Anda di halaman 1dari 12

Nama: Salsabila Ritonga

Kelas: XI iis 1

Materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi

Hidrokarbon
Senyawa hidrokarbon termasuk ke dalam senyawa kimia organik sederhana yang
paling sering ditemui di alam. Definisi dari senyawa hidrokarbon sendiri adalah
senyawa yang tersusun dari unsur atom karbon (C) dan hidrogen (H). Senyawa ini
terbentuk dari Inti atom karbon yang memiliki empat elektron valensi. Nah, empat
elektron valensi ini akan berikatan dengan elektron valensi dari atom lain atau
sejenis dengan ikatan kovalen. Contoh dari senyawa hidrokarbon adalah gas
metana yang memiliki rumus kimia CH4.

Senyawa Hidrokarbon Alifatik, Aromatik, dan Alisiklik

Senyawa hidrokarbon dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu


senyawa hidrokarbon alifatik, aromatik, dan alisiklik. Berikut penjelasan singkat
masing-masing dilansir dari Tirto.id.

1. Senyawa Hidrokarbon Alifatik

Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa dengan rantai terbuka yang


didasarkan atom C. Kelompok ini dapat dibagi menjadi 3, yaitu alkana, alkena,
dan alkuna.

2. Senyawa Hidrokarbon Aromatik

Senyawa hidrokarbon aromatik ialah senyawa C dan H yang rantainya melingkar


dengan ikatan konjungsi alias ikatan tunggal dan rangkap tumpang tindih. Senyawa
aromatik biasanya bersifat nonpolar dan kurang reaktif, sehingga sering kali
dijadikan zat pelarut dalam industri kimia. Contoh senyawa aromatik adalah
coronene (C24H12), hexahelicene (C26H6) atau benzene (C6H6).

3. Senyawa Hidrokarbon Alisiklik

Senyawa hidrokarbon alisiklik adalah senyawa hidrokarbon yang tersusun dari rantai


yang tertutup atau melingkar, seperti siklobutana dan sikloheksana. Perbedaan
dengan senyawa aromatik, senyawa ini tidak memiliki ikatan rangkap.
Nah, kali ini kita akan membahas tentang 3 kelompok pada
senyawa hidrokarbon alifatik berdasarkan kejenuhan dan rantai rangkap, yaitu
senyawa alkana, alkena, dan alkuna.

Senyawa Hidrokarbon Alkana

Senyawa alkana termasuk senyawa hidrokarbon alifatik jenuh. Senyawa ini memiliki


ikatan tunggal antara rantai karbon. Bentuk senyawa ini adalah senyawa dengan
rantai karbon yang paling sederhana. Rumus dari senyawa alkana ditulis dengan
rumus CnH2n+ 2. Sifat dari senyawa alkana, antara lain:

1. Titik leleh/didih, massa jenis, dan viskositas (kekentalan) alkana akan naik


bersamaan penambahan nilai masa molekul relatif (Mr).
2. Mudah larut dalam pelarut nonpolar seperti CCl4 dan sukar larut dalam air.
3. Bila dibakar, alkana akan menghasilkan gas karbondioksida (CO2) dan uap air serta
energi panas.
4. Dapat bereaksi dengan subtansi halogen.
5. Senyawa alkana rantai panjang dapat mengalami eleminasi (penghilangan
atom/gugus atom).

Contoh senyawa alkana, yaitu:

1. Metana (CH4)
2. Etana (C2H6)
3. Propana (C3H8)
4. Butana (C4H10)
5. Pentana (C5H12)
6. Heksana (C6H14)
7. Heptana (C7H16)
8. Oktana (C8H18)
9. Nonana (C9H20)
10. Dekana (C10H22)

Senyawa Hidrokarbon Alkena

Senyawa alkena merupakan senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan ikatan


rangkap dua. Rumus dari alkena adalah CnH2n.

Alkena adalah senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap dua


pada rantai karbonnya. Senyawa ini memiliki rumus CnH2n dan bersifat lebih reaktif
daripada senyawa alkana. Sifat alkena, yaitu:

1. Sifat Fisis: Titik leleh dan titik didih alkena hampir sama dengan alkana yang


sesuai. Pada suhu kamar, suku-suku rendah berwujud gas, suku-suku sedang
berwujud cair, dan suku-suku tinggi berwujud padat.
2. Reaksi-Reaksi Alkena: Alkena jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya
ikatan rangkap. Reaksi-reaksi alkena ada beberapa jenis, antara lain:

 Reaksi Adisi (penambahan atau penjenuhan)


Pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan cara mengikat atom lain.

 Reaksi Pembakaran (oksidasi dengan oksigen)

Pembakaran sempurna alkena menghasilkan CO2 dan H2O.

 Reaksi Polimerisasi

Reaksi penggabungan molekulmolekul sederhana (monomer) menjadi molekul


besar

(polimer).

Contoh senyawa alkena, antara lain:

 Etena (C2H4)
 Propena (C3H6)
 Butena (C4H8)
 Pentena (C5H10)
 Heksena (C6H12)
 Heptena (C7H14)
 Oktena (C8H16)
 Nonena (C9H18)
 Dekena (C10H20)

Senyawa HIdrokarbon Alkuna

Senyawa hidrokarbon alkuna adalah senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh.


Senyawa ini merupakan senyawa yang terdiri dari ikatan rangkap tiga. Rumus
kimia alkuna adalah CnH2n-2. Sifat dari senyawa hidrokarbon alkuna, yaitu:

1. Sifat Fisis: senyawa nonpolar (tidak mudah larut dalam air). Pada suhu
kamar alkuna C2 - C4 berwujud gas, C5 - C15 berwujud cair, C16 dan seterusnya
berwujud padat. Pada rantai lurus, semakin panjang rantai C, titik didih semakin
tinggi. Pada rantai bercabang, semakin banyak cabangnya, maka akan semakin
rendah titik didihnya.
2. Reaksi-Reaksi Kimia: Reaksi pada alkuna mirip dengan alkena, hanya berbeda
pada kebutuhan jumlah pereaksi untuk penjenuhan ikatan rangkap. Alkuna
membutuhkan jumlah pereaksi dua kali kebutuhan pereaksi pada alkena untuk
jumlah ikatan rangkap yang sama. Reaksi yang terjadi pada alkuna adalah reaksi
adisi.

 Reaksi adisi

Reaksi adisi adalah reaksi penjenuhan atau pemutusan ikatan rangkap oleh
hidrogen (H2), halogen (X2), atau asam halida (HX).
Senyawa alkuna tidak memiliki metuna, karena rumus dari alkuna. Nah, berikut
contoh dari senyawa alkuna.

1. Etena (C2H2)
2. Propena (C3H4)
3. Butena (C4H6)
4. Pentena (C5H8)
5. Heksena (C6H10)
6. Heptena (C7H12)
7. Oktena (C8H14)
8. Nonena (C9H16)
9. Dekena (C10H18)

Minyak Bumi
Minyak bumi (juga disebut minyak mentah atau petroleum), sering dijuluki sebagai "emas
hitam", adalah cairan kental berwarna coklat pekat/gelap atau kehijauan yang mudah terbakar
yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran
kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam
penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Minyak bumi diambil dari sumur minyak di
pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi sumur-sumur minyak ini didapatkan setelah
melalui proses studi geologi, analisis sedimen, karakter dan struktur sumber, dan berbagai
macam studi lainnya.[1][2] Setelah itu, minyak bumi akan diproses di tempat pengilangan minyak
dan dipisah-pisahkan hasilnya berdasarkan titik didihnya sehingga menghasilkan berbagai
macam bahan bakar, mulai dari bensin dan minyak tanah sampai aspal dan berbagai reagen
kimia yang dibutuhkan untuk membuat plastik dan obat-obatan.[3] Minyak bumi digunakan untuk
memproduksi berbagai macam barang dan material yang dibutuhkan manusia.[4]

Proses pembentukan
Minyak bumi adalah hasil dari peruraian (dekomposisi) materi tumbuhan dan hewan di suatu
daerah yang subsidence (turun) secara perlahan. Daerah tersebut biasanya berupa laut,batas
lagoon (danau) sepanjang pantai ataupun danau dan rawa di daratan. Sedimen diendapkan
bersama-sama dengan materi tersebut dan kecepatan pengendapan sedimen harus cukup
cepat sehingga paling tidak bagian materi organik tersebut dapat tersimpan dan tertimbun
dengan baik sebelum terjadi pembusukan. Pada kondisi sirkulasi dan reduksi tertentu akumulasi
hidrokarbon banyak ditemukan pada bagian air laut dalam.
Waktu berjalan terus secara geologis dan daerah pengendapan semakin terbenam ke dalam
permukaan bumi yang lebih dalam, karena bertambahnya berat oleh sedimen sedimen dan
material yang menimbun di atasnya, atau karena gaya gaya tektonik yang menimbulkan
efek subsidence. Material organik terbenam semakin dalam sehingga mengalami tekanan dan
suhu yang semakin tinggi. Proses tersebut akan menimbulkan perubahan perubahan kimiawi
dari material organik tersebut. Perubahan material ini merupakan cikal bakal terbentuknya
campuran bahan hidrokarbon yang komposisinya sangat kompleks, baik hidrokarbon yang
berupa cairan maupun yang berbentuk gas.
Kenaikan suhu terhadap kedalaman rata rata di dunia ini sekitar 20 - 55 derajat celsius per
kilometer. Di Sumatra sendiri dapat mencapai kurang lebih sekitar 100 °C/km. Sedangkan
habitat minyak baru akan terbentuk pada suhu sekitar 65 - 150 °C yang biasanya berada pada
kedalaman 1.5 – 3 km. Pada kedalaman 3 – 6 km batuan reservoar akan lebih didominasi oleh
gas daripada minyak. Untuk kedalaman yang lebih dalam lagi suhu akan menjadi lebih tinggi
sehingga gas akan menjadi lebih tinggi sehingga gas akan mengalami dekomposisi lebih lanjut.
Pada umumnya, minyak bumi biasanya terendapkan dalam batuan sedimen berpori baik yang
memiliki nilai porositas 45% (reservoar yang sangat baik). Karena semakin lama batuan tersebut
terendapkan dan tertimbun material di atasnya, maka batuan tersebut akan terkompaksi dan hal
ini mengakibatkan nilai porositasnya berkurang. Minyak, gas, dan air akan terkumpul atau
tersimpan di ruang pori pori dari batuan berpori tersebut. Oleh karena tekanan gravitasi, maka
fluida tersebut bergerak di dalam batuan perlahan-lahan. Batuan yang dapat meloloskan fluida
disebut sebagai batuan yang permeabel. Permeabilitas batuan dapat memisahkan gas, minyak,
dan air secara fisis, yaitu akibat perbedaan densitasnya. Minyak dan gas yang berdensitas lebih
ringan daripada air akan bergerak naik sampai ke permukaan sebagai rembesan atau
terperangkap di dalam jebakan lalu berhenti terakumulasi sampai perangkap itu penuh

Jenis jebakan[sunting | sunting sumber]


Jebakan adalah adanya lapisan batuan permeabel dan berpori ditumpangi atau dihalangi oleh
batuan yang impermeabel yang berfungsi sebagai pencegah larinya minyak ke tempat lain.[butuh
rujukan]
 Struktur-struktur geologi yang dapat menjebak minyak dan gas tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:[butuh rujukan]

1. Jebakan struktural, yaitu jebakan yang terbentuk akibat deformasi batuan batuan
reservoar, seperti sesar, antiklin, dan lain lain.
2. Jebakan stratigrafis, yaitu jebakan yang terbentuk oleh pengendapan seperti reef, kanal,
delta atau erosi batuan reservoar seperti ketidaklarasan sudut.
3. Jebakan kombinasi, yaitu gabungan elemen elemen struktur dari kedua bentuk di atas.

Komposisi
Minyak bumi hanya berisi minyak mentah saja, tetapi dalam penggunaan sehari-hari ternyata
juga digunakan dalam bentuk hidrokarbon padat, cair, dan gas lainnya. Pada kondisi temperatur
dan tekanan standar, hidrokarbon yang ringan seperti metana, etana, propana,
dan butana berbentuk gas yang mendidih pada -161.6 °C, -88.6 °C, -42 °C, dan -0.5 °C,
berturut-turut (-258.9°, -127.5°, -43.6°, dan +31.1 °F), sedangkan karbon yang lebih tinggi, mulai
dari pentana ke atas berbentuk padatan atau cairan. Meskipun begitu, di sumber minyak di
bawah tanah, proporsi gas, cairan, dan padatan tergantung dari kondisi permukaan dan diagram
fase dari campuran minyak bumi tersebut.[5]
Sumur minyak sebagian besar menghasilkan minyak mentah, dan terkadang ada juga
kandungan gas alam di dalamnya. Karena tekanan di permukaan Bumi lebih rendah daripada di
bawah tanah, beberapa gas akan keluar dalam bentuk campuran. Sumur gas sebagian besar
menghasilkan gas. Tapi, karena suhu dan tekanan di bawah tanah lebih besar daripada suhu di
permukaan, maka gas yang keluar kadang-kadang juga mengandung hidrokarbon yang lebih
besar, seperti pentana, heksana, dan heptana dalam wujud gas. Di permukaan, maka gas ini
akan mengkondensasi sehingga berbentuk kondensat gas alam. Bentuk fisik kondensat ini mirip
dengan bensin.
Persentase hidrokarbon ringan di dalam minyak mentah sangat bervariasi tergantung dari ladang
minyak, kandungan maksimalnya bisa sampai 97% dari berat kotor dan paling minimal adalah
50%.
Jenis hidrokarbon yang terdapat pada minyak bumi sebagian besar terdiri
dari alkana, sikloalkana, dan berbagai macam jenis hidrokarbon aromatik, ditambah dengan
sebagian kecil elemen-elemen lainnya seperti nitrogen, oksigen dan sulfur, ditambah beberapa
jenis logam seperti besi, nikel, tembaga, dan vanadium. Jumlah komposisi molekul sangatlah
beragam dari minyak yang satu ke minyak yang lain tetapi persentase proporsi dari elemen
kimianya dapat dilihat di bawah ini:[6]

Komposisi elemen berdasarkan


berat

Elemen Rentang persentase

Karbon 83 sampai 87%

Hidrogen 10 sampai 14%

Nitrogen 0.1 sampai 2%

Oksigen 0.05 sampai 1.5%

Sulfur 0.05 sampai 6.0%

Logam < 0.1%

Ada 4 macam molekul hidrokarbon yang ada dalam minyak mentah. Persentase relatif setiap
molekul berbeda-beda tiap lokasi minyaknya, sehingga menggambarkan ciri-ciri dari setiap
minyak.[5]

Komposisi molekul berdasarkan berat

Hidrokarbon Rata-rata Rentang

Parafin 30% 15 sampai 60%

Naptena 49% 30 sampai 60%

Aromatik 15% 3 sampai 30%


Aspaltena 6% sisa-sisa

Kebanyakan minyak mentah di dunia merupakan non-konvensional.

Penampakan fisik dari minyak bumi sangatlah beragam tergantung dari komposisinya. Minyak
bumi biasanya berwarna hitam atau coklat gelap (meskipun warnanya juga bisa kekuningan,
kemerahan, atau bahkan kehijauan). Pada sumur minyak biasanya ditemukan juga gas
alam yang mempunyai massa jenis lebih ringan daripada minyak bumi, sehingga biasanya
keluar terlebih dahulu dibandingkan minyak. Dalam campuran itu, terdapat juga air asin, yang
massa jenisnya lebih rendah sehingga berada di lapisan di bawah minyak. Minyak mentah juga
dapat ditemukan dengan campuran dengan pasir dan minyak, seperti pada pasir minyak
Athabasca di Kanada, yang biasanya merujuk pada bitumen mentah. Bitumen yang terdapat di
Kanada memiliki karakteristik lengket, berwarna hitam, bentuknya seperti minyak mentah dalam
wujud tar, sehingga sangat lengket dan berat dan harus dipanaskan terlebih dahulu agar larut
dan bisa dialirkan. Venezuela juga mempunyai cadangan minyak dalam jumlah besar di pasir
minyak Orinoco, meskipun jumlah hidrokarbon yang terkandung lebih cair daripada di Kanada.
Jenis minyak ini disebut dengan minyak ekstra berat. Minyak yang terdapat dalam pasir minyak
ini disebut dengan minyak tak konvensional untuk membedakannya dari minyak yang dapat
diekstrak dengan metode tradisional biasa. Kanada dan Venezuela diperkirakan mempunyai 3,6
triliun barel (570×109 m3) bitumen dan minyak ekstra-berat ini, sekitar dua kali dari volume
cadangan minyak konvensional dunia.
Minyak bumi sebagian besar digunakan untuk memproduksi bensin dan minyak bakar, keduanya
merupakan sumber "energi primer" utama.84% dari volume hidrokarbon yang terkandung dalam
minyak bumi diubah menjadi bahan bakar, yang di dalamnya termasuk dengan bensin, diesel,
bahan bakar jet, dan elpiji.Minyak bumi yang tingkatannya lebih ringan akan menghasilkan
minyak dengan kualitas terbaik, tetapi karena cadangan minyak ringan dan menengah semakin
hari semakin sedikit, maka tempat-tempat pengolahan minyak sekarang ini semakin
meningkatkan pemrosesan minyak berat dan bitumen, diikuti dengan metode yang makin
kompleks dan mahal untuk memproduksi minyak. Karena minyak bumi tyang tingkatannya berat
mengandung karbon terlalu banyak dan hidrogen terlalu sedikit, maka proses yang biasanya
dipakai adalah mengurangi karbon atau menambahkan hidrogen ke dalam molekulnya. Untuk
mengubah molekul yang panjang dan kompleks menjadi molekul yang lebih kecil dan
sederhana, digunakan proses fluid catalytic cracking.
Karena mempunyai kepadatan energi yang tinggi, pengangkutan yang mudah, dan cadangan
yang banyak, minyak bumi telah menjadi sumber energi paling utama di dunia sejak
pertengahan tahun 1950-an. Minyak bumi juga digunakan sebagai bahan mentah dari banyak
produk-produk kimia, farmasi, pelarut, pupuk, pestisida, dan plastik; dan sisa 16% lainnya yang
tidak digunakan untuk produksi energi diubah menjadi material lainnya.
Cadangan minyak yang diketahui saat ini berkisar 190 km3 (1,2 triliun barrel) tanpa pasir
minyak, atau 595 km3 (3,74 triliun barrel) jika pasir minyak ikut dihitung. Konsumsi minyak bumi
saat ini berkisar 84 juta barrel (13,4×106 m3) per harinya, atau 4.9 km3 per tahunnya. Dengan
cadangan minyak yang ada sekarang, minyak bumi masih bisa dipakai sampai 120 tahun lagi,
jika konsumsi dunia diasumsikan tidak bertambah.
Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak adalah zat abiotik, yang berarti zat ini tidak
berasal dari fosil tetapi berasal dari zat anorganik yang dihasilkan secara alami dalam perut
Bumi. Namun, pandangan ini diragukan dalam lingkungan ilmiah.

Kimia[sunting | sunting sumber]

Oktana, hidrokarbon yang ditemukan pada bensin. Garis-garis melambangkan ikatan tunggal, bola hitam


melambangkan karbon, sedangkan bola putih melambangkan hidrogen.

Minyak bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul yang paling
sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus maupun
bercabang), sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena.
Setiap minyak bumi mempunyai keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari
bentuk fisik dan ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.
Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai lurus atau
bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen dengan rumus
umum CnH2n+2. Pada umumnya minyak bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon per
molekulnya, meskipun molekul dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin
ada di dalam campuran tersebut.
Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi bensin, sedangkan
alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34) akan disuling
menjadi diesel, kerosene dan bahan bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan
disuling menjadi oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon lebih besar lagi,
misalnya parafin wax mempunyai 25 atom karbon, dan aspal mempunyai atom karbon lebih dari
35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan berbentuk gas dalam suhu ruangan,
dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim dingin, butana (C4H10), digunakan sebagai bahan
campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang tinggi akan membantu mesin menyala
pada musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai pemantik rokok. Di beberapa
negara, propana (C3H8) dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan digunakan masyarakat
sebagai bahan bakar transportasi maupun memasak.
Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon tersaturasi yang
mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan rumus umum CnH2n.
Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tetapi memiliki titik didih yang lebih tinggi.
Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki satu atau lebih cincin
planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom hidrogen akan berikatan dengan
atom karbon dengan rumus umum CnHn. Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan
menimbulkan asap hitam pekat. Beberapa bersifat karsinogenik.
Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi fraksional di tempat
pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet, kerosin, dan hidrokarbon
lainnya. Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana (isooktana), dipakai sebagai campuran utama
dalam bensin, mempunyai rumus kimia C8H18 dan bereaksi dengan oksigen secara eksotermik:[14]
2 C8H18(l) + 25 O2(g) → 16 CO2(g) + 18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana)
Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak bumi dapat diteliti di laboratorium.
Molekul-molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut, kemudian akan dipisahkan
di kromatografi gas, dan kemudian bisa dideteksi dengan detektor yang cocok.[15]
Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak bumi atau produk hasil olahannya akan
menyebabkan produk sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang
bercampur maka akan menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan yang
tinggi di dalam mesin kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga
mengandung molekul nitrogen oksida yang dapat menimbulkan asbut.

Persamaan empiris untuk ciri-ciri termal pada produk


hasil olahan minyak bumi
Panas pembakaran
Pada volume yang konstan maka panas pembakaran dari produk minyak bumi dapat
diperkirakan dengan rumus:
dengan  dalam kal/gram dan d adalah gravitasi khusus pada suhu 60 °F (16 °C).

Konduktivitas termal
Konduktivitas termal dari cairan-cairan yang berasal dari minyak bumi dapat dirumuskan
sebagai berikut:

0.547
Satuan K adalah BTU hr−1ft−2 , t diukur dalam °F dan d adalah gravitasi khusus pada
suhu 60 °F (16 °C).

Klasifikasi

Sebuah sampel minyak mentah dengan klasifikasi berat medium.


Industri minyak bumi pada umumnya mengklasifikasi minyak mentah berdasarkan
lokasi geografis dimana minyak tersebut diproduksi (misalnya West Texas
Intermediate, Brent Blend, atau Dubai crude), Gravitasi API (sebuah ukuran pada
industri minyak mentah untuk mengklasifikasi minyak berdasarkan massa jenisnya,
dan kandungan sulfurnya. Minyak bumi digolongkan ringan apabila massa jenisnya
kecil dan berat apabila massa jenisnya besar. Minyak bumi juga
digolongkan manis apabila kandungan sulfurnya sedikit dan
digolongkan asam apabila kandunga sulfurnya tinggi.
Lokasi geografis merupakan seseatu hal yang penting karena akan mempengaruhi
ongkos transportasi menuju tempat pengilangan. Minyak mentah ringan lebih
disukai daripada yang berat karena menghasilkan bensin lebih banyak, sedangkan
minyak mentah manis juga lebih disukai daripada yang asam karena ongkos
pengilangan minyak asam lebih besar (karena kadar sulfur yang tinggi) dan
minyak manis lebih ramah lingkungan. Setiap minyak mentah mempunyai
karakteristik molekulnya sendiri yang dapat dianalisis menggunakan analisis uji
minyak mentah di laboratorium.

Penggunaan[sunting | sunting sumber]
Informasi lebih lanjut: Produk minyak bumi

Struktur kimia dari minyak bumi sangat heterogen, terdiri dari banyak
rantai hidrokarbon dengan panjang yang berbeda-beda. Maka dari itu, minyak bumi
dibawa ke tempat pengilangan minyak sehingga senyawa-senyawa hidrokarbon ini
bisa dipisahkan dengan teknik distilasi dan proses kimia lainnya. Hasil penyulingan
minyak inilah yang digunakan manusia untuk berbagai macam kebutuhan.

Bahan bakar[sunting | sunting sumber]


Jenis produk paling umum dari penyulingan minyak bumi adalah bahan bakar.
Jenis-jenis bahan bakar itu antara lain (dilihat dari titik didihnya):[16]

Hasil penyulingan minyak bumi

Nama bahan bakar Titik didih oC

Elpiji (LPG) -40

Butana -12 sampai -1

Bensin -1 sampai 180

Bahan bakar jet 150 sampai 205

Minyak tanah 205 sampai 260


Minyak bakar 205 sampai 290

Diesel 260 sampai 315

Produk turunan lainnya[sunting | sunting sumber]


Beberapa produk hasil olahan hidrokarbon dapat dicampur dengan senyawa non-
hidrokarbon untuk membentuk senyawa lainnya:

 Alkena (olefin), dapat diproduksi menjadi plastik atau senyawa lain.


 Pelumas (oli mesin dan gemuk).
 Wax, digunakan dalam pengepakan makanan beku.
 Sulfur atau Asam sulfat. Merupakan senyawa penting dalam industri.
 Tar.
 Aspal.
 Kokas minyak bumi, digunakan sebagai bahan bakar padat.
 Parafin wax.
 Petrokimia aromatik, digunakan sebagai campuran pada produksi bahan-bahan
kimia lainnya.
 Petroleum Jelly, bahan digunakan oleh Vaseline untuk mempertahankan dan
mengunci kelembapan kulit.
Di Indonesia[sunting | sunting sumber]
Di Indonesia, minyak bumi yang diolah banyak digunakan sebagai Bahan bakar
minyak atau BBM, yang merupakan salah satu jenis bahan bakar yang digunakan
secara luas pada era industrialisasi.
Ada beberapa jenis BBM yang dikenal di Indonesia, di antaranya adalah:

 Minyak tanah rumah tangga


 Minyak tanah industri
 Pertamax Racing
 Pertamax
 Pertamax Plus
 Pertalite
 Premium
 Bio Premium
 Bio Solar
 Pertamina DEX
 Solar transportasi
 Solar industri
 Minyak diesel
 Minyak bakar
Di Indonesia, harga BBM sering mengalami kenaikan disebabkan alasan pemerintah
yang ingin mengurangi subsidi. Tujuan dari pengurangan tersebut dikatakan adalah
agar dana yang sebelumnya digunakan untuk subsidi dapat dialihkan untuk hal-hal
lain seperti pendidikan dan pembangunan infrastruktur. Di sisi lain, kenaikan
tersebut sering memicu terjadinya kenaikan pada harga barang-barang lainnya
seperti barang konsumen, sembako dan bisa juga tarif listrik sehingga selalu
ditentang masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai