Anda di halaman 1dari 13

LATAR BELAKANG

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan dunia akan energi membuat


keberadaan bahan bakar tidak terbarukan (bahan bakar fosil) semakin menipis,
sehingga energi baru yang terbarukan menjadi bahasan yang tak terelakan. Tidak
hanya dari sisi keterbatasan cadangannya, namun dampak bahan bakar tidak
terbarukan terhadap lingkungan yang buruk yaitu menimbulkan emisi gas buang
(C02, NOX, dan SoX) menjadi perhatian serius.
Dimetil eter (DME) adalah salah satu bahan bakar alternatif yang ramah
lingkungan. Dimetil eter merupakan salah satu produk kimia yang berguna
sebagai bahan bakar alternatif pengganti energi fosil. Umumnya DME dikenal
sebagai pelarut organik dan media ekstraksi dalam bentuk cairan aerosol yang tak
berwarna untuk keperluan industri propellant. DME sebagai propellant banyak
digunakan sebagai salah satu bahan pendorong dalam industri parfum, obat
pembasmi nyamuk, personal care (hair spray, foams, shaving cream,
antiperspirants), colognes, room air fresheners, bahan pendingin makanan,
industri coating, paints dan finishes maupun otornotif. Pada kondisi suhu
lingkungan dan tekanan atmosfer berwujud gas tak berwarna yang mempunyai
sifat menyerupai propana (C3H8) dan LPG. Sedangkan pada kondisi suhu
ambient dengan tekanan 6 atm atau pada tekanan atmosfer dengan suhu -25C
berwujud cairan tidak berwarna yang dapat diangkut dan disimpan dalam tangki
pada suhu rendah seperti LPG. DME sangat mudah terbakar, tanpa menimbulkan
jelaga dalam kondisi apapun karena atom oksigen yang terdapat dalam molekul.
Meskipun DME memiliki nilai kalor lebih rendah daripada LNG (kcal/kg), namun
memiliki nilai kalor yang sama dengan LNG per unit volume cairan mendidih
(BPPT, 2010).
DESKRIPSI UMUM DME
Dimetil Eter (DME) adalah senyawa eter yang paling sederhana dengan
rumus kimia CH3OCH3. Dikenal juga sebagai methyl ether atau wood ether atau
methoxymethane. DME merupakan gas tak berwarna yang telah banyak

digunakan dalam pemakaian sistem pendinginan. Struktur molekul dimetil eter


menurut Solomons adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Rumus Struktur Dimetil Eter


a. Sifat Fisik

Boiling point
Liquid density
Heat of Vaporization
Vapor pressure
Bentuk
Warna

: 247,9 K
: 0,67 g/cm3
: 467 kJ/kg
: 6.1 atm (abs)
: Gas (pada kondisi ruang)
: Tidak berwarna

b. Sifat Kimia
Sifat kimia dimetil eter :
1. Dimetil eter bereaksi dengan karbon monoksida dan air menjadi
asam.
CH3OCH3 + H2O + CO 2CH3COOH
2. Bereaksi dengan sulfur trioksida membentuk dimetil sulfat.
CH3OCH3 +SO3 (CH3)2SO4
3. Dengan reaksi oksidasi dimetil eter akan menghasilkan
formaldehid.
CH3OCH3 + O2 2CH2O + H2O
KEGUNAAN DME
Dimetil eter (DME) merupakan salah satu sumber energi alternatif
pengganti butana dan propana sebagai pengisi LPG. Dimetil eter tergolong bahan

alternatif yang dapat diperbaharui dan dapat digunakan untuk mesin diesel serta
kompor gas sebagai bahan bakar rumah tangga. Dimetil eter juga dapat digunakan
sebagai aerosol propellant untuk menggantikan chloroflourocarbon yang
diketahui dapat merusak lapisan ozon di atmosfer. Dimetil eter juga digunakan
sebagai salah satu bahan pendorong dalam industri parfum, obat pembasmi
nyamuk, foam (sabun pencukur kumis bagi pria), pengharum ruangan, colognes,
hair sprays, personal care mousses, antiperspirants, room air fresheners.
BAHAN BAKU PEMBUATAN DME
Bahan baku pembuatan DME dapat bersumber dari :
1.
2.
3.
4.

Batu bara
Natural gas
Methanol
Biomassa
Pada umumnya reaksi yang terjadi dari pembuatan DME adalah sintesa

methanol, lalu dilanjutkan dengan dehidrasi methanol menjadi DME, reaksinya


sebagi berikut :
1. Sintesa Methanol
CO + 2H2 CH3OH
CO2 + 3H2 CH3OH + H2O
2. Dehidrasi methanol
2CH3OH CH3OCH3 + H2O

TEKNOLOGI PROSES PEMBUATAN DME


Secara garis besar terdapat 2 teknologi pada sintesa DME, yaitu Proses
Tidak Langsung (Two Step Process) dan Proses Langsung (One Step Process).
Berikut ini adalah penjelasan mengenai 2 teknologi tersebut.
A. Proses Tidak Langsung (Two Step Process)
Two Step Process merupakan proses konvensional pada proses sintesa
DME. Dikatakan konvensional karena proses ini sudah lama eksis dan banyak

digunakan di dunia perindustrian. Berikut adalah beberapa perusahaan yang


menjadi Licensor

teknologi ini, diantaranya adalah Haldor Topsoe, Lurgi,

Mitshubishi Gas Chemical (MGC), Toyo Engineering Coorporation (TEC) dan


Uhde. Proses ini dikatakan Two Step karena memliki 2 tahap sintesa reaksi, yaitu
sintesa methanol kemudian diikuti dengan sintesa DME. Berikut adalah Block
Process Diagram sederhana untuk menggambarkan teknologi proses Two Step
Process :

Gambar 1 Block Process Diagram Two Step Process


Pertama feedstock (natural gas or coal or biomass) di konversi didalam
reformer menjadi gas H2 dan CO, kemudian sintesa gas (H 2 dan CO) yang
dihasilkan masuk kedalam reaktor sintesa methanol. Reaktor sintesa methanol
yang digunakan adalah isothermal tubular reactor dengan katalis yang umum
digunakan pada reaktor ini adalah copper based (menggunakan bahan dasar
tembaga). Kondisi operasi di dalam reaktor memiliki temperature reaksi 180-270
0

C dan tekanannya sebesar 8-10 MPa. Konversi total yang dapat dihasilkan adalah

64% (Pacific Northwest National Laboratory, 2013). Produk methanol yang telah
di sintesa masuk kedalam reaktor dehidrasi methanol. Disini peran katalis juga
sangat berpengaruh dalam proses sintesa DME yang dihasilkan. Katalis yang
umum digunakan adalah -Al2O3. Kondisi operasi di dalam reaktor dehidrasi
methanol ini memiliki rentang temperatur reaksi 250-4500C dan rentang tekanan
reaksi di dalam reaktor 1-30 bar. Konversi DME yang dapat dihasilkan 75-82%
(US Patent 0220804, 2012).

Berikut adalah process flow diagram perusahaan Toyo Engineering


Coorporation (TEC) :

Gambar 2 . PFD Two Step Process by TEC


Salah satu kelebihan dari proses ini adalah proses ini tidak diwajibkan untuk
mematuhi aturan memulai prosesnya dengan mensintesa gas H 2 dan CO2 sebagai
syngas terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan sintesa methanol dan dehidrasi
methanol. Proses dehidrasi methanol atau sintesa DME dapat langsung dilakukan
dengan cara menyediakan feedstock crude / fine methanol yang memadai sesuai
kapasitas DME yang ingin diproduksi. Keuntungan yang dapat diperoleh dengan
cara ini adalah jumlah alat mejadi lebih sedikit, sehingga berdampak pada low
capital investment dan low operational cost. Cara ini bisa dilakukan jika dalam
perhitungan didapatkan bahwa total biaya / cost peyediaan feedstock crude / fine

methanol lebih rendah dibandingkan dengan pengadaan alat-alat untuk proses


sintesa methanol itu sendiri.
Berikut ini adalah process flow diagram dehidrasi methanol dari Haldor
Topsoe :

Gambar 3. PFD MeOH Dehydration by Haldor Tapsoe


B. Proses Langsung (One Step Process)
Secara umum proses di awal One Step Process sama dengan Two Step
Process yaitu sintesa gas H2 dan CO dengan reformer dari feedstock (natural gas
or coal or biomass) yang tersedia. Namun terdapat perbedaan yang mendasar
antara Two Step Process dengan One Step Process, yaitu adalah jumlah
reaktornya. Pada Two Step Process memiliki 2 reaktor, yaitu reaktor untuk sintesa
methanol dan reaktor dehidrasi methanol / sintesa DME. Sedangkan pada One
Step Process hanya memiliki 1 reaktor saja, dimana di dalam 1 reaktor ini terjadi
sintesa methanol sekaligus sintesa DME. Jadi, dapat dikatakan reaktor ini
memiliki 2 fungsi sekaligus (bifunctional). Oleh sebab itu, proses teknologi ini
sedang banyak dilakukan pengkajian dan pengembangan, khususnya pada

katalisnya karena katalis sangat berperan penting didalam reaktor ini. Salah satu
kelebihan dari proses ini adalah tidak menggunakan banyak alat jika dibandingkan
dengan Two Step Process, sehingga berdampak kepada low investment dan low
operational cost.
Proses teknologi ini belum lama dipatenkan dan baru dioperasikan pada
skala pilot plant. Beberapa perusahaan yang menjadi Licensor dari teknologi ini
diantaranya adalah Haldor Tapsoe, Korea Gas Coorporation (Kogas) dan
konsorium DME development CO. yang dipimpin JFE Holdings dengan basis
feedstock syngas dari sumber yang bervariasi mulai dari gas alam, batubara
hingga biomass.
Berikut adalah Block Process Diagram sederhana untuk menggambarkan
teknologi proses One Step Process :

Gambar 4. Block Process Diagram One Step Process


Di atas telah dijelaskan secara singkat tentang One Step Process
dimana sintesa methanol dan DME terjadi di dalam 1 reaktor saja.
Reaktor yang umum digunakan pada proses ini adalah Fluidized Bed
Slurry Phased Reactor dengan katalis Cu-ZnO-Al2O3 / ZSM5. Kondisi
operasi yang terjadi di dalam reaktor ini memiliki temperatur reaksi
240-2800C dan tekanan 5 MPa serta konversi yang dapat dihasilkan
pada one through pass sebesar 50%.
Berikut ini adalah process flow diagram JFE Holdings yang
menggunakan teknologi One Step Process :

Gambar 5. PFD One Step Process by JFE Holdings


Berikut ini adalah perbandingan antara One Step Process dengan Two
Step Process :

Tabel 1. Perbandingan One Step Process dan Two Step Process


Parameters
Tekanan (MPa)
Temperatur
(0C)
Konversi (%),
One through
By-product
Reactor

One Step
Process

Two Step Process


Sintesa
Dehidrasi

5
240-280

Methanol
8-10
180-270

Metanol
1-3
250-450

50

38

75-82

CO2
Fluidized Bed,

Fixed Bed

Water
Fixed Bed

Slurry Phased

TEKNOLOGI YANG DIUSULKAN

Dari berbagai macam proses di atas, proses yang paling ideal adalah
menggunakan Two Step Process dengan metode Mitsubishi Gas Chemical yang
menggunakan bahan baku utama methanol.
Konversi yang tinggi, Konversinya mencapai 75-82 %
Penanganan limbah lebih mudah karena limbah yang dihasilkan ramah
lingkungan.
Biaya investasi total labih kecil dibanding One Step Process.
Proses yang lebih mudah dan banyak diterapkan oleh industry DME
dunia.
Deskripsi Proses
Proses produksi DME dengan dehidrasi katalitik dari bahan baku metanol
mentah (crude methanol) diawali proses evaporasi (fasa cair menjadi gas), yaitu
dengan mengalirkan methanol mentah (crude methanol) menuju methanol preheater dengan 2 heat exchanger. E-201 hanya digunakan untuk merubah fasa
menjadi gas. Sedangkan E-202 digunakan untuk menyetel (adjustment)
temperatur dan tekanan reaksi sebelum masuk ke dalam reaktor. Rentang
pengaturan temperatur rekasi mulai dari 2500C sampai 4500C. Rentang pengaturan
tekanan reaksi mulai dari 1 bar sampai 30 bar. Jenis Reaktor (R-201) yang
digunakan adalah jenis fix bed. Katalis yang digunakan adalah -Al2O3. Reaksi
yang terjadi di dalam reaktor dapat di tuliskan sebagai berikut :
2CH3OH

CH3OCH3 + H2O

Berikut ini adalah persamaan laju reaksinya :


-rmethanol = k0 exp(-E0 /RT) pmethanol
Dimana k0= 1.21 x 10

kmol/(m3cat.h.kpa), E0= KJ/mol, Pmethanol =

tekanan parsial methanol (kpa). Rentang nilai konversi yang dapat dicapai adalah
75-82%.

Setalah proses dehidrasi katalitik yang terjadi di dalam reaktor (R-201)


keluarannya berisi campuran antara DME, air dan methanol yang tidak
terkonversi. Campuran ini kemudian dipisahkan dalam kolom distilasi T-201 dan
T-202. Kolom distilasi T-201 digunakan untuk memisahkan DME ( sebagai main
product) dengan methanol dan air . Kemudian kolom distilasi T-202 digunakan
untuk memisahkan anatara methanol (untuk di-rcycle) dengan air.
Berikut process flow diagram pembuatan DME :

Gambar 6. process flow diagram pembuatan DME

Spesifikasi Bahan baku


Metanol

Metanol adalah bentuk paling sederhana dari alkohol yang biasa


digunakan sebagai pelarut. Rumus kimia dari Metanol adalah CH3OH
dan dikenal dengan nama lain yaitu metil alkohol, metal hidrat, metil
karbinol, wood alkohol atau spiritus. Pada keadaan atmosfer metanol
berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna,
mudah terbakar dan beracun dengan bau yang khas.

Gambar 2. Rumus Struktur Methanol


a. Sifat Fisik

Rumus Molekul
Wujud pada 1 atm 25 C
Berat Molekul
Titik Didih
Titik Beku
Densitas
Viskositas

: CH3OH
: Cair, tidak berwarna
: 32 g/mol
: 64,7 C
: -97 C
: 0,79 g/cm3
: 0,541 cP

b. Sifat Kimia
Metanol adalah gugus alifatik yang paling sederhana,
reaktifitasnya ditentukan oleh gugus hidroksil. Reaksi dengan
methanol terjadi melalui pecahnya ikatan C-O atau C=H dan
bercirikan reaksi substitusi gugus H dan OH.

1. Dehidrogenasi
Pelepasan unsur hydrogen dengan bantuan katalis Ag.
2CH3OH
2. Reaksi Esterifikasi

2CH2OH + H2

Pembentukan senyawa ester dengan jalan mereaksikan


methanol dengan senyawa asam organic, misal pada reaksi
pembentukan metil salisilat.
CH3OH + C7H6O3
C8H8O3 + H2O
3. Reaksi substitusi
Reaksi antara methanol dengan senyawa halide, missal pada
pembentukan metil klorida.
CH3OH + HCl

CH3Cl + H2O

PENANGAN LIMBAH
Limbah yang dihasilkan adalah air yang berasal dari proses, kemudian
akan diproses pada unit Waste water treatment sebelum dibuang kelingkungan.

Daftar Pustaka
[1] Boedoyo, M. Sidik., 2010. Kajian Pemanfaatan Dimethyl Ether Sebagai
Bahan Bakar Pada Mesin Diesel. Bid Sumber Energi Baru dan Terbarukan,
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta.

[2] Mitschke, et al., 2012. Manufacture of Dimethyl Ether From Crude


Methanol Patent Application Publication. Pub. No US 2012/0220804 A1, United
States.
[3] Park, Sang-Eon., 2012. DME Process, Kogas. Lab. Of Nano-Green
Catalysis, Inha University Incheon, Korea.
[4] Ishiwada, Akira., 2008. Chemicals From Natural Gas and MGCs Activity in
That Field. Mitsubishi Gas Chemical Co., Inc. Japan.
[5] Stahlschmidt, et al., 2010. Synthesis Routes via Methanol and DME.
Technische Universitat Bergakademie Freiberg, Berlin, Germany.
[6] Turton, R., Bailie R.C., Whiting, W.B., 2009, Ana;ysis, Synthesis, and
Design and Economics. John Wiley & Sons Inc., New York.
[7] Felder, R, M. And R. W. Rousseau., 2005. Elementary Principles of
Chemical Process (3rd ed). Wiley, New york.
[8] Perry, R.H. Green, D. W., 1984, Perrys Chemical Engineers Handbook, 6
ed., Mc Graw Hill Book Co., Singapore.
[9] Yaws, C.L., 1999, Chemical Properties Handbook Physical, Thermodynamic,
Enviromental, Transport, Safety, and Health Related Properties For Organic and
Inorganic Chemicals. Mc Graw Hill Book Companies, Inc., New York.

Anda mungkin juga menyukai