TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dasar Teori
2.1.1 Jenis Reaktor
2. Reaktor Kontinyu
Reaktor kontinyu terdiri dari 2 reaktor, yaitu reaktor alir berpengaduk
(continuous stirred tank reactor) dan reaktor pipa (tubular reactor).
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (Continous Stirred Tank Reactor)
Merupakan tipe reaktor yang paling umum digunakan dalam
industri. Reaktor ini biasanya bekerja pada kondisi steady state. Produk
yang dihasilkan biasanya tidak ada variasi pada konsentrasi, temperatur,
atau kecepatan reaksi. Kondisi temperatur dan konsentrasi sama pada
setiap titik pada reaktor sehingga hasil keluaran memiliki kondisi yang
sama. Gambar 2 merupakan gambar dari continous stirred tank reactor
(CSTR).
Pada PFR, satu atau lebih reaktan dipompa menuju pipa. Hal yang
perlu diperhatikan pada PFR yaitu PFR biasanya memiliki efisiensi yang
lebih tinggi daripada CSTR dengan volume yang sama. Hal itu menunjukkan
bahwa PFR memberikan waktu tinggal yang sama namun persentase reaksi
yang dihasilkan lebih sempurna PFR daripada CSTR.Neraca massa untuk
PFR pada saat kondisi steady state :
Contoh lain dalam reaksi bimolekular seperti reaksi pembakaran, reaksi penggaraman,
dll.
• Sifat Kimia
- Reaksi dengan Senyawa Anorganik
Hampir semua metal dan alloy bereaksi dengan HCl. Reaksi yang terjadi seperti berikut :
M + nH3O+→ Mn+ + nH2O + n/2H2 (2.3)
Reaksi diatas merupakan reaksi korosi yang melibatkan pelarutan logam anoda dimana
M adalah senyawa anorganik. Oleh karena itu, laju reaksinya akan bergantung pada
temperatur, konsentrasi asam, agen inhibitor dan faktor lainnya. Oksida dan hidroksida
berekasi dengan HCl membentuk garam dan air dengan dasar reaksi asam-basa. Agen
oksidasi seperti H2O2 dan H2SeO4 bereaksi dengan HCl membentuk air dan klorin.
- Proses Elektrolisis
HCl dapat dielektrolisis untuk menghasilkan H2 dan klorin.
2 HCl → H2 + Cl2 (2.4)