BAB III
AMMONIA
Kapasitas Produksi.
a. Produksi 1.000 MTPD (rate 100% Ammonia) tanpa HRU.
b.
Dalam hal ini semua Hidrogen yang diperoleh di HRU akan diumpankan ke
unit Ammonia. Dan semua Ammonia yang diperoleh dari HRU, sudah
termasuk dalam jumlah 1.180 MTPD.
2.
3.
Ammonia Cair
Komposisi :
Ammonia
Moisture
Kandungan oil
53
Unit Ammonia
Kondisi operasi :
Tekanan pada Batt. Limit.
: Min. 9 Kg/cm2G (ke Storage)
: Min. 25 Kg/cm2G(ke unit Urea)
b. Gas CO2
Komposisi :
CO2
Hidrogen
Nitrogen
CH4 + CO + Ar
Sulphur
H2O
: Saturated.
4.
Tekanan
Temperatur
: Max. 40oC
: 83,72% vol.
C2H6
: 5,40% vol.
C3H8
: 2,88% vol.
i-C4H10
: 0,55% vol.
n-C4H10
: 0,62% vol.
i-C5H12
: 0,21% vol.
n-C5H12
: 0,14% vol
C6H14
: 0,12% vol.
C7H16
: 0,15% vol.
CO2
: 6,13% vol.
N2
: 0,08% vol.
Total
: 100,00% vol
54
Unit Ammonia
Kandungan sulfur max. 50 ppm H2S dan Natural Gas tidak mengandung
senyawa sulfur organik sementara gas alam dalam keadaan normal diharapkan
tidak mengandung senyawa sulfur.
Moisture
: 15 Lbs/MMSCF
Max.
N2
0,01%
0,11%
CO2
2,64%
10,00%
CH4
80,23%
90,05%
C2H6
3,48%
6,58%
C3H8
2,28%
4,14%
i-C4H10
0,34%
0,73%
n-C4 H10
0,55%
0,87%
i-C5 H12
0,19%
0,33%
n-C5 H12
0,12%
0,19%
C6H14
0,09%
0,29%
Variasi komposisi tersebut di atas, unit ammonia ini sudah mampu menghasilkan
ammonia 1.000 MTPD (SOR), dengan asumsi komposisi di seksi Reforming dan
CO2 Removal, sebagai berikut :
55
Unit Ammonia
N2
0,01
CO2
10,00
CH4
80,23
C2H6
3,48
C3H8
3,87
i-C4H10
0,73
n-C4H10
0,87
i-C5H12
0,33
n-C5H12
0,19
C6H14
0,29
b.
Reforming (%)
Kasus-1
Kasus-2
0,11
0,11
10,00
2,79
82,84
90,05
3,48
3,48
2,28
2,28
0,34
0,34
0,55
0,55
0,19
0,19
0,12
0,12
0,09
0,09
Max. 63 Kg/cm G
c.
Min. 20C
Max. 30C
Temperatur
Min. 18 Kg/cm2G
Min. 20C
Max. 24 Kg/cm2G
Max. 30C
N 2 3H 2 2 NH 3
56
Unit Ammonia
Komposisi (% mol)
Purge gas
Flash gas
H2
59,73
39,01
N2
19,90
18,77
Ar
4,21
6,50
CH4
8,73
26,0
NH3
7,43
9,72
Fuel of Gas
H2
H2
10,21
88,10
N2
44,27
10,0
Ar
11,91
1,2
CH4
33,23
0,7
NH3
0,38
: 2.000 Nm3/jam
: 29 oC ; 71,4 Kg/cm2G
: 25 oC ; 3,5 Kg/cm2G
57
Unit Ammonia
Unit Ammonia
Fungsi
Bentuk
: Extrusion
Volume
: 7,6 x 2 m3
Tekanan inlet
: 39,2 Kg/cm2G
Temperatur in/out
: 400oC - 390oC
Zn O (S) + H2S(g)
59
Unit Ammonia
H2S + RH
CS2 + 4H2
2H2S + CH4
Kemudian H2S yang terbentuk diserap oleh adsorben ZnO dengan reaksi sebagai
berikut :
H2S + ZnO
ZnS + H2O
Untuk mendapatkan absorbsi sulfur yang terbaik, maka sebelum gas dimasukkan
ke dalam Sulfur Adsorber, gas harus dipanaskan terlebih dahulu hingga mencapai
temperatur sekitar 300400oC. Adapun tekanan operasinya adalah 3045
kg/cm2G.
Kemampuan ZnO untuk menyerap sulfur sangat tergantung pada
temperatur. Pada temperatur 410oC, tetapan kesetimbangan K akan naik menjadi
dua kali lipat dari K pada temperatur 380oC. Sedang pada temperatur ambient
(sekitar 30oC) kemampuan ZnO hanya 20 % dari kemampuannya dibandingkan
pada temperatur 400oC. Pada temperatur antara 300400oC katalis juga akan
bereaksi dengan Carbonil Sulfid COS seperti persamaan reaksi berikut :
60
Unit Ammonia
1-R-101-A/B
dikontrol
oleh
1-TIC-104
yang
menggerakkan
61
Unit Ammonia
H2 dari HRU
Kaltim-2
1-E-111
1-E-104B
1-S-101
KO Drum
Gas Proses
Gas
proses
1-E-104A
1-R-101A
Desulphurizer
1-R-101B
Desulphurizer
vent
Gas proses
menuju tahap
reformasi
V-13
Bentuk
: Ring
Umur
: 35 tahun
Volume
: 6,84 / 15,96 m3
Tekanan inlet
: 35,8 Kg/cm2G
Temperatur in/out
: 520oC - 811oC
62
Unit Ammonia
Bentuk
: Ring
Umur
: 6 - 10 tahun
Volume
: 26 m3
Tekanan inlet
: 32 Kg/cm2G
Temperatur in/out
: - oC 1000 oC
Tinggi bed
: 2,8 m
63
Unit Ammonia
Hydrogen Recovery Unit (Unit 300). Fuel gas ini terlebih dahulu dipanaskan
sampai temperatur 90oC (1-Thi-154) pada preheater (1-E-110).
Panas hasil pembakaran dari burner ditransfer ke tube-tube katalis secara
radiasi dan secara konveksi oleh flue gas. Sedangkan sisa panasnya dimanfaatkan
sebagai flue gas untuk memanaskan gas proses dan steam di 1-E-101, udara
proses di 1-E-102 A/B, HP Steam Superheater di 1-E-103, Natural Gas Proses di
1-E-104 A/B, HP BFW di 1-E-105 dan LP BFW di 1-E-106, yang semuanya
dilakukan secara konveksi di preheater coil. Flue gas keluar dari radiant chamber
di Primary Reformer pada temperatur sekitar 1.020C (1-TR-119 dan 1-TR-121).
Flue gas dikeluarkan ke atmosfir oleh dua flue gas fan (1-K-101- A/B). Kedua
flue gas fan ini berkapasitas masing-masing 70% dari total rate flue gas.
Kegunaan ID Fan ini adalah untuk menurunkan tekanan furnace sedikit dibawah
atmosfir untuk mengarahkan aliran flue gas. Penghisapan di furnace reformer
dikontrol oleh 1-PIC-104 yang mengoperasikan flue gas damper.
Deskripsi Proses di Primary Reformer
Gas Proses dari Sulfur Absorber sebesar 24.888 Nm3/jam (dikontrol
dengan 1-FIC-107) bercampur dengan MP Steam pada tekanan 38 kg/cm2G (1-PI148) dari MP Steam Header sebesar 73.200 kg/jam (dikontrol dengan 1-FIC-108).
Aliran steam ini harus diatur dengan rasio steam / carbon (S/C) = 3:1.
Kemudian campuran tersebut bertukar panas dengan flue gas dari Primary
Reformer secara konveksi di seksi Primary Reformer (1-E-101) sampai suhu
527oC (1-TI-117 / TAH-117 540oC) dan tekanan 35,8 kg/cm2 (1-PR-109)
sebelum masuk ke dalam tube di primary reformer. Di dalam Primary Reformer
terjadi reaksi reforming
64
H 49,3kkal/mol
Unit Ammonia
Faktor yang dapat memperbesar hasil reaksi di atas adalah temperatur yang
tinggi, rasio steam/karbon tinggi, dan tekanan operasi rendah. Disamping
ditunjukkan reaksi reforming di atas, terjadi juga reaksi kesetimbangan pergeseran
air (water gas shift reaction) antara CO dan uap air :
CO H 2O CO2 H 2
H 9,8kkal/mo l
Reaksi antara uap air dengan hidrokarbon lain yang lebih berat dapat
ditulis seperti berikut :
y
C x H y 2 x H 2 O x CO 2 ( 2 x) H 2
2
CO H 2 C H 2O
2CO CO 2 C
Biasanya umpan yang masuk reforming mengandung steam berlebih
dengan perbandingan steam / karbon = 3 mol/mol.
Pembakaran di Primary Reformer diatur sedemikian rupa agar kandungan
CH4 dalam gas outlet Secondary Reformer sekitar 0,26% vol (dasar kering).Gas
keluar dari Primary Reformer dengan suhu 8110C (1-TR-122 sampai 125)
temperatur dijaga merata menuju ke secondary reformer (1-R-102).
Pada 1.000 T/D SOR, kandungan metan outlet 1-H-101=10,4% mol kering
(1-AR-104). Kandungan methan yang lolos ini nantinya akan digunakan untuk
mengambil panas yang dihasilkan dari reaksi O2 dengan H2 ketika udara
dimasukkan di secondary reformer yang kemudian panas tersebut digunakan
dalam proses pembentukan gas H2.
Methan lolos minimum akan diperoleh bila temperatur outlet semua tube
dijaga sama. Oleh karena itu hal ini tidak cukup hanya diawasi dari temperatur di
transfer linenya saja yaitu 811oC (1-TI-126/TAH-126 840oC). Firing furnace
harus diatur untuk memperoleh temperatur yang sama di setiap sub kolektor (1TR-122-125). Dengan makin tuanya katalis, reaksi cenderung makin jauh dari
kesetimbangan (approach to equilibrium) makin besar dan methan yang lolos
bertambah. Kisaran analisa gas outlet Primary reformer :
65
Unit Ammonia
Desain (% vol.)
Kisaran (% vol.)
CO2
CO
H2
CH4
N2
Ar
10,69
10,46
68,47
10,28
0,1
0
10,69 13,0
8,5 10,94
60,0 70,0
9,7 14,0
0 1,5
0 0,2
Aktual (%
vol.)(13/05/2014)
12.33
8.87
66.69
11.94
0.15
0.02
Unit Ammonia
67
Unit Ammonia
H = - 115,6 kkal/mol H2
Desain (% vol.)
Kisaran (% vol.)
CO2
CO
H2
CH4
N2
Ar
7,96
13,25
55,57
0.49
22,47
0,27
7,0 10,0
12,3 14
50 60
0,1 1,5
20,0 25,0
0,2 0,5
Aktual (% vol.)
(13/05/2014)
9.01
12.68
54.99
0.70
22.36
0.26
68
Unit Ammonia
Udara Proses
1-H-101
Primary
Reformer
1-R-102
Secondary
Reformer
Gas Proses
menuju HTS
1-E-108
HP WHB I
1-E-109
HP Steam
Superheater
3.3.3
pada CO2 absorber. Oleh karena itu CO diubah terlebih dahulu menjadi CO2 pada
69
Unit Ammonia
unit shift converter. Reaksi yang terjadi pada shift converter adalah sebagai
berikut :
CO (g) H 2 O (g) CO 2
(g)
H2
(g)
Hr298=-9,38 kkal/mol
Topsoe type SK-12 Chromium promoted iron oxide catalyst (90-95% iron oxide).
Data Katalis HTS (1-R-201) :
Bentuk
: Tablet
Material
: Fe2O3 / Cr2O3
Umur
: 4 - 6 tahun
Volume
: 55 m3
Tekanan inlet
: 30,7 Kg/cm2G
Temperatur in/out
: 360 oC 433 oC
Pada saat start up katalis harus diaktifkan dimana Fe3O2 direduksi menjadi
Fe3O4 dan setiap CrO3 yang ada dikonversikan menjadi Cr2O3. Caranya dengan
memanaskan katalis sampai temperatur >200oC dibawah aliran gas proses yang
mengandung CO an H2. Reaksinya :
3Fe 2 O 3 H 2 2 Fe3O4 H 2 O
2CrO 3 3H 2 Cr2 O3 3H 2 O
70
Unit Ammonia
2.
copper, zink, cromium dan 69 m3 katalis LK-801 yang terdiri dari oksida copper
dan zink. Data Katalis LTS (1-R-202) :
Bentuk
: Tablet
Material
: Up
Low : CuO
Umur
: 3 tahun
Volume atas/bawah
: 22 / 50 m3
Tekanan inlet
: 29,9 Kg/cm2G
Temperatur in/out
: 210 oC 231 oC
CuO H 2 Cu 3H 2O
CuO CO Cu CO2
Ketinggian masing-masing bed untuk LSK dan LK-801 adalah sebagai 395
mm dan 4540 mm. Untuk katalis LK -801 terbagi 2 bed untuk memungkinkan
penggantian bed bagian atas. Fungsi bed pertama adalah sebagai safety guard bila
ada senyawa sulfur yang masuk ke dalam LTS karena katalis LTS sangat peka
terhadap deaktivasi oleh senyawa sulfur. Pada bed pertama terdapat katalis LSK
yang mengandung ZnO sehingga sulfur dapat diabsorb.
71
Unit Ammonia
Gas proses
dari tahap
reformasi
1-R-201
HTS
1-R-202
LTS
1-E-201
No.2 HP WHB
vent
Gas proses
menuju
Absorber
CO2
1-E-203
Methanator
Trim Heater
1-E-202
No.2 HP BFW
Preheater
1-E-209
No.1 HP BFW
Preheater
Desain (% vol.)
Kisaran (% vol.)
CO2
CO
H2
CH4
N2
Ar
15,96
3,39
59,43
0,45
30,51
0,25
15,96 17,48
2,4 3,5
57,0 61,0
0,2 0,6
20,0 30,0
0,2 0,5
Aktual (% vol.)
(13/05/2014)
17.12
2.96
58.66
0.63
20.39
0.24
72
Unit Ammonia
dari 1-E-306 A/B, no.2 HP WHB (1-E-201) untuk membangkitkan HP steam dan
no.2 HP BFW Preheater untuk memanaskan HP BFW sehingga temperatur gas
reformer inlet LTS menjadi 210oC (1-TIC-208).
Untuk mencapai konversi CO yang diinginkan ada dua variabel yang perlu
diperhatikan, yaitu temperatur dan rasio steam dan gas pada aliran masuk ke unit
HTS. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pada temperatur rendah, konversi CO
akan tinggi sedangkan pada temperatur tinggi kesetimbangan akan bergeser ke
arah pembentukan CO sehingga CO yang lolos akan semakin banyak. Namun jika
ditinjau dari segi kinetika, temperatur tinggi akan mempercepat laju reaksi.
Apabila rasio steam dan gas meningkat maka konversi CO meningkat pula karena
penambahan steam akan menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan CO2.
Akan tetapi, reaksi akan lambat diakibatkan waktu kontak katalis dengan reaktan
berkurang.
73
Unit Ammonia
17,0 19,69
0,1 0,4
57,0 62,0
0,2 0,6
18,0 23,0
0,2 0,5
Aktual (% vol.)
(13/05/2014)
19.11
0.26
59.73
0.62
20.05
0.23
Keluar LTS pada temperatur 231oC (1-TI-212), dimana line outlet ini
dipasang PV-201, untuk venting gas bila unit berikutnya tidak beroperasi. Untuk
heating up dan reduksi katalis digunakan sistem sirkulasi N2.
Panas yang keluar dari LTS dimanfaatkan di no.1 HP BFW Preheater (1E-209) untuk memanaskan HP BFW, LP Steam Generator (1-E-204) untuk
membangkitkan steam LPdan HPC Reboiler (1-E-301) untuk menguapkan larutan
HPC (K2CO3). Selama pendinginan, kondensat di dalam gas sintesa dipisahkan di
no.1 Process Condensat Separator (1-S-201), gas didinginkan lagi di No 2 Feed
BFW Preheater (1-E-206), kemudian kondensatnya dipisahkan di No.2 Process
Condensat Separator(1-S-202).
Gas yang keluar dimasukkan ke absorber (1-C-301) pada temperatur
o
74
Unit Ammonia
Fungsi
Bejana atau vessel yang terdiri dari 3 bed. Bed pertama dengan tinggi
2.290 mm, yang berisi 37,7 m3 sloted ring 38M-L dan 2 bed yang
dibawah mempunyai tinggi masing- masing 9150 mm dengan
diameter 3350 mm. Kedua bed ini identik dan berisi total 161,3 m3
51M-L M-PAK Ring. Material ring adalah carbon-steel kecuali pada
610 mm teratas dari setiap bed digunakan stainlees steel.
75
Unit Ammonia
Fungsi
Fungsi
feed
BFW
preheater
(1-E-304)
berfungsi
untuk
Fungsi
Fungsi
Unit CO2 removal ini terdiri dari unit CO2 absorber (1-C-301) dan unit
CO2 stripper (1-C-302). Bentuk dari kolom adalah Single Stage Regenerator dan
Split Type Regenerator. Penyerapan CO2 di absorber akan lebih banyak pada
76
Unit Ammonia
tekanan operasi yang tinggi dan temperatur operasi rendah sedangkan pelepasan
CO2 di stripper akan lebih efektif pada tekanan operasi rendah dan temperatur
operasi tinggi.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
a. Reaksi absorbsi
K 2 CO 3 CO 2 H 2 O 2KHCO3
eksotermis
b. Reaksi desorbsi
2KHCO3 K 2 CO 3 CO 2 H 2 O
Untuk regenerasi ini panas yang diperlukan berasal dari :
1.Panas tidak langsung dari gas proses di 1-E-301
2.Panas tidak langsung dari over heat vapor degasifier (1-C-601) di 1-E-302.
3.Panas langsung dari LP Steam Header di 1-E-204
4.Panas internal dari Flash Steam di 1-V-301
CO2 menuju
pabrik urea
1-C-302
Stripper
1-E-204
1-E-303
HPC Cooler
LP Steam
FV-306
1-J-301/2/3/4
Ejector
FV-304
1-V-301
Flash Drum
1-P-301A/B
HPC
Circulation
Pump
Gas proses
dari LTS
1-C-301
CO2 Absorber
1-TX-301
Hydraulic Turbin
77
Unit Ammonia
Desain (% vol.)
Kisaran (% vol.)
CO2
CO
H2
CH4
N2
Ar
0,1
0,28
74,38
0,53
24,41
0,29
0,04 0,35
0,1 0,5
72,0 76,0
0,2 0,6
23,7 27,0
0,2 0,5
Aktual (% vol.)
(13/05/2014)
0.15
0.34
73.89
0.78
24.54
0.30
Larutan HPC yang telah menyerap gas CO2 (rich solution) keluar dari
bagian bawah absorber, dan dikirim ke hidrolic turbine (1-TX-301) untuk
menggerakkan 1-P-301 / 1-TX-101 sehingga sebagaian CO2 ini terlepas. Dimana
kurang lebih 1/3 dari total kebutuhan power pompa HPC solution (1-P-301 A/B)
berasal dari ekspansi larutan ini. Level larutan dari bagian bawah 1-C-301
dikontrol oleh LIC-304.
Masuk pada bagian atas regenerator, rich solution di stripping dengan LP
steam berlawanan arah. CO2 yang terlepas keluar melalui bagian atas regenerator
pada temperatur 110 oC dan tekanan 0,8 kg/cm2G (dikontrol oleh PIC-304 / PAL304 0,6 kg/cm2G). Outlet top column, Gas CO2 didinginkan di 1-E-304 untuk
memanaskan air demin dari 50 oC sampai 57 oC. Kondensat yang terbentuk dari
pendinginan ini dipompa dengan pompa 1-P-304 A/B lalu dialirkan ke LP Steam
generator (1-E-204) kemudian LP steam yang dihasilkan LP steam generatorke
ejector flash drum (1-J-301 ~ 304).
78
Unit Ammonia
79
Unit Ammonia
4. Konsentrasi larutan
Untuk memaksimalkan penyerapan CO2, maka konsentrasi karbonat dijaga
sesuai komposisi diatas. Berikut kisaran analisa larutan benfield di
absorber (1-C-301) :
80
Unit Ammonia
Komponen
Satuan
Desain
Kisaran
SG
% wt
1,3
1,25 1,35
1.296
K2CO3
% wt
3,65
14
6.23
KHCO3
% wt
31,94
30 35
30.82
Eq.K2CO3
% wt
29
25 30
27.53
DEA
% wt
2,85
13
2.07
V4+
% wt
< 3,5
0.14
V5+
% wt
> 0,1
0.21
V2O5
% wt
KVO3
% wt
1,1
0,8 1,5
0.96
Fe
ppm
< 100
Cl-
ppm
< 200
0,856
0,8 0,94
0.77
FC
(03/04/2014)
0.63
FH
cm
< 10
1.00
CT
detik
<5
1,00
0,72
SS
Komponen
Satuan
Desain
Kisaran
SG
% wt
1,3
1,25 1,35
1.294
K2CO3
% wt
19,09
16 21
19.92
KHCO3
% wt
13,31
8 16
14.33
Eq.K2CO3
% wt
29,13
25 30
29.82
DEA
% wt
2,91
13
2.10
V4+
% wt
< 3,5
0.15
81
(03/04/2014)
Unit Ammonia
V5+
% wt
> 0,1
0.21
V2O5
% wt
KVO3
% wt
1,2
0,8 1,5
0.98
Fe
ppm
< 100
< 100
76.94
Cl-
ppm
< 200
< 200
60.67
0,325
0,3 0,48
0.33
0.64
FC
FH
cm
< 10
1,00
CT
detik
<5
1,00
0,30
SS
3.3.4
Seksi Metanasi
Proses metanasi bertujuan untuk mengkonversi gas CO dan CO2 sisa yang
CO 3H 2 CH 4 H 2O Q
CO 2 4H 2O CH 4 2H 2O Q
Reaksi terjadi pada temperature 240oC namun untuk meyakinkan
kandungan CO dan CO2 serendah mungkin maka temperature operasi harus dijaga
antara 280-350oC. Kaltalis methanator tidak boleh dioperasikan pada temperature
lebih dari 500oC karena akan menyebabkan naiknya laju pembentukan kristal.
Peralatan utama unit ini adalah:
1. Methanator (1-R-301)
Fungsi :
82
Unit Ammonia
4. Separator (1-S-303)
Fungsi
1-R-301
Methanator
vent
1-E-306 A/B
Methanator HE
Gas proses
menuju syn loop
1-E-307
Final Cooler
83
Unit Ammonia
E-306 A/B dan di final cooler 1-E-307 dengan cooling water. Kondensat yang
terjadi dipisahkan di final separator (1-S-303) dan dialirkan ke 1-C-601 melalui
LIC-308 untuk digunakan kembali sebagai umpan air demin. Gas sintesa dialirkan
ke seksi syn-loop pada tekanan 27 kg/cm2G yang dikontrol oleh 1-PIC-307. Flow
gas sintesa ke Kompresor dicatat oleh 1-FR-306 yang digunakan untuk memonitor
performance dari kompresor gas sintesa dan loop sintesa.
Analisa recorder untuk CO2 + CO (1-AR-302) dan H2 (1-AR-303)
dipasang di down stream 1-S-303. Kelebihan tekanan dari gas front end dikontrol
oleh 1-PIC-307 down stream 1-S-303. Bila terjadi CO dan CO2 lolos secara
berlebihan di 1-R-301 yang disebabkan kesalahan fungsi dari konverter shift CO
atau CO2 Removal, kenaikan temperatur reaktor akan sedemikian tinggi melebihi
temperatur desain Methanator sehingga trip sistem yang diaktifkan oleh alarm
(TAHH-319/320/311 400oC) yang akan menghentikan suplai gas ke Methantor
dengan menutup 1-XV-302 dan gas secara otomatis divent melalui 1-PIC-306.
Line HP nitrogen juga dipasang di seksi methanator yang dapat digunakan untuk
purging.
Tabel 3.11.Kisaran Analisa Gas Outlet Methanator (1-R-301)
Komponen
Desain
Kisaran
Aktual (10/04/2014)
CO2 ppm
0,1 3
CO ppm
36
H2 (% vol.)
74,06
72 75
72.72
CH4 (% vol.)
0,93
0,5 1,5
1.23
N2 (% vol.)
24,72
23 - 27
25.73
Ar (% vol.)
0,3
0,2 0,5
0.32
3H 2 N 2 2NH3
Q, eksotermis
84
Unit Ammonia
Unit Ammonia
1-E-502
BFW preheater
1-E-501
syn loop WHB
1-K-403
syn gas
compressor
1-E-506
1st Ammonia
Chiller
1-E-504
Water Cooler
1-E-503
Hot HE
1-E-512
Purge Gas
Chiller
1-S-501
Ammonia Separator
1-E-505
1st Cold HE
1-E-507
2nd Cold HE
1-E-508
2nd Ammonia
Chiller
1-K-404
recycle gas
compressor
86
Amonia cair
Unit Ammonia
Deskripsi Proses
Gas sintesa dari fuel separator (1-S-303) melalui suction separator (1-S431) masuk storage 1 kompresor gas sintesa (1-K-403,3 stage) pada tekanan 27
kg/cm2G, dimana sebagai penggerak kompresor adalah steam turbine (1-TS-403)
(dengan menggunakan steam bertekanan 110 kg/cm2 G).
Keluar dari stage 1 didinginkan di intercooler. Dari stage 3 tekanan
dinaikkan sampai 137 kg/cm2G. Gas make up didinginkan di 1-E-433, kemudian
dialirkan ke make up gas Chiller (1-E-434) untuk didinginkan memakai ammonia
cair sampai temperatur 18oC.Kondensatnya dipisahkan di make-up separator (1S-434). Keluar dari gas separator dimasukkan ke loop sintesa ammonia antara
second Cold Heat Exchanger (1-E-507) dan Second ammonia chiller (1-E-508)
yang bercampur dengan gas sintesa dan ammonia cair.
Di 1-E-508 gas didinginkan sampai suhu -5oC, ammonia cairnya
dipisahkan di Ammonia Separator (1-S-501). Sedangkan gas-nya dikembalikan ke
ammonia converter melalui second cold heat exchanger 1-E-507 dan first cold
heat exchanger 1-E-505. Gas tersebut bertukar panas dengan gas outlet konverter
di dua cold heat exchanger hingga temperaturnya naik dari -5oC menjadi 36oC,
kemudian masuk ke seksi sirkulator.
Air meninggalkan loop bersama dengan produk ammonia cair di Ammonia
Separator (1-S-501) tanpa melalui konverter. Air yang terkandung dalam gas
make-up pada normal operasi tidak boleh kontak dengan katalis.Selain dari itu gas
make-up juga mengandung <10 ppm CO+CO2 yang dapat meracuni katalis seperti
senyawa-senyawa oksigen lainnya. CO2 akan bereksi dengan ammonia
membentuk karbamat (kristal putih) dan dapat keluar dari sirkulasi gas bersama
produk ammonia cair. Untuk menghindari hal ini, maka gas make-up dimasukkan
ke dalam sirkulasi dimana ammonia cair sudah terbentuk. Karbamat yang
terbentuk akan terlarut dalam produk cair yang dipisahkan di ammonia separator
(1-S-501). Kandungan CO+CO2 dicatat oleh 1-AR-302 yang terletak di outlet
methanator.
Konsentrasi CO dalam gas make-up harus dijaga serendah mungkin karena
racun katalis ini tak dipisahkan secara sempurna sampai CO mencapai katalis.
87
Unit Ammonia
: aman
b. 10-20 ppm
c. > 20 ppm
Di dalam sirkulator, gas sintesa dengan tekanan 126 kg/cm2 dengan temperatur
36oC dikompresikan hingga tekanannya sampai 134 kg/cm2. Lalu gas tersebut
diumpankan ke ammonia konverter (1-R-501) melalui hot heat exchanger (1-E503) Kisaran analisa gas inlet outlet ammonia converter sebagai berikut.
Tabel 3.12. Analisa Gas Inlet Ammonia Converter
Aktual (% vol.)
Komponen
Desain (% vol.)
Kisaran (% vol.)
H2
63,81
61,5 66,5
63.04
CH4
7,16
5 11
10.57
N2
21,27
19 24
20.07
Ar
3,44
24
2.89
NH3
4,32
3 4,5
3.43
88
(13/05/2014)
Unit Ammonia
Desain (% vol.)
Kisaran (% vol.)
H2
CH4
N2
Ar
NH3
54,24
7,95
18.08
3,83
15,9
50 55
6 12
15 20
35
12,6 16,95
Aktual (% vol.)
(13/05/2014)
53.65
11.74
16.79
3.21
14.61
Temperatur inlet bed pertama ammonia converter 360oC diatur oleh cold
shot yang dikontrol secara auto oleh 1-TIC-506.Temperatur inlet bed kedua
ammonia converter diatur dengan memby-pass 1-E-502 (1-TIC-535) dan 1-E-503
(1-HIC-502). Untuk memperoleh "Waste Heat Recovery" yang maksimum, maka
1-HIC-502 sebaiknya tertutup.
Main inlet valve 1-HV-501 harus selalu diatur sedemikian rupa sehingga
paling tidak 10% dari flow normal akan selalu melalui anulus antara shell bagian
luar dan shell bagian dalam agar konverter selalu dalam keadaan dingin
Temperatur keluar dari ammonia konverter diturunkan melalui beberapa
heat exchanger, diantaranya synloop WHB (1-E-501), panas yang dihasilkan
digunakan untuk membangkitkan steam tekanan tinggi. Kemudian temperatur
diturunkan lagi di HP BFW Preheater (1-E-502) sehingga 296oC. Panas yang
dihasilkan digunakan untuk memanaskan air umpan boiler.
Selanjutnya pendinginan dilakukan di water cooler (1-E-504) dengan
menggunakan sweet cooling water lalu di 1st cold heat exchanger (1-E-505)
dengan menggunakan gas yang dihasilkan di recycle ke kompresor sirkulasi (1-K404),1st ammonia chiller (1-E-506), 2nd cold heat exchanger (1-E-507). Stelah 2nd
cold heat exchanger dan 2nd ammonia chillergas make up ditambahkan. Untuk
menghindari terjadinya akumulasi inert di loop sintesa, maka sebagian gas di
purge di outlet2nd cold heat exchanger.
Selanjutnya purge gas didinginkan di fuel purge gas heater (1-E-514)
sedangkan ammonia cair yang terdapat pada purge gas dipisahkan pada purge gas
chiller (1-E-512). Ammonia yang dihasilkan dikembalikan ke purge gas heater
89
Unit Ammonia
(1-E-514) untuk dikirim ke HRU atau digunakan sebagai fuel di reformer. Kisaran
analisa Purge Gas sebagai berikut.
Tabel 3.14. Analisa Purge Gas
Komponen
Desain (% vol.)
Kisaran (% vol.)
H2
CH4
N2
Ar
NH3
63,27
9,24
21,08
4,45
1,96
57 65
8,7 13
18 25
4 5,4
2 7,45
Aktual (% vol.)
(13/05/2014)
61.21
14.37
18.90
3.63
1.89
Tabel 3.15 Komposisi Gas Make Up dan Recycle Inlet Converter (1180 MTPD)
Make up
Hydrogen (H2)
73,6
65,96
Nitrogen (N2)
24,68
21,98
Argon (Ar)
0,53
3,18
Methan (CH4)
0,83
4,82
4,06
Ammonia (NH3)
Unit Ammonia
pertama pada temperatur 370-380C. Pada saat gas melalui bed katalis pertama,
temperatur akan naik sampai temperatur maksimum di outlet bed pertama.
Biasanya temperatur ini merupakan temperatur tertinggi di konverter yang juga
dikenal sebagai "Hot Spot. Temperatur hot spot kurang lebih 520C, tetapi tidak
boleh lebih dari 530C. Temperatur inlet bed pertama diatur oleh cold shot yang
dikontrol secara auto oleh TIC-506. Sedangkan temperatur inlet bed kedua diatur
dengan mem-bypass 1-E-502 (1-TIC-535).
Tekanan
Loop Sintesa ammonia didesain untuk tekanan kondisi normal 136
Kg/cm2G, dan tekanan tersebut diukur pada discharge kompresor. Tekanan desain
(mechanical) loop sintesa adalah 155 Kg/cm2G. Pada umumnya, tekanan loop
terkontrol sesuai dengan kondisi proses dan rate produksi yang diinginkan. Hal ini
dimungkinkan karena kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya tekanan.
Contohnya, bila loop beroperasi pada rate rendah, maka gas make-up akan
bertambah dan ekses gas akan terakumulasi dalam loop serta akan menaikkan
tekanan loop sampai kapasitas produksi sesuai dengan jumlah gas make-up.
Tekanan operasi tergantung pada seluruh kondisi operasi.
Kondisi-kondisi operasi yang cenderung menaikkan tekanan :
a) Bertambahnya jumlah gas make-up
91
Unit Ammonia
Kandungan Inert
Gas make-up mengandung sejumlah kecil argon dan metan yang
merupakan inert. Jumlah gas inert dalam loop synthesa harus dijaga rendah yaitu
dibawah kisaran yang diijinkan (10,6%). Jumlah inert yang tinggi akan
menurunkan kecepatan reaksi karena akan menurunkan tekanan parsial H2 dan
N2. Untuk mengatur jumlah akumulasi inert di synthesis loop dilakukan dengan
jalan membuang (purge) sebagian gas.
92
Unit Ammonia
Deskripsi Proses
Ammonia yang terbentuk di separator (1-S-501) diturunkan tekanannya
sampai 17 kg/cm2abs dan gas yang terlepas dipisahkan di separator (let down
vessel/1-S-502), gas dari 1-S-502 ini akan bercampur dengan inert gas dari seksi
refrigerasi. Ammonia yang terkondensasi dikembalikan ke let down vessel. Flash
gas akan dikirim ke HRU atau digunakan sebagai fuel di reformer. Ammonia dari
let down vessel dialirkan ke flash vessel (1-S-503), sebagian produk ammonia
dikirim ke storage. Uap ammonia yang terjadi di flash vessel dialirkan ke suction
1st compressor refrigerasi (1-K-405).
Ammonia yang teruapkan di chiller-chiller yaitu dari (1-E-506),(1-E434),(1-E-512),(1-E-506) dan (1-E-508) akan masuk ke suction kompresor
refrigerasi untuk dikompresi dan dikondensasikan melalui ammonia condenser
(1-E-510 A/B). Ammonia yang terbentuk (fase cair) ditampung dalam ammonia
accumulator (1-V-501) untuk dipompakan ke unit urea menggunakan ammonia
pump for urea (1-P-501 A/B)
93
Unit Ammonia
Jika ammonia produk dikirim ke unit urea (unit 200), untuk mencegah
terakumulasinya air di sirkuit refrigerasi sejumlah ammonia cair dari shell side 2nd
ammonia chiller (1-E-508) dikeluarkan ke suction drain ammonia pump (1-P-503
A/B). Ammonia cair tersebut dipompa dan bercampur dengan ammonia produk di
suction ammonia pump urea (1-P-502 A/B). Akan tetapi jika semua produk
dikirim ke storage tank, pengiriman cairan ammonia dari 1-E-508 ke suction
pump 1-P-503 A/B tidak perlu dilakukan karena semua kandungan air di ammonia
dari 1-S-501 terikut bersama ammonia cair ke storage tank tanpa masuk ke
refrigerant system.
.
94