Anda di halaman 1dari 17

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

19

BAB II
DESKRIPSI PROSES

2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk


2.1.1. Spesifikasi Bahan Baku
a. Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (DALMS) (PT Bakrie Sumatera
Plantations)
Bentuk : semi solid
Warna : coklat muda
Kemurnian : 99% berat
Impuritas : trigliserida

b. Methanol (PT Kaltim Methanol Industri)


Formula : CH3OH
Bentuk : cair
Warna : Tidak berwarna
Kemurnian : 99,9% berat
Impuritas : H2O maks 0,1% berat

c. Asam Sulfat (PT Dunia Kimia Utama)


Formula : H2SO4
Bentuk : cair
Warna : Tidak berwarna
Kemurnian : 98% berat
Impuritas : H2O 2% berat

d. Natrium Hidroksida (PT Asahimas Chemical)


Formula : NaOH
Bentuk : cair
Warna : Tidak berwarna
Kemurnian commit
: 48% berat to user

19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

Impuritas : H2O 52% berat

2.1.2. Spesifikasi Produk


a. Fatty Acid Methyl Ester (FAME)
Berat Molekul : 298,61 g/mol
Kemurnian : 98,7%
Titik Didih : 375,36 oC
Wujud : Cair pada suhu kamar
Densitas : 870,2 kg/m3
Kelarutan dalam air : 0,00673 mg/L

2.2. Konsep Proses

2.2.1. Dasar Reaksi


Reaksi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi asam lemak dalam DALMS
dengan methanol menggunakan katalis asam sulfat yang menghasilkan Fatty Acid
Methyl Ester (FAME) dan air, dengan persamaan reaksi sebagai berikut.
RCOOH + CH3OH → RCOOCH3 + H2O

2.2.2. Mekanisme Reaksi


Reaksi pembentukan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) berlangsung
dengan mekanisme sebagai berikut (Yadav, 2010).

Adanya katalis H2SO4 menyebabkan terjadinya protonasi pada asam


lemak bebas, yang menyebabkan ikatan rangkap O pada atom C pusat terputus
dan menjadi bermuatan positif. Pada tahapan selanjutnya, muatan positif pada
atom C pusat diserang oleh ikatan rangkap atom oksigen pada methanol yang
kemudian menghasilkan molekul air dan metil ester.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

2.2.3. Kondisi Operasi


a. Temperatur
Penentuan temperatur operasi harus mempertimbangkan fase reaksi dan
batasan reaksi serta tinjauan secara termodinamika. Temperatur operasi harus
berada di bawah titik didih semua bahan. Temperatur operasi untuk reaksi
esterifikasi pembentukan metil ester dari DALMS dengan methanol adalah pada
rentang temperatur 40-65oC (Yadav, 2010). Oleh karena itu, temperatur operasi
ditentukan pada 65oC.
b. Tekanan
Reaksi esterifikasi pembentukan metil ester berjalan dengan optimum
pada tekanan atmosferis. Oleh sebab itu, tekanan operasi ditentukan pada 1 atm.
c. Perbandingan mol umpan
Menurut Yadav (2010), mol umpan yang dimasukkan ke reaktor terdiri
dari umpan segar dan recycle. Methanol yang diumpankan lebih banyak dari
DALMS karena reaksi akan berjalan dengan lebih baik dalam keadaan konsentasi
methanol yang besar. Umpan yang menghasilkan reaksi esterifikasi yang optimum
terdiri dari methanol, DALMS dengan perbandingan mol sebesar 10 : 1 dan 1%wt
H2SO4.
d. Pemakaian katalis
Katalis diperlukan dalam reaksi esterifikasi asam lemak dengan metanol
membentuk metil ester untuk mempercepat mekanisme reaksi. Katalis yang sering
digunakan adalah basa (NaOH atau KOH) atau asam (H2SO4 atau HCl).
Penggunaan katalis basa akan menghasilkan reaksi yang sangat cepat sehingga
sangat efektif. Namun, penggunaan katalis basa dapat menyebabkan reaksi
samping berupa reaksi penyabunan asam lemak membentuk gliserol dan sabun.
Pemisahan fraksi gliserol cukup sulit dilakukan sehingga memerlukan proses
pemisahan yang lebih sulit dancommit to user biaya yang besar untuk proses
memerlukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

pemisahan produk (Sendzikiene, 2004). Oleh sebab itu, dipilih katalis asam
berupa asam sulfat dalam proses ini. Jumlah katalis asam sulfat yang digunakan
untuk menghasilkan produk FAME adalah sebesar 1 %wt.

2.2.4. Tinjauan Termodinamika


Tinjauan secara termodinamika ditujukan untuk mengetahui sifat reaksi
(eksotermis/endotermis) dan arah reaksi (reversible/irreversible). Untuk
menentukan sifat reaksi dapat dihitung dengan perhitungan panas reaksi (ΔHR)
dengan berdasar pada panas pembentukan standar (ΔHfo) pada kondisi standar (P
= 1 atm; T = 25oC), sedangkan untuk menentukan arah reaksi dapat diketahui
dengan perhitungan energi Gibbs (ΔGf) pada kondisi operasi.

Tabel II-1 Harga ΔHfo dan ΔGfo masing-masing komponen (Yaws, 1999)
Komponen ∆Hfo, kJ/mol ∆Gfo, kJ/mol
Free Fatty Acid (FFA) -691,597 -226,571
Methanol -201,170 -162,200
Fatty Acid Methyl Ester (FAME) -658,801 -168,545
Air -241,800 -237,129
TG -2048,63 -34,480
Gliserol -566,319 -448,49

Reaksi pembentukan Fatty Acid Methyl Ester (FAME)


(i) Panas reaksi standar (∆HRo)
RCOOH + CH3OH → RCOOCH3 + H2O
ΔHRo = ΣΔHof produk – ΣΔHof reaktan
= (ΔHf°RCOOCH3+ ΔHf°H2O)-(ΔHf°RCOOH+ ΔHf°CH3OH)
= (-658,801 + (-241,8))kJ/mol - (-691,597 + (-201,17)) kJ/mol
= 7,834 kJ/mol
TG + 3 CH3OH → 3 RCOOCH3 + C3H8O
ΔHRo = ΣΔHof produk – ΣΔHof reaktan
commit to user
= (ΔHf°C3H8O + 3 ΔHf°RCOOCH3)-(ΔHf°TG+ 3 ΔHf°CH3OH)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

= (-566,319 + 3(-658,801)) kJ/mol -(-2048,63+3(-201,17)) kJ/mol


= 109,421 kJ/mol
Karena ∆HRo bernilai positif maka reaksi bersifat endotermis.
(ii) Konstanta kesetimbangan (K1) pada keadaan standar
Perubahan energi Gibbs pada keadaan standar (T = 298 K dan P = 1 bar)
dapat dihitung dengan persamaan berikut (Smith Van Ness, 1987).
Gfo = RT1 ln K1
Dengan :
Gfo = Energi Gibbs pada keadaan standar, J/mol
∆HRo = Panas reaksi, J/mol
K1 = Konstanta kesetimbangan pada keadaan standar
T1 = Suhu standar, K
R = Tetapan Gas Ideal, J/mol.K (8,314 J/mol.K)
Sehingga Gfo dari reaksi pembentukan FAME dari FFA adalah :
Gfo = Gfoproduk - Gforeaktan
= (ΔGf°RCOOCH3+ ΔGf°H2O)- (ΔGf°RCOOH+ ΔGf°CH3OH)
= (-168,545 + (-237,129))kJ/mol – (-226,571 + (-162,200)) kJ/mol
= -16,903 kJ/mol
o
ΔG f - (16,903 x 1000) J/mol
ln K1     6,823
RT 8,314 J/mol.K . 298 K
K1= 918,304

Sehingga Gfo dari reaksi pembentukan FAME dari TG adalah :


Gfo = Gfoproduk - Gforeaktan
= (ΔGf°C3H8O3 + 3 ΔGf°RCOOCH3)- (ΔGf°TG+ 3 ΔGf°CH3OH)
= (-448,490 + 3(-168,545))kJ/mol –(-34,480 + 3 (-162,200)) kJ/mol
= -433,046 kJ/mol
o
ΔG f - (433,046 x 1000) J/mol
ln K1     174,786
RT 8,314 J/mol.K . 298 K
K1= 8,104 x 1075 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

(iii) Konstanta kesetimbangan pada suhu operasi (T = 65 °C = 338 K)


Konstanta kesetimbangan reaksi pada suhu operasi (T2) dapat dihitung
dengan rumus berikut (Smith Van Ness, 1987).

1 1
K 2 - ΔH R
o
ln    
K1 R  T2 T1 
- ΔH R  1 1 
o
ln K 2  ln K1    
R  T2 T1 
- ΔH R
o
1 1
ln K 2      ln K1
R  T2 T1 
Dengan :
K2 = Konstanta kesetimbangan pada suhu operasi
T2 = Suhu operasi, K
Sehingga, harga konstanta kesetimbangan pada suhu operasi untuk reaksi
pembentukan FAME dari FFA adalah :

- ΔH R  1
o
1
ln K 2      ln K1
R  T2 T1 
- (7,834 x 1000) J/mol  1 1 
     6,823  7,197
8,314 J/mol.K  338 K 298 K 
K2 = 1335,070
Karena harga konstanta kesetimbangan jauh lebih besar daripada 1, maka
reaksi berlangsung searah, yaitu ke arah kanan (irreversible).
Harga konstanta kesetimbangan pada suhu operasi untuk reaksi
pembentukan FAME dari TG adalah :

- ΔH R 1o
1
ln K 2      ln K 1
R  T2 T1 
- (109,421 x 1000) J/mol  1 1 
     174,786  180,013
8,314 J/mol.K  338 K 298 K 

K2 = 1,509 x 1075
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

Karena harga konstanta kesetimbangan jauh lebih besar daripada 1, maka


reaksi berlangsung searah, yaitu ke arah kanan (irreversible).

2.2.5. Tinjauan Kinetika


Reaksi pembentukan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) dari Distilat Asam
Lemak Minyak Sawit (DALMS) dengan katalis asam sulfat merupakan reaksi
homogen dalam fase cair. Persamaan kecepatan reaksi diperoleh dari Yadav
(2010) sebagai berikut :
-rA = k [FFA] [H+]
Menurut Yadav (2010), reaksi asam lemak bebas (FFA) dengan methanol
untuk membentuk FAME mengikuti orde 1 dan bergantung dari konsentrasi asam
lemak yang bereaksi hal ini disebabkan karena methanol yang diumpankan sangat
besar (excess). Sehingga, persamaan kecepatan reaksi dapat dituliskan sebagai
berikut :
-rA = k [FFA]
dengan :
-rA = laju reaksi (mol/L.menit)
k = konstanta kecepatan reaksi ( /menit)
[FFA] = konsentrasi FFA (mol/L)
Diketahui data kinetika reaksi :
E = 15,31 kJ/mol
R = 8,314 J/mol.K
k (65oC) = 0,028/menit
Dengan kondisi operasi reaksi yang optimum yang dipilih :
T = 65oC = 338 K
Katalis = H2SO4
Jumlah katalis = 1%wt
Rasio umpan (mol) = 1:10 (DALMS : Methanol)
Konversi = 94,4%

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

2.3. Diagram Alir dan Tahapan Proses

2.3.1. Diagram Alir Kualitatif


Diagram alir kualitatif dapat dilihat pada Gambar II-1.

2.3.2. Diagram Alir Kuantitatif


Diagram alir kuantitatif dapat dilihat pada Gambar II-2.

2.3.3. Diagram Alir Proses


Diagram alir proses dapat dilihat pada Gambar II-3.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

(1)
E (14)
H A
T-01 B
C
(4) (9) E
C C F
E E (12) G
T-02 (10) E H
A I
B J
T-05
C
D
T-03 (5) E
D F
E R-01 R-02 R-03 MD-01 J
(6) (7) (8) NT-01 MT-01 D-01
T-04 (3) A A A
(2) A B B B (11) (13)
A A A (15)
M-01 B C C C
B B B A
D D D
C C C
E E E
E E E
F F F
F F G
J J J
G G H
H H I
I I J
J J

Keterangan :
A : FFA J : gliserol
B : TG M : melter
C : methanol R : reaktor
D : asam sulfat MD : menara distilasi
E : air NT : netralizer
F : FAME MT : mixing tank
G :natrium sulfat D : dekanter
H : NaOH T : tangki
I : sabun
Gambar II-1 Diagram Alir Kualitatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

P : 1 bar
(1) T : 30 oC
T-01

P : 1 bar (9)
(4) T : 30 oC P : 1 bar
T-02 T : 30 oC (12)
P : 1 bar
P : 1,07 bar T : 32,5 oC
P : 1 bar T : 66,76 oC T-05
T : 30 oC
(14)
T-03
(5)
(10) (11)
R-01 R-02 R-03 MD-01
(8) NT-01 MT-01 D-01
T-04 (3) (6) (7) (13)

(2) P : 1 bar P : 1 bar P : 1 bar


M-01 P : 1 bar P : 1 bar P : 1,23 bar P : 1 bar
P : 1 bar T : 65 oC T : 80 oC T : 30 oC
P : 1 bar (15)
P : 1 bar T : 73 oC T : 65,5 oC T : 120 oC T : 120 oC T : 32,5 oC P : 1 bar
T : 66 oC T : 32,5 oC
T : 73 oC

Laju alir (kg/jam)


Komponen
Arus 1 Arus 2 Arus 3 Arus 4 Arus 5 Arus 6 Arus 7 Arus 8 Arus 9 Arus 10 Arus 11 Arus 12 Arus 13 Arus 14 Arus 15
FFA 0,0 11803,8 11803,8 0,0 0,0 4516,1 1727,5 661,0 0,0 661,0 6,6 0,0 6,6 6,6 0,0
TG 0,0 119,2 119,2 0,0 0,0 45,6 17,4 6,7 0,0 6,7 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
CH3 OH 0,0 0,0 0,0 1462,4 0,0 12425,2 12108,2 11986,9 11791,2 195,7 195,7 0,0 195,7 85,0 110,7
H2 SO 4 0,0 0,0 0,0 0,0 249,4 249,4 249,4 249,4 0,0 249,4 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
H2 O 353,3 0,0 0,0 1,5 5,1 479,3 655,7 723,1 11,8 711,3 1197,6 7340,7 8538,3 57,4 8476,9
FAME 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 7721,1 10675,6 11805,6 0,0 11805,6 11805,6 0,0 11805,6 11805,6 0,0
Na2 SO 4 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 29,6 0,0 361,5 1,2 360,3
NaOH 326,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 361,5 0,0 29,6 3,0 26,7
RCOONa 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 711,8 0,0 711,8 1,2 710,6
C3 H8 O 3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 7,7 10,6 11,7 0,0 11,7 12,4 0,0 12,4 1,2 11,2
Jumlah 679,5 11923,0 11923,0 1463,9 254,5 25444,4 25444,4 25444,4 11803,0 13641,4 14320,9 7340,7 21661,6 11961,0 9696,5

Gambar II-2 Diagram Alir Kuantitatif


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

commit
Gambar II-3 to user
Diagram Alir Proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

2.3.4. Tahapan Proses


Proses pembentukan biodiesel dari distilat asam lemak minyak sawit
secara umum dapat dibagi menjadi empat tahap, yaitu:
1. Tahap penyimpanan bahan baku.
2. Tahap penyiapan bahan baku.
3. Tahap pembentukan produk.
4. Tahap pemurnian produk.

2.3.4.1. Tahap Penyimpanan Bahan Baku


Biodiesel yang merupakan fatty acid methyl ester (FAME) diproduksi
dengan kapasitas 86.000 ton/tahun menggunakan bahan baku distilat asam lemak
minyak sawit (DALMS) dan methanol dengan katalis asam sulfat dan dinetralisasi
dengan natrium hidroksida. Bahan baku distilat asam lemak minyak sawit
dipanaskan terlebih dahulu di dalam melter (M-01) agar berada dalam wujud cair.
Pemanasan dilakukan untuk melelehkan DALMS dalam tangki berpengaduk
menggunakan pemanas steam. DALMS disimpan dalam tangki penyimpanan
DALMS (T-04) yang berbentuk silinder vertikal yang dijaga pada temperatur
73oC dan tekanan 1 bar agar DALMS tetap dalam fasa cair. Bahan baku methanol
disimpan dalam tangki penyimpanan methanol (T-02) yang berbentuk silinder
vertikal pada temperatur 30oC dan tekanan 1 bar. Katalis asam sulfat dengan
kemurnian 98% disimpan dalam tangki asam sulfat (T-03) yang berbentuk
silinder vertikal pada temperatur 30oC dan tekanan 1 bar. Sedangkan natrium
hidroksida disimpan dalam tangki penyimpanan NaOH (T-01) yang berbentuk
silinder vertikal pada temperatur 30oC dan tekanan 1 bar.

2.3.4.2. Tahap Penyiapan Bahan Baku


Bahan baku DALMS cair dipompa menuju Reaktor-01. Bahan baku
methanol dari tangki penyimpanan methanol dipompa menuju Reaktor-01. Katalis
asam sulfat dari tangki penyimpanan asam sulfat dipompa menuju Reaktor-01.
Aliran recycle distilat menara distilasi (MD-01) yang mengandung methanol
99,9% dan impuritas air juga dipompa menuju Reaktor-01.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

2.3.4.3. Tahap Pembentukan Produk

Bahan baku methanol, DALMS dan katalis asam sulfat direaksikan di


dalam reaktor. Pembentukan fatty acid methyl ester (FAME) yang merupakan
komponen utama biodiesel terjadi pada fase cair dengan tekanan 1 bar dan
temperatur 65oC dengan proses adiabatis. Reaksi terjadi secara endotermis
dengan katalis cair H2SO4. Reaktor yang digunakan adalah reaktor alir tangki
berpengaduk (RATB) berupa RATB seri 3. Umpan reaktor dipanaskan terlebih
dahulu dengan pemanas steam agar menjaga temperatur reaksi dalam reaktor tetap
berada pada 65oC. Pemanas yang digunakan adalah saturated steam. Pada reaktor
pertama (R-01), konversi DALMS yang dicapai sebesar 61,74%. Keluaran reaktor
kedua (R-02) mencapai konversi DALMS sebesar 85,36%, sedangkan keluaran
reaktor ketiga (R-03) mencapai konversi DALMS sebesar 94,4%. Produk keluar
dari reaktor ketiga pada temperatur 65oC dan tekanan 1 bar. Produk keluaran
reaktor terdiri dari komponen produk utama yaitu FAME, sisa methanol, sisa
DALMS yang tidak bereaksi, gliserol, air, dan katalis asam sulfat.

2.3.4.4. Tahap Pemurnian Produk


Produk keluar reaktor yang terdiri dari methanol, DALMS, FAME,
gliserol, air dan asam sulfat diumpankan ke menara distilasi (MD-01). Komponen
yang lebih volatile, yaitu methanol dengan impuritas air keluar sebagai hasil atas,
sedangkan komponen-komponen lainnya keluar sebagai hasil bawah. Hasil atas
MD-01 berupa methanol 99,9% dengan impuritas air dialirkan sebagai recycle
cair untuk diumpankan kembali ke dalam reaktor. Hasil bawah MD-01 yang
masih mengandung asam sulfat, sisa DALMS, produk utama FAME dan produk
samping reaksi (gliserol dan air) dialirkan menuju netralizer (NT-01). Di
netralizer terjadi reaksi netralisasi asam sulfat dan asam lemak yang tersisa oleh
NaOH. Reaksi netralisasi ini menghasilkan produk samping berupa Na2SO4,
sabun, air, dan gliserol. Keluaran netralizer berupa FAME dengan impuritas
Na2SO4, sabun, air, dan gliserol, sisa NaOH, sisa methanol, dan sedikit sisa
DALMS. Dengan memanfaatkan sifat FAME yang tidak larut pada air, pemurnian

commit to user
produk dapat dilakukan dengan menggunakan dekantasi. Hasil keluaran netralizer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

memiliki suhu 80 oC, sehingga dilewatkan cooler (CL-01) untuk menurunkan


suhunya menjadi 30 oC. Keluaran NT-01 dialirkan menuju mixing tank (MT-01)
untuk melarutkan senyawa-senyawa yang terlarut dalam air sehingga
memudahkan proses pemisahan secara dekantasi. Kemudian keluaran MT-01
dialirkan menuju dekanter (D-01) untuk memperoleh produk FAME yang
merupakan komponen utama biodiesel. Hasil atas D-01 atau fraksi ringan produk
proses dekantasi merupakan produk utama proses produksi yang terdiri dari
FAME dengan kemurnian tinggi. Produk utama dialirkan menuju tangki
penyimpanan produk (T-05). Hasil bawah D-01 atau fraksi berat produk proses
dekantasi merupakan produk samping proses produksi yang terdiri dari air dengan
senyawa-senyawa hasil samping reaksi yang terlarut dalam air. Produk samping
dialirkan menuju unit pengolahan limbah (UPL).

2.4. Neraca Massa dan Neraca Panas Total

2.4.1. Neraca Massa Total


Neraca massa total dapat dilihat pada Tabel II-2.
Tabel II-2 Neraca Massa Total
Input (kg/jam) Output (kg/jam)
Komponen
Arus 1 Arus 2 Arus 3 Arus 4 Arus 9 Arus 11 Arus 12
FFA 11803,78 6,61 0,00
TG 119,23 0,00 0,00
CH3OH 1462,43 85,00 110,73
H2SO4 249,42 0,00 0,00
H2O 353,32 1,46 5,09 7336,64 57,36 8476,92
FAME 11805,56 0,00
Na2SO4 1,18 360,33
NaOH 326,14 2,95 26,70
RCOONa 1,18 710,59
C3H8O3 1,19 11,21
679,46 11923,01 1463,89 254,51 7336,64 11961,04 9696,48
Total
21657,52 21657,52
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

2.4.2. Neraca Panas Total


Neraca panas total dapat dilihat pada Tabel II-3.
Tabel II-3 Neraca Panas Total
Panas Masuk Panas Keluar
Komponen
(kJ/jam) (kJ/jam)
Arus 1 10955,26
Arus 2 142225,80
Arus 4 18317,89
Arus 5 1892,27
Arus 12 307524,17
Arus 14 189170,41
Arus 15 342271,63
M-01 2150535,56
HE-01 55953,90
HE-02 21399,98
CD-01 21762453,72
RB-01 23558539,44
CL-01 1573370,48
Panas reaksi R-01 209599,91
Panas reaksi R-02 80202,69
Panas reaksi R-03 30674,10
Panas reaksi NT-01 5443826,39
Pendingin NT-01 6620897,91
Panas Laten M-01 902529,83
Total 31711170,67 31711170,67

2.5. Tata Letak Pabrik dan Peralatan Proses


2.5.1. Tata Letak Peralatan Proses
Tata letak peralatan proses dapat dilihat pada Gambar II-4.
2.5.2. Tata Letak Pabrik
Tata letak pabrik dapat dilihat pada Gambar II-5.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

T-04 T-04 T-05 T-05

MT-01
NT-01
T-04
MD-01

T-04

R-01 R-02 R-03 T-05 T-05

M-01 T-01 T-02 T-03

U
Skala = 1 : 100
Gambar II-4 Tata Letak Peralatan Proses

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

Pintu
Darurat
Ruang Generator

Area Perluasan

PROSES Utilitas

Pemadam
Kebakaran UPL

Safety
Bengkel

Laboratorium

KANTOR
Control Room

Poliklinik
Aula

mushola kantin
Gudang

Garasi
KEAMANAN

KEAMANAN

KEAMANAN
POS

Parkir
POS

Parkir
POS

Skala = 1 : 100
Keterangan
U
: Taman

: Arah jalan

Gambar II-5 Tata Letak Pabrik

commit to user

Anda mungkin juga menyukai