KATALIS HETEROGEN
Oleh :
Raja Hakiki 118280060
Daffa Ahsanul Akbar 119280097
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kami bisa menyesaikan penulisan makalah yang berjudul “Sintesis Metanol dengan proses
hidrogenasi menggunakan Katalis Cu,ZnO/Al2O3”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Katalis Heterogen sebagai salah satu mata kuliah pilihan untuk program strata-1
Teknik Kimia..
1. Dosen Desi Riana Saputri, S.Si.,M.T. selaku dosen Pengampu Mata kuliah Katalis
yang senantiasa menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengajar dan
memberikan wawasan tentang bidang ilmu teknik kimia maupun dalam penyusunan
makalah ini.
2. Semua pihak yang telah membantu yaitu teman seperjuagan kelas katalis.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dalam segi penyusunan maupun
penyelesaian dan pembahasan lebih dalam mengenai katalis. Oleh karena itu, saya berharapagar
adanya kritik dan saran yang dapat membantu saya untuk memperbaiki makalah ini menjadi
lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
ii
DAFTAR ISI
cover
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1.2 Katalis................................................................................................................................................1
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
Metil alkohol atau yang lebih dikenal dengan sebutan metanol merupakan produk industri
hulu petrokimia yang mempunyai rumus molekul CH3OH.metanol mempunyai berat molekul
32,043 g/mol dan berwujud cair pada suhu lingkungan dan tekanan atmosferis. Titik didih
metanol sebesar 64,7°C dan titik leburnya sebesar -98,68°C. Metanol mempunyai sifat mudah
menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas.
Metanol merupakan bahan kimia dasar yang banyak digunakan dalam berbagai industri
sebagai senyawa intermediete yang menjadi bahan baku berbagai industri antara lain: industry
asam asetat, formaldehid, Methyl Tertier Buthyl Eter (MTBE), polyvinyl, polyester, rubber, resin
sintetis, farmasi, Dimethyl Ether (DME), dan lain sebagainya. Untuk Indonesia sendiri, 80%
pembeli metanol adalah industri formaldehid yang menghasilkan adhesives untuk plywood dan
industri wood processing lainnya. (Indonesian Commercial Newsletter, 2010)
1.2 Katalis
Pada umumnya, metanol dapat diproduksi dari proses hidrogenasi karbon dioksida
dengan bantuan katalis. Secara umum, reaksi sintesis metanol pada fase gas pada katalis berbasis
Cu dapat disajikan sebagai berikut :
Reaksi diatas merupakan reaksi eksotermis dan terjadi penurunan jumlah mol atau volum. Untuk
mencapai konversi kesetimbangan yang tinggi berdasar prinsip kesetimbangan, maka diinginkan
1
proses yang memiliki tekanan tinggi dan bersuhu rendah. Namun di sisi lain, reaksi ini
berlangsung atas bantuan katalis padat sehingga memerlukan suhu yang tinggi untuk mencapai
kecepatan reaksi yang tinggi. Dengan demikian, diperlukan sebuah proses optimasi suhu demi
mendapatkan konversi yang optimal.
Selain reaksi diatas, terdapat reaksi lain yang dapat terjadi yaitu reaksi water-gas shift:
Pada sintesis metanol, pemilihan jenis katalis berperan penting dalam mempengaruhi kondisi
operasi sintesis methanol. Masing-masing katalis memiliki aktivitas katalitik yang optimum pada
kondisi tertentu, misal katalis Cu/Zn/Al2O3 bekerja baik pada kondisi operasi suhu 180℃ –
280℃ tekanan 15 bar - 51 bar dimana dengan proses hidrogenasi karbon dioksida menggunakan
katalis Cu/Zn/Al2O3 produk utama yang dihasilkan yaitu metanol, CO, dan air. Metan,
dimetileter, dan metil formiat juga dihasilkan dari reaksi, tetapi selektivitas terhadap produk
kurang dari 0,1%. (Saito et al.,1998).
BAB II
DESAIN KATALIS
Ditinjau dari analisis termodinamika, reaksi diatas terlihat bahwa energi Gibbs bernilai negatif
yang artinya semua reaksi diatas bersifat spontan. Nilai 𝛥𝐺𝑓0298 pada reaksi ke 2 yang paling
besar dan bersifat hidrogenasi yang berarti reaksi ke 2 lebih dominan terjadi.pada sintesis
metanol produk yang diinginkan berupa reaksi yang dipilih adalah
(kj/mol)
∆𝑮𝑓0 -119,9 0 -175,3
𝟐𝟗𝟖
(kj/mol)
Tabel 2. Data Termodinamika
Maka, entalpi reaksi pada kondisi standar adalah :
𝛥𝐻𝑓298
0
= (−245,9) − ((−121) + (2(−4,2)))
𝛥𝐻𝑓298
0
= −120,7 kj/mol
Nilai 𝛥𝐻𝑓298
0
yang didapatkan negatif menandakan reaksi bersifat eksotermis.
𝛥𝐺𝑓298
0
= (−175,3) − ((−119,9) + (2(17,6)))
𝛥𝐺𝑓298
0
= -90,6
kj/mol Dimana,
0
𝛥𝐺𝑓298 = −𝑅𝑇 ln 𝐾𝑝
𝑙𝑛 𝛥𝐺𝑓0
ln 𝐾𝑝 = 298
𝑅𝑇
𝛥𝐺𝑓0
𝐾𝑝 = 𝐸𝑥𝑝( 298
)
𝑅𝑇
Kp = 0,964
Pada hasil penelitian yang telah dilakukan, kondisi operasi optimum dilakukan pada suhu 250℃
− 300℃ .Maka, jika suhu dinaikkan untuk menghitung konstanta kesetimbangan
termodinamika menggunakan persamaan hubungan K dan Kp sebagai berikut:
ln 𝛥 𝐻𝑓 0 1
𝑘 − )
1
= 298 (
𝑘𝑃 𝑅 𝑇298 𝑇
𝑘 𝛥 𝐻𝑓 0 1 1
𝑘 = exp ( 298
( − ))
𝑅 𝑇29 𝑇
𝑃
8
𝛥 𝐻𝑓 0
𝐾 = 𝐾𝑝 exp ( ( 1 1
𝑅298 − ))
𝑇29 𝑇
8
−120,7 1 1
𝐾 = 0,964 exp ( ( − ))
8,314 298 𝑇
Mula-mula : 1 1 -
Reaksi : -1/2x -x x
Dimana,
𝑐 𝑪𝑯 𝑶𝑯
𝑘 = 𝑐𝐶𝑂𝑐𝟑 =
𝑯𝟐
𝑥
( 1/2𝑥
)
𝑘=
1
1− 1−
( 2x ). x
1 )
( 1 2
2𝑥 2𝑥
Sehingga,
𝑥
( ) −120,7 1
1/2𝑥 = 0,964 exp ( 1 − ))
2x
(
( ).( 1 1−x 2𝑥
1−
1 2𝑥 2
1)
8,31
4
298
𝑇
2.4 Pengajuan Mekanisme Reaksi Permukaan
Pada desain katalis dipilih model reaksi Fischer-Tropsch karena pada penelitian terdahulu
menggunakan model reaksi Fischer-Tropsch untuk reaksi hidrogenasi menggunakan katalis
Cu/SiO2. Reaksi ini umumnya menggunakan katalis heterogen yang berasal dari logam transisi
seperti besi (Fe), kobalt (Co), tembaga (Cu), rhodium (Rh), dan rutenium (Ru) yang didukung
oleh material penyangga katalis seperti silika (SiO2),alumina (Al2O3), dan lain-lain.(Smith,
K,1992).
1.adsorpsi
2. Reaksi permukaan
𝒓ⅆ𝒆𝒔−𝟏
= 𝒌𝟒 ( 𝑪𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 𝑪𝑺
𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯
− 𝒌𝟒 )
𝑪 .𝑺
Pseudo-steady
𝑪𝐜𝐨.𝐬 = 𝒌𝟏𝑪𝑪𝑶𝑪𝑺
𝒓𝒂 ⅆ𝒔−𝟐 = (𝑷 𝑪𝟐𝑯𝟐.𝑺
𝒌𝟐 𝟐𝑯𝟐𝑪𝑺 −𝒌)𝟐
𝑪𝟐𝑯𝟐.𝑺 =𝑷
𝒌𝟐 𝟐𝑯𝟐𝑪𝑺
𝑪𝟐𝑯𝟐 .𝑺 = 𝒌𝟐 𝑷𝟐𝑯𝟐 𝑪𝑺
Neraca active site
𝑪𝒕 = 𝑪𝑺 + 𝑪𝑶. 𝑺 + 𝟐𝑯𝟐 . 𝑺 + 𝑪𝑯𝟑 𝑶𝑯 . 𝑺
𝑪 𝑪𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 𝑪𝑺
𝒕
= + 𝑪𝑶. + 𝑲𝟐 𝑷𝟐𝑯 𝑪 +
𝒌𝟒
𝑪𝑺 𝑲𝟏 𝑪𝑺 𝟐 𝑺
𝑪 𝑪𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯
𝒕
= + (𝟏 + 𝑪𝑶 + 𝑷𝟐𝑯 + )
𝒌𝟒
𝑪𝑺 𝑲𝟏 𝑲𝟐 𝟐
𝑪𝒕
𝑪 =
� 𝑪𝑪𝑯 𝑶
(𝟏+𝑲𝟏𝑪𝑶+ + 𝑯 𝟑
𝑲𝟐𝑷𝟐𝑯𝟐 )
𝒌𝟒
𝒓𝑺 𝑪𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 .𝑺
= 𝒌𝟑 (𝑪𝑪𝑶. 𝑪𝟐𝑯𝟐 − )
𝒌𝟑
𝑺 .𝑺
𝒓𝑺 𝑪𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 𝑪𝑺
= 𝒌𝟑 (𝒌𝟏 𝑪𝑪 𝑪 . 𝑷𝟐𝑯 𝑪 − )
𝒌𝟑𝒌𝟒
𝑶 𝑺 𝒌𝟐 𝟐 𝑺
𝒓 =
𝒌 𝒌 𝒌 𝑪𝟐 . 𝑪𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯
(𝑪 𝑷 − )
𝑺 𝟏𝟐𝒔 𝑪 𝟐𝑯 𝒌𝟑𝒌𝟒
𝟑 𝑶 𝟐
𝒓 =
𝒌 𝒌 𝒌 𝑪𝟐 . 𝑪𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯
(𝑪 𝑷 − )
𝑺 𝟏𝟐𝒔 𝑪 𝟐𝑯 𝒌𝟏𝒌𝟐𝒌𝟑𝒌𝟒
𝟑 𝑶 𝟐
𝑪𝑪𝑯 𝑶𝑯
𝟑
𝒌𝟑 𝒌𝟏 𝒌𝟐 𝑪𝟐𝒕 (𝑪𝑪𝑶 .𝑷𝟐𝑯𝟐 − )
𝒌𝟏 𝒌𝟐 𝒌𝟑 𝒌𝟒
𝑪𝑺
= (𝟏+𝑲𝟏𝑪𝑶+
𝑪𝑪𝑯
𝟑 )𝟐
𝑲𝟐𝑷𝟐𝑯𝟐+ 𝑶𝑯
𝒌𝟒
𝑪𝑪𝑯 𝑶
𝟑
𝑲(𝑪𝑪𝑶 .𝑷𝟐𝑯 𝑯
)
𝑪𝑺 𝟐
− 𝒌𝒆𝒒 𝑶𝑯
𝑪𝑪
= 𝑯
(𝟏+𝑲𝟏𝑪𝑶+ 𝟑
𝒌 )𝟐
𝑲𝟐𝑷𝟐𝑯𝟐+ 𝟒
2.5 Menentukan Sifat Katalis
Sifat penting katalis harus sesuai dengan mekanisme yang diusulkan untuk reaksi sintesis
metanol adalah:
1. Katalis harus mampu melakukan hidrogenasi dan dapat meningkatkan laju hidrogenasi.
2. katalis dapat berlangsung pada suhu rendah dan Katalis dengan daya konsumsi hidrogen
yang rendah.
1.Inti Aktif
Inti aktif suatu katalis merupakan unsur utama penentu aktivitas katalis dalam reaksi.
Katalis yang aktif digunakan dalam proses hidrogenasi ialah Katalis yang berasal dari logam-
logam transisi yang biasa digunakan dalam reaksi untuk sintesis metanol yaitu besi (Fe), kobalt
(Co),rhodium (Rh), dan rutenium (Ru), cobalt(Co), nickel (Ni),tembaga (Cu). Inti aktif yang
dipilih untuk sintesis metanol adalah tembaga (Cu).
2. penyangga
Penyangga berfungsi menyediakan luas permukaan yang besar bagi inti aktif sehingga
inti aktif dapat didispersikan dan distabilkan serta menyediakan aksesibilitas yang diperlukan
untuk adsorpsi reaktan dan reaksi pada permukaan katalis. Penyangga katalis dapat
meningkatkan frekuensi terjadinya kontak antara katalis dengan reaktan dengan cara memperluas
permukaan katalis. Peningkatan luas permukaan katalis dapat mempercepat laju
hidrogenasi.penyangga yang biasa digunakan untuk reaksi hidrogenasi adalah katalis seperti
silika (SiO2),alumina (Al2O3),Magnesium oksida (MgO), Kromium(III) oksida (Cr2O3), dan
lain-lain. Al2O3 sebagai penyangga memiliki kemampuan untuk meningkatkankan terjadinya
hidrogenasi.sehingga penyangga yang dipilih untuk sintesis metanol adalah alumina (Al2O3).
3. Promotor
Promotor adalah senyawa yang bila ditambahkan ke katalis dalam jumlah kecil dapat
meningkatkan kinerja katalis seperti aktivitas, selektivitas dan stabilitas. Promotor yang biasa
digunakan untuk sintesis metanol adalah Seng Oksida (ZnO) dan Magnesium Oksida
(MgO).pada sintesis metanol dipilih promotor Senf Oksida (ZnO) karena dapat menurunkan
Sintering Cu.
1. BET untuk mengetahui luas permukaan spesifik, volume total pori dan jari rata-rata dari
pori.
2. XRF untuk mengetahui komposisi ZnO
3. ICP untuk mengetahui komposisi AL2O3
4. TEM untuk mengetahui stuktur dan morfologi katalis.
2.9 Deaktivasi Katalis
deaktivasi katalis adalah aspek penting lain yang dapat mempengaruhi katalis, proses,
dan pilihan kondisi operasi pada skala besar. Diketahui penggunaan penyangga berbasis alumina
memiliki keasaman yang tinggi yang dapat menyebabkan pembentukan coke yang lebih banyak
Penggunaan suhu yang tepat dan tidak terlalu tinggi mengurangi pembentukan coke.
DAFTAR PUSTAKA
Saito, Taro. (1998). Buku Teks Kimia Anorganik Online. Muki Kagaku, Tokyo ,57.
Fogler, H.S., 1999, Elements of Chemical Reaction Engineering, 3rd edition,Prentice Hall P.T.R,
New Jersey.
Rase, H.F.( 2000); Handbook of Commercial Catalysts : Heterogeneous Catalysis; CRC Press;
New York.