2. Differential Liberation
3. Separator Test
Flash liberation terkenal juga dengan flash vaporization atau flash expansion atau pressure
volume relation. Dalam pengujian ini gas yang keluar dari larutan dalam minyak dibiarkan
berada dalam kontak dengan minyak sehingga komposisi tidak berubah selama test
berlangsung.
2. Koefisien kompresibilitas isothermal pada fluid satu fasa dalam keadaan diatas
tekanan saturasi
1. Tempatkan sampel dalam tabung percobaan(PVT cell) pada p di atas tekanan awal
reservoir dan T reservoir.
2. Sambil menjaga T konstan, turunkan tekanan sampai tekanan tertentu kemudian catat
volume totalnya Vt.
3. Ulangi Langkah 2 sampai gas keluar dari larutan. Saat gas keluar dari larutan catat
tekanannya sebagai tekanan saturasi ( bubble point atau dew point pressure) dan
volumenya sebagai Vsat (volume saturasi)
𝑉𝑡
𝑉𝑟𝑒𝑙 = 𝑉𝑠𝑎𝑡
Vt = Volume total
Differential Liberation (Vaporization) test adalah suatu test dimana dilakukan untuk
mengetahui banyaknya gas yang terlepas dari sampel Oil pada saat terjadinya penurunan
tekanan dan di keluarkan dari tabung secara berkelanjutan dari kontak dengan minyak , dan
sebelum sampai ke masa equilibrium pada fasa liquid
• Sifat fisik dari gas yang terlepaskan termasuk komposisinya diantaranya : faktor
kompresibilitas gas , dan spesific gravity dari gas
Differential liberation atau differential vaporization berbeda dari flash liberation karena gas
yang keluar dari larutan kemudian dikeluarkan dari tabung sehingga tidak berada dalam
kontak dengan liquid. Dengan demikian komposisi system berubah setiap perubahan
tekanan.
1. Tempatkan fluida dalam tabung pada tekanan = pb dan temperatur sama dengan
temperatur reservoir.
2. Turunkan tekanan sampai tekanan tertentu, maka sejumlah gas akan terlepas dari
minyak.
3. Kocok cell supaya terjadi kesetimbangan, dan diamkan beberapa saat sampai gas
terpisah dari liquid.
4. Gas dikeluarkan dari cell dengan cara pendesakan pada tekanan konstan.
Gambar Skematik Differential Liberation Test (Sumber : Asep Kurnia Permadi Bab 4 Sifat Fisik
Fluida)
Data yang dihasilkan adalah volume minyak, Vo, pada waktu awal dan tiap tekanan
berikutnya, volume gas yang keluar dari larutan dan dikeluarkan dari tabung, volume
residual minyak yang tersisa pada akhir pengujian (p = 1 atm, T = 60℉), Vo,res. Dari data
tersebut dapat dihitung untuk tiap tekanan:
𝑉𝑜
Relative Oil Volume : 𝐵𝑜𝐷= 𝑉𝑂,𝑟𝑒𝑠
𝑉𝑔
Solution GOR : 𝑅𝑠𝐷= 𝑉𝑂,𝑟𝑒𝑠
Oleh karenanya, hasil pengujian differential vaporization dilaporkan dalam bentuk tabulasi
sebagai berikut:
Dimana :
1. Solution GOR = cuft gas pada p = 14.65 psia 60℉ dibagi dengan barrel minyak sisa
pada akhir test (p = 14.65 psia 60℉).
2. Relative oil volume = barrel minyak pada tiap tekanan dibagi dengan barrel minyak
sisa pada akhir test (p = 14.65 psia 60℉)
3. Relative total volume = barrel minyak ditambah dengan gas yang keluar pada tiap
tekanan dibagi dengan barrel minyak sisa pada akhir test (p = 14.65 psia 60℉).
4. Faktor volume formasi gas = cuft gas pada tiap tekanan dibagi dengan cuft pada p
14.65 psia 60℉.
Separator test dilakukan untuk menentukan perubahan volume fluida reservoir yang
melewati separator dan kemudian fluida masuk dalam tangki pengumpul. Perubahan
volume yang dihasilkan dipengaruhi sebagian besar oleh kondisi pengoperasian, tekanan
dan suhu, pada fasilitas alat pemisahan yang ada di permukaan. Tujuan utama melakukan
separator test adalah untuk menyediakan informasi laboratorium yang diperlukan untuk
menentukan kondisi pemisahan yang optimum, yang juga akan memaksimalkan produksi
minyak serta memaksimalkan distribusi minyak hingga pada tangki pengumpul.Sebagai
tambahan, hasil dari tes separator test akan dikombinasikan dengan hasil Differential
liberation Test, pada kegiatan ini pada umumnya kita mencari parameter PVT (Bo, Rs, dan
Bt). Dan kegiatan Separator Test ini hanya dilakukan pada Minyak yang berada di titik
gelembung (Bubble Point).
𝑉𝑠𝑎𝑡
𝐵𝑜𝑓𝑏 =
(𝑉𝑜)𝑠𝑡
(𝑉𝑔)𝑠𝑐
𝑅𝑠𝑓𝑏 =
(𝑉𝑜)𝑠𝑡
Dimana :
Pada pengujian ini sampel dikondisikan pada tekanan saturasi dan suhu reservoir. Volume
sample akan diukur sebagai Volume Saturasi (Vsat). tekanan dan suhu dari tahap-tahap tes
ini mewakili peralatan pemisah HC diatas permukaan. Data yang telah diukur dapat
digunakan.
Percobaan Constant Volume Depletion atau CVD dilakukan pada reservoir jenis
Condensate dan juga Volatile Oil untuk mengetahui variasi komposisi dari reservoir.
Prosedure CVD test dapat dilihat dari gambar dibawah ini.
Gambar 7.3 Skematik prosedur CVD test di laboratorium (Source : Ahmed, Tarek. Reservoir
Engineering Handbook.1946.United State )
Tahapan prosedure CVD Test :
Step 1 : Jumlah Sampel terukur ditempatkan pada cell PVT pada keadaan tekanan embun
atau Dew Pressure (Seperti pada gambar a) dan dalam keadaan temperature konstan. Vi
adalah volume awal sampel dalam cell PVT.
Step 2 : Hitung faktor kompressibilitas mula-mula dari persamaan gas nyata seperti
dibawah ini:
𝑃𝑑 𝑉𝑖
𝑍𝑑 =
𝑛𝑖 𝑅𝑇
Keterangan :
T : Temperature, Rankine
Step 3 : Tekanan pada cell PVT diturunkan (seperti pada gambar b), selama proses
diturunkannya tekanan pada cell PVT, liquid mulai terbentuk.
Step 4 : Merkuri di injeksikan kembali kedalam cell PVT dalam keadaan tekanan konstan
diikuti oleh keluarnya volume gas (terlihat pada gambar c). Ketika volume gas kembali
seperti volume awal (Vi) di dalam cell PVT maka injeksi merkuri dihentikan. Dari step ini
dapat terlihat bahwa saat diturunan tekanannya, mulai terbentuk Liquid. Sehingga reservoir
yang mula-mula adalah gas (1 fasa) menjadi 2 fasa (gas + liquid).