Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Waktu Inkubasi Terhadap Aktivitas Enzim


Tabel 4.1 Pengaruh waktu inkubasi terhadap aktivias enzim
Aktivitas Enzim (unit/ml.menit)
t (menit)
Variabel 1 Variabel 2 Variabel 3 Variabel 4
10 0,56 0,28 1,39 0,56
20 1,32 1,39 1,94 1,67
30 1,62 1,85 2,18 2,18
40 1,46 2,01 1,91 2,33

3
(unit/ml.menit)
Aktivitas Enzim

2 Variabel 1
Variabel 2
Variabel 3
Variabel 4
1

0
5 10 15 20 25 30 35 40 45
Waktu (menit)

Gambar 4.1 Pengaruh waktu terhadap aktivitas enzim


Tabel dan gambar 4.1 diatas, aktivitas enzim pada saat t = 10 menit pada
variabel 1, 2, 3, dan 4, berturut turut adalah 0,56 unit/ml.menit, 1,32
unit/ml.menit, 1,62 unit/ml.menit dan 1,46 unit/ml.menit. Aktivitas enzim pada t
= 20 menit pada variabel 1, 2, 3, dan 4 berturut turut adalah 0,28 unit/ml.menit,
1,39 unit/ml.menit, 1,85 unit/ml.menit, dan 2,01 unit/ml.menit. Aktivitas enzim
pada t = 30 menit pada variabel 1, 2, 3, dan 4 berturut-turut adalah 1,39
unit/ml.menit, 1,94 unit/ml.menit, 2,18 unit/ml.menit, dan 1,91 unit/ml.menit.
Aktivitas enzim pada saat t = 40 menit pada variabel 1, 2, 3, dan 4 berturut-turut
adalah 0,56 unit/ml.menit, 1,67 unit/ml.menit, 2,18 unit/ml.menit, dan 2,33
unit/ml.menit.
Kurva pada gambar 4.1 diatas terlihat seiring meningkatnya waktu
inkubasi aktivitas enzim akan semakin menurun, hal itu terjadi pada setiap
variabel, baik variabel 1, 2, 3, ataupun variabel 4. Wahono, dkk (2011)
mengatakan bahwa Fase yang dialami oleh mikroorganisme ada beberapa tahap
yaitu Fase Lag (fase penyesuaian), Fase Eksponensial (Fase Pertumbuhan), Fase

15
Stasioner (Fase dimana mulai adanya kematian mikroorganisme) dan terakhir
Fase Kematian.
1. Fase Lag (Fase Penyesuaian)
Fase lag merupakan fase penyesuaian bakteri dengan lingkungan yang baru.
2. Fase Eksponensial (Fase Pertumbuhan)
Fase eksponensial ditandai dengan terjadinya periode pertumbuhan yang
cepat.
3. Fase Stasioner
Fase stasioner merupakan saat laju pertumbuhan bakteri sama dengan laju
kematiannya, sehingga jumlah bakteri keseluruhan akan tetap.
4. Fase Kematian
Fase kematian yang ditandai dengan peningkatan laju kematian yang
melampaui laju pertumbuhan.
Aktivitas enzim nilainya akan berbanding lurus seiring lamanya waktu
inkubasi dan berbanding terbalik ketika sudah mencapai waktu optimum
inkubasi. Namun pada grafik terlihat bahwa fase yang tampak adalah fase lag dan
fase kematian, pada t = 5 menit bakteri mulai melakukan fase adaptasi dimana
nilai aktivitas enzim masih cukup tinggi, namun setelah fase lag tersebut tidak
menunjukkan adanya fase eksponensial, melainkan fase kematian ditandai
dengan menurunnya nilai aktivitas enzim secara signifikan dan terus menerus
menurun nilai aktivitas enzimnya hingga pada t = 65 menit. Hal ini karena
konsentarsi substrat lama kelamaan akan mencapai titik optimum dan aktivitas
enzim akan berbanding terbalik. Hasil percobaan tidak sesuai teori dikarenakan
enzim merupakan protein yang sensitif terhadap kerusakan akibat paparan
lingkungan, seperti suhu, cahaya atau bahan kimia yang berinteraksi langsung
dengan enzim. Dalam praktikum ini, penambahan starter akan mempengaruhi
aktivitas enzim, dimana starter yang digunakan mengandung bahan kimia,
contohnya urea (CO(NH2)2). Kecenderungan media akan semakin asam dengan
rentang pH sebesar 3,5 – 4,5 hal ini disebabkan karena amonia yang digunakan
sel khamir sebagai sumber nitrogen diubah menjadi NH4+. Molekul NH4+ akan
menggabungkan diri ke dalam sel sebagai R-NH3. Dalam proses ini H+
ditinggalkan dalam media, sehingga semakin lama waktu inkubasi semakin
rendah pH media (Judoamidjojo dkk., 1989 dalam Wahono dkk,. 2011).
Sedangkan pH optimum untuk enzim selulosa adalah 5,0 – 9,0. Sehingga kondisi
pH yang tidak sesuai akan merusak enzim selulosa dan menurunkan aktivitas
enzim (Wahono dkk, 2011).

16

Anda mungkin juga menyukai