Anda di halaman 1dari 16

Ratih Puspita Kusumadewi Purba

HIDROKARBON

BERDASARKAN BERDASARKAN
BENTUK RANTAI JENIS IKATAN
KARBON KARBON

HIDROKARBON HIDROKARBON HIDROKARBON HIDROKARBON HIDROKARBON


ALIFATIK ALISIKLIK AROMATIK JENUH TAK JENUH
HIDROKARBON ALIFATIK

senyawa hidrokarbon dengan rantai terbuka jenuh (ikatan


tunggal) maupun tidak jenuh (ikatan rangkap).

HIDROKARBON ALISIKLIK
senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar / tertutup (cincin).

HIDROKARBON AROMATIK
senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar (cincin) yang
mempunyai ikatan antar atom C tunggal dan rangkap secara selang-
seling / bergantian ( konjugasi ).
▪ Senyawa alkana adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang terdiri dari atom karbon
dan hidrogen.
▪ Alkana dikatakan jenuh karena dalam strukturnya hanya terdiri dari ikatan tunggal
antara C dan H.
▪ Alkana adalah golongan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh.
▪ Dua molekul alkana yang paling sederhana adalah metana dan etana.
▪ Alkana memiliki rumus umum CnH2n+2
▪ Pemberian nama untuk senyawa alkana menggunakan akhiran –ana.
▪ Suatu alkana yang kehilangan satu hidrogen disebut sebagai alkil
▪ Penamaan gugus alkil berdasarkan nama alkananya dimana akhiran –ana pada
alkana akan berubah menjai –il
▪ Alkana dengan satu rumus molekul misalnya C4H10 bisa mempunya lebih dari
satu rumus struktur, yaitu bisa membentuk normal butana atau metilpropana.
▪ Senyawa ini yang disebut sebagai isomer rantai
▪ C4H10 merupakan alkana terkecil yang dapat membentuk isomer.
▪ Semakin banyak atom karbonnya maka semakin banyak isomer yang bisa
terbentuk.
▪ Sikloalkana adalah senyawa hidrokarbon yang membentuk cincin (siklik)
▪ Sikloalkana memiliki rumus umum (CH2)n
▪ Sikloalkana paling sederhana adalah siklopropana yang merupakan cincin tiga
anggota
Rantai terpanjang adalah rantai induk dengan nama
rantai utama sesuai dengan jumlah C

Untuk rantai bercabang diberi penomoran yang


didasarkan pada jumlah nomor cabang terkecil
dengan nama cabang diberi akhiran -il

Penempatan urutan penamaan adalah berdasarkan


alfabetis

Jika terdapat 2 atau lebih cabang sejenis harus


dinyatakan dengan awalan di, tri, tetra, penta, dst

Antara angka dengan angka dipisahkan dengan tanda


koma (,) antara angka dengan huruf dipisahkan
dengan tanda jeda (-)
Senyawa alkana tersubstitusi sikloalkil
senyawa sikloalkana tersubstitusi alkil
Merupakan senyawa nonpolar, Titik didih senyawa dalam deret
sehingga tidak larut dalam air. homolog akan bertambah
Massa jenis alkana lbh ringan
larut dalam pelarut yang sekitar 30°C untuk tiap gugus
dari air, sehingga bila
cenderung nonpolar atau metilena (CH2) tambahan →
dicampur, alkana berada di atas
sedikit polar misalnya dalam makin banyak atom C
air
alkana lain, dietil eter atau (rantainya makin panjang),
benzena. maka titik didih makin tinggi

Perubahan titik didih


Pada tekanan dan suhu kamar,
dipengaruhi oleh percabangan
CH 4 - C 4 H 10 berwujud gas,
dalam alkana. Adanya
C 5 H12 - C 17 H 36 berwujud cair,
percabangan akan menurunkan
diatas C 18 H 38 berwujud padat
titik didih.
• Reaksi Pembakaran/Oksidasi
pada oksigen berlebih, alkana dapat terbakar
menghasilkan kalor,karbondioksida dan air
Alkana + p O2 q CO2 + r H2O + Q kkal
Contoh :
CH4 + 2 O2 CO2 + 2 H2O + 212,8 kkal/mol

Bila oksigen tidak mencukupi untuk berlangsungnya reaksi


pembakaran :
2 CH4 + 3 O2 2 CO + 4 H2O
pada kendaraan bermotor : CO (karbonmonoksida) pada
knalpot
▪ Halogenasi Alkana

Jika alkana direaksikan dengan unsur-unsur Halogen,


atom H dari alkana dapat digantikan oleh atom-atom
Halogen
Reaksi :
R-H + X-X R-X + H-Cl

Contoh : klorinasi metana


CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl
• Nitrasi
Alkana dapat bereaksi dengan asam nitrat pada suhu 150-4750C
membentuk nitroalkana dengan hasil samping uap air.
Reaksi :
CH4 + HO-NO2 CH3-NO2 +H2O
• Sulfonasi
Alkana dapt bereaksi dengan asam sulfat menghasilkan asam
alkana sulfonat dan air
Reaksi :
CH4 + HO-HSO3 CH3-HSO3 + H2O
• Isomerisasi
Beberapa alkana dapat mengalami reaksi isomerisasi

Anda mungkin juga menyukai