Anda di halaman 1dari 7

Alkana adalah molekul organik yang termasuk senyawa hidrokarbon dengan

ikatan tunggal. Senyawa hidrokarbon sendiri adalah senyawa kimia yang


mengandung unsur hidrogen (H) dan karbon (C), atau biasa ditulis sebagai
CxHy dengan x adalah jumlah karbon dan y adalah jumlah hidrogen,
sedangkan alkana memiliki rumus CnH2n+2.
Alkana memiliki beberapa sifat, yaitu:

a. Sifat Fisis Alkana


1) Semua alkana merupakan senyawa non polar sehingga sukar larut
dalam air. Pelarut yang baik untuk alkana adalah pelarut non polar,
misalnya eter. Jika alkana bercampur dengan air, lapisan alkana berada
di atas, sebab massa jenisnya lebih kecil daripada 1.
2) Reaktifitas dengan senyawa kimia lain relatif kecil, hal ini juga
dikarenakan alkana tidak memiliki ikatan rangkap, karena semakin
banyak ikatan rangkap, suatu senyawa kimia akan semakin reaktif
3) Merupakan hidrokarbon jenuh, dimana jumlah H sudah maksimal
karena tidak ada ikatan rangkap antar C
4) Pada suhu dan tekanan standar (STP = standard temperature and
pressure), alkana dengan rantai C1-C4 (metana, etana, propana, dan
butana) memiliki wujud gas, C5-C17 memiliki wujud cair, dan C18
seterusnya memiliki wujud padat
5) Karena alkana bersifat paraffin. Parafin dari kata parum dan affinis atau
affinitet, yaitu daya gabung. Alkana memiliki daya gabung atau
kereaktifannya kecil; dengan kata lain Senyawa alkana bereaksi sangat
lemah dengan senyawa polar atau senyawa ion lainnya.
6) Semakin banyak atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk alkana yang
berisomer (jumlah atom C sama banyak), semakin banyak cabang, titik
didih semakin kecil. Contoh : pada isomer C5H12 yan memiliki 3 isomer
:
a.
Pentana dengan titik didih 36oC
b.
2-metil butana dengan titik didih 28oC
c.
2,2 dimetil propana dengan titik didih 9oC

7) Semakin panjang rantai karbonnya maka massa jenis akan semakin


besar tapi tetap tidak melebihi massa jenis air
8) Titik didih dan titik leleh alkana naik dengan pertambahan nilai Mr.
9) Tidak memiliki konduktivitas, artinya tidak menghasilkan maupun
menghantarkan listrik
10)
Merupakan sumber utama gas alam dan petrolium (minyak bumi)
11)
Api yang dihasilkan dari pembakaran berwarna kebiruan

Sifat Kimia
a. Oksidasi Alkana dapat teroksidasi membentuk karbondioksida dan air
disertai pembebasan energi. Contoh :
b. Halogenasi Alkana dapat bereaksi dengan halogen dibawah pengaruh
panas membentuk alkil halida dengan hasil samping hidrogen klorida.
Contoh : CH + 2 O2 CO2 + 2 H2O + energi 4 CH4+ Cl + HCl 2 CH3Cl H3C
CH2 CH CH3 CH3 Gugus isoJumlah atom C : 5 (pentana) H3C CH2 CH2 CH3
Nama : n-butana H3C C CH3 CH3 CH3 Nama : neopentana
c. Nitrasi Alkana dapat bereaksi dengan asam nitrat pada suhu 150-4750 C
membentuk nitroalkana dengan hasil samping uap air. Contoh :
d. Sulfonasi Alkana dapt bereaksi dengan asam sulfat berasap (oleum)
menghasilkan asam alkana sulfonat dan air. Contoh :
e. Isomerisasi Beberapa alkana dapat mengalami reaksi isomerisasi. Contoh :
5

b. Sifat Kimia Alkana


1. Pada umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya.

1) Dapat mengalami reaksi substitusi/pergantian atom bila direaksikan dengan


halogen(F2, Cl2, Br2, I2)
Contoh:

2)
Dalam oksigen berlebih, alkana dapat terbakar. Reaksi oksidasi / reaksi
pembakaran dengan gas oksigen menghasilkan energi. Pembakaran
sempurna menghasilkan CO2, pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas
CO
Reaksi yang terjadi:
CH4(g) + 2O2(g) ----->CO2(g) + 2H2O(g) + energi
CH4(g) + 1/2O2(g)------>CO(g) + 2H2O(g) + energi
3) Reaksi eliminasi
Penghilangan beberapa atom untuk membentuk zat baru. Alkana
dipanaskan mengalami eliminasi dengan bantuan katalis logam Pt/Ni
akan terbentuk senyawa ikatan rangkap /alkena.

Merupakan hidrokarbon jenuh, dimana jumlah H sudah maksimal

karena tidak ada ikatan rangkap antar C


Reaktifitas dengan senyawa kimia lain relatif kecil, hal ini juga

dikarenakan alkana tidak memiliki ikatan rangkap, karena semakin banyak


ikatan rangkap, suatu senyawa kimia akan semakin reaktif
Afinitas kecil
Semakin panjang rantai karbonnya maka titik didih akan semakin

tinggi, kecuali isomer dengan banyak cabang, maka semakin banyak


cabangnya, titik didih akan semakin rendah
Semakin panjang rantai karbonnya maka massa jenis akan semakin

besar, namun tetap lebih kecil dari massa jenis air, sehingga bila alkana
dan air dicampur, alkana akan berada di fase atas
Pada suhu dan tekanan standar (STP = standard temperature and
pressure), alkana dengan rantai C1-C4 memiliki wujud gas, C5-C17
memiliki wujud cair, dan C18 seterusnya memiliki wujud padat

1 a.Mengapa alkana sukar bersubstitusi dengan gugus lain / reagen lain


b. jelaskan bagaimana upaya agar alkana dapat bereaksi dengan yang lain

jawaban
Senyawa alkana relatif tidak reaktif dibandingkan dengan senyawa organik
yang memiliki gugus fungsional. Hal ini dikarenakan adanya ikatan tunggal
atau kuatnya ikatan C C dan C H.
Senyawa alkana merupakan senyawa polar sehingga senyawa tersebut sukar
larut dalam air. Alkana dalam bentuk cair merupakan pelarut yang baik untuk
berbagai senyawa kovalen yang lain. Akan tetapi senyawa alkana tidak dapat
menghasilkan listrik dan tidak dapat dipolarisasi oleh medan listrik. Senyawa
alkana tidak dapat membentuk ikatan hidrogen dan tidak dapat bercampur
dengan pelarut polar, seperti air.
Massa jenis dari suatu alkana akan bertambah seiring dengan pertambahan
jumlah atom karbon, akan tetapi massa jenis alkana tersebut tidak akan lebih

rendah dari massa jenis air. Sehingga, alkana akan berada dilapisan atas
ketika dicampur dengan air.
Karena alkana bersifat paraffin. Parafin dari kata parum dan affinis atau
affinitet, yaitu daya gabung. Alkana memiliki daya gabung atau
kereaktifannya kecil; dengan kata lain Senyawa alkana bereaksi sangat
lemah dengan senyawa polar atau senyawa ion lainnya. Konstanta disosiasi
asam (pKa) dari semua alkana memiliki nilai di atas 60, ini berarti bahwa
alkana sulit bereaksi dengan asam ataupun basa.
-

Kelarutan dalam air

Ketika sebuah zat molekular larut dalam air, maka akan terjadi :
1.
Alkana akan kehilangan gaya tarik antar molekul yang disebut sebagai
gaya dispersi Van der
Waals.
2.
Gaya tarik antar molekul dalam air menjadi hilang yang mengakibatkan
zat tersebut bercampur dengan molekul-molekul air. Di dalam air, gaya tarik
antar molekul yang utama adalah ikatan hidrogen.

Adapun untuk menghilangkan gaya Van der Waals pada molekul seperti
metana dibutuhkan energi yang sangat kecil sehingga dapat diabaikan.r
bereaksi. Selain itu alkanabersifat non polar sehingga sukar bereaksi. Non
polar berarti tidak berkutub, atau molekulnya netral. Kalau dipaksakan, dapat
bereaksi, tetapi yang menyerang adalah zat yang ditambahkan, bukan
alkana
Akan tetapi ini tidak dapat berlaku dalam ikatan hidrogen pada air, karena
untuk memutus ikatan hidrogen dalam air membutuhka banyak energi.
Sehingga suatu zat akan dapat larut jika ada cukup energi yang dilepaskan
ketika ikatan-ikatan baru terbentuk antara zat dan air untuk mengganti
engergi yang digunakan dalam memutus gaya tarik awal. Adapun gaya tarik
yang terbentuk adalah gaya Van der Waals. Pembentukan gaya tarik ini tidak
melepaskan banyak energi untuk mengganti energi yang diperlukan untuk
memutus ikatan hidrogen dalam air. Itulah sebabnya alkana tidak dapat
larut.

Kelarutan dalam pelarut-pelarut organik

Pada kebanyakan pelarut organik, gaya tarik utama antara molekul-molekul


pelarut adalah gaya Van der Waals - baik gaya dispersi maupun gaya tarik
dipol-dipol. Ini berarti bahwa apabila sebuah alkana larut dalam sebuah
pelarut organik, maka gaya tarik Van der Waals terputus dan diganti dengan
gaya Van der Waals yang baru. Pemutusan gaya tarik yang lama dan
pembentukan gaya tarik yang baru saling menghapuskan satu sama lain dari
segi energi - sehingga tidak ada kendala bagi kelarutannya.
4. Sifat sukar bereaksi dengan asam atau dengan basa ini memberikan sifat
kimia tersendiri untuk senyawa alkana, yang dengan cara tertentu masih
dapat bereaksi dengan zat/senyawa lain, melalui mekanisme yang disebut
reaksi radikal bebas.Radikal didefinisikan sebagai senyawa yang memiliki
atom dengan orbital isi dalam suatu electron.Peruraian senyawa secara
homolitik tentu menghasilkan radikal.
Beberapa upaya agar alkana dapat bereaksi dengan senyawa lain,yaitu ada
dua reaksi utama dalam alkana yakni reaksi dengan halogen disebut
halogenasi dan pembakaran.Untuk reaksi halogenasi hidrokarbon
memerlukan radikal bebas.
Alkana dapat bereaksi dengan uap dengan bantuan katalis berupa nikel. Dan
dapat juga melalui proses klorosulfonasi dan nitrasi meskipun harus
membutuhkan kondisi khusus. Fermentasi alkana menjadi asam karboksilat
juga dapat dilakukan dengan beberapa teknik khusus.

https://ewimia.files.wordpress.com/2011/05/alkana.pdf

Anda mungkin juga menyukai