Anda di halaman 1dari 6

Fluida reservoir, campuran senyawa hidrokarbon yg t’bentuk & berada secara alami di alam kerak

bumi (reservoir). Dalam kandungan HC t’sebut sering juga terdapat senyawa-senyawa lainnya seperti
sulfur, oksigen, nitrogen yg terikat dgn atom carbon & hydrogen, selain itu jg t’dapat senyawa nonHC
lainnya seperti H2S, CO2, N2, logam berat & air.

Fluida Reservoir

Type Definisi Properti

GOR,scf/stb API

Black oil fluda reservoir yang temperatur reservoirnya lebih rendah dari < 500 < 30
temperature kritik minyak (berada dalam fasa
cair/undersaturated). Disebut jg low shrinkage oil (tidak mudah
menyusut)

Volatile oil Fluida reservoir dimana temperature reservoirnya sedikit lebih 500-8.000 30-50
rendah dari temperatur kritiknya. Sedikit penurunan tekanan
menyebabkan peningkatan fasa gas yg cukup besar (mudah
menyusut) maka disebut jg high shrinkage oil.

Dry gas Fluida reservoir yg kandungan utamanya metana & selalu >100.000 > 60
berada dlm fasa gas karena tdk memiliki cuukup HC fraksi berat
untuk pembentukan liquid (dipermukaan). Lintasan tekanannya
di luar fasa envelope.

Wet gas Fluida reservoir yg kandungan utamanya metana dgn sedikit HC 70.000 -100.000 > 50
intermediate (etana ~ butana). Sebagian gas terlondensasi pd
kondisi separator (condensate gas).

Retrograde gas Mengandung campuran metana (utama) dgn sejumlah HC 8.000 – 70.000 50 –
berukuran  molekul kecil. Jika tekanan terus diturunkan maka 60
gas akan terkondensasi kemudian menguap kembali. Kondensat
isa saja memblock pori2 shg gas tdk dpt diprodukdikan lg.
Fluida di dalam reservoir biasanya mengandung tiga komponen penting: minyak mentah, natural gas
dan air, dengan kandungan kecil gas asam (karbon dioksida dan hydrogen sulfide) dan padatan
hidrokarbon (bitumen, asphalt, etc). Komponen ini akan memiliki kombinasi dan proporsi yang
berbeda di masing-masing reservoir. Selain itu, jumlah setiap komponen, kualitas, fasa dan jumlah
akan bervariasi dari reservoir ke reservoir.

Hidrokarbon yang ditemukan di formasi bawah permukaan terbuat dari lima elemen penting dan
ditemukan dalam bentuk bentuk yang berbeda.

Minyak bisa berat dan kental (API yang rendah), tidaak mengandung zat terlarut dan kondensat,
atau bisa juga mengandung gas terlarut yang besar. Pada kebanyakan reservoir, fluida yang paling
umum ditemui adalah air, biasanya connate saline water.

Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari atom karbon dan hidrogen. Senyawa karbon dan
hidrogen mempunyai banyak variasi, yang berdasarkan jenis rantai ikatannya dibagi menjadi dua
golongan, yaitu:

1. Golongan Asiklik (Parafin)

Hidrokarbon jenis ini mempunyai rantai ikatan antar atom yang terbuka, terdiri dari hidrokarbon
jenuh dan hidrokarbon tak jenuh.

2. Golongan Siklik
Sedangkan hidrokarbon golongan siklik mempunyai rantai tertutup (susunan cincin). Golongan ini
terdiri dari naftena dan aromatik.

1. Golongan Asiklik (Parafin)

Golongan asiklis atau alifat disebut juga alkan atau parafin. Golongan asilklis dapat dibagi menjadi
dua golongan, yaitu golongan hidrokarbon jenuh dan tak jenuh.

 Hidrokarbon Jenuh

Seri homolog dari hidrokarbon ini mempunyai rumus umum C nH2n+2, dan mempunyai ciri dimana
atom-atom karbon diatur menurut rantai terbuka dan masing-masing atom dihubungkan oleh ikatan
tunggal, dimana tiap-tiap valensi dari satu atom C berhubungan dengan atom C disebelahnya. Seri
homolog hidrokarbon ini biasanya dikenal dengan nama alkana (Inggris : alkane) dimana penamaan
anggota seri homolog ini disesuaikan dengan jumlah atom karbon dalam sebutan Yunani dan diakhiri
dengan akhiran “ana” (Inggris : “ane”).

 Sifat Fisik Alkana

Pada temperatur kamar (25 oC) dan tekanan satu atmosfer senyawa alkana memiliki wujud yang
berbeda-beda. Untuk mengetahui wujud alkana dapat dilihat dari titik didih dan titik lelehnya.
Perhatikan data titik didih dan titik leleh senyawa alkana pada tabel berikut ini :

Dari data tersebut alkana rantai lurus (n-alkana) yang mengandung C 1 sampai dengan C4 berwujud
gas, C5 sampai dengan C17 berwujud cair, dan mulai C18 berwujud padat. Titik didih n-alkana
bertambah sesuai dengan kenaikan Mr senyawanya. Titik didih alkana bercabang lebih rendah dari
titik didih rantai lurus.

Titik leleh alkana tidak seperti titik didihnya yaitu sesuai dengan Mr nya. Massa jenis alkana
umumnya lebih rendah dari 1,00 g mL–1
(massa jenis air pada suhu 4 oC). Buktinya minyak terapung di atas air. Alkana tidak larut di dalam air
sebab termasuk senyawa nonpolar. Alkana larut di dalam pelarut nonpolar seperti karbon
tetraklorida, kloroform, dan benzena.

 Hidrokarbon Tak Jenuh


Hidrokarbon ada yang mempunyai ikatan rangkap dua ataupun rangkap tiga (triple), yang digunakan
untuk mengikat dua atom C yang berdekatan. Oleh karena itu, valensi yang semula tersedia untuk
mengikat atom hidrokarbon telah digunakan untuk mengikat atom C yang berdekatan, dengan cara
ikatan rangkap dua  yang mengikat dua atom C, maka hidrokarbon seperti ini disebut hidrokarbon
tak jenuh atau disebut juga sebagai keluarga alkena (Inggris : alkene).

 Sifat Fisik Alkena

Alkena mempunyai sifat tidak larut dalam air, massa jenis lebih kecil dari satu, dan titik didih
bertambah tinggi dengan meningkatnya jumlah atom C. Perhatikan tabel titik didih dan massa jenis
alkana berikut ini.

Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu, alkena sedikit larut dalam
air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang membentuk ikatan π. Ikatan π tersebut akan
ditarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif sebagian. Sebagaimana pada alkana, maka
untuk alkena terjadi juga peningkatan titik didih dengan bertambahnya kandungan atom karbon,
dimana peningkatannya mendekati 20 – 30  oC untuk setiap penambahan atom karbon. Secara
kimiawi, karena alkena merupakan ikatan rangkap, maka alkena lebih reaktif bila dibandingkan
dengan alkana.

 Sifat Fisik Alkuna

Sifat fisik alkuna mirip dengan sifat-sifat alkana maupun alkena, Berdasarkan titik didihnya, tiga
senyawa alkuna terpendek berwujud gas. Perhatikan tabel berikut.

Alkuna sangat sukar larut dalam air tetapi larut di dalam pelarut organik seperti karbontetraklorida.
Massa jenis alkuna sama seperti alkana dan alkena lebih dari air.  Titik didih alkuna mirip dengan
alkana dan alkena. Semakin bertambah jumlah atom C harga Mr makin besar maka titik didihnya
makin tinggi.

2. Golongan Siklik

Golongan siklis dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan naftena dan golongan aromatik.

 Golongan Naftena

Golongan naftena sering disebut golongan sikloparafin, atau golongan sikloalkana, yang mempunyai
nrumus umum CnH2n yang tertutup dan memiliki rantai tunggal
Fluida reservoir berupa hidrokarbon yang memiliki sifat-sifat fisik yaitu : viscositas, faktor volume
formasi, densitas dan compresibilitas.

Sifat fisik ini sangat dipengaruhi oleh perubahan tekanan dan temperatur reservoirnya. Kegunaan
mengetahui sifat-sifat hidrokarbon antara lain untuk memperkirakan cadangan akumulasi
hidrokarbon, menentukan laju aliran minyak atau gas dan sebagainya.

1 Sifat Fisik Minyak

Dengan mengetahui sifat-sifat fisik minyak kita dapat memperkirakan dan merencanakan pemboran,
penyelesaian sumur, produksi serta sistem pengiriman yang efisien dan aman.

1.1. Densitas Minyak.

Berat jenis minyak atau oil density didefinisikan sebagai perbandingan berat minyak terhadap
volume minyak. Densitas minyak dinyatakan dengan spesific gravity.

1.2. Viscositas Minyak

Viscositas minyak sangat dipengaruhi oleh temperatur, tekanan dan jumlah gas yang terlarut dalam
minyak tersebut. Hubungan antara viscositas minyak (μo) terhadap tekanan dapat dijelaskan sebagai
berikut:

·        Bila tekanan  mula-mula di atas tekanan gelembung, maka penurunan tekanan akan
menyebabkan viscositas minyak berkurang, karena pengembangan volume minyak, berarti gas yang
terkandung di dalam minyak cukup besar. Kemudian bila tekanan diturunkan sampai tekanan
gelembung, maka penurunan tekanan di bawah tekanan gelembung (Pb) akan menaikkan viscositas
minyaknya, karena pada keadaan ini mulai dibebaskan sejumlah gas dari larutan minyak.

1.3. Kelarutan Gas Dalam Minyak (Rs)

Kelarutan gas dalam minyak (Rs) didefinisikan sebagai banyaknya SCF gas yang terlarut dalam 1 STB
minyak pada kondisi standart 14.7 psia dan 60 oF, ketika minyak dan gas masih berada dalam
tekanan dan temperatur reservoir.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan gas dalam minyak antara lain :

a. Tekanan reservoir

Bila temperatur dianggap tetap maka Rs akan naik bila tekanannya naik, kecuali jika tekanan
gelembung (Pb) telah terlewati.
b, Temperatur reservoir

Jika tekanan dianggap tetap maka Rs akan turun jika temperatur naik.

c. Komposisi gas

Pada tekanan dan temperatur tertentu Rs akan berkurang dengan naiknya berat jenis gas.

d. Komposisi minyak

Pada temperatur dan tekanan tertentu Rs akan naik dengan turunnya berat jenis minyak atau
naiknya oAPI minyak.                                                                                                                                        

Kelarutan gas dalam minyak sangat dipengaruhi oleh cara bagaimana gas dibebaskan dari larutan
hidrokarbon.

1.4. Faktor Volume Formasi Minyak (Bo)

            Faktor volume formasi minyak didefinisikan sebagai volume dalam barrel pada kondisi
reservoir yang ditempati oleh satu stock tank barrel minyak termasuk gas yang terlarut. Atau dengan
kata lain perbandingan antara volume minyak termasuk gas yang terlarut pada kondisi reservoir
dengan volume minyak pada kondisi standard (14,7 psia, 60OF). Satuan yang digunakan
adalah bbl/stb. Istilah faktor penyusutan atau shrinkage factor sering digunakan sebagai kebalikan
dari harga faktor volume formasi minyak ( Bo).

1.5. Kompresibilitas Minyak

Kompressibilitas minyak didefinisikan sebagai perubahan volume minyak akibat adanya perubahan
tekanan.

Kompressibilitas minyak jenuh jelas lebih tinggi dibandingkan dengan minyak tak jenuh, karena
adanya penurunan tekanan sebagai akibat keluarnya gas dari minyak volume total minyak sisa akan
berkurang.

            Kompressibilitas minyak dibawah titik gelembung akan membesar bila dibandingkan dengan
ketika berada diatas titik gelembung, hal ini dapat dijelaskan karena turunnya tekanan, gas akan
membebaskan diri dari larutan. Volume minyak yang tertinggal akan  berkurang dengan turunnya
tekanan akibatnya volume fluida hidrokarbon total yang terdiri dari minyak dan gas alam lambat
laun terjadi lebih banyak seiring dengan turunnya tekanan dan ini menyebabkan kompressibilitas
sistem menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan kompressibilitas cairan minyaknya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai