Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

WATER GAS SHIFT REACTION

Dosen Pembimbing : Inayati S.T.,M.T.,Ph.D.


Anggota kelompok:
1. Endah Tianasari (I8315018)
2. Imaduddin Ahsan (I8315025)
3. Meida Dewanti (I8315031)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2017

3
DAFTAR ISI

COVER.i
DAFTAR ISIii
BAB I PENDAHULUAN...1
BAB II PEMBAHASAN.2
A. Pengertian Water Gas Shif Reaction (WGSR)...2
B. Kondisi Operasi..3
C. Spesifikasi Katalis .4
D. Manfaat..5
BAB III KESIMPULAN.5
Daftar Pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN

Hidrogen adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Hidrogen
merupakan unsur yang sangat aktif secara kimia, sehingga jarang sekali ditemukan dalam
bentuk bebas. Di alam, hidrogen terdapat dalam bentuk senyawa dengan unsur lain, seperti
dengan oksigen dalam air atau dengan karbon dalam metana. Sehingga untuk dapat
memanfaatkanya, hidrogen harus dipisahkan terlebih dahulu dari senyawanya agar dapat
digunakan sebagai bahan bakar.
Ada beberapa metode pembuatan gas hidrogen. Namun semua metode pembuatan
tersebut prinsipnya sama, yaitu memisahkan hidrogen dari unsur lain dalam senyawanya.
Macam-macam metode pembuatan gas hidrogen yaitu :
1. Steam Methane Reforming
2. Water-Gas Shift Reaction
3. Coal Gasification
4. Partial Oxidation of Hydrocarbons
5. Biomass Gasification
6. Biomass Pyrolisis
7. Electrolysis
8. Thermochemical
9. Photochemical
10. Photobiological
Tiap-tiap metode memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Tetapi secara
umum parameter yang dapat dipertimbangkan dalam memilih metode pembuatan gas
hidrogen (H2) adalah biaya, emisi yang dihasilkan, kelayakan secara ekonomi, skala produksi
dan ketersediaan bahan baku.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN
Water gas shift reaction (WGSR) adalah reaksi reduksi karbonmonoksida oleh steam
untuk memproduksi hidrogen. Reaksi yang terjadi:
CO(g) + H2O(g) CO2(g) + H2(g) H= 41.98 kJ/mol karbon
Reaksi ini terjadi secara eksotermik dan reversible. Pada WGSR ini dilakukan proses
furifikasi dimana kemurnian hidrogen tergantung pada proses yang dibutuhkan pada WGSR
reaksi heterogen (gas/solid). Ada dua tahap dalam proses Water Gas Shift Reaction yaitu
menggunakan reactor berbasis katalis bersuhu tinggi (HTS) atau rangkaian HTS diikuti
dengan reactor berbasis katalis suhu rendah (LTS), diantara HTS dan LTS dilengkapi tahap
intercooling untuk menaikkan konversi total dan kemurnian hidrogen yang dibutuhkan .

B. Kondisi Operasi
1.High Temperature Shift (HTS)
Temperatur operasi berubah dari 350oC menjadi 440oC. Temperatur Inlet biasanya
dijaga pada 350oC agar katalis tidak rusak. Konsentrasi CO keluar reaktor sekitar 2%-4%.
Reaktor pada industri bisa dioperasikan pada tekanan atmosferik sampai 8375 kPa. Katalis
yang biasa digunakan dalam proses di industry pada HTS adalah besi oksida yang
dipromosikan dengan chromium oksida.

Gambar I.1 Proses High Temperature Shift

3
2. Low Temperature Shift (LTS)
Temperatur operasi berubah dari 190oC menjadi 210oC (374-410OF). Reaktor
LTS berbasis katalis tembaga. Tipikal komposisinya meliputi CO, Zn, Cr dan Al oksida,
katalis ini dapat dioperasikan pada temperatur medium sekitar 300oC. Tembaga lebih
sensitif mengalami sintering karena panas dan tidak boleh dioperasikan pada suhu tinggi.
Konsentrasi CO yang keluar dari reactor LTS berkisar 0,1%. campuran copper yang di-
mixed dengan zinc oksida, aluminium oksida digunakan untuk katalis di LTS.

Reaksi pada water gas shift reaction terjadi secara adiabatis pada skala industri,
dimana temperatur naik sepanjang reaktor.

C. Spesifikasi Katalis
1. HTS (High Temperature Shift)
Bentuk: Pellet
Bulk Density : 70 lb/ft3
Surface Area : 66 m2/gr
Ukuran : x in
Chemical Composition (%w) :
- Fe = 56,5
- Cr = 6,0 (Rahmawati dan Lina, 2007)
2. LTS (Low Temperature Shift)
Bentuk: Pellet
Bulk Density : 91 lb/ft3
Surface Area : 65 m2/gr
Ukuran : x 1/8 in
Chemical Composition (%w) :
- CuO = 15,3
- Al2O3 = 36,2
- ZnO = 32
-S = 0,06 (Rahmawati dan Lina, 2007)

3
D. Manfaat
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari reaksi ini. Produk dari reaksi ini yang
paling utama adalah gas hidrogen (H2). Gas hidrogen banyak dipakai sebagai bahan baku
dalam proses industri kimia. Sebagai contoh sebagai bahan baku di pabrik ammonia,
reaksi yang terjadi :
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Selain itu untuk menghasilkan gas hidrogen yang cukup banyak, water gas shift
reaction biasanya di-couple dengan steam reforming reaction yaitu :
CH4(g) + H2O(g) CO(g) + 3H2(g) (1)
CO(g) + H2O(g) CO2(g) + H2(g) (2)
Kedua reaksi tersebut biasa dilakukan tergantung di industri apa reaksi tersebut
berlangsung. Sebagai contoh di pabrik pembuatan metanol, hanya reaksi (1) yang
digunakan agar jumlah CO yang terbentuk tidak berkurang, karena di pabrik metanol
reaksi yang terjadi adalah :
CO(g) + 2H2(g) CH3OH(g)
Sementara untuk pabrik ammonia, reaksi (1) dan (2) dilakukan agar jumlah gas
hidrogen yang dihasilkan lebih banyak. Untuk mengendalikan reaksi mana yang terjadi,
steam reforming atau water gas shift dilakukan pengendalian rasio umpan steam yang
masuk ke reaktor.

3
BAB III
KESIMPULAN

Water Gas Shift Reactions berfungsi untuk mereduksi fraksi CO dan memperbesar
yield hidrogen. Proses ini banyak digunakan dalam berbagai industri kimia contohnya di
pabrik ammonia dan pabrik metanol untuk memperoleh hidrogen sebagai bahan baku.
Hidrogen yang dihasilkan dalam proses ini sebesar 99,9 %.

3
DAFTAR PUSTAKA

http://cdn.intechopen.com/pdfs/34193/InTechModeling_and_simulation_of_water_gas_shift_reactor_
an_industrial_case.pdf\

Anda mungkin juga menyukai