Disusun oleh :
Kelompok 2
Kelas 1 IPA
PENDIDIKAN IPA
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Termodinamika membahas tentang sistem keseimbangan (equilibrium), yang
dapatdigunakan untuk mengetahui besarnya energi yang diperlukan untuk
mengubah suatu sistemkeseimbangan, tetapi tidak dapat dipakai untuk mengetahui
seberapa cepat (laju) perubahan ituterjadi karena selama proses sistem tidak berada
dalam keseimbangan. Suatu sistem tersebutdapat berubah akibat dari lingkungan
yang berada di sekitarnya. Sementara untuk aplikasi dalammaterialnya,
termodinamika membahas material yang menerima energi panas atau energi dalam
bentuk yang berbeda-beda
Konsep entropi mula-mula diperkenalkan dalam fisika teori oleh R.J. Clausius
dalam pertengahan abad kesembilanbelas. Sampai pada saat itu terdapat banyak hal
yang membingungkan mengenai hubunganantara kalor dan kerja serta perannya
dalam operasi mesin kalor. Insinyur Perancis yangterkenal, Carnot, Petit, Clement,
dan Desormes hanya memiliki sedikit pengetahuanmengenai hukum pertama
termodinamika. Carnot percaya bahwa keluaran kerja suatu mesinadalah akibat dari
sejumlah kalor yang meninggalkan tandon panas dan sejumlah kalor yangsama
masuk ke tandon dingin
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana persamaan keadaan entropi untuk proses reversibel dan irreversibel?
2. Bagimana prinsip perubahan entropi?
3. Jelaskan perumusan persamaan perubahan entropi pada berbagai sistem dan
proses!
4. Apa saja contoh konstekstual entropi pada kehidupan sehari hari
C. Tujuan
1. Memahami persamaan keadaan entropi untuk proses reversibel dan irreversibel
2. Mengetahui prinsip perubahan entropi
3. Memahami perumusan persamaan perubahan entropi pada berbagai sistem dan
proses
BAB II
PEMBAHASAN
Proses reversibel adalah murni dan bersifat hipotesis. Berbagai proses yang
diidealisasikan sebagai proses reversibel adalah :
· 2. Perbedaan suhu dan tekanan antara zat kerja dan lingkungan harus infinitesimal
· 7. Pencampuran dua sampel zat yang sama pada keadaan yang sama.
ΔS1 = - Q1/T1
ΔS2 = - Q2/T2
Perubahan entropi total atau perubahan entropi jagad raya untuk proses reversibel
adalah.
ΔS = ΔS1 + ΔS2 = -(Q1/T1) + ( Q2/T2) = 0 karena Q1/T1 = Q2/T2
Jadi perubahan entropi total untuk proses reversibel = 0 atau entropinya adalah konstan.
Prinsip entropi
1. Keadaan gas lebih boleh jadi daripada keadaan cair dan keadaan cair lebih boleh jadi
daripada keadaan padat. Atom-atom dalam molekul gas lebih independen satu sama
lain daripada cair atau padatan sehingga entropi gas lebih besar daripada entropi cair
dan entropi cair lebih besar daripada entropi padatan. Proses pelelehan dan penguapan
melibatkan suatu peningkatan entropi. Apabila dibandingkan antara entropi pelelehan
dan entropi penguapan maka perubahan entropi penguapan(sublimasi) relative lebih
tinggi daripada entropi pelelehan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan tingkat
ketidakteraturan antara cair dan gas yang relatif tinggi. Entropi cair akan lebih besar
jika interaksi antar kutub lebih kuat atau terjadi jembatan protonik dalam cairan.
Beberapa nilai entropi zat dalam berbagai fasa pada suhu 25 oC disajikan dalam Tabel
Nilai entropi zat dalam berbagai fasa pada suhu 25 oC (kal/der.mol)
2. Gas-gas monoatomik lebih boleh jadi daripada gas poliatomik oleh karena itu gas-gas
monoatomik cenderung memiliki entropi yang lebih tinggi daripada gas-gas poliatomik.
Gas-gas monoatomik memiliki derajat ketidak teraturan yang lebih tinggi daripada gas-
gas poliatomik. Pembentukan molekul poliatomik dengan struktur yang pasti dan
tertentu akan meningkatkan keteraturan molekul poliatomik sehingga akan menurunkan
entropi molekul poliatomik. beberapa nilai entropi gas monoatomik dan poliatomik
disajikan dalam Tabel
Beberapa nilai entropi gas monoatomik dan poliatomik (kal/der.mol)
H 27,4 H2 15,6
N 36,6 N2 22,9
O 38,5 O2 25,5
F 37,9 F2 24,4
S 40,1 S2 27,3
3. senyawa molekuler adisi atau senyawa kompleks koordinasi kurang boleh jadi
daripada komponen-komponen penyusunnya. Contoh [K2SO4.Al2(SO4)3] komponen-
komponen penysunnya adalah K2SO4SO dan Al2(SO4)3.
4. Senyawa-senyawa yang tersusun dari unsur-unsur dengan berat atom yang lebih
tinggi cenderung memiliki entropi yang lebih tinggi. Beberapa contoh disajikan dalam
Tabel
Pengaruh massa terhadap entropi gas pada suhu 25oC (kal/der.mol)
X F Cl Br I
HX 41,51 44,65 - -
5. Pada temperatur biasa pengaruh entropi pada arah reaksi umumnya relatif kecil
kecuali jika selisih energi ikat total produk dan reaktan relatif kecil.
Semua reaksi kimia yang melibatkan kenaikan entropi akan berlangsung secara spontan
pada temperatur yang cukup tinggi.
1. Proses Adiabatik
Kalau proses beresifat reversibel : dQ=TdS. Karena adiabatik : dQ=0, maka
pada diagram T-S, proses adibatik reversibel (atau proses isentrop) tampak
sebagai garis lurus vertikal.
3. Proses Reversibel
4. Proses Isobarik Reversibel
Q yang terlibat
∆ s=
suhu transisi
oleh kedua contoh diatas. Perubahan entropi sistem antara dua keadaan
seimbang pada proses non- reversibel, kita hitung melalui proses reversibel
antara kedua titik keseimabngan yang sama.Yang harus dibuktikan ialah
Salam 0 untk proses I-f, yang non-reverseibel. Karena titik I dan f
adalah titik keseimbangan, maka titik i selalu dapat dicapai dari titik f melalui
jalan yang reverseibel, maka melalui jalan-jalan reverseibel f-k (=adiabatik), ke-j
(isotermik) dan j-i (adiabatik)
Contoh Entropi pada Kehidupan Sehari-hari
1. Ketika kulit melakukan kontak dengan gelas kaca yang berisi air panas.
Tangan akan merasa panas karena kalor dari air mengalir ke gelas dan
mengalir ke kulit.
3. Ketika mencampurkan air panas dengan air dingin, air panas akan menjadi
lebih dingin dan air panas akan menjadi lebih dingin, karena ada yang
menerima dan ada yang memberikan kalor sehingga akan mencapai titik
keseimbangan antar keduanya.
4. Ketika membakar kayu, energi potensial atom dalam kayu berubah menjadi
panas, lalu berubah menjadi energi potensial atom dalam CO2
DAFTAR PUSTAKA