Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

ANALISA DAN PERHITUNGAN

Perkiraan cadangan minyak sisa yang dilakukan pada lapangan X lapisan Y


bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai besarnya cadangan minyak sisa
(remaining reserve), umur lapisan. Penggunaan metode decline curve dilakukan
karena berdasarkan data produksi telah terjadi penurunan laju produksi pada
sejarah produksi lapisan ini. Perhitungan cadangan minyak sisa dengan metode
decline curve dilakukan dengan mengambil beberapa asumsi, yaitu :
1. Reservoir bersifat homogen.
2. Penurunan produksi selama suatu waktu tertentu merupakan fraksi yang
konstan dari produksi sebelumnya.
3. Perilaku reservoir di masa mendatang memiliki kesamaan dengan perilaku
reservoir di masa sekarang dan sebelumnya.
4. Tidak terjadi perubahan metode produksi.
Data-data yang diperlukan untuk perkiraan cadangan minyak sisa dengan
metode decline curve adalah jumlah cadangan minyak awal di tempat (OOIP),
data laju produksi minyak (qo) dan data perhitungan economic limit rate (qlimit).

4.1. Penentuan Cadangan Awal Minyak di Tempat (OOIP)


Kandungan minyak awal di tempat (OOIP) yang didapat dari data
perusahaan pada lapisan Y adalah sebesar 274 MMSTB.

4.2. Penentuan Economic Limit Rate


Perhitungan economic limit rate (qlimit) telah ditentukan besarnya dari
perusahaan yang bersangkutan sebesar 3 bopd. Sedangkan banyaknya jumlah
sumur yang aktif pada akhir produksi bulan Januari 2011 adalah 34 sumur, yakni
N-07, N-12, N-13, N-14, N-15, N-18, N-21, N-22, N-23, N-24, N-25, N-30, N-31,
N-32, N-33, N-35, N-37, N-38, N-39, N-41, N-42, N-43, N-44, N-46, N-47, N-48,
N-49, N-50, N-51, N-53, N-54, N-57, N-58, N-60.
4.3. Analisa Data
Data hasil pengelompokan diatas kemudian dilakukan analisa yang meliputi
pembuatan grafik laju produksi (qo) vs waktu (t) pada kertas semilog, pemilihan
periode produksi untuk analisa dan penentuan tipe decline curve.

4.3.1. Plot Laju Produksi (qo) Vs Waktu (t) Pada Grafik Semilog
Pembuatan grafik laju produksi (qo) vs waktu (t) pada kertas semilog
adalah untuk memudahkan dalam pemilihan trend produksinya. Pada grafik aktual
qo vs t ini, semua data dari awal produksi (Agustus 2002) sampai akhir produksi
(Januari 2011) dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Grafik laju produksi minyak pada lapisan ”Y”.


(Data Sumur Lapangan ”X”, 2010).
4.3.2. Pemilihan Periode (Trend) Produksi untuk Analisa
Pemilihan periode (trend) untuk analisa decline dilakukan dengan
menganalisa grafik aktual laju produksi (qo) vs waktu (t) seperti pada Gambar 4.2,
yang harus memenuhi kriteria berikut:
1. Tidak ada penutupan sumur dalam waktu yang lama.
2. Tidak ada penggantian metode produksi.
3. Adanya grafik penurunan produksi.
4. Jumlah sumur produksi sebaiknya tidak bertambah dan tidak berkurang
(Konstan).
Periode analisa yang dipilih adalah trend 1 dan trend 2. Trend 1 diperoleh
periode produksi dari bulan Januari 2006 sampai dengan Agustus 2006, dan trend
2 di peroleh periode produksi dari bulan Oktober 2009 sampai dengan Januari
2011.
Gambar 4.2. Grafik qo vs t untuk pemilihan Trend analisa.
4.3.3. Penentuan Type Decline Curve dengan Metode X2-Chi Square Test.
Pada Metode X2 Chi-Square Test kita menentukan perkiraan laju produksi
minyak (qo) di atas yang paling mendekati dengan laju produksi minyak (qo)
aktual dari perhitungan selisihnya.
Pada trend 1 perhitungan untuk penentuan nilai b, Di dan jenis decline
curve, menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Membuat suatu spreadsheet yang terdiri dari; bulan produksi, tanggal, laju
produksi, kolom harga b, kolom harga Di, dan kolom harga Fi, seperti terlihat
pada Tabel IV-1.
2. Mengasumsikan harga b dari 0 sampai dengan 1.
3. Mengambil dua titik data misalnya t1 = 1, q1 = 237211,8 bopd dan t2 = 8, q2 =
191756,6 bopd.
4. Menghitung Di untuk setiap harga b masing-masing untuk; Exponential,
Hyperbolic, dan Harmonic dengan perumpamaan :
b = 0 hitung Di dengan Persamaan exponential berikut:
 qi 
ln    237211,8 
 qt  ln  
t  191756 , 6 
Di. = = = 0,03039
8  1
b = 0,1 hitung Di dengan Persamaan hyperbolic berikut:
b
 qi   1
 qt 
Di = b.t =
237211,8 / 191756,6  1
0 ,1
= 0,030715
0,1  (8  1)
b = 1 hitung Di dengan Persamaan harmonic berikut:
 qi   1
 qt   237211,8   1
Di = t =  191756 , 6  = 0,03386
8  1
Berdasarkan harga Di tentukan harga q pada waktu t, yang merupakan harga
expected value masing-masing untuk; Exponential, Hyperbolic, dan Harmonic
dengan perumpaan :
b = 0, Di = 0,03039 dan t = 1 dengan Persamaan Exponential :
 D.t
q = qi.Exp = 237211,8  Exp(0,03039  1) = 230111,5 bopd
b = 0,1, Di = 0,030715 dan t = 1 dengan Persamaan Hyperbolic :

= 237211,81  0,1  0,030715  1


1 / b 1 / 0.1
q= qi(1  b.Di.t ) = 230047,4 bopd
b = 1, Di = 0,03386 dan t = 1 dengan Persamaan Harmonic :
qi 237211,8
q= = = 229442 bopd
1  b.Di.t 1  1  0,03386  1
5. Menghitung selisih qo actual dengan qo forecast dengan menggunakan rumus
Chi-Square Test, seperti pada Persamaan sebagai berikut:

(fi  Fi) 2
X2 
Fi
Keterangan :
fi = Data observasi (aktual)
Fi = Data yang diharapkan (perkiraan)
Perhitungan pada t =1 yaitu :
b=0

(237211,8  230111,5) 2
230111,5
X2 = = 219,1
b = 0,1

(237211,8  230047,4) 2
230047,4
X2 = = 223,1
b=1

(237211,8  229442) 2
229442
X2 = = 263,1
6. Menjumlahkan harga X2 untuk setiap harga t dan setiap harga b
7. Mengambil harga terkecil dari poin 7 sebagai tipe dari decline curve. Harga ∑
X2 yang paling kecil menunjukkan kurva yang paling fit untuk mewakili titik-titik
data yang sedang dianalisa. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel IV-1.
Pada trend 2 perhitungan untuk penentuan nilai b, Di dan jenis decline curve
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Membuat suatu spreadsheet yang terdiri dari; bulan produksi, tanggal, laju
produksi, kolom harga b, kolom harga Di, dan kolom harga Fi, seperti terlihat
pada Tabel IV-2.
2. Mengasumsikan harga b dari 0 sampai dengan 1.
3. Mengambil dua titik data misalnya t1 = 1, q1 = 311049,2 bopd dan t2 = 16, q2 =
182364,9 bopd.
4. Menghitung Di untuk setiap harga b masing-masing untuk; Exponential,
Hyperbolic, dan Harmonic dengan perumpamaan :
b = 0 hitung Di dengan Persamaan exponential berikut:
 qi 
ln    311049,2 
 qt  ln  
t  182364 ,9 
Di. = = = 0,0356
16  1
b = 0,1 hitung Di dengan Persamaan hyperbolic berikut:
b
 qi   1
 qt 
Di = b.t =
311049,2 / 182364,9  1
0,1
= 0,036564
0,1  (16  1)
b = 1 hitung Di dengan Persamaan harmonic berikut:
 qi   1
 qt   311049,2   1
Di = t =  182364,9  = 0,04704
16  1
Berdasarkan harga Di tentukan harga q pada waktu t, yang merupakan harga
expected value masing-masing untuk; Exponential, Hyperbolic, dan Harmonic
dengan perumpaan :
b = 0, Di = 0,0356 dan t = 1 dengan Persamaan Exponential:
 D.t
q = qi.Exp = 311049,2  Exp(0,0356  1) = 300171,8 bopd
b = 0,1, Di = 0,036564 dan t = 1 dengan Persamaan Hyperbolic:

= 311049,21  0,1  0,036564  1


1 / b 1 / 0.1
q= qi(1  b.Di.t ) = 299901,5 bopd
b = 1, Di = 0,04704 dan t = 1 dengan Persamaan Harmonic.
qi 311049,2
q= = = 297074 bopd
1  b.Di.t 1  1  0,04704  1
5. Menghitung selisih qo actual dengan qo forecast dengan menggunakan rumus
Chi-Square Test, seperti pada Persamaan sebagai berikut:

(fi  Fi) 2
X2 
Fi
Keterangan :
fi = Data observasi (aktual)
Fi = Data yang diharapkan (perkiraan)
Perhitungan pada t =1 yaitu :
b=0

(311049,2  300171,8) 2
300171,8
X2 = = 394,2
b = 0,1

(311049,2  299901,5) 2
299901,5
X2 = = 414,4
b=1

(311049,2  297074) 2
297074
X2 = = 657,4
6. Menjumlahkan harga X2 untuk setiap harga t dan setiap harga b
7. Mengambil harga terkecil dari poin 7 sebagai tipe dari decline curve. Harga ∑
X2 yang paling kecil menunjukkan kurva yang paling fit untuk mewakili titik-titik
data yang sedang dianalisa. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel IV-2.
Tabel.IV-1. Penentuan harga nominal Decline (Di) berdasarkan harga b
asumsi untuk Trend 1 dengan menggunakan metode Trial-Error dan X2 Chi-
Square test.

Tabel.IV-1. Penentuan harga nominal Decline (Di) berdasarkan harga b


asumsi untuk Trend 1 dengan menggunakan metode Trial-Error dan X2 Chi-
Square test (Lanjutan).
Tabel.IV-2. Penentuan harga nominal Decline (Di) berdasarkan harga b
asumsi untuk Trend 2 dengan menggunakan metode Trial-Error dan X2 Chi-
Square test.

Tabel.IV-2. Penentuan harga nominal Decline (Di) berdasarkan harga b


asumsi untuk Trend 2 dengan menggunakan metode Trial-Error dan X2 Chi-
Square test (Lanjutan).
Berdasarkan perhitungan diatas menggunakan metode Trial-Error and X2
Chi-Square Test (Tabel IV-1 dan Tabel IV-2) , nilai X2 yang terkecil (nilai yang
paling fit) untuk :
1. Trend 1, harga b = 0 dengan Di = 0,03039 dimana kurva declinenya adalah
Exponential Decline.
2. Trend 2, harga b = 0, dengan Di = 0,035596 dimana kurva declinenya adalah
Exponential Decline.
Gambar 4.3 menunjukkan hasil forecast dari kedua trend analisa yang
memperlihatkan bahwa Lapisan ”Y” sudah optimal memproduksikan minyak,
karena hasil forecast kedua trend tersebut sampai qlimit berakhir pada waktu yang
berdekatan, sehingga Lapisan ”Y” ekonomis untuk dikembangkan. Dari Hasil
penentuan decline curve analisys menunjukkan bahwa trend 1 dan trend 2
merupakan kurva yang menuju ke satu titik, yang artinya Lapisan ”Y” sudah
mature sehingga perencanaan penambahan sumur hanya bersifat accelerasi.
Perhitungan perkiraan cadangan minyak sisa Lapisan ”Y” menggunakan trend 2
yang merupakan trend penurunan terakhir dari profil produksi lapisan “Y”.
Gambar 4.3. Grafik Qo vs T aktual dan forcest dari kedua trend analisa.
4.4. Peramalan Laju Produksi dan Kumulatif Produksi
Peramalan laju produksi dan kumulatif produksi menggunakan periode
analisa trend 2 (periode produksi Oktober 2009 sampai Januari 2011) yaitu
dengan harga b = 0 dan Di = 0,035596, dengan tipe kurva Eksponential decline.

4.4.1. Peramalan Laju Produksi (qo vs t)


Setelah harga b, Di dan jenis kurva decline nya sudah diketahui maka
peramalan produksi yang akan datang dapat dilakukan dengan memasukkan harga
t yang dinginkan kedalam persamaan decline curve sehingga harga qt nya dapat
dicari, misalkan untuk menghitung harga laju produksi minyak untuk trend 2,
maka (t = 15 bulan, dihitung dari mulai prediksi dilakukan yaitu bulan Januari
2011 dengan qi = 182364,9 bopd, Di = 0,0356) dapat dicari dengan persamaan
exponential decline sebagai berikut :
q  qi  Dt  182364,9 0,035615 =106918,6 bopd
Hasil perhitungan selengkapnya dari peramalan laju produksi (qo forecast) sejak
akhir produksi (Januari 2011) untuk trend 2 dapat dilihat pada Lampiran B

4.4.2. Peramalan Kumulatif Produksi Sampai Economic Limit


Harga kumulatif produksi sampai batas ekonomis dengan qi = 182364,9
bopd, q limit = 102 bopd, Di = 0,0356, dapat dihitung dengan Persamaan
exponential decline sebagai berikut :
qi  qlimit
Npt limit 
Di
Maka pada trend 2 :
182364,9  102
Npt limit  = 5120306 STB = 5120,3 MSTB = 5,1 MMSTB
0,0356

4.5. Peramalan Umur Produksi


Waktu yang diperlukan untuk pengambilan cadangan minyak sisa sampai
batas ekonomisnya adalah sebesar 102 bopd, dengan qi = 182364,9 bopd, Di =
0,0356 dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan exponential decline
berikut:
 qi 
ln  
t   limit 
q
Di
Maka pada trend 2 :
 182364,9 
ln  
t  102 
= 210,3824 bulan = 210 bulan
0,0356
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk
pengambilan cadangan minyak sisa sampai qlimit pada trend 2 selama 210 bulan
mulai dari bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Juli 2028.

4.6. Estimasi Jumlah Cadangan


4.6.1. Prediksi EUR (Estimated Ultimate Recovery)
Perhitungan EUR dengan menggunakan Persamaan 3-42, yaitu :
EUR = Npt + Npt→limit
Pada trand 2
Npt (Januari 2011) = 21,1 MMSTB
Npt→limit = 5,1 MMSTB
Maka : EUR = 21,1 + 5,1 = 26,3 MMSTB.
Secara grafis prediksi EUR sampai qlimit dapat dilihat pada Gambar 4.4.

4.6.2. Estimasi Cadangan Minyak Sisa (Estimated Remaining Reserve)


Prediksi cadangan minyak sisa (ERR) sampai dengan qlimit = 102 bopd
adalah dengan menggunakan persamaan berikut :
ERR = EUR - Npt(Januari 2011) = 26,3 – 21,1 = 5,1 MMSTB
4.7. Perhitungan RF (Recovery Factor)
Perhitungan Recovery Factor dengan OOIP = 274 MMSTB, EUR = 26,3
MMSTB, Np t (Januari 2011) = 21,1 MMSTB menggunakan persamaan sebagai
berikut :
1. RF saat ini (Sebelum dilakukan Decline, bulan Januari 2011), yaitu :
Npt  januari2011 21,1
RF =  100%   100% = 7,7 %
OOIP 274
2. Perhitungan RF Lapisan ”Y” menggunakan persamaan 3-43, yaitu:
EUR 26,3
RFLapisanY   100%   100%  9,6%
Ni 274
Gambar 4.4. Grafik Peramalan Laju Produksi Dengan Metode Decline Curve pada Lapisan ”Y”.

Anda mungkin juga menyukai