Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PEMECAHAN MASALAH TEKNIK KIMIA

Proses CO2 Removal Plant Pertamina Prabumulih

Oleh:

Intan Siti Hardianti NIM.151424015

Kelas:4A-TKPB

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2019
I. PERMASALAHAN

Indonesia memiliki potensi kandungan gas alam yang dapat dimaksimalkan


produksinya, terutama di wilayah Sumatera Selatan. Salah satu perusahaan yang
mengelola oil and gas adalah PT PERTAMINA EP Region Sumatera Field
Prabumulih. PT PERTAMINA EP. Salah satu permasalahan di PT PERTAMINA EP
ialah kandungan pengotor yang terdapat pada gas alam yang dapat mengurangi kualitas
dari gas bumi karena terdapat penurunan nilai kalor pembakaran. Pengotor yang
biasanya terdapat pada gas alam terdiri dari senyawa sulfur, air, H2S, dan CO2.
Hidrogen Sulfida (H2S) dan CO2 adalah penyebab acid gas yang harus dihilangkan
karena keberadaan CO2 dan H2S merupakan promotor terbentuknya hidrat dan bersifat
korosif.
II. DATA INPUT

Data yang dimasukkan ke dalam simulator HYSYS berupa data komposisi gas
alam serta kondisi operasi. Data lengkap disajikan pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.

Tabel 2.1 Komposisi Inlet Gas Alam


Komponen Komposisi (% mol)
CO2 21
H2S 1
CH4 75
C2H6 1
C3H8 1
n-C4H10 1

Tabel 2.2 Kondisi Operasi


Kondisi Operasi Nilai
Temperatur 83,21oF
Tekanan 650 psig
Laju alir 85,04 MMSCFD
III. METODA PENYELESAIAN/SOLUSI

CO2 Removal System adalah salah satu metode untuk menurunkan kandungan CO2
dalam feed gas dari 21% menjadi 5% mol sehingga dihasilkan sweet gas yang sesuai
spesifikasi. Proses yang digunakan adalah aMDEA absorbing process dengan
menggunakan solvent aMDEA (activated methyl di-ethanol amine) yang dapat
menghilangkan senyawa sulfur (terutama H2S) dan mengikat CO2 yang terkandung
dalam umpan gas di dalam kolom absorber. Activated MDEA merupakan MDEA yang
memiliki katalis piperazine untuk meningkatkan kecepatan reaksi dengan CO2 (The
Contactor, 2014). Rumus kimia MDEA disajikan pada Gambar 3.1 dan piperazine pada
Gambar 3.2. Sedangkan reaksi penyerapan CO2 dan H2S akan dibahas di bagian
penjelasan.

CH3N(C2H4OH)2
Gambar 3.1 Rumus Kimia MDEA

Gambar 3.2 Rumus Kimia Piperazine

Metode simulasi CO2 dan H2S Removal System dilakukan menggunakan software
HYSYS versi 8.8. Pada simulasi ini, langkah pertama adalah menginput data komposisi
gas alam inlet (Tabel 2.1) dan kondisi operasi (Tabel 2.2), kemudian pengaturan proses
simulasi menggunakan tool SET sehingga optimasi kondisi operasi akan berjalan
secara otomatis.
Gambar 3.3 Metode Penyelesaian Menggunakan tool SET

Gambar 3.4 Pengaturan data input pada SET-1

Gambar 3.5 Pengaturan data input pada SET-2


Gambar 3.6 Pengaturan data input pada SET-3

Gambar 3.7 Pengaturan data input pada SET-4


IV. GAMBAR/SKEMA
OUTPUT HASIL SIMULASI
V. PEMBAHASAN/KOMENTAR
5.1 Proses Penurunan CO2 dan H2S

Berdasarkan hasil simulasi, untuk mengurangi kandungan CO2 hingga kurang dari 1%
didapatkan kondisi operasi seperti disajikan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Kondisi Operasi DEAmine


Kondisi Operasi Hasil Simulasi
Temperatur (oF) 83,21
Tekanan (psia) 664,7
Laju Alir 1200000
(barrel/day)

Hal-hal yang mempengaruhi penyerapan CO2 di dalam CO2 Removal Unit diantaranya
adalah temperatur lean amine, tekanan lean amine, dan laju alir lean amine. Berdasarkan hasil
simulasi, temperatur MDEA yang lebih rendah serta laju alir yang lebih tinggi dapat
mengurangi kandungan CO2 dalam sweet gas dari 21% menjadi 0,002%. Efisiensi penyerapan
CO2 sebesar 99%. Variabel proses berupa temperatur dan laju alir MDEA berpengaruh terhadap
hasil absorpsi. Temperatur MDEA dapat mempengaruhi sifat fisis cairan sehingga lebih mudah
diserap sedangkan laju alir cairan mempengaruhi jumlah CO2 yang diserap. Reaksi yang terjadi
pada proses absorbsi CO2 ialah sebagai berikut.

CO2 + CH3N(C2H4OH)2 ↔ CH3N(C2H4OH)2H+ + HCO3- (Bishnoi and Rochelle, 2000)

Selain gas CO2 yang diserap, terdapat reaksi penyerapan H2S yaitu sebagai berikut.

CH3N(C2H4OH)2 + H2S ↔ CH3N(C2H4OH)2H+ + HS- (Austgen and Rochelle, 1991)

Setelah proses absorbsi, terdapat proses stripping untuk meregenerasi MDEA yang
digunakan. Proses regenerasi MDEA berupa distilasi untuk memisahkan MDEA dengan gas-gas
yang diserap, yaitu CO2 dan H2S. Reaksi pada proses stripping ini merupakan kebalikan dari reaksi
pada proses absorbsi.

CH3N(C2H4OH)2H+ + HCO3- ↔ CO2 + CH3N(C2H4OH)2

CH3N(C2H4OH)2H+ + HS- ↔ CH3N(C2H4OH)2 + H2S


Degradasi MDEA selama proses pengolahan gas CO2 adalah fenomena kompleks yang
menghasilkan sejumlah produk berbeda dan belum sepenuhnya dapat dikarakterisasi maupun
dikuantifikasi. Pada fenomena degradasi termal pelarut berbasis amina, proses degradasi
dihasilkan dari gabungan dari temperatur operasi yang tinggi dan akibat adanya kandungan
CO2 dalam pelarut (Prihartoni dan Yudianto, 2017). Fenomena degradasi yang kompleks ini
membuat sulit untuk memprediksi jumlah pelarut yang terdegradasi dan waktu untuk mengganti
keseluruhan pelarut MDEA yang digunakan. Namun, secara praktis di industri terdapat proses
make up yaitu penambahan MDEA untuk memenuhi kebutuhan penyerapan. Berdasarkan hasil
simulasi ini, jumlah make up dan kondisi operasi MDEA ialah sebagai berikut.

5.2 Pengolahan CO2


CO2 yang telah dilepas pada proses regenerasi tidak boleh langsung dibuang ke
atmosfer. Sehingga perlu adanya pengolahan lebih lanjut untuk mencegah adanya emisi
CO2 yang dapat mengakibatkan hujan asam. Salah satu pengolahan CO2 adalah dengan
mereaksikannya dengan hidrogen sehingga terbentuk metanol. Metanol juga diproyeksikan
sebagai bahan bakar alternatif masa depan karena memiliki bilangan oktan yang tinggi
dengan pembakaran yang lebih sempurna sehingga gas karbon monoksida sebagai hasil
samping reaksi utama yang dihasilkan semakin sedikit. Secara umum, reaksi sintesis
metanol pada fase gas pada katalis Cu/Zn/Al2O3 ialah sebagai berikut:

𝐶𝑂2 (𝑔) + 3𝐻2 (𝑔) ↔ 𝐶𝐻3𝑂𝐻 (𝑔) + 𝐻2𝑂(𝑔)

Gas H2 dapat dihasilkan dari reaksi elektrolisis air. Reaksi keseluruhan dari
elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut.
2𝐻2𝑂(𝑙) → 2𝐻2(𝑔) + 𝑂2(𝑔)
DAFTAR PUSTAKA

Austgen, M. David., Rochelle, T. Gary.,1991. Model of Vapor-Liquid Equilibria for Aqueous Gas-
Alkanolamine System. Ind. Eng. Chem. Res., Vol. 30, No. 3, pp 543-555.

Bishnoi, S., and Rochelle G. T.2000.Carbon Dioxide Absorption and Solution Equilibrium
in Piperazine Activated Methyldiethanolamine. Austin: The University of Texas.

Prihartoni, Michael Dannish dan Yudianto. 2017. Dampak Degradasi Solven Terhadap Kinerja
Penyerapan CO2 pada Temperatur dan Tekanan Ruang. SKRIPSI. UNIVERSITAS
KATOLIK PARAHYANGAN.

The Contactor. 2008. "Piperazine – Why It's Used and How It Works" (PDF). Optimised Gas
Treating, Inc. 2 (4). Archived from the original (PDF) on 2014-11-29. Retrieved 2013-10-
23.

Anda mungkin juga menyukai