id/staf/istadi )
Email: istadi@undip.ac.id
Course Syllabus: (Part 1)
1. Definitions of Natural Gas, Gas Reservoir, Gas Drilling
and Gas production (Pengertian gas alam, gas reservoir,
gas drilling, dan produksi gas)
2. Overview of Gas Plant Processing (Overview Sistem
Pemrosesan Gas) and Gas Field Operations and Inlet
Receiving (Operasi Lapangan Gas dan Penerimaan Inlet)
3. Gas Treating: Chemical Treatments (Pengolahan Gas:
secara kimia) and Sour Gas Treating (Pengolahan Gas
Asam)
4. Gas Treating: Physical Treatments (Pengolahan Gas:
secara fisika)
5. Gas Dehydration (Dehidrasi Gas)
6. Gas Dehydration (Dehidrasi Gas)
7. Hydrocarbons Recovery (Pengambilan Hidrokarbon)
Pen4ngnya Proses Dehidrasi Gas
! Untuk menghindari pembentukan hidrat:
! Hidrat merupakan padatan yang terbentuk akibat
bergabungnya molekul air (90%) dengan molekul--
molekul hidrokarbon (10%).
! Hidrat akan terbentuk sedikit demi sedikit dalam bentuk
kristal di orifice, valve, dan pipa sehingga dapat
menyebabkan penyumbatan.
! Kondisi--kondisi yang memicu terbentuknya hidrat
adalah temperatur rendah dan tekanan tinggi.
! Untuk menghindari masalah korosi:
! Korosi dapat terjadi jika cairan air ada bersama dengan gas
asam yang mudah larut dalam air dan membentuk larutan
asam yang bersifat sangat korosif, terutama terhadap carbon
steel yang merupakan bahan konstruksi yang banyak
digunakan dalam fasilitas pemrosesan hidrokarbon.
Pen4ngnya Dehydra4on…
! Persyaratan kualitas komersial gas alam (sales gas):
! Gas alam yang akan dijual, baik yang penyalurannya melalui
pipa atau dengan moda pengangkutan lain dituntut untuk
memenuhi persyaratan tertentu, seperti impuritas, heating
value, dew point, dll.
! Diantara persyaratan--persyaratan tersebut, yang
paling krusial adalah kandungan air.
! Pada umumnya kandungan air dalam sales gas
dipersyaratkan berkisar 4 – 8 lb/MMSCF (1 lb/MMSCF = 16
3
mg/Sm = 16 ppmv).
! Persyaratan downstream processing:
! Air dapat menyebabkan reaksi samping, foaming, atau
deaktivasi katalis.
! Oleh karena itu LNG atau LPG yang akan diproses lebih
lanjut disyaratkan memiliki kandungan air sebesar 0,1 ppmv
atau kurang.
WATER CONTENT OF HYDROCARBONS
!
x i γ Psat = i
φi P
y
i i
! xi : fraksi mol komponen i dalam fasa cair; γI : koefisien
sat
aktifitas komponen i; Pi : tekanan uap jenuh komponen i;
yi : fraksi mol komponen i dalam fasa gas; P: tekanan total
Thermodinamika….
! Penyederhanaan terhadap persamaan tersebut dapat
dilakukan apabila tekanan total kurang dari 500 psia
(35 bar). Jika hidrokarbon dianggap tidak ada yang
berada dalam fasa cair, maka xi dan γI untuk air
masing--masing nilainya sama dengan satu.
! Selanjutnya jika fasa gas dianggap ideal, maka γI
juga sama dengan satu, sehingga:
P sat
i
yi = P
Thermodinamika….
! Temperatur dan tekanan sangat berpengaruh terhadap jumlah air
yang dapat dipisahkan dari gas
! Temperatur: Semakin tinggi temperatur, maka tekanan uap air
sat
murni (Pair ) juga semakin tinggi. Jadi untuk tekanan operasi
yang sama, kenaikan temperatur operasi separator akan
menyebabkan konsentrasi air dalam gas (y) semakin besar, dan
jumlah air yang dipisahkan semakin kecil.
! Tekanan: Pada temperatur operasi yang sama, jika tekanan (P)
semakin besar, maka menurut persamaan (2) konsentrasi air dalam
fasa gas (y) akan semakin kecil, atau air yang dapat dipisahkan
menjadi semakin besar.
! Gas yang keluar dari separator ini jenuh dengan uap air, sesuai dengan
tekanan dan temperatur operasinya.
! Disamping dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur, kandungan
maksimal air dalam gas juga dipengaruhi oleh keberadaan gas H2S
dan CO2
Gas gravity and salinity correc4ons to water
content in hydrocarbon gases
Example 6.1
! Problem: Calculate the water content of the sweet
natural gas shown in Table 6.1 at 300 psia (20.7 bar)
and 80°F (26.7°C) by use of Equation 6.2 and Figure
6.1.
! Equation 6.2 using vapor--pressure data from
Appendix B gives:
! convert to lb Water/MMscf:
!
!
!
!
!
!
! Dengan metoda ini kandungan air dalam gas dapat diturunkan sampai 10 ppmv
! Kriteria Solvent untuk Absorbsi :
Afinitas yang besar terhadap air dan kecil terhadap hidrokarbon.
Mudah diregenerasi, biasanya dengan menggunakan panas untuk
“mengusir” semua air yang telah diserap, sehingga akan diperoleh desikan
dengan konsentrasi lebih tinggi.
Tekanan uap yang rendah pada temperatur operasi absorber untuk
mengurangi kehilangan akibat penguapan.
Viskositas yang rendah agar mudah dipompa dan terjadi kontak yang baik
antara fasa gas dan cair.
Stabilitas termal yang baik untuk menghindari dekomposisi pada waktu
regenerasi.
Tidak membeku pada rentang temperatur yang digunakan dalam proses
absorpsi dan regenerasi.
Tidak korosif terhadap material yang digunakan untuk peralatan,
terutama ruang uap reboiler, kolom stripper, dan dasar absorber.
Tidak bereaksi dengan komponen gas, termasuk CO2 dan senyawa sulfur
Absorbents Yang biasa digunakan
! The glycols:
! ethylene glycol (EG),
! diethylene glycol (DEG),
! Triethylene glycol (TEG),
! tetraethylene glycol (TREG)
! and propylene glycol (PG)
Glycols Used in Dehydra4on
Sifat fisik senyawa glycol
MEG DEG TEG TREG
Rumus kimia CH O CH O CH O
C2H6O 4 10 3 6 14 4 6 18 5
Berat molekul 62.1 106.1 150.2 194.2
Titik beku pada 760 mm Hg (°F) 8 17 19 22
Titik didih pada 760 mm Hg (°F) 387,1 472,6 545,9 597,2
Tekanan uap pada 25°C (mm Hg) 0,12 < 0,01 < 0,01 < 0,01
Density (g/cc)
• Pada 25°C 1,110 1,113 1,119 1,120
• Pada 60°C 1,085 1,088 1,092 1,092
Viskositas (cP)
• Pada 25°C 16,5 28,2 37,3 44,6
• Pada 60°C 4,68 6,99 8,77 10,2
!
2. Volatilitas rendah
! 3. Higroskopis