1
berwarna yang mempunyai sifat menyerupai propana (C3Hs) dan LPG.
Sedangkan pada kondisi suhu ambient dengan tekanan 6 atm atau pada tekanan
atmosfer dengan suhu -25°C berwujud cairan tidak berwarna yang dapat
diangkut dan disimpan dalam tangki pada suhu rendah seperti LPG. Dimethyl
ether sangat mudah terbakar, tanpa menimbulkan jelaga dalam kondisi apapun
karena atom oksigen yang terdapat dalam molekul. Meskipun Dimethyl ether
memiliki nilai kalor lebih rendah daripada LNG (kcal/kg), namun memiliki nilai
kalor yang sama dengan LNG per unit volume cairan mendidih. Dimethyl ether
juga merupakan bahan kimia tidak beracun atau senyawa yang tidak
mengandung sulfur (S) dan nitrogen (N) sehingga emisi (SOx, NOx, partikulat
dan jelaga) jauh lebih rendah daripada diesel dan tidak merusak lapisan ozon.
Saat ini dimethyl ether sedang diproyeksikan sebagai salah satu sumber bahan
bakar alternatif ramah lingkungan, yang dapat dihasilkan dari syngas berbagai
sumberdaya energi, seperti batubara, biomasa dan gas alam. Beberapa
kelebihan dimethyl ether sebagai bahan bakar :
ramah lingkungan
2
MeOH dalam reaktor terpisah disintesa menjadi dimethyl ether. Pemanfaatan
sumberdaya energi tersebut berarti telah meningkatkan nilai ekonomisnya dan
sebagai salah satu upaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar
rninyak sekaligus memecahkan masalah pencemaran lingkungan. Ditinjau dari
perbandingan harga bahan bakar, dimethyl ether masih kompetitif dibandingkan
LPG maupun bahan bakar diesel. Pada basis kesetaraan energi, biaya produksi
dimethyl ether lebih rendah daripada diesel.
3
(Ogawa, 2003)
Reaksi :
2 CH3OH CH3OCH3 + H2O ................................................................... (3)
Kerugian :
- Suhu operator tinggi.
(Ogawa, 2003)
4
mempunyai titik didih yang berdekatan dengan LPG, sehingga dimethyl ether
mudah dicairkan seperti LPG (BPPT, 2009).
Di China, pabrik dimethyl ether komersial dengan kapasitas 30 ton per hari
(10.000 ton/tahun) telah dibangun oleh Lituanhua Group Incorporation dengan
lisensi teknologi dari Toyo Engineering Japan dan dioperasikan pada bulan
Agustus 2003. Atas dasar keberhasilan ini, telah dilanjutkan pembangunan
lainnya dengan kapasitas yang lebih besar (110.000 ton per tahun) dan telah
dioperasikan pada akhir tahun 2005. Pada Desember 2006, China
menandatangani kerjasama antara Lituanhua Group dan Toyo Engineering
untuk pembangunan dimethyl ether plant dengan kapasitas 1 juta ton per tahun
di Provinsi Mongolia, yang akan menjadi kilang dimethyl ether terbesar di
dunia.
Konsumsi dimethyl ether di China saat ini diperkirakan mencapai 120.000
ton per tahun, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan aerosol propellant, bahan
baku industri kimia, dan sebagian kecil digunakan untuk bahan bakar rumah
tangga di-blending (campuran) antara dimethyl ether dengan LPG. Di Jepang,
konsumsi dimethyl ether mencapai 10.000 ton per tahun, sebagian besar sebagai
untuk aerosol propellant pada hair spray atau deodorant. Karena sifat dan
kualitasnya yang hampir sama dengan LPG, Pemeritah Jepang merencanakan
untuk mensubsitusi sebagian pemakaian LPG dengan dimethyl ether.
Pemerintah Swedia, bersama Swedish Energy Agency, tengah melakukan
penelitian pengembangan mesin diesel dimethyl ether sebagai pengganti solar
(gas oil) dan dijadwalkan akan selesai pada tahun 2010. Perusahaan otomotif
Swedia, Volvo, telah mengembangkan mesin diesel dimethyl ether untuk bus
dan truk dan saat ini telah memasuki tahap pembuatan mesin diesel DME
generasi ketiga. Demikian juga Nissan dari Jepang dengan proyek mesin diesel
dimethyl ether, 6900cc tipe PW 25A dimethyl ether untuk kendaraan berat.
5
Tabel 1. Produksi Dimethyl Ether Dunia
Kapasitas
Unit
(Ton/Tahun)
13.000
China (Various)
110.000
6
DAFTAR PUSTAKA