Anda di halaman 1dari 11

HIDROKARBON DAN PRODUKNYA

KARAKTERISTIK FLUIDA RESERVOIR

DISUSUN OLEH:
Jason Kristiadi Darmawan (071001600060)

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNIK KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
A. HIDROKARBON
Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri
dari unsur atomkarbon (C) dan atom hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki
rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah
tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.
Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon
dan empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah
alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal,
masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6. Propana memiliki tiga atom C
(C3H8) dan seterusnya (CnH2n+2).

Tipe-tipe Hidrokarbon
Klasifikasi hidrokarbon yang dikelompokkan oleh tatanama organik adalah:
1. Hidrokarbon jenuh/tersaturasi (alkana) adalah hidrokarbon yang paling
sederhana. Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat dengan
hidrogen. Rumus umum untuk hidrokarbon tersaturasi adalah CnH2n+2. Hidrokarbon
jenuh merupakan komposisi utama pada bahan bakar fosil dan ditemukan dalam
bentuk rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon denganrumus molekul sama
tapi rumus strukturnya berbeda dinamakan isomer struktur.
2. Hidrokarbon tak jenuh/tak tersaturasi adalah hidrokarbon yang memiliki satu
atau lebih ikatan rangkap, baik rangkap dua maupun rangkap tiga. Hidrokarbon
yang mempunyai ikatan rangkap dua disebut dengan alkena, dengan rumus umum
CnH2n. Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga disebut alkuna, dengan
rumus umum CnH2n-2.
3. Sikloalkana adalah hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih cincin karbon.
Rumus umum untuk hidrokarbon jenuh dengan 1 cincin adalah CnH2n.
4. Hidrokarbon aromatik, juga dikenal dengan arena, adalah hidrokarbon yang
paling tidak mempunyai satu cincin aromatik.
Hidrokarbon dapat
berbentuk gas (contohnya metana dan propana), cairan (contohnyaheksana dan be
nzena), lilin atau padatan dengan titik didih rendah (contohnya paraffin
wax dan naftalena)
atau polimer (contohnya polietilena, polipropilena dan polistirena).
Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa hidrokarbon. Untuk
mempermudah mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli
mengolongkan hidrokarbon berdasarkan susunan atom-atom karbon dalam
molekulnya.
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi
dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa
hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C
itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa
hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.
- Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi
ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.
Contoh senyawa hidrokarbon alifatik jenuh:

- Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat
ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena
dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna. Contoh senyawa hidrokarbon alifatik
tak jenuh:

- Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya melingkar
dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping. Golongan ini terbagi lagi
menjadi senyawa alisiklik dan aromatik.
senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup.

Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang
membentuk rantai benzena.

Ciri-ciri umum

Karena struktur molekulnya berbeda, maka rumus empiris antara hidrokarbon pun
juga berbeda: jumlah hidrokarbon yang diikat pada alkena dan alkuna pasti lebih
sedikit karena atom karbonnya berikatan rangkap.
Kemampuan hidrokarbon untuk berikatan dengan dirinya sendiri disebut
dengankatenasi, dan menyebabkan hidrokarbon bisa membentuk senyawa-senyawa
yang lebih kompleks, seperti sikloheksana atau arena seperti benzena. Kemampuan
ini didapat karena karakteristik ikatan di antara atom karbon bersifat non-polar.
Sesuai dengan teori ikatan valensi, atom karbon harus memenuhi aturan "4-
hidrogen" yang menyatakan jumlah atom maksimum yang dapat berikatan dengan
karbon, karena karbon mempunyai 4 elektron valensi. Dilihat dari elektron valensi
ini, maka karbon mempunyai 4 elektron yang bisa membentuk ikatan kovalen atau
ikatan dativ.
Hidrokarbon bersifat hidrofobik dan termasuk dalam lipid.
Beberapa hidrokarbon tersedia melimpah di tata surya. Danau berisi metana dan
etana cair telah ditemukan pada Titan, satelit alam terbesar Saturnus, seperti
dinyatakan oleh Misi Cassini-Huygens.

Hidrokarbon Sederhana dan Variasinya

Penggunaan
Hidrokarbon adalah salah satu sumber energi paling penting di bumi. Penggunaan
yang utama adalah sebagai sumber bahan bakar. Dalam bentuk padat, hidrokarbon
adalah salah satu komposisi pembentuk aspal.
Hidrokarbon dulu juga pernah digunakan untuk pembuatan klorofluorokarbon, zat
yang digunakan sebagai propelan pada semprotan nyamuk. Saat ini
klorofluorokarbon tidak lagi digunakan karena memiliki efek buruk
terhadap lapisan ozon.
Metana dan etana berbentuk gas dalam suhu ruangan dan tidak mudah dicairkan
dengan tekanan begitu saja. Propana lebih mudah untuk dicairkan, dan biasanya
dijual di tabung-tabung dalam bentuk cair. Butana sangat mudah dicairkan,
sehingga lebih aman dan sering digunakan untuk pemantik
rokok. Pentana berbentuk cairan bening pada suhu ruangan, biasanya digunakan di
industri sebagai pelarut wax dan gemuk. Heksanabiasanya juga digunakan sebagai
pelarut kimia dan termasuk dalam komposisi bensin.
Heksana, heptana, oktana, nonana, dekana, termasuk dengan alkena dan beberapa
sikloalkana merupakan komponen penting pada bensin, nafta, bahan bakar jet, dan
pelarut industri. Dengan bertambahnya atom karbon, maka hidrokarbon yang
berbentuk linear akan memiliki sifat viskositas dan titik didih lebih tinggi, dengan
warna lebih gelap.
Pembakaran hidrokarbon
Saat ini, hidrokarbon merupakan sumber energi listrik dan panas utama dunia
karena energi yang dihasilkannya ketika dibakar. Energi hidrokarbon ini biasanya
sering langsung digunakan sebagai pemanas di rumah-rumah, dalam
bentuk minyak maupungas alam. Hidrokarbon dibakar dan panasnya digunakan
untuk menguapkan air, yang nanti uapnya disebarkan ke seluruh ruangan. Prinsip
yang hampir sama digunakan di pembangkit-pembangkit listrik.
Ciri-ciri umum dari hidrokarbon adalah menghasilkan uap, karbon dioksida, dan
panas selama pembakaran, dan oksigen diperlukan agar reaksi pembakaran dapat
berlangsung. Berikut ini adalah contoh reaksi pembakaran metana:
CH4 + 2 O2 2 H2O + CO2 + Energi
Jika udara miskin gas oksigen, maka akan terbentuk gas karbon monoksida (CO)
dan air:
2 CH4 + 3 O2 2CO + 4H2O
Contoh lainnya, reaksi pembakaran propana:
C3H8 + 5 O2 4 H2O + 3 CO2 + Energi
CnH2n+2 + (3n+1)/2 O2 (n+1) H2O + n CO2 + Energi
Reaksi pembakaran hidrokarbon termasuk reaksi kimia eksotermik.
B. MINYAK BUMI
Minyak bumi atau dalam bahasa Inggrisnya disebut Petroleum, menurut
bahasa Latin terdiri dari dua penggalan kata yaitu Petrus yang artinya karang
dan Oleum yang artinya minyak. Oleh karena itu kimia minyak bumi (petroleum)
merupakan ilmu yang mempelajari tentang kelanjutan dari tumbuhan setelah
dipendam atau dikubur selama jutaan tahun. Senyawa yang terkandung dalam
petroleum mempunyai variasi yang besar dari senyawa dengan kerapatan rendah
(gas) sampai senyawa dengan kerapatan tinggi (padatan).
1. Asal Minyak Bumi
Minyak bumi atau petroleum dijuluki juga sebagai emas hitam, yaitu cairan
yang kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, dan berada di
lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran
kompleks dari berbagai hidrokarbon, dimana sebagian besar terdiri dari seri alkana
tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya.
Asal minyak bumi adalah mahluk hidup (tumbuhan, hewan) yang terkubur
selama jutaan tahun dengan melalui proses penguburan, proses diagenesis
kemudian proses lebih lanjut pada masa katagenesis dan tidak dapat dimanfaatkan
lagi pada masa metagenesis.
Tahapan penguburan bahan alam mengalami tiga masa perubahan kimiawi yaitu:
A. Diagenesis
Masa ini merupakan zona tak matang dan terjadi perengkahan tak mencolok (10%),
yang dibagi dalam tiga bagian yaitu :
1) Diagenesis dini, yaitu peralihan dari senyawa yang stabil saat di permukaan bumi,
menjadi senyawa yang stabil pada kedalaman ribuan meter dengan suhu sekitar 40-
42oC. Pada masa ini terjadi pembentukan kerogen (fase dari petroleum yang tidak
dapat larut dalam pelarut organik dan anorganik).
2) Diagenesis pertengahan, terjadi proses aromatisasi (senyawa rantai panjang
membentuk senyawa aromatik, lingkar dan mempunyai ikatan rangkap dengan
elektron terdelokalisasi).
3) Diagenesis akhir, adalah proses yang terjadi pengkhelatan logam oleh senyawa
organik yang terbentuk pada masa sebelumnya.
Pembentukan minyak bumi terjadi pada diagenesis akhir dan dapat dikenal berdasar
hasil eksplorasi.
B. Katagenesis
Katagenesis adalah zona minyak dan gas basah. Pada masa ini terjadi perengkahan
mencolok, dimana terjadi perubahan senyawa kimia yang diakibatkan oleh suhu
dan kedalaman pendaman (penguburan) sehingga menyebabkan penguraian termal
kerogen.
C. Metagenesis
Pada tahap ini terjadi masa perusakan termal dari karakter senyawa (cairan)
menjadi residu (padatan), sehingga mengakibatkan senyawa organik menjadi
senyawa yang kekurangan hidrogen, dan material tak bernilai atau menjadi material
bernilai dari senyawa karbon (grafit, intan).
2. Jenis Minyak Bumi
Komposisi kimia dari minyak bumi dipisahkan dengan cara destilasi yang
didasari oleh perbedaan titik didih, kemudian setelah diolah lagi lebih lanjut akan
diperoleh minyak tanah, bensin, lilin dan lain-lain. Meskipun demikian pemisahan
tidak dapat memberikan senyawa tunggal, melainkan kumpulan senyawa dengan
isomernya.
Minyak bumi terdiri dari hidrokarbon, senyawa hydrogen dan
karbon. Empat alkana teringan, yaitu : CH4 (metana), C2H6 (etana),
C3H8 (propane), dan C4H10 (butana) semuanya adalah gas yang mendidih pada suhu
-161.6oC, -88.6oC, -42oC, dan -0.5oC, berturut-turut (-258.9o, 127.5o, -43.6o, dan
+31.1o F).
Rantai karbon dengan C5-7 semuanya ringan, dan mudah menguap, nafta
jernih. Senyawaan tersebut digunakan sebagai pelarut, cairan pencuci kering (dry
clean), dan produk cepat-kering lainnya. Rantai dari C6H14 sampai
C12H26 dicampur bersama dan digunakan untuk bensin. Minyak tanah terbuat dari
rantai C10 sampai C15, diikuti oleh minyak diesel (C10 hingga C20) dan bahan bakar
minyak yang digunakan dalam mesin kapal. Senyawaan dari minyak bumi ini
semuanya dalam bentuk cair dalam suhu ruangan. Minyak pelumas dan gemuk
setengah-padat (termasuk Vaselin) berada di antara C16 sampai ke C20. Sedangkan
rantai di atas C20 berwujud padat, dimulai dari "lilin, kemudian tar, dan bitumen
aspal.
Titik pendidihan dalam tekanan atmosfer dari fraksi distilasi minyak bumi
(oC) adalah sebagai berikut.
- Minyak eter: 40 - 70 oC (digunakan sebagai pelarut)
- Minyak ringan: 60 - 100 oC (bahan bakar mobil)
- Minyak berat: 100 - 150 oC (bahan bakar mobil)
- Minyak tanah ringan: 120 - 150 oC (pelarut dan bahan bakar untuk rumah
tangga)
- Kerosene: 150 - 300 oC (bahan bakar mesin jet)
- Minyak gas: 250 - 350 oC minyak diesel/pemanas)
- Minyak pelumas > 300 oC (minyak mesin)
- Sisanya: ter, aspal, bahan bakar residu
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah Apakah ada perbedaan antara
gas yang di dalam tabung dan gas di dalam pipa?. Jawaban pertanyaan ini adalah
gas LPG (LPG singkatan dari gas dan bertekanan atau liquid pressure gas) lebih
murni dari pada gas dalam pipa. Harga gas LPG lebih mahal, hal ini menunjukkan
bahwa proses gas LPG yang melibatkan pembuatan gas-gas metana, etana, dan
propana dari hasil perengkahan (cracking) tidak mudah yaitu dengan cara
memasukkan gas dalam tabung yang harus dikontrol tekanannya sehingga mencair
dan volume cairan lebih kecil dari volume gas. Tekanan tabung harus dijaga dan
dipertahankan.
3. Zat Kimia dari Minyak Bumi
Proses perengkahan, pengubahan, alkilasi, atau polimerisasi merupakan
tahap awal dari pemanfaatan senyawa (zat kimia) yang berasal dari minyak bumi.
Minyak bumi mengandung banyak senyawa kimia dan hasil isolasi senyawa ini
dapat dimanfaatkan oleh industri. Bahan kimia ini disebut sebagai bahan
petrokimia. Pemanfaatan industri umumnya didasari oleh reaksi-reaksi polimerisasi
(perpanjangan rantai), reaksi perengkahan (perpendekan rantai), reaksi pengubahan
(paduan dengan senyawa lain), maupun pembentukan senyawa pendek dari
senyawa panjang minyak bumi (pembentukan gas, alkilasi, perpendekan rantai
atom karbon). Perpendekan rantai minyak bumi menghasilkan senyawa yang
ekonomis dan bermanfaat.
Senyawa kimia lain dari tumbuhan atau hewan pembentuk minyak bumi
adalah alkaloid, terpena, steroid, asam amino, dan lipid. Senyawa-senyawa ini
terkubur bersama tumbuhan dan hewan. Senyawa kimia yang terkubur dan pada
saat pengeboran minyak masih dapat dikenali dari strukturnya, maka senyawa ini
dianggap dapat menjadi pengungkap sejarah pembentukan minyak bumi yang
dikenal sebagai biomarker atau penanda hayati (contoh: porfirin dari klorofil,
sekobikadinana dari isoprena atau terpena, skualena, sterana, bahkan steroid, dan
kolesterol).
4. Proses Pembuatan dari Minyak Bumi
Minyak bumi dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar industri. Bahan dasar
ini dipisahkan berdasar beberapa proses sebagai berikut.
A. Reaksi Perengkahan (cracking)
Cracking adalah pemecahan senyawa organik rantai panjang menjadi dua atau lebih
senyawa organik rantai lebih pendek, terjadi secara alami maupun dari pemanasan
langsung.
Proses cracking atau alkilasi penting untuk minyak bumi dalam mencari senyawa
yang lebih dibutuhkan oleh konsumen, yaitu untuk mendapatkan bensin lebih
banyak dari minyak pelumas. Contoh cracking adalah minyak diesel (C16-C24) dan
minyak pelumas (C20-C30) yang dipecah menjadi bensin (C4-C10) dan senyawa lain
yang lebih banyak digunakan.
Reaksi pengubahan (reforming)
Reaksi pengubahan adalah reaksi dari bahan petroleum menjadi bahan dasar
industri dengan pemanfaatan bahan yang murah menjadi material yang dibutuhkan
sehingga bernilai ekonomis (murah). Proses ini diperoleh pada polimerisasi
(pembentukan plastik).
B. Reaksi alkilasi
Proses alkilasi dibagi dua yaitu proses perpanjangan atom karbon rantai lurus dan
proses pemutusan ikatan rantai karbon (dealkilasi). Proses ini dapat dikelompokkan
dalam polimerisasi, bila perpanjangannya memiliki gugus fungsi yang
sama. Dealkilasi dapat dimasukkan ke dalam kelompok perengkahan.
C. Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses pembentukan polimer. Polimer terdiri dari polimer alami
dan polimer sintetik. Polimer adalah molekul besar yang terdiri atas pengulangan
satuan kecil (monomer). Monomer adalah senyawa organik yang memiliki ikatan
rangkap dua dan ikatan rangkap ini terbuka membentuk ikatan dengan monomer
lain sampai jumlah yang diinginkan (polimer sintetik). Polimer alam membentuk
senyawa secara alami, contoh polimer alam yaitu lateks (dari pohon karet),
karbohidrat (singkong jagung), protein, selulosa, resin. Sedangkan Contoh polimer
sintetik adalah nilon, dakron, teflon.
Proses pembentukan polimer terdiri dari tiga tahap yaitu pembentukan radikal
bebas (inisiasi), perpanjangan monomer (propagasi), dan terminasi (pemotongan
atau penyetopan reaksi). Pembentukan cabang dalam proses polimerisasi
menyebabkan tiga bentuk struktur yaitu struktur beraturan (isotaktik), struktur tak
beraturan (ataktik), campuran (sindiotaktik). Struktur polimer sangat berpengaruh
terhadap sifat polimernya.

5. Sintesis Atau Pengubahan Zat Kimia dari Bahan Minyak Bumi


Minyak bumi merupakan bahan alam dengan berbagai jenis senyawa kimia,
sehingga dapat digunakan dalam berbagai bahan baku industri.

A. Plastik (PE)
Plastik adalah bahan yang elastik, tahan panas, mudah dibentuk, lebih ringan dari
kayu, dan tidak berkarat oleh adanya kelembapan. Plastik selain harganya murah,
juga dapat digunakan sebagai isolator dan mudah diwarnai. Sedangkan kelemahan
plastik adalah tidak dapat dihancurkan (degredasi). Contoh plastik adalah
polietilena, polistirena, (Styron, Lustrex, Loalin), poliester (Mylar, Celanex,
Ekonol), polipropilena (Poly- Pro, Pro-fax), polivinil asetat.
Polietilena atau PE (Poly -Eth, Tygothene, Pentothene) adalah polimer dari etilena
(CH2 = CH2) dan merupakan plastik putih mirip lilin, dapat dibuat dari resin sintetik
dan digolongkan dalam termoplastik (plastik tahan panas). Polietilena mempunyai
sifat daya tekan baik, tahan bahan kimia, kekuatan mekanik rendah, tahan
kelembapan, kelenturan tinggi, hantaran elektrik rendah. Berdasar kerapatannya
PE dibagi dua yaitu PE dengan kerapatan rendah (digunakan sebagai pembungkus,
alat rumah tangga dan isolator) dan yang berkerapatan tinggi (dimanfaatkan sebagai
drum, pipa air, atau botol).
Plastik disamping mempunyai kelebihan dalam berbagai hal, ternyata limbahnya
dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan. Penyebabnya yaitu sifat plastik yang
tidak dapat diuraikan dalam tanah. Untuk mengatasi masalah ini para pakar
lingkungan dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah melakukan berbagai
penelitian dan tindakan, diantaranya yaitu dengan cara mendaur ulang limbah
plastik, Namun cara ini tidak terlalu efektif karena hanya sekitar 4% yang dapat
didaur ulang. sisanya menggunung di tempat penampungan sampah. Sebagian
besar plastik yang digunakan masyarakat merupakan jenis plastik polietilena. Ada
dua jenis polietilena, yaitu high density polyethylene (HDPE) dan low density
polyethylene (LDPE). HDPE banyak digunakan sebagai botol plastik minuman,
sedangkan LDPE untuk kantong plastik.
Pemanasan polietilena menggunakan metode pirolisis akan terbentuk suatu
senyawa hidrokarbon cair. Senyawa ini mempunyai bentuk mirip lilin (wax).
Banyaknya plastik yang terurai adalah sekitar 60%, suatu jumlah yang cukup
banyak. Struktur kimia yang dimiliki senyawa hidrokarbon cair mirip lilin ini
memungkinkannya untuk diolah menjadi minyak pelumas berkualitas tinggi. Pada
pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa minyak pelumas yang saat ini
beredar di pasaran berasal dari pengolahan minyak bumi. Sifat kimia senyawa
hidrokarbon cair dari hasil pemanasan limbah plastik mirip dengan senyawa
hidrokarbon yang terkandung dalam minyak mentah sehingga dapat diolah menjadi
minyak pelumas. Pengubahan hidrokarbon cair hasil pirolisis limbah plastik
menjadi minyak pelumas menggunakan metode hidroisomerisasi. Minyak pelumas
buatan ini diharapkan dapat digunakan untuk kendaraan bermotor dengan kualitas
yang sama dengan minyak bumi hasil penyulingan minyak mentah, ramah
lingkungan, sekaligus ekonomis.
B. Cat
Cat adalah produk dari industri pelapis permukaan, bertujuan untuk menjaga
keawetan bahan yang dilapisi (kayu, logam atau tembok) dan untuk estetika
(keindahan). Fungsi cat ini yaitu memberikan ikatan yang baik antara permukaan
benda dan cat pelapis. Cat primer disediakan dalam kemasan yang lebih encer dari
cat biasa dan dilarutkan dalam air atau minyak. Kemasan cat umumnya terdiri atas
resin atau bahan pengikat (untuk mengikat pigmen warna di dalam cat, misal:
minyak biji rami dan getah tumbuhan seperti gom arab, gom senegal), bahan
pengisi (untuk memperbaiki sifat mekanis dan fisik cat agar tidak retak/terjadi
goresan saat pengeringan, contohnya: bubuk kaca agar memantulkan cahaya
matahari/lampu pada rambu lalu lintas), penstabil (digunakan sebagai penetral
pengaruh sinar ultraviolet matahari), pengering pelarut, dan pigmen.
Pigmen bersifat ganda yaitu untuk menampilkan keindahan dan memberikan sifat
mekanik pada selaput yang terbentuk. Pigmen menghalangi penyebaran uap air dan
sinar matahari langsung pada bahan yang dilapisi. Warna yang dihasilkan pigmen
bergantung pada banyaknya cahaya matahari yang diserap dan diserap dan
dipantulkan. Pigmen harus tidak toksik dan merupakan senyawa anorganik yang
tak larut dalam pelarut organik sehingga mengendap di dasar wadah. Pigmen seperti
zink, aluminium, dan stainless digolongkan dalam pigmen metalik, banyak
digunakan untuk dekorasi. Krom dalam bentuk polikrometik dipakai sebagai cat
lapis akhir pada kendaraan bermotor.
C. Tekstil ( Nilon )
Kata tekstil berasal dari bahasa latin texer yang berarti menenun. Tekstil dibuat
dari serat yang dipintal, ditenun, dirajut, dianyam atau dibuat jala benang. Serat
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu serat alami dan serat sintetik. Serat alami
(wol, sutera, katun, dan rami) pada umumnya pendek dengan panjang 1,3-20 cm.
Serat alam berasal dari kapas akan menghasilkan kain yang lunak dan menyerap air
sehingga baik untuk dibuat handuk, sprei, maupun pakaian. Serat rami dapat dibuat
linen yang indah dan kuat sehingga dimanfaatkan untuk membuat taplak, sapu
tangan dan serbet. Serat binatang (domba) dibentuk menjadi wol, sutera
(kepompong ulat sutera) juga termasuk serat alami Serat alam yang berasal dari
mineral adalah asbestos, mempunyai sifat tahan terhadap api dan digunakan pada
pembungkus kabel.
Bahan baku serat sintetik adalah filamen yang bersambung/serat pendek, seragam
dalam panjang, dan terpintal dalam benang. Poliester, nilon, akrilik, dan poliolefin
merupakan contoh serat sintetik yang dibuat dari petrokimia. Perbedaan bahan
tersebut terletak pada kekuatan tarik, elastisitas, kelembutan, daya serap terhadap
air, ketahanan terhadap cahaya dan panas atau usia pemakaian. Bahan yang
dihasilkan merupakan bahan yang kuat dan mudah disetrika. Serat sintetik yang
terbuat dari bubur kayu, sampah kapas atau petrokimia yaitu rayon, asetat dan
triasetat. Kain rayon menghasilkan bahan penghisap yang mudah kering, kain
asetat tahan kerut dan tarikan, sedangkan triasetat merupakan bahan yang lebih
tahan kusut.
Nilon adalah kelompok poliamida hasil polimerisasi heksametilena-diamina dan
asam adipat. Nilon termasuk polimer paling ulet, kuat, dan kenyal, tidak rusak oleh
minyak dan gemuk serta tak basah oleh air sehingga dapat dibentuk menjadi serat,
sikat, lembaran, batang, pipa, maupun bahan penyalut. Nilon terdiri dari Nilon 6,
Nilon 6,6 dan Nilon 8.. Nilon 6,6 dibuat dari reaksi polimerisasi asam adipat dan
heksametilena diamina. Asam adipat dibuat dari sikloheksana, dan petroleum
mengandung sikloheksana.
Untuk produksi nilon besar-besaran sebagai bahan baku digunakan batu bara,
minyak bumi, gas alam, maupun hasil pertanian. Nylon 66 (Huruf 6,6 atau 6
merupakan jumlah atom karbon pembentuk bahan) dibuat dari bahan baku
kaprolaktam.

D. PVC (Polivinil klorida)


Monomer dari PVC (poli vinil klorida) adalah etena yang satu atom hidrogen
diganti (substitusi) dengan atom klorida. Vinil klorida dengan rumus kimia
CH2=CHCl disebut kloroetilena atau kloroetena adalah gas tak berwarna, yang
mencair pada suhu 13,9oC. PVC termasuk termoplastik yang paling banyak
digunakan, bersifat kuat dan ulet. PVC dibagi dua yaitu PVC elastik dan PVC keras,
atau kaku. Jenis PVC elastik dimanfaatkan untuk penutup lantai, bola mainan,
sarung tangan, jas hujan.
PVC keras dimanfaatkan sebagai pipa listrik atau pipa air, kartu kredit. Kedua jenis
PVC memiliki sifat sama yaitu tahan cuaca dan isolator. PVC dimodifikasi dengan
bahan lain untuk meningkatkan pemakaiannya. PVC/akrilik tahan api dan bahan
kimia, sedangkan PVC/ABS (akrilonitril-butadiena-stirena) mudah diproses pada
rentangan api dan kuat terhadap tegangan tinggi. ABS adalah suatu bahan yang
kuat, kaku, dan murah. PVC di Indonesia dijual dengan beberapa merk, dari yang
tebal sampai yang tipis. Pabrik pembuat PVC menyebut dengan istilah paralon.
Membakar PVC bekas menimbulkan asap yang diduga dapat menyebabkan kanker
hati. PVC terbakar perlahan-lahan.
Plastik vinil dibuat dari gas alam, atau minyak bumi. Vinil dapat dibuat lemas, kaku,
maupun bening. Sebagai bahan yang tidak mudah pecah atau sobek, vinil tidak
dirusak oleh asam, minyak atau air. Sejak tahun 1927 PVC merupakan bahan
plastik vinil yang telah diproduksi secara komersial. Pada pertengahan tahun 1970
vinil diteliti sebagai salah satu pencemar udara penyebab penyakit serius, seperti
kanker hati. Plastik vinil dimanfaatkan secara luas sebagai barang yang murah dan
tahan lama yang fleksibel (lantai, isolasi, kopor, tirai kamar mandi, pakaian mirip
kulit, atau selang air). Jenis vinil yang tegar digunakan untuk mainan dan pipa air.
Penyalutan dengan vinil dilakukan agar tidak lembek atau lembab, dan kertas
dokumen maupun kertas dinding tidak terkena noda.
E. Perekat atau Adhesif
Perekat adalah bahan untuk menggabungkan dua benda pada permukaannya,
contohnya semen, pelapisan tablet, lem, maupun getah. Mekanisme kerja perekat
adalah perekatan mekanik atau fisika dan perekatan kimia.
Proses perekatan benda yaitu dengan memasukkan bahan perekat ke dalam pori-
pori benda, sehingga terjadi penguncian secara mekanik. Pada perekatan kimia
terjadi reaksi kimia (gaya tarik elektrik) antar molekul perekat dan permukaan
benda. Umumnya perekatan terjadi secara bersamaan antara perekatan fisika dan
kimia.
Perekat terdiri dari perekat yang mengering di udara, dilelehkan sebelum
digunakan, dilakukan penekanan, atau yang aktif secara kimiawi. Benda yang
direkatkan biasanya kertas, plastik, karet, kayu, logam, logam bukan logam, kaca,
bahkan gigi. Plastik termoset memerlukan perekat untuk menggabungkan kedua
bahan.
Powerglu adalah perekat yang bekerja berdasarkan reaksi polimerisasi pada saat
pengeringan. Reaksi perekatan dibantu oleh uap air di udara/zat lain yang
ditambahkan. Perekat untuk kayu dikenal sebagai perekat tahan-cuaca dan setengah
tahan-cuaca. Perekat tahan cuaca umumnya memiliki kekuatan lebih besar dari
kayunya. Bahan perekat jenis ini dibuat dari bahan polimer fenolik, epoksi, atau
resorsinol. Perabot kayu yang tidak mengalami perubahan suhu yang drastis dan
tidak kena air terlalu sering dapat memanfaatkan perekat dari bahan tulang atau
perekat vinil. Perekat kayu setengah tahan-cuaca terbuat dari perekat urea dan
kasein.
F. Polistirena (PS).
Polistirena adalah polimer yang mengandung monomer stirena
C6H5CH=CH2. Polimer ini termasuk golongan termoplastik, merupakan plastik
jernih dan keras. Polistirena diproduksi dalam bentuk busa plastik dengan nama
komersialstyrofoam, atau sebagai bahan isolasi (listrik, panas), komponen perabot,
bahan pengemas, mainan, maupun benda toilet. Stirena dibuat dengan cara pirolisis-
dehidrogenasi dari etilbenzena. Etilbenzena disintesis dari etilena dan benzena.
Polimer ini bersifat tahan asam, basa, maupun garam. Penampilan PS lembut dan
kecerahannya baik sehingga banyak digunakan untuk pipa, busa, pendingin,
instrumen atau panel dalam otomotif.
Stirena dapat digunakan sebagai monomer karet sintetik. Jenis karet sintetik ini
dikopolimerisasi dengan gugus lain yaitu SBR (stirena-butadiena), SCR (stirena-
kloroprena), dan SIR (stirena-isoprena). Pemanfaatan polimer yang dapat
menggantikan logam (sifat: konduktor, titik leleh yang tinggi, berpenampilan cantik
dalam pewarnaan) dan kayu (tahan suhu dan tekanan) makin diteliti. Polimer
adalah bahan yang anti karat dan tidak mudah terbakar.

Anda mungkin juga menyukai