dan dilakukan perforasi pada lapisan C1 dengan
kedalaman 1348-1352,5 m. Bulan Oktober 1999 lapisan F dengan kedalaman
1671-1674,5 m diisolasi dan metode produksi berubah dari sucker rod menjadi
pengangkatan buatan dengan pompa konvensional secara commingle pada lapisan
C1 (1348-1352,5) m, lapisan C2 (1365-1375, 1381-1383, 1388-1391) m, Lapisan
“D” (1433,5-1436,5) m, lapisan F (1638-1642, 1643-1646) m.
Bulan Februari 2000 sumur ditutup sementara karena menghasilkan water
cut sebesar 66,7% tanpa ada produksi minyak dan gas. Bulan Mei 2005 dilakukan
penggantian pompa dan sumur berproduksi kembali. Sumur berproduksi sangat
21

kecil pada bulan Maret 2009 sebesar 0,003 minyak dan air 0,15 bbl sehingga
sumur ditutup sementara. Profil sumur TA-22 dapat dilihat pada Gambar 2.10.
dan riwayat sumur selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A.

Gambar 2.10.
Profil Sumur TA-22 Lapangan “T” 11)
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

Metode untuk menghitung estimasi cadangan suatu reservoir dapat


dikategorikan dalam dua bagian, yaitu berdasarkan karakteristik reservoir dan
berdasarkan prilaku produksi reservoir (reservoir production performance).
Estimasi cadangan reservoir berdasarkan karakteristik reservoir dapat dilakukan
dengan metode volumetrik, sedangkan estimasi cadangan reservoir berdasarkan
prilaku produksi reservoir dapat dilakukan dengan menggunakan metode Decline
Curve.
Metode Decline Curve adalah salah satu Metode yang dapat digunakan untuk
menghitung cadangan minyak sisa atau gas dari suatu reservoir yang telah
mengalami penurunan produksi dan tidak mengalami perubahan pada Metode
produksinya. Selain itu Metode ini dapat dipakai untuk memperkirakan besarnya
produksi minyak atau gas pada suatu waktu tertentu, serta sebagai bahan untuk
analisa pengembangan lapangan. Penggunaan Metode ini memerlukan data-data
produksi per-sumur ataupun produksi kumulatif per-reservoir sepanjang masa
produksi reservoir tersebut, sedangkan data pendukung antara lain adalah jumlah
cadangan awal minyak atau gas ditempat, data biaya operasional lapangan, harga
minyak, dan pajak produksi untuk perhitungan economic limit rate-nya.

3.1. Penentuan Jumlah Minyak Mula-mula ditempat (Original Oil in Place –


OOIP)
Pada mulanya hidrokarbon terbentuk dari bahan organik pada batuan induk
(source rock). Karena proses penekanan maka hidrokarbon pada batuan induk
tersebut berpindah ke batuan induk (reservoir rock) yang selanjutnya akan
bermigrasi melalui jalur migrasi (carrier rock) ke suatu perangkap (trap). Pada
lapisan atas perangkap reservoir ini terdapat batuan penyekat (cap rock), sehingga
dapat dikatakan dengan kondisi tersebut diatas maka hidrokarbon tersebut tidak
dapat lagi berpindah kecuali ada energi luar yang melakukannya.

22
23

Original Oil in Place adalah jumlah total hidrokarbon mula-mula yang


terperangkap dalam reservoir, baik yang bisa diproduksikan maupun yang tidak
dapat diproduksikan. Gambar 3.1. menunjukkan akumulasi minyak pada
perangkap antiklin.

Gambar 3.1.
Akumulasi Minyak dan Gas Bumi pada Perangkap Antiklin 7)

Besarnya cadangan minyak mula-mula ditempat untuk suatu reservoir


minyak dapat ditentukan dengan persamaan Volumetrik dimana Vb dalam satuan
acre-ft, sebagai berikut :
Vb x  avg x (1  Swi avg )
OOIP = 7758 ……………................…………(3-1)
B oi

Keterangan:
OOIP = Jumlah minyak mula-mula ditempat, STB.
7758 = Konversi satuan, dari Acre-feet ke Bbl.
Vb = Volume bulk batuan, Acre-feet.
 avg = Porositas rata-rata, fraksi.
Swiavg = Saturasi air mula-mula rata-rata, fraksi.
Boi = Faktor Volume Formasi minyak mula-mula, Bbl/STB.
24

3.1.1. Penentuan Recovery Factor pada saat Volumetrik


Recovery Factor adalah perbandingan antara jumlah minyak yang dapat
diproduksikan dengan jumlah minyak mula-mula ditempat dalam suatu reservoir.
Recovery Factor pada saat volumetrik dapat dihitung dengan Metode JJ. Arps
berdasarkan tenaga pendorong reservoirnya.

3.1.1.1. Recovery Factor dengan Tenaga Pendorong Water Drive


Untuk reservoir jenis water drive, energi pendesakan yang mendorong
minyak untuk mengalir berasal dari air yang terperangkap bersama-sama dengan
minyak pada batuan reservoirnya.

Gambar 3.2.
Water Drive Reservoir 5)

Apabila dilihat dari terbentuknya batuan reservoir water drive, air merupakan
fluida pertama yang menempati pori-pori reservoir. Tetapi dengan adanya migrasi
minyak maka air yang berada dalam pori batuan tersingkir dan digantikan oleh
minyak.
Reservoir dengan tenaga pendorong water drive memiliki karakteristik
sebagai berikut :
 Penurunan tekanan sangat pelan atau relatif stabil. Penurunan tekanan
yang kecil pada reservoir disebabkan volume produksi yang ditinggalkan
digantikan oleh sejumlah air yang masuk ke zona minyak.
 Perubahan gas oil ratio selama produksi kecil, sehingga dapat dikatakan
bahwa gas oil ratio reservoir mendekati konstan.
 Harga water cut naik tajam karena mobilitas air yang besar.
25

Hubungan antara tekanan, produksi minyak, gas oil ratio, dan water cut dengan
waktu apabila diplot akan membentuk grafik seperti pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3.
Grafik Hubungan Tekanan, Laju Alir Minyak, GOR. Water Cut
versus waktu pada Water Drive Reservoir 5)

Pada awal tahun terlihat adanya peningkatan produksi minyak yang terjadi secara
bertahap. Bersamaan dengan hal tersebut, tekanan reservoir akan mengalami
penurunan secara perlahan (adanya fluida menempati ruang pori dari minyak yang
telah diproduksikan) sampai batas tekanan gelembung (P<Pb). Kemudian selang
beberapa waktu air berekspansi secara cepat dan GOR yang diproduksikan
kepermukaan terdapat sisa yang rendah.
Recovery factor untuk reservoir dengan tenaga pendorong water drive dapat
dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :
0,0770 0,2159
 Φ (1  Sw)   k μ wi 
0,0422

  0,193  Pi 
RF  54,898   Sw   ….…(3-2)
 Boi   μ oi   Pa 
Keterangan :
RF = Recovery Factor, fraksi.
Φ = Porositas, fraksi.
Sw = Saturasi air, fraksi.
Boi = Faktor volume minyak mula-mula, bbl/STB.
k = Permeabilitas, mD.
µwi = Viskositas air formasi mula-mula, cp.
26

µoi = Viskositas minyak mula-mula, cp.


Pi = Tekanan reservoir mula-mula, psi.
Pa = Tekanan abandon, psi.

3.1.1.2. Recovery Factor dengan Tenaga Pendorong Solution Gas Drive


Reservoir solution gas drive memiliki tenaga pendorong berasal dari gas
yang terbebaskan dari minyak karena adanya perubahan fasa pada hidrokarbon
yang semula merupakan fasa cair menjadi fasa gas selama penurunan tekanan
reservoir. Gas yang semula larut dalam zona minyak kemudian terbebaskan lalu
mengembang dan mendesak minyak kemudian gas dan minyak terproduksi secara
bersamaan.
Setelah sumur selesai dibor menembus reservoir dan produksi minyak
dimulai, maka akan terjadi suatu penurunan tekanan di sekitar lubang bor.
Penurunan tekanan ini akan menyebabkan fluida mengalir dari reservoir menuju
lubang bor melalui pori-pori batuan. Penurunan tekanan di sekitar sumur bor akan
menimbulkan terjadinya fasa gas. Pada saat awal, karena saturasi gas tersebut
masih kecil (belum membentuk fasa yang kontinyu), maka gas tersebut
terperangkap pada ruang antar butiran batuan reservoirnya. Tetapi setelah tekanan
reservoir tersebut cukup kecil dan gas sudah terbentuk banyak, maka gas tersebut
turut serta terproduksi ke permukaan.

.
Gambar 3.4.
Solution Gas Drive Reservoir 5)
27

Pada awal produksi, gas yang dibebaskan dari minyak masih terperangkap
pada sela-sela pori batuan, maka gas oil ratio produksi akan lebih kecil jika
dibandingkan dengan gas oil ratio reservoir. Gas oil ratio produksi akan
bertambah besar bila gas pada saluran pori-pori tersebut mulai bisa mengalir dan
hal ini akan terus-menerus berlanjut hingga tekanan menjadi rendah. Bila tekanan
telah cukup rendah, maka gas oil ratio akan menjadi berkurang sebab volume gas
di dalam reservoir tinggal sedikit. Dalam hal ini gas oil ratio dan produksi gas
pada reservoir memiliki harga yang hampir sama
Reservoir dengan tenaga pendorong solution gas drive memiliki karakteristik
sebagai berikut :
 Penurunan tekanan reservoir yang tajam.
 Sedikit atau bahkan tidak ada air yang diproduksi bersama minyak selama
umur produksi.
 Produksi minyak turun dengan cepat.
 Gas oil ratio mula-mula rendah kemudian naik dengan cepat akibat
terbebaskannya sejumlah gas dari minyak sampai maksimum, kemudian
turun dengan tajam.
Hubungan antara tekanan, produksi minyak, GOR, dengan waktu apabila diplot
akan membentuk sebuah grafik seperti pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5.
Grafik Hubungan antara Laju Alir Minyak, Tekanan, GOR versus Waktu
pada Solution Gas Drive Reservoir 5)
28

Recovery factor untuk reservoir dengan tenaga pendorong solution gas drive
dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :
0,0979
 Φ(1  Sw)   k 
0.,611 0,1744

   Pb 
RF  41,815   Sw 0,3722   …....…....(3-3)
 Bob   μ ob   Pa 
Keterangan :
RF = Recovery Factor, fraksi.
Φ = Porositas, fraksi.
Sw = Saturasi air, fraksi.
Bob = Faktor volume formasi minyak di bawah tekanan gelembung,
bbl/STB.
k = Permeabilitas, mD.
µob = Viskositas minyak di bawah tekanan gelembung, cp.
Pb = Tekanan gelembung, psi.
Pa = Tekanan abandon, psi.

3.1.2. Estimated Ultimated Recovery pada saat Volumetrik


Apabila harga recovery factor telah diketahui maka dapat diperkirakan
jumlah cadangan minyak yang mungkin dapat diproduksikan (Estimated
Ultimated Recovery). Estimated Ultimated Recovery (EUR) pada saat volumetrik
dapat dihitung :
EUR = OOIP x RF…………….......……………….......…………...(3-4)
Keterangan :
EUR = Estimated Ultimate Recovery, STB.
OOIP = Jumlah minyak mula-mula di tempat, STB.
RF = Recovery factor pada saat volumetrik, fraksi.

3.2. Penentuan Economic Limit Rate (qlimit)


Economic Limit Rate (qlimit) adalah laju produksi minimal dimana jumlah
penghasilan yang diterima dari hasil penjualan produksi akan sama dengan jumlah
biaya yang diperlukan untuk menghasilkan produksi tersebut. Sumur produksi
akan ditinggalkan pada saat biaya untuk memproduksikan lebih besar dari
29

keuntungan yang diperoleh. Kerugian secara ekonomi akan terjadi jika tetap
melanjutkan produksi dibawah economic limit. Dasar estimasi cadangan dengan
Decline Curve terletak pada besarnya economic limit karena menentukan umur
produksi dan jumlah cadangan minyak yang akan diproduksikan.
Secara matematis menurut Thompson. R. S.(1985) , qlimit dapat dirumuskan :
(OPC ) (WI )
qlimit (STB/hari) = ..................................(3-5)
(30,4) (1  PTR) ( SP) ( NRI )
Keterangan:
qlimit = Economic limit rate, STB/hari.
OPC = Monthly Operating Cost, (Rp/bulan).
WI = Working Interest, fraksi.
PTR = Production Tax Rate, fraksi.
SP = Sales Price, Rp/Bbl.
NRI = Net Revenue Interest, fraksi.
= WI (1-RI)
30,4 = Konversi satuan waktu dari bulan ke hari.

Biaya operasional (operating cost) merupakan biaya yang dikeluarkan baik


sehubungan dengan adanya operasi produksi (variable cost) maupun biaya yang
pasti dikeluarkan oleh perusahaan berupa administrasi umum yang tidak
berpengaruh terhadap besar kecilnya produksi (fixed cost). Contoh biaya operasi
yang termasuk dalam variable cost adalah lifting cost, HSE, production tools dan
equipment maintenance, gaji pegawai non staf dan sebagainya. Contoh biaya
operasi yang termasuk dalam fixed cost adalah general administration, yaitu
meliputi finance & administration : audit, perpajakan, sewa kantor; technical
services : pengadaan dan servis alat telekomunikasi & komputer; transportation
cost : pengadaan, servis dan bahan bakar mobil kantor; salary & personal
expenditure : gaji pegawai (staf), biaya training dan menyekolahkan pegawai;
community development : pembangunan fasilitas umum.
Apabila kepemilikan perusahaan dimiliki oleh satu orang/pihak maka harga
WI = 1 (100%), bila kepememilikan bersama maka harga WI tergantung dari
kepemilikan yang besarnya berdasarkan kesepakatan dari pemilik saham.
30

Production Tax Rate (PTR) adalah pajak yang diberikan kepada pemerintah.
Pajak adalah salah satu sumber pendapatan pemerintah. Pemerintah mengambil
bagiannya dari hasil produksi minyak dan gas bumi melalui pajak yang dikenakan
terhadap semua pemasukan kontraktor yang didapat dari usahanya tersebut.
Sistem perpajakan yang dibuat oleh pemerintah dimaksudkan untuk
memaksimalkan pendapatan pemerintah.
Harga minyak mentah (sales price) Indonesia tergantung dari harga pasar
minyak mentah dunia. Harga tersebut merupakan harga penjualan dengan sistem
FOB (free on board), yang berarti harga minyak sesuai dengan harga minyak yang
masuk ke Tanker. Harga ini akan naik apabila menggunakan sistem penjualan CIF
(cost in freight) yang berarti minyak sampai di negara pembeli dan harganya
menyesuaikan dengan regulasi yang berlaku atau kesepakatan antara kedua belah
pihak. Harga minyak mentah dipengaruhi oleh oAPI, semakin besar harga oAPI
suatu minyak maka minyak tersebut semakin ringan dan harganya semakin mahal.
Net Revenue Interest (NRI) didefinisikan sebagai perkalian antara working
interest dengan (1-royalty interest). Royalty Interest diberikan kepada pemerintah
berdasarkan peraturan perundangan sebagai pemilik lahan atau area yang
digunakan.

3.3. Produksi Kumulatif Aktual (Np)


Produksi kumulatif aktual (Np) adalah jumlah minyak yang telah
diproduksikan sampai waktu (t).

3.4. Alokasi Produksi dari Commingle Completion dengan Metode


Kapasitas Aliran (KH)
Pada dasarnya lapisan reservoir yang berlapis (multi layer) dapat
diproduksikan secara bersama-sama. Pola produksi ini dikenal dengan sebutan
”Commingle Completion”. Contoh sumur yang berproduksi menggunakan sistem
commingle completion dapat dilihat pada Gambar 3.6.
31

Gambar 3.6.
Commingle Completion dengan Single Tubing Dual Packer 4)

Perhitungan produksi dengan Decline Curve dari suatu sumur berlapis dapat
dilakukan dengan alokasi produksi dari masing-masing lapisan yang ada pada
reservoir. Salah satu Metode pengalokasian produksi adalah dengan Metode
kapasitas aliran (kh).
Metode kapasitas aliran (kh) didasarkan atas besarnya kapasitas aliran,
dimana besarnya kontribusi masing-masing lapisan ditentukan berdasarkan
besarnya permeabilitas dan ketebalan masing-masing lapisan. Perhitungan
besarnya kontribusi aliran dari masing-masing lapisan berdasarkan asumsi :
 Alirannya radial dengan jari-jari pengurasan (re) yang sama.
 Draw down pressure (Pr – Pwf) pada tiap lapisan adalah sama.
 Faktor volume formasi dari minyak (Bo) dan viskositas minyak (μo)
adalah sama.
 Skin faktor (S) diabaikan.
Atas dasar asumsi-asumsi diatas maka persamaan Darcy untuk sistem aliran
radial dapat digunakan sebagai dasar perhitungan alokasi aliran dengan Metode
kapasitas aliran (kh) sebagai berikut:
k h  Pr  Pwf 
qo  7,08  10 3 ..................................................... ....(3-6)
 o Bo Ln re rw 
32

Keterangan:
qo = Laju alir minyak, BOPD
k = Permeabilitas batuan, mD
h = Ketebalan lapisan, feet
Pr = Tekanan reservoir, psi
Pwf = Tekanan alir dasar sumur, psi
o = Viskositas minyak, cp
Bo = Faktor volume formasi minyak, bbl/Stb
re = Jari-jari pengurasan sumur, feet
rw = Jari-jari lubang sumur, feet

Metode produksi dengan commingle completion hanya mencatat satu nilai


laju alir dari beberapa lapisan, jika diasumsikan ada 3 lapisan dari satu sumur
maka perhitungan laju alir dari masing-masing lapisan dapat ditulis dengan
persamaan-persamaan berikut:
qtotal  q1  q2  q3 ......................................................................... ....(3-7)
Dari Persamaan (3-6), maka dapat dilakukan penjumlahan kedalam persamaan (3-
7), sebagai berikut:

k total htotal ( Pr  Pwf ) k1 h1 ( Pr  Pwf ) k 2 h2 ( Pr  Pwf ) k 3 h3 ( Pr  Pwf )


   ... ....(3-8)
 o Bo ln  re r   o Bo ln  re r   o Bo ln  re r   o Bo ln  re r 
 w  w  w  w

ktotal x htotal = k1. h1 + k2 . h2 + k3. h3 ................................................. ....(3-9)

Berdasarkan Persamaan (3-8), dapat dibuat persamaan kontribusi aliran


sebagai berikut:
qn k h
FC   n n n ........................................................................ ..(3-10)
 k i hi
qtotal
i 1

Jadi, untuk menghitung kontribusi aliran untuk lapisan 1 dapat dilakukan dengan
persamaan berikut:
33

k1 h1
q1  qtotal n
.............................................................................. ..(3-11)
k h
i 1
i i

Keterangan : FC = Kontribusi aliran, fraksi

3.5. Metode Decline Curve


Metode Decline Curve merupakan salah satu Metode untuk memperkirakan
besarnya cadangan minyak sisa berdasarkan data–data produksi setelah selang
waktu tertentu. Perkiraan cadangan kumulatif dan cadangan sisa dengan
menggunakan Metode ini didasarkan pada data produksi. Syarat penggunaan
Metode Decline Curve adalah :
1. Adanya grafik penurunan produksi.
2. Tidak ada penutupan sumur dalam waktu yang lama.
3. Tidak ada penggantian Metode produksi.
4. Sumur berproduksi dalam jumlah yang konstan
Penurunan laju produksi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor,
diantaranya mekanisme pendorong reservoir, tekanan, sifat fisik batuan dan fluida
reservoir. Pada dasarnya perkiraan jumlah cadangan minyak sisa menggunakan
Metode Decline Curve adalah memperkirakan hasil ekstrapolasi (penarikan garis
lurus) yang diperoleh dari suatu kurva yang dibuat berdasarkan plotting antara
data produksi atau produksi kumulatif terhadap waktu produksinya. Beberapa
macam tipe grafik yang dapat digunakan untuk peramalan cadangan dan produksi
hidrokarbon adalah :
1. Laju produksi terhadap waktu (q vs t).
2. Laju produksi terhadap produksi kumulatif (q vs Np).
3. Persen minyak terhadap produksi kumulatif (% oil vs Np).
4. Produksi kumulatif gas terhadap produksi kumulatif minyak (Gp vs Np).
5. Tekanan reservoir terhadap waktu (P vs t).
6. P/Z vs produksi kumulatif (untuk reservoir gas).
34

Grafik yang umum digunakan adalah tipe pertama (q vs t) dan kedua (q vs Np)
dimana keduanya memberikan pendekatan grafis yang dinamakan Decline Curve ,
seperti terlihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7.
Grafik q vs t pada Analisa Decline Curve 6)

Kurva penurunan (Decline Curve) terbentuk akibat adanya penurunan


produksi yang disebabkan adanya penurunan tekanan statis reservoir seiring
dengan diproduksikannya hidrokarbon. Para ahli reservoir mencoba menarik
hubungan antara laju produksi terhadap waktu dan terhadap produksi kumulatif
dengan tujuan memperkirakan produksi yang akan datang (future production) dan
umur reservoir (future life).
Tahun 1927 R.H. Johansen dan A. L. Bollens menemukan Metode Loss Ratio
untuk memperkirakan future performance dan future life. Penggunaan Metode ini
berkembang baik dan dijadikan dasar oleh ahli-ahli reservoir di tahun-tahun
berikutnya. Tahun 1935, S.J. Pirson mengemukakan klasifikasi Decline Curve
atas dasar Metode Loss Ratio menurut analisa matematik menjadi tiga tipe, yaitu :
Exponential Decline Curve , Hyperbolic Decline Curve dan Harmonic Decline
Curve .
Tahun 1944, J. J. Arps mengembangkan Metode Loss Ratio berdasarkan
harga eksponen decline-nya atau lebih dikenal dengan “b”. Harga b berkisar 0
sampai dengan 1. Jika harga b=0 maka disebut sebagai exponential decline, jika
35

harga (0<b<1) maka disebut hyperbolic decline, dan jika harga b=1 disebut
dengan harmonic decline.
Beberapa istilah yang perlu diketahui dalam penggunaan Metode Decline
Curve yaitu rate of decline (D) yang didefinisikan sebagai perubahan dalam laju
relatif dari produksi per-unit waktu, tanda (-) menunjukkan arah slope yang
dihadirkan plot antara laju produksi dan waktu dari kurva logaritma. Menentukan
harga rate of decline menggunakan persamaan dibawah ini :
( )
......................................................................................... ..(3-12)

Definisi dari loss ratio ( a ) adalah fungsi inverse dari rate of decline (D).
Penentuan harga loss ratio menggunakan persamaan dibawah ini :
1 . ............................................................................ ..(3-13)
a
 dq dt  
 q 

q .................................................................................. ..(3-14)
a
 dq 
 dt 

Keterangan : a = Loss ratio, waktu.


dq/dt = Perubahan laju produksi terhadap waktu, BOPD.

Definisi dari eksponen decline (b) adalah fungsi turunan pertama dari loss
ratio. Penentuan harga eksponen decline menggunakan persamaan dibawah ini :
da
b
dt

( )
( ⁄ )

da
b ............................................................................................ ..(3-15)
dt
Keterangan :
b = Eksponen decline.
q = Laju produksi, BOPD.
t = Waktu, hari.
36

3.5.1. Exponential Decline Curve


Exponential Decline Curve disebut juga Geometric Decline atau Semilog
Decline atau Constant Percentage Decline mempunyai ciri khas yaitu penurunan
produksi pada suatu interval waktu tertentu sebanding dengan laju produksinya
(konstan).
Atas dasar hubungan di atas, apabila variabel-variabelnya dipisahkan maka
dapat ditarik beberapa macam hubungan yaitu hubungan antara laju produksi
terhadap waktu dan hubungan laju produksi terhadap produksi kumulatif.

3.5.1.1. Hubungan Laju Produksi terhadap Waktu


Kurva penurunan yang konstan ini hanya diperoleh bila eksponen decline
adalah nol (b=0). Maka pada exponential decline ini digunakan penggunaan limit
sebagai rumusan matematis (differensiasi fungsi eksponensial), sehingga akan
diperoleh :
n
 m
e  Lim 1    Lim1  b  ................................................... ..(3-16)
m 1/ b
n 
 n b 0

Keterangan : m = Di.t
1
n =
b
Harga m dan n diatas disubstitusikan kepersamaan (3-17), sehingga menjadi :
1
 b
 D .t 
Lim 1  i   e Di .t ....................................................................... ..(3-17)
  1 
1
b  
 b 

Secara matematis bentuk kurva penurunannya menjadi sebagai berikut :


q  qi e  Di .t ........................................................................................ ..(3-18)
Keterangan :
q = Laju produksi pada waktu t, BOPD.
qi = Laju produksi minyak pada saat terjadi decline (initial), BOPD.
Di = Initial nominal decline rate, fraksi/waktu.
t = Waktu, hari.
e = Bilangan logaritma (2,718).
37

Persamaan (3-18) merupakan persamaan untuk menentukan besarnya initial


nominal decline rate (Di) :
q  qi e  Di .t
q
ln  Di t
qi
q 
ln  
Di   i  ................................................................................... ..(3-19)
q
t
Hubungan antara Di dan De ditunjukkan pada persamaan dibawah ini
sebagai contoh diambil waktu pada periode t (misal 1 tahun) dan besar q adalah
sama sehingga persamaan (3-18) dan (3-19) dapat disederhanakan menjadi :
q = q
 Di t
qi .e = qi – qi.De ....................................................................... ..(3-20)

qi .e  Di = qi (1 – De)
Initial Nominal decline rate merupakan fungsi dari effective decline rate,
sehingga:
Di = - ln (1 – De) .............................................................................. ..(3-21)
Effective decline rate sebagai fungsi dari initial nominal decline rate:
De = 1 – e-Di .................................................................................... ..(3-22)
Persamaan (3-18) akan membentuk suatu kurva linier apabila laju produksi
diplot terhadap waktu pada kertas semi log dengan kemiringan konstan sebesar Di,
seperti terlihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8.
Hubungan Laju Produksi Terhadap Waktu pada Exponential Decline 6)
38

3.5.1.2. Hubungan Laju Produksi terhadap Produksi Kumulatif


Penentuan besarnya kumulatif produksi minyak pada setiap waktu dapat
dilihat dalam persamaan dibawah :
t
Np   q dt ....................................................................................... ..(3-23)
0

Mensubstitusikan persamaan (3-18), untuk harga q :

Np   qi e Di t dt

Mengintegralkan,
t
q
Np  i e  Dit
 Di 0

Np 
qi
 Di

e  Dit  e 0 
Sehingga menghasilkan :
qi  qi e  Dit
Np 
Di

Dimana q  qi e Dt

qi  q
Np  ....................................................................................... ..(3-24)
Di
Besarnya cadangan pada waktu limit (tl) dapat dicari dengan
mengekstrapolasi garis lurus sampai batas economic limit rate (qlimit) atau dihitung
menggunakan persamaan :
qi  qlimit 
Npt→limit  .......................................................................... ..(3-25)
Di
Besarnya harga nominal decline rate dapat dihitung dari slope kemiringan
grafik, yaitu :
qi  q
Di   tan  ........................................................................... ..(3-26)
Npt  limit

Lamanya waktu produksi sampai qlimit dapat dihitung dengan Persamaan (3-
18) yaitu :
39

qlimit  qi . e  Di .tl
ln( qi / qlimit )
t limit  .............................................................................. ..(3-27)
Di
Nilai Di disubstitusi dari persamaan (3-27) sehingga diperoleh persamaan :
N ptlimit qi
t limit  ln .................................................................... ..(3-28)
qi  qlimit  ql

Persamaan (3-25) akan memberikan grafik garis lurus bila laju produksi (q)
diplot terhadap produksi kumulatif (Np) pada kertas skala kartesian seperti terlihat
pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9.
Hubungan Laju Produksi terhadap Produksi Kumulatif
pada Exponential Decline 6)

3.5.2. Hyperbolic Decline Curve


Hyperbolic Decline Curve adalah suatu tipe kurva dimana harga loss ratio (a)
mengikuti deret hitung, sehingga turunan pertama loss ratio terhadap waktu yaitu
eksponen decline (b) mempunyai harga konstan atau relatif konstan.

3.5.2.1. Hubungan Laju Produksi terhadap Waktu


Tipe ini dikatakan sebagai hyperbolic decline mempunyai harga (b>0, b≠1).
Persamaan hyperbolic decline dapat diuraikan seperti dibawah ini :
dq / dt
Di  K .q b  
q
dq
K qb = 
q dt
40

dq dq
K=  b
  b 1
q q dt q dt
Keterangan : K = konstanta
Untuk kondisi awal :
Di dq
K b
=  b 1 ........................................................................... ..(3-29)
qi q dt
Lalu mengintegralkan persamaan (3-29) :
t t q
Di dq
0 qib .dt   q q b1
i

tq
Di t
b
qi
  
qi
q (b 1) dq

t q
Di t 1
  q (b 1)1dq
b
qi qi
 (b  1)  1

Di t 1 b
 q qtqi b.Di .t b
 qt  qi
b

qib b b
qi

b.Di .t 1 1
b
 b b
qi qt qi
Kedua ruas dikali qib
b
qi
b Di t  b
-1
qt
b
q 
1+ b Di t =  i 
 qt 
q
a x = n ; a = n1/x (1 + b Di t)1/b = i
qt
Sehingga diperoleh persamaan umum Metode Decline Curve adalah :
1

q  qi (1  b.Di .t ) ............................................................................. ..(3-30)


b

Keterangan :
q = Laju produksi pada waktu t, BOPD.
qi = Laju produksi minyak pada saat terjadi decline (initial), BOPD.
41

b = Eksponen decline (turunan pertama dari loss ratio).


Di = Initial nominal decline rate, fraksi/waktu.
t = Waktu, hari.
Penentuan initial nominal decline rate (Di) dari persamaan (3-30) untuk jenis
hyperbolic Decline Curve sebagai berikut :
1

q  qi (1  b.Di .t ) b

Persamaan di atas dipangkatkan dengan (–b), sehingga persamaannya menjadi :


 1 
 bx 
b
q b  qi (1  b.Di .t )  b 

b
 qi 
   1  b.Di .t 
q 
b
 qi 
   1  b.Di .t
q 
b
 qi 
   1
Di   
q
................................................................................ ..(3-31)
b.t
Plot laju produksi terhadap waktu pada kertas kartesian akan membentuk
suatu kurva hiperbola seperti terlihat pada Gambar 3.10.

Gambar 3.10.
Hubungan Laju Produksi terhadap Waktu
pada Tipe Hyperbolic Decline 6)

Penentuan besarnya effective decline rate (De) yaitu menggunakan


persamaan dibawah ini:
42

qi  q
De  ………………..…..………………….....……...…..….....(3-32)
qi
Hubungan antara Di dan De ditunjukkan pada persamaan dibawah ini sebagai
contoh diambil waktu pada periode t (misal 1 tahun) dan besar q adalah sama
sehingga persamaan (3-30) dan (3-32) dapat disederhanakan menjadi :
q = q
1
qi .(1  b.Di .t ) b
= qi – qi.De ........................................................ ..(3-33)

Dimana t = 1, maka :
1
qi .(1  b.Di ) b
= qi(1 – De)

Persamaan di atas dipangkatkan dengan (-b) pada ruas kiri dan kanan, sehingga
persamaan tersebut menjadi :
 1 x b
(1  b.Di ) b
= (1 – De)-b

(1  b.Di ) = (1 – De)-b

Initial nominal decline rate merupakan fungsi dari effective decline rate,
sehingga:

Di =
1
b
 
1  De b  1 ....................................................................... ..(3-34)
Effective decline rate sebagai fungsi dari initial nominal decline rate :

De = 1  1  b.Di 
1
b ...................................................................... ..(3-35)

3.5.2.2. Hubungan Laju Produksi terhadap Produksi Kumulatif


Harga kumulatif produksi pada hyperbolic decline didapat dari
mengintegrasikan persamaan rate – waktu :
t
Np   qdt . ............................................................................................. ..(3-36)
0

Mensubstitusikan persamaan (3-30), untuk harga q :


t
Np   qi (1  bDi .t ) 1 / b dt
0

Integralkan (b  1 ), menjadi :
43

1
1 qi  1
Np  (1  b.Di t ) b
t

1 b.Di 0
 1
b
Lalu disederhanakan menjadi :
1b
b qi t
Np  (1  b.Di t ) b
b  1 (b.Di ) 0

qi  1b

Np  1  b.D t  b  1

(b  1) Di
i

Kemudian mensubstitusikan qib.qi1-b untuk qi, menjadi :


qib .qi1b  1b

Np  1  b.D t  b  1

(b  1) Di
i

Memindahkan qi1-b ketanda kurung:


qib  1b 1b
1b

Np  qi (1  b.Di t )  qi 
b
(b  1) Di  
Persamaan ax.bx = (ab)x, dan axy= (ax)y

qib  1 1b
  
Np  qi (1  b.Di t ) b   qi1b 
(b  1) Di   
 
1

dimana harga q  qi (1  b.Di .t ) b

Np 
qib
(b  1) Di

q1b  qi1b  ............................................................. .(3-37)

Mengalikan dan membagi persamaan (3-37) dengan (-1), sehingga hasil


persamaan kumulatif produksi untuk hyperbolic decline adalah :

Np 
qi b
(1  b) Di
 
qi1b  q1b ............................................................... ..(3-38)

Lamanya waktu produksi sampai batas economic limit rate (tl) dapat diperoleh
dari persamaan (3-30) yaitu :
1

q  qi (1  b.Di .t ) b
b
 qi 
  1
 qlimit 
t limit  ............................................................................. ..(3-39)
b.Di
44

Nilai Di dapat disubstitusi dari persamaan (3-38) sehingga diperoleh persamaan :


b
 qi 
  1
1  b N ptlimit  qi 
1b
q 
t limit     limit 
.................................... ..(3-40)
b qi q   qi 
1b
 limit    1
q 
 limit 

3.5.3. Harmonic Decline Curve


Harmonic Decline Curve merupakan bentuk khusus dari hyperbolic Decline
Curve dimana harga eksponen declinenya sama dengan 1. Seperti dua tipe
sebelumnya, hubungan laju produksi terhadap waktu dan hubungan laju produksi
terhadap produksi kumulatif juga dapat diperoleh dari tipe decline ini.

3.5.3.1. Hubungan Laju Produksi terhadap Waktu


Hubungan laju produksi terhadap waktu secara matematis adalah sama
dengan persamaan (3-30) untuk harga b=1 atau dapat dituliskan sebagai berikut :
1

q  qi (1  b.Di .t ) b
dimana harga b = 1, maka :

qi
q , ..................................................................................... ..(3-41)
1  Di..t
Persamaan (3-41) juga dapat digunakan untuk menentukan initial decline
rate (Di) untuk jenis harmonic Decline Curve , sebagai berikut :
q  qi 1  Di .t 
1

Persamaan di atas dipangkatkan dengan (-1), sehingga persamaannya menjadi :


q 1  qi
1
1  Di .t 
 qi 
   1  Di .t 
q 
 qi 
   1  Di .t
q 
 qi 
   1
Di   
q
................................................................................... ..(3-42)
t
45

Hubungan antara Di dan De ditunjukkan pada persamaan dibawah ini sebagai


contoh diambil waktu pada periode t (misal 1 tahun) dan besar q adalah sama
sehingga persamaan (3-41) dan (3-42) dapat disederhanakan menjadi :
q = q
qi
= qi – qi.De ................................................................... ..(3-43)
1  Di .t 
Dimana t = 1, maka :
qi
= qi(1 – De)
1  Di 
1
= (1 – De)
1  Di 
Initial nominal decline rate merupakan fungsi dari effective decline rate,
sehingga:
De
Di = ..................................................................................... ..(3-44)
1  De
Effective decline rate sebagai fungsi dari initial nominal decline rate :
Di
De = ................................................................................... ..(3-45)
1  Di
Hubungan antara laju produksi terhadap waktu dari persamaan (3-41) jika
diplot pada kertas log-log maka akan diperoleh suatu kurva garis lurus seperti
pada Gambar 3.11.

Gambar 3.11.
Hubungan Laju Produksi terhadap Waktu Pada Harmonic Decline 6)
46

3.5.3.2. Hubungan Laju Produksi terhadap Produksi Kumulatif


Harga kumulatif produksi pada harmonic decline didapat dari
mengintegrasikan persamaan rate – waktu :
t
Np   q.dt
0
t
qi
Np   dt
0
1  Di t
t 1

Np  qi  1  Di t  dt
0

Integralkan variabel yang sama dan menggunakan rumus integral :

x
1
dx  ln x  C

qi
Np  ln (1  Di t ) ,............................................................................(3-46)
Di
q
dimana : (1  Di t )  i
q
sehingga persamaan harmonic decline untuk kumulatif produksi adalah :
qi qi
Np  ln ............................................................................... ..(3-47)
Di q
Plot antara laju produksi terhadap kumulatif produksi dari persamaan (3-47)
pada kertas semilog akan membentuk suatu kurva garis lurus seperti pada
Gambar 3.12.

Gambar 3.12.
Hubungan Laju Produksi terhadap Produksi Kumulatif
pada Harmonic Decline 6)
47

Lamanya waktu produksi sampai batas economic limit rate (tlimit) dapat
dihitung dari persamaan (3-41) yaitu :


q limit  qi 1  Dit limit 
1

qi
q limit

 1  Dit limit 

t limit 
q / q   1 .............................................................................. ..(3-48)
i limit

Di
Nilai Di dari persamaan (3-47) disubstitusikan ke persamaan (3-48), maka
akan diperoleh :

t limit 
q / q   1
i limit

 qi q 
 ln i 
 N pt q 
 limit limit 

t limit 

N ptlimit qi / q limit  1   .................................................................... ..(3-49)

qi ln qi / q limit 
Gambar 3.13. merupakan grafik plot qo vs t dan qo vs Np pada berbagai
tipe skala yaitu skala Coordinate, skala Semilog dan skala Log-log dari ketiga tipe
Decline Curve. Tabel III-1. meringkas pengembangan hubungan untuk tiga tipe
dari kurva decline yang telah didiskusikan.

Gambar 3.13.
Tipe Grafik Antara qo vs t dan qo vs Np
Pada Ketiga Jenis Decline Curve 6)
48

Tabel III-1.
Persamaan Decline Curve 8)
Tipe Decline
Exponential Hyperbolic Harmonic

Decline varies with Decline is directly


Decline is
Characteristic instantaneous rate raised to proportional to the
constant
power “b” instantaneous rate.

Exponen b=0 b > 0, b ≠1 b =1

Rate time  Di .t 1

relationship q  qi .e q  qi (1  bDi t ) b q  qi (1  bDi t ) 1

Rate b
(qi  q ) qi 1b qi  qi 
cumulative Np  Np  (qi  q1b ) Np  ln  
Relationship Di (1  b) Di Di  q 

 qi  q 
Dimensionless q     1 Di t   i   1
Di t  ln  i 
Dt   
Time, tD q
q i q 
b
1
q  q 
b 1 q 
1   i  1   i  ln  i 
  
Dimensionless Np q Np q   b  Np q
   
Production,qD qi t q  qi t  qi 
b
1 b  qi t  qi 
ln  i     1    1
q q  q

3.5.4. Penentuan Tipe Decline Curve


Tipe Decline Curve ditentukan sebelum melakukan perkiraan jumlah
cadangan sisa dan umur dari reservoir yang dikaji berproduksi sampai qlimit.
Berdasarkan nilai b (eksponen decline), penentuan tipe Decline Curve yaitu
menggunakan Metode Loss-Ratio, dan Metode Trial Error and X2-Chisquare
Test.

3.5.4.1. Metode Loss-Ratio


J.J. Arps (1944) mengembangkan teknik ekstrapolasi Decline Curve dengan
menggunakan Metode Loss-Ratio (a). Loss ratio didefinisikan sebagai laju
produksi pada akhir periode waktu produksi dibagi dengan kehilangan produksi
(loss) selama periode tersebut (q/(dq/dt)), yaitu merupakan kebalikan dari decline
49

rate dan disajikan dalam bentuk tabulasi untuk keperluan ekstrapolasi dan
identifikasi jenis Decline Curve.
Langkah-langkah perhitungan eksponen decline (b) dengan Metode Loss
Ratio adalah sebagai berikut:
1. Membuat tabulasi yang meliputi: waktu (t), q (laju alir), dt, dq, a (loss
ratio), da, dan b.
2. Untuk kolom dt (waktu), persamaannya : dt = t0 - t1
3. Untuk kolom dq (bbl/waktu), persamaannya : dqn = q0 – q1
q
4. Untuk kolom a (loss ratio), persamaannya : an = -
 dq 
 
 dt 
5. Untuk kolom da, persamaannya : dan = a2 - a1
da
6. Untuk kolom b, persamaannya : bn =
dt
7. Mengulangi prosedur perhitungan pada langkah 3 sampai langkah 6 untuk
menghitung data-data selanjutnya.
8. Kemudian untuk penentuan jenis kurva decline berdasarkan nilai b yaitu :

b =
b
Jumlah data

3.5.4.2. Metode Trial Error and X2 Chisquare-Test


Metode Trial Error and X2-Chisquare Test yaitu memperkirakan harga q
pada asumsi berbagai macam harga b, dan kemudian menentukan selisih terkecil
dari qactual dengan qforecast yang sudah dihitung sebelumnya. Prosedur
perhitungannya sebagai berikut :
1. Membuat tabulasi yang meliputi: waktu (t), qactual, kemudian qforecast serta Di
dengan berbagai harga b, dan terakhir X2 (selisih antara q actual dengan qforecast).
2. Asumsikan harga b mulai 0 sampai 1 (b = 0 untuk exponential, b = 0,1 – 0,9
untuk hyperbolic, b = 1 untuk harmonic).
3. Menghitung Di dengan perumpamaan :
50

q 
ln  i 
 qt 
 Pada b = 0, hitung Di : Di =
tt
(q i /q t ) b  1
 Pada b = 0.1 – 0.9, hitung Di : D i 
b tt
 qi 
   1
 qt 
 Pada b = 1, hitung Di : Di =
tt
4. Menghitung qforecast yaitu :
 Pada b = 0, hitung qforecast : qn = qi e-Di.t
 Pada b = 0.1 – 0.9, hitung qforecast : qn = qi (1+b Di.t)-1/b
 Pada b = 1, hitung qforecast : qn = qi (1 + Di.t)-1
dimana untuk harga qi = harga qactual, harga Di didapat dari langkah 3 dan
harga dari t = dt.
5. Menghitung X2 (selisih antara qactual dengan qforecast) dengan menggunakan
rumus Chi-Square Test, seperti persamaan dibawah ini:
( fi  Fi ) 2
X2n  ...............................................................................(3-50)
Fi

Keterangan : fi = Data laju produksi observasi (aktual), bbl/waktu.


Fi = Data laju produksi forecast (perkiraan), bbl/waktu.
untuk setiap harga dari :
( fi  Fi ) 2
 b=0 → X2n 
Fi

( fi  Fi ) 2
 b = 0.1 – 0.9 → X2n 
Fi

( fi  Fi ) 2
 b=1 → X2n 
Fi

6. Mengulangi prosedur perhitungan pada langkah 3 sampai langkah 5 untuk


menghitung data-data selanjutnya.
51

7. Menentukan Σ harga X2 yang paling kecil. Harga Σ X2 yang paling kecil


menunjukkan kurva yang paling fit untuk mewakili titik-titik data yang sedang
dianalisa dengan harga :
 Exponential Decline : b=0
 Hyperbolic Decline : b > 0, b ≠ 1
 Harmonic Decline : b =1

3.5.5. Prediksi Laju Produksi Minyak (qo) dan Kumulatif Produksi Forecast
(Npt→limit)
Setelah harga b, Di, dan tipe decline-nya diketahui maka prediksi laju
produksi minyak (qo) dan kumulatif produksi forecast (Npt→limit) dapat dilakukan.
Selanjutnya akan dijelaskan pada sub-bab berikut ini.

3.5.5.1. Prediksi Laju Produksi Minyak (qo)


Prediksi laju produksi minyak (qo) dapat dilakukan dengan memasukkan
harga t yang dinginkan ke dalam persamaan Decline Curve yang sesuai dengan
tipe decline-nya sehingga harga qt dapat dicari. Persamaan untuk menentukan laju
produksi minyak (qo) dapat ditulis sebagai berikut :

Jika Exponential Decline (b = 0) : q  qi e  D .t


i

1

Jika Hyperbolic Decline (b > 0, b ≠ 1) : q  qi (1  b.Di .t ) b

Jika Harmonic decline (b = 1) : q  qi 1  Di .t 


1

Keterangan :
q = Prediksi Laju produksi, Bbl/bulan.
qi = Laju produksi awal pada saat dilakukan analisa decline, Bbl/bulan.
b = Eksponen Decline.
Di = Decline Rate, fraksi/waktu.
t = Umur produksi reservoir, bulan.
52

3.5.5.2. Kumulatif Produksi Forecast (Npt→limit)


Prediksi kumulatif produksi (Npt→limit) sampai batas ekonomisnya dapat
dilakukan dengan persamaan berikut :
qi  ql
Jika Exponential Decline (b = 0) : Npt→limit 
Di

Jika Hyperbolic Decline (b > 0, b ≠ 1) : Npt→limit 


qib
Di (b  1)
qi1b  ql1b  
q q
Jika Harmonic decline (b = 1) : Npt→limit  i ln i
Di ql
Keterangan :
Npt→limit = Kumulatif produksi reservoir sampai batas ekonomis, STB.
qi = Laju produksi awal saat dilakukan analisa decline, Bbl/bulan.
qlimit = Economic limit rate, Bbl/bulan.
b = Eksponen decline.
Di = Decline rate, fraksi/waktu.

3.5.6. Estimasi Cadangan yang Bisa Diproduksikan (Estimated Ultimate


Recovery -EUR)
Estimated Ultimate Recovery (EUR) adalah estimasi ultimate cadangan
minyak yang bisa diproduksikan sesuai dengan teknologi, kondisi ekonomi dan
peraturan-peraturan yang ada pada saat itu dan diproduksikan sampai economic
limit rate (qlimit)-nya.
EUR = Npt + Npt→limit .................................................................................................................(3-51)

3.5.7. Prediksi Umur Produksi


Penentuan umur produksi reservoir dapat dihitung dengan persamaan waktu
sesuai dengan tipe decline-nya. Persamaan untuk menentukan waktu dapat ditulis
sebagai berikut :
ln( qi / ql )
Jika Exponential Decline (b = 0) : t 
Di
53

Jika Hyperbolic Decline (b > 0, b ≠ 1) : t 


q / q   1
i l
b

Di b
qi
1
ql
Jika Harmonic Decline (b = 1) : t 
Di
Keterangan :
t = Umur produksi reservoir, bulan.
qi = Laju produksi awal pada saat dilakukan analisa decline, bbl/bulan.
ql = Economic Limit Rate, bbl/bulan.
b = Eksponen decline.
Di = Decline Rate, fraksi/waktu.

3.5.8. Recovery Factor (RF)


Recovery Factor (RF) adalah perbandingan antara estimated ultimate
recovery (EUR) dengan original oil in place (OOIP).
EUR
RF  x 100 % ....................................................................... ...(3-52)
OOIP

3.5.9. Estimasi Cadangan Minyak Sisa (ERR)


Estimated Remaining Reserve (ERR) adalah cadangan yang masih tertinggal
di reservoir yang dapat diproduksikan dengan teknologi yang ada.
ERR = EUR - Npt…….. ..............................................................................................................(3-53)
Keterangan:
ERR = Estimated Remaining Reserve, STB.
EUR = Estimated Ultimate Recovery, STB.
Npt = Produksi kumulatif pada waktu t, STB.
BAB IV
PERHITUNGAN DAN ANALISA DECLINE CURVE

Penentuan cadangan minyak sisa yang dilakukan pada Lapisan “D”


Lapangan “T” bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai besarnya
cadangan minyak sisa dan umur lapisan. Penggunaan metode Decline Curve
dilakukan karena berdasarkan data produksi telah terjadi penurunan laju produksi
pada lapisan ini. Perhitungan cadangan minyak sisa dengan metode Decline Curve
dilakukan dengan mengambil beberapa asumsi, yaitu :
1. Reservoir bersifat homogen.
2. Penurunan produksi selama suatu waktu tertentu merupakan fraksi yang
konstan dari produksi sebelumnya.
3. Perilaku reservoir di masa mendatang memiliki kesamaan dengan perilaku
reservoir di masa sekarang dan sebelumnya.
4. Tidak terjadi perubahan metode produksi.
Data-data yang diperlukan untuk perkiraan cadangan minyak sisa dengan
metode Decline Curve adalah jumlah cadangan minyak awal di tempat (OOIP),
data laju produksi minyak (qo), kumulatif produksi (Np), waktu produksi (t) dan
data perhitungan economic limit rate (qlimit).

4.1. Penentuan Jumlah Minyak Mula-mula ditempat (OOIP)


Berdasarkan data diketahui bahwa jumlah minyak mula-mula ditempat
(OOIP) pada Lapisan “D” Lapangan “T” adalah 2.938.000 STB.
Recovery Factor dihitung berdasarkan harga sifat fisik batuan dan minyak
pada Tabel II-1 dan Tabel II-2 dengan Metode JJ. Arps. menggunakan
persamaan (3-2) yang merupakan persamaan untuk reservoir water drive :
0,0770 0,2159
 Φ(1  Sw)   k μ wi 
0,0422

   Pi 
RF  54,898   Sw 0,193  
 Boi   μ oi   Pa 

54
55

0,0422 0,0770 0,2159


 0,20 (1  0,40)   70 x 0,24   0,193 655 
 54,898     0,40  
 1,14   1,5   160 
= 30,98 %

Estimated Ultimated Recovery (EUR) volumetrik dihitung menggunakan


persamaan (3-4) :
EUR = OOIP x RF
= 2.938.000 x 30,98 %
= 910.304,53 STB

Kumulatif produksi minyak (Np) Lapisan “D” Lapangan “T” yang sudah
diproduksikan hingga Juli 2009 sebesar 7375,75 STB. Maka, Recovery Factor
(RF) dan cadangan minyak sisa (volumetrik) hingga Juli 2009 :
p i
RFJuli 09 = x 100 %

= x 100 %

= 0,25 %
Cadangan minyak sisa (volumetrik) = EUR (volumetrik) – Np i’

= 910.304,53 – 7.375,75
= 902.928,78 STB

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel IV-1.

Tabel IV-1.
9)
Cadangan Minyak Lapisan “D” Lapangan “T”
Data Reservoir RF EUR Primary Rec.
Zona φ Sw Boi OOIP, STB (Volumetrik), (Volumetrik),
Np, STB RF,% Cad. Sisa, STB
(%) (%) (v/v) % STB

D 20 40 1,14 2.938.000 30,98 910.304,53 7.375,75 0,25 902.928,78


56

4.2. Penentuan Economic Limit Rate


Perhitungan economic limit rate (qlimit) dipengaruhi oleh beberapa parameter,
yaitu :
- Biaya operasional
- Harga minyak per barrel
- Pajak untuk pemerintah

4.2.1. Biaya Operasional Lapangan


Anggaran biaya operasional total tahun 2009 untuk Lapangan “T” sebesar
Rp. 1.337.469.000,-. Jumlah sumur produksi aktif adalah 6 sumur, maka biaya
operasional untuk tiap sumur selama setahun adalah Rp. 222.911.500,- atau Rp
18.575.958,- per bulan.

4.2.2. Harga Minyak


Harga minyak 1 barrel sebesar US$. 113,- dan nilai tukar rupiah untuk 1 US
dollar adalah Rp 8.500,- sehingga harga minyak 1 barrel adalah Rp. 960.500,-

4.2.3. Pajak untuk Pemerintah


Pajak produksi yang dikeluarkan perusahaan untuk pemerintah berdasarkan
data yang diperoleh dari perusahaan sebesar 44% dari jumlah produksi.

4.2.4. Perhitungan Harga Economic Limit Rate


Data yang diperlukan untuk menghitung harga economic limit rate
 Biaya operasional tiap sumur/bulan = Rp. 18.575.958,-
 PTR = 44% = 0,44
 Working Interest (WI) = 1
 Royalty Interest (RI) = 0
 Net Revenue Interest (NRI) = WI (1-RI) = 1
Economic limit dapat dihitung menggunakan persamaan (3-5) :
(OPC ) (WI )
qlimit =
(1  PTR) ( SP) ( NRI )
( Rp.18.575.958,- ) (1 )
=
( 1  0,44 ) ( Rp. 960.500,- ) ( 1 )
= 34,54 BOPM
57

4.3. Pengolahan Data Produksi Lapangan “T”


Berdasarkan data produksi yang diperoleh mulai bulan Maret 1995, terdapat
3 sumur yang berproduksi pada Lapisan “D”. Ketiga sumur tersebut
memproduksikan minyak dari Lapisan “D” dengan lapisan lainnya,yaitu :
 Sumur TA-09 berproduksi dari Lapisan Cb, C1, C2 dan D secara commingle.
 Sumur TA-18 berproduksi dari Lapisan C1, D, E, dan F secara commingle.
 Sumur TA-22 berproduksi dari Lapisan C1, C2, D, dan F secara commingle.

4.3.1. Perhitungan Alokasi Produksi


Metode perhitungan untuk menentukan alokasi produksi dari Lapisan “D”
menggunakan Persamaan (3-11), sebagai contoh perhitungan menggunakan data
laju produksi masing-masing sumur :

Sumur TA-09
Menggunakan data laju produksi bulan Agustus 2001 :
 qo TA-09 (Cb+C1+C2+D) = qtotal = 119,17 BOPM
 kCb = 28,55 mD ; kC1 = 40,58 mD ; kC2 = 34,56 mD ; kD = 72,99 mD
 hCb = 56,10 ft ; hC1 = 13,78 ft ; hC2 = 103,02 ft ; hD = 74,15 ft
Laju produksi Lapisan “D” dari sumur TA-09 yaitu:
( 72,99 x 22 )
qo D = 119,17
(( 72,99 x 22 )  ( 28,55 x 56,10 )  ( 40,58 x13,78 )  ( 34,56 x103,02 ))
qo D = 119,17 x 0,49
= 57,93 BOPM

Sumur TA-18
Menggunakan data laju produksi bulan Juli 2006 :
 qo TA-18 (C1+D) = qtotal = 862,14 BOPM
 kC1= 18,66 mD ; kD= 38,54 mD
 hC1 = 12,47 ft ; hD= 58,73 ft
Laju produksi Lapisan “D” dari sumur TA-18 yaitu :
( 38,54 x 58,73 )
qo D = 862,14
(( 38,54 x 58,73 )  (18,66 x 12,47 ))
58

qo D = 862,14 x 0,47
= 781,77 BOPM

Sumur TA-22
Menggunakan data laju produksi bulan Maret 1995 :
 qo TA-18 (C2+D) = qtotal = 2.387 BOPM
 kC2 = 153,51 mD ; kD= 45,19 mD
 hC2 = 95,47 ft ; hD= 46,92 ft
Laju produksi Lapisan “D” dari sumur TA-22 yaitu:
( 45,19 x 46,92 )
qo D = 2.387
((45,19 x 46,92)  (153,51 x 95,47))
qo D = 2.387 x 0,13
= 301,69 BOPM
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.
Berdasarkan data hasil pengelompokan dan perhitungan alokasi produksi
tersebut kemudian dilakukan plotting laju produksi (qo) vs waktu (t) masing-
masing sumur untuk pemilihan analisa periode produksi dan penentuan tipe
Decline Curve.

4.3.2. Plot Laju Produksi (qo) Vs Waktu (t)


Plotting qo vs t merupakan plot keseluruhan data mulai dari awal sampai
akhir produksi. Keseluruhan data yang menjadi sumber plotting grafik qo vs t
dapat dilihat pada Lampiran C. Hasil plotting berupa grafik aktual qo vs t per
sumur seperti yang terlihat pada Gambar 4.1, Gambar 4.2 dan Gambar 4.3
bertujuan untuk mempermudah pemilihan trend produksi yang selanjutnya akan
dianalisa menjadi peramalan laju produksi dan kumulatif produksi tiap sumur
sampai batas economic limit.
59

Grafik qo versus waktu Sumur TA-09 Lapisan D


qo q limit
1000

100
qo, bopm

10

0,1

waktu, bulan

Gambar 4.1.
Grafik qo vs waktu Sumur TA-09 Lapisan “D” Lapangan ”T”

Grafik qo versus waktu Sumur TA-18 Lapisan D


qo q limit

1000

100
qo, bopm

10

0,1

waktu, bulan
Gambar 4.2.
Grafik qo vs waktu Sumur TA-18 Lapisan “D” Lapangan ”T”
60

Grafik qo versus waktu Sumur TA-22 Lapisan D


qo q limit
1000

100
qo, bopm

10

0,1

waktu, bulan

Gambar 4.3.
Grafik qo vs waktu Sumur TA-22 Lapisan “D” Lapangan ”T”

4.4. Penentuan Cadangan Minyak Sisa dengan Decline Curve


4.4.1. Pemilihan Periode (Trend) Produksi untuk Analisa Decline
Pemilihan periode (trend) untuk analisa Decline dilakukan dengan
menganalisa grafik laju produksi aktual (qo) vs waktu (t) dan riwayat sumur
tersebut. Trend yang akan dipilih harus memenuhi kriteria berikut :
 Tidak ada penutupan sumur dalam waktu lama.
 Tidak ada penggantian metode produksi.
 Adanya grafik penurunan produksi.
 Sumur berproduksi dalam jumlah konstan
Pemilihan trend produksi untuk analisa Decline hanya dapat dilakukan pada
dua sumur yaitu sumur TA-09 dan TA-22. Sumur TA-18 tidak dapat dilakukan
analisa Decline karena sumur tersebut tidak memliki data produksi yang cukup
memadai untuk dianalisa penurunan produksinya.
Berdasarkan kriteria pemilihan trend Decline, sumur TA-09 memiliki
penurunan produksi yang paling memungkinkan untuk dianalisa yaitu bulan
Januari 2009 sampai dengan bulan Juni 2009 seperti yang terlihat pada Gambar
4.4. Sedangkan sumur TA-22 dipilih trend penurunan produksi mulai bulan
61

September 2006 sampai dengan bulan Oktober 2007 seperti yang terlihat pada
Gambar 4.5.

Grafik qo versus waktu Sumur TA-09 Lapisan D


qo q limit trend
1000

100
qo, bopm

10

0,1

waktu, bulan

Gambar 4.4.
Grafik qo vs t untuk Pemilihan Trend Analisa Sumur TA-09 Lapisan ”D”

Grafik qo versus waktu Sumur TA-22 Lapisan D


qo q limit trend
1000

100
qo, bopm

10

0,1

waktu, bulan

Gambar 4.5.
Grafik qo vs t untuk Pemilihan Trend Analisa Sumur TA-22 Lapisan ”D”
62

4.4.2. Penentuan Nilai Eksponen Decline (b)


4.4.2.1. Metode Loss-Ratio
Langkah-langkah perhitungan eksponen decline (b) untuk trend sumur TA-
09 dengan metode loss ratio adalah sebagai berikut :
1. Membuat tabulasi yang meliputi : waktu (t), q, dt, dq, D (rate of decline), a
(loss ratio), da, dan b (eksponen decline).
2. Menghitung kolom dt (bulan), yaitu :
d2 = t1 – t2 = 1-2 = -1
3. Menghitung kolom dq (bbl/bulan), yaitu :
dq2 = q1 – q2 = 188,49 – 197,83 = -9,34
4. Menghitung kolom D, yaitu :
 dq 2   - 9,34 
 
D2 = -  
dt =  - 1
= -0,05
q2 197,83
5. Menghitung kolom a (loss ratio), yaitu :
q2 197,83
a2 = - =- = -21,18
 dq 2    9,34 
   
 dt   1 
6. Menghitung kolom da, yaitu :
da3 = a2 – a3= -21,18 – 0,35 = -21,53
7. Menghitung kolom b (eksponen decline), yaitu :
da  21,53
b3 = - 3 =  = -21,53
dt  1 
8. Mengulangi prosedur perhitungan untuk data-data selanjutnya pada langkah 2
sampai langkah 7. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel IV-2.
Tabel IV-2.
Penentuan Tipe Decline Curve dengan Metode Loss-Ratio
Sumur TA-09 Lapisan D
Waktu qo dt dq
t D=-(dq/dt)/q a=-qo/(dq/dt) da b=-da/dt
(Bulan) (BOPM) (Bulan) (BOPM)
1 Jan-09 188,49
2 Feb-09 197,83 -1 -9,34 -0,05 -21,18
3 Mar-09 51,60 -1 146,23 2,83 0,35 -21,53 -21,53
4 Apr-09 289,15 -1 -237,54 -0,82 -1,22 1,57 1,57
5 May-09 161,45 -1 127,70 0,79 1,26 -2,48 -2,48
6 Jun-09 152,79 -1 8,66 0,06 17,65 -16,38 -16,38
Ʃ 2,81 -38,83
63

9. Menentukan jenis kurva Decline yaitu :

Harga b =
b
jumlah data
 38,83
Harga b = = -6,47
6
Harga b tidak memenuhi syarat ≤ b ≥ 1.

Langkah-langkah perhitungan eksponen decline (b) untuk trend sumur TA-


22 dengan metode loss ratio adalah sebagai berikut :
1. Membuat tabulasi yang meliputi : waktu (t), q, dt, dq, D (rate of decline), a
(loss ratio), da, dan b (eksponen decline).
2. Menghitung kolom dt (bulan), yaitu :
d2 = t1 – t2 = 1-2 = -1
3. Menghitung kolom dq (bbl/bulan), yaitu :
dq2 = q1 – q2 = 78,5 – 74,40 = 3,15
4. Menghitung kolom D, yaitu :
 dq 2   3,15 
 
D2 = -  
dt =   - 1
= 0,04
q2 75,50
5. Menghitung kolom a (loss ratio), yaitu :
q2 75,50
a2 = - =- = -24
 dq 2    3,15 
   
 dt   1 
6. Menghitung kolom da, yaitu :
da3 = a2 – a3= 24 – 18,20 = 5,80
7. Menghitung kolom b (eksponen decline), yaitu :
da 3 5,80
b3 = - = = 5,80
dt  1 
8. Mengulangi prosedur perhitungan untuk data-data selanjutnya pada langkah 2
sampai langkah 7. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel IV-3.
64

Tabel IV-3.
Penentuan Tipe Decline Curve dengan Metode Loss-Ratio
Sumur TA-22 Lapisan D
Waktu q dt dq
t D=-(dq/dt)/q a=-qo/(dq/dt) da b=-da/dt
(Bulan) (BOPM) (Bulan) (BOPM)
1 Sep-06 78,65
2 Oct-06 75,50 -1 3,15 0,04 24,00
3 Nov-06 71,57 -1 3,93 0,05 18,20 5,80 5,80
4 Dec-06 50,33 -1 21,23 0,42 2,37 15,83 15,83
5 Jan-07 76,29 -1 -25,95 -0,34 -2,94 5,31 5,31
6 Feb-07 80,22 -1 -3,93 -0,05 -20,40 17,46 17,46
7 Mar-07 47,19 -1 33,03 0,70 1,43 -21,83 -21,83
8 Apr-07 49,55 -1 -2,36 -0,05 -21,00 22,43 22,43
9 May-07 56,63 -1 -7,08 -0,13 -8,00 -13,00 -13,00
10 Jun-07 44,83 -1 11,80 0,26 3,80 -11,80 -11,80
11 Jul-07 56,63 -1 -11,80 -0,21 -4,80 8,60 8,60
12 Aug-07 48,76 -1 7,86 0,16 6,20 -11,00 -11,00
13 Sep-07 39,32 -1 9,44 0,24 4,17 2,03 2,03
14 Oct-07 41,68 -1 -2,36 -0,06 -17,67 21,83 21,83
Ʃ 1,06 41,67

9. Menentukan jenis kurva Decline yaitu :

Harga b =
b
jumlah data
 41,67
Harga b = = 2,98
14
Harga b tidak memenuhi syarat ≤ b ≥ 1.

4.4.2.2. Metode Trial Error dan X2-Chisquare Test


Langkah-langkah perhitungan untuk menentukan nilai b, Di dan tipe kurva
decline dari trend sumur TA-09 sebagai berikut :
1. Membuat tabulasi t, bulan, qo actual, qo forecast dengan berbagai harga b,
dan selisih antara qo actual dengan qo forecast seperti Tabel IV-4.
2. Asumsikan harga b mulai 0 sampai 1 (b = 0 untuk eksponential, b = 0,1 –
sampai 0,9 untuk hyperbolic, dan b = 1 untuk harmonic).
3. Pada data produksi diambil dua titik data (ti=0 bulan; qi= 188,49 BOPM dan
t=5 bulan; qt = 152,79 BOPM).
65

4. Menghitung Di dengan perumpamaan :


 b=0
Menghitung Di dengan Persamaan (3-19) :
Di = ln (qi /qt)/t
Di = ln (188,49 / 152,79) / (5)
= 0,042 / bulan
 b = 0,1
Menghitung Di dengan Persamaan (3-31)
b
 qi   1
Di = 
qt 
b.t
0 ,1
188,49  1
 152,79 
=
0,1 x 5

= 0,042 / bulan
 b=1
Menghitung Di dengan Persamaan (3-42)
 qi   1
Di =  qt 
t

188,49  1
152,79 
= 
5
= 0,047 / bulan
5. Menghitung q dengan perumpamaan :
 b = 0 dan t = 1 dengan Persamaan (3-18) :
q = qi e-D.t
= 1 88,49 e-0,042 (1)
= 180,74 BOPM
 b = 0,1 dan t = 1 dengan Persamaan (3-30) :
q = qi (1+b D t)-1/b
= 188,49 (1+ (0,1)(0,042)(1))-1/0,1
= 180,68 BOPM
66

 b = 1 dan t = 1 dengan Persamaan (3-41) :


q = qi (1 + D t)-1
= 188,49 (1 + 0,047 (1))-1
= 180,08 BOPM

6. Menghitung selisih qo actual dengan qo forecast (X2) dengan menggunakan


(fi  Fi) 2
rumus Chi-Square Test, seperti pada Persamaan (3-50) yaitu: X 2 
Fi
Keterangan :
fi = Data observasi (aktual)
Fi = Data yang diharapkan (perkiraan)
Perhitungan pada t =1 yaitu:
 b=0
X2 = (197,83  180,74) = 1,62
2

180,74

 b = 0,1
(197,83  180,68) 2
X2 = = 1,63
180,68
 b=1
(197,83  180,08) 2
X2 = = 1,75
180,08
7. Menent kan harga ΣX2 yang pa ing keci . Harga ΣX2 yang paling kecil
menunjukkan kurva yang paling fit untuk mewakili titik-titik data yang sedang
dianalisa. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel IV-4.
8. Berdasarkan perhitungan Tabel IV-4. nilai X2 yang terkecil (nilai yang paling
fit) untuk trend Lapisan D, harga b=0 dengan Di=0,042/bulan dimana tipe
kurva declinenya adalah Exponential Decline. Trend analisa Lapisan “D”
dapat dilihat pada Gambar 4.6.

Langkah-langkah perhitungan untuk menentukan nilai b, Di dan tipe kurva


decline dari trend sumur TA-22 sebagai berikut :
1. Membuat tabulasi t, bulan, qo actual, qo forecast dengan berbagai harga b, dan
selisih antara qoactual dengan qoforecast seperti Tabel IV-5.
67

2. Asumsikan harga b mulai 0 sampai 1 (b = 0 untuk eksponential, b = 0,1 –


sampai 0,9 untuk hyperbolic, dan b = 1 untuk harmonic).
3. Pada data produksi diambil dua titik data (ti=0 bulan; qi= 78,65 BOPM dan
t=13 bulan; qt = 41,68 BOPM).
4. Menghitung Di dengan perumpamaan :
 b=0
Menghitung Di dengan Persamaan (3-19) :
Di = ln (qi /qt)/t
Di = ln (78,65 / 41,68) / (13)
= 0,049 / bulan
 b = 0,1
Menghitung Di dengan Persamaan (3-31)
b
 qi   1
Di = 
qt 
b.t
0 ,1
 78,65  1
 41,68 
=
0,1 x 13

= 0,050 / bulan
 b=1
Menghitung Di dengan Persamaan (3-42)
 qi   1
Di =  qt 
t

 78,65  1
 41,68 
=
13
= 0,068 / bulan
5. Menghitung q dengan perumpamaan :
 b = 0 dan t = 1 dengan Persamaan (3-18) :
q = qi e-D.t
= 78,65 e-0,049 (1)
= 74,90 BOPM
68

 b = 0,1 dan t = 1 dengan Persamaan (3-30) :


q = qi (1+b D t)-1/b
= 78,65 (1+ (0,1)(0,050)(1))-1/0,1
= 74,79 BOPM
 b = 1 dan t = 1 dengan Persamaan (3-41) :
q = qi (1 + D t)-1
= 78,65 (1 + 0,068 (1))-1
= 73,63 BOPM
6. Menghitung selisih qo actual dengan qo forecast (X2) dengan menggunakan
(fi  Fi) 2
rumus Chi-Square Test, seperti pada Persamaan (3-50) yaitu: X 
2

Fi
Keterangan :
fi = Data observasi (aktual)
Fi = Data yang diharapkan (perkiraan)
Perhitungan pada t =1 yaitu:
 b=0

X2 = (75,50  74,90) = 0,005


2

74,90

 b = 0,1
(75,50  74,79) 2
X2 = = 0,01
74,79
 b=1

2 (75,50  73,63) 2
X = = 0,05
73,63
7. Menent kan harga ΣX2 yang pa ing keci . Harga ΣX2 yang paling kecil
menunjukkan kurva yang paling fit untuk mewakili titik-titik data yang sedang
dianalisa. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel IV-5.

8. Berdasarkan perhitungan Tabel IV-5. nilai X2 yang terkecil (nilai yang paling
fit) untuk trend Lapisan D, harga b=0 dengan Di=0,049/bulan dimana tipe
kurva Declinenya adalah Exponential Decline. Trend analisa Lapisan “D”
dapat dilihat pada Gambar 4.7.
55

Tabel IV-4.
Penentuan Nilai b dari Trend Sumur TA-09 dengan Metode Trial-Error dan X2 Chi-Square Test
b=0 b = 0,1 b = 0,2 b = 0,3 b = 0,4
Aktual
Waktu Bulan Di 0,042 Di 0,042 Di 0,043 Di 0,043 Di 0,044
2 2 2 2 2
qo, BOPM qo, BOPM X qo, BOPM X qo, BOPM X qo, BOPM X qo, BOPM X
0 Jan-09 188,49 188,49 0,00 188,49 0,00 188,49 0,00 188,49 0,00 188,49 0,00
1 Feb-09 197,83 180,74 1,62 180,68 1,63 180,61 1,64 180,55 1,66 180,48 1,67
2 Mar-09 51,60 173,31 85,47 173,21 85,38 173,12 85,30 173,03 85,22 172,94 85,13
3 Apr-09 289,15 166,18 90,99 166,09 91,17 166,00 91,35 165,92 91,53 165,83 91,70
4 May-09 161,45 159,34 0,03 159,29 0,03 159,23 0,03 159,18 0,03 159,12 0,03
5 Jun-09 152,79 152,79 0,00 152,79 0,00 152,79 0,00 152,79 0,00 152,79 0,00
Kumulatif 178,11 178,21 178,32 178,43 178,54

Lanjutan Tabel IV-4.


Penentuan Nilai b dari Trend Sumur TA-09 dengan Metode Trial-Error dan X2 Chi-Square Test
b = 0,5 b = 0,6 b = 0,7 b = 0,8 b = 0,9 b=1
Aktual
Waktu Bulan Di 0,044 Di 0,045 Di 0,045 Di 0,046 Di 0,046 Di 0,047
2 2 2 2 2 2
qo, BOPM qo, BOPM X qo, BOPM X qo, BOPM X qo, BOPM X qo, BOPM X qo, BOPM X
0 Sep-06 188,49 188,49 0,00 188,49 0,00 188,49 0,00 188,49 0,00 188,49 0,00 188,49 0,00
1 Okt-06 197,83 180,41 1,68 180,35 1,70 180,28 1,71 180,21 1,72 180,15 1,74 180,08 1,75
2 Nov-06 51,60 172,85 85,05 172,75 84,96 172,66 84,88 172,57 84,79 172,47 84,71 172,38 84,62
3 Des-06 289,15 165,74 91,88 165,66 92,06 165,57 92,23 165,48 92,41 165,40 92,58 165,31 92,76
4 Jan-07 161,45 159,07 0,04 159,01 0,04 158,96 0,04 158,91 0,04 158,86 0,04 158,81 0,04
5 Feb-07 152,79 152,79 0,00 152,79 0,00 152,79 0,00 152,79 0,00 152,79 0,00 152,79 0,00
Kumulatif 178,65 178,75 178,86 178,97 179,07 179,18
56

Tabel IV-5.
Penentuan Nilai b dari Trend Sumur TA-22 dengan Metode Trial-Error dan X2 Chi-Square Test

b=0 b = 0,1 b = 0,2 b = 0,3 b = 0,4


Aktual
Waktu Bulan Di 0,049 Di 0,050 Di 0,052 Di 0,054 Di 0,056
2 2 2 2 2
qo, BOPM qo, BOPM X qo, BOPM X qo, BOPM X qo, BOPM X qo, BOPM X

0 Sep-06 78,65 78,65 0 78,65 0,00 78,65 0,00 78,65 0,00 78,65 0,00
1 Oct-06 75,50 74,90 0,005 74,79 0,01 74,68 0,01 74,56 0,01 74,44 0,02
2 Nov-06 71,57 71,33 0,001 71,14 0,00 70,94 0,01 70,75 0,01 70,54 0,02
3 Dec-06 50,33 67,93 4,56 67,68 4,45 67,43 4,34 67,18 4,22 66,92 4,11
4 Jan-07 76,29 64,69 2,08 64,41 2,19 64,13 2,31 63,84 2,43 63,56 2,55
5 Feb-07 80,22 61,61 5,62 61,31 5,83 61,02 6,04 60,72 6,26 60,42 6,49
6 Mar-07 47,19 58,67 2,25 58,38 2,14 58,09 2,04 57,79 1,95 57,50 1,85
7 Apr-07 49,55 55,88 0,72 55,60 0,66 55,32 0,60 55,05 0,55 54,78 0,50
8 May-07 56,63 53,21 0,22 52,96 0,25 52,71 0,29 52,47 0,33 52,23 0,37
9 Jun-07 44,83 50,68 0,67 50,46 0,63 50,25 0,58 50,04 0,54 49,84 0,50
10 Jul-07 56,63 48,26 1,45 48,09 1,52 47,92 1,58 47,76 1,64 47,61 1,71
11 Aug-07 48,76 45,96 0,17 45,84 0,19 45,73 0,20 45,62 0,22 45,51 0,23
12 Sep-07 39,32 43,77 0,45 43,71 0,44 43,65 0,43 43,59 0,42 43,54 0,41
13 Oct-07 41,68 41,68 0 41,68 0,00 41,68 0,00 41,68 0,00 41,68 0,00
Kumulatif 18,19 18,30 18,43 18,58 18,75
57

Lanjutan Tabel IV-5.


Penentuan Nilai b dari Trend Sumur TA-22 dengan Metode Trial-Error dan X2 Chi-Square Test

b = 0,5 b = 0,6 b = 0,7 b = 0,8 b = 0,9 b=1


Aktual
Waktu Bulan Di 0,057 Di 0,059 Di 0,061 Di 0,064 Di 0,066 Di 0,068
2 2 2 2 2 2
qo, BOPM qo, BOPM X qo, BOPM X qo, BOPM X qo, BOPM X qo, BOPM X qo, BOPM X

0 Sep-06 78,65 78,65 0,00 78,65 0,00 78,65 0,00 78,65 0,00 78,65 0,00 78,65 0,00
1 Oct-06 75,50 74,31 0,02 74,19 0,02 74,05 0,03 73,91 0,03 73,77 0,04 73,63 0,05
2 Nov-06 71,57 70,33 0,02 70,12 0,03 69,90 0,04 69,67 0,05 69,44 0,07 69,21 0,08
3 Dec-06 50,33 66,66 4,00 66,39 3,88 66,12 3,77 65,85 3,65 65,57 3,54 65,29 3,42
4 Jan-07 76,29 63,27 2,68 62,97 2,82 62,68 2,95 62,38 3,10 62,09 3,25 61,79 3,40
5 Feb-07 80,22 60,13 6,72 59,83 6,95 59,53 7,19 59,24 7,43 58,94 7,68 58,65 7,94
6 Mar-07 47,19 57,22 1,76 56,93 1,67 56,64 1,58 56,36 1,49 56,08 1,41 55,81 1,33
7 Apr-07 49,55 54,51 0,45 54,25 0,41 53,99 0,36 53,73 0,33 53,48 0,29 53,23 0,25
8 May-07 56,63 51,99 0,41 51,76 0,46 51,53 0,50 51,31 0,55 51,09 0,60 50,88 0,65
9 Jun-07 44,83 49,65 0,47 49,45 0,43 49,27 0,40 49,08 0,37 48,90 0,34 48,73 0,31
10 Jul-07 56,63 47,45 1,77 47,31 1,84 47,16 1,90 47,02 1,96 46,89 2,02 46,75 2,08
11 Aug-07 48,76 45,40 0,25 45,30 0,26 45,21 0,28 45,11 0,30 45,02 0,31 44,93 0,33
12 Sep-07 39,32 43,48 0,40 43,43 0,39 43,38 0,38 43,34 0,37 43,29 0,36 43,25 0,36
13 Oct-07 41,68 41,68 0,00 41,68 0,00 41,68 0,00 41,68 0,00 41,68 0,00 41,68 0,00
Kumulatif 18,94 19,15 19,39 19,64 19,91 20,21
72

Grafik qo versus waktu Sumur TA-09 Lapisan D


qo q limit exponential (trend decline)
1000

100
qo, bopm

10

0,1

waktu, bulan

Gambar 4.6.
Grafik qo vs t dari Trend Analisa Sumur TA-09 Lapisan “D”

Grafik qo versus waktu Sumur TA-22 Lapisan D


qo q limit exponential (trend decline)
1000

100
qo, bopm

10

0,1

waktu, bulan
Gambar 4.7.
Grafik qo vs t dari Trend Analisa Sumur TA-22 Lapisan “D”

4.4.3. Prediksi Laju Produksi Minyak (qo) dan Kumulatif Produksi Forecast
(Npt→limit) Lapisan “D”
Prediksi laju produksi minyak (qo) dan kumulatif produksi forecast
(Npt→limit) untuk sumur TA-09 dan sumur TA-22 menggunakan tipe kurva
exponential decline. Sumur TA-09 menggunakan harga b=0 dan Di=0,042/bulan,
sedangkan untuk sumur TA-22 menggunakan harga b=0 dan Di=0,049/bulan
dengan tipe kurva exponential decline.
73

4.4.3.1. Prediksi Laju Produksi Minyak (qo) Per Sumur


Setelah harga b, Di dan tipe decline diketahui maka prediksi laju produksi
minyak (qo) masing-masing sumur dapat dilakukan dengan memasukkan harga t
yang dinginkan kedalam Persamaan (3-18) yang merupakan persamaan untuk
exponential decline. Harga qi yang digunakan dalam perhitungan prediksi laju
produksi minyak adalah harga laju alir awal pada saat analisa decline dilakukan.
Prediksi laju produksi minyak pada bulan kedua (t=2 bulan) untuk sumur
TA-09 dimulai pada bulan Juli 2009 dengan harga qi = 249,68 BOPM dapat
dihitung melalui Persamaan (3-18) :
Sumur TA-09 : qt  qi e  Di .t
q(2 bulan) = 249,68 e -0,042 (2)
q(2 bulan) = 229,57 BOPM
Prediksi laju produksi minyak pada bulan kedua (t=2 bulan) untuk sumur
TA-22 dimulai pada bulan Maret 2008 dengan harga qi = 47,19 BOPM dapat
dihitung melalui Persamaan (3-18) :
Sumur TA-22 : qt  qi e  Di .t
q(2 bulan) = 47,19 e -0,049 (2)
q(2 bulan) = 42,80 BOPM
Perhitungan qoforecast sampai qlimit = 34,54 BOPM untuk sumur TA-09 dapat
dilihat pada Tabel IV.6. dan perhitungan qoforecast sampai qlimit = 34,54 BOPM
untuk sumur TA-22 dapat dilihat pada Tabel IV.7.

4.4.3.2. Prediksi Kumulatif Produksi Forecast (Np t→limit) Per Sumur


Prediksi kumulatif produksi forecast minyak (Npt→ imit) Lapisan “D” per-
sumur dari qi laju alir awal pada saat analisa decline sampai dengan qlimit = 34,54
BOPM dapat dihitung dengan persamaan (3-25) yaitu :

Sumur TA-09 : Npt→ imit =


q i  q lim it
=
249,68  34,55 = 5.122,56 STB.
Di 0,042

Sumur TA-22 : Npt→ imit =


q i  q lim it
=
47,19  34,54 = 259,09 STB.
Di 0,049
74

Total Npt→ imit (2 sumur) = 5.122,56 + 259,09


= 5.381,65 STB
Perhitungan kumulatif produksi forecast minyak (Npt→ imit) sampai qlimit = 34,5
BOPM untuk sumur TA-09 dapat dilihat pada Tabel IV.6. dan perhitungan
kumulatif produksi forecast minyak (Npt→ imit) sampai qlimit = 34,54 BOPM untuk
sumur TA-22 dapat dilihat pada Tabel IV.7.

Tabel IV.6.
Prediksi Laju Produksi Minyak dan Kumulatif Produksi Forecast
Sumur TA-09 Lapisan D

Di = 0,042
waktu, b = 0 EUR
t
(bulan) qo forecast Np forecast (STB)
(BOPM) (STB)
0 Jul-09 249,68 0,00 1395,32
1 Aug-09 239,41 244,51 1634,73
2 Sep-09 229,57 478,96 1864,30
3 Oct-09 220,12 703,78 2084,42
4 Nov-09 211,07 919,34 2295,49
5 Dec-09 202,39 1126,04 2497,88
6 Jan-10 194,06 1324,24 2691,94
7 Feb-10 186,08 1514,28 2878,02
8 Mar-10 178,43 1696,51 3056,45
9 Apr-10 171,09 1871,24 3227,54
10 May-10 164,05 2038,79 3391,60
11 Jun-10 157,31 2199,44 3548,90
12 Jul-10 150,84 2353,49 3699,74
13 Aug-10 144,63 2501,20 3844,37
14 Sep-10 138,68 2642,84 3983,05
15 Oct-10 132,98 2778,65 4116,03
16 Nov-10 127,51 2908,88 4243,54
17 Dec-10 122,27 3033,75 4365,80
18 Jan-11 117,24 3153,48 4483,04
19 Feb-11 112,41 3268,29 4595,45
20 Mar-11 107,79 3378,37 4703,25
21 Apr-11 103,36 3483,93 4806,60
22 May-11 99,11 3585,15 4905,71
23 Jun-11 95,03 3682,20 5000,74
75

Lanjutan Tabel IV.6.


Prediksi Laju Produksi Minyak dan Kumulatif Produksi Forecast
Sumur TA-09 Lapisan D

Di = 0,042
waktu, b = 0 EUR
t
(bulan) qo forecast Np forecast (STB)
(BOPM) (STB)
24 Jul-11 91,12 3775,27 5091,86
25 Aug-11 87,37 3864,50 5179,23
26 Sep-11 83,78 3950,06 5263,01
27 Oct-11 80,33 4032,11 5343,35
28 Nov-11 77,03 4110,78 5420,38
29 Dec-11 73,86 4186,21 5494,24
30 Jan-12 70,82 4258,55 5565,06
31 Feb-12 67,91 4327,90 5632,98
32 Mar-12 65,12 4394,41 5698,09
33 Apr-12 62,44 4458,18 5760,53
34 May-12 59,87 4519,32 5820,40
35 Jun-12 57,41 4577,96 5877,81
36 Jul-12 55,05 4634,18 5932,86
37 Aug-12 52,78 4688,08 5985,64
38 Sep-12 50,61 4739,77 6036,26
39 Oct-12 48,53 4789,34 6084,79
40 Nov-12 46,53 4836,86 6131,32
41 Dec-12 44,62 4882,43 6175,94
42 Jan-13 42,79 4926,13 6218,73
43 Feb-13 41,03 4968,03 6259,75
44 Mar-13 39,34 5008,21 6299,09
45 Apr-13 37,72 5046,73 6336,81
46 May-13 36,17 5083,67 6372,98
47 Jun-13 34,54 5122,56 6517,78
76

TABEL IV.7.
Prediksi Laju Produksi Minyak dan Kumulatif Produksi Forecast
Sumur TA-22 Lapisan D

Di = 0,049
waktu, b = 0
t EUR
(bulan) qo forecast Np forecast
(STB)
(BOPM) (STB)
0 Mar-08 47,19 0,00 4738,97
1 Apr-08 44,94 46,05 4783,91
2 May-08 42,80 89,91 4826,71
3 Jun-08 40,76 131,68 4867,47
4 Jul-08 38,82 171,46 4906,28
5 Aug-08 36,96 209,34 4943,25
6 Sep-08 34,54 259,09 4998,06

4.4.4. Estimated Ultimate Recovery (EUR) Lapisan D


EUR (Estimated Ultimate Recovery) dihitung dari jumlah kumulatif produksi
(Np) minyak Lapisan “D” bulan Juli 2009 dengan prediksi total kumulatif
produksi forecast (Npt→limit) minyak total dari kedua sumur (TA-09 danTA-22),
yaitu :
EUR Lapisan “D” = Np reservoir + Npt→limit
= 7.375,75 + 5.381,65
= 12.757,40 STB
Secara grafis prediksi EUR sampai qlimit untuk masing-masing sumur pada
Lapisan “D” dapat dilihat pada Gambar 4.8. dan Gambar 4.9.

4.4.5. Prediksi Umur Produksi Lapisan “D”


Prediksi umur produksi Lapisan “D” dalam pengambilan cadangan minyak
sisa untuk setiap sumur dapat dihitung menggunakan Persamaan (3-27) :
ln(qi / q limit ) ln( 249,68 / 34,54)
Sumur TA-09 : t limit  = = 47 Bulan
Di 0,042

ln(qi / q limit ) ln( 47,19 / 34,54)


Sumur TA-22 : t limit  = = 6 Bulan
Di 0,049
77

Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa umur produksi yang


diperlukan untuk pengambilan cadangan minyak sisa Lapisan “D” Lapangan “T”
sampai qlimit = 34,54 BOPM diambil pada sumur TA-09 yaitu 47 bulan atau 3
tahun 11 bulan dimulai dari Agustus 2009 hingga Juni 2013, Ditinjau dari analisa
trend decline kedua sumur tersebut, sumur TA-09 yang memiliki umur produksi
terlama. Secara grafis dapat dilihat pada Gambar 4.8.

4.4.6. Perhitungan Recovery Factor (RF) Lapisan D


Kumulatif produksi (Np) minyak hingga Juli 2009 sebesar 7.375,75 STB.
Setelah dilakukan analisa Decline Curve, total kumulatif produksi forecast
(Npt→ imit) minyak dari kedua sumur bertambah 5.381,65 STB. Sehingga recovery
factor minyak pada Lapisan “D” dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan
(3-52), yaitu :
EUR Lapisan D 12.757,40
RF Lapisan “D” = = x 100 % = 0,43 %
OOIP 2.938.000

Recovery factor pada bulan Juli 2009 adalah 0,25 % dan setelah dilakukan
analisa decline, recovery factor mengalami peningkatan sebesar 0,18 % sehingga
recovery factor minyak pada Lapisan “D” adalah 0,43 %.

4.4.7. Prediksi Cadangan Minyak Sisa (ERR) Lapisan D


Prediksi cadangan minyak sisa (ERR) Lapisan “D” sampai dengan qlimit
menggunakan persamaan (3-54), yaitu:

ERR Lapisan “D” = EUR Lapisan “D” – Npt


= 12.757,40 – 7.375,75
= 5.381,65 STB

Setelah dilakukan analisa Decline Curve pada Lapisan “D” Lapangan ”T”,
cadangan minyak sisa (ERR) yang dapat diproduksikan sampai dengan qlimit =
34,54 BOPM adalah sebesar 5.381,65 STB dengan umur produksi 47 bulan dari
bulan Agustus 2009 hingga bulan Juni 2013.
78

4.4.8. Prediksi Cadangan Minyak Lapisan “D” yang Belum Terproduksi


dengan Analisa Decline
Cadangan minyak sisa (Volumetrik) sebesar 902.928,78 STB dapat dilihat
pada Tabel IV-1. dan cadangan minyak sisa (Decline) sebesar 5.381,65 STB,
sehingga cadangan minyak Lapisan “D” yang belum terproduksi :
Cadangan belum terproduksi = Cadangan Minyak Sisa (Volumetrik) –
Cadangan Minyak Sisa (Decline)
= 902.929 – 5.381,65 STB
= 897.547,13 STB

Cad. belum terproduksi


RFbelum terproduksi = x100%
OOIP
897.547,13
= x100%
2.938.000
= 30,55 %
41

Grafik (qo vs t) dan (Np vs t) Sumur TA-09 Lapisan D

qo aktual pemilihan trend q limit qo forecast trend decline Np aktual Np forecast t limit

1000 100000

10000
100 qlimit 34,54
1000
EUR 6.517,88
qo, BOPM

Np, STB
10 100

ERR 5.122,56
10
1 t limit Juni 2013
Npt 1.395,32
1

0,1 0,1

waktu, bulan

Gambar 4.8.
Grafik (qo vs t) dan (Np vs t) Sumur TA-09 Lapisan
41

Grafik (qo vs t) dan (Np vs t) Sumur TA-22 Lapisan D

qo aktual q limit pemilihan trend qo forecast trend decline Np aktual Np forecast t limit

6000
1000
Npt 4.739,04 EUR 4.998,13
5000
q limit 34,54
100 ERR 259,09
4000
qo, bopm

Np, STB
3000
10

2000

1
1000
t limit Sept'08

0,1 0

waktu, bulan

Gambar 4.9.
Grafik (qo vs t) dan (Np vs t) Sumur TA-22 Lapisan D
BAB V
PEMBAHASAN

Lapisan “D” merupakan tempat terakumulasinya minyak yang berada pada


Formasi “W” Lapangan “T”, Kalimantan Selatan. Lapisan “D” diketahui memiliki
OOIP sebesar 2.938.000 STB dan Recovery Factor volumetrik 30,98 %, sehingga
EUR saat volumetrik sebesar 910.304,5 STB.
Jumlah sumur produksi pada Lapisan “D” terdapat 3 sumur, yaitu :
 Sumur TA-09 berproduksi pada Lapisan Cb, C1, C2 dan D secara commingle.
 Sumur TA-18 berproduksi pada Lapisan C1, D, E, dan F secara commingle.
 Sumur TA-22 berproduksi pada Lapisan C1, C2, D, dan F secara commingle.
Sumur yang masih aktif berproduksi ada 2 sumur yaitu sumur TA-09 dan TA-22.
Metode perhitungan untuk menentukan besarnya alokasi produksi dari
Lapisan “D” yang diproduksikan secara commingle dengan lapisan lainnya
menggunakan metode kapasitas aliran yang dihitung menggunakan Persamaan (3-
11) yaitu dengan memasukkan harga ketebalan dan permeabilitas dari setiap
lapisan kedalam persamaan tersebut. Hasil perhitungan alokasi produksi dari
sumur TA-09, TA-18, TA-22, dapat dilihat pada Lampiran B. Data dari
pengelompokkan dan perhitungan alokasi produksi tersebut kemudian dibuat plot
grafik laju produksi (qo) vs waktu (t) masing-masing sumur, melakukan
pemilihan periode produksi untuk analisa (trend), dan penentuan tipe Decline
Curve.
Berdasarkan plot grafik qo vs t masing-masing sumur, ditentukan periode
waktu produksi (trend) yang digunakan untuk analisa jenis Decline Curve (nilai b
dan Di) dan memenuhi syarat untuk analisa decline. Periode waktu produksi yang
dipilih untuk sumur TA-09 adalah Januari 2009 sampai bulan Juni 2009.
Sedangkan untuk sumur TA-22 selang waktu produksi yang dipilih mulai bulan
September 2006 sampai Oktober 2007. Sumur TA-18 tidak dapat dianalisa karena
data produksi tidak memadai untuk dilakukan pemilihan trend penurunan

81
82

produksi. Trend tersebut dipilih untuk menentukan nilai eksponen decline (b),
harga rate of decline (Di) dan tipe Decline Curve dengan menggunakan Metode
loss ratio dan Metode trial-error dan x2 chi square test.
Metode loss ratio dilakukan dengan cara membagi laju produksi (qo) pada
periode tertentu dengan kehilangan produksi selama periode tersebut. Hasil
ekstrapolasi data produksi menggunakan Metode loss ratio untuk sumur TA-09
menghasilkan harga b=-6,47 dan sumur TA-22 menghasilkan harga b=2,98 Nilai
b tersebut tidak akurat karena nilai b yang diperoleh tidak memenuhi syarat yaitu
0 ≤ b ≥ 1 sehingga tidak dapat ditentukan jenis Decline Curve yang tepat.
Metode ekstrapolasi selanjutnya adalah menggunakan Metode trial-error
and x2 chi-square test. Metode trial-error dilakukan dengan menentukan harga
laju produksi minyak (qo) untuk semua harga b (b=0 sampai b=1). Metode
selanjutnya yang harus dilakukan untuk menentukan data laju produksi yang
paling mendekati dengan laju produksi (qo) aktual yaitu metode x2 chi-square test.
Metode ini dilakukan dengan menghitung selisih kuadrat antara laju produksi
aktual (qo) dengan laju produksi minyak prediksi (qo forecast) yang kemudian
dibagi dengan qo forecast sehingga didapatkan harga x2 terkecil yang
menunjukkan penyimpangan terkecil dari harga qo aktual. Dari perhitungan untuk
sumur TA-09 diperoleh harga x2 terkecil = 178,11 yaitu pada harga b = 0 dan Di =
0,042/bulan, dengan tipe kurva exponential decline. Sumur TA-22 diperoleh harga
x2 terkecil =18,19 yaitu pada harga b=0 dan Di=0,049/bulan, dengan tipe kurva
exponential decline.
Berdasarkan harga economic limit rate (qlimit) yang dihitung mengunakan
Persamaan (3-5) diperoleh hasil sebesar 34,54 BOPM. Prediksi laju produksi
minyak dihitung menggunakan Persamaan (3-18) dan kumulatif produksi minyak
forecast (Npt→limit) dihitung menggunakan Persamaan (3-25) menunjukkan
Npt→limit sumur TA-09 diperoleh hasil sebesar 5.122,56 STB dan sumur TA-22
sebesar 259,09 STB. Perhitungan EUR (Estimate Ultimate Recovery) dihitung dari
jumlah kumulatif produksi aktual (Np) Lapisan “D” dengan total kumulatif
produksi forecast (Npt→limit). Np aktual Lapisan “D” sebesar 7.375,75 STB dan
83

harga Npt→limit total kedua sumur sebesar 5.381,65 STB maka diperoleh EUR
12.757,40 STB.
Ditinjau dari umur produksi kedua sumur pada Lapisan “D” yang dihitung
menggunakan Persamaan (3-40), sumur TA-22 memiliki umur produksi terlama,
sehingga diperoleh umur produksi Lapisan “D” yaitu 47 bulan atau 3 tahun 11
bulan dimulai dari Agustus 2009 sampai Juni 2013. Perhitungan Recovery Factor
(RF) Lapisan “D” menggunakan Persamaan (3-52) yaitu 0,43 %, sehingga
cadangan minyak sisa (ERR) Lapisan “D” sebesar 5.381,65 STB. Cadangan
minyak yang belum bisa diproduksi sebesar 897.547,13 STB atau 30,55 % dari
OOIP.
BAB VI
KESIMPULAN

Berdasarkan perhitungan penentuan cadangan minyak sisa dengan analisa


Decline Curve pada Lapisan “D” Formasi “W” Lapangan “T” dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Harga economic limit rate (qlimit) Lapisan “D” yaitu sebesar 34,54 BOPM.
2. Hasil analisa Decline Curve menggunakan metode Trial Error dan X2-
Chisquare Test diperoleh harga-harga sebagai berikut:
Sumur TA-09 : Tipe Decline = Exponential Decline
b =0
Di = 0,042 / Bulan
Sumur TA-22 : Tipe Decline = Exponential Decline
b =0
Di = 0,049 / Bulan
3. Umur Lapisan “D” untuk berproduksi sampai qlimit adalah 3 tahun 11 bulan
atau sampai bulan Juni 2013.
4. Estimasi jumlah cadangan yang bisa diproduksikan (EUR) adalah 12.757,40
STB, dengan Recovery Factor sebesar 0,43 %.
5. Estimasi jumlah cadangan minyak sisa (ERR) Lapisan “D” adalah sebesar
5.381,65 STB, dengan waktu pengambilan sampai batas qlimit adalah bulan
Juni 2013.

84
DAFTAR PUSTAKA

1. Amyx, J.W., Daniel, M.B.JR., and Robert, L.W.: “Petroleum Reservoir


Engineering” Chapter 7, part 517-559, McGraw-Hill Book Company, New
york, Toronto, London, 1960.
2. Arps. J.J.,: “Analysis of Decline Curve”, Trans. AIME, Volume 160, 1960.
3. Ahmed, Tarek.: “Reservoir Engineering Handbook”, copyright by Gulf
Pubshing Company, Houston, Texas, 2000.
4. Calhoun, J.G.Jr.,”Fundamental of Reservoir Engineering”, The Oil and Gas Journal
Book, University of Oklohoma Press, Norman, 1960 .
5. Clark, N. J ., “Element of petroleum fluid” , Henry L. Doherty Series ., Revised
Edition, Dallas, Texas., 1969.
6. Gentry, R.W., “Decline Curve Analysis”, JPT., January 1972.
7. Smith, C.R., Tracy, G.W. and Farrar, R.L.: “Applied Reservoir Engineering”,
Chapter 1, part 6, Oil & Gas Consultants International, Inc., Tulsa, USA,
Volume 1, 1992.
8. Thompson, R.S., and Wright, J.D.: “Oil Property Evaluation”, Thompson-
Wright Associates, Golden, Colorado, 2ndEdition, 1985.
9. _________,.:”File Geologi Lapangan Tango”, Unit Bisnis EP Tanjung, PT
Pertamina EP, Jakarta, 2007.
10. _________,: ” File Data Reservoir Lapangan Tango”, Unit Bisnis EP
Tanjung, PT Pertamina EP, Tapian Timur-Kalsel, 2008.
11. _________,: ” File Data Produksi Lapangan Tango”, Unit Bisnis EP Tanjung,
PT Pertamina EP, Tapian Timur-Kalsel, 2008
DAFTAR SIMBOL

a = Loss ratio, waktu


API = American Petroleum Institute
b = Eksponen decline
Bbl = Barrel
BFPD = Barrel Fluid Per Day
Bob = Faktor volume formasi minyak di bawah tekanan gelembung, Bbl/STB
Boi = Faktor volume formasi minyak mula-mula, Bbl/STB
BOPD = Barrel Oil Per Day
BOPM = Barrel Oil Per Month
BWPD = Barrel Water Per Day
cp = Centipoise
Di = Initial nominal decline rate, 1/waktu
dq/dt = Perubahan laju produksi terhadap waktu, BOPD
e = Bilangan logaritma (2,718)
EUR = Estimated Ultimate Recovery, STB
ERR = Estimated Remaining Reserve, STB
FC = Kontribusi aliran, fraksi
fi = Data laju produksi observasi (aktual), bbl/waktu
Fi = Data laju produksi forecast (perkiraan), bbl/waktu
GOR = Gas Oil Ratio, SCF/STB
h = Ketebalan lapisan, feet
k = Permeabilitas, mD
mD = Milidarcy
MSCF = Million Standart Cubic Feet
Npt = Kumulatif produksi minyak pada waktu t, STB
Npt→limit = Kumulatif produksi reservoir sampai batas ekonomis, STB
NRI = Net Revenue Interest, fraksi
OOIP = Original Oil In Place, STB
OPC = Operating Cost, Rp/bulan
Pa = Tekanan abandon, psi
Pb = Tekanan gelembung, psi
Pi = Tekanan reservoir mula-mula, psi
Pr = Tekanan reservoir, psi
Psi = Pound per Square Inch
PTR = Production Tax Rate, fraksi
Pwf = Tekanan alir dasar sumur, psi
qlimit = Economic limit rate, Bbl/bulan
qo = Laju alir minyak, BOPD
re = Jari-jari pengurasan sumur, feet
RF = Recovery Factor, fraksi
rw = Jari-jari lubang sumur, feet
S = Skin, fraksi
SCF = Standart Cubic Feet
SP = Sales price, RP/bbl
STB = Stock Tank Barrel
Sw = Saturasi air, fraksi
Swiavg = Saturasi air mula-mula rata-rata, fraksi
t = Waktu, hari.
tlimit = Umur produksi reservoir sampai batas economic limit, bulan
Vb = Volume bulk batuan, acre-feet
WI = Working interest, fraksi
WOR = Water oil ratio, BWPD/STB
µob = Viskositas minyak di bawah tekanan gelembung, cp
µoi = Viskositas minyak mula-mula, cp
µwi = Viskositas air formasi mula-mula, cp
Φ = Porositas, fraksi
Φavg = Porositas rata-rata, fraksi
LAMPIRAN A
RIWAYAT SUMUR TA -09

Tanggal Lapisan dan kedalaman Keterangan Hasil


Mar-81 Mulai dilakukan pemboran
Lubang sumur 17½" dibor sedalam 148 m dan dipasang casing
13⅜" pada kedalaman 143,5 m
Dilanjutkan dengan pengeboran lubang sumur 12¼" pada
kedalaman 143,5-711 m dan dipasang casing 9⅝" pada kedalaman
707,6 m serta dilakukan penyemenan
Dilanjutkan kembali pengeboran lubang sumur 8⅝" pada Kedalaman total sumur 1450 m
kedalaman 707,6-1450 m
Dilakukan logging pada kedalaman 1450-708 m menggunakan IES-
GR, FDC-CNL-GR, dan PML & HDT
Casing 7" dipasang pada kedalaman 1447,1 m dan dilakukan Sumur diselesaikan dengan perforated casing
penyemenan completion pada formasi

Dilakukan logging pada kedalaman 250 - 1434,5 m menggunakan


Mei-81 250 - 1434,5 m
CBL-VDL-GR
Tes tekanan casing 7" 105 ksc
D ( 1425,5 - 1427,5) m Perforasi lapisan D MFE : tidak memuaskan (gas bertekanan rendah)
Dipasang 7" Backer Packer pada kedalaman 1420 m untuk Lapisan D terisolasi
1420 m
mengisolasi lapisan D
MFE : tidak memuaskan (chamber 1500 cc fluid;
Perforasi lapisan C2
minyak 32%; gas 0,33 cuft/140 psi)
C2 (1400 - 1402) m Swabbed test Kering
Dipasang 7" CR pada kedalaman 1395 m untuk mengisolasi Lapisan C2 terisolasi
lapisan C2
Perforasi lapisan C1 MFE : tidak memuaskan (chamber 1800 cc fluid; gas
Mei-81 C1 (1368 - 1370) m 0,2 cuft/140 psi)
Swabbed test lapisan C1 Hasil swabbed test = kering
Perforasi ulang lapisan C1 MFE : tidak memuaskan ( chamber 1850 cc fluid; gas
C1 (1368 - 1370) m
0,1 cuft/118 psi)
Dipasang 7" CR pada kedalaman 1365 m untuk mengisolasi Lapisan C1 terisolasi
1365 m
lapisan C1
Perforasi lapisan Cb dan tes produksi lapisan Cb Cb ⅜ bean : gross 33 m³/d; gas 8,3 Mm³/d; tekanan
Cb (1357 - 1360) m
tubing 10,5 ksc
Cb (1350 - 1353) m Penambahan perforasi lapisan Cb dan tes produksi lapisan Cb Cb (⅜ bean) : gross 30,5 m³/d
Ca (1324 - 1327) m Perforasi lapisan Ca
1341 m Dipasang 7" Baker Packer pada kedalaman 1341 m
Ca (1324 - 1327) m
Lapisan Ca dan Cb diproduksi menggunakan dual string dan Ca : gross 58 m³/d; oil cut 10 %
Jul-81 Cb (1350 - 1353) m
dilakukan tes produksi Cb : gross 36m³/d; oil cut 86 %
Cb (1357 - 1360) m
Tes produksi Ca : gross 58 m³/d; oil cut 10 %
Ca (1324 - 1327) m Cb : gross 6m³/d; oil cut 86 %
Okt-84 Cb (1350 - 1353) m Hasil produksi lapisan Cb menurun
Cb (1357 - 1360) m Dilakukan tes PBU (25 Oktober 1984) Sumur ditutup sementara
Ca (1324 - 1327) m Sumur kembali aktif berproduksi pada tanggal 13 November 1984
Nop-84 Cb (1350 - 1353) m pukul 13.00
Cb (1357 - 1360) m
Cb (1350 - 1353) m Lapisan Cb diisolasi menggunakan Baker Packer "D" di Lapisan Cb (1350 - 1353 dan 1357 - 1360) m terisolasi
Jan-86 Cb (1357 - 1360) m kedalaman 1341 m
Ca (1324 - 1327) m Tes produksi lapisan Ca Ca : 20 m³/d; oil cut 99,6 %

Tanggal Lapisan dan kedalaman Keterangan Hasil


Perubahan metode produksi menjadi gas lift Sumur berproduksi menggunakan gas lift
Sep-87 Ca (1324 - 1327) m Ca : gross 9 m³/d
Tes produksi lapisan Ca Ca : 97,9 %
Sumur berproduksi menggunakan artificial lift pompa
Perubahan metode produksi menjadi pompa (2" x 13' TLE, PSN
Okt-87 Ca (1324 - 1327) m Ca : gross 9 m³/d
1116 m)
Mei-92 Ca (1324 - 1327) m Tes produksi lapisan Ca Ca : gross 26 m³/d; oil cut 66 %
Apr-94 1338,6 m Tagged filling sand di kedalaman 1338,6 m
Jan-95 1337,5 m Tagged filling sand di kedalaman 1337,5 m
Agust-95 1340 m Tagged filling sand di kedalaman 1340 m
Mar-96 Ca : gross 14 m³/d; oil cut 0 %
Ca (1324 - 1327) m Tes produksi lapisan Ca
Sumur ditutup sementara
Squeeze cementing lapisan Ca dan Dilakukan pengeboran sampai Lapisan Ca (1324 - 1327) m terisolasi
Feb-99 1365 m
kedalaman 1365 m
Tidak ada produksi
Cb (1348 - 1350) m Perforasi lapisan Cb dan tes produksi lapisan Cb
Sumur ditutup sementara
Tidak ada produksi
Mar-99 Cb (1350 - 1353) m Menambah perforasi lapisan Cb dan tes produksi lapisan Cb
Sumur ditutup sementara
Jul-01 1365 m
Mengeluarkan CR pada kedalaman 1365 m dan 1395 m Lapisan C1 dan C2 tidak terisolasi
1395 m
1420 m Mengebor Baker Packer pada kedalaman 1420 m dan
Lapisan D tidak terisolasi
1436 m mendorongnya ke kedalaman 1436 m
D (1425 - 1430) m Menambah perforasi lapisan D
C2 (1375 - 1405) m Menambah perforasi lapisan C2
Cb (1348 - 1350) m
Jul-01 Tes produksi lapisan Cb, C1, C2, dan D G/N : 61 / 2 m³/d
Cb (1350 - 1353) m
Cb ( 1357 - 1360) m
C1 (1368 - 1370) m Sumur berproduksi dengan sistem commingle pada
C2 (1375 - 1405) m Sumur berproduksi dengan sistem commingle
lapisan Cb, C1, C2, dan D
D (1425 - 1430) m
Sep-01 Cb (1348 - 1350) m
Cb (1350 - 1353) m
Cb ( 1357 - 1360) m Sumur menghasilkan minyak 1,6 bopd, air 145,9 bwpd, water cut
Sumur ditutup sementara
C1 (1368 - 1370) m 98%
C2 (1375 - 1405) m
D (1425 - 1430) m
Cb (1348 - 1350) m
Cb (1350 - 1353) m
Cb ( 1357 - 1360) m
Jan-09 Sumur kembali berproduksi
C1 (1368 - 1370) m
C2 (1375 - 1405) m
D (1425 - 1430) m
LAMPIRAN A
RIWAYAT SUMUR TA -18

Bulan Lapisan dan kedalaman Aktifitas Hasil

Jul-84 Mulai dilakukan pemboran pertama kali


Lubang sumur 17 ½" dibor sedalam 255 m dan dipasangi casing
255 m 13 ⅜" pada kedalaman 255 m kemudian disemen sampai ke
permukaan
Dilanjutkan pengeboran lubang sumur 12 ¼" sampai kedalaman
1200 m
1200 m dan dipasangi casing 9⅝" pada kedalaman 1193 m
1193 m
menggunakan stage tool di kedalaman 575 m. Kemudian dilakukan
575 m
penyemenan di stage pertama dan kedua.
Dilakukan pengeboran stage tool pada kedalaman 575 m dan
575 m intermediate casing shoe
Dilanjutkan pengeboran lubang sumur 8 ½" sampai kedalaman
2350 m dengan maksimal pembelokan 5° pada kedalaman 2300 m,
2350 m
dipasang cement plug pada kedalaman 2102 m dan dipasang
2102 m
casing 7" pada kedalaman 2020 m menggunakan stage tool di
2020 m
kedalaman 1382 m. Kemudian dilakukan penyemenan di stage
pertama dan kedua (TOC 700 m)
Dilakukan logging CBL-VDL-GR pada kedalaman 750 - 1997 m,
750-1997 m
stage pertama TOC 1685 m dan stage kedua TOC 740 m
J1 (1982 - 1985) m Perforasi lapisan J1
Packer dimasukkan melalui tubing 2 ⅞" dan dipasang pada
Agust-84 1958 m
kedalaman 1958 m
J1 (1982 - 1985) m Swabbed lapisan J1 J1 (½" choke) : minyak 55 m³/d; gas 50000 m³/d
Okt-84 J1 (1982 - 1985) m Water cut lapisan J1 tinggi sehingga lapisan J1 diisolasi dengan Lapisan J1 (1982 - 1985) m terisolasi
1980 m CR pada kedalaman 1980 m
J1 (1976 - 1979) m Menambah perforasi lapisan J1 J1 : weak gas to surface, sumur ditutup
Nop-87 C1 (1295,5 - 1298,5) m Perforasi lapisan C1 C1 : salt water, sumur ditutup
Mei-91 C1 (1295,5 - 1298,5) m Lapisan C1 ditutup dengan squeezed cementing Lapisan C1 (1295,5 - 1298,5) m terisolasi
Menambah perforasi lapisan C1,dipasang CR pada kedalaman Tidak ada produksi
C1 (1312 - 1312,4) m
1384 m kemudian dilakukan tes produksi
Lapisan C1 ditutup dengan squeezed cementing pada kedalaman
1312 - 1312,4 m Lapisan C1 (1312 - 1312,4) m terisolasi
1312 - 1312,4 m
C2 (1351 - 1355,5) m Perforasi lapisan C2 dan dilakukan tes produksi Tidak ada produksi
C2 (1360 - 1366) m
C2 (1370 - 1377) m
Jun-91 C2 (1351 - 1355,5) m Stimulasi lapisan C2 menggunakan Paratrol-L C2 : minyak 1,2 bbl/d; air 13 bbl/d; dan water cut
C2 (1360 - 1366) m 91,3 %
C2 (1370 - 1377) m
Jul-91 C2 (1351 - 1355,5) m Lapisan C2 diisolasi menggunakan Baker Packer pada kedalaman Lapisan C2 (1351-1355,5; 1360-1366; 1370-1377)
C2 (1360 - 1366) m 1340 m m terisolasi
C2 (1370 - 1377) m
C1 (1301 - 1307) m Perforasi lapisan C1 dan dilakukan tes produksi C1 gross : 4 m³/d
C1 (1315 - 1318) m
C1 (1324 - 1335,5) m
Sep-91 C1 (1301 - 1307) m Tidak ada produksi kumulatif produksi Juli '91 - Sept '91 : minyak 12
C1 (1315 - 1318) m m³; air 58 m³; gas 3,7 Mm³
C1 (1324 - 1335,5) m Sumur ditutup sementara
Mei-96 Perbaikan tubing 2⅞" Sumur ditutup sementara
Jul-96 Perforasi lapisan F
F (1720 - 1730) m
Swabbed lapisan F Lapisan F memproduksi air dan gas
Agust-96 C1 (1301 - 1307) m Sumur kembali berproduksi Minyak 6,1 bbl/d; air 150,4 bbl/d; water cut 96,1 %
C1 (1315 - 1318) m dan gas 540,8 Mscf/d
C1 (1324 - 1335,5) m
F (1720 - 1730) m
Mei-97 F (1720 - 1730) m Swabbed lapisan F selama 7 hari Air 1490 bbl; minyak 10 bbl
Run in hole 1,75" plunger on rods (PSN 1712m) stroke tested, plunger dan rods tersangkut, sumur
ditutup sementara
Agust-97 Dilakukan rigged up dan mengeluarkan plunger dan rod yang Rigged up berhasil
tersangkut
1695 m Guib packer dipasang pada kedalaman 1695 m
Swabbed sumur menggunakan 92 bbl air Sumur mengalirkan gas 8,6 Mscfd
Nop-97 Dilakukan penggantian pompa, top filled pada kedalaman 1765 produksi menggunakan pompa 2'x13" TLEM Pump,
mKB PSN pada kedalaman 1722,17 mKB
Mei-06 dilakukan penggantian pompa, namun plunger tersangkut Plunger tidak berhasil dikeluarkan, sumur ditutup
sementara
Jun-06 D (1423 - 1425) m Perforasi lapisan D D : 7,61 bbl, air 35,57 bbl,
C1 (1301 - 1307) m built up pressure 350psi / 2 strokes, flow line pressure 20 psi Sumur kembali beroperasi
C1 (1315 - 1318) m
C1 (1324 - 1335,5) m
D (1423 - 1425) m
F (1720 - 1730) m
Agust-06 Dilakukan penggantian pompa, plunger tersangkut Pump plunger yang tersangkut tidak berhasil
dikeluarkan, sumur ditutup sementara
Des-08 C1 (1301 - 1307) m Swab lapisan C1 minyak 1,5 bbl, 105,3 bbl air formasi,
C1 (1315 - 1318) m
C1 (1324 - 1335,5) m
C2 (1351 - 1355,5) m Swab lapisan C2 minyak 2 bbl, air formasi 125,40 bbl
C2 (1360 - 1366) m
C2 (1370 - 1377) m
Perforasi lapisan E 1546 - 1547,5 m dan dipasang 7-2⅞" eu tubing Sumur ditutup sementara
E (1546 - 1547,5) m
open end (kill string)
Jan-09 Mengeluarkan kill string dari dalam sumur dan dilakukan swabbed E : minyak 1,79 bbl; air formasi 16,07 bbl
E (1546 - 1547,5) m
test selama 12 jam
Dipasang 7-2⅞" eu tubing open end (kill string) Sumur ditutup sementara
Feb-09 Mengeluarkan kill string dari dalam sumur
Started pump jack @6 jam, stroke test pump to 450 psi / 2 strokes flow line pressure 10 psi, sumur diaktifkan kembali

Mar-09 Penggantian pompa


Started pump jack @3 jam, stroke test pump to 500 psi / 2 strokes Flow line pressure 28 psi, sumur diaktifkan kembali

Apr-09 Dipasang meshrite screen pada pompa


Started pump jack @11.35 jam, pressure 12 psi, built up pressure Mesin pump jack mengalami gangguan @12.10 jam
to 300 psi / 3 strokes
Apr-09

Start ulang pump jack @13.35 jam, Mesin pump jack mengalami gangguan, gas
bertekanan rendah disalurkan ke mesin gas
waukesha
Mei-09 Pump jack dihentikan, sitp 5 psi; sicp 10 psi
tubing string diisi 5 bbl air formasi tekanan = 0, mengindikasikan adanya kebocoran di
tubing
Dilakukan pengecekan pump plunger, standart valve, tubing, pump Pump plunger dalam kondisi bagus
assy, meshrite Tubing, pump assy, dan meshrite dalam keadaan
Tubing 5-2⅞" dipasang ke dalam sumur sebagai kill string bersih ditutup sementara
Sumur
LAMPIRAN A
RIWAYAT SUMUR TA -22

Bulan Lapisan dan kedalaman Aktifitas Hasil

Mar-75 Sumur diselesaikan dengan perforasi pada Lapisan J


J (1805 - 1810) m
Tes produksi lapisan J J : gross 13,6 m³/h
Sep-85 Penggantian tubing produksi J : gross 12 m³/d
Sumur beroperasi dengan metode pengangkatan
Perubahan metode dari natural flow menjadi artificial lift
J (1805 - 1810) m buatan berupa sucker rod pump pada lapisan J
Tes produksi lapisan J J : gross 19 m³/h; water cut 3,6 %; GLR 384 v/v
Sep-87 Terjadi problem kepasiran Sumur ditutup sementara
Apr-88 Mengatasi problem kepasiran dengan squeezed cementing
J (1805 - 1810) m Perforasi ulang di lapisan J dengan kedalaman 1805 - 1810 m
J (1789 -1802) m Menambah perforasi di lapisan J pada kedalaman 1789 - 1802 m
J (1789 -1802) m Lapisan J (1789-1802 m, 1805-1810 m) dilakukan tes produksi
J : gross 10 m³/d; water cut 24,8 %
J (1805 - 1810) m
Jun-88 J (1789 -1802) m
Sumur menghasilkan air 1 bbl/d dan harga water cut 100% Sumur ditutup sementara
J (1805 - 1810) m
Mar-89 1735 m Lapisan J ditutup menggunakan BP pada kedalaman 1735 m Lapisan J (1789 -1802, 1805-1810) m terisolasi
Perforasi lapisan F pada kedalaman 1671 - 1674,5 m
F (1671 - 1674,5) m Tes produksi lapisan F F : gross 75 m³/d; water cut 0,4 %; gas 16,4 Mm³

Agust-89 F (1670 - 1674,5) m Menambah perforasi lapisan F pada dua interval kedalaman yaitu
F (1638 - 1642) m 1670 - 1674,5 m dan 1638 - 1642 m
F (1670 - 1674,5) m Dilakukan tes produksi F : 5 m³/d; water cut 1 %
F (1638 - 1642) m
Jan-90 Perforasi lapisan C2 pada dua interval kedalaman yaitu 1381 -
C2 (1381 - 1383) m 1383 m dan 1388 - 1391 m
C2 (1388 - 1391) m Tes produksi lapisan C2 menggunakan pompa tes produksi menggunakan pompa tidak berhasil
Jan-90 D (1433,5 - 1436,5) m Perforasi lapisan D
F (1643 - 1646) m Menambah perforasi di lapisan F
C2 (1381 - 1383)m Tes produksi Menghasilkan gas secara sembur alam : gross 3,6
C2 (1388 - 1391) m Mm³/d; tekanan 2,5 Ksc
D ( 1433,5 - 1436,5) m
F (1643 - 1646) m
Mar-97 F (1643 - 1646) m Swabbed lapisan F F : 10 bbl
Jun-97 F (1643 - 1646) m Swabbed lapisan F untuk evaluasi F : 20,9 bbl
Des-97 C2 (1381 - 1383)m Sumur menghasilkan produksi gas dengan jumlah kecil Gas : 1 Mscf/d
C2 (1388 - 1391) m
D ( 1433,5 - 1436,5) m
F (1643 - 1646) m
Sep-99 C2 (1365 - 1375) m Menambah perforasi di lapisan C2
C1 (1348 - 1352,5) m Perforasi lapisan C1
C1 (1348 - 1352,5) m Swabbed test untuk evaluasi lapisan C1, C2, D, dan F. Swabbed minyak 6 bbl dan air 3,2 bbl
C2 (1365 - 1375) m kedalaman 1270 m sebanyak 12x dalam waktu 4,5 jam
C2 (1381 - 1391)m
C2 (1388 - 1391) m
D (1433,5 - 1436,5) m
F (1643 - 1646) m
Dipasang pompa dan started pump jack @ 12.55 jam, stroke test Flow line pressure 40 psi, sumur berproduksi
300 psi / 3 strokes kemballi
Okt-99 Penggantian pompa
Swabbed lapisan C1 untuk evaluasi sebanyak 11x dalam waktu 2,5 minyak 50,4 bbl; air 35,82 bbl; dan minyak diesel
C1 (1348 - 1352,5) m
jam dengan kedalaman swab 1280 m 39,96 bbl
Started jack pump @ 12.00 jam, stroke test 200 psi / 8 strokes Flow line pressure 20 psi, sumur berproduksi
kembali
Mar-00 Sumur menghasilkan water cut 66,7 % tanpa ada produksi minyak Sumur ditutup sementara
dan gas
Mei-05 Penggantian pompa
Started jack pump @ 18.28 jam, 1200 cbi, 8 spm, 74 sl, stroke test Flow line pressure 40 psi, sumur kembali
pump 350 psi / 3 strokes berproduksi
Mei-06 Pengantian pompa
Ada indikasi pump plunger tersangkut
2 ¼" them pump plunger dimasukkan ke dalam lubang sumur, Menghasilkan 15 liter pasir formasi dan air
tubing string diturunkan sampai kedalaman 1643,94 m, 2½"x18'
them pump dimasukkan (terisi 2 liter pasir formasi), 4½" turbo
bailer dijalankan sampai kedalaman 1642,02 m, bailled sand
formation di kedalaman 1642,02 - 1645,02 m sebanyak 280x
Jun-06 Penggantian pompa
Swabbed sumur sebanyak 2x dengan kedalaman swab 1200 mwlm Menghasilkan 2,6 bbl crude oil (100% crude oil)

Started pump jack @01.15 jam, sumur berproduksi, built up Flow line pressure 50 psi
pressure 400 psi / 2 strokes
Jul-06 Penggantian pompa
Swabbed sumur dalam 10.00 jam sebanyak 35x dengan kedalaman Menghasilkan 47,52 bbl fluida ( 31 bbl crude oil dan
swab 1275 mwlm 16,25 bbl air)

Started pump jack @00.35 jam,built up pressure 400 psi / 3 strokes Flow line pressure 65 psi

Nop-07 Penggantian pompa


Started pump jack @11.00 jam,built up pressure 350 psi / 2 strokes Flow line pressure 25 psi, sumur kembali
berproduksi
Des-07 Pompa tersangkut
Dilakukan usaha untuk melepaskan pompa yang tersangkut
Des-07 Started pump jack @00.45 jam,built up pressure 350 psi / strokes Flow line pressure 30 psi, sumur kembali
berproduksi
Jan-08 Pompa tersangkut
Dilakukan usaha untuk melepaskan pompa yang tersangkut
Swabbed sumur dengan kedalaman 1250 mwlm (IFL 1107 m , FFL Menghasilkan 35,64 bbl ( minyak 28,5 bbl dan air
1226 m) 7,14 bbl)
Flush bagian dalam tubing, pump barrel & PSN dengan air 8 bbl
2% KCL dan dijalankan 2¼" them pump plunger tandem dengan
standart valve
Started pump jack @01.10 jam,built up pressure 350 psi / 2 strokes Flow line pressure 55 psi, sumur kembali
berproduksi
Lampiran B
Alokasi Data Produksi Sumur TA-09 Lapangan "T"

qo qo qo qo qo
qo total
Date lapisan Ca lapisan Cb lapisan C1 lapisan C2 lapisan D
(BOPM) (BOPM) (BOPM) (BOPM) (BOPM) (BOPM)
Agust-83 12384,36 10699,63 1684,73
Okt-83 13441,49 11612,95 1828,54
Nop-83 16891,13 14593,32 2297,81
Des-83 14464,24 12496,57 1967,67
Jan-84 14561,43 12580,54 1980,89
Feb-84 12898,07 11143,46 1754,61
Mar-84 14815,76 12800,27 2015,49
Apr-84 10449,90 9028,33 1421,57
Mei-84 11003,87 9506,94 1496,93
Jun-84 11327,91 9786,90 1541,01
Jul-84 11159,21 9641,15 1518,06
Agust-84 10853,00 9376,59 1476,41
Sep-84 10854,95 9378,28 1476,67
Okt-84 11561,52 9988,73 1572,79
Des-84 7887,06 6814,13 1072,93
Jan-85 13726,80 11859,45 1867,35
Feb-85 6248,76 5398,70 850,06
Mar-85 7071,41 6109,44 961,97
Apr-85 7271,10 6281,96 989,14
Mei-85 7071,41 6109,44 961,97
Jun-85 7072,20 6110,12 962,08
Jul-85 7051,88 6092,57 959,31
Agust-85 7565,24 6536,09 1029,15
Sep-85 7233,30 6249,31 983,99
Okt-85 7101,17 6135,15 966,02
Nop-85 6307,80 5449,71 858,09
Des-85 6545,96 5655,47 890,49
Jan-86 6524,88 6524,88
Feb-86 5237,68 5237,68
Mar-86 5648,20 5648,20
Apr-86 4641,90 4641,90
Mei-86 4824,22 4824,22
Jun-86 3918,60 3918,60
Jul-86 4792,91 4792,91
Agust-86 4478,26 4478,26
Okt-86 4459,35 4459,35
Nop-86 3766,20 3766,20
Jan-87 3015,68 3015,68
Feb-87 2870,00 2870,00
Mar-87 3245,39 3245,39
Lanjutan Alokasi Data Produksi (qo) Sumur TA-09 Lapangan "T"

qo qo qo qo qo
qo total
Date lapisan Ca lapisan Cb lapisan C1 lapisan C2 lapisan D
(BOPM) (BOPM) (BOPM) (BOPM) (BOPM) (BOPM)
Apr-87 2811,60 2811,60
Mei-87 3314,83 3314,83
Jun-87 3346,20 3346,20
Jul-87 2937,25 2937,25
Agust-87 2320,35 2320,35
Sep-87 1104,00 1104,00
Okt-87 1052,76 1052,76
Nop-87 1985,10 1985,10
Des-87 1527,37 1527,37
Jan-88 2116,99 2116,99
Feb-88 484,30 484,30
Mar-88 767,25 767,25
Apr-88 1044,00 1044,00
Mei-88 2113,27 2113,27
Jun-88 1270,50 1270,50
Jul-88 1246,51 1246,51
Agust-88 1671,21 1671,21
Sep-88 742,20 742,20
Okt-88 1364,93 1364,93
Nop-88 1314,00 1314,00
Des-88 1280,30 1280,30
Jan-89 1348,50 1348,50
Feb-89 2387,28 2387,28
Mar-89 1553,41 1553,41
Apr-89 1478,10 1478,10
Mei-89 1673,07 1673,07
Jun-89 1698,30 1698,30
Jul-89 1437,16 1437,16
Agust-89 2885,79 2885,79
Sep-89 2371,20 2371,20
Okt-89 1176,14 1176,14
Nop-89 1195,20 1195,20
Des-89 2456,75 2456,75
Jan-90 2066,77 2066,77
Feb-90 1597,68 1597,68
Mar-90 1028,58 1028,58
Apr-90 1081,80 1081,80
Mei-90 1107,01 1107,01
Jun-90 2017,20 2017,20
Jul-90 2019,03 2019,03
Agust-90 2203,17 2203,17
Lanjutan Alokasi Data Produksi (qo) Sumur TA-09 Lapangan "T"

qo qo qo qo qo
qo total
Date lapisan Ca lapisan Cb lapisan C1 lapisan C2 lapisan D
(BOPM) (BOPM) (BOPM) (BOPM) (BOPM) (BOPM)
Sep-90 3246,90 3246,90
Okt-90 2840,22 2840,22
Nop-90 2586,90 2586,90
Des-90 2976,62 2976,62
Jan-91 3119,84 3119,84
Feb-91 2710,96 2710,96
Mar-91 3006,38 3006,38
Apr-91 2589,60 2589,60
Mei-91 2794,65 2794,65
Jun-91 2792,70 2792,70
Jul-91 1474,98 1474,98
Agust-91 695,02 695,02
Sep-91 1779,90 1779,90
Okt-91 1364,93 1364,93
Nop-91 2418,00 2418,00
Des-91 2084,44 2084,44
Jan-92 2484,34 2484,34
Feb-92 2629,14 2629,14
Mar-92 3465,80 3465,80
Apr-92 3025,50 3025,50
Mei-92 3327,23 3327,23
Jun-92 2622,90 2622,90
Jul-92 2494,57 2494,57
Agust-92 2063,05 2063,05
Sep-92 1685,10 1685,10
Okt-92 1345,40 1345,40
Nop-92 1008,60 1008,60
Des-92 909,85 909,85
Jan-93 1377,33 1377,33
Feb-93 1370,60 1370,60
Mar-93 1346,02 1346,02
Apr-93 1572,60 1572,60
Mei-93 1195,98 1195,98
Jun-93 1132,20 1132,20
Jul-93 1006,26 1006,26
Agust-93 679,21 679,21
Sep-93 1313,70 1313,70
Nop-93 981,30 981,30
Feb-94 88,65 88,65
Mar-94 150,33 150,33
Apr-94 234,62 234,62
Lanjutan Alokasi Data Produksi (qo) Sumur TA-09 Lapangan "T"

qo qo qo qo qo
qo total
Date lapisan Ca lapisan Cb lapisan C1 lapisan C2 lapisan D
BOPM BOPM BOPM BOPM BOPM BOPM
Mei-94 700,00 700,00
Jun-94 546,29 546,29
Jul-94 816,60 816,60
Agust-94 584,44 584,44
Sep-94 898,85 898,85
Okt-94 1019,67 1019,67
Nop-94 541,82 541,82
Jan-95 145,93 145,93
Agust-95 17,89 17,89
Sep-95 125,58 125,58
Okt-95 26,83 26,83
Nop-95 6,00 6,00
Des-95 5,87 5,87
Jan-96 32,63 32,63
Jul-01 47,41 6,82 2,38 15,16 23,05
Agust-01 119,17 17,14 5,99 38,11 57,93
Sep-01 48,04 6,91 2,41 15,36 23,35
Jan-09 387,75 55,78 19,48 124,00 188,49
Feb-09 406,96 58,55 20,44 130,14 197,83
Mar-09 106,15 15,27 5,33 33,95 51,60
Apr-09 594,80 85,57 29,87 190,21 289,15
Mei-09 332,11 47,78 16,68 106,21 161,45
Jun-09 314,30 45,22 15,79 100,51 152,79
Jul-09 513,62 73,89 25,80 164,25 249,68
Lampiran B
Alokasi Data Produksi Sumur TA-18 Lapangan "T"

qo qo qo lapisan qo lapisan qo lapisan qo lapisan


qo total
Bulan lapisan C1 lapisan C2 D E F J
(BOPM) (BOPM) (BOPM) (BOPM) (BOPM) (BOPM) (BOPM)
Jan-85 5388,86 5388,86
Jun-91 37,16 37,16
Agust-91 108,12 108,12
Mar-92 84,16 84,16
Agust-96 188,79 188,79
Sep-96 239,13 239,13
Okt-96 201,38 201,38
Nop-96 289,48 289,48
Des-96 119,57 119,57
Jan-97 88,10 88,10
Feb-97 125,86 125,86
Mar-97 18,88 18,88
Apr-97 30,00 30,00
Mei-97 31,00 31,00
Jun-97 30,00 30,00
Jun-06 251,72 23,47 228,25
Jul-06 862,14 80,37 781,77
Agust-06 6,29 0,59 5,71
Mar-09 205,08 19,12 185,96
Apr-09 43,67 4,07 39,60
Lampiran B
Alokasi Data Produksi Sumur TA-22 Lapangan "T"

qo qo qo qo qo
qo total
Bulan lapisan C1 lapisan C2 lapisan D lapisan F lapisan J
(BOPM) (BOPM) (BOPM) (BOPM) (BOPM) (BOPM)
Jun-85 12420 12420
Jul-85 10416 10416
Agust-85 13392 13392
Sep-85 10380 10380
Okt-85 16430 16430
Nop-85 15420 15420
Des-85 16957 16957
Jan-86 16492 16492
Feb-86 13048 13048
Mar-86 15438 15438
Apr-86 15240 15240
Mei-86 15934 15934
Jun-86 11040 11040
Jul-86 15283 15283
Agust-86 15469 15469
Sep-86 15180 15180
Okt-86 15624 15624
Nop-86 14430 14430
Des-86 15996 15996
Jan-87 16275 16275
Feb-87 12628 12628
Mar-87 14601 14601
Apr-87 13680 13680
Mei-87 14663 14663
Jun-87 14190 14190
Jul-87 9362 9362
Agust-87 1581 1581
Sep-87 210 210
Okt-87 155 155
Apr-88 630 630
Mei-88 620 620
Apr-89 18960 18960
Mei-89 9083 9083
Jun-89 5310 5310
Jul-89 3813 3813
Agust-89 5177 5177
Sep-89 3750 3750
Okt-89 1240 1240
Mar-95 2387 2085,31 301,69
Apr-95 2310 2018,04 291,96
Lanjutan Alokasi Data Produksi Sumur TA-22 Lapangan "T"

qo qo qo qo qo
qo total
Bulan lapisan C1 lapisan C2 lapisan D lapisan F lapisan J
(BOPM) (BOPM) (BOPM) (BOPM) (BOPM) (BOPM)
Mei-96 1829 1597,83 231,17
Jun-96 2370 2070,45 299,55
Jul-96 2666 2329,04 336,96
Agust-96 2449 2139,47 309,53
Sep-96 660 576,58 83,42
Okt-96 1488 1299,93 188,07
Nop-96 1290 1126,96 163,04
Des-96 961 839,54 121,46
Jan-97 124 108,33 15,67
Feb-97 112 97,84 14,16
Sep-99 180 2,01 155,49 22,50
Okt-99 217 2,43 187,45 27,12
Nop-99 1020 11,41 881,11 127,48
Des-99 682 7,63 589,14 85,23
Jan-00 620 6,94 535,58 77,49
Mar-00 0,75 0,01 0,65 0,09
Mei-05 843,26 9,43 728,44 105,39
Jun-05 836,97 9,36 723,01 104,60
Jul-05 780,33 8,73 674,08 97,52
Agust-05 471,98 5,28 407,71 58,99
Sep-05 484,56 5,42 418,58 60,56
Okt-05 490,85 5,49 424,02 61,35
Nop-05 509,73 5,70 440,33 63,70
Des-05 497,15 5,56 429,45 62,13
Jan-06 534,91 5,98 462,07 66,85
Feb-06 465,68 5,21 402,27 58,20
Mar-06 471,98 5,28 407,71 58,99
Apr-06 528,61 5,91 456,63 66,06
Mei-06 446,80 5,00 385,97 55,84
Jun-06 471,98 5,28 407,71 58,99
Jul-06 572,66 6,41 494,69 71,57
Agust-06 471,98 5,28 407,71 58,99
Sep-06 629,30 7,04 543,61 78,65
Okt-06 604,13 6,76 521,87 75,50
Nop-06 572,66 6,41 494,69 71,57
Des-06 402,75 4,51 347,91 50,33
Jan-07 610,42 6,83 527,30 76,29
Feb-07 641,89 7,18 554,49 80,22
Mar-07 377,58 4,22 326,17 47,19
Apr-07 396,46 4,43 342,48 49,55
Mei-07 453,10 5,07 391,40 56,63
Lanjutan Alokasi Data Produksi Sumur TA-22 Lapangan "T"

qo qo qo qo qo
qo total
Bulan lapisan C1 lapisan C2 lapisan D lapisan F lapisan J
(BOPM) (BOPM) (BOPM) (BOPM) (BOPM) (BOPM)
Jun-07 358,70 4,01 309,86 44,83
Jul-07 453,10 5,07 391,40 56,63
Agust-07 390,17 4,36 337,04 48,76
Sep-07 314,65 3,52 271,81 39,32
Okt-07 333,53 3,73 288,11 41,68
Nop-07 195,08 2,18 168,52 24,38
Des-07 6,29 0,07 5,44 0,79
Jan-08 132,15 1,48 114,16 16,52
Feb-08 213,96 2,39 184,83 26,74
Mar-08 377,58 4,22 326,17 47,19
Lampiran D
Data Water Oil Ratio dan Gas Oil Ratio Lapisan D

qo GOR Water Cut


Bulan Lapisan D Lapisan D Lapisan D
(BOPD) (SCF/STB) %
Mar-95 9,73 2531,17 4,85
Apr-95 9,42 2888,31 4,85
Mei-96 7,71 3169,49 5,18
Jun-96 9,66 2025,32 2,24
Jul-96 11,23 895,35 0,82
Agust-96 9,98 924,05 0,46
Sep-96 2,69 4250,00 3,95
Okt-96 6,72 2250,00 3,01
Nop-96 5,26 1476,74 3,73
Des-96 4,05 2183,87 4,64
Jan-97 0,51 7000,00 4,21
Feb-97 0,47 15200,00 4,21
Sep-99 0,73 5166,67 10,97
Okt-99 0,94 7085,71 11,04
Nop-99 4,11 2050,00 5,53
Des-99 2,84 2786,36 4,17
Jan-00 2,50 1210,00 2,88
Jul-01 0,77 0,00 48,24
Agust-01 1,87 0,00 47,75
Sep-01 0,75 0,00 48,08
Mei-05 3,51 2485,11 7,70
Jun-05 3,37 5351,45 7,83
Jul-05 3,25 7059,43 8,39
Agust-05 1,90 13970,44 8,16
Sep-05 1,95 13738,21 9,13
Okt-05 2,19 14323,61 8,83
Nop-05 2,05 12388,84 8,75
Des-05 2,07 11959,84 8,79
Jan-06 2,16 11359,03 8,83
Feb-06 1,94 9313,65 8,55
Mar-06 1,90 9996,72 8,35
Apr-06 2,13 8132,62 9,04
Mei-06 1,86 2303,48 9,05
Jun-06 9,27 2604,56 83,49
Jul-06 28,44 2490,12 62,42
Agust-06 2,09 4085,39 98,29
Sep-06 2,54 3303,67 9,24
Okt-06 2,70 3612,48 9,42
Nop-06 2,31 3389,43 9,76
Des-06 1,68 4941,50 10,38
Jan-07 2,46 2595,09 9,37
Feb-07 2,67 1801,57 9,46
Mar-07 1,52 3456,49 10,91
Apr-07 1,60 3654,85 10,81
Mei-07 1,89 3509,85 10,38
Jun-07 1,45 4215,21 10,71
Jul-07 1,89 3503,01 10,53
Agust-07 1,57 4060,07 10,62
Sep-07 1,27 4433,50 10,85
Okt-07 1,44 3596,99 10,97
Nop-07 0,79 2045,28 10,76
Des-07 0,03 492,61 11,46
Jan-08 0,53 2674,17 11,28
Feb-08 0,89 4147,47 11,36
Mar-08 1,52 1083,74 10,57
Jan-09 6,08 0,06 47,28
Feb-09 7,07 1996,36 46,40
Mar-09 7,66 2303,76 131,22
Apr-09 10,96 1361,95 126,48
Mei-09 5,21 2528,29 46,62
Jun-09 5,09 2501,98 46,38
Jul-09 8,05 1595,61 44,50

Anda mungkin juga menyukai