Anda di halaman 1dari 9

Nama : Gusda Khafiz Dhiya Ulhaq

NIM : 21030119130095
Kelas : A
TTD :

TUGAS 3 UTILITAS
I. KRIOGENIK
Dengan semakin berkembangnya teknologi di bidang industri, aplikasi gas oksigen dan
nitrogen untuk kebutuhan industri pun semakin luas. Oksigen dipergunakan dalam
pembakaran bahan bakar, tabung oksigen untuk olahraga menyelam, tabung oksigen
kesehatan, dan masih banyak lagi. Sementara nitrogen yang merupakan gas inert merupakan
salah satu dari sistem utilitas untuk menunjang operasi setiap pabrik, baik itu pabrik minyak
dan gas maupun pabrik manufaktur lainnya. Karena kebutuhannya yang cukup besar, maka
banyak industri kimia yang memiliki sistem penghasil nitrogen dengan bahan mentah udara
dikarenakan udara tersedia melimpah dan gratis di sekitar kita.
Teknik Kriogenik merupakan pengaplikasian ilmu proses Teknik Kimia terkhususnya
suhu rendah. Batas suhu terendah dari skala kriogenik yaitu nol absolut K atau dalam skala
Celsius sebesar -273oC. Sedangkan batas suhu tertingginya 123K atau dalam skala Celsius
sebesar -150oC. Teknik kriogenik sendiri merupakan perluasan dari banyak bidang
keteknikan yang berhubungan dengan variabel termodinamika terutama mengenai suhu.
Dalam proses ini membahas juga permasalah gas cair dan bahan padat. Sebagai
pendahuluan diuraikan terlebih dahulu mengenai definisi-definisi sebagai berikut :
 Udara : campuran gas yang menjadi komposisi atmosfer di sekitar bumi.
 Gas terdiri dari : nitrogen, oksigen, argon, sejumlah kecil hidrogen, CO2, uap air,
helium, neon, kripton, xenon, dll.
 Atmosfer : dimulai dari permukaan laut atau lapisan pertama trofosfer (8 s.d. 16 km)
diatas permukaan bumi.
 Di troposfer terdapat udara yang terdiri dari 78% N2; 21% O2; 0,09% Argon; 0,03%
CO2; 0,07% adalah campuran Hidrogen, Ozon, He, Kripton, Xenon.
3 Gas komersial yang sering digunakan untuk keperluan industri antara lain N2, O2, dan
Argon. Gas komersial untuk keperluan industri antara lain N2, O2, Argon. Contoh :
 Pupuk dari campuran N2
 Dalam Pembuatan baja, dimana O2 cair sebagai pembersih besi yang dilelehkan.
 Bola lampu pijar diisi oleh Argon
Salah satu pengaplikasian teknik kriogenik yakni, distilasi kriogenik yang merupakan
proses pemisahan komponen-komponen berdasarkan perbedaan titik didih yang dilakukan
pada temperatur rendah. Destilasi kriogenik digunakan untuk pemisahan komponen –
komponen gas di udara. Contohnya, digunakan untuk memisahkan N2 dan O2 dari udara.
Selain itu kriogenik (cryogenic) merupakan salah satu teknologi pembekuan yang
sebenarnya bukan tergolong ide yang baru. Metode pembekuan pada teknologi kriogenik
menggunakan gas yang dimanfaatkan menjadi cairan (liquid) misalnya nitrogen (N2) dan
karbon dioksida (CO2).
Teknik kriogenik masih sangat dibutuhkan karena beberapa kelebihan dari teknologi
kriogenik itu sendiri, terlebih untuk memperpanjang umur penyimpanan produk seperti
pembekuan produk pangan yang lebih efektif dibandingkan teknologi pembekuan
konvensional lainnya. Teknologi kriogenik mempunyai kemampuan mencegah rusaknya
adenosintrifosfat (ATP) pada produk pangan laut segar selama periode penyimpanan agar
lebih awet; mampu mempercepat pembekuan produk pangan seperti daging dan telur;
menghambat pertumbuhan mikroorganisme perusak produk pangan lebih baik; serta
mencegah rusaknya nutrisi produk pangan lebih baik. Saat ini pengaplikasian teknologi ini
lebih diarahkan pada perancangan kontainer atau jaket pendingin, mengingat gas cair seperti
nitrogen cair dianggap terlalu berbahaya untuk dibawa begitu saja dalam transportasi produk
pangan. Dan yang paling mutakhir saat ini yaitu upaya menggunakan teknologi nano
material dalam rangka mencari bahan terbaik untuk digunakan sebagai container atau jaket
pendingin kriogenik termasuk pipa vakum kriogeniknya.
Nitrogen merupakan sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
N dan nomor atom 7. Nitrogen membentuk banyak senyawa penting seperti asam amino,
amoniak, asam nitrat, dan sianida. Nitrogen memiliki ciri-ciri tak berwarna, tidak bau dan
tidak berasa, serta non toxic; titik didih 77,36 K / -196oC, titik beku 63,2K/ C pada 1 atm;
panas penguapan lebih besar daripada air; sumber dari udara dan dipisahkan dengan distilasi
terlihat jernih. Kegunaan N2 yaitu sebagai komponen utama; refrigerant pembuatan
ammonia (konsumsi terbesar), nitric acid, organic nitrates), dan cyanides; untuk
mendapatkan suhu sangat dingin sampai 210oC; digunakan selama proses preparasi sampel
untuk analisa kimia; pembekuan darah, sel reproduksi (sel telur dan sperma), dan sampel
biologi lain; pendingin perlatan lab dan detektor sinar-X.
Pemurnian Gas
Pemurnian gas yang biasa dilakukan dalam kriogenik untuk memisahkan pengotor
dari gas yang didinginkan atau dicairkan yaitu:
 Udara dikompres, molekul bertumbukan  temperatur udara naik
 Udara dilewatkan pada suatu unggun untuk diadsorpsi, sehingga zat di atas dapat
dipindahkan, lalu dibekukan sebelum udara dicairkan
 Pemurnian dengan refrigerasi, cara ini relatif mudah untuk memisahkan pengotor
dari gas. Het exchanger diperlukan untuk menghilangkan endapan padat. Apabila
pengotor dalam fasa cair, dapat dipisahkan dengan gaya gravitasi (perbedaan
densitas).
 Adsorpsi, dengan melibatkan kemampuan mengikat dan ketahanan satu atau lebih
permukaan molekul dari sebuah gas pada permukaan sebuah padatan. Absorban
yang biasa digunakan adalah bahan gel dan karbon.
 Pemurnian dengan proses kimia Tanki Penyimpanan Cairan Kriogenik dan System
Transport Cairan Kriogenik Tangki penyimpanan untuk cairan kriogenik
mempunyai 2 bagian, yaitu bagian dalam yang digunakan sebagai tangki untuk
menampung produk dan tangki bagian luar sebagai pembatas antara kondisi ambient
dengan tangki bagian dalam. Bagian antara tangki dalam dan luar yang biasa disebut
annulus merupakan bagian yang diisi oleh lapisan penyekat serta tekanan divakum.
Lapisan pemantul dan penyekat serat pemvakuman bagian annulus bertujuan untuk
menghalangi dan menghambat terjadinya penyerapan panas dari luar oleh tangki
dalam yang jauh lebih dingin.
 Carl von Linde telah mengembangkan proses kriogenik distillation (distilasi suhu
rendah) yang terdiri dari :
• Nitrogen mendidih pada suhu : 78 K /- 195oC
• Argon mendidih pada suhu : 88 K / -185oC
• O2 mendidih pada suhu : 91 K / -182oC
Untuk mendapatkan nitrogen dari udara dengan pendinginan. Prinsipnya adalah
pencairan (liquified) nitrogen yang hanya bisa dicapai di bawah kondisi kritis, yaitu
T=132.5 K dan P=37.7 bar. Ada dua jenis proses cryogenic yaitu :
a. Single-column process (kolom tunggal)
b. Double-column process (kolom ganda) kolom HPC dan kolom LPC
Tahapan Proses Kriogenik
Dalam menjelaskan tahapan proses kriogenik sebaiknya lebih menitikberatkan pada
prinsip kerja yang akan dilakukan pada masing-masing tahapan serta dipaparkan mengenai
alat/unit yang digunakan secara sistematis dan terstuktur.
A. Persiapan Bahan Baku
 Filtrasi menggunakan air filter, penyaringan udara umpan dari debu atau kotoran
yang terdapat di udara umpan (feed air) yang dapat mengganggu proses destilasi.
Debu yang terakumulasi dibersihkan dengan menggunakan udara dari MS unit yang
di by-pass untuk disemprotkan ke filter, sehingga didapat udara bersih dan bebas
debu dan kotoran.
 Kompresi menggunakan air compressor centrifugal 3 stage, selain menekan udara
hingga tekanannya cukup untuk mencapai tekanan di High Pressure Column,
kompressor ini juga berfungsi menghisap udara umpan agar dapat masuk ke filter
udara.
 Transfer panas menggunakan reactivation exchanger, panas dari udara panas yang
dilepaskan oleh stage terakhir dari air compressor digunakan untuk transfer panas
ke waste gas yang keluar dari cold box sehingga waste gas mengalami kenaikan suhu
dari 22-270C menjadi 1000oC. Waste gas ini dipakai untuk meregenerasi /
mereaktifikasi molekuler sieve unit.
 Pendinginan menggunakan high level freon cooler, alat ini adalah seperangkat alat
penukar kalor yang dilengkapi dengan kompresor tipe screw dan sistem ekspansi
untuk mengatur sirkulasi freon dalam high level freon cooler. Bahan pendingin yang
digunakan adalah freon.
 Pemurnian
o Penghilangan uap air menggunakan water separator, Uap air akan terpisah di
water separator yang dilengkapi dengan penangkap kondensat, karena gaya
berat sebagai kondensat dan udara keluar mengalir menuju molecular sieve
unit.
o Penghilangan CO2 dan hidrokarbon lain menggunakan Moleculer Sieve Tower
Penyerapan uap air dan CO2 di udara proses (alumina gel di bagian bawah
untuk menyerap uap air dan zeolit tipe molecular sieve di bagian atas untuk
mengikat CO2 dan HC).
 Pendinginan menggunakan Air Exchanger tipe Plate fin. Dilakukan pendinginan
terhadap udara umpan bertujuan untuk memperoleh kondisi udara yang siap
mencair. Prinsip yang dipakai adalah pertukaran kalor dan sebagai media penukar
kalor dimasukkan gas-gas yang keluar dari kolom destilasi
B. Pembentukan Produk dan Pemurnian
 Destilasi tahap 1 menggunakan High Pressure Coloumn tipe vertical cylindrical,
dalam HPC terjadi proses rektifikasi yaitu kontaknya udara jenuh dengan refluk
nitrogen cair yang mengalir ke bawah sampai didapatkan kondisi yang mendekati
kesetimbangan sehingga tahap pemisahan kedua fase dapat terbentuk.
 Destilasi tahap 2 menggunakan Low Pressure Column, memisahkan gas umpan dan
larutan refluk dari high pressure column dengan oksigen. Sehingga dihasilkan gas
nitrogen terbentuk pada puncak kolom dan oksigen yang pada dasar kolom.
 Pencairan gas hasil destilasi menggunakan Main Condenser Merupakan pencairan
gas N2 yang terbentuk dari atas kolom LPC yang sebagian direflukkan ke HPC,
sedangkan yang sebagian didinginkan ke Product Liquid Nitrogen Subcooler.
 Pendinginan nitrogen cair menggunakan Product Liquid Nitrogen Subcooler,
Nitrogen hasil kondensasi dimasukkan ke liquid nitrogen subcooler kemudian
dialirkan ke storage tank.

Instrumentasi Kriogenik
Hal pokok pada instrumentasi dalam kondisi kriogenik adalah kondisi suhu yang
sangat ekstrim, dimana peralatan ukur konvensional tidak dapat digunakan. Berikut aspek-
aspek penting berkaitan dengan sifat dan fungsi alat, jenis bahan ukur yg di gunakan untuk
sistem kriogenik. Karakteristik dan sifat alat ukur kriogenik meliputi Panas penguapan dan
sistem dua fasa; Expansivity; Densitas relative; Stratifikasi; serta Pengukuran suhu.
Berikut contoh alat ukur :
• Termometer cairan dalam gelas, untuk suhu dibawah -150 F dapat digunakan cairan
seperti pentane, toluene, atau propane. Termometer jenis ini relative murah dan
akurasinya berkisar antara 0,5-2 F. Termometer tahanan metal (Termokopel). Suhu
logam akan memengaruhi tahanan listrik pada logam tersebut. Hal ini menjadi dasar
pengukuran menggunakan alat ini. Pada pengukuran suhu dibawah 600°C, thermometer
tahanan platinum cukup baik digunakan.
• Termometer tahanan semi konduktor, konduktivitas material semi konduktor juga
dipengaruhi oleh suhu. Karbon, Germanium, Silicon, dan Tellurium merupakan bahan
semi konduktor yang dapat digunakan untuk thermometer ini.
Sistem kriogenik cara kerjanya denganmemanfaatkan atom-atom garam
paramagnetik atausebagai magnet-magnet kecil, jika garam-garamtersebut tidak
termagnetisasi, maka atom-atom akanterorientasi secara acak sehingga gaya-gaya
magnetada dalam keadaan setimbang.Jika kemudian garam-garam tersebut
termagnetisasiekstra kuat maka atom-atom akan terorientasisehingga susunannya akan
teratur searah denganmedan magnet dan hal tersebut membutuhkan kerja,kerja tersebut
dikonversi menjadi panas sehinggatemperaturnya akan meningkat.
Untuk pengembangan aplikasi teknik kriogenik berupa pemurnian udara dengan
pemisahan gas secara destilasi kriogenik dapat memperhatikan sifat-sifat dari cairan
kriogenik tersebut pada titik didih sehingga dapat diaplikasian lebih luas lagi, dengan
melihat tabel dibawah ini :
II. SISTEM VAKUM
Vakum berasal dari kata latin, Vacuus yang berarti “Kosong”. Sistem vakum tidak
dapat dinyatakan, tetapi merupakan suatu acuan dalam pengukuran tekanan.Vakum
merupakan suatu kondisi dari udara atau gas sekitar lingkungan tertentu, dimana tekanan
udara dibawah tekanan atmosfir. Untuk menghasilkan vakum perlu mengeluarkan udara
dari sistem, ini merupakan prinsip dasar dari cara kerja vakum. Didalam sistem vakum
terdiri dari beberapa macam, salah satunya yakni Steam Jet Ejector dan Barometric
Condenser.
1. Steam Jet Ejector
Ejektor merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan udara atau gas gas
yang tidak dapat dikondensasikan di tempat-tempat vakum. Ejektor dapat merupakan
jenis kompresor, dalam hal ini tekanan tinggi yang dialirkan melalui sebuah nozzel lah
yang mengakibatkan pengembangan dan menyebabkan timbulnya vakum. Uap yang
dialirkan melalui nozzel mempunyai kecepatan yang tinggi sehingga udara serta gas-
gas tidak dapat dikondensasikan disekitar tempattempat vakum tersebut. Masuknya
campuran melalui pipa pancar mengakibatkan perubahan energi kinetik menjadi energi
tekan, kerena itu akan meningkatkan tekanan diatas tekanan isap. Ejektor akan bekerja
baik untuk uap yang bertekanan lebih dari batas minmum.

Gambar Jet Ejector


Ejector merupakan salah satu alat pembuat vakum dengan prinsip jet pump sebagai
tenaga penggeraknya, yaitu menciptakan ruang bertekanan rendah oleh fluida
penggerak (motive fluid), sehingga fluida suction /sekunder yang berada pada tekanan
lebih tinggi akan terisap ke ruang vakum tersebut. Suatu pancaran cairan atau gas keluar
dari Nozzle dengan kecepatan tinggi sehingga dihasilkan tekanan rendah di titik nozzle
tersebut. Selanjutnya terjadi transfer momentum pada fluida sekunder dan fluida
penggerak, bertemu pada ruang pencampuran (mixing chamber), sehingga fluida
sekunder bergerak ke bagian keluaran pompa bersama dengan fluida penggerak.
Dengan demikian, gas yang harus diangkut akan terisap, terbawa, dan mengalami
percepatan.
Berdasarkan motive fluid nya, ada 2 jenis jet ejector, yaitu:
- Steam jet ejector : alat pembangkit vakum dengan menggunakan steam sebagai
media pendorong.
- Water jet ejector : menggunakan air sebagai fluida penggeraknya
Ada beberapa kelebihan jet ejector, diantaranya yaitu biaya investasi dan biaya
perawatannya yang rendah. Sedangkan kelemahannya yaitu konsumsi steamnya tinggi,
sehingga untuk mengurangi beban alat pembuat vakum, jumlah uap yang masuk alat
tersebut perlu dikurangi sebanyak-banyaknya dengan cara mengembunkannya dalam
kondensor.

2. Barometic Kondensor
Pada alat ini, uap dan air pendingin dikontakkan langsung dengan sistem
semburan air. Prinsip kerja dari alat ini adalah uap masuk ke kondensor melalui bagian
atas dan dikondensasikan oleh air melalu spray nozzle. Non-condensable terbentuk
pada bagian bawah kondensor akibat aliran air yang konvergen dari jet nozzle. Air yang
terkondensasi dan yang tidak terkondensasi dikeluarkan melalui pipa pada bagian
bawah kondensor.
Pada barometric condenser standar air injeksi dimasukan dari bagian atas
kondenser dan uap masuk pada bagian bawah kondenser, sehingga saat terjadi kontak
antara air dan uap, uap akan berubah menjadi cairan. Pada kondenser ini, jalur uap yang
akan dikondensasikan berada pada bagian atas kondenser, Spray pada bagian sedikit di
bawah dari jalur masukan uap dengan arah ke samping, dan jet berada pada posisi paling
bawah, dengan tekanan air yang lebih tinggi. Barometic Condensor mempunyai
beberapa kelebihan dan kelemahan, diantaranya yaitu:
Kelebihan/ keuntungan
- Biaya investasi dan konsumsi air pendingin rendah.
- kemudahan perawatan dan kapasitas kondesasi yang lebih tinggi
- Terhindar dari adanya kerak yang menempel pada pipa-pipa.
Kelemahan/ kerugian
- Tidak adanya kemampuan menghasilkan vakum yang diperlukan, sehingga masih
diperlukan tambahan vacuum pumpyang memerlukan energi cukup besar.
- Air dan embunan bercampur sehingga jika terdapat kotoran yang terbawa dari
evaporator maka kotoran akan terbawa ke cooling tower dan akan terjadi
kontaminasi.

Skema alat barometric jet condenser (kiri) dan two-stage barometric


condenser (kanan)

Pemasangan sistem jet ejector (kiri) dan barometric condenser


dengan water jet ejector (kanan)

Anda mungkin juga menyukai