b. Selama berjuta-juta tahun, sungai-sungai menghanyutkan pasir dan lumpur ke dasar laut
dan membuat lapisan batuan yang bercampur dengan fosil-fosil binatang dan tumbuh-
tumbuhan.
c. Akibat peristiwa alam, lapisan dan permukaan bumi mengalami perubahan besar berupa
pergeseran-pergeseran sehingga fosil hewan dan tumbuhan yang terkubur di perut bumi
masuk ke celah-celah lapisan bumi yang bersuhu dan bertekanan tinggi. Akibat pengaruh
waktu, temperatur tinggi, dan tekanan beban lapisan batuan di atasnya, menyebabkan
binatang dan tumbuh-tumbuhan yang mati tadi mengalami proses penguraian berupa
perubahan kimia, berubah menjadi bintik - bintik dan gelembung minyak yang berbentuk
cairan kental dan gas. Akibat pengaruh yang sama, maka endapan lumpur berubah
menjadi batuan sedimen. Batuan lunak yang berasal dari lumpur yang mengandung
bintik-bintik minyak dikenal sebagai batuan induk atau “source rock”.
d. Karena ringan, minyak bumi akan terdorong dan terapung, lalu bergerak
mencari tempat yang lebih baik (berimigrasi menuju tempat yang bertekanan lebih
rendah) untuk berhenti dan terperangkap dalam batuan sedimen yang kedap atau kadang -
kadang merembes ke luar permukaan bumi. Batuan sedimen tersusun atas fragmen –
fragmen atau butiran mineral dari yang halus sampai yang kasar satu sama lain saling
terikat oleh materi yang sangat halus dan berfungsi sebagai “semen”, sehingga di
antaranya terdapat pori-pori. Pada kondisi tertentu, pori-pori ini dapat mengandung fluida
minyak, gas, atau air. Peristiwa terperangkapnya minyak bumi dan gas alam dalam
batuan sedimen disebut proses “akumulasi”.
bertekanan tinggi sampai suhu 600°C. Hasil pemanasan berupa uap minyak kemudian
dialirkan ke dasar menara destilasi.
Uap minyak akan bergerak ke atas melewati pelat-pelat (tray) yang terdapat dalam menara.
Pada saat mencapai suhu tertentu sesuai dengan titik didihnya, uap minyak mentah akan
berubah menjadi zat cair ( dalam keadaan dingin). Perubahan uap air ( gas) menjadi zat cair
disebut kondensasi. Zat cair hasil kondensasi ini yang diebut fraksi.
Reforming (penyusunan ulang) adalah pengubahan bentuk molekul bensin yang bermutu
kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon
bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul sama, tetapi bentuk strukturnya
berbeda sehingga proses ini disebut isomersisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan
katalis dan pemanasan.
Contoh:
Treating adalah proses permurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-
pengotornya. Cara-cara proses treating sebagai berikut.
a) Copper sweetening dan doctor treating adalah proses penghilangan pengotor yang
dapat menimbulkan bau tidak sedap.
b) Acid treatment adalah proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
c) Desulfurizing (desulfurisasi) adalah proses penghilangan unsur belerang.
Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi dalam
rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki berbagai
persyaratan kualitas merupakan contoh hasil minyak bumi yang paling banyak digunakan di
barbagai negara dengan berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik,
terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya.
Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL berfungsi
menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas, agar diperoleh
kualitas yang baik maka pada proses pengolahan diperlukan penambahan zat aditif.
Penambahan TEL dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran
udara.