Anda di halaman 1dari 7

1.

Pengertian Dimethyl Ether


Dimethyl ether (DME) merupakan senyawa eter yang
paling sederhana. Senyawa eter adalah senyawa karbon
dengan rumus molekul CnH2n+2O, dan rumus molekul
dimethyl ether adalah (CH3)2O dengan berat molekul 46,069
( Perry’s, 1999). Dalam wujud cair, dimethyl ether menjadi lebih mudah dan
aman untuk dipindahkan. Dimethyl ether disintesiskan dari metanol yang dapat
diproduksi dari bahan baku biomassa. Dimethyl ether termasuk bahan bakar
ramah terhadap lingkungan, karena senyawa kimianya sudah bersih dari unsur
sulfur dan nitrogen, sehingga emisinya lebih rendah dan tidak bersifat korosif.
Dimethyl ether (DME) adalah senyawa ether paling sederhana dengan rumus
kimia CH3OCH3 dikenal sebagai pelarut organik dan media ekstraksi dalam
bentuk cairan aerosol yang tak berwarna untuk keperluan industri propellant.
2. Kegunaan Dimethyl Ether

Gambar 1. Alokasi Penggunaan DME dunia

Kegunaan utama dimethyl ether, yaitu sebagai gas pendorong (propellant),


solven, extraction agen, refrigerant. Penggunaan dimethyl ether sebagai gas
pendorong (propellant) dalam industri parfum, obat pembasmi nyamuk,
personal care (hair sprays, foams, shaving cream, antiperspirants), colognes,
room air fresheners, bahan pendingin makanan, industri coating, paints dan
finishes maupun otornotif lebih banyak dibandingkan sebagai refrigerant (Grant,
1987). Pada kondisi suhu lingkungan dan tekanan atmosfer berwujud gas tak

1
berwarna yang mempunyai sifat menyerupai propana (C3Hs) dan LPG.
Sedangkan pada kondisi suhu ambient dengan tekanan 6 atm atau pada tekanan
atmosfer dengan suhu -25°C berwujud cairan tidak berwarna yang dapat
diangkut dan disimpan dalam tangki pada suhu rendah seperti LPG. Dimethyl
ether sangat mudah terbakar, tanpa menimbulkan jelaga dalam kondisi apapun
karena atom oksigen yang terdapat dalam molekul. Meskipun Dimethyl ether
memiliki nilai kalor lebih rendah daripada LNG (kcal/kg), namun memiliki nilai
kalor yang sama dengan LNG per unit volume cairan mendidih. Dimethyl ether
juga merupakan bahan kimia tidak beracun atau senyawa yang tidak
mengandung sulfur (S) dan nitrogen (N) sehingga emisi (SOx, NOx, partikulat
dan jelaga) jauh lebih rendah daripada diesel dan tidak merusak lapisan ozon.
Saat ini dimethyl ether sedang diproyeksikan sebagai salah satu sumber bahan
bakar alternatif ramah lingkungan, yang dapat dihasilkan dari syngas berbagai
sumberdaya energi, seperti batubara, biomasa dan gas alam. Beberapa
kelebihan dimethyl ether sebagai bahan bakar :

 mudah ditransportasikan dan disimpan

 ramah lingkungan

 memiliki efisien dan performa yang bagus

 dapat digunakan untuk berbagai macam aplikasi

3. Cara Mensintesis Dimethyl Ether dari Sumberdaya Terbarukan dan Tak


Terbarukan
Proses pembuatan dimethyl ether ada dua cara yaitu proses secara langsung
(direct process) dan proses tidak langsung (indirect process). Proses langsung
adalah proses pembentukan syngas (H2+CO) yang dapat dihasilkan melalui
proses gasifikasi batubara/ biomasa atau proses oksidasi parsial gas alam ,
kemudian disintesa menjadi dimethyl ether. Sedangkan proses tidak langsung
adalah proses yang diawali dengan pembuatan MeOH, diikuti dengan dehidrasi

2
MeOH dalam reaktor terpisah disintesa menjadi dimethyl ether. Pemanfaatan
sumberdaya energi tersebut berarti telah meningkatkan nilai ekonomisnya dan
sebagai salah satu upaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar
rninyak sekaligus memecahkan masalah pencemaran lingkungan. Ditinjau dari
perbandingan harga bahan bakar, dimethyl ether masih kompetitif dibandingkan
LPG maupun bahan bakar diesel. Pada basis kesetaraan energi, biaya produksi
dimethyl ether lebih rendah daripada diesel.

Secara umum sintesis senyawa eter dilakukan dengan dehidrasi senyawa


golongan alkohol. Ada dua macam metode sintesis dimetil eter yang dipakai di
industri, yaitu dehidrasi metanol dengan katalis asam sulfat dan proses dehidrasi
metanol dengan direct contact dengan katalis alumina.
a. Dehidrasi Metanol dengan Katalis Asam Sulfat
Prosesnya adalah metanol cair diuapkan kemudian dilewatkan pada reaktor
yang telah terisi katalisator H2SO4 pada suhu 125-140°C dan tekanan 2 atm.
Campuran produk keluar reaktor yang terdiri dari dimetil eter, air dan metanol
dilewatkan ke scrubber, campuran produk keluar reaktor yang terdiri dari
dimetil eter, metanol dan air kemudian dimurnikan dengan proses distilasi.
Reaksi :
CH3OH CH3HSO4 + H2O........................................................................ (1)
CH3OH + CH3HSO4 CH3OCH3 + H2SO4................................................ (2)
Kentungan :
- Suhu dan tekanan operasi reaktor relatif rendah.
Kerugian :
- Peralatan yang digunakan lebih banyak.

- Menggunaakan asam sulfat yang berfsifat korosif sehingga diperlukan


peralatan dengan bahan konstruksi yang tahan terhadap korosi yang harganya
lebih mahal.

- Konversinya rendah, yaitu : 45%.

3
(Ogawa, 2003)

b. Dehidrasi Metanol Secara Direct Contact dengan Katalis Alumina


Proses kontak langsung (direct contac) antara metanol dengan katalis
alumina (Al2O3) disebut juga dengan metode Sendereus. Reaksi dilakukan pada
suhu 250-400°C dalam fase vapour atau gas. Dengan demikian secara teoritis
gas metanol dikontakkan secara langsung dengan katalis Al2O3 (padat) dalam
fixed bed reactor pada suhu tinggi.

Reaksi :
2 CH3OH CH3OCH3 + H2O ................................................................... (3)

Selanjutnya dimetil eter yang terbentuk dimurnikan dengan distilasi, yaitu


untuk memisahkan dimetil eter dengan pengotor lain (H2O dan metanol) yang
masih tersisa dalam reaksi.
Keuntungan :
- Prosesnya sederhana, peralatan yang dipergunakan sedikit.

- Biaya investasi untuk peralatan yang dipergunakan sedikit.

- Konversinya tinggi, yaitu >75%.

Kerugian :
- Suhu operator tinggi.

(Ogawa, 2003)

4. Berbagai Negara yang Sudah Menggunakan Dimethyl Ether


Saat ini beberapa negara telah menggunakan dimethyl ether sebagai bahan
bakar alternatif untuk substitusi LPG. Karena sifat dimethyl ether yang hampir
sama dengan LPG, yaitu berwujud gas dalam kondisi ruang dan

4
mempunyai titik didih yang berdekatan dengan LPG, sehingga dimethyl ether
mudah dicairkan seperti LPG (BPPT, 2009).

Di China, pabrik dimethyl ether komersial dengan kapasitas 30 ton per hari
(10.000 ton/tahun) telah dibangun oleh Lituanhua Group Incorporation dengan
lisensi teknologi dari Toyo Engineering Japan dan dioperasikan pada bulan
Agustus 2003. Atas dasar keberhasilan ini, telah dilanjutkan pembangunan
lainnya dengan kapasitas yang lebih besar (110.000 ton per tahun) dan telah
dioperasikan pada akhir tahun 2005. Pada Desember 2006, China
menandatangani kerjasama antara Lituanhua Group dan Toyo Engineering
untuk pembangunan dimethyl ether plant dengan kapasitas 1 juta ton per tahun
di Provinsi Mongolia, yang akan menjadi kilang dimethyl ether terbesar di
dunia.
Konsumsi dimethyl ether di China saat ini diperkirakan mencapai 120.000
ton per tahun, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan aerosol propellant, bahan
baku industri kimia, dan sebagian kecil digunakan untuk bahan bakar rumah
tangga di-blending (campuran) antara dimethyl ether dengan LPG. Di Jepang,
konsumsi dimethyl ether mencapai 10.000 ton per tahun, sebagian besar sebagai
untuk aerosol propellant pada hair spray atau deodorant. Karena sifat dan
kualitasnya yang hampir sama dengan LPG, Pemeritah Jepang merencanakan
untuk mensubsitusi sebagian pemakaian LPG dengan dimethyl ether.
Pemerintah Swedia, bersama Swedish Energy Agency, tengah melakukan
penelitian pengembangan mesin diesel dimethyl ether sebagai pengganti solar
(gas oil) dan dijadwalkan akan selesai pada tahun 2010. Perusahaan otomotif
Swedia, Volvo, telah mengembangkan mesin diesel dimethyl ether untuk bus
dan truk dan saat ini telah memasuki tahap pembuatan mesin diesel DME
generasi ketiga. Demikian juga Nissan dari Jepang dengan proyek mesin diesel
dimethyl ether, 6900cc tipe PW 25A dimethyl ether untuk kendaraan berat.

5
Tabel 1. Produksi Dimethyl Ether Dunia
Kapasitas
Unit
(Ton/Tahun)

Shell/RWE (Germany) 60.000

Hamburg DME Co, Germany 10.000

Arkosue Co, Holland 10.000

Dupont, West Virginia 15.000

Australia (Various) 10.000

Taiwan (Various) 15.000

Japan (Various) 10.000

13.000
China (Various)
110.000

Sumber: (Ogawa, 2003)

6
DAFTAR PUSTAKA

Chumaidi, A., Moentamaria, D, & Murdani,A. (2016). Dehidrasi Metanol


Menjadi Dimetil Eter Dengan Memodifikasi Katalis CuO-ZnO/-Al2O3.
Skripsi Penelitian, Politeknik Negeri Malang, Volume-8.
Grant, August E., Meadows, Jennifer H. (eds.) 1987. Communication
Technology Update and Fundamental. Eleventh Edition. Boston: Focal
Press (AG).
Ogawa Y, et al. The Journal Of Sinthesys Dimethyl Ether 2003; 102.
Perry, R.H. and Green, D.W., 1999, Perry’s Chemical Enginers’ Handbook, 7th
edition, McGraw Hill Book Company, Singapore.

Anda mungkin juga menyukai