Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KATALIS HETEROGEN

Sintesis Metanol dengan Proses Hidrogenasi Menggunakan Katalis


Cu,ZnO/Al2O3

Oleh :
Raja Hakiki 118280060
Daffa Ahsanul Akbar 119280097

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNOLOGI PROSES DAN HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
LAMPUNG SELATAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kami bisa menyesaikan penulisan makalah yang berjudul “Sintesis Metanol dengan proses
hidrogenasi menggunakan Katalis Cu,ZnO/Al2O3”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Katalis Heterogen sebagai salah satu mata kuliah pilihan untuk program strata-1
Teknik Kimia..

Kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen Desi Riana Saputri, S.Si.,M.T. selaku dosen Pengampu Mata kuliah Katalis
yang senantiasa menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengajar dan
memberikan wawasan tentang bidang ilmu teknik kimia maupun dalam penyusunan
makalah ini.
2. Semua pihak yang telah membantu yaitu teman seperjuagan kelas katalis.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dalam segi penyusunan maupun
penyelesaian dan pembahasan lebih dalam mengenai katalis. Oleh karena itu, saya berharapagar
adanya kritik dan saran yang dapat membantu saya untuk memperbaiki makalah ini menjadi
lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

ii
DAFTAR ISI

cover
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1

1.2 Katalis................................................................................................................................................1

BAB II DESAIN KATALIS........................................................................................................................3

2.1 Konsep Triangle Catalyst...................................................................................................................3

2.2 Analisis Stoikiometri.........................................................................................................................3

2.3 Analisa Thermodinamika..................................................................................................................4

2.4 Pengajuan Mekanisme Reaksi Permukaan........................................................................................7

2.5 Menentukan Sifat Katalis................................................................................................................10

2.6 Pemilihan katalis.............................................................................................................................10

2.7 Preparasi Katalis.............................................................................................................................11

2.8 Karakterisasi Katalis.......................................................................................................................11

2.9 Deaktivasi Katalis............................................................................................................................12

Daftar Pustaka...........................................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di jaman sekarang semua sektor industri diarahkan pada penggunaan teknologi yang
minim polusi dan hemat biaya operasional. Di Indonesia, perkembangan industri kimia
berkembang cukup pesat. Seiring perkembangan industri kimia di Indonesia, mengakibatkan
kebutuhan metanol (CH3) yang merupakan bahan baku serta bahan penunjang industri kimia
mengalami peningkatan.Namun Indonesia masih mengimpor bahan baku atau produk industri
kimia dari negara lain.

Metil alkohol atau yang lebih dikenal dengan sebutan metanol merupakan produk industri
hulu petrokimia yang mempunyai rumus molekul CH3OH.metanol mempunyai berat molekul
32,043 g/mol dan berwujud cair pada suhu lingkungan dan tekanan atmosferis. Titik didih
metanol sebesar 64,7°C dan titik leburnya sebesar -98,68°C. Metanol mempunyai sifat mudah
menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas.

Metanol merupakan bahan kimia dasar yang banyak digunakan dalam berbagai industri
sebagai senyawa intermediete yang menjadi bahan baku berbagai industri antara lain: industry
asam asetat, formaldehid, Methyl Tertier Buthyl Eter (MTBE), polyvinyl, polyester, rubber, resin
sintetis, farmasi, Dimethyl Ether (DME), dan lain sebagainya. Untuk Indonesia sendiri, 80%
pembeli metanol adalah industri formaldehid yang menghasilkan adhesives untuk plywood dan
industri wood processing lainnya. (Indonesian Commercial Newsletter, 2010)

1.2 Katalis
Pada umumnya, metanol dapat diproduksi dari proses hidrogenasi karbon dioksida
dengan bantuan katalis. Secara umum, reaksi sintesis metanol pada fase gas pada katalis berbasis
Cu dapat disajikan sebagai berikut :

𝐶𝑂2(𝑔) + 3𝐻2(𝑔) ⇌ 𝐶𝐻3𝑂𝐻(𝑔) + 𝐻2𝑂(𝑔) ∆𝐻300𝐾= -49.16 kj/mol

Reaksi diatas merupakan reaksi eksotermis dan terjadi penurunan jumlah mol atau volum. Untuk
mencapai konversi kesetimbangan yang tinggi berdasar prinsip kesetimbangan, maka diinginkan

1
proses yang memiliki tekanan tinggi dan bersuhu rendah. Namun di sisi lain, reaksi ini
berlangsung atas bantuan katalis padat sehingga memerlukan suhu yang tinggi untuk mencapai
kecepatan reaksi yang tinggi. Dengan demikian, diperlukan sebuah proses optimasi suhu demi
mendapatkan konversi yang optimal.

Selain reaksi diatas, terdapat reaksi lain yang dapat terjadi yaitu reaksi water-gas shift:

𝐶𝑂(𝑔) + 𝐻2𝑂(𝑔) ⇌ 𝐶𝑂2(𝑔) + 𝐻2(𝑔) ∆𝐻300𝐾= +41.21 kj/mol

Pada sintesis metanol, pemilihan jenis katalis berperan penting dalam mempengaruhi kondisi
operasi sintesis methanol. Masing-masing katalis memiliki aktivitas katalitik yang optimum pada
kondisi tertentu, misal katalis Cu/Zn/Al2O3 bekerja baik pada kondisi operasi suhu 180℃ –
280℃ tekanan 15 bar - 51 bar dimana dengan proses hidrogenasi karbon dioksida menggunakan
katalis Cu/Zn/Al2O3 produk utama yang dihasilkan yaitu metanol, CO, dan air. Metan,
dimetileter, dan metil formiat juga dihasilkan dari reaksi, tetapi selektivitas terhadap produk
kurang dari 0,1%. (Saito et al.,1998).
BAB II

DESAIN KATALIS

2.1 Konsep Triangle Catalyst


Katalis merupakan suatu zat yang berpengaruh terhadap kecepatan reaksi kimia dan tidak
berubah pada akhir reaksi. Suatu katalis dapat mempercepat reaksi kimia yaitu dengan
menurunkan barrier energi/energi pengaktifan dari suatu reaksi. Katalis hanya merubah
kecepatan reaksi tapi tidak berpengaruh terhadap kesetimbangan termodinamika suatu
reaksi.Dalam reaksi katalitik heterogen biasanya katalis berupa padatan, sedangkan reaktan dan
produknya berupa gas atau liquid (Fogler, 1999). Konsep triangle catalyst adalah konsep yang
mengacu pada produk baru, proses baru, dan katalis baru.

2.2 Analisis Stoikiometri


a. reaksi utama

𝐶𝑂2(𝑔) + 3𝐻2(𝑔) ⇌ 𝐶𝐻3𝑂𝐻(𝑔) + 𝐻2𝑂(𝑔) ∆𝐻298𝐾= -49.16 kj/mol

∆𝐺298𝐾= 175,5 kj/mol

b. Reaksi reaktan dengan dirinya sendiri

𝐶𝑂2(𝑔) = tidak ada

𝐻2(𝑔) = tidak ada

c. Reaksi antar reaktan (cross reaction)

Reaksi Jenis Reaksi ∆𝐺298𝐾


𝐶𝑂2(𝑔) + 3𝐻2(𝑔) → 𝐶𝐻3𝑂𝐻 Hidrodeoksigenasi 175,5 kj/mol
+ 𝐻2𝑂(𝑔)
𝐶𝑂2(𝑔) + 𝐻2(𝑔) → 𝐶𝑂(𝑔) + 𝐻2𝑂(𝑔) Hidrodeoksigenasi 19,928 kj/mol

2𝐶𝑂2(𝑔) + 2𝐻2(𝑔) → 2𝐶𝑂𝑂𝐻(𝑔) + Hidrogenasi 31,8 kj/mol


2𝐻(𝑔)
𝐶𝑂 2−
+ 𝐻+(𝑔) → 𝐻𝐶𝑂3

Hidrogenasi -59 kj/mol
3 (𝑔) ( 𝑔)
d. Reaksi antara reaktan dengan produk

Reaksi Jenis Reaksi ∆𝐺298𝐾


𝐶𝐻3𝑂𝐻(𝑔) + 𝐻2(𝑔) → 𝐶𝐻4(𝑔) Hidrodeoksigenasi -69,972 kj/mol
+ 𝐻2𝑂(𝑔)
𝐶𝑂(𝑔) + 2𝐻2(𝑔) → 𝐶𝐻3𝑂𝐻(𝑔) Hidrogenasi -90,6 kj/mol

2.3 Analisa Thermodinamika


Dari analisa stokiometri sebelumnya dapat ditentukan kemungkinan reaksi yang akan dipakai
berdasarkan nilai energi Gibbs dan produk yang diinginkan.

NO Reaksi Jenis Reaksi ∆𝐺298𝐾


1 𝐶𝐻3𝑂𝐻(𝑔) + 𝐻2(𝑔) → 𝐶𝐻4(𝑔) Hidrodeoksigenasi -69,972 kj/mol
+ 𝐻2𝑂(𝑔)
2 𝐶𝑂(𝑔) + 2𝐻2(𝑔) → 𝐶𝐻3𝑂𝐻(𝑔) Hidrogenasi -90,6 kj/mol
3 𝐶𝑂2− + 𝐻+(𝑔) → 𝐻𝐶𝑂
3

Hidrogenasi -59 kj/mol
3 (𝑔) ( 𝑔)

Tabel 1. Data Termodinamika

Ditinjau dari analisis termodinamika, reaksi diatas terlihat bahwa energi Gibbs bernilai negatif
yang artinya semua reaksi diatas bersifat spontan. Nilai 𝛥𝐺𝑓0298 pada reaksi ke 2 yang paling
besar dan bersifat hidrogenasi yang berarti reaksi ke 2 lebih dominan terjadi.pada sintesis
metanol produk yang diinginkan berupa reaksi yang dipilih adalah

𝑪𝑶(𝒈) + 𝟐𝑯𝟐(𝒈) → 𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯(𝒈) Hidrogenasi ∆𝑮𝑓0𝟐𝟗𝟖𝑲 = -90,6 kj/mol

Diketahui besaran-besaran termodinamika setiap komponen tertera dalam Tabel 2 berikut.


Komponen CO 𝟐𝑯 𝑪𝑯𝟑𝑶
𝟐 𝑯
∆𝑯𝑓0 -121 0 -245,9
𝟐𝟗𝟖

(kj/mol)
∆𝑮𝑓0 -119,9 0 -175,3
𝟐𝟗𝟖

(kj/mol)
Tabel 2. Data Termodinamika
Maka, entalpi reaksi pada kondisi standar adalah :

𝛥𝐻𝑓 0 = 𝛴𝛥𝐻𝑓 0 − 𝛴𝛥𝐻𝑓 0


298 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛

𝛥𝐻𝑓298
0
= (−245,9) − ((−121) + (2(−4,2)))

𝛥𝐻𝑓298
0
= −120,7 kj/mol

Nilai 𝛥𝐻𝑓298
0
yang didapatkan negatif menandakan reaksi bersifat eksotermis.

Energi Gibss pada kondisi standar adalah :


𝛥𝐺𝑓 0 = 𝛴𝛥𝐺𝑓 0 − 𝛴𝛥𝐺𝑓 0
298 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛

𝛥𝐺𝑓298
0
= (−175,3) − ((−119,9) + (2(17,6)))

𝛥𝐺𝑓298
0
= -90,6

kj/mol Dimana,

0
𝛥𝐺𝑓298 = −𝑅𝑇 ln 𝐾𝑝
𝑙𝑛 𝛥𝐺𝑓0
ln 𝐾𝑝 = 298
𝑅𝑇

𝛥𝐺𝑓0
𝐾𝑝 = 𝐸𝑥𝑝( 298
)
𝑅𝑇

Sehingga, konstanta kesetimbangan termodinamika pada reaksi standar 298 K adalah


−90,6
𝐾𝑝 = 𝐸𝑥𝑝( )
8,314 𝑥 298

Kp = 0,964

Pada hasil penelitian yang telah dilakukan, kondisi operasi optimum dilakukan pada suhu 250℃
− 300℃ .Maka, jika suhu dinaikkan untuk menghitung konstanta kesetimbangan
termodinamika menggunakan persamaan hubungan K dan Kp sebagai berikut:

ln 𝛥 𝐻𝑓 0 1
𝑘 − )
1
= 298 (
𝑘𝑃 𝑅 𝑇298 𝑇
𝑘 𝛥 𝐻𝑓 0 1 1
𝑘 = exp ( 298
( − ))
𝑅 𝑇29 𝑇
𝑃
8

𝛥 𝐻𝑓 0
𝐾 = 𝐾𝑝 exp ( ( 1 1
𝑅298 − ))
𝑇29 𝑇
8

−120,7 1 1
𝐾 = 0,964 exp ( ( − ))
8,314 298 𝑇

Asumsi 1 mol karbon monoksida dan 1 mol hidrogen bereaksi:

𝑪𝑶(𝒈) + 𝟐𝑯𝟐(𝒈) ⇔ 𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯(𝒈)

Mula-mula : 1 1 -

Reaksi : -1/2x -x x

Sisa : 1-1/2x 1-x x

Nilai P total = (1-1/2x)+(1-x)+x = 1/2x

Dimana,

𝑐 𝑪𝑯 𝑶𝑯
𝑘 = 𝑐𝐶𝑂𝑐𝟑 =
𝑯𝟐

𝑥
( 1/2𝑥
)
𝑘=
1
1− 1−
( 2x ). x
1 )
( 1 2
2𝑥 2𝑥

Sehingga,
𝑥
( ) −120,7 1
1/2𝑥 = 0,964 exp ( 1 − ))
2x
(
( ).( 1 1−x 2𝑥
1−
1 2𝑥 2
1)
8,31
4
298
𝑇
2.4 Pengajuan Mekanisme Reaksi Permukaan

Gambar 1. Mekanisme reaksi Fischer-Tropsch

Pada desain katalis dipilih model reaksi Fischer-Tropsch karena pada penelitian terdahulu
menggunakan model reaksi Fischer-Tropsch untuk reaksi hidrogenasi menggunakan katalis
Cu/SiO2. Reaksi ini umumnya menggunakan katalis heterogen yang berasal dari logam transisi
seperti besi (Fe), kobalt (Co), tembaga (Cu), rhodium (Rh), dan rutenium (Ru) yang didukung
oleh material penyangga katalis seperti silika (SiO2),alumina (Al2O3), dan lain-lain.(Smith,
K,1992).

Persamaan reaksi: 𝑪𝑶(𝒈) + 𝟐𝑯𝟐(𝒈) → 𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯(𝒈)

Asumsi : tahap penentu laju reaksi pada reaksi permukaan.

1.adsorpsi

𝑪𝑶 + 𝑺 ⟷ 𝑪𝑶. 𝑺 ….(1) 𝟐𝑯𝟐 + 𝑺 ⟷ 𝟐𝑯𝟐 . 𝑺 ….(2)

𝒓𝒂 ⅆ𝒔−𝟏 = 𝒌𝟏 𝑪𝑪𝑶 𝑪𝑺 − 𝒌−𝟏 𝑪𝑪𝑶.𝑺 𝒓𝒂 ⅆ𝒔−𝟐 = 𝒌𝟐 𝑷𝟐𝑯𝟐 𝑪𝑺 − 𝒌−𝟐 𝑪𝟐𝑯𝟐 .𝑺

𝒓𝒂 ⅆ𝒔−𝟏 𝑪𝐜𝐨.𝐬 𝑪𝟐𝑯𝟐


= 𝒌𝟏 (𝑪𝑪 𝑪 − 𝒓 𝒂 ⅆ𝒔−𝟐 = 𝒌𝟐 ( 𝑪 −
𝒌𝟏 ) 𝟐𝑯
𝒌𝟐 )
𝑶 𝑺 𝑷 𝟐 𝑺

2. Reaksi permukaan

𝑪𝑶. 𝑺 + 𝟐𝑯𝟐 . 𝑺 ⟷ 𝑪𝑯𝟑 𝑶𝑯 . 𝑺 ….(3)

𝒓𝑺 = 𝒌𝟑 𝑪𝑪𝑶.𝑺 𝑪𝟐𝑯𝟐 .𝑺 − 𝒌−𝟑 𝑪𝑪𝑯𝟑 𝑶𝑯 .𝑺


𝒓𝑺 𝑪𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 .𝑺
= 𝒌𝟑 (𝑪𝑪𝑶. 𝑪𝟐𝑯𝟐 − )
𝒌𝟑
𝑺 .𝑺
3. Desorpsi

𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 . 𝑺 ↔ 𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 + 𝑺 ….(4)

𝒓ⅆ𝒆𝒔−𝟏 = 𝒌𝟒𝑪𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 .𝑺 − 𝒌−𝟒𝑪𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 𝑪𝑺

𝒓ⅆ𝒆𝒔−𝟏
= 𝒌𝟒 ( 𝑪𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 𝑪𝑺
𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯
− 𝒌𝟒 )
𝑪 .𝑺

Pseudo-steady

𝒓𝒂 ⅆ𝒔−𝟏 = 𝒌𝟏𝑪𝑪𝑶𝑪𝑺 − 𝒌−𝟏𝑪𝑪𝑶.𝑺 𝒓ⅆ𝒆𝒔−𝟏 = 𝒌𝟒𝑪𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 .𝑺 − 𝒌−𝟒𝑪𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 𝑪𝑺

𝒓𝒂 ⅆ𝒔−𝟏 = (𝑪𝑪𝑶𝑪𝑺 − 𝑪𝐜𝐨.𝐬) 𝒓𝒂 ⅆ𝒔−𝟏 = (𝑪 𝑪𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 𝑪𝑺


𝒌𝟏 𝒌𝟏 𝒌𝟒 𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 .𝑺 −𝒌)𝟒

𝑪𝐜𝐨.𝐬 = 𝑪𝑪𝑶𝑪𝑺 𝑪𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 .𝑺 =


𝑪𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 𝑪𝑺
𝒌𝟏 𝒌𝟒

𝑪𝐜𝐨.𝐬 = 𝒌𝟏𝑪𝑪𝑶𝑪𝑺

𝒓𝒂 ⅆ𝒔−𝟐 = 𝒌𝟐 𝑷𝟐𝑯𝟐 𝑪𝑺 − 𝒌−𝟐 𝑪𝟐𝑯𝟐 .𝑺

𝒓𝒂 ⅆ𝒔−𝟐 = (𝑷 𝑪𝟐𝑯𝟐.𝑺
𝒌𝟐 𝟐𝑯𝟐𝑪𝑺 −𝒌)𝟐

𝑪𝟐𝑯𝟐.𝑺 =𝑷
𝒌𝟐 𝟐𝑯𝟐𝑪𝑺

𝑪𝟐𝑯𝟐 .𝑺 = 𝒌𝟐 𝑷𝟐𝑯𝟐 𝑪𝑺
Neraca active site
𝑪𝒕 = 𝑪𝑺 + 𝑪𝑶. 𝑺 + 𝟐𝑯𝟐 . 𝑺 + 𝑪𝑯𝟑 𝑶𝑯 . 𝑺

𝑪 𝑪𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 𝑪𝑺
𝒕
= + 𝑪𝑶. + 𝑲𝟐 𝑷𝟐𝑯 𝑪 +
𝒌𝟒
𝑪𝑺 𝑲𝟏 𝑪𝑺 𝟐 𝑺

𝑪 𝑪𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯
𝒕
= + (𝟏 + 𝑪𝑶 + 𝑷𝟐𝑯 + )
𝒌𝟒
𝑪𝑺 𝑲𝟏 𝑲𝟐 𝟐

𝑪𝒕
𝑪 =
� 𝑪𝑪𝑯 𝑶
(𝟏+𝑲𝟏𝑪𝑶+ + 𝑯 𝟑
𝑲𝟐𝑷𝟐𝑯𝟐 )
𝒌𝟒

Sehingga, laju reaksi adalah

𝒓𝑺 𝑪𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 .𝑺
= 𝒌𝟑 (𝑪𝑪𝑶. 𝑪𝟐𝑯𝟐 − )
𝒌𝟑
𝑺 .𝑺

𝒓𝑺 𝑪𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯 𝑪𝑺
= 𝒌𝟑 (𝒌𝟏 𝑪𝑪 𝑪 . 𝑷𝟐𝑯 𝑪 − )
𝒌𝟑𝒌𝟒
𝑶 𝑺 𝒌𝟐 𝟐 𝑺

𝒓 =
𝒌 𝒌 𝒌 𝑪𝟐 . 𝑪𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯
(𝑪 𝑷 − )
𝑺 𝟏𝟐𝒔 𝑪 𝟐𝑯 𝒌𝟑𝒌𝟒
𝟑 𝑶 𝟐

𝒓 =
𝒌 𝒌 𝒌 𝑪𝟐 . 𝑪𝑪𝑯𝟑𝑶𝑯
(𝑪 𝑷 − )
𝑺 𝟏𝟐𝒔 𝑪 𝟐𝑯 𝒌𝟏𝒌𝟐𝒌𝟑𝒌𝟒
𝟑 𝑶 𝟐

𝑪𝑪𝑯 𝑶𝑯
𝟑
𝒌𝟑 𝒌𝟏 𝒌𝟐 𝑪𝟐𝒕 (𝑪𝑪𝑶 .𝑷𝟐𝑯𝟐 − )
𝒌𝟏 𝒌𝟐 𝒌𝟑 𝒌𝟒
𝑪𝑺
= (𝟏+𝑲𝟏𝑪𝑶+
𝑪𝑪𝑯
𝟑 )𝟐
𝑲𝟐𝑷𝟐𝑯𝟐+ 𝑶𝑯
𝒌𝟒
𝑪𝑪𝑯 𝑶
𝟑
𝑲(𝑪𝑪𝑶 .𝑷𝟐𝑯 𝑯
)
𝑪𝑺 𝟐
− 𝒌𝒆𝒒 𝑶𝑯
𝑪𝑪
= 𝑯
(𝟏+𝑲𝟏𝑪𝑶+ 𝟑
𝒌 )𝟐
𝑲𝟐𝑷𝟐𝑯𝟐+ 𝟒
2.5 Menentukan Sifat Katalis
Sifat penting katalis harus sesuai dengan mekanisme yang diusulkan untuk reaksi sintesis
metanol adalah:

1. Katalis harus mampu melakukan hidrogenasi dan dapat meningkatkan laju hidrogenasi.
2. katalis dapat berlangsung pada suhu rendah dan Katalis dengan daya konsumsi hidrogen
yang rendah.

2.6 Pemilihan katalis


Katalis memiliki peran dalam suatu proses karena katalis mengarahkan suatu reaksi untuk
membentuk suatu produk yang diinginkan.katalis dirancang untuk sintesis metanol dengan reaksi
hidrogenasi menggunakan katalis yang tersusu dari inti aktif, penyangga dan promotor. Dasar
pemilihan inti aktif, penyangga dan promotor adalah sebagai berikut :

1.Inti Aktif

Inti aktif suatu katalis merupakan unsur utama penentu aktivitas katalis dalam reaksi.
Katalis yang aktif digunakan dalam proses hidrogenasi ialah Katalis yang berasal dari logam-
logam transisi yang biasa digunakan dalam reaksi untuk sintesis metanol yaitu besi (Fe), kobalt
(Co),rhodium (Rh), dan rutenium (Ru), cobalt(Co), nickel (Ni),tembaga (Cu). Inti aktif yang
dipilih untuk sintesis metanol adalah tembaga (Cu).

2. penyangga

Penyangga berfungsi menyediakan luas permukaan yang besar bagi inti aktif sehingga
inti aktif dapat didispersikan dan distabilkan serta menyediakan aksesibilitas yang diperlukan
untuk adsorpsi reaktan dan reaksi pada permukaan katalis. Penyangga katalis dapat
meningkatkan frekuensi terjadinya kontak antara katalis dengan reaktan dengan cara memperluas
permukaan katalis. Peningkatan luas permukaan katalis dapat mempercepat laju
hidrogenasi.penyangga yang biasa digunakan untuk reaksi hidrogenasi adalah katalis seperti
silika (SiO2),alumina (Al2O3),Magnesium oksida (MgO), Kromium(III) oksida (Cr2O3), dan
lain-lain. Al2O3 sebagai penyangga memiliki kemampuan untuk meningkatkankan terjadinya
hidrogenasi.sehingga penyangga yang dipilih untuk sintesis metanol adalah alumina (Al2O3).
3. Promotor

Promotor adalah senyawa yang bila ditambahkan ke katalis dalam jumlah kecil dapat
meningkatkan kinerja katalis seperti aktivitas, selektivitas dan stabilitas. Promotor yang biasa
digunakan untuk sintesis metanol adalah Seng Oksida (ZnO) dan Magnesium Oksida
(MgO).pada sintesis metanol dipilih promotor Senf Oksida (ZnO) karena dapat menurunkan
Sintering Cu.

2.7 Preparasi Katalis


Katalis dengan notasi 8% brt Cu, 2,5 % brt ZnO/Al2O3. Notasi ini dapat berarti bahwa
katalis memiliki penyangga Al2O3, dengan inti Aktif 10% berat dan ZnO sebagai promotor
dengan jumlah 2,5% berat. Sebanyak 1,0 gram katalis Cu,ZnO/Al2O3 dimasukkan ke dalam
reaktor.Untuk menahan katalis, kedua ujung reaktor disumbat dengan glass wool.Reaktor
dimasukkan ke dalam tungku,kemudian suhu tungku diset pada suhu 400℃. Katalis terlebih
dahulu direduksi dengan gas hidrogen dengan laju alir sekitar 1000 mL/jam pada suhu 400℃
selama 6 jam. Kemudian suhu tungku diturunkan ke 250℃ dengan kondisi tetap dalam aliran
gas H2 Setelah suhu tungku stabil pada suhu 250 ℃, aliran gas 𝐻2 dihentikan dan syngas mulai
dialirkan dari tabung ke reaktor dengan laju alir 500 mL/jam. Setelah reaksi berlangsung selama
1 jam, dilakukan pengambilan sampel dengan menjebak campuran gas hasil reaksi di dalam
tabung penampung sampel. Sintesis metanol berikutnya dilakukan pada suhu 300℃ dengan
prosedur yang sama (Poltak TD Ambarita, dkk ,2018).

2.8 Karakterisasi Katalis


Bentuk Katalis yang diinginkan adalah berupa Pelet (pellet) yang memiliki efektifitas
tekanan yang tinggi ,berat katalis 1 gr.,diameter pori katalis 3 nm. Karakterisasi perlu dilakukan
untuk mengetahui stuktur katalis tersebut sesuai dengan stuktur yang diinginkan atau tidak.
Stuktur katalis didesain berdasarkan kinerja yang diharapkan pada saat penggunaan katalis.
Karakterisasi yang dibutuhkan untuk katalis Cu,ZnO/Al2O3 adalah :

1. BET untuk mengetahui luas permukaan spesifik, volume total pori dan jari rata-rata dari
pori.
2. XRF untuk mengetahui komposisi ZnO
3. ICP untuk mengetahui komposisi AL2O3
4. TEM untuk mengetahui stuktur dan morfologi katalis.
2.9 Deaktivasi Katalis
deaktivasi katalis adalah aspek penting lain yang dapat mempengaruhi katalis, proses,
dan pilihan kondisi operasi pada skala besar. Diketahui penggunaan penyangga berbasis alumina
memiliki keasaman yang tinggi yang dapat menyebabkan pembentukan coke yang lebih banyak
Penggunaan suhu yang tepat dan tidak terlalu tinggi mengurangi pembentukan coke.
DAFTAR PUSTAKA

Indonesian Commercial Newsletter., 2010, “Industri Methanol di Indonesia”, www.datacon.co.id


/Gasalam2010Methanol.html, diakses pada 22 Mei 2021

Saito, Taro. (1998). Buku Teks Kimia Anorganik Online. Muki Kagaku, Tokyo ,57.

Fogler, H.S., 1999, Elements of Chemical Reaction Engineering, 3rd edition,Prentice Hall P.T.R,
New Jersey.

Smith, K.,(1992). Solid Supports andCatalysts in Organic Synthesis,Ellis Horwood Limited,


England.

Poltak TD Ambarita, dkk.(2018).” Sintesis Metanol Dengan Reaksi Fischer-Tropsch


Menggunakan Katalis Cu/SiO2”,Bandung.

Rase, H.F.( 2000); Handbook of Commercial Catalysts : Heterogeneous Catalysis; CRC Press;
New York.

Anda mungkin juga menyukai