Anda di halaman 1dari 7

HIDROKARBON

Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari atom karbon ( C ) dan hidrogen ( H ). Seluruh hidrokarbon
memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Senyawa
hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri atas hidrogen dan karbon. Pembakaran sempurna senyawa
hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O) dan karbondioksida (CO2) dan pembakaran tidak
sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), dan karbon
monoksida (CO). Sumber utama senyawa karbon adalah minyak bumi dan batu bara. Adanya uap air
dapat dideteksi dengan menggunakan kertas kobalt biru yang akan menjadi berwarna merah muda
dengan adanya air.

 Identifikasi unsur C dan H pad Hidrokarbon


Untuk mengenali adanya karbon dalam senyawa karbon organik dapat dilakukan dengan cara membakar
sampel senyawa karbon tersebut. Apabila menghasilkan zat berwarna hitam berarti mengandung
senyawa unsur karbon. Unsur karbon dan hidrogen yang terdapat dalam senyawa karbon organik dapat
juga ditunjukkan dengan uji pembakaran. Pembakaran suatu senyawa karbon organik akan menghasilkan
gas CO2 dan H2O, seperti yang ditunjukan dalam persamaan reaksi berikut:

CmHn(s) + (m+n/4)O2(g) ---> mCO2(g) + (n/2)H2O(g)

Adanya CO2 dapat ditunjukan dengan mengalirkannya ke dalam larutan Ca(OH)2 atau biasa disebut air
kapur. Apabila air kapur menjadi keruh, berarti terdapat gas CO2 karena pembakaran akan mengubah C
menjadi CO2 dan CO2 bereaksi dengan air kapur menurut reaksi:

CO2(g) + Ca(OH)2(aq) ---> CaCO3(s) + H2O(l)

Selain itu, pembakaran akan mengubah H menjadi H2O. Adanya uap air ditunjukan dengan terbentuknya
titik-titik air (embun) pada pipa atau dinding tabung reaksi. Keberadaaan oksigen biasanya diketahui dari
selisih massa zat yang dibakar dengan jumlah massa karbon, hidrogen, dan unsur lainnya.

 Penggolongan Hidrokarbon
Hidrokarbon terdiri dari Hidrogen dan Karbon. Hidrokarbon ini dapat diklasifikasi atau digolongkan untuk
mempermudah dalam pengenalannya. Penggolongan pertama berdasarkan jenis ikatan antar atom
karbonnya yaitu :
1. Hidrokarbon jenuh
Yaitu senyawa hidrokarbon yang ikatan antar atom karbonnya merupakan ikatan tunggal.
2. Hidrokarbon tak jenuh
Yaitu senyawa hidrokarbon yang memiliki 1 ikatan rangkap dua (alkena) atau lebih dari 1 ikatan
rangkap dua (alkadiena), atau ikatan rangkap tiga (alkuna).

Penggolongan kedua berdasarkan bentuk rantai karbonnya yaitu :


1. Hidrokarbon alifatik
Yaitu senyawa hidrokarbon dengan rantai terbuka jenuh (ikatan tunggal) maupun tidak jenuh
(ikatan rangkap).
2. Hidrokarbon alisiklik
Yaitu senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar / tertutup (cincin).

3. Hidrokarbon aromatik
Yaitu senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar (cincin) yang mempunyai ikatan antar atom
C tunggal dan rangkap secara selang-seling / bergantian (konjugasi).
 ALKENA, ALKENA, DAN ALKUNA

A. Alkana (Parafin) - CnH2n+2

adalah hidrokarbon yang rantai C nya hanya terdiri dari ikatan kovalen tunggal saja. sering disebut
sebagai hidrokarbon jenuh, karena jumlah atom Hidrogen dalam tiap-tiap molekulnya maksimal.
Memahami tata nama Alkana sangat vital, karena menjadi dasar penamaan senyawa-senyawa karbon
lainnya.

Sifat-sifat Umum Alkana

1. Hidrokarbon jenuh (tidak ada ikatan atom C rangkap sehingga jumlah atom H nya maksimal)
2. Disebut golongan parafin karena affinitas kecil (sedikit gaya gabung)
3. Sukar bereaksi
4. Bentuk Alkana dengan rantai C1 – C4 pada suhu kamar adalah gas, C4 – C17 pada suhu adalah cair
dan > C18 pada suhu kamar adalah padat
5. Titik didih makin tinggi bila unsur C nya bertambah…dan bila jumlah atom C sama maka yang
bercabang mempunyai titik didih yang lebih rendah
6. Sifat kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar
7. Massa jenisnya naik seiring dengan penambahan jumlah unsur C
8. Merupakan sumber utama gas alam dan petrolium (minyak bumi)
Deret homolog alkana
Deret homolog adalah suatu golongan/kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama,
mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku berturutannya mempunyai beda CH2 atau dengan kata
lain merupakan rantai terbuka tanpa cabang atau dengan cabang yang nomor cabangnya sama.
Sifat-sifat deret homolog alkana :
o Mempunyai sifat kimia yang mirip
o Mempunyai rumus umum yang sama
o Perbedaan Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14
o Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya
Sifat Fisika Alkana

Alkana yang memiliki berat molekul rendah yaitu metana, etana, propana dan butana pada suhu kamar
dan tekanan atmosfer berwujud gas, alkana yang memiliki 5-17 atom karbon berwujud cair dan
selebihnya berwujud padat.

Alkana merupakan senyawa nonpolar sehingga sukar larut dalam air tetapi cenderung larut pada
pelarut-pelarut yang nonpolar seperti eter. Jika alkana ditambahkan pada air alkana akan berada pada
lapisan atas, hal ini disebabkan adanya perbedaan massa jenis antara air dan alkana. Sebagian besar
alkana memiliki massa jenis lebih kecil dari massa jenis air. Karena alkana merupakan senyawa nonpolar
sehingga alkana yang berwujud cair pada suhu kamar merupakan pelarut yang baik untuk senyawa-
senyawa kovalen.

Untuk alkana-alkana yang berantai lurus titik leleh dan titik didih makin tinggi seiring bertambahnya
massa molekul molekul. Pada molekul-molekul alkana terjadi gaya van der Wals. Oleh karena itu alkana
memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih rendah dibanding senyawa semipolar atau senyawa polar
dengan berat molekul yang hampir sama.

Sifat kimia Alkana

Alkana merupakan senyawa nonpolar yang tidak bereaksi dengan sebagian besar pereaksi. Hal ini
disebabkan alkana memiliki ikatan sigma yang kuat antar atom karbon. Pada kondisi tertentu alkana
dapat bereaksi dengan oksigen dan unsur-unsur halogen.
Apabila jumlah oksigen tersedia cukup memadai alkana akan teroksidasi sempurna menjadi karbon
dioksida dan uap air serta pelepasan sejumlah energi panas. Apabila jumlah oksigen yang tersedia tidak
mencukupi, hasil reaksi yang diperoleh berupa karbon monooksida dan uap air.
Alkana dapat bereaksi dengan halogen dikatalisis oleh panas atau sinar ultraviolet. Dari reaksi tersebut
terjadi pergantian 1 atom H dari alkana terkait. Namun apabila halogen yang tersedia cukup memadai
atau berlebih, maka terjadi pergantian lebih dari satu atom bahkan semua atom H digantikan oleh
halogen. Berdasarkan penelitian laju pergantian atom H sebagai berikut H3 > H2 > H1. Reaksi
pergantian atom dalam suatu senyawa disebut reaksi substitusi.
Kegunaan alkana, sebagai :
• Bahan bakar
• Pelarut
• Sumber hidrogen
• Pelumas
• Bahan baku untuk senyawa organik lain
• Bahan baku industri
B. Alkena (Olefin) – CnH2n

merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki 1 ikatan rangkap 2 (-C=C-)

Sifat-Sifat Alkena

Sifat-sifat Umum Alkena


· Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua
· Alkena disebut juga olefin (pembentuk minyak)
· Sifat fisiologis lebih aktif (sbg obat tidur –> 2-metil-2-butena)
· Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif
· Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam udara (pada
konsentrasi 3 – 34 %)
· Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses “cracking”
· Sifat Fisika

Alkena merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air dan memiliki massa jenis lebih kecil
dari air. Alkena dapat larut dalam alkena lain, pelarut-pelarut nonpolar dan etanol. Pada temperatur
kamar alkena yang memiliki dua, tiga dan empat atom karbon berwujud gas. Sedangkan Alkena dengan
dengan berat molekul lebih tinggi dapat berupa cair dan padatan pada suhu kamar.

· Sifat kimia

Ikatan rangkap yang dimiliki alkena merupakan ciri khas dari alkena yang disebut gugus fungsi. Reaksi
terjadi pada alkena dapat terjadi pada ikatan rangkap dapat pula terjadi diluar ikatan rangkap. Reaksi
yang terjadi pada ikatan rangkap disebut reaksi adisi yang ditandai dengan putusnya ikatan rangkap
(ikatan π) membentuk ikatan tunggal (ikatan α) dengan atom atau gugus tertentu.
Selain sifat-sifat tersebut dapat mengalami reaksi polimerisasi dan alkena juga dapat bereaksi dengan
oksigen membentuk korbondioksida dan uap air apabila jumlah oksigen melimpah, apabila jumlah
oksigen tidak mencukupi maka terbentuk karbonmonooksida dan uap air.
Kegunaan Alkena sebagai :
· Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
· Untuk memasakkan buah-buahan
· Bahan baku industri plastik, karet sintetik, dan alkohol.

C. Alkuna

merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki 1 ikatan rangkap 3 ( ) Sifat-
nya sama dengan Alkena namun lebih reaktif.
Rumus umumnya CnH2n-2
Tata namanya juga sama dengan Alkena, namun akhiran -ena diganti –una
Sifat Fisika Alkuna
merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki 1 ikatan rangkap 3 (–C≡C–). Sifat-nya sama
dengan Alkena namun lebih reaktif.
· Alkuna-alkuna suku rendah pada suhu kamar berwujud gas, sedangkan yang mengandung lima
atau lebih atom karbon berwujud gas.
· Memiliki massa jenis lebih kecil dari air.
· Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut-pelarut organik yang non polar seperti eter,
benzena, dan karbon tetraklorida.
· Titik didih alkuna makin tinggi seiring bertambahnya jumlah atom karbon, tetapi makin rendah
apabila terdapat rantai samping atau makin banyak percabangan. Titik didih alkuna sedikit lebih tinggi
dari alkana dan alkuna yang berat molekulnya hampir sama.
Sifat kimia
· Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi, polimerisasi,
substitusi dan pembakaran.
Kegunaan Alkuna sebagai :
· etuna (asetilena = C2H2) digunakan untuk mengelas besi dan baja.
· untuk penerangan
· Sintesis senyawa lain.
 TATA NAMA HIDROKARBON
1. Tata Nama Alkana
Berdasarkan deret homolog alkane di dapat bahwa selisih antara alkana yang jumlah atom C–nya
berbeda 1 selalu sama, yaitu –CH2atau 14 satuan massa atom sehingga membentuk suatu deret yang
disebut deret homolog (deret sepancaran). Berdasarkan deret homolog senyawa alkana, senyawa alkana
memiliki rumus umum
CnH2n+2
Berdasarkan rumus strukturnya, senyawa alkana dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu rantai lurus dan
rantai bercabang. Berikut beberapa contoh senyawa alkana rantai bercabang.

Aturan Penamaan Senyawa Alkana Rantai Bercabang


- Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan tunggal, berarti senyawa tersebut
merupakan senyawa alkana.
- Tentukan rantai induk dan rantai cabangnya.
- Beri nomor pada rantai induk sedemikian rupa sehingga rantai cabang menempel pada
atom C yang bernomor paling kecil
- Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkana rantai lurus.
- Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.
Tabel. Struktur dan Nama Beberapa Gugus Alkil

- Tuliskan nomor cabang, diikuti tanda (-), nama rantai cabang yang menyambung dengan
nama rantai lurus.
Aturan Penamaan Senyawa Alkana Rantai Bercabang Lebih dari 1
- Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan tunggal, berarti senyawa tersebut
merupakan senyawa alkana.
- Tentukan rantai induk terpanjang dan jumlah rantai cabangnya yang paling banyak.
- Beri nomor pada rantai induk sedemikian rupa sehingga salah satu rantai cabang
menempel pada atom C yang paling kecil.
- Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkana rantai lurus.
- Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.
- Tuliskan nomor cabang 1 diikuti tanda (-) nama gugus alkil rantai cabang 1, nomor
cabang 2 diikuti tanda (-) nama gugus alkil rantai cabang 2, ditulis bersambung dengan
nama rantai lurus. Nama alkil disusun berdasarkan abjad.
- Jika rantai cabang memiliki gugus alkil yang sama, rantai cabang diberi nama sesuai
jumlah atom C dan jumlah rantai cabangnya.
- Tabel. Jumlah Rantai Cabang dan Namanya

- Tuliskan nomor-nomor cabang, diikuti tanda (-), nama jumlah rantai cabang dan gugus
alkil ditulis bersambung dengan nama rantai lurus.
2. Tata Nama Alkena
Alkena mempunyai rumus umum CnH2n, dengan n= 2, 3, …Alkena yang paling sederhana adalah C2H4,
etilena, dimana kedua atom karbonnya terhibridisasi sp2 dan ikatan ikatan rangkap duanya terdiri dari
satu ikatan sigma dan satu ikatan pi. Senyawa alkena sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya karet dan plastik. Tata nama alkena mirip dengan alkana hanya saja ,hanya mengantikan
akhiran –ana menjadi –ena .
Tata nama struktur alkena,aturannya adalah sebagai berikut :’
- Rantai utama ( rantai terpanjang) harus mengandung ikatan rangkap dua
- Atom C yang memiliki ikatan rangkap dua harus memiliki nomor terkecil
- Aturan –aturan lain sama dengan aturan pada tata nama alkana
- Urutan penyebutan :
a. Rantai tidak bercabang :
no. ikatan rangkap – nama alkena
b. Rantai bercabang :
no.cabang – nama cabang-nomor ikatan rangkap – nama alkena
3. Tata Nama Alkuna
Rumus umum alkuna yaitu : CNH2N-2;
n = jumlah atom C.
Nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran ana menjadi una . Tata
nama alkuna bercabang seperti penamaan alkena.
Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
Penomoran atom karbon dimulai dari ujung yang paling dekat dengan ikatan rangkap.
Ikatan diberi nomor untuk menunjukkan letak ikatan rangkap
Penulisan cabang-cabang sama seperti alkena.
Urutan penamaan :
Nomor cabang – Nama cabang – Nomor ikatan rangkap – Nama rantai utama.

 REAKSI – REAKSI UMUM ALKENA, ALKENA, DAN ALKUNA

1. Reaksi pembakaran
Reaksi Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan gas karbon dioksida dan
air, sedangkan pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan gas karbon monoksida dan air.
Terjadinya pembakaran sempurna atau tidak sempurna tergantung pada perbandingan antara
konsentrasi (kadar) senyawa hidrokarbon dengan konsentrasi (kadar) oksigen.

2. Reaksi Cracking
Reaksi pemecahan alkana yang dipanaskan pada suhu dan tekanan tinggi tanpa oksigen. Reaksi
ini menyebabkan terjadinya pemutusan rantai karbon pada alkana atau reaksi pembentukan
senyawa tidak jenuh (alkena atau alkuna).

C16H34(l) --> C8H18(l) + C8H16(l)

3. Reaksi Substitusi
Reaksi penggantian satu atau beberapa atom H dengan atom atau gugus atom lain.
CH4 + Cl2 --> CH3Cl + HCl

4. Reaksi Adisi
Reaksi penambahan atau penjenuhan ikatan rangkap
a. Adisi Hidrogen (hidrogenasi)
b. Adisi Halogen
c. Adisi Asam Halogenida Kaidah Markonikof

5. Reaksi Eliminasi
Reaksi Eliminasi merupakan suatu reaksi penghilangan atau penyingkiran beberapa atom atau
gugus atom dari senyawa karbon yang lebih tinggi untuk memperoleh senyawa karbon yang
lebih sederhana.

6. Reaksi Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul sederhana/kecil (monomer) menjadi
molekul-molekul besar (polimer)

Reaksi Alkena

Alkena tergolong reaktif, karena ikatan rangkap C=C kurang stabil, mudah membentuk ikatan tunggal C-C.
Jenis reaksi yang terkenal pada alkena adalah adisi, yaitu reaksi penambahan atom/gugus atom yang
akan menumbuk atom-atom C yang reaktif, yaitu C=C dan bergabung dengan kedua atom C tersebut,
sehingga ikatan rangkap terbuka dan berubah menjadi ikatan tunggal C-C. Sehingga C=C ini dapat
dikatakan sebagai gugus fungsi alkena, karena C=C inilah yang menentukan sifat alkena.
Hidrogenasi.
Reaksi adisi alkena dengan hidrogen sering dikenal sebagai hidrogenasi. Ketika propena direaksikan
dengan hidrogen, terbentuklah propana
CH2=CH-CH3 + H2 → CH3CH2CH3
CH2=CH-CH3 + Br2 → CH2Br-CHBr-CH3
Halogenasi

Halogenasi adalah adisi alkena dengan unsur halogen, X2 membentuk Halo alkana, RXn. Contoh,
propena direaksikan dengan brom, membentuk 1,2-dibromo propana.

Adisi HX

Adisi hidrogen halida, HX dengan alkena menghasilkan halo alkana, RX. Adisi ini mengikuti aturan
Markovnikov. Pada adisi ini terjadi 2 hasil campuran; namun karena jumlahnya tidak sama, Markovnikov
membuat suatu aturan. Menurut Markovnikov, hasil terbanyak yang diperhatikan. Untuk itu dinyatakan
bahwa yang kaya makin kaya. Maksudnya, atom H akan bergabung dengan atom C yang mengikat H
terbanyak. Menurut daya dorong terhadap elektron maka makin panjang rantai C, makin non polar,
sehingga daya dorongnya terhadap elektron makin kuat, sehingga atom C pada rantai panjang berkutub
positif dan atom C pada rantai C pendek berkutub negatif. Pada saat HX menumbuk C=C, ikatannya
putus, membentuk ion-ion H+ dan X-. H+ bergabung dengan atom C-(berkutub negatif) sedang
X- bergabung dengan atom C+ (berkutub positif). Ketika propena direaksikan dengan HBr, maka
terbentuklah 2-bromo propana.
CH2=CH-CH3 + HBr → CH3-CHBr-CH3
Hidrasi
Pada adisi H2O digunakan katalis asam, misal HA. Seperti halnya adisi HX, maka ion H + bergabung dengan
atom C yang berkutub negatif, yaitu rantai C pendek, sedangkan ion OH - bergabung dengan atom C
berkutub positif, yaitu rantai C panjang. Contoh, 2-metil-1-butena direaksikan dengan H 2O menghasilkan
2-metil-2-butanol.
CH3-CH2-C(CH3)=CH2 + H2O → CH3-CH2-C(CH3)(OH)-CH3
Reaksi-reaksi pada Alkuna
o Reaksi-reaksi pada alkuna mirip dengan alkena;
untuk menjenuhkan ikatan rangkapnya, alkuna memerlukan pereaksi 2 kali lebih
banyakmemerlukan pereaksi 2 kali lebih banyak dibandingkan dengan alkena.

o Reaksi-reaksi terpenting dalam alkena dan


alkuna adalah reaksi adisi dengan H 2, adisi dengan halogen (X 2 ) dan adisi dengan asam halida
(HX). Pada reaksi adisi gas HX (X = Cl, Br atau I) terhadap alkena dan alkuna berlaku
aturan Markovnikov yaitu : “ Jika atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H yang
berbeda, maka atom X akanjumlah atom H yang berbeda, maka atom X akan terikat pada atom
C yang sedikit mengikat atom H” “ Jika atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H
sama banyak, maka atom X akan terikat pada atom C yang mempunyai rantai C paling panjang “

Anda mungkin juga menyukai