Hak Cipta.
Dokumen ini adalah milik PT. Kaltim Parna Industri, tidak boleh disalin atau dicopy untuk keperluan apapun dan dalam bentuk
apapun, secara menyeluruh atau sebagian tanpa seijin PT. Kaltim Parna Industri. PT. Kaltim Parna Industri tidak
bertanggungjawab atas kewajiban yang muncul karena penyalahgunaan dokumen ini oleh pihak ketiga.
RIWAYAT PERUBAHAN
No. Revisi
Tanggal
Halaman
Disetujui
Penjelasan Perubahan
10/04/07
127,128
HTW
Start-up E-0500
10/04/07
184
HTW
Shut-down E-0500
PENGESAHAN
Disiapkan oleh,
Diperiksa oleh,
Disetujui oleh,
Acep Saefuddin
Achmad Muhiban
Hari Triwidodo
Ammonia Superintendent
Operation Manager
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
DAFTAR ISI
A.
PENDAHULUAN
B.
PENJELASAN UMUM
C.
PROSEDUR START-UP
OPERASI NORMAL
147
NORMAL SHUT-DOWN
177
PROSEDUR EMERGENCY
202
PETUNJUK KESELAMATAN
252
WI-OPR-002-001
70
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
A. PENDAHULUAN
1. UMUM
Manual operasi ini ditulis dengan tujuan sebagai panduan operasi di proyek KPI, pabrik amoniak
dengan kapasitas 1500 MTPD, yang dimiliki oleh PT Kaltim Parna Industri, Bontang, Indonesia.
2. KERAHASIAAN
Buku ini dilarang untuk direproduksi dan isinya dilarang untuk disebarluaskan baik itu keseluruhan
atau sebagian ke pihak ketiga tanpa izin tertulis dari Mitsubishi Heavy Industri, Ltd dan PT Kaltim
Parna Industri.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
B. PENJELASAN UMUM
(1) Produk
Amoniak cair anhydrat (tidak mengandung air) yang disimpan dalam tangki pada kondisi
tekanan atmosferik.
CO2, yang akan diventing pada kondisi normal.
(2) Kapasitas Nominal
Produksi minimum sebanyak 1500 ton per hari yang berupa amoniak cair anhydrat.
(3) Turn-Down Ratio
Pabrik amoniak beroperasi pada turn-down ratio (kapasitas minimum pabrik) 70%.
(4) Urutan Proses
Pabrik amoniak ini sebagian besar didesain menggunakan Haldor Topsoe Ammonia Process
yang dimiliki oleh Haldor Topsoe A/S.
a). Bagian Desulfurisasi
- Proses adsorbsi (penyerapan) sulfur :
(Proses Topsoe)
(Proses Topsoe)
(Proses Topsoe)
(Proses Topsoe)
(Proses Topsoe)
(Proses BASF)
(Proses Topsoe)
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
% berat
% berat
ppm berat
min 99,9
max. 0,1
max. 5
- Tekanan
- Temperatur
Kg/cm g
o
C
ke storage
5
-32
min. 99,0
max.1,0
jenuh
0,27
40
Komposisi, % vol
(design base)
88,14
6,49
1,50
0,24
0,32
0,14
0,08
0,08
2,97
0,04
100,00
CH4
C2H6
C3H8
iC4H10
nC4H10
iC5H12
nC5H12
C6H14
CO2
N2
Total
Heating Value Kcal/Nm
LHV
9123
Komposisi, % vol
(kondisi terburuk)
82,668
5,647
3,881
0,824
0,927
0,350
0,215
0,414
5,001
0,073
100,000
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
- Tekanan, kg/cm G
max.
nor.
min.
mech. Design
- Temperatur, C
52,7
33,3
18
63,3
max.
30
min.
15,3
(tidak mengandung air)
mech. design
93,3
sekitar
Mech. desain
sekitar
Mech. desain
45 kg/cm g
2
75 kg/cm g
o
26 30 C
o
45 C
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Amoniak dihasilkan dari campuran hidrogen dan nitrogen dengan perbandingan H 2 terhadap N2
sekitar 3 : 1.
Selain komponen tersebut, campuran gas mengandung gas-gas inert (gas-gas yang tidak ikut
bereaksi) seperti misalnya argon dan metana yang berasal dari bahan baku dalam jumlah yang
terbatas.
Sumber dari H2 adalah steam proses dan hidrokarbon dari gas alam. Sumber N 2 berasal dari udara
bebas, sedangkan sumber CO dan CO2 dari hidrokarbon dalam gas alam.
Proses produksi amoniak terdiri atas beberapa langkah, sebagai berikut :
- Umpan hidrokarbon didesulfurisasi dengan sempurna di bagian desulfurisasi.
- Hidrokarbon yang telah didesulfurisasi kemudian direforming dengan menggunakan steam dan
2
udara menjadi raw synthesis gas (gas proses) pada tekanan sekitar 34,5 38 kg/cm g. Gas
mengandung komponen-komponen utama yaitu : hidrogen, nitrogen, karbon monoksida, karbon
dioksida, dan steam.
- Di bagian gas purification (pemurnian gas), gas CO pertama kali direaksikan menjadi CO2 dan H2
dengan menggunakan steam (shift reaction) untuk meningkatkan hasil H 2, kemudian CO2 diproses
di bagian CO2 removal.
- Sisa CO dan CO2 keluaran dari unit CO2 removal direaksikan menjadi metana dengan
menggunakan H2 (methanation) sebelum synthesis gas dikirim ke ammonia synthesis loop.
2
- Hasil synthesis gas ditekan sehingga menjadi 135 kg/cm g dan kemudian disalurkan ke ammonia
synthesis loop, dimana campuran gas tersebut direaksikan menjadi amoniak.
Di bagian process condensate stripping, karbondioksida dan amoniak dipisahkan dari kondensat
dengan mengalirkan steam, kemudian kondensat hasil dikembalikan ke unit demineralisasi. Steam
keluaran dari bagian process condensate stripper digunakan sebagai steam proses di bagian
reforming.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
NATURAL
GAS
R-0202A
SULPHUR
ABSORBER
R-0202B
SULPHUR
ABSORBER
HYDROCARBONS TO
REFORMING SECTION
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
ZnS + H2O
ZnO + COS
ZnS + CO2
Komposisi kesetimbangan untuk reaksi antara zinc oxide dengan hidrogen sulfida dinyatakan dengan
persamaan berikut :
Kp (T )
PH 2 S
PH 2O
-6
dan pada temperatur 400 C, konstanta kesetimbangan sebesar 4 x 10 . Artinya kandungan sulfur
o
setelah desulfurisasi kurang dari 0,05 ppm pada temperatur 400 C.
Katalis tidak bereaksi dengan oksigen pada berbagai temperatur.
Zinc sulphide (ZnS) tidak pyrophoric (mudah terbakar pada temperatur kamar) dan tidak diperlukan
perlakuan khusus saat pembongkaran (unloading).
Steam tidak boleh masuk ke R-0202 : katalis zinc oxide harus tetap kering dan tidak mungkin untuk
meregenerasi ZnO di dalam reaktor.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
CO + H2O panas
(3) CO2 + H2
Reaksi (1) menjelaskan mekanisme reaksi reforming untuk hidrokarbon rantai panjang, yang
direforming bertingkat menjadi hidrokarbon dengan rantai yang semakin pendek, akhirnya
menghasilkan metana, yang digunakan pada reaksi (2).
Panas masuk yang dibutuhkan untuk reaksi (3) sangat kecil dibandingkan panas yang dibutuhkan
oleh reaksi (1) dan (2).
Reaksi meliputi dua tahap berikut :
Jenis umpan
Tahapan reforming
Gas alam
1. Primary reforming
2. Secondary reforming
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Campuran hidrokarbon dan steam dipanaskan hingga temperatur 520 C sebelum masuk ke H-0201.
Gas proses masuk ke tube vertikal yang di dalamnya terdapat bed katalis. Panas yang dibutuhkan
untuk reaksi diperoleh secara radiasi dari sejumlah burner (tungku pembakaran).
Untuk menjamin terjadinya pembakaran sempurna dari fuel gas, burner dioperasikan dengan udara
berlebih sekitar 5 %, dengan kandungan oksigen sekitar 1 % di flue gas.
Hidrokarbon umpan ke primary reformer diubah menjadi hidrogen dan karbon dioksida. Gas keluar
primary reformer mengandung sekitar 14 - 15 % mol metana (kering). Temperatur gas keluar primary
o
reformer sekitar 790 - 795 C, yang kemudian langsung masuk sebagai umpan secondary reformer
(R-0203).
Jumlah tube di primary reformer sebanyak 180 buah, tersusun di dua seksi radiasi dan berisi katalis di
dalamnya. Susunan katalis dari tube adalah prereduced katalis dan kemudian unreduced katalis.
Temperatur flue gas berkurang sampai dengan sekitar 175 C. Bagian-bagian flue gas heat recovery
disusun secara vertikal di atas primary reformer.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Pendinginan gas proses dilakukan di RG Waste Heat Boiler (E-0208), merupakan heat exchanger
yang digunakan untuk menghasilkan saturated steam tekanan tinggi. Steam ini kemudian dialirkan
ke steam drum (V-0201). Aliran steam di steam drum (V-0201) dari/ke waste heat boiler (E-0208)
seperti halnya ammonia synthesis loop di pabrik amoniak.
Secondary reformer diisi dengan katalis RKS-2-7H.
Katalis tersebut diletakkan di atas bed alumina. Lapisan alumina ball dan alumina lump yang
ditempatkan di atas bed katalis berfungsi sebagai penyangga katalis dan melindungi katalis dari
kontak langsung pembakaran.
o
Pembakaran gas proses dengan udara menghasilkan gas dengan temperatur sekitar 1100 - 1200 C
di bagian atas secondary reformer. Karena reaksi reforming metana memerlukan panas, maka
o
temperatur campuran gas akan turun selama melewati bed katalis sehingga menjadi 970 C di outlet
secondary reformer.
o
Katalis aktif tidak boleh kontak dengan udara murni pada temperatur diatas 100 C, karena hal ini
dapat menyebabkan pembakaran spontan yang dikenal sebagai snowball effect, yang
mengakibatkan kerusakan katalis.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
CO2 + H2 + panas
Reaksi tersebut merupakan reaksi kesetimbangan dengan menghasilkan konversi CO yang besar
pada temperatur rendah dan kandungan uap air yang banyak, tapi di sisi lain kecepatan reaksi
semakin tinggi pada temperatur yang tinggi. Temperatur optimum untuk reaksi ini bergantung pada
keaktifan katalis dan banyaknya gas yang direaksikan.
Shift reaction terjadi di kedua CO converter (R-0204 dan R-0205) dengan pendinginan menggunakan
gas proses di setiap outlet converter.
Sketsa proses ditampilkan pada gambar berikut :
PROCESS GAS
FROM REFORMING
SECTION
R-0204
HIGH TEMPERATURE
CO-CONVERTER
R-0205
LOW TEMPERATURE
CO-CONVERTER
E-0211
METHANATOR
TRIM HEATER
E-0212A/B
BFW PREHEATER
NO. 1
PROCESS GAS
TO MDEA SECTION
E-0209
CG STEAM
SUPERHEATER
E-0217
BFW PREHEATER
NO. 3
E-0213A/B
BFW PREHEATER
NO. 2
Katalis yang masih baru digunakan untuk temperatur gas masuk reaktor pada 360 C. Selanjutnya
o
sepanjang operasi, temperatur optimum gas masuk akan naik (lebih dari 360 C) tetapi tidak boleh
o
melebihi 460 C, karena pada temperatur tersebut keaktifan katalis akan menurun.
PT Kaltim Parna Industri
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Garam-garam klorin dan inorganik merupakan racun bagi katalis. Kandungan klorin dalam gas proses
harus di bawah 1 ppm, karena katalis di reforming dan low temperature shift conversion sangat
sensitif terhadap senyawa tersebut. Senyawa tersebut harus dihilangkan sampai di bawah batas
minimum yang diperbolehkan di katalis SK-201-2.
Steam yang masuk ke HTS (R-0204) tidak boleh terkondensasi, karena akan menyebabkan
kerusakan katalis (katalis menjadi rapuh).
Apabila katalis sudah pyrophoric, maka perlu diganti dengan yang baru.
Katalis diaktivasi pada kisaran temperatur 150 - 200 C dengan menggunakan gas nitrogen sirkulasi
yang mengandung hidrogen sebanyak 0,2 - 2 % volume. Selama proses reduksi katalis copper oxide
(CuO) bereaksi dengan hidrogen untuk membentuk Cu bebas (aktif)
o
Katalis yang masih baru dioperasikan pada temperatur gas inlet 200 C.
Karena katalis sangat sensitif terhadap sulfur (yang akan dilepaskan dari brick lining dan katalis
secondary reforming selama periode pertama operasi), maka LT shift converter dibypass selama
periode ini sampai gas tidak mengandung sulfur. Contoh racun katalis yang menurunkan keaktifan
katalis yaitu sulfur dengan kandungan sebesar 0,2 % berat atau klorin sebanyak 0,1 % berat.
Katalis LK-821-2 pada kondisi panas tidak boleh berkontak dengan air, karena dapat menyebabkan
kerusakan katalis.
Katalis ini bersifat pyrophoric pada saat direduksi, sehingga perlu perlakuan khusus saat dikeluarkan
(unloading) dari reaktor.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Reaksi absorbsi berlangsung eksotermis, sehingga larutan lean yang masuk pada temperatur 50 C
o
o
dan larutan semi-lean (temperatur
72 C) akan naik temperaturnya sampai 81 C. Untuk
memperluas bidang kontak antara gas dengan cairan, dipakai bahan isian berupa 2 IMTP CS rings
untuk bagian bawah absorber, dan 1 IMTP CS rings untuk bagian atasnya. Pada bagian puncak
absorber dipasang 3 buah buble cap tray, yang diberi umpan kondensat proses sebanyak 850
950 kg/jam, untuk mencegah hilangnya larutan terbawa aliran gas ke atas (entrainment).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Pada sistem BASF ini, absorbsi dilakukan pada tekanan tinggi temperatur rendah. Hal ini dilakukan
untuk memperbesar efisiensi penyerapan CO2 dari gas proses. Sedangkan stripping CO2 dari larutan
MDEA dilakukan pada tekanan rendah dan temperatur tinggi, dengan maksud mempermudah
pelepasan CO2 dari larutan, sehingga larutannya dapat dipakai kembali. Perbedaan tekanan antara
dua alat ini dimanfaatkan untuk menggerakkan pompa larutan semi-lean (P0301A) melalui sebuah
hydraulic turbine (TX0301).
Proses regenerasi larutan dilakukan dengan cara flashing dilanjutkan dengan stripping. Regenerasi
2
dengan flashing, dilakukan dalam 2 tahap, pada tekanan tinggi (HP flash, P =
8 kg/cm g) dan
2
tekanan rendah (LP flash, P = 0,3 kg/cm g). Larutan rich (mengandung banyak CO2) setelah keluar
absorber, diturunkan tekanannya oleh turbin TX0301, kemudian memasuki HP flash drum (V0302).
Di alat ini kebanyakan inert terlarut dapat dilepaskan. Larutan hasil bawah HP flash drum dibawa ke
LP flash drum (V0301) dimana sebagian besar CO2 akan dilepaskan. Bahan isian kedua flash drum
ini adalah 2 SS dan CS pall ring.
o
CO2 terlepas dari LP flash drum telah jenuh oleh uap air pada temperatur
75 C, kemudian
o
didinginkan sampai temperatur 40 C dengan melewatkannya pada bagian pencucian di puncak LP
flash drum. Pendinginan produk CO2 akan mengakibatkan uap air yang dikandungnya terkondensasi
sampai sejumlah
7,5 ton/jam. Pada bagian ini, air pencuci sebanyak 460 ton/jam dialirkan
countercurrent (berlawanan) dengan gas. Air pencuci ini kemudian didinginkan kembali di CO2
product cooler (E0308). Gas CO2 dari puncak LP flash drum langsung dibuang ke atmosfir.
Hasil bawah LP flash drum dibagi dua. Sebagian besar dialirkan ke absorber melalui pompa P
0301A/B/C sebagai larutan semi-lean, sisanya dibawa ke CO2 stripper. Sebelum memasuki top
stripper, larutan semi-lean dipanaskan dulu di solution heat exchanger (E0301A/B) oleh larutan lean
hasil bawah dari stripper.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Pada CO2 stripper (C0301), CO2 distripping menggunakan steam yang dihasilkan oleh CO2 stripper
reboiler (E0302). Media pemanasnya yaitu gas proses keluar dari E0213A/B.
o
CO2 outlet stripper bertemperatur 89 C, telah jenuh dengan uap air. Kondensasi uap air ini, akan
menaikkan temperatur LP flash sehingga kinerjanya akan lebih baik.
Larutan lean dari dasar CO2 stripper, didinginkan dulu di E0301A/B, E0304 (DFW preheater no. 1)
dan di E0303 (lean solution cooler), kemudian diumpankan ke top absorber melalui lean solution
pump (P0302A/B).
Gas CO2 hasil atas HP flash akan diambil kembali dengan cara sebagai berikut. Gas tersebut
o
didinginkan sampai temperatur 40 C pada MDEA recycle cooler (E0306), sehingga uap air yang
dikandung akan terkondensasi. Kondensat akan dipisahkan di MDEA recycle separator (V0306)
kemudian dimasukkan ke LP flash drum untuk mengambil MDEA yang terikut (catatan :
konsentrasinya sangat kecil). Hasil atas V0306 ditekan di MDEA recycle compresor (K0301) lalu
direcycle ke CO2 absorber.
- P0301B
Pompapompa tersebut dihubungkan secara paralel. Dua buah pompa (P0301A/B) dipakai pada
operasi normal, sedangkan pompa ketiga (P0301C) yang digerakkan dengan motor listrik dipakai
untuk stand-by.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Pada kisaran temperatur yang direkomendasikan, yaitu antara 280450 C maka praktis aktivitas
katalis merupakan satusatunya parameter penting yang menunjukan efisiensi metanasi. Aktivitas
katalis meningkat dengan naiknya temperatur, tapi umur katalis (life time) akan menurun.
Pada operasi normal, temperatur masuk methanator (R0301) adalah 290 C. Gas proses dari CO2
absorber (C0302) dipanaskan sampai temperatur tersebut melalui methanator heat exchanger (E
0311) dan methanator trim heater (E0211). Kenaikan temperatur selama operasi normal haruslah
o
o
sekitar 25 C, yang bersesuaian dengan temperatur keluar methanator 315 C. Gas keluar
o
methanator didinginkan di E0311 sampai bertemperatur 76 C, kemudian didinginkan lebih lanjut
di final cooler (E0312). Kondensat dipisahkan dari gas pada final gas separator (V0311). Gas
outlet V0311 mengandung N2, H2, dan sekitar 1,65 % mol inert seperti Ar, CH4, dan H2O. Rasio H2
dan N2 disini sudah mendekati 3 : 1.
Proses metanasi dapat diilustrasikan sebagai berikut :
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Ammonia synthesis loop dirancang pada tekanan maksimal 155 kg/cm g. Tekanan operasi normal
2
st
2
nd
adalah 140 kg/cm g untuk 1 ammonia converter, dan sekitar 138 kg/cm g untuk 2 ammonia
converter. Pada prakteknya, tekanan operasi ini akan sangat tergantung pada beban dan aktivitas
katalis.
o
Temperatur operasi normal di R0501 berkisar pada 360 482 C untuk bed pertama, dan 369 439
o
o
C untuk bed yang kedua. Pada R0502 kisaran temperaturnya adalah 375 418 C.
Diagram synthesis loop dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Setelah synthesis gas melewati R0502, selanjutnya akan didinginkan sampai temperatur dimana
amoniak akan terkondensasi.
Panas reaksi yang cukup besar (sekitar 750 kcal/kg produk amoniak) dimanfaatkan untuk membuat
HP superheated steam di SG steam superheater (E0500), membuat HP steam di SG waste heat
boiler (E0501), dan sebagai HP boiler feed water preheater (E0502).
Proses sirkulasi didukung oleh recirculator, yang merupakan bagian terintegrasi dari synthesis gas
compressor (K0431).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Synthesis gas yang telah dimurnikan mengandung sedikit inert (kebanyakan Ar dan CH4). Purge gas
secara terus-menerus dari synthesis loop sangat penting untuk mencegah akumulasi inert. Synthesis
2
gas dari methanator ditekan sampai tekanan 135 kg/cm g, sebelum memasuki synthesis loop. Make
nd
nd
up synthesis gas dimasukkan antara 2 cold exchanger (E0507) dan 2 ammonia chiller (E0508),
nd
sedangkan purge gas dihilangkan setelah 2 cold exchanger.
Seperti diilustrasikan diatas, gas keluar converter didinginkan bertahap, pertama di SG waste heat
o
o
boiler (E0501) dari 418 C sampai 340 C, selanjutnya didinginkan di SG BFW preheater (E0502)
o
sampai temperatur 280 C. Pendinginan lebih lanjut dilakukan di hot heat exchanger (E0503)
o
sehingga synthesis gas bertemperatur 66 C. Alat ini juga berfungsi sebagai pemanas awal gas
umpan converter.
o
st
Selanjutnya synthesis gas didinginkan sampai 39 C di water cooler (E0504) lalu memasuki 1 cold
o
exchanger sampai bertemperatur 34 C, yang berfungsi juga sebagai pemanas awal gas masuk
o
converter. Kemudian synthesis gas didinginkan sampai 5 C melalui serangkaian pendinginan
st
nd
nd
bertahap, yaitu di 1 ammonia chiller (E0506), lalu di 2 cold exchanger (E0507) dan terakhir di 2
ammonia chiller (E0508). Amoniak yang terkondensasi dipisahkan dari synthesis gas di ammonia
nd
separator (V0501). Dari puncak separator, gas di resirkulasi ke ammonia converter melalui 2 cold
st
st
exchanger, 1 cold exchanger, kompresor resirkulasi, dan terakhir ke hot exchanger menuju 1
ammonia converter.
Make-up synthesis gas memasuki ammonia loop dalam keadaan telah jenuh dengan uap air, dan
mengandung sangat sedikit CO dan CO2 (bocoran dari methanator R0301).
Konsentrasi uap air pada gas make-up berkisar 2000 3000 ppm. Sebagian besar uap tersebut
terkondensasi di make-up chiller dan didrain di make-up gas separator. Air tersisa akan hilang
terabsorbsi oleh amoniak yang terkondensasi. CO2 di gas make-up akan bereaksi dengan amoniak
gas dan cair, membentuk ammonium carbamate. Reaksinya sebagai berikut :
2 NH3 + CO2
NH4 CO2 NH2
Carbamate yang terbentuk kemudian terlarut dalam amoniak yang terkondensasi. CO hanya sedikit
larut dalam amoniak, jadi akan terikut ke converter dan terhidrogenasi menjadi air dan metana
(metanasi). Karena air akan mendeaktivasi katalis sintesa amoniak, maka kandungan CO dalam gas
make-up harus dijaga serendah mungkin.
Temperatur gas di outlet 2 cold exchanger (E0507) cukup rendah, sehingga tekanan parsial
amoniak di fasa gas juga rendah. Maka hanya sedikit amoniak yang hilang terbawa purge gas. Gas
ini kemudian didinginkan di purge gas chiller (E0514) untuk mengkondensasikan amoniak, yang
seterusnya dipisahkan di purge gas separator (V0501).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Di dalam loop, rasio ini harus diusahakan konstan. Pengontrolannya dilakukan dengan mengatur
H2/N2 di gas make-up. Harus diingat bahwa komposisi synthesis gas akan berubah perlahan ketika
dilakukan sedikit perubahan, jadi sistem harus dibiarkan dulu selama waktu tertentu sampai
kesetimbangan baru tercapai. Koreksi lanjutan dapat dilakukan setelah ini tercapai.
Synthesis gas memasuki 1 ammonia converter melalui dua inlet utama, di dasar shell bertekanan.
Gas naik ke atas melalui sisi diantara dinding isolasi dan shell bertekanan. Hal ini dimaksudkan untuk
mendinginkan shell, sehingga temperatur dinding luar shell dapat lebih rendah.
st
Di top 1 ammonia converter, gas mengalir ke tube side interbed heat exchanger, dimana gas
mengalami pemanasan sampai temperatur reaksi. Sebagai pemanas dipakai gas outlet bed pertama.
Temperatur gas pada inlet bed pertama dikontrol dengan dengan mekanisme cold shot, yaitu
st
nd
pemasukan synthesis gas dingin yang dimasukkan melalui line di tengah 1 dan 2 bed.
Gas keluar dari bed pertama, didinginkan dengan melewatkannya pada bagian shell dari interbed
exchanger sebelum memasuki bed katalis kedua.
nd
Temperatur masuk bed pertama pada R0501, minimum harus sekitar 360 C untuk memastikan
kecepatan reaksi tetap tinggi. Jika lebih rendah dari ini maka panas reaksi yang dilepaskan akan
terlalu kecil untuk menjaga temperatur converter. Reaksi akan segera berhenti jika pengaturan yang
tepat (misalnya memperkecil sirkulasi gas dan/atau menutup cold shot) tidak segera dilakukan.
Di lain pihak, temperatur katalis pun diusahakan serendah mungkin, untuk memperpanjang umur
katalis. Karenanya, sangat dianjurkan temperatur masuk converter hanya sedikit diatas temperatur
o
minimum, dengan temperatur maksimal sebesar 400 C. Selama gas proses memasuki bed katalis,
temperaturnya meningkat sampai temperatur maksimal, normalnya merupakan temperatur tertinggi di
o
converter (sering disebut hot spot). Temperatur di daerah ini dapat setinggi 510 C, tapi tidak boleh
o
melebihi 520 C.
Gas keluaran bed pertama didinginkan dengan gas yang akan masuk ke bed pertama, untuk
o
menjaga temperatur masuk bed kedua sekitar 370 C. Gas keluar bed kedua bertemperatur sekitar
o
440 C.
st
Panas yang dihasilkan 1 ammonia converter digunakan untuk membuat superheated steam di
nd
dalam E0500 sebelum dilewatkan ke R0502. Temperatur masuk 2 ammonia converter sekitar
o
o
376 C, dan keluarnya sekitar 418 C.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
B2.7.4.3 Katalis
Ada dua katalis yang dipakai di converter, KM1R dan KM1. Katalis sintesa amoniak KM1R
merupakan katalis besi yang terpromosi (promoted iron
sebagian katalis telah tereduksi),
sedangkan KM1 merupakan oksida besi yang belum tereduksi dan mengandung sejumlah kecil
oksida yang tak bisa direduksi. Ukuran partikel katalis cukup kecil, yaitu sekitar 1,5 3 mm, sehingga
aktivitasnya diharapkan tinggi. Pressure drop dalam bed dapat diperkecil berkat rancangan flow radial
di converter.
Katalis KM1R (prereduced catalyst) distabilkan dengan cara oksidasi superficial selama proses
pembuatannya. Katalis yang teroksidasi mengandung 2 % berat oksigen. Proses ini menyebabkan
o
katalis KM1R bersifat tidak mudah terbakar (non pyrophoric) sampai temperatur 90 100 C, tapi
o
diatas temperatur 100 C katalis akan bereaksi dengan oksigen dan memanas secara spontan.
3+
Katalis diaktifkan dengan mereduksi permukaan oksida besi, sehingga terbentuk ion Fe dan air.
Sebagai pereduksi dipakai synthesis gas yang bersirkulasi (catatan : gas untuk reduksi adalah H 2
pada synthesis gas). Temperatur target operasi dicapai dengan memakai start-up heater (H0501).
Penggunaan synthesis gas dengan rasio H2/N2 = 3 : 1 untuk pengaktifan katalis mempunyai dua
kelebihan. Pertama, produksi amoniak yang dimulai sejak dini akan menghasilkan panas, sehingga
akan mempercepat sirkulasi gas yang pada gilirannya akan mempercepat pula reduksi katalis yang
lain. Keuntungan kedua yaitu air yang terbentuk selama proses pengaktifan dapat terambil dari gas
yang bersirkulasi karena terlarut dalam amoniak. Hal ini penting karena air merupakan racun katalis.
Aktivitas katalis menurun perlahan selama operasi normal. Kecepatan deaktivasi dipengaruhi oleh
kondisi proses aktual, terutama oleh temperatur bed katalis dan konsentrasi racun katalis di synthesis
gas.
o
Walaupun KM1/KM1R dapat dipakai pada kisaran 530 550 C, namun harus diingat bahwa semakin
rendah temperatur, semakin panjang umur katalisnya. Maka temperatur terendah yang masih
memungkinkan terjadi reaksi harus terus dijaga, terutama di bed kedua yang mencerminkan konversi
overall.
Semua campuran yang mengandung oksigen (misalnya air, CO, CO 2) adalah racun katalis. Dalam
jumlah kecilpun dapat menyebabkan penurunan aktivitas yang cukup signifikan.
Sebagian efek deaktivasi bersifat sementara, dan katalis dapat kembali aktif segera setelah synthesis
gasnya bersih kembali. Tetapi karena terjadi juga deaktivasi permanen, maka konsentrasi oksida
yang tinggi di inlet, walaupun untuk periode waktu yang pendek harus dihindari. Senyawa sulfur dan
pospor adalah racun mematikan yang dapat menyebabkan deaktivasi permanen, sehingga
kehadirannya harus dicegah.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Tujuan proses refrigerasi dibuat bertingkat adalah untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan
pendinginan di dalam ammonia synthesis loop. Tugas utamanya adalah mengkondensasikan
amoniak, yang dihasilkan dalam converter. Tugas lainnya adalah mendinginkan purge gas, let down
gas, dan inert gas.
Rangkaian proses refrigerasi diilustrasikan sebagai berikut.
Alatalat utamanya adalah 5 buah chiller yang beroperasi pada dua tekanan berbeda, refrigeration
compressor (K0441), ammonia condenser (E0510) dan terakhir ammonia accumulator (V0504).
Sebagai penunjang alatalat utama diatas, ada juga peralatan tambahan sebagai berikut :
- Dua buah K.O. drums V0442 dan V0443 (masingmasing satu untuk stage kompresor kedua
dan ketiga), untuk mencegah liquid amoniak memasuki kompresor.
- Sebuah flash vessel (V0503) dimana amoniak cair yang terpisahkan diambil sebagai produk,
sedang yang teruapkan dikembalikan ke sistem refrigerasi.
st
1 ammonia chiller (E0506) dan make-up chiller (E0509) beroperasi pada level tertinggi, yaitu pada
o
2
temperatur 18,5 C (bersesuaian dengan tekanan 7,3 kg/cm g). Level ini dihubungkan dengan stage
ketiga dari kompresor refrigerasi.
nd
2 ammonia chiller (E0508), inert gas chiller (E0511) dan purge gas chiller (E0514), beroperasi
o
2
pada level terendah, dimana temperatur didih amoniak sekitar 9 C dan tekanan 2,1 kg/cm g. Level
ini dihubungkan dengan stage kedua kompresor refrigerasi.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Proses kondensat yang telah dipisahkan dari produk synthesis gas di depan dimurnikan dalam
process condensate stripper (C-0701).
Sejumlah kecil amoniak terbentuk di secondary reformer dan sejumlah kecil metanol terbentuk di low
temperatur CO converter. Keduanya bersama-sama dengan karbon dioksida terdapat dalam bahan
baku synthesis gas. Komponen-komponen tersebut masuk ke proses kondensat menurut urutan
reaksi kesetimbangan :
+
1) NH3 + H2O
NH4 + OH
+
2) CO2 + H2O
H + HCO3
2+
3) HCO3
CO3 + H
4) NH3 + HCO3
NH2COO + H2O
Metanol sangat mudah terlarut dalam proses kondensat.
Diharapkan untuk mengurangi penggunaan bahan kimia dalam proses regenerasi di unit
demineralisasi. Kondensat distrip dengan menggunakan steam.
2
Process condensat stripper beroperasi pada tekanan 40 kg/cm g. Steam yang keluar dari bagian atas
dikembalikan ke depan dan digunakan sebagai steam proses di bagian reforming. Di bagian
reforming, metanol dan amoniak mengalami proses reaksi kimia dan hasilnya seperti nitrogen,
hidrogen, dan karbon monoksida. Kondensat yang telah distrip didinginkan sampai kurang lebih 90
o
C di dalam process condensate exchanger (E-0701/A/B/C) sekaligus sebagai preheat proses
kondensat yang menuju ke process condensat stripper. Kondensat yang telah distripping kemudian
o
didinginkan lagi sampai 50 C dan dikirim ke unit demineralisasi sesudah melewati fuel NG preheater
(E-0101) dan stripped condensate cooler (E-0703). Jika kualitasnya tidak memenuhi maka dikirim ke
unit pengolahan air limbah.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Purge gas dengan tekanan tinggi masuk ARU pada tekanan 133 kg/cm g, temperatur 5 C.
2
Kecepatan aliran dari purge gas dikontrol untuk menurunkan tekanannya menjadi 118 kg/cm g untuk
menjaga perbedaan tekanan yang normal di membran pada HRU.
Purge gas kemudian masuk bagian bawah dari high pressure scrubber, C-0801. Air dilewatkan pada
bagian atas scrubber dengan high pressure scrubber pump (P-0801A/B).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Packing di scrubber dimaksudkan untuk menghasilkan luas kontak yang lebih besar antara purge gas
dan air penyerap. Larutan amoniak mengalir dari bagian bawah scrubber ke ammonia stripper (C0803).
Arus bagian atas scrubber telah jenuh dengan air. Temperatur scrubbed purge gas dinaikkan menjadi
o
sekitar 50 C dengan feed heater, E-0805, untuk merubah kondisi gas menjauhi kondisi jenuh
sehingga didapatkan unjuk kerja membran separator yang optimum . Sebagai pemanas dari gas
dipenuhi dengan memanfaatkan panas dari hot water yang keluar dari ammonia stripper. Temperatur
gas dikontrol dengan membypass aliran dari hot water disekitar feed heater.
Preheat gas kemudian melalui tumpukan yang terdiri dari 9 membran separator (Z-0901-X1A sampai
Z-0901-X1l) yang dipasang dalam 3 tumpukan paralel yang masing-masing separator terdiri atas 3
buah. Gas yang kaya dengan hidrogen akan menembus melalui lubang-lubang pada fiber dan
meninggalkan lubang melalui gas nozzle yang terdapat dibagian bawah tiap-tiap membran separator.
Setiap outlet akan digabung menjadi satu dalam sebuah manifold sebagai produk gas hidrogen dan
diumpankan ke suction synthesis gas compressor. Tekanan dari produk hidrogen adalah 30,0
2
kg/cm g yang merupakan tekanan di bagian suction compressor ditambah frictional pressure drop
pipa.
Gas yang meninggalkan shell side dari tumpukan membran separator terakhir, yang hidrogennya
sudah habis, disebut aliran non-permeate. Aliran non-permeate tekanannya dibiarkan turun dan
2
keluar dari HRU ke sistem fuel gas pada tekanan 7 kg/cm g.
Let down gas serta inert gas yang bertekanan rendah digabung dengan aliran recycle non
condensable dari ammonia stripper menjadi gas umpan dari ARU. Gabungan dari aliran bertekanan
rendah tersebut masuk ke bagian bawah low pressure scrubber, C-0802, dan air yang berasal dari
recycle di ammonia stripper yang beroperasi pada tekanan tinggi, dilewatkan dari bagian atas. Low
pressure scrubber berisi struktur packing dengan effisiensi yang tinggi. Gas dari top scrubber akan
digabung dengan non-permeate dari membran separator dan dialirkan ke sistem fuel gas. Aliran
larutan amoniak dari bagian bawah low pressure scrubber dinaikkan tekanannya dengan low
pressure scrubber pumps, P-0802A/B.
Aliran larutan amoniak yang berasal dari high pressure dan low pressure scrubber digabung dan
dialirkan ke ammonia stripper, C-0803. Larutan amoniak ini dipanaskan dengan memanfaatkan
panas dari larutan amoniak dari bawah ammonia stripper.
Aliran ini kemudian diumpankan di bagian intermediate dari ammonia stripper. Medium pressure
steam mengalir ke reboiler, E-0801. Aliran steam diatas dengan kontrol yang bertingkat untuk
menjaga temperatur dibagian bawah kolom dan memastikan konsentrasi amoniak yang rendah di
bagian bawah scrubber.
Kondensat dari steam terutama dikirim ke daerator dan sebagian kecil dicampur dengan aliran dari
bagian bawah stripper.
Arus dari bagian bawah kolom stripper dan kondensat steam kemudian digunakan untuk preheat
umpan stripper di E-0803 dan kemudian preheat umpan membran di E-0805. Bagian bawah kolom
stripper kemudian didinginkan lebih lanjut dengan air pendingin di E-0804 sebelum dikembalikan ke
high pressure dan low pressure scrubber.
Gas amoniak di bagian atas dikondensasikan di E-0802. Amoniak yang terkumpul dalam tray di
bagian paling atas stripper dan produk amoniak akan dikontrol dengan level control. Set point dari
level control dapat diatur untuk mengubah kecepatan refluks di dalam kolom.
Sebagian kecil gas non condensable terlarut didalam aliran larutan amoniak, dan sebagian besar
keluar dari bagian atas kondensor dan dikembalikan ke low pressure scrubber sebagai inlet untuk
diambil amoniaknya.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Pabrik amoniak disesuaikan untuk beroperasi pada beban tertentu oleh operator, yang menyesuaikan
flow umpan gas alam terhadap nilai campuran umpan/steam.
Bersamaan dengan flow umpan gas alam, flow steam proses terhadap nilai campuran umpan/steam
harus disesuaikan juga untuk selalu menjaga rasio steam/karbon pada 2,8.
Flow udara proses yang ditambahkan ke secondary reformer harus dimonitor untuk menjaga rasio
H2/N2 2,9 3,0 dalam gas make-up ke synthesis loop.
Untuk mengontrol tekanan pada outlet LP flash drum yaitu dengan membuang secara terus-menerus
CO2 hasil pemisahan dari gas hasil konversi (gas keluaran dari bagian CO-conversion) ke atmosfir.
Dalam synthesis loop, amoniak diproduksi dalam ammonia converter. Produk amoniak akan dikirim
ke tangki penyimpanan.
Banyak instrumen dilengkapi dengan alarm pasif untuk memperingatkan operator mengenai
penyimpangan dari kondisi normal operasi. Alarm pasif memberi petunjuk kepada operator untuk
menjaga operasi pabrik dalam batas yang diizinkan.
Lebih dari itu, parameter kritis disediakan dengan alarm aktif yang dihubungkan pada sistem safety
interlock trip, yang secara otomatis akan melindungi orang dan peralatan pada kondisi yang tidak
diinginkan. Masing-masing alarm aktif didahului oleh alarm pasif, sehingga operator mempunyai
kesempatan untuk melakukan koreksi yang tepat sebelum trip diaktifkan. Untuk sistem safety
interlock trip yang lebih lanjut, silakan lihat bab F.
Dibawah ini adalah deskripsi bagian per bagian dari kontrol untuk parameter proses utama dan
prinsip utama kontrol. Dalam tambahannya, pemakaian hubungan start-up (start-up connection) dan
hubungan khusus (special connection) akan dijelaskan.
Untuk deskripsi unit utilitas, unit pengolahan air limbah dimasukkan. Silakan melihat ke instruksi
penyalur untuk unit-unit lainnya.
Untuk deskripsi turbin-turbin yang lebih lanjut, kompresor-kompresor, pompa-pompa dan peralatan
khusus, silakan melihat ke manual operasi yang dibuat oleh penyalur dari peralatan.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Gas alam dari battery limit diturunkan tekanannya menjadi 21,5 kg/cm g dengan PIC-0101 dan dikirim
ke NG KO drum (V-0101) untuk menghilangkan kondensat hidrokarbon jika ada. Gas dari outlet KO
drum dibagi menjadi dua bagian. Pertama menuju NG booster compressor (K-0411) dan kedua
menuju bagian gas fuel.
Flow umpan gas alam untuk bagian desulfurisasi dikontrol dengan kontroler tekanan (PIC-0402) yang
menjaga tekanan tetap pada outlet NG booster compressor (K-0411).
PIC-0402 menyediakan pengaturan setpoint untuk mengatur steam turbine TS-0411, yang
menggerakkan NG booster compressor (K-0411).
2
Gas alam ditekan dalam NG booster compressor (K-0411) menjadi kira-kira 43 kg/cm g.
Temperatur optimum absorbsi, 400 C, didapatkan dengan pemanasan dalam NG preheater coils (E0204A/B/C) yang ada dalam bagian waste heat recovery primary reformer (H-0201). E-0204B
disediakan dengan kontrol bypass TIC-0210 yang mengontrol temperatur inlet sulphur absorber (R0202).
WHB
E-0204C
FIC
0207
FAL
TAH
TIC
0210
E-0204B
HYDROGEN RECYCLE
TE
0210
E-0204A
R-0202A
SULPHUR
ABSORBER
FQ
FI
0101
R-0202B
SULPHUR
ABSORBER
Co-Mo
ZnO
AI
0101
ZnO
FY
0101
VENT
ZnO
PI
0101
TI
0101
ZnO
PAH
TI
0202
PT
0201
TI
0202
PT
0201
PAL
AT
PT
0101
0101
DENSITY
FT
0101
TE
0101
K-0411
NG BOOSTER
COMPRESSOR
TS-0411
STEAM
TURBINE
NG FEED
DESULFURIZED NG
TO STEAM MIXING POINT
PIC
0402
V-0101
NG KO DRUM
FUEL GAS
Gambar B3-1
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
R2
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Gambar B3-2
Pabrik dirancang untuk beroperasi pada rasio steam/karbon yang konstan 2,8 pada inlet primary
reformer.
Gas alam yang telah didesulfurisasi dicampur dengan steam proses sebelum preheating akhir dalam
feed gas & steam preheater (E-0201) dalam bagian waste heat recovery primary reformer.
3
Umpan gas alam, dalam satuan Nm /h, dikontrol dengan kontrol flow FIC-0201. Flow steam proses,
terukur dalam kg/h, dikontrol dengan kontrol flow FIC-0204.
PT Kaltim Parna Industri
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Rasio steam/karbon terukur dalam kg/Nm dihitung dalam sistem DCS dan diindikasikan oleh FFI0204. Setelah kompensasi berat molekul FFI-0204 berhubungan dengan komposisi gas alam, rasio
steam/karbon aktual dapat dihitung sebagai berikut :
Steam
Karbon
Jika rasio steam/karbon aktual menyimpang dari rasio yang diinginkan, maka flow steam proses
seharusnya disesuaikan segera.
Kontrol utama flow untuk gas alam umpan (FIC-0201) disediakan dengan sebuah bypass yang
dikontrol oleh FIC-0203, yang digunakan selama start-up, ketika flow rendah.
Kontrol utama steam proses (FIC-0204) juga disediakan dengan sebuah start-up bypass yang
dikontrol oleh FIC-0206. FIC-0206 dilengkapi dengan low alarm untuk menjaga flow steam yang
sesuai melalui FV-0206, juga selama operasi normal.
Sebagian dari steam proses digunakan untuk melepas kondensat proses untuk menghilangkan
amoniak, metanol, CO2 dan gas tak larut lainnya yang tersisa. Sejumlah stripping steam yang
digunakan dikontrol dengan FIC-0701, yang beroperasi pada steam inlet process condensate stripper
(C-0701).
Jika primary reformer interlock safety group IS-21 diaktifkan, maka flow control valve utama steam
proses (FV-0204) akan tertutup, demikian juga dengan flow control valve utama dan bypass gas
alam. Flow steam melalui bypass steam proses akan dijaga untuk penyediaan steam sebagai cooling
steam dari tube-tube didalam primary reformer dan feed gas/steam preheater coil (E-0201).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
B-3.3.5 Kontrol Flow Gas Alam, Steam Proses dan Udara Proses
Kontroler flow gas alam dan steam proses (FIC-0201 dan FIC-0204), bersama dengan kontroler flow
udara proses (FIC-0209) adalah komponen utama dalam sistem kontrol unit reformer, termasuk juga
perhitungan dan indikasi rasio steam/gas dan rasio gas/udara dan pengaktifan sinyal-sinyal trip.
Seperti terlihat dari Gambar B3-3, pemisahan transmiter flow meyakinkan bahwa primary reformer
interlock safety group trip jika rasio steam/karbon atau flow gas alam atau steam proses terlalu
rendah.
Sinyal output dari transmiter flow FT-0201 digunakan sebagai sinyal input ke kontroler flow gas alam,
FIC-0201, dan rasio FFI-0204 dan FFI-0201.
FFI-0204 mengindikasikan hasil perhitungan rasio steam proses dan gas alam dengan sinyal dari FY0201 dan FIC-0204. FFY-0205 menghitung rasio steam proses dan gas alam dengan sinyal-sinyal
lainnya dari FY-0202 dan FY-0205. FFY-0205 mentripkan reformer, sebelum rasio steam/gas alam
menjadi rendah dibawah rasio yang tak diizinkan, yang akan mempercepat penurunan karbon dalam
katalis primary reformer.
Gambar B3-3
FFI-0201 mengindikasikan hasil perhitungan rasio gas alam dan udara proses dengan sinyal dari FY0201 dan FY-0209. Sinyal kontrol dari FIC-0209/MIC-0201 bertindak sebagai pengatur steam turbin
process air compressor (K-0421). FFY-0202 menghitung rasio gas alam dan udara proses dengan
sinyal-sinyal lainnya dari FY-0202 dan FY-0210. FY-0202 mengaktifkan secondary reformer trip (IS22) untuk melindungi secondary reformer dari overheating.
Seperti ditunjukkan pada gambar, masing-masing pengukuran flow tersebut juga mengaktifkan sinyal
trip untuk trip system.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Gambar B3-4
Panas yang dilepaskan dari primary reformer disupply oleh pembakaran dua fuel. Fuel utama adalah
gas alam, sedangkan fuel tambahan adalah HRU off-gas atau purge gas dari purge gas separator (V0514).
Fuel gas alam dan HRU off-gas atau purge gas dari purge gas separator (V-0514) diumpankan
melalui header-header fuel yang terpisah ke dual nozzle-type burner. Masing-masing header
dilengkapi dengan sebuah special-type butterfly valve untuk mengontrol profil pembakaran.
Untuk memudahkan profil secara langsung dari control room, fuel gas alam disupply ke burner
melalui dua header yaitu header utama (mengumpan keenam row burner dari bawah) dan header
untuk bagian paling atas (burner baris ketujuh).
Profil temperatur dengan panas input yang tinggi pada baris bagian atas akan menaikkan temperatur
flue gas, sehingga panas lebih dapat dipindahkan dalam bagian waste heat recovery.
Fasilitas ini seharusnya digunakan ketika front end beroperasi dan ammonia synthesis loop tidak
beroperasi. Selama operasi, panas yang dipindahkan dalam bagian waste heat recovery sangat
penting untuk ditingkatkan untuk menjaga temperatur steam superheat.
Flow gas alam melalui header utama fuel gas alam dikontrol dengan high selector FY-0214. Flow
fuel gas alam seharusnya dikontrol dengan FIC-0214 selama operasi normal.
PIC-0207 dipasang untuk menjaga tekanan header fuel gas alam diatas nilai minimum yang
dispesifikasikan oleh supplier burner.
Selama operasi pada beban rendah seperti selama start-up, ketika hanya sedikit burner yang
beroperasi, flow fuel akan menjadi rendah, yang dikontrol dengan FIC-0214. Dalam kasus ini, kontrol
secara otomatis dipindahkan ke PIC-0207.
Jika selama pengurangan flow kontrol aktif untuk high selector FY-0214 berubah dari FIC-0214 ke
PIC-0207, maka hal ini diindikasikan dengan banyaknya burner yang dinyalakan.
PT Kaltim Parna Industri
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Header utama fuel gas alam dilengkapi dengan sebuah pressure switch low low (PSLL-0208) yang
akan tripkan primary reformer interlock safety group jika ada resiko backfiring.
Flow gas alam melalui header fuel gas alam untuk row burner kelima dan keenam dikontrol dengan
high selector FY-0215, yang aktif dengan cara yang sama dengan kontrol di header utama fuel gas
alam.
Header utama fuel gas alam untuk burner row kelima dan keenam dilengkapi juga dengan sebuah
pressure switch low low (PSLL-0210) yang mengalami trip primary reformer interlock safety group jika
ada resiko backfiring.
Flow HRU off-gas atau purge gas dikontrol dengan high selector FY-0213 yang aktif dengan cara
yang sama dengan kontrol fuel gas alam.
Jika primary reformer interlock safety group trip, maka kedua dari fuel tersebut akan dimatikan
dengan double block dan bleed untuk menjaga fuel masuk reformer furnace box selama shut-down.
Temperatur outlet gas proses dari bagian radian primary reformer seharusnya dikontrol untuk
mendapatkan methane slip sesuai keinginan, yang diindikasikan dengan AI-0206. Temperatur yang
lebih tinggi menyebabkan methane slip yang lebih rendah.
Metoda untuk menyesuaikan temperatur outlet adalah menyesuaikan panas pembakaran atau profil
pembakaran seperti diterangkan diatas.
Penyalaan api yang seragam sangat penting sehingga lima kolektor panas pada outlet primary
reformer mempunyai temperatur yang sama.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Gambar B3-5
Excess air dapat disesuaikan dengan udara primary air register menuju burner dan dengan
menyesuaikan flow udara dalam furnace.
Flow udara furnace dikontrol secara cascade dengan PIC-0212, yang menyediakan pengaturan
setpoint untuk PIC-0202. PIC-0202 mengontrol tekanan pada outlet bagian waste heat recovery
dengan menyesuaikan suction damper flue gas blower (K-0201A/B).
Jika aliran vacuum dalam furnace terlalu rendah, maka PSHH-0211 akan mengalami trip primary
reformer interlock safety group. Cara kerja burner dan bagian waste heat recovery yang baik sangat
penting untuk dijaga dalam primary reformer furnace.
Jika vacuum dalam furnace terlalu rendah menyebabkan ketidakstabilan api dan kebocoran flue gas
ke sekelilingnya. Vacuum yang terlalu tinggi akan menyebabkan kebocoran false air ke bagian waste
heat recovery sehingga mengurangi efisiensi heat recovery dari coil.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Jika primary reformer interlock safety group IS-21 mengalami trip maka damper false air akan
terbuka. Udara ambient yang diizinkan untuk masuk bagian waste heat recovery, atau, dalam kasus
kelebihan tekanan dalam furnace, flue gas panas yang diizinkan untuk lari ke atmosfir, yang
melindungi coil dari overheating. Jika temperatur furnace drop maka tutup damper secara manual.
Cooling door dapat juga digunakan untuk memodifikasi cara kerja bagian waste heat recovery.
Pembukaan cooling door akan mengurangi beban dari coil pertama, tetapi meningkatkan beban dari
coil-coil yang berikutnya.
Gambar B3-6
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Rasio gas/udara aktual dihitung dengan sistem DCS dan diindikasikan dengan FFI-0201. Jika rasio
gas/udara menyimpang dari rasio yang diinginkan, flow udara proses akan mengimbangi. Perubahan
kecil dalam rasio H2/N2 dalam gas make-up ke ammonia loop menyebabkan perubahan yang besar
dalam rasio H2/N2 dalam loop.
Penyesuaian rasio gas/udara harus diatur secara pelanpelan/bertahap.
Selama start-up, kontrol yang stabil dari flow udara proses dapat diatur dengan kontrol flow FIC-0209.
Selama operasi normal, FV-0209 harus dibuka penuh untuk mengamankan energi dalam process air
compressor.
FIC-0209 dilengkapi dengan dua start-up bypass yang dikontrol dengan FIC-0211 dan FIC-0216.
Selama urutan start-up, kontrol diganti dari FIC-0211 ke FIC-0216 dan kemudian ke FIC-0209.
Udara proses dipanaskan di air preheater coils (E-0202A/B) sebelum masuk ke secondary reformer.
Temperatur outlet, diindikasikan dengan TI-0213, dapat diatur oleh bypass E-0202B, yang dikontrol
dengan HIC-0201.
Flow yang terlalu rendah akan mentripkan interlock safety group IS-23, yang akan menyebabkan
kontrol valve udara tertutup dan cooling steam akan membuka sesuai setting, sehingga menghindari
adanya over heat process air preheater coil E-0202A.
Cooling steam harus tersedia 1) sebelum start-up sampai memasukkan udara proses ke secondary
reformer, 2) selama shut-down setelah secondary reformer tidak beroperasi, dan 3) bersama-sama
dengan udara jika temperatur outlet udara proses bertambah.
Secondary reformer interlock safety group akan trip (IS-22) jika rasio gas/udara terlalu rendah (dapat
signal dari FFSLL-0202) atau jika temperatur outlet secondary reformer terlalu tinggi (dapat signal dari
TSHH-0277).
Jika secondary reformer group telah trip, maka kontrol valve udara proses akan tertutup dan secara
otomatis diganti dengan cooling steam. Interlock safety group IS-23 mengganti kontrol cooling steam
pelindung dari HC-0208 ke FIC-0208, yang mempunyai sebuah preset value.
Temperatur dinding secondary reformer dapat dilihat dari warna cat sensitif panas, yang diawasi
untuk menghindari operasi pada kelebihan temperature shell. Jika lapisan vessel tidak diisolasi,
maka shell dapat didinginkan secara eksternal dengan air.
Gambar B3-7
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Temperatur outlet gas yang telah direformasi E-0208 dikontrol dengan TIC-0278, yang mengontrol
gas panas E-0208 dengan internal valve TV-0278.
Perbedaan tekanan antara secondary reformer R-0203 dengan RG waste heat boiler E-0208 diukur
dengan PDI-0215. Tekanan outlet gas yang telah direformasi diindikasikan dengan PI-0217. Gas
proses dapat divent ke cold vent stack no. 1 dengan membuka valve downstream E-0208.
C.
Panas sensibel flue gas digunakan untuk memanaskan flue gas waste heat recovery primary
reformer, yaitu termasuk coil-coil seperti ditunjukkan dalam Gambar B3-8.
-
Flue gas dihisap dengan flue gas blower pada temperatur sekitar 174 C.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Gambar B3-8
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Gambar B3-9
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Bagian CO converter dapat diisolasi dari bagian reforming dengan 20 gate valve inlet dari HT CO
Converter. Pengisolasian dilakukan pada saat :
- selama oksidasi dari katalis secondary reformer
- selama blowing pipa-pipa upstream dari HT CO converter
Ketika pekerjaan diatas dilakukan, gas proses dapat divent dari outlet E-0208.
Selama normal start-up, flow N2 start-up circuit termasuk melalui HT CO converter.
R-0205
LT CO CONVERTER
MOV-0210
PROCESS GAS FROM
HT CO-CONVERTER
TI
0236
IS
24
TAH
TI
0240
TI
0241
TI
0242
TI
0243
TI
0244
TI
0245
TI
0246
TI
0247
E-0212A/B
BFW PREHEATER
NO. 1
IS
24
TI
0238
TIC
0238
TAH
TAL
TAH
M
TAL
MSV
E-0217
BFW PREHEATER
NO. 3
NITROGEN FROM
SU CIRCUIT
TI
0250
AP
0207
TAH
AI
0205
PIC
0213
CO
PAH
PAL
PROCESS GAS TO
CO2 REMOVAL
MOV-0212
NITROGEN TO
SU CIRCUIT
Gambar B3-10
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Temperatur inlet dan outlet LT CO Converter dan temperatur bed katalis ada 4 bagian yang berbeda.
Profil temperatur dalam bed katalis dan temperatur yang timbul di reaktor merupakan indikator dari
kerja katalis. Performance katalis dapat juga diperiksa melalui sample yang diambil pada AP-0207.
LT CO Converter R-0205 dapat diisolasi diantara MOV-0210 pada inlet dan 20 gate valve pada
outlet dan juga dengan membypass aliran yang melalui MOV-0210. R-0205 diisolasi dengan
rangkaian trip of interlock IS-24.
Katalis di dalam LT CO Converter dapat rusak jika terdapat kondensat di dalam gas proses saat
masuk reaktor atau jika kondensasi di dalam katalis. Untuk itu interlock safety group di secondary
reformer (IS-22) mengaktifkan IS-24 untuk isolasi R-0205.
R-0205 dapat juga diisolasi dengan IS-24 yang diaktifkan secara manual. Fasilitas ini diperlukan
selama start-up dan shut-down, untuk menjaga sulfur yang terikut gas proses dari refractory di
reformer yang akan meracuni katalis di LT CO converter. LT CO converter dapat juga dihubungkan
dengan sistem sirkulasi nitrogen. Hal ini terjadi selama heating up dan reduksi katalis. Gas proses
yang terkonversi di LT CO converter didinginkan dalam heat exchanger, E-0213A/B sebelum masuk
ke bagian CO2 removal.
Selama start-up atau jika bagian CO2 removal interlock safety group aktif, gas proses divent secara
otomatis melalui vent proses kontroler tekanan PIC-0213, yang terletak di outlet dari LT CO converter.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Gambar B3-11
MP steam dapat dimasukkan ke CO2 stripper reboiler, hal ini digunakan untuk pemanasan selama
precommissioning dan start-up.
Hubungan yang tetap dengan nitrogen ditempatkan pada suction line dari MDEA recycle compressor
(K-0301), nitrogen ditekan dengan K-0301 dan digunakan untuk purging dan untuk menaikkan
tekanan selama precommissioning dan start-up.
Selama start-up atau jika bagian methanator interlock safety aktif, gas proses divent secara otomatis
melalui vent proses kontroler, PIC-0316 yang ditempatkan di outlet dari CO2 absorber.
B-3.5.2.1 HP Flash
Tahap pertama dari regenerasi yaitu di HP flash dimana sebagian besar gas inert yang terlarut
dipisahkan dari rich solution.
Tekanan di HP flash tahap regenerasi secara tidak langsung dikontrol oleh PIC-0306 yang menjaga
tekanan tetap konstan di MDEA recycle separator.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Gambar B3-12
Level dari rich solution di HP flash drum dikontrol oleh LIC-0307 yang mengontrol flow lewat
pengaturan dengan split range control valve.
Jika level di dalam HP flash drum terlalu tinggi, maka akan mentripkan interlock safety group IS-31,
yang kemudian menghentikan flow rich solution dari CO2 absorber dengan cara menutup valve ZV0303.
Level dari rich solution di MDEA recycle separator dikontrol oleh LIC-0309. Jika level (LSHH-0309)
terlalu tinggi, maka akan menyebabkan tripnya MDEA recycle comnpressor (K-0301) dengan interlock
I-35.
Sample dari rich solution dapat diambil di AP-0311 di outlet dari HP flash drum. Larutan antifoam
dapat diinjeksikan ke rich solution line yang menuju ke dan dari HP flash drum.
Line nitrogen pada flash gas dari cooler MDEA recycle. Line ini digunakan untuk menaikkan tekanan
dan purging selama precommisioning dan start-up.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
B-3.5.2.2 LP Flash
Gambar B3-13
Rich solution dari HP flash drum masuk ke LP flash drum, dimana sebagian besar CO2 diflashkan
keluar. Proses flashing tersebut dilaksanakan dengan menambahkan steam/dari CO2 stripper reboiler
ke CO2 stripper (C-0301).
Tekanan di LP flash drum dikontrol dengan kontrol vent PIC-0304 dan vent line yang dibuka secara
manual di line CO2 produk.
Flash gas di dalam LP flash drum (V-0301) dilewatkan melalui bagian pencucian dengan maksud
untuk mengurangi piperazine, MDEA dan uap air yang terikut di CO2 produk. Flow kondensat di
bagian atas digunakan sebagai air pencuci yang dapat dikontrol dengan FIC-0301 di outlet OH
condensate pump (P-0304A/B).
LP flash drum digunakan juga sebagai akumulator dari seluruh unit MDEA. Level dari LP flash drum
tidak dikontrol di banyak tempat. Bila level terlalu rendah maka interlock safety group IS-31 otomatis
akan mentripkan semua pompa di bagian CO2 removal.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Sesudah meninggalkan LP Flash drum, larutan semi-lean dibagi menjadi 2 aliran. Aliran utama di
transfer ke CO2 absorber melalui semi-lean solution pump. Kecepatan aliran dari aliran utama
dikontrol dengan FIC-0306 dan dijelaskan di bagian B-3.3.5.1. Aliran yang lain ditransfer ke CO2
stripper dan dijelaskan di bagian B-3.5.2.3.
Gambar B3-14
Aliran dari larutan semi-lean masuk ke CO2 dikontrol oleh LIC-0302 yang menjaga level larutan di
CO2 stripper konstan. Waktu tinggal di C-0301 relatif panjang sehingga aliran dari lean solution ke
CO2 absorber akan cepat memberikan sinyal ke kontrol level. Terlalu rendah level di CO2 stripper
akan mentripkan interlock safety group IS-31 yang akan menghentikan semua pompa di bagian CO2
removal.
Terlalu tinggi level di CO2 stripper akan mentripkan interlock safety group IS-31 yang akan
menghentikan aliran dari gas proses ke CO2 absorber dan aliran dari rich solution meninggalkan CO2
absorber.
Tekanan di dalam CO2 stripper secara tidak langsung dikontrol oleh tekanan di dalam LP flash oleh
PIC-0304 seperti dijelaskan di bagian B-3.5.5.
Jumlah steam yang diproduksi oleh CO2 reboiler dapat diatur dengan membypass gas proses seperti
dijelaskan di bagian B-3.5.1.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Sesudah kompressi, gas dari 7 kg/cm g, 40 C menjadi 31,5 kg/cm g, 145 C keluar lewat discharge
scrubber. Untuk menjaga adanya aliran balik ke kompressor lagi maka dipasang check valve.
Untuk lebih detailnya lihat di referensi manual operasi dari vendor.
Tahap terakhir dari proses pemurnian gas proses adalah dengan metanasi dimana karbon oksida
diubah menjadi metana dan uap air.
Temperatur inlet methanator dikontrol oleh TIC-0313 dilengkapi dengan split range control flow
bypass di methanator heat exchanger (E-0311). Jika diperlukan pemanasan tambahan, TIC-0313
akan mulai membuka TV-0313-2 sehingga terjadi peningkatan jumlah shifted gas yang melalui
methanator trim heater (E-0211). Hal ini menjadi masalah saat kenaikkan pemanasan atau selama
operasi dengan kandungan CO yang rendah.
TV-0313-2 akan tertutup alat secara mekanik untuk memastikan aliran yang melalui valve tersebut
sedikit dengan maksud menghindari akumulasi dari kondensat.
Temperatur bed katalis dimonitor pada 4 point yang berbeda dengan maksud untuk memonitor profil
temperatur. Jika CO dan CO2 ke methanator naik maka temperatur di methanator akan menjadi
tinggi. Untuk menghindari ini maka dipasang high temperatur switch untuk mengaktifkan methanator
interlock safety group (IS-33) yang dipasang di 2 tempat level yang berbeda di bed katalis.
Methanator interlock safety group (IS-33) dapat aktif akibat dari flow lean solution pump dan semilean
solution pump yang rendah.
Jika IS-33 trip, maka flow gas proses ke methanator terhenti. Jika ini terjadi, maka gas proses
otomatis akan terbuang lewat downstream dari CO2 absorber melalui PV-0313 dan downstream dari
LT CO conversion melalui PV-0213.
Methanator dilengkapi dengan vent manual ditopnya dengan valve diluarnya. Vent digunakan jika
terjadi back flow atau purging gas pada saat methanator trip untuk mencegah terjadinya over heating.
Gas outlet methanator didinginkan di E-0311 dan E-0312 dan kondensatnya dialirkan ke final gas
separator (V-0311). Level di V-0311 dikontrol oleh LIC-0312. Jika terlalu tinggi level di V-0311 maka
akan mentripkan syn gas compressor interlock safety group (IS-43), hal ini untuk menghindari resiko
terbawanya cairan ke synthesis gas compressor.
Kandungan CO + CO2 dan H2 di dalam gas outlet methanator ditunjukkan oleh Al-0302 dan Al-0303,
yang sangat responsif, dengan maksud untuk memonitor gas make-up ke synthesis loop.
Tekanan inlet syn gas compressor (K-0431) dikontrol oleh PIC-0441 yang dilengkapi remote control
untuk mengatur set point ke TS-0431, penggerak synthesis gas compressor.
Selama start-up atau jika syn gas compressor interlock safety group (IS-43) trip, gas proses otomatis
di vent melalui kontroler tekanan (PIC-0316) yang terletak di luar methanator exchanger. Ketika syn
gas compressor trip, valve (PV-0316) akan terbuka 70 % selama 10 detik dan selanjutnya mulai
dikontrol oleh PIC-0316.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Loop sintesa amoniak yang terjadi mampu mengkonversi kira-kira 30 % dari nitrogen dan hidrogen
yang masuk ammonia converter R-0501 dan R-0502. Nitrogen dan hidrogen yang tidak terkonversi
direcycle setelah pemisahan produk (amoniak cair).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Gambar B3-15
Flow produk amoniak yang meninggalkan amoniak loop dikontrol oleh LIC-0506, yang menjaga level
di dalam ammonia separator (V-0501). LIC-0506 mengontrol aliran dengan dua (2) buah 100 %
control valve secara paralel. Jika perlu, salah satu valve dapat dinonaktifkan.
Jika level V-0501 terlalu tinggi, maka interlock safety group (IS-51) pada bagian sintesa amoniak
akan trip.
Sebagian kecil hidrogen dan nitrogen yang meninggalkan amoniak loop terlarut di dalam amoniak
produk. Kelarutan nitrogen sedikit lebih tinggi daripada kelarutan hidrogen, dalam hal ini perlu dijaga
rasio H2/N2 dalam gas make-up sedikit dibawah 3, agar rasio H2/N2 pada loop sama dengan 3.
Rasio H2/N2 di dalam gas make-up dikontrol oleh MIC-0201, yang mengontrol banyaknya udara
proses yang harus ditambahkan ke secondary reformer, seperti yang dijelaskan di dalam bab B-3.3.8.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
nd
Sebagian besar amoniak yang terkandung di dalam purge gas direcovery dengan cara kondensasi di
dalam purge gas chiller E-0514 dan dipisahkan di V-0514. Amoniak cair dari V-0514 ke V-0501
mengalir karena gravitasi.
Hidrogen recycle untuk umpan di bagian reforming diambil dari synthesis gas compressor (K-0431)
stage pertama, tetapi jika interlock safety group K-0431 trip, tekanan di header hidrogen recycle akan
dijaga oleh PIC-0512, yang akan mengumpankan synthesis gas dari synthesis loop ke header.
Temperatur inlet 1 ammonia converter (R-0501) dikontrol dengan TIC-0542, yang mengontrol aliran
bypass dari converted synthesis gas (gas sintesa yang telah terkonversi) yang melewati SG BFW
preheater (E-0502).
Apabila diinginkan, jumlah panas yang ditransfer dalam hot heat exchanger dapat dikurangi dengan
pengaturan manual bypass yang dikontrol oleh HIC-0502. Apabila HIC-0502 terbuka, maka beban
water cooler (E-0504) naik dan menyebabkan naiknya kebutuhan energi overall.
Temperatur inlet R-0501 bed pertama dikontrol oleh TIC-0514, yang mengontrol banyaknya synthesis
gas yang diumpankan lewat cold shot.
Temperatur inlet bed kedua secara tidak langsung dikontrol oleh temperatur inlet converter pada
temperatur inlet bed pertama konstan, temperatur inlet bed kedua akan meningkat, jika temperatur
inlet converter dinaikkan.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Gambar B3-16
nd
Temperatur inlet 2 ammonia converter dikontrol oleh TIC-0523, yang mengontrol aliran saturated
steam yang masuk ke SG steam superheater.
st
Selama start-up, gas panas dari external start-up heater (H-0501) diumpankan ke dalam 1 ammonia
converter melalui line cold shot; selama proses ini, aliran yang melewati line utama dapat dikurangi
atau dihentikan dengan menutup hand valve yang dikontrol dengan HIC-0501.
Pressure drop pada start-up heater ditunjukkan oleh PDI-0503. Jika aliran yang melewati start-up
heater rendah, maka pressure drop akan turun. Jika pressure drop terlalu rendah, akan
mengakibatkan interlock safety group IS-52 trip, yang kemudian mematikan start-up heater.
Analyzer NH3, H2, CH4, N2, Ar dipasang pada line synthesis gas yang keluar dari converter.
B-3.7.3 Kebutuhan Panas di Start-up Heater
Sketsa sistem gas fuel untuk start-up heater (H-0501) ditunjukkan dalam Gambar B3-17.
Flow fuel gas alam ditunjukkan oleh FI-0509 dan tekanannya dikontrol dengan PIC-0501 yang
dilengkapi dengan alarm tinggi dan rendah (alarm high dan low). PCV-0540 mengontrol tekanan gas
fuel yang digunakan untuk pembakaran di pilot burner.
Tinggi rendahnya tekanan gas fuel (PSHH/LL-0502) akan menyebabkan interlock IS-52 pada start-up
heater trip, dengan menutupnya inlet valve gas fuel, ZV-0501.
PT Kaltim Parna Industri
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Gambar B3-17
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Gambar B3-18
Tekanan di dalam proses penurunan tekanan (ekspansi) tahap pertama yang terjadi di dalam letdown vessel (V-0502) dikontrol oleh PIC-0508, secara split dengan mengontrol banyaknya gas letdown yang menuju ke ammonia recovery unit (Z-0801) atau yang keluar sebagai off gas.
Aliran amoniak cair yang meninggalkan proses penurunan tekanan tahap pertama dikontrol oleh LIC0508, yang menjaga level pada V-0502.
Tekanan di dalam proses penurunan tekanan tahap kedua, yang terjadi di dalam flash vessel (V0503) ditunjukkan oleh PIC-0516.
Temperatur aliran amoniak produk ke storage dikontrol secara tidak langsung oleh tekanan di V0503, yang dapat diatur dengan pengaturan operasi ammonia compressor (K-0441). Speed K-0441
nd
dikontrol oleh tekanan dalam 2 ammonia chiller (E-0508) atau oleh tekanan di V-0503 sebagaimana
dijelaskan di bab B-3.8. Tekanan suction K-0441 stage pertama dimungkinkan juga terkontrol secara
tidak langsung oleh kick-back.
Level pada V-0503 dikontrol oleh LIC-0510, yang mengontrol aliran amoniak produk ke storage.
Apabila level di V-0503 terlalu tinggi, interlock safety group IS-54 akan trip dan menutup aliran
amoniak ke flash vessel serta menghentikan ammonia refrigeration compressor (K-0441).
Jika level di V-0503 terlalu rendah, maka interlock safety group IS-55 akan trip dan menghentikan
ammonia product pump (P-0501A/B).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Gambar B3-19
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Agar gas inert tidak terakumulasi di dalam siklus pendinginan amoniak, maka sebagian kecil gas
dibuang dari inert gas separator secara terus menerus ke ammonia recovery unit. Aliran purge gas
dikontrol oleh PIC-0510, yang menjaga tekanan di inert gas separator.
Gambar B3-20
Kondensat dipisahkan dari proses di dalam process gas separator (V-0304) dan final gas separator
(V-0311).
Untuk menghilangkan metanol, NH3, CO2, dan sisa-sisa gas terlarut lainnya, kondensat proses di
pisahkan dalam process condensate stripper.
Aliran kondensat proses yang meninggalkan process gas separator (V-0304) dikontrol oleh LIC-0301,
yang menjaga level di V-0304.
Setelah melewati bagian stripping, steam yang digunakan untuk stripping di C-0701, dikembalikan ke
line steam proses. Flow steam yang masuk ke stripper dikontrol oleh FIC-0701.
Aliran kondensat yang keluar dikontrol oleh LIC-0701, yang menjaga level di C-0701 konstan.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Apabila level di C-0701 terlalu tinggi, maka interlock safety group I-72 akan trip untuk melindungi tray
di C-0701, yang menghentikan aliran kondensat ke stripper dengan menutup LV-0301-1 di outlet V0304. Level V-0304 akan dikontrol oleh LV-0301-2.
Terlalu tingginya level di dalam process condensate KO drum (V-0701) menyebabkan I-72 akan trip.
Terlalu rendahnya level di C-0701 atau terlalu tingginya conductivity kondensat proses dari C-0701
menyebabkan I-73 akan trip, yang akan menghentikan aliran kondensat proses.
Air umpan deaerator dari unit demineralisasi dipanaskan sampai temperaturnya mendekati 117 C di
DFW preheater no.1 (E-0304) dan DFW preheater no.2 (E-0305) sebelum masuk ke deaerator (V0251). Di sisi air demin E-0304 disediakan manual bypass.
P-0251A/B mensupply BFW pada dua level tekanan, BFW tekanan tinggi (139,5 kg/cm g) yang
2
dikeluarkan dari stage terakhir, dan BFW tekanan sedang (49,5 kg/cm g) yang dikeluarkan dari stage
tengah.
HP BFW digunakan untuk membuat HP steam dalam WHB, V-0201/E-0208/E-0501 dan quench
water untuk HP steam desuperheater, TV-0212A/B. MP BFW digunakan untuk membuat MP steam
di dalam auxiliary boiler, H-1101, steam desuperheater lainnya, selain HP steam desuperheater.
Tekanan HP BFW ditunjukkan oleh PI-0225 yang dilengkapi dengan alarm tekanan rendah dan
pressure switch low low untuk auto start motor penggerak pompa BFW (P-0251B).
BFW yang digunakan untuk membuat HP steam dipanaskan dalam E-0213A/B, E-0217, E-0212A/B,
E-0502 dan E-0205, sebelum masuk ke dalam steam drum V-0201.
Distribusi BFW antar BFW preheater (E-0213A/B dan E-0205) diatur oleh HC-0212. Pengaturan ini
dilakukan untuk mengontrol temperatur proses pada inlet LT CO converter.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Gambar B3-21
Flow recycle BFW dari outlet BFW preheater no.1 (E-0212A/B) ke deaerator (V-0251) dapat
ditentukan dengan HV-0211. Ini disediakan untuk operasi selama start-up, shut-down, dan operasi
pengurangan beban ketika beban BFW preheater terlalu tinggi dari jumlah steam yang diproduksi.
Dalam beberapa kasus, flow recycle harus ditentukan untuk mencegah adanya penguapan di dalam
E-0212A/B dan E-0205.
Flow BFW ke steam drum (V-0201) dikontrol oleh FIC-0220 secara cascade dengan flow HP steam
FI-0217 dengan koreksi oleh kontroler level pada V-0201 (LIC-0201).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Saturated HP steam yang dihasilkan dalam V-0201 disuperheating (pemanasan lebih lanjut) dalam
dua tahap sebelum dikirim ke HP steam header.
Superheating yang pertama terjadi di dalam SG steam superheater (E-0500) dan CG steam
superheater (E-0209), yang beroperasi secara paralel. Distribusi steam antara dua buah steam
superheater adalah dalam split range yang dikontrol oleh TIC-0523, yang mengontrol temperatur inlet
nd
2 ammonia converter (R-0502).
Superheating steam yang kedua terjadi dalam steam superheater (E-0203) yang berada di primary
o
reformer bagian waste heat. Temperatur outlet dikontrol sampai 515 C dengan TIC-0212, yang
mengatur aliran quench water yang ditambahkan lewat upstream dari final steam super heater.
Untuk melindungi peralatan downstream dari temperatur yang terlalu tinggi, maka kontroler dilengkapi
dengan alarm temperatur tinggi.
Kontroler tekanan PIC-1111 mengatur aliran steam tekanan tinggi yang lepas ke atmosfir. Control
valve PV-1111 digunakan pada waktu beban operasi rendah seperti: start-up pada reformer atau
kondisi upset setelah tripnya reformer.
Silakan lihat Gambar B-3.22 dibawah ini.
Gambar B3-22
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Macam-macam air atau larutan yang akan diolah di dalam sistem pengolahan air limbah, adalah
sebagai berikut:
- Kondensat proses yang dikeluarkan selama unit process condensate stripper tidak beroperasi
atau kondensat pada outlet unit process condensate stripper yang off spec.
- Air blow down dari waste heat boiler dan auxiliary boiler
- Larutan yang keluar dari area larutan MDEA
- Air yang keluar di area penanganan bahan-bahan kimia
- Air hujan atau air pencuci di area machinery
Air limbah yang dihasilkan dalam area proses dikumpulkan di dalam MDEA collection sump pit (T0304) karena adanya gravitasi.
Air limbah yang dihasilkan dari area utility dikumpulkan dalam contaminated rainy water pit (T-1101)
yang disebabkan oleh gravitasi.
Di dalam pit T-0304 dan T-1101, kandungan oli dalam air limbah akan dipisahkan di bagian
pemisahan oli dalam pit dan diambil dengan ladle.
MDEA collection sump pump (P-0306) tersedia di T-0304 untuk mengirim air limbah ke pit netralisasi.
P-0306 start dan stop secara otomatis dengan LSH-2901 dan LSL-2901 tergantung pada level di
dalam T-0304.
Contaminated rainy water transfer pump (P-1101) tersedia di T-1101 untuk mengirim air limbah ke pit
netralisasi. P-1101 start dan stop secara otomatis dengan LSH-1101 dan LSL-1101 tergantung dari
level air dalam T-1101.
Air limbah dipompa dengan P-0306 dan P-1101 dan dikirim ke neutralizing pit (T-2901) di dalam
sistem pengolahan air limbah atau ke neutralizing pit (T-2402) dalam unit air demin (Z-2401).
Caustic soda (NaOH) atau sulfuric acid (H2SO4) diinjeksikan ke dalam pit netralisasi untuk
menetralisasi air limbah.
Dibawah ini adalah gambaran operasi proses netralisasi di dalam sistem pengolahan air limbah.
Seandainya pH air itu rendah, valve AV-2911-1 dibuka selama 10 detik untuk injeksi caustic soda dan
kemudian ditutup kembali. Jika pHnya masih lebih rendah dari set point, maka injeksi caustic soda
diulangi sampai pH menjadi lebih tinggi daripada set point. Waktu untuk injeksi dan lamanya reinjeksi
dapat diatur.
Jika pH air limbah tinggi, maka valve injeksi sulfuric acid AV-2911-2 terbuka selama 10 detik dan
kemudian tertutup. Jika pH masih tinggi daripada set point, maka injeksi sulfuric acid diulangi sampai
pH menjadi lebih rendah daripada set point. Waktu injeksi dan interval reinjeksi dapat diatur.
Air Blower (K-2901) disediakan untuk melarutkan caustic soda atau sulfuric acid, untuk netralisasi
dan untuk memasukkan udara ke dalam pit.
Air netralisasi dikirim ke treated waste water pit (T-2902) karena adanya gravitasi. Treated waste
water pump (P-2902A/B) tersedia di T-2902 untuk mengirim air limbah yang sudah diolah ke OSBL
chemical pond. P-2901A/B start dan stop secara otomatis dengan adanya LSH-2911 dan LSL-2911
sesuai dengan level di T-2902.
Cara kerja proses netralisasi di unit air demin (Z-2401) ini disesuaikan dengan intruksi operasi dari
pembuatnya.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Gas alam, HRU off-gas dan purge gas dari purge gas separator (V-0514) digunakan sebagai gas fuel
di dalam pabrik.
Gas alam digunakan sebagai fuel di primary reformer (H-0201), auxiliary boiler (H-1101) dan start-up
heater (H-0501).
HRU off-gas dan/atau purge gas dari V-0514 mungkin juga digunakan sebagai fuel pelengkap di
primary reformer dengan tujuan untuk penghematan energi.
Gambaran dari sistem gas fuel adalah sebagai berikut :
NG COMPRESSOR
(K-0411)
PURGE GAS
FROM V-0514 HRU OFF GAS
PIC
0102
PIC
0101
PROCESS
CONDENSATE
PAL
PRIMARY REFORMER
(H-0201)
NG FEED
V-0101
NG KO DRUM
E-0101
FUEL NG
PREHEATER
START-UP HEATER
(H-0501)
AUXILIARY
BOILER
(FOR INITIAL)
AUXILIARY BOILER
(H-1101)
V-0102
NG CONDENSATE
DRUM
LV-01011
LV-01012
NG CONDENSATE
SHELTER
Gambar B3-23
Tekanan pada fuel gas alam dikontrol oleh PIC-0102 yang besarnya sekitar 5 kg/cm g.
o
Aliran ini dipanaskan sampai 70 C dengan kondensat proses panas di dalam fuel NG preheater, E0101.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Kemudian aliran ini diumpankan ke header pembagi gas fuel dan dikirim ke :
1. Gas fuel untuk primary reformer (H-0201)
Dalam kondisi operasi, apabila bagian ammonia synthesis tidak beroperasi, semua beban panas
yang dibutuhkan di primary reformer disupply dari pembakaran gas alam.
Ketika bagian ammonia synthesis dan HRU beroperasi, HRU off-gas dan/atau purge gas dari V0514 dibakar bersama-sama dengan fuel gas alam dalam primary reformer sebagai fuel
tambahan. Secara detail dapat dilihat di bab B-3.3.6.
2. Gas fuel pada auxiliary boiler (H-1101)
Ada dua buah aliran gas fuel yang masuk ke auxiliary boiler, H-1101.
Aliran cabang downstream PV-0102 yang ada di dalam pipa bawah tanah dapat diisolasi dari area
proses dengan pemakaian blind plate pada aliran utama.
Jadi, hal ini dapat menjadi pendukung jika pekerjaan konstruksi dilanjutkan di area proses selama
tahap permulaan pada precommissioning.
Setelah pekerjaan konstruksi di area proses selesai, supply fuel akan dikirim ke aliran utama.
Gambaran tentang sistem gas fuel untuk auxiliary boiler secara detail diterangkan dalam petunjuk
operasi.
Natural gas condensate dari NG KO Drum (V-0101) dapat dimanfaatkan sebagai fuel untuk
auxiliarry boiler (H-1101).
3. Gas fuel untuk start-up heater (H-0501)
Gambaran detail dari sistem gas fuel untuk start-up heater dijelaskan dalam petunjuk dari supplier.
Tekanan HRU off-gas dan/atau purge gas header dikontrol dengan PIC-0205 pada 5 kg/cm g.
o
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Venting gas proses dari front-end dimungkinkan terjadi pada tempat-tempat tertentu, seperti dibawah
ini:
-
Pada outlet sulphur absorber (R-0202). Vent ini digunakan ketika terjadi pemanasan di bagian
desulfurisasi. Gas alam divent sampai kadar sulfur berada dibawah 0,05 ppm (berat). Hal ini
digunakan juga jika primary reformer trip.
Pada outlet RG Waste Heat Boiler (E-0208). Vent ini merupakan vent utama yang digunakan
selama regenerasi katalis di primary reformer, oksidasi di secondary reformer, dan untuk
pembersihan pipa-pipa upstream pada HT CO converter (R-0204).
Pada outlet LT CO converter (R-0205), yang dikontrol dengan PIC-0213. Vent ini merupakan vent
utama di bagian persiapan gas dan digunakan untuk melakukan venting gas proses ketika
interlock safety group pada bagian CO2 removal trip atau selama start-up dan shut down.
Pada outlet CO2 absorber (C-0302), yang dikontrol dengan PIC-0315. Vent ini digunakan selama
start-up sampai CO2 removal beroperasi secara baik untuk menjalankan methanator.
Pada outlet methanator heat exchanger (E-0311), yang dikontrol dengan PIC-0316. Vent ini
digunakan selama start-up sampai synthesis gas compressor (K-0431) beroperasi dan selama
shutdown.
Pada outlet 2 cold exchanger (E-0507), yang dikontrol dengan FIC-0502. Vent ini digunakan
untuk purge yang kontinu dari synthesis loop untuk menjaga level inert yang dikehendaki.
Kecepatan purge dapat dinaikkan jika rasio H2/N2 dinaikkan.
nd
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
C. PROSEDUR START-UP
C1 PERSIAPAN START-UP
Prosedur yang akan dijelaskan di bawah ini, harus dilakukan setelah pabrik selesai didirikan. Manual
operasi dari vendor harap dijadikan referensi. Pekerjaan yang harus dilakukan meliputi :
i) Loading Katalis
ii) Tes Kebocoran
iii) N2 Purge
iv) Flushing Bagian CO2 Removal
v) Penyiapan Larutan MDEA
vi) Pengeringan Furnace dan Refractory Lining
Catatan :
a. Pembersihan sistem pemanfaatan panas reaksi dengan alkali harus dilakukan sesuai manual
operasi dari supplier. Pekerjaan ini tidak akan dijelaskan dalam manual.
b. Pekerjaan berikut harus dilakukan setelah bagian pembangkit synthesis gas jalan, yaitu :
- Test keketatan (tightness) operasi synthesis loop
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
C1.3.2 Prosedur
Tes kebocoran dilakukan sesuai urutan sebagai berikut :
1. Pastikan semua komponen seperti valvevalve, alat ukur tekanan, dan sebagainya telah
terpasang dengan baik, dan pada posisi yang tepat.
2. Pastikan valve telah tertutup untuk daerah yang diisolasi (daerah tes).
3. Masukkan N2 dan udara ke dalam sistem.
2
Pastikan make up synthesis gas telah dimurnikan sesuai dengan kondisi perancangan dan
spesifikasi minimum, misalnya rasio H2/N2 3 dan konsentrasi CO + CO2 10 ppm.
Karena synthesis loop dilapisi dengan nitrogen, maka ganti nitrogen dengan mengalirkan
synthesis gas secara perlahan menuju synthesis loop melalui synthesis gas / recirculation gas
compressor.
Bila nitrogen telah digantikan oleh synthesis gas, naikkan tekanan sampai 25 % tekanan operasi
normal.
Periksa tekanan synthesis loop setelah 0,5 1 jam. Pastikan tekanannya konstan. Jika terjadi
2
penurunan tekanan dengan kecepatan sampai 10 kg/cm per jam atau lebih, mungkin sekali telah
terjadi kebocoran besar.
Selama menjaga tekanan tetap konstan, periksa semua sambungan. Segera setelah ditemukan
kebocoran, turunkan tekanan sedikit sampai kebocoran berhenti, kemudian perbaiki kebocoran
tersebut. Setelah itu, naikkan tekanan kembali.
Sambungan flange dapat di tes dengan menyelotip daerah tertentu, kemudian buat sebuah
lubang kecil. Tes lubang tersebut dengan air sabun. Hal ini harus dilakukan dengan cermat
mengingat kebocoran kecil jika dibiarkan akan menggerus sambungan las, sampai kemudian
lubang tersebut membesar.
Setelah tidak ditemukan kebocoran pada tekanan 25 % dari tekanan operasi normal, naikkan
tekanan secara perlahan menjadi 50 % tekanan operasi normal, kemudian periksa kembali
kebocoran yang mungkin terjadi.
Setelah tidak ada lagi kebocoran, turunkan tekanan synthesis loop sampai 50 % tekanan operasi
normal, kemudian diblow dengan synthesis gas. Tekanan dapat diturunkan dengan purging
synthesis gas melalui purge valve normal (FV0502).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
C1.4 N2 PURGE
C1.4.2 Prosedur
1) Pastikan semua operator telah mengerti semua line yang akan dipurging.
2) Tutup semua valve untuk drain, titik pengambilan sample, sambungan purge dan vent pada line
yang akan dipurging.
3) Buka semua block valve dan instrument valve pada line yang akan dipurge.
4) Buka valve di ujung line tersebut.
5) Masukkan nitrogen melalui bagian depan line dan pastikan titik penyemburan teraliri gas.
6) Teruskan pemasukan nitrogen sampai kandungan oksigen di gas keluar line tersebut dibawah 0,2
% volume.
7) Buka semua valve pada drain line, blow line, sample line, instrumentation line, vent line, dan
sebagainya, satu demi satu selama 2 4 menit sewaktu penyemburan nitrogen, agar udara yang
terperangkap di celahcelah bagian tersebut dapat terbuang.
8) Setelah oksigen dihilangkan dengan penyemburan terus menerus, lakukan penaikan dan
penurunan tekanan purge beberapa kali, untuk memaksa keluar semua udara di alatalat, katalis,
2
pemipaan, dan instrumentasi. Naikkan tekanan antara 4 5 kg/cm g dengan nitrogen, kemudian
2
turunkan sampai 0,2 kg/cm g dengan membuka valve di drain line, blow line, instrumentasi, dan
sebagainya. Ulangi langkah ini sampai kandungan oksigen kurang dari 0,2 % volume.
9) Setelah proses ini selesai, jaga hasilnya dengan membuat tekanan sistem sedikit diatas tekanan
atmosfir.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Larutan MDEA yang digunakan selama operasi normal, disiapkan di tangki penyimpan larutan MDEA.
Konsentrasi MDEA dan piperazine dalam air yang digunakan dalam proses yaitu 37 % (b/b) dan 3 %
(b/b), namun konsentrasi larutan yang disiapkan dalam tangki sekitar 50 % (b/b) MDEA. Hal ini
disebabkan karena tidak semua air dapat dihilangkan dari bagian CO 2 removal setelah proses
flushing.
Konsentrasi MDEA yang sesuai harus sudah dicapai setelah konsentrasi larutan kerja mengandung
40 % (b/b) amine selama 6 jam, termasuk penambahan 50 kg antifoam agent pada bagian suction
P0301A/B/C. Saat tersebut menandakan bagian MDEA telah siap untuk di start up sesuai prosedur
yang tercantum dalam bab E.
C1.7.2 Konfirmasi
Sebelum dilakukan proses penghilangan air dan pengeringan, kondisi berikut harus selalu
dikonfirmasikan, yaitu :
Katalis untuk primary dan secondary reformer sudah dimasukkan.
Persiapan untuk sistem waste heat boiler telah selesai.
Pemasangan refractory harus sudah selesai 24 jam sebelum proses pemanasan.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
C1.7.3 Prosedur
C1.7.3.2 Pemanasan
a. Runningkan/start K0201A atau B
b. Nyalakan burner kolom pertama
c.
Catatan 2. Saat TI-0274-1 sampai 6 mencapai 120 C, buka drain valve di dasar transfer line
keluaran secondary reformer, sampai tidak ada air yang keluar. Ulangi operasi
o
tersebut setiap 30 menit sampai TI-0274-1 sampai 6 menjadi 300 C.
Catatan 3. Level V0202 harus selalu diawasi selama pemanasan.
Catatan 4. Saat tekanan N2 dalam sirkuit menurun, gas N2 harus disupply ke sistem melalui line
3N02011.
Catatan 5. Pengeringan terjadi sejak pertama kali sistem dipanaskan, maka harus selalu diawasi
ekspansi termal yang terjadi dengan melihat penambahan jarak antara dua tanda
yang telah dibuat saat sistem dingin. Pastikan semua bagian dapat bebas bergerak
sehingga stress yang berlebihan dapat dihindari.
Catatan 6. Pemanasan diatas temperatur perancangan harus dihindari. Perhatian khusus harus
diberikan pada coil di bagian waste heat, yang mempunyai kondisi stagnant pada
bagian proses.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Catatan. Setelah mencapai titik A, kurva berikutnya yaitu Gambar 3 dapat dipakai untuk pemanasan.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Spesifikasi Katalis
Ukuran
Tipe
Item
Service
No
Lifetime
Volume
Katalis
Katalis
Katalis (m )
Katalis
(tahun)
(mm)
R-0202
H-0201
HTZ-5
4 extrudate
9,0
0,5
R-67R-7H
16 x 11 Ring
3,6
35
9,6
35
15,7
35
25,0
> 10
Sulphur Absorber
Primary Reformer
RK-69-7H
R-67-7H
R-0203
0,9
*1)
Co-Mo
Secondary
Reformer
7 Hole Cylinder
*2)
16 x 11 Ring
RKS-2-7H
7 Hole Cylinder
HT CO
R-0204
SK-201-2
6 x 6 Tablet
43,4
LSK
4,8
LK-821-2
55,65
PK-7R
6 Extrudate
32,5
10
st
KM1R
1,5 3
25,2
> 10
nd
KM1
Irreguler Grain
70,5
Converter
LT CO
R-0205
Converter
R-0301
Methanator
st
1 Ammonia
R-0501
Converter
1 bed
2 bed
nd
1,5 3
2 Ammonia
R-0502
KM1
101
Converter
> 10
Irreguler Grain
*2) Berdasarkan operasi dengan 10 mg/Nm H2S dalam umpan gas alam.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Item
No
Service
Packing
Volume
C-0301
CO2
Stripper
CO2
Absorber
(m )
(mm)
st
1 bed
Upper part of bed
6.7
1000
26.8
4000
33.5
5000
43.7
7000
43.7
7000
92.5
6000
46.25
3000
46.25
3000
Vortax breaker
19.1
500
Below demister
3.2
500
24.3
1000
121.4
5000
15.4
1000
30.8
2000
Vortex breaker
19.1
500
6.3
2000
C-0302
Height
nd
bed
1 bed
2
nd
bed
3 bed
th
4 bed
V-0301
V-0302
V-0251
LP Flash
Drum
HP Flash
Drum
Deaerator
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Tujuan bab ini adalah untuk menjelaskan langkahlangkah yang harus diambil menjelang start up.
Bab ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :
-
Sistem safety interlock trip harus dipastikan dapat berfungsi dengan baik sebelum aktivitas start up
dimulai.
Selama start-up, periksa secara periodik temperatur permukaan peralatan dan pipapipa dengan
refractory line, juga ekspansi termal dari peralatan dan pipa yang utama.
Start-up suatu pabrik amoniak, harus mengikuti langkahlangkah berikut. List tersebut merupakan
gambaran umum saja. Prosedur lebih detail dapat merujuk ke referensi. Harap dilihat juga prosedur
khusus yang harus dilakukan selama start-up.
Prosedur start up disajikan dalam start up flow chart pada halaman berikut.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Sebelum start-up, periksa dan pastikan bahwa pabrik beserta utilitasnya telah siap, seperti dijelaskan
pada Bab D. MP steam harus sudah tersedia dalam jumlah cukup.
1. Start sistem utilitas. (Bagian C2.3).
2. Periksa kesiapan pabrik untuk start up. (Bagian C2.4.1).
3. Onlinekan sistem boiler feed water untuk memproduksi steam. (Bagian C2.4.3, C2.4.4).
4. Pressurize bagian CO2 removal dengan HP nitrogen. (Bagian C2.4.8).
5. Pertahankan sirkulasi larutan aMDEA di bagian CO2 removal. (Bagian C2.4.8).
6. Bypass dan isolasi LT CO Converter (R0205) kemudian tekan dengan nitrogen sampai 5
2
kg/cm g.
7. Hubungkan sirkuit N2 start-up ke bagian reforming dengan cara sebagai berikut :
K0203
E0216
E0201
H0201
R0203
E0208
R0204
0209
E0212A/B
E-0217
E0214
V0202
(Bagian C2.4.4.1).
E0211
8. Start K0203 dan pertahankan flow sirkulasi nitrogen 25.000 Nm /j melalui bagian reforming
2
dengan tekanan max. 5 kg/cm g. Panaskan bagian reforming dan HT CO converter (R0204)
o
dengan sirkulasi nitrogen sampai temperatur inlet tube katalis naik sampai 350 400 C, dan
o
temperatur outlet tube katalis sampai 450 500 C. (Bagian C2.4.4).
9. Panaskan sulphur absorber (R0202) dengan gas alam dari header sekaligus memanaskan
bagian reforming secara simultan. Vent gas alam melalui PV0201, downstream dari R0202.
(Bagian C2.4.5).
10. Ganti aliran sirkulasi nitrogen secara bertahap dengan aliran steam dan hidrogen saat steam
proses terlihat sudah kering dan kandungan sulfur di outlet R0202 dibawah 0,1 ppm volume.
Lanjutkan pemanasan bagian reforming dan HT CO converter sampai temperatur inlet tube
o
o
katalis mencapai 450 500 C, dan temperatur outlet tube katalis 650 700 C. Gas (steam &
hidrogen) harus divent melalui PV0213 outlet HT CO converter. (Bagian C2.4.6).
11. Secara bertahap naikkan rasio steam/carbon sampai 10. Normalkan flow hidrogen saat reaksi
steam reforming berlangsung. Stabilkan operasi desulfurisasi, reforming, dan HT CO converter
sampai mendekati 30 % dari aliran gas alam normal. (Bagian C2.4.7).
12. Secara bertahap naikkan tekanan steam system, yang dikontrol dengan PIC1111 di outlet steam
superheater (E0203). (Bagian C2.4.6).
13. Panaskan bagian CO2 removal secara bertahap dengan menaikkan venting steam/natural gas
melalui manual vent, upstream dari MOV 0311. (Bagian C2.4.8).
2
14. Naikkan tekanan di bagian reforming secara bertahap sampai 20 kg/cm g dengan PIC 0213.
Stabilkan load pada 40 % kapasitas normal. (Bagian C2.4.7).
2
15. Naikkan tekanan generated HP steam sampai 120 kg/cm g. (Bagian C2.4.7).
16. Panaskan bagian process condensate stripper dengan MP steam. (Bagian C2.4.9).
17. Start process air compressor (K0421), sesuai petunjuk operasi vendor. (Bagian C2.4.10).
18. Nyalakan secondary reformer (R0203). (Bagian C2.4.11).
19. Runningkan/start NG booster compressor (K0411), sesuai petunjuk supplier/vendor. (Bagian C
2.4.11).
20. Onlinekan sistem CO2 removal dengan memasukkan gas proses ke C0302. CO2 yang terstrip
divent melalui downstream V0301 dan gas proses divent melalui upstream E0311. (Bagian C
2.4.12).
21. Mulai pemanasan dengan membypass LT CO converter (R0205) dengan sirkulasi nitrogen.
Masukkan gas proses ke LT CO converter saat temperatur katalis telah naik sampai diatas dew
point gas proses. (Bagian C2.4.13).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
22. Stabilkan semua unit upstream dari bagian metanasi pada 70 % beban pada tekanan normal.
(Bagian C2.4.12).
23. Mulai pemanasan methanator (R0301) jika kandungan CO2 di outlet C0302 dibawah 0,1 %.
Gas proses divent dari upstream final gas cooler (E0312). (Bagian C2.4.14).
24. Naikkan kapasitas front end sampai 80 % kapasitas pabrik.
25. Periksa kesiapan ammonia refrigeration loop untuk start up, dengan mempurging nitrogen untuk
digantikan dengan uap amoniak. (Bagian C2.5).
26. Naikkan tekanan semua stage synthesis gas compressor (K0431) dengan synthesis gas.
(Bagian C2.5).
27. Runningkan/start synthesis gas compressor (K0431) pada minimum governor speed dan
opening kick back 100 % pada semua stage sesuai dengan petunjuk pembuat. (Bagian C2.5).
28. Buat dan stabilkan sirkulasi synthesis gas pada ammonia synthesis loop. (Bagian C2.5).
29. Runningkan/start ammonia refrigeration compressor (K0441) dan siapkan ammonia chiller untuk
dihubungkan ke proses. (Bagian C2.6).
30. Mulai pemanasan katalis ammonia synthesis. (Bagian C2.5).
31. Saat synthesis loop mulai memproduksi amoniak, alirkan produk amoniak ke tangki penyimpan
melalui pompa produk (P0501A/B). (Bagian C2.6).
32. Masukkan purge gas dari V0514 dan inert gas dari V0505 menuju ammonia/hydrogen recovery
unit (Z0801/Z0901). (Bagian C2.5).
33. Stabilkan semua unit upstream dan ammonia synthesis pada kondisi operasi normal.
Sebelum menrunningkan/start unit proses, jalankan sistem utilitas dan mantapkan supply utilitas
dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang memuaskan.
Listrik dengan tegangan 11 kV diperoleh dari KDM. Gunakan transformator untuk merubah ke semua
jenis tegangan yang dibutuhkan oleh sistem. Lakukan running test dari emergency diesel generator
(GE6101) sesuai petunjuk operasi dari pembuat.
Raw water dan potable water diperoleh dari OSBL dan tempatkan headernya ke seluruh pabrik agar
dapat digunakan.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Sebagai langkah pertama unutk menrunningkan/start unit utilitas, sistem instrument air harus sudah
tersedia. Runningkan/start instrument air compressor (K4101), instrument air dryer unit (Z4101)
dan pastikan ketersediaannya. Ikuti petunjuk pengoperasian dari pembuat.
Masukkan nitrogen cair ke dalam tangki T4201 dan buat N2 gas dengan cara menguapkannya di N2
vaporizer (E4201), sesuai petunjuk operasi pembuat. Umpankan nitrogen ke tangki buffer gas N2
(V4202) dan purge udara di dalam header distributor nitrogen dengan N2. Saat kandungan oksigen
di V4202 dan header N2 telah dibawah 0,03 % volume, kedua alat tersebut dapat dijalankan/online.
Setelah process air compressor (K0421) dijalankan, start N2 dengan mengumpankan udara ke
suction stage keempat K0421 menuju unit PSA (Z4201X1). Runningkan/start unit PSA sesuai
petunjuk operasi pembuat. Nitrogen di vent melalui vent line di outlet unit PSA.
Saat kemurnian nitrogen telah mencapai 99,97 %, transfer produk N 2 ke V4202. Pertahankan
2
tekanan V4204 sebesar 12 kg/cm g dengan PV42002 dengan mengontrol produksi nitrogen
melalui unit PSA. Saat jumlah nitrogen yang dibutuhkan proses melampaui kapasitas produksi unit
PSA, tekanan V4202 akan turun. Gas N2 hasil penguapan N2 cair dapat ditambahkan ke V4202
melalui PICA4202, saat tekanan di V4202 turun.
2
Header nitrogen terdiri dari general nitrogen header dengan tekanan 5 kg/cm g dan HP nitrogen
2
header yang bertekanan 12 kg/cm g. General nitrogen header digunakan oleh macam-macam user.
HP nitrogen header dihubungkan ke V0306 dan digunakan untuk membuat nitrogen bertekanan 15
2
kg/cm g menggunakan K0301. N2 ini akan digunakan untuk menaikkan tekanan steam drum dan
2
CO2 absorber sampai 15 kg/cm g saat permulaan start-up.
Kapasitas Nitrogen Generation System :
3
- Unit PSA
: 300 Nm /jam
2
Udara masuk ke PSA bertekanan 13,7 kg/cm g berasal dari process air compressor (K0421).
2
Catatan. Udara dengan tekanan 8 kg/cm g yang dihasilkan oleh instrument air compressor (K
4101) dapat juga dipakai untuk menghasilkan nitrogen, asalkan dalam jumlah besar.
2
810
160
750
50
650
0
3
- Unit vaporizer
: 1.000 Nm /jam
Produksi sebesar nilai diatas hanya untuk 8 jam pertama.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Saat level air pada T2201 sudah tinggi, runningkan/start salah satu desalinated water pumps (P
2201A/B) kemudian masukkan ke unit demineralization water (Z2401).
Lewatkan desalinated water melalui salah satu train mixed bed polisher (F2401A/B/C) dan
operasikan unit ini sesuai petunjuk operasi dari pembuat.
Masukkan air demin kedalam tangki demineralization water (T2401). Ketika konduktivitas dalam air
demin meningkat, alihkan aliran ke salah satu train yang lain (F2401A/B/C) dan lakukan proses
regenerasi untuk train yang sudah jenuh tersebut. Setelah proses regenerasi selesai, train tersebut
siap untuk stand-by.
Ketika level air pada T2401 telah tinggi, runningkan/start salah satu DFW pump (P2401A/B) dan
alirkan DFW menuju header distribusi air demin. DFW akan digunakan untuk penyiapan bahan kimia
pada sistem injeksi kimia, air make-up pada sistem air pendingin, DFW ke deaerator (V0251), dll.
Dari header distribusi air demin, air demin akan didistribusikan ke user berikut :
-
Deaerator (V0251).
Air demin dipakai sebagai air umpan deaerator.
Proses
Air demin dipakai sebagai air make-up untuk overhead line dari LP flash drum (V0301) dan initial
water untuk final gas separator (V0311).
Chemical oxygen scavanger diinjeksikan pada line BFW outlet deaerator, sedangkan amoniak di
dalam deaerator. Titik injeksi eliminox dan amoniak juga tersedia pada header distribusi air demin.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Saat pengumpanan air demin ke CW head tank, injeksikan chemical oxygen scavanger ke line
umpan tersebut. Pada pengumpanan air demin ke deaerator, chemical dan amoniak dapat
diinjeksikan baik ke dalam deaerator atau header distribusi air demin.
Banyaknya amoniak, yaitu :
- Amoniak
: pH 9,0 9,5 dalam Boiler Feed Water
C2.3.8 Deaerator (V0251) dan Boiler Feed Water Pump (P0251 A/B)
Saat level air di deaerator dijaga diatas level normal, jalankan motor penggerak pompa HP boiler feed
water (P0251B). Pastikan valve aliran minimum terbuka dan aliran minimum aktual sebanyak 100
3
m /j, dengan flow meter terpasang pada line aliran minimum (ARC valve).
2
BFW dari final discharge sebesar 139,5 kg/cm g dan digunakan untuk waste heat boiler dan HP
2
steam desuperheater, TV0212A/B. BFW dari interstage discharge sebesar 49,5 kg/cm g, digunakan
untuk boiler tambahan (H1101) dan semua steam desuperheater kecuali HP steam desuperheater.
Air laut akan disupply ke sea water cooling tower (CT2101A/B/C/D/E), unit desalinasi (Z2201), unit
klorinasi (Z2102) dan H2SO4 mixer untuk unit dosing H2SO4 (CT2101X2).
Pastikan level air laut pada SW intake pit masih dalam kisaran normal. Runningkan/start salah satu
pompa vakum (P2104A/B) sesuai petunjuk operasi dari pembuat, untuk mengalirkan air laut ke
wadah SW intake pump (P2102A/B). Jalankan salah satu P2102A/B.
Saat unit desalinasi (Z2201) tidak dijalankan, dan hanya sea water cooling tower (CT
2101A/B/C/D/E) yang dioperasikan, maka jumlah air laut akan lebih kecil dibanding aliran minimum
P2102A/B. Untuk mengatasi hal ini, maka buka valve aliran minimum yang tersedia pada discharge
pompa. Hentikan operasi P2104A/B setelah men jalankan P2102 A/B.
Ketika jumlah air laut dinaikkan sampai diatas aliran minimum sesudah Z2201 dijalankan, tutup
valve aliran minimum. Injeksikan klorin ke sea water intake segera sesudah unit klorinasi (Z2102)
dijalankan.
Isi air laut pada basin sea water cooling tower (CT-2101).
Runningkan/start pompa sirkulasi air laut (P2103 A/B/C) dan sirkulasikan air laut dengan
melewatkannya melalui CCW cooler (E2301A/F).
Setelah pompa sirkulasi air laut dirunningkan/start, sebagian air laut dilewatkan menuju side filter
(CT2101X1). Injeksikan bahan kimia dalam air laut sehingga air laut yang bersirkulasi mengandung
bahan kimia dengan konsentrasi tertentu.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
H2SO4 98 %
Dispersant
(NALCO
TRASAL 23183)
Continuous dosing sebesar 0,2 0,5 ppm residual Cl2 pada air
laut yang bersirkulasi dan 0,1 0,2 ppm residual Cl2 pada
seawater intake.
Saat temperatur pada air laut yang bersirkulasi naik, runningkan/start fan (K2101A/E) sesegera
mungkin, sesuai petunjuk operasi pembuat.
Steam Header
Tekanan Operasi
2
Temperatur Operasi
o
(kg/cm g)
( C)
MP
42
386
MLP
8,5
297
LP
3,5
216
Tekanan MP steam header dikontrol dengan venting steam melalui control valve PV1103. Sebelum
menrunningkan/start MLP dan LP steam header, HP BFW harus sudah dirunningkan/start terlebih
dahulu dan injeksi BFW ke desuperheater telah siap.
Tekanan MLP steam header dikontrol dengan memasukkan steam dari MP steam header melalui
control valve PV1105 dan menghasilkan steam ke LP steam header melalui control valve PV1120.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Tekanan SL steam header dikontrol dengan memasukkan steam dari MP steam header melalui
control valve PV1118 dan venting steam melalui control valve PV1107.
Desuperheater digunakan untuk mengurangi temperatur steam sampai temperatur operasi sesudah
tekanannya diturunkan, pada masingmasing steam header.
Steam balance dijaga dengan produk steam, dari sistem waste heat boiler, auxiliary boiler (H1101)
dan steam impor (catatan steam impor hanya digunakan selama beban kapasitas (rate) operasi
masih rendah, baik saat start up dan shut down). Saat beban pabrik telah naik sampai 80 %
kapasitas sehingga panas reaksi dapat dimanfaatkan, dengan cara merunningkan/start bagian
sintesis, pabrik dapat dioperasikan tanpa steam import.
Walaupun steam impor tidak diperlukan lagi dari tinjauan steam balance, tetapi tetap akan diperlukan
saat pabrik dishut-down. Demikian juga saat emergency shut-down di back-end, kebutuhan steam
impor sangat diperlukan untuk melangsungkan operasi bagian front end, minimalnya untuk menjaga
kebutuhan steam proses tetap ada ke primary reformer.
Mempertimbangkan hal tersebut, maka sangat direkomendasikan untuk tetap membuka block valve
pada steam import line dan menjaga steam import line tetap panas dengan mengalirinya
menggunakan steam impor saat normal operasi, secara terus-menerus. Jika hal ini tidak dilakukan,
maka saat reformer harus dishut-down ketika terjadi emergency shutdown menuju unit downstream,
maka pipapipa reformer dan E0202 dapat terjadi overheating oleh panas dalam aliran steam yang
rendah. Hal ini akan mengakibatkan rusaknya alat tersebut.
Saat supply air laut dari P2102A/B dilanjutkan dan operasi MLP steam header telah stabil, maka Z
2201 dapat dirunningkan/start. Ikuti petunjuk operasi unit ini sesuai manualnya. Saat operasi telah
stabil dan kualitas air yang dihasilkan telah memuaskan, produk ini dapat dimasukkan ke tangki
penyimpanan air desalinasi (T2201).
Runningkan/start Z2102 sesuai petunjuk operasi pembuat. Larutan klorin kadar tinggi harus
dihasilkan. Larutan klorin tersebut diinjeksikan ke titik intake air laut dan air laut yang bersirkulasi.
Kuantitas Air Laut
3
1.700 m /h
17.000 m /h
WI-OPR-002-001
2,2 m /h
3
22,8 m /h
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Bahan bakar gas alam diambil dari line utama gas alam pada outlet NG KO drum (V0101). Bahan
2
bakar kemudian diturunkan tekanannya sampai 5 kg/cm g oleh control valve PV01021/2 dan
o
dipanaskan sampai 70 C dengan fuel natural gas preheater (E0101) dimana panas diambil dari
kondensat proses yang direcovery.
Pada tahap start-up, sebelum sistem kondensat proses recovery dirunningkan /start, E0101 tidak
bisa berfungsi, sehingga gas alam dibakar tanpa mengalami pemanasan awal. Temperatur gas alam
o
tersebut berkisar 10 C.
Pada tahap initial start-up, bahan bakar gas alam dari auxiliary boiler (H1101) akan disupply melalui
temporary line, karena bagian dalam pabrik masih dalam tahap konstruksi.
Pastikan line steam dari H1101 diisolasi dari MP steam header dengan menutup valve steam
produk. Runningkan/start H1101 sesuai petunjuk operasi pembuat. Naikkan tekanan steam drum
perlahanlahan dengan mengontrol PIC11022. Saat tekanan steam yang dihasilkan telah sama
dengan tekanan di MP steam header, buka valve steam produk dan pindahkan vent steam dari PV
11022 ke PV1103.
Air limbah yang terkumpul di MDEA collection sump pit (T0304) dan contaminated rainy water pit (T
1101), akan dipisahkan dan diambil oli yang terdapat pada oil separation pit dengan ladle. Saat level
air mencapai nilai tertinggi, MDEA collection sump pump (P0306) dan pompa transfer contaminated
rainy water (P1101) akan berjalan secara otomatis. Saat level air dibawah level normal, pompa
pompa tersebut berhenti dengan sendirinya.
Air limbah yang dipompa dengan P0306 dan P1101 dikirim ke neutralization pit (T2902) dalam
sistem pengolahan air limbah atau neutralization pit (T2402) di daerah unit demineralized water (Z
2401). Runningkan/start sistem kontrol otomatis penetralan air limbah sehingga akan diinjeksi NaOH
menggunakan AV29111 atau H2SO4 menggunakan AV29112 sesuai dengan nilai pH nya,
sehingga air limbah ternetralkan.
Air yang sudah dinetralkan dikirim ke treated waste water pit (T2902) secara aliran gravitasi. Saat
level air mencapai batas tertinggi, runningkan/start salah satu dari treated waste water pump (P
2901A/B) kemudian alirkan ke OSBL chemical pond. Petunjuk operasi yang lebih detail tentang
netralisasi di unit demineralized water (Z2401) dapat mengacu pada manual dari vendor.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Pemanasan air untuk umpan boiler di deaerator dilakukan secara kontak langsung dengan steam
untuk mengeluarkan gas-gas noncondensable seperti udara dari air yang telah diolah. Air umpan
boiler harus diaerasi dengan LP steam yang masuk ke deaerator.
Jika LP steam pemanas belum tersedia sebelum HP Boiler feed water pump (P-0251A/B) jalan dan
desuperheater didalam steam system bekerja, maka deaerator akan digunakan tanpa steam
pemanas pada tahap initial operasi.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
3) Buka block valve dari intermediete discharge line pada 49 kg/cm .g dan supply BFW ke MP BFW
distribution header 6/4/3-BFW-25001.
4) MP BFW akan digunakan untuk steam desuperheater jika alat pembantu boiler tidak dapat
dirunningkan/start.
5) Persiapkan SML steam header dan SL steam header ke dalam operasi dengan menurunkan
tekanan SM steam dan desuperheating.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
C-2.4.3.1 Persiapan
1) Pastikan bahwa pembersihan sistem waste heat recovery dan steam generator line telah selesai.
2) Pemanasan deaerator (V-0251) dengan steam pemanas dibawah operasi normal.
3) HP Boiler Feed Water Pump (P-0251A atau B) sedang berjalan.
4) Boiler pembantu (H-1101) sedang beroperasi.
5) Sistem steam sedang beroperasi.
HP nitrogen dari sistem pembangkitan nitrogen ditekan sampai 15 kg/cm g dengan menggunakan
MDEA recycle compressor (K-0301).
(1) Isolasi MDEA recycle compressor (K-0301) dan loop recycle-nya yang terdiri atas MDEA
recycle cooler (E-0306) dan MDEA recycle separator (V-0306) dari bagian MDEA dengan
menutup valve-valve yang bersangkutan.
(2) Bersihkan recycle loop dengan nitrogen.
2
(3) Masukkan HP nitrogen ke recycle loop sehingga tekanan di recycle loop menjadi 8 kg/cm .g
dengan mengatur block valve di HP nitrogen supply line 3-N-03028.
(4) Buka PV-0306-1 secara manual untuk membuat recycle loop.
(5) Runningkan/start K-0301 menurut instruksi operasi dari pembuat.
2
(6) Naikkan tekanan discharge K-0301 menjadi 15 kg/cm g dengan mengatur PV-0306 secara
2
manual dan jaga tekanan suction 8 kg/cm g dengan mengatur jumlah supply HP nitrogen.
2
(7) Mulai masukkan 15 kg/cm g ke V-0201 dan HP steam header dengan membuka secara
perlahan block valve di line 2-N-03026 pada inlet HP steam header.
(8) Tutup block valve inlet TS-0431, block valve inlet TS-0441, block valve inlet PV-1111 serta
block valve inlet dan outlet E-0500.
(9) Kurangi bukaan 2 block valve di vent line V-0201 dan jaga valve tersebut sedikit terbuka.
2
Disamping menggunakan K-0301, untuk menaikkan tekanan V-0201 sampai 15 kg/cm g dapat
dilakukan dengan menggunakan steam MP yang dialirkan dari MP steam header melalui letdown
valve PV-1102-1/2.
PT Kaltim Parna Industri
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
7) Ketika tekanan V-0201 menjadi 15 kg/cm g, buka HV-0211 secara perlahan di BFW return line 6BFW-02006 dan start recycle BFW ke deaerator.
Jika flow BFW return ke deaerator untuk pencegahan penguapan BFW dapat terpenuhi pada
2
2
tekanan 12 kg/cm g, maka dimungkinkan untuk mengoperasikan V0201 pada 12 kg/cm g
2
dengan pengumpanan 12 kg/cm g HP nitrogen tanpa merunningkan MDEA recycle compressor.
8) BFW recycle dikumpulkan di BFW flash drum (V-0252). Buang BFW ke pit pada saat intial. Saat
BFW telah bersih, kembalikan aliran BFW recycle ke deaerator.
9) Start sirkulasi nitrogen melalui primary reformer.
10) Mulai naikkan temperatur gas sirkulasi dengan penyalaan burner di primary reformer. Kenaikkan
o
temperatur di bagian air dan di bagian steam dari boiler tidak akan melebihi 50 C/jam.
11) Runningkan/start salah satu dari chemical injection pump (Z-0253-P1A/B) dan masukkan
chemical ke boiler feed water.
12) Temperatur boiler water mulai naik ketika temperatur gas sirkulasi inlet RG Waste Heat Boiler (Eo
0208) melebihi 129 C. Waktu untuk menaikkan suhu boiler water dapat diperpendek dengan
menginjeksikan MP steam secara langsung ke reformed gas Waste Heat Boiler.
o
13) Ketika temperatur boiler water naik sampai 200 C, tekanan dari saturation 15 kg/cm g maka
2
pemasukkan 15 kg/cm g nitrogen tidak dibutuhkan lagi, untuk itu K-0301 dihentikan dengan
menutup block valve di nitrogen feed line 2-N-03026.
Jika kenaikan tekanan tidak menggunakan K-0301, maka kondisi K-0301 masih dalam kondisi
stop (tidak beroperasi).
2
14) Atur bukaan vent valve di V-0201 vent line untuk menjaga tekanan 15 kg/cm g.
15) Seiring dengan naiknya jumlah panas masuk ke RG WHB (E-0208), BFW preheater no.1 (E0212A/B), BFW preheater no. 3 (E-0217) dan BFW preheater (E-0205), jumlah steam yang
dihasilkan akan meningkat. Saat aliran umpan BFW yang dibutuhkan melebihi batas debit
maksimum di 1 bypass valve, ganti kontrol umpan BFW dari 1 bypass valve ke 3 LV-0201-1.
HV-0212-1 dan HV-0212-2 diatur untuk mendistribusikan BFW sehingga temperatur BFW keluar
dari E-0212 A/B dan E-0205 kurang dari temperatur didih.
16) Jaga temperatur BFW keluar dari E-0212A/B dan E-0205. Jika temperatur BFW preheater keluar
dari E-0212A/B dan E-0205 mendekati temperatur didih, naikkan aliran BFW ke E-0212A/B dan
E-0205 untuk dikembalikan ke deaerator melalui 6 BFW-02006.
17) Saat pemanasan reformer dihentikan, steam akan terkondensasi di dalam tube E-0212A/B.
o
- temperatur BFW supply ke E-0212A/B adalah 129 C karena BFW tidak dipanaskan di E0213A/B.
o
2
- temperatur dew point steam di dalam E-0212A/B adalah 158 C pada tekanan 5 kg/cm g.
o
o
- karena temperatur BFW supply (129 C) jauh dari dew point (158 C), maka akan terjadi
kondensasi.
Oleh karena itu TV-0239 di bypass line E-0212A/B dibuka penuh secara manual dan E-0212A/B
sebagai kantong aliran steam yang tertinggal.
18) Tekanan steam akan dinaikkan karena adanya kenaikan produk steam. Maka sangat perlu untuk
mengubah steam venting point dari 2 vent valve di steam drum ke valve PV-1111 HP steam
vent.
19) Persiapan untuk memasukkan steam ke CG steam superheater (E-0209) dan steam superheater
(E-0203) dengan pemanasan HP steam line ke atas PV-1111. Buka drain valve di HP steam line,
2 buah 2 drain valve dari tube sheet yang lebih rendah dari E-0209 shell dan 2 drain valve dari
E-0203 inlet dari manifold.
20) Saat HP steam line cukup panas, mulai buka PV-1111 dan buka 2 valve di V-0201. Operasikan
2
PIC-1111 dalam kontrol otomatis dan jaga tekanan pada 15 kg/cm g.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
21) Jika temperatur steam outlet E-0203 lebih dari 515 C, kontrol temperatur steam di 515 C
dengan injeksi BFW melalui desuperheater TV-0212A/B.
22) Saat proses gas alam diumpankan ke primary reformer, panas yang masuk ke E-0208, E0212A/B, dan E-0205 dan pembangkitan steam akan bertambah.
2
24) Ketika temperatur steam lebih dari 400 C, 60 kg/cm g mulai recover HP steam ke MP steam
header melalui letdown valve, PV-1102-1/2. Tempatkan PIC-1102 dalam operasi otomatis dan
tutup PV-1111 dengan mengambil set point tertinggi.
2
25) Naikkan tekanan operasi V-0201 diatas tekanan operasi normal menjadi 120 kg/cm g dengan
2
menaikkan set point PIC-1102 dan jaga tekanan operasi V-0201 pada 120 kg/cm g.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
line gas dihubungkan dengan start-up circuit upstream E-0201 dari titik cabang gas proses
dan bahan bakar gas alam (fuel natural gas).
line supply hidrogen recycle dihubungkan dengan line steam proses upstream E-0201 dari
OSBL hidrogen supply line.
line gas proses dari titik cabang start-up circuit dan line gas proses ke MOV-0311 terletak
pada inlet CO2 absorber (C-0302).
1,0 kg/cm g.
7) Atur tekanan discharge K-0203 pada 5,5 kg/cm g dengan memasukkan atau venting nitrogen.
8) Tidak perlu mensupply MP steam ke start-up heater (E-0216) karena panas masuk yang
diperlukan telah disupply oleh panas dari reformer burner.
C-2.4.4.4 Purging Oksigen untuk Sistem Bahan Bakar Gas Alam (Fuel Natural Gas)
Bahan bakar gas alam selalu disupply ke package boiler (H-1101) melalui line sementara bahan
bakar gas alam (6-FG-01003) saat initial start-up.
Selanjutnya line bahan bakar gas alam pada upstream fuel NG preheater (E-0101) ditutup dengan
menutup block valve dan blind flange.
Purging oksigen dilakukan agar header distribusi bahan bakar gas alam dari inlet E-0101 melalui inlet
shut-down valve (ZV-0204) untuk primary reformer (H-0201), inlet shutdown (ZV-0501) untuk start-up
heater (H-0501), block valve upstream yang dihubungkan dengan line sementara bahan bakar untuk
package boiler (H-1101), dan block valve pada inlet laboratory di control room.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
2) Buka pelan-pelan block valve di inlet line E-0101 (10-FG-01001) dan masukkan gas alam ke
dalam header bahan bakar gas alam.
2
3) Kontrol tekanan dari header bahan bakar gas alam pada 5 kg/cm g dengan PIC-0102.
Karena temperatur flue gas yang meninggalkan bagian radiant primary reformer tinggi maka
temperatur flue gas harus dimonitor untuk menjaga coil di bagian waste heat selama semua tahaptahap process start-up.
Tabel temperatur design untuk coil di bagian waste heat :
o
Item No.
E-0201
748 / 593
E-0202 A
617
E-0203
566 / 520
E-0204 A
433
E-0202 B
472
E-0204 B
414
E-0205
371
E-0204 C
187
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Temperatur design inlet dan outlet manifolds dari coil di bagian waste heat:
o
Item No.
E-0201
425 / 560
E-0202 A
405 / 580
E-0203
420 / 530
E-0204 A
380 / 425
E-0202 B
195 / 375
E-0204 B
180 / 380
E-0205
165 / 340
E-0204 C
110 / 180
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
8) Penyalaan burner dilakukan secara simetris dikedua chamber dan kedua sisi furnace, mulai dari
baris terbawah.
9) Nyalakan 8 burner di baris paling bawah, misalnya 4 burner dalam setiap chamber pembakaran.
Api harus selalu membakar di sisi dinding dan tidak boleh menyentuh tube-tube reformer.
10) Jangan mengoperasikan reformer dengan pengurangan flue gas. Selama tahap initial, burner
akan dirunningkan/start dengan rasio udara relatif lebih tinggi. Sebagai acuan adalah warna api,
yang sebaiknya berwarna biru jernih/bersih tidak ada warna kuning.
11) Naikkan pembakaran di reformer dengan penyalaan burner-burner yang lain. Hal ini untuk
menjaga agar panas seragam/merata di dalam furnace chamber sehingga diperoleh jumlah
burner yang nyala maksimum pada pengoperasian panas yang minimum.
o
12) Kenaikkan temperatur flue gas keluar furnace chamber tidak lebih dari 30 C per jam. Temperatur
outlet flue gas diukur oleh TIA-0223, TIA-0224, dan TIA-0225.
o
13) Saat temperatur flue gas keluar furnace chamber sekitar 300-400 C, panaskan/heating-up line
steam proses upstream dari E-0201.
14) Teruskan proses pemanasan dengan mengalirkan sirkulasi nitrogen sampai temperatur yang
diperoleh :
o
Inlet Primary Reformer
(TIA-0209)
350-400 C
o
Outlet Primary Reformer (TIA-0275)
450-500 C
o
Inlet HT CO Converter
(TI-0254)
200 C
o
Outlet HT CO Converter
(TI-0235)
150 C
15) Periksa temperatur permukaan luar tube katalis H-0201 dengan optical pyrometer untuk
menghindari pemanasan lokal yang berlebihan.
16) Selama periode start-up, ekspansi termal pada peralatan seharusnya diamati berdasarkan tanda
yang telah dibuat dalam posisi dingin dan dijaga agar semua bagian bebas dari stress yang
berlebihan.
17) Naikkan tekanan header burner dengan penambahan set point dari PICA-0207 agar kerja
pembakaran meningkat.
18) Mulai gunakan burner baris atas dengan membuka FV-0215 saat diperlukan.
Primary reformer sekarang siap untuk dimasuki steam proses dan hidrogen.
Tahap pertama pemanasan waste heat boiler, steam drum (V-0201) ditekan sampai 15 kg/cm g
2
dengan menggunakan 15 kg/cm g nitrogen yang disupply oleh K-0301 atau mengalirkan steam dari
MP steam header melalui let-down valve PV-1102-1/2.
Jika jumlah BFW return yang dikembalikan ke deaerator telah dapat terpenuhi pada tekanan 12
2
2
kg/cm g, V-0201 dapat dioperasikan pada tekanan tersebut dengan mengumpankan 12 kg/cm g HP
nitrogen tanpa merunningkan K-0301.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Saat temperatur air boiler dinaikkan sampai 200 C, tekanan V-0201 dijaga pada 15 kg/cm g oleh
2
steam yang dihasilkan tanpa memasukkan 15 kg/cm g nitrogen lagi.
Kemudian hentikan pemasukan nitrogen ke V-0201. Pindahkan venting steam ke vent valve PV-1111
downstream dari steam superheater E-0203, saat temperatur flue gas cukup tinggi untuk menghindari
kondensasi steam di dalam steam superheater (E-0203).
Langkah selanjutnya secara berangsur-angsur tutup PV-1111, selain menjaga aliran steam yang
cukup melalui superheater (E-0203) juga untuk menjaga dari temperatur yang berlebihan sampai
tekanan operasi tercapai.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Pemanasan bagian desulfurisasi berjalan saat salah satu hal-hal sebagai berikut:
- Saat mulai pemanasan reformer dengan sirkulasi nitrogen.
- Saat melindungi NG preheater coils (E-0204 A/B/C) di bagian waste heat recovery oleh aliran gas
alam/gas proses.
- Saat mulai pemanasan primary reformer dengan aliran steam/hydrogen.
1) Periksa bagian desulfurisasi yang terdiri atas NG preheater (E-0204 A/B/C) dan sulphur absorber
(R-0202) sudah dipurged oleh nitrogen dan sudah dijaga tekanannya positif dengan nitrogen.
2) Periksa bagian desulfurisasi diisolasi dari bagian reforming, misalnya flow control valve FV-0201
dan FV-0203 ditutup, downstream vent dibuka dan downstream block valve ditutup sebagai
double block dan bleed.
3) NG Boster Compressor (K-0411) dibypass dari aliran gas alam/gas proses dan buat bypass line
dengan urutan pengoperasian valve sebagai berikut :
- tutup block valve dan bypass valvenya inlet NG compressor separator (V-0411)
- tutup HV-0401 dan bypass valvenya outlet K-0411
- buka block valve di bypass line 8-NG-04003
4) Buka secara perlahan inlet block valve di titik percabangan line gas proses dan line fuel natural
gas dan masukkan gas proses ke bagian desulfurisasi.
2
5) Tekanan gas alam dikontrol 21,5 kg/cm g oleh PICA-0101. Tekanan di bagian desulfurisasi akan
2
menjadi 21,5 kg/cm g dengan membuka inlet block valve.
3
6) Buat aliran gas proses 9.000 Nm /jam melalui bagian desulfurisasi dengan membuka pelanpelan vent valve PV-0201 downstream sulphur absorber (R-0202). Kecepatan aliran gas proses
ke bagian desulfurisasi dapat dihitung dengan menggunakan total flow (FI-0101), flow fuel natural
gas reformer (FIC-0214 dan FIC-0215), dan flow auxiliary boiler (FI-11051).
7) Gas proses akan diumpankan ke bagian desulfurisasi tanpa mengoperasikan NG boster
compressor (K-0411) sampai dengan 40 % beban proses/kapasitas.
8) Saat beban proses dinaikkan lebih dari 40 % kapasitas, jalankan K-0411 paralel dengan line
umpan gas proses.
o
9) Kenaikan panas di bed katalis maksimum 50 C per jam sampai temperatur outlet absorber 300
o
C dengan membypass gas alam yang dipanaskan di NG preheater coils (E-0204A/B/C) melewati
bed katalis.
10) Bypass yang melewati E-0204B akan ditutup secara perlahan selama proses pemanasan untuk
menaikkan temperatur di bagian desulfurisasi. Kapasitas absorbsi katalis ZnO optimum pada
o
temperatur 300-400 C, tetapi katalis akan mulai mengabsorbsi H2S pada temperatur rendah
o
seperti 200 C. Saat kandungan sulfur dalam gas proses keluar desulfurisasi dibawah 0,1 ppm
volume, gas proses siap diumpankan ke bagian reformer.
11) Selama bagian reformer dinaikkan panasnya dengan sirkulasi nitrogen, maka temperatur gas
o
alam outlet E-0204A tidak akan naik sampai 300 C.
12) Saat pemanasan di bagian reforming diganti dengan menggunakan steam, maka temperatur gas
o
proses keluar dari E-0204A perlu untuk dinaikkan sampai lebih dari 300 C sebagai persiapan
untuk memulai pemanasan reformer dengan steam dan gas alam.
13) Untuk menaikkan temperatur outlet E-0204, maka perlu lebih banyak pemanasan ke NG
preheater coils (E-0204 A/B/C). Untuk maksud tersebut maka penambahan pembakaran dari
burner-burner row yang lebih atas dinaikkan dan jika diperlukan mulai untuk menyalakan burnerburner di baris teratas.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
14) Kenaikkan kecepatan total pembakaran dengan menjaga temperatur keluar reformer konstan
berarti kenaikan kecepatan pembakaran dari baris-baris yang lebih atas dan pengurangan
kecepatan pembakaran di baris-baris yang lebih bawah serta kenaikan aliran udara melalui air
register di burner.
15) Untuk menghindari temperatur flue gas di inlet convection section naik lebih dari yang diinginkan,
maka jika perlu cooling air door harus dibuka.
o
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Saat bagian reforming dan HT CO converter dinaikkan panasnya oleh aliran nitrogen sampai
temperaturnya seperti dijelaskan di 14) bagian C-2.4.4.9, aliran nitrogen akan diganti menjadi aliran
steam dan hidrogen.
Prosedurnya sebagai berikut :
1) Pastikan bahwa block valve terakhir dalam line steam proses 14-SM-02003, FV-0701 pada inlet
bagian process condensate stripping dan block valve dalam line steam kembali dari process
condensate stripping tertutup.
2) Pastikan bahwa block valve terakhir dalam line steam proteksi 8-SM-02004 menuju process air
preheater A (E-0204A) tertutup.
3) Mulai memanaskan line proses steam dan line steam proteksi dengan membuka drain valve yang
dipasang di line-line.
4) Pastikan bahwa steam proses dan steam proteksi bebas dari kondensat.
5) Pindahkan kontrol tekanan PICA-0213, yang ditempatkan di upstream dari BFW preheater no. 2
2
(E-0213A/B) ke model otomatis dengan set point
5 kg/cm g yang langsung diatas tekanan
operasi aktual.
6) Dengan tetap menjaga aliran nitrogen, secara perlahan masukkan dry steam ke bagian reforming
melalui line steam proses dan line steam proteksi dengan membuka block valve terakhir.
Kontrol aliran steam proses, pertama dilakukan oleh FV-0206, kemudian oleh FV-0204 seiring
dengan meningkatnya aliran.
Kapasitas aliran maksimum
35.000 kg/jam
80.000 kg/jam
FV-0206
FV-0204
Sejumlah kecil aliran akan cukup untuk steam proteksi jika temperatur inlet flue gas ke process
o
air preheater A (E-0202A) kurang dari 617 C (temperatur design coil E-0202A). Umpankan
steam proteksi melalui FV-0208.
Kapasitas aliran maksimum
45.000 kg/jam
FV-0208
7) Saat steam dimasukkan, buka TV-0239 secara perlahan di bypass line dari BFW preheater no.1
(E-0212A/B) dan BFW preheater no. 3 (E-0217) hingga terbuka penuh sebelum pemanasan
reformer digantikan ke steam.
Steam masuk ke E-0212A/B akan dikondensasikan dan E-0212A/B akan diisi dengan kondensat
steam. Steam akan mengalir ke outlet E-0212 A/B melalui line by-pass.
8) Masukan hidrogen recycle melalui FV-0222, bisa dari luar battery limit atau dari ammonia
synthesis loop, dengan segera sesudah pemasukkan steam (kurang dari 5 menit), rasio molar
dari steam dan hidrogen adalah 10. Jaga rasio ini hingga selesainya proses pemanasan.
Naikkan aliran steam sampai 20 ton/jam saat cutting down / pengurangan flow sirkulasi nitrogen
dengan membuka bypass valve start-up N2 blower (K-0203).
3
Untuk 20 ton/jam aliran steam jumlah aliran hidrogen recycle yang diperlukan 2.500 Nm /jam
3
dengan basis 100% H2, atau 3.100 Nm /jam gas recycle impor dengan asumsi kandungan H2 82
% volume.
9) Saat operasi dan kondisi temperatur di primary reformer stabil, stop N2 circulation dan isolasi N2
start-up circuit dengan memakai spectacle blind.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
13) Tekanan steam drum (V-0201) dijaga 15 kg/cm g pada permulaan dari steam heating dan BFW
recycle ke dearator.
14) Sesudah E-0212A/B dan E-0217 dibypass, temperatur outlet BFW dari E-0212A/B tidak akan
dipanaskan atau hanya sedikit dipanaskan.
15) Temperatur outlet BFW dari BFW preheater (E-0205) akan naik sesuai dengan kenaikan
pembakaran di reformer.
Jika temperatur outlet BFW dari E-0205 mendekati temperatur didih, atur H-0211 dari BFW return
o
line untuk menjaga 15-20 C lebih rendah dari temperatur didih.
16) Dengan menaikkan kecepatan pembakaran akan diperlukan untuk mendinginkan steam
superheater coil (E-0203) dengan mengalirkan steam ke dalam coil.
Pemanasan HP steam line dilakukan dengan membuka drain valve di line dan peralatan
utama/exchanger. Sesudah SH line dipanaskan, buka PV-1111 yang terletak di downstream E0203, pindahkan venting steam dengan menutup 2 vent valve V-0201.
17) Sesudah steam vent point dipindah dari 2 vent valve V-0201 ke PV-1111, mulai naikkan tekanan
2
steam generation sampai 60 kg/cm g dengan menaikkan set tekanan dari PV-1111.
o
18) Saat temperatur steam yang dihasilkan pada outlet E-0203 naik sampai
400 C pada tekanan
2
60 kg/cm g, kembalikan steam yang dihasilkan ke SM header melalui let down valve PV-11021/2.
o
19) Jika temperatur inlet flue gas ke process air preheater A (E-0202A) lebih dari 617 C (temperatur
design coil E-0202A), maka tingkatkan flow steam proteksi ke E-0202A. Kontrol flow steam
o
dengan FV-0208 untuk menjaga temperatur steam outlet (TIA-0213) kurang dari 580 C
(temperatur design E-0202 A outlet manifold).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
1) Yakinkan kandungan sulfur dalam gas alam sesuai design (lihat bagian C-2.4.5), gas alam dapat
dimasukkan ke primary reformer. Pertama, alirkan sejumlah kecil gas alam yang telah
didesulfurisasi ke primary reformer melalui FV-0203.
2) Reaksi steam reforming yang terjadi ditandai dengan turunnya temperatur outlet primary
reformer. Rasio molar steam dan karbon dijaga sekitar 10.
3
Untuk jumlah flow steam 30 ton/jam maka flow NG yang dibutuhkan adalah 3.300 Nm /jam
3
dengan rasio steam/karbon sebesar 10, dan recycle gas 4.600 Nm /jam masih tetap disuplai.
Sehingga jumlah masing-masing flow adalah :
3
- Gas alam (NG)
: 3.300 Nm /jam
3
- Recycle gas
: 4.600 Nm /jam
(kandungan H2 dalam imported recycle gas 82%)
- Steam
: 30 ton/jam
2
Naikkan tekanan inlet primary reformer sampai 10 kg/cm g.
3) Naikkan pembakaran primary reformer, kenaikan temperatur flue gas outlet radiant chamber 40
o
o
o
C/jam untuk memperoleh temperatur katalis sekitar 500 C dan 700 C pada inlet dan outlet tube
reformer.
4) Temperatur katalis reformer, diukur pada temperatur outlet primary reformer, dapat dinaikkan
o
maksimum 50 C/jam. Temperatur permukaan luar tube katalis dimonitor dengan pyrometer untuk
menghindari local overheating.
5) Normalkan aliran hidrogen sesudah reaksi steam reforming berlangsung dan temperatur keluar
o
dari tube reformer (TIA-0275) dinaikkan sampai sekitar 780 C.
Jumlah flow hidrogen dihitung berdasarkan ratio steam dan hidrogen 76,1 pada beban operasi
100 %.
3
Jumlah flow hidrogen yang diharapkan untuk 30 ton/jam flow steam adalah 491 Nm /jam (jika H2
3
100%) atau setara dengan
600 Nm /jam gas recycle impor (asumsi: kandungan H2 82 %
volume).
6) Naikkan rate/kapasitas operasi bagian desulfurisasi, reforming, HT CO Converter pada
kapasitas normal flow gas alam.
30%
Laju umpan hidrogen recycle dan steam proses seharusnya dihitung, sehingga rasio
steam/hydrogen 76,1 dan rasio steam/karbon 5,0.
Kondisi flow gas alam, recycle hidrogen, dan steam proses untuk beban proses 30% adalah
sebagai berikut :
3
- Gas alam
: 11.150 Nm /jam
3
3
- Hidrogen recycle : 830 Nm /jam jika H2 100% (1010 Nm /jam jika
kandungan H2 dalam gas recycle impor 82%)
- Steam proses
: 50,7 ton/jam
Naikkan tekanan reformer bersama dengan kenaikkan beban operasi. Tekanan inlet primary
2
reformer 17 kg/cm g pada beban operasi 30 %.
7) Monitor/check temperatur outlet hairpins primary reformer (TI-0274-1 sampai TI-0274-6) untuk
mengindentifikasi kemungkinan pembakaran yang tidak merata di reforming.
8) Saat pengaktifan HT CO Converter dan primary reformer telah selesai, beban operasi dapat
dinaikkan. Pindahkan kontrol untuk steam dan gas proses menuju primary reformer dari control
bypass saat start-up (FICA-0206 dan FIC-0203) menjadi kontrol utama (FICA-0204 dan FICA0201) pada saat yang tepat.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Naikkan flow NG secara perlahan menjadi 14.900 Nm /jam sampai 40 % kapasitas, naikkan flow
steam 60,6 ton/jam, dengan menjaga rasio H2O/C
4,5. Atur temperatur gas outlet primary
o
reformer 700-750 C. Temperatur inlet HT CO converter dikontrol dengan TICA-0278 sekitar 360
o
C.
Kondisi flow NG, hidrogen recycle, dan process steam untuk beban operasi 40% adalah sebagai
berikut :
3
- Natural gas
: 14.900 Nm /jam
3
3
- Hidrogen recycle
: 990 Nm /jam jika H2 100% (1.210 Nm /jam jika
kandungan H2 dalam gas recycle impor 82%)
- Steam proses
: 60,6 ton/jam
2
Tekanan inlet primary reformer akan menjadi 20 kg/cm g untuk beban operasi 40%.
2
9) Naikkan tekanan HP steam yang dihasilkan menjadi tekanan normal 120 kg/cm g
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
1) Periksa bahwa bagian CO2 removal sudah bersih dan foaming test telah dilakukan seperti bab C1. Tahap persiapan pengoperasian dilakukan.
2) Periksa jumlah MDEA solution yang disiapkan dari MDEA solution storage tank (T-0301) cukup.
Konsentrasi MDEA solution :
aMDEA + Piperazine
: 40 % berat
Air
: 60 % berat
3) Periksa bahwa bagian CO2 removal sudah diisolasi dari bagian upstream dengan penutupan
MOV-0311 inlet CO2 absorber (C-0302) secara manual.
4) Periksa bahwa methanator (R-0301) diisolasi dari bagian CO2 removal dengan menutup ZSV0304 dan block valve inlet ZSV-0304 dan membuka drain valve antara ZSV-0304 dan block valve
sebagai double block dan bleed.
5) Periksa supply cooling water ke heat exchanger (E-0303, E-0306, dan E-0308) dan mesin-mesin.
6) Periksa air umpan deaerator mengalir melalui heat exchanger (E-0304 dan E-0305).
7) Purging O2 dari bagian CO2 dan jaga tekanannya positif dengan nitrogen.
8) Atur level control LICA-0310 untuk C-0302 dan LICA-0307 untuk V-0302 secara manual dengan
posisi control valve ditutup.
9) Runningkan/start solution transfer pump (P-0305) dan transfer MDEA solution ke CO2 absorber
(C-0302) melalui MDEA make up filter (F-0301) sampai level high di LICA-0310.
Setelah itu ganti aliran outlet F-0301 untuk transfer larutan ke CO2 stripper (C-0301) sampai level
high di LICA-0302.
Selama transfer larutan oleh P-0305, teruskan supply larutan dari T-0301 ke MDEA solution sump
tank (T-0303) dengan melihat level indicator LIA-0321 dari T-0303.
10) Saat transfer larutan selesai, stop P-0305.
11) Tutup valve fill up larutan ke C-0302 secara manual, FV-0305 dan bypass valve di line supply
proses kondensat 10-MAS-03026, serta kedua FV-0306-1/2 di line larutan semi-lean 24-MAS03050.
12) Tutup LV-0309, upstream dan downstream block valve serta bypass valvenya di line larutan 2MAS-03027 outlet dari V-0306 dan block valve di drain line 2-MAS-03050.
13) Pastikan bahwa HP nitrogen supply line dari K-0301 ke sistem HP steam diblok dengan menutup
block valve dan blind flange inlet sistem HP steam.
14) Masukkan HP nitrogen ke MDEA recycle separator (V-0306) sehingga tekanannya menjadi 8
2
kg/cm g.
2
16) Masukkan 15 kg/cm g nitrogen ke C-0302 dengan membuka block valve di line 3-HG-03004.
2
Press-up CO2 removal unit sampai tekanan 15 kg/cm g dapat juga menggunakan process gas
outlet LTS (R-0205). Press-up dapat dilakukan secara perlahan dengan membuka block valve
bypass MOV-0311. Process gas diventing di pressure control valve PV-0315 outlet C-0302.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
18) Buka penuh FV-0302 sebagai persiapan untuk start-up bypass loop dari lean solution pump.
19) Start lean solution pump (P-0302 B / motor) sesuai manual operasi dari pembuat, sesudah
memastikan bahwa level cairan di C-0301 pada high level, ZV-0302 B, bypass valve kecil ZV0302 B, dan FV-0304 di lean solution line ke C-0302 ditutup, sedangkan block valve di start-up
bypass line 6-MAS-03081 dibuka. Jumlah aliran yang melalui start-up bypass line akan terjamin
3
95 m /jam dari aliram minimum pompa dengan adanya ARC valve. Sebelum start pompa,
yakinkan block valve minimum flow terbuka.
20) Pastikan bahwa suction valve pada semua solution pump dan discharge valve untuk hydraulic
turbine dibuka.
Kemudian mulai supply seal liquid ke solution pump dan hydraulic turbine untuk pembuatan seal
liquid header yaitu dengan pengumpanan lean solution dari discharge P-0302 B.
21) Set up lean solution line untuk aliran yang tidak melalui F-0301, karena make up solution ke
system akan dibutuhkan selama tahap initial start-up yaitu untuk menaikkan kecepatan sirkulasi
dari solution.
22) Buka small bypass valve ZV-0302 B secara perlahan dan isikan solution ke line sampai FV-0304.
Sesudah pengisian, buka ZV-0302 B pelan-pelan pada bagian handlenya sampai terbuka penuh.
Kemudian mulai alirkan lean solution ke C-0302 dengan membuka FV-0304 pelan-pelan secara
manual.
23) Alihkan level control LICA-0310 dari C-0302 dan LICA-0307 dari V-0302 ke automatic dan periksa
kontrol-kontrol tersebut bekerja dengan baik.
24) Yakinkan controler bekerja dengan baik, naikkan jumlah aliran lean solution dan tempatkan FICA0304 pada posisi automatic dengan set point serendah mungkin. Tutup block valve di start-up
3
bypass line sesudah memastikan bahwa jumlah aliran lean solution lebih dari 95 m /jam.
25) Dengan naiknya level cairan di C-0302, LV-0310-1 akan terbuka, karena BV upstream LV-0310-1
posisi tertutup, maka tidak ada aliran ke hydraulic turbine.
Sehingga LV-0310-2/3 di bypass line hydraulic turbine akan membuka dan level cairan di HP
flash drum (V-0302) akan terlihat.
26) Saat level cairan di LICA-0307 pada V-0302 tercapai, maka LV-0307-1/2 akan membuka.
2
Selama tekanan V-0302 dijaga 8 kg/cm .g, cairan di V-0302 dapat ditransfer ke LP flash drum (V0301) melalui LV-0307-1/2. Level cairan di V-0301 akan mulai bertambah.
27) Sesudah lean solution pump (P-0302B) mulai supply solution ke C-0302, sehingga level cairan di
C-0301 akan mulai berkurang.
Runningkan/start lagi solution transfer pump (P-0305) dan transfer solution ke C-0301 sampai
level cairannya sesuai dengan yang diinginkan.
28) Set up valve di delivery line dari split stream pump (P-0303A/B) untuk membuat aliran melalui
bypass line flow minimum.
Tutup FV-0302 di split stream line ke C-0301.
29) Saat level cairan di V-0301 terlihat di level indicator LIA-0304, runningkan/start satu dari split
stream pump (P-0303A atau B sesuai dengan petunjuk operasi dari pembuat dan kembalikan
discharge solution ke V-0301.
3
Jumlah aliran dari aliran minimum pompa, P-0303A/B adalah 100 m /jam.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
30) Saat level cairan di V-0301 mencapai level yang normal, buka FV-0302 langsung dan mulai
alirkan cairan dari V-0301 ke C-0301.
Kemudian LICA-0302 (FV-0302) dikontrol secara otomatis.
31) Sekarang telah terjadi sirkulasi larutan melalui bagian CO2 removal. Naikkan jumlah sirkulasi
aliran.
32) Set up valve-valve di delivery line dari motor / hydraulic turbine penggerak semi-lean solution
pump (P-0301 A) untuk membuat aliran melalui start-up bypass line :
- buka block valve di start-up bypass line
- tutup ZV-0301A secara manual dan small bypass line-nya
- pastikan bahwa FV-0306-1/2 tertutup
- pastikan bahwa hydraulic turbine tidak terhubungkan dengan kopling pompa
3
33) Runningkan/start P-0301A dan pastikan bahwa tekanan discharge sesuai untuk 400 m /jam dari
aliran minimum pompa dan tidak ada vibrasi abnormal.
34) Pelan-pelan buka small bypass valve dari ZV-0301A dan isikan larutan ke line FV-0306-1/2.
Sesudah pengisian, buka handle ZV-0301A secara perlahan sampai terbuka penuh.
Kemudian mulai mengirim semi-lean solution ke C-0302 dengan membuka FV-0306-1/2 langsung
secara manual.
35) Naikkan aliran semi-lean secara perlahan dengan menambahkan setpoint FICA-0306. Saat
jumlah aliran dinaikkan melebihi kecepatan aliran minimum P-0301A, tutup block valve di start-up
bypass line.
36) Saat operasi tersebut stabil pada semua bagian, operasikan semi-lean solution pump secara
paralel dengan menrunningkan/start motor penggerak P-0301C.
37) Naikkan kecepatan sirkulasi dari lean solution dan semi-lean solution menjadi 80% kecepatan
aliran normal.
Aliran 80%
Aliran 100%
3
3
Lean solution (FICA-0304) 270 m /jam
334 m /jam
3
3
Semi-lean sol. (FIC-0306) 1600 m /jam
2024 m /jam
38) Dengan naiknya kecepatan aliran lean dan semi-lean, maka level cairan di C-0301 akan
berkurang sebab cairan yang ada di packing tower meningkat. Supply larutan dari T-0301 dengan
menggunakan P-0305.
39) Alirkan lean solution melalui MDEA solution filter (F-0301) secara kontinyu.
40) Sebelum temperatur larutan dinaikkan, sangat perlu untuk menrunningkan /start bagian washing
di bagian atas V-0301 untuk mengurangi MDEA yang hilang.
Supply air demin ke suction line dari OH Condensate pump (P-0304A/B) sehingga level air di LIA0306 mencapai level high.
41) Pastikan bahwa air pendingan mengalir melalui CO2 product cooler (E-0308).
42) Runningkan/start salah satu dari OH Condensate Pump (P-0304 A atau B) dan sirkulasikan wash
water.
43) Saat sirkulasi solution stabil pada rate flow sirkulasi 80% dan bagian washing dirunningkan/start,
mulai naikkan temperatur larutan dengan memasukkan gas proses ke CO2 stripper reboiler (E0302) dan DFW preheater no. 2 (E-0305).
Buka secara bertahap vent valve upstream MOV-0311 secara manual.
Vent valve PV-0213 akan menutup.
Periksa untuk memastikan level control LICA-0301 di process condensate separator (V-0304)
berfungsi dengan baik.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
44) Dengan aktifnya vent gas proses upstream MOV-0311, maka BFW di preheater no. 2 (E0213A/B) mengalami pemanasan, temperatur outletnya akan naik.
o
Saat temperatur BFW outlet E-0213A/B melewati temperatur dew point gas proses ( 175 C)
buka 1 drain valve outlet BFW preheater no. 1 (E-0212A/B) dan drain condensate yang
terakumulasi di E-0212A/B. Saat condensate yang terakumulasi diaktifkan, tutup bypass valve
TV-0239 pelan-pelan secara manual dan operasikan E-0212A/B untuk mengontrol temperatur
gas proses.
45) Temperatur outlet BFW dari E-0212A/B akan bertambah.
Jika temperatur BFW mendekati temperatur didih, naikkan aliran BFW melalui E-0212A/B dengan
menaikkan jumlah aliran BFW yang dikembalikan ke deaerator.
46) Saat temperatur gas proses keluar dari E-0212A/B stabil, operasikan TICA-0239 secara otomatis.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
2) Tekanan V-0304 akan mendekati 18 kg/cm g saat tekanan inlet primary reformer 20 kg/cm g dan
beban operasi 40 %.
3) Pastikan bahwa LV-0301-1 pada discharge process condensate pump no. 2 (P-0704A/B) tertutup
dengan memutar kontrol HC-0301 dan valve di bypass line aliran minimum pompa dibuka.
4) Saat level cairan di V-0304 diatas level yang normal, runningkan/start salah satu dari P-0704A/B
sesuai dengan instruksi operasi dari pembuat dan alirkan melalui bypass line aliran minimum
pompa.
3
Jumlah aliran yang dialirkan oleh aliran minimum pompa adalah 20 m /jam.
2
Tekanan discharge dari P-0704A/B akan mendekati 34 kg/cm g saat tekanan di V-0304 18
2
kg/cm g.
5) Buka LV-0301-1 secara perlahan lewat HC-0302 dan mulai masukkan process condensate ke C0701.
6) Sesudah memastikan bahwa jumlah process condensate cukup untuk operasi C-0701, hentikan
umpan air demin ke C-0701.
7) Sesudah umpan air demin dihentikan, mulai naikkan tekanan C-0701 sampai tekanannya sama
2
dengan steam proses, sekitar 20 kg/cm g dengan mengatur steam vent valve.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
8) Naikkan umpan kondensat proses C-0701 dengan membuka LV-0301-1 hingga LV-0301-2
ditutup secara otomatis oleh LICA-0301. Kemudian operasikan kontrol LV-0301-1 ke LICA-0301
secara otomatis.
9) Saat operasi C-0701 stabil, setelah itu mulai untuk mengambil steam kembali dan dikembalikan
ke dalam aliran steam proses dengan membuka block valve upstream dari steam proses/return
mixing point line pelan-pelan bersamaan dengan menutupnya vent valve.
10) Saat kualitas stripped condensate sesuai design, alirkan stripped condensate ke desalinated
water storage tank (T-2201) dengan membuka AV-0701-1 dan menutup AV-0701-2 secara
manual.
Aktifkankan interlock I-74.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
1) Periksa bahwa semua control valve dan block valve di line inlet udara proses ke reformer ditutup
dan drain valve dibuka :
- FV-0209 dan inlet/outlet block valvenya ditutup. Drain valve antara FV-0209 dan inlet block
valvenya dibuka.
- FV-0216 dan inlet/outlet block valvenya ditutup. Drain valve antara FV-0211 dan inlet block
valvenya dibuka.
2) Yakinkan block valve di line supply udara ke sistem instrument air dan sistem nitrogen generation
ditutup.
3) Reset IS-42.
4) Start process air compressor (K-0421) menurut petunjuk operasi pembuat.
5) Naikkan speed sampai mencapai tekanan operasi normal :
Tekanan Operasi Normal
Penggunaan / Pemakaian
th
disch. stage 4
th
disch. stage 4
Secondary reformer
36 kg/cm g
36 kg/cm g
suct. stage 4
th
13,4 kg/cm g
suct. stage 4
th
13,4 kg/cm g
6) Jika operasi K-0421 sudah stabil, supply udara ke instrument dan service air system dari suction
th
th
stage 4 dan discharge stage 4 dengan membuka block valve.
Kemudian stop pengoperasian instrument air compressor (K-4101) dan stand-bykan K-4101.
th
7) Start supply udara ke nitrogen generation system dari suction stage 4 dengan membuka block
valvenya.
Gunakan produk nitrogen jika kemurnian nitrogen mencapai 99,97 % vol.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Pada tekanan sekitar 20 kg/cm g dan 40 % dari kapasitas normal flow gas alam dan temperatur bed
o
katalis sekitar 650 C, secondary reformer siap untuk dinyalakan. Kenaikan temperature yang tibatiba menandakan penyalaan berlangsung dengan baik.
Prosedur penyalaan secondary reformer :
1) Stabilkan operasi sehingga temperatur inlet dan outlet secondary reformer konstan.
2) Pastikan bahwa tekanan udara proses lebih tinggi dari tekanan gas proses.
3) Buka block valve upstream FV-0209, FV-0216, dan FV-0211.
4) Heating up line udara proses dengan membuka drain valve di upstream inlet FV-0209, 0216, dan
0211.
5) Buka block valve downstream FV-0211.
6) Masukkan sedikit aliran udara (
Flow steam proteksi ke air preheater coil (E-0202 A) harus dikontrol untuk menjaga udara/steam
o
inlet secondary reformer 500-550 C.
7) Monitor temperatur outlet secondary reformer (TIA-0276) selama operasi. Jika penyalaan terjadi,
akan ada kenaikan temperatur. Jika tidak ada kenaikan temperatur sesudah 5 menit, hentikan
o
aliran udara selama 5 menit. Jika temperatur outlet secondary reformer berkurang lebih dari 5 C,
coba untuk penyalaan lagi, tetapi sekarang aliran udara yang digunakan lebih besar. Ada interval
o
15-20 menit antara setiap usaha penyalaan. Jika hasilnya temperatur turun lebih dari 5 C, tunggu
sampai temperatur katalis dikembalikan ke normal sebelum usaha penyalaan yang lain.
8) Sesudah penyalaan sukses, perlahan-lahan naikkan supply udara sampai perbandingan H2/N2
dari synthesis gas yang diharapkan tercapai. Selama operasi ini, kecepatan kenaikan temperatur
o
o
di secondary reformer tidak lebih dari 40 C/jam (30 C/jam selama initial start-up).
9) Saat aliran udara proses meningkat, kurangi aliran steam proteksi ke process air preheater (E0202 A) dengan mengoperasikan FIC-0208 untuk menjaga temperatur outlet E-0202 A
500o
550 C.
10) Pada beban proses 40 % kapasitas, flow natural gas, udara proses, hidrogen recycle, steam
proses, dan tekanan operasi adalah sebagai berikut:
3
- Natural gas
: 14.900 Nm /jam
3
- Udara proses
: 23.580 Nm /jam
3
3
- Hidrogen recycle : 990 Nm /jam jika H2 100 % (1.210 Nm /jam jika gas
recycle impor dengan kandungan H2 82 %)
- Process steam
: 60,6 ton/jam (S/C = 4,5)
2
- Tekanan operasi : 20 kg/cm g inlet primary reformer
Dengan naiknya jumlah udara proses, pindahkan kontrol umpan udara dari FIC-0211 ke FIC0216, kemudian dari FIC-0216 ke FICA-0209.
3
Flow udara (FIC Nm /jam)
- FIC-0211
500 - 3.000
- FIC-0216
3.000 - 15.000
- FICA-0209
15.000 - 80.000
Saat jumlah aliran udara proses tercapai untuk beban proses 40 %, kontrol aliran udara dengan
FICA-0209 dan tutup kedua FIC-0211 dan FIC-0216.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
11) Setelah udara proses dimasukkan ke secondary reformer (R-0203), maka temperatur outlet R0
0203 naik sampai 970 C.
o
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Sebelum penambahan gas proses ke CO2 absorber, tekan CO2 absorber (C-0302) dengan K-0301
2
sampai 15 kg/cm g dengan menggunakan nitrogen. Press-up CO2 absorber dapat dialkukan dengan
mengalirkan process gas outlet LTS melalui block valve bypass MOV-0311. MDEA solution
disirkulasikan pada rate 80 % dari kapasitas operasi normal dan temperaturnya dinaikkan sekitar
temperatur operasi normal.
2
Tekanan gas proses sekitar 18 kg/cm g pada upstream MOV-0311 saat primary reformer
2
dioperasikan pada 20 kg/cm g dengan rate operasi 40 % dari kapasitas design.
2
Set tekanan PIC-0315 sehingga tekanan di reformer 20 kg/cm g pada beban operasi 40 %.
8) Periksa konsentrasi MDEA solution dan tambahkan dari T-0301 jika diperlukan.
9) Jika beban pengoperasian 40 % sudah stabil, perlahan-lahan naikkan beban operasi dari frontend hingga kapasitas pabrik 70 %.
10) Naikkan flow sirkulasi lean solution dan semi-lean solution hingga rate 100 %.
Rate 100%
Lean solution
334 t/jam
Semi-lean solution
2,024 t/jam
11) Dengan kenaikan beban operasi, maka naikan tekanan operasi. Tekanan inlet primary reformer
2
pada beban operasi 70% menjadi 30 kg/cm g.
12) Mulai untuk supply process condensate ke bagian atas C-0302 sebagai washing water (air
pencuci).
13) Jika operasi sudah stabil, operasikan hydraulic turbine (TX-0301) dengan membuka secara
berangsur-angsur block valve inlet line ke TX-0301 menurut instruksi operasi dari pembuat.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Saat kecepatan/speed rotasi TX-0301 terpenuhi, TX-0301 clutch akan terhubungkan dengan P0301A secara otomatis sehingga akan diperoleh tenaga untuk menggerakkan P-0301A.
14) Ambil sample pada gas proses outlet C-0302 dan AP-0320, analisa kandungan CO2 -nya di
laboratorium.
Bandingkan hasilnya dengan pembacaan di AIA-0301, dan jika diperlukan lakukan kalibrasi.
15) Saat kandungan CO2 kurang dari 0,1 % volume, masukkan gas proses ke methanator.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Jika katalis dalam kondisi teroksidasi, maka harus direduksi sesuai dengan prosedur yang dijelaskan
di bagian C-2.7.5.
Jika katalis sedang diaktifkan, naikkan temperatur LT CO Converter dengan sirkulasi nitrogen dari
nitrogen start-up circuit.
Start-up N2 heater
R-0205
LT CO Converter
E-0214
Start-up N2 cooler
V-0202
Start-up N2 separator
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
8) Start K-0203.
Atur kickback valve blower agar perbedaan tekanan antara discharge dan suction
1,0 kg/cm .
9) Atur tekanan dicharge K-0203 5,5 kg/cm .g dengan pemasukkan atau venting nitrogen.
Aliran sirkulasi
30.000 Nm /jam.
o
10) Mulai panaskan bed katalis dari ambient sampai temperatur 200-220 C pada inlet katalis dengan
o
kecepatan 25 C/jam dengan menggunakan MP steam ke N2 heater (E-0216).
o
11) Kecepatan pemanasan maksimum yang diijinkan adalah 50 C/jam. Jika beberapa indikator
o
temperatur di bed katalis nampak ada kelainan pada 100 C, hal ini mungkin karena adanya air
di thermowell, thermowell kemudian akan di blow dengan nitrogen.
o
12) Jika temperatur 200-220 C tercapai di bagian top bed katalis, maka temperatur dijaga konstan
sampai temperatur merata sama disemua bed.
1) Temperatur gas proses outlet E-0212A/B diharapkan 200-220 C dengan titik dew point pada 170
o
C pada beban proses 70 %.
2) Atur temperatur R-0205 sampai kurang lebih sama dengan temperatur gas proses outlet E0212A/B.
3) Buka penuh bypass valve/kick back sekitar K-0203 dan stop start-up circuit dari R-0205 dengan
menutup block valve di line sirkulasi nitrogen supply dan line sirkulasi nitrogen return.
4) Stop K-0203.
Kurangi tekanan start-up circuit dan pindahkan kedua blind flange yang dipasang di nitrogen inlet
dan outlet block valve ke posisi tertutup.
5) Pindahkan blind flange yang terpasang di inlet dan outlet R-0205 ke posisi terbuka. Hindari udara
luar masuk ke sistem.
6) Buka MOV-0210 di inlet line dan block valve upstream dari blind flange di outlet line.
7) Tutup drain valve di kedua gas proses inlet line dan outlet line. Untuk amannya operasi ini, jaga
dari adanya kebocoran gas yang melalui 20 block valves.
8) Tekan R-0205 melalui 1 bypass melintasi 20 block valve di outlet line.
9) Saat tekanan R-0205 sama dengan tekanan downstream dari R-0205, buka block valve di gas
proses inlet dan outlet line.
10) Tutup MOV-0212 di bypass line. Sekarang R-0205 online.
o
11) Temperatur inlet R-0205 harus selalu dijaga sedikitnya 20 C dibawah temperatur dew point gas
proses.
12) Sebagai catatan, pada saat mengaktifkan LT shift sesudah reduksi atau shut down, tiba-tiba
o
temperatur bed akan bertambah/naik sampai 50 C. Hal ini terjadi karena chemisorption dari
reaktan di permukaan katalis dan selama 1 jam terjadi gelombang panas yang bergerak turun
melalui bed katalis.
13) Ambil sample pada gas proses yang meninggalkan R-0205 dan analisa kandungan CO-nya di
laboratorium.
Bandingkan hasilnya dengan pembacaan dari AI-0205 dan kalibrasi jika diperlukan. Kandungan
CO seharusnya di bawah 0,29 dry % volume.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Saat operasi HT CO Converter, LT CO Converter dan bagian CO2 Removal memuaskan maka
bagian operasikan bagian methanator. Tekanan front end dikontrol oleh PIC-0315.
Katalis methanation (Ni) tidak tahan terhadap sulfur, sehingga sangat vital untuk memastikan gas
proses yang meninggalkan CO2 absorber bebas dari sulfur (dibawah 0,05 ppm).
Kandungan CO2 dari gas yang meninggalkan LT CO converter kurang lebih 0,29 % volume.
Stabilkan operasi dari CO2 removal dan kandungan CO2 dari gas proses outlet CO2 absorber
dibawah 0,1 % volume.
2) Purge oksigen dari synthesis gas compressor dan runningkan/start dry gas seal system untuk
synthesis gas compressor sesuai dengan instruksi operasi dari pembuat sebelum memasukkan
gas proses ke methanator.
3) Tutup penuh butterfly valve di line 18-CG-03005 antara outlet methanator heat exchanger (E0311) dan R-0301.
4) Set up TICA-0313 sehingga TV-0313-1 tertutup dan TV-0313-2 langsung terbuka.
5) Buka pelan-pelan PV-0316 untuk mengalirkan gas proses ke R-0301.
Akhirnya pindahkan venting point dari PV-0315 ke PV-0316.
6) Kontrol tekanan dengan PIC-0316 agar tekanan di bagian front end
7) Mulai pemanasan R-0301 dengan mengatur TV-0313-2 set point dari TICA-0313. Kecepatan
o
pemanasan maksimum adalah 50 C/jam.
Atur butterfly valve di line 18-CG-03005 agar TV-0313-2 beroperasi pada kisaran pembukaan
yang sesuai.
Catatan :
0
Ada kemungkinan terbentuknya nickel carbonyl pada kisaran temperatur sampai 200 C pada
tekanan atmosfir, jangan membuka vent dan drain valve pada kisaran temperatur yang
disebutkan diatas.
o
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
12) Synthesis gas outlet methanator dapat direcycle ke sulphur absorber melalui 2-SG-03306.
Recycle gas dikembalikan ke bagian suction dari NG Booster compressor (K-0411).
Ketika gas outlet methanator dikembalikan ke suction K-0411, kurangi tekanan pada suction K0411 lebih kecil daripada tekanan pada outlet methanator.
Recycle synthesis gas akan menggantikan gas recycle impor.
Jumlah recycle synthesis gas akan didapat dari perhitungan sebagai berikut:
Jumlah recycle synthesis gas sama dengan FICA-0201 FICA-0214 FIC-0215 FI-11051.
Sehingga disarankan untuk merecycle synthesis gas dengan jumlah yang lebih besar diatas
perhitungan untuk pertimbangan toleransi perhitungan dari peralatan pengukur flow.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Setelah kondisi proses tersebut diatas tercapai, maka bagian sintesa amoniak baru distart.
Ketika katalis sintesa amoniak diaktifkan, amati aktivasi katalis sesuai dengan prosedur yang
dijelaskan dalam paragraf C-2.8.6 Pengaktifkan Katalis Sintesa Amoniak.
Selama proses pemanasan, kecepatan linear gas yang tinggi akan memberikan pemanasan yang
merata pada ammonia synthesis converter.
Selama proses pemanasan, tekanan loop dijaga rendah. Tekanan sebaiknya dijaga konstan agar
lebih mudah untuk mengontrol temperatur.
1) Periksa bahwa pada bagian front-end beroperasi pada beban 80% dan tekanan pada outlet
2
methanator dikontrol sekitar 24 kg/cm G oleh PIC-0316.
2) Periksa bahwa air pendingin/cooling water telah didistribusikan ke cooler kondenser, dan mesinmesin.
3) Periksa bahwa syn gas compressor (K-0431) terisolasi dari syn loop dengan menutup ZV-0442
th
dan baypass valve dalam discharge line stage 3 , HV-0441 dalam suction recycle line dan HV0442 dalam discharge recycle line.
2
4) Tekanan BFW dan HP steam harus dinaikkan sampai dengan 100 kg/cm g.
Pastikan bahwa tidak ada kebocoran dalam heat exchanger, SG steam superheater (E-0500) /
SG WHB (E-0501) / SG BFW preheater (E-0502), dengan membuka drain valve di syn loop.
5) Lakukan purging oksigen pada bagian bagian berikut ini :
-
Kompresor syn gas termasuk suction line stage pertama sampai final cooler (E-0312)
Tekanan outlet methanator akan mendekati 24 kg/cm g untuk beban operasi sebesar 80 %.
10) Jika peralatan dan line pada syn loop telah dibuka untuk perbaikan, maka seluruhnya harus
dipurge dengan nitrogen setelah perbaikan selesai.
Nitrogen yang berada dalam syn loop akan diganti dengan syn gas dengan cara mengumpankan
syn gas melalui bypass 2 ZV-0442.
2
Jaga rate kenaikan tekanan synthesis loop pada 7 14 kg/cm per jam.
11) Ketika proses penggantian syn loop dengan syn gas selesai, tutup BV bypass 2 ZV-0442 dan
isolasi K-0431 dari syn loop.
12) Setelah tekanan antara outlet methanator dan K-0431 seimbang, buka penuh AOV-0310 dan
st
tutup valve bypass pada K-0431 suction line stage 1 .
13) Naikkan produksi steam di auxiliary boiler (H-1101) untuk mempersiapkan start K-0431 dan
lakukan venting excess MP steam dengan PIC-1103 sebelum K-0431 distart.
14) Buka (100 %) anti surge control valve, FV-0441, FV-0442, dan FV-0443.
PT Kaltim Parna Industri
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
15) Start K-0431 sesuai dengan petunjuk operasi dari pembuat dan naikkan kecepatannya sampai
2
dengan kecepatan minimum governor (MGS). Untuk tekanan suction sebesar 24 kg/cm g, maka
2
tekanan discharge mendekati 80 kg/cm g.
16) Periksa semua peralatan, instrumen, dan flange flange.
17) Ketika operasi K-0431 pada minimum governor speed (MGS), maka syn loop dapat distart.
18) Set-up semua valve untuk start syn loop.
(1) Tutup cold shot valve TV-0514
(2) Buka valve inlet utama HV-0501 5 10 % untuk mengalirkan gas dingin ke shell converter,
o
untuk menjaga temperatur shell dibawah temperatur maksimum design yaitu 370 C.
(3) Buka manual valve inlet start-up heater (H-0501).
(4) Pindahkan temperature control TICA-0542 ke manual mode dan posisikan tertutup bypass
pada SG BFW preheater (E-0502).
(5) Buka trim valve pada outlet E-0502.
(6) Tutup bypass valve HV-0502 pada bagian shell hot exchanger E-0503 dengan
mengoperasikan hand control HC-0502.
(7) Periksa bahwa block valve dan valve bypass 1 pada inlet dan outlet steam dari SG steam
superheater (E-0500) telah tertutup agar HP steam tidak masuk ke E-0500 sebelum
temperatur keluar dari ammonia converter yang pertama (R-0501) cukup tinggi untuk
menghindari kondensasi HP steam di E-0500.
2
19) Tekanan di syn loop dibuat mendekati 80 kg/cm g dengan membuka bypass 2 ZV-0442 dengan
2
kenaikan pressure sebesar 7 sampai 14 kg/cm per jam.
20) Periksa semua peralatan, instrument dan semua flange pada pipa.
21) Ketika tekanan syn loop sama dengan tekanan discharge K-0431, buka penuh ZV-0442 dan tutup
bypass 2 -nya. Pindahkan operasi ZV-0442 dari HS-0442 ke IS-43.
22) Tutup pressure equalizing valve dengan hand switch HS-0441 dan pindahkan operasi ZV-0441
dari HS-0441 ke IS-43.
23) Start resirkulasi yang melewati syn loop dengan membuka pelan-pelan HV-0441 dan HV-0442
dengan hand control HC-0441 dan HC-0442, secara berurutan. Pindahkan operasi HV-0441 dan
HV-0442 dari HC-0441 dan HC-0442 ke IS-43.
24) Periksa bahwa antisurge control valve pada tahap recycle FV-0442 akan menutup secara
otomatis sesuai dengan naiknya flow resirkulasi.
25) Buka penuh damper pada flue gas stack H-0501.
26) Buka ZV-0501 setelah burner block valve pada burner utama dan pilot burner tertutup dan header
bahan bakar telah dipurge dengan nitrogen.
Buka sedikit PV-0501 dan PCV-0540 secara manual perlahan-lahan, apabila penaikan tekanan
sudah selesai, tutup kembali valve tersebut, kemudian buka drain valve pada header bahan bakar
utama dan pilot untuk blowing.
Ulangi proses di atas 2 atau 3 kali. Kemudian header bahan bakar akan diganti dengan gas alam.
27) Purge furnace H-0501 dengan mengaktifkan snuffing steam hingga steam kelihatan pada puncak
cerobong.
28) Periksa gas explosive pada furnace dengan menggunakan gas detector untuk mendeteksi gas
yang mudah terbakar melalui pintu observasi.
29) Periksa bahwa loop refrigerasi amoniak telah dipurge dengan nitrogen, amoniak cair telah
ditampung dalam ammonia accumulator V-0504 dan dalam flash vessel V-0503, dan sistem
refrigerasi telah diganti dengan amoniak uap.
PT Kaltim Parna Industri
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
30) Nyalakan pilot burner sesuai dengan instruksi operasi dari pembuat.
31) Nyalakan burner utama untuk memulai pemanasan syn gas.
Periksa temperatur gas outlet H-0501 menggunakan temperature indicator TIA-0562.
32) Start ammonia refrigeration compresor (K-0441) sesuai dengan instruksi operasi dari pembuat,
dan aktifkan loop chiller (E-0506 dan E-0508).
2
33) Jaga tekanan pada amoniak chiller kedua (E-0508) kurang lebih 2,7 kg/cm g dengan PICA-0507
2
atau tekanan dalam flash vessel (V-0503) pada 0,05 kg/cm g dengan PICA-0516-1, yang
mengontrol speed ammonia compressor turbine (TS-0441).
34) Aktifkan water cooler (E-0504).
35) Dengan bertambahnya fuel natural gas ke H-0501, secara perlahan-lahan akan memanasi gas
resirkulasi.
Naikkan beban sampai beban maksimum, dengan menjaga laju pemanasan maksimum yang
o
diijinkan dibawah 50 C per jam pada temperatur inlet R-0501 bed pertama, dan menjaga
o
perbedaan temperatur maksimum yang diijinkan (sekitar 200 C) antara temperatur pada outlet
start-up heater dan outlet converter. Start-up heater sebaiknya distart pada beban paling tinggi
dan temperaturnya dikontrol dengan pengaturan flow resirkulasi.
o
36) Naikkan temperatur inlet bed pertama mendekati 400 C dengan laju maksimum 50 C/jam.
Kurangi rate/flow resirkulasi (dengan pengaturan recirculator kick-back) untuk memperoleh
kenaikan temperatur per jam yang diinginkan dalam bed katalis yang pertama dengan menjaga
beban maksimum start-up heater. Seandainya terjadi perbedaan yang besar, antara beberapa
pembacaan temperatur outlet individual dalam bed pertama, dan seandainya perbedaan ini
tambah besar, kurangi laju pemanasan dengan menaikan laju sirkulasi dan/atau menurunkan
tekanan operasi yang berarti menambah kecepatan gas (gas velocity).
37) Awasi kenaikan temperatur outlet bed katalis yang pertama sebagai tanda berjalannya reaksi.
o
Jika tidak ada reaksi yang terjadi, temperatur inlet dapat dinaikan menjadi 410-415 C. Ketika
reaksi telah berlangsung, naikkan laju sirkulasi untuk memperoleh kenaikan temperatur tidak
o
melebihi 50 C/jam pada outlet bed katalis pertama. Temperatur outlet bed pertama tidak boleh
o
melebihi 480 C.
38) Jika ada tanda suatu reaksi di bed pertama, mulailah analisa amoniak dalam syn gas pada inlet
hot heat exchanger (E-0503) bagian sisi shell dan outlet sisi tube.
Pada waktu reaksi amoniak berjalan, untuk mendapatkan H 2 dan N2, gas make-up diumpankan
2
ke dalam loop untuk menjaga tekanan loop sekitar 80100 kg/cm g.
Aliran gas make-up yang masuk ke loop akan dinaikan dengan cara mengurangi pembukaan
kick-back dari syn gas compressor (K-0431).
39) Aktifkan purge gas yang dikontrol oleh FIC-0502 untuk menjaga level gas inert dalam syn loop
konstan.
40) Dalam heat exchanger interbed, panas yang dihasilkan dalam bed katalis yang pertama
digunakan untuk memanaskan aliran utama gas masuk ke bed pertama. Pengaturan valve aliran
utama (HIC-0501) harus dilakukan untuk memperoleh kenaikan temperatur tidak lebih dari 50
o
o
C/jam pada inlet bed katalis kedua hingga temperatur mencapai 380 C.
Temperatur pada inlet bed kedua dikontrol oleh laju sirkulasi (resirkulasi kick-back), yaitu aliran
yang melalui inlet utama dan start-up heater.
41) Untuk menaikkan temperatur inlet bed kedua, diperlukan juga perubahan distribusi aliran antara
aliran utama dan aliran start-up heater. Pengurangan opening (throttling) valve utama akan
menyebabkan aliran start-up heater naik dan temperatur outlet start-up heater turun. Dengan kata
lain, beban yang dipindahkan dalam exchanger interbed akan turun, dan temperatur pada inlet
0
bed pertama akan turun. Temperatur minimum inlet bed pertama harus dijaga sekitar 370 C. Dan
akibatnya temperatur inlet ke bed kedua akan naik.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
42) Start pada laju resirkulasi maximum, temperatur pada inlet bed pertama harus dijaga sekitar 370
0
C. Beban start-up heater harus dikurangi, jika diperlukan. Pada waktu yang sama, atur main inlet
valve untuk mengontrol temperatur inlet bed kedua.
43) Pada waktu mengurangi beban heater, jagalah temperatur inlet bed pertama setinggi mungkin.
Pengurangan beban heater ini beresiko pada hilangnya reaksi di dalam converter. Untuk
mengimbangi beban heater yang berkurang, dan kemudian menjaga variasi temperatur katalis
pada kondisi minimum, dapat diambil langkah-langkah sebagai berikut:
-
Naikan aliran yang melalui inlet utama converter ketika mengurangi aliran yang melalui startup heater pada waktu yang sama.
Turunkan konsentrasi amoniak pada inlet ammonia converter dengan menaikkan beban
chiller. Untuk menaikan beban chiller, naikan speed ammonia refrigeration compressor (K0441) dan mengurangi kick-back compressor.
44) Jika temperatur outlet dari ammonia converter pertama (R-0501) naik, maka dew point dari HP
o
2
steam dari V-0201 mendekati 324 C pada tekanan steam normal; 120 kg/cm g; pada saat inilah
waktunya untuk mengalirkan HP steam ke SG steam superheater (E-0500). Heating up inlet
steam dan outlet line dengan membuka valve bypass 1 disekitar block valve inlet dan outlet.
Pengedrainan tube sheet drain traps harus dilakukan. Pada waktu heating up line, buka block
valve inlet dan outlet, kemudian masukkan HP steam ke E-0500 dengan pelan-pelan membuka
valve temperature control (TV-0513-2).
E-0500 harus selalu dijaga agar tidak terjadi kondensasi selama start-up. Tekanan synthesis loop
harus dijaga lebih besar dari tekanan steam (PDI-0500 selalu positif) untuk menghindari
water/steam mengalir ke synthesis loop jika terjadi kebocoran E-0500.
Prosedur khusus pada waktu pengaktifan E-0500 sebagai berikut:
a) Buka manual block valve drain pada tube side E-0500 dan yakinkan tidak ada liquid dari drain
nozzle.
b) Yakinkan inlet dan outlet manual block valve serta sampling point valve pada steam line pada
posisi tertutup.
c) Yakinkan hose connection untuk nitrogen purging telah dilepas.
d) Yakinkan valve drain line steam side pada posisi terbuka.
e) Yakinkan tidak ada kebocoran flammable gas pada drain line steam side melalui
pemeriksaan menggunakan potable gas detector dan online analyzer AI-0500.
f)
st
Pada saat temperatur outlet 1 Ammonia Converter (R-0501) lebih besar dari 340 C (lebih
besar dari dew point HP steam), lakukan heating-up E-0500 steam line dengan membuka 1
bypass valve dari inlet valve steam E-0500 dan valve drain steam side pada posisi terbuka.
Yakinkan TV-0513-2 sudah terbuka.
g) Sebelum E-0500 online, yakinkan tidak ada kondensate di pipa steam dan shell side E-0500
yang diamati dengan melihat keluaran steam di drain line steam side.
h) Online E-0500 dengan membuka inlet dan outlet main valve dan menutup bypass valvenya.
i)
Setelah steam mengalir ke E-0500, kontrol inlet temperature E-0203 dengan TIC-0212.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
E-0500
Pressure
Steam
Side
2
[kg/cm g]
Valve
Steam
Main
Valve
Steam
Bypass
Valve
Drain
Line
Valve
Sample
Point
Sebelum Plant
Start (Plant Stop)
0.5
Tutup
Tutup
Buka
Tutup
Heating-up
Steam Line
sampai Block
Valve E-0500
0.5
SG Compressor
pada MGS Speed
80
Gas Leak
Monitoring
80
Buka/
Tutup
Tutup/
Buka
5a
Heating-up E0500
80 (125)
Buka
Buka
Tutup
5b
SG Compressor
Speed-up
(125)
SH Introducing-1
(125)
120
Tutup
SH Introducing-2
(125)
120
Buka
SH Introducing-3
(125)
120
Normal Condition
140
120
45) Jagalah temperatur inlet ammonia converter kedua (R-0502) mendekati 330 C dengan membuka
TICA-0523, sampai temperatur outlet R-0501 stabil.
46) Setelah beberapa saat, temperatur outlet start-up heater akan turun di bawah temperatur inlet
bed pertama, pada waktu ini gas pemanas mulai berfungsi sebagai cold shot.
Pada waktu beban heater dikurangi sampai minimum, temperatur outlet dari heater mendekati
temperatur inlet normal ammonia converter pertama, dan start-up heater dapat dihentikan.
Dinginkan heater pelan-pelan untuk menjaga perubahan temperature yang mendadak di
sambungan pipa dan converter bagian bawah.
47) Setelah mematikan heater, umpankan cold shot sedikit demi sedikit sebagai berikut :
Pastikan bahwa bagian bawah converter pertama sudah didinginkan kemudian secara perlahanlahan buka valve cold-shot (TV-0514). Jagalah temperatur inlet bed pertama konstan dengan
membuka valve utama, jika diperlukan.
Jika temperatur inlet bed pertama cenderung turun, aliran sirkulasi dapat diturunkan. Jika
mengaktifkan cold shot yang melalui cold-shot valve (line normal), tutup aliran ke start-up heater
dengan menutup valve inlet start-up heater.
Pada waktu main valve hampir terbuka sempurna, valve cold-shot sebaiknya beroperasi pada
kontrol otomatis. Alihkan kontrol temperatur (TICA-0514) pada mode otomatis.
48) Alihkan pengontrolan turbin syn gas compresor ke tekanan normal suction pada gas make-up
yang dikontrol dengan PIC-0441, seperti instruksi operasi dari pembuat.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
49) Ketika temperatur outlet converter pertama telah stabil, naikkan temperatur inlet ammonia
converter kedua secara bertahap sampai temperatur inlet normal dengan pengaturan pengontrol
o
temperatur TIC-0523 untuk mendapatkan kenaikan temperatur mendekati 20-30 C/jam.
o
50) Ketika temperatur inlet mendekati 370-380 C, reaksi pada R-0502 akan mulai. Hal ini dapat
dilihat dari kenaikan temperatur di bed katalis.
51) Lakukan pengiriman gas recycle ke E-0201 dari K-0431 discharge yang pertama. Kemudian
hentikan penerimaan gas hidrogen dari PKT dengan menutup block valve pada battery limit.
52) Kirim purge gas sedikit demi sedikit ke ammonia/hydrogen recovery unit (Z-0801/Z-0901).
53) Naikkan beban pabrik amoniak aecara perlahan sampai kapasitas penuh.
54) Akhirnya, penurunan tekanan dalam ammonia loop dapat dikurangi dengan pengaturan main inlet
valve (HV-0501) dan cold-shot valve (TV-0514) dengan menjaga temperatur inlet bed katalis di R0501 konstan sampai salah satu dari control valve terbuka.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
1)
Periksa bahwa refrigeration compresor (K-0441), bagian refrigerasi dan transfer line produk
amoniak telah dipurge dengan nitrogen pada waktu yang bersamaan dilakukan pada ammonia
syn loop, dan dijaga pada tekanan positif dengan nitrogen.
2)
Jika amoniak cair belum dimasukkan ke dalam ammonia accumulator (V-0504), maka perlu
untuk memasukkan amoniak cair dari OSBL sebelum start-up bagian refrigerasi.
Langkah-langkah untuk memasukkan amoniak cair adalah sebagai berikut:
(1). Aktifkan dry gas seal untuk K-0441.
2
Umpankan amoniak cair dari V-0504 ke V-0503 melalui line umpan cair 2-AL-05049 sampai
level normal.
4)
Periksa bahwa valve discharge dari ammonia product pump (P-0501A/B) tertutup.
Buka suction valve, valve-valve di line aliran minimum dan vent valve untuk P-0501A/B.
P-0501A/B akan tercooling down dengan adanya liquid amoniak.
5)
Jika P-0501A/B sudah dicooling down, maka start salah satu dari P-0501A/B sesuai dengan
instruksi operasi dari manufacturer dan sirkulasikan amoniak cair antara P-0501A/B dan V-0503
melalui line aliran minimum (minimum flow).
6)
7)
Oleh karena itu V-0503 dapat digunakan sebagai sumber penyediaan uap amoniak untuk
mengisi loop refrigerasi dengan uap amoniak (ammonia vapour).
8)
Masukkan uap amoniak ke dalam peralatan satu per satu dengan mengoperasikan block valve
dan gantilah dengan amoniak dengan cara venting melalui vent valve terdekat.
9)
Transfer amoniak cair ke peralatan di bawah ini sampai pada level normal:
E-0506
E-0508
E-0509
make-up chiller
E-0511
E-0514
10) Buka control valve anti-surge, FV-0481 untuk stage pertama, FV-0482 untuk stage kedua dan
FV-0483 untuk stage ketiga.
PT Kaltim Parna Industri
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
11) Start K-0441 sesuai dengan instruksi operasi dari pembuat dan atur speednya pada kecepatan
minimum governor (MGS).
12) Atur FV-0481, FV-0482 dan FV-0483 untuk mengatur flow antisurge yang dibutuhkan dan
posisikan FIC-0481, FIC-0482 dan FIC-0483 pada kontrol otomatis.
13) Gunakan desuperheater TV-0485A/B untuk menghasilkan uap amoniak, jika diperlukan.
14) Jika di V-0501 (ammonia separator) sudah terbentuk level, jaga level normal dan mulai
mengirimkan amoniak ke let-down vessel (V-0502). Produk amoniak dari V-0502 dikirim ke flash
vessel (V-0503). Selama tahap awal operasi, ketika level air dan impurities di amoniak terlalu
tinggi, maka amoniak dikirimkan ke cold vent stack no. 2.
15) Jika kualitas amoniak memenuhi syarat (sesuai design), amoniak dikirim ke V-0503. Kemudian
produk amoniak dipompa ke atmospheric storage dengan ammonia product pump (P-0501A/B).
16) Ketika level di ammonia accumulator (V-0504) mulai naik, maka pindahkan level controller LIC0513 ke mode otomatis.
17) Atur flow purge gas dari ammonia syn loop dengan mengoperasikan FIC-0502, dan flow inert
gas dari bagian refrigerasi dengan mengoperasikan PIC-0510.
18) Pindahkan controller tekanan pada chiller kedua (PIC-0507) atau pada flash vessel (PICA-05161) ke kontrol otomatis. Pressure controller mengontrol speed refrigeration compressor turbine.
C-2.7 ARU/HRU
Setelah syn loop stabil, mulailah sirkulasi air di ARU dan kemudian masukkan purge gas dari purge
gas separator (V-0514) ke ARU secara bertahap sesuai dengan instruksi operasi dari pembuat.
Setelah ARU (HP side) stabil, masukkan let down gas (V-0502) dan inert gas dari inert gas separator
(V-0505) ke ARU secara bertahap sesuai dengan instruksi operasi dari pembuat.
Setelah operasi ARU (LP side) stabil, mulailah operasi HRU sesuai dengan instruksi operasi dari
pembuat dan kemudian kirim recovered hydrogen (hidrogen produk) ke suction K-0431.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Selama initial start-up pabrik amoniak diperlukan, beberapa operasi tambahan pada beberapa bagian
di bawah ini :
C-2.8.1 Deaerator
Jika deaerator kontak dengan udara luar/atmosphere, maka kandungan besi dalam BFW harus
diperiksa sebelum dikirim ke steam drum. Deaerator harus didrain dan diisi kembali jika diperlukan.
Sebagian katalis primary reformer yang diloading dalam bentuk teroksidasi dan direduksi selama
pemanasan awal dengan steam dan hidrogen. Reaksi steam reforming pada lapisan atas katalis akan
membentuk hidrogen ketika steam dan gas alam dimasukkan dalam primary reformer, dan proses
reduksi katalis yang teroksidasi akan dilanjutkan oleh hidrogen yang terbentuk.
Penambahan larutan anti-foam ke larutan MDEA harus dipertimbangkan jika foaming terjadi. Indikasi
adanya foaming bisa dilihat dengan naiknya perbedaan tekanan ( P) bed (column) pada satu atau
lebih kolom di CO2 removal.
Bagaimanapun juga, penambahan larutan anti-foam tidak boleh berlebihan karena akan menaikkan
foaming.
Reduksi katalis HT CO converter terjadi ketika proses pengaktifan katalis reforming berlangsung.
Jaga flow steam dan gas alam yang masuk ke R-0204 dan vent ke atmosfir melalui PV-0213. Reduksi
katalis di HT CO converter akan dimulai, setelah hidrogen dan karbon monoksida terbentuk dari hasil
reaksi primary reformer.
Reaksi kimia utama selama reduksi katalis adalah :
3 Fe2O3 + H2
2 Fe3O4 + H2O
3 Fe2O3 + CO
2 Fe3O4 + CO2
Reaksi pertama hampir tidak menghasilkan panas, tetapi reaksi kedua eksotermis.
Karena rasio H2O/C pada saat initial reaksi reforming cukup tinggi, maka kebanyakan CO akan
terkonversi menjadi CO2 dan H2 di reformer. Reaksi reduksi eksotermis Fe2O3 oleh CO yang sangat
cepat ini, pada akhirnya akan diperlambat oleh tingginya rasio CO 2/CO sehingga kecepatan reaksi
akan menurun menjadi moderat.
o
Naikkan temperatur inlet HT CO converter dari 200 C ke 360 C selama periode reduksi.
Katalis tidak boleh dikontakkan dengan dry gas yang mengandung H2 atau CO, karena akan
menimbulkan kerusakan permanen pada katalis.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Initial start-up dibagi dalam 2 tahap, yaitu tahap pemanasan dan tahap reduksi. Salah satu hal yang
perlu diperhatikan pada kedua tahap di atas adalah kandungan sulfur pada katalis harus rendah,
sehingga proses desulfurisasi tidak diperlukan.
o
Kombinasi dari katalis LSK/LK-821-2 akan diaktifkan dengan mereduksi copper oxide menjadi copper
3
3
dengan hidrogen. Besarnya hidrogen yang dibutuhkan untuk proses reduksi sekitar 160 Nm /m LK821-2.
Reaksi kimia utama selama reduksi katalis ialah:
CuO + H2
Cu + H2O
Jumlah panas yang dihasilkan pada proses reduksi sangat besar, yang berarti bahwa perlu
penanganan yang ketat ketika katalis yang tidak tereduksi mulai tereduksi. Kenaikan temperatur saat
o
reduksi menggunakan 1% vol H2 dalam nitrogen adalah sekitar 30 C.
Prinsip dari prosedur ini adalah kecepatan reduksi dan kenaikan temperatur yang dikontrol dengan
pengaturan aliran hidrogen ke dalam gas pembawa yaitu nitrogen. Selama proses reduksi,
o
o
temperatur hot spot harus dikontrol pada kisaran 230 C dan tidak boleh lebih dari 250 C.
Aktifitas dan kestabilan katalis sangat tergantung pada proses reduksi. Selama proses reduksi,
kontak dengan steam dan gas yang mengandung CO 2 harus dihindari.
1)
Set-up sirkuit nitrogen start-up seperti yang diterangkan dalam paragraf C-2.4.14.1.
2)
Lakukan purging oksigen pada sirkuit start-up seperti yang diterangkan dalam paragraf C2.4.14.2.
3)
Press up LT CO converter dengan nitrogen sampai tekanan 5 kg/cm g dan start sirkulasi
3
nitrogen seperti tertera pada bagian C-2.4.14.3. Flow sirkulasi sekitar 30.000 Nm /jam.
4)
Panaskan LT CO converter dengan nitrogen sirkulasi sampai temperaturnya 170 C pada rate
o
kenaikan 25 C/jam dengan mengatur block valve MP steam ke start-up N2 heater (E-0216).
5)
Ketika temperatur semua bed R-0205 telah stabil pada 170 C, masukkan sekitar 183 Nm /jam
gas recycle untuk reduksi, yang mengandung 0,5 % volume hidrogen dengan asumsi
kandungan hidrogen dalam gas recycle impor sebesar 82 % volume, ke sirkulasi nitrogen
melalui manual valve di line supply hidrogen 1-HG-02001, dengan melihat indikasi FI-0252.
Periksa konsentrasi hidrogen di inlet dan outlet converter untuk memastikan terjadinya reaksi
o
reduksi katalis walaupun pada suhu yang cukup rendah (170 C). Hal ini untuk mencegah
terjadinya akumulasi hidrogen.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
6)
Jaga temperatur inlet converter 170 C, dan awasi semua temperatur converter dengan akurat
(0,5 % volume H2 di dalam nitrogen umpan menghasilkan kenaikan temperatur melalui bed
o
sebesar 15 C).
7)
Air yang dibentuk selama proses reduksi dikondensasi dalam start-up N2 cooler (E-0214) dan
dipisahkan dalam start-up N2 separator (V-0202).
8)
Analisa sample untuk hidrogen diambil dari inlet dan outlet converter setiap setengah jam
selama proses reduksi.
9)
Ketika temperatur bed katalis telah stabil, injeksikan sebesar 0,5 % volume H2 per step untuk
o
o
menaikkan temperatur melalui bed sebesar 60 C, artinya 170 C pada inlet converter dan 230
o
o
C pada outlet converter. Jika temperatur hot spot katalis melebihi 250 C, hentikan injeksi
hidrogen.
10) Reduksi akan berlangsung pada kondisi converter seperti tersebut di atas dan zone reduksi
bergerak ke bawah sepanjang bed.
11) Ketika zona reduksi mendekati bawah bed katalis, diharapkan akan terjadi lolosnya hidrogen.
Hal ini akan mengakibatkan penambahan hidrogen di dalam loop pada flow gas make-up proses
konstan. Konsentrasi hidrogen di dalam inlet converter tidak boleh lebih dari 2,5 % volume.
12) Apabila ada tanda-tanda penurunan kecepatan reduksi, temperatur bagian top bed katalis harus
o
o
dinaikkan ke 220 C dengan rate kenaikan 10-15 C per jam.
o
13) Ketika inlet reaktor telah dinaikkan menjadi 220 C dan profil tekanan telah stabil, maka naikkan
konsentrasi hidrogen perlahan-lahan sampai sekitar 4 % volume, dan temperatur bottom bed
o
tidak boleh lebih dari 240 C.
14) Injeksi gas recycle diteruskan sampai kebutuhan hidrogen terpenuhi, artinya kebutuhan H 2 lebih
kecil dari 0,1 % volume untuk waktu 2 jam.
15) Setelah proses reduksi selesai, hentikan injeksi gas recycle ke dalam sirkulasi nitrogen dengan
menutup 2 block valve di line gas recycle 1-HG-02001 dan buka valve intermediate drain,
dan putar blind flange ke arah tutup.
16) Aktifkan R-0205 ke normal operasi seperti yang diterangkan dalam paragraf C-2.4.14.4.
17) Setelah K-0203 dihentikan, lakukan purging hidrogen yang terkandung di dalam gas dalam
sirkuit start-up dengan nitrogen.
18) Salah satu hal yang perlu dicatat bahwa jika sirkulasi nitrogen terhenti selama waktu reduksi,
maka flow gas recycle yang masuk ke sirkuit N2 dihentikan dengan menutup ZV-0221 oleh
sistem interlock.
19) Setelah ZV-0221 telah tertutup, pastikan menutup dengan double block dan bleed, dengan
menutup block valve upstream dari ZV-0221 dan membuka valve intermediate drain valve
(bleed valve).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Perlu dicatat bahwa kondensat akan membeku, jika temperatur gas keluar second chiller di atas 0 C,
karena permukaan tube terendam dalam amoniak cair yang temperaturnya lebih dingin dari gas dan
cukup dingin yang menyebabkan terjadinya pembekuan. Khusunya untuk reaksi ini karena adanya
pendinginan di beberapa tube yang menyebabkan pembekuan tanpa adanya tanda tanda dan
mengakibatkan pecahnya system (tube pecah) karena tekanan tinggi, maka sebaiknya bekerja pada
pada batas aman operasional.
Ketika ammonia water mempunyai konsentrasi sekitar 190 gr amoniak per liter larutan, maka titik
bekunya berada di bawah titik beku amoniak cair murni pada tekanan atmosfer. Chiller tidak boleh
dioperasikan pada tekanan amoniak yang rendah, tapi analisa ammonia water yang terkondensasi di
separator menunjukkan titik bekunya cukup rendah (25 % berat amoniak atau lebih), temperatur gas
o
keluar chiller 5 C harus dicapai pada stage ini jika memungkinkan.
Sifat-sifat termodinamika dari amoniak terlarut, termasuk titik bekunya sebagai fungsi dari konsentrasi
amoniak dari 0 sampai 100 % berat, ditampilkan di appendik di bab ini.
2
Dengan tekanan amoniak lebih besar dari 4 kg/cm g di dalam chiller, tidak ada resiko pembentukan
2
es di dalam tube. Tekanan di second ammonia chiller (E-0508) dijaga sekitar 2,7 kg/cm g oleh PICA0507, yang mengontrol speed turbin ammonia compressor.
3
Dengan 25,2 m katalis pre-activated di bed pertama, dan 70,5 m katalis inactivated di bed kedua R3
0501, dan 101 m katalis unreduced di R-0502, kira-kira akan dihasilkan 136 ton air selama proses
pengaktifan katalis.
Jumlah dan konsentrasi amoniak terlarut yang dibentuk tergantung dari temperatur dan tekanan
selama pengaktifan. Di bawah kondisi yang direkomendasikan, dapat diperkirakan bahwa:
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
1 % air yang dapat dikeluarkan dari converter akan menghasilkan konsentrasi sebesar 0-20 %
amoniak terlarut.
6 % air yang dapat dikeluarkan dari converter akan menghasilkan konsentrasi sebesar 20-60 %
amoniak terlarut.
12 % air yang dapat dikeluarkan dari converter akan menghasilkan konsentrasi sebesar 60-90 %
amoniak terlarut.
16 % air yang dapat dikeluarkan dari converter akan menghasilkan konsentrasi sebesar 90-99,5 %
amoniak terlarut.
65 % air yang dapat dikeluarkan dari converter akan menghasilkan konsentrasi sebesar >99,5 %
amoniak terlarut.
Hal di atas didapatkan dengan asumsi bahwa katalis diaktifkan oleh sirkulasi syn gas. Dengan
penambahan syn gas ke loop yang konstan dan ekuivalen dengan besarnya purge diharapkan
kondisi steady dapat tercapai pada awal reaksi sintesa amoniak setelah proses pengaktifan katalis
selesai. Selama proses pengaktifan, perbandingan hidrogen/nitrogen dijaga konstan untuk menjaga
agar tidak terjadi perubahan yang drastis selama perubahan dari proses pengaktifan katalis ke
normal operasi.
Ketika loop telah diberi tekanan dan sirkulasi gas akan dilakukan, maka dilakukan pengetesan
keketatan (tightness test) SG steam superheater (E-0500), SG waste heat boiler (E-0501) dan SG
BFW preheater (E-0502) dengan analisa sample synthesis gas di dalam loop untuk menentukan
kandungan air. Jika waste heat boiler bocor, maka air boiler akan masuk ke synthesis loop dan
terkontaminasi dengan synthesis gas.
R-0501
Selama waktu pemanasan tahap pertama, ketika temperatur katalis di R-0501 rendah, temperatur
o
outlet start-up heater harus dijaga pada level tidak lebih dari 125-175 C lebih tinggi dari temperatur
bed katalis pertama R-0501. Aliran gas melalui start-up heater dijaga tinggi. Pengontrolan
pemanasan dilakukan dengan cara pengaturan beban start-up heater.
Ketika beban heater maksimum, maka perubahan temperatur dipengaruhi oleh aliran gas yang lewat
heater. Hal ini akan memastikan bahwa sirkulasi maksimum dijaga selama proses aktifasi. Flow
o
sirkulasi minimum akan dicapai ketika temperatur inlet bed katalis pertama sekitar 410-415 C, dan
reaksi sintesa amoniak siap dimulai. Flow sirkulasi pada saat ini harus sesuai dengan space velocity
3
3
pada 1000 Nm /jam per m katalis, dan diutamakan flow dijaga lebih tinggi.
Pada permulaan pemanasan, synthesis gas yang dikontrol oleh HV-0501 harus disirkulasi ke
ammonia synthesis converter pertama melalui inlet utama. Kemudian mengalir melalui annulus dan
mendinginkan shell. Valve cold-shot (TV-0514) harus ditutup, sirkulasikan synthesis gas sisa lewat
start-up heater. Ketika converter dipanaskan, laju kenaikan temperatur maksimum pada bagian
o
bawah converter harus 50 C/jam. Temperatur pada bagian bawah converter tergantung pada
temperatur outlet start-up heater dan flow sirkulasi total.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
R-0502
Outlet dari R-0501 digunakan untuk pemanasan ammonia synthesis converter kedua (R-0502).
Ketika converter dipanaskan, maka rate kenaikan temperatur maksimum pada bagian bawah
o
converter harus sebesar 50 C/jam.
Pada waktu permulaan aktifasi, tekanan dioperasikan pada 80 kg/cm g dengan mempertimbangkan
batas operasi dari kompresor resirkulasi. Untuk menjaga kecepatan linear gas (linear gas velocity)
2
supaya tinggi, jangan mengoperasikan di atas 100 kg/cm g. Ketika reaksi sintesa amoniak berjalan,
tekanan tidak boleh terlalu tinggi. Untuk menghilangkan sebanyak mungkin air dari gas sirkulasi
2
ketika katalis mulai melepas air, tekanan tidak boleh di bawah 80 kg/cm g. Karena besarnya tekanan
operasi yang tidak pasti, maka sangat penting untuk menjaga besarnya tekanan yang dipilih
sekonstan mungkin untuk memudahkan pengontrolan.
C-2.8.6.6 Tahap I
o
Selama tahap ini, temperatur inlet bed katalis pertama harus dinaikkan sampai 225 C. Naikkan
o
temperatur dengan rate 30-50 C/jam dengan menjaga perbedaan temperatur maksimum antara
o
outlet start-up heater dan outlet converter sebesar 200 C.
o
Pada temperatur sekitar 225 C katalis preactivated di bed pertama mulai menghasilkan air.
Pengaktifan katalis inactivated di bed kedua dan R-0502 belum dimulai sampai temperaturnya lebih
o
2
besar 390 C. Jaga tekanannya sekitar 80-100 kg/cm g.
Naikkan beban start-up heater sampai beban maksimum secepat mungkin untuk memperoleh space
velocity setinggi mungkin. Kemudian atur flow sirkulasi converter untuk memperoleh kenaikan
temperatur per jam yang diinginkan.
Valve main inlet converter (HV-0501) harus dibuka sebagian dan dioperasikan untuk menjaga
temperatur pressure shell dalam batas yang diberikan. Valve inlet ke start-up heater harus dibuka
penuh.
Kontrol sirkulasi loop dengan menthrottling / mengatur bukaan HV-0441 oleh HC-0441 di suction
recirculator.
Transfer ammonia water yang terkumpul di ammonia separator (V-0501) ke ammonia cold vent stack
no. 2 (X-0501) lewat let-down vessel (V-0502).
Pada bagian bawah drum (X-0501-V1) vent stack no. 2, lakukan purge amoniak di dalam cairan
dengan menggunakan steam coil dan steam sparger. Drain cairan dari amoniak yang dipurge ke
selokan.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Ketika konsentrasi amoniak dalam cairan yang terkumpul mencapai konsentrasi yang diizinkan dalam
tangki penyimpanan amoniak, kirim produk amoniak ke tangki penyimpanan amoniak melalui letdown vessel (V-0502), flash vessel (V-0503) dan ammonia product pump (P-0501A/B).
C-2.8.6.7 Tahap II
o
Selama tahap ini, temperatur inlet bed pertama dinaikkan dari 225 C menjadi sekitar 400 C. Mulao
o
mula, naikkan temperatur dengan laju sekitar 25 C/jam, tapi laju yang diijinkan sekitar 15 C/jam
sampai berakhirnya tahap ini.
o
Ketika temperatur inlet bed pertama sekitar 360-375 C, tanda reaksi di bed pertama mungkin telah
terjadi, baik reaksi pengaktifan katalis maupun reaksi sintesa amoniak, yang dibuktikan dengan
sedikit kenaikan temperatur di bed.
o
Naikkan temperatur outlet bed pertama dengan rate sekitar 10-20 C/jam. Ketika reaksi mulai terjadi,
temperatur cenderung naik dengan cepat. Untuk mengimbanginya, naikan flow sirkulasi yang akan
menyebabkan temperatur inlet bed pertama turun sedikit demi sedikit.
o
Temperatur inlet bed kedua akan menjadi 350-370 C ketika temperatur inlet bed pertama sekitar 400
o
C pada permulaan proses aktifasi. Temperatur inlet bed kedua akan naik selama proses aktifasi
berlangsung dan bed pertama mulai menghasilkan panas.
Jika temperatur inlet bed pertama harus diturunkan, maka sebaiknya flow sirkulasi dinaikan daripada
mengurangi pembakaran di start-up heater.
o
Temperatur outlet bed pertama tidak boleh lebih dari 480 C selama proses aktifasi. Jika temperatur
o
inlet bed pertama turun terlalu rendah, yakni di bawah 360-370 C, maka temperatur outlet terendah
dapat diperoleh dengan menaikan kandungan amoniak di gas inlet converter, yaitu dengan
menurunkan beban pada chiller jika chiller telah online.
Amati proses aktifasi katalis dengan menganalisa kandungan uap air di dalam gas outlet converter.
Analisa dilakukan pada permulaan tahap II dan dilanjutkan sampai tahap V. Analisa harus dilakukan
setiap 2 jam (lebih baik per jam) pada sample yang diambil dari outlet converter dan setiap 4-8 jam
pada sample yang diambil dari inlet converter.
Ketika tanda reaksi di bed pertama tampak jelas, maka mulailah melakukan analisa gas pada inlet
dan outlet converter.
Selama berlangsungnya proses aktifasi, sangat penting sekali untuk mengamati termokopel secara
kontinu untuk memastikan bahwa temperatur seragam dan simetris, tetapi pengawasan yang lebih
berhati-hati dilakukan ketika mulai produksi dan tekanan perlahan-lahan dinaikkan. Jika terjadi
perbedaan yang besar antar pembacaan masing-masing temperatur outlet di bed pertama, dan jika
perbedaan tersebut cenderung naik, maka laju pemanasan harus dikurangi dengan menaikkan laju
sirkulasi ; hal ini akan menyamakan temperatur. Jika dibutuhkan cara lain, maka dapat dilakukan
dengan menurunkan tekanan untuk menaikan kecepatan gas.
o
Ketika temperatur outlet converter telah dinaikkan menjadi 330 C, maka superheating HP steam di
E-0500 dapat dimulai dengan memindahkan pengontrol temperatur TICA-0523 ke mode otomatis.
Rate pemanasan selama periode ini tidak hanya ditentukan oleh kapasitas start-up heater, tapi juga
oleh keinginan untuk menjaga konsentrasi air pada outlet converter di bawah 3000 ppm dan untuk
mendapatkan temperatur katalis yang seragam. Jika konsentrasi uap air lebih besar dari 3000 ppm,
maka rate pemanasan harus dikurangi dengan menaikan flow sirkulasi. Periksa juga kandungan uap
air pada outlet second ammonia converter (R-0502).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Tekanan dinaikkan sampai 100 kg/cm g atau lebih besar selama permulaan tahap III, yang
dipersiapkan untuk menaikkan temperatur.
Pendinginan dengan proses refrigerasi harus dimulai pada akhir tahap II, tapi jika belum, dapat
dilakukan mulai sekarang. Sebagai tindakan pencegahan, maka konsentrasi amoniak harus 25 %
berat atau lebih.
Selama tahap III, teruskan analisa gas outlet converter untuk menentukan kandungan uap air. Jika
konsentrasi melebihi 3000 ppm volume, turunkan flow sirkulasi dengan menaikan space velocity, dan
dengan menurunkan rate heating up.
Kenaikan temperatur outlet bed pertama mengakibatkan temperatur di bed kedua naik. Temperatur
o
inlet bed kedua harus dinaikan sekitar 425 C dan kemudian dijaga pada suhu tersebut. Setelah 10o
15 jam, temperatur dinaikan sampai 440 C.
o
Jika temperatur inlet R-0502 telah naik mendekati 390 C, jaga temperatur ini sampai bed kedua R0501 sudah aktif, kenaikan temperatur sepanjang bed katalis, menandakan bahwa reaksi
berlangsung. Temperatur dikontrol oleh TICA-0523, yang mengatur besarnya aliran HP steam ke E0500 melalui control valve TV-0523-2.
2
Naikkan tekanan lebih lanjut, yakni sampai 120 kg/cm atau lebih, untuk menyiapkan kenaikan
temperatur di bed katalis. Temperatur inlet bed kedua dikontrol oleh flow sirkulasi.
Naiknya flow sirkulasi akan menurunkan kenaikan temperatur pada outlet bed kedua, dimana laju
o
kenaikan temperatur maksimum adalah 2-3 C/jam.
o
Untuk menaikkan temperatur inlet bed kedua sampai 440 C, maka diperlukan juga merubah
distribusi aliran antara aliran utama dan aliran start-up heater. Throttling/pengurangan opening valve
utama akan menaikkan aliran start-up heater dan menurunkan temperatur outlet start-up heater.
Selanjutnya beban panas di interbed exchanger akan turun, dan temperatur inlet bed pertama akan
o
turun. Jaga temperatur inlet minimum pada 370 C, sehingga temperatur sepanjang first bed akan
naik. Konsekwensinya temperatur pada inlet bed kedua akan naik.
Ketika throttling/pengurangan opening valve utama, amati temperatur shell dan aliran gas utama
dengan hati-hati. Amati juga pressure drop di start-up heater. Jika pressure drop start-up heater
tinggi, maka perlu untuk menurunkan rate sirkulasi dan beban heater untuk mendapatkan temperatur
yang diinginkan.
o
Temperatur outlet dari bed pertama dan kedua tidak boleh lebih dari 470-480 C selama tahap III.
Dengan berakhirnya tahap III, aktifitas katalis di R-0501 harus sudah mendekati level operasi normal.
C-2.8.6.9 Tahap IV
Ketika penurunan beban heater dimulai, by-pass circulator sudah hampir tertutup dan flow sirkulasi
harus sudah naik mendekati level normal dan tekanan pada level normal untuk katalis baru. Ketika
heater dimatikan, maka sebaiknya tidak menaikan tekanan (didasarkan pada kondisi yang ada), dan
menjaga tekanan selalu konstan agar terhidar dari efek yang tumpang tindih. Jika diinginkan untuk
menaikan kecepatan reaksi, sedangkan temperatur cenderung naik secara drastis, maka lebih baik
dengan cara menaikan atau menurunkan tekanan.
o
Ketika menurunkan beban heater, jaga temperatur inlet bed pertama sedikit lebih tinggi (400-410 C):
pengurangan ini beresiko hilangnya reaksi. Beban heater harus diturunkan perlahan-lahan.
Pengurangan beban heater membutuhkan pengaturan parameter lainnya untuk memastikan
temperatur katalis dapat dikontrol. Variasi dari temperatur katalis harus dijaga sampai sekecil
mungkin.
PT Kaltim Parna Industri
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Langkah-langkah di bawah ini dapat dilakukan pada saat penurunan beban heater :
Ubah distribusi flow ke beberapa inlet, yaitu flow yang lebih besar melalui inlet utama dan flow yang
kecil lewat heater melalui inlet cold-shot.
Ubah tekanan jika diperlukan dan memungkinkan.
Perlahan-lahan turunkan konsentrasi amoniak pada inlet converter dengan menaikkan beban chiller.
Jika diperlukan, kurangi flow sirkulasi.
Mula-mula beban heater harus diturunkan sebelum distribusi gas dirubah (1) untuk menurunkan
temperatur outlet dari heater.
Ketika beban heater dikurangi, temperatur pada inlet bed kedua akan cenderung turun dan kemudian
mendekati kondisi operasi normal bed kedua.
Ketika firing heater berkurang secara perlahan, temperatur outlet heater lebih rendah dari temperatur
inlet bed pertama : dari sini, gas heater bertindak sebagai cold shot. Ketika pembakaran dikurangi
terus, temperatur outlet heater pelan-pelan mendekati temperatur gas cold-shot normal, seperti
temperatur inlet converter. Selama langkah ini, start-up heater group safety dijaga agar tidak trip (low
pressure drop).
Karena pembakaran sudah dikurangi sampai minimum, start-up heater group safety dapat ditripkan.
Gas yang lewat heater akan pelan pelan mendinginkan heater setelah heater mati, maka
temperature shock tidak akan terjadi.
Aliran cold-shot normal dialirkan dengan cara sebagai berikut: setelah memastikan bahwa bagian
bawah converter telah didinginkan, buka valve cold-shot sedikit demi sedikit untuk menjaga
temperatur pada inlet bed pertama konstan dengan membuka valve utama. Jika temperatur inlet bed
pertama mempunyai kecenderungan turun, kurangi sedikit flow sirkulasi. Sekarang aliran cold-shot
sudah normal melalui valve cold-shot, isolasi start-up heater dengan menutup valve inlet start-up
heater.
Ketika valve utama membuka penuh, maka valve cold-shot harus dipindahkan ke mode otomatis.
Akhirnya, naikan flow sirkulasi sampai maksimum dengan membuka HV-0441 di suction recirculator,
menutup bypass recirculator dengan FIC-0442, dan pindahkan pengontrolan synthesis gas
compressor ke pengontrolan tekanan suction gas make-up normal (control speed), mengikuti
prosedur manual operasi yang diberikan oleh pembuat kompresor. Hal ini menjamin proses
pemindahan ke kondisi operasi normal akan berjalan lancar.
Pada akhir tahap ini, aktifitas katalis belum mencapai nilai maksimumnya, hal itu akan dilakukan
sampai beberapa hari operasi. Selama waktu ini, ketika tekanan dinaikkan perlahan-lahan sampai
operasi normal, maka sangat penting sekali untuk menghindari adanya temperatur yang berlebihan :
o
o
temperatur pada outlet bed pertama dan kedua tidak boleh lebih dari 500 C dan 470 C. Jagalah
o
temperatur inlet R-0502 sekitar 390 C.
C-2.8.6.10 Tahap V
Pada tahap ini, katalis di R-0502 direduksi dan dipanaskan sampai temperatur operasi normal.
Sebelum memulai reduksi katalis, pastikan proses reduksi di R-0501 hampir selesai dan reaksi sudah
dimulai.
Rate pemanasan selama tahap ini ditentukan dengan menjaga konsentrasi air di outlet converter
dibawah 3000 ppm. Lanjutkan analisa kandungan air selama tahap ini.
o
Kandungan air di bawah batas maksimum harus dijaga ketika temperatur mendekati 400 C ; amati
pembentukan air dengan menganalisa sample, paling sedikit sekali dalam satu jam. Jika kandungan
uap air melebihi 3000 ppm, kurangi rate pemanasan.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Ketika temperatur inlet 410-420 C, proses aktifasi berjalan lebih lanjut dan reaksi mulai berjalan. Jika
o
tidak ada tanda adanya reaksi setelah 48 jam pada 420 C, maka temperatur inlet boleh dinaikkan
o
sedikit (5-10 C) untuk mempercepat terjadinya reaksi awal, tapi pastikan juga bahwa temperatur
o
design R-0502 (450 C) tidak dilampaui.
Banyak sekali air yang dihasilkan saat aktifasi katalis pada hari pertama operasi normal. Selama fase
ini, kandungan air di gas outlet dari converter harus dimonitor dengan melakukan analisa setiap hari.
Jika sirkulasi terganggu, maka turunkan temperatur katalis sampai sekitar 50 C dibawah temperatur
operasi normal. Hal ini akan menghentikan proses pengaktifan katalis dengan cepat dan
mengamankan gangguan sirkulasi. Jika ada gangguan secara tiba-tiba pada sirkulasi, yang akan
menyebabkan aliran gas yang melalui converter berhenti sebelum temperatur diturunkan
sebagaimana yang disebutkan di atas, lakukan purge gas lewat purge gas valve di synthesis loop.
Hal ini akan menyebabkan aliran gas yang melalui bed katalis converter akan sangat sedikit dengan
arah flow normal untuk menyerap sisa air.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Prosedur start-up setelah terjadinya shut-down akan digunakan, tergantung dari lamanya shut-down.
Untuk waktu shut-down yang singkat, disarankan sekali untuk menjaga upstream loop beroperasi
pada beban 60 % dan untuk melakukan venting treated gas. Gas yang dapat divent antara lain pada:
Downstream dari sulfur absorber: R-0202 (PICA-0201)
Upstream dari HT CO converter: R-0204 (manual vent)
Upstream dari BFW preheater no. 2: E-0213A/B (PICA-0213)
Upstream dari CO2 absorber: C-0302 (manual vent)
Downstream dari CO2 absorber: C-0302 (PIC-0315)
Downstream dari methanator heat exchanger: E-0311 (PIC-0316)
Jika ada beberapa katalis di bagian penyiapan gas telah teroksidasi selama proses shut-down, maka
katalis tersebut harus direduksi lagi pada saat restart sesuai dengan prosedur di bab C-2.
Heating up natural gas sampai temperatur operasi normal di dalam natural gas preheater (E0204A/B/C), dan masukkan ke bagian desulfurisasi dan selanjutnya dilakukan venting lewat PV-0201
pada downstream sulphur absorber (R-0202).
Apabila natural gas outlet dari sulphur absorber (R-0202) sudah mengandung sulfur 0,1 ppm
(volume) atau lebih rendah, maka natural gas bisa dimasukkan ke primary reformer.
Yakinkan bahwa block valve process natural gas ke primary reformer sudah tertutup sempurna
dengan double block dan bleed sampai process natural gas siap dimasukkan ke primary reformer.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Jika katalis di primary reformer dijaga dalam keadaan tereduksi dan sistem dalam kondisi shut-down,
maka bagian reforming dapat direstart dengan menggunakan prosedur yang diterangkan di bab C.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Jika dilakukan shut-down untuk jangka waktu yang singkat, jaga supply panas ke CO2 stripper
reboiler (E-0302) dan sirkulasi larutan aMDEA dengan menjaga tekanan di CO 2 absorber dengan
tetap mengalirkan gas proses lewat bypass valve 1" MOV-0311. Panas yang masuk ke E-0302
dijaga dengan membuka manual vent upstream dari MOV-0311, kemudian masukkan gas proses
lewat E-0302.
Lanjutkan prosedur restart seperti yang diterangkan di bagian 2.4.12 bab C setelah membuka MOV0311 dan menutup manual vent.
Sirkulasi larutan dan parameter-parameter proses harus stabil dengan berakhirnya waktu restart.
Jagalah kestabilan dan kandungan CO2 tetap rendah (di bawah 0,1 % volume) pada gas proses
outlet top C-0302. Sebelum bagian methanasi direstart, sirkulasi larutan lean harus sudah stabil
selama 15 menit.
Jika dilakukan shut-down untuk jangka waktu yang lama dan sirkulasi larutan dihentikan, maka
lakukan start di bagian CO2 removal seperti digambarkan di bagian 2.4.12 bab C.
Catatan: Pastikan bahwa block valve dan ZV-0304 pada inlet methanator ditutup dan drain valve
yang tengah dibuka.
Jika sistem hanya akan dishut-down untuk jangka waktu yang pendek (beberapa jam), jagalah katalis
di methanator (R-0301) dengan gas proses bertekanan atmosfir/positif. Kemudian dapat direstart jika
gas proses tersedia.
o
Apabila shut-down dilakukan untuk jangka panjang dan temperatur katalis turun di bawah 220 C,
maka akan terbentuk nickel carbonyl (sangat beracun) dan methanator harus dipurge dengan
nitrogen.
Lakukan heating up methanator (R-0301) dengan gas proses seperti yang dijelaskan di bagian 2.4.14
bab C sehingga temperatur operasi tercapai.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Prosedur start-up harus dilakukan pada tekanan yang relatif rendah; sekitar 80-100 kg/cm g. Hal ini
akan dapat mengontrol temperatur katalis ketika reaksi amoniak mulai.
Mungkin suatu metode yang paling mudah adalah untuk menjaga tekanan konstan sampai converter
online dan kondisi stabil. Ketika converter beroperasi stabil dengan profil temperatur normal
(meskipun tidak temperatur operasi normal), maka tekanan dapat dinaikkan sampai level normal
2
dengan cepat, yakni 10-20 kg/cm per jam.
Setelah shut-down terjadi, maka sangat mungkin untuk mengembalikan kondisi operasi dengan
melakukan restart synthesis gas compressor (K-0431). Selama start-up, amati temperatur di ammonia
synthesisi converter dan hentikan aliran gas make-up jika situasinya mulai diluar kontrol. Control
valve di bagian synthesis bisa diposisikan sama seperti sebelum shut down.
Aktifkan purge gas (sekitar 5000 Nm /jam) dengan FIC-0502 dan aturlah tekanan sesuai dengan
2
kebutuhan (sekitar 80-100 kg/cm g).
6. Start resirkulasi. Ini suatu prosedur yang sangat sulit, temperatur katalis dan kondisi operasi di
dalam loop harus diamati dengan akurat.
Pertama, buka suction block valve HV-0441, kemudian buka discharge valve HV-0442 perlahanlahan. Hal ini akan menentukan resirkulasi, dan reaksi amoniak mulai berjalan. Tentukan
resirkulasi untuk menjaga kenaikan temperatur di katalis konstan dan bertahap.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Jika reaksi amoniak tidak berjalan, maka kurangi resirkulasi sedikit demi sedikit dan amati
temperatur keluar dari bed katalis pertama. Jika tidak ada reaksi amoniak yang terjadi yakni jika
temperatur naik dengan sangat lamban maka bagian sintesa amoniak harus direstart
menggunakan start-up heater seperti yang dijelaskan di bagian 2.5 bab C.
Ketika reaksi sintesa mulai berlangsung, naikkan aliran gas make-up untuk menjaga tekanan
loop.
7. Jika temperatur pada inlet dan outlet ammonia converter (R-0501) sudah naik pada level operasi
normal dan reaksi sintesa amoniak belum mulai di R-0502, maka naikkan temperatur inlet R-0502
o
sekitar 10-20 C/jam, yang dikontrol oleh TICA-0523. Apabila reaksi sudah berjalan, aturlah set
point TICA-0523 sampai temperatur normal.
8. Jagalah tekanan loop konstan sampai operasi stabil, dengan flow sirkulasi tinggi, dan temperatur
2
katalis normal. Kemudian naikkan tekanan loop 10-20 kg/cm per jam dengan mengontrol
temperatur katalis lewat rate resirkulasi, cold-shot (TICA-0514) dan temperatur pada inlet R-0501
(TICA-0542) dan R-0502 (TICA-0523).
9. Pindahkan level controller LICA-0506 ke mode otomatis, yang mengontrol level di ammonia
separator (V-0501), ketika level cairan dinaikkan.
10. Pada waktu yang sama, start bagian let down dan ammonia product pump (P-0501A/B) untuk
memindahkan produk amoniak ke storage.
Selama kondensat tersedia, bagian ini direstart seperti yang dijelaskan di bagian 2.4.9 bab C.
Prosedur restart setelah shutdown dijelaskan di bagian 2.4.2 dan 2.4.3 bab C.
Memulai prosedur restart waste heat recovery system tergantung pada situasi, dan prosedurnya telah
dijelaskan di bagian 2.4.2 dan 2.4.3 bab C.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
D. OPERASI NORMAL
D-1.1.3 Instrumen
Control valve dirawat dengan baik sesuai dengan rekomendasi supplier adalah sangat penting.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
1). Perlu dipastikan bahwa gas alam yang disuplly dari battery limit dengan kisaran sesuai desain
untuk komposisi, tekanan, dan temperatur.
Kondisi gas alam yang disuplly ke battery limit ditampilkan di Tabel A.
2
2). Periksa tekanan gas alam di NG KO drum (V-0101), dikontrol pada 21,5 kg/cm g dengan
menggunakan PICA-0101.
3). Periksa secara reguler kondensat di V-0101 yang diindikasikan dengan menggunakan LICA0101 dan LG-0101.
Jika terdapat natural gas kondensat, maka perlu dialirkan ke fuel auxiliary boiler (H-1101) melalui
LV-0101-1 dan natural gas condensate shelter melalui LV-0101-2.
2
4). Periksa tekanan dari header gas alam yang dikontrol pada tekanan 5,0 kg/cm g dengan
menggunakan PIC-0102.
5). Bahan bakar gas alam dipanaskan di fuel NG preheater (E-0101). Temperatur yang diharapkan
o
setelah pemanasan adalah sekitar 70 C.
(1)
Komposisi
Komposisi
(%-volume)
Design Base
88,14
6,49
1,50
0,24
0,32
0,14
0,08
0,08
2,97
0,04
100,00
Komponen
CH4
C2H6
C3H8
iC4H10
nC4H10
iC5H12
nC5H12
C6H14
CO2
N2
Total
3
Heating value Kcal/Nm
LHV
9,213
Pengotor-pengotor dalam gas alam
3
H2S
normal
0 mg/Nm
3
max.
10 mg/Nm
3
Organic S
normal
0 mg/Nm
2
(3) Temperatur, C
Komposisi
(%-volume)
Kondisi Terburuk
82,668
5,647
3,881
0,824
0,927
0,350
0,215
0,414
5,001
0,073
100,000
max.
nor
min.
mech. design
52,7
33,3
18
63,3
max.
min.
mech. design
30
15,3 (tidak mengandung air)
93,3
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Temperatur masuk sulphur absorber (R-0202A dan R-0202B) harus dijaga pada 400 C yang
dikontrol dengan menggunakan TICA-0210.
Tekanan harus dijaga pada kondisi yang tepat untuk menjaga agar umpan hidrokarbon ke bagian
2
reforming dapat terkontrol dengan baik, misalnya pressure drop sekitar 1,5 kg/cm g dikontrol dengan
menggunakan FV-0201.
Kandungan sulfur di campuran gas keluar sulphur absorber harus diperiksa dengan analisis di AP0201. Jumlah sulfur tidak boleh melebihi 0,05 ppm. Umur katalis di bagian reforming dan CO shift
conversion tergantung pada kandungan sulfur di gas proses.
Jika diketahui bahwa sulphur absorber sudah tidak efesien, ini berarti sulfur sudah tidak dapat lagi
terabsorbsi atau hidrokarbon mengandung uap air, yang menyebabkan reaksi yang tidak
menguntungkan, sebagai berikut :
ZnO + H2S
ZnS + H2O
Jika katalis sudah jenuh dengan sulfur, maka katalis harus diganti dengan yang baru.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
37,172 Nm /jam
93.249 kg/jam
17.663 kg/jam
18.885 kg/jam
94.470 kg/jam
3
2.094 Nm /jam
3
58.959 Nm /jam (basah)
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Pengoperasian tube pada temperatur atau dan tekanan yang lebih tinggi dari kondisi desain akan
mengurangi umur tube. Perbedaan temperatur dinding antara tube yang satu dengan yang lain dapat
menyebabkan aliran yang tidak merata di setiap tube, disebabkan oleh racun katalis, atau
pembentukan karbon, dan perbedaan pembakaran di sepanjang horizontal burner.
Burner harus selalu dimonitor dengan ketat, dan adanya ketidakberesan di pembakaran harus
diperbaiki untuk mencegah tidak meratanya pemanasan di tube dan untuk memperoleh efisiensi
termal yang tinggi.
Kandungan oksigen di flue gas harus dijaga sekitar 1 % (dengan AI-0202): ini berhubungan dengan 5
% udara lebih. Pembakaran udara dapat diatur dengan jumlah udara masuk primary reformer dan
suction blower reformer flue gas (K-0201A/B). Selama pembakaran udara, nyala api dari setiap
burner harus dimonitor dengan ketat.
Pengaturan aliran untuk memperoleh udara lebih yang tepat sangat penting untuk efisiensi termal.
Normalnya aliran udara di puncak pembakaran furnace tekanan vakumnya sekitar 5 mmWG.
Pengurangan flue gas harus dicegah, karena tube di primary reformer dapat tertutup oleh karbon, dan
juga lapisan kromium oksida di bagian luar tube dapat hilang, yang hal ini menyebabkan korosi di
tube.
Jika off gas dari unit recovery tersedia, maka dapat digunakan sebagai secondary fuel di reformer.
Aliran bahan bakar gas alam harus dikurangi secara simultan untuk menjaga temperatur outlet
primary reformer agar konstan. Off gas harus dimasukkan sebanyak mungkin ke burner sebelum
menaikkan tekanan bahan bakar / fuel NG.
Aliran normal bahan bakar gas alam / fuel NG dan off gas adalah :
3
3
- Bahan bakar gas alam (LHV : 9,123 Kcal/Nm ) : 13,559 Nm /jam
3
3
- Off gas (LHV : 2,374 Kcal/Nm )
`
: 9,216 Nm /jam
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Temperatur keluar secondary reformer harus dijaga pada 969 C (TIA-0276), yang berhubungan
dengan sisa metana sekitar 0,6 % dry-mol. Kandungan metana di gas keluar secondary reformer
sangat berhubungan erat dengan temperatur keluar reaktor.
Temperatur keluar secondary reformer diatur dengan temperatur gas proses dari primary reformer
dan aliran udara proses.
Aliran udara proses ditentukan dari jumlah nitrogen dibutuhkan untuk memperoleh perbandingan
hidrogen/nitrogen = 3 di make-up synthesis gas, dimana temperatur keluar secondary reformer (atau
kandungan metana) sangat ditentukan oleh pembakaran di primary reformer.
Perbandingan flow gas alam dan udara proses dimonitor dengan FFIA-0201, yang memberikan
indikasi tidak langsung dari perbandingan H/N. Selama operasi berjalan normal, perbandingan
3
3
gas/udara harus pada kisaran 0,617 - 0,700 Nm /Nm , dimana perbandingan yang sesungguhnya
tergantung pada komposisi dari gas alam. Jika perbandingan H 2/N2 telah dicapai di inlet synthesis
gas compressor, operator harus menjaga perbandingan udara/gas agar selalu konstan.
Udara proses dipanaskan melalui process air preheat coil di bagian waste heat. Temperatur preheat
dikontrol secara bypass dengan coil pertama HC-0201, tapi jika temperatur preheat meningkat di atas
o
550 C, maka steam pelindung (protection steam) dapat ditambahkan ke udara proses.
Temperatur normal operasi inlet dan outlet reformer :
o
- temperatur gas inlet primary reformer
: 794 C
o
- temperatur udara inlet process air preheater : 550 C
o
- temperatur outlet secondary reformer
: 969 C
Karena temperatur tinggi yang terjadi selama pembakaran, maka permukaan dalam secondary
o
reformer dipasang refractory line. Temperatur dinding harus sekitar 160 C (desain maksimum: 300
o
C). Kerusakan di refractory-line dapat menyebabkan temperatur naik di atas temperatur desain, yang
memungkinkan kerusakan shell di reformer. Secondary reformer dilapisi cat yang sensitif terhadap
panas yang dapat berubah warnanya sebagai peringatan apabila terjadi overheat.
Perubahan warna secara bertahap akan menunjukkan peningkatan temperatur sesuai dengan
kisaran temperatur sebagai berikut :
Warna sebenarnya
: hijau
o
180 220 C
: hijau kebiruan
o
310 350 C
: biru menuju ke putih
Sistem raw water spray ke top secondary reformer bagian luar disediakan. Selama operasi normal,
spray air tidak diperlukan.
Jika light hot spot dengan perubahan warna yang sedikit ditemukan, maka shell harus didinginkan
dengan service air atau steam sampai hot spot kelihatan.
Jika heavy hot spot dengan perubahan warna yang banyak ditemukan, atau udara/steam pendingin
tidak cukup, maka diperlukan spray air ke shell bagian luar dan keperluan untuk shut-down pabrik
harus didiskusikan.
Jika spray air disediakan karena hot spot, maka sistem air back-up harus disupply untuk menghindari
berhentinya supply air.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Gas proses didinginkan sampai sekitar 340 C oleh pembangkit steam di RG waste heat boiler (E0208) sebelum masuk ke HT CO converter (R-0204). Temperatur dikontrol dengan menggunakan
TICA-0278 untuk mengatur beban di E-0208.
Temperatur inlet yang optimum ialah temperatur inlet dimana CO outlet minimum, tetapi tergantung
pula pada keaktifan katalisator. Untuk katalis baru, operasi terbaik dilakukan pada temperatur sedikit
di bawah temperatur yang tertera di flow sheet. Jika katalis sudah cukup tua umurnya, temperatur
o
masuk ke reaktor akan lebih tinggi dari sebelumnya. Temperatur operasi normal pada 330 - 450 C.
o
Katalis masih dapat bekerja baik pada temperatur minimum 300 C. Jika operasi dilakukan pada
o
temperatur hot spot di atas 470 C, keaktifan katalis akan menurun pada temperatur yang lebih tinggi.
o
Jangan melebihi temperatur desain reaktor pada 470 C. Kenaikan temperatur di R-0204 harus
o
berkisar sekitar 72 - 77 C, tergantung pada perbandingan aktual steam/dry gas ratio.
D-1.5.1.2 Residual CO
Selama operasi berjalan normal, kandungan CO outlet R-0204 harus pada kisaran 3,2 3,5 % mol
dry. Jika katalis sudah cukup lama digunakan dan keaktifannya berkurang, maka akan semakin sulit
untuk mencapai kondisi kesetimbangan.
Koefisien reaksi (Kp) dapat ditentukan dengan dasar analisis dari gas keluar converter. Harga Kp
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini. Dengan Kp sebagai input persamaan,
temperatur kesetimbangan dapat dicari di Tabel A1 - A3 pada lampiran untuk bab ini.
Kp =
Kondensasi steam akan merusak katalis, sehingga temperatur harus selalu sedikitnya 15 - 20 C di
atas dew point gas. Ada kemungkinan kondensat akan terbentuk di permukaan yang dingin E0212A/B. Oleh karena itu, temperatur BFW masuk E-0212A/B harus selalu dijaga setinggi mungkin, di
o
atas dew point gas proses (biasanya pada 172 C).
D-1.5.2.2 Residual CO
Selama normal operasi, kandungan CO keluar R-0205 sekitar 0,29 % mol kering. Untuk
mengevaluasi aktivitas katalis LT shift, digunakan prosedur yang sama dengan poin D-1.5.1.2.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Temperatur gas proses dan jumlah kondensat di inlet CO2 stripper reboiler (E-0302) merupakan
parameter penting, yang menunjukkan total panas yang dapat ditransfer ke CO 2 removal dan efisiensi
regenerasi larutan. Pada rasio desain steam/karbon sebesar 2,8, maka temperatur harus sekitar 159
o
C (TI-0303).
Gas proses masuk ke CO2 absorber (C-0302) dijenuhkan dengan air, yang berarti bahwa temperatur
masuk (TI-0302) mempengaruhi neraca air CO2 removal. Diharapkan temperatur yang digunakan
o
mendekati temperatur desain pada 70 C.
Temperatur larutan lean masuk ke absorber dikontrol dengan menggunakan TIC-0308, dengan
mengatur bypass di larutan lean cooler (E-0303). Temperatur ini menunjukkan absorbsi
kesetimbangan di top absorber, sehingga ini sangat mempengaruhi efisiensi bagian CO 2 removal.
Temperatur rendah akan cenderung mengurangi terlepasnya CO 2 dan berdampak negatif pada
regenerasi larutan, yang cenderung menaikkan CO 2 terikut (CO slip) dalam larutan lean. Temperatur
o
operasi normal sekitar 50 C harus dipertahankan.
Secara prinsip, tekanan di V-0301 diusahakan serendah mungkin. Tekanan normal keluar packing
2
bed harus sekitar 0,31 kg/cm g (PI-0313). Tekanan yang tinggi berdampak negatif pada regenerasi
larutan, yaitu flashing yang terlalu rendah di V-0301. Temperatur di bottom stripper akan naik, hal ini
akan mengurangi panas yang masuk ke stripper karena T yang rendah di boiler.
Tekanan di V-0302 mempengaruhi kemurnian CO2 produk yang secara prinsip harus diusahakan
serendah mungkin. Tekanan tersebut dibutuhkan untuk mengatasi hidrostatic head ke LP flash drum
(V-0301) dan menstabilkan level cairan di V-0302. Tekanan yang terlalu rendah menyebabkan
flashing yang berlebih, yang akan merusak peralatan (TX-0301/V-0302). PICA-0306 digunakan untuk
2
mempertahankan tekanan sesuai dengan desainnya sebesar 8 kg/cm g.
Temperatur normal operasi :
- Gas proses masuk E-0302 (TI-0303)
- Gas proses masuk C-0302 (TI-0303)
- Gas proses keluar C-0302 (TI-0312)
- Larutan lean masuk C-0302 (TIC-0308)
- Larutan semi-lean masuk C-0302 (TI-0310)
- Larutan rich keluar C-0302 (TI-0311)
- Air pencuci keluar E-0308 (TI-0353)
: 159 C
o
: 70 C
o
: 50 C
o
: 50 C
o
: 72 C
o
: 81 C
o
: 38 C
: 30,7 kg/cm g
2
: 8,0 kg/cm g
2
: 0,27 kg/cm g
Sebagian besar CO2 diabsorbsi dengan menggunakan larutan semi-lean di bottom C-0302. CO2
masuk absorber mengandung sekitar 18,4 % mol (kering), dan kandungan CO 2 keluar bottom
absorber sekitar 4 - 5 % volume. Aliran dan kondisi larutan semi-lean sangat penting : aliran yang
terlalu rendah atau regenerasi yang buruk akan menyebakan overloading absorber di bagian puncak
dan menyebabkan kenaikan CO2 leakage. Kecepatan aliran harus dijaga konstan pada rata-rata 2024
ton/jam (FICA-0306).
Sisa CO2 diabsorbsi dengan larutan lean di top absorber. Kandungan CO2 maksimum di outlet gas
sebesar 500 ppm. Aliran dan kondisi larutan lean penting untuk memenuhi kondisi yang diinginkan
PT Kaltim Parna Industri
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
oleh CO2 removal. Aliran harus dijaga konstan sesuai dengan kecepatan rata-rata desain sebesar
334 ton/jam (FICA-0304).
Level di V-0301 tidak dikontrol secara otomatis, ini artinya V-0301 berfungsi sebagai akumulator
larutan dari seluruh system CO2 removal. Level harus dijaga dengan range alarm yang sesuai.
Diutamakan pada kondisi level rendah sesuai dengan kisaran operasi yang diijinkan. Ada dua
keuntungan dengan penyimpanan larutan yang rendah, yaitu :
- Larutan MDEA dengan konsentrasi yang terlalu rendah (sebagai akibat dari kesalahan operasi),
hal ini memungkinkan untuk mencapai konsentrasi yang diharapkan dengan make-up fresh
MDEA.
- Jika terjadi trip, cairan yang tertahan oleh packing akan menurun, yang menyebabkan
peningkatan level cairan secara signifikan di tangki MDEA. Sebelum restart, perlu untuk
mentransfer kelebihan cairan ke V-0301, untuk memperoleh ketinggian cairan sesuai dengan
kisaran yang diijinkan untuk tangki ini.
Jika low alarm di V-0301 aktif, make-up larutan harus diambil dari tangki penyimpanan / storage
sebagai tambahan. Make-up larutan dipompakan secara perlahan ke bottom C-0301 dengan P-0305.
Alarm untuk high level akan terjadi dengan adanya fluktuasi berkala di sistem atau pelarutan yang
berlebihan. Jika alarm tersebut aktif, sistem harus diperiksa untuk mengetahui apa yang
menyebabkan alarm aktif. Jika sudah diketahui penyebabnya, maka kemudian harus diambil tindakan
yang tepat.
Pemeriksaan level di CO2 stripper reboiler E-0302 secara reguler dilakukan dari pembacaan LG-0303
untuk memastikan bahwa aliran yang steady melewati sisi shell. Level normal berhubungan dengan
tinggi buffle/penyekat. Level yang tinggi menunjukkan adanya blocking (kemacetan) aliran cairan
keluar menuju C-0301. Level yang rendah mengindikasikan adanya backstowing di take-off tray di C0301, yang menjadi salah satu sebab regenerasi yang tidak efisien. Backstowing dapat disebabkan
oleh kerusakan di take-off tray itu sendiri atau terhambatnya cairan.
Sebagai flow dari larutan lean diambil dari top FV-0304 dan dialirkan melalui mechanical filter (F3
0301) sebelum dikembalikan ke downstream FV-0304. Flow ke filter normalnya dijaga 40 m /jam
(diindikasikan oleh FI-0321) perlu dipertahankan. Gunakan globe valve manual di outlet filter untuk
2
mengatur aliran. Jika pressure drop di F-0301 mencapai 1,2 - 1,8 kg/cm g (PDI-0391), harus
dilakukan backwash dengan menggunakan air demin. Untuk mengurangi larutan yang hilang,
pencucian dimulai dengan air demin sesuai dengan arah aliran larutan, dan kemudian mengalirkan
cairan tersebut ke C-0301 melewati make-up line. Elemen filter dapat dibersihkan dengan water jetcleaner setelah bagian-bagian tersebut dipisahkan dari shellnya.
C-0302 dilengkapi dengan fasilitas pencucian kondensat proses di line gas proses outlet yang
terdapat di topnya. Flushing dengan air meminimumkan kehilangan solvent disebabkan oleh adanya
entrainment dan/atau penguapan, sehingga neraca massa air dapat terjamin.
Aliran operasi normal :
- Larutan lean (FICA-0304)
- Larutan semi-lean (FICA-0306)
- Aliran split ke C-0301 (FICA-0302)
- Air pencuci ke E-0308 (FICA-0301)
- Kondensat proses ke C-0302 (FIC-0305)
WI-OPR-002-001
: 334 ton/jam
: 2,024 ton/jam
: 361 ton/jam
: 451 ton/jam
: 869 kg/jam
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
D-1.6.3 Analisis
Larutan lean
max. 0,3
0
0
0
0
0
37,2
3,0
59,5
Larutan semi-lean
max. 6,1
0
0
0
0
0
35,1
2,8
57,0
Larutan rich
min. 8,8
1
17
43
1
<1
35,0
2,9
54,3
Neraca air di CO2 removal harus dimonitor, karena pengenceran larutan akan mengurangi kapasitas
absorbsi dan kemudian meningkatkan CO2 slip. Meningkatnya kandungan air dapat ditunjukkan
dengan analisis secara rutin terhadap larutan atau dengan naiknya level di LP flash drum (V-0301).
Menurut desain, neraca air di CO2 removal adalah negatif, ini artinya bahwa sedikit air harus
ditambahkan ke sistem secara terus-menerus. Penambahan air ini pada puncak absorber (C-0302),
dimana outlet gas proses dicuci dan larutan hilang karena entrainment dan penguapan dapat
diminimalkan. Penambahan air sebanyak 933 kg/jam (FIC-0305)
Neraca air diatur dengan tekanan dan temperatur aliran gas masuk dan keluar sistem, misalnya gas
proses masuk dan keluar absorber dan aliran CO2 divent. Jika kandungan air naik, beberapa langkah
yang harus diambil antara lain :
- Kurangi temperatur gas proses masuk ke absorber dengan menaikkan beban di E-0302 dan/atau
E-0305. Jika mungkin, rasio steam/karbon dapat diturunkan seperlunya.
- Naikkan temperatur air pencuci kembali ke V-0301 (TI-0353) dengan mengurangi aliran air
pendingin ke E-0308.
- Alirkan air dari sistem overhead V-0301.
Sebagai catatan, neraca air ini berpengaruh terhadap hilangnya amine dari sistem secara signifikan.
Jika kandungan air menurun, perlu langkah-langkah berikut :
- Perbesar aliran air pencuci ke top C-0302 (FIC-0305).
- Naikkan temperatur gas proses masuk ke absorber dengan mengurangi beban E-0302 dan/atau
E-0305 (tersedia bypass).
- Tambahkan air demin ke sistem overhead V-0301 (HC-0301).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
D-1.6.5.2 Foaming
Foaming dapat terjadi di kolom (menara) dan di flash drum. Foaming diindikasikan dengan
peningkatan pressure drop secara tidak wajar di sepanjang bed dan diikuti dengan turunnya purity
gas CO2 di aliran gas. Sebagai langkah awal penanggulangan adalah dengan penambahan sedikit
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
larutan antifoam ke dalam kolom/drum, tetapi tidak boleh penambahan anti-foaming yang terlalu
berlebihan, karena hal ini justru akan meningkatkan foaming.
Foaming dapat pula disebabkan oleh kontaminasi, baik karena partikel-partikel atau tenside
(penurunan tegangan permukaan). Kontaminasi partikel disebabkan oleh reaksi lemah terhadap
antifoam agent dan tidak terjadi foaming setelah filtrasi. Kontaminasi karena tenside disebabkan
karena aktifitas foaming yang besar setelah filtrasi, keaktifan foaming yang rendah setelah ekstraksi,
dan reaksi kuat terhadap antifoam agent.
Kontaminasi partikel dapat disebabkan karena side stream filtrasi yang tidak berjalan baik. Analisis
filter cake dilakukan untuk mengetahui sumber kontaminasi. Partikel dapat terjadi karena
pembersihan yang buruk, atau ada debu katalis yang terikut dari reaktor atau karena korosi. Lakukan
penyelidikan untuk mengetahui penyebabnya, dan kemudian ambil tindakan yang sesuai.
Jika foaming disebabkan oleh tenside, maka lakukan identifikasi dengan analisis terhadap larutan dan
umpan gas. Tenside dapat disebabkan oleh terbentuknya byproduct (produk samping) upstream
absorber atau di dalam larutan itu sendiri. Sebagai contoh adalah adanya penurunan produk yang
dihasilkan di larutan karena temperatur dinding tube yang terlalu tinggi di reboiler E-0302 (maksimum
o
sebesar 175 C yang direkomendasikan). Pada kasus tertentu tenside disebabkan karena adanya
minyak dari salah satu mesin.
Jika ada unsur/zat tersebut diatas yang menjadi penyebab terjadinya foaming, tindakan sesegera
mungkin harus diambil untuk menanggulanginya.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
D-1.6.5.4 Korosi
Pertimbangan MDEA digunakan sebagai solvent adalah tidak korosif, sehingga tidak diperlukan
penambahan zat kimia anti korosi.
Walaupun demikian, korosi terhadap carbon steel dapat pula terjadi jika kandungan total amine
sangat rendah, sehingga pH solvent saat keluar bersama CO2 akan sangat rendah. Classic stress
corrosion cracking (SCC) stainles steel disebabkan oleh klorida dikandung solvent dapat pula terjadi.
Dua hal tersebut jarang dan belum pernah terjadi sebelumnya di pabrik MDEA.
Korosi karena erosi dapat dilihat di bagian carbon steel yang disebabkan oleh kecepatan cairan yang
tinggi atau flashing cairan. Fenomena ini dapat terjadi khususnya di lengkungan pipa atau titik dimana
tekanan cairan menurun dengan drastis. Ini sudah dihitung pada saat desain ; jika kondisi operasi
yang direkomendasikan diikuti, hal-hal tersebut di atas tidak akan terjadi.
Analisis terhadap solvent akan dapat mengetahui adanya korosi, yang mana jika kondisi tersebut
terjadi akan dapat diketahui dari tingginya kandungan Fe, Cr, dan atau Ni terkandung di dalam
solvent.
valve yang terbuka dan tertutup dengan cepat dapat merusak alat (water hammering).
Periksa agar pipa selalu terikat dengan kencang disupportnya. Getaran yang disebabkan karena
adanya perubahan arah aliran dan sebagian karena flashing cairan akan cenderung mengurangi
bolt yang menyangga pipa.
Perhatian khusus harus diberikan terhadap pipa antara E-0301A/B ke C-0301 dan pipa antara V-0302
ke V-0301. Hydraulic turbine TX-0301 harus diperiksa pada kondisi yang semestinya sesuai dengan
instruksi suppliernya.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Temperatur yang rendah, tekanan tinggi, dan kandungan air yang rendah mendukung terjadinya
o
reaksi metanasi. Pada kondisi operasi normal di kisaran temperatur 280 - 320 C, kondisi
kesetimbangan yang mempengaruhi keaktifan katalis merupakan faktor yang menentukan efisiensi
proses metanasi. Keaktifan katalis meningkat dengan naiknya temperatur operasi, tapi di sisi lain
akan mengurangi umur katalis. Oleh karena itu, temperatur operasi harus serendah mungkin.
Temperatur masuk dikontrol dengan alat TICA-0313 yang telah diterangkan di Bab B (Penjelasan
Unit).
Dari sisi penggunaan energi, aliran melalui methanator trim heater (E-0211) harus diminimalkan
dengan pengontrolan temperatur masuk methanator melaui gas proses bypass dari methanator heat
exchanger (E-0311).
Butterfly valve manual di pipa 18 bypass dari methanator trim heater (gas hasil metanasi) harus
o
diatur untuk mendapatkan temperatur keluar methanator trim heater sekitar 314 C (TI-0312).
Kenaikan temperatur methanator tergantung pada kandungan CO2 dan CO di gas keluar absorber.
o
Kenaikan temperatur sekitar 24 C pada operasi normal. Kenaikan temperatur setiap penambahan 1
o
o
%-mol CO2 yaitu 60 C dan 1 %-mol CO yaitu 75 C
Pada banyak kasus, kenaikan temperatur yang tinggi di methanator disebabkan oleh penurunan
efisiensi penyerapan di CO2 removal. Jika terjadi kekacauan operasi di bagian penyiapan gas dan
o
temperatur methanator naik di atas temperatur 450 C, maka methanator harus diisolasi (IS-33).
Reaktor harus didepressurize/dikosongkan lewat block valve 3 manual vent dan flow akan
berlawanan arah dengan gas proses untuk mencegah overheating di reaktor dan katalis.
Kandungan CO dan CO2 inlet methanator sesuai desain :
- CO (*)
: 0,36 % volume
: 0,29 % volume
- CO2 (AIA-0301)
: 0,05 % volume
- inlet methanator
: 290 C
- outlet methanator
: 314 C
o
o
: 72,38 % volume
- N2
: 26,23 % volume
- Ar
0,32 % volume
- CH4
1,07 % volume
- CO + CO2
: max. 10 ppm
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Laju produksi amoniak di synthesis loop pada laju gas make-up yang tetap, dapat diubah dengan
pengaturan-pengaturan berikut :
-
Komposisi gas make-up harus dimonitor dengan ketat : sisa CO dan CO 2 dan komponen lain yang
mengandung O2 merupakan racun bagi katalis di ammonia converter.
Temperatur dinding ammonia converter harus selalu dimonitor.
Kecepatan sirkulasi dapat diubah dengan mengatur recirculator bypass. Pada kondisi normal operasi,
bypass harus dijaga posisi tertutup untuk mengoperasikan loop pada kecepatan maksimum.
Pada kecepatan gas make-up yang tertentu, penurunan kecepatan sirkulasi akan menyebabkan
tekanan synthesis loop naik dan menyebabkan kehilangan energi.
Kecepatan sirkulasi sangat berpengaruh besar pada temperatur katalis. Peningkatan sirkulasi akan
menyebabkan temperatur turun. Untuk menjaga operasi optimal, maka perlu untuk menaikkan
temperatur inlet ke bed katalis sebagaimana disebutkan di bagian D-1.8.5. Pada saat yang sama,
temperatur hot spot menurun karena profil temperatur katalis telah merata.
Kecepatan sirkulasi dan komposisi gas pada normal operasi :
3
: 598,864 Nm /jam
R-0501 outlet
R-0502 outlet
H2 % volume
65,91
55,19
52,52
N2 % volume
21,97
18,39
17,51
Ar % volume
2,00
2,25
2,32
CH4 % volume
6,00
6,77
6,95
NH3 % volume
4,12
17,40
20,70
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Gas make-up sebagian besar mengandung hidrogen dan nitrogen dengan rasio antara 3 dan 1,
tergantung pada rasio hidrogen dan nitrogen yang digunakan di reaksi sintesis amoniak. Sedikit
nitrogen dan hidrogen meninggalkan loop terlarut dalam cairan produk; karena nitrogen sedikit larut
dalam larutan amoniak produk dibandingkan hidrogen, maka perlu untuk menjaga rasio H 2/N2 di gas
make-up sedikit di bawah 3.
Harus dicatat bahwa sedikit perubahan di rasio H2/N2 di gas make-up akan menyebabkan perubahan
besar di rasio H2/N2 di synthesis gas. Efeknya juga tergantung pada aliran gas yang dipurge dari loop.
Rasio H2/N2 di gas proses outlet methanator diatur untuk mendapatkan rasio yang diharapkan sesuai
dengan outlet gas make-up compressor, karena H2 dari HRU direcycle di interstage K-0431.
Penyimpangan besar dari rasio gas make-up H2/N2 terhadap desain dapat menyebabkan rasio gas di
loop menyimpang dari yang diharapkan. Kecepatan reaksi di converter akan menurun, temperatur
katalis akan cenderung turun, dan tekanan di loop akan naik. Jika tidak ada langkah yang diambil
untuk memperbaiki rasio gas di loop, maka reaksi sintesis amoniak akan terhenti, dan temperatur di
converter akan menurun dengan cepat. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, sejumlah besar gas
harus dipurge dari loop. Ini akan menyebabkan komposisi gas loop akan kembali seperti komposisi
gas make-up kembali; komposisi gas di loop akan terkoreksi untuk memperoleh rasio sesuai dengan
yang diinginkan, juga setelah kecepatan purge dikembalikan ke normal.
Gas make-up mengandung hidrogen, nitrogen, metana, argon, air, dan sedikit CO serta CO 2.
Hidrogen dan nitrogen direaksikan membentuk amoniak, sebagai produk sistem. Air, sebagian besar
CO dan CO2, serta sebagian metana dan argon meninggalkan loop dengan terlarut di dalam produk.
Sebagian besar metana dan argon terakumulasi di synthesis loop karena merupakan gas inert
terhadap reaksi sintesis pembentukan amoniak.
Tekanan efektif untuk reaksi sintesis amoniak adalah tekanan parsial hidrogen dan nitrogen, inert di
dalam sistem memperlambat terbentuknya produk. Untuk itu, gas dipurge secara terus-menerus dari
synthesis loop untuk menjaga jumlah inert tetap rendah.
st
Jumlah inert di synthesis gas di inlet 1 ammonia converter didesain sebesar 8 % mol.
Jumlah flow purge gas yang besar menyebabkan jumlah inert yang terakumulasi rendah, yang ini
mendukung tercapainya kecepatan reaksi yang tinggi dan mengurangi tekanan di synthesis loop. Di
sisi lain, purge gas yang terlalu banyak akan mengurangi produksi disebabkan banyaknya H 2 dan N2
yang hilang.
Laju gas yang dipurge dan komposisinya pada kondisi normal :
- purge gas (FI-0502)
: 22,612 Nm /jam
: 63,50 %
: 21,16 %
: 2,79 %
: 8,36 %
: 4,19 %
Bagian penyiapan gas dijalankan sehingga jumlah inert di gas make-up serendah mungkin.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Pada laju sirkulasi yang konstan, perbedaan temperatur antara inlet dan outlet di setiap ammonia
converter akan proporsional terhadap produksi per unit volume gas masuk reaktor (converter).
Pada lampiran untuk bab ini ditunjukkan profil temperatur desain terhadap konversi di R-0501;
temperatur rendah menyebabkan kenaikan konsentrasi kesetimbangan kimia amoniak, sehingga
temperatur inlet katalis harus dijaga serendah mungkin. Temperatur inlet yang terlalu rendah dapat
menyebabkan reaksi sintesis terhenti dan operasi menjadi tidak stabil.
Temperatur inlet di bed pertama R-0501 dikontrol secara otomatis dengan TICA-0514, yang
mengatur flow cold shot. Jika kontrol yang dilengkapi dengan control valve tidak berfungsi dengan
baik, inlet valve HV-0501 dapat dithrottle (dikurangi bukaannya) untuk mendapatkan pressure drop
yang sesuai untuk cold shot control valve. Hai ini membuat flow resirkulasi total berkurang, sehingga
HV-0501 harus dijaga untuk selalu terbuka.
Temperatur inlet ke bed kedua katalis di R-0501 diatur secara tidak langsung dengan mengontrol
temperatur inlet ke converter. Temperatur inlet ke bed kedua dijaga konstan secara otomatis dengan
aliran bypass E-0502 (TICA-0542) dan bypass E-0503 (HIC-0502). Bypass E-0503 (HIC-0502) posisi
tertutup pada kondisi normal operasi.
Temperatur optimum masuk bed pertama R-0501 pada kondisi operasi yang stabil dapat dicapai
dengan cara :
o
- Turunkan temperatur dengan step 5 C, monitor secara hati-hati temperatur keluar converter secara
bersamaan. Jika temperatur outlet naik, ini artinya konversi naik.
o
- Turunkan temperatur inlet bed pertama sebesar 5 C, jika temperatur outlet converter mulai tidak
o
stabil atau turun, naikkan temperatur inlet bed pertama sebesar 5 - 10 C.
Kondisi operasi pada kondisi temperatur desain adalah sebagai berikut :
bed pertama R-0501
o
- inlet (TI-0513, TICA-0514)
: 360 C
o
- oulet (TI-0515, 0516, 0518, 0519) : 482 C
bed kedua R-0501
o
- inlet (TI-0517, 0520)
: 369 C
o
- outlet (TIA-05222)
: 439 C
R-0502
o
- inlet (TICA-0523)
: 376 C
o
- outlet (TIA-0536)
: 418 C
Temperatur katalis optimum untuk kondisi operasi yang stabil akan meningkat dengan bertambahnya
o
umur katalis. Temperatur inlet di bed pertama harus dijaga pada kisaran temperatur 360 - 380 C dan
o
inlet bed kedua pada kisaran 370 - 390 C.
Jika reaksi berhenti karena temperatur masuk bed katalis terlalu rendah, maka temperatur di
converter akan turun dengan cepat. Jika ini terjadi, tutup cold shot valve segera untuk menstabilkan
kembali operasi di converter. Kecepatan resirkulasi dapat juga dikurangi dengan cara membuka kickback di recirculator.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Konsentrasi amoniak di inlet R-0501 berefek langsung terhadap kecepatan reaksi sintesis.
Penurunan konsentrasi amoniak menyebabkan kenaikan kecepatan reaksi dan penurunan tekanan
operasi pada laju gas make-up yang tetap.
nd
Gas make-up mengandung lebih dari 10 ppm CO + CO2, yang merupakan racun katalis seperti
senyawa-senyawa yang mengandung oksigen. CO 2 bereaksi dengan amoniak di resirkulasi
membentuk amoniak karbamat, berupa kristal putih yang mengendap dari sirkulasi gas sintesis. Gas
make-up ditambahkan di titik sirkulasi gas sintesis yang mengandung amoniak. Sehingga amoniak
karbamat yang terbentuk akan larut dalam cairan produk dan meninggalkan sintesis loop beserta
produk.
Kandungan CO + CO2 di gas make-up diindikasikan oleh AIA-0302 di outlet bagian penyiapan gas.
Konsentrasi CO di gas make-up harus dijaga serendah mungkin, karena racun di katalis tidak dapat
dihilangkan seluruhnya dari gas sintesis. Desain converter didasarkan pada konsentrasi CO sebesar
2 ppm.
Kandungan CO di gas make-up diperiksa sekurang-kurangnya pada setiap shift dan pada saat
kondisi unit penyiapan gas tidak berjalan normal (kacau).
Berikut ini merupakan rekomendasi terhadap kandungan CO yang diijinkan di gas make-up :
- 0 - 10 ppm
: bagus
- 10 - 20 ppm : kurang bagus, operasi dapat dijalankan untuk beberapa waktu (beberapa bulan).
- > 20 ppm
- 20 - 30 ppm : gas make-up dapat diumpankan ke loop hanya untuk beberapa minggu saja.
- 30 - 50 ppm : gas make-up dapat diumpankan untuk beberapa hari saja.
- >50 ppm
: hanya diijinkan untuk waktu yang sangat singkat (mak satu jam), periksa analyzer
dan jika pembacaan benar, stop gas make-up.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Inlet valve utama ke valve 1 ammonia converter (HV-0501) harus selalu dilalui aliran sedikitnya 10 %
aliran resirkulasi, sehingga shell converter akan didinginkan oleh gas yang mengalir di annulus di
antara internal shell.
o
Temperatur desain untuk pressure shell R-0501 adalah 370 C, dan temperatur ini tidak boleh
terlampaui. Jika temperatur shell mendekati temperatur desain, maka tambahlah aliran gas
pendingin shell dan jika mungkin turunkan temperatur masuk converter. Kondisi ini tidak mungkin
terjadi pada kondisi normal operasi. Pada saat terjadi shut-down, temperatur pressure shell harus
dimonitor dengan ketat, serta adanya perubahan kenaikan tekanan dan temperatur perlu dihindari.
D-1.8.9 Tekanan
Tidak ada kontrol instrumentasi untuk tekanan di synthesis loop, tekanan disesuaikan secara
otomatis berdasarkan kondisi proses yang telah disebutkan sebelumnya. Ini dimungkinkan karena
kecepatan reaksi naik dengan naiknya tekanan. Jika loop dijalankan pada laju produksi rendah dan
jumlah gas make-up ditambah, maka tekanan di loop akan naik.
Perubahan-perubahan di kondisi operasi berikut yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tekanan pada operasi normal di inlet R-0501 (PI-0518) ialah 140 kg/cm g.
D-1.8.10 Ammonia Separator
Amoniak yang terkondensasi di cooler dipisahkan dari gas sirkulasi di ammonia separator (V-0501).
Jumlah cairan di V-0501 harus diperhatikan sekali. Cairan yang terbawa dari V-0501 dapat masuk ke
stage recycle kompresor yang dapat menyebabkan kerusakan pada kompresor. Pada kondisi dimana
level naik secara drastis, interlock IS-51 disediakan untuk menshut-down kompresor. Level yang
2
terlalu rendah dapat menyebabkan gas tekanan tinggi (140 kg/cm g) memblow line produk. Walupun
kontrol level otomatis dipasang, level harus selalu diperiksa secara berkala dengan menggunakan
level indikator. Pengaturan kontrol level otomatis harus dilakukan secara hati-hati.
Dua level control valve, yang satu beroperasi dan yang lain stand-by, disediakan untuk mencegah
terjadinya kondisi emergency, yaitu valve tersumbat atau terjadinya pembekuan di valve.
Penggunaan valve secara bergantian satu dengan yang lain sebagai media untuk memeriksa kondisi
operasi valve tersebut.
D-1.8.11 Let Down Vessel
Amoniak cair dikumpulkan di V-0501 yang kemudian ditransfer ke let down vessel (V-0502) yang
2
bertekanan 25 kg/cm g. Sebagian besar gas terlarut akan diflash di V-0502. Tekanan di V-0502
distabilkan dengan kontroler tekanan (PICA-0508). Gas yang terflash akan dikirim ke ARU/HRU (Z0801/Z-0901) atau digunakan sebagai bahan bakar di primary reformer. Amoniak cair dialirkan ke
flash vessel (V-0503) melewati kontroler level LICA-0508.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Bagian refrigerasi terdiri atas 5 chiller yang beroperasi pada dua kondisi tekanan yang berbeda :
st
nd
Sistem refrigerasi digunakan untuk dua hal, yaitu sebagai media pendingin synthesis gas di loop dan
di purge gas, serta untuk mengkondensasikan amoniak hasil flash di flash vessel agar menjadi
produk cair.
Sebagian dari amoniak, flash gas dari flash vessel juga mengandung uap air dan inert, yang
keduanya harus dihilangkan dari refrigeration circuit.
Gas keluar V-0441 dikondensasikan di ammonia condensor (E-0510).
Tekanan dan temperatur di outlet E-0510 pada operasi normal adalah sebagai berikut :
2
- tekanan (PIA-0511) : 15,6 kg/cm g
o
- temperatur (TI-0559) : 38,5 C
o
Inert dihilangkan dari ammonia accumulator (V-0504) dan setelah kondensasi pada temperatur 4 C
di inert gas chiller (E-0511) dan pemisahan amoniak di inert gas separator V-0505, kemudian
dialirkan ke ammonia recovery unit (ARU). Jika aliran gas keluar V-0504 terlalu sedikit, jumlah inert di
V-0504 akan meningkat. Peningkatan ini diindikasikan oleh adanya kenaikan tekanan outlet K-0441
dan peningkatan konsumsi energi di TS-0441.
Sejumlah amoniak cair ditambahkan ke E-0509, E-0508, dan E-0506 yang keluar dari heat exchanger
tersebut dalam fasa cair, yang kemudian diblow down. Sebagian besar air yang masuk ke
refrigeration circuit kemudian dikirim kembali bersama amoniak terkondensasi dengan
mengembalikannya ke flash vessel. Untuk E-0511 dan E-0514, kandungan air di fasa cair akan
cenderung meningkat selama operasi, hal ini diindikasikan dengan peningkatan titik didih pada
tekanan tetap.
Jika kandungan air terlalu tinggi di E-0511 atau E-0514, maka blow down di V-0503 perlu
ditingkatkan.
Ammonia compressor dikontrol dengan PICA-0516-1 yang dijaga pada tekanan konstan di 2
ammonia chiller (E-0508).
nd
Pada saat K-0441 dikontrol dengan PICA-0507, set tekanan dengan menggunakan PICA-0507
sehingga flash vessel beroperasi pada tekanan di atas tekanan atmosferik. Ini dilakukan untuk
memastikan bahwa tidak ada penambahan udara ke sistem karena adanya kebocoran di flange dan
peralatan.
Amoniak cair dikumpulkan di flash separator dan dikirimkan ke OSBL ammonia storage tank dengan
menggunakan ammonia product pump (P-0501A/B).
Produk amoniak :
- jumlah
- tekanan di outlet P-0501A/B (PI-0562A/B)
- temperatur (TI-0557)
WI-OPR-002-001
: 62.500 kg/jam
2
: 7,8 kg/cm g
o
: -32,6 C
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Tekanan dan temperatur pada operasi normal (100 % beban), adalah sebagai berikut :
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
: 20,5 kg/cm g
2
: 43 kg/cm g
- temperatur :
suction (TI-0401)
discharge (TIA-0402)
: 20 C
o
: 89 C
: -0,02 kg/cm g
2
: 2,1 kg/cm g
2
: 1,9 kg/cm g
2
: 7,0 kg/cm g
2
: 6,8 kg/cm g
2
: 13,7 kg/cm g
2
: 13,4 kg/cm g
2
: 36,0 kg/cm g
- Temperatur
st
1 discharge (TI-0421)
nd
2 suction (TI-0435)
nd
2 discharge (TIA-0423)
rd
3 suction (TI-0436)
rd
3 discharge (TIA-0425)
th
4 suction (TI-0437)
th
4 discharge (TIA-0427)
: 179 C
o
: 45 C
o
: 173 C
o
: 45 C
o
: 125 C
o
: 45 C
o
: 182 C
Pengaturan speed turbin dikontrol oleh kontroler tekanan discharge PIC-0422 / MIC-0201.
: 29 kg/cm g
2
: 46,9 kg/cm g
2
: 46,4 kg/cm g
2
: 74,9 kg/cm g
2
: 74,2 kg/cm g
2
: 136 kg/cm g
2
: 131 kg/cm g
2
: 141 kg/cm g
- Temperatur
st
1 suction (TI-0441)
st
1 discharge (TI-0442)
nd
2 suction (TI-0456)
nd
2 discharge (TIA-0443)
rd
3 suction (TI-0457)
rd
3 discharge (TIA-0446)
recycle suction (TI-0450)
recycle discharge (TIA-0445)
: 41 C
o
: 96 C
o
: 45 C
o
: 102 C
o
: 45 C
o
: 127 C
o
: 35 C
o
: 43 C
st
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
: 0,05 kg/cm g
2
: 1,90 kg/cm g
2
: 7,05 kg/cm g
2
: 6,80 kg/cm g
2
: 15,8 kg/cm g
- Temperatur
st
1 suction (TI-0481)
nd
2 suction (TI-0482)
nd
2 discharge (TIA-0483)
rd
3 suction (TI-0488)
rd
3 discharge (TIA-0486)
: -32,8 C
o
: 4,1 C
o
: 92,3 C
o
: 32,2 C
o
: 103,9 C
st
Pengaturan speed turbin dikontrol dengan kontroler tekanan 1 suction PICA-0516-1 atau kontroler
tekanan suction PICA-0507.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
D-1.11 ARU/HRU
Ammonia recovery unit (ARU) dan hydrogen recovery unit (HRU) mendapat umpan dari purge gas, let
down gas, dan gas inert dari bagian synthesis. Produk ARU berupa amoniak cair yang dikembalikan
ke flash vessel (V-0503) dan produk HRU berupa gas hidrogen yang dialirkan ke K-0431. Kondisi
gas umpan dan produk adalah sebagai berikut :
- kondisi umpan :
H2, % volume
N2, % volume
Ar, % volume
CH4, % volume
NH3, % volume
3
Laju alir [Nm /m]
o
Temperatur [ C]
2
Tekanan [kg/cm g]
Purge gas
dari V-0514
63,5
21,16
2,79
8,36
4,19
22.612
-5
133
Let-down gas
dari V-0502
46,62
20,46
3,17
13,09
16,66
499
-3,7
25
Inert gas
dari V-0505
18,19
13,19
4,54
38,97
25,11
208
-4
15,6
Effluent gas ke
H-0201
Ammoniak cair
ke V-0503
25,13
48,63
5,97
20,26
0,01
9.197
45,9
7,0
0
0
0
0
99,9
821 kg/jam
-19
1,0
- kondisi produk :
H2, % volume
N2, % volume
Ar, % volume
CH4, % volume
NH3, % volume
3
Laju alir [Nm /m]
o
Temperatur [ C]
2
Tekanan [kg/cm g]
Recovered gas
hydrogen ke K0431
94,41
3,41
0,83
8,36
0,0
13.049
45,0
30,0
D-1.11.2 Operasi
Kecepatan aliran sirkulasi air dan tekanan absorber harus diset serta frekuensi dan jenis analisis
harus ditunjukkan sesuai dengan instruksi operasi dari pembuat.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Jumlah air di sistem pembangkit steam harus dimonitor secara terus-menerus dengan analisis
sample yang diambil di outlet deaerator dan continuous blow down. Ini dilakukan untuk meyakinkan
kondisi operasi, baik untuk boiler dan turbin serta untuk mengurangi racun katalis dari BFW.
1. Turbin digunakan untuk menggerakkan pompa pada kondisi normal dan motor harus disiapkan
untuk stand-by agar dapat start secara otomatis saat tekanan discharge PIA-0225 menurun.
2. Lakukan start secara periodik untuk motor penggerak pompa dan operasikan dua pompa secara
paralel.
3. Saat turbin penggerak pompa tidak bekerja, motor pompa distart, ini perlu untuk memastikan
bahwa operasi akan berlanjut ataukah shut-down, dengan pertimbangan waktu yang diperlukan
untuk memperbaiki turbin penggerak pompa dan energi listrik yang tersedia.
Analisis secara regular terhadap air demin, air umpan boiler, air boiler, dan pada kondisi (kasus)
dimana kualitas air memburuk, tidak sesuai dengan nilai-nilai dibawah ini, maka perlu tindakantindakan untuk memperbaikinya.
PH
Konduktivitas mikro mho /cm
o
pada 25 C
Oksigen terlarut, ppm
Total Fe, ppm
Silica (SiO2), ppm
Outlet deaerator
9,0-9,5
-
Air boiler
9,4-10
max. 50
max.0,007
max. 0,0
-
max. 0,3
: AI-24101A/B/C
: AI-0211
: AI-0203
: AI-0204
: AI-11041
: AI-11042
: AI-11043
Analisa laboratorium dilakukan satu kali sehari untuk analisa tambahan selain tersebut diatas.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
: 120 kg/cm g
2
: 110 kg/cm g
D-1.12.7
Saat operasi lebih dari 80 % beban, neraca steam di pabrik harus dijaga dengan
pembangkitan/produk steam dari waste heat boiler dan auxiliary boiler, sehingga steam impor tidak
diperlukan lagi.
Seperti diungkapkan di bagian 2.3.13 bab C (prosedur start-up), block valve di line steam impor
dijaga terbuka dan line steam impor seharusnya selalu panas dengan adanya sedikit aliran steam
impor yang secara terus-menerus sebagai persiapan untuk impor steam yang mendadak pada situasi
darurat.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Efisiensi proses stripping perlu dimonitor secara terus-menerus dengan analisis terhadap sample
kondensat yang keluar dari stripped condensate cooler. Konduktivitas dan pH kondensat harus juga
dimonitor dengan AIA-0701 dan AI-0702.
Konduktivitas kondensat proses seharusnya dikontrol antara 20 25 s/cm (pH 8,5 9,5) dengan
mengalirkan MP steam yang dikontrol oleh FIC-0701.
Dalam range ini, sejumlah ion besi dalam kondensat proses yang dapat merusak resin di
demineralized water unit akan diminimalkan dan jumlah NH 3 serta CO2 dalam air umpan
demineralized water unit sesuai dengan nilai desain.
Flooding yang terjadi di process condensate stripper dapat menyebabkan banjir jika cairan terbawa
keluar terikut ke katalis reformer. Process condensate KO drum (V-0701) dilengkapi dengan alat
pengukur level LIA-0702 dengan level alarm high untuk menunjukkan indikasi awal kesulitankesulitan yang mungkin timbul.
Setelah pabrik stabil, atur power generation G-6201 pada 5500 kW dan sisa power yang dibutuhkan
disuplai dari KDM.
Konsekuensinya, fluktuasi power yang terjadi dipenuhi oleh KDM.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
E. NORMAL SHUT-DOWN
Prosedur yang harus diikuti dalam kasus pengontrolan, perencanaan shut-down pabrik, baik total
maupun parsial, akan bergantung pada kondisi sekitarnya, contohnya lama waktu yang diinginkan
dari sistem yang akan berhenti dan tujuan berhentinya produksi. Rekomendasi pada bagian ini
seharusnya menjadi panduan yang harus dipertimbangkan untuk membantu operator menentukan
prosedur shut-down yang paling baik dalam setiap kasus.
Pabrik dirancang untuk beroperasi secara terus-menerus untuk periode waktu yang lama. Spare unit
harus disediakan untuk pompa-pompa yang kritikal dalam pabrik. Katalis low temperature shift (R0205) dapat diganti tanpa shut-down methanator.
Operasi pabrik yang terus-menerus lebih baik karena dapat menjaga katalis dalam kondisi yang aktif
dan dari sisi mekanikal dapat mencegah stress yang disebabkan oleh fluktuasi temperatur.
Selama pengontrolan prosedur shut-down, set value beberapa alarm aktif dalam sistem trip (low flow
trip) bisa tercapai, sehingga alarm itu seharusnya dibypass sebelum trip tercapai.
Ketika shut-down beberapa peralatan yang spesifik seperti blower, kompresor, fired heater dan
pompa, prosedur berdasarkan intruksi operasi dari pembuat seharusnya diikuti.
Operasi shut-down seharusnya dilakukan sama pentingnya seperti start-up, tetapi dalam arah yang
berlawanan.
Beberapa cairan seharusnya diperhatikan, khususnya amoniak cair, tidak hanya ditutup dalam pipa
dengan menutup valve.
2.
Mengganti tenaga listrik dari G-6201 ke KDM untuk mengurangi konsumsi steam.
3.
Mengurangi beban pabrik menjadi sekitar 80 % dari kapasitas desain dengan mengurangi umpan
proses dan pembakaran bagian reforming secara bertahap.
4.
Hentikan aliran purge dan inert gas ke ammonia/hydrogen recovery unit dan aliran hidrogen yang
dikembalikan ke K-0431.
5.
Ketika aliran purge/inert gas ke ammonia/hydrogen recovery unit dihentikan, naikkan flow bahan
bakar gas alam (fuel natural gas) ke primary reformer (H-0201) untuk menjaga beban
pembakaran yang konstan dalam primary reformer.
6.
Kurangi flow gas make-up ke synthesis loop dengan memvent gas proses dari PV-0316
downstream methanator heat exchanger (E-0311). Hentikan flow gas make-up ke synthesis
loop.
7.
Kemudian shut-down ammonia synthesis loop, ikuti satu dari dua cara berikut:
Short-term shut-down
Long-term shut-down dengan pendinginan katalis
Sistem refrijerasi harus dishut-down juga saat ammonia synthesis loop dishut-down.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
8.
Gas hidrogen dari ammonia synthesis loop akan mengganti secara otomatis hidrogen recycle
normal ketika synthesis gas compressor tidak beroperasi. Gas hidrogen dari synthesis loop
diganti ke hidrogen impor dari PKT jika operasi primary reformer berlanjut.
9.
Pindahkan venting gas proses secara bertahap dari PV-0316 downstream methanator heat
exchanger (E-0311) ke PV-0315 downstream dari CO2 absorber (C-0302). Kemudian shut-down
bagian metanasi.
10. Hentikan dan isolasi LT CO Converter (R-0205), kurangi tekanan front end menjadi sekitar 20
2
25 kg/cm g dengan membuka PIC-0213 (PV-0213). Jika shut-down bagian CO2 removal
diinginkan, maka sebelumnya harus mengisolasi R-0205.
11. Pindahkan venting gas proses secara bertahap dari PV-0315 ke valve manual upstream dari
shut-off valve MOV-0311. Kemudian hentikan aliran gas proses ke bagian CO2 removal dengan
menutup MOV-0311.
12. Setelah umpan gas proses ke CO2 absorber dihentikan, sirkulasi larutan aMDEA seharusnya
dilanjutkan selama beberapa jam untuk meregenerasi larutan sebanyak mungkin. Beban frontend dapat dikurangi menjadi sekitar 40 % dari kapasitas desain, rasio steam/karbon sekitar 4,5
2
dan tekanan pada inlet primary reformer sekitar 20 kg/cm g.
13. Pindahkan venting gas proses secara bertahap dari valve manual upstream MOV-0311 ke PV0213 downstream dari low temperature CO converter (R-0205).
14. Bagian process condensate stripper seharusnya dishut-down ketika tidak banyak kondensat
proses yang dikembalikan ke bagian front-end. Steam proses ke process condensate stripper
dapat dihentikan, tetapi aliran steam proses ke bagian reforming harus dijaga.
15. Kurangi tekanan sulphur absorber secara bertahap dan alirkan supply gas alam melalui line
bypass. Kemudian shut-down NG booster compressor (K-0411).
16. Kurangi tekanan HP steam secara bertahap untuk menjaga temperatur outlet HP steam
superheater dibawah desain.
Jika diperlukan, buka cooling door secara parsial untuk
mengurangi temperatur flue gas pada inlet bagian convection.
17. Jika diperlukan, tingkatkan aliran BFW dengan mengembalikan BFW ke deaerator untuk
menjaga temperatur BFW pada outlet BFW preheater lebih rendah dari temperatur didihnya.
18. Mengganti secara bertahap udara proses ke preheater E-0202A/B dengan steam pelindung ke
E-0202A dan akhirnya matikan secondary reformer.
Sebagai hasilnya, jumlah steam produk akan berkurang sehingga heated HP BFW (HP BFW
yang terpanaskan) bisa dikembalikan ke deaerator (V-0251) untuk menghindari pendidihan di
BFW preheater.
19. Sebelum mentripkan process air compressor, start instrument air compressor (K-4101) dan ganti
supply udara ke unit instrument air dryer (Z-4101) dari process air compressor ke instrument air
compressor.
20. Hentikan process air compressor (K-0421).
2
21. Kurangi beban front end secara bertahap dan kurangi tekanan sistem menjadi sekitar 10 kg/cm g
3
untuk umpan gas alam 3300 Nm /jam dengan venting gas proses melalui PV-0213 ketika
o
temperatur outlet primary reformer (H-0201) mencapai sekitar 650 700 C.
22. Ketika temperatur steam yang dibangkitkan pada outlet E-0203 berkurang menjadi labih kecil
0
dari 400 C, rubah aliran steam yang dibangkitkan dari recovery menjadi SM header untuk
venting melalui PV-1111. Kurangi secara bertahap (dan akhirnya hentikan) aliran steam
pelindung ke process air preheater (E-0202A).
23. Ketika temperatur flue gas berkurang, hentikan flow gas alam ke natural gas preheater dan
kemudian shut-down bagian desulfurisasi.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
24. Secara bertahap lakukan pendinginan bagian reformer dalam atmosfir steam atau hidrogen
dengan mengurangi aliran gas bahan bakar dan mematikan burner. Hentikan aliran steam
proses dan hidrogen sehingga temperatur inlet/outlet primary reformer mencapai sekitar 450
o
500 C.
25. Purge dan biarkan primary reformer terisi dengan nitrogen jika dilakukan shut-down dalam jangka
pendek dan reformer tidak perlu diinspeksi. Jika reformer perlu diinspeksi atau diperbaiki, maka
reformer seharusnya didinginkan pertama kali dengan sirkulasi nitrogen.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Jika penurunan tekanan dengan cepat ammonia synthesis loop diperlukan, maka secara langsung
menuju bagian E-3.2, yang menerangkan prosedur shut-down secara cepat. Shut-down secara cepat
diperlukan karena adanya kebakaran atau kebocoran, yang dalam hal ini penurunan tekanan secara
cepat dari loop sangat penting. Sebaliknya, pengurangan beban front end menjadi sekitar 80 % dari
kapasitas desain, seperti diterangkan dalam bagian berikut.
Pengurangan beban front-end menjadi sekitar 80 % dari kapasitas desain dengan mengurangi secara
bertahap umpan proses dan laju pembakaran bagian reforming. Kurangi beban reforming secara
bertahap dengan urutan dibawah ini:
Mengurangi aliran udara proses
Mengurangi laju pembakaran
Mengurangi aliran gas alam proses
Mengurangi aliran steam proses untuk menjaga rasio steam/karbon
Menjaga temperatur outlet reformer
Sejalan dengan pengurangan beban front-end, beban ammonia synthesis loop akan berkurang juga.
Semua operasi synthesis gas compressor (K-0431) seharusnya sesuai dengan instruksi operasi dari
2
pembuat.Tekanan di loop dapat dikurangi menjadi sekitar 80 100 kg/cm g sehingga synthesis gas
compressor (K-0431) memungkinkan dapat distart kembali dengan cepat.
Hentikan/stop aliran purge dan inert gas ke ammonia gas recovery unit dan aliran hidrogen recovery
ke K-0431. Kemudian vent purge dan inert gas menuju vent stack no. 2.
Ketika supply purge/inert gas ke ammonia recovery unit berhenti, naikkan aliran bahan bakar gas
alam (flow fuel NG) ke primary reformer (H-0201) untuk menjaga beban pembakaran konstan.
Sesuai dengan berkurangnya beban operasi pabrik, steam produk dari sistem waste heat recovery
akan berkurang dan steam supply akan menjadi tidak cukup sekalipun auxiliary boiler (H-1101)
memproduksi steam pada kapasitas maksimum 60 ton/jam.
Sebelum steam supply menjadi tidak cukup (kurang), impor MP steam dari KDM harus dilakukan.
Untuk pengurangan konsumsi steam, seharusnya dilakukan juga, tenaga listrik yang dibangkitkan
oleh G-6201 diganti dengan tenaga listrik impor dari KDM.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Temperatur dinding ammonia synthesis converters (R-0501 dan R-0502) seharusnya dimonitor
selama proses shut-down. Jika temperatur dinding R-0501 meningkat dan mendekati batas desain
o
370 C, maka aliran sepanjang converter shell harus dinaikkan dengan mengurangi aliran cold-shot
(menutup TV-0514). Jika hal tersebut tidak berhasil atau temperatur dinding R-0502 mendekati batas
o
450 C, maka aliran purge harus ditingkatkan sehingga tekanan loop menurun.
Penurunan tekanan yang cepat dari ammonia synthesis loop diperlukan dalam kasus kebakaran atau
kebocoran.
1.
2.
Ganti tenaga listrik yang dibangkitkan oleh G-6201 dengan tenaga listrik impor dari KDM untuk
mengurangi konsumsi steam.
3.
Mengurangi beban operasi bagian ammonia synthesis jika cukup waktunya. Kemudian hentikan
aliran gas make-up ke ammonia synthesis loop dengan menutup ZV-0442 dengan HS-0442 dan
membuka valve penyeimbang tekanan ZV-0441 dengan HS-0441.
Konfirmasikan bahwa antisurge valve terbuka bersamaan dengan menutupnya ZV-0442.
Jika tekanan MP steam header tidak dapat dijaga yang disebabkan oleh pengurangan produk
steam dengan menghentikan aliran gas make-up ke synthesis loop, maka synthesis gas
compressor (K-0431) bias ditripkan.
4.
Naikkan flow purge gas, kurangi tekanan loop secepat mungkin ketika menjaga resirkulasi loop.
Bagian make-up synthesis gas compressor akan beroperasi pada 100 % antisurge, venting
semua gas make-up melalui PV-0316.
Reaksi di ammonia converter akan berhenti pada beberapa titik (point).
5.
Tripkan synthesis gas compressor (K-0431) dengan IS-43. Suction valve (HV-0441) dan
discharge valve (HV-0442) dari resirkulator akan tertutup. Jaga aliran purge gas pada posisi
yang konstan untuk penurunan tekanan yang maksimum dari ammonia synthesis loop.
6.
Gas hidrogen dari ammonia synthesis loop akan mengganti secara otomatis hidrogen recycle
normal ketika synthesis gas compressor berhenti. Gas hidrogen dari synthesis loop diganti
menjadi hidrogen impor dari PKT untuk menjaga synthesis loop masih bertekanan, jika operasi
primary reformer dilanjutkan.
7.
Kapasitas front end sekarang dapat dikurangi menjadi 80 % dari kapasitas desain sebagaimana
dijelaskan dalam bagian E-2 diatas.
8.
Hentikan aliran purge gas dari loop dengan menutup flow control valve FV-0502 dan flow control
valve dalam ammonia recovery unit.
9.
10. Tutup block valve upstream dari level control valve (LV-0506-1/2) untuk ammonia separator (V0501) dan upstream dari level control valve (LV-0508) untuk let-down vessel (V-0502) untuk
menjaga level cairan dalam kisaran level indicator.
Monitor level cairan dalam chiller, dan tutup level control valve jika diperlukan. Periksa juga level
dalam ammonia accumulator (V-0504) dan tutup block valve dalam pipa outlet jika diperlukan.
PT Kaltim Parna Industri
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
11. Jika pabrik akan dishut-down untuk waktu yang lama, maka hentikan refrigeration compressor
sesuai dengan instruksi operasi dari pembuat.
12. Air pendingin yang melalui water cooler (E-0504) dapat juga dihentikan jika diinginkan.
13. Selama prosedur shut-down, temperatur dinding ammonia converter (R-0501 dan R-0502) harus
o
dimonitor. Jika temperatur dinding R-0501 meningkat dan mendekati batas desain 370 C, maka
aliran sepanjang shell converter harus dinaikkan. Metoda terbaik yaitu dengan membuka purge
valve (FV-0502) dan menutup cold shot valve (TV-0514). HV-0501 harus terbuka. Jika hal itu
tidak menghasilkan efek yang diinginkan atau jika temperatur dinding R-0502 mendekati limit 450
o
C, maka aliran purge harus dinaikkan sehingga terjadi penurunan tekanan loop.
Beban pabrik telah dikurangi menjadi sekitar 80 % dari kapasitas pabrik seperti dijelaskan dalam
bagian E-2 dan pabrik sedang beroperasi pada kondisi stabil, prosedur berikut harus diikuti.
1.
Ganti cold shot temperature controller (TICA-0514) menjadi mode manual dan control valve pada
posisi yang tetap. Hal ini akan memudahkan subsequent start-up ammonia synthesis loop.
2.
Ganti synthesis gas compressor menjadi kontrol manual kecepatan (manual speed control) dan
kurangi kontrol tekanan PIC-0316 upstream dari synthesis gas compressor menjadi tekanan
operasi sekarang. PV-0316 akan terbuka sedikit.
Kemudian isolasi synthesis gas compressor dari synthesis loop dengan mengoperasikan valve
secara manual, seperti terdapat dibawah ini :
Tutup HV-0441 dalam recirculator suction line dengan HC-0441.
Tutup HV-0442 dalam recirculator discharge line dengan HC-0442.
Tutup ZV-0442 dalam make-up discharge line dengan HS-0442.
Tutup ZV-0441 dalam pressure balance line dengan HS-0441.
Sirkulasi harus diperhentikan dengan segera. Sirkulasi yang rendah dapat
overheat katalis disebabkan oleh konversi yang tinggi.
menyebabkan
Periksa apakah semua antisurge valve synthesis gas compressor terbuka secara bersamaan
dengan pergerakan valve.
3.
Periksa apakah PIC-0316 mengontrol tekanan sistem front end dengan baik dengan venting
semua synthesis gas.
4.
Hidrogen dari ammonia synthesis loop secara otomatis dialirkan menuju upstream E-0201 dan
dikontrol dengan PIC-0512 ketika synthesis gas compressor dihentikan.
Gas hidrogen dari synthesis loop diganti oleh hidrogen impor dari PKT jika operasi primary
reformer dilanjutkan.
5.
Jika pabrik akan dishut-down untuk waktu yang lama, maka hentikan synthesis gas compressor
sesuai dengan instruksi operasi dari pembuat.
6.
7.
Untuk menghilangkan kemungkinan kebocoran air ke ammonia synthesis loop, tekanan loop
yang diindikasikan dengan PI-0518 seharusnya selalu melebihi tekanan dalam SG steam
superheater (E-0500), SG waste heat boiler (E-0501) dan SG BFW preheater (E-0502).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Long-term shut-down meliputi penurunan tekanan loop dan pendinginan ammonia synthesis
converter, hal ini dapat dilakukan seperti berikut :
1.
Prosedur ini berdasarkan pada asumsi bahwa loop stabil dan berfungsi secara normal. Kurangi
kapasitas pabrik dengan cara yang sama seperti dijelaskan dalam bagian E-2.
2.
Ketika laju/rate produksi telah dikurangi menjadi sekitar 80 % dari kapasitas pabrik,
pindahkan/switch synthesis gas compressor menjadi kontrol kecepatan secara manual dan
kurangi kontrol tekanan PIC-0316 upstream dari synthesis gas compressor menjadi kondisi
tekanan operasi aktual. PV-0316 akan terbuka sedikit.
3.
Dengan synthesis gas compressor pada kontrol manual, kurangi kecepatan secara perlahan,
sehingga tekanan loop dan laju produksi amoniak akan berkurang secara bertahap. Akibatnya,
aliran gas make-up ke kompresor dikurangi dan kelebihan gasnya divent melalui PIC-0316,
upstream dari kompressor.
4.
Ketika tekanan loop dikurangi, reaksi di ammonia converter akan berhenti pada beberapa titik
dan bagian make-up synthesis gas compressor akan beroperasi pada 100 % antisurge, venting
semua gas make-up melalui PIC-0316.
Setelah reaksi berhenti, katalis akan dingin secara cepat. Untuk mendapatkan laju pendinginan
o
sekitar 50 C/jam, tutup cold shot valve (TV-0514) secara perlahan. Sirkulasi dapat juga
dikurangi bila diperlukan.
Laju sirkulasi yang setinggi mungkin diinginkan untuk pendinginan yang seragam dari katalis.
Selama proses pendinginan, tutup purge gas valve FV-0502 dan downstream block valvenya
serta flow control valve FV-08010 dan upstream block valvenya di unit ammonia recovery dan
jaga RPM synthesis gas compressor agar konstan untuk menjaga tekanan loop. Kejutan
temperatur seharusnya dihindari.
5.
Ketika temperatur outlet SG steam superheater (E-0500) turun menjadi sekitar 320 C, steam
superheating dalam E-0500 harus dibypass dan TV-0523-2 ditutup. Kondensat steam dalam E0500 dikeluarkan melalui steam trap.
Ketika temperatur outlet dari second ammonia synthesis converter (R-0502) turun dibawah 320
o
C, produksi HP steam dari E-0501 akan berhenti. Pada titik yang telah ditentukan dalam proses
pendinginan, SG BFW preheater (E-0502) akan digunakan untuk mendinginkan synthesis gas,
TV-0542 akan terbuka untuk mengalirkan gas dengan membypass E-0502.
o
6.
Ketika katalis telah didinginkan menjadi sekitar 50 C, tutup valve isolasi sekitar K-0431 dan shutdown kompresor sesuai dengan instruksi operasi dari pembuat.
7.
8.
Hidrogen dari ammonia synthesis loop secara otomatis dialirkan menuju upstream E-0201 dan
dikontrol dengan PIC-0512 ketika synthesis gas compressor dihentikan. Gas hidrogen dari
synthesis loop diganti oleh hidrogen impor dari PKT jika operasi primary reformer dilanjutkan.
9.
Drain ammonia separator dan tutup level block valve sebelum penurunan tekanan loop.
2
10. Kurangi tekanan loop melalui purge valve FV-0502 pada laju maksimum 2 3 kg/cm per menit.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
11. Ketika tekanan telah mendekati atmosfir, purge loop dengan nitrogen. Tekanan dalam synthesis
loop harus selalu positif (diatas tekanan atmosfir). Ketika purging dengan nitrogen, periksa
temperatur katalis dalam converter secara berkala.
Temperatur yang meningkat
mengindikasikan adanya oksigen dalam nitrogen dan aliran seharusnya dihentikan. Alirkan
nitrogen purge pada inlet atau outlet ammonia synthesis converter.
2
12. Jika converter dibuka, sistem seharusnya ditekan menjadi 4 kg/cm g dan kemudian diturunkan
tekanannya (pressurized depressurized) sebanyak lima kali. Prosedur ini akan menjamin
bahwa semua hidrogen yang berada dalam pori-pori katalis diganti dengan nitrogen, sebuah
tindakan keamanan tambahan dalam kasus penetrasi udara di katalis.
13. Ketika purge nitrogen selesai, tutup ammonia converter dan jaga tekanan didalamnya sedikit
diatas atmosfir. Katalis aktif tidak boleh terkontaminasi dengan oksigen.
Jaga tekanan nitrogen dalam converter sedikit diatas atmosfir jika ammonia loop dibuka.
Nitrogen seharusnya dialirkan pada kedua inlet dan outlet converter.
3. Temperatur E-0500 shell side akan naik menjadi 350 360 C karena adanya panas masuk dari
tube sheet dan tube sehingga tidak akan terjadi kondensasi steam pada shell side. Temperatur
0
akan terjaga diatas 350 C selama lebih dari 12 jam, sehingga tidak perlu segara menutup block
valve.
4. Tutup main block valve inlet dan outlet pada steam line secepat mungkin.
2
5. Depressurize steam side (shell side) ke tekanan 0,2 kg/cm g dengan membuka drain valve di
steam line setelah main block valve tertutup.
2
6. Lakukan nitrogen purging pada shell side E-0500 dengan cara pressurize (min 1 kg/cm g) dan
2
depressurize (0,2 kg/cm g) minimal 8 kali untuk menghindari steam yang terkondensasi.
Ketika ammonia synthesis converter (R-0501 dan R-0502) telah didinginkan sesuai dengan prosedur
yang dijelaskan dalam bagian E-3.4, katalis amoniak dapat dipindahkan. Instruksi berikut sesuai
dengan prosedur yang direkomendasi untuk memindahkan katalis amoniak dari ammonia synthesis
compressor ketika katalis dalam kondisi aktif tanpa memindahkan basket dari pressure shell.
Dinginkan, turunkan tekanan dan purge synthesis loop dengan nitrogen, jaga ammonia synthesis
converter pada tekanan nitrogen sedikit diatas atmosfir. Synthesis loop sekarang dapat dibuka.
Pindahkan partikel katalis dengan suction dari basket ke drum atau kontainer diluar pressure shell.
Selama operasi ini katalis masih dalam kondisi aktif dan pyrophoric. Katalis tidak boleh kontak
dengan udara atmosfir, proses pengeluaran katalis harus dilakukan dalam nitrogen inert atmosfir.
Konsentrasi oksigen dalam nitrogen atmosfir yang digunakan untuk operasi pengeluaran katalis harus
dibawah 0,5 % volume.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
2.
Isolasi converter dengan menutup semua valve dalam line synthesis gas dan alirkan nitrogen
supply ke pipa outlet converter.
3.
Alirkan nitrogen supply ke outlet converter dengan menghubungkan hose nitrogen ke drain.
Buka gate valve dalam drain dan sesuaikan globe valve untuk mendapatkan tekanan sekitar 0,1
2
kg/cm g dalam converter.
4.
Pindahkan termokopel, penutup pressure shell dan bagian yang dapat dipindahkan thermowell
guide pipe.
5.
6.
7.
Gunakan ring pelindung untuk menutupi permukaan flange pada bagian atas basket.
8.
Eratkan outer annulus antara pressure shell dan outer basket shell, dan inner basket shell
sekeliling bagian katalis, menggunakan plywood ring atau polyethylene hoses. Tutup transfer
pipes, heat exchanger tube dan cold shot pipe dalam interbed heat exchanger. Tutup inlet
dengan menutup control valve (HV-0501).
9.
10. Pasang termokopel sementara dalam pipa nitrogen menuju temperatur monitor dalam bed atas.
Selama operasi sebagaimana diterangkan diatas dalam item 4 hingga 10, jaga aliran nitrogen
pada laju maksimum dalam outlet converter untuk ijin yang luas tanpa persetujuan personil
safety.
11. Tempatkan suction tube dengan pick-up nozzle dalam satu suction holes penutup sementara dan
naikkan flexible sock. Tutup lubang lainnya dalam lid.
12. Pasang sistem vakum dan purge converter dengan nitrogen yang dialirkan melalui bagian bawah
converter dan divent pada pipa discharge dan suction blower.
Sebuah sample seharusnya diambil dan dianalisa untuk menentukan kandungan oksigen
sebelum gas diizinkan untuk sirkulasi melalui converter (kandungan oksigen maksimum yang
diizinkan yaitu 1000 ppm).
Banyaknya item berikut berdasarkan pada Gambar HTAS No. 3193058 dalam Lampiran C.
13. Start vacuum blower (item 1) dengan membuka bypass valve. Rendahkan suction tube (item 5)
sampai diatas permukaan katalis. Sesuaikan bypass blower untuk memberi vakum yang sesuai
(sekitar 300 mmHg vakum pada sisi suction blower).
Pada waktu yang sama, jaga tekanan bagian atas converter sekitar 100 mmHg. Tekanan ini
dikontrol dengan tekanan nitrogen make-up ke converter.
14. Separator (item 3) menampung sekitar 6000 kg katalis, yang dapat disamakan dengan sekitar 3
jam suction. Hentikan blower ketika separator penuh. Ketika tekanan pada sisi suction blower
sedikit diatas atmosfir, buka valve pada bagian bawah separator dan masukkan katalis ke air.
Tutup valve dengan cepat ketika separator kosong, dan flush separator dengan nitrogen untuk
beberapa menit sebelum memulai suction lagi.
15. Rendahkan suction tube (item 5) secara perlahan sehingga dapat kontak dengan permukaan
katalis. Suction tube berat selama operasi dan harus disangga dengan sebuah hoist.
16. Kosongkan filter (item 2) pada outlet separator secara berkala untuk mencegah banyaknya
material pada filter.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
17. Ketika suction tube pada lubang pertama tidak dapat mengangkat banyak katalis, pindahkan
katalis ke lubang yang sebaliknya dari lubang pertama yang digunakan. Jika diperlukan,
lepaskan katalis dengan menyodoknya menggunakan tube besi panjang melalui lubang lainnya
dalam penutup sementara. Naikkan perpanjangan tube jika diperlukan.
18. Ketika bed pertama telah dikosongkan, pindahkan penutup sementara dan menutup sekitar
bagian katalis. Kemudian pindahkan bed pertama, termasuk interbed heat exchanger dan
posisikan pada frame penyangga.
19. Pasang termokopel sementara dalam tube panduan untuk mengamati temperatur dalam bed
kedua.
20. Teruskan purge melalui pipa outlet converter dan keluar melalui panel pada bed kedua.
Pindahkan tutup bed kedua. Orang seharusnya memakai masker udara dan lifeline.
21. Lapisi bukaan bagian atas panel bed kedua. Ganti temporary lid dan sodok katalis dalam bed
kedua, ikuti prosedur yang sama seperti untuk bed pertama.
22. Jika selama operasi pengeluaran katalis, temperatur katalis mulai meningkat, maka hentikan
sirkulasi nitrogen dan purge converter dan sistem vakum dengan nitrogen. Kebocoran dalam
sistem vakum harus didapatkan dan dihilangkan sebelum melanjutkan prosedur.
2.
Isolasi converter dengan menutup semua valve dalam synthesis gas line dan alirkan nitrogen
supply ke inlet dan outlet pipa converter.
3.
Alirkan nitrogen supply ke outlet converter dengan menghubungkan hose nitrogen ke drain.
Buka gate valve dalam drain dan sesuaikan globe valve untuk mendapatkan tekanan sekitar 0,1
2
kg/cm g dalam converter.
4.
Lepaskan bolt dan pindahkan penutup atas pressure vessel (manhole) dan lindungi permukaan
gasket dengan cara yang sesuai.
5.
Untuk mengamati temperatur dalam bed katalis selama pengambilan katalis, pindahkan screw
plug dalam bagian atas pipa tengah dan pasang termokopel (sekitar 4000 dan 10000 mm) dalam
pipa tengah.
6.
Pasang nitrogen supply ke pipa nitrogen yang berlokasi dalam reaktor dan hidupkan aliran
nitrogen. Semakin banyak katalis yang diambil, nitrogen supply menjadi sangat efektif dengan
semakin banyaknya nitrogen yang dialirkan pada inlet dan outlet converter bypass katalis bed.
7.
Pasang sistem vakum seperti ditunjukkan dalam Gambar HTAS No. 3193058 (Lampiran C bab
ini) dan purge sistem dengan nitrogen.
8.
Selama fase pertama pengambilan katalis, orang yang berada diluar reaktor seharusnya
memandu suction tube untuk menjaganya dari kontak dengan permukaan katalis. Hal itu sangat
penting bagi seseorang yang akan memasuki reaktor.
Orang yang sedang bekerja didalam converter harus dilengkapi dengan masker udara dan
lifelines karena bahaya nitrogen atmosfir.
9.
Jika selama operasi pengambilan katalis, temperatur katalis mulai meningkat, maka hentikan
sirkulasi nitrogen dan kemudian purge converter dan sistem vakum dengan nitrogen.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Untuk short-term shut-down methanator (R-0301), reaktor ditutup secara normal dengan gas proses
panas didalamnya pada tekanan sedikit diatas atmosfir. Dalam kasus tersebut, katalis boleh
dikembalikan untuk service kembali dengan memanaskannya ke temperatur operasi normal dalam
gas proses.
Jika pabrik akan dishut-down untuk periode waktu yang lama, maka tekanan seharusnya diturunkan
untuk menghindari kondensasi uap air, tetapi tekanan dalam reaktor harus selalu dijaga sedikit diatas
atmosfir.
o
Jika katalis kontak dengan oksigen pada temperatur diatas 80 C, maka katalis akan teroksidasi.
Untuk memperoleh jalan masuk ke katalis, bypass sebagian methanator heat exchanger (E-0311)
dan bypass secara penuh methanator trim heater (E-0211). Hal ini dilakukan dengan menurunkan
o
set point dari kontroler temperatur (TICA-0313) untuk mendinginkan katalis pada laju 40 C/jam.
o
Ketika semua temperatur mendekati atau dibawah 150 C, ganti gas proses dengan nitrogen dan
o
dinginkan katalis menjadi dibawah 40 C. Kemudian nitrogen dapat secara bertahap diganti dengan
udara.
Aliran gas melalui methanator selama proses pendinginan mengandung konsentrasi racun nickel
carbonyl, sehingga gas seharusnya divent diatas level tanah melalui cold vent stack no. 1.
Nickel carbonyl Ni(CO)4 adalah campuran yang sangat beracun yang dibentuk dari reaksi antara
katalis nickel dan gas proses CO. Kondisi pembentukan Ni(CO) 4 adalah temperatur yang relatif
rendah dan tekanan parsial CO yang tinggi. Batas temperatur untuk pembentukan Ni(CO)4 adalah
o
sampai 200 C pada tekanan atmosfir. Gas proses diflare atau dipurge diatas level tanah, hal itu
berdasarkan pertimbangan keamanan untuk menjaga gas proses dalam reaktor turun ke temperatur
o
150 C selama proses pendinginan.
Prosedur normal shut-down setelah shut-down bagian ammonia synthesis dan synthesis gas
compressor (seperti dijelaskan dalam bagian E-3) adalah seperti berikut :
1.
Jika pabrik akan dishut-down untuk waktu yang pendek saja, maka pindahkan venting gas
proses secara bertahap dari PV-0316 ke PV-0315, downstream dari CO2 absorber (C-0302).
Kemudian tutup shut-off valve ZV-0304 dan reaksi dalam methanator (R-0301) akan berhenti.
2.
Jika pabrik akan dishut-down untuk beberapa waktu, kemudian isolasi bagian metanasi, prosedur
yang harus diikuti diberikan di bawah ini :
1. Jaga aliran gas proses melalui bagian metanasi melalui pressure-controlled vent valve PVo
0316 pada outlet E-0311. Dinginkan katalis dalam R-0301 pada laju 40 C/h sampai
o
temperatur katalis mendekati atau dibawah 150 C. Laju pendinginan dikontrol dengan
bypass parsial E-0311 dan bypass total E-0211 (dibawah setpoint TICA-0313).
2. Tutup block valve upstream dari ZV-0304 secara perlahan.
tekanan proses dengan venting gas proses melalui PV-0315.
Ketika block valve tertutup penuh, tutup shut-off valve ZV-0304 dengan mengaktifkan IS-33.
Turunkan tekanan methanator secara perlahan.
Jika internal reaktor akan diinspect/check, maka katalis harus didinginkan hingga temperatur
o
dibawah 40 C setelah dipurge dengan nitrogen. Buka manhole atas dan biarkan katalis
kontak dengan udara tanpa beresiko. Jangan membuka manhole atas dan handhole bawah
pada saat yang bersamaan, karena akan menyebabkan efek chimney. Orang yang ingin
memasuki vessel untuk inspeksi atau pekerjaan perbaikan dianjurkan memakai masker
udara.
3. Jika katalis dipindahkan atau dibuang pada akhir dari operasi, maka dinginkan katalis sampai
o
temperatur dibawah 70 C sebelum pemindahan dan penyemprotan dengan air sebagaimana
saat katalis dimasukkan ke steel-lined truck.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Karena low-temperature CO converter dilengkapi dengan fasilitas bypass, bagian CO2 removal dan
metanasi dapat tetap beroperasi ketika LT CO converter dishut-down.
1.
2.
Beban front-end sampai bagian CO2 removal beroperasi pada 80 % dari kapasitas pabrik dan
gas proses divent melalui PV-0315.
3.
Isolasi R-0205 diperlukan sebelum steam proteksi dari E-0202 dialirkan karena dew point gas
reforming meningkat dan kondensasi dapat terjadi dalam E-0212A/B.
Buka MOV-0212 dalam bypass line R-0205 dan kemudian tutup MOV-0210 pada inlet R-0205.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengaktifkan sistem interlock IS-24.
Setelah MOV-0212 terbuka dan MOV-0210 tertutup, tutup inlet block valve dan outlet double
block valve dan buka drain valve diantara valve-valve itu.
Posisikan valve sebagai sistem double block dan bleed.
4.
Jika sistem akan dishut-down untuk waktu yang pendek, maka low-temperature CO converter
dapat dibypass, tutup dan jaga dengan gas proses. Bagaimanapun kondensasi gas proses
harus dihindari.
Ketika temperatur dalam bed katalis berkurang dan mendekati dew point, tekanan harus
dikurangi dengan venting melalui 4VH02013.
Catatan : Tekanan sedikit diatas atmosfir harus dijaga setelah penurunan tekanan
(depressurization).
5.
Dalam kasus inspeksi peralatan, pemindahan katalis atau long-term shut-down, low-temperature
CO converter harus juga dipurge dan didinginkan dengan sirkulasi nitrogen sebelum dew point
gas proses tercapai, dan kemudian dijaga pada tekanan sedikit diatas atmosfir.
6.
operasi,
maka
untuk
pengambilan
katalis
sangat
Prosedur teringkas dan tercepat untuk menonaktifkan katalis yaitu dengan merendamnya dalam
air setelah tekanannya berkurang, purge dengan nitrogen dan dinginkan menjadi dibawah 40
o
50 C. Selama pemindahan katalis dari converter, selang air harus disiapkan untuk membasahi
beberapa katalis kering. Katalis seharusnya dipindahkan dari area pabrik dan akan dipanaskan
ketika kering.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
1.
Setelah shut-down bagian metanasi dan LT CO Converter seperti dijelaskan dalam bagian E-4
dan E-5, pindahkan venting gas proses secara bertahap dari PV-0315 ke valve manual upstream
dari shut-off valve MOV-0311. Kemudian hentikan aliran gas proses menuju CO2 absorber (C0302) dengan menutup MOV-0311.
2.
Jaga sirkulasi larutan aMDEA paling sedikit 23 jam untuk meregenerasi larutan sebanyak
mungkin, buktikan regenerasi dengan analisis sample. Gunakan gas proses yang divent dari
upstream MOV-0311 dan/atau MP steam untuk meregenerasi larutan aMDEA. Hal ini akan
menjaga juga larutan aMDEA pada temperatur yang tepat dengan panas masuk ke CO2 stripper
reboiler(E-0302), sehingga menjaga bagian CO2 removal siap untuk direstart segera.
3.
Kurangi beban front-end secara bertahap menjadi sekitar 40 % dari kapasitas pabrik. Sesuaikan
rasio steam/karbon secara bertahap pada saat yang sama, tingkatkan menjadi sekitar 4,5 dan
2
kurangi tekanan pada inlet primary reformer menjadi sekitar 20 kg/cm g. Lihat bagian E-2.2
diatas untuk lebih lengkapnya.
4.
Untuk menjaga sirkulasi pada laju yang tinggi, yakinkan tekanan dalam CO2 absorber sekitar 15
2
kg/cm g atau lebih. Jaga tekanan ini dengan menggunakan HP nitrogen yang ditekan dengan K0301 seperti dijelaskan dalam bagian 2.4.8 bab C.
2
Jalan yang lebih mudah untuk menjaga tekanan CO2 absorber sekitar 15 kg/cm g adalah
menambah gas proses yang melewati bypass sekitar MOV-0311 secara bertahap.
Jalan yeng lebih mudah untuk menjaga tekanan CO2 absorber pada sekitar 15 kg/cm g adalah
dengan menambah gas proses yang melewati bypass MOV-0311 secara bertahap.
Pindahkan venting gas proses secara bertahap ke PV-0213 downstream dari low-temperature CO
converter (R-0205) dengan menutup manual vent valve upstream dari MOV-0311. Hal ini akan
menghentikan secara bertahap panas masuk ke BFW preheater no. 2 (E-0213A/B), CO2 stripper
reboiler (E-0302) dan DFW preheater no. 2 (E-0305).
Hentikan sirkulasi larutan.
Isolasi CO2 absorber untuk mencegah kebocoran gas proses ke sistem dengan menutup valve
berikut ini :
ZV-0303
LV-0310-1,2,3 dan upstream block valvenya
FV-0306-1,2 dan ZV-0301A,B,C
FV-0304 dan ZV-0302A,B
FV-0305 dan upstream block valvenya.
Untuk mencegah vakum dalam LP flash drum (V-0301) dan CO2 stripper (C-0301), rubah mode
kontroler tekanan PICA-0304 menjadi mode manual dan buka vent valve (PV-0304) secara bertahap.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Purge CO2 absorber dengan nitrogen dan drain larutan ke aMDEA solution sump tank (T-0303), yang
kemudian dapat dipompa ke aMDEA solution storage tank (T-0301).
Unit ini tidak beroperasi pada salah satu dari dua hal berikut 1) ketika aliran kondensat proses
berhenti setelah shut-down bagian CO2 removal atau 2) jika diperlukan untuk mendapatkan akses
mancapai beberapa peralatan dalam bagian ini.
Prosedur untuk menshut-down unit ini sebagai berikut :
1.
Hentikan umpan kondensat proses ke stripper dengan menutup LV-0301-1 dan kirim beberapa
kondensat proses ke T-0304 melalui LV-0301-2. Ketika aliran kondensat proses berhenti, level
control valve LV-0701 akan menutup secara otomatis.
2.
Hentikan aliran MP steam menuju process condensate stripper (C-0701) secara bertahap
dengan menutup FV-0701. Periksa apakah flow control valve FV-0206 terbuka banyak untuk
menjaga aliran steam yang konstan ke primary reformer.
3.
Outlet block valve yang berlokasi pada line kembali (return line) ke MP steam line dapat ditutup
kemudian dan stripping column dapat dikurangi tekanannya dengan membuka manual vent valve
(2) upstream dari outlet block valve. Process condensate stripper seharusnya dijaga dibawah
tekanan sampai primary reformer telah dishut-down. Process condensate stripper dapat
diturunkan tekanannya melalui vent manual yang berlokasi di upstream dari outlet block valve
pada line kembali (return line).
4.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
1.
Shut-down untuk high temperature CO converter dilakukan bersama dengan shut-down untuk
bagian reforming yang prosedurnya dijelaskan dalam bagian E-9.
2.
Ketika katalis reformer dan high temperature CO converter dijaga dalam keadaan tereduksi,
sistem termasuk primary reformer, secondary reformer dan high temperature CO converter
berada dalam atmosfir nitrogen pada tekanan sedikit positif.
3.
Jika oksidasi katalis reformer dilakukan, maka isolasi high temperature CO converter dari bagian
reforming dan jaga pada kondisi tereduksi seperti berikut :
1. Tutup block valve pada inlet high temperature CO converter setelah temperatur inlet/outlet
o
primary reformer didinginkan menjadi sekitar 450-500 / 650-700 C dalam aliran
steam/hidrogen.
2. Setelah inlet block valve ditutup, tutup bypass valve di low temperature CO converter.
Karena valve inlet low temperature CO converter ditutup, high temperature CO converter
ditutup dengan bypass valve.
3. Alirkan nitrogen melalui utility connection pada outlet high temperature CO converter dan
purge steam/hidrogen dari sistem dengan membuka vent valve yang tepat.
Lanjutkan purging sampai steam/hidrogen dalam sistem dihilangkan.
4. Setelah purging, jaga sistem pada tekanan sedikit diatas atmosfir.
4.
Jika high temperature CO converter (R-0204) masih mengandung steam atmosfir selama periode
shut-down, maka drain pada bagian bawah converter harus dibuka dari waktu ke waktu untuk
menghindari akumulasi kondensat.
5.
Jika katalis dipindahkan atau dibuang pada akhir operasi, maka prosedur teringkas dan tercepat
untuk menonaktifkan katalis yaitu dengan merendam katalis dalam air setelah mengalami
pendinginan pada temperatur paling rendah yang mungkin dicapai dalam sirkulasi nitrogen.
Ketika pemindahan katalis dari reaktor, selang air seharusnya disiapkan untuk membasahi
beberapa katalis kering.
Katalis seharusnya dipindahkan dari area pabrik dan akan dipanaskan ketika kering.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Katalis primary dan secondary reformer (R-67-7H dan RKS-2-7H) seharusnya dijaga dalam kondisi
tereduksi selama proses shut-down, yang berarti bahwa gas alam yang telah didesulfurisasi dan
hidrogen harus disiapkan sebagai umpan reformer sampai tekanan dan temperatur reformer
berkurang.
Kurangi tekanan HP steam secara bertahap untuk menjaga temperatur outlet HP steam superheater
dibawah temperatur desain.
Jumlah steam yang diproduksi akan menurun ketika secondary reformer dimatikan, sehingga HP
BFW yang telah dipanaskan dapat dikembalikan ke deaerator (V-0251) untuk menghindari
pendidihan pada outlet BFW preheater.
Tekanan pada inlet primary reformer dikontrol pada sekitar 20 kg/cm g dengan PICA-0213.
2.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
3.
4.
Ketika aliran udara proses dihentikan, shut-down process air compressor sesuai
instruksi operasi dari pembuat.
dengan
Yakinkan bahwa instrument air supply telah diganti dari process air compressor ke instrument air
compressor (K-4101) sebelum process air compressor dishut-down.
5.
Setelah aliran udara proses berhenti, jumlah produksi steam dari waste heat boiler akan
berkurang, sehingga aliran BFW melalui BFW preheater akan berkurang.
1. BFW dikembalikan dari inlet E-0502 untuk menghindari temperatur pendidihan/penguapan
pada outlet BFW preheater.
Sesuaikan jumlah aliran kembali BFW dengan HC-0211 sehingga temperatur BFW pada
o
outlet BFW preheater lebih rendah dari 300 C ketika temperatur produk steam di waste heat
o
boiler 324 C.
2. Kontrol temperatur HP steam pada outlet steam superheater (E-0203) dengan desuperheater
TICA-0212 sehingga tidak lebih dari temperatur desain mekanikal.
Jika diperlukan, buka cooling door pada keluaran flue gas dari primary reformer.
3. Jika cooling door dibuka, panas penyerapan di downstream coil akan bertambah.
Atur flow/aliran bypass atau naikkan aliran melalui coil jika diperlukan.
6.
Kurangi umpan gas alam proses ke primary reformer secara bertahap menjadi 30 % dari
kapasitas pabrik.
Laju umpan reformer dijelaskan seperti berikut :
3
Gas alam
: 11150 Nm /jam
3
3
Hidrogen recycle
: 830 Nm /jam sebagai 100 % H2 (1010 Nm /jam
sebagai hidrogen recycle impor 82 % H2)
Steam proses
: 50,7 ton/jam
2
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Ketika tekanan header bahan bakar gas alam (fuel natural gas) mencapai tekanan minimum,
matikan burner secara bertahap satu demi satu dengan mengatur pembakaran secara
symmetrical dalam kedua chamber dan diatas kedua sisi furnace.
7.
Kurangi umpan gas alam proses (feed process natural gas) secara bertahap sehingga rasio
steam dan karbon yaitu 10 untuk 30 ton/jam steam proses.
Tingkatkan jumlah hidrogen recycle sehingga rasio steam dan hidrogen 10.
Laju umpan reformer dijelaskan seperti berikut :
3
Gas alam
: 3300 Nm /jam
3
3
Hidrogen recycle
: 3800 Nm /jam sebagai 100 % H2 (4600 Nm /jam
sebagai hidrogen recycle impor 82 % H2)
Steam proses
: 30 ton/jam
2
Tekanan pada inlet primary reformer seharusnya direndahkan menjadi sekitar 10 kg/cm g.
o
8.
Ketika temperatur steam pada outlet E-0203 berkurang menjadi 385 C, hentikan steam letdown
menuju MP steam header dan vent steam melalui PV-1111.
9.
Kurangi temperatur dan tekanan di reformer. Ketika temperatur outlet primary reformer mencapai
0
sekitar 600 C, hentikan aliran gas alam dari bagian desulfurisasi menuju bagian reformer
dengan menutup FV-0201 dan FV-0203.
2
Kurangi tekanan pada inlet primary reformer menjadi sekitar 5 kg/cm g (serendah mungkin).
Tutup semua block valve dalam line gas alam umpan dan buka 2 vent valve dan drain valve,
sehingga membuat double block dan bleed.
o
10. Dinginkan bagian reformer dalam steam/hidrogen atmosfir pada laju 3050 C per jam dengan
mematikan burner secara bertahap dengan cara mengatur firing secara symmetrical flame tetap.
o
Ketika temperatur flue gas pada inlet E-0202A lebih rendah dari 617 C yang merupakan
temperatur desain E-0202A, hentikan steam proteksi ke E-0202A.
11. Dalam kasus prosedur shut-down yang termasuk oksidasi katalis secondary reformer, ikuti
prosedur yang dijelaskan dalam bagian E-8.3 setelah temperatur inlet/outlet primary reformer
o
mencapai sekitar 450-500 / 650-700 C (tergantung pada tekanan operasi).
o
12. Ketika temperatur inlet/outlet primary reformer mencapai sekitar 450/500 C, ganti aliran
steam/hidrogen dengan aliran nitrogen untuk purge steam dan hidrogen dari reformer dengan
mengalirkan nitrogen melalui 3-N-02009. Selanjutnya pendinginan (bila diperlukan) dapat
dilakukan dengan nitrogen sirkulasi.
Ketika aliran steam/hidrogen dihentikan, tutup line umpan steam/hidrogen dengan menutup
double block dan bleed seperti berikut :
Line umpan steam
Tutup FV-0204, FV-0206, FV-0701 dan semua block valve dalam line umpan steam proses.
Buka 2 vent valve upstream dari block valve pada line injeksi steam dan semua drain valve di
line umpan steam proses.
Line umpan hidrogen
Tutup PV-0203 dan downstream serta bypass valvenya.
Tutup FV-0222 dan downstream serta bypass valvenya.
Tutup PV-0512 dan upstream/downstream serta bypass valvenya.
Tutup 2 block valve dalam start-up syn gas supply line.
Buka drain valve upstream PV-0203.
Buka drain valve upstream FV-0222.
Buka drain valve upstream PV-0512.
Purge line hidrogen umpan dengan nitrogen.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
13. Katalis reforming akan berada dalam kondisi tereduksi, yang stabil dan dapat kontak dengan
o
udara pada temperatur dibawah 60 C.
14. Ketika semua burner dimatikan, hentikan line bahan bakar gas alam (fuel natural gas) dan off
gas supply dengan mode double block dan bleed seperti berikut :
Line bahan bakar gas alam :
Tutup ZV-0204 dan upstream block valvenya, FV-0214 dan FV-0215.
Buka ZV-0205.
Line off gas :
Tutup ZV-0202 dan FV-0213.
Buka ZV-0203.
Purge header bahan bakar gas alam dan header off gas dengan nitrogen.
15. Hentikan flue gas blower (K-0201A/B) setelah purging udara dalam furnace selesai.
suction damper K-0201A/B untuk menghindari pendinginan cepat dari furnace.
Tutup
Oksidasi katalis secondary reformer tidak perlu dilakukan, jika secondary reformer (R-0203) akan
o
dimasuki karena katalis RKS-2 yang tereduksi akan stabil pada temperatur dibawah 100 C.
Jika katalis secondary reformer teroksidasi, maka katalis primary reformer akan teroksidasi juga dan
hal ini akan menyebabkan start-up memerlukan waktu yang cukup lama.
Bagaimanapun, jika oksidasi katalis secondary reformer dianggap penting, maka harus digunakan
campuran steam dan udara.
1.
Setelah prosedur shut-down yang dijelaskan dalam bagian E-8.2 dilakukan, temperatur
o
inlet/outlet primary reformer akan mencapai sekitar 450-500 / 650-700 C.
2.
Pindahkan venting gas proses secara bertahap ke manual valve upstream high temperature CO
converter (R-0204) dan kemudian isolasi R-0204 dari bagian reforming.
3.
Hentikan aliran hidrogen menuju primary reformer dan dinginkan primary reformer dengan aliran
o
o
steam pada laju 30 C/jam sampai temperatur outlet primary reformer sekitar 500 C.
Permukaan luar partikel katalis dalam secondary reformer akan teroksidasi.
4.
Untuk menyelesaikan oksidasi, masukkan udara ke secondary reformer dengan membuka flow
control valve FV-0216 secara perlahan. Naikkan aliran udara ke secondary reformer dari 1
menjadi 10 %-mol dari total aliran steam menuju secondary reformer. Kenaikan temperatur
o
maksimum di bed katalis secondary reformer harus tidak melebihi 100 C.
5.
Setelah sekitar 6 jam dengan pendinginan primary reformer pada laju 30 C/jam, atau ketika
kandungan O2 dalam gas kering outlet RG waste heat boiler (E-0208) melebihi 16 % volume,
katalis secondary reformer akan teroksidasi pada tingkatan dimana katalis sudah dianggap
menjadi nonaktif sepenuhnya.
6.
Hentikan steam pelindung ke E-0202A dengan menutup FV-0208 dan purge bagian reforming
dengan nitrogen untuk menghilangkan sisa steam. Sirkulasikan nitrogen untuk pendinginan lebih
lanjut.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Operasi bagian desulfurisasi dijaga agar dapat dilakukan restart lebih cepat. Bagaimanapun, hal ini
hanya terjadi jika pembakaran dalam primary reformer dijaga.
Jika bagian desulfurisasi akan di shut-down, prosedurnya seperti berikut :
1.
Sebelum shut-down bagian desulfurisasi, bagian reforming telah siap dishut-down dan gas alam
divent melalui PV-0201 downstream dari sulphur absorber (R-0202A dan R-0202B).
2.
Jika NG booster compressor (K-0411) beroperasi, maka tutup HV-0401 pada discharge dan buat
aliran melalui bypass line, dan hentikan kompresor seperti dijelaskan dalam paragraf 2 bagian E9.2.
3.
Ketika temperatur flue gas pada inlet E-0204A/B/C menurun menjadi labih rendah dari
temperatur desain dan temperatur flue gas pada inlet E-0205 menjadi rendah jika pendinginan
dengan E-0204A/B berhenti, hentikan aliran gas alam dengan menutup PV-0201.
Tutup block valve downstream dari titik cabang proses/bahan bakar dan buka drain valve
sehingga line umpan gas alam proses dalam mode double block dan bleed dan purge line
sampai inlet E-0201 dengan nitrogen.
4.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Shut-down waste heat boiler seharusnya dilakukan bersamaan dengan shut-down operasi pabrik.
1.
Ketika produksi steam berkurang dan temperatur steam pada outlet E-0203 tidak dapat
2
diturunkan hanya dengan desuperheater, kurangi tekanan produk steam dari 120 kg/cm g.
2.
Ketika temperatur steam pada outlet E-0203 menurun menjadi lebih rendah dari 385 C, hentikan
letdown steam menuju MP steam header dan vent melalui PV-1111.
Kurangi tekanan produk steam secara bertahap menjadi 15 kg/cm g dan jaga pada 15 kg/cm g.
2
Catatan : Rate penurunan tekanan maksimum yaitu 6 kg/cm per menit dari 120 kg/cm g
2
2
2
menjadi 61 kg/cm g dan 0,5 kg/cm per menit dari 61 kg/cm g menjadi tekanan atmosfir.
3.
Ketika temperatur flue gas pada inlet E-0203 berkurang menjadi 220 C, pindahkan vent steam
dari PV-1111 ke 2 vent diatas steam drum untuk menghindari kondensasi di E-0203.
o
Tingkatkan laju blowdown air boiler dan substitusi boiler dengan fresh deaerated water ketika
pembangkitan steam yang rendah dilanjutkan.
5.
Ketika aliran proses melalui reformer dihentikan dan produk steam dihentikan, tutup blowdown
valve.
6.
Masukkan chemical ke steam drum (V-0201) menggunakan chemical injection pump (Z-0253P1A/B) dalam air umpan boiler.
7.
Naikkan level air ke high level dan kemudian hentikan umpan BFW dengan menutup semua
valve umpan BFW (LV-0201 dan bypass valvenya).
8.
Ketika tekanan di V-0201 berkurang mendekati tekanan atmosfir, masukkan nitrogen melalui 22
N-03026 dan tekan V-0201 menjadi 0,5 kg/cm g dengan nitrogen.
Dengan efek konsentrasi hydrazine yang tinggi dan nitrogen blanket, akan mencegah
terbentuknya karat atau scale.
9.
Scaling pada sisi air boiler tube waste heat boiler dan pada sisi steam dari steam superheater
coil seharusnya diperiksa secara periodik dan lakukan acid cleaning untuk menghilangkan scale.
Catatan : scaling pada sisi air boiler dan steam berbahaya.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Sebelum sistem steam dishut-down, switch HP BFW pump dari pompa yang digerakkan turbin
menjadi pompa yang digerakkan motor.
2.
Naikkan konsentrasi hydrazine dalam air umpan boiler menjadi 10 ppm untuk menyiapkan air
yang jenuh dengan oksigen sebelum menghentikan steam yang dideaerasi. Kemudian hentikan
injeksi amoniak dengan menghentikan pH control pump (Z-0251-P1A/B).
3.
4.
Ketika supply air umpan boiler sudah tidak diperlukan, shut-down HP BFW pump setelah
menutup delivery valve.
5.
6.
7.
E-12 ARU/HRU
Setelah menghentikan purge dan inert gas ke ARU dan line kembali hidrogen yang direcovery ke K0431, ARU dan HRU akan dishut-down sesuai dengan instruksi operasi dari pembuat.
Penyebab utama untuk shut-down yang tak terjadwal dituliskan dibawah ini. Implementasi untuk
siaga, program sebelum perencanaan dengan spare part yang penting untuk mencegah masalah
dengan item-item ini diharapkan dapat memperbaiki efisiensi produksi on-stream :
a.
b.
Kebocoran amoniak
c.
d.
Kegagalan listrik
e.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Sekali setiap tahun pabrik harus dishut-down untuk melakukan sedikitnya hal-hal berikut :
a.
b.
Pemeliharaan kompresor dan turbin sesuai dengan rekomendasi dari pembuat alat tersebut.
c.
Inspeksi exchanger.
d.
e.
f.
Lakukan inspeksi pabrik secara keseluruhan. Pastikan ketersediaan peralatan yang dibutuhkan
untuk pemeliharaan dan kondisi umum operasional.
Penekanan secara khusus untuk hal-hal berikut :
Pompa
Fan
Instrumen kontrol utama
Semua furnace pemanasan
Semua filter
Trap
Spray nozzle, dan lainnya.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
A.
Umum
Penimbunan karbon pada katalis reforming dapat terjadi karena beberapa alasan berikut:
1.
Operasi pada kondisi proses normal pada pengaktifan katalis yang tidak sempurna disebabkan
oleh :
a. Reduksi yang tidak sempurna.
b. Keracunan.
2.
Masing-masing parameter yang telah disebutkan diatas sulit untuk diberi batasan karena saling
berhubungan.
Jika terjadi penimbunan karbon, maka hal itu ditandai dengan bertambahnya pressure drop primary
reformer, yang diindikasikan dengan PDI-0214, terjadi tiba-tiba ketika operasi pada kondisi proses
normal dan konstan. Penimbunan karbon biasanya dialami dalam hubungan dengan perubahan
dalam kapasitas atau pengurangan rasio steam dan karbon. Jika tidak ada parameter proses normal
yang dilampaui, maka alasan untuk penimbunan karbon yaitu salah satu dari dua kemungkinan
aktivitas rendah yang disebutkan diatas.
Alirkan steam melalui tube katalis pada tekanan mendekati atmosfir pada temperatur keluar 750
o
C dan temperatur inlet mendekati normal. Aliran steam seharusnya setinggi mungkin untuk
meningkatkan operasi. Steaming dilanjutkan sampai kuantitas steam menjadi 5 ton / ton katalis
reformer yang dilaluinya. Periksa SO2 dan CO2 pada outlet reformer pada basis regular.
2.
Kurangi temperatur outlet reformer menjadi 650 C. Alirkan udara secara bertahap (diatas 1 jam)
sampai 1 2 % mol udara relatif terhadap steam yang dicapai. Jaga temperatur dan tekanan
agar stabil.
3.
Periksa CO2 di outlet dan jaga flow steam/udara sampai CO2 berkurang menjadi 0,2 % volume
relatif terhadap gas kering outlet. Ketika nilai ini didekati, aliran udara dinaikkan secara perlahan
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
menjadi 5 %. Jika penghilangan karbon selesai, maka CO 2 seharusnya bertambah sedikit atau
berkurang.
4.
Jika karbon menyebabkan pressure drop bertambah, maka parameter ini seharusnya dilihat
selama oksidasi dan digunakan sebagai kriteria untuk keberhasilan penghilangan karbon.
5.
Jika penghilangan karbon selesai, maka aliran udara dihentikan dan Katalis yang teroksidasi
direduksi kembali seperti dijelaskan dalam bagian C-2.7.4.
A. Umum
Indikasi pertama keracunan sulfur yaitu adanya perubahan dalam profil temperatur katalis
(peningkatan temperatur). Jika keracunan sulfur terjadi, maka hot spot akan tampak pada tube dan
pressure drop akan mulai meningkat.
Keracunan sulfur harus ditemukan sesegera mungkin untuk meminimumkan efek pada katalis.
Regenerasi diperlukan jika penurunan aktivitas dan kemudian penurunan karbon menyebabkan
temperatur dinding tube yang tinggi dan/atau meningkatkan pressure drop primary reformer, yang
diindikasikan dengan PDI-0214. Langkah pertama penghilangan sulfur yaitu dengan melakukan
penghilangan endapan karbon.
B.
1.
Lakukan penghilangan karbon seperti disebutkan dalam item 1 sampai 5 bagian E-15.1.1.
2.
Selama oksidasi berlangsung, sulfur akan meninggalkan katalis dalam bentuk SO 2 dan H2S,
tetapi hanya sebagian yang akan dioksidasi menjadi sulphate (dalam bentuk nickel sulphate).
NiSO4 dapat dikurangi menjadi H2S tanpa mengurangi nickel sebagai logam (dalam bentuk NiS)
dengan mengolah katalis dalam atmosfir steam dan sedikit hidrogen (rasio molar H2O/H2 sekitar
100 150).
Pertama-tama alirkan hidrogen untuk mencapai rasio molar H2O/H2 = 150 (masih menjaga level
temparatur yang sama). H2S dalam konsentrasi yang cukup besar dideteksi pada outlet
reformer, pengolahan ini dilakukan sampai H2S turun menjadi dibawah 50 volume ppm dalam
gas kering.
3.
Jika H2S tidak tampak atau setelah itu diturunkan dibawah 50 ppm, maka kuantitas hidrogen
ditambah untuk mencapai rasio molar steam/hidrogen dibawah 10 dan temperatur (khususnya
pada inlet reformer) dinaikkan menuju nilai maksimum yang diizinkan. Kondisi ini dijaga selama
4 6 jam, kemudian gas dialirkan.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
F. PROSEDUR EMERGENCY
F1 PENJELASAN UMUM
Sejumlah instrumentasi di pabrik dilengkapi dengan alarm pasif untuk memperingatkan operator di
control room bahwa telah terjadi deviasi kondisi operasi yang mungkin dapat mengarah ke situasi
berbahaya atau dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan atau katalis.
Parameter kritis seperti aliran bahan, tekanan, dan temperatur telah dilengkapi dengan alarm aktif
yang dihubungkan ke sistem safety interlock trip. Alarm ini akan secara otomatis melakukan usaha
penyelamatan dengan menghentikan bagian proses tertentu, untuk melindungi orang dan peralatan
pabrik dari kondisikondisi yang tidak diinginkan.
Saat sebuah grup trip telah diaktifkan, operator harus segera bertindak menjaga kondisi operasi tetap
dalam batas aman sehingga usaha untuk merestart pabrik setelah trip tersebut dapat dengan mudah
dilakukan. Tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
- Periksa bahwa semua tindakan trip otomatis telah terlaksana.
- Periksa semua valve trip di lapangan dan pastikan telah berfungsi dengan baik.
- Lakukan semua tindakan spesifik untuk tiap trip seperti diatur dalam penjelasannya masing
masing.
- Selidiki penyebab trip dan lakukan usaha perbaikan.
- Reset kembali grup trip kemudian restart sesuai petunjuk yang diberikan di Bab C dan Bab E.
Jika terjadi kegagalan utilitas seperti listrik, instrument air atau air pendingin, maka harus dilakukan
general shut-down.
Sejumlah sinyal menuju sistem trip dapat dinonaktifkan, tetapi hal ini hanya boleh dilakukan pada
saat tertentu yang sangat penting (mis. aliran bahan yang rendah saat start-up/shut-down).
Parameter proses yang dinonaktifkan harus dimonitor secara ketat.
Beberapa valve shut-down yang terbuka oleh aktifnya sistem trip dilengkapi dengan valve isolasi dan
valve bypass, namun ada juga yang hanya dilengkapi dengan valve isolasi. Operator lapangan
secara berkala harus memeriksa bahwa valve tersebut berada dalam posisinya, valve isolasi harus
terbuka dan valve bypass harus tertutup. Jika sebuah valve shut-down harus diisolasi, misalnya saat
akan diperbaiki, valve bypass yang berhubungan harus terbuka sebagian. Hal ini dilakukan untuk
menghentikan aliran dalam waktu singkat jika sistem interlock mengalami trip selama perbaikan
berlangsung.
Selanjutnya ada sejumlah interlock yang mengaktifkan sistem shut-down / start-up pompa, jika
terdapat deviasi berlebihan pada parameter proses.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Primary reformer interlock safety group (IS21) akan trip oleh sebabsebab yang tercantum di bawah
ini. Karena semua penyebab tersebut berkaitan dengan langkah penyiapan gas, maka hampir semua
urutan proses trip berikutnya akan dijalankan, sebagai konsekwensi IS21 trip.
Primary reformer interlock safety group diaktifkan oleh salah satu penyebab berikut :
-
Tekanan bahan bakar gas alam di header utama terlalu rendah (PSLL0208).
Jika tekanan header bahan bakar gas alam terlalu rendah, maka akan terjadi backfiring menuju
header.
Tekanan bahan bakar gas alam pada baris atas header terlalu rendah (PSLL0210).
Jika tekanan header bahan bakar gas alam terlalu rendah, maka akan terjadi backfiring menuju
header.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Jika salah satu flue gas blower trip, maka akan terjadi action interlock untuk memposisikan auto
pada pressure control valve yang flue gas blowernya masih running.
Terjadi perubahan MV control valve fuel FIC-0213, FIC-0214 dan FIC-0215 menjadi 65% dari MV
sebelum kejadian flue gas blower trip. Hal ini mengingat kapasitas dari satu flue gas blower
hanya 70% dari kapasitas total.
Operator harus segera menurunkan load front-end menjadi sekitar 65% dari load sebelum flue
gas blower trip untuk menghindari penurunan temperature gas proses outlet primary reformer
yang diakibatkan oleh pengurangan supply fuel.
-
Aliran bahan bakar gas alam menuju burner terhenti oleh double block dan bleed. ZV0204
tertutup, FV0214 tertutup, FV0215 tertutup dan ZV0205 terbuka.
Aliran off gas menuju burner berhenti oleh double block dan bleed. ZV0202 tertutup, FV0213
tertutup, dan ZV0203 terbuka.
Recycle H2 gas controller (FIC0222) mengontrol inlet dari primary reformer dengan pre-setpoint
3
= 6.000 Nm /h, sehingga atmosfir tereduksi dapat dipertahankan.
Jika IS-21 atau IS-23 aktif, maka FIC-0208 akan menjadi mode manual dengan MV 70% selama
10 detik. Setelah itu, FIC-0208 akan berubah menjadi mode auto dengan set point 10 ton/jam
(jika IS-21 aktif) atau 40 ton/jam (jika IS-23 aktif) serta TICA-0213 akan berubah menjadi mode
manual. MV dari TICA-0213 akan sama dengan MV dari FIC-0208. Setelah 10 menit, TICA0
0213 akan berubah menjadi mode auto dengan set point 550 C. Setelah sequence interlock
berjalan selama 10 detik, operator tetap dapat mengoperasikan valve HV-0208. Setelah IS-21
atau IS-23 di-reset, maka FIC-0208 dan TICA-0213 akan berubah menjadi mode manual dan
pengoperasian control valve HV-0208 dilakukan oleh HC-0208. Output dari HC-0208 akan
mengikuti output dari TIC-0213 (tracking).
WI-OPR-002-001
FV0201 tertutup.
FV0203 tertutup.
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Jika IS-21 aktif, maka FICA-0206 akan tetap berada dalam kondisi normal selama 9 menit. Pada
kondisi normal, FICA-0206 berada dalam mode auto dengan set point 35 ton/jam. Setelah 9
menit, FICA-0206 akan menjadi mode manual dengan MV 0% (control valve FV-0206 akan
nutup). FV-0206 akan nutup secara perlahan selama 2,5 menit. Pada saat sequence interlock
berlangsung, operator tetap dapat mengoperasikan control valve FV-0206. Pada saat sequence
interlock berlangsung, operator tetap dapat mengoperasikan control valve FV-0206.
Pada saat primary reformer trip (IS-21 aktif), pengoperasian package boiler akan diambil alih oleh
DCS, dan PICA-1119 (SM header controller) akan berubah menjadi mode manual. Jika flow
steam produknya dibawah 30 ton/jam maka flownya akan naik secara perlahan menjadi 30
ton/jam. Boiler akan stabil beroperasi dengan produk 30 ton/jam. Pada saat sequence interlock
sedang berjalan, operator tidak dapat mengoperasikan PICA-1119. Agar PICA-1119 dapat
diopersikan, maka HS steam harus di-off-kan atau interlock IS-21 di reset. Modifikasi interlock
ini bisa di non-aktifkan dengan menggunakan fasilitas hand switch HS Steam yang ada di
graphic display Package Boiler dan Steam System.
Pada saat IS-21 aktif, SM header pressure akan dikontrol oleh let-down valve PV-1102-1/2. PIC1103-1 merupakan controller baru yang akan mengontrol valve PV-1102-1/2 dengan
menggunakan signal dari transmitter PT-1103 (SM header pressure). Pada kondisi normal
operasi, let-down valve PV-1102-1/2 mengontrol SH header pressure. Jika IS-21 aktif, maka PIC2
1103-1 akan menjadi mode auto dengan set point 41 kg/cm g. Selama sequence interlock
berlangsung, operator tetap dapat mengoperasikan controller PIC-11031-1. Modifikasi interlock
ini bisa di non-aktifkan dengan menggunakan fasilitas hand switch HS Steam yang ada di
graphic display Package Boiler dan Steam System. Pada kondisi normal operasi, PIC-1103-1
harus dalam mode manual dengan MV = 0%, agar pengontrolan PV-1102-1/2 tetap dari PIC1102. Output control valve PV-1102-1/2 merupakan high select antara PIC-1102 dan PIC-11031.
Ada action yang terjadi pada TICA-1103 jika primary reformer trip. Controller ini akan action jika
primary reformer trip (IS-21 aktif) atau synthesis gas compressor trip (IS-43 aktif) atau refrigerant
compressor trip (IS-44 aktif). Action yang terjadi pada TICA-1103 jika interlock aktif yaitu
berdasarkan pada output dari TY-1103-4 seperti berikut:
Output dari TY-1103-4
Interlock
Detik ke-3
Detik ke-6
Detik ke-9
IS-21 aktif
100%
0%
IS-43 aktif
76%
0%
IS-44 aktif
76%
0%
Opening valve TV-1103-1/2 merupakan high select antara MV dari TICA-1103 sesaat sebelum
trip dan output dari TY-1103-4. Action yang terjadi pada TV-1103-1/2 seperti diatas dapat di nonaktifkan dengan fasilitas hand switch HS-1103.
-
Aliran emergency steam menuju primary reformer dikontrol oleh FICA0206 dan aliran gas hidrogen
dikontrol oleh FICA0222. Setting keduanya dapat diubah selama sistem merespon terhadap IS21
trip. Aliran emergency steam harus dipreset sekitar 35 ton/jam. Nilai ini juga digunakan selama
operasi normal.
Setelah pengisolasian bagian CO2 removal, tekanan bagian reforming akan dikontrol dengan PICA
0213, yang secara otomatis akan mulai memvent emergency steam/hidrogen saat bagian
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
downstream diblock. Tekanan harus diturunkan secara bertahap sampai 15 kg/cm g, dengan
2
menurunkan setpoint PICA0213 dengan kecepatan 2 kg/cm per menit.
Saat temperatur coil preheater dan sistem reforming telah stabil dan nilainya dibawah temperatur
desain, aliran emergency steam dan gas hidrogen dapat diturunkan bertahap. Pendinginan sistem
reforming sangat tidak diinginkan, karena akan memperpanjang tahap restart berikutnya. Selama
steaming, rasio H2O/H2 harus dijaga sekitar 10 untuk memastikan katalis kondisi tereduksi. Jika
diinginkan, aliran steam dan gas H2 dapat dihentikan dan bagian reforming dapat dipurge dengan
nitrogen.
Valve kontrol umpan proses utama dan bypassnya (FV0201 dan FV0203) tertutup secara otomatis
dengan IS21. Hal ini mengakibatkan pressure drop yang besar sepanjang valve kontrol tersebut,
karena bagian desulfurisasi tetap dijalankan tanpa menaikkan tekanan menggunakan K0411.
Selanjutnya valve block downstream manual harus ditutup dan valve vent manual dibuka, untuk
memastikan double block dan bleed.
IS21 secara otomatis memotong dua aliran gas bahan bakar menuju primary reformer dengan
double block dan bleed. Untuk memperkecil resiko bocornya bahan bakar ke furnace dan
mempersiapkan primary reformer untuk restart, operator lapangan harus menutup valve bahan bakar
pada tiaptiap burner.
1. Saat pembakaran di primary reformer (H0201) dipadamkan dengan berlakunya IS21 dan udara
proses menuju secondary reformer (R0203) dihentikan dengan IS22, panas yang masuk ke
bagian waste heat recovery akan turun seiring berjalannya waktu. Sehingga, segera sesudah IS
21 dan IS22 berlaku, jumlah steam yang dihasilkan waste heat boiler mulai turun.
2. Operator harus menjaga jumlah steam yang dibutuhkan untuk mendinginkan H0201 dan
proteksi coil E0202, dengan memperkecil konsumsi steam untuk steam turbine dan unit
desalinasi, dan dengan memaksimalkan pembuatan steam oleh auxliary boiler (H1101) sampai
60 Ton/jam. Steam impor juga harus diperbesar.
3. Untuk menaikkan jumlah steam dari waste heat boiler, tekanan steam dapat diturunkan sampai
2
2
60 kg/cm g dengan menurunkan setpoint PIC1102 sebesar 2 3 kg/cm per menit.
2
Catatan. Kecepatan penurunan tekanan maksimal sebesar 6 kg/cm per menit dari 120 kg/cm g
2
2
2
sampai 61 kg/cm g dan 0,5 kg/cm per menit dari 61 kg/cm g sampai tekanan atmosfir.
4. Steam yang dibutuhkan setelah shut-down adalah sebagai berikut :
- Steam untuk pendinginan H0201 : sekitar 35 ton/jam
- Steam untuk proteksi E0202 : sekitar 45 ton/jam
Total
: sekitar 80 ton/jam
5. Steam turbin berikut akan berhenti secara otomatis oleh adanya interlock, yaitu :
Konsumsi steam
(ton/jam)
- NG comp. turbine (TS0411)
14,0 (MP)
42,6 (MP)
158,4 (HP)
97,4 (HP)
13,0 (MP)
13,6 (MP)
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Karena jumlah steam yang dapat dihemat dari penghentian turbinturbin diatas belum cukup
untuk menjaga steam di reformer, maka sangat penting untuk menghentikan turbin lainnya dan
unit desalinasi (Z2201) secara manual, menurut urutan berikut :
Konsumsi steam
(ton/jam)
- BFW pump turbine (TS0251)
19,5 (MP)
20,9 (LP)
28,0 (MP)
4,3 (MP)
15,9 (MLP)
Jika steam yang tersedia masih cukup sehubungan dengan banyaknya steam yang dihasilkan
sesudah shut-down, langkah penghentian berikut lebih disarankan untuk dilakukan.
Utamakan untuk menghentikan BFW pump turbine, jalankan pompa yang digerakkan dengan
motor dan pastikan tekanan discharge telah stabil. Kemudian hentikan pompa dengan penggerak
turbin.
Utamakan untuk menghentikan kedua CW pump turbine, jalankan pompa yang digerakkan
dengan motor dan pastikan tekanan discharge telah stabil. Turunkan aliran air pendingin yang
melewati pompa yang digerakkan turbin dengan menutup valve discharge untuk mencegah water
surging, kemudian hentikan satu persatu.
Utamakan untuk menghentikan turbin pembangkit listrik, turunkan loadnya sambil menaikkan
beban power impor, kemudian hentikan turbin tersebut.
Utamakan untuk menghentikan LO pump turbine, jalankan pompa dengan penggerak motor, dan
pastikan tekanan discharge telah stabil, kemudian hentikan pompa dengan penggerak turbin.
6. Setelah shut-down, level air pada steam drum (V0201) akan turun, maka sangat penting untuk
mengembalikan level air seperti semula dengan menambahkan BFW sedikit diatas kebutuhan,
sesuai dengan jumlah steam yang dihasilkan.
Catatan. Penambahan BFW yang berlebihan akan mendinginkan boiler, dan menurunkan level
air ke contrary.
7. Jika situasi emergency dapat diramalkan sebelumnya, misalnya dari ketidakstabilan instrumen,
dsb., sangat direkomendasikan untuk memulai shut-down pabrik sesuai prosedur shut-down
normal. Hal yang dilakukan adalah menaikkan sampai batas maksimal steam dan listrik impor,
sehingga turbin pembangkit listrik dapat dishut-down.
Ubah semua kontrol aliran untuk umpan proses (FICA0201 dan FIC0203), steam proses (FICA
0204 dan FICA0206), bahan bakar (FY0214, FY0215 dan FY0213) dan gas hidrogen (FICA
0222) ke manual, kemudian atur output ke nol, yang berarti posisi tertutup.
Pastikan bahwa semua valve bahan bakar manual untuk masingmasing burner tertutup. Matikan
sinyal input yang teraktifkan oleh IS21 kemudian reset IS21 trip group. Harap diperhatikan bahwa
valve trip untuk sistem bahan bakar harus direset ditempat.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Interlock safety group untuk secondary reformer (R0203) diaktifkan oleh salah satu dari penyebab
berikut :
-
Aliran udara proses menuju E0202A/B terpotong : ZV0201, FV0209, FV0211 dan FV0216
tertutup.
IS23 diaktifkan untuk memperoleh aliran steam sebanyak 45 ton/jam yang berfungsi melindungi
process air preheater (E0202 A). Hal ini akan melindungi coil dari overheating.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Jika process air compressor dibiarkan hidup dan tekanan bagian reforming turun, maka bleed dapat
dibuat dengan membuka valve drain pada valve kontrol udara proses.
Jika terjadi IS22 trip saat primary reformer terus menyala, maka jumlah HP steam yang dihasilkan
akan turun drastis (sampai 60 % normal). Pada saat bersamaan, injeksi steam proteksi akan
menyebabkan rasio steam / dry gas meningkat. Untuk mencegah penguapan di BFW preheater no. 1
(E0212A/B) pada kondisi seperti ini, maka aliran recycle BFW harus dipertahankan dari inlet SG
BFW preheater (E0502) menuju deaerator (V0251) melalui valve HV0211.
Periksa bahwa kontrol aliran untuk udara proses (FIC0209, FIC0211, dan FIC0216) dalam posisi
manual dan outputnya telah dirubah ke nol.
Reset IS22. Harap diperhatikan, bahwa valve trip yang memotong aliran udara proses harus direset
terpisah di control room.
Karena produksi HP steam akan turun, maka maksimalkan steam impor dan alihkan pompa dengan
penggerak turbin menjadi pompa dengan penggerak motor seperti dijelaskan pada Bab F 2.1.4.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Interlock safety group untuk process air preheater diaktifkan oleh salah satu dari hal berikut :
-
Aktifnya IS22.
Jika secondary reformer interlock safety group mengalami trip, maka aliran udara proses
terpotong. Hal ini memaksa kita untuk melindungi process air preheater dari overheating.
Steam pelindung dibolehkan memasuki E0202A, HS0208 mengganti kontrol dari HC0208 ke
FIC0208, yang mempunyai nilai preset sebesar 45 ton/jam.
Jika IS-21 atau IS-23 aktif, maka FIC-0208 akan menjadi mode manual dengan MV 70% selama
10 detik. Setelah itu, FIC-0208 akan berubah menjadi mode auto dengan set point 10 ton/jam
(jika IS-21 aktif) atau 40 ton/jam (jika IS-23 aktif) serta TICA-0213 akan berubah menjadi mode
manual. MV dari TICA-0213 akan sama dengan MV dari FIC-0208. Setelah 10 menit, TICA0
0213 akan berubah menjadi mode auto dengan set point 550 C. Setelah IS-21 atau IS-23 direset, maka FIC-0208 dan TICA-0213 akan berubah menjadi mode manual dan pengoperasian
control valve HV-0208 dilakukan oleh HC-0208. Output dari HC-0208 akan mengikuti output dari
TIC-0213 (tracking).
Jumlah steam proteksi harus diatur untuk mencegah penurunan temperatur yang drastis di outlet E
0202A (TICA0213). Jika aliran udara proses dapat dikembalikan ke semula dengan cepat, maka
aliran steam pelindung harus dikurangi untuk mengurangi gangguan ke bagian downstream.
Jika terjadi shut-down otomatis dari process air compressor, buat bleed diantara valve trip dan valve
kontrol sebagaimana dijelaskan diatas. Dew point gas proses yang memasuki LT CO converter (R
0205) harus dimonitor secara ketat selama IS23. Jika dianggap penting, untuk menghindari
kondensasi di katalis R0205, operator dapat membypass R0205 dengan mengaktifkan IS24
secara manual.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Interlock safety group untuk bypass LT CO Converter (R0205) diaktifkan oleh salah satu dari
penyebab berikut :
-
Saat limit switch MSO0212 mengindikasikan valve bypass telah terbuka penuh;
Operator harus mengisolasi R0205 dengan menutup valve manual pada outlet. Jika temperatur
katalis R0205 turun, maka tekanan vessel harus diturunkan untuk menurunkan dew point dari gas
proses yang terperangkap didalamnya. Jika terjadi shut-down untuk jangka waktu yang cukup lama,
converter harus dipurge dengan nitrogen dan ditutup. (Silakan mengacu pada Bab E).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Interlock safety group untuk pompa sirkulasi MDEA dan CO2 removal, diaktifkan oleh salah satu dari
penyebab berikut :
-
Jika terjadi IS31 trip, maka akan terjadi halhal sebagai berikut :
-
Valve vent untuk gas proses upstream E0213A/B terbuka : PV0213 akan mulai membuka,
pertamanya oleh sinyal full open dan kemudian memicu kontrol tekanan oleh PICA0213, untuk
meminimalkan fluktuasi tekanan dari gas proses.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Ganti kontrol aliran larutan lean (FICA0304), larutan semi-lean (FICA0306) dan umpan kondensat
proses (FIC0305) menuju absorber ke manual dan atur outputnya ke nol, yang bersesuaian dengan
posisi valve tertutup.
Ganti kontrol aliran umpan larutan semi-lean (FICA0302) menuju stripper ke manual, dan atur
outputnya ke nol, yang bersesuaian dengan posisi valve tertutup.
Ganti kontrol level (LICA0310) di absorber ke manual, dan atur outputnya ke nol, yang bersesuaian
dengan posisi valve tertutup.
Karena pembentukan HP steam akan menurun, maksimalkan steam impor sampai 45 ton/jam. Ganti
pompa dengan penggerak turbin menjadi pompa dengan penggerak motor jika diperlukan.
Kembalikan lagi level larutan di CO2 stripper (C0301) dan HP flash drum (V0302) seperti semula
dengan cara :
-
Tambahkan larutan dari MDEA solution sump tank jika levelnya rendah.
Drain larutan dari MDEA solution sump tank jika levelnya tinggi.
Reset IS31.
Pertahankan absorber pada tekanan tinggi dengan gas proses.
Restart lean solution pump (P0302A/B) dan semi-lean solution pump (P0301A/B/C).
Kembalikan level larutan di absorber (C0302) seperti semula dengan cara :
-
Tambahkan larutan dari LP flash drum atau CO2 stripper jika levelnya rendah.
Drain larutan menuju MDEA solution sump tank jika levelnya tinggi.
Restart split stream pump (P0303A/B). Buat kecepatan sirkulasi normal kembali.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Bagian metanasi harus dihentikan jika kondisi operasi bagian upstream mengalami deviasi dari
normal, misalnya : naiknya kandungan CO dan/atau CO 2 yang dapat menyebabkan melonjaknya
temperatur katalis methanator.
Interlock safety group untuk bagian metanasi diaktifkan oleh salah satu dari penyebab berikut :
-
Vent valve dari gas proses downstream (C0302) terbuka : PV0315 mulai terbuka, pertama oleh
sinyal full open kemudian memicu pengontrolan tekanan oleh PIC0315, untuk meminimalkan
fluktuasi tekanan dari gas proses.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Interlock safety group untuk bagian amoniak sintesis diaktifkan oleh salah satu dari penyebab berikut
:
-
Level ammonia separator (V0501) yang terlalu tinggi, LS0507. Level V0501 yang terlalu
tinggi, akan menyebabkan carry over cairan menuju ammonia synthesis compressor. Sinyal dari
LS0507 dapat didelay 0 20 detik.
Jika IS51 mengalami trip, maka akan timbul hal sebagai berikut :
-
Saat synthesis gas compressor dishut-down, aliran gas make-up menuju synthesis loop dan sirkulasi
didalam loop akan berhenti, sehingga produksi amoniak akan berhenti. Operator harus menjaga
kondisi operasi dari synthesis loop dan bagian refrigerasi sebagai berikut :
-
Hentikan ammonia product pump (P0501A/B) secara manual untuk mencegah pembentukan
uap amoniak selama operasi dilakukan pada aliran sirkulasi minimum.
Hentikan aliran amoniak cair (FIC0503) dari 2 ammonia chiller (E0508) menuju flash vessel
(V0503), karena V0503 mungkin akan overflow saat discharge valve LV0510 telah ditutup.
Ubah kontrol temperatur di inlet R0501 (TICA0542) dan kontrol cold shot (TICA0514) ke
manual, dimana outputnya bersesuaian dengan posisi valve aktual. Hal ini akan membuat restart
berlangsung lebih cepat.
Perhatikan temperatur shell di synthesis converter. Jika temperaturnya mendekati batas design
o
yaitu 370 C, mantapkan aliran purge gas ke cold vent stack no. 2 melalui FIC0502 dan PIC
0205; tutup koneksi ke ammonia / hydrogen recovery unit. Cold shot valve (TV0514) harus
ditutup sedangkan main inlet valve HV0501 harus terbuka. Jika purging tidak cukup untuk
menurunkan temperatur shell, turunkan tekanan loop untuk mencegah hidrogen menyerang
permukaan metal.
Kontrol bahan bakar off gas (FIC0213) yang menuju burner reformer harus diubah ke manual
dan outputnya diatur ke nol, yang bersesuaian dengan posisi valve tertutup.
nd
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Jika IS51 diaktifkan selama primary reformer tetap beroperasi, BFW preheating dan
pembentukan HP steam akan berkurang, karena beban kerja SG waste heat boiler (E0501) dan
SG BFW preheater (E0502) tidak terus-menerus. Panas yang masuk ke burner reformer akan
turun sampai sekitar 15 % dikarenakan automatic cut off dari aliran bahan bakar off gas.
Untuk mengatasi perubahan perubahan tersebut, operator harus :
-
Memonitor BFW preheating dan atur HC0212 untuk membagi BFW ke E0205 dan E0212A/B
secara tepat. Aliran recycle BFW dari inlet E0502 yang menuju deaerator harus dimantapkan,
jika diinginkan untuk mengoptimalkan preheating dari BFW dan mencegah penguapan di E
0212A/B.
Naikkan aliran bahan bakar gas alam yang menuju burner reformer, untuk mengkompensasi
penutupan off gas, sehingga kondisi operasi reformer dapat dipertahankan. Untuk memastikan
kecukupan penghembusan udara tanpa merubah posisi air register, aliran udara di furnace harus
dijaga (PICA0212) dari -5 mm WG menjadi -10 mm WG.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Interlock safety group untuk start-up heater (H0501) diaktifkan oleh alah satu dari penyebab berikut :
-
Tekanan inlet gas bahan bakar pada start-up heater tinggi (PSHH0502).
Sinyal dari PSHH0502 dapat didelay 0 2 detik.
Tekanan inlet gas bahan bakar pada start-up heater rendah (PSLL0502).
Sinyal dari PSLL0502 dapat didelay 0 2 detik.
Jika IS52 mengalami trip, maka akan terjadi halhal sebagai berikut :
-
Supply gas bahan bakar ke inlet start-up heater (H0501) berhenti : ZV0501 ditutup.
Temperatur katalis dan temperatur shell ammonia converter (R0501) harus dimonitor secara ketat.
Jika memungkinkan, sirkulasi di loop harus dikurangi untuk mencegah loop mengalami pendinginan.
Start-up heater harus direstart sesuai petunjuk operasi vendor. Lanjutkan pemanasan / reduksi katalis
sesuai petunjuk di Bab E dan Bab H.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Salah satu dari penyebab berikut akan memotong aliran amoniak dari let down vessel (V0502)
menuju ke flash vessel (V0503), yaitu sebagai berikut :
-
Jika IS53 mengalami trip, maka akan timbul halhal sebagai berikut :
-
Aliran amoniak menuju flash vessel (V0503) akan terhenti : LV0508 ditutup.
Kembalikan level amoniak di V0502 dan/atau V0503 seperti semula, kemudian reset IS53.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Jika terjadi IS54 trip, maka akan terjadi halhal sebagai berikut :
-
Kembalikan level amoniak dalam V0503 seperti semula kemudian reset IS54.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
emergency valve turbin dari semi-lean solution pump B tertutup (misalalnya turbin TS-0301
berhenti)
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Grup interlock IS-31-2 diaktifkan dengan menjalankan P-0301A dan P-0301C jika:
-
Semi-lean solution pump B (TS-0301), tekanan lube oil low low (PSLL-03317).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Emergency valve turbin lean solution pump A tertutup (misalnya turbin TS-0302 berhenti).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
PICA-0306 akan membuka 100% selama 3 detik, dan selanjutnya control secara auto dengan
setting sesuai dengan PV terakhir sebelum IS-35 active.
Jika I-37 ditripkan, maka akan menimbulkan beberapa efek di bawah ini:
-
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Jika I-38 trip, maka akan menimbulkan pengaruh seperti di bawah ini:
-
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Grup interlock untuk process condensate pump (P-0704A/B) diaktifkan oleh beberapa hal di bawah ini
:
-
Jika I-71 trip, maka akan menimbulkan beberapa pengaruh di bawah ini:
-
Terlalu tingginya level pada condensate stripper (LSHH-0701). Jika level di C-0701 terlalu tinggi,
maka cairan akan terbawa ke primary reformer. Sinyal dari LSHH-0701 dapat terlambat 0 - 20
detik.
Terlalu tingginya level di condensate K.O. drum (LSHH-0702). Jika level di V-0701 terlalu tinggi,
maka cairan akan terbawa ke primary reformer. Sinyal dari LSHH-0702 dapat terlambat 0 - 20
detik.
Jika I-72 ditripkan, maka akan menimbulkan beberapa pengaruh di bawah ini :
-
Discharge valve pada process condensate pump (P-0704A/B) menutup: LV-0301-1 ditutup.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Terlalu rendahnya level kondensat di dalam condensate stripper (LSLL-0701). Jika level di C0701 terlalu rendah, maka akan menghentikan aliran gas ke condensate polishing unit. Sinyal
dari LSLL-0701 dapat terlambat 0-20 detik.
Valve kondensat keluar process condensate exchanger (E-0701C) menutup: LV-0701-1 ditutup.
Jika I-74 ditripkan, maka akan menimbulkan beberapa pengaruh di bawah ini :
-
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Jika I-91 ditripkan, maka akan menimbulkan beberapa pengaruh di bawah ini :
-
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Jika I-231 ditripkan, maka akan menimbulkan beberapa pengaruh di bawah ini:
-
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Jika I-233 ditripkan, maka akan mengakibatkan beberapa hal di bawah ini:
-
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Jika I-241 ditripkan, maka akan menimbulkan beberapa hal di bawah ini:
-
Tekanan low low oli pelumas BFW turbine pump (P-0251A). (PSLL-02504A).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Tekanan low low oli pelumas BFW turbine pump (P-0251B). (PSLL-02504B).
Tekanan low low oli pelumas BFW turbine pump (P-0251A). (PSLL-02504A).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Injeksi NaOH. (AV-2911-1 dibuka selama 10 detik dan kemudian ditutup. Jika pH masih rendah
dari pada set point, maka injeksi NaOH diulangi setelah 30 detik dengan prosedur yang sama
sehingga pH menjadi lebih tinggi dari low set point.)
Jangka waktu untuk injeksi dan re-injeksi dapat diatur.
Injeksi H2SO4. (AV-2911-2 dibuka selama 10 detik dan kemudian ditutup. Jika pH masih tinggi
dari pada set point, injeksi H2SO4 diulangi setelah 30 detik dengan prosedur yang sama sehingga
pH menjadi lebih rendah dari high set point.)
Jangka waktu untuk injeksi dan re-injeksi dapat diatur.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
F-4 KOMPRESOR
Grup interlock safety IS-41 diaktifkan oleh beberapa hal di bawah ini:
-
Trip NG compressor.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Grup interlock safety IS-42 diaktifkan oleh beberapa hal di bawah ini:
-
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Grup interlock safety IS-43 diaktifkan oleh beberapa hal di bawah ini:
-
Valve bypass turbin membuka, PV-1102-1 diberi sinyal membuka dan kemudian dipindahkan ke
mode kontrol tekanan.
Selama 3 detik, setelah terjadi trip, PV-1102 akan membuka 100% (1 detik untuk traveling dan 2
detik untuk buka 100%, PIC-1102 akan automatic switch ke manual mode. Opening pada 3 detik
pertama tidak akan muncul di DCS, karena dilakukan oleh PLC.
Selama 3 detik berikutnya, PV-1102 akan membuka sesuai setting tertentu (precalculated) sesuai
dengan jumlah steam yang harus dialihkan dari inlet turbine TS-0431 atau TS-0441 ke letdown
valve PV-1102.
Selanjutnya PIC-1102 akan bekerja secara auto mode dengan initial MV menggunakan MV pada
sequence 3 detik yang kedua dan SV menggunakan nilai yang terendah dari PV terakhir sebelum
trip dikurangi 2 kg/cm2g atau 110 kg/cm2g (kondisi operasi normal).
Controller tekanan outlet methanator heat exchanger, PIC-0316 dibuka 70% dan kemudian
dipindahkan ke mode kontrol tekanan.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Grup interlock safety IS-44 diaktifkan oleh beberapa hal di bawah ini:
-
Valve bypass turbin terbuka, PV-1102-2 diberi sinyal membuka dan kemudian dipindahkan ke
mode pengontrolan tekanan.
Selama 3 detik, setelah terjadi trip, PV-1102 akan membuka 100% (1 detik untuk traveling dan 2
detik untuk buka 100%, PIC-1102 akan automatic switch ke manual mode. Opening pada 3 detik
pertama tidak akan muncul di DCS, karena dilakukan oleh PLC.
Selama 3 detik berikutnya, PV-1102 akan membuka sesuai setting tertentu (precalculated) sesuai
dengan jumlah steam yang harus dialihkan dari inlet turbine TS-0431 atau TS-0441 ke letdown
valve PV-1102.
Selanjutnya PIC-1102 akan bekerja secara auto mode dengan initial MV menggunakan MV pada
sequence 3 detik yang kedua dan SV menggunakan nilai yang terendah dari PV terakhir sebelum
trip dikurangi 2 kg/cm2g atau 110 kg/cm2g (kondisi operasi normal).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Jika pembangkit listrik G-6201 berhenti mendadak, besarnya listrik yang diimpor akan meningkat
secara otomatis untuk mensuplai seluruh kebutuhan energi listrik tanpa adanya gangguan.
Jika listrik impor dari KDM berhenti mendadak, besarnya listrik yang dibangkitkan akan meningkat
secara otomatis untuk mensuplai seluruh kebutuhan energi listrik tanpa adanya gangguan.
Jika salah satu sumber listrik tersebut terhenti, maka tidak ada sumber yang lain lagi untuk membackupnya. Maka bila terjadi kondisi ini, tidak direkomendasikan untuk melanjutkan operasi pabrik tanpa
adanya back-up listrik.
Oleh karena itu pabrik akan di-shut-down sesuai dengan prosedur normal shut-down yang
dicantumkan di Bab E.
Padamya aliran listrik dapat disebabkan jika impor terhenti selama G-6201 tidak beroperasi.
Jika listrik padam, hanya sumber arus AC dan DC (emergency DC and AC power) yang melanjutkan
suplai listrik ke pengguna (user) dalam jumlah terbatas.
Emergency AC power oleh UPS disuplai untuk kebutuhan berikut :
-
instrument system
fire alarm system
paging system
Emergency DC power oleh battery charger disuplai untuk kebutuhan switch peralatan di substation
utama.
Suplai emergency AC and DC power paling lambat sekitar 30 menit.
Beberapa lampu di peralatan pabrik memiliki baterainya sendiri sehingga dapat terus menyala.
Sebagai tambahan, emergency diesel generator (GE-6201) yang berkapasitas 700 kW dan voltase
525 V dipasang, dan akan start secara otomatis dengan adanya sinyal terputusnya aliran listrik.
Kapasitas GE-6201 terbatas, sehingga listrik yang dibangkitkan hanya cukup untuk mensuplai
kebutuhan start bagi peralatan di bawah ini. Suplai listrik tersebut berjalan apabila sudah ada
perintah oleh timer (pengatur waktu) seperti berikut ini.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Equipment
Order
1.
Service
Item No.
UPS
_____________________________
Charger of UPS
1.
DC Charger
Charger of battery
1.
LV aux. transe 2
1.
P-0251A-PM1B
Auxiliary LO pump
1.
P-0251B-PM1B
Auxiliary LO pump
1.
K-0301-PM1B
Auxiliary LO pump
1.
P-0301A-PM1A/B
Main/auxiliary LO pump
1.
P-0301B-PM1B
Auxiliary LO pump
1.
P-0301C-PM1B
Auxiliary LO pump
1.
K-0421-PM1B
Auxiliary LO pump
1.
K-0431-PM1B
Auxiliary LO pump
1.
TS-2301A/B-PM1B
Auxiliary LO pump
1.
PM-2304A/B
1.
K-4101-EM1/2
2.
H-1101-Km1
3.
PM-2401A/B
DFW pump
4.
E-0401-PM1A/B
4.
E-2302-PM1A/B
4.
E-6201-PM1A/B
5.
KM-4101
IA compressor
*a
G-6201-PM1B
Auxiliary LO pump
*b
K-0421-XM1
*b
K-0431-XM1
*b
K-0441-XM1
*b
TS-6201-XM1
b*
MOV-0210
b*
MOV-0212
b*
MOV-0311
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Kegagalan menyeluruh udara instrumen hampir tidak mungkin terjadi, karena ada 3 sistem sulpai.
Yang utama dari process air compressor (K-0421), kedua dari instrument air compressor (K-4101),
dan yang ketiga berasal dari emergency air receiver (V-4102).
Pada kondisi normal, udara instrumen disuplai dari suction ke-4 K-0421.
Jika K-0421 shut-down, maka instrument air compressor (K-4101) distart secara otomatis dengan
PSL-4101 ketika tekanan udara menurun dan udara suplai mulai mengalir.
Jika K-4101 gagal start karena berbagai sebab, V-4102 mensuplai udara secara kontinyu. V-4102
memiliki volume yang dapat mensuplai udara selama 29 menit. Di lapangan, operatur harus dapat
menemukan penyebab mengapa K-4101 tidak dapat start, kemudian mengatasinya dan menstart K4101 sesegera mungkin, K-4101 akan mulai operasi segera secara otomatis dengan adanya
emergency power supplied dari generator diesel GE-6101 dan kemudian udara instrumen akan
kembali tersuplai.
Pada kondisi dimana terjadi kegagalan lokal terhadap udara instrumen, pneumatically operated
control valves dan on-off valves didesain untuk memperkecil kerusakan sistem; posisinya terbuka
penuh, tertutup penuh atau posisi terkunci.
Self-actuated control valve tidak akan berpengaruh karena adanya kegagalan di udara instrumen.
Lihat P&I diagrams dan instrument data sheet untuk informasi lebih lanjut.
Karena kegagalan udara instrumen akan menyebabkan hilangnya kontrol terhadap sistem, maka
tindakan penanganan perlu segera diambil segera.
Operasi dapat diperbaiki dengan menggunakan handwheeel di control valve atau operasikan bypass
valve secara manual di control valve station.
Penting untuk menutup salah satu valve, apakah block valve di inlet atau outlet block valve dari
kontrol valve saat menggunakan bypass. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka pengembalian suplai
udara, akan menimbulkan kekacauan pada waktu pengaturan dengan control valve.
Pada kasus dimana terjadi kegagalan total terhadap udara instrumen, lakukan shut-down terhadap
pabrik dari control room dengan menggunakan interlock sebagai berikut selagi udara instrumen
masih tersedia :
-
Pada saat yang bersamaan, start steam impor dengan kecepatan maksimum.
Kemudian tindakan lebih lanjut yang penting perlu diambil di lapangan, karena operasi tidak dapat
dilakukan dari control room.
Hal-hal penting yang perlu dilakukan di lapangan adalah sebagai berikut :
-
Jaga level air di waste heat boiler dengan mengatur handwheel LV-0201 dan auxiliary boiler
dengan mengatur downstream block valve di FV-11001.
Aturlah aliran steam pendingin ke primary reformer dan steam pelindung ke process air preheater
dengan handwheel FV-0206 dan FV-0208.
Tutup upstream block valve di level control valve pada setiap vessel.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Seluruh P-2103 A/B/C digerakkan oleh motor. Pada kondisi normal, dua dari P-2103 A/B/C
beroperasi, dan yang satu stand-by.
Saat tekanan header air laut menurun, pompa stand-by akan beroperasi secara otomatis dengan I233 (PSLL-2101) dan memperbaiki tekanan header air laut. Jika tekanan header air laut tidak dapat
diperbaiki sehingga menyebabkan kegagalan start dari pompa stand-by, maka operator harus
mencoba untuk menstart pompa stand-by secara manual.
Jika pompa tidak dapat distart, maka pendinginan untuk air pendingin (sweet cooling water) menjadi
tidak efisien dan temperatur air pendingin (TI-2303) akan naik.
Kurangi beban operasi pabrik dan shut-downkan pabrik dari downstream unit yang ditunjukkan di
mode manual (tergantung pada kondisi operasi).
CW pump (P-2301A/B/C), dimana dua pompa beroperasi dengan penggerak steam turbin dan
yang satu digerakkan oleh motor,
Jika tekanan header air pendingin yang digerakkan oleh steam turbin (P-2301A/B) menurun, maka
motor yang menggerakkan pompa stand-by akan start secara otomatis oleh I-231 (PSLL-2301) dan
memperbaiki tekanan di header air pendingin.
Jika tekanan header air pendingin tidak dapat diperbaiki lagi sehingga menyebabkan terjadinya
kegagalan start-up pompa P-2301C, maka operator harus mencoba untuk start P-2301C di mode
manual.
Jika P-2301C tidak dapat di-start, pendinginan di process heat exchanger menjadi tidak efisien dan
temperatur fluida proses akan mulai naik.
Kurangi beban operasi pabrik dan shut-downkan pabrik dari downstream unit yang ditunjukkan di
mode manual (tergantung pada kondisi operasi).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Pada setiap kondisi operasi, operasi auxiliary boiler (H-1101) sangat diperlukan.
Jika terlihat bahwa operasi dari H-1101 harus diturunkan atau dishut-down karena adanya masalah di
H-1101, maka pabrik akan dishut-down secara bertahap sesuai dengan mode manual, selagi H-1101
masih dapat melanjutkan menghasilkan steam. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
-
Mulai untuk mengimpor steam pada laju maksimum sebesar 45 ton/jam. (Line steam impor akan
dijaga selalu panas untuk mempersiapkan steam impor yang mendadak).
Switch (ganti) suplai listrik dari pembangkit listrik G-6201 ke listrik impor dan matikan TS-6201.
Switch pompa operasi dari yang digerakkan oleh turbin ke pompa yang digerakkan oleh motor.
Kurangi beban pabrik dan hentikan operasi dari unit downstream sesuai dengan prosedur normal
shut-down dalam waktu yang singkat.
Jika operasi H-1101 berhenti mendadak, pabrik akan shut-down segera. Operator harus
berusaha untuk menjaga steam untuk mendinginkan primary reformer dan untuk melindungi
process air preheater.
Shut-down pabrik dengan step-step berikut :
Mulai untuk impor steam melalui line steam impor pada kecepatan maksimum sebesar 45
ton/jam.
Switch (ganti) suplai listrik dari pembangkit listrik G-6201 ke listrik impor dan matikan TS-6201.
Switch pompa BFW yang digerakkan oleh turbin ke pompa yang digerakkan oleh motor P-0251B.
Switch operasi pompa LO yang digerakkan oleh turbin ke pompa yang digerakkan oleh motor di
unit kompresor.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Air demin disuplai oleh DFW pump (P-2401A/B) yang digerakkan oleh motor, yang satu operasi,
sedangkan yang satu stand-by.
Air demin disuplai ke peralatan berikut selama operasi normal :
-
Air Seal untuk turbine condensate pump (E-2302-P1A/B untuk cooling water pump turbine).
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
F-6.1 UMUM
Dalam peristiwa kebakaran yang menjadi perhatian utama adalah keselamatan pabrik dan mesin,
bangunan serta kehidupan manusia. Setiap pekerja pabrik kimia seharusnya selalu mengambil
pendekatan positif terhadap memelihara suasana yang aman sekitar pabrik, sehingga dapat
mencegah kebakaran.
Setiap kawasan pupuk pasti mempunyai pabrik amoniak dengan gas alam sebagai umpan. Gas
alam merupakan sumber api yang mudah terbakar dan sangat berbahaya. Semua pabrik sekitar
amoniak harus diwaspadai sebagai daerah berbahaya.
Memakai material storage yang mudah terbakar seperti lube oil dalam area pabrik.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Kesadaran akan bahayanya api seharusnya mengurangi resiko kebakaran. Resiko kebakaran akan
selalu ada dalam pabrik kimia yang disebabkan oleh kebocoran fluida proses (combustible gas/lube
oil) dari pipe line / peralatan proses. Resiko kebakaran secara efektif dapat dihindari jika hal-hal
berikut dilakukan tanpa pengecualian :
a. Periksa dan deteksi secara teratur kebocoran combustible gas dari flange joint peralatan, pipa
dan valve gland dengan explosive meter.
b. Perbaiki kebocoran joint sebelum menjadi sumber api yang spontan, terutama untuk kebocoran
hidrogen dibawah tekanan tinggi.
c.
Malakukan pengawasan di pabrik yang akan menjamin pendeteksian secara audio/visual dari
kebocoran gas proses / lube oil.
d. Jika melihat beberapa kebakaran kecil, maka padamkan segera sebelum membahayakan.
F-6.4.1 Komunikasi
Pengamatan pertama terhadap kebakaran yaitu adanya komunikasi yang tepat seperti berikut :
a. Memberitahukan dengan segera dan membunyikan fire alarm dari titik fire alarm terdekat.
b. Memberitahukan central control room dan fire station melalui paging communication.
c.
Operator dalam central control room seharusnya memberitahu dengan cepat ke fire station dan
atasannya yang mempunyai otoritas lebih tinggi.
F-6.4.2 Fire-fighting
Pertimbangan terpenting harus diambil dalam pendekatan fire-fighting. Hal-hal berikut adalah faktorfaktor penting :
a. Jangan panik dan harus tenang.
b. Orang yang mengoperasikan pabrik seharusnya waspada terhadap area pabrik yang menjadi
perhatiannya dalam pengoperasian pabrik dan menunggu instruksi penting dari atasannya.
c.
Identifikasikan sebab dan sumber api yang diawali dari kebocoran gas/oli dari pipa/peralatan
proses.
d. Pengambilan langkah yang cocok untuk mengisolasi sistem dari sumber api.
emergency shut-down dari CCR melalui pengaktifan manual sistem trip.
Lakukan
e. Kurangi tekanan sistem ke flare dari CCR atau secara manual dari lapangan.
Catatan : Jika kebakaran dipadamkan sebelum supply dihentikan, maka akan menghasilkan
explosion hazard.
f.
Setelah penurunan tekanan sistem pada tekanan rendah 2 3 kg/cm g, inert gas seharusnya
dialirkan untuk menggantikan flammable gas. Jika proses mengizinkan, maka steam dapat
digunakan untuk menggantikan inert gas.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Karbon Monoksida :
Gunakan powder extinguisher untuk kebakaran kecil.
Gunakan air untuk kebakaran besar. Kontainer kosong dibiarkan terbakar dan lebih utama
mendinginkan sekelilingnya dengan air daripada memadamkan api.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
G. PETUNJUK KESELAMATAN
Keselamatan merupakan hal yang penting pada operasi pabrik amoniak. Masalah proses dan tidak
berfungsinya peralatan harus segera diperbaiki dalam waktu singkat, yang memerlukan perhatian
segera karena bahaya terhadap keselamatan orang dan peralatan. Sikap operator menjadi faktor
yang penting dalam pengoperasian pabrik yang aman.
Berikut ini adalah item-item umum tentang keselamatan yang memerlukan perhatian khusus :
Aturan umum untuk perlindungan orang dari pergerakan mesin, electricity, peralatan panas dan
resiko kejatuhan seharusnya diamati.
Pabrik termasuk pipa-pipa dan peralatan yang mengandung air, steam dan gas pada temperatur
dan tekanan tinggi. Perlindungan orang dari api yang disebabkan oleh zat kimia pada tempat
dimana zat kimia itu divent, untuk contohnya, seharusnya disediakan.
Hal-hal berbahaya yang ada dalam pabrik ini adalah racun, kebakaran dan peledakan yang
disebabkan oleh penanganan material. Fakta bahwa pabrik ini merupakan open-air installation
mengurangi efek terhadap resiko-resiko itu, beberapa housing atau casing peralatan yang tidak
penting seharusnya dihindari. Pemakaian material yang mudah terbakar untuk storage pada
pabrik seharusnya dihindari.
Fire extinguisher yang dioperasikan dengan tangan seharusnya dipasang sesuai dengan
kebutuhan dan rekomendasi dari autoritas yang berhubungan.
Extinguisher seharusnya
digunakan untuk memadamkan kebakaran kecil.
Jika ada api maka gunakan air untuk menjaga sekelilingnya tetap dingin sampai kebocoran yang
menyebabkan api tersebut dapat ditemui dan diisolasi. Jika api dipadamkan sebelum kebocoran
berhenti, maka akan menimbulkan explosion hazard.
Safety shower dan eye washer dipasang.
Unjuk kerja peralatan keselamatan, termasuk safety shower dan eye washer, seharusnya
diperiksa secara teratur.
Jika orang menjadi tidak sadar disebabkan oleh keracunan, maka seharusnya dilakukan
pernafasan buatan.
Merokok seharusnya dilarang.
Semua percikan api dihindari pada daerah yang ada combustible gas.
Pengelasan seharusnya dilakukan hanya dengan pertimbangan yang baik untuk resiko seperti
disebutkan diatas.
Laporkan semua kebocoran dengan cepat sehingga perbaikan dapat dilakukan untuk mencegah
kerusakan yang lebih jauh.
Bersihkan semua tumpahan oli dengan segera, khususnya dalam dan sekitar kompressor.
Drain selokan dengan segera karena akan menimbulkan banjir dan bahaya kebakaran.
Mengetahui lokasi dan operasi semua peralatan fire fighting, blanket, masker udara fresh, kran
eye washer, safety shower dan pakaian pelindung untuk keselamatan pribadi.
Memakai peringatan ketika vessel dipurge oleh steam untuk mencegah pembentukan vakum dan
kondensasi steam.
Kilat akan menghasilkan akumulasi muatan statik dalam atmosfir sehingga relief valve untuk vent
tidak dibuka.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Nitrogen yang digunakan sebagai gas inert untuk purging tidak akan mendukung hidup.
Peralatan, vessel, tangki, tower, line, duct dan lain-lain harus diperiksa oleh personil safety dan
mendeklarasikan safe dengan mengeluarkan safety permit sebelum seseorang diizinkan masuk.
Lebih lanjut, orang yang memasuki peralatan yang disebutkan diatas seharusnya memakai
peakaian safety dangan safety line mengelilingi bagian luar dari alat tersebut.
Catatan : Jika ada orang yang ingin memasuki vessel, maka harus diperiksa kandungan
minimum O2 dalam vessel yaitu 18 %.
G-2.1 KEBAKARAN
a.
Penyebab utama kebakaran selama operasi pabrik adalah pengelasan dan rokok. Perlu
ditegaskan bahwa di pabrik tidak boleh ada proses pengelasan tanpa izin supervisor karena
kemungkinan adanya flammable gas yang tidak berwarna dan tidak berbau dalam udara. Tidak
boleh merokok di dalam pabrik pada setiap waktu. Bahaya serius lainnya yang berhubungan
dengan kebakaran dalam pabrik amoniak adalah api dan burning synthesis atau gas hydrogen
yang sebenarnya tak kelihatan.
b.
Peringatan seharusnya diberikan untuk menghindari beberapa sumber api di daerah yang
mengandung konsentrasi flammable gas.
Batas flammable, explosive dan temperatur
autoignition untuk beberapa campuran gas dan udara pada tekanan atmosfir dalam pabrik
amoniak ditabulasikan dalam persen volume uap dalam udara.
Gas
Hidrogen
Karbon Monoksida
Amoniak
Hidrogen Sulfida
Metana
Etana
Propana
Batas explosive
Batas bawah
Batas atas
(%-volume)
(%-volume)
4,0
74,2
12,5
74,2
15,5
27,0
4,3
45,5
5,0
15,0
3,0
12,5
2,1
9,4
Temp. Autoignition
0
( C)
580
650
651
260
535
510
470
Catatan : Batas yang diizinkan untuk memakai api seharusnya dibatasi dalam kisaran 1/5 dari
batas bawah yang ditetapkan.
c.
Dibawah kondisi yang ekstrim, peralatan keselamatan dan kebakaran hanya menyediakan
perlindungan untuk beberapa menit. Peralatan harus dibersihkan, diisi dan diinspeksi dari
kerusakan sebelum digunakan kembali. Peralatan seharusnya dipelihara dalam kondisi yang
baik dan diinspeksi secara teratur sehingga tersedia dalam kasus emergency. Metoda yang
benar untuk menggunakan peralatan keselamatan dan kebakaran harus dilatih dan dikuasai.
d.
Kecelakaan dari terbakarnya uap dan cairan yang mudah terbakar dapat terjadi dari banyak
sebab, termasuk static electricity. Percikan api yang disebabkan oleh static electricity merupakan
salah satu kemungkinan sumber kebakaran dan perlindungan yang cukup harus disediakan
untuk mencegahnya.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
G-2.2 KESEHATAN
a.
Amoniak
1. Amoniak adalah zat kimia yang dapat menimbulkan iritasi yang kuat pada kulit, selaput lendir,
jalan pernafasan dan mata. Sentuhan langsung dengan kulit dapat menimbulkan luka bakar
yang berat. Peringatan harus diberikan sebelum adanya kondisi berbahaya.
2. Sarung tangan karet dan kacamata seharusnya digunakan ketika mengambil sample
amoniak. Jika bagian kulit terkena amoniak, maka cucilah segera dengan menggunakan air.
3. Jika atmosfir mengandung amoniak, maka masker udara seharusnya digunakan dengan
udara supply yang diperoleh dari sumber udara yang tak terkontaminasi.
b.
Karbon Monoksida
Karbon monoksida sangat beracun. Kandungan CO 10 ppm akan menyebabkan gejala
keracunan dan 1300 ppm akan menimbulkan kematian dalam waktu sekitar 30 menit.
Perawatan medis seharusnya dilakukan segera dalam kasus keracunan karbon monoksida.
Sebagai pengobatan pertama, diberikan campuran oksigen dan udara.
c.
Nickel Carbonyl
Nickel carbonyl adalah campuran sangat beracun yang dibentuk dengan reaksi antara nickel
dalam katalis methanator dan CO dalam gas proses khususnya pada temperatur rendah. Gejala
awal keracunan nickel carbonyl adalah sakit kepala, pusing, mual, muntah, damam dan masalah
pernafasan. Orang yang dicurigai keracunan nickel carbonyl seharusnya dibawa ke rumah sakit
dengan segera. Nilai batas minimum yaitu 0,05 ppm.
d.
Hydrazine
Hydrazine digunakan dalam penyiapan air umpan boiler dan air pendingin sebagai oxygen
scavenger. Grade komersial hydrazine yaitu 16 % berat hydrazine dalam air. Perhatian besar
seharusnya diberikan untuk menghindari sentuhan langsung pada kulit, selaput lendir atau mata
dengan larutan hydrazine. Ketika menangani hydrazine, semua personil seharusnya memakai
setelan karet yang menutupi badannya, sarung tangan karet dan masker udara fresh. Nilai batas
minimum untuk 8 jam terkena hydrazine secara terus-menerus yaitu 0,1 ppm volume.
e.
Katalis
Katalis dalam beberapa reaktor mengandung nickel dan logam garam lainnya, yang dalam
bentuk debu akan beracun dan meyebabkan iritasi jika bersentuhan dengan kulit, mata atau
selaput lendir. Ketika pabrik beroperasi, katalis terisolasi sehingga tidak berbahaya. Ketika
loading dan unloading katalis, orang yang sedang bekerja diharuskan menggunakan pakaian
pelindung termasuk masker debu, kacamata dan sarung tangan. Safety data sheet untuk
masing-masing katalis yang digunakan dalam pabrik, termasuk informasi toxicological untuk
masing-masing komponen, dimasukkan dalam lampiran bab ini.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
a.
b.
Sifat
Beberapa bahaya pabrik amoniak akibat dari sifat material yang ditangani akan dipresentasikan
dibawah ini :
1.
Amoniak
Amoniak cair anhydrous menguap secara cepat menuju atmosfir. Temperatur penguapan cairan
0
pada tekanan atmosfir adalah 33 C. Amoniak mempunyai efek iritasi yang sangat kuat dan
mudah dikenali.
Gas amoniak lebih ringan daripada udara dan terdispersi secara cepat setelah mencapai
temperatur atmosfir.
Amoniak, baik dalam bentuk cair maupun uap, mempunyai affinitas yang besar untuk air. Untuk
contoh, jika air ditaruh dalam vessel yang mengandung amoniak uap pada tekanan atmosfir,
maka amoniak akan larut secara cepat dalam air dan membentuk vakum dalam vessel. Dalam
kasus ini vessel akan mengalami kerusakan.
Bau amoniak merupakan peringatan yang cukup akan keberadaan amoniak. Tidak seorangpun
akan tinggal dengan sukarela dalam daerah yang konsentrasi amoniaknya tinggi karena akan
menyebabkan iritasi. Gas amoniak tidak berwarna dan tidak dapat terlihat. Silinder sulfur
dioksida seharusnya tersedia untuk melihat lokasi keberadaan amoniak. Ketika SO 2 kontak
dengan amoniak, butiran padat ammonia sulfite yang berwarna putih akan terbentuk.
Amoniak menyebabkan iritasi serta kerusakan kulit dan selaput lendir karena affinitas yang tinggi
untuk moisture, resultan alkalinitas larutan dan amoniak cair akan menghasilkan efek
pembekuan. Amoniak cair dan uap sangat berbahaya bagi mata dan dapat menimbulkan
kebuataan.
Untuk alasan ini, kacamata harus selalu digunakan oleh seseorang yang
mengopersikan atau bekerja dalam peralatan yang mengandung amoniak.
0
Temperatur penguapan amoniak cair pada tekanan atmosfir yaitu -33 C sehingga amoniak
dapat membuat beku bagian tubuh yang bersentuhan dengannya.
Awal tahun 1962, seorang pekerja hampir mati karena membeku ketika dia terpercik amoniak
cair dengan tiba-tiba selama unloading dari kapal.
Amoniak dalam jumlah yang kecil dalam moisture akan korosif ke tembaga, seng dan banyak
campurannya. Material ini harus dihindari dalam sistem amoniak. Keberadaan tembaga dalam
valve kadang-kadang diindikasikan dengan endapan biru atau cairan berwarna biru yang
menetes dari valve. Valve seperti itu seharusnya diganti dengan valve yang tidak mengandung
tembaga atau seng.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Amoniak anhydrous dapat bereaksi dengan mercury dibawah kondisi yang sesuai untuk
membentuk campuran yang explosive. Untuk menghindari kontak mercury dengan amoniak,
instrumen yang mengandung mercury seharusnya tidak digunakan dalam penanganan amoniak.
Hal berikut diambil dari buku High Pressure Technology, dipublikasikan oleh McGraw-Hill
Publishing Company, dalam subyek ini :
Dibawah tekanan, mercury membentuk campuran dengan amoniak yang terdiri dari molekul
amoniak per atom mercury. Campuran ini rupanya tidak explosive. Jika tekanan direndahkan,
maka rasio amoniak dan mercury berkurang sehingga campuran yang sama yang dapat mudah
meledak akan terbentuk dan menimbulkan bahaya yang serius. Bahaya terbesar yaitu ketika
sistem yang mengandung mercury dan amoniak diturunkan tekanannya.
2.
Synthesis Gas
Synthesis gas merupakan campuran fisik tiga volume hidrogen dan satu volume nitrogen.
Syntehsis gas tidak berwarna, tidak berbau dan sangat mudah terbakar karena kandungan
hidrogen dan batas flammable hidrogen yang lebar dalam udara. Synthesis gas lebih ringan
daripada udara. Syntheisi gas sangat sulit untuk diketahui tanpa kebocoran karena kandungan
hidrogen yang tinggi. Kebocoran molekul hidrogen lebih cepat daripada material lainnya karena
ukurannya yang kecil.
Hidrogen atau synthesis gas yang keluar melalui lubang dalam flange, vessel, atau peralatan
lainnya akan terbakar secara spontan karena energi yang diperlukan untuk terbakarnya hidrogen
sangat rendah. Seperti diindikasikan sebelumnya, mekanisme eksak tidak sepenuhnya diketahui
dan sekarang sedang dipelajari. Api dari hidrogen tak kelihatan secara panuh selama siang hari.
Pada malam hari, api dari hidrogen hanya dapat terlihat sebagai sinar yang sedikit kebiru-biruan.
Hal ini sangat penting untuk diingat. Orang akan mendapat luka bakar yang hebat ketika
melewati api hidrogen yang tak mereka lihat.
Kebocoran, khususnya yang menyebabkan kebakaran, merupakan hal yang umum didengar dan
perhatian yang tinggi harus diberikan untuk permasalahan ini.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Konsentrasi gas beracun yang diizinkan dalam pabrik amoniak dan konsentrasi yang diizinkan untuk
orang memasuki vessel seharusnya (sesuai dengan 1969 ACGIH) seperti berikut :
Konsentrasi yang
diizinkan
(ppm)
Amoniak
50
10
Karbon monoksida
50
10
5000
1000
Karbon dioksida
Hydrazine
Combustible
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN
Instruksi Kerja
Integrated Quality Health Safety and Environment Management System
Safety harness yang baik seperti berikut ini seharusnya digunakan sesuai dengan kebutuhan safety.
a.
2.
3.
4.
5.
Respirator debu.
6.
Masker respirator dengan filter untuk debu dan gas beracun (H2S, NH3, dan lain-lain).
7.
Pelindung mika.
8.
9.
Pakaian karet.
b.
Kacamata.
2.
Helmet.
3.
Ear plug.
4.
Rain coat.
5.
Safety shoes.
6.
Sarung tangan untuk perlindungan asam dan alkali (karet) atau panas (asbestos).
7.
Boot.
WI-OPR-002-001
Revisi 2.0
Salinan atau cetakan dari Sistem Dokumentasi Elektronik KPI TIDAK DIKENDALIKAN