Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH CLASS PROJECT

DALAM RANGKA TUGAS PRAKTIKUM SIMULASI PROSES (121210451)


SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2022-2023

SIMULASI PROSES PEMBUATAN DIMETIL ETER DARI


METANOL MELALUI PROSES DEHIDRASI KATALITIK
DENGAN KATALIS ZEOLIT ASAM
Disusun Oleh:
KELOMPOK E-4/KELAS E

Anggota:
1. Gilang Bagus Prasetyo NIM: 121190122
2. Yulia Shafina NIM: 121190133
3. Trie Dharmawan Putra Marali NIM: 121190142

LABORATORIUM KOMPUTASI PROSES


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2023
I. Resume Perancangan Proses/Pabrik
Dimetil Eter (DME) atau dikenal juga sebagai methyl ether atau wood ether
mempunyai rumus molekul CH3OCH3 dan berat molekul 46,07 g/mol. DME merupakan
senyawa eter paling sederhana, berbentuk gas yang tidak berwarna, larut dalam air
maupun minyak, dan tidak beracun. Dimetil eter dapat digunakan sebagai propelan
aerosol, bahan bakar pembangkit listrik, bahan bakar sektor rumah tangga, bahan baku
industri, bahan bakar transportasi, dan bahan baku kimia. Kini, dimetil eter sedang
diproyeksikan untuk dijadikan salah satu sumber bahan bakar alternatif ramah lingkungan
yang nantinya akan menggantikan LPG, LNG, dan bahan bakar diesel. DME mempunyai
sifat yang serupa dengan LPG, selain itu juga mudah ditangani, dicairkan, diangkut, dan
disimpan. DME mempunyai sifat yang lebih baik dari LPG yakni lebih bersih, berbau
harum, tidak beracun, dan mempunyai panas kalori yang lebih kecil dibandingkan LPG.
Dimetil eter larut dengan sebagian besar organik pelarut, memiliki kelarutan tinggi
dalam air, dan larut dalam air dan etanol 6%. DME dapat digunakan sebagai aditif bahan
bakar untuk mesin diesel, telah diselidiki karena volatilitasnya yang tinggi. Produksi
DME adalah melalui dehidrasi katalitik dari metanol di atas katalis asam zeolit. Reaksi
utamanya adalah
2CH3OH CH3OCH3 + H2O
Berdasarkan reaksi di atas, bahan baku pembuatan DME adalah methanol.
Metanol (methyl alcohol, CH3OH) adalah zat kimia yang tidak berwarna, berbentuk cair
pada temperature kamar, mudah menguap dan sedikit berbau ringan. Methanol
merupakan zat kimia yang beracun dan menyebabkan efek berbahaya apabila dihirup atau
tertelan. Sedangkan produk samping dari reaksi tersebut adalah air.
Indonesia sampai sekarang masih mengimpor DME untuk memenuhi kebutuhan
industri dalam negeri. Dari tahun ke tahun kebutuhan DME di Indonesia terus meningkat
dan mengalami penurunan pada tahun 2022, hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Data Impor Dimetil Eter di Indonesia
No Tahun Jumlah (Kg)
1 2018 298.014
2 2019 2.204.786
3 2020 15.365.445
4 2021 28.499.204
5 2022 224.602
(Badan Pusat Statistik, 2023)
Dengan semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan batu bara di Indonesia
dan kecenderungan negara-negara maju untuk lebih memilih bahan bakar ramah
lingkungan, tampaknya pendirian pabrik DME di Indonesia akan memberikan dampak
yang sangat positif. Diperkirakan untuk waktu yang akan dating kebutuhan energi di
wilayah Asia Pasifik akan sangat besar sekali terutama untuk energi yang tidak
menimbulkan efek bagi lingkungan. Dengan didirikannya masalah kebutuhan akan bahan
bakar yang bersih dan ramah lingkungan di wilayah Asia Pasifik dapat dipecahkan dan
dapat dijadikan salah satu sumber pendapatan devisa negara baru bagi Indonesia di sektor
migas.
Gambar B.1.1 menunjukkan diagram alir proses awal untuk proses pembuatan
DME dengan kapasitas 50.000 ton/tahun dengan kemurnian 99,5% berat produk DME
yang diproduksi. Metanol yang dialirkan ke reaktor kemudian masuk ke dalam distillation
column dimetil eter. Adapun hasil atas distillation column dialirkan ke dalam tangki
penyimpanan produk yaitu dimetil eter dan hasil bawah yang terdiri dari sisa methanol,
air, dan sedikit dimetil eter dialirkan ke methanol distillation column. Hasil atas methanol
distillation column berupa methanol dan sedikit dimetil eter yang kemudian direcycle ke
vaporizer, dan hasil bawah methanol distillation column berupa air dan sedikit methanol
dialirkan menuju UPL.

(Turton, 1998)
II. Komponen proses, model termodinamika, dan model kinetika
II.1. Data Bahan Baku
Tabel 2.1 Data Bahan Baku
Komponen Air Metanol DME Alumina
Rumus Kimia H2 O CH3OH (CH3)2O Al2O3
Fase [1atm] cair cair cair spherical
46,08
Berat Molekul 18,015 g/mol 32 g/mol
kg/kmol
Titik Beku 0oC -97,8oC -138,5oC
Titik Didih 99,974oC 64,5oC -24,82oC 2980oC
Titik Leleh 2045oC
Titik Lebur -97 oC -141,5 oC
Suhu Kritis 374,35 oC 240 oC 126,95 oC
Tekanan Kritis 221,182 bar 80,96 atm 53,70 atm
Densitas 0,998 g/cm3 0,7918 g/cm3 0,932 g/cm3 1,47 kg/cm3
Viskositas 0,8949 cP 0,5142 cP 0,15 cP
Kemurnian 99,85 % 99,60 %
34% dari
Kelarutan Miscible
berat

II.2. Tinjauan Termodinamika


Turton (1998) menyebutkan bahwa harga ΔH reaksi negatif, maka reaksi
pembentukan dimethyl ether bersifat eksotermis, sehingga membebaskan energi. Panas
reaksi (ΔH°r) dapat digunakan untuk menentukan apakah reaksi bersifat endotermis atau
eksotermis. Berikut perhitungan panas reaksi (ΔHr ) :
1 1
𝐶𝐻4 𝑂(𝑔) → 𝐶2 𝐻6 𝑂(𝑔) + 𝐻2 𝑂
2 2

Tabel 2.2 Harga ΔHf masing-masing komponen (Yaws, 1999)


Komponen ΔHf (kJ/mol)
CH4O -201,17
C2H6O -184,05
H2O -241,8
ΔHr = ΔH f produk – ΔH f reaktan
o o

1 1
= ((2 . −184,05) + (2 . −241,8)) − (−201,17)𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
= -11,755 kJ/mol
Karena harga ΔHr menunjukkan harga negatif, maka reaksinya bersifat
eksotermis. Energi bebas Gibbs (ΔG)
Tabel 2.3 Harga ΔGf masing-masing komponen (Yaws,1999)
Komponen ΔGf (kJ/mol)
CH4O -162,51
C2H6O -112,93
H2O -228,60
ΔGf = ΔGf produk - ΔGf reaktan
= (-112,93 + -228,60) – (2 . -162,51)
= -16,51 kJ/mol
Konstanta Kesetimbangan Reaksi
∆𝐺 𝑜
Ln K298,15 = 𝑅𝑇
−16,51 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
= − 0,008314 𝑘𝐽.𝑚𝑜𝑙𝐾 𝑥 298,15 𝐾

K298,15 = 640, 83
Pada Suhu 250oC (523,15 K) besarnya konstanta kesetimbangan dapat dihitung
sebagai berikut.
𝐾 ∆𝐻298,15 1 1
ln(𝐾 )= − 𝑥 (𝑇 − 𝑇𝑟𝑒𝑓)
298,15 𝑅

𝐾 (−11,755 𝑘𝐽 ⁄𝑚𝑜𝑙 ) 1 1
ln( )= − 𝑥( − )
𝐾640,83 0,008314𝑘𝐽 ⁄𝑚𝑜𝑙 .𝐾 523,25 298,15

𝐾
ln(𝐾 ) = −2,04
298,15

𝐾
(𝐾 ) = 0,13
298,15

K = 83,308
Harga konstanta yang dihasilkan pada suhu 250°C sebesar 83,308 yang bernilai
besar untuk suatu harga konstanta sehingga reaksi bersifat ireversible.
Menghitung Energi Gibbs pada suhu reaksi:
ΔG = - R. T. ln K
= - 0,008314 kJ/mol.K . (523 K). ln (83,308)
= - 19,2302 kJ/mol
Berdasarkan perolehan data perhitungan, ΔG pada temperatur 250°C bernilai
negatif. Hal ini menunjukkan bahwa reaksi yang terjadi bersifat spontan.

II.3. Tinjauan Kinetika


Persamaan konstanta laju reaksi pembentukan dimetil eter adalah sebagai
berikut:
−𝐸0
−𝑟𝐴 = 𝑘0 exp [ ]𝑝
𝑅𝑇 𝑚𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
Dengan:
(-rA) : laju reaksi, kmol/m3.jam
k0 : 1,21x10-2
E0 : 80,48 kJ/mol
T : suhu, K
Pmetanol : tekanan parsial metanol, kPa
R : konstanta gas ideal = 8314,34 J/kgmol.K

II.4. Model Termodinamika dan Kinetika


a. Model Termodinamika
Persamaan tersebut berlaku untuk kisaran temperatir antara 250-370C. Reaksi
terjadi pada fase gas dengan menggunakan katalisator Al2O3.SiO2.
(Turton, 1998)
Persamaan Universal Quasi Chemical (UNIQUAC) menggunakan mekanika
statistik dan teori kuasi-kimia Guggenheim untuk mewakili struktur cair. UNIQUAC
persamaan dapat diterapkan untuk berbagai campuran yang mengandung H2O,
alkohol, nitril, amina, ester, keton, aldehida, hidrokarbon terhalogenasi, dan
hidrokarbon. Persamaannya adalah mampu merepresentasikan VLE, VLLE dan LLE
dengan akurasi yang sebanding dengan persamaan NRTL, tetapi tanpa perlu faktor
non-keacakan. Persamaan UNIQUAC secara signifikan lebih rinci dan canggih
daripada model aktivitas lainnya. Keuntungan utamanya adalah bahwa representasi
yang baik dari VLE dan LLE dapat diperoleh untuk sejumlah besar campuran
nonelektrolit dengan hanya menggunakan dua parameter yang dapat disesuaikan per
biner. Parameter yang dipasang biasanya menunjukkan ketergantungan suhu yang
lebih kecil yang membuatnya lebih valid untuk tujuan ekstrapolasi.
Untuk proses dehidrasi metanol, kami memilih UNIQUAC sebagai yang
paling cocok untuk proses dan telah banyak digunakan (Mendez, 2016). Berdasarkan
proses simulasi dilakukan, saat menggunakan UNIQUAC sebagai paket fluida, aliran
panas untuk pendingin (Q-102) dan reboiler (Q-104) lebih rendah dibandingkan
dengan aliran panas saat menggunakan NRTL sebagai paket cairan. Dengan demikian,
energi dapat diminimalkan dengan menggunakan UNIQUAC sebagai paket cairan.
b. Model Kinetika
Pemilihan model kinetika dengan unisim pada menu bagian reactions, memilih
model kinetika dan menambahkan data-data.
III. Pemodelan Heat Exchanger (Heater, Cooler, Vaporizer, Condenser,
Process-to- Process Heat Exchanger)
III.1 Rekapitulasi Komponen yang Terlibat Dalam Proses
Tabel 3.1 Rekapitulasi komponen yang terlibat dalam proses
Nama dan Kode Jumlah Letak Tujuan Kondisi Operasi
Metanol 1 Sebelum Memanaskan gas Menaikkan suhu
Preheater Memasuki methanol, air dan campuran dari
(E-201) Reactor campuran dari 45oC ke 145oC
Cooler DME
Reactor Cooler 1 Sebelum Memanaskan Menaikkan suhu
(E-202) Memasuki campuran sebelum campuran dari 154oC
Reactor (R- masuk reactor dan ke 250oC serta untuk
201) mendinginkan hasil mendinginkan suhu
keluaran reaktor keluaran
reaktor dari 364oCke
278oC

DME Cooler 1 Sebelum Mendinginkan Menyerap panas dari


(E-203) memasuki DME dari hasil reaktor dari
DME keluaran reaktor hasil reaktor sebesar
Reboiler Q= 12.420MJ/h. P
(E-204) 13,9 bar. Suhu dari
3890C
menjadi 278 0C
DME Reboiler 1 Sebelum Memanaskan Memberikan panas
(E-204) DME dari hasil bawah
memasuki Menara destilasi
DME sebesar Q= 2490
Tower (T- MJ/h. P 10.5 bar
201) Suhu 153 0C
DME Condenser 1 Sebelum Mendinginkan Menyerap panas
(E-205) memasuki DME dari hasil atas
DME Reflux Menara destilasi
Pumps (V- sebesar
202) Q= 3140MJ/h.
P 10.3 bar
Suhu 46 0C

Methanol 1 Sebelum Memanaskan Memberikan panas


Reboiler (E-206) memasuki kembali dari hasil bawah
methanol methanol Menara destilasi
tower (T- yang tersisa sebesar Q= 5790
202) MJ/h.
P.7.4 bar. Suhu 166
0
C

Methanol Condenser 1 Sebelum Mendinginkan Menyerap panas


(E-207) memasuki metanol hasil atas Menara
methanol distilasi sebesar Q
reflux drum = 5960 MJ/h
(V-203) dengan tekanan 6,9
bar dan suhu1390C

Wastewater Cooler 1 Sebelum Mendinginkan Menyerap panas


(E-208) memasuki wastewater hasil bawah
wastewater menaradestilasi
cooler sebesar Q = 1200
MJ/h
dengan tekanan
7,9bar dan
suhu 1670C
III.2 Neraca Massa dan Neraca Energi
1) Methanol Pre Heater (E-201)
Tabel 3.1.1 Neraca massa methanol preheater
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam
DME 69,12 69,12
Metanol 10336 10336
Air 68,457 68.457
Total 10473,58 10473,8
Tabel 3.1.2 Neraca panas methanol preheater
Komponen Masuk (kj/jam) Keluar (kg/jam)
DME 1061,78 7745,16
Metanol 256432,31 1617683,15
Air 2572,81 16444.51
Total 260066,90 1641872,82

2) Reactor Cooler (E-202)


Tabel 3.2.1 Neraca massa reactor cooler
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Arus 4 Arus 6 Arus 5 Arus 7
DME 69,12 6013,44 69,12 6013,44
Metanol 10336 2076,80 10336 2076,80
Air 68,457 2394,19 68,457 2394,19
Total 10473,58 10484,43 10473,58 10484,43
Tabel 3.2.2 Neraca panas reactor cooler
Komponen Masuk (kj/jam) Keluar (kj/jam)
Arus 4 Arus 6 Arus 5 Arus 7
DME 7745,16 2270530,32 15149,48 1532354,68
Metanol 1617683,15 902033,68 2855498,56 650346,32
Air 16444,51 1508729,41 28592,66 1124275,40
Total 1641872,82 4681293,40 2899240,70 3306976,39
3) DME Cooler (E-203)
Tabel 3.3.1 Neraca massa DME cooler
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam
DME 6013,44 6013,44
Metanol 2076,8 2076,8
Air 2394,19 2394,19
Total 10484,4 10484,4
Tabel 3.3.2 Neraca panas DME cooler
Komponen Masuk (kj/jam) Keluar (kg/jam)
DME 1532354,68 367966,89
Metanol 650346,32 190064,54
Air 1124275,40 335620,87
Total 3306976,39 893652,30

4) DME Reboiler (E-204)


Tabel 3.4.1 Neraca massa DME reboiler
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam
DME 64,512 64,512
Metanol 2057,6 2057,6
Air 2394,19 2394,1935
Total 4516,31 4516,3055
Tabel 3.4.2 Neraca panas DME Reboiler
Komponen Masuk (kj/jam) Keluar (kg/jam)
DME 7164,32 8254,08
Metanol 319543,62 361021,89
Air 570698,36 644157,96
Total 897406,30 1013433,93
5) DME Condenser (E-205)
Tabel 3.5.1 Neraca massa DME Condenser
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam
DME 5953,536 5953,54
Metanol 19,2 19,2
Air 0,18015 0,18015
Total 5972,916 5972,92
Tabel 3.5.2 Neraca panas DME condenser
Komponen Masuk (kj/jam) Keluar (kg/jam)
DME 124383,29 96128,59
Metanol 641,32 499,96
Air 9,13 7,11
Total 125033,75 96635,66
6) Methanol Reboiler (E-206)
Tabel 3.6.1 Neraca massa methanol reboiler
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam
DME 0 0
Metanol 22,72 22,72
Air 2372,4 2372,4
Total 2395,12 2395,12
Tabel 3.6.2 Neraca panas methanol reboiler
Komponen Masuk (kj/jam) Keluar (kg/jam)
DME 0 0
Metanol 3914,44 3944,87
Air 626894,92 631717,35
Total 630809,36 635662,22
7) Methanol Condenser (E-207)
Tabel 3.7.1 Neraca massa metanol condenser
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam
DME 64,512 64,512
Metanol 2057,6 2057,6
Air 2394,19 2394,1935
Total 4516,31 4516,3055
Tabel 3.7.2 Neraca panas metanol condenser
Komponen Masuk (kj/jam) Keluar (kg/jam)
DME 6276,59 6176,92
Metanol 284763,35 280797,28
Air 508699,81 501610,82
Total 799739,75 788585,01
8) Wastewater Cooler (E-208)
Tabel 3.8.1 Neraca massa wastewater cooler
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam
DME 0 0
Metanol 22,4 22,4
Air 2370,774 2370,774
Total 2393,174 2393,174
Tabel 3.8.2 Neraca panas wastewater cooler
Komponen Masuk (kj/jam) Keluar (kg/jam)
DME 0 0
Metanol 3859,30 693,31
Air 626466,49 111313,63
Total 630325,79 112006,93

III.3 PEMODELAN HEAT EXCHANGER

1) Methanol Preheater (E-201)

2) Reactor Cooler (E-202)


3) DME Cooler (E-203)

4) DME Reboiler

5) DME Condenser

6) Methanol Reboiler (E-206)


7) Methanol Condenser

8) Wastewater Cooler (E-208)

IV. Pemodelan Tangki dan Separator


VI.1 Reakpitulasi Tangki dan Separator yang Digunakan
Tabel 4.1 Rekapitulasi tangka dan separator yang digunakan
Nama dan Tujuan Kondisi Jumlah Letak
Kode Operasi
Feed Vessel Menampung T= 25 oC 1 Sebelum
(V-201) umpan dan P= 1 bar memasuki cooler
hasil recycle reactor
o
DME Reflux Menampung T= 46 C 1 Setelah keluardari
Drum DME yang P= 10,3 bar DME condenser
(V-202) berasal dari
DME Tower
Methanol Menampung T= 121 oC 1 Setelah keluar dari
Reflux methanol P= 7,3 bar methanol
Drum(V-203) yangberasal condenser
darimethanol
condenser
IV.2 Neraca Massa dan Neraca Energi
1) Feed Vessel (V-201)
Tabel 4.1.1 Neraca massa feed vessel
Komponen Masuk(kg/jam) Keluar (kg/jam)
Arus 1-2 Arus 13-2 Arus 3 out
DME 0 69,103 69,103
Metanol 8320,788 2037,744 10358,532
Air 45,05 23,426 68,476
Total 10496,1115 10496,1115
Tabel 4.1.2 Neraca panas feed vessel
Komponen Masuk(kj/jam) Keluar (kj/jam)
Arus 1-2 Arus 13-2 Arus 3 out
DME 0 5545,67 1061,78
Metanol 0 237598,34 256670,48
Air 0 4195,39 2572,81
Total 260305,07 260305,07

2) DME Reflux Drum


Tabel 4.2.1 Neraca massa DME reflux drum
Komponen Masuk(kg/jam) Keluar (kg/jam)
Arus 10 Arus 16
DME 8108,144 5947,5079 2160,6361
Metanol 25,632 19,224 6,408
Air 0 0 0
Total 8133,776 5966,7319 5966,7319
Tabel 4.2.2 Neraca panas DME reflux drum
Komponen Masuk(kj/jam) Keluar (kj/jam)
Arus 10 Arus 16
DME 1,31E+05 9,61E+04 3,49E+04
Metanol 76,67E+02 5,00E+02 1,67E+02
Air 0 0 0
Total 1,32E+05 9,66E+04 3,51E+04
Total 1,32E+05
1) Methanol Refluks Drum(V-203)
Tabel 4.3.1 Neraca massa methanol reflux drum
Komponen Masuk(kg/jam) Keluar (kg/jam)
Arus 13 Arus 17
DME 175,062 64,4966 110,5656
Metanol 8320,785510,888 2037,744 3471,136
Air 45,0563,07 23,426 39,644
Total 5749,012 5749,012
Tabel 4.3.2 Neraca panas methanol reflux drum
Komponen Masuk(kj/jam) Keluar (kj/jam)
Arus 13 Arus 17
DME 14049,03 5175,96 8873,07
Metanol 642561,54 237598,34 40493,34
Air 11295,28 4195,39 7099,89
Total 667905,85 667905,85

IV.3 Pemodelan Tangki dan Separator


1) Feed Vessel (V-201)

\
2) DME Reflux Drum (V-202)

3) Methanol Reflux Drum(V-203)

Anda mungkin juga menyukai